LAPORAN PRAKTIKUM PENGAWASAN MUTU MAKANAN ” STANDARD MUTU PRODUK SUSU FORMULA BAYI ” Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengawasan Mutu Makanan ynag dibimbing oleh Yohanes Kristianto, MFT Oleh : Kelompok 8 / 3A Devi Wulandari S. (0903000010) Laura Vicka S.N. (0903000024) Nur Maulidiyah (0903000027) Regina Mitasari (0903000085) Rizka Zakiyatul M. (0903000089) Triagung Yuliana (0903000039) i
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM PENGAWASAN MUTU MAKANAN
” STANDARD MUTU PRODUK SUSU FORMULA BAYI ”
Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengawasan Mutu Makanan ynag dibimbing oleh Yohanes Kristianto, MFT
Oleh :Kelompok 8 / 3A
Devi Wulandari S. (0903000010)Laura Vicka S.N. (0903000024)Nur Maulidiyah (0903000027)Regina Mitasari (0903000085)Rizka Zakiyatul M. (0903000089)Triagung Yuliana (0903000039)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI MALANG
2011
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya kepada tim penyusun sehingga dapat menyelesaikan laporan ini
dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan laporan ini juga tidak terlepas dari bimbingan dan
kerjasama berbagai pihak, diantaranya :
1) Yohanes Kristianto, MFT selaku dosen Mata Kuliah Pengawasan Mutu
Makanan yang telah memberi pengarahan dalam penyusunan laporan,
2) Teman–teman satu kelompok yang bekerja sama dalam menyelesaikan
laporan ini.
Tim penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
laporan ini, untuk itu penulis mohon kritik dan saran dari pembaca semua yang
diharapkan dapat memperbaiki laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ASI adalah merupakan makanan terbaik untuk bayi dan anak. Tetapi
menjadi masalah bila anak tidak dapat mengkonsumsi ASI dengan cukup karena
berbagai kondisi dan keadaan. Penggunaan PASI (Pengganti ASI) menjadi
alternatif yang tidak dapat dihindarkan. Orang tua sering dihadapkan pada
masalah pemilihan jenis susu formula yang tepat dan baik untuk bayi. Masalah ini
diperumit dengan semakin banyaknya susu formula yang beredar di pasaran.
Informasi tentang pemahaman pemilihan jenis susu semakin banyak didapatkan,
baik dari dokter, sales promotion di supermarket, iklan di media cetak dan
elektronik, brosur atau dari pengalaman ibu lainnya.
Untuk memperoleh produk yang sesuai dengan yang diinginkan oleh
konsumen, maka peranan label pada suatu produk sangat penting. Label produk
yang dijamin kebenarannya akan memudahkan konsumen dalam menentukan
beragam produk dan substitusinya di pasaran. Label selain sebagai sarana
pendidikan pada masyarakat, juga dapat memberikan nilai tambah bagi produk.
Studi di Bogor (2001) analisis terhadap 30 merek (dari 8 kategori produk pangan)
dengan pedoman Nutritional Labelling of Singapore (1999) ditemukan sebanyak
40% klaim gizi dengan benar, 17% tidak benar, 20% tidak bisa diverivikasi.
Susu formula bayi adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang
diberikan pada bayi dan anak-anak. Mereka berfungsi sebagai pengganti ASI.
Susu formula memiliki peranan yang penting dalam makanan bayi karena
seringkali bertindak sebagai satu-satunya sumber gizi bagi bayi. Karenanya,
komposisi susu formula yang diperdagangkan dikontrol dengan hati-hati dan FDA
(Food and Drugs Association/Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika)
mensyaratkan produk ini harus memenuhi standard ketat tertentu.
Secara umum semua susu formula yang beredar di Indonesia dan di dunia
kandungan gizinya sama. Karena harus mengikuti standard RDA (Recomendation
Dietery Allowence) dalam jumlah kalori, vitamin dan mineral harus sesuai dengan
kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal. Dengan kata lain
1
penggunaan apapun merek susu sapi formula yang sesuai kondisi dan usia anak
selama tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh adalah susu yang terbaik untuk
anak tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah standart mutu produk MPASI yang beredar di pasaran ?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui standar mutu produk MP ASI
b. Mengetahui latar belakang atau rasional penggunaan standar mutu
c. Melakukan pencocokan (substantiarsi) dengan standar mutu produk
2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. Standar Mutu Produk
CODEX STANDARD UNTUK PENGGANTI AIR SUSU IBU (PASI)
(INFANT FORMULA, INFANT MILK)
STANDARD INTERNASIONAL
Ruang Lingkup:
Standar ini berlaku untuk makanan olah yang dimaksudkan sebagai pengganti air
susu ibu.
Diskripsi:
Pengganti Air Susu Ibu adalah makanan bayi yang secara tunggal dapat
memenuhi kebutuhan gizi serta pertumbuhan dan perkembangan bayi normal
sampai berumur antara empat dan enam bulan.
Pengganti Air Susu Ibu dapat berbentuk bubuk yang perlu ditambah air sebelum
digunakan, atau berbentuk cair yang dapat dipakai secara langsung atau setelah
diencerkan.
Pengganti Air Susu Ibu diproses hanya secara fisika bukan iradiasi, selanjutnya
diwadahi sedemikian rupa hingga dapat menghindari kerusakan dan kontaminasi
selama penanganan, penyimpanan, dan distribusi secara normal.
Komposisi utama:
Bahan utama Pengganti Air Susu Ibu adalah susu sapi atau susu hewan lain
dan atau bahan yang berasal dari hewan termasuk ikan, atau berasal dari tumbuh-
tumbuhan, yang semuanya telah dibuktikan cocok atau sesuai untuk digunakan
sebagai makanan bayi.
Setiap 100 kilokalori Pengganti Air Susu Ibu harus mengandung protein,
lemak, vitamin, dan mineral sebagai berikut:
3
Protein
Kandungan protein dalam Pengganti Air Susu Ibu tidak boleh kurang dari
1,8 g per 100 kkal yang terdapat dalam Pengganti Air Susu Ibu. Protein yang
digunakan mutunya sesuai dengan protein susu atau kasein. Bila digunakan
protein selain kasein, maka jumlah proteinnya harus lebih tinggi sebanding
dengan nilai biologinya (mutu protein yang digunakan tersebut tidak boleh lebih
rendah dari 85% mutu kasein), terutama berdasarkan nilai PER (Protein
Efficiency Ratio).
Jumlah protein yang digunakan sebaiknya tidak boleh lebih dari 4 gram per
100 kkal. Persyaratan batas maksimum jumlah protein serta batas minimum mutu
protei dapat diubah menurut keperluan nasional serta kondisi setempat.
Penambahan asam amino bebas (isolated amino acids) dapat dilakukan ke
dalam Pengganti Air Susu Ibu hanya untuk memperbaiki nilai gizi Pengganti Air
Susu Ibu. Asam amino essensial hanya boleh ditambahkan untuk memperbaiki
mutu protein, dan hanya dalam batas jumlah yang diperlukan untuk tujuan
tersebut. Dan perlu diperhatikan hanya bentuk L dari asam amino yang
digunakan, bentuk D-asam amino tidak diperkenankan digunakan untuk tujuan
ini.
Lemak dan Linoleat
Kadar lemak tidak boleh kurang dari 3,3 gram dan tidak lebih dari 6 gram
tiap 100 kkal. Kadar asam Linoleat (dalam bentuk gliserida) tidak boleh kurang
dari 300 mg tiap 100 kkal.
Kolin
Tidak kurang dari 7 mg tiap 100 kkal.
4
Vitamin
VitaminJumlah tiap 100 kkal
Minimum MaksimumVitamin A 250 UI atau 75 mcg
sebagai retinol500 UI atau 150 mcg sebagai retinol
Vitamin D 40 UI 80 UIVitamin E 0,7 UI/g asam linoleat,
tetapi tidak kurang dari 0,7 UI/100 kkal
Vitamin K1 4 mcg Tidak ditetapkanVitamin C 8 mg Tidak ditetapkanVitamin B1 40 mcg Tidak ditetapkanVitamin B2 60 mcg Tidak ditetapkanNikotinamida 250 mcg Tidak ditetapkanVitamin B6 35 mcg Tidak ditetapkanAsam Folat 4 mcg Tidak ditetapkanAsam Pantotenat 300 mcg Tidak ditetapkanVitamin B12 0,15 mcg Tidak ditetapkanBiotin 1,5 mcg Tidak ditetapkan
Mineral
MineralJumlah tiap 100 kkal
Minimum MaksimumNatrium (Na) 20 mg 60 mgKalium (K) 80 mg 200 mgKlorida (Cl) 55 mg 150 mgKalsium (Ca) 50 mg Tidak ditetapkanFosfor (P) 25 mg Tidak ditetapkanMagnesium (Mg) 6 mg Tidak ditetapkanFerum (Fe) 0,15 mg Tidak ditetapkanIodine (I) 5 mcg Tidak ditetapkanKuprum (Cu) 45 mcg Tidak ditetapkanZink (Zn) 0,5 mg Tidak ditetapkanMangan (Mn) 5 mcg Tidak ditetapkan
Komposisi Tambahan1. Di samping vitamin dan mineral seperti tabel di atas boleh ditambahkan zat
gizi lain yang lazim terdapat dalam air susu ibu.
2. Kegunaan zat gizi tersebut harus dibuktikan secara ilmiah.
3. Penambahan zat gizi tersebut harus disesuaikan dengan kadar dalam air susu
ibu.
5
Komposisi dan Ukuran Partikel
Jika dipersiapkan sesuai dengan petunjuk yang tertera pada label, sediaan harus
terdispersi dengan baik, bebas dari gumpalan dan partikel besar, sehingga dapat
diberikan kepada bayi melalui dot karet atau plastik.
Kadar Air
Tidak lebih dari 5% untuk Pengganti Air Susu Ibu yang berbentuk bubuk.
Persyaratan Kemurnian Bahan
Semua bahan harus aman dan cocok untuk dikonsumsi bayi, bersih, memenuhi
persyaratan kualitas yang lazim, warna, rasa, dan bau harus normal.
Larangan Khusus
Dilarang melakukan iradiasi terhadap Pengganti Air Susu Ibu dan bahan yang
digunakan untuk memproduksinya.
Kalori
Apabila disiapkan sesuai dengan petunjuk, setiap 100 ml sediaan yang siap
diminum, memberikan kalori tidak kurang dari 60 kkal dan tidak lebih dari 70
kkal.
Bahan Makanan Tambahan
Bahan makanan tambahan yang dapat digunakan :
Pengental Batas maksimum penggunaan tiap 100 ml sediaan yang siap diminum
Gom Guar 0,1 gram untuk semua jenis Pengganti Air Susu IbuGom Kacang Lokus
Dipati fosfat, tunggal atau campuran 0,5 gram untuk Pengganti Air Susu Ibu dengan bahan dasar kedelai
Dipati fosfat yang diasetilkan tunggal atau campuran
2,5 gram untuk Pengganti Air Susu Ibu bahan dasar protein terhidrolisa dan atau asam aminoDipati fosfat yang difosfatkan tunggal
atau campuranPati hidroksipropilKaragen - 0,03 gram untuk Pengganti Air Susu
Ibu bentuk cair, dengan bahan dasar
6
Pengental Batas maksimum penggunaan tiap 100 ml sediaan yang siap diminum
susu dan kedele- 0,1 gram untuk Pengganti Air Susu
Ibu bentuk cair dengan bahan dasar protein terhidrolisa dan atau asam amino
PengemulsiLesetina 0,5 gram untuk semua jenis Pengganti
Air Susu IbuMono dan digliserida 0,4 gram untuk semua jenis Pengganti
Air Susu IbuPengatur pHNatrium Bikarbonat
Secukupnya untuk semua jenis Pengganti Air Susu Ibu, batas kadar Na
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai gizi susu morinaga BMT 1 yang
tidak memenuhi standart CODEX adalah :
a.Kandungan vitamin B1 adalah sebesar 0,08 mg yang seharusnya 40 mcg
b. Kandungan vitamin B2 adalah sebesar 0,14 mg yang seharusnya 60 mcg
c.Kandungan vitamin B6 adalah sebesar 0,06 mg yang seharusnya 35 mcg
d. Kandungan Nikotinamida adalah sebesar 0,29 µg yang seharunya 250 mcg
e. Kandungan Asam Pantotenat adalah sebesar 0,58 mg yang seharusnya 300
mcg
f. Susu Morinaga BMT tidak mengandung kuprum (Cu). Dan dalam codex itu
sendiri, kandungan minimal kuprum 45 mcg
g. Susu Morinaga BMT tidak mengandung Zink (Zn). Dan dalam codex itu
sendiri, kandungan minimal zink 0,5 mg
14
4. SGM 1
Kandungan energi per takaran saji yaitu
63 Kkal dari 3 sendok takar peres+90 ml
air dengan 1 sendok takar peresnya 4,4
gram = 21 Kkal
Komposisi utama: FOS-Inulin, dexstrin
maltose, AA-DHA, mineral, pengemulsi
lesitin kedelai, vitamin, taurin.
Kandungan Gizi pada Per 100 Kkal SGM 1Zat Gizi Satuan Per 100 gram Per 100 Kkal Per SajianProtein g 9,8 2 1 Lemak AA DHA Asam Linoleat/ Omega 6 Asam Linolenat/Omega 3
gmgmgmgmg
22,521,421,41650250
4,64,44,4
337,651
333
21833
KH Serat pangan Prebiotik FOS-Insulin
gg
mg
624
1530
12,60,8313
80,5202
Air g 3 0,6 0,4Iodium mcg 55 11 7Na mg 190 39 25Kalium mg 630 129 83Klorida mg 250 51 33VitaminA IU 1050 215 139D IU 230 47 30E IU 4 0,8 0,5K mcg 26 5 3B1 mcg 715 146 94B2 mcg 1000 205 132B3 mcg 4500 921 594B5 mcg 2800 573 370B6 mcg 360 74 48B9 mcg 50 10 6,6B12 mcg 1,3 0,3 0,2
15
Zat Gizi Satuan Per 100 gram Per 100 Kkal Per SajianC mg 55 11 7H mcg 13 2,7 2Kolin mg 35 7 4,6Inositol mg 20 4 3Taurin mg 38 7,8 5Mineral
Ca mg 400 82 53
P mg 250 51 33
Mg mg 42 8,6 5,6
Fe mg 3,5 0,7 0,5
Zn mg 25 0,5 0,3
Mn mcg 30 6 4
Cu mcg 280 57 37
Asam AminoIsoleusin g 4,61 0,94 0,61Leusin g 0,47 0,10 0,06Lisin g 0,94 0,19 0,12Metionin g 0,71 0,15 0,09Fenilalanin g 0,21 0,04 0,03Treonin g 0,52 0,11 0,07Triptofan g 0,16 0,03 0,02Falin g 0,52 0,11 0,07Tirosin g 0,32 0,07 0,04Histidin g 0,21 0,04 0,03Sistein g 0,16 0,03 0,02
Pembahasan :
Dari tabel komposisi nilai gizi susu SGM 1 diatas dapat diketahui bahwa nilai
gizi susu SGM 1 yang tidak sesuai dengan standar CODEX adalah
1. Kandungan vitamin A sebesar 215 IU yang seharusnya 250 IU-500IU
2. Kandungan vitamin B12 sebesar 0,3 mcg yang seharusnya 0,15 mcg
3. Kandungan Ferum sebesar 0,7 mg yang seharusnya 0,15 mcg
4. Kandungan Klorida sebesar 51 mg yang seharusnya 55 mg
5. Codex Standard untuk Pengganti Air Susu Ibu (PASI) telah menetapkan
bahan tambahan makanan yang boleh digunakan untuk PASI beserta
dengan batas maksimum tiap 100 ml produk yang siap diminum. Produk
16
susu SGM 1 juga menggunakan bahan tambahan berupa pengemulsi
lesitin kedelai. Namun dalam kemasan tidak dicantumkan seberapa
banyak pengemulsi tersebut ditambahkan.
2.5 Pembahasan
Produk MPASI yang beredar dipasaran memang banyak sekali macamnya.
Oleh karena itu dibutuhkan kecermatan konsumen dalam memilih produk
MPASI yang akan dibeli dan dikonsumsi secara tepat. Namun sulit bagi
konsumen untuk mengetahui produk MPASI yang tepat untuk dikonsumsi
tanpa mengetahui makna dari label yang tertera pada kemasan produk
MPASI.
Dari ke empat produk yang diamati semua produk masih tidak memenuhi
syarat dan ketentuan yang berlaku menurut codex yang dapat diamati melalui
label yaitu aturan mengenai nilai gizi yang terdapat pada produk MPASI
Frisian Flag 0-6 bulan, Morinaga BMT 1, SGM 1. dan Lagtogen 1 Klasik 0-6
bulan. Jadi, butuh pengetahuan yang cukup bagi para konsumen agar tidak
salah pilih produk dan produk yang dipilih benar-benar produk yang
berkualitas. Informasi gizi pada label kemasan hanya bersifat fakultatif
(anjuran). Biasanya, produsen mencantumkannya untuk memenangkan
kompetisi dengan produk sejenis. Informasi nilai gizi atau yang biasa disebut
dengan dengan istilah Nutrition Fact biasanya dihitung untuk setiap 100 g
pangan tersebut. Informasi ini menguntungkan konsumen karena konsumen
dapat membandingkan harga zat gizinya dengan mudah. Jadi, konsumen bisa
memilih produk dengan harga terendah untuk setiap zat gizinya (WKNPG,
2004).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
17
3.1 KESIMPULAN
a. Sebagian besar komposisi nilai gizi susu frisian flag 0-6 bulan sudah
memenuhi standart CODEX, namun hanya ada satu zat gizi yang belum
memenuhi standar yaitu kandungan energi total adalah sebesar 100 Kkal
yang seharusnya 60-70 Kkal.
a. Sebagian besar komposisi nilai gizi susu Lactogen 1 klasik 0-6 bulan
sudah memenuhi standart CODEX, namun hanya ada satu zat gizi yang
belum memenuhi standar yaitu Kandungan Cu adalah sebesar 0.06 mg / 6
mcg yang seharusnya 45 mcg.
b. Komposisi nilai gizi susu morinaga BMT 1 yang belum memenuhi
standart CODEX adalah vitamin B1 adalah sebesar 0,08 mg yang
seharusnya 40 mcg, vitamin B2 adalah sebesar 0,14 mg yang seharusnya
60 mcg, vitamin B6 adalah sebesar 0,06 mg yang seharusnya 35 mcg,
Nikotinamida adalah sebesar 0,29 µg yang seharunya 250 mcg.
Kebanyakan kandunagan susu tersebut masih kurang dari standar yang
ditetapkan. Serta, susu Morinaga BMT tidak mencantunkam Cu dan Zc.
c. Komposisi nilai gizi susu SGM 1 yang belum sesuai dengan standar
CODEX yaitu vitamin A, vitamin B12, Ferum, klorida. Produk susu SGM 1
juga menggunakan bahan tambahan berupa pengemulsi lesitin kedelai,
namun tidak mencantukan pada kemasan.
3.2 SARAN
a. Pemenuhan energi susu frisian flag 0-6 bulan sebaiknya tidak melebihi
kebutuhan standar yang telah ditetapkan oleh CODEX yaitu 60 – 70 Kkal.
Susu Lactogen 1 klasik 0-6 bulan.
b. Seharusnya, susu Morinaga BMT mencantumkan nilai zat gizi Cu dan Zc
yang sesuai degan standar CODEX.
c. Sebaiknya untuk produk susu SGM produsen mencantumkan kadar BTP
lesithin sebagai pengemulsi pada kemasan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Kristianto, Yohanes. 2010. Panduan Memilih dan Belanja Makanan Sehat.
Yogyakarta : Nailil Printika.
19
Moniharapon, Erynola dkk.1999. Analisis Klaim Iklan dan Label pada Produk
Pangan (jurnal media gizi dan keluarga, Desember XXIII)
_______, 1981. Standard for Infant Formula and Formulas for Special Medical
Purposes Intended for Infants (CODEX STAN 72)
_______, 1996. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tentang pangan.