Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007). Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam 1
60

76566666-Makalah-Askep-Komunitas

Oct 22, 2015

Download

Documents

Nia Kurnia

maaaa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,

saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat

dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat

yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang

sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial

yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka

dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan

masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan

antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta

masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif

secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi

kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.

Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan

masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian

dalam memecahkan masalah kesehatan.

Dalam praktek keperawatan komunitas difokuskan kepada masalah

keperawatan yang timbul pada masyarakat yang dimungkinkan oleh karena

masalah kesehatan secara umum. Dengan keterbatasan waktu, sumber daya

manusia dan jam praktek maka masalah dibatasi dalam lingkup masalah

keperawatan. Dalam praktek keperawatan komunitas kali ini kelompok

memfokuskan masalah di bidang kesehatan.

Selain itu, selama proses belajar praktek keperawatan komunitas,

mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan risiko dan sumber yang tersedia

untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan

mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan

1

Page 2: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat

akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

2

Page 3: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pelayanan Kesehatan Utama

Paradigma sehat merupakan modal pembangunan kesehatan yang

dalam jangka panjang akan mampu mendorong masyarakat untuk bersikap

dan bertindak mandiri dalam menjaga kesehatannya sendiri melalui kesadaran

terhadap pentingnya upaya-upaya kesehatan yang bersifat promotif dan

preventif. Paradigma sehat ditetapkan sebagai model pembangunan kesehatan

di Indonesia, yaitu pembangunan kesehatan yang mengutamakan upaya-

upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya-upaya kuratif dan

rehabilitatif (Depkes, 2001). Unsur penting dalam paradigma sehat meliputi;

Program dan kebijakan yang Bottom-up, mentalitas proaktif, pemberdayaan

sumber daya lokal, pembangunan kesehatan berbasis masyarakat, sistem

prabayar pelayanan kesehatan, dan pembangunan kesehatan multi sektor.

Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang

merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan

ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang

sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif

dari masyarakat (Stanhope, 2004).

Menurut Helvie, tanggung jawab perawat dalam sistem pelayanan

kesehatan utama adalah:

1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan

implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.

2. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu.

3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik self care pada

masyarakat.

4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan

dan kepada masyarakat.

3

Page 4: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

5. Koordinasi kegiatan kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat.

Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam

praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat

dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).

1. Individu sebagai klien

Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi

kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan

spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan

pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian klien (Riyadi, 2007).

2. Keluarga sebagai klien

Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar

manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu

kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai,

harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).

3. Masyarakat sebagai klien

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas

sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal,

mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir

tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara

mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat

(Mubarak, 2005).

B. Konsep Keperawatan Komunitas

Menurut Riyadi(2001) keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan

profesional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan

biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada

individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus

hidup manusia.

Kemudian menurut Handerson (1980) dalam Ali. Z (2001) menjelaskan

bahwa pelayanan keperawatan adalah upaya untuk membantu individu baik

sakit maupun sehat, dari lahir sampai meninggal dunia dalam bentuk

4

Page 5: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

peningkatan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sehingga individu

tersebut dapat secara optimal melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.

Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat (1990) dijelaskan

bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang

merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan

masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara

aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif

secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan

(Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara

optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005).

Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberikan dari luar suatu

institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Naomi,

2002). Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan

beberapa prinsip, yaitu:

1. Kemanfaatan

Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat

yang besar bagi komunitas (Riyadi, 2007). Intervensi atau pelaksanaan

yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi

komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian

(Mubarak, 2005).

2. Kerjasama

Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat

berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas

sektoral (Riyadi, 2007)

3. Secara langsung

Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,

klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik

mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).

5

Page 6: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

4. Keadilan

Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas

dari komunitas itu sendiri (Riyadi, 2007). Dalam pengertian melakukan

upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas

(Mubarak, 2005).

5. Otonomi

Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau

melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah

kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan

dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah :

1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan

dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan

(Naomi, 2002).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan

kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai

suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat

secara keseluruhan ingin hidup sehat (Yuddi, 2008). Menurut

Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep

pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).

2. Proses kelompok (Group Process)

Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari

kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang

terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus.

Menurut Nies dan McEwan (2001), perawat spesialis komunitas dalam

melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status

kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model

pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau

6

Page 7: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan

masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan

pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan

masyarakat (community development) (Palestin, 2007).

3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)

Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau

lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan

atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi klien dalam hal

ini adalah masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif

diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan

kesehatan dan kese ahteraan (Palestin, 2007).

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait

dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara

komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya

upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing

yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan

masyarakat (Palestin, 2007).

4. Pemberdayaan (Empowerment)

Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai

proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi

transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,

pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk

membentuk pengetahuan baru (Palestin, 2007).

Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau

pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif

masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-

upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi

masyarakat (Palestin, 2007). Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas

adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat

maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan

(Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :

7

Page 8: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

a. Individu

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh

dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada

individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya

mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena

adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,

kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien (Riyadi, 2007).

b. Keluarga

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat

secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara

perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya

sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam

fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat

dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan

fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri

dan aktualisasi diri (Riyadi,2007).

c. Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang

terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan

(Mubarak, 2005).

d. Tingkat Komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga

dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan

untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada

tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan

mamandang komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).

8

Page 9: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

Perawat di komunitas dapat bekerja sebagai perawat keluarga,

perawat sekolah, perawat kesehatan kerja dan perawat gerontologi.

a. Perawat keluarga

Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan

tingkat kesehatan masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu

kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan

perawatan sebagai upaya (Ande, 2009).

b. Perawat keluarga

Perawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan

yang dipersiapkan untuk praktek memberikan pelayanan individu dan

keluarga disepanjang rentang sehat sakit. Praktek ini mencakup

pengambilan keputusan independen dan interdependen dan secara

langsung bertanggung gugat terhadap keputusan klinis. Peran perawat

keluarga adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga,

berpartisipasi dan menggunakan hasil riset, mengembangkan dan

melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan, kepemimpinan,

pendidikan, case managemen dan konsultasi (Ande, 2009)..

c. Perawat kesehatan sekolah

Keperawatan sekolah adalah: keperawatan yang difokuskan pada

anak ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan

mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam

perencanaan pelayanan . Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan

praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu,

kelompok dan masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah

merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk

mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat,

menciptakan lingkungan dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama

perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran

penunjang adalah guru dan kader (Ande, 2009).

9

Page 10: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

d. Perawat kesehatan kerja

Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip

keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam

segala bidang pekerjaan (American Asociation of Occupational Health

Nursing). Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan praktek keperawatan

untuk memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat di

tatanan industri, pabrik, tempat kerja, tempak konstruksi, universitas dan

lain-lain. Lingkup praktek keperawatan kesehatan kerja mencakup

pengkajian riwayat kesehatan, pengamatan, memberikan pelayanan

kesehatan primer konseling, promosi kesehatan, administrasi

management quality asurance, peneliti dan kolaburasi dengan komunitas

(Ande, 2009)..

e. Perawat gerontologi

Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang

mempelajari dan memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang

dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut

untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat

gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan

kesehatan utama pada lanjut usia dank keluarganya dalam berbagai

tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut independen dan

kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.

Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan

asuhan keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk

memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjuy usia,

meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan

meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang

bermartabat. Perawat gerontologi dalam prakteknya menggunakan

managemen kasus, pendidikan, konsultasi , penelitian dan administrasi.

10

Page 11: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

C. Peran Perawat komunitas

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan

masyarakat diantaranya adalah :

1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah

keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,

melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang

telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

(Helvie, 1997).

2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat

secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga

terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai

derajat kesehatan yang optimal (Helvie, 1997). Konseling adalah proses

membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau

masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan

untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan

dukungan emosional dan intelektual (Mubarak, 2005).

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses

keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan

pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan

perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama

pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi

perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).

3. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh

yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru

dan dicontoh oleh masyarakat (Helvie, 1997).

11

Page 12: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

4. Sebagai pembela (Client Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat

komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya

melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat (Helvie, 1997).

Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan

termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,

memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien

(Mubarak, 2005).

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab

membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari

berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain

yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas

tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya (Mubarak, 2005). Tugas

yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus

dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan

berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola

berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai

dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya

(Helvie, 1997).

6. Sebagai kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara

bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli

radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses

penyembuhan klien (Mubarak, 2005). Tindakan kolaborasi atau kerjasama

merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap

proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk

merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Helvie, 1997).

12

Page 13: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah

menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.

Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami

perbaikan kondisi kesehatan (Helvie, 1997).

8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang

terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang

menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul

serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,

pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data (Helvie, 1997).

9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,

merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada klien (Mubarak, 2005). Pelayanan dari semua anggota

tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional

(Mubarak, 2005).

10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and

Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang

berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan

pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa

perubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi

dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternatif, menggali

kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan

peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,

membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien

melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

13

Page 14: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari

perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat

membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga

perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku yang

dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005)

11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care

Provider And Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan

kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.

Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain

juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas (Helvie, 1997).

D. Asuhan Keperawatan Komunitas

Target keperawatan komunitas adalah:

1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat

diterima semua orang dari berbagai golongan

2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam

hal ini komunitas

3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan

perlu terjalin kerjasama yang baik

4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat

mendukung maupun mengahambat

5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan

masyarakat

6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang ada di masyarakat,

maka dapat dkembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan

praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas,

keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian

terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual)

terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi

14

Page 15: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi

keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri

dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan

sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur

dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan

kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi

terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat

pada umumnya.

3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat

diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya

kesehatan

4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan

upaya kuratif dan rehabilitatif

5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung

secara berkesinambungan

6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai

konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu

hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam

kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status

kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat di desa Pamijen.

7. Pengembangan tenaga kesehatan/keperawatan bagi masyarakat yang

direncanakan secara berkesinambungan dan terus menerus agar lebih baik.

15

Page 16: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, metode yang

digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di

dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pengkajian

Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu :

pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau

penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah

(Mubarak, 2005).

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi

mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat

ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah

tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan

spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak,

2005). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1) Wawancara atau anamnesa

2) Pengamatan

3) Pemeriksaan fisik

Menurut Anderson dan Elizabeth T (2006), dalam pengkajian sumber

data yang dipergunakan dapat diperoleh melalui beberapa sumber,

yaitu :

1) Sensus

Sensus merupakan sumber data yang paling lengkap. Data sensus

dapat diperoleh dengan cara survey terhadap masyarakat.

Data Statistik Vital :

Data statistik vital adalah data tentang kejadian-kejadian yang

tercatat secara legal, seperti kelahiran, kematian, perkawinan,

dan perceraian, yang dikumpulkan secara terus-menerus oleh

badan pemerintahan.

16

Page 17: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

1) Laporan Penyakit yang Terinformasikan

Laporan penyakit yang terinformasikan adalah data yang

dilaporkan oleh departemen kesehatan baik pusat maupun

daerah tentang penyakit-penyakit yang dapat dilaporkan secara

legal. Secara legal laporan penyakit yang ditugaskan mungkin

tidak mewakili seluruh kasus penyakit sehingga laporan

tersebut tidak menyajikan penjelasan yang valid tentang

penyakit yang terjadi di masyarakat. Dalam prakteknya,

petugas kesehatan mungkin gagal untuk memberikan laporan

penyakit yang seharusnya dilaporkan.

2) Catatan Medis dan Rumah Sakit

Catatan medis dan rumah sakit digunakan secara luas dalam

penelitian kesehatan komunitas. Bagaimanapun catatan-catatan

inipun tidak menyajikan gambaran yang lengkap atau valid

tentang kesehatan komunitas.

3) Catatan Autopsi

Catatan autopsy memiliki bias yang sangat kentara, pasien

menderita sakit yang parah dan meninggal dunia. Autopsy

tidak dilakukan pada semua kasus kematian. Catatan autopsy

meliputi kasus-kasus kematian akibat tindak kekerasan yang

tidak proporsional dan penyebab kematian seseorang yang

tidak diketahui sampai autopsy dilakukan.

b. Pengolahan data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data

denga cara sebagai berikut :

1) Klasifikasi data atau kategori data

2) Penghitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly

3) Tabulasi data

4) Interpretasi data

17

Page 18: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

c. Analisis data

Fase-fase yang dapat digunakan dalam membantu proses analisis

adalah :

1) Kategorisasi

Untuk menganalisis data pengkajian komunitas, sangat membantu

jika pertama-tama mengkategorikan data. Data dapat

dikategorikan dalam berbagai cara. Kategori data pengkajian

komunitas meliputi:

a) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin,

dan kelompok etnik dan ras).

b) Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan ukuran

lahan tempat tinggal, ruang public, dan jalan).

c) Karakteristik social-ekonomi (kategori pekerjaan, penghasilan,

pendidikan yang dicapai, dan pola penyewaan atau

kepemilikan rumah).

d) Struktur dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik, pusat

pelayanan kesehtan mental, dan sebagainya).

2) Ringkasan

Berupa diagram dan grafik.

3) Pembandingan

Tugas selanjutnya sebagai tambahan dalam menganalisa data

adalah mengidentifikasi kesenjangan, kejanggalan, dan

kehilangan data. Kesenjangan data tidak dapat dihindarkan seperti

kesalahan dalam pencatatan, tugas penting adalah menganalisa

secara kritis data dan menyadari potensi terjadinya kesenjangan

dan kehilangan data.

4) Penarikan kesimpulan

Setelah mengkategorikan, meringkas, dan membandingkan data

yang telah dikumpulkan, langkah terakhir adalah menarik

simpulan logis dari bukti yang ada untuk mengarah perumusan

diagnosa keperawatan komunitas.

18

Page 19: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

d. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat

dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian

masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh

karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005).

e. Prioritas masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan

keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai

kriteria diantaranya adalah (Mubarak, 2005):

1) Perhatian masyarakat

2) Prevalensi kejadian

3) Berat ringannya masalah

4) Kemungkinan masalah untuk diatasi

5) Tersedianya sumberdaya masyarakat

f. Aspek politis

Dalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis komunitas

sesuai dengan prioritas (penapisan) yang digunakan dalam

keperawatan komunitas adalah format penapisan menurut Stanhope ,

Lancaster, 1988 :

No Kriteria Bobot kriteria 1-10 Masalah Bobot

1 - 10 Rasional Makna masalah

1 Kesadaran masyarakat terhadap masalah

2 Motivasi komuniti untuk mengatasi masalah

3 Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah

4 Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi

5 Bertanya akibat jika masih tetap

6 Cepat masalah teratasi

19

Page 20: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

2. Diagnosis keperawatan

Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang

ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan

status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang

mungkinterjadi (potensial) (Mubarak, 2005). Diagnosa keperawatan

mengandung komponen utama yaitu problem (masalah), etiologi

(penyebab), sign atau symtom (tanda gejala) (Mubarak, 2005).

3. Perencanaan keperawatan.

Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun

berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana

keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana

tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk

menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan

keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan

anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas,

Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005).

Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau

implementasi pada keperawatan komunitas adalah :

a. Inovative

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan

mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)

(Mubarak, 2005).

b. Integrated

Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan

sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2005).

c. Rasional

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan

20

Page 21: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya

rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2005).

d. Mampu dan mandiri

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan

dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta

kompeten (Mubarak, 2005).

e. Ugem

Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas

kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan

keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan

implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan

komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in

community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2005).

Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan

komunitas terdiri atas:

a. Pencegahan Primer

b. Pencegahan Sekunder

c. Pencegahan Tersier

5. Evaluasi atau Penilaian

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan

keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan

antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan

keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat

kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat

kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah

ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005).

Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program

kesehatan dalam upaya mengukur kemajuan terhadap tujuan obyektif

program. Data evaluasi merupakan hal penting untuk memperbaiki

database dan diagnosis keperawatan komunitas yang dihasilkan dari

analisis pengkajian data komunitas.Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah

masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output). Penilaian

21

Page 22: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan

perencanaan yang telah disusun semula. Sejalan dengan landasan teoretis

dalam menjalin kemitraan dengan komunitas, program evaluasi yang kita

jalankan didasarkan pada prinsip yang dikenukakan oleh Foundation,

W.K.K (1998). Prinsip tersebut disimpulkan sebagai berikut :

a. Memperkuat program

Tujuan perawatan adalah promosi kesehatan dan peningkatan

kepercayaan diri komunitas. Evaluasi membantu pencapaiain ini

dengan cara menyediakan proses yang sistematik dan berkelanjutan

dalam mengakaji program dampaknya serta hasil akhir program

tersebut.

b. Menggunakan pendekatan multipel

Selain pendekatan multidisiplin, metode evaluasi mungkin banyak dan

bermacam-macam. Tidak ada satu pendekatan yang lebih unggul,

tetapi metode yang dipilih harus señalan anegan tujuan program.

c. Merancang evaluasi untuk memnuhi isu nyata

Program berbasis dan berfokus-komunitas, yang berakar pada

comunitas nyata dan berdasarkan pengkajian comunitas, harus

memiliki rancangan evalausi untuk mengukur kriteria mengenai

pentingnya program tersebut bagi komunitas.

d. Menciptakan proses partisipasi

Apabila anggota komunitas merupakan bagian dari pengkajian,

analisis, perencanaan, dan implementasi, merekapun harus menjadi

mitra dalam evaluasi.

e. Memungkinkan fleksibilitas

Pendekatan evaluasi harus fleksibel dan bersifat prestiktif; jira tidak,

akan sulit untuk mendokumentasikan munculnya perubahan yang

sering kali meningkat secara tajam dan komplek.

f. Membangun kapasitas

Prose evaluasi, selain mengukur hasil akhir, harus meningkatkan

ketrampilan, pengetahuan, dan perilaku individu yang terlibat

22

Page 23: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

didalamnya. Hal ini serupa dengan kontek profesional maupun

nonprofesional.

Komponen penting dalam fokus evaluasi adalah:

a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan

pelaksanaan

b. Perkembangan atau kemajuan proses

c. Efisiensi biaya

d. Efektifitas kerja

e. Dampak : apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam jangka

waktu berapa?

Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.1 Perubahan dampak kesehatan

Keterangan:

: peran masyarakat

: peran perawat

Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga

yang terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah

kesehatan, mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota

keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya

peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah

pemecahan masalah keperawatan melalui proses asuhan keperawatan

komunitas.

23

Page 24: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

BAB III

PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Kabupaten : Banyumas

2. Kecamatan : Baturraden

3. Kelurahan/ Desa : Rempoah

4. RW : 03

5. Jumlah RT : 8

6. Jumlah KK : 339 KK

7. Jumlah Penduduk : 1081 jiwa

a. Laki- laki : 553 jiwa

b. Perempuan : 528 jiwa

8. Jumlah Penduduk Miskin terdapat 254 KK dengan jumlah penduduk 613

jiwa.

9. Data agama

a. Katolik : 1 jiwa

b. Kristen : -

c. Hindu : -

d. Budha : -

e. Islam : 1.080 jiwa

10. Batas Wilayah RW 03

a. Sebelah Utara : Jalan Anggrek

b. Sebelah Selatan : Jalan Pemuda

c. Sebelah Timur : Sungai Jurig

d. Sebelah Barat : Kelurahan Karang Tengah

24

Page 25: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

B. Format Pengkajian Komunitas Rw 03 Desa Rempoah Kecamatan

Baturraden Kabupaten Banyumas

1. Data Inti Komunitas

a. Sejarah

Wilayah Desa Rempoah secara administratif termasuk dalam

wilayah Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Terletak

kurang lebih 8 Km arah utara kota Purwokerto. Desa Rempoah

terdiri dari 3 dusun, 6 RW, dan terbagi dalam 40 RT. Wilayah RW

03 sendiri terdiri dari 8 RT dengn jumlah kepala keluarga sebanyak

339 KK.

RW 03 mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Jalan Anggrek

Sebelah Selatan : Jalan Pemuda

Sebelah Timur : Sungai Jurig

Sebelah Barat : Kelurahan Karang Tengah

Wilayah RW 3 banyak mengalami perubahan, bangunan jadi

permanen, banyak bangunan tambahan, sdangkan jaman dahulunya

wilayah ini masih banyak tanah kosong (kebon). Warga yang paling

lama tinggal di RW 03 adalah Ibu Tirem yang tinggal di RT 1, beliau

telah ada di desa ini sejak zaman penjajahan Belanda dan banyak

mengetahui sejarah dan perubahan di desa Rempoah.

b. Demografik

Jumlah kepala keluarga di RW 03 adalah 339 KK dengan

jumlah penduduk sebanyak 1.081 jiwa yang terdiri dari 553 laki-laki

dan 528 perempuan dengan pembagian RT 1 terdapat 47 KK, RT 2

terdapat 56 KK, RT 3 terdapat 56 KK, RT 4 terdapat 41 KK, RT 5

terdapat 42 KK, RT 6 terdapat 42 KK, RT 7 terdapat 32 KK, dan RT

8 trdapat 23 KK. Warga didaerah ini kebanyakan berasal dari suku

jawa dan beberapa pendatang berasal dari suku cina. Pendatang yang

kemudian menjadi penduduk RW 03 hanya sedikit karena sebagian

besar warga RW 03 merupakan pribumi asli dari desa tersebut. Pada

wilayah RW 03 ini kebanyakan penduduknya adalah lansia dan

25

Page 26: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

dewasa, jumlah anak bayi dan balita hanya sedikit, jarang sekali

terdapat remaja karena kebanyakan remaja pergi bekerja ke luar

kota. Sehingga di wilayah ini kebanyakan warganya didominasi

orang lansia dan dewasa.

jumlah penduduk RW 03

laki-laki

perempuan

553528

Grafik 1. Pembagian Penduduk di RW 03 (Survei Data Penduduk, 2010)

RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 5 RT 6 RT 7 RT80

10

20

30

40

50

60

JUMLAH KEPALA KELUARGA

Grafik 2. Jumlah Kepala Keluarga di setiap RT

c. Etnisitas

Warga didaerah ini berasal dari suku jawa dan beberapa

pendatang berasal dari suku cina. Ada beberapa pendatang di RT 01

ini yaitu warung Ndeso, toko material dan bengkel mobil. Tipe

keluarga kebanyakan extended family, karena banyak yang masih

tinggal dengan orang tua ataupun sanak saudara yang lain.

26

Page 27: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

Kebanyakan populasinya homogen karena mempunyai suku yang

sama yaitu suku Jawa. Kelompok budaya jawa masih sangat melekat

pada warga terlihat dengan adanya kepercayaan warga yang sangat

kuat terhadap budaya Jawa seperti ngupati, mitoni, begalan dalam

pernikahan, 40 hari, selapanan.

d. Nilai dan keyakinan

RW 03 mempunyai 8 mushola yang terbagi di setiap RT.

Mayoritas warga di RW 03 beragama Islam. Terdapat budaya

tahlilan di daerah ini. Mereka mengadakan pengajian rutin terutama

untuk para ibu. Para remaja juga diberdayakan untuk mengajar anak-

anak di TPA. Kegiatan keagamaan di TPA yang diperuntukan bagi

anak-anak bertujuan untuk menanamkan keyakinan agama sejak dini

sedangkan kegiatan remaja mengajar di TPA bertujuan untuk remaja

tetap mempertahankan keyakinannya dengan berkegiatan dalam

bidang keagamaan.

Nilai dan norma yang ada dimasyarakat RW 03 seperti

masyarakat pada umumnya. Mereka masih mengenal nilai

kesopanan, gotong royong dan kerukunan antar warganya. Hal ini

dapat dilihat dari adanya kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang

masih terus berjalan. Seperti: kerja bakti, arisan, sambatan, dan

takziyah. Budaya gotong royong masih melekat di RW 03, setiap 1

bulan sekali dilakukan kegiatan gotong royong untuk membersihkan

pemakaman umum di daerah tersebut dan setiap 2 minggu sekali

dilakukan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekitar

pemukiman warga.

Warga selalu tolong menolong apabila ada salah seorang

warga yang membutuhkan pertolongan. Anak-anak juga diajarkan

untuk menghormati orang yang lebih tua, sopan terhadap orang baru

yang datang ke desa seperti mahasiswa yang datang berkunjung

untuk melakukan observasi. Warga sangat menyambut kedatangan

siapapun dengan hangat jika memang kedatangan orang tersebut

bertujuan baik. Dibuktikan dengan kedatangan kelompok kami

27

Page 28: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

ketika akan melakukan pengkajian semua ketua RT dan ketua RW

sudah tidak asing dengan kedatangan mahasiswa untuk melakukan

pengkajian dan mereka menerima kelompok kami dengan terbuka.

Tidak terdapat peninggalan sejarah di daerah ini. Di daerah

ini tidak terdapat taman bunga, tetapi di daerah ini terdapat banyak

tumbuh-tumbuhan hijau.

2. Subsistem

a. Lingkungan fisik

1) Iklim/cuaca dan suhu ruangan

Wilayah ini sedang dalam iklim hujan sehingga terasa sejuk.

Berdasarkan wawancara dengan ketua RW dan ketua RT bahwa

suhu Desa Rempoah jika sedang musim kemarau juga terasa

panas. Desa Rempoah saat musim hujan bisa dikatakan lebih

sering hujan bila dibandingkan dengan wilayah Purwokerto Kota.

2) Paparan zat kimia

Tidak terdapat paparan zat kimia

3) Penataan wilayah

Wilayah dalam keadaan yang padat dan letak rumah-rumah

penduduknya saling berdempetan. Di wilayah tersebut saluran

airnya terbuka hal ini bertujuan agar saluran air mudah dibersihkan.

4) Dampak lingkungan fisik terhadap warga

Warga di daerah ini menggunakan air yang berasal dari

Gunung Slamet untuk kebutuhan sehari-harinya. Di daerah ini juga

banyak terdapat tanaman-tanaman hijau di sekitar rumah warga

maupun di kebun. Ada beberapa warga yang memelihara hewan

ternak, seperti ayam, kerbau, dan ikan. Keadaan alam di daerah ini

masih sangat alami, terbukti dengan banyaknya pepohonan yang

tumbuh dan struktur daerah yang masih alami.

Ada beberapa rumah yang tidak memiliki halaman

sehingga di rumah mereka tidak terdapat tanaman. Hampir seluruh

selokan yang terdapat di RW 03 dalam keadaan terbuka, saat kami

melakukan pengkajian terlihat warga yang berada di RT 02 setelah

28

Page 29: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

hujan sedang menyapu halaman rumah yang ada sampahnya dan

dimasukan keselokan.

Lingkungan fisik di wilayah ini tidak terdapat industri,

namun disetiap RT memiliki warung kecil yang digunakan warga

untuk membeli barang kebutuhan mereka. Terlihat terdapat toko

yang agak besar yang melayani kebutuhan pokok warga seperti

yang terdapat pada RT 02.

5) Kebisingan, udara dan air

Wilayah ini termasuk dalam kondisi yang tidak terdapat

kebisingan. Udara di wilayah ini dalam kondisi yang sejuk dan

terkadang dingin saat musim penghujan seperti sekarang ini dan

akan terasa panas ketika musim kemarau. Wilayah ini pada musim

penghujan ataupun musim kemarau air akan tetap mengalir. Warga

di RT 02 memanfaatkan air yang banyak untuk ternak ikan mujaer,

lele dan beskap. Hampir semua warga di RT 02 memiliki kolam

ikan. Sumber air warga berasal dari aliran air yang berasal dari

Gunung Slamet, mereka tidak memanfaatkan air PAM.

Berdasarkan informasi dari ketua RW ketika musim kemarau

walaupun air dari sumur dan sungai sedikit tetapi mencukupi untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari dan wilayah ini belum pernah

terjadi kekeringan.

6) Fasilitas yang dimiliki

Fasilitas yang dimiliki oleh RW 03 adalah lapangan badminton

yang terdapat di RT 02, mushola disetiap RT.

7) Struktur bangunan, keamanan dan kenyamanan

Hampir semua rumah dibangun permanen, warga merasa aman dan

nyaman tinggal di wilayah ini. Kenyamanan dibuktikan dengan

masalah sampah yang cara pembuangannya yaitu itu dilakukan

oleh petugas sampah yang berasal dari Rt 03/ Rw 03 dengan

grobak sampah yang disediakan oleh RT, dan nantinya akan

dikumpulkan untuk dibuang di TPA. Sampah diambil 2 kali dalam

29

Page 30: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

seminggu yaitu setiap hari rabu dan minggu. Iuran sampah ini

dilakukan perbulan yaitu Rp 10.000,00.

8) Jenis industri yang ada di sekitarnya

Tidak terdapat industri di wilayah ini.

9) Pembuangan limbah

Pembuangan limbah rumah tangga di wilayah ini di alirkan melalui

selokan dan berujung di sungai terdekat, sedangkan untuk WC,

limbahnya langsung di hubungkan ke kolam-kolam ikan yang ada

di belakang rumah masing-masing.

b. Pendidikan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari observasi ke desa

Rempoah rata-rata pendidikan warga yang berusia 50 tahun ke atas

adalah SD, 40 tahun kebawah kebanyakan lulusan SMA, naun masih

banyak penduduk yang lulusan SMP.

Bila dijelaskan kembali secara rinci maka rata-rata masyarakat

yang ada di RT 1 sampai RT 3 hanya tamatan dari pendidikan SD

sampai SMA. Hal itu dikarenakan dari keterbatasan biaya dan

kurangnya dukungan dari keluarga untuk bisa melanjutkan kejenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

c. Keamanan dan transportasi

Di wilayah RW 3 tidak terdapat penjaga keamanan secara

khusus. Poskamling dan kegiatan ronda malam sudah tidak berjalan

lagi karena warga sudah jarang rapat sehingga sudah jarang pula

kegiatan tersebut dijalankan. Tetapi baru-baru ini pada tanggal 24

November 2011 di wilayah RT 1 telah terjadi kemalingan, sehingga

keamanan di RT 01 menjadi lebih ditingkatkan lagi dan ronda malam

mulai diberlakukan. Namun hampir seluruh warga di RT lain

berdasarkan penuturan dari ketua RT mengungkapkan walaupun tidak

ada poskamling dan ronda malam wilayah ini masih dalam kondisi

aman.

Alat transportasi yang biasa digunakan adalah sepeda motor,

mobil, sepeda, dan angkutan umum. Namun, karena penduduk

30

Page 31: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

umumnya memiliki kendaraan sepeda motor, sehingga kebanyakan

mereka menggunakan sepeda motor dalam sehari-harinya.

d. Politik dan pemerintahan

Program dari pemerintah yang sudah masuk desa ada beberapa

antara lain:

1) Program Jaminan Persalinan (Jampersal) dan Jaminan Kesehatan

Masyarakat (Jamkesmas)

Program pemerintah tentang proses kelahiran gratis untuk 2 kali

kelahiran. Program ini di luncurkan untuk mendukung program

KB (2 anak lebih baik).

2) Pembuatan mata air baru

Pembuatan sumber mata air baru karena masyarakat RW 03

masih memanfaatkan dari air sungai untuk kehidupan sehari-hari.

Penyakit yang muncul biasanya diare. Tapi tidak bisa di data

karena tidak ada yang melaporkan, biasanya cuma diobati sendiri.

3) Raskin

Ada pembagian Raskin (beras miskin) di RW 03, kebijakan

masing-masing ketua RT setempat beras tersebut dibagi rata pada

lebih banyak penduduk tidak sesuai dengan daftar warga miskin

yang seharusnya menerima jatah raskin dari pemerintah sehingga

beras yang diterima lebih sedikit.

Biasanya saat ada pemilihan RT merupakan sistem kepercayan

dari masyarakat. Orang yang di percaya mampu oleh masyarakat di

tunjuk setelah melakukan musyawarah. Ketua RT bisa diturunan dari

jabatannya bila melakukan pelanggaran tugas, melakukan tindakan

kriminal, atau apabila mendapat mosi tidak percaya oleh masyarakat.

Pemilihan ketua RT dan ketua RW dilakukan dengan cara

kumpulan/rembugan saat perkumpulan rutin. Tidak ada peraturan

yang menjelaskan mengenai lama jabatan ketua RT dan ketua RW,

sehingga masa jabatan Ketua RT dan ketua RW dapat mencapai waktu

5 tahun, 10 tahun, sampai dengan 15 tahun. Pemilihan Kades

dilaksanakan setiap 6 tahun sekali, pemilihan Kades dilakukan secara

31

Page 32: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

langsung oleh warga dengan cara pencoblosan. Para calon kepala desa

mencalonkan sendirinya, kemudian di data oleh petugas desa. Para

calon kepala desa sepakat iuran untuk membayar para pencoblos,

sekitar 20 ribu per orang sebagai ongkos transportasi.

Tidak ada campur tangan parpol dalam pemilihan kepala desa.

Ada beberapa partai politik yang berkontribusi dalam pembangunan

RW. Namun, banyaknya parpol yang masuk belum menyentuh ke

bidang kesehatan. Parpol yang dominan pada waktu pemilu adalah

partai PDIP dan demokrat.

e. Pelayanan kesehatan dan sosial

Masyarakat wilayah RW 3 di setiap RT belum pernah dilanda

kejadian luar biasa. Hingga kegiatan fogging belum pernah dilakukan

di wilayah RW 3 ini karena belum pernah terjadi DBD. Apabila warga

sakit ringan maka pergi berobat ke Puskesmas dan bidan desa,

sedangkan bila sakit parah maka warga biasanya pergi berobat ke

RSUD Margono dan RST Wijaya Kusuma. Di wilayah RW 3 terdapat

tempat kesehatan yang sering dikunjungi warga yaitu puskesmas,

dokter praktik dan bidan. Setiap warga memeriksakan kesehatan di

tempat kesehatan tersebut. Di wilayah RT 2, sudah tidak terdapat

dukun, namun di beberapa RT masih terdapat dukun bayi yang

disertakan oleh bidan dalam proses perawatan ibu setelah melahirkan.

Pelaksanaan posyandu balita dan imunisasi rutin dilaksanakan warga

RW 3, dibuktikan pelaksanaan posyandu balita dilaksanakan setiap 1

bulan sekali setiap tanggal 14 di posyandu balita di wilayah RT 3.

Posyandu lansia RW 03 digabung dengan posyandu lansia RW 04, hal

ini yang menyebabkan lansia RW 03 malas mengunjungi posyandu

karena jarak yang jauh, sehingga lansia sudah tidak rutin

mengikutinya. Lansia di wilayah ini kebanyakan menderita hipertensi.

Kegiatan penyuluhan kesehatan pernah dilakukan di wilayah RW 3,

antara lain pembinaan dari PMI, namun belum pernah diberikan

penyuluhan oleh puskesmas setempat. Jaminan kesehatan yang

dimiliki dan digunakan oleh wilayah RW 3 sebagian besar

32

Page 33: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

menggunakan Jamkesmas. Pasar dan pertokoan terdapat di dekat

wilayah RW 3 sehingga memudahkan warga RW 3 dalam memenuhi

kebutuhannya.

f. Komunikasi

Daerah RW 3 yang terbagi menjadi 8 RT menggunakan sarana

mushola sebagai alat untuk mengkomunikasikan informasi atau

pengumuman. Di beberapa RT, mushola dan rumah warga yang

dilaksanakan secara bergiliran digunakan sebagai sarana berkumpul

warga dan rapat, namun sudah jarang warga yang hadir bila rapat

diadakan. Kebanyakan di setiap rumah memiliki TV, sedangkan

telepon rumah hanya sedikit karena lebih banyak menggunakan

handphone. Kentongan masih digunakan oleh warga di RT 3.

Komunikasi yang sama dan hampir seluruh warga memilikinya adalah

handphone dan televisi. Warga juga memakai bahasa sehari-hari yaitu

bahasa jawa banyumasan.

g. Ekonomi

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RW dan ketua RT

kebanyakan warga bekerja sebagai wiraswasta yaitu mereka seingkali

berjualan di area wisata Baturraden dan ada pula warga yang menjadi

PNS, buruh tani, dan kerja serabutan. Dikatakan ketua RW dan ketua

RT jika penghasilan warganya kebanyakan berada dibawah UMR,

namun warganya mampu membeli sepeda motor walaupun dengan

cara kredit.

h. Rekreasi

Di wilayah RW 03, anak-anak biasa bermain di kebun,

permainan yang biasa digunakan adalah permaianan tradisional.

Terdapat sebuah tanah kosong yang cukup luas yang digunakan

sebagai lapangan untuk bermain bola. Sedangkan di wilayah RT 02

RW 03, jenis rekreasi yang dilakukan oleh warga adalah mengadakan

badminton, namun karena sekarang ini sering hujan lapangan

badminton dan warga sudah jarang menggunakannya, namun masih

ada beberapa warga yang mengadakan badminton di gedung yang

33

Page 34: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

berada di dekat wilayah RT 02. Di wilayah RT 03, warga melakukan

rekreasi tidak rutin. Tempat yang pernah dikunjungi sebagai tempat

rekreasi yaitu curug Belot. Masyarakat jarang melakukan rekreasi

secara rutin. Pelaksanaan rekreasi biasanya dilakukakn bila melalui

kegiatan sekolah atau organisasi seperti PKK, jenis rekreasi yang

biasa dilakukan oleh ibu-ibu PKK adalah bertamasya ketempat wisata

seperti Guci., dan organisasi lain dalam rangka perayaan hari besar

misalnya perayaan kemerdekaan.

C. Diagnosa Keperawatan Komunitas

Data Problem Etiologi

1 DS: ketua RT melaporkan bahwa di RW 3 tidak terdapat penjaga keamanan, Poskamling juga tidak ada dan kegiatan ronda malam sudah tidak berjalan. Ketua RT 01 juga mengatakan bahwa baru-baru ini telah terjadi pencurian tepatnya pada tanggal 24 November 2011, sehingga keamanan di RT 01 menjadi lebih ditingkatkan lagi dan ronda malam mulai diberlakukan.DO: tidak terlihat pos ronda di RW 3

Cemas terhadap kejadian kriminalitas terutama pencurian di RW 3

kejadian pencurian khususnya di RT 1 RW 3

2 DS: ketua RW mengatakan bahwa di RW tiga jarang dilakukan rapat RT, warga jarang berkumpul ke sesama tetangga, warga jarang mendatangi rapat RT, kegiatan posyandu lansia jarang dilaksanakan

Kesiapan peningkatan koping komunitas

posyandu lansia yang tidak rutin dan komunikasi warga yang kurang

3 DO: Ketua RW mengatakan bahwa limbah di buang di selokan, aliran WC dialirkan ke kolam-kolam.DS: ada beberapa warga yang membuang sampah di selokan

Risiko Lingkungan RW 3 yang tidak sehat

perilaku warga RW 3 yang tidak efektif

34

Page 35: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

4. DS: Bu bidan mengatakan lansia RW 03 kebanyakan menderita hipertensi dan perilaku lansia RW 03 yang malas mengikuti posyandu lansia yang berada di RW 04. Ketua RT juga mengatakan bahwa lansia sudah jarang mengikuti posyandu lansia dibuktikan dengan sudah jarang ada senam lansia.

Hipertensi pada Lansia

Ketidakpatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia

Diagnosa Keperawatan:

1. Cemas terhadap kejadian kriminalitas terutama pencurian di RW 3

khususnya di RT 1 berhubungan dengan adanya kejadian pencurian

diraerah RT 1 RW 3.

2. Kesiapan peningkatan koping komunitas ditandai dengan posyandu lansia

yang tidak rutin dan komunikasi warga yang kurang

3. Risiko Lingkungan RW 3 yang tidak sehat berhubungan dengan perilaku

warga RW 3 yang tidak efektif.

4. Hipertensi pada lansia berhubungan dengan ketidakpatuhan lansia dalam

mengikuti posyandu lansia.

Prioritas MasalahDiagnosa

Keperawatan

Komunitas

Kriteria Penapisan

Tersedia Sumber

a b C d e F g h I j k l Jumlah

Diagnosa 1 4 1 1 4 2 3 2 4 4 3 3 4 35

Diagnosa 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 40

Diagnosa 3 3 3 3 4 2 2 4 4 4 3 4 4 40

Diagnosa 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 41

a. Sesuai dengan peran perawat komunitas

b. Jumlah yang berisiko

c. Besarnya risiko

d. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

e. Minat masyarakat

35

Page 36: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

f. Kemungkinan untuk diatasi

g. Sesuai program pemerintah

h. Sumber daya tempat

i. Sumber daya waktu

j. Sumber daya dana

k. Sumber daya peralatan

l. Sumber daya manusia

36

Page 37: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisis SWOT

STRENGTH :1. Warga terbuka2. Sudah mengenal kesehatan

dibuktikan dengan apabila sakit dating ke dokter, puskesmas, dan bidan desa.

3. Warga yang usianya produktif meninggalkan desa untuk bekerja.

OPPORTUNITY :1. Masih ada posyandu balita2. Ada bidan desa dan dokter praktek3. Ada Jaminan Persalinan

(Jampersal)4. Dekat dengan puskesmas dan pasar5. Sumber air melimpah6. Dengan dengan tempat wisata7. Terdapat lapangan badminton di

RT 028. Wilayah RW 03 dekat dengan

gedung badmintonWEAKNESS :1. Perilaku buruk dalam membuang

sampah2. Sudah jarang berkumpul sehingga

komunikasi kurang (interaksi kurang) dibuktikan dengan rapat yang sudah jarang karena warga jarang datang

3. Kurang partisipasi aktif dari warga, dibuktikan dengan senam lansia yang sudah tidak berjalan dan jarang mengikuti rapat

4. Pendidikan warga RW 03 kebanyakan masih lulusan SD

TREATH :1. Posyandu lansia sudah tidak

berjalan2. Tidak terdapat gardu poskamling

dan ronda malam

Analisis Strategis : S-W = 3-4 = -1

O-T = 8-2 = +6

37

Page 38: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

B. Pembahasan

Analisa diatas membantu mengidentifikasi wilayah RW 03 tentang

kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman. Dengan melihat analisa di atas

maka kelompok kami mencoba untuk merancanakan pengembangan

pelaksanaan proses keperawatan dengan melibatkan warga dan kondisi

lingkungan yang memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kondisi warga yang terbuka memudahkan mahasiswa melakukan

pengkajian dan hal ini juga menjadi kelebihan dari warga yang mudah dalam

menerima informasi. Namun warga sekarang ini sudah jarang berkumpul

dibuktikan dengan ketika diadakan penyuluhan KB, petugas kesehatan harus

mendatangi warga dari rumah ke rumah. Solusi dari kami ketika akan

melakukan penyuluhan, petugas kesehatan sebaiknya memberikan

penyuluhan yang menarik perhatian dan minat warga. Misalnya ketika

melakukan penyuluhan disertai dengan pemeriksaan kesehatan gratis.

Warga yang memiliki usia produktif yang sebagian besar bekerja

diluar kota menjadi kelebihan dari wilayah ini karena dengan bekerja maka

ada penghasilan dan mengurangi angka pengangguran diwilayah ini, selain

itu warga yang memiliki usia produktif kemungkinan memiliki wawasan

yang lebih luas karena mereka telah hidup dalam kondisi yang berbeda.

Petugas kesehatan dapat bekerjasama dengan warga yang memiliki wawasan

luas untuk membantu menyelesaikan masalah untuk merubah perilaku warga

yang buruk seperti membuang sampah ke selokan, karena hal ini dapat

menyebabkan banjir dan sarana penyakit berkumpul.

Masalah posyandu lansia yang sudah jarang diikuti oleh lansia harus

segera diatasi bersama dengan tokoh masyarakat dan petugas kesehatan.

Solusi dari kelompok kami adalah perlunya pertemuan bersama untuk

memecahkan masalah posyandu lansia yang sudah jarang diikuti oleh lansia

RW 03. Diharapkan dalam pertemuan ini ada pembahasan mengenai alasan

lansia tidak mengikuti posyandu lansia yang ada di RW 04 dan solusi apa

yang bisa memotivasi lansia untuk tetap mengikuti posyandu lansia.

38

Page 39: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis meliputi biologis,

psikologis, sosial dan spiritual yang utuh dan bukan hanya suatu keadaan

yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan yang memungkinkan setiap

individu hidup secara mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis.

2. Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder

dan tersier.

3. Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,

saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat

dan interest yang sama.

4. Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan

profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada

kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang

optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan,

melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan

evaluasi pelayanan kesehatan/ keperawatan.

5. Peran yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat adalah

sebagai penyedia pelayanan (Care Provider), pendidik dan konsultan

(Nurse Educator and Counselor), panutan (Role Model), pembela (Client

Advocate), manajer kasus (Case Manajer), kolaborator, perencana tindak

anjut (Discharge Planner), pengidentifikasi masalah kesehatan (Case

Finder), koordinator pelayanan kesehatan (Coordinator of Services),

pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and

Leader), dan pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas

(Community Care Provider And Researcher).

6. Tahapan proses keperawatan kesehatan komunitas yaitu 1) pengkajian

yang terdiri dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis data,

penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan, prioritas masalah,

39

Page 40: 76566666-Makalah-Askep-Komunitas

dan aspek politis; 2) diagnosa keperawatan; 3) perencanaan keperawatan;

4) pelaksanaan; serta 5) evaluasi dan penilaian.

7. Diagnosa keperawatan yang muncul setelah dilakukan pengkajian di RW

03 adalah :

a. Cemas terhadap kejadian kriminalitas terutama pencurian di RW 3

khususnya di RT 1 berhubungan dengan adanya kejadian pencurian

diraerah RT 1 RW 3.

b. Kesiapan peningkatan koping komunitas ditandai dengan posyandu

lansia yang tidak rutin dan komunikasi warga yang kurang.

c. Risiko Lingkungan RW 3 yang tidak sehat berhubungan dengan

perilaku warga RW 3 yang tidak efektif.

d. Hipertensi pada lansia berhubungan dengan ketidakpatuhan lansia

dalam mengikuti posyandu lansia.

B. Saran

Peran petugas kesehatan sangat penting untuk menangani masalah

kesehatan yang muncul di Desa Rempoah ini, khususnya di RW 03 serta

partisipasi dari masyarakat itu sendiri agar terciptanya lingkungan yang sehat.

Jika lingkungan di desa tersebut sudah baik maka insiden penyakit akan

berkurang. Sehingga kerjasama antara petugas kesehatan dan masyarakat

harus dijalin dengan kuat sehingga masalah-masalah kesehatan yang ada di

masyarakat segera teratasi.

40