Top Banner
www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar PERKAWINAN USIA MUDA: JUMLAH ANAK DAN FERTILITAS Di ajukan Sebagai Laporan Akhir Kuliah Lapangan Antropologi Kependudukan di Kawasan Nelayan Kalisari, Kelurahan Mulyosari, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya Di susun oleh: Ani pamungkas 070316962 Devinta Friyandina 070316972 Khaerul Umam Noer 070317043 Uswatun Hasanah 070317044 Indraini Puji L 070317086 1
40
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

PERKAWINAN USIA MUDA:JUMLAH ANAK DAN FERTILITAS

Di ajukan Sebagai Laporan Akhir Kuliah Lapangan Antropologi Kependudukan di Kawasan Nelayan Kalisari, Kelurahan

Mulyosari, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya

Di susun oleh:

Ani pamungkas 070316962Devinta Friyandina 070316972Khaerul Umam Noer 070317043Uswatun Hasanah 070317044Indraini Puji L 070317086

JURUSAN ANTROPOLOGIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGASURABAYA

2006

1

Page 2: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Bukan hal baru lagi bahwa dunia kita sedang menghadapi krisis

kependudukan Saat kita membicarakan mengenai pembangunan maka

tidak terlepas dari masalah kependudukan. Namun yang paling

merisaukan pada negara-negara berkembang terutama adalah tingginya

tingkat fertilitas. Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap masyarakat yang

sedang berkembang, ferilitas merupakan masalah pelik yang harus

dihadapi. Pertambahan jumlah penduduk pada gilirannya akan memaksa

masyarakat untuk berubah dan berusaha untuk menghadapinya dengan

pilihan-pilihan yang ada. Tidak diragukan lagi, bahwa tingkat fertilitas

bergantung dengan dengan banyak faktor dan variabel.

Perkembangan penduduk yang pesat antara lain disebabkan oleh

pengendalian kematian yang semakin berhasil, yang tidak diimbangi

dengan pengendalian kelahiran. Fertilitas suatu populasi dapat dilihat

sebagai akibat dari berbagai tindakan dan keputusan individu, yang dibuat

dalam kerangka untuk mengatasi tekanan biologis dan tekanan

lingkungan yang dihadapi oleh individu. Dengan demikian, fertilitas

merupakan pilihan yang diambil secara sadar oleh individu yang

disesuaikan dengan kebutuhan dirinya dan lingkungannya.

Promosi Keluarga Berencana merupakan tanggapan praktis utama

dalam menghadapi masalah kependudukan. Terdapat minat dan usaha

yang luar biasa dalam program Keluarga Berencana ini, walaupun seperti

yang kita ketahui bahwa masalah ini seharusnya adalah sebuah privacy

kini cepat sekali berubah menjadi masalah umum. Dan tentu saja hal ini

tak terlepas dari masalah perkawinan, dimana fertilitas menunjukkan

jumlah anak lahir hidup, sebuah ikatan hubungan yang mengawali. Baik

2

Page 3: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

ikatan perkawinan atau ikatan seksual. Usia pada waktu kawin umumnya

relatif rendah di negara-negara yang sedang berkembang, yang berarti

proporsi yang besar dari atau seluruh usia subur (usia reproduksi)

dilewatkan dalam perkawinan.

I.2. Perumusan Masalah

Ikatan perkawinan berpengaruh terhadap fertilitas. Ikatan

perkawinan ini dianggap penting terutama karena awal mula dan

berlanjutnya ikatan seksual yang stabil merupakan sebagian variabel

hubungan seks dalam analisis fertilitas. Salah satu variabel perkawinan

adalah usia kawin, terutama disini adalah perkawinan usia muda.

Fokus penelitian dibuat agar penelitian tidak hanya mencari data di

lapangan sebanyak-banyaknya tanpa adanya suatu kerangka masalah.

Adapun fokus penelitian ini adalah bagaimana perkawinan usia dini terjadi

pada masyarakat Kalisari yang dikaitkan dengan jumlah anak dan

dihubungkan dengan fertilitas.

I.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana perkawinan usia dini mempengaruhi pada jumlah anak yang

dihubungkan dengan fertilitas dan tanggapan masyarakat yang

bersangkutan terhadap perkawinan usia dini.

I.4. Kerangka Teori

Menurut klasifikasi Moser kebijakan kependudukan menjadi bagian

dari pendekatan kesejahteraan karena fokusnya ialah perempuan sebagai

ibu atau calon ibu. Kebijakan kependudukan meliputi dua hal yang

mendasar yaitu pengendalian fertilitas (fertility control) dan pengendalian

penduduk (population control). Yang dimaksud dengan pengendalian

fertilitas1 ialah hak perempuan atau lelaki untuk mengambil keputusan

1 Kami menggunakan istilah pengendalian fertilitas, dan bukan pengendalian kelahiran (birth control), karena bukan “kelahiran” yang hendak dikendalikan melainkan fertilitas, yaitu kemungkinan untuk mempunyai anak. Istilah pengendalian kelahiran, meskipun

3

Page 4: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

tentang kapasitas reproduksi mereka, sedangkan yang dimaksud dengan

pengendalian penduduk ialah usaha pihak luar-pemerintah nasional,

badan-badan internasional, atau lembaga-lembaga agama untuk

mengendalikan hak keluarga dalam mengambil keputusan tentang jumlah

anak yang diinginkan.

Pengendalian fertilitas dan penduduk seringkali berlawanan, apa

yang mungkin menjadi keinginan seorang perempuan untuk mempunyai

atau tidak mempunyai anak bisa menjadi berlawanan dengan kebijakan

pemerintah. Terdapat dua pandangan yang berbeda tentang hubungan

pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi, yaitu:

1. perkembangan ekonomi membutuhkan jumlah penduduk yang

meningkat yang bisa menjadi angkatan kerja dan berfungsi sebagai

konsumen produk-produk ekonomi.

2. jumlah penduduk yang meningkat terus akan menghambat

pertumbuhan ekonomi karena terlalu banyak dana yang harus di

investasikan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok dan

untuk ditanamkan pada infrastruktur sehingga akan menurunkan

peluang penanaman modal dalam bidang lain yang lebih produktif.

Fertilitas disini dipengaruhi langsung oleh variabel antara hasil

klasifikasi Davis dan Blake ([1956] dalam Lucas, 1990:56), sementara

faktor seperti sosial ekonomi, bio-sosial dan lain-lain, hanya dapat

berpengaruh secara tidak langsung. Variabel ini terdiri dari sebelas

variabel-antara yang digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu: (1) variabel-

variabel hubungan seks; (2) variabel-variabel konsepsi; dan (3) variabel-

variabel gestasi. Setiap variabel-antara dapat mempunyai pengaruh

negatif atau positif terhadap fertilitas.

Untuk memudahkan perhitungan mengukur hubungan antara

variabel antara dan fertilitas Bongaarts ([1978] dalam Lucas, 1990:56)

menguranginya menjadi 8 variabel. Yang terpenting dalam mempengaruhi

digunakan secara luas, sebenarnya kurang tepat.

4

Page 5: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

perubahan tingkat fertilitas pada berbagai masyarakat adalah: (1)

perkawinan; (2) kontrasepsi; (3) laktasi; dan (4) pengguguran. Dalam

kerangka Davis dan Blake tidak termasuk laktasi atau menyusui bayi

untuk waktu yang agak lama, padahal secara biologis berfungsi untuk

menurunkan fekunditas dan fertilitas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas ini sangat rumit dan

peranan program Keluarga Berencana tidaklah sederhana. 11 variabel

antara dan faktor-faktor sosial budaya yang mempengaruhi fertilitas

tersebut salah satunya adalah usia kawin atau usia melalui hubungan

seks, terutama usia kawin muda. Ikatan perkawinan menggambarkan

setiap ikatan seksual yang stabil. Menurut Grebenik dan Hill perkawinan

hanya meliputi ikatan yang sah. Terdapat tiga sistem hukum perkawinan

yang sah, yaitu hukum agama, hukum sipil dan hukum adat ([1974:41-53]

dalam McDonald, 1990:79).

Dalam masyarakat orang yang menikah memperoleh status baru,

dimana status ini merupakan status sosial yang dianggap paling penting.

Usia kawin yang dimaksud di sini adalah umur pada waktu memasuki

ikatan seksual, atau dengan istilah perkawinan, usia konsumsi perkawinan

(hubungan kelamin yang pertama kali dilakukan setelah menikah). Seperti

yang kita ketahui bahwa pada saat seseorang menikah pada usia yang

relatif lebih muda maka masa subur atau reproduksi akan lebih panjang

dilewatkan dalam ikatan perkawinan sehingga mempengaruhi

peningkatan fertilitas.

I. 5 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode partisipasi observasi yang

bertujuan untuk memberikan deskripsi tentang gejala yang ada di suatu

komunitas. Metode partisipasi observasi berarti berpartisipasi dalam

banyak aspek kehidupan masyarakat, dan mengamati tingkah laku warga

dari kelompok masyarakat yang bersangkutan, dan memahami suatu

pandangan hidup dari sudut pandang penduduk (Spradley, 1997:3).

5

Page 6: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

Dalam program perubahan kebudayaan terencana, di mana faktor-faktor

sosial, psikologi dan budaya hampir tak terbatas dan tak di ketahui

dengan jelas, pendekatan yang eksploratif dengan tujuan terbuka

menghasilkan hal-hal yang sering kali penting. Oleh karena itu, penelitian

partisipasi observasi melibatkan belajar mengenai dunia orang yang telah

belajar melihat, mendengar, berbicara, berpikir dan bertindak dengan cara

yang berbeda-beda, sehingga si peneliti sedikit-banyak akan mengerti

mengenai dunia orang-orang tersebut.

I.5.1 Pemilihan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terketak di Kawasan Nelayan Kalisari, Kelurahan

Mulyosari, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.

Lokasi ini dipilih karena beberapa alasan, yaitu:

Pertama, selama ini kawasan nelayan seringkali di identikkan

dengan kemiskinan dan populasi penduduk yang besar. Untuk

membuktikan hal tersebut, maka kami memilih kawasan nelayan di

Kalisari, selain bahwa lokasi tersebut cukup dekat dari Kampus, juga

kawasan tersebut kami anggap representatif dalam mencari

permasalahan yang akan kami bahas.

Kedua, adalah kewajiban bagi kami untuk melaksanakan kuliah

lapangan di kawasan yang dipilih secara mufakat, dan Kawasan Nelayan

Kalisari dapat dikatakan merupakan daerah yang jarang dijadikan tujuan

penelitian antropologi, terutama antropologi kependudukan.

I.5.2. Teknik Penentuan Informan

Informan adalah orang-orang yang diharapkan mengetahui tentang

hal-hal yang menjadi fokus penelitian (Dyson, 1997:5). Oleh karena itu,

orang-orang yang dijadikan informan adalah mereka yang telah lama

menetap dan mengalami enkulturasi penuh (proses pembudidayaan alami

pada lingkungan tertentu). Penelitian ini mengambil berbagai informan

dengan berbagai latar ekonomi, seperti pedagang, pemilik warung, dan

6

Page 7: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

juga para penduduk dengan berbagai latar usia. Pengambilan informan

bertujuan untuk mengetahui jawaban dari berbagai masalah yang kami

jadikan sebagai topik penelitian.

I.5.3. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan cara studi lapangan yang hasilnya

dipergunakan sebagai data utama dan studi pustaka sebagai data

pelengkap. Data dikumpulkan melalui beberapa teknik tahapan

pengumpulan data, yaitu:

I.5.3.a. Observasi

Observasi atau pengamatan bertujuan melihat perilaku nyata atau

faktual dan keadaan lingkungan serta benda-benda fisik (Dyson, 1997:4).

Pengamatan merupakan metode yang pertama-tama digunakan dalam

melakukan penelitian ilmiah, yang pada mulanya diarahkan kepada usaha

untuk memperoleh sebanyak mungkin pengetahuan mengenai lingkungan

alam manusia (Bachtiar, 1994:109-110).

Observasi atau pengamatan secara langsung, dilakukan peneliti

sejak awal datang, dan masuk dalam kehidupan penduduk meskipun tidak

terlalu lama. Hal ini menyebabkan para peneliti sedikit-banyak mengetahui

apa yang dirasakan oleh subyek yang secara langsung merupakan

sumber data bagi peneliti. Biasanya, dalam mempelajari hubungan antar

manusia, kegiatan manusia dalam hubungan mereka satu sama lain,

harus di amati ditempat mereka dijumpai (Bachtiar, 1994:119).

I.5.3.b. Wawancara

Teknik wawancara menurut Lincoln dan Gulba, dimaksudkan untuk

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,

perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain (Moleong,

1993:135). Peneliti melakukan wawancara dengan para penduduk,

meskipun tidak mendalam dan tidak terlalu menggunakan pedoman

wawancara. Hal ini dikarenakan karena peneliti lebih menggunakan

7

Page 8: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

wawancara spontan untuk mengetahui berbagai hal mengenai masalah

yang kami jadikan topik.

I.5.3 Teknik Analisa Data

Teknik data tidak dimaksudkan untuk membuat atau membuktikan

hipotesis yang telah dirumuskan sebelum penelitian diadakan atau

hipotesis yang ada sebelumnya, analisis ini merupakan pembentukan

abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan, kemudian

dikelompok-kelompokkan (Moleong, 1993:5-6). Data dan/fakta adalah

suatu pernyataan, rumusan atau istilah dalam rangka pemikiran tertentu

yang dapat dibuktikan ada atau tidak ada dalam kenyataan (Bachtiar,

1994:112).

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang

telah dituliskan dalam catatan lapangan, gambar dan lain sebagainya.

Kemudian data-data itu diberi kode sesuai dengan kategori yang dibuat

berdasarkan kepentingan penelitian dan konsep yang di ilustrasikan oleh

informan. Kemudian dari kategori konseptual yang telah dibuat, disusun

menjadi suatu struktur agar mudah melihat hubungan-hubungan yang

terjadi antara kategori-kategori tersebut dan mempermudah interpretasi.

8

Page 9: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

BAB II

PROFIL INFORMAN

Bab ini akan melaporkan mengenai profil informan yang telah kami

wawancarai. Semua informan kami adalah wanita-wanita yang menikah

pada usia yang relatif muda antara umur 15 tahun sampai dengan 21

tahun. Hal ini dikarenakan kami ingin mengetahui mengenai usia

perkawinan dan jumlah anak.

1. nama : Faridah

umur : 20 tahun

menikah : usia 19 tahun

anak : akan lahir anak pertama

Faridah baru saja menikah pada bulan Januari setahun yang lalu.

Wanita yang berasal dari Lamongan dan berbadan subur ini

kebetulan sudah hamil 8 bulan. Merupakan pendatang karena

suaminya juga berasal dari Lamongan yang sekarang berprofesi

sebagai karyawan di perusahaan swasta. Saat kami tanya

mengapa menikah pada usia sekian, wanita tersebut merasa

memang sudah waktunya karena sudah ada panggilan jodoh, jadi

dia menikah atas kehendak sendiri. Saat ditanya masalah jumlah

anak yang diinginkan, wanita ini tersenyum sambil menjawab dia

inginnya bikin satu lagi tetapi dia juga agak khawatir dengan

biayanya nanti, menurut dia, sekarang buat makan saja susah.

2. nama : Nuriyatun

umur : 35 tahun

menikah : 16 tahun

9

Page 10: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

anak : 2 orang, anak pertama laki-laki berumur 10 tahun

dan yang kedua perempuan.

Ibu setengah baya ini berasal dari Lamongan, begitu juga

suaminya, jadi mereka adalah pendatang. Suaminya bekerja

sebagai petugas keamanan (hansip) di sebuah pabrik yang

jaraknya lumayan dekat dengan rumah yang mereka tempati.

Ditanya mengenai masalah anak, ibu ini menjawab beliau sudah

cukup bahagia dikaruniai 2 anak yang lengkap laki-laki dan

perempuan dengan kondisi mereka yang cukup. Mengenai

motivasi menikah, ibu ini tersenyum sambil bercerita kalau dulu

“bapaknya anak-anak temen sekolah dan suka main ke rumah, ya

bisa dibilang suka sama suka”.

3. nama : Suyatmi

umur : 43 tahun

menikah : 19 tahun

anak : 4 orang, paling tua anak perempuan, sisanya laki-

laki. Dua anak tertuanya sudah menikah dan yang

tertua memberi beliau cucu. Anak keduanya menikah

pada usia muda juga, pada usia 18 tahun. Anak

ketiga kelas 3 SMP dan anak terakhirnya berumur

5,5 tahun.

Ibu ini berasal dari Tulungagung dan suaminya (Pak Toyip) asli

orang Kalisari. Ibu Suyatmi menikah karena di jodohkan

orangtuanya. Alasannya karena keadaan ekonomi keluarga yang

kurang. Selama menikah beliau ikut KB dan menurut beliau anak 4

itu sudah terlalu banyak dan sudah cukup membebani ekonomi

keluarga. Di rumah beliau membantu suaminya bekerja dengan

membuka warung kecil-kecilan di rumah dan juga menjual air

PDAM.

10

Page 11: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

4. nama : Supini

umur : 52 tahun

menikah : 17 tahun

anak : 8 orang dan cucu 3 orang.

Ibu Supini asli orang Surabaya, sedangkan suaminya asli Madura.

Pada saat mendapat haid pertamanya pada usia 17 tahun, oleh

orangtuanya beliau langsung dinikahkan, karena dianggap sudah

cukup umur apalagi anak pertama dan punya saudara banyak.

Beliau tidak ikut program KB, beliau juga tidak tahu mengapa dan

tidak ambil pusing, saat ini beliau sudahmengalami menopause

semenjak usia 45 tahun. Sementara suaminya bekerja sebagai

nelayan, ibu Supini membantu dengan membuat klompen untuk

dijual dan juga jual layang-layang.

5. nama : Muawanah

umur : 33 tahun

menikah : 20 tahun

anak : 3 orang, anak paling kecil berumur 3 tahun.

Beliau asli Kalisari dan mengikuti program KB dan memilih KB

suntik. Beliau tidak berniat menambah anak lagi karena menurut

beliau sudah cukup, biayanya sudah cukup membengkak dengan

memiliki anak tiga.

6. nama : Atun

menikah : 15 tahun

anak : 13 orang, meninggal seorang.

Kami tidak sempat mengobrol secara langsung karena saat itu

beliau sedang mengobrol santai bersama para pria yang sedang

membenahi jaring tidak jauh dari kami yang saat itu bersama ibu

11

Page 12: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

Supini dan Muawanah. Tapi kami sempat bertegur sapa, walaupun

anaknya sudah banyak dan besar-besar tapi wanita ini tampak

masih muda, beliau mengomentari soal anaknya yang cukup

banyak. Menurut beliau anak banyak itu ramai selain itu

harapannya apabila meninggal anak-anaknya bisa saling

membantu. Ibu Atun adalah anak terakhir dari tujuh bersaudara,

dan karena orang tuanya sudah tidak mampu membiayai sekolah

akhirnya disuruh menikah saja.

7. nama : Khotama

umur : 21 tahun

menikah : 20 tahun

anak : 1, baru berumur 3,5 bulan.

Ibu muda ini asli dari Kalisari sementara suaminya berasal dari

Tuban. Alasan menikah karena sudah merasa cukup umur.

Sebelum menikah bekerja sebagai buruh pabrik dan sekarang

masih cuti, sedangkan suaminya seorang tukang bangunan. Beliau

ikut KB dan memilih KB suntik, ibu Khotama tidak berencana punya

anak banyak, cukup dua atau tiga saja. dia benar-benar merawat

anaknya dengan selalu memberi gizi makanan yang baik buat

anaknya, walaupun terkadang uang buat makan dia sehari-hari

kurang dia selalu berusaha agar uang itu untuk membelikan bubur

buat anaknya.

8. nama : Mariatun

umur : 26 tahun

menikah : 16 tahun

anak : 1 orang, laki-laki berumur 10 tahun.

Ibu muda ini menikah muda karena disuruh oleh orang tua karena

keadaan ekonomi keluarga yang kurang. Beliau asli Lamongan

12

Page 13: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

sementara suami asli Kalisari. Suami bekerja sebagai guru ngaji,

sementara ibu Mariatun membantu ekonomi keluarga dengan

berjualan martabak telor.

9. nama : Sulianih

umur : 27 tahun

menikah : 18 tahun

anak : 2 orang, berumur 7 dan 5 tahun, laki-laki semua.

Ibu yang satu ini walaupun mempunyai dua anak namun masih

tampak muda seperti anak yang baru lulus SMA. Aslinya dari Kediri

sementara sang suami asli Kalisari. Alasan menikah karena

keinginan sendiri dan merasa sudah cukup umur.

10.nama : Sumiati

menikah : 18 tahun

anak : 2 orang, berumur 8 tahu dan 5 tahun.

Beliau berasal dari Sampang, sementara suami berasal dari

Bangkalan. Setelah menikah langsung dikaruniai anak.

11.nama : Nur

umur : 42 tahun

menikah : 18 tahun

anak : 4 orang, anaknya sudah menikah kecuali si bungsu

yang berumur 18 tahun.

Ibu Nur aslinya berasal dari Nganjuk, dan saat kami tanya kenapa

menikah muda jawabnya karena keinginan sendiri.

13

Page 14: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

BAB III

PERNIKAHAN DINI DAN FERTILITAS

III.1. Fertilitas: Masalah di Indonesia

Untuk memahami fertilitas, seseorang harus mengerti apa yang

dimaksud dengan fertilitas. Fertilitas adalah jumlah anak lahir hidup

(Lucas, 1990:54) istilah ini juga sering kali dirancukan dengan istilah

Fekunditas yang dapat diartikan sebagai kemampuan biologis untuk

melahirkan seorang anak hidup. Fertilitas juga di definisikan sebagai

kemampuan untuk hamil dan memiliki anak, kemampuan untuk hamil

melalui aktifitas seksual yang normal (the ability to conceive and have

children, the ability to become pregnant through normal sexual activity

[medterm.com]).

Beberapa mendefinisikan fertilitas sebagai kemampuan dari

manusia atau binatang untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan

melimpah. Istilah ini umumnya digunakan bagi wanita, namun

penggunaannya juga meningkat pada pria. (fertility is the ability of people

or animals to produce healthy offspring in abundance. The term was

usually applied to females, but increasingly is applied to males as well).

Selain itu, fertilitas juga di definisikan sebagai kondisi, kualitas atau

derajat menjadi fertil (subur), dan rata-rata kelahiran dari populasi

(answers.com, t.t a).

Kebalikan dari fertilitas adalah infertilitas atau ketidakmampuan dari

seorang wanita untuk memiliki anak atau keturunan, juga di definisikan

sebagai kegagalan untuk mengandung setelah hubungan seksual selama

satu tahun tanpa kontrasepsi (the diminished ability or the inability to

conceive and have offspring. Infertility is also defined in specific terms as

the failure to conceive after a year of regular intercourse without

contraception [answers.com, t.t b]).

14

Page 15: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

Fertilitas memiliki hubungan dengan aspek sosial dan budaya di

suatu masyarakat. Kebudayaan sebagai blue print dari masyarakat akan

mendorong masyarakat untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan serta

lingkungan alam mereka. Dalam hal ini, fertilitas jelas tidak dapat

dilepaskan dari faktor sosial dan budaya.

Dalam tiga dasawarsa terakhir ini, Indonesia telah berhasil

memperbaiki kondisi kesehatan masyarakat luas, terbukti dari

berkurangnya angka kesakitan dan kematian, serta bertambah

panjangnya rata-rata usia harapan hidup. Keberhasilan dalam bidang

kesehatan ini saling menunjang dengan keberhasilan dalam program

keluarga berencana yang menghambat pertumbuhan penduduk dan

menurunkan tingkat kesuburan/fertilitas (rata-rata jumlah anak per wanita).

Akan tetapi seperti negara-negara berkembang lainnya, Indonesia saat ini

menghadapi paradoks penuruan jumlah anak dan penuaan penduduk

(Sarwono dan Koesoebjono 2004).

Berkurangnya jumlah anak memang baik dampaknya. Pada tingkat

keluarga, anak-anak (laki-laki dan perempuan) akan mendapat peluang

lebih besar untuk bisa menikmati pendidikan yang akan meningkatkan

kualitas hidup di masa depannya. Dengan berkurangnya jumlah anak,

para ibu juga mendapat waktu lebih banyak untuk bekerja di luar rumah,

mengembangkan diri selain untuk menambah penghasilan keluarga. Bagi

pemerintah, penurunan jumlah anak ini berarti pengurangan jumlah

penduduk yang harus diberi makan. Dengan demikian, dana yang ada

bisa dimanfaatkan untuk peningkatan sarana kesehatan untuk anak dan

ibu sehingga dapat mengurangi angka kematian ibu, serta mendukung

kegiatan-kegiatan perbaikan kesejahteraan rakyat pada umumnya.

Pengurangan jumlah penduduk juga membantu penghematan

penggunaan sumber-sumber alam dan melindungi lingkungan.

Pada tahun 2000 lalu Badan Pusat Statistik (BPS) mengadakan

Sensus Penduduk dan telah mengumumkan angka-angka sementaranya.

15

Page 16: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

Jumlah penduduk Indonesia pada bulan Juni 2000 adalah 203,46 juta

jiwa. Pada akhir tahun 1960-an para ahli memperkirakan proyeksi jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2000 sekitar 280 juta jiwa. Angka itu

disempurnakan pada tahun 1980-an menjadi 240 juta jiwa. Kemudian

disempurnakan dengan hasil Sensus dan Survey yang makin banyak

menjadi sekitar 220 juta jiwa. Pada tahun 1995 dibuat proyeksi baru dan

diperkirakan jumlah penduduk Indonesia adalah sekitar 213 juta jiwa.

Dengan adanya data yang lebih lengkap dan hasil-hasil Program KB yang

makin meyakinkan, pada tahun 1997 angka itu disempurnakan lagi

menjadi sekitar 208 juta jiwa. Dengan adanya data baru pada tahun 2000

itu, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia tahun 2001 telah menjadi

sekitar 207 juta jiwa. Pada tahun 2002 jumlah penduduk Indonesia akan

tetap bertambah jumlahnya dan diperkirakan menjadi sekitar 211 sampai

212 juta jiwa. Seluruh penduduk inilah yang menjadi sasaran

pembangunan untuk seluruh tahun 2002 (Suyono 2002).

Tidak diragukan lagi, fertilitas telah menjadi permasalahan yang

pelik yang harus dihadapi oleh pemerintah. Dalam fertilitas, tidak hanya

perilaku masyarakat yang menjadi persoalan, namun juga kondisi sosial.

Lingkungan fisik, dan terutama adalah kebudayaan yang dimiliki. Fertilitas

telah mengalami perubahan yang cukup berarti disetiap masyarakat.

Banyak faktor yang terkait dengan fertilitas, terutama di Indonesia,

terdapat tiga faktor yang harus mendapat perhatian, yaitu : (1)

penggunaan kontrasepsi modern, (2) praktek pembatasan kelahiran

secara tradisional, dan (3) perubahan pola perkawinan (Singarimbun,

1986:2).

III.2. Pernikahan: Alasan dan Keputusan

Variabel lain yang harus diperhitungkan dalam meneliti masalah

fertilitas adalah perkawinan. Ikatan perkawinan menggambarkan setiap

ikatan seksual yang stabil, dan meliputi semua tipe ikatan perkawinan dan

ikatan konsensual. Perkawinan memiliki berbagai variabel, yaitu: (1) jenis

16

Page 17: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

perkawinan; (2) usia kawin; (3) hidup selibat; (4) hidup menjanda; dan (5)

perceraian dan perpisahan (McDonald, 1990:79-91). Setiap varibel

perkawinan memiliki pengaruh, baik langsung maupun tidak, terhadap

fertilitas.

Masa remaja ke jenjang dewasa merupakan umur yang menarik

dalam pergaulan kita, pada waktu itu kebanyakan dari kita sedikit-

sedikitnya mempunyai pengetahuan dasar. Dengan penuh harapan kita

kemudian keluar dari sarang, untuk lari meninggalkan orangtua kita, untuk

bergabung dengan sekelompok teman, untuk minta bantuan atau tiba-tiba

merubah haluan sendiri untuk menyelidiki dunia luar. Kemudian saat itulah

menemukan apa yang dikatakan orang sebagai cinta.

Cinta disini di artikan sebagai suatu ikatan perasaan yang kuat

antara dua orang yang merasa dekat, saling merindukan, dan hanya

menginginkan yang terbaik untuk orang yang dicintainya. Suatu

perkawinan merupakan perpaduan antara dua minat pribadi yang harus

selalu dalam keadaan setimbang, perkawinan yang bahagia terjadi bila

kedua pihak berbagi kebahagian yang setara. Langkah-langkah pertama

kali memasuki masa perkawinan di dasari oleh perasaan berikut:

1. rasa tertarik;

2. rasa ingin bersama;

3. saling memelihara (meliputi rasa saling membagi dan

membutuhkan);

4. kerukunan; dan

5. cinta (Shelton dan Thrrick 1992).

Namun ada alasan tersendiri di balik berlangsungnya suatu

perkawinan menurut Hauck (1995):

1. Alasan neurotik:

17

Page 18: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

a. untuk menjengkelkan orang tua (terutama oleh para

remaja);

b. untuk mengatasi rendah diri;

c. untuk menjadi terapis pasangan (biasanya karena ada

pihak yang lemah, sakit, kekanak-kanakan);

d. takut menjadi perawan tua dan jejaka tua;

e. takut untuk tidak tergantung;

f. takut melukai perasaan orang lain; dan

g. karena anda telah jatuh cinta.

2. Alasan bijaksana dengan kedewasaan dan rasional

a. keberhasilan;

b. kehidupan seks yang aman dan menyenangkan;

c. perkawinan masih merupakan institusi terbaik untuk

membesarkan anak; dan

d. untuk mencapai gaya hidup yang unik.

Dari beberapa alasan berdasarkan neurotik ternyata juga bisa

sangat mendukung untuk terjadinya kawin usia muda. Kawin usia muda

juga tak terlepas dari ajaran agama. Dimana pada beberapa agama

menganggap usia haid berarti sudah pantas untuk dinikahkan, bahkan

ada yang belum pada masa haid namun sudah dinikahkan. Akan tetapi

konsumsi perkawinan ditunda sampai sang gadis mengalami haid. Seperti

yang terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 1. Penundaan Hubungan Seks Setelah Menikah dan Usia Kawin.

Penundaan

Hubungan Seks

Umur kawin pertama

<15

(n=140)

15-17

(n=295)

18-20

(n=222)

21=

(n=115)

Jumlah

(n=772)

18

Page 19: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

Tidak ditunda 26,6 67,8 84,0 85,2 67,6

Tertunda 0-2 tahun 13,6 9,8 5,0 0 7,7

Tertunda >2th 22,3 5,8 0,5 0 6,4

Tak pernah hub.

Seks

37,5 16,6 10,5 14,8 18,2

100 100 100 100 100

Sumber: Singarimbun, diolah

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi usia kawin

semakin kecil kemungkinan hubungan seks ditunda. Sebanyak 85,2 %

dari wanita berumur 21 tahun ke atas pada waktu menikah tidak

mengalami penundaan hubungan seks, tetapi hampir tiga perempat

wanita yang kawin usia kurang dari 15 tahun mengalami penundaan.

Terlepas dari anjuran agama, pernikahan, atau lebih tepatnya

fertilitas, dianjurkan karena hal-hal tertentu dan jug adapat memenuhi

tujuan-tujuan sosial tertentu (Caldwell, 2000:356). Secara tradisional,

menikah merupakan suatu alasan logis dan 'diwajibkan' untuk

memperolah keturunan yang sah dan diakui oleh masyarakat. Perkawinan

merupakan cara yang dianggap ideal dalam berbagai hal, seperti

penguasaan seksualitas, legitimasi dan legalitas atas anak-anak, dan

terpenting adalah pembagian hal da kewajiban antara suami dan istri

(Allan, 2000: 611-2).

III.3. Pernikahan Usia Dini: Akumulasi Berbagai Faktor

Terutama pada masyarakat pada negara berkembang dimana

dikenal kebiasaan kawin anak-anak dan perkawinan yang diatur oleh

orangtua, usia kawin adalah rendah. Proporsi wanita yang tidak kawin

seumur hidup adalah sangat rendah, apalagi adanya anggapan “perawan

tua” bagi perempuan yang belum menikah pada umur 20-an, bahkan saat

seorang kakek atau nenek memaksa cucunya untuk menikah walaupun

nanti cerai katanya tidak masalah. Perkawinan mempunyai nilai yang

19

Page 20: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

tinggi dan orang tua merasa malu kalau anak gadisnya yang dewasa

tidak kawin karena khawatir dikatakan perawan tua walaupun sang anak

belum cukup umur baik secara fisik maupun mental.

Sebagian besar perkawinan pada perempuan adalah karena

keinginan orang tua. Tentu saja ini cukup mempengaruhi tingkat fertilitas,

karena jika pernikahan itu akan langgeng untuk selamanya sampai ajal

menjemput dan wanitanya fekund dan melahirkan banyak anak, maka

dapat kita bayangkan bagaimana angka fertilitas akan meningkat.

Yang jelas, pendidikan mempengaruhi usia kawin karena pelajar

dan mahasiswa pada umumnya berstatus bujangan. Menurut Holsinger

dan Kasarda ([1976:154] dalam Lucas, 1990:69), meskipun kenaikan

tingkat pendidikan menghasilkan tingkat kelahiran yang lebih rendah,

tetapi hubungan antara kedua variabel ini belum benar-benar terbukti.

Lagipula jika pendidikan meningkat maka pemakaian alat-alat kontrasepsi

juga meningkat. Menurut Hawthorn ([1970:42] dalam Lucas, 1990:69)

bahwa dalam semua masyarakat kesadaran akan pembatasan kelahiran

memang tergantung pada latar belakang daerah kota atau tempat tinggal,

pendidikan atau penghasilan. Pendidikan yang kuat pengaruhnya

terhadap variabel-variabel pengaruh lainnya seperti sikap terhadap

besarnya keluarga ideal dan nilai anak.

Perbaikan status wanita juga diharapkan turut menyumbang dalam

penurunan tingkat fertilitas. Status wanita ini meliputi banyak hal, seperti

hak atas warisan, dalam perkawinan, peranannya dalam rumah tangga

dan masyarakat, partisipasi dalam organisasi dan lain-lain. Perbaikan

status ini selanjutnya diharapkan melalui pendidikan dan pekerjaan di luar

rumah, karena mereka yang berpendidikan diharapkan mempunyai

kesadaran yang lebih besar terhadap Keluarga Berencana dan perlunya

keluarga kecil. Sementara menurut Hull dan Hull ([1977] dalam Lucas,

1990:69) bahwa wanita yang tidak berpendidikan dan berpendidikan

20

Page 21: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

tingkat menengah mempunyai rata-rata anak lebih sedikit daripada yang

berpendidikan sekolah dasar.

Masalahnya ide tentang keluarga besar nampaknya masih kuat.

Penilaian yang tinggi kepada keluarga besar mencerminkan kenyataan

berlakunya loyalitas primordial kepada keluarga, suku dan golongan.

Keluarga besar seringkali dipandang sebagai penyebab kemiskinan,

namun ada beberapa negara yang berpenduduk besar namun kaya (misal

Belanda) dan berpenduduk jarang namun miskin (misalnya Chad). Norma

yang menunjukkan bahwa dari golongan status ekonomi yang lebih

rendah mempunyai fertilitas yang relatif lebih tinggi, hampir dapat

dikatakan sebagai suatu hukum sosial ekonomi ([Wrong, 1977:81] dalam

Lucas, 1990:68).

Pada tingkat rumah tangga kaitan antara jumlah anak yang banyak

dengan kemiskinan atau kekayaan bervariasi, banyak orang miskin dan

juga banyak orang kaya yang mempunyai anak banyak, tetapi juga

banyak juga orang kaya dan juga orang miskin yang mempunyai anak

sedikit. Hal ini memang bergantung pada pribadi masing-masing, namun

yang tak kalah penting dalam jumlah anak adalah nilai anak bagi orang

tua.

Pada beberapa keluarga anak merupakan sumber tenaga dan

sumber pendapatan bagi orangtuanya di samping menjadi “pembantu”

bagi orang tua pada usia senja. Pada keluarga lain anak justru di anggap

sebagai beban finansial, karena selama proses modernisasi

membesarkan anak pada semua tingkat sosial menjadi semakin mahal

karena adanya pengeluaran untuk keperluan sekolah, kebutuhan sosial

untuk pakaian yang sesuai, serta keinginan konsumtif yang meningkat

baik pada anak-anak atau orang dewasa.

21

Page 22: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

III.4. Pernikahan dan Jumlah Anak

Dibanyak kebudayaan, ketidakmampuan seorang wanita untuk

mengandung dan meneruskan keturunan adalah petaka dan cela. Tidak

mengherankan memang, selain bahwa anak merupakan penerus

generasi, juga terkait dengan nilai anak pada tiap-tiap masyarakat.

Persoalan keluarga menyangkut sesuatu yang sensitif, yakni sekitar

aktivitas seks dan cara-cara yang dipakai untuk menghindari kehamilan.

Masalahnya adalah sesuatu yang bersifat sangat pribadi, lalu

pelan-pelan, melalui penanganan yang cukup bijaksana dibuat menjadi

terbuka dan persoalannya di perbincangkan dan di komunikasikan secara

terbuka. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa di berbagai negara

sedang berkembang persoalan keluarga berencana masih sensitif dan

tidak dapat dimasukkan kedalam program pemerintah. Keterlibatan

pemerintah dan masyarakat sangat besar dan komunikasi, edukasi dan

informasi mendapat tempat yang penting. Para pejabat, dari presiden

sampai kepala dusun menunjukkan keterlibatannya dengan caranya

sendiri-sendiri, begitu juga alim ulama, seniman dan tokoh-tokoh lainnya.

Pada tahun 1970-an sampai awal 1990-an, jumlah anak yang

mereka (penduduk Jakarta) anggap ideal adalah 4-5 anak, namun tidak

ada prefensi yang kuat terhadap anak laki-laki. Sementara jarak antara

kehamilan yang dianggap ideal adalah 2-3 tahun. Seperti misalnya

penelitian yang dilakukan oleh Masri Singarimbun di daerah Sriharjo,

Yogyakarta pada tahun 1986 berikut:

Tabel 2. Fertilitas, mortalitas dan jumlah anak yang diinginkan diSriharjo.

Umur

Istri

Jumlah anak rata-rata Diinginkan

Lahir

hidup

Telah

meninggal

Masih

hidup

isteri Suami

15-24 1,0 0,1 0,9 4,4 -

22

Page 23: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

25-34 3,0 0,5 2,5 4,7 -

35-44 4,5 1,2 3,3 5,2 -

45+ 4,8 2,0 2,8 5,3 4,7

Semua

Wanita

3,85 1,15 2,7 5,0 4,5

Sumber: Singarimbun (1986:11), diolah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah anak yang diinginkan

relatif besar, antara 4,4 pada ibu-ibu berusia 15-24 tahun sampai 5,3 pada

golongan umur 45 tahun keatas. Namun anak yang didapatkan lebih kecil

dari yang diinginkan hal ini juga karena besarnya tingkat kematian sekitar

29,9% dari bayi yang lahir. Kemudian pada tahun 1991 rata-rata jumlah

anak yang diinginkan menurun menjadi 2,9. beberapa responden juga

setuju dengan anjuran dua anak cukup.

Namun untuk saat ini hal itu memang tidak begitu menjadi

patokan, walaupun masih ada beberapa, karena proses modernisasi

sangat menuntut banyak biaya untuk membesarkan dan memelihara

anak. Bahkan dari selama ini kami di masyarakat, sering kali orang

bilang "kalau mau nambah momongan sebaiknya nunggu kakanya

sudah masuk SD dulu." Dengan demikian berarti jarak kehamilan yang

di idealkan adalah 5-6 tahun.

Dari hasil penelitian di Kalisari, memang beberapa pasangan

kawin usia muda memiliki jumlah anak yang banyak (lebih dari dua

seperti anjuran Keluarga Berencana) seperti ibu Suyatmi, Supini, Atun

dan Nur, namun pasangan lainnya yang sudah memiliki anak dua juga

sama-sama mengeluh masalah pemenuhan kehidupan yang cukup sulit

apalagi biaya memelihara anak yang sangat tinggi. Bagi mereka biaya

untuk makan saja sudah begitu berat apalagi biaya pendidikan yang

sekarang yang semakin mahal.

23

Page 24: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

Mengenai masalah alasan mengapa kawin muda juga cukup

variatif, namun ternyata masih ada beberapa orang yang alasan menikah

karena disuruh orang tua. Biasanya juga didukung oleh keadaan ekonomi

yang rendah, sehingga mereka menyuruh anaknya menikah saja untuk

mengurangi beban rumah tangga dan mandiri. Beberapa orang menikah

atas keinginan sendiri karena merasa sudah cukup umur dan sudah

waktunya untuk menikah walaupun umur mereka masih belasan dan

belum memasuki dua puluhan.

Walaupun dengan jumlah anak yang cuma satu, salah satu

informan kami merasa masih berat dalam pemenuhan kebutuhan hidup.

Katanya jaman sekarang serba mahal dan cukup sulit untuk mencari

uang. Dengan adanya pemikiran tersebut mereka mulai berpikir panjang

untuk menambah jumlah anak. Kemudian mereka memilih melakukan

KB untuk mencegah kehamilan. Dengan demikian dapat memotivasi

seseorang dalam ikut serta dalam penurunan fertilitas. Walaupun

pendidikan tinggi cukup berpengaruh dalam penurunan fertilitas, tetapi

hal mendasar seperti pembelajaran dari apa yang ada dan terjadi dapat

memotivasi mereka untuk menekan laju peningkatan fertilitas. Tetapi hal

ini juga tidak luput dari keberhasilan program KB diperkenalkan pada

mereka, karena rata-rata dari mereka melakukan KB.

Dengan demikian, usia kawin muda walaupun berpengaruh dalam

banyaknya jumlah anak, seperti yang kita ketahui masa reproduksi

semakin panjang, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa dengan kawin

muda jumlah anak juga tidak banyak. Selain tergantung pada keinginan

pasangan juga dipengaruhi oleh proses modernisasi yang menyadarkan

mereka bahwa biaya hidup yang begitu mahal maka akan kasihan

anaknya nanti karena kebutuhannya akan tidak tercukupi. Bisa dikatakan

hal ini sebagian sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang rendah.

24

Page 25: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

BAB IV

KESIMPULAN

Masalah kependudukan begitu merisaukan negara-negara

terutama negara berkembang, dimana biasanya memiliki tingkat fertilitas

yang tinggi. Pertumbuhan penduduk merupakan akibat fertilitas yang

tinggi dan mortalitas yang rendah. Selain itu orang semakin sadar bahwa

pertumbuhan penduduk juga masalah serius bagi negara-negara

industri, dimana aspek kualitas hidup manusia terancam bahaya

tekanan-tekanan kependudukan.

Fertilitas ini dipengaruhi oleh 11 faktor, yang dirumuskan oleh

Davis dan Blake, yang cukup rumit. Salah satu diantaranya adalah

variabel usia kawin, dimana kami mengambil usia kawin muda. Dengan

demikian jelas bahwa usia kawin hanyalah merupakan salah satu dari

serentetan variabel antara tersebut. Usia kawin di Jawa rata-rata

rendah, apalagi dengan adanya kenyataan bahwa sebagian besar

perkawinan perempuan adalah hasil perjodohan dan atas perintah

orang tua.

Pada masyarakat nelayan Kalisari, Surabaya, beberapa pasangan

menikah pada usia muda dan telah dikaruniai anak, namun demikian

mereka yang memilih kawin usia muda, baik karena keinginan sendiri

ataupun karena perintah orang tua, telah sadar bahwa sekarang sudah

bukan jaman “banyak anak banyak rejeki” seperti dulu lagi. Mereka telah

sadar bahwa anak memberikan manfaat yang lebih ke arah positif dan

untuk pemenuhan kebutuhan sangat sulit. Tanpa dapat dipungkiri bahwa

biaya membesarkan dan pemeliharaan anak sangat mahal, bukan

dengan maksud bahwa anak adalah beban finansial.

Proses modernisasi menyadarkan bahwa kebutuhan anak bukan

hanya makan dan rumah, akan tetapi juga pemenuhan kebutuhan sosial.

25

Page 26: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

Apalagi dengan biaya sekolah dan kesehatan yang selangit mahalnya

karena ditunjang dengan fasilitas dan teknologi maju. Dengan demikian

para orang tua akan merasa bersalah jika anaknya tidak dapat menikmati

dan kebutuhannya terpenuhi.

26

Page 27: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

DAFTAR PUSTAKA

Allan, G 2000 "Marriage (perkawinan)" dalam Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial,

Adam Kuper dan Jessica Kuper (ed.). Jakarta: RajaGrafindo Persada

Answers.com t.t a Fertility, dalam http://www.answers.com/fertility

t.t b Infertility, d a l a m http://www.answers.com/main/ntquery?method=4&dsid=1822&dekey=3977&gwp=8&curtab=1822_1&linktext=Infertility

Bachtiar, H.W. 1994 "Pengamatan Sebagai Suatu Metode Penelitian” dalam

Metode Penelitian Masyarakat, Koentjaraningrat (ed). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Caldwell, J.C 2000 "Fertility (fertilitas)" dalam Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial,

Adam Kuper dan Jessica Kuper (ed.). Jakarta: RajaGrafindo Persada

Dyson, L. 1997 Metodelogi Penelitian Etnografi & Penelitian Antropologi bagi

Guru-guru seGerbangkertosusilo. Surabaya: Fisip dan LPKM Universitas Airlangga

Hauck, P 1995 Psikologi Populer, Membina Perkawinan Bahagia. Jakarta:

Arcan

Lucas, D 1990 "Fertilitas" dalam Pengantar Kependudukan, David Lucas

[et. al]. Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan Universitas Gadjah Mada dan Gadjah Mada University Press. Hlm. 53-78.

McDonald, P 1990 "Perkawinan dan Nupsialitas" dalam Pengantar

Kependudukan, David Lucas [et. al]. Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan Universitas Gadjah Mada dan Gadjah Mada University Press. Hlm. 79-93.

27

Page 28: 6241535 Perkawinan Muda Jumlah Anak Dan Fertilitas

www.umamnoer.co.cc – spread your wings and soar

Medterm.com t.t Definition of Fertility, d a l a m

http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=3412&page=2.

Moeleong, L.J 1993 Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Sarwono, Solita dan Santo Koesoebjono 2004 Paradoks Program KB. Jumlah anak turun, lansia

bertambah (Family planning paradox: fewer children, more elderly). Suara Pembaruan 12 November, d a l a m http://home.planet.nl/~koeso002/articles/Paradoks%20KB.htm

Shelton, M dan L. Thrrick 1992 Melestarikan Perkawinan. Semarang: Pahara Prize

Singarimbun, M 1980 Faktor-Faktor Sosial dan Kebudayaan yang Mempengaruhi

Fertilitas dan Mortalitas. Seri Kertas Kerja No. 17. Cetakan kedua. Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan Universitas Gajah Mada.

1986 Perubahan Perilaku Fertilitas di Sriharjo. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada.

Spradley, J.P. 1997 Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana

Suyono, Haryono 2002 Membangun 212 Penduduk 2002. d a l a m

http://www.kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=1559

28