1 2.1 Definisi Obstruksi Saluran Napas Atas Obstruksi saluran napas atas adalah sumbatan pada saluran napas atas (laring) yang disebabkan oleh adanya radang, benda asing, trauma, tumor dan kelumpuhan nervus rekuren bilateral sehingga ventilasi pada saluran pernapasan terganggu. 1 2.2 Penyebab dan Gejala Klinis Obstruksi Saluran Napas Atas Obstruksi saluran napas bagian atas disebabkan oleh trauma, tumor, infeksi akut, kelainan kongenital hidung atau laring, difteri, paralysis satu atau kedua plika vokalis, pangkal lidah jatuh ke belakang pada penderita yang tidak sadar karena penyakit, cedera, atau narkose maupun karena benda asing. Obstruksi saluran napas bagian atas ditandai dengan sesak napas, stridor inspiratore, ortopne, pernapasan cuping hidung, dan cekung di daerah jugularis- supraklavikula-interkostal. Selanjutnya penderita akan sianotik dan gelisah. Obstruksi jalan napas atas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
2.1 Definisi Obstruksi Saluran Napas Atas
Obstruksi saluran napas atas adalah sumbatan pada saluran napas atas (laring)
yang disebabkan oleh adanya radang, benda asing, trauma, tumor dan kelumpuhan
nervus rekuren bilateral sehingga ventilasi pada saluran pernapasan terganggu.1
2.2 Penyebab dan Gejala Klinis Obstruksi Saluran Napas Atas
Obstruksi saluran napas bagian atas disebabkan oleh trauma, tumor, infeksi
akut, kelainan kongenital hidung atau laring, difteri, paralysis satu atau kedua plika
vokalis, pangkal lidah jatuh ke belakang pada penderita yang tidak sadar karena
penyakit, cedera, atau narkose maupun karena benda asing.
Obstruksi saluran napas bagian atas ditandai dengan sesak napas, stridor
inspiratore, ortopne, pernapasan cuping hidung, dan cekung di daerah jugularis-
supraklavikula-interkostal. Selanjutnya penderita akan sianotik dan gelisah.
Obstruksi jalan napas atas
Kongenital atresia koane
stenosis supraglotis,glottis dan infraglotis
kista duktus tireoglosus
kista bronkiegen yang besar
laringokel yang besar
Radang laringotrakeitis
epiglotitis
hipertrofi adenotonsiler
angina ludwig
abses parafaring atau retrofaring
Traumatik ingesti kaustik
2
patah tulang wajah atau mandibula
cedera laringotrakeal
intubasi lama: udem/stenosis
dislokasi krikoaritenoid
paralysis n. laringeus rekurens bilateral
Tumor hemangioma
higroma kistik
papiloma laring rekuren
limfoma
tumor ganas tiroid
karsinoma sel skuamosa laring, faring atau oesofagus
Lain-lain benda asing
udem angioneurotik
Kelainan Kongenital
Atresia koane
Koane dapat menyumbat total atau sebagian, di satu atau dua sisi, akibat
kegagalan absorpsi membran bukofaringeal. Obstruksi mungkin berupa membran
atau tulang. Gejalanya ialah kesulitan bernapas dan keluar sekret hidung terus
menerus. Diagnosis mudah dibuat dengan timbulnya sianosis pada waktu diam yang
menghilang pada waktu menangis, dan melihat sumbatan di belakang rongga hidung.
Pengobatan dengan pembedahan.
Sindrom Piere Robin
Sindrom ini terdiri dari trias gejala yaitu mikrognasia, celah langit-langit, dan
oleh karena mikrognasia, lidah jatuh ke belakang mengakibatkan obstruksi jalan
napas atas. Kadang sindroma ini disertai defek pada mata.
3
Selaput (web) glotis dan stenosis glotis
Pita suara terbentuk dari membran horizontal primordial yang terbelah pada
garis tengah. Kegagalan pemisahan mengakibatkan berbagai derajat stenosis glotis,
mulai dari selaput pada komisura anterior sampai atresia total glotis. Biasanya
ditandai suara parau sedangkan pada bayi menifestasinya berupa suara serak dan
menangis tidak keras. Derajat sesak dan disfonia tergantung dari luasnya kelainan.
Pengobatan sementara pada bayi atau anak dengan businasi. Diperlukan
tindakan bedah untuk memisahkan pita suara melalui tirotomi.
Obstruksi di subglotis jarang ditemukan, yaitu berupa penyempitan jalan
napas setinggi rawan krikoid.
Radang
Angina Ludwig
Angina Ludwig ialah selulitis di dasar mulut dan leher akut yang invasif,
menyebabkan udem hebat di leher bagian atas yang dapat menyumbat jalan napas.
Kuman penyebab biasanya streptokokus atau stafilokokus. Infeksi biasanya berasal
dari lesi di mulut seperti abses alveolar gigi atau infeksi sekunder pada karsinoma
dasar mulut. Kelainan ini cepat meluas melalui ruang fasia tertutup dan dapat
menyebabkan udem glotis yang dapat mengancam jiwa karena obstruksi jalan napas.
Karena radang dasar mulut ini lidah terdorong ke palatum dan ke dorsal, ke arah
dinding dorsal faring sehingga menutup jalan napas.
Diagnosis dibuat berdasarkan gejala klinis dan dibantu dengan pemeriksaan
biakan dan uji kepekaan kuman dari nanah.
Bila dapat dibuat diagnosis dini maka pemberian antibiotik kadang-kadang
memberikan hasil yang memuaskan. Bila pembengkakan leher dan dasar mulut tidak
segera berkurang maka dilakukan dekompresi terhadap ruang fasia yang tertutup di
dasar mulut dan leher, selanjutnya dipasang pipa penyalir.
4
Trauma
Menelan bahan kaustik
Larutan asam kuat seperti asam sulfat, nitrat dan hidroklorit, atau basa kuat
seperti soda kaustik, potasium kaustik dan ammonium bila tertelan dapa
mengakibatkan terbakarnya mukosa saluran cerna. Pada penderita yang tak sengaja
minum bahan tersebut, kemungkinan besar luka baker hanya pada mulut dan faring
karena bahan tersebut tidak ditelan dan hanya sedikit saja masuk ke dalam lambung.
Tetapi pada mereka yang coba bunuh diri akan terjadi luka bakar yang luas pada
esofagus bagian tengah dan distal karena larutan tersebut berdiam di sini agak lama
sebelum memasuki kardia lambung.
Diagnosis didasarkan riwayat menelan zat kaustik dan adanya luka bakar di
sekitar dan di dalam mulut. Kasus kecelakaan biasanya terjadi pada anak usia
dibawah enam tahun, sedangkan kasus bunuh diri pada dewasa.
Trauma trakea
Trauma tajam atau tumpul pada leher dapat mengenai trakea. Trauma tumpul
tidak menimbulkan gejala atau tanda tetapi dapat juga mengakibatkan kelainan hebat
berupa sesak napas, karena penekanan jalan napas atau aspirasi darah atau emfisema
kutis bila trakea robek.
Dari pemeriksaan photo roentgen dapat dilihat benda asing, trauma penyerta
seperti fraktur vertebra servikal atau emfisema di jaringan lunak di mediastinum,
leher dan subkutis.
Trauma tumpul trakea jarang memerlukan tindakan bedah. Penderita
diobservasi bila terjadi obstreksi jalan napas dikerjakan trakeotomi. Pada trauma
tajam yang menyebabkan robekan trakea segera dilakukan trakeotomi di distal
robekan. Kemudian robekan trakea dijahit kembali.
Trauma intubasi
5
Pemasangan pipa endotrakea yang lama dapat menimbulkan udem laring dan
trakea. Keadaan ini baru diketahui bila pipa dicabut karena suara penderita terdengar
parau dan ada kesulitan menelan, gangguan aktivitas laring, dan beberapa derajat
obstruksi pernapasan. Pengobatan dilakukan dengan pemberian kortikosteroid. Bila
obstruksi napas terlalu hebat maka dilakukan trakeotomi.
Stenosis trakea adalah komplikasi pemasangan pipa endotrakea berbalon
dalam waktu lama. Tekanan balon menyebabkan nekrosis mukosa trakea disertai
penyembuhan dengan jaringan fibrosis yang mengakibatkan stenosis.
Pengobatan stenosis ini berupa peregangan bagian yang stenosis dalam waktu
lama, tetapi seringkali perlu dilakukan reseksi segmental trakea dan anstomosis ujung
ke ujung.
Dislokasi krikoaritenoid
Trauma pada laring dapat menyebabkan dislokasi persendian krikoaritenoid
yang mengakibatkan suara parau disertai obstruksi jalan napas bagian atas. Pada
pemeriksaan roentgen leher tampak dislokasi struktur laring, penyempitan jalan
napas, dan udem jaringan lunak.
Penanganannya berupa trakeotomi, kemudian dislokasi direposisi secara
terbuka dan dipasang bidai dalam. Kelambatan penanganan dislokasi krikoaritenoid
dapat mengakibatkan stenosis laring.
Paralisis korda vokalis bilateral
Kedua pita suara tidak dapat bergerak sedangkan posisinya paramedian dan
cenderung bertaut satu sama lain waktu inspirasi. Penderita mengalami sesak napas
hebat yang mungkin memerlukan intubasi dan atau trakeotomi.