I. JUDUL PERCOBAAN : PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS DAN GARAM RANGKAP II. TUJUAN PERCOBAAN : Mempelajari pembuatan dan sifat-sifat garam rangkap kupri ammonium sulfat dan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat. III. LATAR BELAKANG Garam merupakan hasil reaksi antara asam dan basa, reaksinya ialah reaksi netralisasi. Sejumlah asam dan basa murni ekuivalen yang dicampur dan larutannya diuapkan, maka akan terdapat zat kristalin yang tertinggal yang disebut dengan garam. Garam tidak memiliki ciri-ciri khas suatu asam atau basa, garam terdiri dari kation dan anion. Kation dan anion tersebut ada yang merupakan ion kompleks sehingga membentuk senyawa kompleks. Garam-garam yang mengandung ion-ion kompleks dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks. Garam kompleks berlainan dengan garam rangkap. Senyawa atau garam kompleks merupakan senyawa yang terbentuk karena penggabungan dua atau lebih senyawa sederhana, yang masing-masingnya dapat berdiri sendiri, sedangkan garam rangkap dalam larutan akan terionisasi menjadi ion-ion komponennya. Pembelajaran mengenai senyawa kompleks ini merupakan hal yang penting dalam kimia anorganik, maka perlu dilakukan percobaan untuk mempelajari pembuatan garam kompleks dan garam rangkap. IV. TEORI DASAR Pembentukan senyawa kompleks koordinasi ialah perpindahan satu atau lebih pasangan elektron dari ligan ke ion logam, maka ligan bertindak sebagai pemberi elektron dan ion logam sebagai penerima elektron. Akibat dari perpindahan kerapatan elektron ini, pasangan elektron jadi milik bersama antara ion logam dan ligan, sehingga terbentuk ikatan pemberi-penerima elektron. Keadaan-keadaan antara mungkin saja terjadi. Namun, jika pasangan elektron itu terikat kuat, maka
19
Embed
87731829 Pembuatan Garam Kompleks Dan Garam Rangkap
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. JUDUL PERCOBAAN :
PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS DAN GARAM RANGKAP
II. TUJUAN PERCOBAAN :
Mempelajari pembuatan dan sifat-sifat garam rangkap kupri ammonium
sulfat dan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat.
III. LATAR BELAKANG
Garam merupakan hasil reaksi antara asam dan basa, reaksinya ialah reaksi
netralisasi. Sejumlah asam dan basa murni ekuivalen yang dicampur dan larutannya
diuapkan, maka akan terdapat zat kristalin yang tertinggal yang disebut dengan
garam. Garam tidak memiliki ciri-ciri khas suatu asam atau basa, garam terdiri dari
kation dan anion. Kation dan anion tersebut ada yang merupakan ion kompleks
sehingga membentuk senyawa kompleks. Garam-garam yang mengandung ion-ion
kompleks dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks.
Garam kompleks berlainan dengan garam rangkap. Senyawa atau garam
kompleks merupakan senyawa yang terbentuk karena penggabungan dua atau lebih
senyawa sederhana, yang masing-masingnya dapat berdiri sendiri, sedangkan garam
rangkap dalam larutan akan terionisasi menjadi ion-ion komponennya.
Pembelajaran mengenai senyawa kompleks ini merupakan hal yang penting dalam
kimia anorganik, maka perlu dilakukan percobaan untuk mempelajari pembuatan
garam kompleks dan garam rangkap.
IV. TEORI DASAR
Pembentukan senyawa kompleks koordinasi ialah perpindahan satu atau
lebih pasangan elektron dari ligan ke ion logam, maka ligan bertindak sebagai
pemberi elektron dan ion logam sebagai penerima elektron. Akibat dari perpindahan
kerapatan elektron ini, pasangan elektron jadi milik bersama antara ion logam dan
ligan, sehingga terbentuk ikatan pemberi-penerima elektron. Keadaan-keadaan
antara mungkin saja terjadi. Namun, jika pasangan elektron itu terikat kuat, maka
ikatan kovalen sejati dapat terbentuk. Proses pembentukan ikatan antara pemberi-
penerima elektron tersebut dapat dituliskan dengan persamaan :
M + :L ↔ M:L
Dimana M = ion logam, dan L = ligan yang memiliki pasangan elektron (rivai,
1995).
Senyawa koordinasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kompleks
netral dan ion yang dalam hal ini paling sedikit satu dari ion tersebut harus
merupakan ion kompleks. Salah satu karakteristik karakteristik senyawa kompleks
ialah bahwa ion kompleks atau kompleks netral yang menyusun senyawa tersebut
masih seringkali mempertahankan identitasnya dalam larutan. Meskipun dapat
terjadi disosiasi parsial. Misalnya senyawa yang semula ditulis 2 KBr.HgBr2
sebetulnya mengandung ion tetrahedral [HgBr4]2- dalam padatan Kristal dan ion ini
tetap mempertahankan keutuhannya jika dimasukkan dalam larutan dan harga
disosiasi menjadi kecil (Day dan Selbin, 1993).
Garam kompleks merupakan garam-garam yang memiliki ikatan koordinasi
(garam yang dapat membentuk ion-ion dan salah satunya ion kompleks). Contoh
dari garam kompleks ialah Cu(SO4)2(NH4)2. Garam rangkap akan terionisasi
menjadi ion-ion komponennya ketika dilarutkan. Contoh lain dari garam kompleks
yakni [Co(NH3)6]Cl3 atau CoCl3.6NH3 yang berfungsi sebagai ligan ialah NH3
sedangkan Cl ialah diluar daerah koordinasi (sukardjo, 1985).
V. METODE PERCOBAAN
4.1 Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-Alat yang digunakan dalam pecobaan ini yaitu tabung reaksi
dan gelas beaker.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu serbuk
CuSO4.5H2O, ammonium sulfat dan etil alcohol.
4.2 Prosedur Kerja
A. Pembuatan Garam Rangkap Kupri Ammonium Sulfat
1. Sebanyak 2,5 g CuSO4 dilarutan dan ammonium sulfat 1 g
dalam 10 mL akuades, dipanaskan pelan-pelan sampai semua
garam larut.
2. Larutan didinginkan sampai terbentuk endapan dalam penangas
es, dan didiamkam satu malam.
3. Endapan dipisahkan dan dikeringkan kemudian ditimbang.
4. Rendemen yang diperoleh dihitung.
B. Pembuatan Garam Kompleks Tetraamin Tembaga(II) Sulfat
1. Sebanyak 2,5 g CuSO4.5H2O ditimbang, dilarutan kedalam 5
mL ammonia pekat.
2. Sebanyak 8 mL etil alcohol ditambahkan secara perlahan-lahan
melalui dinding gelas sehingga larutan tertutupi oleh alcohol.
Jangan diaduk/digoyang, ditutupi dengan kaca arloji, dibiarkan
satu malam sampai endapan terbentuk.
3. Endapan yang terbentuk dipisahkan, dicuci dengan campuran
larutan ammonia dengan etil alcohol (1:1).
4. Larutan dicuci dengan etil alcohol.
5. Endapan dikeringkan dan ditimbang.
6. Mol ammonia yang bereaksi dihitung.
C. Perbandingan Sifat Garam Tunggal, Garam Rangkap, dan Garam
Kompleks
1. Sedikit CuSO4 dimasukan dalam tabung reaksi ditambahkan 5
mL akuades, warna larutan diamati.
2. Sedikit garam pada percobaan (A) dilarutkan dalam 5 mL
akuades, demikian juga garam pada percobaan (B). Warna
larutan yang terjadi dibandingkan.
3. Garam (A) dan (B) dipanaskan, diamati yang terjadi.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
1. Pembuatan gaam rangkap kupri ammonium sulfat
2. Pembuatan Garam Kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat
Perlakuan Pengamatan-Amonium sulfat ditimbang 1,0054 g ( kristal )
-CuSO4 ditimbang 2,5034 g
-CuSO4 dan amonium sulfat dilarutkan dalam
10 ml akuades
-Larutan didinginkan dalam kulkas selama 2 hari
sampai terbentuk endapan
-Endapan dipisahkan dikeringkan dan ditimbang
-Endapan dihitung rendemennya
-Kristal berwarna biru muda
-Kristal bening
-Larutan berwarna biru
-Kristal mengendap ( warna biru
muda )
-Berat kertas saring = 0,3189 g
-Berat kristal = 1,6996g-
0,3189g=1,3807
Perlakuan Pengamatan-CusO4.H2O ditimbang =2,5032 g
-Kristal dilarutkan dalam 5 ml ammonia pekat
-Larutan ditambah etil alkohol melalui dinding
gelas
-Ditutup dengan kaca arloji dan dibiarkan dua
hari
-Endapan dipisahkan dan dicuci dengan
campuran ammonia: etanol (1:1)
-Dicuci dengan etanol
-Dikeringkan dan ditimbang
-Kristal berwarna biru muda
-Larutan berwarna biru tua
-Terbentuk dua lapisan, bwah biru
tua ; atas bening
-Kristal mengendap (warna ungu)
-Endapan terpisah dengan filtrat
-Berat kertas saring = 0,3385 g
-Berat endapan = 2,4930 g- 0,3385
g = 2,1545 g
3. Perbandingan sifat garam tunggal, garam rangkap dan garam kompleks
Perlakuan Pengamatan• Sedikit CuSO4 + 5 mL akuades