Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada umumnya tinjauan terhadap perekonomian di suatu daerah atau Negara secara makro dilakukan dengan melihat hubungan kausal berbagai variabel ekonomi agregatif seperti pertumbuhan ekonomi, pendapatan, tingkat suku bunga, investasi, dan lain-lain. Hubungan kausal atau disebut juga hubungan sebab akibat diperoleh dari kenyataan bahwa hubungan antara variabel-variabel ekonomi memiliki sifat reversible, dalam arti bahwa meningkatnya variabel A bertendensi mengakibatkan meningkatnya variabel B, atau sebaliknya meningkatnya variabel A justru mengakibatkan menurunnya variabel B (Reksoprayitno, 2000:3-7). Dengan mengetahui hubungan tersebut diharapkan dapat membantu dalam memecahkan berbagai masalah dalam perekonomian melalui berbagai agregatif tindakan. Tindakan yang dilakukan pemerintah biasanya berbentuk kebijakan atau sering disebut sebagai kebijakan ekonomi makro (macroeconomic policy). Kebijakan ekonomi makro dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan pemerintah yang berupa usaha untuk mempengaruhi besaran-besaran/variabel- variabel ekonomi agregatif, atau dengan kata lain untuk mempengaruhi jalannya perekonomian dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi mencerminkan kegiatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat bernilai positif dan dapat pula bernilai negatif. Jika pada suatu
72

70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

Aug 04, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada umumnya tinjauan terhadap perekonomian di suatu daerah atau

Negara secara makro dilakukan dengan melihat hubungan kausal berbagai

variabel ekonomi agregatif seperti pertumbuhan ekonomi, pendapatan, tingkat

suku bunga, investasi, dan lain-lain. Hubungan kausal atau disebut juga hubungan

sebab akibat diperoleh dari kenyataan bahwa hubungan antara variabel-variabel

ekonomi memiliki sifat reversible, dalam arti bahwa meningkatnya variabel A

bertendensi mengakibatkan meningkatnya variabel B, atau sebaliknya

meningkatnya variabel A justru mengakibatkan menurunnya variabel B

(Reksoprayitno, 2000:3-7).

Dengan mengetahui hubungan tersebut diharapkan dapat membantu dalam

memecahkan berbagai masalah dalam perekonomian melalui berbagai agregatif

tindakan. Tindakan yang dilakukan pemerintah biasanya berbentuk kebijakan atau

sering disebut sebagai kebijakan ekonomi makro (macroeconomic policy).

Kebijakan ekonomi makro dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan

pemerintah yang berupa usaha untuk mempengaruhi besaran-besaran/variabel-

variabel ekonomi agregatif, atau dengan kata lain untuk mempengaruhi jalannya

perekonomian dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi mencerminkan kegiatan ekonomi. Pertumbuhan

ekonomi dapat bernilai positif dan dapat pula bernilai negatif. Jika pada suatu

Page 2: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

2

periode perekonomian mengalami pertumbuhan positif, berarti kegiatan ekonomi

pada periode tersebut mengalami peningkatan. Sedangkan jika pada suatu periode

perekonomian mengalami pertumbuhan negatif, berarti kegiatan ekonomi pada

periode tersebut mengalami penurunan. Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci

dari tujuan ekonomi makro. Hal ini didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk

selalu bertambah. Bertambahnya jumlah penduduk ini berarti angkatan kerja juga

selalu bertambah. Pertumbuhan ekonomi akan mampu menyediakan lapangan

kerja bagi angkatan kerja. Jika pertumbuhan ekonomi yang mampu diciptakan

lebih kecil daripada pertumbuhan angkatan kerja, hal ini mendorong terjadinya

pengangguran. Kedua, selama keinginan dan kebutuhan selalu tidak terbatas,

perekonomian harus selalu mampu memproduksi lebih banyak barang dan jasa

untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut. Ketiga, usaha menciptakan

kemerataan ekonomi (economic stability) melalui redistribusi pendapatan (income

redistribution) akan lebih mudah dicapai dalam periode pertumbuhan ekonomi

yang tinggi.

Beberapa sektor ekonomi di Kalimantan Timur pada tahun 2008

mengalami laju pertumbuhan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Diantaranya

adalah sektor pertambangan yang pada tahun sebelumnya sebesar 2,76 persen

menjadi 5,72 persen. Sektor industri pengolahan mengalami peningkatan yang

signifikan dari 3,86 persen menjadi 2,17 persen dan dari sektor perdagangan 5,27

persen menjadi 9,06 persen. Sedangkan lima sektor lainnya mengalami

pertumbuhan yang melambat (Anonim, 2009 : 483).

Page 3: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

3

Tingkat bunga, investasi dan pengeluaran pemerintah merupakan faktor

yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Dikatakan tingkat bunga

berpengaruh karena tingkat bunga mempengaruhi jalannya investasi dan deposito

yang terjadi di Kalimantan timur. Tingkat bunga mempengaruhi investor atau

keputusan seseorang dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya, apakah akan

di investasikan dalam kegiatan produksi atau menabungkan dananya di bank

untuk memperoleh bunga.

Tingkat suku bunga diyakini oleh para ekonom sebagai salah satu

determinan investasi. Hal ini menyangkut biaya investasi (cost of investment)

yang harus ditanggung investor. Semakin besar biaya investasi maka akan

semakin kecil keuntungan (profitability) yang diperoleh investor, akibatnya

semakin kecil minat untuk berinvestasi. Hal ini dibuktikan dengan melambungnya

tingkat suku bunga pada masa krisis yang menyebabkan menurunnya investasi

domestik.

Secara umum nilai Penanaman Modal Asing (PMA) Kaltim mengalami

peningkatan dari tahun 2001 sampai 2006, di tahun 2003, nilai Penanaman Modal

Asing (PMA) mencapai angka Rp.8,1 triliun tetapi di tahun-tahun berikutnya

jumlah ini tidak pernah tercapai. Sedangkan nilai Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) Kaltim mengalami kenaikan dan penurunan tiap tahunnya.

Beberapa permasalahan yang menyebabkan terhambatnya investasi Kaltim

adalah: 1. Prosedur perijinan investasi yang rumit, panjang, dan menimbulkan

ekonomi biaya tinggi; 2. Masih rendahnya kepastian hukum; 3. Belum

menariknya insentif bagi kegiatan investasi; 4. Rendahnya kualitas dan kapasitas

Page 4: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

4

infrastruktur yang sebagian besar terus memburuk dan rusak akibat berbagai

mcam bencana; 5. Iklim dan ketenegakerjaan yang kurang kondusif; 6. Garansi

keamanan untuk melakukan kegiatan investasi/usaha. Selain permasalahan

tersebut, kendala aturan investasi yang tidak konsisten, jaminan keamanan,

pembiayaan, tata ruang lokasi investasi juga turut membuat investor enggan

masuk ke Kaltim ( Anonim, 2008 : 436-437 ).

Setelah tingkat bunga dan investasi maka beralih ke pengeluaran

pemerintah yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kalimantan timur.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah target dari semua pemerintah. Semua

pemerintah ingin mencapai tujuan tersebut karena pertumbuhan ekonomi dapat

menggambarkan kondisi masyarakat dan dapat menunjukkan indeks kesejahteraan

suatu daerah.

Dari sini kita melihat apakah pengeluaran pemerintah berperan aktif dalam

pembangunan Kalimantan Timur atau hanya sekedar perbincangan di kalangan

pemerintah saja, dimana program dalam meningkatkan infrastruktur di

Kalimantan Timur dalam menunjang kegiatan ekonomi masyarakat baik

infrastruktur jalan, bangunan dan jembatan, masih terus dikembangkan namun

pada akhir tahun 2008 ini sedikit mengalami perlambatan realisasi. Dengan hal

tersebut, terjadi juga pada kegiatan pihak swasta dalam pengembangan

infrastruktur yang mulai mengalami kelesuan, akibat ketatnya likuiditas

pendanaan.

Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah berkaitan dengan pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Timur apabila tingkat bunga turun maka investasi akan naik

Page 5: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

5

dengan didukung peran pemerintah daerah, sebaliknya apabila tingkat bunga naik

maka investasi pun berkurang, karena investasi berkurang maka pemerintah

membantu dalam hal pengeluaran untuk pembangunan daerah. Walaupun

sebenarnya pengeluaran pemerintah tidak selalu berpatokan pada saat investasi

menurun tetapi pemerintah juga memiliki anggaran untuk pembangunan. Dengan

melihat keterkaitan tersebut, apakah investasi dan pengeluaran pemerintah yang

terjadi selama 10 tahun terakhir ini sudah memberikan andil dalam pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Timur ? Yang mana diketahui bahwa Kalimantan Timur

adalah daerah yang sedang membangun dan memiliki Sumber Daya Alam yang

melimpah.

Sehubungan dengan hal ini, penulis tertarik untuk melakukan analisa dan

penelitian tentang investasi dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan

ekonomi Kalimantan timur dengan menetapkan judul : Pengaruh Investasi dan

Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan

Timur.

Page 6: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

6

B. Rumusan Masalah

Proses pemulihan perbankan dan ekonomi secara keseluruhan masih

mempersoalkan faktor dan kepastian, khususnya akibat kondisi sosial politik dan

keamanan, masih akan mempengaruhi perkembangan investasi dan pengeluaran

pemerintah.

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan

permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Timur?

2. Variabel manakah antara Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah yang

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kalimantan Timur?

C. Tujuan dan kegunaan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya

pengaruh Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kalimantan Timur dan untuk mengetahui variabel mana yang memiliki pengaruh

dominan terhadap Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur.

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah :

a. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan

berkaitan dengan Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah yang tepat agar

dapat meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan Timur.

Page 7: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

7

b. Sebagai masukan dan acuan ilmiah bagi peneliti berikutnya, terutama yang

tertarik untuk mengkaji secara komprehensif serta mengembangkan lebih

lanjut hasil penelitian ini.

Page 8: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Investasi dan Tingkat Bunga

Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk menambah atau

mempertahankan persediaan kapital (capital stock). Persediaan kapital ini terdiri

dari pabrik-pabrik, mesin-mesin kantor dan barang tahan lama lainnya yang

dipakai dalam proses produksi. Termasuk dalam persediaan kapital adalah rumah-

rumah dan persedian barang-barang yang belum dijual atau uang dipakai pada

tahun yang bersangkutan (inventory). Jadi investasi adalah pengeluaran yang

menambah persediaan kapital. Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau

perbelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-

barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah

kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam

perekonomian (Sukirno, 1994 : 107).

Yang dimaksud dengan investasi adalah penanaman modal oleh

perusahaan untuk membeli barang-barang kapital baru, seperti mesin-mesin dan

peralatan lainnya seperti pabrik-pabrik, toko-toko, alat angkutan, gudang dan lain

sebagainya. Ini semua tergantung pada apakah tingkat keuntungan yang

diharapkan dari investasi tersebut lebih besar atau lebih kecil daripada tingkat

bunga yang harus dibayar untuk dan pinjaman guna keperluan investasi tersebut.

(Suparmoko, 1990 : 79).

Investasi merupakan modal yang biasanya ditujukan untuk jangka panjang,

penanaman modal dapat dilakukan untuk mengembangkan usaha sendiri atau

Page 9: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

9

menyertai pada pihak lain. Maksud dari penanaman modal usaha untuk

memperoleh keuntungan yang penanamannya dapat berbentuk uang, modal tetap

atau pembelian surat berharga.

Sebagai langkah yang ditempuh oleh pemerinyah dalam usahanya

meningkatkan pertumbuhan ekonomi yaitu menambah kapital atau mengadakan

investasi baru dalam sektor tertentu. Peranan pemerintah dalam hal ini cukup

dominan namun sektor swasta juga memberikan andil yang cukup besar dalam

rangka penanaman modal, dalam berbagai sektor ekonomi di Kalimantan Timur.

Investasi dapat digolongkan kedalam tiga macam golongan yaitu :

1. Investasi tetap perusahaan yang terdiri dari pengeluaran perusahaan untuk

mesin-mesin, perlengkapan, bangunan yang semuanya tahan lama.

2. Investasi untuk perumahan khususnya rumah temapat tinggal, dan

3. Investasi yang berupa penambahan persediaan (inventory).

Investasi akan mengalami kenaikkan dalam jumlahnya apabila suku bunga

pinjaman turun. Sebaliknya, bila suku bunga pinjaman naik maka jumlah investasi

akan berkurang. Dalam hal ini, investasi dapat berupa pembelian barang-barang

kapital maupun pembelian surat obligasi. Hubungan itu dapat digambarkan

dengan kurva investasi dan dinyatakan sebagai fungsi investasi. Jadi fungsi

investasi ini menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dan jumlah permintaan

investasi dalam perekonomian. Hubungan antara tingkat bunga dan investasi itu

adalah negative sifatnya. (Suparmoko, 1990 : 79).

Selanjutnya perlu dipahami juga bahwa dalam hal investasi atau

penanaman modal terdapat suatu kecenderungan bahwa semakin banyak

Page 10: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

10

penanaman modal maka akan memberikan tingkat keuntungan (MEI) yang

semakin rendah. Hal ini dapat terjadi karena pada umumnya setiap faktor produksi

digunakan pertama-tama pada proyek-proyek yang tingkat keuntungannya lebih

rendah dan seterusnya. Oleh karena itu fungsi investasi itu sama artinya dengan

fungsi kemungkinan hasil yang diharapkan atau marginal efficiency of

investment (r).

i

i0

I = f(i) = MEI

0 I0 I1 Jumlah Investasi ( I )

Gambar 1. Fungsi Investasi; MEI

Dengan menggunakan gambar di atas, kita melihat bahwa pada tingkat

bunga setinggi io, jumlah investasi yang terjadi setinggi io.

Investasi dalam keseimbangan terjadi pada saat tingkat bunga sama

dengan tingkat hasil yang diharapkan (I = r). mengapa investasi yang terjadi tidak

pada jumlah I1. Hal ini terjadi karena pada jumlah investasi setinggi I1, tingkat

bunga (i) lebih tinggi daripada tingkat hasil yang diharapkan (r), sehingga

penanaman modal tidak berminat untuk mengadakan investasi setinggi I1.

Sebaliknya apabila tingkat bunga setinggi I1, jumlah investasi yang akan terjadi

Page 11: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

11

akan setinggi I1, karena pada saat itu tingkat bunga (i) akan sama dengan tingkat

hasil yang diharapkan (r).

Jadi dari pembahasan tersebut di atas terbukti bahwa investasi merupakan

fungsi dari tingkat bunga : I = f (i). Kemudian apakah hanya tingkat bunga saja

yang memperngaruhi tinggi rendahnya investasi. Ada faktor lain yang

mempengaruhi tinggi rendahnya investasi yaitu tingkat pendapatan nasional,

semakin tinggi pendapatan semakin tinggi pula tingkat investasi. Oleh karena itu

terdapat hubungan yang positif antara tingkat investasi dengan tingkat pendapatan

nasional.

Investasi semacam ini disebut dengan investasi yang dipacu (induced

investment) dan kita dapat melukisnya sebagai I = f (Y). dengan demikian kita

dapat mengetahui adanya kemungkinan perubahan investasi, yaitu jumlah

investasi akan berubah apabila terdapat peningkatan jumlah pendapatan nasional

walaupun tingkat bunga tetap/tidak berubah. Oleh karena itu kita dapat juga

menuliskan fungsi investasi sebagai I = f(I,Y). (Suparmoko, 1990 : 81).

Investasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam GNP.

Biasanya pengeluaran investasi lebih tidak stabil apabila dibandingkan dengan

pengeluaran konsumsi sehingga fluktuasi investasi dapat menyebabkan terjadinya

resesi. Oleh karena itu para ahli ekonomi sangat tertarik untuk menganalisanya,

terutama dalam kaitannya dengan kebijaksanaan stabilitas untuk mengatasi akibat

buruk dari adanya fluktuasi investasi. Investasi sangat penting bagi pertumbuhan

ekonomi serta perbaikan dalam produktivitas tenaga kerja dan jumlah kapital.

Tanpa investasi maka tidak aka nada pabrik atau mesin baru dan dengan demikian

Page 12: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

12

tidak ada ekspansi. Pengertian investasi mencakup investasi barang-barang tetap

pada perusahaan, persediaan, serta perumahan.

Teori investasi pada umumnya hendak menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi investasi. Beberapa faktor yang diduga kuat pengaruhnya terhadap

investasi ini antara lain adalah tingkat bunga, penyusutan, kebijaksanaan

perpajakan serta perkiraan tentang penjualan dan kebijaksanaan ekonomi.

Mempertimbangkan ekspansi ke dalam penentuan imvestasi merupakan

pandangan yang relative baru (Nopirin a, 2000 : 133).

Pembangunan nasional memerlukan investasi dalam jumlah besar,

mengingat Indonesia sebagai negara berkembang, yang kekurangan dana guna

membiayai pembanguan seperti dikatakan oleh Hasanudin (1984 : 33), dewasa ini

hampir tidak ada negara berkembang di dunia dalam melaksanakan pembangunan

ekonominya semata-mata mengandalkan pada sumber pembiayaan dalam negari,

sumber pembiayaan luar negeri sebagai sarana dalam mempercepat proses

pembangunan negara sedang berkembang semakin disadari pentingnya.

Bertitik tolak dengan pendapat di atas, maka pemerintah perlu mengambil

beberapa kebijaksanaan dalam usaha menutupi kekurangan dana untuk keperluan

investasi, yaitu diikut sertakan pihak swsta dalam proses pembangunan ekonomi,

seperti dikatakan oleh Agie (1980 : 80). Jika modal untuk investasi dari

pemerintah tidak cukup untuk keperluan pencapaian sasaran laju pertumbuhan

ekonomi yang dikehendaki, maka diharapkan kekurangan tersebut dipenuhi

dengan peranan modal swasta.

Page 13: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

13

Investasi merupakan modal yang biasanya di tujukan untuk jangka

panjang, penanaman modal dapat dilakukan untuk mengembangkan usaha sendiri

atau menyertai pada pihak lain. Maksud dari penanaman modal usaha untuk

memperoleh keuntungan yang penanamannya dapat berbentuk uang, modal tetap

ataupun pembelian surat berharga.

Herbert (1996 : 1) berpendapat tentang investasi yaitu “Investment is the

commitment of present funds for the purpose deriving future income in the form of

interest, dividends, rent or retirement benefit or appreciation in the value or

principal”.

Sebagai langkah yang di tempuh oleh pemerintah dalam usahanya

meningkatkan pertumbuhan ekonomi yaitu dengan menambah kapital atau

mengadakan investasi baru dalam sektor tertentu. Peranan pemerintah dalam hal

ini cukup dominan namun sektor swasta juga memberikan andil yang cukup besar

dalam rangka penanaman modal dalam berbagai sektor ekonomi.

Dalam ketentuan pelaksanaan penanaman modal (investasi) dalam rangka

menunjang pembangunan, kebijaksanaan dasar dalam bidang investasi adalah

bahwa untuk menyelenggarakan pembanguan maka disamping modal negara yang

menggunakannya dilakukan melalui anggaran pendapatan daerah juga dikerahkan

modal dari sektor swasta dalam negari maupun sektor asing.

Keynes menanamkan fungsi The Marginal Efficiency of Capital dan sering

kali para ahli ekonomi menyebutnya “MEC”. Bentuk geometris dari fungsi MEC

dapat dilihat pada kurva dibawah ini :

Page 14: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

14

Tingkat Bunga (i)

(%)

I2 B

I1 A

0 i2 i1 Investasi

Gambar 2. The Marginal Efficiency of Capital

Fungsi ini dapat dipandang sejenis dengan kurva permintaan. Semakin

rendah ongkos pinjaman semakin besar jumlah pembelian barang-barang modal

(investasi). Kalau rate of return (MEC) dari investasi lebih besar dari tingkat

bunga, pengusaha akan meminjamkan uang dari pasar modal untuk membeli

barang-barang modal. Jadi dengan i = i1, investasi akan berjumlah i2 dan titk A

disebut titik keseimbangan 0 dalam pasar modal (Soediyono, 1997 : 179).

Menurut Hansen (1982 : 57) “The volume of investment is determined by

the rate of interestin relation to the investment-demand schedule. The investment

demand schedule (the investment function) relates the marginals efficiency of

capital which we shall call r to the volume of investment thus r = f(I)”.

Inflasi sangat mempengaruhi pengambilan keputusan investasi yang

berbentuk fisik maupun investasi dalam bentuk surat-surat berharga seperti saham

dan obligasi. Inflasi sebagai suatu fenomena ekonomi terutama terjadi di negara-

negara yang sedang berkembang. Dampak dari inflasi bagi perekonomian sangat

besar dan melibatkan banyak pihak perilaku ekonomi, sehingga penyelesaian juga

Page 15: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

15

harus melibatkan berbagai pihak terutama para pelaku ekonomi swasta dan

pemerintah. Di Indonesia formulasi sebagai kebijakan moneter untuk

menanggulangi laju pertumbuhan inflasi dipercayakan kepada otoritas moneter.

Inflasi lebih terasa pengaruhnya jika investasi yang dilakukan dibiayai dengan

utang luar negeri, bahan baku impor atau bahan yang memiliki kandungan lokal

lebih kecil daripada kandungan impornya.

Inflasi merupakan suatu keadaan terjadi kenaikan harga-harga secara tajam

yang berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama.

(Khalwaty, 2000 : 5).

Investasi adalah suatu transaksi melepaskan uang, modal atau dana pada

saat sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan pada masa yang akan

dating. Investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu investasi dalam bentuk

aktiva nyata (real asset) dan investasi dalam bentuk aktiva keuangan (financial

asset). Investasi dalam bentuk aktiva nyata antara lain pendirian pabrik, hotel dan

industry wisata. Sedangkan yang termasuk dalam kategori investasi aktiva

keuangan misalnya pembelian surat berharga, saham, obligasi dan valuta asing.

Dilihat dari situasi atau saatnya investor melakukan investasi dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Situasi pasti (certain situation)

2. Situasi tidak pasti (uncertain situation)

Investasi yang dilakukan dalam situasi atau dalam keadaan dimana stabilitas

nasional baik ekonomi maupun politik terjamin, besarnya dana yang dibutuhkan,

tingkat suku bunga, masa pengembalian investasi dan tingkat keuntungan dapat

Page 16: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

16

diprediksikan secara pasti. Sedangkan investasi dalam situasi tidak pasti, misalnya

adalah keputusan investasi yang diambil pada saat krisis moneter, tingkat inflasi

sangat tinggi, tingkat suku bunga tidak menentu dan penuh dengan hura-hura

(Khalwalty, 2000 : 96).

Pengertian besar dari dasar teori tingkat suku bunga yaitu harga dari

penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Bunga merupakan imbalan atas

ketidaknyamanan karena melepas uang, dengan demikian bunga adalah harga

kredit. Tingkat suku bunga berkaitan dengan peranan waktu di dalam kegiatan-

kegiatan ekonomi. Tingkat suku bunga muncul dari kegemaran untuk mempunyai

uang sekarang.

Teori klasik menyatakan bahwa tingkat bunga adalah harga dari leonable

funds (dana investasi) dengan demikian bunga adalah harga yang terjadi di pasar

dan investasi. Menurut teori Keynes tingkat bunga merupakan suatu fenomena

moneter, artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan

uang (ditentukan oleh pasar). (Hidayatullah, 2004 : 440).

Salah satu kebijaksanaan moneter yaitu mempengaruhi tingkat bunga.

Bunga sebagai instrument moneter yang selalu digunakan dalam berbagai

kebijakan moneter yang diambil oleh otoritas moneter. Bunga sebagai instrument

artinya adalah tingkat bunga yang berlaku dalam suatu Negara dapat berfluktuasi

dari tingkat yang satu ke tingkat yang lainnya. Sekilas dapat dikatakan bahwa

bunga adalah suatu bentuk penghasilan. Seperti layaknya orang bekerja maka

penghasilan yang mereka peroleh disebut dengan upah dan gaji, para pemegang

saham menerima penghasilan yang disebut dividen, pemegang hak cipta

Page 17: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

17

memperoleh penghasilan yang disebut royalty dan banyak jenis penghasilan

lainnya yang diperoleh dengan cara berbeda-beda. Demikian juga dengan bunga,

bunga adalah penghasilan yang di peroleh orang-orang yang memberikan

kelebihan uangnya untuk digunakan sementara waktu oleh orang-orang yang

membutuhkan dan menggunakan uang tersebut untuk menutupi kekurangannya.

(Rimsky, 2002 : 80).

1. Bunga menurut teori Klasik

Menurut teori Klasik tabungan adalah fungsi dari tingkat bunga, makin

tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung.

Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong

untuk mengorbankan/mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah

tabungan. (Kamerchen, 1984 : 280).

Investasi juga merupakan fungsi bunga. Makin tinggi tingkat bunga,

keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil. Tingkat bunga dalam

keadaan seimbang (artinya ada dorongan untuk naik atau turun) akan tercapai

apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk

melakukan investasi. Secara grafik, tingkat bunga dapat digambarkan seperti

dalam gambar di belakang :

Page 18: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

18

Tingkat Bunga S

Investasi 1

Investasi 1

S0 S1

Gambar 6. Teori Klasik Tentang Bunga

Keseimbangan tingkat bunga ada pada titik i0, dimana jumlah tabungan

sama dengan investasi. Apabila tingkat bunga diatas i0, jumlah tabungan melebihi

keinginan pengusaha melakukan investasi. Para penabung akan saling bersaing

untuk meminjamkan uangnya dan persaingan ini akan menekan tingkat bunga

akan turun balik posisi i0, sebaliknya apabila tingkat bunga pada posisi tersebut

para pengusaha akan saling bersaing untuk memperoleh dana yang relative

jumlahnya lebih kecil. Persaingan ini akan mendorong tingkat bunga naik lagi

(Nopirin b, 2000 : 70).

Para ekonom Klasik berpendapat bahwa dalam masyarakat harus ada

interaksi positif antara dua Kelompok yang saling melengkapi dengan yang

lainnya. Kelompok pertama adalah penabung dan Kelompok kedua adalah

pengusaha atau orang yang kekurangan dana. Kedua Kelompok tersebut

berinteraksi di pasar investasi untuk mencari kesepakatan harga atau Equilibrium

Page 19: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

19

Position dari uang yang mereka gunakan untuk keperluan investasi. Kesepakatan

haraga yang tercipta diantara keduanya selanjutnya disebut dengan istilah bunga.

Harga kesepakatan akibat interaksi antara dua Kelompok tersebut di atas,

memperjelas pendapat kaum Klasik mengenai bunga, bahwa fluktuasi bunga

dapat mempengaruhi perilaku penabung maupun investor. (Rimsky, 2002 : 81).

2. Teori Leonable Funds

Bunga adalah “harga” dari (penggunaan) leonable funds. Terjemahan

langsung dari istilah tersebut adalah “dana yang tersedia untuk dipinjamkan”.

Terjemahan bebasnya mungkin lebih baik kita gunakan istilah “dana investasi”,

sebab menurut teori Klasik, bunga adalah “harga” yang terjadi di “pasar” dana

investasi.

Apakah pasar dana investasi itu ? dalam suatu periode ada anggota

masyarakat yang menerima pendapat melebihi apa yang mereka perlukan untuk

kebutuhan konsumsinya selama periode tersebut. Mereka ini adalah kelompok

“penabung”. Bersama-sama jumlah seluruh “tabungan” mereka membentuk

supply atau penawaran akan Leonable Funds. Di lain pihak, dalam periode yang

sama ada anggota masyarakat yang membutuhkan dana, mungkin karena mereka

ingin berkonsumsi lebih daripada pendapatan yang diterima selama periode

tertentu, atau yang lebih penting karena mereka adalah pengusaha yang

memerlukan dana untuk operasi atau perluasan usahanya. Mereka ini adalah

“investor” dan jumlah dari seluruh kebutuhan mereka akan dana membentuk

permintaan akan Leonable Funds”.

Page 20: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

20

Selanjutnya para “penabung” dan para „investor” ini bertemu di pasar

Leonable Funds dan dari proses tawar-menawar antara mereka akhirnya akan

dihasilkan tingkat bunga kesepakatan (keseimbangan). Berikut kurva terjadinya

tingkat bunga keseimbangan di pasar dana investasi (leonable funds) dalam suatu

periode.

Tingkat Bunga

%

S

R

I

0 F Dana Investasi ( Leonable Founds )

Gambar 7. Kurva Tingkat Bunga di Pasar Dana Investasi

Mengapa kurva penawaran akan dana investasi (S) menaik dan kurva

permintaan dana investasi menurun? Teori Klasik mempunyai jawaban untuk ini

sebagai berikut:

Untuk tabungan (penawaran) yang menarik apabila tingkat bunga naik,

jawabannya atas perilaku anggota masyarakat yang sejalan dengan perilaku

memaksimumkan kepuasan (utility) dalam teori permintaan konsumen. Misalkan

Tuan B mempunyai pendapatan sebesar Y1 dalam periode 1 dan Y2 dalam

periodenya. Apabila pola konsumsinya mengikuti pola pendapatannya

(artinya,dalam periode ia mengkonsumsi habis pendapatannya), maka posisinya

Page 21: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

21

adalah pada titik A dalam gambar diatas, diman konsumsinya dalam periode 2

(C1) sama dengan pendapatannya (Y1) dan konsumsinya dalam periode 2 (C2)

sama dengan pendapatannya (Y2). Tingkat kepuasan (utility) yang dicapai dengan

pola konsumsi seperti ini ditunjukkan oleh kurva indeferensi (indifference curve)

IC1.

B. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah (Fiscal Policy) adalah suatu kebijakan ekonomi

dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik

dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini

mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun

kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapan dan belanja

pemerintah.

Tujuan Kebijakan Fiskal

Tujuan dari kebijakan fiskal yaitu :

1. Untuk meningkatkan produksi nasional (PDB) dan pertumbuhan

ekonomi.

2. Untuk memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.

3. Untuk menstabilkan harga-harga barang, khususnya mengatasi inflansi.

Perangkat Kebijakan Fiskal

Ada dua perangkat kebijakan fiscal yaitu :

1. Belanja/pengeluaran negara (G = Government Expenditure)

2. Perpajakan (T = Taxes)

Page 22: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

22

Jenis-jenis Kebijakan Fiskal

1. Kebijakan fiskal ekspensif (expansionary fiscal policy) menaikkan belanja

negara dan menurunkan tingkat pajak netto. Kebijakan ini untuk

meningkatkan daya beli masyarakat. Kebijakan expansif dilakukan pada

saat perekonomian mengalami resesi/depresi dan pengangguran yang

tinggi.

2. Kebijakan fiskal kontraktif menurunkan belanja negara dan menaikkan

tingkat pajak. Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya beli

masyarakat dan mengatasi inflasi.

Pengaruh Kebijakan Fiskal bagi Perekonomian

1. Pemerintah menggunakan kebijakan fiskal untuk mencapai tujuan-tujuan

seperti inflasi yang rendah dan tingkat pengangguran yang rendah.

2. Berdasarkan teori ekonomi Keynesian, kenaikan belanja pemerintah

sehingga APBN mengalami defisit dapat dapat digunakan untuk

merangsang daya beli masyarakat (AD = C + G + I + X – M) dan

mengurangi pengangguran pada saat terjadi resesi/depresi ekonomi.

3. Ketika terjadi inflasi, pemerintah harus mengurangi defisit (atau menapkan

anggaran surplus) untuk mengendalikan inflasi dan menurunkan daya beli

masyarakat. (Purvis, 1993 : 114)

Page 23: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

23

C. Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah dapat bersifat “ exhaustive “ yaitu merupakan

pembelian barang-barang dan jasa-jasa dalam perekonomian yang dapat langsung

di konsumsi maupun dapat pula untuk menghasilkan barang lain. Disamping itu

pengeluaran pemerintah dapat pula bersifat “ transfer” saja, yaitu berupa

pemindahan uang kepada individu-individu untuk kepentingan sosial, kepada

perusahaan-perusahaan sebagai subsidi atau mungkin pula kepada negara lain

sebagai hadiah (granta) jadi “exhaustive expenditure” mengalihkan faktor-faktor

produksi dari sektor swasta ke sektor pemerintah. Sedangkan transfer payment

hanya menggeser tenaga beli dari unit-unit ekonomi yang satu kepada unit-unit

ekonomi yang lain dan membiarkan yang terakhir ini menentukan penggunaan

dari uang tersebut. Exhaustive expenditure dapat merupakan pembelian barang-

barang yang dihasilkan oleh swasta misalnya bahan makanan, bangunan, mesin,

dan sebagainya serta dapat pula pembelian itu dilakukan terhadap barang-barang

yang dihasilkan oleh pemerintah sendiri seperti jasa-jasa guru, militer, pegawai

negeri, dan sebagainya.

Adolph Wagner mengemukakan suatu hukum yang disebut “ law of ever

activity “ (Hukum tentang selalu meningkatnya kegiatan pemerintah). Dari

penelitiannya di beberapa Negara maju pada abad 19, ternyata pengeluaran

pemerintah itu selalu meningkat dari tahun ke tahun baik dalam arti uang maupun

secara rill ataupun secara absolute maupun relative dalam perbandingannya dalam

pendapatan nasional (GNP) yang disebabkan oleh adanya perkembangan social,

maupun berkembangnya industry. ( Suparmoko, 2002 : 83 )

Page 24: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

24

Adapun sebab-sebab dari kegiatan pemerintah yang selalu meningkat

adalah :

1. Adanya perang

Sekali pengeluaran-pengeluaran untuk keperluan perang diadakan akan

sulit sekali untuk dikurangi meskipun perang tersebut sudah selesai.

2. Adanya kenaikan tingkat penghasilan dalam masyarakat

Dengan meningkatnya tingkat penghasilan, maka jelas kebutuhan akan

konsumsi barang-barang maupun jasa-jasa meningkat.

3. Adanya urbanisasi yang membarengi perkembangan ekonomi

Urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota perlu dilayani

oleh pemerintah dalam hal penyelesaian lapangan kerja, kebutuhan listrik,

perumahan, keamanan, dan kesehatan. Urbanisasi biasanya

terjadibersama-sama dengan industrisasi dan perkembangan ekonomi.

4. Perkembangan demokrasi

Perkembangan demokrasi memerlukan biaya yang sangat besar, termasuk

untuk mengadakan musyawarah-musyawarah, pemungutan suara, rapat-

rapat dan sebagainya.

5. Seringkali berkembangnya peranan pemerintah itu sendiri justru

mengakibatkan adanya ketidakefisienan, perekonomian, pemborosan dan

birokrasi sehingga pengeluaran pemerintah menjadi semakin besar.

6. Timbulnya program kesejahteraan masyarakat, seperti program panti

asuhan, rumah jompo dan sebagainya.

Page 25: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

25

1. Efisiensi dalam Pengeluaran Pemerintah

Baik atau tidaknya hasil yang dapat dicapai oleh kebijaksanaan pemerintah

tergantung pada kualitas pemerintah itu sendiri. Apabila pemerintah tidak atau

kurang efisien, maka akan terjadi pemborosan dalam penggunaan faktor-faktor

produksi. Jika pemerintah terlalu berkuasa dan banyak menjalankan fungsi-fungsi

ekonomi didalam perekonomian suatu negara maka peranan swasta menjadi

semakin kecil, para individu dan juga badan-badan usaha tidak dapay lagi melatih

dirinya dalam menciptakan berbagai inisiatif secara efektif untuk mencapai

keputusan yang rasional yang sangat berguna bagi pencapaian keputusan dan

keuntungan yang maksimal. Sebaliknya apabila pemerintah terlalu sedikit

tanggung jawabnya terhadap masyarakat, maka kegiatan swasta akan dapat

merusak kehidupan masyarakat yaitu timbulnya kegiatan monopoli, tidak ada

usaha-usaha yang sangat penting untuk kepentingan umum yang diusahakan.

Untuk menilai kebijakan pemerintah, haruslah didasarkan pada pengaruh

dari kebijakan tersebut. Setiap kebijakan yang dilakukan olh pemerintah

mempunyai pengaruh terhadap alokasi sumber, atau kombinasi barang-barang

atau jasa-jasa yang dihasilkan oleh perekonomian. Pengaruh yang lain adalah

pengaruh kebijakan pemerintah terhadap distribusi barang-barang dan jasa-jasa

yang dihasilkan oleh perekonomian atau distribusi pendapatan riil. Kriteria yang

pada umumnya digunakan untuk menilai kebijakan pemerintah adalah:

a. Keadilan (equality)

b. Efisiensi ekonomis (Economic efficiency)

c. Kebapakan (Paternalisme)

Page 26: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

26

d. Kebebasan perorangan.

2. Klasifikasi Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah dapat di nilai dari berbagai segi sehingga dapat

dibedakan menjadi sebagai berikut:

a. Pengeluaran itu merupakan investasi yang menambah kekuatan dan

ketahanan ekonomi di masa-masa yang akan datang.

b. Pengeluaran itu langsung memberikan kesejahteraan dan kegembiraan

bagi masyarakat.

c. Merupakan penghematan pengeluaran yang akan datang.

d. Menyediakan kesempatan kerja yang lebih banyak dan penyebaran tenaga

beli yang lebih luas.

Berdasarkan atas penilaian ini dapat membedakan bermacam-macam

pengeluaran negara seperti:

a. Pengeluaran yang “ self liquiding “ sebagian atau seluruhnya, artinya

pengeluaran pemerintah mendapatkan pembayaran kembali dari

masyarakat yang menerima jasa-jasa / barang-barang yang bersangkutan.

Misalnya pengeluaran untuk jasa-jasa perusahaan negara, atau untuk

proyek-proyek produktif barang ekspor.

b. Pengeluaran yang reproduktif, artinya mewujudkan keuntungan-

keuntungan ekonomis bagi masyarakat, yang dengan naiknya tingkatan

penghasilan dan sasaran pihak yang lain akhirnya akan menaikkan

penerimaan pemerintah. Misalnya pengeluaran untuk bidang pengairan,

Page 27: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

27

pertanian, pendidikan, dan kesehatan masyarakat (public health) dan

sebagainya.

c. Pengeluaran yang tidak “ self-Liquiditing “ maupun yang tidak

reproduktif, yaitu pengeluaran yang langsung menambah kegembiraan dan

kesejahteraan masyarakat misalnya untuk bidang-bidang rekreasi,

pendirian monument, obyek-obyek tourisme dan sebagainya. Dalam hal

ini dapat juga mengakibatkan naiknya penghasilan nasional dalam arti

jasa-jasa tadi.

d. Pengeluaran secara langsung tidak reproduktif dan merupakan

pemborosan, misalnya untuk pembiayaan pertahanan atua perang

meskipun pada saat pengeluaran terjadi penghasilan perorangan yang

menerimanya akan naik.

e. Pengeluaran yang merupakan penghematan dimasa yang akan dating

misalnya pengeluaran untuk anak-anak yatim piatu. Kalau hal ini tidak

dijalankan sekarang, kebutuhan-kebutuhan pemeliharaan bagi mereka

dimasa mendatang pada waktu usia yang lebih lanjut pasti akan lebih

besar.

D. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk

nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan

tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Definisi

pertumbuhan yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada

Page 28: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

28

kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf

hidup diukur dengan output riil per orang.

Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan

dalam kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang-barang

dan jasa-jasa. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk pada

perubahan yang bersifat kuantitatif (quantitative change) dan biasanya diukur

dengan menggunakan data produk domestic bruto (GDP), atau pendatan atau

output perkapita. Produk domestic bruto (GDP) adalah total nilai pasar (total

market value) dari barang-barang akhir dan jasa-jasa (final goods and service)

yang dihasilkan dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertenru (biasanya

satu tahun).

1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kenaikan Produktivitas

Sementara negara-negara miskin berpenduduk padat dan banyak hidup

pada taraf batas hidup dan mengalami kesulitan menaikkannya, beberapa negara

maju seperti Amerika Serikat dan Kanada, negara-negara Eropa Barat, Australia,

Selandia Baru, dan Jepang menikmati taraf hidup tinggi dan terus bertambah.

Pertambahan penduduk berarti pertambahan tenaga kerja serta berlakunya hukum

Pertambahan Hasil yang berkurang mengakibatkan kenaikan output semakin

kecil, penurunan produk rata-rata serta penurunan taraf hidup. Sebaliknya

kenaikan jumlah barang-barang capital, kemajuan teknologi, serta kenaikan

kualitas dan keterampilan tenaga kerja cenderung mengimbangi berlakunya

hukum pertambahan hasil yang berkurang. Penyebab rendahnya pendapatan di

Page 29: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

29

negara-negara sedang berkembang adalah berlkunya hukum penambahan hasil

yang semakin berkurang akibat pertambahan penduduk sangat cepat, sementara

tak ada kekuatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi berupa pertambahan

kuantitas dan kualitas sumber alam, capital, dan kemajuan teknologi.

2. Teori dan Model Pertumbuhan Ekonomi

Dalam zaman ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dalam buku

karangannya yang berjudul An Inguiry into the Nature and Causes of the Wealt

Nations, menganalisis sebab berlakunya pertumbuhan ekonomi dan faktor yang

menentukan pertumbuhan ekonomi. Setelah Adam Smith, beberapa ahli

ekonommi klasik lainnya seperti Ricardo, Malthus, Stuart Mill, juga membahas

masalah perkembangan ekonomi.

a. Teori Inovasi Schum Peter

Pada teori ini menekankan pada faktor inovasi entrepreneur sebagai motor

penggerak pertumbuhan ekonomi kapitalistik. Dinamika persaingan akan

mendorong hal ini.

b. Model Pertumbuhan Harrot-Domar

Teori ini menekankan konsep tingkat pertumbuhan natural. Selain

kuantitas faktor produksi tenaga kerja diperhitungkan juga kenaikan efisiensi

karena pendidikan dan latihan. Model ini dapat menetukan berapa besarnya

tabungan atau investasi yang diperlukan untuk melihat tingkat laju pertumbuhan

ekonomi natural yaitu angka laju pertumbuhan ekonomi natural dikalikan dengan

nisbah capital-output.

Page 30: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

30

c. Model Input-Output Leontief.

Model ini merupakan gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan

antar industry. Dengan menggunakan tabel ini maka perencanaan pertumbuhan

ekonomi dapat dilakukan secara konsisten karena dapat diketahui gambaran

hubungan aliran input-output antarindustri. Hubungan tersebut diukur dengan

koefisien input-output dalam jangka pendek/menengah dianggap konstan tak

berubah.

d. Model Pertumbuhan Lewis

Model ini merupakan model yang khusus menerangkan kasus negara

sedang berkembang banyak (padat) penduduknya. Tekanannya adalah pada

perpindahan kelebihan penduduk disektor pertanian ke sector modern kapitalis

industri yang di biayai dari surplus keuntungan.

e. Model Pertumbuhan Ekonomi Rostow

Model ini menekankan tinjauannya pada ejarah tahap-tahap pertumbuhan

ekonomi serta cirri dan syarat masing-masing. Tahap-tahap tersebut adalah tahap

masyarakat tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap gerakan kea rah

kedewasaan, dan akhirnya tahap kosumsi tinggi.

3. Faktor penggerak pertumbuhan ekonomi

Dua hal esensial harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi

adalah, pertama sumber-sumber yang harus digunakan secara lebih efisien. Ini

berarti tak boleh ada sumber-sumber menganggur dan alokasi penggunaannya

kurang efisien. Yang kedua, penawaran atau jumlah sumber-sumber atau elemen-

Page 31: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

31

elemen pertumbuhan tersebut haruslah diusahakan pertambahannya. Elemen-

elemen yang memacu pertumbuhan ekonomi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Sumber-sumber Alam

Elemen ini meliputi luasnya tanah, sumber mineral dan tambang, iklim,

dan lain-lain. Beberapa negara sedang berkembang sangat miskin akan sumber-

sumber alam, sedikitnya sumber-sumber alam yang dimiliki merupakan kendala

cukup serius. Dibandingkan dengan sedikitnya kuantitas serta rendahnya

persediaan capital dan sumber tenaga manusia maka kendala sumber alam lebih

serius.

2. Sumber-sumber Tenaga Kerja

Masalah di bidang sumber daya manusia yang dihadapi oleh negara-negara

sedang berkembang pada umumnya adalah terlalu banyaknya jumlah penduduk,

pendayagunaannya rendah, dan kualitas sumber-sumber daya tenaga kerja sangat

rendah.

3. Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah

Negara-negara sedang berkembang tak mampu mengadakan investasi yang

memadai untuk menaikkan kualitas sumber daya manusia berupa pengeluaran

untuk memelihara kesehatan masyarakat serta untuk pendidikan dan latihan kerja.

4. Akumulasi Kapital

Untuk mengadakan akumulasi capital diperlukan pengorbanan atau

penyisihan konsumsi sekarang selama beberapa decade. Di negara sedang

berkembang, tingkat pendapatan daerah pada tingkat batas hidup mengakibatkan

usaha menyisihkan tabungan sukar dilakukan. Akumulasi capital tidak hanya

Page 32: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

32

berupa truk, pabrik baja, plastik, dan sebagainya; tetapi juga melipuit proyek-

proyek infrastruktur yang merupakan prasyarat bagi industrilisasi dan

pengembangan serta pemasaran produk-produk sector pertanian. Akumulasi

capital sering kali dipandang sebagai elemen terpenting dalam pertumbuhan

ekonomi. Uasha-usaha untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dilakukan

dengan memusatkan pada akumulasi kapital. Hal ini karena, pertama, hampir

semua negara-negara berkembang mengalami kelangkaan barang-barang capital

berupa mesin-mesin dan peralatan produksi, bangunan pabrik, fasilitas umum dan

lain-lain. Kedua, penambahan dan perbaikan kualitas barang-barangmodal sangat

penting karena keterbatasan tersedianya tanah yang bisa ditanami.

4. Peranan penting pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi

1. Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidakstabilan social,

politik, dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi

pertumbuhan ekonomi. Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa

menjamin terciptanya keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan

perdamaian di dalam negeri. Ini sangat diperlukan bagi terciptanya iklim

bekerja dan berusaha yang merupakan motor pertumbuhan ekonomi.

2. Ketidakmampuan atau kelemahan sektor swasta melaksanakan fungsi

entrepreneurial yang bersedia dan mampu mengadakan akumulasi kapital

dan mengambil inisiatif mengadakan investasi yang diperlukan untuk

memonitori proses pertumbuhan.

Page 33: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

33

3. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital dan investasi

yang dilakukan terutama oleh sektor swasta yang dapat menaikkan

produktivitas perekonomian. Hal ini tidak dapat menaikkan produktivitas

perekonomian. Hal ini tidak dapat dicapai atau terwujud bila tidak

didukung oleh adanya barang-barang dan pelayanan jasa sosial seperti

sanitasi, dan program pelayanan kesehatan dasar masyarakat, pendidikan,

irgasi, penyediaan jalan dan jembatan serta fasilitas komunikasi, program-

program latihan dan keterampilan, dan program lainnya yang memberikan

manfaat kepada masyarakat.

4. Rendahnya tabungan-investasi masyarakat (sektor swasta) merupakan

pusat atau faktor penyebab timbulnya dilema kemiskinan yang

menghambat pertumbuhan ekonomi. Seperti telah diketahui hal ini karena

rendahnya tingkat pendapatan dan karena adanya efek demonstrasi meniru

tingkat konsumsi di negara-negara maju oleh kelompok kaya yang

sesungguhnya bisa menabung.

5. Hambatan sosial utama dalam menaikkan taraf hidup masyarakat adalah

jumlah penduduk yang sangat besar dan laju pertumbuhannya yang sangat

cepat. Program pemerintahlah yang mampu secra intensif menurunkan

laju pertambahan penduduk yang cepat lewat program keluarga berencana

dan melaksanakan program-program pembangunan pertanian atau daerah

pedesaan yang bisa mengerem atau memperlambat arus urbanisasi

penduduk pedesaan menuju ke kota-kota besar dan mengakibatkan

masalah-masalah social, politis, dan ekonomi.

Page 34: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

34

6. Pemerintah dapat menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong

pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tidak hanya

memerlukan pengembangan faktor penawaran saja, yang menaikkan

kapasitas produksi masyarakat, yaitu sumber-sumber alam dan manusia,

kapital, dan teknologi; tetapi juga faktor permintaan luar negeri. Tanpa

kenaikan potensi produksi tidak dapat direalisasikan.

( http://ike 30791.student.umm.ac.id)

Page 35: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

35

E. Definisi Konsepsional

Definisi konsepsional atau kerangka konsepsional adalah merupakan

pembatasan dalam pengertian tentang suatu konsep dalam permasalaha. Adapun

konsep yang dimaksud adalah menyangkut konsep tingkat bunga, konsep

investasi, konsep pengeluaran pemerintah, dan konsep PDRB.

a. Investasi

adalah pengeluaran yang ditujukan untuk menambah atau

mempertahankan persediaan kapital (capital stock). Persediaan kapital ini terdiri

dari pabrik-pabrik, mesin-mesin, kantor, dan barang tahan lama lainnya yang

dipakai dalam proses produksi. Termasuk dalam persediaan kapital adalah rumah-

rumah dan dan persediaan barang-barang yang belum dijual atau dipakai pada

tahun bersangkutan (inventory).

Menurut Winardi (1989 : 271), investasi adalah pembelian saham,

obligasi, dan barang-barang tidak bergerak dan investasi berbeda dengan

spekulasi, dalam teori ekonomi investasi pembelian alat-alat produksi (termasuk

didalamnya barang-barang untuk dijual dengan modal berupa uang).

b. Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah merupakan seperangkat produk yang dihasilkan

yang memuat pilihan atau keputusan yang dibuat oleh pemerintah untuk

menyediakan barang-barang publik dan pelayanan kepada masyarakat. Total

pengeluaran pemerintah merupakan penjumlahan keseluruhan dari keputusan

anggaran pada masing-masing tingkatan pemerintahan (Pusat-Prop-Kab/Kota).

Page 36: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

36

c. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yaitu kenaikan Gross Domestic Product (GDP) /

Gross National Product (GNP) yang diartikan sebagai suatu peningkatan kapasitas

dan volume produksi yang dihasilkan daerah atau hasil perkembangan proses

aktivitas perekonomian, tanpa memandang apakah kenaikkan itu lebih besar atau

lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur

ekonomi terjadi atau tidak (Tarigan 2004 : 53)

F. Penelitian Terdahulu

a.Alkadri (1999)

Dalam penelitian yang berjudul “Sumber-Suber Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia”. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda

Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel

Bantuan Luar Negeri, PMA, PMDN, Pajak, Pengeluaran Pemerintah, dan

Pertumbuhna Angkatan Kerja berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia.

b. Thomas Budiman Syah (2005)

Penelitiannya yang berjudul “Analisis Penanaman Modal Asing Di

Indonesia”, bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi di

Indonesia khususnya di bidang Penanaman Modal Asing (PMA). Model yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model persamaan dasar dari persamaan

estimasi OLS akan dikembangkan menjadi model penyesuaian Partial

Adjusment Model (PAM). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah

Page 37: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

37

variabel penelitian yang signifikan mempengaruhi perubahan laju Penanaman

Modal Asing di Indonesia adalah adalah variabel PDB dan variabel Penanaman

Modal Asing Sebelumnya artinya semakin tinggi tingkat pertumbuhan

ekonomi (PDB) dan total Penanaman Modal Asing Sebelumnya semakin

mendorong laju Penanaman Modal Asing.

c. Boatai Wang (2004)

Boatai Wang menemukan hasil untuk perekonomian Kanada, dimana

pengeluaran pemerintah untuk kesehatan dan pendidikan mempunyai dampak

positif sementara infrastruktur, pembayaran hutang, berdampak negatif pada

investasi swasta. Dalam analisis tersebut, metode estimasi yang digunakan

adalah uji kointegrasi dan ECM.

d. Berument dan Burak Doğan (2002)

Berument & Burak Doğan menganalisis dampak asimetrik dari

pengeluaran pemerintah baik itu kontraksi maupun ekspansi terhadap

perekonomian Turkey. Data yang digunakan adalah data kwartalan dari tahun

1987:I hingga 2001:I. Hasil empiris yang ditemukan adalah bahwa konsumsi

dan investasi swasta menurun pada saat pengeluaran pemerintah meningkat

(ekspansif).

e. Haryo Kuncoro (2000)

Penelitian oleh Haryo Kuncoro mencoba mangamati dampak kebijakan

fiskal ekspansif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia melalui responsi

aktivitas ekonomi sektor swasta untuk periode 1969-1996. Analisis yang

Page 38: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

38

dilakukan berdasarkan pada pendekatan pasar barang dengan menggunakan

Almost Ideal Demand System (AIDS).

Hasil yang diperoleh adalah bahwa kebijakan ekspansi fiskal yakni pada

peningkatan pengeluaran pembangunan tidak menyebabkan terjadinya

crowding out di pasar barang domestik. Desakan pengeluaran pembangunan

hanya terjadi secara parsial pada komponen pengeluaran investasi swasta.

Crowding out tidak terjadi atas pengeluaran konsumsi masyarakat. Secara

keseluruhan, kebijakan ekspansi anggaran tersebut tetap akan meningkatkan

pengeluaran sektor swasta dimana respon pada pasar barang bersifat positif

dengan begitu ouput nasional tidak mengalami penurunan.

f. Yeganeh Mousavi Jahromi dan Ayat Zayer (2008)

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menganalisis pengaruh

dari defisit anggaran pada konsumsi swasta dan investasi di Iran (1942-1984).

Penelitian ini menggunakan pendekatan ARDL (autoregressive distributed lag)

untuk analisis kointegrasi antar variabel. Hasil temuan mengindikasikan bahwa

meskipun pengaruh defisit anggaran berdampak positif terhadap konsumsi

swasta, tetapi tidak ada hubungan dalam jangka panjang antar variabel. Selain

itu, penelitian tersebut menemukan bahwa terdapat hubungan jangka panjang

antara defisit anggaran dengan investasi swasta. Hubungan tersebut

menunjukan bahwa defisit anggaran berpengaruh negatif terhadap investasi

swasta.

Page 39: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

39

g. Davide Furceri dan Ricardo M. Sousa (2009)

Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menganalisis pengaruh dari

pengeluaran pemerintah terhadap sektor swasta untuk mengetahui apakah

terjadi fenomena crowding out atau crowding in. Penelitian tersebut

menggunakan data panel 145 negara dari tahun 1960 dampai dengan tahun

2007. Model yang dibangun adalah dengan menganalisis hubungan antara

pertumbuhan konsumsi swasta dan perubahan dalam rasio pengeluaran

pemerintah atas GDP, serta satu model lain yang menganalisis hubungan

pertumbuhan investasi swasta terhadap rasio pengeluaran pemerintah atas

GDP. Model tersebut memliki spesifikasi model yang sama dengan model

yang digunakan Romer dan Romer (2007) serta Furceri dan Karras (2009)

yang digunakan untuk menghitung pengaruh perubahan pajak terhadap

aktivitas ekonomi. Untuk menghindari kesalahan dalam spesifikasi model

maka ditambahkan sebuah variabel pengontrol, yaitu defisit anggaran sebagai

rasio atas GDP. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pengeluaran

pemerintah dapat menimbulkan dampak crowding out bagi sektor swasta, baik

itu konsumsi maupun investasi.

Page 40: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

40

G. Kerangka Pikir

Skema Kerangka Pikir

Dari skema diatas dapat dijelaskan bahwa Investasi dan pengeluaran pemerintah

memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur secara

makro. Diman dengan bertambahnya investasi maka dapat meningkatkan pula

pada pertumbuhan ekonomi, begitu juga sebaliknya. Pada pengeluaran pemerintah

pun memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi karena pemerintah

ikut andi dalam penyediaan sarana dan prasarana daerah seperti pendidikan,

prasarana transportasi dan lain-lain.

Investasi

( I )

Pertumbuhan

Ekonomi

( Y )

Pengeluaran

Pemerintah

( G )

Page 41: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

41

H. Hipotesis

Berdasarkan pada latar belakang, pengamatan sementara dan dasar

pemikiran secara teoritis sesuai dengan masalah penelitian ini, maka dapat diambil

suatu hipotesis penulis, adalah:

1. Investasi, dan Pengeluaran pemerintah mempunyai pengaruh signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan Timur.

2. Variabel investasi mempunyai pengaruh yang signifikan dibandingkan

variabel pengeluaran pemerintah di Kalimantan Timur.

Page 42: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Untuk melihat suatu gambaran yang jelas mengenai indicator yang akan

digunakan dalam penelitian ini, maka konsep-konsep yang telah dikemukakan

terlebih dahulu secara operasional dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Investasi

Investasi adalah besarnya dana yang ditanamkan untuk kemudian dikelola

selama periode 2000 sampai dengan 2009 di Provinsi Kalimantan Timur, dalam

penulisan ini di beri symbol X1.

b. Pengeluaran pemerintah

Pengeluaran pemerintah adalah semua biaya (nilai tambah) yang

dikeluarkan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan

pemerintah dalam rangka melaksanakan fungsi pelayanan publik pada periode

2000 sampai dengan 2009 di Propinsi Kalimantan Timur, dalam penulisan ini di

beri symbol X2.

c. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah gambaran dan pertumbuhan total PDRB

yang dihitung atas harga berlaku yaitu perbandingan antara nilai PDRB pada suatu

tahun dengan tahun sebelumnya dari tahun 2000 sampai dengan 2009., penulisan

ini di beri symbol Y.

Page 43: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

43

B. Rincian Data Yang Diperlukan

Obyek penelitian adalah pengaruh tingkat bunga, investasi, dan

pengeluaran pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Timur.

Dengan demikian untuk mengetahui apakah tingkat bunga, investasi, dan

pengeluaran pemerintah mempunyai pengaruh dan variabel mana yang

berpengaruh dominan terhadap Pertumbuhan Ekonomi, maka diperlukan data-data

sebagai bahan utama di dalam melakukan penelitian.

Adapun data-data yang diperlukan secara garis besar sebagai berikut :

a. Jumlah realisasi investasi yang masuk di Kalimantan Timur terutama

Penanaman Modal Asing maupun Penanaman Modal dalam Negeri.

b. Jumlah pengeluaran pemerintah Kalimantan Timur untuk pembangunan

dan bantuan proyek.

c. Gambaran umum perkembangan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur

dilihat dari PDRB.

d. Serta data-data lainnya yang mendukung penelitian ini.

C. Ruang Lingkup Penelitian

Guna membatasi ruang lingkup penelitian ini maka penulis hanya

menguraikan investasi yang didapat dari seluruh realisasi investasi yang

ditanamkan di Provinsi Kalimantan Timur baik Penanaman Modal Asing (PMA)

maupun maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), selanjutnya

Pengeluaran Pemerintah yang dimaksudkan adalah program untuk pembangunan

dan bantuan proyek di Kalimantan Timur, dan Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan

Page 44: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

44

Timur yang dilihat dari nilai PDRB menurut harga berlaku. Semua data ini di

ambil dari tahun 2000-2009 yang merupakan data sekunder maka penelitian ini

dilaksanakan pada instansi-instansi pemerintah di Kalimantan Timur.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data sehubungan dengan

penulisan skripsi ini yaitu:

1. Penelitian Lapangan

Yaitu data yang langsung diperoleh dengan cara menghubungi instansi-

instansi yang terkait. Dalam hal ini adalah Badan Pusat Statistik Kalimantan

Timur.

2. Penelitian Kepustakaan

Yaitu suatu kegiatan penelitian yang penulis lakukan dengan

mengumpulkan dan mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan

penulisan dasar-dasar teori yang penulis kemukakan.

F. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis

Untuk mengukur besarnya Investasi dan pengeluaran pemerintah

digunakan fungsi Coob Douglas, dengan persamaan sebagai berikut:

P = b0 Ib1.

Gb2

Dimana :

P = Pertumbuhan Ekonomi

I = Investasi

G = Pengeluaran Pemerintah

Page 45: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

45

Besarnya b0b1b2 dapat diperoleh dengan menggunakan fungsi statistic

linier berganda dengan menggunakan Log sebagai berikut:

LogP = LogA + b1LogI + b2Log G

Dimana:

LogP = Y

LogA = b0

LogI = X1

LogG = X2

Maka

Y = b0 + b1X1 + b2X2 Untuk menghitung b0, b1, dan b2 digunakan rumus sebagai

berikut :

∑ ∑

∑ ∑

∑ ∑

∑ ∑

Selanjutnya untuk menguji pengaruh secara simultan uji F untuk parsial dengan

uji t.

Page 46: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

46

Dimana:

√ ∑ ∑

Hipotesis menyatakan x berpengaruh signifikan terhadap Y

Rumusan hipotesis

diterima apabila ; H0

ditolak apabila

Proses selanjutnya adalah:

H0 : 1 : 2 = 0 berarti variabel x1 dan x2 tidak ada hubungannya yang nyata

dengan variabel Y.

H1 : 1 : 2 ≠ 0 berarti x1 dan x2 ada hubungan yang nyata dengan variabel Y.

Alat analisis Regresi Linier Berganda, Uji t dan uji F dibantu dengan

menggunakan program computer SPSS.

Page 47: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis Dan Batas Administratif Wilayah

Provinsi Kalimantan Timur merupakan propinsi terluas kedua di

Indonesia, dengan luas wilayah 245.237,80 km2 atau sekitar satu setengah kali

Pulau Jawa dan Madura atau 11% dari total luas wilayah Indonesia. Juga

merupakan penghasil devisa utama bagi negara, khususnya dari sektor

pertambangan. Provinsi Kalimantan Timur dengan luas 24.523.780 Ha(daratan

20.039.500 Ha, perairan Laut 4.484.280 Ha), secara astronomi terletak pada 113º

44‟ – 118º59‟ Bujur Timur dan 04º25‟ Lintang Utara - 02º25‟ Lintang Selatan.

Secara administratif, Propinsi Kalimantan Timur dengan batas wilayah

sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Negara Bagian Sabah Malaysia Timur.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar dan Laut Sulawesi.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengan dan Negara

Bagian Serawak Malaysia Timur.

Page 48: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

48

Kalimantan Timur sebagai wilayah administrasi dibentuk berdasarkan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 dengan Gubernurnya yang pertama

adalah APT Pranoto. Sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu

karesidenan dari Provinsi Kalimantan. Sesuai dengan aspirasi rakyat, sejak tahun

1956 wilayahnya dimekarkan menjadi tiga Provinsi, yaitu Kalimantan Timur,

Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat. Daerah-daerah Tingkat II di dalam

wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 27 Tahun

1959, Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara

Tahun 1955 No.9). Dengan adanaya perkembangan dan pemekaaran wilaayah,

provinsi terluas kedua setelah Papua ini di bagi menjadi (sembilan) Kabupaten, 4

(empat) Kota, 124 Kecamatan dan 1.404 Desa/ Kelurahan. Kemudian menyusul

kembali Kabupaten baru yaitu Kabupaten Tana Tidung. Sesuai dengan UU No. 34

tahun 2007, tentang Pembentukan Kabupaten Tana Tidung. Kabupaten ini

kemudian di sahkan oleh Presiden RI pada tanggal 10 Juli 2007. Kabupaten Tana

Tidung resmi menjadi Kabupaten ke-10 atau Daerah Otonom ke -14 di Provinsi

Kalimantan Timur.

Kalimantan Timur merupakan salah satu pintu gerbang pembangunan di

wilayah Indonesia bagian timur. Daerah yang juga dikenal gudang kayu dan hasil

pertambangan ini mempunyai ratusan sungai yang tersebar pada hampir semua

kabupaten/kota dan merupakan sarana angkutan utama disamping angkutan darat,

dengan sungai yang terrpanjang Sungai Mahakam.

Page 49: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

49

Daerah Kalimantan Timur tidak terlepas dari gugusan gunung dan

pegunungan yang tersebar hamper di seluruh kabupaten, yaitu ada sekitar 13

gunung. Gunung yang paling tinggi di Kalimantan Timur yaitu Gunung Makita

dengan ketinggian 2.987 meter yang terletak di Kabupaten Bulungan. Sedang

untuk danau yang berjumlah sekitar 17 buah, keseluruhannya berada kabupaten

Kutai dengan danau yang paling luas yaitu Danau Jempang, Danau Semayang dan

Danau Melintang dengan luas masing – masing 15.000 hektar, 13.000 hektar, dan

11.000 hektar. Kalimantan Timur juga memiliki beberapa tujuan pariwisata yang

menarik seperti kepulauan Derawan di Berau, Taman Nasional Kayan Mentarang

dan Pantai Batu Lamampu di Nunukan, peternakan buaya di Balikpapan,

peternakan rusa di Penajam, Kampung Dayak Pampang di Samarinda, Pantai

Amal di Kota Tarakan, Pulau Kumala di Tenggarong, dan lain-lain. Di

Kalimantan Timur kira-kira tumbuh sekitar 1000-189.000 jenis tumbuhan antara

lain anggrek hitam yang harga per bunganya dapat mencapai Rp: 100.000-

500.000 Tapi ada kendala dalam menuju tempat-tempat di atas yaitu transportasi.

Banyak bagian di provinsi ini masih tidak memiliki jalan aspal, jadi banyak orang

berpergian dengan perahu dan pesawat terbang dan tak heran jika di Kalimantan

Timur memiliki banyak bandara perintis.

Page 50: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

50

B. Keadaan Penduduk Kalimantan Timur

2. Jumlah, Pertumbuhan, Persebaran, Kepadatan dan Komposisi

Penduduk.

Kondisi umum penduduk Kalimantan Timur dari tahun ke tahun tercatat

memang selalu mengalami peningkatan yang cukup berarti. Jumlah penduduk

pada tahun 2003 sebesar 2.704.851 jiwa, meningkat menjadi 3.024.800 jiwa pada

tahun 2007. Berarti dalm periode tersebut penduduk Kalimantan Timur telah

bertambah lebih kurang 80 ribu jiwa setiap tahunnya.

Pertumbunhan penduduk Kalimantan Timur sebenarnya tidak merata

sepanjang tahun. Sebagai contoh, pertumbuhan penduduk pada periode 2003–

2004 sebesar 1,63 persen, pada periode 2004-2005 sebesar 4,97 persen, periode

2005-2006 sebesar 2,37 persen, sedangkan periode 2006-2007 sebesar 2,34

persen.

Pada tahun 2006-2007 pertumbuhan penduduk di setiap kabupaten/kota

menunjukan peningkatan. Secara persentase, peningkatan tertinggi terjadi di

Kabupaten Nunukan sebesar 6,01 persen, sedangkan kota lainnya

pertumbuhannya sebesar 1,02-5,57 persen.

Sebagaimana pertumbuhan penduduk, persebaran penduduk d Kalimantan

Timur juga tidak merata/. Pada tahun 2007 porsi terbesar penduduk di Kalimantan

Timur berada di Kota Samarinda (19,78 %), yang merupakan ibu kota Provinsi

Page 51: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

51

Kalimantan Timur. Selebihnya berada di Kabupaten Kutai Kartanegara (17,15 %),

Kota Balikpapan (16,44 %) dan di Kabupaten/kotaa lain berkisasr 1-7%.

Pola persebaran penduduk Kalimantan Timur menurut luas wilayah sangat

timpang, sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat kepadatan

penduduk antar daerah yang mencolok, terutama antar daerah kabupaten dengan

daerah kota. Wilayah kabupaten dengan luas 98,87 persen wilayah Kalimantan

Timur dihuni oleh sekitar 53,73 persen dari total penduduk Kalimantan Timur.

Sedangkan selebihnya, yaitu sekitar 46,27 persen menetap di daerah kota dengan

luas 1,13persen dari luas wilayah Kalimantan Timur seluruhnya. Akibatnya

kepadatan penduduk di derah kabupaten hanya berkisar 1-39 jiwa/km²,

dibanmding kepadatan penduduk di Kota Balikpapan sebanyak 886,69 jiwa/km²,

Kota Samarinda 831,31 jiwa/km², Kota Tarakan 696,12 jiwa/km² dan Kota

Bontang 796,03 jiwa/km². sedangkan kepadatan penduduk Kalimantan Timur

adalah 15,24 jiwa/km².

Page 52: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

52

Tabel 1. Tingkat Kepadatan Penduduk Kalimantan Timur

2000 – 2009

Tahun Pertumbuhan

Penduduk

Jumlah

Penduduk

Kepadatan Penduduk Per

Km²

2000 2,52 2 436 545 8,88

2001 2,88 2 494 625 11,52

2002 2,56 2 558 572 10,43

2003 5,72 2 704 851 11,03

2004 1,68 2 750 369 13,18

2005 4,97 2 887 100 14,55

2006 2,37 2 955 500 14,89

2007 2,34 3 024 800 15,24

2008 2,31 3 094 700 15,60

2009 2,27 3 164 800 15,95

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, diolah

B. Gambaran Umum Investasi Kalimantan Timur

1. Kondisi Investasi Kalimantan Timur

Perkembangan investasi Penanaman Modal Dalam Negeri dan Asing

(PMDN/PMA) dalam kurun waktu 2007 – 2009 (kondisi September) melalui

Surat Persetujuan PMDN/PMA oleh Pemerintah Pusat melalui BKPM baik baru,

perluasan, perumahan maupun alih status PMDN ke PMA dan PMA ke PMDN

serta Ijin Usaha Tetap (IUT/IUI) yang dihimpun dan dikelola oleh Badan

Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur

adalah merupakan gambaran perkembangan dan pertumbuhan investasi di

Kalimantan Timur.

Gambaran perkembangan investasi ini sebagai bahan informasi para

pengambil keputusan dan sebagai pelengkap dalam membuat perencanaan untuk

Page 53: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

53

menentukan arah dan langkah kebijaksanaan pada tahun berikutnya, sehingga

sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai secara cepat, tepat dan berhasil guna,

juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi atas hasil-hasil yang telah dicapai

dalam pelaksanaan program pengembangan investasi di Provinsi Kalimantan

Timur, baik oleh Pemerintah maupun Dunia Usaha khususnya melalui peranan

perusahaan PMDN/PMA.

Dari jumlah investasi tahun 2000 – 2009 proyek PMDN di Kalimantan

Timur, yang dapat terealisasi sebanyak 122 buah proyek dengan jumlah investasi

sebesar Rp. 11,73 triliun.

Sedangkan proyek PMA yang telah mendapatkan realisasi pemerintah

untuk lokasi Kalimantan Timur selama tahun 2000 – 2009 sebanyak 183 buah

proyek dengan jumlah 57,08 triliun.

Rendahnya realisasi investasi proyek PMDN/PMA melalui proyek

penanaman modal perlu diadakan pengkajian melalui kegiatan evaluasi. Untuk

mengetahui seberapa jauh sumbangan masing-masing sektor memberikan

kontribusi pembangunan di bidang ekonomi khususnya di Kalimantan Timur. Dari

evaluasi perkembangan realisasi investasi di Kalimantan Timur dalam

meningkatkan minat investasi di Kalimantan Timur telah tergambarkan bahwa

minat investor untuk melakukan pengurusan ijin investasi di daerah sejak

pelimpahan kewenangan persetujuan investasi dan ijin pelaksanaannya dari

Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah sangat tinggi. Kondisi ini akan

membawa dampak terhadap pertumbuhan perekonomian Kalimantan Timur pada

Page 54: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

54

khususnya dan Indonesia pada umumnya, akan tetapi realisasi secara riil masih

sangat rendah jika dibandingkan dengan rencana minat investasi.

Dalam hal ini upaya yang dilakukan untuk mencapai target pertumbuhan

investasi di Kalimantan Timur, diperlukan peningkatan investasi diantaranya

melalui penciptaan iklim investasi yang kondusif.

Khusus bagi invetasi yang berfasilitas PMDN dan PMA telah dikeluarkan

oleh pemerintah berupa kebijakan reformasi di bidang investasi sejak tahun 1998

dengan tujuan menyebarluaskan titik pelayanan investasi melalui pelimpahan

kewenangan pemberian persetujuan dengan tanpa batas, serta perizinan

penanaman modal kepada Pemerintah Daerah di Indonesia.

Adapun aspek-aspek yang menjadi dasar untuk pengembangan penanaman

modal diarahkan kepada:

a. Meningkatkan kemampuan potensi sumber daya alam (SDA), peluang

usaha dari keunggulan komperatif menjadi unggulan kompetitif

(pengembangan infrastruktur, sarana prasarana fisik dan lain-lain)

b. Meningkatkan iklim usaha yang semakin kondusif dari tahun-tahun

sebelumnya, perolehan lahan/perizinan mudah dan lancar, demikian

juga aspek permodalan, tenaga kerja, insentif-insentif yang dapat

menjadi daya tarik bagi calon investor.

Kemampuan promosi, dengan tersedianya data-data potensi sumber daya

alam (SDA) melalui buku-buku, profil, leatfet dan booklet serta penyediaan

Page 55: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

55

sarana promosi investasi melalui penggunaan Teknologi Informasi yang dapat

menjangkau komunikasi seluruh dunia.

Tabel 2. Realisasi Investasi di Kalimantan Timur

2000-2009

Tahun

PMDN PMA TOTAL

Jumlah

Proyek

Modal

(000.000 Rp)

Jumlah

Proyek

Modal

(000.000 Rp)

Jumlah

Proyek

Modal

(000.000 Rp)

2000 4 254.873 13 20.501 17 275.374

2001 9 278.560 7 38.013 16 316.573

2002 11 481.421 4 88.034 15 569.455

2003 5 246.755 9 396.453 14 643.208

2004 5 715.235 21 720.015 26 1.435.250

2005 18 1.574.001 18 119.292 36 1.693.293

2006 8 1.523.515 30 253.049 38 1.776.564

2007 30 1.277.124 22 917.223 52 2.194.347

2008 24 832.318 6 2.805.416 30 3.637.734

2009 8 4.754.458 8 350.017 16 4.897.475

C. Gambaran Umum Pengeluaran Pemerintah Kalimantan Timur

1. Pengeluaran Pemerintah Kalimantan Timur

Selama tahun anggaran 2009 jumlah pengeluaran pemerintah daerah

Provinsi Kalimantan Timur sebesar Rp. 7.788.984 juta rupiah yang berarti

mengalami kenaikan sebesar 15,00 persen apabila dbandingkan dengan jumlah

pengeluaran pada tahun anggaran sebelumnya sebesar Rp. 4.343.593 juta rupiah.

Begitu pula dengan realisasi pengeluaran atau belanja pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur pada tahun 2009 bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya

juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 belanja terbesar adalah belanja

operasi, sebesar Rp. 5.429.283 juta rupiah atau sebesar 59,11 persen dari total

pengeluaran, kemudian disusul belanja modal yang sebesar Rp. 1.863.117 juta

Page 56: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

56

rupiah, dan yang terakhir adalah pengeluaran transfer sebesar Rp. 716.581 juta

rupiah atau sebesar 11,36 persen.

Pada komponen belanja operasi hampir semua belanja mengalami

peningkatan terkecuali belanja hibah yang justru mengalami penurunan yang

sangat signifikan yaitu dari Rp. 1.173.200 juta pada tahun 2008 menjadi Rp.

410.100 juta pada tahun 2009 atau mengalami penurunan sebesar 65,04 persen.

Sama juga seperti belanja operasi, pada komponen belanja modal juga

sebagian besar mengalami peningkatan kecuali belanja yang mengalami

penurunan yaitu belanja bangunan dan gedung dan belanja aset tetap lainnya.

Tabel 3. Realisasi Pengeluaran Pembangunan Kalimantan Timur

2000-2009

Tahun Pengeluaran Pemerintah

2000 223.272.106

2001 588.572.507

2002 6.655.841.262

2003 1.872.669.876

2004 2.524.292.803

2005 3.110.292.050

2006 3.382.568.000

2007 5.191.809.000

2008 7.442.550.149

2009 5.429.283.000

Page 57: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

57

D. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kalimantan Timur.

Mengenai perkembangan perekonomian daerah Kalimantan Timur

tercermin dari pertumbuhan perekonomian daerah dan ini dapat dilihat dari

perkembangan PDRB untuk setiap tahunnya.

PDRB untuk seluruh sektor perekonomian daerah dengan migas maupun

non migas untuk daerah Kalimantan Timur dari tahun 2000-2009 terus meningkat

yaitu perinciannya pada tabel beriku

Tabel 4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Harga Berlaku

2000-2009 Menurut Lapangan Usaha (000.000 Rp)

NO Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004

1 PERTANIAN 5.657.819 6.100.619 6.674.439 7.439.130 8.502.194

2 PERTAMBANGAN 28.678.136 32.763.262 32.206.172 40.364.120 52.958.076

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 34.991.630 37.768.071 37.574.394 38.938.178 49.037.351

4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 166.818 211.001 255.677 344.977 408.711

5 BANGUNAN 1.978.700 2.457.337 2.787.809 3.128.026 3.539.046

6 PERDAGANGAN, HOTEL, &

KOMUNIKASI 5.253.763 5.866.252 6.247.116 6.805.545 8.497.520

7 PENGANGKUTAN &

KOMUNIKASI 2.802.383 3.097.614 3.666.178 4.266.235 4.839.901

8 KEUANGAN,PERSEWAAN &

JASA PERUSAHAAN 1.527.088 1.779.467 1.947.552 2.185.915 2.605.081

9 JASA-JASA 1.390.715 1.846.772 2.410.594 2.891.468 3.316.193

Page 58: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

58

PDRB 82.447.052 91.890.396 93.769.927 106.453.595 133.704.074

NO Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009

1 PERTANIAN 9.535.872 10.792.274 13.519.394 15.663.600 16.215.161

2 PERTAMBANGAN 76.699.235 83.608.302 95.606.495 144.474.651 132.617.590

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 65.988.813 71.805.685 74.879.047 107.982.253 75.360.428

4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 536.350 584.252 650.628 715.026 812.322

5 BANGUNAN 4.045.187 4.681.260 5.711.714 6.711.578 7.612.704

6 PERDAGANGAN, HOTEL, &

KOMUNIKASI 10.463.894 12.746.465 14.689.058 18.081.799 21.779.604

7 PENGANGKUTAN &

KOMUNIKASI 6.023.522 6.910.832 7.885.269 9.360.582 10.530.251

8 KEUANGAN,PERSEWAAN &

JASA PERUSAHAAN 3.028.656 3.491.324 4.540.329 5.632.969 6.336.442

9 JASA-JASA 3.967.560 4.967.731 5.873.718 6.597.904 10.149.713

PDRB 180.289.090 199.588.125 223.364.652 315.220.363 281.414.215

Page 59: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

59

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis

Berdasarkan data yang di peroleh dari Kantor Badan Pusat Statistik

Kalimantan Timur mengenai Invetasi, Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan

Ekonomi di Kalimantan Timur maka akan dilakukan analisis terhadap data-data

tersebut.

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang dianalisis yaitu Investasi

(X1), Pengeluaran Pemerintah (X2), dan Pertumbuhan Ekonomi (Y), dimana

Investasi dan Pengeluaran Pemerintah sebagai variabel bebas dan PDRB sebagai

variabel tidak bebas. Sedangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi PDRB

dianggap konstan.

Perhitungan ini mengggunakan alat analisis fungsi Cobb Douglas sebagai

berikut : Q = AKαL, selanjutnya sesuai dengan penelitian ini fungsi tersebut

menjadi : P = A Ib1

Gb2

. Dari fungsi ini digunakan rumus linier berganda unutk

menganalisis hubungan yang lebih dari dua variabel atau variabel independennya

lebih dari satu. Maka digunakan bentuk persamaan sebagai berikut :

Y = b0 + b1X1 + b2X2

Dimana :

Y = Pertumbuhan Ekonomi

b0 = Intercepts

b1 = Menunjukkan besarnya pengaruh X1 terhadap Y

Page 60: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

60

b2 = Menunjukkan besarnya pengaruh X2 terhadap Y

X1 = Investasi

X2 = Pengaruh Pengeluaran Pemerintah

Untuk membahas permasalahan yang telah dikemukakan dalam

penulisan skripsi ini, semua data dan informasi yang diperoleh dianalisis guna

menguji hipotesis yang telah diajukan pada bab terdahulu.

Masing-masing variabel yang di ukur dalam penelitian ini dapat dilihat

lebih rinci pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.

Data Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah

Kalimantan Timur Tahun 2000-2009

No Tahun Investasi (X1)

(Rp)

Pengeluaran

Pemerintah (X2)

(Rp)

Pertumbuhan Ekonomi (Y)

(Rp)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

275.374

316.573

569.455

643.208

1.435.250

1.693.293

1.776.564

2.194.347

3.637.734

4.897.475

223.272.106

588.572.507

929.306.392

1.307.132.801

2.524.292.803

3.110.292.050

3.382.568.000

5.191.809.000

7.442.550.149

5.429.283.000

82.447.052

91.890.396

93.769.927

106.453.595

133.704.074

180.289.090

199.588.125

223.364.652

315.220.363

281.414.215

Page 61: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

61

Hasil perhitungan Investasi (I), dan Pengeluaran Pemerintah (G),

terhadap Pertumbuhan Ekonomi (P) di Kalimantan Timur, kemudian dianalisis

dengan menggunakan program SPSS ( Statistic Pockage for Sosial Science ) versi

16.00 yang hasilnya dan ditabulasikan sebagai berikut:

Tabel 6.

Hasil Pengujian Regresi

Model Koef.Reg SE Beta t Sig.

Konstan 6.715E7 6.329E6 10.610 0.000

Investasi 16.445 5.832 0.299 2.820 0 .026

Pengeluaran

Pemerintah 0.025 0.004 0.716 6.745 0.000

Variabel Dependen : Pertumbuhan Ekonomi

R = 0.992a

R2 = 0.984

Adjusted R2 = 0.979

F = 211.578

0.000 Sumber data : Hasil analisis SPSS

Sehingga dapat disimpulkan persamaan garis regresinya adalah :

Y = b0 + b1X1 + b2X2

Dimana :

Y = 67146956.692 + 16.445X1 + 0.025X2

Hasil koefisien regresi dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta (b0) = 67146956.692, dapat diartikan apabila investasi dan

pengeluaran pemerintah bertambah maka pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Timur akan naik sebesar 67146956.692.

2. Nilai koefisien (b1) = 16.445 dapat diartikan jika investasi bertambah satu

rupiah maka pertumbuhan ekonomi akan bertambah sebesar 16.445 rupiah.

3. Nilai koefisien (b2) = 0.025 dapat diartikan jika pengeluaran pemerintah

bertambah satu rupiah maka pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur

naik sebesar 0.025 rupiah, dengan asumsi variabel yang lain tetap.

Page 62: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

62

1. Nilai Koefisien Korelasi

Setelah mengetahui nilai b0, b1, b2 serta persamaan garis regresinya, maka

untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi (b0 )

dengan Investasi (b1) dan Pengeluaran Pemerintah (b2) yaitu dengan cara

menghitung koefisien korelasinya sebagai berikut :

R = 0,992a

Angka tersebut menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat

antara investasi dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Timur.

Selanjutnya untuk mengukur nilai koefisien determinasinya dari koeffisien

korelasinya diperoleh nilai :

R2

= 0,984

Yang artinya bahwa variabel Y (Pertumbuhan Ekonomi) sebanyak 98,4

persen disebabkan oleh pengaruh variabel X (Investasi, Pengeluaran Pemerintah),

sedangkan sisanya 1,6 % disebabkan oleh variabel yang lain yang tidak

dimasukkan ke dalam penelitian ini.

2. Pengujian Hipotesis dengan uji F

Pengujian garis regresi dengan mempergunakan uji F dilakukan pada

tingkat signifikan 5% (Level of Significant 0,05), dimana derajat kebebasan

pembilang (k- 1 : 3-1 =2) dan derajat kebebassan penyebut (n – k - 1; 10- 3 - 1 =6)

Page 63: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

63

dan nilai yang diperoleh Ftabel adalah 19.330 sedangkan niali F hitung yang

diperoleh dari hasil perhitungan SPSS adalah 211.578 .

Karena 211.578 > 19.330 (Fhitung > Ftabel ), maka H0 ditolak dan

menerima H1 yang berarti bahwa Investasi dan Pengeluaran Pemerintah serta

Angkatan Kerja berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Timur.

Hal ini berarti bahwa Investasi dan Pengeluaran Pemerintah mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Timur.

3. Uji t (Uji parsial / secara terpisah)

Pengujian parsial atau terpisah terhadap masing – masing variabel

independent terhadap variable dependent dengan menggunakan Uji t pada tingkat

kepercayaan 95% atau a / 2 = 0,05 / 2 = 0,025. Dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 7.

Hasil Pengujian Regresi

Bedasarkan hasil perhitungan pada tabel 7, diperoleh nilai thitung dari variabel :

Investasi = 2,820

Pengeluaran Pemerintah = 6,745

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 67146956.692 6328811.151 10.610 .000

Investasi 16.445 5.832 .299 2.820 .026

Pengeluaran_Pemerintah .025 .004 .716 6.745 .000

a. Dependent Variable: Pertumbuhan_Ekonomi

Page 64: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

64

Untuk mengetahui nilai ttabel dicari pada α / 2 = 0,05 / 2 = 0,0025 ( uji

satu arah ) dengan derajat kebebasan (df) : n – k = 10 – 3 = 7, maka diperoleh

ttabel sebesar 2,365 .

Uji parsial yang dikenal dengan uji t untuk melihat apakah variabel

investasi dan pengeluaran pemerintah serta angkatan kerja mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hal yang harus dilakukan adalah

membandingkan antara thitung dan ttabel pada tingkatan signifikan 0,025 (uji satu

arah) dan derajat kebebasan (df) = 3.

a). Pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Kriteria pengujian :

Bila thitung > ttabel maka ditolak H0 dan diterima H1

Bila thitung < ttabel maka diterima H0 dan ditolak H1

Pengujian koefisien regresi variabel investasi adalah :

H0: secara terpisah tidak ada pengaruh signifikan antara investasi

dengan pertumbuhan ekonomi.

H1: secara terpisah ada pengaruh signifikan antara investasi

dengan pertumbuhan ekonomi.

Dari hasil perhitungan nilai thitung = 2,820 sedangkan ttabel = 2,365 jadi

bedasarkan perhitungan tersebut thitung > ttabel atau 2,820 > 2,365 dimana H0 ditolak

dan menerima H1; artinya investasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi.

b). Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi

memperoleh hasil perhitungan nilai thitung = 6,745 sedangkan ttabel = 2,365 jadi

Page 65: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

65

bedasarkan perhitungan tersebut thitung > ttabel atau 6,745 > 2,365 dimana H0

ditolak dan menerima H1; artinya pengeluaran pemerintah berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

B. Pembahasan

Penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan faktor – faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (Y) dengan beberapa

faktor yang mempengaruhinya dalam hal ini investasi (X1) dan pengeluaran

Pemerintah (X2).

Dari hasil penelitian dan dilakukakn analisis data, maka diperoleh

persamaan kedalam fungsi regresi sebagai berikut :

Y = 67146956.692 + 16.445X1 + 0.025X2

melihat pengaruh dari sisi investasi (X1), dan pengeluaran pemerintah (X2)

terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur, maka diperoleh bahwa:

1. Investasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Pengeluaran Pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi.

3. Pengeluaran pemerintah lebih berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi dibandingkan Investasi.

Page 66: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

66

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan analisis dan pembahasan pada bab – bab sebelumnya,

berikut ini akan disajikan beberapa kesimpulan sekaligus saran yaitu:

A.1. Kesimpulan Umum

a. PDRB merupakan salah satu pengukur laju pertumbuhan ekonomi suatu Negara

dapat dilihat dari tingkat produksi barang – barang dan jasa sebagai hasil

kombinasi dari faktor – faktor produksi di berbagai sektor ekonomi masyarakat.

Keseluruhan dari kegiatan ekonomi sektoral ini disebut sebagai sturktur

perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya berkelanjutan

merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi.

b. Pelaksaan Revitalisasi Pertanian Dalam Arti Luas selama ini belum berjalan

secara optimal karena, Pemerintah Provinsi dari tahun Penelitian ini masih

mengandalkan sektor pertambangan dan Penggalian untuk penyumbang PDRB

terbesar saat ini, sehingga masih berfokus ke sektor tersebut. Oleh karena itu,

kedepannya diperlukan suatu tindakan kebijakan khusus oleh Provinsi

Kalimantan Timur yang pada nanti sektor nPertanian dalam arti luas mampu

memberikan sumbangan PDRB yang besar.

Page 67: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

67

B. Saran

Untuk meningkatkan PDRB yang sekaligus peningkatan kemampuan daerah

maka ada beberapa hal yang dapat disarankan :

1. Perbaikan pengelolaan dalam hal investasi dan penyerapan tenaga kerja.

Investor yang masuk ke Kaltim harus diberi kemudahan dalam perijinan

tempat maupun administrasi. Dengan melibatkan dinas-dinas yang terkait.

2. Kerjasama semua elemen daerah dalam rangka menprioritaskan sektor pertanian

untuk pertumbuhan ekonomi.

Revitalisasi pertanian harus benar-benar diperioritaskan guna

menciptakan investasi dan penyerapan tenaga kerja agar nantinya dapat dirasakan

kesejahteraannya oleh masyarakat.

3. Membuka lapangan kerja baru di sektor yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Agie, Baharuddin, 1980. Ekonomi 1. Bursa Unmul. Samarinda.

Anonim, 2009. Pendapatan Regional Kalimantan Timur, BPS Kalimantan Timur.

Page 68: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

68

______, 2008. Produk Domestik Regional Bruto Kalimantan Timur, BPS

Kalimantan Timur.

Dajan, Anton, 1986. Pengantar Metode Statistik, jilid 1. LP3ES. Jakarta.

Hansen, Alvin H, 1982. Monetary Theory and Fiskal Policy. Mc Grow-Hill Book

Company. Inc. Tokyo.

Hasanuddin, Basri, 1984. Dana Luar Negeri dalam APBN. Primos.

Herbert E Dougall, 1996. Invesment. Ninth Edition. Prentice-Hall Inc. Engkwood.

Cliffs, New Jersey.

Hidayatullah, 2004. Tingkat Bunga, Uang dan Kesempatan Kerja, edisi Sinopsis.

Penerbit YPPH. Surabaya.

Http ://ike 30791. Student. Umm.ac.id/2010/01/28. Teori Pertumbuhan Ekonomi.

Kamerchen R, David. 1984. Money & Banking South, Western Publishing co.

Khalwaty, Tajul, 2000. Inflasi dan Solusinya, PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Nopirin, 2000 a. Ekonomi Moneter I. BPFE. Yogyakarta.

______, 2000 b. Ekonomi Moneter II. BPFE. Yogyakarta.

Purvis, Douglas D. 1993. Pengantar Makro Ekonomi, edisi 10. Binarupa Aksara,

Jakarta.

Reksoprayitno, Soediyono, 2000. Pengantar Ekonomi Makro, edisi 6. BPFE.

Yogyakarta.

Rimsky, Judisseno K, 2002. Sistem Moneter Perbankan di Indonesia. PT.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Page 69: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

69

Soediyono, 1997. Ekonomi Makro, Pengantar Analisis Pendapatan Nasional,

Kansius. Yogyakarta.

Sukirno, Sadono, 1994. Pengantar Teori Makro Ekonomi, edisi 2. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Suparmoko, 1990. Pengantar Ekonomika Makro, edisi pertama, Penerbit BPFE.

Yogyakarta.

_________, 2002. Ekonomi Publik. Andi. Yogyakarta.

Tarigan, Robinson, 2004. Ekonomi Regional : Teori dan Aplikasi, PT. Bumi

Aksara. Jakarta.

Winardi, 1989. Kamus Ekonomi ( Inggris-Indonesia ), Mandar Maju, Bandung.

Tabel 2. Realisasi Investasi di Kalimantan Timur 2000-2009

Tahun

PMDN PMA TOTAL

Jumlah

Proyek

Modal

(000.000 Rp)

Jumlah

Proyek

Modal

(000.000 Rp)

Jumlah

Proyek

Modal

(000.000 Rp)

2000 5 246.755 9 3.606.142 14 3.852.897

2001 4 254.973 13 20.501 17 275.474

2002 9 278.561 7 374.205 16 652.766

2003 11 481.421 4 88.034 15 569.455

2004 5 715.236 21 1.277.201 26 1.992.437

2005 24 832.318 6 2.805.416 30 3.637.734

2006 30 1.277.124 22 917.223 52 2.194.347

2007 8 1.523.515 30 253.049 38 1.776.564

Page 70: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

70

2008 23 2.709.476 19 1.634.117 42 4.343.593

2009 8 4.547.458 7 3.241.526 15 7.788.984

Tabel 3. Komulatif Nilai Investasi Kalimantan Timur 2000-2009

Tahun Nilai Komulatif Investasi (Rp)

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

3.637.734

275.474

652.766

569.455

1.992.437

3.637.734

2.194.347

1.776.564

4.343.593

7.788.984

Tabel 3. Realisasi Pengeluaran Pembangunan di Kalimantan Timur 2000-2009

Tahun Pengeluaran Pemerintah

2000 223.272.106

2001 588.572.507

2002 6.655.841.262

Page 71: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

71

2003 1.872.669.876

2004 2.524.292.803

2005 3.110.292.050

2006 3.382.568.000

2007 5.191.809.000

2008 7.442.550.149

2009 5.429.283.000

Tabel 5. Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Timur Tahun 2000-2009

Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%)

Page 72: 70340774 Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

72

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

47,5

11,4

2

13,5

25,5

34,8

10,7

11,9

41,1

-10,7