MAHASISWA USHULUDDIN
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QURAN
Jakarta Selatan
Karya Ilmiah
Memaparkan Perspektif Sains dalam
al-Quran
Mengungkap Kajian-Kajian Integrasi
Sains terhadap al-Quran
Mengkaji secara Sistematis Nilai-nilai
al-Quran dalam Sains
Memahami Pesan Ilmiah al-Quran dalam
Ilmu Biologi, Kimia, Fisika dan Astronomi
HASRUL
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
1
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agama Islam merupakan salah satu diantara beberapa agama Samawi.
Allah menyampaikan Syariat Islam melalui perantara Rasul-rasul-Nya. Ajarannya
membimbing umat agar selamat di dunia dan di akhirat dengan kehidupan yang
seimbang antara keduanya. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Allah
membekali Nabi Muhammad sebagai Rasul terakhir dengan kitab suci al-Quran.
Firman Allah Swt:
Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang meyakini. (Q.S. al-Jatsiyah [45] : 20)
Islam sebagai agama yang memiliki banyak dimensi, mulai dari dimensi
keimanan, akal pikiran, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, lingkungan hidup,
sejarah, sampai pada kehidupan rumah tangga dan masih banyak lagi. Untuk
memahami berbagai dimensi tersebut, kita memerlukan berbagai pendekatan yang
digali dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai salah satu sumbangsi untuk
mewujudkan harapan ini, penulis melalui Karya Ilmiah ini memaparkan sebuah
tulisan dengan judul:
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah diuraikan di atas.
Maka penulis merumuskan beberapa landasan permasalahan dalam menyusun
karya ini sebagai berikut:
I. Apa hakikat integrasi Sains dan al-Quran dalam menjalankan nilai-nilai
Agama?
II. Bagaimana proses penggambaran integralisasi Sains dan al-Quran dalam
kajian penelitian Ilmiah?
III. Apa kontribusi Agama dan al-Quran terhadap perkembangan Sains
dalam penerapan tekhnologi dalam kehidupan?
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
2
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PPENULISAN
I. Tujuan Penulisan
1) Memberikan pemahaman yang jelas atas keterkaitan Sains (Biologi,
Fisika dan Kimia) terhadap pesan-pesan dalam al-Quran.
2) Mengungkap kebenaran al-Quran sebagai Firman Allah yang telah
menyebutkan berbagai fakta ilmiah pada 14 abad silam dan baru dapat
dibuktikan pada abad ke 20.
3) Memberikan gambaran umum integralisasi Sains (Biologi, Fisika dan
Kimia) terhadap al-Quran dalam kehidupan.
II. Kegunaan Penulisan
1) Menyadari kebesaraan dan kekuasaan Allah melalui analisis ayat-ayat
Quraniyyah dan ayat-ayat Kauniyah.
2) Membentuk pola pikir yang tidak radikal dan sekuler serta dapat
mengembalikan segala persoalan kepada al-Quran.
3) Memberikan motivasi untuk menelaah nilai-nilai al-Quran demi
kesejahteraan ummat.
D. METODE PENULISAN
Penulisan ini bersifat kepustakaan murni atau library research. Artinya
data-data yang digunakan berasal dari sumber kepustakaan baik primer maupun
sekunder, baik berupa buku, ensiklopedi, jurnal, majalah dan lain sebagainya.
Adapun model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
penelitian komparatif. Model ini mengenai analisis analogi faktual yang telah
dikabarkan dalam a-Quran sejak 14 Abad lalu dan baru ditemukan dalam kajian
sains pada akhir-akhir ini.
Metode yang digunakan ialah deskriftif sintesis. Deskriftif ialah
memberikan gambaran mengenai kejadian faktual dalam kajian sains yang
bersumber dari al-Quran. Dalam hal ini, penulis berusaha memberikan penjelasan
dan penggambaran mengenai integrasi sains dan al-Quran. Sintesis adalah suatu
usaha mencari kesatuan dalam keragaman atau mencari titik temu antara
al-Quran dan Sains sehingga jelas akan keterkaitannya.
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
3
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
E. TINJAUAN PENULIS
Penelitian ini merupakan suatu usaha untuk meluruskan pemahaman yang
menganggap adanya dikotomi antara agama dan ilmu pengetahuan khususnya
sains. Penulis menyadari keterbelakangan umat Islam saat ini karena besarnya
pengaruh ini. Integralisasi sains dan al-Quran telah dilakukan oleh beberapa
Ilmuan terkemuka, namun masih menyajikannya secara umum.
Ilmuwan-ilmuwan Islam melakukan integralisasi sains dan al-Quran
sebagai upaya Islamisasi ilmu pengetahuan dan ada juga yang menyebutnya
dengan saintifikasi al-Quran (Ahmad as-Shouwy, dkk., 1995 : 19). Disamping itu,
tema ini adalah suatu hal yang tidak bisa dielakkan lagi sebab telah banyak bukti
integrasi Sains dan al-Quran. Dalam dunia barat sendiri, mereka menggunakan
kitab suci al-Quran dan beberapa karya Ilmuwan Islam dalam melakukan berbagai
eksprimennya.
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Karya Ilmiah ini dituangkan dalam suatu sistematika penulisan secara
ringkas sebagai berikut:
Bab I
Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penulisan, metode penulisan, tinjauan penulis dan sistematika
pembahasan.
Bab II
Mendeskripsikan Analisa Integrasi Sains dan al-Quran.
Bab III
Mendeskripsikan Contoh Integrasi Biologi dan al-Quran.
Bab IV
Mendeskripsikan Contoh Integrasi Fisika dan al-Quran.
Bab V
Mendeskripsikan Contoh Integrasi Kimia dan al-Quran.
Bab VI
Mendeskripsikan Contoh Integrasi Astronomi dan al-Quran.
Bab VII
Penutup yang terdiri dari kesimpulan.
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
4
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
BAB II
ANALISA INTEGRASI SAINS DAN AL-QURAN
A. PENGANTAR PENULIS
Peradaban barat modern telah membuat ilmu menjadi problematis. Pada
sisi lain diakui dapat memberikan manfaat, namun peradaban tersebut juga telah
menyebabkan kerusakandalam kehidupan manusia. Problematika inilah yang
mendorong para ilmuwan Muslim untuk melakukan islamisasi sains. Menurut
Ismail Raji al-Faruqi, islamisasi sains modern merupakan satu tugas yang serupa
sifatnya yang pernah dimainkan oleh ilmuwan-ilmuwan Muslim masa silam
yang mengantarkan mereka memiliki peradaban yang besar. (Ahmad Muflih
Saefuddin, 2010 M / 1431 H : 41-42)
B. MAKNA INTEGRASI DAN SAINS
Pengembangan eksprimen-eksprimen llmu pengetahuan yang berdasarkan
pada paradigm al-Quran jelas akan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan umat
manusia. Kegiatan ini mungkin bahkan akan menjadi rambahan baru bagi
munculnya ilmu pengetahuan al-ternatif. Sebagai contoh, ilmu ekonomi syariah
merupakan pengembangan dari praktek bank yang sudah ada kemudian dikelolah
berdasarkan wahyu Ilahi.
Kita mengetahui bahwa ilmu-ilmu empiris maupun rasional bersifat
normatif. Hal ini tentunya berbeda dengan al-Quran yang sifatnya mutlak benar,
tidak seluruhnya dapat diobservi dan pengaruhnya tidak dapat diukur dengan
menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat matematis dan empiris. (Abuddin
Nata, 1998 : 423) Hal inilah yang memicu berbagai macam kontroversi dalam
proses islamisasi sains. Letak permasalahnnya menyangkut ruang lingkup
epistemologis tentang bagaimana pengilmuan Islam yang berbasis pada paradigm
al-Quran. Berkenaan dengan ini, kuntowijoyo menawarkan dua metode dalam
melakukan eksternalisasi teks al-Quran ke realitas empiris yang salah satunya
adalah melalui integralisasi. (A. Muflih Saefuddin, 2010 M / 1431 H : 88-89)
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
5
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
a) Makna Integrasi
Integralisasi adalah upaya untuk menyatukan (bukan sekedar
menggabungkan) wahyu Tuhan dan temuan pikiran manusia. Penyatuan tersebut
akan melahirkan apa yag dinamakan ilmu integralistik sebagai produk dari
pengilmuan islam. Ilmu-ilmu integralistik tidak akan mengucilkan Tuhan
(Sekularisme) atau mengucilkan manusia. Kegiatan ini tentunya menyelesaikan
konflik antara sekularisme ekstrem dan agama-agama radikal dalam banyak
sector. (Ahmad Muflih Saefuddin, 2010 M / 1431 H : 89)
b) Makna Sains
Sains dan Saintisme adalah dua istilah yang berbeda. Sains adalah
pengetahuan mengenai fenomena-fenomena spasio-temporal atau alam semesta
pada umumnya seperti biologi, fisika, kimia, astronomi dan lain-lain. Sedangkan
Saintisme adalah semacam ideologi meterealitik. Itulah suatu pendapat yang
menyamakan realitas dengan materi. (Louis Leahy, 2006 : 22)
C. REALITAS INTEGRASI SAINS DAN AL-QURAN
Maurice Bucaille dalam bukunya Bibel, Quran dan Sains Modern
menuliskan bahwa Perubahan besar yang terjadi pada tahun-tahun yang terakhir
ini mengenai sains dan al-Quran dan menyebutkan pula suatu dokumen yang
dikeluarkan oleh sekret vatikan. Dokumen tersebut berjudul orientasi untuk
dialog antara umat Kristen dengan umat Islam. Mengenai dokumen tersebut,
Maurice Bucaille menambahkan bahwa dokumen tersebut diantaranya berisi
penolakan pandangan-pandangan kuno umat Kristen terhadap Islam dan
menerangkan hal-hal yang sebenarnya. (Maurice Bucaille, 1426 H / 2005 H)
Uraian keterangan diatas menunjukkan bahwa hubungan sains dan
al-Quran saat ini sedang tumbur subur secara sistematik. Dalam artian layaknya
suatu bidang kajian, ada perdebatan tentang pendekatan, metodologi, ruang
lingkup dan tak kalah pentingnya dengan munculnya forum-forum akademis yang
mewadahi debat tersebut seperti seminar dan konferensi. (Zainal Abidin Bagir,
2006: 3)
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
6
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
BAB III
AL-QURAN DAN BIOLOGI
A. PENGANTAR PENULIS
Al-Quran adalah kalam Allah yang Maha Kuasa, Pencipta segala sesuatu
dari ketiadaan. Dialah Tuhan yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dalam
sebuah ayat, Allah menyatakan dalam Al Qur'an :
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya
Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat
pertentangan yang banyak di dalamnya. (Q.S. al-Nisa [4] : 82)
Kitab suci ini tidak hanya bebas dari segala pertentangan, akan tetapi
setiap penggal informasi yang dikandung Al Qur'an semakin mengungkapkan
keajaiban kitab suci ini hari demi hari. Apa yang menjadi kewajiban manusia
adalah untuk berpegang teguh pada kitab suci yang Allah turunkan ini dan
menerimanya sebagai satu-satunya petunjuk hidup. Dalam salah satu ayat, Allah
menyeru kita:
Dan al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati,
maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. (Q.S.
al-Nisa [6] : 155)
B. JENIS KELAMIN BAYI
Beberapa abad lalu diyakini bahwa jenis kealmin bayi ditentukan oleh sel
ibunya atau paling tidak dipercayai bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel jantan
dan sel betina secara bersama-sama. Akan tetapi, al-Quran memberitahukan kita
informasi yang berbeda yang menyebutkan bahwa jenis kelamin laki-laki atau
perempuan ditentukan dari air mani yang dipancarkan ke dalam rahim. Hal ini
termaktub dalam al-Quran sebagai berikut :
Dan bahwasanya dialah yang menciptakan berpasang-pasangan
pria dan wanita. Dari air mani, apabila dipancarkan. (Q.S.
al-Najm [53] : 45-46)
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
7
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
Cabang ilmu genetika dan biologi molekuler yang sedang berkembang
telah membenarkan secara ilmiah atas kecermatan informasi yang diberikan
dalam al-Quran. Maka dapat dipahami bahwa jenis kelamin ditentukan dari sel
sperma yang berasal dari laki-laki dan perempuan pun tidak memliki peran dalam
proses ini. Kromosom merupakan unsur utama dalam penentuan jenis kelamin.
(Harun Yahya, Keajaiban-Keajaiban al-Quran)
Dalam proses ini, 2 dari 46 kromosom yang menentukan dari struktur
seorang manusia diketahui sebagai kromosom jenis kelamin. 2 kromosom ini
dinamakan XY pada laki-laki dan XX pada wanita. Kromosom Y membawa sifat
laki-laki dan kromosom Y membawa sifat perempuan. Pembentukan manusia
baru berawal dari kombinasi silang salah satu kromosom-kromosom ini yang
berada dalam tubuh laki-laki dan perempuan secara berpasangan. Pada
perempuan kedua komponen sel kelamin yang terbelah menjadi dua selama
okulasi membawa kromosom X sebaliknya, sel kelamin laki-laki menghasilkan 2
sperma yang berbeda. 1 mengandung kromosom X dan yang 1 lagi mengandung
kromosom Y. Jika semua kromosom X dari perempuan bergabung dengan semua
sperma yang mengandung kromosom X maka bayi tersebut adalah perempuan.
Jika ia bergabung dengan sperma yang mengandung kromosom Y maka bayi
tersebut adalah laki-laki. (Caner Taslaman, Miracle of Quran : 195-196)
Maka dapat disimpulakan, jenis kelamin ditentukan dari kromosom
laki-laki yang bergabung dengan sel tel perempuan. Tak satu pun dari hal ini
diketahui hingga penemuan ilmu Genetika pada Abad ke-20 bahkan dalam
sejumlah masyarakat dipercaya bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel
tubuh perempuan. Anggapan ini berakibat dengan mempersalahkan para
wanita apabila melahirkan anak perempuan. 13 abad sebelum gen manusia
ditemukan al-Quran telah menolak kepercayaaan Takhayul ini dan menunjukan
bahwa penentuan jenis kelamin bukanlah dari perempuan, tetapi dari air mani
yang dipancarkan yaitu laki-laki. Jika kita terus mempelajari fakta-fakta
yang diberitakan dalam al-Quran mengenai pembentukan manusia, sekali lagi kita
akan menemukan fakta ilmiah yang sunguh penting. (Maurice Bucaille, 1426 H /
2005 M : 246-249)
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
8
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
C. TANDA PENGENAL MANUSIA PADA SIDIK JARI
Al-Quran menyebutkan bahwa mudah bagi Allah untuk menghidupkan
manusia setelah kematiannya. Penyataan pada sidik jari ditekankan. Hal ini
termaktub dalam al-quran surah al-Qiyamah ayat 4:
Bukan demikian, Sebenarnya kami Kuasa menyusun (kembali) jari
jemarinya dengan sempurna. ( Q.S. al-Qiyamah [75] : 4)
Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus, ini dikarenakan
sidik jari bagi setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang
hidup atau pernah hidup memiliki serangkaian sidik jari yang unik dan
berbeda dengan yang lain. Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu
identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan di seluruh dunia.
Akan tetapi yang penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan
di akhir abad ke-19. Sebelumnya orang menggap sidik jari sebagai
lengkungan-lengkungan biasa tampa makna khusus. Namun dalam al-Quran,
Allah merujuk pada sidik jari yang sedikit pun tak ada perhatian orang
saat itu dan mengarahkan perhatian kita pada arti penting sidik jari yang baru
dipahami pada zaman sekarang.
D. AYAT AL-QURAN LAINNYA YANG MEMBICARAKAN ILMU
BIOLOGI
a. Surah al-Anbiya [21] ayat 30
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?. (Q.S. al-Anbiya [21] : 30)
b. Surah al-Zumar [39] ayat 6
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan . Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang
mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka
bagaimana kamu dapat dipalingkan?. (Q.S. al-Zumar [39] : 6)
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
9
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
BAB IV
AL-QURAN DAN FISIKA
A. PENGANTAR PENULIS
Perspektif ini merupakan salah satu awal metode yang berkembang dalam
dunia sains. Ini dikarenakan bidang fisika merupakan bidang keilmuan yang
bersumber pada kajian gejala-gejala alam dalam kaitannya dengan perhitungannya
yang matematis. Mengawali kajian ini, mari kita perhaatikan Ayat di bawah ini :
Demi langit dan yang datang pada malam hari,Tahukah kamu apakah
yang datang pada malam hari itu?(yaitu) bintang yang cahayanya
menembus. (Q.S. al-Thariq : 1-3)
Dalam ayat diatas, secara jelas nampak sumpah Allah pada langit beserta
segala aspek yang terkaitnya dengannya pada malam hari. Kemudian disebutkan
bahwa yang datang pada malam hari itu adalah bintang yang cahayannya
menembus. Ayat ini mengandung rahasia yang segala aspeknya akan memberikan
dampak pada kehidupan dibumi. Rahasia ini dapat diketahui oleh manusia melalui
analisis ilmiah khususnya dalam bidang fisika.
Lebih dalam, karakteristik bintang diatas ialah mengetuk (berdenyut),
sebuah bintang dan menembus. Namun baru pada tahun 1970, fakta ilmiah ini
ditemukan. Ini mengindikasikan, al-Quran yang setiap kalimat dan setia katanya
didasarkan makna terindah serta mengandung pengetahuan yang masih harus
disingkapkan. (Caner Taslaman, Miracle of Quran, : 68)
B. GAYA GRAVITASI
Allah swt berfirman:
Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang. Yang beredar
dan terbenam. (Q.S. At Takwir : 15-16)
Untuk mendapatkan wawasan lebih jernih tentang wawaan diatas,
pertama-tama mari kita lihat dari arti penting kata-kata yang digunakan dalam
bahasa arab. Kata arab bermakna yang surut. Kata ini memiliki konotasi
menciut, tenggelam, dan kemunduran. (Caner Taslaman, Miracle of Quran, : 69)
Adapun tafsir dari kata ialah tampak diwaktu malam kemudian
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
10
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
tersembunyi di tempat terbenamnya di bawah ufuk. (Hasanain Muhammad
Makhluf, Kamus al-Quran, : 81) Ayat ini menyampaikan salah satu hukum ilmiah
yaitu relativitas gerak dalam kehidupan sehari-hari yang kita kenal sebagai Gerak
Gravitasi.
Maka dapat dikatakan, temuan para ilmuan bukanlah penemuan sesuatu
yang tak ada sebelumnya tetapi hanya menjelaskan hal-hal yang sebenarnya sudah
dikabarkan dalam al-Quran. Sejak peciptaan alam semesta, gaya gravitasi telah
ada bersamaan dengan keberadaaan alam semesta ini. Ilmuwan Isaac Newton
(1642-1727) menjelaskan dengan rumus matematika, bahwa ciptaan Allah
dilandaskan pada hukum gravitasi. Rahasia dalam penciptaan ini bahwa
keberadaan gaya gravitasilah yang mengatur keseimbangan benda-benda langit.
Bahkan postur tegak manusia bukanlah perkembangan acak melainkan
terkait dengan gaya gravitasi yang melekat pada materi. (Caner Taslaman, Miracle
of al-Quran, 2010 : 70)
C. FUNGSI GUNUNG
Al-Quran mengarahkan perhatian kita pada fungsi goelogis penting dari
Gunung. Ini tarmaktub dalam ayat berikut :
"Dan Telah kami jadikan di bumi Ini gunung-gunung yang kokoh
supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan Telah kami
jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka
mendapat petunjuk. (Q.S. al-Anbiya [21] : 31)
Sebagaimana kita lihat, dinyatakan dalam ayat tersebut. Gunung-gunung
berfungsi menahan berbagai gonjangan di bumi. Kenyataan ini tidaklah diketahui
oleh siapapun dimasa ketika al-Quran diturunkan. Nyatanya, hal ini baru saja
terungkap sebagai hasil dalam penemuan geologi modern.
Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan
dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi.
Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelinap di
bawah lempengan yang satunya. Sementara yang diatas melipat dan membentuk
dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak dibawah permukaan dan
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
11
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti, gunung memiliki
bagian yang menghujam ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak
di permukaan bumi. (Harun Yahya, Keajaiban al-Quran) Dalam tulisan ilmiah,
struktur gunung digambarkan sebagai berikut:
pada bagian benua yang lebih tebal seperti pada jajaran pegunungan, kerak
bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan Magma. (Carilyn
Soiits,Robert Gardner,Samueel F. Hower, Allyn and Bacon. General Science,
1985 : 10)
Dalam sebuah ayat peran sebuah ayat seperti ini, diungkapkan sebagai
sebuah perumpamaan seperti pasak.
Bukankah kami Telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan
gunung-gunung sebagai pasak? (Q.S. al-Naba [78] : 5-6)
Dengan kata lain, gunung-gunung menggengam lempengan kerak bumi
dengan meamnjang keatas dan ke permukaan bumi pada titik-titik pertemuan
lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memacanhkan kerak bumi dan
mencegahnya dari terombang ambing di atas permukaan magma atau diantara
lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan
paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu. Fungsi
pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan istilah isostasi.
Isostasi bermakna sebagai berikut :
Isostasi adalah kesetimbangan dalam gerak bumi yang terjaga oleh
aliran materi bebatuan dibawah prmukaaan akibat gerakan Gravitasi (Q.S.
al-Naba [78] : 5-6)
Peran penting gunung yang ditemukan oleh Ilmuwan geologi Modern dan
penelitian gempa telah dinyatakan dalam al-Quran berabad-abad lampau sebagai
suatu buki hikmah maha agung dalam penciptaan Allah. Jadi, Funsi utama gunung
ialah menjaga keseimbangan bumi agar tidak tergoncang bersamaan dengan
berbagai gerak yang terjadi dalam inti bumi.
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
12
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
BAB V
AL-QURAN DAN KIMIA
A. PENGANTAR PENULIS
Kimia merupakan cabang sains yang mengkaji berbagai karakteristik dari
berbagai unsur-unsur senyawa yang tersebar di permukaan bumi ini. Melalui
pengkajian ini, kita dapat kengenal berbagai karakteristik senyawa sehingga dapat
memanfaatkannya dalam kehidupan ummat manusia. Berangkat dari ilmu ini,
berbagai penemuan baru dapat ditemukan serta dapat mengungkap berbagai
rahasi-rahasia yang termaktub dalam kitab suci al-Quran.
Mengawali renungan ini, mari kita perhatikan ayat dibawah ini :
Dan yang menumbuhkan rumput-rumputan. Lalu dijadikan-Nya
rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman. (Q.S. al-Ala [87] : 4-5)
Ayat diatas mengacu pada pembentukan minyak bumi. Sebagimana
diketahui, minyak bumi melalu proses kimia yang panjang serta bersumber dari
sisa bahan organik sejak jutaan tahun lalu. Ringkasnya, Minyak bumi
sebagaimana digambarkan dalam ayat di atas ialah terbuat dari bahan
organik, berwarna hitam dan bergerak seperti air bah. (Caner Taslaman, Miracle
of Quran : 153)
Fakta ilmiah diatas merupakan satu diantara berbagai fakta ilmiah dalam
bidang kimia yang termaktub dalam al-Quran sejak 1400 tahun lalu. Lebih
jelasnya, akan kami paparkan pada penjelasan berikunya.
B. FUNGSI ANGIN DALAM PEMBENTUKAN HUJAN
Dalam sebuah ayat al-Quran, disebutkan sebuah sifat angin yang
mengawinkan dan terbentuknya hujan karenanya.
Dan kami Telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-
tumbuhan) dan kami turunkan hujan dari langit, lalu kami beri minum
kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang
menyimpannya. (Q.S. al-Hijr [15] : 22)
Dalam ayat ini, ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan
adalah angin. Hingga awal abad ke-20, satu-satunya hubungan antara hujan dan
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
13
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
angin yang diketahui adalah bahwa angin hanyalah menggerakkan awan. Namun,
penemuan ilmu metereologi modern telah menunjukan peran mengawinkan dari
angin dalam pembentukan hujan fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi
sebagaimana berikut :
Di atas permukaan air dan samudra gelembung udara yang tak terhitung
jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung ini pecah
ribuan partikec kecil dengan diameter seper 100 mm terlempar ke udara.
Partikel-partikel ini yang dikenal sebagai aerosol bercampurdengan debu
daratan yang terbawa oleh angin dan selanjunya terbawa ka atas lapisan
atmosfer. Partikel-partikel ini dibawah lebih tinggi oleh angin dan bertemu
dengan uap air disana. Uap air mengembun disekeliling partikel ini dan
berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran ini mula-mula
berkumpul dan membentuk awan dan kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk
hujan. (Harun Yahya, Keajaiban-Keajaiban al-Quran)
Sebagaimana terlihat, angin yang mengawinkan uap air yang melayang di
udara dengan partikel-partikel yang dibawanya dilaut dan akhirnya membantu
pembentukan awan hujan. Apabila angin tidak mamiliki sifat-sifat ini, butiran-
butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah terbentuk dan hujan pun
tidak akan pernah terjadi. Hal terpenting disinilah adalah bhwa peran utama angin
dalam pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam sebuah
ayat al-Quran pada saat orang hanya mengetahui sedikit saja tentang fenomena
Alam. (Harun Yahya, Keajaiban-Keajaiban al-Quran)
C. LAUTAN YANG TIDAK BERCAMPUR SATU SAMA LAIN
Salah satu diantara sekian sifat laut yang diketahui adalah yang baru-baru
ini ditemukan sebagaimana disebutkan dalam al-Quran sebagai berikut :
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya Kemudian
bertemu.Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh
masing-masing. (Q.S. al-Rahman [55] : 19-20)
Sifat lautan yang saling bertemu akan tetapi tidak bercampur satu sama
lain ini telah ditemukan oleh Ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan gaya fisika
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
14
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
yang disebut tegangan permukaan tiap dari laut-laut yang saling bersebelahan
tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis tegangan permukaan
mencegah lautan dari proses bercampur satu sama lain seolah terdapat dinding
tipis yang memisahkan mereka. Sisi menarik dari hal ini adalah bahwa pada masa
ketika mausia tidak mamiliki pengetahuan soal tegangan permukaan ataupun ilmu
kelautan, hal ini telah dinyatakan dalam al-Quran.
Mudahan-mudahan beberapa Ibrah diatas dapat menjadi pelajaran bagi
kita semua. Berangkat dari sekarang, mari kita bangkit untuk meraih kembali
kejayaan Islam. Mari kita merevolusioner maindset kita dalam hidup ini dengan
tidak meninggalkan hakikat nilai yang terkandung dalam Agama Islam. Islam
inilah adalah agama yang elastis, tidak kaku dengan berbagai perkembangan
zaman dan kondisi setiap saat. Marilah kita senantiasa merenungi ayat-ayat
Quraniyyah dan Ayat Kauniyyah agar kita dapat meraih keseimbangan hidup
Dunia-Akhirat. Allah SWT Berfirman :
Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan
siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati,
dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau
beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas). (Q.S.
al-Imran [3] : 27)
E. AYAT AL-QURAN LAINNYA YANG MEMBICARAKAN ILMU
KIMIA
a. Surah al-Waqiah [56] ayat 68-70
Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang
menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami
kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak
bersyukur?(Q.S. al-Waqiah [56] : 68-70)
b. Surah al-Hijir [15] ayat 22
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan
Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan
sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. (Q.S. al-Hijr [15] : 22)
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
15
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
BAB VI
AL-QURAN DAN ASTRONOMI
A. PENGANTAR PENULIS
Astronomi ialah cabang ilmu alam yang melibatkan pengamatan
benda-benda langit serta fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer
bumi. Ilmu ini secara pokok mempelajari berbagai sisi dari benda-benda langit
seperti asal-usul, sifat fisika ataupun kimia, meteorologi, gerak dan bagaimana
pengetahuan akan benda-benda tersebut menjelaskan pembentukan dan
perkembangan alam semesta.
Alam yang kita huni ini sangat luas yang membentang dari segala ufuk
yang batasannya sampai saat ini belum diketahui. Konstruksi bangunannya sangat
sempurna dan solid serta memiliki pergerakan yang tertata rapi, teratur dan
seimbang dalam setiap urusannya. Ia dibangun dengan satu cara mulai dari
bagian-bagiannya yang paling terkecil hingga unit-unitnya yang paling besar.
Demikian yang diungkapkan oleh Dr. Zaglul Annajjar. (Ahmad Khalil Allan,
al-Quran dalam Keseimbangan Alam dan Kehidupan, 2005 : 243)
Pada zaman kuno, astronomi adalah salah satu sains eksakta yang paling
maju dan dijunjung tinggi. Teks-teks awal astronomi yang diterjemahkan ke
dalam bahas Arab paqa abad ke-8 berasal dari India dan Persia. Namun,
kemunculan sejati astronomi Arab terjadi pada abad ke-9 melalui penerjemahan
teks-teks utama astronomi Yunani. Motifasi para ilmuwan islam dalam kajian ini
dalam rangka kemaslahatan umat serta mengungkap tabir rahasia alam semesta.
Hal ini muncul karena adanya kenyakinan bahwa alam semesta dan segala isinya
adalah ayat-ayat kauniyyah yang akan selalu selaras dengan ayat-ayat al-Quran.
Firman Allah SWT:
Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah
tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan
sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan
pertemuan dengan Tuhannya. (Q.S. al-Rum [30] : 8)
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
16
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
B. PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
Penciptaan merupakan suatu hal yang sangat banyak dibicarakan dalam
Islam terutama ketika berbicara tentang Allah dalam kaitannya dengan alam
semesta dan manusia. Uraian ini akan menyajikan konsepsi al-Quran tentang asal
mula alam jagad raya dan bukti-bukti ilmiah yang menguatkannya. Asal mula
alam semesta digambarkan dalam ayat berikut:
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?.
(Q.S. al-Anbiya [21] : 30)
Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu
Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya
menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya
menjawab: "Kami datang dengan suka hati. (Q.S. al-Fushshilat [41] : 11)
Keterangan yang diberikan al-Quran bersesuaian penuh dengan ilmu
pengetahuan masa kini. Ilmuwan astrofisika saat ini menyimpulkan bahwa
keseluruhan alam semesta beserta dimensi materi dan waktu muncul menjadi ada
sebagai hasil dari ledakan raksasa yang terjadi dalam sekejap. Pristiwa inilah yang
saat ini dikenal dengan Big Bang. Jagad raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai
hasil dari ledakan satu titik tunggal. (Harun Yahya, Keajaiban al-Quran)
Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan
satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal
mula alam semesta. Teori big Bang membenarkan bahwa alam semesta dan waktu
memiliki permulaan dan bahwa materi tidak berasal dari keabadian, tetapi
diciptakan. Firman Allah dalan Surah al-Anam ayat 101 sampai 102:
Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal
Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia
mengetahui segala sesuatu. Demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu,
maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
17
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
C. ALAM SEMESTA TERUS MENGEMBANG HINGGA SAAT INI
Penemuan modern saat ini yang turut membuktikan kebenaran al-Quran
diantaranya ialah mengenai pengembangan alam semesta. Keterangan ini
disebutkan al-Quran 14 abad silam ketika ilmu astronomi belum dikenal sama
sekali seperti saat sekarang. Hal ini sekali lagi menunjukkan bahwa al-Quran
benar-benar wahyu ilahi.
Perdebatan mengenai apakah alam semesta merupakan ruang tak
terbatas sudah menjadi perdebatan para pemikir besar pada zaman dahulu.
Sebagian berpendapat bahwa alam semesta bukanlah ruang terbatas, sementara
yang lain menyatakan bahwa batas-batasannya sudah ada. Adapun al-Quran
menggambarkannya sebagai jagat raya yang terus mengembang dan dinamis
dalam faktanya. (Caner Taslaman, 2010 : 70) Firman Allah SWT:
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan
sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. (Q.S. al-Dzariyat
[51] : 47)
Kata langit sebagaimana dinyatakan dalam ayat diatas, digunakan di
banyak tempat dalam al-Quran dengan makna luar angkasa dan alam semesta.
Pesan ayat ini menyatakan bahwa alam semesta mengalami perluasan atau
mengembang. Inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini
kalangan ilmuwan adalah alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu
kala tampa permulaan.
Namun kenyataanya, penemuan teknologi modern mengungkapkan bahwa
alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan dan ia terus-menerus
mengembang. Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedman dan
ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan
menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang. Fakta ini
dibuktikan juga oleh Edwin Hubble, seorang astronomi Amerika pada tahun
1929 ketika mengamati langit dengan teleskop dan menemukan bahwa
bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. (Harun Yahya,
Keajaiban al-Quran)
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
18
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
BAB VII
KESIMPULAN
14 Abad silam, Allah menurunkan kepada manusia al-Quran sebagai
Kitab petunjuk. Dia menyeruh umat manusia agar terbimbing kepada kebenaran
dengan memamatuhi kitab tersebut. Sejak saat diturunkannya hingga hari
kebangkitan kitab suci terakhir ini akan tetap menjadi satu-satunya kitab suci
umat manusia. Keindahan bahasa al-Quran yang tak tertandingi dan hikmah
Agung yang terkandung di dalamnya adalah bukti nyata bahwa ia adalah Firman
Allah. Disamping itu al-Quran mempunyai banyak keajaiban lain yang
membuktikannya sebagai Wahyu dari Allah.
Salah satu keajaiban ini adalah kenyataan bahwa sejumlah kebenaran
ilmiah yang hanya dapat diungkap oleh teknologi abad ke-20 telah dinyatakan
dalam al-Quran 1400 tahun yang lalu. Fakta-fakta ilmiah tersebut diantaranya
sebagaimana yang disebutkan dalam bidang sains. Tetapi, al-Quran bukanlah
kitab ilmu pengetahuan, namun didalam sejumlah ayatnya terdapat banyak fakta
Ilmiah yang dinyatakan secara ringkas dan mendalam yang baru dapat ditemukan
dengan teknologi abad ke-20. Allah SWT berfirman :
Tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam al-Kitab, Kemudian kepada
Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Q.S. al-Anam [6] : 38)
Integrasi keilmuan agaknya perlu dipikirkan dan diusahakan lagi
dengan semaksimal mungkin agar eksistensinya lebih baik serta dapat
memberikan perubahan baru dalam menata hidup yang lebih baik. Ilmu-ilmu
yang mampu mengangkat kualitas hidup manusia secara lahiriah perlu
diintegrasikan dengan melalui filter wahyu Ilahi. Tulisan ini tidak bermaksud
untuk menjawab masalah ini secara tuntas melainkan secara umum
menggambarkan kajian-kajian ilmiah yang ditemukan dalam al-Quran.
Nampaknya, analisa inilah yang memberikan motifasi besar bagi berbagai
kalangan untuk mendiskusikannya, baik Muslim maupun non-Muslim.
Wallahu Aalam bi as-Shawab !!!
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
19
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012
Daftar Pustaka
As-Shouwy, Ahmad. Dkk. Mukjizat Al-Quran dan As-Sunnah Tentang IPTEK.
Jakarta : Gema Insani Press, Jilid 2, 1995
Carilyn Soiits, Robert Gardner,Samueel F. Hower, Allyn and Bacon. General
Science. Inc. Newton, Massic Hussels, 1985
Departemen Agama RI. Mushaf al-Quran Terjemah. Jakarta : al-Huda kelompok
gema Insani, Edisi tahun 2002
Makhluf, Hasanain Muhammad. Kamus Al-Quran. Bandung : Gema Risalah
Press, 2009
Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta : PT RawaGrafindo Press, 1998
Taslaman, Caner. Miracle of Quran, mengungkap penemuan-penemuan
Ilmiah Modern. Bandung : Mizan. 2010
Websters, New Twentieth Century Dictionary and ad. Isostasy. New York.
Yahya, Harun. Keajaiban-keajaiban dalam al-Quran
Syaefuddin, Ahmad Muflih. Islamisasi Sains dan Kampus, Jakarta: PT PPA
Consultans, 1431 H / 2010 M, Cet I
Leahy, Louis. Sains dan Agama dalam Perdebatan. Dalam Zainal Abidin, Liek,
Arqom, dan M. Yusuf (eds.), Ilmu, Etika dan Agama: Menyingkap Tabir
Alam dan Manusia, Yogyakarta: CRCS UGM, 2006.
Bucaille, Maurice. Bibel, Quran dan Sains Modern, Jakarta : Bulan Bintang,
2005, Cet. XV
Kajian Ilmiah tentang Integrasi Sains dan al-Quran
20
Analisa Integrasi Sains dan al-Quran Tahun 2012