Top Banner
TUMBUH KEMBANG PSIKOMOTOR, EMOSI SOSIAL DAN REPRODUKSI OLEH : Dr. HERLINA PEMBIMBING : Dr. EVA CHUNDRAYETTI, SpA (K) PPDS ILMU KESEHATAN ANAK FK UNAND / RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG 2012
47

81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

Aug 08, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

TUMBUH KEMBANG PSIKOMOTOR, EMOSI SOSIAL DAN REPRODUKSI

OLEH :

Dr. HERLINA

PEMBIMBING :

Dr. EVA CHUNDRAYETTI, SpA (K)

PPDS ILMU KESEHATAN ANAK FK UNAND /

RSUP. DR. M. DJAMIL

PADANG

2012

Page 2: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

TUMBUH KEMBANG PSIKOMOTOR

Tumbuh kembang psikomotor merupakan salah satu proses yang harus

dilalui dalam kehidupan anak. Psikomotor secara harfiah berarti sesuatu

yang berkenaan dengan gerak fisik yang berkaitan dengan proses mental

(kamus besar bahasa Indonesia). Kemampuan psikomotorik adalah

kemampuan untuk mengkoordinasikan bagian tubuh dengan otak untuk

mampu berfungsi secara harmonis. Kemampuan psikomotorik ini sangat

berkembang pesat di usia dini. Dalam keadaan normal psikomotor

meningkat sesuai dengan umur.

Adapun tahapan perkembangan motorik adalah sebagai berikut:

1. Tahap gerakan refleks (0- 1 tahun)

Bentuk gerakan pada tahapan ini tidak direncanakan, merupakan dasar dari

perkembangan motorik. Melalui gerak refleks bayi memperoleh informasi

tentang lingkungannya, seperti reaksi terhadap sentuhan, cahaya, suara.

Gerakan ini berkaitan dengan meningkatnya pengalaman anak untuk

mengenal dunia pada bulan-bulan pertama mengenal kehidupan setelah

kelahiran. Oleh karena itu kegiatan bermain sangat penting untuk menolong

anak belajar tentang dirinya dan dunia luar. Perkembangan motorik pada

tahap refleks terdiri pula dalam dua tingkatan yang saling bertindihan, yaitu

tingkat encoding (mengumpulkan) informasi dan decoding (memproses)

informasi.

2. Tahap gerakan permulaan (lahir-2 tahun)

Gerak permulaan ini merupakan bentuk gerak sukarela yang pertama.

Dimulai dari lahir sampai usia 2 tahun. Gerakan permulaan membutuhkan

kematangan dan berkembang berurutan. Urutan ini terbentuk alami. Rata-

rata kemampuan ini didapat dari anak ke anak, meskipun secara biologis,

Page 3: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

dan lingkungan sangat berperan. Gerakan ini ada sebagai kemampuan untuk

bertahan hidup dan merupakan gerakan yang mempersiapkan anak untuk

memasuki tahap gerakan dasar. Beberapa gerakan keseimbangan seperti

mengontrol kepala, leher, dan otot badan. Gerakan manipulative seperti

menggapai, menggenggam, dan melepaskan; dan gerakan lokomotor

seperti, merayap, merangkak, dan berjalan.

3. Tahap gerakan dasar (2-7 tahun)

Gerakan ini muncul ketika anak aktif bereksplorasi dan bereksperimen

dengan potensi gerak yang dimilikinya. Tahap ini merupakan tahap

menemukan bagaimana menunjukkan berbagai gerak keseimbangan,

lokomotor dan manipulative, maupun penggabungan ketiga gerakan

tersebut. anak mengembangkan gerakan dasar ini untuk belajar bagaimana

merespon kontrol motorik dan kompetensi gerakan dari berbagai

rangsangan. Gerakan dasar ini juga digunakan sebagai dasar pengamatan

tingkah laku anak. Beberapa kegiatan lokomotor seperti melempar dan

menangkap, dan kegiatan keseimbangan seperti berjalan lurus dan

keseimbangan berdiri dengan satu kaki merupakan gerakan yang dapat

dikembangkan semasa kanak-kanak. Tahap ini terbagi atas 3 tingkat, yaitu;

1. Tingkat permulaan (2-3 tahun)

Tingkatan ini menunjukkan orientasi tujuan pertama anak pada kemampuan

permulaan. Gerakan ini dicirikan dengan kesalahan dan kegagalan bagian

gerakan secara berurutan, kelihatan membatasi atau berlebihan

menggunakan anggota tubuh, tidak mampu mengikuti ritmik dan koordinasi.

Gerakan keseimbangan, lokomotor, dan manipulative benar-benar pada

tingkat permulaan.

2. Tingkat elementary (4-5 tahun)

Page 4: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

Tingkatan ini menunjukkan kontrol yang lebih baik dan gerakan permulaan

koordinasi ritmik yang lebih baik pula. Gerak spasial dan temporal lebih

meningkat, namun secara umum masih kelihatan membatasi atau

berlebihan, meskipun koordinasi lebih baik. Intelegensi dan fungsi fisik anak

semakin meningkat melalui proses kematangan.

3. Tingkat mature (6-7 tahun)

Tingkatan ini dicirikan oleh efisiensi secara mekanik, koordinasi dan

penampilan yang terkontrol. Keahlian manipulative semakin berkembang

dalam mengkoordinasi secara visual dan motorik, seperti menangkap,

menendang, bermain voli, dsb).

4. Tahap gerakan keahlian (7-14 tahun)

Tahapan ini merupakan tahap gerakan yang semakin bervariasi dan

kompleks, seperti gerakan sehari-hari, rekreaasi dan olahraga baru. Periode

ini merupakan tahap dimana keahlian keseimbangan dasar, gerak lokomotor

dan manipulative meningkat, berkombinasi, dan terelaborasi dalam berbagai

situasi. Misalnya gerakan dasar melompat dan meloncat, dikombinasikan

kedalam kegiatan menari atau lompat-jongkok-berjalan dalam mengikuti

jejak. Tahapan ini terbagi atas 3 tahap, yaitu;

1. Tahap transisi (7-10 tahun)

Tahap ini indivdu mulai mengkombinasi dan mengunakan kemampuan

dasarnya dalam kegiatan olahraga. Misalnya, berjalan mengikuti garis lurus,

lompat tali, bermain bola, dll. Keahlian pada tahap ini lebih kompleks dan

spesifik.

2. Tahap aplikasi (11-13 tahun)

Page 5: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

Pada tahap ini anak memiliki keterbatasan dalam kemampuan kognitif,

afektif dan pengalaman, dikombinasikan dengan keaktifan anak secara alami

mempengaruhi semua aktivitasnya. Peningkatan kognitif dan pengalaman

anak dipengaruhi oleh kemampuan individu untuk belajar dan peran anak

dalam berbagai jenis aktifitas, individu dan lingkungan. Keahlian kompleks

dibentuk dan digunakan dalam pertandingan, kegiatan memimpin dan

memilih olahraga.

3. Tahap lifelong utilisasi (14 tahun sampai dewasa)

Tahapan ini merupakan puncak proses perkembangan motorik dan dicirikan

dengan gerakan yang sering dilakukan sehari-hari. Minat, kompetensi, dan

pilihan mempengaruhi, selain faktor uang dan waktu, peralatan dan fasilitas,

fisik dan mental, bakat, kesempatan, kondisi fisik dan motivasi pribadi.

Pemantauan perkembangan psikomotor anak adalah penting untuk

mengetahui penyimpangan secara dini sehingga mendukung upaya

pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta pemulihan

dalam pelayanan kesehatan anak.

Hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan psikomotor, antara lain :

• Faktor pola asuh orang tua

• Gen dari orang tua

• Pengaruh lingkungan.

INSTRUMEN TES PERKEMBANGAN

Ahli penyakit anak sekarang mempunyai banyak instrumen perkembangan

yang dapat dipilih. Instrumen yang paling baik adalah yang mempunyai data

psikometrik yang baik, termasuk sensitifitas, spesifitas, validitas, dan

realibilitas yang baik, dan telah distandarisasi pada populasi luas.

Page 6: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

Instrumen yang dipakai oleh orang tua anak, seperti Parents’ Evaluation of

Developmental Status, Ages and Stages Questionnaires, dan Child

Development Inventories Mempunyai data psikometrik yang baik dan

mempunyai keunggulan dimana untuk melakukannya membutuhkan waktu

yang singkat bila dibandingkan dengan instrument yang membutuhkan

pemeriksaan langsung oleh ahli penyakit anak.

Instrument seperti Denver-II screening test, Bayley Infant

Neurodevelopmental Screener, Battelle Developmental Inventory, Early

Language Milestone Scale, dan Brigance Screens melibatkan pemeriksaan

langsung terhadap kemampuan anak. The CAT-CLAMS merupakan tes yang

didesain khusus untuk dapat digunakan oleh ahli penyakit anak untuk

menilai kemampuan kognitif dan bahasa dari anak.

Setiap tes skrining mempunyai kekuatan dan kelemahannya masing masing.

Contohnya the Denver-II screening test yang telah digunakan secara luas,

namun mempunyai sensitifitas dan spesifitas yang rendah tergantung dari

interpretasi hasilnya. Setiap tes juga harus dilakukan sesuai instruksi yang

ada, jika tidak maka hasilnya akan tidak valid.

Skrining untuk psikososial dan tingkah laku pada anak terdapat beberapa

tantangan, anak dengan perkembangan yang terhambat mempunyai resiko

yang tinggi untuk memiliki masalah tingkah laku. Kebanyakan instrument

skrining perkembangan tidak dapat menilai pada area ini secara adekuat.

Instrument tes seperti the Temperament and Atypical Behavior Scale, Child

Behavioral Checklist, The Carey Temperament Scales, Eyberg Child Behavior

Inventory, Pediatric Symptom Checklist, and Family Psychosocial Screening,

dapat membantu dalam mendeteksi masalah tingkah laku. Akhir akhir ini

terdapat peningkatan ketertarikan dalam skrining anak untuk autistic

spectrum disorders karena terdapatnya peningkatan pada prevalensi dan

kemampuan untuk diagnosis dan intervensi dini. Instrument skrining spesifik

seperti the Checklist for Autism in Toddlers (CHAT), dapat membantu ahli

Page 7: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

penyakit anak untuk diagnostik, tetapi dapat terjadi kesalahan karena

mempunyai sensitifitas yang rendah dan spesifitas yang tinggi.

Tes yang paling sering digunakan adalah Denver Developmental Screening

Test-II (Denver II). Bagaimanapun juga, dibalik kepopularannya, DDST II tidak

berfungsi baik sebagai tes skrining, karena mempunyai sensitifitas yang

terbatas dan validitas yang rendah. Tetapi tes ini tetap bernilai karena

kemudahannya untuk digunakan. Skrining yang mempunyai sensitifitas dan

spesifitas yang baik dengan menggunakan 10 set dari pertanyaan yang

terstruktur yang dapat diperhatikan oleh orang tua di berbagai area

perkembangan, pendekatan ini telah diformalkan sebagai Parents’

Evaluation of Developmental Status (PEDS) questionnaire. Cara ini

merupakan cara yang akurat karena secara umum orang tua merupakan

pengamat yang akurat dari tingkah laku dan perkembangan anak.

Lebih jauh lagi efisiensi dari skrining dapat ditingkatkan dengan

menggunakan skrining level kedua untuk anak yang dicurigai bermasalah

dengan menggunakan The Ages and Stages Questionnaires (ASQ). Tes ini

terdiri dari seri 11 pertanyaan yang didesain untuk dapat dilakukan di rumah

dari usia 4 sampai 48 bulan, dan mempunyai validitas dan realibilitas yang

baik sebesar 76-91%, meskipun ASQ mungkin gagal untuk

mengidentifikasikan hampir 13% anak dengan keterlambatan

perkembangan. Penilaian dan interpretasi dapat dilakukan dengan cepat,

dimana sangat cocok untuk seseorang yang sibuk.

Skrining untuk keterlambatan bahasa sangat penting, dikarenakan terdapat

hubungan yang kuat antara bahasa dan perkembangan kognitif dan

kemampuan pendidikan. Early Language Milestone (ELM) membutuhkan

waktu pengerjaan 2-3 menit, sensitifitas untuk bahasa dan kognitif sangat

tinggi bila dibandingkan dengan tes diagnostik standar baku. Masalah

psikiatri dan tingkah laku sangat sering terjadi dan sering bersamaan

dengan keterlambatan perkembangan. Skrining untuk masalah tingkah laku

Page 8: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

dapat dengan menggunakan Pediatric Symptom Checklist, yang sederhana

dan validitas yang baik.

Deteksi perkembangan anak untuk tes psikomotorik dengan menggunakan

Denver Developmental Screening test II (DDST II), yaitu salah satu tes

metode skrening yang sering digunakan untuk menilai perkembangan anak

mulai usia 1 bulan sampai 6 tahun. Perkembangan yang dinilai meliputi

perkembangan personal sosial, motorik halus, motorik kasar, dan bahasa

pada anak. DDST II merupakan salah satu tes psikomotorik yang sering

digunakan di klinik atau rumah sakit bagi tumbuh kembang anak.

Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver

Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental

Screening Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap

kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ.

Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.

a. Aspek Perkembangan yang dinilai

Terdiri dari 125 tugas perkembangan.Tugas yang diperiksa setiap kali

skrining hanya berkisar 25-30 tugas

Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:

1)Personal Social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi

dan berinteraksi dengan lingkungannya.

2)Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi

yang cermat.

3)Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah

dan berbicara spontan

4)Gross motor (gerakan motorik kasar)

Page 9: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

b. Alat yang digunakan

Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan,

peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku

gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas

warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).

Lembar formulir DDST II

Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan

tes dan cara penilaiannya.

c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:

1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang

berusia:

3-6 bulan

9-12 bulan

3-24 bln

3 tahun

4 tahun

5 tahun

2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan

perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan

evaluasi diagnostik yang lengkap.

d. Penilaian

Page 10: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat

kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).

CARA PEMERIKSAAN DDST II

Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan

diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk

satu tahun.

Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika

sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.

Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal

tugas perkembangan pada formulir DDST.

Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa

yang F.

Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal,

Meragukan dan tidak dapat dites.

1) Abnormal

a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih

b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih

keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan

pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak

yang berpotongan dengan garis vertikal usia .

2) Meragukan

a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih

Page 11: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada

sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang

berpotongan dengan garis vertikal usia.

3) Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi

abnormal atau meragukan.

4) Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.

Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak

usia 2 tahun.

Contoh perhitungan anak dengan prematur: An. Lula lahir prematur pada

kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006. Diperiksa

perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia

kronologis An. Lula!

Diketahui:

Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006

Tanggal periksa : 1-4-2008

Prematur : 32 minggu

Ditanyakan:

Berapa usia kronologis An. Lula?

Jawab:

Page 12: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu

2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu

_________ – Maka 37 – 32 = 5 minggu

1 – 7 -26

Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26

hari atau

1 tahun 8 bulan atau 20 bulan

Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari =

35 hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II

adalah:

1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari

Atau

1 tahun 7 bulan atau 19 bulan

Interpretasi dari nilai Denver II

Advanced

Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis

(dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak

tersebut)

OK

Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis

usia antara persentil ke-25 dan ke-75

Page 13: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

Caution

Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia

kronologis di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90

Delay

Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia

kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai

kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah

ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu

Interpretasi tes

Normal

Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan

Suspect

Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak

kewaspadaan

Untestable

Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis

usia atau pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis

usia pada area 75% sampai 90%

Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:

Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor

temporer.

Page 14: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus

1. Perkembangan Motorik Kasar

Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti

berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan menangkap,serta

menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan

keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun,

anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang menantang baginya, seperti

melompat dari tempat tinggi atau bergantung dengan kepala

menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk

melakukan kegiatan tersebut bertambah. Anak pada masa ini menyenangi

kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau kegiatan lainnya

yang mengandung bahaya.

2. Perkembangan Gerakan Motorik Halus

Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada

koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan

meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan.

Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat

berkembang, bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini

masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu

bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok

secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu

sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus

berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan

gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan

tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada

waktu anak menulis atau menggambar (Anonim, 2011).

Page 15: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh

perasaan senang. Seperti anak merasa senang memiliki ketrampilan

memainkan boneka, melempar bola dan memainkan alat alat mainan.

a) Dengan keterampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi tidak

berdaya pada bulan bulan pertama dalam kehidupannya menjadi kondisi

yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ketempat yang

lain, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya sendiri. Kondisi ini akan

menunjang perkembangan rasa percaya diri.

b) Melalui peningkatan potensi perkembangan psikomotorik anak dapat

menyesuaikan dengan lingkungan sekolah. Pada masa pra sekolah atau

pada masa awal sekolah dasar, anak sudah dapat berlatih menulis,

menggambar, melukis dan baris berbaris.

c) Melalui peningkatan potensi perkembangan psikomotorik yang normal

memungkinkan anak dapat bermain dan bergaul dengan teman sebayanya,

sedangkan yang tidak normal akan menghambat untuk anak akan bergaul

dengan teman sebayanya, bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi anak

yang finger (terpinggirkan)

d) Peningkatan potensi perkembangan psikomotorik sangat penting bagi

perkembangan self concept (kepribadian anak) (Dwi, 2010).

PERKEMBANGAN EMOSI SOSIAL

PERKEMBANGAN EMOSI

A . P e n g e r t i a n E m o s i

Emosi adalah Suatu keadaan yang kompleks dapat berupa perasaan / pikiran

yang di tandai oleh perubahan biologis yang muncul dari perilaku seseorang.

Menurut para ahli Pengertian Emosi :

Page 16: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

1.Menurut Goleman

Bahasa “emosi” merujuk pada suatu perasaan atau pikiran. Pikirin khasnya,

suatu keadaan biologis dan psikologis serta rangkaian kecenderungan untuk

bertindak”.

2.Menurut Syamsuddin

Mengemukakan “emosi” merupakan suatu suasana yang

komplek dan getaran jiwa yang menyertai atau muncul sebelum

atau sesudah terjadinya suatu perilaku.”

F u n g s i E m o s i

Fungsi dan peranan pada perkembangan anak yang dimaksud adalah :

1.Merupakan bentuk komunikasi.

2.Emosi berperan da lam mempengaruhi kepr ibadian dan

penyesuaian d ir i anak dengan lingkungan sosialnya.

3.Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.

4.Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat

menjadi satu kebiasaan.

5.Ketegangan emosi yang di miliki anak dapat menghambat aktivitas

motorik dan mental anak.

B. PERKEMBANGAN SOSIAL

Menurut para ahli pengertian perkembangan sosial :

1.Menurut Plato

Adalah : Secara pontensi ( fitrah manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial).

2.Menurut Syamsuddin

Mengungkapkan “Sosialisasi adalah proses belajar untuk menjadi

makhluk sosial”

3.Menurut Loree

“Sosialisasi merupakan suatu proses dimana individu anak melatih kepekaan

dir inya terhadapan rangsangan – rangsangan sos ia l terutama

Page 17: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

tekanan –tekanan dan tuntutan kehidupan serta belajar bergaul dengan

bertingkah laku seperti orang lain didalam lingkungan sosial.

4.Menurut Muhibin

Mengatakan bahwa perkembangan sosial merupakan proses

pembentukan pribadi dalam masyarakat.

5.Menurut Hurlock

Bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku

yang sesuai dengan tuntutan sosial. “Sosialisasi “ adalah kemampuan

bertingkah laku sesuai dengan norma nilai atau harapan sosial“.

Teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud

adalah salah satu teori yang paling terkenal, akan tetapi juga salah satu teori

yang paling kontroversial. Freud percaya kepribadian yang berkembang

melalui serangkaian tahapan masa kanak-kanak di mana mencari

kesenangan-energi dari id menjadi fokus pada area sensitif seksual tertentu.

Energi psikoseksual, atau libido, digambarkan sebagai kekuatan pendorong

di belakang perilaku.

Menurut Sigmund Freud, kepribadian sebagian besar dibentuk oleh usia lima

tahun. Awal perkembangan berpengaruh besar dalam pembentukan

kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di kemudian hari.

Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah

kepribadian yang sehat. Jika masalah tertentu tidak diselesaikan pada tahap

yang tepat, fiksasi dapat terjadi. fiksasi adalah fokus yang gigih pada tahap

awal psikoseksual. Sampai konflik ini diselesaikan, individu akan tetap

“terjebak” dalam tahap ini. Misalnya, seseorang yang terpaku pada tahap

oral mungkin terlalu bergantung pada orang lain dan dapat mencari

rangsangan oral melalui merokok, minum, makan atau menggigit kuku.

Teori perkembangan freud didasarkan kepada pengalamannya dalam

menganalisis masalah yang dihadapi para pasiennya. Dalam mengeksplorasi

proses kehidupan mental para pasien, ternyata sering mengarah kepada

pengalaman masa kecilnya.

Page 18: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

1.Fase oral

Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga

perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Mulut sangat

penting untuk makan, dan bayi berasal kesenangan dari rangsangan oral

melalui kegiatan memuaskan seperti mencicipi dan mengisap. Karena bayi

sepenuhnya tergantung pada pengasuh (yang bertanggung jawab untuk

memberi makan anak), bayi juga mengembangkan rasa kepercayaan dan

kenyamanan melalui stimulasi oral.

Tahap oral adalah periode bayi yang masih menetek yang seluruh hidupnya

masih bergantung kepada orang lain. Pada massa ini libido didistribusikan ke

daerah oral sehingga perbuatan mengisap dan menelan menjadi metode

utama untuk mereduksi ketegangan dan mencapai kepuasan (kenikmatan).

Karena mulut menjadi sumber kenikmatan erotis, maka anak akan

menikmati peristiwa menetek pada ibunya dan juga memasukkan segala

jenis benda ke dalam mulutnya, termasuk jompelnya sendiri. Ketidakpuasan

pada masa oral (seperti disapih dan kelahiran adiknya) dapat menimbulkan

gejala regersi (kemunduran) yaitu berbuat seperti bayi atau anak yang

sangat bergantung kepada orang tuanya atau banyak tuntutan yang harus

dipenuhi dan juga gejala perasaan iri hati (cemburu). Reaksi dari kedua

gejala tersebut dapat dinyatakan dalam beberapa tingkah laku, seperti:

mengisap jempol, mengompol, membandel, dan membisu seribu bahasa. Di

samping itu ketidakpuasan ini akan berdampak kurang baik bagi

perkembangan kepribadian anak, seperti: merasa kurang aman, selalu

bergantung kepada orang lain, selalu meminta perhatian orang lain atau

egosentris. Sama halnya dengan anak yang tidak mendapat kepuasaan,

anak yang mendapat kepuasan secara berlebihan pun ternyata berdampak

kurang baik terhadap perkembangan kepribadiannya. Dia akan menampilkan

pribadi yang kurang mandiri (kurang bertanggung jawab), bersikap rakus,

dan haus perhatian atau cinta orang lain. Menurut Freud, fiksasi pada tahap

Page 19: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

ini dapat membentuk sikap obsesif yaitu makan dan merokok pada

kehidupan berikutnya (masa remaja dan dewasa). Pada tahap ini juga

dorongan agresi sudah mulai berkembang.

Tahapan perkembangan psikoseksual akan memberikan dampak yang

beragam bagi perkembangan karakter atau kepribadian individu pada masa

dewasanya. Apabila individu dapat melalui semua tahapan tersebut secara

mulus, maka dia cenderung akan memiliki kepribadian yang sehat. Namun

apabila sebaliknya, cenderung akan mengalami gejala tingkah laku mala

suai (maladjustment) atau neurotik (gangguan jiwa). Menurut Freud indikator

dari karakter atau pribadi yang sehat adalah kemampuan dalam bercinta

(hubungan sosial) dan bekerja.

Keterkaitan antara karakter orang dewasa dengan perkembangan

psikoseksual dapat digambarkan sebagai berikut.

Keterkaitan Karakter dengan Perkembangan Psikoseksual

Tahapa

n

Perpanjangan ke

Masa Dewasa Sublimasi Formasi Reaksi

Oral

Merokok, makan,

minum, ciuman,

memelihara kesehatan

mulut, dan

mengunyah.

Mencari ilmu,

senang humor,

dan sarkaisme.

Sangat hati-hati dalam

berbicara, pengikut

mode, tidak senang

susu, dan senang

memberikan larangan.

2. Fase Anal (2-3 tahun)

Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido adalah pada

pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada tahap

ini adalah pelatihan toilet – anak harus belajar untuk mengendalikan

kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa

prestasi dan kemandirian.

Page 20: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

Menurut Sigmund Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada cara

di mana orang tua pendekatan pelatihan toilet (toilet training). Orang tua

yang memanfaatkan pujian dan penghargaan untuk menggunakan toilet

pada saat yang tepat mendorong hasil positif dan membantu anak-anak

merasa mampu dan produktif. Freud percaya bahwa pengalaman positif

selama tahap ini menjabat sebagai dasar orang untuk menjadi orang dewasa

yang kompeten, produktif dan kreatif.

Namun, tidak semua orang tua memberikan dukungan dan dorongan bahwa

anak-anak perlukan selama tahap ini. Menurut Freud, respon orangtua yang

tidak sesuai dapat mengakibatkan hasil negatif. Jika orangtua mengambil

pendekatan yang terlalu longgar, dapat berkembang kepribadian di mana

individu bersifat boros atau merusak kepribadian menjadi berantakan. Jika

orang tua terlalu ketat atau mulai toilet training terlalu dini, Freud percaya

bahwa kepribadian kuat-anal berkembang di mana individu tersebut ketat,

tertib, kaku dan obsesif.

Contoh:

a.Jika ibu sangat keras dan represif dalam toilet training, si anak bisa sangat

kuat menahan feses dan bisa sembelit. Kalau hal itu digeneralisasikan ke

cara bertingkah laku yang lain, mungkin ia bisa menjadi sangat kikir atau

keras kepala. Atau sebaliknya karena himpitan cara yang represif itu, anak

bisa melampiaskan kemarahannya dengan mengeluarkan faeses pada saat

yang tidak tepat. Dan ini merupakan bentuk dari segala macam sifat

ekspulsif seperti kekejaman, anarkis, merusak membabi buta, ledakan-

ledakan amarah dan sifat jorok.

b.Jika ibu dengan sabar membujuk anak untuk buang air besar dan

memberikan pujian jika anak melakukan dengan benar, maka anak akan

belajar bahwa aktivitas membuang feses adalah sangat penting. Ini bisa

menjadi dasar bagi munculnya kreativitas dan produktivitas.

3. Fase Phalic (3-5 tahun)

Page 21: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

• Merupakan tahap perkembangan yang paling krusial. Anak

mengembangkan suatu perasaan ketertarikan secara seksual terhadap

orang tua yang berlainan jenis dan permusuhan terhadap orang tua

sejenis. Anak laki-laki ingin memiliki ibunya dan menyingkirkan

ayahnya, anak perempuan ingin memiliki ayahnya dan mengenyahkan

ibunya. Pada anak laki-laki keadaan tersebut mengacu pada istilah

oedipus complex dan pada perempuan adalah electra complex.

• Oedipus complex. Adanya hasrat seks terhadap ibu dan kebencian

terhadap ayah menyebabkan konflik anak dengan orang tua. Ayah

dianggap sebagai saingan dalam mendapatkan cinta dari ibunya. Anak

akan semakin takut dan jika ayahnya adalah seorang yang keras dan

otoriter. Anak takut bahwa ayahnya akan menghilangkan organ

genitalnya sebagai sumber dari kenikmatan. Pemikiran itu muncul

karena anak mengira bahwa ayahnya cemburu pada dirinya yang jatuh

cinta pada sang ibu. Ketakutan tersebut disebut castration anxiety,

yang menyebabkan si anak merepresikan hasrat seksnya pada ibu dan

rasa permusuhan pada ayah. Kecemasan itu juga membuat anak laki-

laki mengidentifikasikan diri dengan ayahnya. Dengan begitu, si anak

secara tidak langsung memperoleh pemuasan bagi impuls seksnya

pada ibu. Pada saat yang sama, perasaan erotisnya yang

membahayakan ibunya dirubah menjadi sikap kasih sayang yang

lembut dan tidak membahayakan. Pada perkembangan Oedipus

complex inilah merupakan benteng pertahanan bagi munculnya

incest dan agresi.

• Electra complex. Pada awalnya anak perempuan juga cinta pada

ibunya, tapi kemudian dia mengganti objek cintanya dengan yang baru

yakni ayah.

Berbeda seperti kompleks pada laki-laki yang direpresikan dan

diubah, pada perempuan, kompleks ini bersifat menetap dan tidak

direpresikan kuat-kuat. Dipercaya bahwa perbedaan hakikat kompleks

ini menjadi dasar perbedaan psikologis laki-laki dan perempuan.

Page 22: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

4. Fase Latent

Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi

diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial.

Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan

komunikasi dan kepercayaan diri.

Freud menggambarkan fase latens sebagai salah satu yang relatif

stabil. Tidak ada organisasi baru seksualitas berkembang, dan dia tidak

membayar banyak perhatian untuk itu. Untuk alasan ini, fase ini tidak selalu

disebutkan dalam deskripsi teori sebagai salah satu tahap, tetapi sebagai

suatu periode terpisah.

5. Fase Genital ( ˃ 12 tahun)

Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan

minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal

fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain

tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses,

individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli. Tujuan dari tahap ini

adalah untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan.

Fase ini merupakan tanda pubertas dan kematangan seksual remaja.

Terdapat dominasi terhadap ketertarikan seksual pada lawan jenis.

Remaja mulai tertarik kepada orang lain bukan karena cinta diri (narsisistik)

seperti tahap pra genital, tapi karena daya tarik seksual, sosialisasi, kegiatan

kelompok, perencanaan karir dan muncul persiapan untuk menikah serta

membangun rumah tangga.

Teori perkembangan Psikososial (Erik H Erickson )

a. Trust vs mistrust — bayi (lahir – 12 bulan)

• Indikator positif : belajar percaya pada orang lain

Page 23: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

• Indikator negatif : tidak percaya, menarik diri dari lingkungan

masyarakat, pengasingan.

• Pemenuhan kepuasan untuk makan dan mengisap, rasa hangat dan

nyaman, cinta dan rasa aman —- menghasilkan kepercayaan.

• Pada saat kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekuat — bayi

menjadi curiga, penuh rasa takut, dan tidak percaya. Hal ini ditandai

dengan perilaku makan, tidur dan eliminasi yang buruk.

b. Otonomi vs ragu-ragu dan malu (autonomy vs shame & doubt) — todler

(1-3 tahun)

• Indikator positif : kontrol diri tanpa kehilangan harga diri

• Indikator negatif : terpaksa membatasi diri atau terpaksa mengalah

• Anak mulai mengembangkan kemandirian membuka dan memakai

baju, berjalan, mengambil, makan sendiri, dan ke toilet. Mulai

terbentuk kontrol diri.

• Jika kemandirian todler tidak didukung oleh orang tua, mungkin anak

memiliki kepribadian yang ragu-ragu

• Jika anak dibuat merasa buruk pada saat melakukan kegagalan, anak

akan menjadi pemalu.

c. Inisiatif vs merasa bersalah (initiative vs guilt) — pra sekolah ( 3-6 tahun)

• Indikator positif : mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan

mempengaruhi lingkungan. Mulai mengevaluasi kebiasaan (perilaku)

diri sendiri.

• Indikator negatif : kurang percaya diri, pesimis, takut salah.

Pembatasan dan kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas pribadi.

• Inisiatif, mencoba hal-hal baru, perilaku kuat, imajinatif dan intrusif,

perkembangan perasaan bersalah dan identifikasi dengan orang tua

yang berjenis kelamin sama.

• Pembatasan — mencegah anak dari perkembangan inisiatif.

Page 24: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

• Rasa bersalah mungkin muncul pada saat melakukan aktivitas yang

berlawanan dengan orang tua.

• Anak perlu belajar untuk memulai aktivitas tanpa merusak hak-hak

orang lain.

d. Industri vs inferior (industry vs inferiority) — usia sekolah (6-12 tahun)

• Indikator positif : mulai kreatif, berkembang, manipulasi. Membangun

rasa bersaing dan ketekunan.

• Indikator negatif : hilang harapan, merasa cukup, menarik diri dari

sekolah dan teman sebaya.

• Anak mendapatkan pengenalan melalui demonstrasi ketrampilan dan

produksi benda-benda serta mengembangkan harga diri melalui

pencapaian.

• Anak dipengaruhi oleh guru dan sekolah.

• Perasaan inferior — terjadi pada saat orang dewasa memandang usaha

anak untuk belajar bagaimana sesuatu bekerja melalui menipulasi

adalah sesuatu yang bodoh atau merupakan masalah.

• Perasaaan inferior — ketidaksuksesan di sekolah, ketidaksuksesan

dalam perkembangan ketrampilan fisik dan mencari teman.

e. Identitas vs bingung peran (identity vs role confusion) — remaja (12 – 18

tahun)

• Indikator positif : menghubungkan sesuatu dengan perasaan diri,

merencanakan aktualisasi diri

• Indikator negatif : kebingungan, ragu-ragu, dan tidak mampu

menemukan identitas diri

• Individu mengembangkan penyatuan rasa “ diri sendiri”.

• Teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku.

Page 25: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

• Kegagalan untuk mengembangkan rasa identitas — kebingungan

peran, yang sering muncul dari perasaan tidak adekuat, isolasi dan

keragu-raguan.

C.KETERKAITAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL DENGAN

PERKEMBANGAN LAINNYA

-Keterkaitan Perkembangan Sosial Emosional Dengan Fisik, Mental Dan

Psikologi Anak

-kemampuan sosial emosional anak ternyata sangat erat kaitannya

dengan perkembangan fisik dan mental

- s a l a h s a t u g a m b a r a n p r o s e s d a n h a s i l p e n e l i t i a n

t e n t a n g p e n g a r u h perubahan emosi terhadap perubahan

f is ik ( jasmani) indiv idu dapat d iperoleh berdasarkan penelitian yang

dilakukan Conan (Syamsu Yusuf)

-menurut penel i t ian Conan menunjukkan bahwa perkembangan

emosi dan perubahan yang nyata akan berpengaruh atau

menyebabkan perubahan pada berbagai dimensi fisik.

•Pengaruh emosi pada fisik mental seseorang akan membawa pada

melemahnya kemampuan mengingat

•Akibat umum terjadi karena kurangnya stimulasi kasih sayang pada

anak – anak ialah keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan fisik

•Emosi anak yang terlantar akan mempengaruhi perkembangan motorik

anak diantaranya perkembangan kemampuan untuk duduk, berdiri

dan berjalan menjadi terhambat. Keadaan ini cenderung menimbulkan

masalah apabila disertai kondisi lain yang tidak menyenangkan, anak

menjadi tidak bahagia,b a h k a n s a m p a i p a d a p e r i l a k u a n t i

s o s i a l , k e p r i b a d i a n p s i k o p a t i s , psikonerosis atau bentuk

tertentu dari psikonerasis seperti sehizophrenia, s ikap

Page 26: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

memberontak pada fase perkembangan ( remaja) , perkawinan

dan pekerjaan serta sikap buruk terhadap hukum pada masa dewasa.

Bentuk hubungan sosial emosional dengan aktivitas kehidupan

Pertama : ternyata emosi yang melekat pada seorang anak akan

mewarnai pandangannya terhadap kehidupan dan dimensinya

Kedua : emosi akan sangat mempengaruhi interaksi sosial seorang anak

Ketiga : reaksi emosional apabila diulang – ulang akan berkembang

menjadi suatu kebiasaan.

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI SOSIAL

a. pengaruh keadaan individu sendiri

Keadaan diri individu, seperti usia, keadaan fisik, intelegensi, peran

seks(Hur lock) dapat mempengaruhi perkembangan emosi

indiv idu, per lu adanya tindakan preventif untuk menghindari dampak

serius dari pengaruh emosi yang timbul dari dalam diri anak.

b. konflik-konflik dalam proses perkembangan

Di dalam menjalani fase-fase perkembangan tiap anak harus melalui

beberapa macam konflik

Macam konflik yang pada umumnya dapat dilalui dengan sukses tetapi

ada juga anak yang mengalami gangguan atau hambatan dalam

menghadapi konflik-konflik ini.

c. sebab-sebab lingkungan

anak-anak hidup dalam 3 macam lingkungan yang mempengaruhi

perkembangan emosi .

ketiga faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan tersebut adalah :

1. Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi

perkembangan emosi anak-anak usia pra sekolah. Faktor keluarga

yang mempengaruhi perkembangan emosi sosial anak

diantaranya :

Page 27: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

- status sosial ekonomi keluarga

- keutuhan keluarga

- sikap dan kebiasaan orang tua

2. Lingkungan sekitarnya

Kondisi lingkungan disekitar akan sangat berpengaruh

terhadap tingkah laku serta perkembangan emosi dan pribadi anak.

Lingkungan yang dapat mempengaruhi emosi pada anak bahkan

mungkin menganggunya adalah :

a .Daerah yang ter la lu padat

b.Daerah yang memiliki angka kejahatan tinggi

c .Kurangnya fas i l i tas rekreas i

d.Tidak adanya aktivitas yang di organisasi dengan baik untuk

anak

3. Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah yang dapat menimbulkan gangguan emosi

yangmenyebabkan terjadinya gangguan tingkah laku pada anak

yaitu seperti : a.Hubungan yang kurang harmonis antara guru dan

anak

b.Hubungan yang kurang harmonis dengan teman – temannya

Hal yang harus dimiliki orang tua dan guru sebagai lingkungan terdekat anak

adalah :

-kesanggupan dan kemampuan yang memadai untuk m e n g e n a l i a n a k

d a n k a r a k t e r i s t i k p e r k e m b a n g a n e m o s i d a n sosialnya.

-harus mampu menciptakan l ingkungan yang kondusif dan sesuai

tuntutan perkembangan emosi dan sosial anak.

- K e m a m p u a n d i r i n y a d a l a m m e n g h i l a n g k a n d a n

m e n e k a n a t a u mengeliminasi faktor penyebab dan hal – hal negatif

serta perusak perkembangan emosi dan sosial pada anak pra sekolah.

Page 28: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

- U n t u k m e n c i p t a k a n k o n d i s i y a n g i d e a l p a d a

p e r k e m b a n g a n emosional anak adalah yang dapat

menjamin perkembangan sosial emosional anak secara positif

terkendalinya ekspresi emosi dari setiap anak sehingga emosi anak

terlindungi lebih stabil dan seimbang.

Milestone perkembangan anak

Fine Motor/Adaptive Mean Normal Range

Unfisted 3 months 0 to 4 months

Bats at objects 3 months 2 to 5 months

Objects to midline 4 months 3 to 6 months

Transfers objects 5 months 4 to 7 months

Raking grasp 7 months 5 to 10 months

Finger feeds 7 months 5 to 10 months

Primitive pincer 8 months 6 to 10 months

Neat pincer 9 months 7 to 10 months

Voluntary release 12 months 10 to 15 months

Helps with dressing 12 months 10 to 16 months

Spoon feeds 15 months 12 to 18 months

Uses cup open/sippy 15 months 10 to 18 months

Imitates housework 18 months 14 to 24 months

Handedness 24 months 18 to 30 months

Helps with undressing 24 months 22 to 30 months

Page 29: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

Undresses self 36 months 30 to 40 months

Toilet training 24 to 36 months

Language Mean Normal Range

Cooing 3 months 1 to 4 months

Laugh 4 months 3 to 6 months

Turns to voice 4 months 3 to 6 months

Razzing 5 months 4 to 8 months

Babbling 6 months 5 to 9 months

Dada/mama non-specifically 8 months 6 to 10 months

Gesture games 9 months 7 to 12 months

Understands no, 10 months 9 to 18 months

Mama/dada specifically 10 months 9 to 14 month

One step command with a gesture 12 months 10 to 16 months

Immature jargoning 13 months 10 to 18 months

One step command w/out a

gesture

15 months 12 to 20 months

Points to body parts 18 months 12 to 24 months

Mature jargoning 18 months 16 to 24 months

Puts two words together 24 months 20 to 30 months

Pronouns inappropriately 24 months 22 to 30 months

Two step command 24 months 22 to 30 months

States first name 34 months 30 to 40 months

Page 30: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

Pronouns appropriately 36 months 30 to 42 months

Social/Emotional Mean Normal Range

Social smile 5-6 weeks 1 to 3 months

Object permanence 9 months 6 to 12 months

Stranger anxiety 9 months 6 to 12 months

Affective sharing 10 months 9 to 18 months

Uses mother as secure base 12 months 9 to 18 months

Separation distress 12 months 9 to 24 months

Independence 18 months 12 to 36 months

Parallel play 24 months 12 to 30 months

Associative play 30 months 24 to 48 months

Cooperative play 36 months

Sumber : dr. Nury Nurdwinuringtyas, SpRM, M.Epid. Milestone –

Perkembangan Anak

Keterlambatan Perkembangan dan Developmental Disabbilities

Keterlambatan perkembangan adalah kondisi di mana anak tidak mampu

mencapai tugas perkembangan pada waktu yang diperkirakan. Kondisi ini

terjadi terus-menerus, merupakan keterlambatan utama dari proses

perkembangan. Keterlambatan dapat terjadi pada banyak area

perkembangan misalnya pada motorik, bahasa, sosial, atau berpikir.

Page 31: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

Penyebab developmental delay / developmental disabilities :

1. Gangguan Kromosom dan Gen

Banyak gangguan genetik yang disebabkan oleh abnormalitas jumlah

kromosom, misalnya Down syndrome (kelebihan kromosom pada nomor 21),

Turner Syndrome (45X0), Klinefelter’s syndrome (laki-laki dengan dua

kromosom X). Perluasan pengulangan mutasi dapat menyebabkan

kromosom X lemah atau Huntington’s. Gangguan 31genetik disebut dengan

penyakit herediter.

Table 1. Contoh Sindrome Gen yang Berdekatan

Syndrome

DiGeorgeSyndrome/Velocardiofacial

Syndrome

Smith-MagenisSyndrome

Prader-WilliSyndrome

AngelmanSyndrome

Rubinstein-Taybi

ChromosomeLocation

del(22q11.2)

del(17p11.2)

del(15q11-q13)paternal

del(15q11-q13)maternal

del(16p13.3)

Perkembangan DNA. Lemahnya kromosom X adalah penyebab umum

retardasi mental (RM) pada anak laki-laki sejak lahir. Sekitar sepertiga

perempuan karier kromosom X yang lemah mempunyai kesulitan belajar

yang signifikan dan RM. Molekul dasar dari kromosom X yang lemah

adalah hasil dari mekanisme mutasi yang tidak biasa, dikenal sebagai

mutasi dinamis.

2.Kerusakan otak atau infeksi sebelum, selama, atau setelah kelahiran.

Page 32: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

Luka trauma pada otak atau lebih sering disebut dengan luka intrakranial

atau luka kepala, terjadi ketika trauma tiba-tiba menyebabkan kerusakan

pada otak. Kecelakaan transportasi, kekerasan (misalnya penyiksaan anak),

dan juga kecelakaan olahraga. Sebagian besar terjadi karena penggunaan

alkohol.

3.Teratogen.

Termasuk di dalamnya adalah radiasi, infeksi, penyakit maternal seperti

diabetes dan phenylketonuria, alkhohol, merokok dan obat-obatan. Telah

ditemukan bahwa teratogen mempengaruhi perkembangan neurologis fetal.

Adanya gabungan faktor genetik dan faktor lingkungan mampu

mempengaruhi perkembangan. Misalnya pada konsumsi asam folat yang

rendah pada awal masa kehamilan adalah faktor resiko dari tidak

sempurnanya pipa syaraf. Polimorfisme genetic pada enzim methylene

tetrahydrofolate memberi peningkatan resiko ketidaksempurnaan pipa

syaraf. Kombinasi dari polimorfisme dan rendahnya konsumsi asam folat

menyebabkan tingginya resiko daripada ketika kedua variabel bekerja

sendiri-sendiri.

4.Proses kelahiran.

Penyakit metabolisme mitokondria menunjukkan manifestasi klinis yang

luas. Urutan proses respirator terdiri dari sub-unit yang bertanggung jawab

untuk transport elektron dan fosforilasi oksidatif. Pada sub-unit inilah

sebagian besar sel ATP beregenerasi. Organ-organ yang membutuhkan

energi tinggi sering terpengaruh, dengan sistem syara pusat yang

menunjukkan manifestasi yang bervariasi. Pada mutasi genome mitokondria

atau encoding gen nukleus dapat menyebabkan salah satunya adalah Leigh

Disease (subacute necrotizing encephalomyopathy).

5. Lahir premature

Page 33: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

6. Masalah pendengaran

7. Masalah pertumbuhan atau masalah nutrisi.

8.Buruknya diet dan pelayanan kesehatan

9.Penyiksaan anak juga dapat mengakibatkan efek buruk pada

perkembangan anak, khususnya perkembangan sosial-emosional.

10. Infeksi selama kehamilan

11. Kondisi multifaktorial

Figure 1. Chromosomes

labeled with Fluorescent in

situ hybridization probes for

chromosome 22. Probe A is

a control probe for a distal

locus on chromosome 22

(ARSA), Probe B is the

TUPLEI of the number 22

chromosome. This deletion

can be seen in DiGeorge

Syndrome, Velocardiofacial

Syndrome, and in some

cases of isolated complex

congenital heart disease

Sindrom Down

Sindrom Down (bahasa Inggris: Down syndrome) merupakan kelainan

genetik yang terjadi pada kromosom 21 pada berkas q22 gen SLC5A3, yang

Page 34: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan

yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental ini

pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down.

This is what a normal set of chromosomes

looks like. Note the 22 evenly paired

chromosomes plus the sex chromosomes.

The XX means that this person is a female.

The test in which blood or skin samples are

checked for the number and type of

chromosomes is called a karyotype, and

the results look like this picture.

Sumber : Leishin Len. Trisomy 21 : The Story of Down Syndrome @http://

www.ds-health.co/trisomy.htm

Trisomy 21 (Down Syndrome) Male Karyotype

Insiden sindrom Down diperkirakan satu per 800 untuk satu per 1000

kelahiran.

Page 35: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

Pada tahun 2006, Centers for Disease Controls and Prevention

memperkirakan tingkat sebagai satu per 733 kelahiran hidup di Amerika

Serikat (5429 kasus per tahun). Sekitar 95% dari ini adalah trisomi 21.

Sindrom Down terjadi di seluruh kelompok etnis dan di antara semua kelas

ekonomi.

Umur ibu mempengaruhi kemungkinan hamil bayi dengan sindrom Down.

Pada ibu usia 20-24, kemungkinan merupakan pada 1562; pada usia 35-39

kemungkinan adalah satu di antara 214, dan di atas usia 45 kemungkinan

adalah satu di antara 19.

Meskipun kemungkinan meningkat dengan umur ibu, 80% dari anak-anak

dengan sindrom Down dilahirkan pada wanita di bawah usia 35,

mencerminkan kesuburan keseluruhan kelompok usia.

Gejala yang muncul akibat sindrom down dapat bervariasi mulai dari yang

tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas.

Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya

penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari

normal (microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar.

Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang

mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia). Seringkali mata

menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal

folds). Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek

termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik

pada tangan maupun kaki melebar.

Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput (dermatoglyphics).

Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan atau bahkan

kerusakan pada sistem organ yang lain.

Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa congenital heart disease.

kelainan ini yang biasanya berakibat fatal karena bayi dapat meninggal

dengan cepat. Pada sistem pencernaan dapat ditemui kelainan berupa

Page 36: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

sumbatan pada esofagus (esophageal atresia) atau duodenum (duodenal

atresia).

Apabila anak sudah mengalami sumbatan pada organ-organ tersebut

biasanya akan diikuti muntah-muntah. Pencegahan dapat dilakukan dengan

melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu

hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. Terlebih lagi ibu hamil

yang pernah mempunyai anak dengan sindrom down atau mereka yang

hamil di atas usia 40 tahun harus dengan hati-hati memantau

perkembangan janinnya karena mereka memiliki risiko melahirkan anak

dengan sindrom down lebih tinggi.

Pada otak penderita sindrom Down, ditemukan peningkatan rasio APP

( amyloid precursor protein)

Untuk mendeteksi adanya kelainan pada kromosom, ada beberapa

pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosa ini, antara lain:

Pemeriksaan fisik penderita

Pemeriksaan kromosom

Ultrasonografi (USG)

Ekokardiogram (ECG)

Pemeriksaan darah (Percutaneus Umbilical Blood Sampling)

Sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan yang paling efektif

untuk mengatasi kelainan ini. Pada tahap perkembangannya penderita Down

syndrom juga dapat mengalami kemunduran dari sistem penglihatan,

pendengaran maupun kemampuan fisiknya mengingat tonus otot-otot yang

lemah. Dengan demikian penderita harus mendapatkan dukungan maupun

informasi yang cukup serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau

fasilitas yang sesuai berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik fisik

maupun mentalnya. Pembedahan biasanya dilakukan pada penderita untuk

mengoreksi adanya defek pada jantung, mengingat sebagian besar

Page 37: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

penderita lebih cepat meninggal dunia akibat adanya kelainan

pada jantung tersebut. Dengan adanya leukemia akut menyebabkan

penderita semakin rentan terkena infeksi, sehingga penderita ini

memerlukan monitoring serta pemberian terapi pencegah infeksi yang

adekuat.

Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom

melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal

kehamilan. Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan

sindrom down atau mereka yang hamil di atas usia 40 tahun harus dengan

hati-hati memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki risiko

melahirkan anak dengan sindrom down lebih tinggi. Sindrom down tidak bisa

dicegah, karena merupakan kelainan yang disebabkan oleh kelainan jumlah

kromosom. Jumlah kromosom 21 yang harusnya cuma 2 menjadi 3.

Penyebabnya masih tidak diketahui pasti, yang dapat disimpulkan sampai

saat ini adalah makin tua usia ibu makin tinggi risiko untuk terjadinya

sindrom Down.Diagnosis dalam kandungan bisa dilakukan, diagnosis pasti

dengan analisis kromosom dengan cara amniosentesis (pengambilan air

ketuban) pada kehamilan 14-16 minggu.

Page 38: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

REPRODUKSI

Dewasa ini kesehatan reproduksi mendapat perhatian khusus secara global.

Hal itu dilakukan sejak diangkatnya isu tersebut dalam konferensi

internasional tentang kependudukan dan pembangunan (International

Conference on Population and Development, ICPD) di Kairo Mesir, pada

tahun 1994, yang dihadiri sekitar 180 negara. Kesehatan reproduksi sendiri

mengandung pengertian suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam

semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan

prosesnya.

Masa remaja (usia 11 – 20 tahun) adalah masa yang khusus dan penting,

karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia. Masa

remaja disebut juga masa pubertas, merupakan masa transisi yang unik

ditandai dengan berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja

merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa,

yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual. Remaja tidak

mempunyai tempat yang jelas, yaitu bahwa mereka tidak termasuk

golongan anak-anak tetapi tidak juga termasuk golongan dewasa.

Perkembangan biologis dan psikologis remaja dipengaruhi oleh

perkembangan lingkungan dan sosial. Oleh karena itu remaja akan berjuang

untuk melepaskan ketergantungannya kepada orang tua dan berusaha

Page 39: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

mencapai kemandirian sehingga mereka dapat diterima dan diakui sebagai

orang dewasa.

Remaja berasal dari kata latin adolescence yang berarti tumbuh atau

tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang lebih luas

lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik

(Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas

karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa

atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh calon (dalam Monks, dkk 1994)

bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan

karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki

status anak. Ottorank (dalam Hurlock, 1990) mengatakan bahwa masa

remaja merupakan masa perubahan yang drastis dari keadaan tergantung

menjadi keadaan mandiri, bahkan Daradjat (dalam Hurlock 1990)

mengatakan masa remaja adalah masa dimana munculnya berbagai

kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik

yang lebih jelas dan daya fikir yang matang. Erikson (dalam Hurlock, 1990)

menyatakan bahwa masa remaja adalah masa kritis identitas atau masalah

identitas-ego remaja. Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha

menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat, serta usaha

mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan baru para remaja harus

memperjuangkan kembali dan seseorang akan siap menempatkan idola dan

ideal seseorang sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja

memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Secara intelektual remaja mulai dapat berpikir logis, mempunyai

kemampuan nalar secara ilmiah dan mampu menguji hipotesis.

2. Mulai menyadari proses berpikir efisien dan belajar berintrospeksi.

3. Mengalami puncak emosionalitas.

Page 40: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

4. Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar

kepuasan fisik saja, tetapi meningkat pada tataran psikologis (rasa

diterima, dihargai, dan penilaian positif dari orang lain).

5. Sudah mampu memahami orang lain.

6. Mempunyai sikap rawan (sikap comfomity) yaitu kecenderungan untuk

menyerah dan mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat.

7. Masa berkembangnya identitas diri.

8. Remaja sudah mampu menyoroti nilai-nilai yang berkembang di

masyarakat.

TAHAPAN REMAJA

Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan

psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut :

1. Masa remaja awal/dini (early adolescence) : umur 11 – 13 tahun.

Dengan ciri khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai

berfikir abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.

2. Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14 – 16 tahun.

Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan,

berkhayal tentang seksual, mempunyai rasa cinta yang mendalam.

3. Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17 – 20 tahun.

Dengan ciri khas : mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari

teman sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa

cinta, pengungkapan kebebasan diri.

Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu.

Walaupun setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai

batas yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara

berkesinambungan.

PERUBAHAN FISIK PADA MASA REMAJA

Page 41: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

Perubahan fisik dalam masa remaja merupakan hal yang sangat penting

dalam kesehatan reproduksi, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik

yang sangat cepat untuk mencapai kematangan, termasuk organ-organ

reproduksi sehingga mampu melaksanakan fungsi reproduksinya. Terdapat

ciri yang pasti dari pertumbuhan somatik pada remaja, yaitu peningkatan

massa tulang, otot, massa lemak, kenaikan berat badan, perubahan

biokimia, yang terjadi pada kedua jenis kelamin baik laki-laki maupun

perempuan walaupun polanya berbeda. Selain itu terdapat kekhususan (sex

specific), seperti pertumbuhan payudara pada remaja perempuan dan

rambut muka (kumis, jenggot) pada remaja laki-laki.

Pada anak laki-Iaki masa pubertas biasanya dimulai pada usia yang sedikit

lebih lambat daripada wanita. Sehubungan dengan itu, pada usia 11-13

tahun sering didapatkan banyak anak perempuan tampaklebih tinggi

daripada anak laki-Iaki. Tetapi, pada usia sekitar 13 tahun, anak laki-Iaki

mulai mengejar ketertinggalan itu karena pada usia itu kebanyakan sudah

mencapai usia pubertas.

Perubahan yang terjadi yaitu :

1. Munculnya tanda-tanda seks primer; terjadi haid yang pertama

(menarche) pada remaja perempuan dan mimpi basah pada remaja laki-laki.

2. Munculnya tanda-tanda seks sekunder, yaitu :

a. Pada remaja laki-laki; tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah

besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, suara bertambah besar, dada lebih

besar, badan berotot, tumbuh kumis diatas bibir, cambang dan rambut di

sekitar kemaluan dan ketiak.

b. Pada remaja perempuan; pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan

vagina, tumbuh rambut di sekitar kemaluan dan ketiak, payudara

membesar.

Memasuki masa remaja yang diawali dengan terjadinya kematangan

seksual, maka remaja akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan

Page 42: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

penyesuaian untuk dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi.

Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat

berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja. Selain itu kematangan

seksual juga mengakibatkan remaja mulai tertarik terhadap anatomi fisiologi

tubuhnya. Selain tertarik kepada dirinya, juga mulai muncul perasaan

tertarik kepada teman sebaya yang berlawanan jenis.

Karakter remaja yang labil dan lingkungannya menyebabkan timbulnya

penyimpangan perilaku yang juga berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan

psikologis remaja. Penyimpangan perilaku remaja juga terjadi karena

interaksi faktor-faktor :

• Predisposisi (kepribadian, kecemasan dan depresi) : kepribadian yang

tidak mantap. Ciri kepribadian : gampang kecewa, jadi agresif dan

destruktif, rasa rendah diri, senang mencari sensasi, cepat bosan,

merasa tertekan, murung dan merasa tidak mampu menjalankan

fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.

• Kontribusi (keluarga) : keluarga yang disfungsi sosial memungkinkan

anggota keluarga menjadi anti sosial. Keluarga yang disfungsi sosial

ditandai dengan : kesibukan orang tua, hubungan interpersonal yang

kurang baik, parental modeling yang kurang baik.

• Pencetus (kelompok teman sebaya dan zat itu sendiri) : bila remaja

khawatir ditolak bergabung dengan kelompok, maka remaja akan

berperilaku sesuai dengan perilaku kelompoknya termasuk

penggunaan narkoba.

Upaya Penanganan Masalah Remaja

Remaja berada dalam situasi yang sangat peka terhadap pengaruh nilai

baru, terutama bagi mereka yang tidak mempunyai daya tangkal. Mereka

cenderung lebih mudah melakukan penyesuaian dengan arus globalisasi dan

Page 43: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

arus informasi yang bebas yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan

perilaku menyimpang karena adaptasi terhadap nilai-nilai yang datang dari

luar. Masalah yang paling menonjol dikalangan remaja saat ini, misalnya

masalah seksualitas, sehingga hamil di luar nikah dan melakukan aborsi.

Kemudian rentan terinfeksi penyakit menular seksual (IMS), HIV dan AIDS

serta penyalahgunaan Narkoba. Setiap tahun di dunia kira-kira 15 juta

remaja berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi, dan

hampir 100 juta terinfeksi penyakit menular seksual yang bisa disembuhkan.

Perkiraan terakhir, setiap hari ada 7000 remaja terinfeksi HIV.

Di Indonesia, mayoritas kasus HIV pada generasi muda antara 20 sampai 29

tahun. Beberapa masalah remaja termasuk masalah kesehatan remaja perlu

ditangani secara khusus dengan metode yang khusus pula. Metode mendidik

remaja adalah dengan :

1. Mengembangkan potensi remaja

2. Memandirikan remaja

3. Memberikan kemampuan untuk beradaptasi dan berperilaku yang

diperlukan remaja dalam mengatasi tantangan dan kebutuhan hidup

sehari-hari.

Atas dasar metode ini, dalam menangani permasalahan remaja, perlu

dikembangkan pola pendidikan yang berorientasi pada kesehatan psikososial

remaja. Kompetensi psikososial adalah seluruh kemampuan yang

berorientasi pada aspek kejiwaan seseorang terhadap diri sendiri dan

interaksinya dengan orang lain serta lingkungan sekitarnya dalam konteks

kesehatan. Kompetensi psikososial tersebut antara lain :

1. Empati, yaitu kemampuan untuk memposisikan perasaan orang lain

pada diri sendiri

2. Kesadaran diri, adalah kemampuan untuk mengenal diri sendiri

tentang karakter, kekuatan, kelemahan dan keinginan

3. Pengambilan keputusan, adalah kemampuan yang dapat membantu

kita untuk mengambil keputusan secara konstruktif dengan

Page 44: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

membandingkan pilihan alternatif dan efek samping yang

menyertainya.

4. Pemecahan masalah, adalah kemampuan untuk memungkinkan kita

dapat menyelesaikan masalah secara konstruktif.

5. Berpikir kreatif, yaitu kemampuan unuk menggali alternatif yang ada

dan berbagai konsekuensinya dari apa yang kita lakukan.

6. Berpikir kritis, yaitu kemampuan menganalisa informasi dan

pengalaman-pengalaman secara objektif.

7. Komunikasi efektif, yaitu kemampuan untuk mengekspresikan diri

secara verbal maupun non verbal yang mengikuti budaya dan situasi.

8. Hubungan interpersonal, yaitu kemampuan yang dapat menolong kita

beroteraksi dengan sesama secara positif dan harmonis.

9. Mengatasi emosi, yaitu kemampuan keterlibatan pengenalan emosi

dalam diri sendiri dan orang lain.

10.Mengatasi stres, yaitu kemampuan pengenalan sumber-sumber yang

menyebabkan stres dalam kehidupan, bagaimana efeknya dan cara

mengontrol terhadap derajat stress.

Adanya motivasi dan pengetahuan yang memadai untuk menjalani masa

remaja secara sehat, diharapkan remaja mampu untuk memelihara

kesehatan dirinya sehingga mampu memasuki masa kehidupan berkeluarga

dengan reproduksi sehat.

Page 45: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)

Daftar Pustaka

1. Moersintowarti B.Narendra,dkk. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan

Remaja Jilid 1. Jakarta : Penerbit Sagung Seto

2. Catio, Muchlis. 2006. Pencegahan dan penanggulangan

penyalahgunaan narkoba di lingkungan pendidikan. Jakarta : badan

narkotika Soetjiningsih. 1995. Tumbuh kembang anak. EGC. Jakarta.

3. Mallhi P, Singhi P. Screening Young Children for Delayed Development. Indian

Pediatrics; 1999 36:569-577

4. Narendra MB, suryawan A, irwanto. 2006. Naskah lengkap continuing education ilmu

kesehatan anak XXXVI penyimpangan tumbuh kembang anak. bag/SMF ilmu kesehatan

anak FK UNAIR. Surabaya

5. Behrman RE., Kliegman RM., Jenson HB. 2004. Nelson textbook of pediatrics 17th ed.

Saunders. Philadelphia. American Academy of Pediatrics. Identifying Infants and Young

Children With Developmental Disorders in the Medical Home: An Algorithm for

Developmental Surveillance and Screening. Pediatrics Volume 118, Number 1, July

2006.

6. American Academy of Pediatrics. Developmental Surveillance and Screening of Infants

and Young Children. Pediatrics Vol. 108 No. 1 July 2001.

7. Sices L, Feudtner C, McLaughlin J et al. How Do Primary Care Physicians Manage

Children With Possible Developmental Delays? A National Survey With an Experimental

Design. Pediatrics 2004;113;274-282

8. Nelson HD, Nygren P, Walker M et al. Screening for Speech and Language Delay in

Preschool Children: Systematic Evidence Review for the US Preventive Services Task

Force. Pediatrics 2006;117;e298-e319

9. bakti husada. 1989. pedoman deteksi dini kelainan tumbuh kembang. Direktorat bina

kesehatan keluarga. Jakarta

10.Leishin Len. Trisomy 21 : The Story of Down Syndrome. Diakses dari

http:// www.ds-health.co/trisomy.htm

Page 46: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)
Page 47: 81531711 Tumbuh Kembang Psikomotor Emosi Sosial Dan Reproduksi (1)