Page 1
ASCII Char
Keyboard Char
Decimal Hexadecimal Binary Graphic Symbol
LOGICAL COMMUNICATION CONTROLSOH Control A 1 01 0000001 STX Control B 2 02 0000010 ETX Control C 3 03 0000011 ACK Control F 6 06 0000110
ASCII Char
Keyboard Char
Decimal Hexadecimal Binary Graphic Symbol
PHYSICAL COMMUNICATIONNUL Control @ 0 00 0000000 CAN Control x 24 18 0011000 EM Control y 25 19 0011001 SUB Control z 26 1A 0011010
DEVICE CONTROLBEL Control G 7 07 0000111BS Control H 8 08 0001000HT Control I 9 09 0001001 VT Control K 11 0B 0001011
INFORMATION SEPARATORFS Control \ 28 1C 0011100GS Control | 29 1D 0011101RS Control ^ 30 1E 0011110US Control - 31 1F 0011111
CODE EXTENTIONSO Control N 14 0E 0001110SI Control O 15 0F 0001111
ESC ESC 7 0B 0011011
Keseimbangan (Parity)
Saat adanya ke tidak tepatan penempatan ASCII disimpan 8 bit
dengan menambahkan angka 0 sebagai bit bersignifikasi paling
tinggi (diletakkan pada pada bit paling kiri). Sebagai contoh
karakter R akan tersimpan sebagai 0101000, dan seterusnya. Bit
tambahan ini sering digunakan untuk uji paritas. Penambahan ini
mungkin untuk pemeriksaan keseimbangan/sama rata. Untuk
Modul ELKA.MR.UM.004.A 13
Page 2
membedakan data komunikasi dan pengertian parity dapat juga
mengamankan data komunikasi.
Code Tambahan (Code Extention)
Dengan tambahan parity menjadi 8 bit, dapat digunakan sebagai
balas tingkat code character. Pekerjaan yang sekarang dijalani
untuk menghasilkan standar internasional dalam batas tingkat
kumpulan code character. Untuk komunikasi teks yang akan
memberikan sekumpulan tambahan karakter grafik.
ASCII SERIAL TRANSMISSION
Serial transmission dari karakter ASCII dapat menjadi penurunan
bit pertama ke kenaikan bit yang paling penting (MSB) atau b0
menjadi b6 ditambah dengan keseimbangan bit parity jika
diperlukan.
Tabel berikut ini merupakan tampilan kelengkapan perangkat
karakter ASCII untuk melengkapai tabel diatas.
ASCII Karakter ASCII Karakter ASCII Karakter ASCII Karakter000 NUL 032 Blank 064 @ 096001 SOH 033 ! 065 A 097 a002 STX 034 “ 066 B 098 b003 ETX 035 # 067 C 099 c
004 EOT 036 $ 068 D 100 d
005 ENQ 037 % 069 E 101 e006 ACK 038 & 070 F 102 f007 BEL 039 ‘ 071 G 103 g008 BS 040 ( 072 H 104 h009 HT 041 ) 073 I 105 i010 LF 042 * 074 J 106 j011 VT 043 + 075 K 107 k012 FF 044 ‘ 076 L 108 l013 CR 045 - 077 M 109 m014 SO 046 ‘ 078 N 110 n
Modul ELKA.MR.UM.004.A 14
Page 3
ASCII Karakter ASCII Karakter ASCII Karakter ASCII Karakter015 SI 047 / 079 O 111 o016 DLE 048 0 080 P 112 p017 DC1 049 1 081 Q 113 q018 DC2 050 2 082 R 114 r019 DC3 051 3 083 S 115 s020 DC4 052 4 084 T 116 t021 NAK 053 5 085 U 117 u022 SYN 054 6 086 V 118 v023 ETB 055 7 087 W 119 w024 CAN 056 8 088 X 120 x025 EM 057 9 089 Y 121 y026 SUB 058 : 090 Z 122 z027 ESC 059 ; 091 [ 123 {028 FS 060 < 092 \ 124 |029 GS 061 = 093 ] 125 }030 RS 062 > 094 126 ~031 US 063 ? 095 _ 127 DEL
Catatan:
Karakter pertama dan terakhir adalah karakter control. Mereka
tidak boleh dicetak.
c. Rangkuman
Code ASCII merupakan sandi yang paling penting. ASCII
menyajikan 7 bit bilangan biner, yang memungkinkan kombinasi
128 karakter yang berbeda. Dari 128 karakter yang berbeda ini
96 karakter diantaranya berupa printable character, dan 32
karakter pertama dan terakhir adalah control character. Pada
tabel 1 diatas menunjukkan sandi ASCII lengkap yang disusun
dalam sejumlah kolom dan baris. Sebagai contoh, karakter R
terdapat pada kolom 101 dan baris 0010 sehingga sandi ASCII
dari karakter R adalah 1010010. Dengan cara yang sama karakter
carriage return (CR) mempunyai sandi 0001101. ASCII disimpan
sebagai sandi 8 bit dengan menambakan satu angka 0 sebagai bit
significant paling tinggi. Bit tambahan ini sering dgunakan untuk
Modul ELKA.MR.UM.004.A 15
Page 4
uji prioritas. Karakter control pada ASCII dibedakan menjadi 5
kelompok sesuai dengan penggunaan yaitu berturut-turut
meliputi logical communication, Device control, Information
separator, Code extention, dan physical communication. Code
ASCII ini banyak dijumpai pada papan ketik (keyboard) computer
atau instrument-instrument digital. Di pasaran terdapat sejumlah
papan ketik yang keypad hexadecimal terdiri atas 16 kunci untuk
16 karakter hexadecimal yang sering digunakan pada sistem-
sistem sederhana.
d. Tugas
Dari pembacaan pada tabel, buatlah daftar table yang terdiri atas:
Kolom 1: Bilangan decimal 0 sampai dengan 64
Kolom 2: Character ASCII
Kolom 3: Bilangan Decimal
Kolom 4: Bilangan binernya
e. Test Formatif
1. Sebutkan kegunaan dari kode ASCII!
2. Kharakter control dalam kode ASCII dibedakan menjadi 5
kelompok. Sebutkan!
3. Konversikan kode ASCII berikut menjadi bilangan biner!
a. (127)10 = (7F)16 = 2
b. (0E)16 = 2 = 10
c. (1A)16 = 2 = 10
f. Kunci Jawaban
Modul ELKA.MR.UM.004.A 16
Page 5
1. Kegunaan kode ASCII untuk memproses system informasi,
komunikasi dan peralatan yang saling berhubungan yang
biasanya berupa keyboard dan keypad.
2. Karakter Control pada ASCII dibedakan menjadi:
a. Logical communication
b. Device control
c. Information separator
d. Code extention
e. Physical communication
3. a. (127)10 = (7F)16 = (1111111)2
b. (0E)16 = (0001110)2 = 1410
c. (1A)16 = (0011010)2 = 2610
g. Lembar Kerja
Jika ditentukan:
Perangkat character code ASCII seperti pada tabel dibawah ini.
Lengkapilah tabel dibawah ini:
ASCII character
Decimal Hexa DecimalBiner
Keterangan6 5 4 3 2 1 0
49GPRXM
NulACKBELFFCR
CANESC
Modul ELKA.MR.UM.004.A 17
Page 6
KEGIATAN BELAJAR 2: GERBANG LOGIKA DASAR
a. Tujuan Pemelajaran
1. Menjelaskan konsep dasar dan fungsi berbagai gerbang logika
dasar dengan benar.
Modul ELKA.MR.UM.004.A 18
Page 7
2. Menjelaskan hukum-hukum penjalinan (Aljabar Boo lean)
dengan bemar.
3. Mengkombinasikan beberapa gerbang logika dasar dengan
benar.
4. Menjelaskan jenis-jenis IC untuk implementasi gerbang logika
dengan benar.
b. Uraian Materi
Gerbang logika merupakan dasar pembentuk system digital.
Gerbang logika beroperasi pada bilangan biner 1 dan 0. Gerbang
logika digunakan dalam berbagai rangkaian elektronik dengan
system digital. Berkaitan dengan tegangan yang digunakan maka
tegangan tinggi berarti 1 dan tegangan rendah adalah 0.
Semua sistem digital disusun hanya menggunakan tiga gerbang
yaitu: NOT, AND dan OR.
1. Fungsi AND gate
Fungsi AND dapat digambarkan dengan rangkaian listrik
menggunakan saklar seperti dibawah ini:
Keterangan:
A & B adalah saklar
Y adalah lampu
Jika saklar dibuka maka berlogika 0, jika saklar ditutup disebut
berlogika 1. Fungsi logika yang dijalankan rangkaian AND
adalah sebagai berikut:
1. Jika kedua saklar A & B dibuka maka lampu padam
Modul ELKA.MR.UM.004.A 19
Page 8
2. Jika salah satu dalam keadaan tertutup maka lampu padam
3. Jika kedua saklar tertutup maka lampu nyala
Simbol Gerbang AND Tabel Kebenaran
INPUTOUTPU
TA B Y0 0 00 1 01 0 01 1 1
Karakteristik: Jika A da B adalah input, sedangkan Y adalah
Output, maka output gerbangnya AND berlogika 1 jika semua
inputnya berlogika 1. Dan output berlogika 0 jika kedua atau
salah satu inputnya berlogika 0.
2. Fungsi OR gate
Funsi OR dapat digambarkan dengan rangkaian seperti
dibawah ini.
Keterangan:
A dan B =Saklar
Y= lampu
Jika saklar dibuka maka berlogika 0, jika saklar ditutup disebur
berlogika 1.
Simbol Gerbang OR Tabel kebenaran
INPUTOUTPU
TA B Y
Modul ELKA.MR.UM.004.A 20
Page 9
0 0 00 1 11 0 11 1 1
Karakteristik: Jika A dan B adalah input sedangkan Y output
maka output gerbang OR akan berlogika 1 jika salah satu atau
kedua input adalah berlogika 1.
3. Fungsi NOT gate
Fungsi NOT dapat digambarkan dengan rangkaian seperti
gambar dibawah ini:
Jika saklar dibuka maka berlogika 0,
jika saklar ditutup disebut berlogika
1.
Simbol Fungsi NOT Tabel Kebenaran
INPUT OUTPUTA Y0 11 0
Karakteristik: Jika adalah input, output adalah kebalikan dari
input. Artinya Jika input berlogika 1 maka output akan
berlogika 0 dan sebaliknya.
4. Fungsi NAND gate
Modul ELKA.MR.UM.004.A 21
Page 10
NAND adalah rangkaian dari NOT AND. Gerbang NAND
merupakan gabungan dari NOR dan AND digambarkan sebagai
berikut:
Menjadi:
NAND sebagai sakelar
Dari Gambar diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:
C OutputA B Y0 0 10 1 11 0 11 1 0
Karakteristiknya: Jika A dan B input sedangkan Y adalah output
maka output gerbang NAND akan berlogika 1 jika salah satu
Modul ELKA.MR.UM.004.A 22
Page 11
inputnya berlogika 0. Dan output akan berlogika 0 jika kedua
inputnya berlogika 1. Atau output gerbang NAND adalah
komplemen output gerbang AND.
5. Fungsi NOR gate
NOR adalah singkatan dari NOT OR. Gerbang NOR merupakan
gabungan dari gerbang NOT dan OR. Digambarkan sebagai
berikut:
menjadi:
NOR dengan saklar
Dari rangkaian diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:
Input OutputA B Y0 0 0
Modul ELKA.MR.UM.004.A 23
Page 12
0 1 01 0 01 1 1
Karakteristik: jika A dan B adalah input dan Y adalah output
maka output gerbang NOR berlogika 1 jika semua input
berlogika 1 dan output akan berlogika 0 jika salah satu atau
semua inputnya berlogika 0. Atau output gerbang NOR
merupakan output gerbang OR
6. Fungsi EX-OR (Exlusive OR)
Gerbang X-OR akan memberikan output berlogika 1 jika jumlah
logika jumlah logika 1 pada inputnya ganjil. Rangkaian EX-OR
disusun dengan menggunkan gerbang AND, OR, NOT seperti
dibawah ini.
Simbol Gerbang EX-OR
Dari gambar diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:
Input OutputA B Y0 0 00 1 11 0 11 1 0
7. Fungsi EX-NOR
Modul ELKA.MR.UM.004.A 24
Y= A.B + A.B
= A + B
Page 13
Gerbang X-NOR akan memberikan output berlogika 0 jika
jumlah logika 1 pada inputnya ganjil. Dan akan berlogika 1 jika
kedua inputnya sama. Rangkaian EX-NOR disusun dengan
menggunka gerbang AND, OR, NOT seperti dibawah ini.
Simbol Gerbang EX-NOR
Dari gambar diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:
Input OutputA B Y0 0 10 1 01 0 01 1 1
8. Sifat-Sifat Aljabar Boolean
Aljabar Boolean memuat variable dan simbul operasi untuk
gerbang logika. Simbol yang digunakan pada aljabar Boolean
adalah: (.) untuk AND, (+) untuk OR, dan ( ) untuk NOT.
Rangkaian logika merupakan gabungan beberapa gerbang,
untuk mempermudah penyeleseian perhitungan secara aljabar
dan pengisian tabel kebenaran digunakan sifat-sifat aljabar
Boolean:
a. Teori IDENTITAS
A.1 = A A+1 = 1
A.0 = 0 A+0 = A
Modul ELKA.MR.UM.004.A 25
Page 14
A.A = A A+A = A
A.A = A A+A = 1
b. Teori KOMUTATIF
A.B.C = C.B.A
A+B+C = C+B+A
c. Teori ASOSIATIF
A.(B.C) = (A.B).C = A.B.C
A + ( B + C ) = ( A + B ) + C = A + B + C
d. Teori DISTRIBUTIF
A.B + A.C = A (B+C)
e. Teori DE MORGAN
A . B = A + B
A + B = A . B
9. Kombinasi Gerbang Logika
Untuk memenuhi kebutuhan akan input yang lebih dari 2 di
dalam suatu rangkaian logika, maka digabungkan beberapa
gerbang logika . Hal ini biasa dilakukan jika faktor delay tidak
diperhitungkan.
Contoh:
a) Gerbang logika AND 3 input
Kemungkkinan tabel kebenaran untuk inputnya yaitu 2 dimana
n adalah banyaknya input.
Modul ELKA.MR.UM.004.A 26
Page 15
Jadi 2 = 8
Tabel kebenaran AND 3 input
INPUT OUTPUTA B C Y00001111
00110011
01010101
00000001
b) Gerbang NAND sebagai gerbang
universal
Gerbang NAND disebut gerbang logika universal karena
dapat digunakan untuk membuat gerbang logika yang lain,
sehingga dapat meminimalkan penggunaan gerbang dasar
untuk membentuk suatu gerbang logika tertentu.
Rangkaian Ekivalen gerbang NAND
JENIS GERBANG EKIVALENNOT
AND
Modul ELKA.MR.UM.004.A 27
Page 16
JENIS GERBANG EKIVALEN
OR
NOR
EX-OR
EX-NOR
10. TEORI DE MORGAN
Digunakan untuk mengubah bolak–balik dari bentuk minterm
(bentuk penjumlahan dari pada hasil kali/SOP) ke maksterm
(bentuk perkallian dari pada penjumlahan/POS) dari
pernyataan Boolean.
Modul ELKA.MR.UM.004.A 28
Page 17
Teori De Morgan dapat ditulis:
a. A + B = A . B
Mengubah keadaan OR dasar menjadi AND dasar
b. A . B = A + B
Mengubah keadaan OR dasar menjadi AND dasar
Penyederhanaan fungsi logika dengan aljabar Boolean
contoh:
1. Y = A.B …………………………..Y = A + B = A + B
2. Y = A + B ……………………….Y = A.B
3. Y = AB + A.B + A.B
Y = A + B + A.B + A.B
Y = A + A.B + B + A.B
Y = A(1+B) + B(1 + A)
Y = A + B = A.B
Penyederhanaan fungsi logika dengan sistem Sum Of Product
(SOP) dan Product Of Sum (POS)
1. Penyederhanaan dengan sistem SOP/penjumlahan dari pada
hasil kali.
Sifat: Untuk sistem SOP digunakan output 1
Contoh:
Modul ELKA.MR.UM.004.A 29
=
=
Page 18
INPUT OUTPUT
A B C Y00001111
00110011
01010101
10010011
Gambar rangkaian:
Penyederhanaan dengan aljabar Boolean
Y = A.B.C + A.B.C + A.B.C + A.B.C
Y = A.B.C + A.B.C + A.B.C + A.B.C
Y = A.B (C+C) + A.B.C + A.B.C
Y = A.B + A.B.C + A.B.C
Penyederhanaan dengan POS/perkalian dari pada
penjumlahan
Sifat: Untuk sistem POS digunakan output 0
Modul ELKA.MR.UM.004.A 30
Persamaan SOP Y = A.B.C + A.B.C + A.B.C + A.B.C
A
B
C
Y
Page 19
Contoh:
InputOutp
utA B Y0 0 10 1 11 0 01 1 0
Persamaan POS: Y = ( A + B ) . ( A + B )
11. Penyederhanaan fungsi logika dengan Karnaugh Map.
Metoda Karnaugh Map adalah suatu teknik penyederhanaan
fungsi logika denngan cara pemetaan K-Map terdiri dari
kotak-kotak (bujur sangkar) yang jumlahnya tergantung dari
jumlah variabel dari fungsi logika atau jumlah input dari
rangkaian logika.
Rumus menentukan jumlah kotak dalam K–Map
N = 2 dimana N = jumlah kotak dalam K-Map
N= banyaknya variabel/input
Langkah-langkah pemetaan Karnaugh Map secara umum.
1. Menyusun aljabar Boolean minterm (dari suatu taaabel
kebenaran)
2. Menggambarkan satuan dalam peta Karnaugh Map.
3. Membuat kelompok dua-an, empat-an, delapan-an satuan
dan seterusnya dimana satuan tersebut berdekatan satu
sama lain.
Modul ELKA.MR.UM.004.A 31
Page 20
4. Menghilangkan variabel-variabel dengan rumus bila suatu
variabel dan inversinya terdapat didalam suatu kelompok
lingkaran maka variabel tersebut dihilangkan.
5. Meng-OR-kan variabel yang tersisa.
a) Macam Karnaugh Map
1) Karnaugh Map dengan 2 variabel
Contoh:
Input OutputA B Y0 0 10 1 01 0 11 1 1
Langkah Pertama
Y = A.B + A.B + A.B
Langkah ke Dua
BA B B
A 1
A 1 1
Langkah ke Tiga
BA B B
Modul ELKA.MR.UM.004.A 32
Page 21
A 1
A 1 1
Langkah ke Empat
Y = A. B + A.B + A.B
Y = B ( A +A ) + AB
Y = B + A.B
2) Karnaugh Map dengan 3 variabel
Contoh:
INPUT OUTPUTA B C Y00001111
00110011
01010101
01110101
Penyederhanaan dengan K-Map
Langkah pertama:
Y=A.B.C+A.B.C+A.B.C+A.B.C+A.B.C
Langkah kedua:
CAB C C
A B 1
Modul ELKA.MR.UM.004.A 33
Page 22
A B 1 1
A B 1
A B 1
Langkah ketiga:
Penyederhanaan dengan Aljabar Boolean
Y = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C
Y = B.C (A+A)+A.B (C+C)+ A.B.C
Y = B.C+A.B+ A.B.C
Y = B.C+B(A+AC)
Y = B.C+B(A+C)
Y = B.C+A.B+B.C
Y = A.B+C(B+B)
Y = A.B+C
3) Karnaugh Map dengan 4 variabel
Contoh:
INPUT OUTPUTA B C D Y00000000
00001111
00110011
01010101
01010111
Modul ELKA.MR.UM.004.A 34
Page 23
11111111
00001111
00110011
01010101
01010101
Penyelesaian:
Penyederhanaan dengan Karnaugh Map
Langkah pertama:
Y = A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D +
A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D + A.B.C.D
Langkah kedua:
CD
AB
CD
CD
CD
CD
A B 1 1
A B 1 1 1
A B 1 1
A B 1 1
Langkah ketiga:
Penyederhanaan dengan Aljabar Boolean:
Y = A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+ A.B.C.D+
A.B.C.D
+ A.B.C.D+ A.B.C.D
Modul ELKA.MR.UM.004.A 35
Page 24
Y = A.B.D(C+C)+ A.B.C.D+A.B.C(D+D)+ A.B.D(C+C)+
A.B.D(C+C)
Y = A.B.D+ A.B.C.D+ A.B.C+ A.B.D+ A.B.D
Y = B.D(A+A)+A.B(C+CD)+ A.B.D
Y = B.D+A.B(C+D)+ A.B.D
Y = B.D+A.B.C+ A.B.D+ A.B.D
Y = B.D+ A.B.C+B.D(A+A)
Y = B.D+ A.B.C+B.D
Y = D(B+B)+ A.B.C
Y = D+ A.B.C
Variasi pelingkaran yang tidak biasa
a. Tidak dapat disederhanakan b. Satu variabel dapat
dihilangkan
c. Dua variabel dapat dihilangkan
12. Aplikasi Gerbang Logika Dasar
Modul ELKA.MR.UM.004.A 36
1 1
11 1
1 1 1 1
1 1 1 1
Page 25
Contoh: Sebagai rangkaian ARITMATIKA BINER yang dapat
melakukan Operasi aritmatik penjumlahan (+) dan
pengurangan (-)
a) Half Adder
Adalah suatu rangkaian penjumlah sistem bilangan biner
yang paling sederhana. Rangkaian ini memiliki 2 terminal
input dan 2 terminal output yang disebut Summary Out
(Sum) dan Carry Out (Carry).
Gambar rangkaian logika untuk Half Adder Simbol
Tabel Kebenarannya:
INPUT OUTPUT A B SUM CARRY0 0 0 00 1 1 01 0 1 01 1 0 1
b) Full Adder
Adalah penjumlah lengkap (penuh) yang memiliki 3 input
A, B, Carry Input (Cin) dengan 2 output Sum dan Carry
Output (Cout=Co).
Gambar rangkaian logika untuk Full Adder
Modul ELKA.MR.UM.004.A 37
Persamaan
logika:
Sum = A.B+A.B
SumH A
A
B C
Page 26
Carry in
BCarry out
A
Sum
Simbol
Tabel Kebenarannya:
INPUT OUTPUT A B Cin Sum Co0 0 0 0 00 0 1 1 00 1 0 1 00 1 1 0 11 0 0 1 01 0 1 0 11 1 0 0 11 1 1 1 1
Persamaan logika:
Sum = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C
Co = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C
c) Half Subtractor
Adalah suatu rangkaian pengurang sistem bilangan biner
yang paling sederhana, ini memiliki 2 input dan 2 output
yang disebut differensi (Di) dan Borrow (Bo).
Gambar rangkaian logika untuk Half Subtractor
Modul ELKA.MR.UM.004.A 38
F ACinAB
SumCo
Page 27
Bo
BDi
A
Simbol
Tabel Kebenarannya:
INPUT OUTPUT A B Di Bo0 0 0 00 1 1 11 0 1 01 1 0 0
Persamaan logika:
Di = A.B+A.B
= A + B
Bo = A.B
d) Full Subtractor
Adalah rangkaian pengurang biner yang lengkap (penuh).
Rangkaian ini memliki 3 terminal input dan 2 terminal
output, yaitu Borrow dan Differensi.
Gambar rangkaian logika untuk Full Subtractor:
Modul ELKA.MR.UM.004.A 39
H SA
B
Di
Bo
Page 28
B
Bo
BinDi
A
Simbol
Tabel kebenarannya:
INPUT OUTPUT A B Bin Di Bo0 0 0 0 00 0 1 1 10 1 0 1 10 1 1 0 11 0 0 1 01 0 1 0 01 1 0 0 11 1 1 1 1
Persamaan logikanya:
Di = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C
Bo = A.B.C+ A.B.C+ A.B.C+ A.B.C
Modul ELKA.MR.UM.004.A 40
F SAB
Bin
Di
Bo
Page 29
13. Keluarga IC Digital
Perkembangan teknologi elektronik diawali dengan
penggunaan Tabung hampa sebagai bagian pokok suatu alat
elektronik. Kemudian temukanlah Transistor sebagai
pengganti Tabung hampa. Perkembangan selanjutnya adalah
munculnya rangkaian terpadu (Integrated Circuit) yang
mengkombinasikan berbagai komponen bipolar (resistor,
transistor) dalam satu chip.
Berdasarkan kepadatan komponen keluarga IC dibagi
menjadi 4 kelompok yaitu:
1. SSI ( Small Scale Integration)
2. MSI ( Medium Scale Integration)
3. LSI ( Large Scale Integration )
4. VLSI ( Very Large Scale Integration )
Berdasarkan penggunaan, IC dibagi menjadi 2 keluarga besar
yaitu keluarga IC analog dan keluarga IC digital. Keluarga IC
digital lebih umum digunakan mengingat berbagai macam
peralatan telah beroperasi secara digital.
Keluarga IC digital sendiri dibuat dengan menggunakan
teknologi semikonduktor (MOS = Metal Oxide Semiconductor)
dan teknologi bipolar.
Macam keluarga bipolar adalah
1. RTL (Resistor Transistor Logic)
2. DTL (Diode Transistor Logic)
3. TTL (Transistor Transistor Logic)
4. ECL (Emitter Coupled Logic)
5. HTL (High Treshold Logic)
6. IIL (Integrated Injection Logic)
Modul ELKA.MR.UM.004.A 41
Page 30
Macam keluarga Unipolar ( MOS ) adalah
1. P MOS (P- Channel Metal Oxide Semikonductor)
2. N MOS (N- Channel Metal Oxide Semikonductor)
3. C MOS (Complementary Channel Metal Oxide
Semikonductor)
14. Keluarga IC TTL
IC Bipolar yang banyak dijumpai di pasaran adalah IC TTL
(Transistor Transistor Logic) yang terkenal dengan seri 74XX
atau 74XXX. Keluarga IC TTL digunakan paling luas pada
rangkaian logika. IC TTL dibuat dalam variasi yang luas dari
rangkaian terpadu MSI dan SSI. Peningkatan dalam rangkaian
logika terus berkembang. Terlebih pada keluarga TTL. Enam
IC TTL berikut adalah tersedia saat ini dari National
Semiconductor Corporation.
1. Logika TTL Standar
2. Logika TTL daya rendah
3. Logika TTL Schottky daya rendah
4. Logika TTL Schottky
5. Logika TTL Schottky daya rendah maju
6. Logika TTL Schottky maju
15. Rangkaian Terpadu CMOS
Complementary Metal Oxide Semikonductor (CMOS) menjadi
terkenal sejak tahun 1968 dan berkembang dengan cepat
dengan seri 40XX atau 40XXX. Keuntungan IC CMOS
dibanding TTL adalah tingkat derau yang rendah dan fungsi
yang digunakan banyak jenisnya. IC Logika jenis C MOS juga
mempunyai keluarga yang tidak sedikit. Namun jumlahnya
Modul ELKA.MR.UM.004.A 42
Page 31
tidak sebanyak IC TTL. Berbeda dengan IC TTL yang bekerja
dengan tegangan supply 5 volt. IC CMOS dapat beroperasi
pada berbagai tegangan supply DC. Tegangan supplynya bisa
mencapai 15 volt. Tetapi CMOS mempunyai kecepatan kerja
yang lebih rendah daripada TTL. Setelah IC TTL dan IC CMOS,
muncul IC-IC logic PLD (Programmable Logic Device).
Kelebihan PLD adalah sifatnya yang programable karena
mengandung jenis dan jumlah gerbang lebih banyak pada tiap-
tiap chip nya. Pemakaian PLD dapat mengurangi jumlah chip
yang digunakan. Yang termasuk jenis IC PLD antara lain
sebagai berikut:
a) PLA (Programmable Logic Array)
Berisi sejumlah gerbang AND, OR, NOT, yang masukan dan
keluarannya dapat kita hubungkan sehingga membentuk
rangkaian yang diinginkan.
b) PAL (Programmable AND-Array Logic)
c) GAL (Generic Array Logic)
d) PALCE (PAL Configurable and Erasable)
Yang koneksinya dapat diprogram dan dihapus berulang
kali. GAL dan PALCE dilengkapi dengan flip-flop yang
memudahkan kita untuk menyusun rangkaian logika
sekuensial seperti Counter dan Shift Register.
e) FPGA (Field Programmable Gate Array)
Merupakan jenis PLD terbaru yang mulai populer saat ini.
FPGA mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah
jenis dan jumlah gerbangnya yang sangat banyak (ribuan
hingga ratusan ribu). Kecepatannya sangat tinggi, mudah
diprogram dan dapat diprogram berkali-kali.
Modul ELKA.MR.UM.004.A 43
Page 32
c. Rangkuman
Gerbang (gate) dalam rangkaian logika merupakan fungsi yang
menggambarkan hubungan antara masukan dan keluaran. Untuk
menyatakan gerbang-gerbang tersebut digunakan simbol-simbol
tertentu. Untuk menunjukan prinsip kerja tiap gerbang (rangkaian
logika yang lebih kompleks) dapat digunakan beberapa cara. Cara
yang umum dipakai antara lain adalah tabel kebearan (truth
table) dan diagram waktu (timing chart). Karena merupakan
rangkaian digital, tentu saja level kondisi yang ada dalam tabel
atau diagram waktu hanya 2 macam yaitu logika 0 (low atau
false) dan logika 1 (high atau true). Jenis gerbang yang dipakai
dalam rangkaian logika cukup banyak . Namun semuanya disusun
atas kombinasi dari tiga gerbang dasar. Ketiga gerbang dasar itu
adalah gerbang AND, OR dan NOT. Seperti contoh sebelumnya,
gerbang AND identik dengan rangkaian seri dari beberapa saklar
(yang berfungsi sebagai masukan) dan sebuah lampu (yang
berfungsi sebagai keluaran). Pada rangkaian seri, lampu hanya
dapat menyala (berlogika 1) jika semua saklar dalam keadaan
tertutup (berlogika 1). Jika ada satu saklar (berlogika 0), lampu
akan padam (berlogika 0).
Dengan penggambaran diatas gerbang AND memiliki minimal 2
masukan dan hanya satu keluaran. Gerbang OR identik dengan
rangkaian paralel dari beberapa saklar. Pada rangkaian paralel,
lampu sudah dapat menyala (berlogika 1), jika salah satu saklar
ditutup (berlogika 1). Lampu hanya padam (berlogika 0), jika
semua saklar dalam kondisi terbuka (berlogika 0). Jadi gerbang
OR juga memiliki minimal 2 masukan dan hanya satu keluaran.
Modul ELKA.MR.UM.004.A 44
Page 33
Gerbang NOT sedikit berbeda dengan 2 gerbang sebelumnya. Ia
hanya memiliki satu masukan dan satu keluaran. Jika masukan
berlogika, keluaranya akan berlogika 0. Sebaliknya jika masukan
berlogika 0, keluaranya akan berlogika 1. Kaarena itulah gerbang
NOT sering disebut sebagai gerbang pembalik (inverter) logika.
Dalam bentuk nyata rangkaian dapat disusun dari sebuah relay
dengan kontak NC (Normally Closed/dalam keadaan normal
tertutup) yang kontaknya tertutup saat arus listrik tidak melalui
kumparan relay. Saat saklar dibuka (berlogika 0), kontak relay NC
akan tertutup, sehingga arus listrik mengalir ke lampu dan
membuatnya menyala (berlogika 1). Sebaliknya saat di tutup
(berlogika 1), kumparan relay yang dialiri arus akan menarik
kontak NC dan membuatnya terbuk. Akibatnya tidak ada arus yag
mengalir ke lampu dan lampu menjadi padam (berlogika 0).
Ketiga gerbang tersebut diatas dapat digabung-gabungkan
menjadi gerbang lain, misalnya gerbang NAND, NOR, EX-OR, EX-
NOR dan lain sebagaiya. Untuk rangkaian yang lebih kompleks,
gerbang-gerbang dasar dapat disusun menjadi rangkaian Adder
(penjumlah), Demultiplekser (pengubah data dari serial input
menjadi paralel output, Multiplekser (pengubah data dari paralel
input menjadi serial output). Selain itu rangkaian logika juga
dapat di implementasikan dalam bentuk IC (Integrated Circuit)
dalam jenis TTL (Transistor-transistor Logik) maupun CMOS
(Complementary Metal Oxide Semikonduktor). Tiap-tiap anggota
keluarga mempunyai konfigurasi sendiri-sendiri. Misalnya IC TTL
7404 mengandung 6 gerbang NOT, IC TTL 7432 mengandung 4
gerbang OR. Selain gerbang-gerbang tunggal semacam itu ada
juga yag konfigurasinya lebih komplek dan berisi rangkaian-
Modul ELKA.MR.UM.004.A 45
Page 34
rangkaian seperti Flip-flop, Counter, Encoder, Decoder, yang
masing-masing mempunyai banyak varian dengan masing-
masing spesifikasinya.
d. Tugas
1. Buatlah tabel kebenaran untuk gerbang AND 3 input?
2. Buktikan persamaan Boolean dengan tabel kebenaranya untuk
persamaan A . B = A + B?
3. Bedakan antara gerbang NAND dengan gerbang NOR?
4. Sederhanakan persamaan dibawah ini dengan menggunakan
peta Karnaugh Map dan Aljabar Boolean:
Y =A B C D + A B C D + A B C D + A B C D + A B C D + A B C
D+A B C D
5. Perhatikan dan analisalah rangkaian berikut:
BY1
Y2
A
6. Rencanakan sebuah Half Adder dengan menggunakan
gabungan gerbang logika dasar?
7. Jumlahkan data biner 1 1 0 1 dengan 0 1 1 0?
8. Sebutkan 3 jenis IC TTL lengkap dengan kharakteristiknya
masing-masing?
9. Seb utkan 5 buah tipe dari IC TTL yang merupakan
implementasi gerbang logika dasar!
10. Sebutkan perbedaan antara IC TTL dengan CMOS?
Modul ELKA.MR.UM.004.A 46
Page 35
e. Test Formatif
1. Perhatikan gambar dibawah ini:
Jelaskan prinsip kerjanya dan fungsi logika apa yang dijalankan?
2. Dengan menggunakan sifat-sifat Aljabar Boolean buktikan
bahwa output dari rangkaian ini adalah Y = A + B
3. Bagaimanakah deretan pulsa yang terlihat pada keluaran
gerbang EX-OR gambar dibawah ini:
f. Kunci Jawaban
1. Prinsip kerjanya:jika S1 =terbuka ;S2=S3=tertutup maka
lampu akan menyala jika salah satu saklar atau semua
saklar dalam keadaan tertutup. Sebaliknya lampu akan padam
jika semua saklar dalam keadaan terbuka. Maka rangkaian
tersebut melakukan fungsi gerbang OR.
Modul ELKA.MR.UM.004.A 47
Page 36
2. Pembuktian:
Y = A.A.B.B.AB
Y = A.AB + B.AB
Y = A.AB +B.AB
Y = A(A+B) +B(A+B)
Y = AA + A.B +B.A + BB
Y = A.B + A.B
Y = A + B (terbukti)
3. Deretan angka biner yang terlihat pada keluaran gerbang EX-
OR adalah
Y = 101011000
g. Lembar Kerja
Judul: GERBANG LOGIKA DASAR
Alat dan bahan
1. Power supply 5 volt DC 1buah
2. Trainer Digital 1buah
3. IC TTL tipe7400 (NAND gate) 1buah
4. IC TTL tipe7402 (NOR gate) 1buah
5. IC TTL tipe7404 (NOT gate) 1buah
6. IC TTL tipe7408 (AND gate) 1buah
7. IC TTL tipe7432 (OR gate) 1buah
8. IC TTL tipe7486 (Ex-OR gate) 1buah
9. Jumper secukupnya
Langkah kerja
1. Siapkan power supply 5 volt DC
Modul ELKA.MR.UM.004.A 48
Page 37
2. Hubungkan terminal Vcc dari semua modul pada tegangan 5
volt DC
3. Hubungkan terminal ground dari semua modul
4. Buatlah rangkaian gerbang seperti gambar 1
5. Berikan kondisi logik sesuai pada tabel 1
6. Catat hasilnya pada kolom output
Tabel 1 Gambar 1
INPUT OUTPUT
A B Y0011
0 1 0 1
7. Ulangi langkah kerja 4 dan 5 untuk rangkaian gerbang logika
yang lain.
a) OR gate
Tabel 2 Gambar 2INPUT OUTPU
TA B Y0011
0 1 0 1
b) NOT gate
Tabel 3. Gambar 3
INPUT OUTPUT
A Y
Modul ELKA.MR.UM.004.A 49
A
B
A
B
Y
A
Y
Page 38
0 1
c) NAND gate
Tabel 4 Gambar 4
INPUT OUTPUT
A B Y0011
0 10 1
d) NOR gate
Tabel 5 Gambar 5
INPUT OUTPUT
A B Y0011
0 10 1
e) Ex-OR gate
Tabel 6 Gambar 6
INPUT OUTPUT
A B Y0011
0 1 01
f) Ex-NOR gate
Tabel 7 Gambar 7
INPUT OUTPUT
Modul ELKA.MR.UM.004.A 50
A
B
Y
A
B
Y
A
B
Y
Page 39
A B Y0011
0 1 0 1
8. Buatlah kesimpulan dan laporan dari hasil praktek yang telah
dilakukan!
KEGIATAN BELAJAR 3: RANGKAIAN CLOCK
a. Tujuan Pemelajaran
1. Merangkai rangkaian clock dengan benar.
2. Menjelaskan prinsip kerja dan fungsi rangkaian clock dengan
benar.
b. Uraian Materi
Rangakaian clock berfungsi untuk pembentuk/membangkitkan
pulsa/gelombang kotak secara terus-menerus dan rangkaian ini
tidak mempunyai kondisi stabil/setimbang. Rangkaian clock
termasuk golongan Astabil Multivibrator dengan IC 555. Output
Modul ELKA.MR.UM.004.A 51
Page 40
rangkaian clock digunakan untuk input rangkaian-rangkaian
logika yang sekuensial (berhubungan dengan waktu). Yang
termasuk rangkaian logika sekuensial contohnya: Flip-Flop, Shift
Register, dan Counter. Adapun fungsi rangkaian clock yaitu, untuk
mengatur jalannya data dalam penggeseran ke kanan atau ke
kiri, maupun dalam perhitungan/pencacahan bilangan biner. Yang
dimaksud rangkaian Astabil Multivribator Adalah multivribator
yang tidak stabil tegangan output-nya (tegangan pengeluarannya
berubah-ubah) tanpa adanya sinyal masukan yang diberikan.
Rangakaian clock dengan IC 555 besrta pulsa-pulsa pada pin 3
dan pin 6 ditunjukkan pada gambar ini
RA
+VCC
C
U7
555
1
2
3
4
5
6
7
8
GND
TRIG
O
R
CTL
TH
DVCC
Gambar 1
Vout0.01uF
RB
Cara kerja rangkaian diatas
Pada saat C diisi tegangan ambang naik melebihi + (2/3) Vcc.
Kini Kapasitor C dikosongkan melalui Rb oleh karena itu
tetapan waktu pengosongan dapat ditentukan dengan rumus T
= Rb x C.
Bila egangan C sudah turun sedikit sebesar + (Vcc/3) maka
keluaran menjadi tinggi.
Pewaktu IC 555 mempunyai tegangan yang naik dan turun secara
exponensial. Keluarannya berbentuk gelombang segi empat.
Modul ELKA.MR.UM.004.A 52
Page 41
Karena tetapan waktu pengisian lebih lama daripada tetapan
waktu pengosonngan, maka keluarannya tidak simetri. Keadaan
keluaran yang tinggi lebih lama dari keadaan keluaran yang
rendah. Untuk dapat menentukan ketidak simetrian ssuatu pulsa
keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian multivibrator jenis
astabil ini dipergunakan suatu siklus kerja yang dirumuskan
sebagai berikut:
W = 0.693 (RA + Rb ).C
t = 0.693 . Rb. C
T = W + t
Dimana : W = lebar pulsa ; T = waktu periode
Besarnya frekuensi ditentukan oleh
F = ( dimana T = detik ; F = Hertz )
c. Rangkuman
Astabil Multivibrator atau pembentuk pulsa atau generator pulsa
merupakan rangkaian yang membangkitkan sinyal secara terus-
menerus pada keluarannya tanpa adanya sinyal masukan dari
rangkaian. Rangkaian ini juga sering dinamakan dengan
rangkaian cloc. Frekuensi pulsa yang dihasilhan tergantung oleh
besarnya C, Resistor RA, Rb. Untuk menentukan periode T
ditentukan oleh lebart pulsa W dan t.
d. Tugas
1. Definisikan rangkaian clock?
2. Sebutkan fungsi rangkaian clock?
3. Jika periode waktu T = 0.1 milidetik, Hitung besanya frekuensi?
Modul ELKA.MR.UM.004.A 53
Page 42
4. Periode T ditentukan oleh komponen apa saja? sebutkan!
e. Test Formatif
1. Gambar dan terangkan prinsip kerja rangkaian clock dengan
rangkaian IC 555?
f. Kunci Jawaban
10k
VCC=6V
220
4.7uF
0.1uF
10k
U7
555
1
2
3
4
5
6
7
8
GND
TRIG
O
R
CTL
TH
DVCC
Prinsip kerja:
Pada waktu pin 2 dan pin 6 berada dibawah VLT = 1/3
Vcc,sehingga kaki 3 (keluaran) menjadi tinggi. Kapasitor C
mengisi, melalui Ra dan Rb. Sampai Vc mencapai harga VUT, yaitu
sebesar 2/3 Vcc, maka keluaran kaki 3 menjadi rendah. Kapasitor
C mengosongkan muatannya melalui Rb ke kaki 6. Sampai harga
Vc menjadi tinggi. Sehingga kejadian seperti di atas akan terulang
kembali. Kejadian akan berulang terus, dengan frekuensi
ditentukan sebagai berikut:
f =
g. Lembar Kerja
Judul: Rangkaian Clock (Astabil Multivibrator)
Alat dan bahan
Modul ELKA.MR.UM.004.A 54
Page 43
1. IC pewaktu 555
2. CRO
3. Batteray 5 volt (catu daya )
4. Resistor Ra = Rb = 10 K , R = 220
5. Condensator 0,1 , 1 , 4,7 , 10 , 47 , 100 .
6. LED warna merah
7. Breadboard
8. Kabel penghubung
Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut:
10k
VCC=6V
220
4.7uF
0.1uF
10k
U7
555
1
2
3
4
5
6
7
8
GND
TRIG
O
R
CTL
TH
DVCC
3. Hubungkan catu daya 5 volt DC, kemudian amatilah apa yang
terjadi pada LED (pin 3 sebagai output).
4. Amatilah dengan CRO untuk bentuk gelombang pada pin 3 dan
pin 6
5. Gambarlah bentuk gelombang tersebut dan catat harga W dan
T dalam satuan detik, serta harga amplitudo dalam satuan
Vpp.
6. Ulangilah percobaan ini dengan menggantikan kondensator C
yang lain, kemudian melaksanakan langkah 4 dan 5.
7. Kembalikanlah peralatan dan bahan ke tempat semula.
Modul ELKA.MR.UM.004.A 55
5V
Page 44
8. Buatkan laporan lengkap dengan kesimpulannya,
berdasaarkan hasil praktek.
Modul ELKA.MR.UM.004.A 56