9'11 Plft t PERILAKU MENYONTEK DALAM PELAKSANAAN UJIAN: PENYEBAB DAN SOLUSINYA (Studi Kasus di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta) Oleh ANITA LIDIAWATI NIM: 1961112239 Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1423 H/2002 M
91
Embed
9'11 Plft - · PDF filePendidikan Agama Islam. kan/ ... ditambah masih banyak pihak lembaga pendidikan yang tidak serius dalam mengantisipasi ... mahasiswa fakultas Pertanian Syah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
"Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang
tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta."24
Untuk mengatasi perilaku menyontek ini, menurut Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Djojonegoro, seperti yang dikutip Hariai;i Pelita: " ... selayaknya tidak
hanya dibebankan kepada sekolah, karena keluarga dan masyarakat juga punya
kewajiban yang sama besarnya."25
Demikian pula menurut Paul Suparna SJ., Dekan Fakultas Keguruan dan
llmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sebagaimana yang
diungkapkan harian Kompas, diperlukan perjuangan yang besar dengan dukungan
dari berbagai pihak. Bahkan, tambahnya bila perlu bagi pelakunya diberikan sanksi
tegas. Sayangnya, menurut beliau, tidak banyak pihak sekolah yang berani secara
tegas menindak pelanggaran ini. 26
Oleh karena itu, jelas bahwa perilaku menyontek dalam dunia pendidikan
(khususnya pada saat pelaksanaan ujian) merupakan permasalahan yang patut
ditangani secara serius, tidak hanya oleh para pendidik, tapi juga oleh ke1luarga dan
masyarakat. Apalagi, mengingat telah melandanya perilaku menyontek pad a banyak
mahasiswa di perguruan tinggi, yang merupakan institusi paling tinggi.
24 Departemen Agama RI, A/ Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Taha Putra, 1989), h. 418
25 Hapuskan Budaya Nyontek, Loe. cit.
26 Sekolah Memasung Kebebasan Berfikir Siswa, Kompas, (Jakarta) 3 April 2000, h. 9
7
Sebagai upaya antisipasi terhadap perilaku menyontek (dalam ujian) ini,
menurut penulis, perlu dicari faktor-faktor penyebabnya yang jelas, supaya nanti
dapat ditemukan solusinya. Karena, faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku
menyontek ini kemungkinannya bisa sangat luas. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh G. W. Bawengan, tan pa mempelajari sebab-sebabnya akan sulit dimengerti
mengapa suatu perbuatan telah terjadi, apalagi untuk menentukan tindakan apa
yang tepat dalam menangani perbuatan tersebut. 27
Berdasarkan deskripsi keseluruhan di alas, penulis menganggap relevan
untuk membahas skripsi dengan judul: "Perilaku Menyontek dalam Pelaksanaan
Ujian: Penyebab dan Solusinya." (Studi Kasus di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta).
Selain itu, ada alasan-alasan lain yang membuat penulis tertarik untuk merumuskan
judul skripsi ini, yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan pribadi, perilaku menyontek dalam
pelaksanaan ujian yang hampir selalu penulis jumpai sejak duduk di bangku
Sekolah Dasar hingga di perguruan tinggi saat ini (IAIN Jakarta), belum ditangani
sebagai suatu permasalahan serius, sehingga menimbulkan keinginan penulis
untuk menyumbangkan pemikiran yang berkaitan dengan masalah perilaku
menyontek dalam ujian tersebut.
2. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta, selain
dengan pertimbangan bahwa sebagai anggota masyarakat ilmiah dan calon
guru, mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN dituntut untuk menjunjung tinggi nilai-
27 G.W. Bawengan, Pengantar Psychologi Kriminil, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1977), Cet ke-3, h. 27
8
nilai kejujuran, sesuai dengan tujuan dari Fakultas Tarbiyah itu sendiri, juga
karena adanya akses dengan peneliti, sehingga mempermudah penelitian.
3. Masih sedikitnya penelitian yang membahas tentang perilaku menyontek dalam
pelaksanaan ujian di lingkungan kampus IAIN
4. Dengan mencari faktor-faktor penyebab yang jelas terhadap munculnya perilaku
menyontek tersebut, diharapkan tidak menemui kesulitan dalam menemukan
solusi untuk mengurangi kemungkinan te~adinya perilaku menyontek dalam
pelaksaanaan ujian tersebut.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data tentang
faktor-faktor penyebab mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta menyontek pada
saat ujian semester (UTS dan UAS), serta solusi untuk mengatasinya.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk lebih mempe~elas permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan
skripsi ini, penulis memberikan batasan sesuai dengan judul yang ada, yaitu sebagai
berikut
a. Menyontek yang dimaksud di sini, ialah: menyontek dalam ujian, yang menurut
definisi operasionalnya, ialah: mengambil jawaban soal ujian dengan cara-cara
yang tidak dibenarkan dalam tata tertib ujian, seperti: dari buku catatan, hasil
pemikiran temannya dan media lain, kemudian disalin ke dalam lembar jawaban
9
ujiannya pada saat ujian berlangsung, seolah-olah jawaban itu murni dari hasil
pemikiran sendiri.
b. Ujian yang dimaksud di sini, ialah: achievement test, atau tes prestasi yang
biasa dilakukan oleh dosen dalam menilai hasil belajar mahasiswanya di
perguruan tinggi, khususnya: Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir
Semester (UAS) dalam bentuk tertulis.
c. Mahasiswa di sini, dibatasi pada mahasiswa Fakoltas Tarbiyah IAIN Jakarta
yang berasal dari angkatan 1998, 1999, 2000 (duduk pada semester 4, 6, dan
8), dan terdiri dari 4 jurusan, yaitu: Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan
Bahasa Arab (PBA), Kependidikan Islam (Kl) dan Tadris. Dengan pengambilan
sampel sebanyak 10 % atau sekitar 160 responden dari jumlah populasi
sebenarnya, yaitu 1592 mahasiswa.
d. Wawancara dibatasi kepada Kasubag Umum Fakultas Tarbiyah, untuk
mengetahui seputar teknik pelaksanaan ujian semester di Fakultas Tarbiyah
e. Faktor-faktor penyebab menyontek dalam pelaksanaan ujian yang akan diteliti,
masih bersifat penjajagan (belum diketahui dengan jelas dan pasti)
f. Solusi yang dimaksud di sini, ialah: upaya-upaya alternatif yang ditawarkan baik
dari responden maupun penulis kepada pihak fakultas Tarbiyah IAIN, para
dosen dan mahasiswa pada umumnya sebagai jalan keluar untuk 'mengatasi
perilaku menyontek mahasiswa ditinjau dari segi penyebab.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah sJi atas, maka dapat diungkapkan
perumusan masalahnya, sebagai berikut: "Faktor-faktor apa sajakah yang
menyebabkan mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN menyontek pada saat ujian? serta
bagaimanakah solusinya?"
10
D. Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaitu:
metode berfikir deduktif, yaitu: suatu cara berfikir yang dimulai dari pernyataan-
pernyataan umum menuju pernyataan-pernyataan khusus dengan menggunakan
penalaran atau rasio (berfikir rasional) untuk diambil sebagai suatu kesimpulan, dan
hasilnya dapat digunakan untuk menyusun hipotesis Uawaban sementara yang
kebenarannya masih perlu diuji atau dibuktikan melalui proses keilmuan
selanjutnya). Dengan kata lain, dalam berfikir deduktif, proses berfikir hanya sampai
kepada menurunkan hipotesis, sedangkan pengujian hipotesis secara empiris
melalui verifikasi data tidak dilakukan. 28
E. Teknik dan Sistematika Penulisan
1. Teknik Penulisan
Acuan penulisan dalam teknik penulisan skripsi ini, adalah: "Buku Pedoman
Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta" yang
diterbitkan oleh IAIN Jakarta Press bekerjasama dengan Logos, cet. ke-1, tahun
2000.
2. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari 5 bab, yang setiap babnya mempunyai sub-sub
tersendiri dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
28 Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya llmiah: Maka/ah, Skripsi, Tesis, Disertasi, (Bandung: Sinar Baru, 1991), Cet. ke-2, h. 6
BAB!
11
Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari pemilihan pokok masalah,
tujuan penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, metode
pembahasan, teknik dan sistematika penulisan.
BAB II Merupakan kajian pustaka tentang perilaku menyontek dalam pelaksanaan
ujian, dan gambaran umum tentang ujian semester di perguruan tinggi.
BAB Ill Mengenai metodologi penelitian, yang dirinci dalam: manfaat penelitian,
tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian,
serta teknik pengolahan dan analisa data.
BAB IV Mengenai hasil penelitian, yang meliputi: deskripsi hasil penelitian dan
penyajian data penelitian
BAB V Merupakan bab penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perilaku Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian
1. Pengertian Menyontek
a. Pengertian Menyontek secara Umum .
Meskipun kata 'menyontek' telah sedemikian terkenal, ternyata dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat KBBI), kata tersebut tidak dapat
ditemukan secara langsung. Dalam KBBI, kata 'menyontek' baru dapat ditemukan
dalam arti kata 'jiplak menjipak yang ke-2, yaitu: "mencontoh atau meniru (tulisan,
pekerjaan orang lain)1 dan diberi label 'cak'.2 Label cak dalam KBBI merupakan
kependekan dari kata cakupan yang berarti: "ragam bukan baku."3
Ragam bukan baku merupakan bagian dari kekayaan bahasa Indonesia
yang dipergunakan baik dalam percakapan lisan maupun ragam tulisan yang
kebanyakan bersifat akrab atau informal. Menurut We//y, kata menyontek
merupakan hasil perpaduan dari kata 'mencontoh' dengan kata 'ngepek' (bahasa
Jawa) yang mengandung arti negatif. 4
Sedangkan dalam Kamus Modern Bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat
KMBI), istilah menyontek dapat ditemukan secara langsung yang diawali dengan
1Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka. 1996), cet. ke-7, Edisi II, h. 416
2 Ibid.
3 Ibid., h. xxvi
4 Welly, "Bye-bye Nyontek", Tren, XIV, (September, 2000), h. 8
12
13
huruf 'N', yaitu: Nyontek, dan ternyata juga berarti sama dengan pengertian
menyontek dalam KBBI, yaitu: "tiru (mengekor) hasil pekerjaan orang lain."5
Adapun kata 'menyontek' dalam beberapa bahasa, seperti bahasa lnggris,
disebut dengan cheating (berasal dari kata: cheat)6 yang menurut Anies SM.
Basa/amah, melalui artikelnya dalam harian Terbit, sebagaimana yang dikutip oleh
Ham, cheating adalah: "segala cara atau usaha yang dilakukan orang untuk
mendapatkan hasil memuaskan guna meraih tujuan yang dikehendakinya dengan
menempuh jalan yang tidak lazim dan tidak terpuji."7
Sedangkan dalam bahasa Belanda, disebut juga dengan p/aagiat, yang
artinya: "mengambil tulisan, pikiran, gagasan orang lain dan mengemukakannya
sebagai hasil karangan atau pemikiran sendiri."8
Tentunya beberapa pengertian menyontek di atas, masih sangat luas
cakupannya, atau dengan kata lain, meliputi berbagai sisi kehidupan, bukan hanya
dari dunia pendidikan saja, melainkan juga " ... dalam kehidupan sastra, dalam dunia
seni suara, dalam kehidupan politik dan juga dalam kehidupan jurnalistik."9
ltu berarti, menyontek sebenarnya dapat dilakukan oleh siapa pun dan dalam
bidang apa pun bukan hanya oleh pelajar/mahasiswa pada saat ujian saja.10
5 M. Dahlan al Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Surabaya: Arkola, 1994), h. 454
6Ar. Adi Candra Pius Abdillah, Kamus Bahasa lnggris-lndonesia. lndonesia-lnggris, (Surabaya:
Arkola tanpa tahun), h. 72
7 Ham, "Plagiatism itu Perilaku Maling?", Tren, Op.cit., h. 4
8 Moch. Buchori, "Plagiat dan Budaya Akademik", Kumpulan makalah Kuliah Pasca Sarjana
UHAMKA, (Jakarta: 14 Januari 2000), h. 1, t.d.
9 Ibid., h. 4
10 Ham, Op.cit, h. 4
14
b. Pengertian Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian
Mengenai pengertian menyontek dalam pelaksanaan ujian ini, M. Sobary
mengartikannya secara ringkas dan sederhana, yaitu: " ... perkara memindahkan
jawaban teman sebelah ke dalam kertas jawaban sendiri yang berproses sangat
cepat dan bisa terjadi tanpa seizin yang bersangkutan.''11
Sedangkan Sadili mengartikannya lebih rinci lagi, yaitu:
Suatu kondisi khusus yang berhubungan dengan kegiatan belajar seseorang (murid) yang mengharapkan nilai tinggi atau lulus tanpa belajar, sehingga dia melakukan hal-hal yang tidak jujur, misalnya dalam ujian menyiapkan catatan mini untuk digunakan dalam menjawab soal-soal ujian, meniru kertas jawaban orang lain, saling menukar kertas lembar jawaban dan sebagainya.12
Ada pun Grondlound mengartikannya sebagai berikut: "Cheating is uses all
available resources in obtaining answer but needs help in controlling resource
fullness during testing."13 Atau, menyontek adalah: menggunakan semua sumber
yang ada/tersedia untuk memperoleh jawaban, namun penguasaan terhadap
sumber-sumber tersebut sangatlah dibutuhkan selama ujian.
Dari ketiga pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan menyontek dalam pelaksanaan ujian adalah: mengambil jawaban soal-soal
ujian dari cara-cara yang tidak dibenarkan dalam tata tertib ujian, seperti: dari buku
catatan, hasil pemikiran temannya, dan media lain kemudian disalin ke dalam
11 M.Sobary, "Asal-usu! Plagiat", Kompas, (Jakarta), 28 Desember 1997, h. 2
12 Lili Sadili, "Studi tentang Pola Penanggulangan Kasus Menyontek yang Terjadi pada Muridmurid SMA di Propinsi Jawa Baral", Laporan Penelitian, (Bandung: IKIP, 1993), h. 8, t.d.
13 Gronlound, NE., Measurement Evaluation in Teaching, (New York: Mc Millan, 1985), 5th ed., p. 440
15
lembar jawaban ujiannya pada saat ujian berlangsung, seolah-olah jawaban itu
murni dari hasil pemikirannya sendiri.
2. Macam-Macam Teknik Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian
Menyontek dalam ujian sebenarnya bukan pekerjaan yang mudah untuk
dilakukan oleh pelajar/mahasiswa, karena diperlukan keberanian dan keahlian.
Maksud keahlian di sini, mempunyai teknik-teknik tertentu dalam menyontek supaya
• tidak sampai ketahuan pengawas ujian.
Teknik menyontek yang biasa dilakukan oleh para pelajar/mahasiswa pada
saat ujian itu bermacam-macam. Sebagaimana yang diungkapkan oleh ketua
Himpunan Psikologiwan lnggris, Stephen Newell dalam harian Kompas dari hasil
surveinya selama 2 tahun, yaitu: dari teknik yang sederhana sampai dengan teknik
yang modern. 14
Teknik yang sederhana di antaranya seperti: lirik kanan-kiri, membuat
catatan super mikro pada gulungan kertas yang terkadang dilet<?kkan dalam kotak
pensil atau di balik lipatan tissue sambil pura-pura menyeka keringat di kening,
sementara matanya sigap mencuri pandang pada contekan yang sudah
dipersiapkan. 15 Ada pula yang menulis catatan di paha, saling tukar lembar jawaban
ujian, tanya teman dengan bahasa isyarat atau bisik-bisik. 16 Bahkan merayu atau
melakukan pendekatan sejenis kepada pengawas ujian, misalnya dengan membagi
rokok. 17
14 Contekan dengan Teknologi Tinggi, Kompas, (Jakarta), 1 Mei 1995, h. 3
15 Ham, "Plagiarism itu Perilaku Maling?", Tren, XIV (September 2000), h. 4
16 Menyontek di Mata Siswa, Info Aktua/ Muda, 18, (Juli 1999), h. 3
17 Skripsi dan Nyontek, Kompas, (Jakarta), 31 Agustus 1996, h. 4
16
Sedangkan teknik modern menggunakan peralatan teknologi, di antaranya
seperti: mencatat rumus dalam kalkulator18, menggunakan radio panggil: pager19
dan pena radio pengindera jauh. 20 Menurut Newell, seperti yang dikutip harian
Kompas, "menyontek dengan menggunakan peralatan berteknologi tinggi kini
memang sedang berkembang''.21
Menyontek dengan menggunakan pager, caranya sebagai berikut: teman
yang pintar keluar dulu, lalu mencari telepon umum, dari situ dia memberi pesan
jawaban. Pager diletakkan dibalik baju peserta, kemudian saat pager dibuka ada
semua jawaban yang di ujikan. 22
Sedangkan teknik menyontek yang menggunakan pena radio pengindera
jauh menurut Newell, ternyata telah dilakukan oleh lebih dari separuh mahasiswa
lnggris setelah mereka membentuk kelompok penyadap informasi di balai ujian,
dengan cara: bahan ujian dan jawaban ditransmisikan melalui pena radio
pengindera jauh. Kemudian, mereka yang sedang ujian menyempurnakan jawaban
agar sesuai dengan masukan dari luar tadi. 23
Sebenarnya, meskipun pelajar/mahasiswa yang menyontek tersebut berhasil
menjawab soal ujian dengan menggunakan teknik-teknik menyontek di atas tanpa ..
sepengetahuan pengawas, sangatlah keliru jika mereka yakin kalau tidak ada yang
18 Menyontek di Mata Siswa, Loe.cit.
19 Eddy Hasby, "Tren Radio Panggil: Dari Gaya Sampai Alat Menyontek", Kompas, (Jakarta), 8
Juli 1997
2° Contekan dengan Teknologi Tinggi, Loe.cit.
21 Ibid.
22 Eddy Hasby, Op.cit.
23 Contekan, Loe.cit.
17
melihat perbuatannya tersebut. "Dalam konsep Islam, tiada ucapan, gelagat, denyut
niat dan rambut rontok sekalipun yang lepas dari malaikat pencatat kebaikan dan
keburukan. Jadi, sebagai orang yang beriman, mestinya yakin bahwa menyontek itu
sama saja dengan mengelabui diri sendiri juga dengan lain."24
"Perasaan selalu was-was, takut ketahuan orang lain di saat menyontek itu
merupakan tanda bahwa ia sedang berbuat dosa."25 Sebagaimana Rasulullah saw .
• bersabda:
,, ,, 4J ,,,., ,, 0 00
(~ olJ_;) ~\Ji d#-~ 01 ~ f) ~ ~ ::Jb- ~ ;.;~\) Dosa adalah apa-apa yang meragukan jiwamu dan engkau tidak suka dilihat orang
lain dalam melakukan hal itu. (HR. Muslim)" 26
Allah berfirman kepada hamba-Nya untuk meninggalkan setiap perbuatan
dosa:
( \ '\ • : il...;':;/I)
"Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang bersembunyi. Sesungguhnya
orang-orang yang mengerjakan dosa kelak akan diberi pembalasan (pada hari
kiamat) disebabkan perbuatan mereka. "27
Kemudian setiap hambanya yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa,
Allah akan menjadikannya penghuni neraka yang kekal sebagaimana Firman-Nya:
24 Ham, Loe.cit.
25 Ibid.
26 Imam Nawawi, Hadis Arbain, ( t.t: Assaduddin Press, 1991), h. 37
27 Oepartemen Agama Republik Indonesia, Al Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Taha
Putra Semarang, 1989), h. 207
18
./'
1@:: ~ c _;t51 ~\ ~)~ ,... .,,, ~ 0 ,..
.............., 0"···
" ... Barang siapa yang berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."28
3. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Perilaku Menyontek dalam
Pelaksanaan Ujian
Banyak pendapat yang mengemukakan kemungkinan-kemungkinan
penyebab timbulnya perilaku menyontek dalam pelaksanaan ujian, di antaranya
sebagai berikut:
a. Menurut Sadili, penyebab utama dari pihak siswa ialah: kurang percaya
diri, berprinsip asal lulus, kurang jelas tujuan karena kekaburan cita-cita
melanjutkan sekolah, sehingga berani mengambil jalan pintas untuk lulus
tanpa belajar dengan cara menggantungkan diri pada orang lain yang
tekun belajar. Sedangkan penyebab dari luar siswa, yaitu situasi yang
memungkinkan untuk menyontek, sehingga para siswa berkesempatan
untuk memanfaatkan situasi tersebut dengan sebaik-baiknya. Pada siswa
ada istilah mengatur posisi strategis dan kesepakatan mehggunakan
kode-kode tertentu.29
b. Menurut S. Sukarji, beberapa penyebabnya adalah:
1. Tugas yang diberikan terlalu sulit
28 Ibid., h. 23
29 Lili Sadili, Loe.cit.
19
2. Terlalu menekankan pada nilai dan kurang menekankan pada pemahaman
3. Murid-murid merasa tidak mampu dan kurang merasa aman di dalam situasi kelas tersebut.
4. Mendapatkan tekanan untuk memperoleh nilai yang baik atau takut gagal dalam pelajaran tersebut. 30
c. Menurut M. Sobary, penyebabnya adalah: selain karena kebiasaan buruk
yang telah tertanam sejak Sekolah Dasar, juga karena sikap acuh tak
acuh dosen pengawas ujian sehingga mernbuat mahasiswa yang
menyontek tidak merasa malu-malu. 31
d. Menurut Kathleen Kesson, ahli pendidik dari Goddard College,
sebagaimana yang dikemukakan Tabloid Bintang, penyebabnya adalah:
"Ketakutan mendapat nilai jelek yang muncul akibat rencana pendidikan
yang didasarkan ide, bahwa nilai terbaik adalah komoditi langka."32
e. Menurut salah seorang dosen di sebuah perguruan tinggi, sebagaimana
yang dikutip dalam Harian Kompas, penyebabnya adalah dosen pengajar
yang jarang mau datang mengawasi ujian, sehingga terpaksa tugasnya
dilakukan oleh pengawas administrasi yang 'tidak ditakuti' mahasiswa,
dan sering diancam atau di bagi rokok untuk tutup mata. Di samping itu,
ketidaksigapan pengawas dalam mengawasi ujian yang hany9 duduk di
depan kelas terus menerus membaca buku atau koran tanpa sering-
sering keliling dan menegur mahasiswa yang berbuat macam-macam
30 S. Sukarji, Psiko/ogi Pendidikan dan Psikologi seko/ah, (Jakarta: Fakultas Psikologi UI, 1990)
h. 101
31 M.Sobary, Op.cit., h. 2
32 Bila Menyontek jadi Kebiasaan Anak Anda, Bintang, 407 (Januari, 1999), h.22
20
serta jarak peserta ujian yang terlalu dekat, padahal jarak seharusnya
minimal 1,5 meter. 33
f. Menurut A/ Gini, guru besar filsafat dari Loyola university dan editor
Business Ethics Quarterly sebagaimana yang diungkapkan tabloid
Bintang, penyebabnya adalah karena didorong rasa keharusan untuk
mampu bersaing mendapatkan posisi yang tinggi dalam masyarakat dan
sekolah yang hanya bisa dicapai dengan mendapatkan nilai yang
tertinggi. "Semakin tinggi berada dalam sebuah piramid semakin banyak
anak mengambil resiko untuk menyontek." 34
g. Menurut Rektor Universitas Jayabaya Jakarta, Achyani Atma Kusuma,
sebagaimana yang diungkapkan dalam Harian Pelita, penyebabnya
kemungkinan, karena bentuk tes obyektif, sehingga membuka peluang
bagi siswa untuk saling memberi kode jawaban. Namun, menurut Dekan
Fakultas llmu Sosial dan llmu Politik universitas Nasional Jakarta (FISIP
UNAS), Muchlis Dasuki, kecenderungan siswa menyontek sewaktu
mengerjakan tes obyektif tergantung dari peranan pengawas dalam
pelaksanaan ujian. 35
" h. Menurut Anies SM. Basa/amah, peraturan yang diterapkan oleh lembaga
pendidikan, setting ruang belajar, pakaian yang dipakai mahasiswa,
relatif memberi andil buat menyulut kebiasaan nyontek, bahkan
mempengaruhi mahasiswa yang tidak biasa menyontek jadi ikut-ikutan
33 Skripsi dan Nyontek, Loe.cit.
34 Bila Menyontek Jadi Kebiasaan Anak Anda, Loe.cit.
35 Hapuskan budaya Nyontek, Loe.cit.
21
menyontek. Sikap seorang guru kelas yang tidak tegas pun dapat
menyuburkan budaya nyontek. 35
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa secara garis
besar ada dua faktor kemungkinan penyebab timbulnya perilaku menyontek dalam
pelaksanaan ujian, yaitu: faktor penyebab internal (yang berasal dari dalam diri
mahasiswa) dan eksternal (yang berasal dari luar diri mahasiswa). Adapun faktor •
penyebab internal meliputi:
a. Rasa kurang percaya diri
b. Berprinsip asal lulus karena kekaburan cita-cita dalam melanjutkan sekolah
c. Malas belajar
d. Terlalu menekankan pada nilai dan kurang menekankan pada pemahaman
e. Takut gagal dalam pelajaran
f. Kebiasaan buruk
g. ketakutan mendapat nilai jelek
Sedangkan faktor penyebab eksternal meliputi:
a. Situasi yang memungkinkan untuk menyontek
b. Tugas yang diberikan terlalu sulit
c. Adanya tekanan untuk memperoleh nilai yang bagus
d. Pengawas ujian yang tidak berfungsi dengan baik
e. Jarak peserta ujian yang terlalu dekat
f. Rasa bersaing untuk mendapatkan posisi tinggi
35 Ham, Loe.cit.
22
g. Pengaruh teman
h. peraturan yang diterapkan lembaga pendidikan.
i. Bentuk tes obyektif
B. Gambaran Umum Tentang Ujian Semester di Perguruan Tinggi
1. Penilaian Hasil Belajar di Perguruan Tinggi •
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar sekaligus merangsang
kegiatan belajar para mahasiswa di perguruan tinggi, dalam setiap proses belajar
mengajarnya selalu disertai dengan penilaian. Adapun komponen-komponen yang
dinilai terdiri dari kehadiran, pekerjaan rumah, partisipasi diskusi kelas atau seminar,
penulisan makalah, dan ujian semester .
"Masing-masing komponen dinilai dengan bobot tertentu."36 Bila nilai formatif
(test formatif, tugas-tugas makalah, pre sensi) hanya berbobot kecil, yaitu antara
10-30 %, ujian semester memiliki bobot cukup tinggi, untuk ujian tengah semester
(UTS) 30 % dan untuk ujian akhir semester (UAS) antara 40-60 %. Angka ini dibuat
dalam bentuk rentangan agar setiap dosen dapat menemukan bobot sesuai dengan
sifat dan atau jumlah mahasiswa yang ditentukan untuk ketiga kelompok komponen
tersebut yang harus mencapai 100 %.
Dari rentangan itu, dosen dapat menentukan nilai dengan variasi:
36 Departemen Agama Republik Indonesia, Buku Pedoman JAIN Syarif HidayafuHah, (Jakarta: IAIN Jakarta, 1996), Cet. ke- 13, h.23
23
Tabel 1
Variasi Nilai
Alternatif Formatif UTS UAS
Pertama 1 3 6
Kedua 2 3 5
Ketiga 3 3 4
Selanjutnya, Nilai akhir (NA) keberhasilan belajar mahasiswa dapat diketahui
dengan menghitung komponen penilaian sesuai dengan bobotnya masing-masing.
Dari uraian di alas, dapat diketahui bahwa nilai ujian semester berkedudukan cukup
tinggi dalam menentukan tingkat keberhasilan belajar mahasiswa di perguruan
tinggi dalam suatu semester.
2. Pengertian, Fungsi, Waktu Pelaksanaan dan Bentuk Ujian Semester
a. Pengertian Ujian Semester
Ujian semester adalah ujian yang dimaksudkan untuk mengetahui kemajuan
studi mahasiswa pada tiap mata kuliah baik di tengah maupun di akhir semester.38
b. Fungsi Ujian Semester
Adapun fungsi Ujian semester diadakan, di antaranya sebagai berikut:
1) untuk kepentingan diagnosis kesulitan belajar mahasiswa
2) untuk mengetahui kemajuan studi mahasiswa dalam tengah dan satu
3) memberikan balikan kepada dosen terhadap sistem penyampaiannya
4) menyediakan informasi untuk kepentingan pengajaran remedial dasar
dalam menentukan besarnya satuan kredit yang dapat diambil oleh
mahasiswa untuk semester berikutnya berdasarkan perhitungan indeks
prestasi. 39
c. Waktu Pelaksanaan Ujian Semester
Ujian semester dilihat dari segi waktu pelaksanaan, biasa diadakan dua kali
dalam satu semester, pertama pada waktu tengah semester (kira-kira 2 bulan
pertama = 8 x pertemuan) untuk tiap mata kuliah, yang disebut juga dengan UTS
(Ujian Tengah Semester). Kedua, pada akhir semester (6 bulan terakhir) untuk tiap
mata kuliah, yang disebut juga dengan UAS (Ujian Akhir Semester). Sedangkan
mengenai pengaturan waktu pelaksanaannya secara pasti diserahkan menurut
kebijakan fakultas. 40
d. Bentuk Ujian Semester
"Ujian dapat diselenggarakan secara tulis, lisan, praktikum, penulisan
makalah, penugasan lain dan atau gabungan." 41
Ujian semester ini pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk ujian tertulis. Dalam ujian ini mahasiswa diberi selembar soal ujian dan juga,Jembaran untuk menjawab soal/lembaran jawaban. Bentuk instrumen yang digunakan adalah bentuk tes obyektif, atau tes bentuk essay, atau campuran dari kedua bentuk tadi, yakni sejumlah soal disajikan dalam bentuk tes objektif dan sebagian lagi dalam bentuk soal essay. 42
39 Ibid.
40 Ibid.
41 Pedoman Akademik Tahun 2001 JAIN Syarif Hidayatullah, ( Jakarta: IAIN Jakarta Press,
2001) h. 30
42 Op. cit., h. 158
BAB Ill
METODOLOG! PENEL!TIAN
A. Manfaat Penelitian
Dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian, diharapkan selain berguna
sebagai bahan masukan atau kebijakan bagi para dosen dan pihak fakultas dalam
mengatasi perilaku menyontek mahasiswa pada saat ujian, juga dapat berguna bagi
para peneliti selanjutnya sebagai bahan kepustakaan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta yang
diselenggarakan pada awal semester genap tahun ajaran 2002/2003.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah: "semua individu yang dijadikan sumber pengambilan
sampel."1 Adapun yang menjadi obyek populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta baik pria/wanita, yang berasal dari ,
angkatan 1998-2000 (duduk pada semester 4,6, 8) dari 4 jurusan, yaitu: PAI, Kl,
PBA dan Tadris.
Dari data statistik bagian akademik tahun 2001/2002, dapat diketahui, bahwa
jumlah mahasiswa fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta angkatan 1998-2000 adalah
sebanyak 1592 orang, dengan perincian sebagai berikut:
jawaban sedikit dan 3,125 % responden kedua beralasan jawaban dapat disaring
lagi sesuai dengan pemikiran sendiri.
Dapat disimpulkan bahwa sebagian mahasiswa fakultas Tarbiyah
menggunakan salah satu dari ketujuh teknik menyontek di atas dengan alasan
mudah/praktis dilakukan tanpa perlu bersusah payah.
45
Tabel 15
Perasaan Mahasiswa ketika menyontek
Alternatif Jawaban F p
a. was-was /ketakutan 107 66,875%
. b. biasa saja 30 18,75 %
c. merasa bersalah/berdosa 11 6,875 % .
d. merasa malu 6 3,75%
e. kadang biasa/kadang ketakutan 6 3,75%
Jumlah 160 100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa 66,875 % responden menyatakan ada
perasaan was-was/ketakutan ketika menyontek. 18,75 % responden menyatakan
biasa saja. 6,875 % responden menyatakan merasa bersalah/berdosa. 3,75 %
responden pertama menyatakan merasa malu. 3, 75 % responden kedua kadang
merasa biasa kadang ketakutan ketika menyontek.
Dengan demikian, sebagian besar responden sebenamya mengetahui
dengan pasti buruknya perbuatan yang sedang dilakukan, akibatnya dihantui rasa
was-was/ ketakutan ketika menyontek.
46
2. Pengetahuan tentang Penyebab mahasiswa menyontek ketika ujian
Tabel16
Penyebab internal mahasiswa menyontek ketika ujian
Jawaban F p
a. malas belajar sehingga tidak siap ujian 75 46,875 %
b. kebiasaan buruk 13 8,125
c. terobsesi nilai tinggi . 18 11,25
d. kurang percaya diri 42 26,25 %
e. Kondisi badan tidak fit (sehat) 8 5%
f. Ketakutan mendapat nilai jelek 4 2,5%
Jumlah 160 100 %
Dari tabel di atas diketahui bahwa 46,875 % responden menyatakan
penyebab internal mahasiswa menyontek ketika ujian adalah malas belajar. Akibat
malas belajar akhirnya banyak mahasiswa yang tidak siap menghadapi ujian. Hal itu
karena banyaknya bahan kuliah yang mesti dipelajari, akhirnya mereka memilih jalan
menyontek untuk menjawab soal-soal ujian. 26,25 % responden menyatakan
penyebabnya adalah kurang rasa percaya diri. Ragu-ragu dalam menjawab soal-
soal ujian, tidak yakin dengan jawaban sendiri sehingga mengandalkan jawaban dari .•
contekan. 11,25 % responden menyatakan penyebabnya adalah terobsesi nilai
tinggi. Dengan nilai tinggi, mereka akan dianggap pintar, kemudian disegani dan
mendapatkan posisi yang layak di antara teman-temannya. Selain itu, dengan nilai
tinggi diharapkan mereka dengan cepat memperoleh pekerjaan setelah lulus
nantinya.
47
8, 125 % responden menyatakan penyebabnya adalah kebiasaan buruk yang
sukar dihilangkan. Mereka telah biasa di cap tukang nyontek, karena memang
setiap ujian selalu menyontek. 5 % responden menyatakan penyebabnya adalah
kondisi badan yang sedang tidak fit (kurang sehat). Dalam keadaan kepala pusing
atau flu membuat konsentrasi mereka dalam mengerjakan soal ujian menjadi buyar,
sehingga mereka merasa tidak mampu menjawab soalxlan akhimya mereka memilih
jalan untuk menyontek. Sisanya, 2,5 % responden menyatakan penyebabnya adalah
ketakutan mendapat nilai jelek. Bila mereka mendapat nilai jelek, maka resikonya
mereka tidak akan lulus dalam mata kuliah yang diujikan. Akhimya, menyontek
dijadikan alternatif terakhir untuk menjawab soal.
Dengan demikian, mayoritas responden menyatakan bahwa penyebab
internal mahasiswa fakultas Tarbiyah menyontek adalah malas belajar.
Tabef 17
Penyebab ekstemal mahasiswa menyontek ketika ujian
Jawaban F p
a. Pengaruh teman 91 56,875 %
b. Pengawasan ujian yang tidak ketat 43 26,875 o,p
c. persaingan nilai 4 2,5%
d. soal ujian teks book 6 3,75 %
e. soal sulit 16 10 %
Jumlah 160 100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa 56,875 % responden menyatakan
penyebab eksternal mahasiswa menyontek ketika ujian adalah pengaruh teman.
48
Mereka iri dengan teman yang menyontek tapi selalu dapat nilai bagus, sedangkan
yang tidak menyontek nilainya pas-pasan bahkan jelek. Selain itu, dengan mengikuti
ajakan teman untuk bekerjasama menyontek, akan dianggap mempunyai solidaritas
tinggi, bila tidak ikut akan dianggap pengecut. Akhimya mereka memilih jalan untuk
menyontek. 26,875 % responden menyatakan penyebabnya adalah pengawasan
yang tidak ketat dari pengawas ujian. Banyak pengawas yang seharusnya bertugas
mengawasi para peserta ujian malah meninggalkan ruang ujian, bercakap-cakap
dengan pengawas ujian lainnya, sehingga perhatian pengawas menjadi lemah,
mengantuk, membaca koran atau buku-buku lainnya, malas memberikan teguran
jika mendapati mahasiswa yang menyontek, dan sebagainya. Hal tersebut hanya
akan membuat mahasiswa lain juga berani untuk menyontek. 10 % responden
menyatakan penyebabnya adalah soal yang diujikan sulit. Daripada kertas jawaban
ujian dibiarkan kosong tidak terisi, akhirnya dipilih jalan menyontek agar kertas
jawaban terisi semua.
3,75 % responden menyatakan penyebabnya adalah soal ujian teks book.
Jawaban soal ujian yang sama persis ada di catatan/makalah, membuat mereka
lebih memilih untuk menyontek. Sisanya, 2,5 % responden menyatakan penyebab
ekstemal mahasiswa menyontek adalah persaingan nilai, nilai bagus diperebutkan
untuk mendapatkan posisi yang layak di antara teman-teman, tidak peduli meskipun
harus ditempuh dengan jalan menyontek sekalipun.
49
Tabel 18
Penyebab Utama Mahasiswa Menyontek
Jawaban F p
a. lidak paham maksud pertanyaan soal 4 2,5%
b. soal sulit 27 16,875 %
c. malas belajar sehingga lidak siap ujian 53 36,875 %
d. pengawasanlonggar 12 7,5%
e. lebih percaya diri kalau menvonlek " 14 8,75 % f. karena lupa jawaban sedikil 7 4,375 % Q. terpengaruh teman 20 12,5 % h. lakut nilai ielek 8 5% i. soal yang diujikan tidak sesuai dengan 6 3,75 %
materi yang diajarkan j. terdesak waktu ujian yang hampir habis 3 1,875 %
Jumlah 160 100 %
Dari label di alas diketahui bahwa 36,875 % responden menyalakan
penyebab ulama mereka menyonlek secara keseluruhan adalah: malas belajar
sehingga belum siap unluk menghadapi ujian. 16,875 % responden menyalakan
penyebabnya soar ujian sulit. 12,5 % responden menyalakan karena pengaruh
leman. 8,75 % responden menyatakan karena lebih percaya diri kalau menyontek.
7,5 % responden menyatakan karena pengawasan ujian longgar/tidak kelat. 5 %
responden menyatakan karena ketakutan mendapal nilai jelek. 4,375 % ' responden
menyalakan karena lupa jawaban sedikit. 3,75 % responden menyatakan soal yang
diujikan tidak sesuai dengan materi yang lelah diajarkan dalam perkuliahan. 2,5 %
responden menyatakan karena tidak paham maksud pertanyaan soal. Sisanya,
1 ,875 % responden menyalakan penyebab utama mereka menyontek kelika ujian
karena terdesak waktu yang hampir habis, semenlara kertas jawaban ujian mereka
masih kosong, sehingga mereka memilih jalan pintas unluk menyonlek.
50
Dengan demikian mayoritas mahasiswa fakultas Tarbiyah menyatakan
bahwa sebenarnya penyebab utama mereka menyontek adalah malas belajar
sehingga belum siap untuk menghadapi ujian. Karena tidak ada persiapan yang
cukup, sedangkan bahan yang mesti dipelajari untuk ujian sangat banyak.
3. Pengetahuan tentang cara mengatasi perilaku menyontek ketika ujian
Tabel19
Solusi dari penyebab internal mahasiswa menyontek
Jawaban F p
a. Mencoba belajar secara rutin 117 73,125 %
b. menyiapkan waktu belajar khusus untuk ujian 30 18,75 %
c. menanamkan prinsip belajar untuk mencari 8 5% ilmu bukan untuk mencari nilai
I
d. menjaga kondisi tubuh 5 3,125 % -·
Jumlah I 160 100 %
Dari label di atas diketahui bahwa 73,125 % responden menyatakan solusi
dari penyebab internal mereka menyontek adalah dengan belajar secara rutin atau
setiap hari, meskipun sedang tidak ada jadwal ujian. Dengan belajar seiiap hari,
meskipun hanya sebentar seperti: mengulang kembali pelajaran yang telah diterima
di kampus dengan membaca atau menyempatkan berdiskusi dengan teman setelah
.• perkuliahan selesai, akan memperingan beban mempelajari bahan mata kuliah
yang akan diujikan, karena sama saja dengan telah mencicilnya sedikit demi sedikit,
sehingga akan ada gambaran materi yang akan diujikan dan akan merasa siap bila
waktu ujian tiba. 18, 75 % responden menyatakan menyiapkan waktu belajar khusus
untuk ujian. waktu belajamya dapat dijadwalkan dari jauh-jauh hari atau minimal
seminggu sebelum waktu ujian. hal tersebut dapat menumbuhkan kepercayaan diri
untuk siap menghadapi ujian. 5 % responden menyatakan menanamkan prinsip
51
belajar untuk mencari ilmu bukan untuk hanya sekedar mencari nilai. Dengan prinsip
tersebut akan selalu mengingatkan kualitas ilmu yang sebenamya telah dimiliki.
Sisanya, 3, 124 % responden menyatakan solusinya adalah dengan menjaga kondisi
tubuh supaya tetap fit/sehat menjelang pelaksanaan ujian, sehingga dapat
konsentrasi dalam mengerjakan seal ujian.
Dengan demikian mayoritas responden menyatakan bahwa solusi untuk
mengatasi penyebab internal mahasiswa menyontel< adalah dengan mencoba
belajar secara rutin.
Tabef 20
Selusi dari penyebab eksternal mahasiswa menyontek
Jawaban F p
a. pengawasan ujian harus diperketat 57 35,675%
b. posisi duduk peserta ujian direnggangkan 11 6,875 %
c. pengawas harus tegas 10 6,25%
d. pemberian sanksi yang tegas bagi yang 7 4,375 % menyontek
e. mengadakan pemeriksaan sebelum ujian 4 2,5%
f. Menahan diri untuk tidak ikut-ikutan teman yang 48 30% menyontek dengan duduk paling depan dan yakin dengan jawaban sendiri
g. soal ujian bersifat analisa bukan teks book 7 4,875 %
h. pengadaan ujian lisan 3 1,875 %
i. materi yang diujikan tidak menyimpang dari yang 10 6,25 % telah diajarkan
j. jumlah pengawas diperbanyak 3 1,875 %
Jumlah 30 100%
Dari tabel di alas diketahui bahwa 35,625 % responden menyatakan solusi
dari penyebab eksternal mereka menyontek sebaiknya adalah dengan cara
52
memperketat pengawasan ujian. pengawasan tidak hanya hanya sekedar
menunggu peserta ujian mengerjakan soal ujian sambil duduk-duduk santai atau
membaca koran, melainkan memperhatikan peserta ujian dengan perhatian penuh
dan langsung menindak tegas yang ketahuan menyontek. 30 % responden
menyatakan dengan cara menahan diri untuk tidak ikut-ikutan teman yang
menyontek, misalnya dengan duduk paling depan dan yakin terhadap jawaban
sendiri. 6,875 % responden menyatakan dengan cara merenggangkan posisi duduk.
Jarak antara kursi peserta ujian sebaiknya minimal 1,5 meter supaya tidak mudah
bagi peserta ujian untuk menyontek. 6,25 % responden pertama, menyatakan
caranya dengan menempatkan sosok pengawas yang tegas pada ruang ujian
sehingga tidak ada peserta ujian yang berani menyontek. Tidak membiarkan para
peserta ujian membawa catatan apa pun ke dalam ruang ujian. 6,25 % responden
kedua, menyatakan dengan cara memberikan soal ujian yang sesuai dengan materi
yang telah diajarkan. 4,375 % responden pertama, menyatakan dengan cara
pemberian sanksi yang tegas bagi yang menyontek. Bila ada yang ketahuan
menyontek sebaiknya langsung diberikan sanksi baik berupa teguran maupun
pengurangan nilai. 4,375 % responden kedua, menyatakan dengan cara pemberian
soal ujian bersifat analisa dan bukan teks book. 2,5 % responden menyatakan
caranya dengan mengadakan pemeriksaan sebelum ujian. Hal tersebuf dilakukan
untuk menutup kesempatan bagi mahasiswa menyontek melalui buku/catatan.
Sisanya, 1,875 % responden pertama menyatakan dengan cara pengadaan ujian
lisan, sehingga sama sekali dapat menutup kemungkinan mahasiswa untuk
menyontek. 1,875 % responden kedua menyatakan dengan cara memperbanyak
jumlah pengawas ujian pada setiap kelasnya, dan bukan hanya seorang.
53
Dengan demikian hampir sebagian mahasiswa fakultas Tarbiyah
memberikan solusi mengatasi penyebab ekstemal mahasiswa menyontek dengan
cara pengawasan ujian diperketat.
Tabel21
Solusi dari penyebab utama mahasiswa menyontek ketika ujian
Jawaban F p
a. mencoba belajar rutin 58 36,25 %
b. ujian open book/bersifat analisa . 10 6,25%
c. mengadakan pemeriksaan sebelum ujian 4 2,5%
d. kesadaran diri sendiri untuk tidak menyontek 40 25 %
e. pengawasan ujian diperketat 28 17,5 %
I f. pemberian sanksi 5 3,125 %
g. pengawas harus tegas 4 2,5 % I h. menyiapkan waktu belajar khusus untuk ujian 11 6,875 %
Jumlah 160 100%
Dari tabel di atas diketahui 36, 25 % responden menyatakan bahwa solusi
dari penyebab utama mahasiswa fakultas Tarbiyah menyontek sebenamya adalah
dengan cara belajar secara rutin. 25 % responden menyatakan solusinya adalah
dengan kesadaran diri sendiri untuk tidak menyontek. 17,5 % responden .•
menyatakan solusinya dengan cara pengawasan ujian diperketat. 6,875 %
responden menyatakan solusinya dengan cara menyiapkan waktu belajar khusus
untuk menghadapi ujian. 6,25 % responden menyatakan solusi sebenamya dengan
cara pengadaan ujian yang bersifat analisa/open book. 3, 125 % responden
menyatakan solusinya dengan cara pemberian sanksi bagi mahasiswa yang
menyontek tanpa toleransi. Sisanya, 2,5 % responden pertama menyatakan
solusinya dengan cara mengadakan pemeriksaan sebelum ujian. Sedangkan 2,5 %
54 .
responden kedua menyatakan solusi sebenamya dengan cara pengawas harus
tegas, sehingga membuat mahasiswa tidak berani untuk menyontek.
Dengan demikian hampir sebagian responden menyatakan bahwa solusi
sebenarnya mengatasi perilaku menyontek secara keseluruhan adalah dengan
menumbuhkan kesadaran diri dari mahasiswa untuk mencoba belajar rutin (setiap
hari) sehingga akan siap menghadapi ujian setiap saat.
Tabel22
Modus tertinggi nilai angket perilaku menyontek dalam pelaksanaan ujian:
penyebab dan solusinya
No. Butir Pertanyaan F p Keterangan
I Pengetahuan tentang perilaku menyontek mahasiswa ketika ujian
1. Pengertian menyontek Tabel9 Proses memindahkan/ menyalin/meniru jawaban (tulisan) dari buku, teman, atau 102 63,75 % media lain ke dalam lembar jawaban
i sendiri pada saat ujian I 2. Jumlah mahasiswa Fakultas Tarbiyah Tabel10
yang menyontek Cukup banyak 66 41,25 %
3. Jumlah mahasiswa sekelas yang Tabel 11 menyontek Cukup banyak 62 38,75 %
Hasby, Eddy, "Tren Radio Panggil: Dari Gaya Sampai Ala! Menyontek", Kompas, Jakarta, 8 Juli 1997
IAIN Jakarta Press, Pedoman Akademik tahun 200112002 JAIN Syarif Hidayatul/ah, Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2001
59
Info Aktual Muda, Menyontek di Mata Pendidik, (Jakarta), 27 Juli 1999
___ , Menyontek di Mata Siswa, (Jakarta) 18 (Juli 1999)
60
Kartono, Kartini, Bimbingan Be/ajar di SMA dan Perguruan Tinggi, Jakarta: CV Rajawali, 1985, Get. ke-1
Kompas, Bocoran Soat Ebtanas SMU Diperjua/belikan, (Jakarta), 1 Juni 2001
--~· Contekan dengan Tekno/ogi Tinggi, (Jakarta), 1 Mei 1995
___ , Ki/asan Kawat Duma, (Dhaka), 23Juni1993 .
___ , Kilasan Kawat Dunia, (Korea), 11 Februari 1993
___ , Pembocoran Jawaban Oleh Pengawas Kotori Ebtanas SD, (Jakarta), 4 Mei 1995
___ , Pentingnya HAKI dijunjung Tinggi dimutai Sejal< TK, 3 Januari 2000
___ , Seorang Dosen diduga Jiplak Skripsi Mahasiswa, 24 April 1996
___ , Skripsi dan Nyontek, (Jakarta), 31 Agustus 1996
___ , Seal Disertasi Doktor di UGM: !pong S. Azhar dituduh Plagiat, Kompas, (Jakarta}, 24 Desember 1999
___ , Tren Radio Panggil dari Gaya Sampai Alat Menyontek, (Jakarta), 8 Juli 2001
Nawawi, Imam, Hadis Arbain, t.t: Assaduddin Press, 1991
Pelita, Hapuskan Budaya Nyontek dan Katrol Nila! di Seko/ah, Jakarta 27 April 1994
Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Eva/uasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991, Get. ke-1, Edisi 2
Sadili, Lili, "Studi tentang Pola Penanggulangan Kasus Menyontek yang Terjadi pada Murid-murid SMA di Propinsi Jawa Barat", Laporan Penelitian, Bandung: IKIP, 1993
Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi (Ed.), Metode Penelitian Survai, Jakarta, LP3ES, 1989
Soehartono, lrawan, Metode Penelitian Sosia/, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999
61
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: F'T Raja Grafindo Persada, 1994, Cet. ke-16
PENYEBAB DAN SOLUSI PERILAKU MENYONTEK DALAM UJIAN
NO DI MENSI INDIKATOR NO. JUMLAH
SOAL 1. Pengetahuan a. Pengertian menyontek 1 1
tentang Perilaku b. Jumlah mahasiswa yang menyontek menyontek 2,3 2 mahasiswa dalam c. Frekwensi menyontek pelaksanaan mahasiswa 5 1 ujian d. Teknik menyontek
mahasiswa berikut alasannya 7 1
e. Perasaan mahasiswa ketika menyontek 8 1
2. Pengetahuan a. Penyebab internal dan ten tang eksternal mahasiswa Penyebab menyontek 4
I 1
mahasiswa b. Penyebab utama menyontek dalam mahasiswa menyontek 6 1 pelaksanaan uiian
3. Pengetahuan a. solusi dari penyebab tentang cara internal dan eksternal mengatasi mahasiswa secara umum 9 1 perifaku b. solusi yang paling tepat menyontek mengatasi penyebab mahasiswa ketika menyontek secara ujian keseluruhan 10 1
JUMLAH 10 '
ANG KET
UNTUK MAHASISWA FAKULTAS TARBIYAH IAIN JAKARTA
TENT ANG:
PENYEBAB PERILAKU MENYONTEK DALAM PELAKSANAAN UJIAN BERIKUT SOLUSINYA
PENJELASAN
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang faktor-faktor
penyebab mahasiswa menyontek pada saat ujian, sekaligus mencari solusi
yang tepat untuk mengatasinya.
2. Mengingat sangat pentingnya penelitian ini, saya: Anita Lidiawati, selaku
penulis skripsi dengan judul: "Peri/aku Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian:
Penyebab dan So/usinya (Studi Kasus di Faku/tas Tarbiyah JAIN Jakarta}",
memohon kepada para mahasiswa/i untuk menjawab seluruh pertanyaan
yang diajukan dengan seteliti mungkin dan sejujur-jujurnya, karena
keterbukaan anda mengisi jawaban pada angket ini sangat menentukan
keakuratan hasil penelitian ini.
3. Perlu diingat:
a. Kerahasiaan identitas anda akan terjamin, untuk itu anda tidak perlu
menuliskan nama anda
b. Jawaban anda pada angket ini, seluruhnya akan dianggap benar dan
tidak akan mempengaruhi nilai perkuliahan anda sama sekali.
4. Atas kesediaannya, saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Anita lidiawati.
I. Aspek ldentitas
Petunjuk: Bacalah dengan teliti dan beriiah tanda (X) pada pilihan jawaban yang
dianggap sesuai dengan keadaan anda!
1. Jenis Kelamin
2.
3.
4.
a. ( ) Pria
b ( ) Wanita
Semester
a. ( ) semester 4
b ( ) semester 6
c ( ) semester 8
Fakultas Tarbiyah, iurusan:
a. (
b (
C. (
d. (
Usia:
a. (
b. (
) PP.I
) PBA
) Kl
) Tadris
) kurang dari atau sama dengan 20 tahun
) 21-24 tahun
5. IPK terakhir
a. ( ) 2.00-2.50
b. ) 2.51-2.99
c. ( ) 3 ke atas
II. Daftar Pertanyaan Petunjuk: Bacalah dengan teliti, dan lingkarilah salah satu jawaban yang dianggap tepat menurut anda !
1. Apakah pengertian menyontek dalam pelaksanaan ujian menurut anda? a. Proses memindahkan/menyalin/meniru jawaban (tulisan) dari buku, teman
atau media lain ke dalam lembar jawaban sendiri b. perbuatan yang tidak baik/jujur/sportif/menyimpang dan tidak diperbolehkan
dalam tata tertib ujian c. usaha mencari jawaban ujian melalui bantuan (catatan, teman, dll) sehingga
mempengaruhi jawaban yang seharusnya murni dari diri sendiri d. upaya agar lolos dari nilai c atau untuk mendapat nilai bagus e. membuka catatan/buku dan menyalinnya ke dalam kertas jawaban ujian
dengan sembunyi-sembunyi. f. usaha terakhir yang terpaksa dilaksanakan dalam menjawab soal yang sulit.
2. Menurut anda, berapa banyakkah Fakultas Tarbiyah yang menyontek saat ujian berlangsung? a. sedikit b. cukup banyak c. banyak d. banyak sekali
3. Menurut anda, berapa banyakkah mahasiswa sekelas anda yang menyontek saat ujian berlangsung? a. sedikit b. cukup banyak c. banyak d. banyak sekali
4. Adakalanya karena situasi-situasi tertentu, mahasiswa sering merasa 'terpaksa' menyontek saat ujian. penyebab internal dan eksternal manakah di bawah ini yang menurut anda sering menjadi penyebab mahasiswa menyontek?
• Penyebab internal (dari diri mahasiswa): a. malas belajar sehingga tidak siap ujian b. kebiasaan buruk c. terobsesi nilai tinggi d. kurang percaya diri e. kondisi badan tidak fit (sehat) f. ketakutan mendapat nilai jelek
• Penyebab eksternal (dari luar diri mahasiswa): a. pengaruh teman b. pengawasan ujian yang tidak ketat c. persaingan nilai d. soal ujian teks book e. soal sulit
5. Dari pengalaman anda, seberapa seringkah situasi-situasi di alas mendorong anda merasa 'terpaksa" untuk menyontek saat ujian?
a. tidak pernah b. hampir tidak pernah c. jarang d. cukup sering e. hampir sering f_ selalu
6. Dari pengalaman anda, apakah yang menjadi penyebab utama anda
menyentek? a. tidak paham maksud pertanyaan seal
b. seal sulit c. malas belajar sehingga tidak siap ujian d. pengawasanlenggar e. lebih percaya diri kalau menyentek f. karena lupa jawaban sedikit g. terpengaruh teman h. takut nilai jelek 1. seal yang diujikan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan
J. terdesak waktu ujian yang hampir selesai 7. Cara apa yang paling sering anda gunakan untuk menyentek? ~ a. menanyakan jawaban ujian langsung kepada teman
b. bekerjasama dengan dua/lebih teman dalam mengerjakan soal ujian
selama ujian berlangsung c. meliriK Jembar jawaban ujian teman d. membuka buku/catatan saat ujian e. membuat dan menggunakan kertas catatan f. menyalin jawaban teman dengan sepengetahuan mereka g. memilih pesisi duduk yang baik sebelum ujian agar dapat kemudahan
untuk menyentek • Cara di atas sering saya gunakan karena:
a. mudah/praktis b. resike ketahuan sedikit/aman c. hasilnya memuaskan/valid d. hanya lupa jawaban sedikit e. jawaban dapat disaring lagi sesuai pemikiran sendiri
8. Bagaimanakah perasaan anda, ketika anda menyentek? a. diliputi rasa was-was (ketakutan) b. biasa saja c. merasa bersalah/berdesa d. merasa malu e. kadang biasa kadang ketakutan
9. Menurut anda, tindakan apa yang paling tepat untuk mengatasi perilaku menyontek mahasiswa dalam pelaksanaan Ujian, jika dilihat dari segi penyebab?
• Untuk mengatasi penyebab internal, yaitu dengan: a. mencoba belajar secara rutin b. menyiapkan waktu belajar khusus untuk ujian c. menanamkan prinsip belajar untuk mencari ilmu bukan untuk mencari
nilai d. menjaga kondisi tubuh
• Untuk mengatasi penyebab eksternal, yaitu dengan: a. pengawasan ujian harus diperketat b. posisi duduk peserta ujian direnggangkan c. pengawas harus tegas d. pemberian sanksi yang tegas bagi yang menyontek e. mengadakan pemeriksaan sebelum ujian f. menahan diri untuk tidak ikut-ikutan teman yang menyontek dengan
duduk paling depan dan yakin dengan jawaban sendiri g. seal ujian bersifat analisa dan bukan teks book h. pengadaan ujian lisan i. materi yang diujikan tidak menyimpang dari yang telah diajarkan j. jumlah pengawas diperbanyak
10. Menurut anda, solusi apakah yang paling tepat untuk mengatasi perilaku menyontek ketika ujian secara keseluruhan? a. mencoba belajar secara rutin b. ujian open book/seal ujian bersifat analisa c. mengadakan pemeriksaan sebelum ujian d. kesadaran diri sendiri untuk tidak menyontek e. pengawasan ujian diperketat , f. pemberian sanksi g. pengawas harus tegas h. menyiapkan waktu belajar khusus untuk ujian.
Terimakasih, harap periksa kembali. Jangan sampai ada pertanyaan yang terlewat!
SERITA WAWANCARA
TENTANG PERILAKU MENYONTEK DALAM PELAKSANAAN UJIAN
(PENYEBAB DAN SOLUSINYA)
Waktu wawancara : Rabu, 12 Juni 2002
Interviewee : Ors. Rahmat
Jabatan : Kasubag Umum Fakultas Tarbiyah
Pokok-Pokok Wawancara
1. Bagaimanakah teknik pelaksanaan ujian semester (UTS dan UAS) di fakultas
Tarbiyah, baik dari segi:
a. pengawasan
b. Tata tertib
c. Sanksi
d. Pengaturan tempat/ruangan
e. Penilaian
f. Fungsi
g. maupun waktu pelaksanaannya?
2. Perihal perilaku menyontek yang seringkali terjadi dalam pelaksanaan ujian,
a. apakah ada laporan mengenai mahasiswa yang menyontek selama ujian
semester?
b. Bagaimana pihak fakultas menyikapi mahasiswa/i yang tertangkap basah
menyontek?
c. Apa sajakah kendaia-kendala yang dihadapi pihak fakultas dalam
menangani kasus perilaku menyontek mahasiswa dalam pelaksanaan ujian?
d. Apa ada rencana pihak fakultas tarbiyah untuk selanjutnya dalam menangani
kasus perilaku menyontek mahasiswa dalam pelaksanaan ujian?
e. Menurut bapak (secara pribadi), apakah yang menyebabkan mahasiswa
menyontek dalam pelaksanaan ujian?
Jawaban Wawancara
1. a. Baik UTS maupun UAS, pengawasannya untuk saat ini peraturannya harus
dilakukan langsung oleh masing-masing dosen yang mengajar pada mata
kuliah yang diujikan. Selain hal tersebut dianggap sebagai satu paket dengan
perkuliahan, juga supaya kualitas pelaksanaan ujian lebih bagus, karena
dosen yang bersangkutan akan mengetahui persis keadaan mahasiswa yang
sesungguhnya, sedangkan bila diawasi oleh karyawan/pegawai terkadang
diremehkan terutama oleh mahasiswa yang duduk di semester 4 ke atas.
Karyawan/pegawai dapat dijadikan pengawas ujian hanya sebagai altematif,
yaitu bila dosen yang bersangkutan berhalangan hadir karena ada sesuatu
hal. Ada pun jumlah pengawas yang ditetapkan tiap kelas yaitu sebanyak 1
orang, bahkan tidak menutup kemungkinan, seorang dosen mengawas
sebanyak dua kelas, untuk mata kuliah yang diujikan. Karena banyaknya
jumlah peserta ujian.
b. Tata-Tertib pelaksanaan ujian semester di antaranya sebagai berikut:
1) Pakaian harus sopan dan rapi (tidak boleh berkaos oblong) serta tidak
boleh mengenakan sandal dan berambut gondrong/panjang (bagi pria).
2) Hadir tepat waktu.
3) Sebelum ujian dimulai baik buku maupun catatan, tidak diperkenankan
berada di dalam kelas, melainkan harus dikumpulkan di luar kelas. Juga
dilarang menanyakan jawaban kepada sesama peserta ujian, kecuali
menanyakan ketidakjelasan soal ujian, itu pun kepada pengawas/dosen
yang bersangkutan.
4) Mahasiswa dilarang mengikuti ujian semester, bila tatap muka selama
perkuliahan kurang dari 75 %.
c. Bila ada peserta ujian yang melanggar tata tertib ujian, maka dikenakan
peringatan baik secara lisan maupun tulisan, untuk dikeluarkan dari ruang
ujian /dilarang untuk mengikuti ujian. Namun untuk menerapkan sanksi yang
telah diberlakukan, pada pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya kepada
dosen yang mengawas.
d. Ruang ujian penempatannya di ruang perkuliahan. Untuk pengaturan tempat
duduk, tiap kelasnya disesuaikan dengan jumlah mahasiswa yang
standarnya 30-40 orang, dan jarak kursi yang direnggangkan. Ada
kebebasan bagi mahasiswa untuk menentukan posisi duduk/bangku, karena
memang tidak diadakan penomoran peserta secara khusus dalam ujian
semester.
e. Mengenai penilaian, sepenuhnya diserahkan kepada dosen mata kuliah yang
diujikan.
f. fungsinya adalah sebagai evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan
belajar mahasiswa dalam tengah dan akhir semester.
g. Waktu UTS dan UAS secara umum, pelaksanaannya sama-sama mengikuti
kalender akademik institut yang telah ditetapkan. Secara khusus, UTS .
dilaksanakan pada jam kuliah masing-masing. Sedangkan pelaksanaan
UAS terdapat ketentuan sebagai berikut: bila jadwal kuliahnya terletak
pada jam ganjil Oam ke-1, 3, atau 5) maka ujiannya dilaksanakan pada
minggu pertama dari waktu UAS yang ditetapkan kalender akademik. Bila
jadwal kuliahnya terletak pada jam genap Uam ke-2, 4) maka ujiannya
dilaksanakan pada minggu kedua dari waktu UAS yang telah ditetapkan
pada kalender akademik. Di antara dosen, ada juga yang memisahkan
waktu kuliah maupun ujian antara laki-laki dan perempuan.
2. a. laporan mengenai mahasiswa yang menyontek selama ujian semester ada
pada dosen yang mengawas dengan penilaian khusus, atau pada pegawai
(yang berstatus pengawas) yang ditulis pada berita acara. ,
b. Menyikapinya dengan pemberlakuan sanksi yang telah ditetapkan, dan untuk
menerapkan sanksi tersebut, diserahkan sepenuhnya kepada masing-
masing dosen yang mengawas dalam pelaksanaan ujian. Adapun sanksi-
sanksinya sebagai berikut: berupa teguran, pengurangan nilai, dan sanksi
terberat tidak diluluskan dalam mata kuliah yang diujikan.
c. kendala-kendala yang dihadapi, di antaranya sebagai berikut:
1) Jumlah mahasiswa yang terlampau banyak. Padahal, seharusnya ruang
ujian maksimal ditempati antara 25-30 orang.
2) Sistem pengawasan kurang ketat, baik pengawas dari dosen maupun
pengawas dari karyawan.
3) Sikap disiplin mahasiswa yang dari awal tidak bisa ditegakkan untuk
mematuhi tata tertib, dan mental mahasiswa yang memang sudah .
terbiasa menyontek (tidak takut pada sanksi).
d. Rencana selanjutnya, memperbaiki mental dan menegakkan disiplin
mahasiswa melalui aturan tidak memberi toleransi bagi yang melanggar tata
tertib ujian.
e. penyebabnya mental dari mahasiswa yang telah terbiasa menyontek dan
adanya kesempatan untuk menyontek. Juga, aturan pelaksanaan ujian yang
terkesan longgar.
Interviewee Interviewer
(Anita lidiawati)
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini Kasubag Umum Fakuftas Tarbiyah: Ors.
Rahmat, menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa:
Nama : ANITA LIDIAWATI
NIM : 1961112239
Fak/Jur: Tarbiyah/ PAI IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
telah melakukan risetlwawancara dengan Kasubag Umum Fakultas Tarbiyah: Drs.
Rahmat, serta mahasiswa Fakultas Tarbiyah guna melengkapi data skripsi yang
berjudul: "Perilaku Menyontek Dalam Pelaksanaan Ujian: Penyebab dan
Solusinya (Studi Kasus di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta)"
Demikian surat keterangan ini kami buat, untuk digunakan seperlunya, dan
kepada instasi yang terkait, mohon maklum adanya.
Jakarta, 12 Juni 2002
Kasubag Umum Fakultas Tarbiyah
DEPARTEl\iEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAfI JAKARTA
FAKULTAS TARBIYAH
H. Juando. No. 95 Ciputat 15412 'l'elp. & Fax. 7443323
: ': ll it ii ::'.ii 1 dcngan pclaksamrnn Ujizm Akhir Semester 'i ''\; ';c,,_·1:1cster Gc1rnp Ta11un Akademik 2001/2002, L.:;nei:; s·:lu;~J!i nwhasiswa Fakultas Tarbiyah agar , , ·· ·w,,,,.:.,,til "r; 11··1· 11·1! l1c1·1·J-·1l 1.111" !:1·-~~1. 1 .·.,;~ Liu • \rt l i u -1 l. . \.L ,
i\··i <1 )1;1,; i> 11 a tidak _!}jpsrkenankat! ,,puhh,f me1rwkai ki'ios oblong, Lcrp;1kaizm ticlak sopan;
n1en giktiti sandal dan
UJial1
atau
2. ';e!ama ujian berlangsung dilarang ine1nbawa buku dan :;t:rn catalan ke dalarn ruang/lokal ujian;
:·: fv[ ahasiswa yang kc luar ruang/lokal ujian selmna ujian :_,,:rhinssung, tidak diperkenankan masi.,rk ke111bali;
: . \ 1'1Luo;i:1\\'il dildrnng merubah susuniln bangku yang tclah
Jakarta, .!uni 2002
DEPARTEMEN AGAIVlA INSTITUT A.GAMA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATTJLLAH <TAKARTA
• :c-!;il1 1nara kuliah diujik;:m. o. li:11,1:-; akhir p-:ny0rahan nilai ke ]7akultas tanggal 5 Juli 2002. 7, kcl',,,'<1l u1i:m Hama dcnganjadwal kuliah dengan pengaluran sebagai
h,:1·ikt•(:
- (\ll1Jggu J'rrtania ( 1'anggal j 7 Juni 2002 s1f.i 22 Ju.ni 2002 ), "'ji;rc1 lllal:: kuliah yang dikuli:ihkan padajam ke I,III dan V
- i\ Iinggil f{cliua ( {(Ing,gal 2./ Juni 2002 s/,/ 29 Juni 2002 ), uji<H"! ni;1la ladiah yang dikuJiahkan padajam ke II dan J1v'