INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN
SINTANG DAN KABUPATEN KAPUAS HULU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Oleh:Kusdarto,Sjahril, M.Sodik.K, and Toto.T.K SubDirektorat
Mineral Non Logam
ABSTRACTBoth of these regencies in National Regional Planning
(RTRWN) lay close to mainstay of East Indonesia Region that is
Sanggau Mainstay Region or Integrated Development of Equator Zone.
The execution of investigation in the Regency of Sintang and Kapuas
Hulu is to conduct evaluation and stocktaking, especially non
metallic minerals for the purpose of to be obtained more optimal
data, either through qualitative and also is quantitative. Thereby
will know non-metallic minerals resource potency and also
exploiting prospect picture and development in both Regency. There
are some non-metallic minerals that can possibly be developed. In
area of Sintang and its surroundings were found: kaolin, feldspar,
quartz sand and andesite. Kaolin hypothetic resource is 260.000.000
ton, felspar is 100.000.000 to. The laboratory Result of kaolin and
felspar mixture can be used as ceramic floor tile raw material.
Hypothetic resource of quartz sand is 1.040.000.000 ton having
content of SiO2 = 92-96 %, Al2O3 = 1,71-3,78 % and Fe2O3 =
0,08-0,89 %, while andesite with hipotetic resources 9.800.000.000
ton can be used for roadwork raw material in this area. In area
Kapuas Hulu found: kaolin with hypothetic resource is around
32.000.000 ton, quartz sand with hypothetic resource is 30.000.000
ton have content of SiO2 = 88,91-96,60 %, Al2O3 = 1,92-7,00 % and
Fe2O3 = 0,08-0,97 % and andesite with hypothetic resource is
987.500.000 ton also can be used for build and rehabilitate road in
this regency.
SARI Kedua kabupaten tersebut dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN) terletak dekat pada Kawasan Andalan KTI (Kawasan
Timur Indonesia), yaitu Kawasan Andalan Sanggau atau Kawasan
Pengembangan Terpadu Katulistiwa. Pelaksanaan penyelidikan Di
Kabupaten Sintang dan Kapuas Hulu adalah melakukan inventarisasi
dan evaluasi, terutama bahan galian mineral non logam dengan maksud
agar diperoleh data yang lebih optimal, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Dengan demikian akan diketahui potensi sumber
daya bahan galian serta gambaran prospek pemanfaatan dan
pengembangan di kedua kabupaten tersebut. Dari hasil kajian potensi
beberapa mineral non logam yang mungkin dapat dikembangkan adalah :
Di daerah Sintang dan sekitarnya dijumpai bahan galian berupa :
kaolin dan feldspar, sumberdaya hipotetik kaolin 260.000.000 ton,
sumberdaya hipotetik felspar 100.000.000 ton Hasil campuran kaolin
dan felspar dapat digunakan sebagai bahan baku ubin lantai keramik.
pasir kuarsa dengan sumberdaya hipotetiknya 1.040.000.000 ton,
mempunyai kandungan SiO2 = 92-96 %, Al2O3 = 1,713,78 % dan Fe2O3 =
0,08-0,89 %, bahan galian bangunan andesit dengan sumberdaya
hipotetik 9.800.000.000 ton, dapat digunakan untuk keperluan bahan
baku perbaikan jalan di daerah ini. Di daerah Putusibau dan
sekitarnya dijumpai bahan galian berupa : kaolin dengan sumberdaya
hipotetik 32.000.000 ton, pasir kuarsa, dengan sumberdaya
hipotetiknya 30.000.000 ton mempunyai kandungan SiO2 = 88,91-96,60
%, Al2O3 = 1,92-7,00 % dan Fe2O3 = 0,08-0,97 %, andesit dengan
sumberdaya hipotetik 987.500.000 ton.
PENDAHULUANPelaksanaan penyelidikan Di Kabupaten Sintang dan
Kapuas Hulu adalah melakukan inventarisasi dan evaluasi, terutama
bahan galian mineral non logam dengan maksudKolokium Hasil Lapangan
DIM, 2005
agar diperoleh data yang lebih optimal, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Dengan demikian akan diketahui potensi sumber
daya bahan galian serta gambaran prospek pemanfaatan dan
pengembangan di kedua kabupaten tersebut.7-1
Secara administratif, Kabupaten Sintang dengan ibukotanya
Sintang, termasuk wilayah Provinsi Kalimantan Barat, terletak di
sebelah timur dari ibukota provinsi (Pontianak) sejauh 300 km,
Dapat dicapai dengan kendaraan roda empat melalui jalan raya
provinsi. Secara geografis terletak diantara 110o 46 18 113o 25 28
Bujur Timur dan 0o 41 58 Lintang Selatan - 1o 02 21 Lintang Utara.
Kabupaten Kapuas Hulu dengan ibukotanya Putussibau, terletak sejauh
390 km di sebelah timur dari kota Sintang. Dapat dicapai dengan
jalan darat melalui Sintang. Secara geografis terletak antara 111o
37 43 114o 12 17 Bujur Timur dan 0o 04 31 - 10 35 09 Lintang Utara.
dengan Kabupaten Sintang dan sebelah timur dengan Kabupaten Kutai
Barat (Kaltim) dan Kabupaten Murung Raya (Kalteng) (Gambar 1).
GEOLOGI UMUM Stratigrafi Stratigrafi daerah Kabupaten Sintang dan
Kabupaten Kapuas Hulu dapat dilihat pada peta geologi Lembar
Sintang, Lembar Putussibau, Lembar Nangapinoh, Lembar Pegunungan
Kapuas, dan Lembar Tumbanghiram skala 1:250.000, berdasarkan
lembar-lembar tersebut, stratigrafi umum daerah Kabupaten Sintang
dan Kabupaten Kapuas Hulu dapat dikelompokkan menurut jenis dan
umur batuan dari tua ke muda sebagai berikut: Batuan Alas, dibagi
menjadi dua satuan, yaitu Kompleks Semitau (Ctrs) berumur
Karbon-Trias dan Kompleks Busang (PTrb) berumur Permo-Trias.
Kompleks Semitau terdiri dari sekis kristalin, batusabak, filit,
kuarsit, serpentinit dan ubahan harzburgit, Kompleks Busang terdiri
dari granit, diorit, dan granodiorit. Kelompok Batuan berumur Trias
: Batuan Gunungapi Betung (Trkb), menerobos Batuan Alas, berupa
dolerit, diorit, basal, lava, breksi andesit dan tuf terubah
diatasnya diendapkan Kompleks Mafik Danau (Jkld) dan Kompleks
Kapuas (Jklk), berumur JuraKapur Awal, merupakan batuan ofiolit dan
sedimen, terdiri dari gabro, dolerit, basal terubah, spilit, tuf,
aglomerat, breksi vulkanik, rijang, batusabak dan batugamping
merah, Kelompok Selangkai (Kse) berumur Kapur, terdiri dari
batulumpur karbonatan, batupasir dan lanau, Kelompok Embaluh (Kte)
berumur Kapur Atas-Eosen Tengah, terdiri dari runtuhan turbidit,
batulumpur, serpih, argilit, batusabak dan batupasir,Kolokium Hasil
Lapangan DIM, 2005
Batuan Gunungapi Menunuk (Klm), berumur Kapur Awal, terdiri dari
tuf lithik, batulanau dan batulumpur dengan runtuhan batuan
gunungapi. Batuan di atas diterobos oleh Granit Era (Kue) berumur
Kapur, terdiri dari granit dan granodiorit, Granodiorit Pesinduk
(Kup) berumur Kapur Akhir, berupa granodiorit terubah dan Tonalit
Sepauk (Kls) berumur Kapur Awal, terdiri dari tonalit, granodiorit,
monzogranit, granit, syenogranit. Di atasnya diendapkan secara tak
selaras Batuan Gunungapi Nyaan (Ten) berumur Eosen Tengah, terdiri
dari tuf, tuf berlapis, aglomerat, felsik, Batuan Gunungapi
Piyabung (Tep) berumur Eosen Tengah, terdiri dari tuf lithik,
kristal dan vitrik. Lalu diendapkan Batuan Cekungan Mandai, disusun
oleh batuan dari Kelompok Mandai (Temd), tebalnya mencapai 2700
meter, terdiri dari batupasir, batu Lumpur dan batulanau, yang
terendapkan secara tidak selaras pada sentuh sesar dengan Kelompok
Selangkai dan Komplek Semitau, berumur Eosen Akhir.Batuan Cekungan
Ketungau, diendapkan mulai dari Eosen Atas sampai Oligosen Bawah
dengan tebal mencapai 7000 meter, disusun oleh Formasi Kantu
(Teka), Batupasir Tutoop (Tetu), dan Formasi Ketungau (Teke).
Batuan Cekungan Malawi diendapkan mulai dari Eosen Atas sampai
Oligosen Bawah yang ketebalannya diperkirakan mencapai 4500 9700
meter. Cekungan Malawi terdiri dari Batupasir Haloq (Teh), Formasi
Ingar (Tei), Batupasir Dangkan (Ted), Serpih Silat (Tesi) Formasi
Payak (Teop) Formasi Tebidah (Tot), dan Batupasir Sekayam (Tos).
Batuan Terobosan Sintang (Toms), berumur Oligo Miosen, terdiri dari
diorit (d), granodiorit (gd), diorit kuarsa (qd), andesit (an) dan
granit (g) menerobos hampir semua kelompok batuan yang lebih tua.
Endapan alluvium dan danau yang terdiri dari, Lumpur, lempung, sisa
tumbuhan, pasir, kerikil, menempati bagian rendah dan menutupi
batuan yang lebih tua. Struktur Geologi Secara struktur dikenal ada
lima kawasan utama: kompleks batuan alas, jalur lipatan Selangkai,
Bancuh Lubok Antu, Bancuh Boyan dan Jalur lipatan muka daratan
(Kawasan Melawi, Mandai dan Ketungau). Kompleks Batuan Alas,
mengalami deformasi tekanan dan malihan dinamotermal, umumnya
terfoliasi. Jalur Lipatan Selangkai, kelompok ini membentang
dengan7-2
lebar 17 km, arah umum kemiringan baratbarat laut, deformasinya
juga menyebabkan sesar naik, lipatannya menyudut. Bancuh Lubok
Antu, teramati baik di daerah Serawak, satuan batuan ini
tergeserkan kuat dan terretakan. Bancuh Boyan, mengalami deformasi
berkali-kali. Breksi polemik tektonik disusun oleh fragmen-fragmen
dan beraneka ragam batuan sedimen dan beku dalam sutatu belahan
ketat. Jalur lipatan Tanah Muka, terdiri dari Cekungan Melawi,
Cekungan Mandai dan Cekungan Ketungai, Tinggian Semitau memisahkan
Cekungan Ketungan dan Mandai di utara dari Cekungan Melawi di
Selatan. HASIL PENYELIDIKAN Pelaksanaan inventarisasi dan evaluasi
mineral non-logam di Kabupaten Sintang dan Kapuas Hulu, Kalimantan
Barat adalah melakukan: pengumpulan data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan membuat lintasan
pengamatan mineral non-logam, sesuai kajian geologi dan data
sekunder yang ada serta aksesibilitas di daerah tersebut.
Pengumpulan data sekunder dari instansi terkait perlu dilakukan
pada saat kegiatan lapangan, untuk melengkapi data dan informasi
yang telah terkumpul sebelumnya. Dari hasil kajian dan evaluasi di
lapangan dipilih beberapa daerah untuk dilakukan uji petik, yaitu:
di Kabupaten Sintang dilakukan di daerah Sintang dan sekitarnya
serta daerah Nanga Ketungau dan sekitarnya, sedangkan di Kabupaten
Kapuas Hulu di daerah Putusibau dan sekitarnya serta daerah
Mentebah dan sekitarnya. Potensi Sumber Daya Mineral Dan Batubara
Kabupaten Sintang (Gambar 2) A. Mineral Non Logam - Andesit,
dijumpai berupa intrusi andesit dari batuan terobosan Sintang dan
lava andesit Batuan Gunungapi Betung. Andesit batuan terobosan
Sintang, berwarna abu-abu kehitaman, porfiritik, banyak mengandung
kekar, sedangkan lava andesit dari batuan Gunungapi Betung, umumnya
terpropilitkan berwarna hijau, keras, banyak kekar. Terdapat di
daerah- daerah: Bukit Kodang, Bukit Kedongdong, Ds. Setungkup,
Bukit Kendang, Ds. Senuak, Gunung Marik, Pegadau, dan Kangka Batu,
Ds. Setungkup, Bukit Melonggung, Ds. Setungkup, BukitKolokium Hasil
Lapangan DIM, 2005
Kelampa, Ds. Setungkup, Gunung Sewanyih, dan Gunung Condong
semuanya termasuk dalam wilayah Kecamatan Ketungau Hilir. Gunung
Gembah, Gunung Luit dan Gunung Rentap termasuk dalam wilayah
Kecamatan Sintang serta Bukit Labuh, Ds Pelimping (An11, no contoh
dan Ds Pelimping yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Kelam
Permai. Sumber daya hipotetik andesit di kabupaten Sintang adalah
4.280.200.000m3 atau 10.700.500.000 ton. Pada saat ini andesit di
daerah yang diuji petik telah ditambang, andesit di daerah Bukit
Labu telah diusahakan oleh pengusaha lokal, diolah dengan mesin
stone Crusher dan diperoleh produk: pasir batu, split dengan
berbagai ukuran yang dapat digunakan sebagai bahan kontruksi jalan
dan bangunan. Sedangkan di daerah lainnya ditambang rakyat secara
tradisional. - Kaolin, dijumpai pada satuan alluvium, diperkirakan
merupakan pelapukan dari felspar yang berasal hasil rombakan dari
batuan Tonalit Sepauk berupa granit, tonalit, yang umumnya
berkomposisi asam. Terdapat di daerah-daerah: Lapangan Terbang
Sintang, Pasar Inpres, Sintang, Tepi S. Jamela. Ds.Jerora, Kec.
Sintang, Tepi sungai kecil, Ds. Samak, Kec. Kelam Permai, Binjai
Hulu, Binjai Hulu, Binjai Hulu, wilayah Kecamatan Binjai Hulu,
Tepi, S.Ketungau, Jetai, wilayah Kecamatan Ketungau Hilir. Sumber
daya hipotetik endapan ini di Kabuapten Sintang 2.800.000m3 atau
7.000.000 ton. Percontoh kaolin dari daerah tepi sungai kecil, Ds.
Samak, Kec. Kelam Permai dilakukan tes keramik dan hasilnya dapat
dipergunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan keramik bodi
berwarna. Sedangkan test prototipe keramik dengan dibuat ubin
ukuran 11 X 11 cm, setelah mencampur kaolin dari Tepi S. Jamela.
Ds.Jerora, Kec. Sintang dengan felspar dari daerah Gunung Kelam dan
dilakukan dengan komposisi KS 2a:KS 5 = 60%:40%, pada temperatur
1170o C, menghasilkan keramik dengan susut bakar = 5,38 % dan
penyerapan air = 18,14%, dan perlu ditambah pelebur (felspar) untuk
bodi dengan penyerapan air < 5 %. -Felspar di daerah ini berupa
batuan dasit (?) berwarna putih abu2, bintik hitam, dan
terkekarkan. Dijumpai di wilayah Kecamatan Kelam Permai, Ds. Ajak,
Desa Merpak, Kaki Gunung Kelam, Ds. Kenukut dan Kaki Gunung Kelam,
Ds. Kenukut, ketiga lokasi ini merupakan satu tubuh berupa batuan
terobosan Sintang, mempunyai luas sebaran7-3
500 ha, diperkirakan sumber daya hipotetiknya 100.000.000 ton.
Hasil analisis Felpar/dasit di daerah Ds. Ajak, Desa Merpak,
kandungan : SiO2 =81,00, Al2O3 = 10,15 , Fe2O3 = 0,64 %, K2O =1,44
dan Na2O = 2,31 %. - Pasir Kuarsa di daerah ini dijumpai berupa
endapan aluvium dan batuan sedimen Formasi Dangkan, diperkirakan
berasal dari rombakan batuan Tonalit Sepauk, yang umumnya
berkomposisi asam. Terdapat di daerah: Bukit Sengkayang, Kec.
Sintang, Desa Pelimping, Kec. Kelam Permai, Desa Sengkuang, Kec.
Sintang, Tepi S. Jamela. Ds.Jerora, Kec. Sintang, dan Belakang
Kampus Akper, Kec. Sintang. Sumber daya hipotetik pasir kuarsa di
Kabupaten Sintang 6.000.000 ton. Dari hasil analisa SiO2 =
92,00-96,50, Al2O3 =1,06 - 3,78 , Fe2O3 =0,08 - 0,89 %, dan
berukuran butir dari +2 mm sampai (-1/4 + 1/8) mm. Pasir kuarsa
dalam industri umumnya digunakan dalam industri gelas/kaca serta
industri semen dan keramik sebagai bahan imbuhan. Endapan pasir
kuarsa di daerah Sengkuang dan Belakang Akademi Perawatan Sintang
telah ditambang sebagai pasir bangunan untuk keperluan Kota
Sintang. B. Mineral Logam Dan Batubara Dari data sekunder, mineral
logam yang terdapat di kabupaten Sintang adalah emas, yang umumnya
dijumpai berupa endapan placer, seperti yang dijumpai: Aliran
S.Serawai, Kec, Nanga Serawai, Sungai Putih, Mengkurar, Pinang,
Kebiyau, S.Mengah, S.Tembudang, dan Sisi S. Ketungau, Kampung
Sungai Belimbing, Ketungau Hilir, yang kesemuanya merupakan hasil
survei tinjau, dimana sumber dayanya tidak diketahui. Penambangan
yang sekarang masih berjalan terlihat pada beberapa tempat di dan
tepi Sungai Kapuas, dengan cara menghisap endapan aktif dengan
mengunakan perahu (istilah setempat Jack) dan memprosesnya sampai
memisahkannya (menggunakan air raksa) pada perahu tersebut. Di
Kabupaten ini terdapat 3 (tiga) cekungan batubara, yaitu : Cekungan
Ketungau, Cekungan Melawi dan Cekungan Mandai. Dari data sekunder,
batubara terdapat di daerah: Senaning, S.Tabun Ketungau Tengah,
Bukit Alat, Ambalan dan Sungai Serawai, Kec. Serawai. Sumber daya
Tereka endapan batubara di daerah Senaning 13.670.000 ton termasuk
dalam Formasi Ketungau, dengan Nilai Kalori = 6600 -7440Kolokium
Hasil Lapangan DIM, 2005
cal/gr, Sumber daya Tereka endapan batubara di daerah S.Tabun
Ketungau Tengah 18.000.000 ton termasuk dalam Formasi Kantu, dengan
Nilai Kalori = 7075 -7895 cal/gr, sedangkan di daerah Bukit Alat
mempunyai sumber daya tereka 13.000.000 ton, termasuk Formasi
Tebidah, dengan Nilai Kalori = 7835 cal/gr. Potensi Sumber Daya
Mineral Dan Batubara Kabupaten Kapuas Hulu (Gambar 3) A. Mineral
Non Logam - Andesit dijumpai berupa intrusi andesit dari batuan
terobosan Sintang dan Batuan Komplek Mafik Danau. Andesit batuan
terobosan Sintang, berwarna hitam bintik putih , porfiritik, masif
, sedangkan andesit dari dan Batuan Komplek Mafik Danau umumnya
terpropilitkan berwarna hijau, keras, banyak kekar. Terdapat di
daerahdaerah Desa Seluang, Kec. Embaloh Hilir, Desa Seluang, Kec.
Embaloh Hilir, dan G. Menala, Desa Mentebah, Kec. Mentebah), Kec.
Hulu Gurung, Kec Seberuang , Kec. Bunut Hulu, Kec. Batu Datu , Kec.
Puring Kencana , Gunung Tutop, Kec. Puring Kencana , Gunung Pancur,
Kec. Nanga Badau dan Desa Titin Peninjau, Kec. Empanang. Sumber
daya hipotetik andesit di Kabupaten Sanggau 395.000.000 m3 atau
987.500.000 ton. Andesit dapat digunakan sebagai bahan kontruksi
baik sebagai batu belah maupun sebagai split. Pada saat ini andesit
di daerah yang diuji petik telah ditambang, andesit di daerah
Seluang telah diusahakan oleh pengusaha lokal, diolah dengan mesin
stone Crusher dan diperoleh produk : pasir batu, split dengan
berbagai ukuran yang dapat digunakan sebagai bahan kontruksi jalan
dan bangunan. Sedangkan andesit di G. Menala, Desa Mentebah, Kec.
Mentebah ditambang rakyat secara tradisional. - Kaolin dijumpai
pada satuan alluvium, diperkirakan merupakan pelapukan dari felspar
yang berasal hasil rombakan dari batuan Granit Era (Kue) berupa
granit yang umumnya berkomposisi asam dan sisipan lempung kaolin
pada batuan kelompok Mandai. Terdapat di daerah-daerah : Desa Benua
Tengah, Kec. Embaloh Hilir, Jalan antara Simpang Silat dan Nanga
Silat, Desa Miau Merah, Kec. Silat Hilir dan Sekitar G. Menala,
Desa Mentebah, Kec. Mentebah. Sumber daya hipotetik endapan kaolin
di Kabupaten Kapuas Hulu adalah 32.000.000 ton. Analisis XRD
menunjukkan kaolin dan7-4
kuarsa, dan kandungan SiO2 = 83,50 , Al2O3 = 8,77, Fe2O3 = 0,00
%, K2O =0,41 dan Na2O = 0,45 - Lempung berupa endapan aluvium,
merupakan hasil rombakan batuan yang lebih tua. Terdapat di Kec.
Selimbau, Panai Hilir, Kec. Silat Hilir dan Nanga Selangkai, Kec.
Silat Hilir . - Pasir Kuarsa dijumpai berupa batuan sedimen Serpih
Silat, dan Batuan Kelompok Mandai diperkirakan berasal dari
rombakan batuan asam seperti granit, kemungkinan dari Batuan
Tonalit Sepauk dan Granit Era, yang umumnya berkomposisi asam.
Terdapat di daerah : Simpang Silat, Kec, Silat Hilir, Jalan antara
Simpang Silat dan Nanga Silat, Desa Miau Merah, Kec. Silat Hilir ,
Sekitar G. Menala, Desa Mentebah, Kec. Mentebah , dan Kec. Hulu
Gurung. Sumber daya hipotetik pasir kuarsa di Kabupaten ini
40.000.000 ton. Dari hasil analisis kimia terdiri dari SiO2 =
88,91- 96,60 %, Al2O3 = 1,92 - 6,83 % dan Fe2O3 =0,08 - 0,97 %
berukuran butir dari +2 mm sampai (-1/4 + 1/8) mm, terdiri dari
kuarsa, felspar, mineral berat dan material organik. Sampai saat
ini endapan pasir kuarsa didaerah ini belum dimanfaatkan. - Sirtu
merupakan endapan aluvium , berupa fragmen batuan andesit
terpropilitkan, kerakal dan kerikil kuarsa. Terdapat di Sungai
Palin, Desa Benua Tengah, Kec Embaloh Hilir , Desa Seban, Kec.
Putusibau, dan S. Menaren, Desa Tekalon, Kec. Mentebah. Mempunyai
sumber daya hipotetik 1.375.000 ton. Saat ini sirtu di daerah ini
digunakan sebagai bahan pembuatan jalan antara Putusibau sampai
perbatasan Malaysia. - Batugamping merupakan lensa dalam Batuan
Kelompok Selangkai, terdapat di Sungai Buluan, Ds. Lubuk Antu, Kec.
Hulu Gurung. Keterdapatan batugamping merupakan hasil survei tinjau
Kanwil Pertambangan Energi Provinsi Kalimantan Barat. B. Potensi
Mineral Logam Dan Batubara Dari data sekunder, mineral logam yang
terdapat di kabupaten Kapuas Hulu adalah emas, air raksa dan
antimon. Emas dijumpai di Kec. Manday mempunyai sumber dayanya
terukur bijih 1.211.450,34 ton, logam 0,138 ton sedangkan di Kec.
Bunut Hulu Manday mempunyai sumber dayanya terukur bijih 3.604.485
ton, logam 1,157 ton. Air raksa dijumpai di Pesinduk, Kec.Kolokium
Hasil Lapangan DIM, 2005
Bunut Hulu berupa endapan primer dan placer, endapan primernya
mempunyai sumber daya terukur 32,988 ton dengan kadar Hg = 0,70 %,
sedangkan endapan plascer mempunyai sumber daya terindikasi 34,25
ton dengan kadar Hg = 70 - 75 %. Mineral logam Antimon terdapat di
Bukit Prupuk, Kec. Boyan Hulu dijumpai berupa Urat stibnite dan
replasmen dalam lensa batugamping Kelompok Batuan Selangkai, KP
Eksplorasi PT MAKMUR PRATAMA INDONESIA, Kadar bijih= 70-95 %. Di
Kabupaten ini terdapat 2 (dua) cekungan batubara, yaitu : Cekungan
Ketungau dan Cekungan Mandai. Dari data sekunder, batubara terdapat
di daerah : Empanang, Emban dan Bunut. Semuanya termasuk dalam
Cekungan Ketungau. Sumber daya Tereka endapan batubara di daerah
Empanang 8.300.000 ton termasuk dalam Formasi Kantu, ketebalan 0.80
m, dengan nilai kalori 7140 kcal/gr, Sumber daya Tereka endapan
batubara di daerah Emban 41.500.000 ton termasuk dalam Formasi
Kantu, ketebalan 0,4 - 1,2 m, dengan nilai kalori 6000 - 7000
cal/gr, sedangkan di daerah Bunut mempunyai sumber daya tereka
92.200.000 ton, termasuk Formasi Kantu, ketebalan 0,56 - 1,32 m,
dengan nilai kalori 5335 - 6935 cal/gr. Prospek Pemanfaatan Dan
Pengembangan Mineral Non Logam Untuk mengetahui prospek pemanfaatan
bahan galian maka pengkajian atau penilaiannya didasarkan pada
beberapa aspek antara lain : kualitas, kuantitas, lokasi dan
pemasaran, disamping aspek lainnya. Kajian mengenai prospek
pengembangan bahan galian tidak terlalu berbeda dengan dasar
penilaian terhadap prospek pemanfaatannya. Namun untuk prospek
pengembangan lebih diarahkan pada kemungkinan pengusahaan dalam
skala yang relatif lebih besar di masa yang akan datang, dikaitkan
dengan pusatpusat pertumbuhan dan peluang ekspor sejalan dengan
permintaan pasar dalam dan luar negeri. Untuk mengetahui prospek
pemanfaatan dan pengembangan bahan galian mineral non logam atau
mineral industri di Kabupaten Sintang dan Kapuas Hulu perlu
dilakukan analisis potensi dan kegunaan bahan galian tersebut.
Adapun aspek yang menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan
kegiatan tersebut, adalah RTRW, teknis, potensi (kualitas dan
kuantitas) dan sosio ekonomi. Perhatian terhadap7-5
karakteristik sumber daya mineral non logam (bahan galian
industri) adalah cukup penting, dikarenakan masing-masing bahan
galian tersebut mempunyai karakteristik atau sifat yang khusus
pula.Umumnya mineral non logam yang ditemukan tersebar di beberapa
daerah dengan mutu dan cadangan/sumber daya belum banyak diketahui
dan masih diperlukan penyelidikan lebih rinci untuk mengetahui
masih secara pasti mengenai mutu dan cadangan/sumber dayanya. Dari
hasil kajian sampai saat ini, terdapat beberapa bahan galian
mineral non logam di Kabupaten Sintang dan Kabupaten Kapuas Hulu
yang perlu mendapat perhatian, dan diharapkan daerah
keterdapatannya dapat dijadikan daerah prospek untuk dikembangkan
lebih lanjut dan mampu menjadi unggulan. a. Bahan Galian Keramik Di
daerah Sintang dan sekitarnya dijumpai bahan galian keramik berupa
kaolin dan feldspar, kaolin merupakan endapan alluvium, yang
berasal hasil rombakan dari batuan Tonalit Sepauk berupa granit,
tonalit, yang umumnya berkomposisi asam dan feldspar berasal dari
batuan dasit batuan. Sumber daya hipotetik endapan ini di Kabuapten
Sintang 2.800.000 m3 atau 7.000.000 ton. Melihat potensi dan
kualitas dari kaolin dan felspar di daerah ini dapat dikembangkan
sebagai bahan baku industri keramik, karena daerah ini dekat dengan
Kawasan Andalan Sanggau (Kawasan Katulistiwa), yang merupakan salah
satu kawasan andalan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Dalam
pengembangannya perlu diperhatikan tataguna lahannya, karena
menurut tataguna hutan sebagian endapan kaolin terletak pada Hutan
Wisata Baning di Kota Sintang dan endapan feldspar pada Taman
Wisata Alam Gunung Kelam. Di daerah Kabupaten Kapuas Hulu dijumpai
bahan galian keramik berupa kaolin, yang dijumpai pada satuan
alluvium, diperkirakan merupakan pelapukan dari felspar yang
berasal hasil rombakan dari batuan Granit Era (Kue) berupa granit
yang umumnya berkomposisi asam dan sisipan lempung pada batuan
Kelompok Mandai. Sumber daya hipotetik endapan kaolin di daerah uji
petik 32.000.000 ton. Potensi kaolin di daerah ini dapat merupakan
sumbangan bagi industri keramik di Indonesia, khususnya di wilayah
Kawasan Timur Indonesia (KTI) b. Bahan Galian Industri
Bahan galian industri yang dijumpai di Kabupaten Sintang adalah
pasir kuarsa berupa endapan aluvium dan batuan sedimen Formasi
Dangkan, diperkirakan berasal dari rombakan batuan Tonalit Sepauk,
yang umumnya berkomposisi asam. Diperkirakan sumber daya
hipotetiknya 10.000.000 ton.. Dari hasil analisis kimia endapan
pasir kuarsa di daerah ini kandungan SiO2 = 92-96 %, Al2O3 =
1,71-3,78 % dan Fe2O3 = 0,08-0,89 %. Di Kabupaten Kapuas Hulu pasir
kuarsa berupa batuan sedimen Formasi Silat dan sisipan pada batuan
Kelompok Mandai mempunyai sumber daya hipotetik 30.000.000 ton Dari
hasil analisis kimia endapan pasir kuarsa di daerah ini kandungan
SiO2 = 88,91-96,60 %, Al2O3 = 1,92-7,00 % dan Fe2O3 = 0,08-0,97 %,
dengan potensi yang ada diharapkan pasir kuarsa di daerah ini dapat
digunakan sebagai baku dalam industri gelas/kaca serta industri
semen dan keramik sebagai bahan imbuhan. c. Bahan Galian Bangunan
Bahan galian bangunan di Kabupaten Sintang adalah andesit (istilah
komoditi). Mempunyai sumber daya hipotetik 9.570.000.000 ton.
Andesit dapat digunakan sebagai bahan kontruksi baik sebagai batu
belah maupun sebagai split. Panjang jalan di kabupaten Sintang
adalah 1.586,47 km baik berupa jalan negara, provinsi maupun jalan
kabupaten. Jalan ini mempunyai arti penting sebagai sarana
perhubungan di kabupaten ini dalam arus barang dan jasa, seperti
diketahui sarana jalan ke sentra ekonomi di daerah ini seperti :
perkebunan sawit, perkebunan karet, pertambangan batubara atau ke
wilayah kecamatan tertentu , di utara : Kecamatan Ketungau Hilir,
Tengah dan Hulu serta di selatan : Kecamatan Dedai, Serawai dan
Ambalau masih dalam keadaan rusak . Dari data Kantor Statistik
panjang jalan yang rusak adalah 1.074,85 km (67,75 %) dan kondisi
sedang 266,13 km (16,77 %), jadi masih 1340,98 km (84,52 %) panjang
jalan yang masih harus diperbaiki. Bahan galian bangunan di
Kabupaten Kapuas adalah andesit (istilah komoditi). berupa intrusi
andesit dari batuan terobosan Sintang dan Batuan Komplek Mafik
Danau. Sumber daya hipotetik andesit di daerah ini adalah
395.000.000 m3 atau 987.500.000 ton. Panjang jalan di kabupaten
Kapuas Hulu adalah 1.092,38 km baik berupa jalan negara, provinsi
maupun jalan kabupaten. Jalan ini mempunyai arti penting sebagai
sarana perhubungan di kabupaten ini dalam arus barang dan jasa,
seperti diketahui sarana7-6
Kolokium Hasil Lapangan DIM, 2005
jalan ke sentra ekonomi di daerah ini, seperti antar kecamatan
dan ke arah perbatasan Malaysia masih dalam keadaan rusak . Dari
data Kantor Statistik setempat panjang jalan yang rusak lebih dari
50 %.Dengan potensi andesit yang ada, keperluan bahan baku untuk
perbaikan jalan di ke dua daerah ini dapat dipenuhi. Untuk
mengurangi biaya perbaikan, diharapkan perbaikan jalan di daerah
ini sesuai dengan lokasi andesit, dimana jalan itu akan dibuat.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Setelah dilakukan inventarisasi dan
evaluasi, baik hasil lapangan serta hasil kajian dari berbagai
sumber pustaka, di Kabupaten Sintang terdapat 29 (dua puluh
sembilan) lokasi bahan galian mineral non logam berupa : andesit,
kaolin, ball clay, pasir kuarsa, dan felspar ; mineral Logam
terdapat 8 (delapan) lokasi berupa : emas serta batubara 5 (lima)
lokasi. Di Kabupaten Kapuas Hulu terdapat 24( dua puluh empat )
lokasi bahan galian mineral non logam berupa : andesit, kaolin,
pasir kuarsa, batugamping, sirtu, dan lempung, mineral Logam
terdapat 6 (enam) lokasi berupa : emas, air raksa dan antimon serta
batubara 4 (empat) lokasi. Dari hasil kajian potensi beberapa
mineral non logam yang mungkin dapat dikembangkan pada setiap
kabupaten adalah : a. Bahan Galian Keramik Di daerah Sintang dan
sekitarnya dijumpai bahan galian keramik berupa kaolin dan
feldspar, sumber daya hipotetiknyanya 130.000.000 m3 atau
260.000.000 ton, felspar dijumpai di Gunung Kelam wilayah Kecamatan
Kelam Permai, diperkirakan sumber daya hipotetiknya 100.000.000
ton. Hasil campuran kaolin dan felspar dengan dibuat ubin ukuran 11
X 11 cm dengan komposisi kaolin : felspar = 60 % : 40 %, komposisi
tersebut pada temperatur 1170o C, mempunyai susut bakar = 5,38 %
dan penyerapan air = 18,14 %, dari hasil test tersebut, komposisi
tersebut perlu ditambah pelebur (felspar) agar didapatkan bodi
dengan penyerapan air < 5 %. Di daerah Kabupaten Kapuas Hulu
dijumpai bahan galian keramik berupa kaolin, sumber daya hipotetik
endapan kaolin di daerah ini 32.000.000 ton. Melihat potensi dan
kualitas dari kaolin dan felspar di daerah ini dapat dikembangkan
sebagai bahan baku industri keramik, karena daerah ini dekat
denganKolokium Hasil Lapangan DIM, 2005
Kawasan Andalan Sanggau (Kawasan Katulistiwa), yang merupakan
salah satu kawasan andalan Kawasan Timur Indonesia (KTI). b. Bahan
Galian Industri Bahan galian industri yang dijumpai di Kabupaten
Sintang adalah pasir kuarsa dengan sumber daya hipotetiknya
520.000.000 m3 atau 1.040.000.000 ton. Dari hasil analisis kimia
endapan pasir kuarsa di daerah ini kandungan SiO2 = 92-96 %, Al2O3
= 1,71-3,78 % dan Fe2O3 = 0,08-0,89 %, Bahan galian industri yang
dijumpai di Kabupaten Kapuas Hulu adalah pasir kuarsa, diperkirakan
sumber daya hipotetiknya 30.000.000 ton dari kandungan SiO2 =
88,91-96,60 %, Al2O3 = 1,92-7,00 % dan Fe2O3 = 0,08-0,97 %, dengan
potensi yang ada diharapkan pasir kuarsa di daerah ini dapat
digunakan sebagai baku dalam industri gelas/kaca serta industri
semen dan keramik sebagai bahan imbuhan. c. Bahan Galian Bangunan
Bahan galian bangunan di Kabupaten Sintang adalah andesit (istilah
komoditi), mempunyai sumber daya hipotetik 9.570.000.000 ton. Bahan
galian bangunan di Kabupaten Kapuas Hulu adalah andesit (istilah
komoditi), sumber daya hipotetik andesit di daerah ini adalah
395.000.000 m3 atau 987.500.000 ton. Dengan potensi andesit yang
ada, keperluan bahan baku untuk perbaikan jalan di ke dua daerah
ini dapat dipenuhi. Untuk mengurangi biaya perbaikan, diharapkan
perbaikan jalan di daerah ini sesuai dengan lokasi andesit, dimana
jalan itu akan dibuat. Saran Dari hasil kajian sampai saat ini,
terdapat beberapa mineral non logam yang perlu mendapat perhatian,
dan diharapkan daerah keterdapatannya dapat dijadikan daerah
prospek untuk dikembangkan lebih lanjut : - Kaolin dan Pasir Kuarsa
di daerah Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang - Felspar di daerah
sekitar Gunung Kelam, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang -
Andesit sebagai bahan agregat bangunan di daerah sekitar Kecamatan
Kelam Permai, Kecamatan Sintang, Kecamatan Ketungau Hilir Kabupaten
Sintang - Andesit sebagai bahan agregat bangunan di daerah
sekitar7-7
-
Kecamatan Embaloh Hilir dan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu
Pasir kuarsa dan kaolin di daerah Kecamatan Silat Hilir dan
Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu
Proses penentuan kebijaksanaan dan pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan pendayagunaan sumber daya mineral baik untuk
kegiatan pemerintah ataupun dunia usaha dan masyarakat pada umumnya
sangat dipengaruhi oleh tersedianya informasi. Perlu dibangun Bank
Data Potensi Sumber Daya Mineral, Batubara dan Energi di setiap
Kabupaten yang berisi potensi yang kualitas dan kuantitas
informasinya dapat digunakan dalam perencanaan pembangunan untuk
wilayah lokal, regional maupun nasional. PUSTAKA 1. 2. Amiruddin,
dkk., 1993, Peta Geologi Lembar Nangapinoh, Kalimantan skala 1 :
250.000, PPPG Bandung Hardigaloeh,A. dkk., 1986, Inventarisasi
Bahan Galian dan Energi di Kabupaten Sintang, Kalbar, BAPPEDA
Provinsi KALBAR Heryanto, dkk., 1993, Peta Geologi Lembar Sintang,
Kalimantan skala 1 : 250.000, PPPG Bandung Lasmana, R. dkk., 1995,
Inventarisasi Bahan Galian Di Kecamatan Hulu Gurung dan sekitarnya,
Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar, Kanwil Pertambangan dan Energi
Provinsi KALBAR Margono,U., dkk., 1995, Peta Geologi Lembar
Tumbang-hiram, Kalimantan skala 1 : 250.000, PPPG Bandung
3. 4.
5.
Kolokium Hasil Lapangan DIM, 2005
7-8
Gambar 1. Lokasi Daerah Penyelidikan
Kolokium Hasil Lapangan DIM, 2005
7-9
Gambar 2. Peta Lokasi Sumber Daya Mineral Dan Batubara Di
Kabupaten Sintang
Kolokium Hasil Lapangan DIM, 2005
7-9
7-10
Gambar 3. Peta Lokasi Sumber Daya Mineral Dan Batubara Di
Kabupaten Kapuas Hulu
Kolokium Hasil Lapangan DIM, 2005
7-10
7-11