56 7. LAMPIRAN Lampiran 1. PENGAMATAN JENIS KOLONI KAPANG SELAMA PENYIMPANAN PADA ROTI TAWAR DENGAN PENAMBAHAN ESTER SUKROSA Perlakuan Jumlah Species Inokulasi Penampakan Koloni Kapang Jenis Kapang Sampel Hari Roti Tawar 0,00% ES 0 3 Warna hijau lumut tua, permukaan seperti beludru Penicillium sp 2 Warna putih, permukaan licin dan mengkilap Aureobasidium sp 1 Warna pink, permukaan licin dan mengkilap Aureobasidium sp 3 1 2 Warna hitam, permukaan serabut berserbuk Aspergillus sp 1 Warna hijau lumut, permukaan serabut berserbuk Aspergillus sp 2 2 3 Warna hitam, permukaan serabut berserbuk Aspergillus sp 1 Warna hijau lumut, permukaan serabut berserbuk Aspergillus sp 2 Warna abu – abu putih, permukaan berserabut seperti kapas Mucor sp 3 1 Warna cokelat oranye, permukaan berupa serabut halus Aspergillus sp 4 4 1 Warna hijau lumut, permukaan serabut berserbuk Aspergillus sp 2
56
Embed
7. LAMPIRAN - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/7845/8/07.70.0101 Hana Yovani Iteh-LAMPIRAN.pdf · konidiofora merupakan alasan mengapa jenis kapang ini juga ... bagian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
56
7. LAMPIRAN
Lampiran 1. PENGAMATAN JENIS KOLONI KAPANG SELAMA
PENYIMPANAN PADA ROTI TAWAR DENGAN
PENAMBAHAN ESTER SUKROSA
Perlakuan Jumlah
Species Inokulasi
Penampakan Koloni
Kapang Jenis Kapang
Sampel Hari
Roti
Taw
ar 0
,00%
ES
0 3
Warna hijau lumut tua,
permukaan seperti
beludru
Penicillium sp 2
Warna putih,
permukaan licin dan
mengkilap
Aureobasidium sp 1
Warna pink,
permukaan licin dan
mengkilap
Aureobasidium sp 3
1 2
Warna hitam,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 1
Warna hijau lumut,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 2
2 3
Warna hitam,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 1
Warna hijau lumut,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 2
Warna abu – abu putih,
permukaan berserabut
seperti kapas
Mucor sp
3 1
Warna cokelat oranye,
permukaan berupa
serabut halus
Aspergillus sp 4
4 1
Warna hijau lumut,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 2
57
Roti
Taw
ar 0
,25%
ES
0 -
- -
1 1
Warna putih,
permukaan licin dan
mengkilap
Aureobasidium sp 1
2 2
Warna hitam,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 1
Warna hijau lumut,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 2
3 2
Warna hijau lumut,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 2
Warna putih,
permukaan licin dan
mengkilap
Aureobasidium sp 1
4 4
Warna hijau lumut,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 2
Warna putih,
permukaan licin dan
mengkilap
Aureobasidium sp 1
Warna cokelat tua,
permukaan licin dan
mengkilap
Aureobasidium sp 4
Warna hijau lumut tua,
permukaan seperti
beludru
Penicillium sp 2
58
Roti
Taw
ar 0
,50%
ES
0 1
Warna putih,
Permukaan berupa
serabut halus
Fusarium sp 2
1 2
Warna hijau lumut,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 2
Warna cokelat,
Permukaan berserabut
halus, bagian tengah
koloni menonjol
Cladosporium sp 2
2 3
Warna hitam,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 1
Warna hijau lumut,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 2
Warna putih,
Permukaan seperti
beludru
Aspergillus sp 6
3
Warna hijau lumut,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 2
Warna hijau lumut tua,
permukaan seperti
beludru
Penicillium sp 2
4 2
Warna hitam,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 1
Warna abu – abu putih, permukaan berserabut
seperti kapas
Mucor sp
Roti
Taw
ar 0
,75%
ES
0 -
- -
1 1
Warna hitam,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 1
59
Roti
Taw
ar 0
,75%
ES
2 3
Warna hitam,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 1
Warna putih,
permukaan licin dan
mengkilap
Aureobasidium sp 1
Warna abu – abu putih,
permukaan berserabut
seperti kapas
Mucor sp
3 2
Warna hijau lumut,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 2
Warna putih,
permukaan licin dan
mengkilap
Aureobasidium sp 1
4 2
Warna hitam,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 1
Warna hijau lumut,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 2
Roti
Taw
ar 1
,00
% E
S
0 -
- -
1 2
Warna hitam,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 1
Warna hijau lumut,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 2
2 2
Warna hijau lumut,
permukaan serabut
berserbuk
Aspergillus sp 2
Warna putih,
permukaan licin dan
mengkilap
Aureobasidium sp 1
3 2
Warna abu – abu putih,
permukaan berserabut
seperti kapas
Mucor sp
Warna hijau lumut tua,
permukaan seperti
beludru
Penicillium sp 2
60
Roti
Taw
ar
1,0
0%
ES
4 1
Warna abu – abu putih,
permukaan berserabut
seperti kapas
Mucor sp
61
Lampiran 2. KARAKTERISTIK DAN MORFOLOGI KAPANG YANG
TUMBUH PADA ROTI TAWAR DENGAN PENAMBAHAN
ESTER SUKROSA
ISOLAT 1
a b
Gambar 25. Penampakan Koloni Aspergillus sp 1 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10 Perbesaran : 100 x 10
Gambar 26. Penampakan Mikroskopik Aspergillus sp 1
Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 1 memiliki penampakan
koloni berwarna hitam pada bagian atas media dan putih pada bagian bawah (Gambar
25). Jenis kapang ini memiliki permukaan koloni serabut berserbuk dengan tipe
pertumbuhan koloni velvety. Hal yang menentukan kapang ini termasuk ke dalam genus
Aspergillus adalah ditemukannya hifa berseptat, sel kaki, dan vesikel pada ujung
konidiofora. Selain itu, kapang ini memiliki ciri – ciri lain yaitu konidiofora yang tidak
berseptat dan tidak bercabang, serta konidia yang berbentuk globose (Gambar 26).
Pengamatan mikroskop dilakukan pada perbesaran 40 x 10 untuk melihat tipe
pertumbuhan koloni, dan pada perbesaran 100 x 10 untuk melihat secara lebih jelas
penampakan bagian – bagian mikroskopik kapang jenis ini.
konidiofora nonseptate
konidia
62
ISOLAT 2
a b
Gambar 27. Penampakan Koloni Aspergillus sp 2 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10 Perbesaran : 10 x 10
Gambar 28. Penampakan Mikroskopik Aspergillus sp 2
Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 2 memiliki penampakan
koloni berwarna hijau lumut pada bagian atas media dan putih kekuningan pada bagian
bawah (Gambar 27). Sama seperti isolat sebelumnya, isolat 2 memiliki permukaan
koloni serabut berserbuk. Namun yang membedakan adalah isolat 2 memiliki tipe
pertumbuhan koloni lanose. Adanya hifa berseptat, sel kaki, dan vesikel pada ujung
konidiofora merupakan alasan mengapa jenis kapang ini juga dikelompokkan ke dalam
genus Aspergillus. Selain itu, kapang ini memiliki ciri – ciri lain yaitu konidiofora yang
tidak berseptat dan tidak bercabang, serta konidia yang berbentuk globose (Gambar 28).
Pengamatan mikroskop dilakukan pada perbesaran 40 x 10 untuk melihat secara lebih
jelas penampakan bagian – bagian mikroskopik jenis kapang ini. Pengamatan juga
dilakukan pada perbesaran 10 x 10, dimana pada perbesaran ini ditemukan adanya sel
kaki.
konidia
vesikel
konidiofora nonseptate
sel kaki
63
ISOLAT 3
a b
Gambar 29. Penampakan Koloni Aspergillus sp 3 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 30. Penampakan Mikroskopik Aspergillus sp 3
Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 3 memiliki penampakan
koloni berwarna hijau lumut pada bagian atas media dan putih kekuningan pada bagian
bawah (Gambar 29). Jenis kapang ini juga memiliki permukaan koloni serabut
berserbuk dan tipe pertumbuhan koloni lanose. Adanya hifa berseptat, sel kaki, dan
vesikel pada ujung konidiofora merupakan alasan mengapa jenis kapang ini juga
dikelompokkan ke dalam genus Aspergillus. Selain itu, kapang ini memiliki ciri – ciri
lain yaitu konidiofora yang tidak berseptat dan tidak bercabang, serta konidia yang
berbentuk globose (Gambar 30). Pengamatan mikroskop dilakukan pada perbesaran 40
x 10 untuk melihat secara lebih jelas penampakan bagian – bagian mikroskopik jenis
kapang ini. Pengamatan koloni pada media PDA dan penampakan mikroskopik
Aspergillus sp 3 memiliki ciri yang sama dengan Aspergillus sp 2. Akan tetapi, dapat
dilihat bahwa Aspergillus sp 3 memiliki pertumbuhan koloni pada media PDA yang
menyebar dan beraturan sedangkan Aspergillus sp 2 memiliki pertumbuhan koloni yang
menyebar namun tidak beraturan.
konidia
vesikel
konidiofora nonseptate
sel kaki
64
ISOLAT 4
a b
Gambar 31. Penampakan Koloni Aspergillus sp 4 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 32. Penampakan Mikroskopik Aspergillus sp 4
Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 4 memiliki penampakan
koloni berwarna cokelat oranye pada bagian atas maupun bagian bawah media (Gambar
31). Jenis kapang ini memiliki permukaan koloni serabut halus dengan tipe
pertumbuhan koloni lanose. Hal yang menentukan kapang ini termasuk ke dalam genus
Aspergillus adalah ditemukannya hifa berseptat, sel kaki, dan vesikel pada ujung
konidiofora. Selain itu, kapang ini memiliki ciri – ciri lain yaitu konidiofora yang tidak
berseptat dan tidak bercabang, adanya fialida, serta konidia yang berbentuk globose
(Gambar 32). Pengamatan mikroskop dilakukan pada perbesaran 40 x 10 untuk melihat
penampakan bagian – bagian mikroskopik kapang jenis ini.
konidiofora nonseptate
konidia
fialida
vesikel
65
ISOLAT 5
a b
Gambar 33. Penampakan Koloni Aspergillus sp 5 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 34. Penampakan Mikroskopik Aspergillus sp 5
Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 5 memiliki penampakan
koloni berwarna cokelat tua pada bagian atas dan cokelat krem bagian bawah media
(Gambar 33). Hal yang membedakan species ini dengan species - species Aspergillus
sebelumnya adalah permukaan koloni yang seperti beludru dan kompak. Jenis kapang
ini juga memiliki tipe pertumbuhan koloni lanose. Hal yang juga menentukan kapang
ini termasuk ke dalam genus Aspergillus adalah ditemukannya hifa berseptat, sel kaki,
dan vesikel pada ujung konidiofora. Selain itu, kapang ini memiliki ciri – ciri lain yaitu
konidiofora yang tidak berseptat dan tidak bercabang, serta konidia yang berbentuk
globose (Gambar 34). Pengamatan mikroskop dilakukan pada perbesaran 40 x 10 untuk
melihat penampakan bagian – bagian mikroskopik kapang jenis ini.
sel kaki
konidia
konidiofora nonseptate
vesikel
66
ISOLAT 6
a b
Gambar 35. Penampakan Koloni Aspergillus sp 6 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 36. Penampakan Mikroskopik Aspergillus sp 6
Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 6 memiliki penampakan
koloni berwarna putih pada bagian atas maupun bagian bawah media (Gambar 35).
Jenis kapang ini memiliki permukaan koloni yang seperti beludru dan tipe pertumbuhan
koloni lanose. Hal yang juga menentukan kapang ini termasuk ke dalam genus
Aspergillus adalah ditemukannya hifa berseptat, sel kaki, dan vesikel pada ujung
konidiofora. Selain itu, kapang ini memiliki ciri – ciri lain yaitu konidiofora yang tidak
berseptat dan tidak bercabang, adanya fialida, serta konidia yang berbentuk globose
(Gambar 36). Pengamatan mikroskop dilakukan pada perbesaran 40 x 10 untuk melihat
penampakan bagian – bagian mikroskopik kapang jenis ini.
konidiofora nonseptate
sel kaki
fialida
vesikel
konidia
67
ISOLAT 7
a b
Gambar 37. Penampakan Koloni Aspergillus sp 7 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 38. Penampakan Mikroskopik Aspergillus sp 7
Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 7 memiliki penampakan
koloni berwarna hijau lumut muda dengan warna putih di bagian pinggir pada bagian
atas media dan putih kehijauan pada bagian bawah media (Gambar 37). Jenis kapang ini
memiliki permukaan koloni yang sama dengan Aspergillus sp 5 yaitu seperti beludru
dan kompak. Tipe pertumbuhan koloni jenis kapang ini adalah velvety. Adanya hifa
berseptat, sel kaki, vesikel pada ujung konidiofora, konidiofora yang cenderung tidak
berseptat, fialida, dan spora yang berupa konidia berbentuk globose membuat kapang
ini dikelompokkan ke dalam genus Aspergillus (Gambar 38). Pengamatan mikroskop
dilakukan pada perbesaran 40 x 10 untuk mengamati penampakan bagian – bagian
mikroskopik kapang jenis ini.
konidia
fialida
vesikel
konidiofora nonseptate
68
ISOLAT 8
a b
Gambar 39. Penampakan Koloni Aureobasidium sp 1 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10 Perbesaran : 100 x 10
Gambar 40. Penampakan Mikroskopik Aureobasidium sp 1
Berdasarkan penampakan yang diamati pada media PDA, isolat 8 memiliki penampakan
koloni berwarna putih pada bagian atas maupun bagian bawah media (Gambar 39).
Jenis kapang ini memiliki permukaan koloni yang licin dan mengkilap. Hal yang
menjadi alasan jenis kapang ini dikelompokkan ke dalam genus Aureobasidium adalah
adanya konidia berbentuk oval yang disebut hyaline, hifa berseptat, dan bentuk
konidiofora yang simple dan pendek (Gambar 40). Pengamatan mikroskop dilakukan
pada perbesaran 40 x 10 dan 100 x 10.
hifa berseptat
hyaline
konidiofora
69
ISOLAT 9
a b
Gambar 41. Penampakan Koloni Aureobasidium sp 2 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10 Perbesaran : 100 x 10
Gambar 42. Penampakan Mikroskopik Aureobasidium sp 2
Berdasarkan penampakan yang diamati pada media PDA, isolat 9 memiliki penampakan
koloni berwarna cokelat krem pada bagian atas maupun bagian bawah media (Gambar
41). Sama seperti jenis Aureobasidium sebelumnya, jenis kapang ini juga memiliki
permukaan koloni yang licin dan mengkilap. Hal yang menjadi alasan jenis kapang ini
dikelompokkan ke dalam genus Aureobasidium adalah adanya konidia berbentuk oval
yang disebut hyaline dan hifa berseptat (Gambar 42). Meski tidak terlihat pada Gambar
35, Aureobasidium sp 2 juga memiliki bentuk konidiofora yang simple dan pendek.
Pengamatan mikroskop dilakukan pada perbesaran 40 x 10 dan 100 x 10.
hyaline
hifa berseptat
70
ISOLAT 10
a b
Gambar 43. Penampakan Koloni Aureobasidium sp 3 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10 Perbesaran : 100 x 10
Gambar 44. Penampakan Mikroskopik Aureobasidium sp 3
Berdasarkan penampakan yang diamati pada media PDA, isolat 10 memiliki
penampakan koloni berwarna pink pada bagian atas maupun bagian bawah media
(Gambar 43). Sama seperti jenis – jenis Aureobasidium sebelumnya, jenis kapang ini
memiliki permukaan koloni yang licin dan mengkilap. Adanya konidia berbentuk oval
yang disebut hyaline, hifa berseptat, dan bentuk konidiofora yang simple dan pendek
juga menjadi alasan mengapa kapang jenis ini dikelompokkan ke dalam genus
Aureobasidium (Gambar 44). Pengamatan mikroskop jenis kapang ini juga dilakukan
pada perbesaran 40 x 10 dan 100 x 10.
hifa berseptat
hyaline
konidiofora
71
ISOLAT 11
a b
Gambar 45. Penampakan Koloni Aureobasidium sp 4 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10 Perbesaran : 100 x 10
Gambar 46. Penampakan Mikroskopik Aureobasidium sp 4
Isolat 11 memiliki penampakan koloni berwarna putih krem sampai cokelat tua pada
bagian atas maupun pada bagian bawah media PDA (Gambar 45). Jenis kapang ini juga
memiliki permukaan koloni yang licin dan mengkilap. Hal – hal yang menjadi alasan
mengapa jenis kapang ini juga dikelompokkan ke dalam genus Aureobasidium adalah
adanya konidia berbentuk oval yang disebut hyaline, hifa berseptat, dan bentuk
konidiofora yang simple dan pendek (Gambar 46). Pengamatan mikroskop juga
dilakukan pada perbesaran 40 x 10 dan 100 x 10.
hifa berseptat
konidiofora
hyaline
72
ISOLAT 12
a b
Gambar 47. Penampakan Koloni Cladosporium sp 1 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 48. Penampakan Mikroskopik Cladosporium sp 1
Berdasarkan penampakan yang diamati pada media PDA, isolat 12 memiliki
penampakan koloni yang berwarna cokelat pada bagian atas dan hitam kehijauan pada
bagian bawah media (Gambar 47). Isolat 12 merupakan koloni kapang yang memiliki
permukaan seperti beludru dan terdapat tonjolan pada bagian tengah. Jenis kapang ini
memiliki hifa berseptat dan sel kaki. Hal – hal yang menjadi alasan bahwa kapang ini
dikelompokkan ke dalam genus Cladosporium adalah adanya konidiofora berseptat dan
bercabang, serta spora yang berupa konidia berbentuk oval dan berentetan membentuk
rantai konidial (Gambar 48). Pengamatan untuk melihat penampakan mikroskopik janis
kapang ini dilakukan pada perbesaran 40 x 10.
rantai konidial
sel kaki
hifa berseptat
73
ISOLAT 13
a b
Gambar 49. Penampakan Koloni Cladosporium sp 2 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 50. Penampakan Mikroskopik Cladosporium sp 2
Sama seperti isolat sebelumnya, isolat 13 juga dikelompokkan ke dalam genus
Cladosporium. Hal ini dapat dilihat dari penampakan yang dilihat pada media PDA,
bahwa isolat ini memiliki permukaan koloni yang menonjol pada bagian tengahnya.
Isolat 13 juga memiliki koloni yang berwarna cokelat pada bagian atas media dan hitam
kehijauan pada bagian bawah media. Namun yang membedakan dengan jenis
Cladosporium sebelumnya adalah jenis ini memiliki koloni yang berserabut halus
(Gambar 49). Hal lainnya yang menyebabkan isolat ini dikelompokkan ke dalam genus
Cladosporium adalah adanya konidiofora berseptat dan bercabang, serta spora yang
berupa konidia berbentuk oval dan berentetan membentuk rantai konidial. Ciri – ciri
mikroskopik lainnya yang dimiliki jenis kapang ini adalah adanya hifa berseptat dan sel
kaki (Gambar 50). Pengamatan untuk melihat penampakan mikroskopik janis kapang
ini dilakukan pada perbesaran 40 x 10.
rantai konidial
hifa berseptat
sel kaki
konidiofora berseptat
74
ISOLAT 14
a b
Gambar 51. Penampakan Koloni Drechslera sp 1 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 52. Penampakan Mikroskopik Drechslera sp 1
Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 14 memiliki
penampakan koloni yang berwarna hitam dengan tonjolan pada bagian tengahnya pada
bagian atas media dan warna hitam dengan pinggiran koloni berwarna putih pada bagian
bawah media (Gambar 51). Isolat 14 merupakan koloni kapang yang permukaannya
kompak dan seperti beludru. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dengan
mikroskop, isolat 14 dikelompokkan ke dalam kapang genus Drechslera. Hal ini
disebabkan karena isolat 14 memiliki penampakan mikroskop sebagai berikut; yaitu
memiliki konidiofora berseptat namun tidak bercabang dan spora berupa konidia
berbentuk silinder, berwarna cokelat tua, dan adanya garis melintang (Gambar 52). Ciri
– ciri mikroskopik lainnya adalah hifa berseptat dan adanya sel kaki. Pengamatan untuk
melihat penampakan mikroskopik janis kapang ini dilakukan pada perbesaran 40 x 10.
hifa berseptat
sel kaki
konidia
konidiofora berseptat
75
ISOLAT 15
a b
Gambar 53. Penampakan Koloni Drechslera sp 2 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 10 x 10 Perbesaran : 40 x 10
Gambar 54. Penampakan Mikroskopik Drechslera sp 2
Berbeda dengan isolat 14, isolat 15 memiliki penampakan koloni berwarna cokelat tua
keabu – abuan pada bagian atas media dan warna hitam pada bagian bawah media
dengan warna putih pada bagian pinggir koloni (Gambar 53). Selain itu, isolat 15
memiliki permukaan koloni yang kompak dan cenderung berukuran kecil. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan dengan mikroskop, isolat 15 juga dikelompokkan ke dalam
kapang genus Drechslera. Hal ini disebabkan karena jenis kapang ini memiliki
penampakan mikroskop sebagai berikut; yaitu memiliki konidiofora berseptat namun
tidak bercabang dan spora berupa konidia berbentuk silinder, berwarna cokelat tua, dan
adanya garis melintang (Gambar 54). Ciri – ciri mikroskopik lainnya yang juga dimiliki
isolat 15 adalah hifa berseptat dan adanya sel kaki. Pengamatan untuk melihat
penampakan mikroskopik janis kapang ini dilakukan pada perbesaran 40 x 10.
konidia
konidiofora berseptat
sel kaki
hifa berseptat
76
ISOLAT 16
a b
Gambar 55. Penampakan Koloni Fusarium sp 1 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 56. Penampakan Mikroskopik Fusarium sp 1
Pada Gambar 55 dapat dilihat bahwa isolat 16 memiliki penampakan koloni berwarna
abu – abu tua pada bagian atas media dan pink pada bagian bawah media PDA. Isolat 16
merupakan jenis kapang yang memiliki permukaan koloni yang berserabut seperti
kapas. Beberapa hal yang menunjukkan bahwa isolat 16 termasuk ke dalam genus
Fusarium adalah adanya spora yang berupa microconidia berbentuk oval, silinder. Ciri
– ciri mikroskopik lainnya yang dimiliki jenis kapang ini adalah hifa dan konidiofora
berseptat (Gambar 56). Pengamatan mikroskop untuk jenis kapang ini juga dilakukan
pada perbesaran 40 x 10.
konidiofora
hifa berseptat
microconidia
77
ISOLAT 17
a b
Gambar 57. Penampakan Koloni Fusarium sp 2 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 58. Penampakan Mikroskopik Fusarium sp 2
Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 17 memiliki
penampakan koloni yang hampir sama dengan isolat 16. Isolat 17 memiliki koloni yang
juga berrwarna pink pada bagian bawah media. Namun pada bagian atas media, kapang
ini memiliki koloni berwarna putih dan permukaan koloni berupa serabut halus
(Gambar 57). Pada penampakan mikroskopik, isolat 17 memiliki spora yang berupa
macroconidia multiseptate (Gambar 58). Hal inilah yang merupakan salah satu alasan
kapang ini dikelompokkan ke dalam genus Fusarium. Ciri – ciri mikroskopik lainnya
yang dimiliki jenis kapang ini tidak jauh berbeda dengan jenis Fusarium sebelumnya,
yaitu adanya hifa dan konidiofora berseptat. Pengamatan mikroskop untuk kapang jenis
ini juga dilakukan pada perbesaran 40 x 10.
hifa berseptat
konidiofora
macroconidia multiseptate
78
ISOLAT 18
a b
Gambar 59. Penampakan Koloni Mucor sp pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 60. Penampakan Mikroskopik Mucor sp
Isolat 18 merupakan jenis kapang yang memiliki koloni yang berwarna abu – abu putih
pada bagian atas media dan cokelat tua pada bagian bawah media PDA, serta memiliki
penampakan koloni yang berserabut seperti kapas (Gambar 59). Isolat 18
dikelompokkan ke dalam genus Mucor karena memiliki ciri koloni yang tumbuh
memenuhi cawan. Selain itu juga dapat ditinjau dari penampakan mikroskopik, dimana
jenis kapang Mucor memiliki sporangia berbentuk bulat telur yang terkumpulkan
menjadi satu di dalam kotak spora yang disebut sporangium, columella pada ujung
sporangiofora, serta adanya hifa yang tidak berseptat, dan stolon (Gambar 60).
Pengamatan mikroskop jenis kapang ini dilakukan pada perbesaran 40 x 10.
sporangium
columella
sporangiofora
sporangia
stolon
79
ISOLAT 19
a b
Gambar 61. Penampakan Koloni Nigrospora sp pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 62. Penampakan Mikroskopik Nigrospora sp
Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 19 memiliki koloni yang
berwarna hijau lumut kehitaman pada bagian atas maupun bagian bawah media. Isolat
19 merupakan jenis kapang yang memiliki permukaan koloni yang kompak dan woolly
(Gambar 61). Jenis kapang ini termasuk ke dalam genus Nigrospora. Hal ini disebabkan
karena kapang ini memiliki ciri – ciri mikroskopik sebagai berikut; adanya spora yang
berupa konidia berbentuk bulat besar dan berwarna hitam; serta konidiofora berseptat
yang bergelombang dan bercabang (Gambar 62). Ciri – ciri mikroskopik lainnya yang
dimiliki kapang jenis ini adalah adanya hifa berseptat dan sel kaki. Sama seperti
pengamatan mikroskop kapang – kapang sebelumnya, jenis kapang ini juga diamati
pada perbesaran 40 x 10.
konidiofora berseptat
sel kaki
konidia
hifa berseptat
80
ISOLAT 20
a b
Gambar 63. Penampakan Koloni Penicillium sp 1 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 64. Penampakan Mikroskopik Penicillium sp 1
Seperti pada Gambar 63, isolat 20 memiliki penampakan koloni yang berwarna hijau
lumut muda dengan warna putih di bagian tengah dan pinggir koloni pada bagian atas
media. Sedangkan pada bagian bawah media PDA, isolat ini memiliki koloni yang
berwarna putih kekuningan. Isolat 20 merupakan jenis kapang yang memiliki
permukaan koloni yang kompak dan seperti beludru. Kapang ini memiliki ciri – ciri
penampakan mikroskopik sebagai berikut; hifa dan konidiofora berseptat dan
bercabang, memiliki sel kaki; spora yang berupa konidia berbentuk globose, dan fialida
(Gambar 64). Selain itu, jenis kapang ini memiliki tipe pertumbuhan koloni lanose.
Berdasarkan penampakan koloni pada media PDA dan ciri – ciri mikroskopiknya, maka
isolat 20 dikelompokkan ke dalam genus Penicillium. Pemgamatan mikroskop untuk
mengamati kapang jenis ini dilakukan pada perbesaran 40 x 10.
konidia
fialida
konidiofora berseptat
sel kaki
81
ISOLAT 21
a b
Gambar 65. Penampakan Koloni Penicillium sp 2 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 66. Penampakan Mikroskopik Penicillium sp 2
Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 21 memiliki koloni yang
berwarna hijau lumut tua dengan warna putih pada bagian pinggir koloni pada bagian
atas media dan warna cokelat keputihan pada bagian bawah media (Gambar 65). Jenis
kapang ini dikelompokkan ke dalam genus Penicillium. Selain karena penampakan
koloni yang mengandung unsur warna hijau, jenis kapang ini memiliki penampakan
mikroskopik yang termasuk ke dalam ciri – ciri kapang Penicillium sp. Ciri – ciri
penampakan mikroskopik isolat 21 adalah sebagai berikut; hifa dan konidiofora
berseptat, adanya sel kaki, fialida, dan spora yang berupa konidia berbentuk globose
(Gambar 66). Pengamatan mikroskop kapang Penicillium jenis ini dilakukan pada
perbesaran 40 x 10.
konidia
konidiofora berseptat
sel kaki
fialida
hifa berseptat
82
ISOLAT 22
a b
Gambar 67. Penampakan Koloni Penicillium sp 3 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 68. Penampakan Mikroskopik Penicillium sp 3
Hampir sama dengan dua isolat sebelumnya, isolat 22 juga memiliki penampakan
koloni yang berwarna hijau lumut pada bagian atas maupun bagian bawah media PDA.
Namun isolat ini memiliki warna hijau lumut yang lebih tua dibandingkan dengan isolat
sebelumnya (Gambar 67). Jenis kapang ini memiliki permukaan koloni yang kompak.
Hal – hal yang membuat jenis kapang ini dikelompokkan ke dalam genus Penicillium
adalah ciri – ciri mikroskopiknya seperti yang ditunjukkan pada Gambar 68. Kapang ini
memiliki hifa dan konidiofora berseptat, adanya sel kaki, fialida, metula, dan spora yang
berupa konidia berbentuk globose. Penicillium sp 3 memiliki percabangan konidiofora
yang sederhana dan pertumbuhan koloni lanose. Pengamatan mikroskop kapang
Penicillium jenis ini juga dilakukan pada perbesaran 40 x 10.
hifa berseptat
konidia
fialida metula
konidiofora berseptat
83
ISOLAT 23
a b
Gambar 69. Penampakan Koloni Penicillium sp 4 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 70. Penampakan Mikroskopik Penicillium sp 4
Kapang Penicillium memang identik dengan penampakan koloni yang berwarna hijau.
Sama seperti kapang – kapang Penicillium sebelumnya, isolat 23 juga memiliki
penampakan koloni yang berwarna hijau. Namun Penicillium jenis ini memiliki koloni
yang berwarna hijau sedikit kekuningan, baik pada bagian atas maupun pada bagian
bawah media PDA (Gambar 69). Jenis kapang ini memiliki permukaan koloni serabut
berserbuk halus. Ciri – ciri mikroskopik yang terlihat juga hampir sama dengan jenis –
jenis Penicillium sebelumnya. Kapang ini memiliki hifa dan konidiofora berseptat,
percabangan konidiofora yang sederhana, adanya fialida, metula, sel kaki, dan konidia
yang berbentuk globose (Gambar 70). Namun Penicillium jenis ini memiliki tipe
pertumbuhan koloni fasciculate. Pengamatan mikroskop kapang jenis ini juga dilakukan
pada perbesaran 40 x 10.
metula
konidia
fialida
konidiofora berseptat
84
ISOLAT 24
a b
Gambar 71. Penampakan Koloni Penicillium sp 5 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 72. Penampakan Mikroskopik Penicillium sp 5
Isolat 24 memiliki penampakan koloni pada media PDA yang berwarna hijau
kekuningan baik pada bagian atas media maupun pada bagian bawah media (Gambar
71). Isolat ini juga dikelompokkan ke dalam genus Penicillium dengan permukaan
koloni kapang yang berupa serabut halus. Sama dengan jenis – jenis Penicillium
sebelumnya, isolat 24 memiliki ciri – ciri mikroskopik sebagai berikut; memiliki hifa
dan konidiofora berseptat, tipe percabangan konidiofora sederhana, adanya sel kaki,
fialida, dan konidia yang juga berbentuk globose (Gambar 72). Tipe pertumbuhan
koloni kapang ini adalah lanose. Pengamatan mikroskop jenis kapang ini juga dilakukan
pada perbesaran 40 x 10.
sel kaki
konidia
fialida
konidiofora berseptat
hifa berseptat
85
ISOLAT 25
a b
Gambar 73. Penampakan Koloni Penicillium sp 6 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 100 x 10
Gambar 74. Penampakan Mikroskopik Penicillium sp 6
Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 25 memiliki
penampakan warna koloni yang hampir sama dengan penampakan warna koloni isolat
21. Pada bagian atas media PDA, isolat 25 juga memiliki koloni yang berwarna hijau
namun sedikit kebiruan. Sedangkan pada bagian bawah media PDA, isolat ini juga
memiliki warna koloni putih kekuningan (Gambar 73). Jenis kapang dengan permukaan
koloni seperti beludru ini juga dikelompokkan ke dalam genus Penicillium. Hal ini
disebabkan karena isolat ini memiliki penampakan mikroskopik sebagai berikut; terlihat
adanya hifa dan konidiofora berseptat, sel kaki, fialida, dan konidia berbentuk globose
(Gambar 74). Kapang ini memiliki tipe percabangan konidiofora yang sederhana dan
tipe pertumbuhan koloni lanose. Pengamatan mikroskop jenis kapang ini dilakukan
pada perbesaran 100 x 10.
hifa berseptat
fialida
konidia
86
ISOLAT 26
a b
Gambar 75. Penampakan Koloni Penicillium sp 7 pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 76. Penampakan Mikroskopik Penicillium sp 7
Isolat berikutnya yang juga termasuk ke dalam genus Penicillium adalah isolat 26.
Berdasarkan penampakan koloni pada media PDA, isolat 26 memiliki koloni yang
berwarna putih kehijauan pada bagian atas maupun bagian bawah media (Gambar 75).
Jenis kapang ini memiliki permukaan koloni seperti beludru dengan tonjolan di bagian
tengahnya. Hal – hal yang juga menentukan isolat 26 dikelompokkan ke dalam genus
Penicillium adalah penampakan mikroskopiknya. Isolat 26 juga memiliki hifa dan
konidiofora yang berseptat dan tipe percabangan konidiofora two stage branched. Jenis
kapang ini juga memiliki sel kaki, fialida, metula, dan konidia yang berbentuk globose
(Gambar 76). Tipe pertumbuhan koloni isolat ini adalah lanose. Dan pengamatan
mikroskop juga dilakukan pada perbesaran 40 x 10.
konidia
fialida
metula
konidiofora
berseptat
hifa berseptat
87
ISOLAT 27
a b
Gambar 77. Penampakan Koloni Syncephalastrum sp pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 40 x 10
Gambar 78. Penampakan Mikroskopik Syncephalastrum sp
Berdasarkan penampakan yang dilihat pada media PDA, isolat 27 memiliki permukaan
koloni berserabut seperti kapang berwarna abu – abu tua pada bagian atas media dan
putih pada bagian bawah media (Gambar 77). Jenis kapang ini dikelompokkan ke dalam
genus Syncephalastrum karena memiliki hifa dan sporangiofora yang bercabang namun
tidak berseptat. Terlebih lagi, pada pengamatan dengan perbesaran 100 x 10 dapat
diliihat bahwa kapang ini memiliki vesikel, spora yang berupa merospora berbentuk
globose yang tersusun dalam sporangia berbentuk fingerlike tubular, dan sel kaki
(Gambar 78). Pengamatan mikroskop juga dilakukan dengan perbesaran 40 x 10
dilakukan untuk mengamati penampakan mikrokopik secara keseluruhan.
Perbesaran : 100 x 10
hifa nonseptate
sporangia
merospora
vesikel
sporangiofora nonseptate
88
ISOLAT 28
a b
Gambar 79. Penampakan Koloni Verticillium sp pada Media PDA :
a. Bagian Atas; b. Bagian Bawah
Perbesaran : 100 x 10
Gambar 80. Penampakan Mikroskopik Verticillium sp
Isolat 28 merupakan isolat kapang terakhir dalam penelitian ini. Isolat ini memiliki
penampakan koloni pada bagian atas media PDA yang berwarna putih pada bagian
pinggir koloni, kuning, dan hitam pada bagian tengah koloni. Sedangkan pada bagian
bawah media PDA, isolat ini memiliki warna putih pada bagian pinggir dan kuning
pada bagian tengah koloni (Gambar 79). Jenis kapang yang memiliki permukaan koloni
seperti beludru ini dikelompokkan ke dalam genus Verticillium. Hal – hal yang
menyebabkan jenis kapang ini dikelompokkan ke dalam genus Verticillium adalah
karena kapang ini memiliki ciri penampakan mikroskopik yang hampir sama dengan
genus Penicillium. Namun terdapat perbedaan pada ukuran fialida yang panjang dan
besar serta konidia yang cenderung berbentuk oval (Gambar 80). Pengamatan
mikroskop untuk jenis kapang ini dilakukan pada perbesaran 100 x 10.