Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang kedokteran gigi, khususnya bidang periodonsia, dikenal istilah perawatan non bedah periodontal. Perwatan non bedah periodontal yang disebut juga terapi fase I atau terapi inisial adalah terapi dengan cara menghilangkan beberapa faktor etiologi yang mungkin terjadi tanpa melakukan tindakan bedah periodontal atau melakukan perawatan restoratif dan prostetik. Tujuan utama perawatan periodontal tidak hanya menghentikan penyakit periodontal, tetapi juga menggantikan bagian jaringan penyangga yang mengalami kerusakan). Keberhasilan perawatan periodontal sangat bergantung kepada kesempurnaan dalam menghilangkan keradangan gingiva, perdarahan gingiva, mengurangi kedalaman poket, menghentikan proses infeksi, menghentikan pembentukan pus, menghentikan kerusakan jaringan lunak dan tulang, mengurangi kegoyangan gigi, memperbaiki fungsi oklusi, memperbaiki jaringan yang mengalami 1
30

93038947-laptutketuku

Oct 21, 2015

Download

Documents

Aulia Mursyida

g
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 93038947-laptutketuku

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bidang kedokteran gigi, khususnya bidang periodonsia, dikenal

istilah perawatan non bedah periodontal. Perwatan non bedah periodontal

yang disebut juga terapi fase I atau terapi inisial adalah terapi dengan cara

menghilangkan beberapa faktor etiologi yang mungkin terjadi tanpa

melakukan tindakan bedah periodontal atau melakukan perawatan restoratif

dan prostetik.

Tujuan utama perawatan periodontal tidak hanya menghentikan

penyakit periodontal, tetapi juga menggantikan bagian jaringan penyangga

yang mengalami kerusakan). Keberhasilan perawatan periodontal sangat

bergantung kepada kesempurnaan dalam menghilangkan keradangan gingiva,

perdarahan gingiva, mengurangi kedalaman poket, menghentikan proses

infeksi, menghentikan pembentukan pus, menghentikan kerusakan jaringan

lunak dan tulang, mengurangi kegoyangan gigi, memperbaiki fungsi oklusi,

memperbaiki jaringan yang mengalami kerusakan, mencegah rekurensi

penyakit, serta mengurangi hilangnya gigi-geligi. Serta dapat meramalkan

regenerasi jaringan periodontium pada sisi yang mengalami kerusakan.

Regenerasi yang diharapkan antara lain terbentuknya sementum, ligamentum

periodontal dan tulang alveolar. Proses regenerasi jaringan, perbaikan

jaringan, pembentukan perlekatan baru, merupakan aspek yang terdapat pada

proses penyembuhan setelah perawatan periodontal. Regenerasi jaringan

periodontium merupakan proses fisiologis yang terus berlanjut.

Dari penjelasan tersebut, kita diharapkan bisa mengetahui fase-fase

dalam terapi periodontal, perawatan yang dilakukan pada terapi periodontal

1

Page 2: 93038947-laptutketuku

fase I, pengertian dan dasar pemikiran (indikasi/kontraindikasi) scaling dan

root planning, evaluasi (respon jaringan) setelah dilakukan perawatan non

bedah periodontal, serta pengendalian faktor etiologi sekunder. Sehingga

nantinya kita dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah kita dapatkan

secara praktek dengan cara yang tepat kepada masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa sajakah fase-fase dalam terapi periodontal?

2. Apa sajakah perawatan yang dilakukan pada terapi periodontal fase I?

3. Bagaimanakah pengertian dan dasar pemikiran (indikasi/kontraindikasi)

scaling dan root planning?

4. Bagaimanakah evaluasi (respon jaringan) setelah dilakukan perawatan non

bedah periodontal?

5. Bagaimanakah pengendalian faktor etiologi sekunder?

1.3 Tujuan

1. Mampu menjelaskan mengenai fase-fase dalam terapi periodontal.

2. Mampu menjelaskan perawatan yang dilakukan pada terapi periodontal fase I.

3. Mampu menjelaskan pengertian dan dasar pemikiran (indikasi/

kontraindikasi) scaling dan root planning.

4. Mampu menjelaskan evaluasi (respon jaringan) setelah perawatan non bedah

periodontal.

5. Mampu menjelaskan pengendalian faktor etiologi sekunder.

2

Page 3: 93038947-laptutketuku

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan utama perawatan periodontal tidak hanya menghentikan penyakit

periodontal, tetapi juga menggantikan bagian jaringan penyangga yang mengalami

kerusakan. Keberhasilan perawatan periodontal sangat bergantung pada

kesempurnaan dalam menghilangkan keradangan gingiva, perdarahan gingiva,

mengurangi kedalaman poket, menghentikan proses infeksi, menghentikan

pembentukan pus, menghentikan kerusakan jaringan lunak dan tulang, mengurangi

kegoyangan gigi, memperbaiki fungsi oklusi, memperbaiki jaringan yang mengalami

kerusakan, mencegah rekurensi penyakit, serta mengurangi hilangnya gigi-geligi.

Perawatan periodontal meliputi beberapa fase yang saling berhubungan yaitu

fase preliminary, fase 1, evaluasi respon fase 1, fase 2, fase 3, evaluasi respon fase 3,

dan fase 4. Fase preliminary terdiri dari perawatan kasus darurat periodontal dan

pencabutan gigi dengan progonis tidak ada harapan untuk dipertahankan. Terapi fase

I (fase etiotropik) merupakan perawatan periodontal yang tidak melibatkan bedah,

terdiri dari DHE, skaling, root planning, koreksi restorasi dan protesa yang

mengiritasi, terapi antimikrobial (lokal atau sistemik), dan terapi oklusal

(penyelarasan oklusal). Evaluasi respons fase I terdiri dari pengecekan kembali

kedalaman saku dan inflamasi gingival, plak, kalkulus dan karies. Terapi fase II (fase

bedah) terdiri dari bedah periodontal, perawatan saluran akar. terapi fase III (fase

restoratif) terdiri dari restorasi final, gigi tiruan cekat dan lepasan. Evalusi respons

terhadap fase 3 teriri dari pemeriksaan periodontal. Terapi fase IV (fase

pemeliharaan / terapi periodontal suportif) terdiri dari kunjungan berkala,

pengkntrolan plak dan kalkulus.

3

Page 4: 93038947-laptutketuku

Terapi Periodontal Fase 1

Fase I yaitu fase terapi inisial, merupakan fase dengan cara menghilangkan beberapa

faktor etiologi yang mungkin terjadi tanpa melakukan tindakan bedah periodontal

atau melakukan perawatan restoratif dan prostetik.

Beberapa prosedur yang dilakukan pada fase I :

Memberi pendidikan pada pasien tentang kontrol plak, Scaling dan root planning

Perawatan karies dan lesi endodontic

Menghilangkan restorasi gigi yang over kontur dan over hanging

Penyesuaian oklusal (occlusal ajustment)

Splinting temporer

Perawatan ortodontik

Evaluasi respon terapi fase I, koreksi terhadap deformitas anatomikal seperti

poket periodontal, kehilangan gigi dan disharmoni oklusi

Pada fase I, DHE atau dental health education merupakan suatu usaha yang

dilakukan oleh para petugas kesehatan dan pasien atau masyarakat yang bertujuan

untuk mendapatkan keadaaan tubuh yang sehat dan rongga mulut yang sehat

khususnya. Beberapa hal yang dilakukan dalam DHE yaitu :

1. Menyajikan informasi tentang kesehatan kepada masyarakat, biasanya dengan

cara penyuluhan, dan diharapkan agar masyarakat mendapatkan pengetahuan

yang lebih banyak mengenai kesehatan gigi dan mulut sehingga menjadi awal

untuk melakukan usaha kesehatan.

2. Kontrol plak, meliputi usaha dalam membersihkan rongga mulut baik dengan

menggunakan sikat gigi, obat kumur maupun dengan dental floss. Teknik

menyikat gigi bermacam-macam di antaranya metode roll, metode bass, scrub

brush technic, charter’s technic, dan stillman Mc.Call technic

4

Page 5: 93038947-laptutketuku

Skaling adalah suatu proses dimana plak dan kalkulus di hilangkan baik dari

permukaan supraginggiva maupun subgingiva gigi. Dan tidak dimaksudkan untuk

menghilangkan atau mengurangi substansi gigi yang tertutup kalkulus.

Root planning adalah proses dimana kalkulus yang tertanam pada akar gigi

dan sebagian sementum (sementum yang nekrosis) dihilangkan dari akar gigi untuk

menghasilkan permukaan gigi yang keras, bersih dan licin.

Tujuan utama skaling dan root planning adalah untuk mengembalikan atau

memulihkan kesehatan gingiva dengan jalan menghilangkan secara menyeluruh

factor-faktor yang dapat menimbulkan inflamasi yaitu plak, kalkulus, dan sementum

yang telah berubah (tidak normal). Skaling dan root planning bukan merupakan

prosedur yang terpisah, prinsip-prinsip yang berlaku pada skaling juga berlaku untuk

root dan planning. Perbedaannya hanyalah terletak pada derajat materinya saja.

Alat atau instrumen periodontal yang dibutuhkan pada skaling dan

rootplaning ada yang manual dan ultrasonik.

1. Peralatan manual

terdiri dari 3 bagian, yakni handle (pegangan), shank (penghubung antara

handle dan blade), serta pisau (ujung kerja). Berikut macam instrumen yang

biasa digunakan :

1. Sikle

Sering digunakan untuk skaling daerah supraginggiva karena apabila

digunakan pada daerah subginggiva seringkali dapat menyebabkan

kerusakan epithelium sulkular. Desain shank yang lurus digunakan untuk

skaling anterior, sedangkan shank yang bengkok digunakan untuk skaling

anterior dan posterior.

5

Page 6: 93038947-laptutketuku

2. Kuret

Kuret mempunyai tepi ganda, pisau membentuk sendok yang

membengkok sesuai dengan bentuk permukaan gigi. Sebagian besar

permukaan dapat dijangkau dengan sepasang kuret. Karena ukuran yang

kecil dan bentuk pisaunya, kuret dapat dimasukkan ke bawah tepi gingiva

dan bila perlu dapat digunakan untuk membersihkan permukaan gigi dan

mengkuret jaringan lunak gingiva secara bergantian.

3. Hoe

Digunakan untuk meratakan dan menghaluskan permukaan akar gigi,

menghilangkan sisa-sisa kalkulus dan sementum yang rusak. Waktu

digunakan pisau diinsersikan perlahan ke bawah tepi gingia dengan

menjaga agar shank sejajar sumbu gigi; pisau kemudian ditekankan ke

permukaan gigi di apikal deposit kalkulus dan ditarik ke arah koronal

sehingga kalkulus terlepas.

4. File

Desain file serupa dengan hoe, namun kini file tidak banyak digunakan

untuk scaling dan rootplaning karena ukurannya dan menyebabkan

permukaan akar menjadi kasar. File kadang digunakan untuk

menghilangkan margin restorasi yang overhanging

5. Chisel

Digunakan untuk mendorong atau menggiring kalkulus interproksimal

yang keras, biasanya di daerah proksimal gii anterior bawah, tidak

dianjurkan untu skaling rootplaning

2. Skaler ultrasonik

Vibrasi ultrasonik, misalnya di atas kisaran pendengaran normal dapat

digunakan untuk membersihkan deposit gigi dan mengkuret jaringan lunak.

Ujung khusus yang biasanya berbentuk seperti kuret, digunakan bersama

semprotan air juga memberi efek detergen yang membantu pembersihan.

6

Page 7: 93038947-laptutketuku

Alat diaplikasikan pada gigi dengan gerak menyapu ringan. Berbeda dengan

alat manual, skaler ultrasonik digunakan tanpa disertai sensasi tactile,

sehingga perlu dijaga agar tidak terjadi tekanan yang terlalu besar. Skaler

ultrasonik dapat digunakan untuk membersihkan stain dan semen gigi. Skaler

harus digunakan dengan hati-hati untuk restorasi keramik.

(Manson, J.D. 1993. Buku Ajar Periodonti. Jakarta : Hipokrates)

7

Page 8: 93038947-laptutketuku

BAB III

PEMBAHASAN

MAPPING

8

Perawatan fase 1:

Inisial

Non bedah

Kontrol inflamasi

Perawatan fase 1:

Inisial

Non bedah

Kontrol inflamasi

PEMERIKSAAN

(anamnesa, riwayat kesehatan klinis roentgen, lab)

PEMERIKSAAN

(anamnesa, riwayat kesehatan klinis roentgen, lab)

DHE

Scalling & Root Planning

Anti Mikroba

Penatalaksanaan Oklusal dan Stabilitas

DHE

Scalling & Root Planning

Anti Mikroba

Penatalaksanaan Oklusal dan Stabilitas

EvaluasiEvaluasi

Perawatan Fase 2:

Bedah

Perawatan Fase 2:

Bedah

Persiapan Sebelum Bedah

Persiapan Sebelum Bedah

Kuretase

Gingivektomi

Operkulektomi

Kuretase

Gingivektomi

Operkulektomi

Post Bedah:

Medikasi

Instruksi

Post Bedah:

Medikasi

Instruksi

EvaluasiEvaluasi

Perawatan Fase 3:

Perawatan Periodontal Suportif

Perawatan Fase 3:

Perawatan Periodontal Suportif

PrognosaPrognosa

Dasar Pemikiran

Indikasi & Kontraindikasi

Prosedur

Dasar Pemikiran

Indikasi & Kontraindikasi

Prosedur

Page 9: 93038947-laptutketuku

3.1.1. Fase- Fase Terapi Periodontal

Perawatan periodontal meliputi beberapa fase antara lain:

1. Fase I

Adalah fase terapi inisial, merupakan fase dengan cara menghilangkan

beberapa faktor etiologi yang mungkin terjadi tanpa melakukan tindakan

bedah periodontal atau melakukan perawatan restoratif dan prostetik.

2. Fase II

Merupakan kelanjutan dari evaluasi respon terapi fase I yang berkembang

sebagai suatu hasil dari penyakit sebelumnya dan menjadi faktor

predisposisi atau rekurensi dari penyakit periodontal.

Beberapa prosedur yang dilakukan pada fase ini antara lain :

bedah periodontal untuk mengeliminasi poket dengan cara kuretase

gingiva, gingivektomi

prosedur bedah flap periodontal

rekonturing tulang (bedah tulang)

prosedur regenerasi periodontal (bone and tissue graft).

penempatan implant serta perawatan endodontik.

3. Fase III (fase restoratif)

dengan melakukan antara lain :

pembuatan restorasi tetap dan alat prostetik yang ideal untuk gigi yang

hilang

evaluasi respon terhadap terapi fase III dengan pemeriksaan

periodontal

4. Fase IV (fase pemeliharaan)

dilakukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada penyakit

periodontal sehingga perlu dilakukan kontrol periodik.

Beberapa prosedur dalam fase ini antara lain :

riwayat medis dan riwayat gigi pasien

9

Page 10: 93038947-laptutketuku

re-evalusi kesehatan periodontal setiap 6 bulan dengan mencatat skor

plak

ada tidaknya inflamasi gingiva, kedalaman poket dan mobilitas gigi

melakukan radiografi untuk mengetahui perkembangan periodontal

dan tulang alveolar tiap 3 atau 4 tahun sekali

skaling dan polishing tiap 6 bulan sekali, tergantung dari efektifitas

kontrol plak pasien dan pada kecenderungan pembentukan kalkulus,

aplikasi tablet fluoride secara topikal untuk mencegah karies.

keinginan dan kemampuan pasien dalam memelihara diri sendiri

selama fase perawatan merupakan langkah yang paling penting.

Diagram I Diagram II

10

FASE I

REEVALUASI

FASE II

Bedah periodontal

FASE III

restoratif

FASE IV

pemeliharaan

FASE I

REEVALUASI

FASE II

Bedah periodontal

FASE IV

pemeliharaan

restoratifFASE II FASE III

Page 11: 93038947-laptutketuku

Pada diagram I terlihat setelah fase 1, kemudian reevaluasi, lalu fase II,

dan seterusnya. Hal ini terjadi jika setelah perawatan fase 1, tidak

mengalami perbaikan jaringan periodontal sehingga diperlukan terapi

bedah.

Sedangkan pada diagram II terlihat setelah fase 1, reevaluasi, lalu lanjut

ke fase IV, dan seterusnya. Hal ini terjadi bila keadaan pasien setelah

dilakukan perawatan tipe I, mengalami keberhasilan, terdapat perbaikan

jaringan. Jadi, langsung lanjut pada fase IV (pemeliharaan). Namun, pada

saat pasien kembali melakukan kebiasaan buruknya atau tidak menjaga

oral higine dengan baik, maka penyakit periodontal mengalami

kekambuhan yang parah, sehingga diperlukan perawatan bedah dan atau

restoratif.

3.1.2. Dasar Pemikiran Scaling dan Root Planning

Scalling

Indikasi

1. Menghilangkan penyakit periodontal

2. Menghilangkan kalkulus supra dan subgingiva

Kontraindikasi

1. Communicable disease

- Pasien dengan communicable disease yang dapat menular melalui

aerosol seperti tubercolosis. Kerentanan terhadap infeksi.

Mengenali pasien dengan kerentanan terhadap infeksi.

- Contohnya : immunosupresif dari penyakit atau kemoterapi,

diabetes tidak terkontrol, penuaan, atau penyakit ginjal serta

transplantasi organ.

11

Page 12: 93038947-laptutketuku

2. Resiko pernafasan

- Pasien dengan resiko pernafasan. Bahan septic dan mikroorganisme

dari biofilm dan poket periodontal dapat masuk ke paru-paru.

Riwayat penyakit pulmonal kronis, termasuk asma, emphysema,

atau cystic fibrosis. Riwayat penyakit kardiovaskuler dengan

penyakit pulmonal sekunder atau gannguan pernafasan.

Kesulitan mengunyah. Pasien dengan gangguan pengunyahan atau

mulutnya mudah tersumbat.

- Contohnya : amyotropic, lateral sclerosis, paralysis, multiple

sclerosis.

3. Kondisi oral :

- Daerah terdemineralisasi : getaran ultrasonic dapat menghilangkan

lapisan tipis yang mengalami remineralisasi dari daerah yang

terdemineralisasi.

Permukaan dentin yang terbuka : struktur gigi dapat terkikis dan

menyebabkan sensitivitas, smear layer dapat dihilangkan dan

tubulus dentin terbuka, sehingga dapat meningkatkan sensitivitas

atau memperparah sensitivitas.

- Pada anak-anak :

Jaringan yang masih muda, sedang berkembang sangat sensitive

terhadap getaran ultrasonic. Gigi permanen yang baru tumbuh

masih memiliki ruang pulpa yang lebar. Getaran dan panas yang

dihasilkan alat skeler ultrasonic dapat merusak jaringan pulpa.

Rootplanning

Indikasi :

1. Nekrosis jaringan sementum

2. Kedalaman poket periodontal lebih dari 4 mm

12

Page 13: 93038947-laptutketuku

Kontraindikasi

1. Pasien yang mengalami penyakit atau kondisi keradangan dan adanya

abses

2. Kalkulus yang meluas hingga ke apikal dan mucogingival juunctional

Untuk menghilangkan dental plak dan kalkulus perlu dilakukan scalling

atau root planing, yang merupakan terapi periodontal konvensional atau

non-surgikal. Terapi ini selain mencegah inflamasi juga membantu

periodontium bebas dari penyakit. Prosedur scaling menghilangkan plak,

kalkulus, dan noda dari permukaan gigi maupun akarnya. Prosedur lain

adalah root planing, terapi khusus yang menghilangkan cementum dan

permukaan dentin yang ditumbuhi kalkulus, mikroorganisme, serta racun-

racunnya. Scalling dan root planing digolongkan sebagai deep cleaning,

dan dilakukan dengan peralatan khusus seperti alat ultrasonik, seperti

periodontal scaler dan kuret.

3.1.3. Respon Jaringan Setelah Perawatan Periodontal Non Bedah

Respon jaringan terhadap skaling yang akurat bervariasi. Ada beberapa akibat

yang mungkin terjadi:

1. Dinding poket dapat menyusut seluruhnya

Keadaan ini cenderung terjadi bila poket dangkal dan elemen inflamasi

pada dinding poket lebiih dominan daripada komponen jaringan

fibrosa. Keadaan ini biasa terlihat pada pasien muda usia dimana

dinding poket sedalam 6mm dapat menyusut seluruhnya

2. Dengan redanya inflamasi, bundle kolagen dari sitem serabut gingival

akan terbentuk kembali sehingga gingival cuffberkontraksi terhadap

permukaan gigi dan epithelium krevikular pulih serta membentuk

perlekatan epithelium panjang yang berhubungan dengan permukaan

13

Page 14: 93038947-laptutketuku

gigi melalui hemidesmosom. Jadi gingival cuff akan terbentuk yang

tidak terdukung oleh tulang. Keintegritasan cuff ini tergantung pada

panjang perlekatan, kekuatan perlekatan terhadap gigi, kekuatan

bundle kolagen dari serabut gingival dan tingkat kebersihan mulut.

Bila inflamasi akibat plak timbul kembali, cuff akan dengan cepat

kolaps.

3. Sedikit penyusutan dari dinding poket dan poket tetap ada

Keadaan ini paling sering terjadi bila poket dalam dan dindingnya

terutama terdiri dari jaringan fibrosa

4. Seringkali respon gingival merupakan kombinasi dari kemungkinan

tersebut

Derajat reduksi poket setelah skaling dan root planning harus diperiksa

sebelum ditentukan apakah perlu dilakukan perawatan operasi. Berikan

jeda waktu 6 bulan sebelum dilakukan pemeriksaan ulang untuk mengkaji

perlunya tindakan operasi.

3.1.4. Pengendalian Faktor Etiologi Sekunder

Berdasarkan peranannya dalam menimbulkan penyakit, faktor etiologi

penyakit gingival dan periodontal diklasifikasikan sebagai berikut :

Faktor etiologi primer, berupa plak dental/ plak bakteri

Faktor etiologi sekunder/ pendorong, yang mempengaruhi efek dari

faktor primer

Berdasarkan keberadaanya:

Faktor etiologi lokal/ ekstrinsik

Faktor lokal adalah faktor yang berakibat langsung pada jaringan

periodonsium; dapat dibedakan dalam dua bagian yaitu faktor iritasi

lokal dan fungsi lokal. Yang dimaksud dengan faktor lokal adalah plak

14

Page 15: 93038947-laptutketuku

bakteri sebagai penyebab utama. Faktor-faktor lainnya antara lain

adalah bentuk gigi yang kurang balk dan letak gigi yang tdak teratur,

maloklusi, malfungsi gigi, over hanging restoration dan bruksisme.

Faktor tersebut dinamakan faktor ekstrinsik karena berada di luar

jaringan periodonsium.

Faktor sistemik/ intrinsic

Faktor sistemik sebagai penyebab penyakit periodontal antara lain

adalah pengaruh hormonal pada masa pubertas, kehamilan,

menopause, defisiensi vitamin, diabetes mellitus dan lain-lain. Faktor

sistemik adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi umum pasien.

Faktor sistemik dinamakan juga faktor intrinsic karena berada dalam

tubuh pasien.

Perawatan periodontal tidak menjamin akan penyembuhan secara menyeleruh.

Kekambuhan penyakit periodontal dapat terjadi pada pasien oleh karena

beberapa factor. Pada beberapa pasien, kekambuhan sering terjadi dan pada

beberapa kasus justru terdapat tingkat keparahan yang melebihi pada saat

sebelum dilakukan perawatan.

Gejala- gejala akan terjadinya kekambuhan antara lain :

Kegoyangan gigi meningkat

Resesi gingiva

Kegoyangan gigi meningkat tanpa perubuhan Probing depth dan

radiografis

Kedalaman Probing depth meningkat (dengan atau tanpa perubahan

radiografis)

15

Page 16: 93038947-laptutketuku

Penyebab terjadinya kekambuhan tersebut merupakan etiologi sekunder,

antara lain:

o Perawatan yang kurang adekuat

o Penempatan restorasi yang kurang adekuat

o Ketidakpatuhan Pasien untuk memenuhi kunjungan periodik

Pasien tidak melanjutkan perawatan

Drg kurang menjelaskan pentingnya kontrol periodik

o Adanya kelainan sistemik yang mempengaruhi respon host

Pengendalian tersebut pada umumnya dilakukan pada fase pemeliharaan. Oleh

karena itu dokter gigi sebaiknya menyarankan pasien untuk melakukan

kunjungan periodik.

Kunjungan Periodik

Tahun pertama :

Kunjungan periodik tidak lebih 3 bulan

Tahun selanjutnya :

Dibedakan Klas A, B dan C

Tergantung keparahan periodontal

Dapat dilakukan GP atau Spesialis

16

Page 17: 93038947-laptutketuku

1. Kunjungan Periodik Tahun I

Dilakukan perawatan rutin tiap 3 bulan

1-2 bulan diindikasikan untuk pasien dengan masalah seperti:

Kasus sulit dengan komplikasi protesa, FI, ratio mahkota:akar

kurang, kekooperatifan Px meragukan

2. Kunjungan Periodik Kelas A

Dilakukan setiap 6 bulan – 1 tahun, diindikasikan untuk:

Hasil fase perawatan sempurna dan dapat dipertahankan dengan

baik

OH baik, kalkulus minimal

Tidak ada gangguan oklusi, protesa

Tidak ada poket

Tidak ada gigi dengan sisa tlg alveolar kurang dari 50%

3. Kunjungan Periodik Klas B

Dilakukan setiap 3 - 4 bulan, diindikasikan untuk:

Hasil fase perawatan baik yang dapat dipertahankan selama 1 tahun

lebih

OH buruk, pembentukan kalkulus parah

Ada kelainan sistemik

Masih terdapat poket, 20 % BOP (+)

17

Page 18: 93038947-laptutketuku

Terdapat problem oklusi, protesa, terapi ortodonsi

Terdapat gigi dengan sisa tlg alveolar kurang dari 50%

Perokok

Karies kambuhan

Tes genetik atau riwayat keluarga positif

4. Kunjungan Periodik Klas C

Dilakukan setiap 1-3 bulan, diindikasikan pada pasien:

Hasil buruk setelah perawatan periodontal

OH buruk, pembentukan kalkulus parah

Ada kelainan sistemik

Masih terdapat poket, 20 % BOP (+)

Terdapat problem oklusi, protesa, tx orto

Banyak gigi dengan sisa tulang alveolar kurang dari 50%

Perokok

Karies kambuhan

Tes genetik atau riwayat keluarga (+)

Indikasi bedah perio tp tdk dilakukan ok alasan medis, psikologis

atau finansial

18

Page 19: 93038947-laptutketuku

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan:

1. Terapi periodontal meliputi berbagai fase, antara lain:

a. Fase I yaitu fase terapi inisial, merupakan fase dengan cara

menghilangkan beberapa faktor etiologi yang mungkin terjadi tanpa

melakukan tindakan bedah periodontal atau melakukan perawatan

restoratif dan prostetik.

b. Fase II adalah kelanjutan dari evaluasi respon terapi fase I yang

berkembang sebagai suatu hasil dari penyakit sebelumnya dan menjadi

faktor predisposisi atau rekurensi dari penyakit periodontal.

c. Fase III (fase restoratif)

d. Fase IV (fase pemeliharaan) dilakukan untuk mencegah terjadinya

kekambuhan pada penyakit periodontal sehingga perlu dilakukan

kontrol periodik.

2. Terapi fase I meliputi:

a. Memberi pendidikan pada pasien tentang kontrol plak, Scaling dan

root planning

b. Perawatan karies dan lesi endodontic

c. Menghilangkan restorasi gigi yang over kontur dan over

hanging

d. Penyesuaian oklusal (occlusal ajustment)

e. Splinting temporer

Perawatan ortodontik

19

Page 20: 93038947-laptutketuku

Evaluasi respon terapi fase I, koreksi terhadap deformitas anatomikal

seperti poket periodontal, kehilangan gigi dan disharmoni oklusi

3. Respon jaringan terhadap skaling yang akurat bervariasi. Ada beberapa

akibat yang mungkin terjadi:

1. Dinding poket dapat menyusut seluruhnya

2. Dengan redanya inflamasi, bundle kolagen dari sitem serabut gingival

akan terbentuk kembali sehingga gingival cuffberkontraksi terhadap

permukaan gigi dan epithelium krevikular pulih serta membentuk

perlekatan epithelium panjang yang berhubungan dengan permukaan

gigi melalui hemidesmosom.

3. Sedikit penyusutan dari dinding poket dan poket tetap ada

4. Seringkali respon gingival merupakan kombinasi dari kemungkinan

tersebut

DAFTAR PUSTAKA20

Page 21: 93038947-laptutketuku

Manson, J.D. 1993. Buku Ajar Periodonti. Jakarta : Hipokrates.

Newman, MG dkk. 2006. Carranza’s Clinical Periodontology. Tenth edition. St

Louis : Saunders Elsevier

21