6 Pendahuluan Masa remaja atau yang disebut adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini mempunya arti yang lebih luas, mencangkup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1980), masa remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan yang sama. Sedangkan menurut Hurlock (1980), mengatakan masuknya remaja ke masa transisi menyebabkan mereka harus beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan dan keadaan baru. Salah satu lingkungan dan keadaan yang baru harus dialami remaja ketika memasuki ke jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi. Ketika remaja masuk kedalam perguruan tinggi mereka juga mulai masuk kedalam lingkungan baru yang tentunya berbeda dengan lingkungan tempat ia berasal. Dalam lingkungan baru tersebut terdapat berbagai macam mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah dan dengan perbedaan dalam bahasa, kebiasaan, dan norma yang berlaku. Mereka juga harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kost dimana mereka tinggal. Kost adalah rumah yang penggunaannya sebagian atau seluruhnya dijadikan sumber pendapatan oleh pemiliknya dengan jalan menerima penghuni minimal satu bulan dengan menarik biaya sewa kamar (http://www.google.co.id/search?hl=id&q=pengertian+kost&btn ). Biasanya dalam suatu kost terdapat berbagai mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah dengan kebisaan dan bahasa yang
26
Embed
6 Pendahuluan - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2470/2/T1_802011712_Full... · akan menemukan sebuah lingkungan serta metode belajar yang berbeda dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
Pendahuluan
Masa remaja atau yang disebut adolescence, seperti yang
dipergunakan saat ini mempunya arti yang lebih luas, mencangkup
kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Menurut Piaget
(dalam Hurlock, 1980), masa remaja adalah usia dimana individu
berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi
merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan
berada dalam tingkatan yang sama. Sedangkan menurut Hurlock
(1980), mengatakan masuknya remaja ke masa transisi
menyebabkan mereka harus beradaptasi dan berinteraksi dengan
lingkungan dan keadaan baru.
Salah satu lingkungan dan keadaan yang baru harus dialami
remaja ketika memasuki ke jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi.
Ketika remaja masuk kedalam perguruan tinggi mereka juga mulai
masuk kedalam lingkungan baru yang tentunya berbeda dengan
lingkungan tempat ia berasal. Dalam lingkungan baru tersebut
terdapat berbagai macam mahasiswa yang berasal dari berbagai
daerah dan dengan perbedaan dalam bahasa, kebiasaan, dan norma
yang berlaku. Mereka juga harus dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan kost dimana mereka tinggal. Kost adalah rumah yang
penggunaannya sebagian atau seluruhnya dijadikan sumber
pendapatan oleh pemiliknya dengan jalan menerima penghuni
minimal satu bulan dengan menarik biaya sewa kamar
dan 10 (r = 0,267). Selanjutnya item-item yang tidak valid
dikeluarkan dari analisis, dan dilakukan uji validitas kembali.
Pada pengujian kedua sebanyak 32 butir item seluruhnya
memiliki nilai rxy diatas 0,3. Nilai rxy paling rendah pada item
nomor 23 sebesar 0.320 dan nilai rxy paling tinggi pada item
nomor 6 sebesar 0,823.
Setelah diuji validitasnya kemudian item-item dari Angket
Kepercayaan Diri diuji reliabilitas (keandalannya). Perhitungan
reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis
Alpha Cronbach. Dari perhitungan diperoleh hasil reliabilitas
Kepercayaan Diri sebesar 0,744. Menurut Azwar (2010), nilai
koefisien alpha lebih besar dari 0,7-0,8 tergolong cukup reliabel.
Dengan demikian Kepercayaan Diri dinyatakan valid dan cukup
reliabel.
2. Penyesuaian Sosial
Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan pada angket
Penyesuaian Sosial dari 35 item diperoleh 4 butir tidak valid,
yaitu butir nomor 1 (r = 0,279), 17 (r = 0.198), 25 (r = -0,220),
dan 32 (r = -0.002). Selanjutnya item-item yang tidak valid
dikeluarkan dari analisis, dan dilakukan uji validitas kembali.
Pada pengujian kedua sebanyak 31 butir item seluruhnya
memiliki nilai rxy diatas 0,3. Nilai rxy paling rendah pada item
26
nomor 33 sebesar 0,324 dan nilai rxy paling tinggi pada item
nomor 4 sebesar 0,839.
Uji Normalitas dan Linieritas
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil skor Penyesuaian
Sosial berdistribusi normal, yang dapat dilihat dari besarnya
koefisien kolmogorove sebesar 1.327 dengan sig. 0,059 (p > 0,05),
demikian juga data Kepercayaan Diri juga berdistribusi normal,
yang dapat dilihat dari besarnya koefisien kolmogorove sebesar
1.138 dengan sig.0,150 ( p > 0,05). Dengan demikian uji normalitas
terpenuhi.
Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi diperoleh koefisien
korelasi antara Kepercayaan Diri dan Penyesuaian Sosial sebesar
0.057dengan sig. 0,613 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan
antara keprcayaan diri dengan penyesuaian sosial.
Hasil Uji Hipotesa
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik
korelasi Pearson dikarenakan distribusi data kedua variable normal.
Untuk perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS
Versi.16. Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi diperoleh
koefisien korelasi antara Kepercayaan Diri dan Penyesuaian Sosial
sebesar 0.057dengan sig. 0,613 (p > 0,05) yang berarti tidak ada
hubungan antara kepercayaan diri dengan penyesuaian sosial.
27
Pembahasan
Hasil uji hipotesis menunjukkan koefisien korelasi sebesar
0,057 (p>0,05), artinya tidak adanya hubungan antara kepercaayan
diri dengan penyesuaian sosial.
Untuk menumbuhkan sikap percaya diri memerlukan waktu
yang relatif lama bagi mereka, sedangkan penyesuaian sosial harus
dilakukan secepat mungkin karena lingkungan mereka yang baru
mengharuskan mereka untuk cepat beradaptasi. Sehingga dalam
beradaptasi mereka dapat menggunakan faktor lainnya, selain
kepercayaan diri, misalnya kemampuan komunikasi, tidak hanya
ditentukan oleh masalah fisik dan ketrampilan saja (Heider, dalam
Siska, 2003).
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Tidak terdapat hubungan antara dukungan Kepercayaan Diri
dengan Penyesuaian Sosial yang ditunjukkan oleh koefisen
korelasi sebesar 0.057 (p > 0,05).
2. Hal ini menunjukkan bahawa ada variabel lain yang lebih
berpengaruh terhadap kepercayaan diri mahasiswa selain
penyesuaian sosial. Ada beberapa kemungkinan diluar
penyesuaian sosial, misal keadaan fisik, konsep diri, dan
jenis kelamin (Suryabrata, 1984).
28
Saran
1. Bagi Mahasiswa Baru
Kepercayaan Diri tidak terbukti berdampak pada
Penyesuaian Sosial, maka kepada mahasiswa disarankan
untuk terus membangun komunikasi dengan teman mereka
baik yang berasal dari luar daerah maupun yang berasal dari
daerah mereka, sehingga dapat meningkatkan wawasan,
dengan demikian dapat meningkatkan kepercayaan diri.
Komunikasi dapat dilakukan dengan bertukar pikiran dengan
teman teman baru, mengikuti forum komunikasi atau
kegiata-kegiatan yang dilakukan oleh pihak fakultas maupun
universitas.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan
penelitian ini diharapkan agar menggunakan atau
menambahkan metode penelitian kualitatif untuk dapat
menggali lebih dalam mengenai kepercayaan diri ditinjau
dari penyesuaian sosial. Peneliti selanjutnya dapat
melakukan penelitian ke universitas lain selain Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga, untuk mendapatkan data
yang dapat melengkapi penelitian ini.
29
DAFTAR PUSTAKA
Ari. K. (2007). Penyesuaian Pada Eks Tapol PKI. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi Ubiversitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Azwar, S. (1997). Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta: Sigma Alpha
--------- (2000). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar
--------- (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. Englewood Cliffs. New Jersey: Pertice-Hill
Chaplin, C.P. (2000). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Grafindo
Fahmi, M. (1982). Penyesuaian Diri. Ahli Bahasa: Drajad, Jakarta: Bulan Bintang
Frida, K. (2005). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kompetensi Interpersonal Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
------------------ (1991). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
-------------------(1993). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Ke-5. Jakarta: Erlangga
-------------------(1997). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Ahli Bahasa: Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga
Indriyati. (2007). Hubungan Antara Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dengan Rasa Percaya Diri Remaja Putri Awal. Naskah Publikasi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Semarang.
Lie, A. (2003). Seribu Satu Cara Menumbuhkan Percaya Diri Anak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Lauster, P. (2008). Tes Kepribadian. Alih Bahasa D.H Bulo. Jakarta: Bumi Aksara
Loekmono, L. (1983). Rasa Percaya Diri Sendiri. Salatiga: Pusat Bimbingan, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Mappiare, A.(1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional
Monks, F.J, Knoers, A.M.P., & Haditono, R.S. (1994). Psikologi Perkembangan ( Pengantar dalam beberapa bagiannya). Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Monks, F.J, dkk, (1999). Psikologi Perkembangan (Pengantar dalam beberapa bagiannya). Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Panut, P & Ida, U. (1999). Psikologi Remaja. Yogyakarta: Tiara Wacana
Patricia, E.V. (2011). Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri Pada Mahasiswa Baru Di Universitas Kristen Satya Wacana Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana
31
Rohmiati, A & Idrus, M. (2008). Tingkat Kepercayaan Diri Remaja Ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua Dalam Etnis Jawa. Naskah Publikasi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Schneiders, AA. (1964). Personal Adjusment And Mental Health. New York: Holt, Reindhart and Winston Inc
Sudarjo & Purnamaningsih. (2003). Kepercayaan diri dan kecemasan komunikasi interpersonal pada mahasiswa. (Jurnal Psikologi). Vol.12 No.2. Desember 2003
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfa Beta.
Suryabrata, S. (1984). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali
Suryaningrum, K. (2010). Hubungan Antara Penerimaan Diri Terhadap Perkembangan Seksual Sekunder Remaja Putri Dengan Penyesuaian Sosial. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana
Witria, M.O. (2007). Hubungan Antara Fungsionalitas Keluarga Dengan Penyesuaian Sosial Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana.
Yusni, M. (2002). Hubungan Kepercayaan Diri Pada Prestasi Kerja Pada Perawat. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.