5 Bab 2 Landasan Teori 2.1.Teori-teori Dasar Teori – teori pokok yang merupakan teori-teori landasan bagi teori-teori lainnya yang terdapat dalam skripsi ini, yaitu: 2.1.1. Pengertian Data Data merupakan sekumpulan nilai yang tersimpan dalam basis data dan memiliki nilai seperti: angka, deretan karakter, atau simbol mengenai fakta suatu objek. Secara tradisional data memiliki hirearki sebagai berikut: A. Elemen Data Satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang bermakna. Istilah lainnya adalah field, kolom item, atribut. B. Rekaman Gabungan dari sejumlah elemen data yang saling terkait (tuple atau baris). C. Berkas Himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama membentuk sebuah berkas. Berkas adalah kumpulan rekaman data yang berkaitan dengan suatu objek (tabel atau relasi). 2.1.2. Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah sebuah sumber yang memungkinkan pengumpulan, pengaturan, pengontrolan, dan penyebaran informasi ke seluruh bagian organisasi.
26
Embed
9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
Bab 2
Landasan Teori
2.1.Teori-teori Dasar
Teori – teori pokok yang merupakan teori-teori landasan bagi teori-teori lainnya yang
terdapat dalam skripsi ini, yaitu:
2.1.1. Pengertian Data
Data merupakan sekumpulan nilai yang tersimpan dalam basis data dan memiliki
nilai seperti: angka, deretan karakter, atau simbol mengenai fakta suatu objek.
Secara tradisional data memiliki hirearki sebagai berikut:
A. Elemen Data
Satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang
bermakna. Istilah lainnya adalah field, kolom item, atribut.
B. Rekaman
Gabungan dari sejumlah elemen data yang saling terkait (tuple atau baris).
C. Berkas
Himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama membentuk sebuah berkas. Berkas
adalah kumpulan rekaman data yang berkaitan dengan suatu objek (tabel atau
relasi).
2.1.2. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sebuah sumber yang memungkinkan pengumpulan,
pengaturan, pengontrolan, dan penyebaran informasi ke seluruh bagian organisasi.
6
2.1.3. Pengertian Database.
Menurut Connolly (2002, p. 14) basis data adalah sekumpulan data yang
terhubung satu sama lain secara logikal dan suatu deskripsi data yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi.
Tujuan utama pengelolaan data dalam basis data adalah agar kita dapat
memperoleh data yang kita cari dengan mudah dan cepat. Pemanfaatan basis data
dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan seperti berikut ini:
Kecepatan dan kemudahaan (speed)
Efisiensi ruang penyimpanan (space)
Keakuratan (accuracy)
Ketersediaan (availability)
Kelengkapan (completeness)
Keamanan (security)
Kebersamaan pemakaian (sharibility)
Dalam penggunaannya pun basis data memiliki beberapa keuntungan yaitu:
A. Mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia. Tugas mekanis lebih
baik dikerjakan oleh mesin.
B. Komputer dapat mengambil dan mengubah data lebih cepat daripada manusia.
C. Akurat dan informasi terbaru selalu tersedia setiap saat.
D. Menghemat ruangan karena tidak perlu menyediakan ruangan penyimpanan
kertas file yang sangat banyak.
7
2.1.4. Perkembangan Database.
Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus pada
proses yang dianggap bekerja secara sendiri – sendiri. Pendekatan tradisional melibat
data terpadu dengan proses aplikasi. Pandangan ini memotivasi organisasi – organisasi
untuk menuju ke pendekatan database. Hal – hal yang mendukung adalah:
A. Ketidakmampuan untuk mendapatkan jawaban secara cepat untuk pertanyaan
– pertanyaan sederhana.
B. Biaya pengembangan yang mahal.
C. Ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.
D. Rendahnya integritas / kepastian data.
E. Ketidaksesuaian model database dengan kenyataan.
DBMS dapat mengurangi kebutuhan pengembangan dan perawatan, menjadikan
orang-orang lebih produktif, dan mengurangi efisiensi mesin.
Perkembangan awal dari fasilitas database manajemen dimulai dengan
menggeneralisasikan kegiatan input – output sehari – hari. Pertama – tama menjadi
bagian dari user program dan kemudian berkembang menjadi bagian dari sistem operasi.
Salah satu landasan utama pengembangan adalah untuk meningkatkan fasilitas – fasilitas
dalam sistem operasi untuk membantu programmer aplikasi.
Landasan lainnya adalah untuk menyediakan fasilitas high – level language
secara langsung kepada pengguna non – programmer. Hal ini menciptakan dikotomi
dalam DBMS yang harus dihilangkan karena melanggar empat tujuan utama database
management dalam sebuah perusahaan, yaitu:
8
A. Pembagian resource data antara pemakai dan aplikasi
B. Memungkinkan data tersedia pada setiap fungsi dari DBMS.
C. Mempertahankan kemampuan berevolusi pada database dan DBMS untuk
merespon perubahan teknologi dan permintaan pemakai.
D. Memastikan integritas / kepastian database.
2.1.5. Daur Hidup Database
Daur hidup database terdiri atas beberapa tingkat yang masing – masing mengandung
beberapa kegiatan utama, yaitu:
A. Perencanaan basis data
Merancanakan bagaimana tingkatan – tingkatan siklus kehidupan basis data dapat
disadari secara efisien dan efektif.
B. Pendefinisian sistem
Menetapkan spesifikasi ruang lingkup, batasan-batasan penerapan basis data, cara
penggunaannya, dan area pengaplikasiannya.
C. Pengumpulan dan analisis kebutuhan
Mengumpulkan dan menganalisa persyaratan-persyaratan yang diberikan oleh
pemakai dan area-area aplikasi penerapan.
D. Perancangan basis data
Perancangan konseptual, perancagan logikal, dan perancangan fisik.
E. Pemilihan DBMS (optional)
Memilih DBMS yang sesuai untuk penerapan basis data.
F. Perancangan aplikasi.
9
Membuat rancangan halaman muka untuk pengguna dan program-program aplikasi
yang memakai dan memproses basis data.
G. Prototyping (optional)
Membangun sebuah contoh model kerja dari aplikasi basis data, yang dapat
digunakan perancang dan pengguna untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi
bagaimana sistem final akan terlihat dan bagaimana sistem tersebut akan berfungsi.
H. Implementasi
Menciptakan pengertian-pengertian basis data secara eksternal, konseptual, dan
internal, dan menciptakan program aplikasi.
I. Konversi data dan loading
Memindahkan data-data dari sistem yang lama ke sistem yang baru.
J. Testing
Melakukan pengujian terhadap aplikasi basis data untuk mengetahui kesalahan-
kesalahan yang ada dan mencocokkan dengan persyaratan yang diminta oleh pemakai.
K. Perawatan operasional
Aplikasi basis data telah secara pentuh diimplementasikan. Sistem ini terus dimonitor
dan dipertahankan. Bila perlu, persyaratan baru ditambahkan ke dalam aplikasi basis data
melalui tingkat - tingkat dari siklus hidup sebelumnya.
10
Gambar 2.1. Siklus Hidup Database
11
2.1.6. Keys
Primary key adalah suatu set minimal attribute yang mengidentifikasikan suatu
kejadian spesifik secara unik dan mewakili setiap kejadian dari suatu entity.
Foreign key adalah satu set attribute yang melengkapi satu relationship yang
menunjukkan ke induknya.
Candidate key adalah satu set minimal attribute yang mengidentifikasikan secara
unik suatu kejadian spesifik dari entity.
Kunci sederhana (simple key) adalah satu kunci yang dibentuk oleh satu attribute.
Kunci komposit (composite key) adalah kunci yang disusun berdasarkan lebih dari
satu attribute.
Kunci alternative (alternative key) adalah kunci kandidat yang tidak dipakai
sebagai kunci primer.
2.1.7. Normalisasi
Normalisasi menurut Connolly (2002., p376) adalah suatu teknik untuk
menghasilkan sekumpulan relations dengan property yang diinginkan.
Tujuan dilakukannya normalisasi:
1) Untuk mencegah kemungkinan terjadinya update anomalies (redundansi data)
Ada 3 macam update anomalies, yaitu:
a. Insertion Anomalies
Penambahan data pada suatu table akan mempengaruhi table lain yang
berasosiasi dengan table yang dirubah.
12
b. Deletion Anomalies
Anomali yang berakibat jika kita men-delete sebuah tupple pada satu table
maka akan mempengaruhi perubahan pada table yang berasosiasi dengannya.
c. Modification Anomalies
Jika kita ingin mengubah nilai suatu attributes dari sebuah tupple pada
satu table maka kita juga harus mengubah informasi tersebut yang ada di table
lain agar database tetap konsisten.
2) Untuk menentukan apakah relation itu sesuai atau berlawanan dengan kebutuhan
akan bentuk normal.
Sedangkan proses normalisasi menurut Connolly (2002, P377) adalah suatu
metode formal yang mengidentifikasikan relasi - relasi berdasarkan primary key /
candidate key dan functional dependencies diantara atribut - atribut.
Salah satu konsep utama yang berhubungan erat dengan normalisasi adalah
Functional Dependencies. Functional dependencies mendeskripsikan hubungan
antara attributes dalam sebuah relasi. Misalnya, jika A dan B adalah attributes
dari relasi R, maka B akan sangat bergantung secara fungsional pada A
(ditunjukkan A → B) jika tiap nilai dari A diasosiasikan dengan tepat 1 dari nilai
B (A dan Bdapat terdiri dari 1 atau lebih attributes).
Proses normalisasi:
1) First Normal Form (1NF) adalah suatu relation yang merupakan perpotongan
dari setiap baris dan kolom yang terdiri dari satu dan hanya satu nilai. Untuk
13
mentransformasi suatu unnormalized table ke dalam normal pertama
dilakukan dengan cara mengidentifikasikan dan menghilangkan repeating
group (grup yang berulang) yang terdapat dalam table.
2) Second Normal Form (2NF) adalah suatu relation dalam bentuk normal
pertama (1NF) dan setiap attribute non-primary-key sangat bergantung secara
fungsional (fully funcional dependency) terhadap primary key.
3) Third Normal Form (3NF) adalah suatu relation dalam bentuk normal
pertama (1NF) dan kedua (2NF) yang didalamnya tidak terdapat non-primary-
key attribute yang bergantung secara transitif (transitive dependent) terhadap
primary key.
Transitive dependencies terjadi bila kondisi A dimana A, B dan C merupakan
attribute dari suatu relation jika A→B dan B→C, maka C bergantung secara
transitif terhadap A melalui B (asalkan A tidak bergantung secara fungsional
terhadap B dan C).
2.1.8. Tahapan Perancangan Basis Data.
Menurut Connoly dan Begg (2002, P419), proses perancangan basis data dibagi
menjadi 3 tahap utama:
2.1.8.1.Perancangan Basis Data Konseptual.
Merupakan proses konstruksi suatu informasi yang digunakan dalam sebuah
organisasi. Tahap ini diawali dengan pembuatan data model konseptual organisasi yang
bebas mengimplementasikan rincian-rincian seperti sasaran dari manajemen sistem basis
data, program-program aplikasi, bahasa pemograman, platform perangkat keras,
14
persoalan kinerja, atau pertimbangan-pertimbangan fisik lainnya. Proses pembuatan
model informasi ini terlepas dari semua pertimbangan fisikal.
Langkah - langkahnya adalah sebagai berikut:
Langkah 1. Membangun model data konseptual lokal untuk setiap view
1.1 Mengidentifikasi tipe entity
1.2 Mengidentifikasi tipe relationship
1.3 Mengidentifikasi dan mengasosiasikan attributes dengan suatu entity atau tipe
relationship
1.4 Menentukan domain attribute
1.5 Menentukan attribute candidate key dan primary key
1.6 Mempertimbangkan penggunaan konsep pemodelan yang lebih tinggi
1.7 Memerika model akan memungkinkan redudansi
1.8 Memvalidasikan model konseptual lokal dengan transaksi user
1.9 Membahas ulang model data konseptual lokal dengan user
2.1.8.2.Perancangan Basis Data Logikal.
Perancangan basis data logikal adalah proses konstruksi suatu informasi
yang digunakan dalam sebuah perusahaan berdasarkan sebuah model yang
spesifik, tetapi bebas dari fakta-fakta DBMS dan pertimbangan-pertimbangan
fisik lainnya.
Fase perancangan basis data secara logikal memetakan model perancangan
konseptual pada sebuah model logikal, yang dipengaruhi oleh model data untuk
15
target basis data. Model data logikal adalah sumber informasi bagi fase
perancangan fisik, menyediakan perancangan fisik dengan wahana untuk
pembuatan penjualan yang sangat penting untuk sebuah perancangan basis data
yang efisien.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Langkah 2 Buat dan validasikan model data logikal lokal untuk setiap gambaran
2.1 Menghilangkan fitur-fitur yang tidak sesuai dengan model relasional
2.2 Membuat relations untuk model data logikal lokal
2.3 Memvalidasikan relations menggunakan normalisasi
2.4 Memvalidasikan relations pada transaksi-transaksi user
2.5 Mendefinisikan integrity constraints.
2. 6 Meninjau ulang model data logikal lokal dengan user
Langkah 3 Buat dan validasikan model data logikal global
3.1 Menggabungkan model-model data logikal lokal ke dalam model data global
3.2 Memvalidasikan model data logikal global
3.3 Memeriksa pertumbuhan masa depan
3.4 Meninjau ulang model data logikal global dengan user
2.1.8.3.Perancangan Basis Data Fisikal.
Perancangan basis data secara fisik merupakan proses pembuatan deskripsi dari
implementasi basis data pada media penyimpanan sekundier, fase ini menggambarkan
16
dasar relasi, berkas organisasi, dan indeks untuk mencapai akses data yang efisien, dan
beberapa batasan hubungan yang utuh dan tingkatan keamanan.
Fase perancangan basis data fisik memungkinkan perancang membuat keputusan-
keputusan berdasarkan terhadap bagaimana basis data diimplementasikan. Agar
perancangan fisikal ditoleransi pada sebuah manajemen sistem basis data yang spesifik.
Ada timbal balik antara perancangan logikal dan fisikal, karena keputusan-keputusan
diambil selama perancangan fisikal mengembangkan kinerja yang bisa mempengaruhi
model data logikal.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
Langkah 4 Menerjemahkan model data logikal global ke DBMS
4.1 Merancang base relations
4.2 Merancang representasi devired data
4.3 Merancang enterprise constraints
Langkah 5 Merancang representasi fisikal
5.1 Menganalisa transaksi
5.2 Memilih organisasi file
5.3 Memilih indeks
5.4 Estimasi kebutuhan ruang disk
Langkah 6 Merancang user views
Langkah 7 Merancang mekanisme keamanan
17
2.1.9. DBMS
2.1.9.1 Pengertian DBMS
Menurut Connolly dan Begg(2002,p16),”Database Management system (DBMS)
is a software system that enables users to define, create, maintain, and control access to
the databaase”, yang arti nya sistem manajeman basis data adalah suatu sistem piranti
lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan,membuat,serta
mengendalikan akses terhadapa basis data.
1. Data Definition Language (DDL)
Fasilitas ini memungkinkan user untuk mendefinisikan,menerangkan dan member
nama entitas - entitas, atribut, dan relationship yang di butuhkan untuk aplikasi, termasuk
batasan - batasan pada data untuk disimpan dalam basis data.
2. Data manipulation Languange (DML)
Fasilitas ini menyediakan operasi dasar manipulasi data terhadapa database,
diantaranya penyisipan data (insert), modifikasi data (update), pemanggilan data
(retrieve) dan penghapusan data (delete).
3. Akses control terhadap basis data, diantaranya:
a) Security system, mencegah user yang tidak memiliki wewenang untuk mengakses
database.
b) Integrity System, memelihara konsistensi data yang tersimpan.
c) Concurrency Control System, memberikan akses bersama pada database.
18
d) Recovery Control System, mengembalikan database ke kondisi konsisten
sebelumnya dari kerusakan piranti keras dan piranti lunak.
e) User-Accessible Catalog, berisi deskripsi dari data di dalam database.
Menurut Elmasri (2001,p5). ”Database Management System(DBMS) is a
collection of programthat enables users to create and maintain a database”, yang
artinya system manajeman basis data adalah suatu kumpulan program yang
mengijinkan pemakai untuk menciptakan dan memelihara sebuah basis data.
2.1.9.2. Fungsi Database Managament System (DBMS)
Menurut Connolly (2002, p48-p52), fungsi dari DBMS antara lain sebagai berikut:
a) Data Storage,Retrival dan update
DBMS harus melengkapi pengguna dengan kemampuan untuk
menyimpan, mengambil, dan mengubah data pada basis data.
b) A user-accessible catalog
DBMS harus di lengkapi dengan catalog yang menyimpan daskripsi data
dan dapat di akses oleh pengguna.
c) Transaction Support
DBMS harus di lengkapi dengan mekanisma yang memastikan seluruh
perubahan dengan transaksi.
d) Conccurency control services
DBMS harus dilengkapi dengan mekanisme untuk memastikan basis data
diubah dengan benar saat beberapa pengguna mengubahnya pada waktu yang
sama.
19
e) Recovery services
DBMS harus dilengkapi dengan mekanisme recovery sebagai antisipasi
jika terjadi kerusakan sewaktu - waktu.
f) Authorization services
DBMS harus dilengkapi dengan mekanisme yang memastikan hanya
pengguna yang berkepentingan saja yang boleh mengakses basis data.
g) Support for data communication
DBMS harus mampu berintegrasi dengan piranti lunak.
h) Intregrity services
DBMS harus bisa memastikan data yang ada di dalam basis data dan
perubahan data sesuai dengan aturan.
i) Services to promote data independence
DBMS harus memiliki fasilitas yang mendukung kebebasan program dari
stuktur basis data.
j) Utility services
DBMS harus memiliki sekumpulan layanan kegunaan lainnya.
2.1.9.3. Keuntungan dan kekurangan Database Management System (DBMS)
Keuntungan dari Database Management System (DBMS)
Berdasarkan Connoly (2002, p5-p29) adalah:
a) Control of redundancy
Pendekatan basisdata mengabungkan setipa file sehingga tidak terdapat
dupllikasi data.
20
b) Data consistency
Dengan menghilangkan redudansi,maka data akan tetap konsisten..
c) More information from the same amount of data
Dengan penggabungan seluruh data oprasional,maka perusahaan
dimungkinkan mendapat informasi tambahan.
d) Sharing of data
Pengguna yang memiliki akses pada basis data dapat menggunakan
seluruh data dari bagian sebuah perusahaan.
e) Improved data integrity
Validitas dan konsistensi dari data yang tersimpan merupakan ingritas dari
suatu data.
f) Improved security
Data yang tersiman diberi data hak akses bagi pengguna tertentu yang
dapat membuka dan membaca suatu file
g) Enforcement of standard
Database administrator mendefinisikan dan menambah standarisasi yang
di perlukan.
h) Economy scale
Mengabungkan seluruh oprasional data ke dalam sebuah basis data,dan
membuat seperangkat aplikasi yang bekerja untuk menakses data sehingga
memperkecil biaya.
i) Balance of conflicting requirement
21
Oleh karena basis data di bawah pengawasan database
administrator,maka database administrator akan membuat keputusan tentang
rancangan dan penggunaan oprasional dari basis data yang dapat menyediakan
solusi terbaik untuk kepentingan suatu perusahaan.
j) Increased productivity
Ada banyak DBMS yang menyediakan Fourth generation environment
yang terdiri dati tools yang menyederhanakan pengembangan aplikasi basis
data.Hal inilah yang dapat meningkatkan produktivitas programmer dan juga
mengurangi waktu pengembangan.
k) Improved maintenance throught data independence
DBMS memisahkan aplikasi dengan deskripsi data,sehingga aplikasi
tidak terpengaruhi oleh perubahan deskripsi data.
l) Increased concurrency
Dengan adanya system concurrency dalam basis data maka data yang
sama dapat digunakan secara bersamaan oleh beberapa user.
m) Improved backup and recovery services
DBMS memiliki recovery control system yang dapat mengembalikan
basis data ke status awal bila terjadi kegagalan atau software.
Kekurangan dari Database Management System (DBMS) berdasarkan
Connoly(2002, p29-p30) adalah:
a) Complexity
22
DBMS yang baik mempunyai fungsionalitas yang banyak,sehingga
DBMS merupakan piranti lunak yang sangat rumit.
b) Size
Kompleksitas DBMS menyebabkan piranti lunak tersebut
membutuhkan tempat penyimpanan dan memori ayng besar.
c) Cost of DBMS
Harga dari DBMS tinggi, tetapi tergantung juga pada
fungsionalitas yang tersedia
d) Cost of conversation
Biaya yang besar diperlukan untuk perpindahan dari sistem yang
lama ke sistem yang baru
e) Peformance
Karena DBMS dirancang untuk banyak aplikasi dalam sebuah
perusahaan, maka ada kemungkinan beberapa aplikasi tidak berjalan
secepat file based system.
f) Higher impact of a failure
Jika terjadi sesuatu kegagalan pada system,akan berpengaruh pada
komponen-komponen lainnya.
2.1.9.4 Komponen Database Management System(DBMS)
Komponen-komponen Database Management System (DBMS) berdasarkan
Connolly(2002, p18-p20) ,terdiri atas:
23
1. Hardware
DBMS dan aplikasi membutuhkan piranti keras (hardware) untuk tempat
bergerak (RUN).
2. Software
Terdiri dari piranti lunak DBMS, program - program aplikasi dan
operating system, termasuk piranti lunak jaringan jika DBMS digunakan lewat
jaringan.
3. Data
Komponen paling penting dalam DBMS, database harus mengandung data
operasional dan metadata (data tentang data).
4. Procedure
Instrusksi perturan yang mempengaruhi rencangan dan penggunaan dari
basis data.
5. People
Terdiri atas:
Data Administrator (DA), bertanggung jawab dalam pengaturan sumber data,
meliputi perancangan basis data, pengembangan dan pemeliharaan standar,
kebijakan dan prosedur, serta rancangan basis data konseptual / logical.
Database Administrator (DBA), bertanggung jawab untuk realiasasi fisikal dari
database, termasuk rencangan dan implementasi basis data fisikal, kendali
keamanan dan intgritas, pemeliharaan sistem oprasional dan menjamin kepuasan
penampilan aplikasi bagi pengguna.
24
Database designer, mengindentifikasi data, relasi antara data, dan batasan data
yang akan tersimpan dalam basis data.
Application Developer, Mengimplementasikan program-program aplikasi yang
menyediakan kebutuhan fungsional bagi user.
End-user , Client bagi basis data, yang telah dirancang dan diimplementasi untuk
melayani kebutuhan informasi mereka
2.1.10. Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Mulyadi (2001, p57), diagram aliran data adalah suatu model yang
menggambarkan aliran data dan proses untuk mengelola data dalam suatu sistem.
Alat ini digunakan dalam tahap analisis dan menggambarkan proses secara logik.
Komponen-komponen dalam DFD yaitu:
1)
Eksternal Entiti
2)
Konektor
25
3)
Proses
4)
Data store
2.1.11. Entity Relationship Diagram (ERD)
Diagram yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara entitas dalam suatu
sitem. Komponen-komponen dalam ERD yaitu:
1) Entity adalah objek yang dapat diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai,
sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat. Entity
disimbolkan dengan persegi panjang.
Contoh:
26
2) Relationship adalah asosiasi antara satu atau beberapa entitas. Relationship
disimbolkan garis
Contoh:
3) Cardinality merupakan hubungan antara entity satu dengan entity lainnya.
Jenis-jenis Cardinality yaitu:
a. One to One
Contoh: Hubungan antara Staff dan Branch, yang memiliki asosiasi manages
dimana tiap relationship menggambarkan hubungan antara satu Staff dan satu
branch.
Dari diagram di atas maka arti 1..1 adalah tiap cabang dikelola oleh seorang staff.
Sedangkan 0..1 adalah tiap staff mengelola 1 cabang atau tidak mengelola satu pun
cabang.
27
b. One to Many / Many to One
Contoh: Hubungan antara Staff dan PropertyForRent yang memiliki asosiasi
Oversees
Dari diagram di atas maka arti dari 0..1 adalah tiap PropertyForRent diawasi oleh
satu Staff atau sama sekali tidak diawasi oleh satu orang Staff pun. Sedangkan arti
dari 0..* adalah tiap Staff mengawasi paling sedikit nol dan dapat lebih dari satu
PropertyForRent
c. Many to Many
Contoh: hubungan antara Newspaper dan PropertyForRent yang memiliki asosiasi
Advertises
Dari diagram di atas maka arti 0…* adalah tiap PropertyForRent diiklankan dalam
paling sedikit 0 atau lebih dari satu Koran. Sedangkan arti dari 1..* adalah tiap
koran mengiklankan paling sedikit 1 atau lebih dari satu PropertyForRent.
2.1.12. State Transition Diagram (STD)
State Transition Diagram (STD) merupakan satu modeling tools yang
menggambarkan alur proses yang ada dari suatu sistem.
Ada 2 format yang berbeda dari STD yaitu Bubble Form dan Rectangular Form.
1) Bubble Form
28
Bubble Form dikenal juga sebagai Diagram Moore, Bubble Form terdiri
dari lingkungan atau bubble yang menyatakan suatu keadaan atau state. Jika
terjadi transisi dari suatu state a ke state b, maka dari lingkungan a ke lingkungan
b harus diberi anak panah. Di anak panah tersebut kita tuliskan kondisi atau aliran
data yang masuk yang menyebabkan terjadinya transisi tersebut juga dituliskan
aksi atau output responds.
2) Rectangular Form
Rectangular Form adalah STD yang menggambarkan proses dengan
menggunakan kotak yang menggambarkan state dengan garis vertical yang
menghubungkan 2 state bila terjadi transisi.
Pada garis vertikal tersebut harus dicantumkan aliran masukan data yang
mengakibatkan terjadinya transaksi dari state satu ke state lain dan aliran keluaran
data atau reaksi yang terjadi sebagai akibat dari aksi yang dilakukan.
Notasi yang digunakan dalam STD Rectangular Form yaitu:
1. State, disimbolkan dengan segi empat
State adalah kumpulan keadaan atau atau atribut yang mencirikan suatu
benda pada waktu tertentu atau kondisi tertentu. Misalnya menunggu pemakai
megisi password, menunggu instruksi berikutnya atau menunggu nada
panggilan.
2. Transition State, perubahan state disimbolkan dengan panah berarah.
Tiap panah diberi label dengan ekspresi aturan dimana label menunjukkan
kejadian yang menyebabkan transisi terjadi.
3. Condition
Condition adalah suatu kejadian pada lingkungan eksternal yang dapat
dideteksi oleh sistem. Misalnya sebuah sinyal interupsi. Hal ini akan
menyebabkan perubahan terhadap state dari state menunggu X ke state
menunggu Y atau memindahkan aktivitas X ke aktivitas Y.
29
4. Action
Action adalah sesuatu yang dilakukan oleh sistem bila terjadi perubahan
state atau merupakan reaksi terhadap kondisi aksi yang akan menghasilkan
keluaran dan message.
2.2. Teori – teori Pendukung
2.2.1. Pengertian Administrasi
Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelengaraan kebijakan untuk mencapai tujuan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, p9)
Administrasi didefinisikan sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Unsur-unsur yang mendukung administrasi ialah:
1. Dilakukan oleh dua orang atau lebih.
2. Memiliki tujuan.
3. Memiliki tugas yang hendak dilaksanakan.
4. Memiliki Peralatan dan perlengkapan
(Siagian, 1998, p3).
Dari teori-teori tentang administrasi yang telah diuraikan di atas dapat dikatan bahwa administrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk melakukan proses seperti pencatatan, pengaturan, pengalokasian kegiatan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan peralatan dan perlengkapan yang disediakan.
2.2.2. Pengertian Sistem Informasi Administrasi
Dari teori-teori yang telah diuraikan di atas tentang sistem, informasi, sistem informasi dan administrasi, maka dapat dikatakan bahwa sistem informasi administrasi adalah kumpulan dari komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berhubungan untuk melakukan proses pencatatan, pengaturan, pengalokasian suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sarana perlengkapan yang ada.
30
2.2.3. Pengiriman Barang
Beberapa istilah yang berkaitan dan sering digunakan dalam kegiatan pengiriman barang:
1. Shipper adalah pelanggan ritel atau korporat yang memafaatkan jasa pengiriman barang
2. Consignee adalah penerima barang dari shipper melalui penyedia jasa layanan pengiriman barang.
3. Agent adalah pihak penyedia layanan pengiriman barang yang bertanggung jawab atas pengiriman barang setelah barang berangkat dari bandara atau pelabuhan untuk selanjutnya dikirimkan kepada consignee.
4. Notify adalah pihak yang bertanggung jawab kepada penerimaan barang.
5. Shipping / shipment adalah kegiatan pengiriman barang yang melibatkan shipper, penyedia jasa, consignee, dan armada pengangkutan mitra bisnis penyedia jasa pengiriman barang
6. Shipping Instruction (SI) adalah surat perintah pengiriman barang yang diberikan oleh shipper kepada pihak penyedia jasa pengiriman barang.
7. Invoice adalah surat tagihan jasa pengiriman barang yang dikeluarkan oleh pihak penyedia jasa pengiriman barang kepada client/agent.