SKRIPSI ANALISIS FAKTOR –FAKTOR PENDORONG MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH (ZIS) MELALUI BAZDA SUMATERA UTARA OLEH ANDY RISWAN RITONGA 080501013 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 Universitas Sumatera Utara
119
Embed
5.Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR –FAKTOR PENDORONG
MASYARAKAT MEMBAYAR ZAKAT, INFAQ, DAN
SEDEKAH (ZIS) MELALUI BAZDA SUMATERA UTARA
OLEH
ANDY RISWAN RITONGA
080501013
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2012
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendorong muzakki sehingga melakukan pembayaran dana ZIS melalui BAZDASU. Penelitian ini juga membahas perkembangan pengumpulan dana ZIS selama tahun 2001-2011, serta kendala-kendala yang dihadapi BAZDASU dalam pengumpulan ZIS.
Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 40 muzakki yang memabayar dana ZIS di BAZDASU, menggunakan metode analisis deskriptif dengan bantuan software SPSS 16.0 descriptive analysis. Sedangkan untuk meneliti perkembangan pengumpulan dana ZIS dilakukan dengan menganalisis perkembangan jumlah muzakki, penerimaan, dan penyaluran dana ZIS selama 11 tahun terakhir. Juga menampilkan kendala internal dan eksternal yang dihadapi BAZDASU dalam pengumpulan ZIS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mendorong masyarakat membayar ZIS tersebut adalah pelayanan, lokasi, teknik pengumpulan dan status BAZDASU. Alasan muzakki lebih memilih membayar zakat, infaq dan sedekah pada lembaga ini, karena statusnya sebagai lembaga zakat resmi milik Pemerintah. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berzakat, berinfaq dan bersedekah, BAZDASU harus terus meningkatkan kualitas kinerja, pelayanan, sosialisasi dan program-program unggulannya, guna membangun citra BAZDASU yang lebih baik kedepanya.
Kata kunci: ZIS, Pelayanan, Lokasi, Teknik Pengumpulan.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
This study aims to determine the driving factors that make payments Muzakki ZIS funds through BAZDASU. This study also discusses the development of ZIS fundraiser for the year 2001-2011, as well as obstacles encountered in the collection BAZDASU ZIS.
This study took a sample of 40 Muzakki the ZIS in BAZDASU to pay funds, using descriptive analysis method with the help of descriptive analysis software SPSS 16.0. While researching the development of fund-raising conducted by analyzing developments ZIS Muzakki number, receipt, and disbursement of funds during the last 11 years ZIS. Also featuring internal and external constraints faced in the collection BAZDASU ZIS.
The results showed that the factors that encourage people to pay ZIS is a service, location and status BAZDASU collection techniques. Muzakki reasons prefer to pay zakat, and alms infaq in these institutions, because of its status as an official charity organization owned by the Government. To increase public awareness of the tithe, and give alms berinfaq, BAZDASU must continue to improve the quality of performance, service, socialization and its superior programs, in order to build a better image BAZDASU for the future. Key words: ZIS, Service, Location, collection techniques.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Shalawat beriring salam juga senantiasa tercurah kepada
Nabi Besar Muhammad SAW.
Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat
Membayar Zakat, Infaq, Dan Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara”.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai
pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Kedua Orang Tua tercinta, ayahanda Sofyan Suri Ritonga, SH dan ibunda
Siti Onggol, S,pd. Saudara-saudara, abang, kakak, dan adik tercinta,
beserta teman-teman seperjuanganku yang selalu memberikan semangat
dan dukungan beserta doa untuk keselamatan dan keberhasilan penulis.
2. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc. Ph.D, selaku Ketua Program Studi S1
Ekonomi Pembangunan, sekaligus Dosen Pembimbing yang telah
memberikan penulis dorongan, masukan dan saran yang berguna dalam
menyempurnakan skripsi ini dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si, selaku
Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris
Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
5. Kepada Bapak DR. Saparuddin Siregar, SE, AK, SAS, M.Ag selaku dosen
pembaca penilai yang telah memberikan kritik dan saran pada penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, khususnya Departemen Ekonomi
Pembangunan yang telah memberikan berbagai ilmunya kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu staf administrasi Fakultas Ekonomi, khususnya
Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah dengan ikhlas melayani
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepada pimpinan BAZDASU Bapak Drs. H. Amansyah Nasution, MSP
beserta pegawai-pegawai BAZDASU yang telah membantu dalam proses
penelitian penulis demi menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengaharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat
dan membantu semua pihak yang memerlukannya, terutama rekan mahasiswa
Ekonomi Pembangunan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Medan, 24 Juli 2012 Penulis
Andy Riswan Ritonga 080501013
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ................................................................................................... i ABSTRACT ................................................................................................ ii KATA PENGANTAR ............................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................ v DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x DAFTAR SINGKATAN.............................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 11 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 12 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Zakat………………………………………….......................... 14 2.1.1. Pengertian Zakat………………………………….......... 14
2.1.2. Klasifikasi Zakat…………………………...................... 16 2.1.2.1. Zakat Fitrah……………………………………... 16 2.1.2.2. Zakat Maal (Harta)……………………................. 17 2.1.2.3. Syarat-Syarat Zakat….……………………........... 26 2.1.2.4. Penerima Zakat………………………................... 27 2.1.3. Manfaat Zakat Dalam Kehidupan Masyarakat………....... 28
2.4.3 Prinsip-Prinsip Pelayanan…………………………………. 33 2.5 Lokasi Lembaga Zakat…………………………………………….34
2.6. Peranan Fundraising Zakat……………………………………… 35 2.6.1 Pengertian Fundraising Zakat……………………………… 35 2.6.2 Metode Fundraising Zakat…………………………………. 35 2.6.3 Tujuan Fundraising Zakat………………………………… 36 2.7. Penelitian Terdahulu…………………………………………… 36
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian............................................................38
3.2. Lokasi Penelitian………………………………………………...38 3.3. Jenis dan Sumber Data..................................................................38 3.4. Teknik Pengumpulan Data............................................................39 3.5. Populasi dan Pemilihan Sampel …….…………………………..40
3.6. Metode Analisis dan Pengelolaan Data........................................40 3.7. Definisi Operasional.....................................................................41
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara…43 4.1.1. Sejarah Singkat Perkembanagan BAZDASU. ……...........43 4.1.2. Profil BAZDASU …………………..................................45 4.1.3. Visi dan Misi BAZDASU ………….................................46 4.1.3.1. Visi………………………………………………46 4.1.3.2. Misi………………………………………………46. 4.1.4. Landasan Hukum Zakat……….........................................47 4.1.4.1 Landasan Agama Islam…………………………..47 4.1.4.2 Landasan Peraturan Perundang-undangan……….48 4.1.5. Kedudukan BAZDASU…………….................................49 4.1.6. Tugas Pokok dab Fungsi BAZDASU…… .......................49 4.1.6.1 Tugas Pokok……………………………...............49 4.1.6.2 Fungsi…………………………………………….50 4.1.7. Tujuan dan Prinsif Pengelolaan BAZDASU……….........51 4.1.8. Program Bantuan dan Pendayagunaan BAZDASU..........52 4.1.9. Struktur Organisasi Pengurus BAZDASU……………….53 4.2. Analisis Data dan Pembahasan………………….........................55 4.2.1. Data Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin………………………………………... ……….............56 4.2.2. Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan……... .57 4.2.3. Data Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Pendapatan 59
4.2.4. Lama Responden Menjadi Muzakki BAZDASU…………60 4.2.5. Dana yang Pernah atau Paling Sering Disalurkan Oleh Responden………………………………………......62
4.2.6. Hasil Analisis Data dan Deskriftif Penelitian…………….64 4.2.6.1.Tanggapan Responden Terhadap Lokasi BAZDASU65
4.2.6.2. Alasan Responden Membayar ZIS di BAZDASU66 4.2.6.3. Jarak Tempat Tinggal Responden dengan Lokasi BAZDASU………………………………………..68
4.2.6.4. Cara Penyaluran Dana ZIS Oleh Responden Melalui BAZDASU………………………………………. 70.
4.2.6.5. Prosedur Penyaluran Dana ZIS di BAZDASU….. 72 4.2.6.6. Frekuensi Responden Menyalurkan Dana ZIS di BAZDASU………………………………….. 74 4.2.6.7. Pelayanan yang Diperoleh Responden Dari BAZDASU……………………………….. .. 76
Universitas Sumatera Utara
4.3. Analisis Data Perkembangan Pengumpulan ZIS dan Deskriptif Penelitian………………………………………………………….. 78
4.3.1. Perkembangan Jumlah Muzakki BAZDASU………… 78 4.3.2. Jumlah Penerimaan Dana ZIS dan Non ZIS di BAZDASU……………………………………………. 83
4.3.3. Jumlah Penyaluran Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) di BAZDASU…………………........................... 88
4.4. Kendala-kendala yang Dihadapi BAZDASU Dalam Menghimpun Dana Zakat, Infaq, Dan sedekah (ZIS)………………………. 94 4.4.1.Kendala Internal………………………………………... 94 4.4.2. Kendala Eksternal……………………………………… 95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ............................................................................. 97 5.2. Saran ...................................................................................... 99 DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 101 LAMPIRAN.................................................................................................. 103
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman 1.1 Jumlah Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) di Badan
Amil Zakat Daerah Sumatera Utara……………………......... 8 1.2 Jumlah Donatur/Muzakki di Badan Amil Zakat Daerah
Sumatera Utara……………………………………………………. 8
2.1 Nishab Zakat Unta…………………….. ............................... 20 2.2 Nishab Zakat Sapi atau Kerbau…………………………...... 21 2.3 Zakat Kambing dan Domba………………………………… 22 4.1 Data Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin.......... 56 4.2 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan…………. 58 4.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan dan Pendapatan 59 4.4 Lama Responden Menjadi Muzakki BAZDASU………..….. 60 4.5 Dana yang Pernah atau Paling Sering Disalurkan Oleh Responden…………………………………………................ 62 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Lokasi
BAZDASU……… . 65 4.7 Alasan Responden Membayar ZIS di
BAZDASU…………. .. 67 4.8 Jarak Tempat Tinggal Responden Dengan Lokasi
BAZDASU 69 4.9 Cara Penyaluran Dana ZIS Oleh Responden Melalui
BAZDASU…………………………………………………. .. 71 4.10 Prosedur Penyaluran Dana ZIS yang Dirasakan Responden
di BAZDASU………………………………………………. 73 4.11 Frekuensi Responden Menyalurkan Dana ZIS di BAZDASU 74 4.12 Pelayanan yang Diperoleh Responden dari BAZDASU…….. 76 4.13 Jumlah Donatur/Muzakki BAZDASU Tahun 20012011…. ... 80 4.14 Jumlah Penerimaan Dana ZIS DAN Non ZIS BAZDASU
Tahun 2001-2011…………………………………………… .. 85 4.15 Jumlah Penyaluran Dana ZIS Oleh BAZDASU Tahun 2001-2011………………………… …….. …………………... 90
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman 4.1 Lama Responden Menjadi Muzakki BAZDASU………..……. 62 4.2 Dana yang Pernah atau Paling Sering Disalurkan Oleh Responden………………………………………… .................... 63
4.3 Tanggapan Responden Terhadap Lokasi BAZDASU................ 66 4.4 Alasan Responden Membayar ZIS di BAZDASU…………….. 68 4.5 Jarak Tempat Tinggal Responden Dengan Lokasi BAZDASU.. 70
4.6 Cara Penyaluran Dana ZIS Oleh Responden Melalui BAZDASU…………………………………………………….. 72 4.7 Prosedur Penyaluran Dana ZIS yang Dirasakan Responden di BAZDASU………………………………………………….. 74 4.8 Frekuensi Responden Menyalurkan Dana ZIS di BAZDASU…. 76 4.9 Pelayanan yang Diperoleh Responden Dari BAZDASU………. 78 4.10 Jumlah Penerimaan Dana ZIS dan Non ZIS yang Terhimpun Oleh BAZDASU Tahun 2001-2011……………………………. 88 4.11 Perbandingan Penerimaan dan Penyaluran ZIS Oleh BAZDASU Tahun 2001-201…………………….……………………………. 93
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SINGKATAN
BAZDA = Badan Amil Zakat Daerah BAZDASU = Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara BAZIS = Badan Amil Zakat Infaq Sedekah BAZNAS = Badan Amil Zakat Nasional BAZ = Badan Amil Zakat BPS = Badan Pusat Statistik DPRD = Dewan Perwakilan Rakyat Daerah LAZ = Lembaga Amil Zakat LHAI = Lembaga Harta Agama Islam LPZ = Lembaga Pengelolaan Zakat OPZ = Organisasi Pengelolaan Zakat SPSS = Statistic Product and Service Solution UPZ = Unit Pengumpulan Zakat UU = Undang-Undang ZIS = Zakat Infaq Sedekah
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendorong muzakki sehingga melakukan pembayaran dana ZIS melalui BAZDASU. Penelitian ini juga membahas perkembangan pengumpulan dana ZIS selama tahun 2001-2011, serta kendala-kendala yang dihadapi BAZDASU dalam pengumpulan ZIS.
Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 40 muzakki yang memabayar dana ZIS di BAZDASU, menggunakan metode analisis deskriptif dengan bantuan software SPSS 16.0 descriptive analysis. Sedangkan untuk meneliti perkembangan pengumpulan dana ZIS dilakukan dengan menganalisis perkembangan jumlah muzakki, penerimaan, dan penyaluran dana ZIS selama 11 tahun terakhir. Juga menampilkan kendala internal dan eksternal yang dihadapi BAZDASU dalam pengumpulan ZIS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mendorong masyarakat membayar ZIS tersebut adalah pelayanan, lokasi, teknik pengumpulan dan status BAZDASU. Alasan muzakki lebih memilih membayar zakat, infaq dan sedekah pada lembaga ini, karena statusnya sebagai lembaga zakat resmi milik Pemerintah. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berzakat, berinfaq dan bersedekah, BAZDASU harus terus meningkatkan kualitas kinerja, pelayanan, sosialisasi dan program-program unggulannya, guna membangun citra BAZDASU yang lebih baik kedepanya.
Kata kunci: ZIS, Pelayanan, Lokasi, Teknik Pengumpulan.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
This study aims to determine the driving factors that make payments Muzakki ZIS funds through BAZDASU. This study also discusses the development of ZIS fundraiser for the year 2001-2011, as well as obstacles encountered in the collection BAZDASU ZIS.
This study took a sample of 40 Muzakki the ZIS in BAZDASU to pay funds, using descriptive analysis method with the help of descriptive analysis software SPSS 16.0. While researching the development of fund-raising conducted by analyzing developments ZIS Muzakki number, receipt, and disbursement of funds during the last 11 years ZIS. Also featuring internal and external constraints faced in the collection BAZDASU ZIS.
The results showed that the factors that encourage people to pay ZIS is a service, location and status BAZDASU collection techniques. Muzakki reasons prefer to pay zakat, and alms infaq in these institutions, because of its status as an official charity organization owned by the Government. To increase public awareness of the tithe, and give alms berinfaq, BAZDASU must continue to improve the quality of performance, service, socialization and its superior programs, in order to build a better image BAZDASU for the future. Key words: ZIS, Service, Location, collection techniques.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya
berhubungan dengan nilai ketuhanan saja namun berkaitan juga dengan hubungan
kemanusian yang bernilai sosial (Maliyah ijtimah‘iyyah). ZIS memiliki manfaat
yang sangat penting dan strategis dilihat dari sudut pandang ajaran Islam maupun
dari aspek pembangunan kesejahteraan umat. Hal ini telah dibuktikan dalam
sejarah perkembangan Islam yang diawali sejak masa kepemimpinan Rasulullah
SAW. Zakat telah menjadi sumber pendapatan keuangan negara yang memiliki
peranan sangat penting, antara lain sebagai sarana pengembangan agama Islam,
pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan
infrastruktur, dan penyediaan layanan bantuan untuk kepentingan kesejahteraan
sosial masyarakat yang kurang mampu seperti fakir miskin, serta bantuan lainnya
(Depag RI, 2007 a:1).
Peranan zakat di atas, sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat miskin
di Indonesia yang masih membutuhkan berbagai macam layanan bantuan, namun
masih kesulitan dalam memperoleh layanan bantuan tersebut guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya. Di lihat dari fenomena itulah, Indonesia yang
mayoritas penduduknya beragama Islam sebenarnya memiliki potensi yang
strategis dan sangat layak untuk dikembangkan dalam menggerakkan
perekonomian negara. Melalui penggunaan salah satu instrumen pemerataan
pendapatan, yaitu institusi zakat, infaq, dan sedekah (ZIS), di mana zakat, infaq,
Universitas Sumatera Utara
dan sedekah selain sebagai ibadah dan kewajiban juga telah mengakar kuat
sebagai tradisi dalam kehidupan masyarakat Islam.
Oleh karena itu, ibadah zakat, infaq, dan sedekah yang telah menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat Islam di Indonesia, didukung dengan besarnya
kekayaan sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia, sehingga dapat
dikatakan Indonesia adalah negara yang memiliki potensi zakat yang cukup besar.
Potensi ini merupakan sumber pendanaan yang dapat dijadikan kekuatan
pemberdayaan ekonomi, pemerataan pendapatan, bahkan akan dapat
menggerakkan roda perekonomian negara. Potensi ini sebelumnya hanya dikelola
oleh individu-individu secara tradisional dan bersifat konsumtif, sehingga
pemanfaatannya belum optimal. Setelah berlakunya Undang-undang Nomor 38
Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, pelaksanaan pengelolaan zakat di
Indonesia dilakukan oleh Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) yaitu Badan Amil
Zakat (BAZ) yang dibentuk Pemerintah di tingkat nasional, propinsi,
kabupaten/kota dan kecamatan serta Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk
dan dikelola masyarakat (Depag RI, 2007 a: 1).
Pengelolaan dana zakat, infaq, dan sedekah oleh BAZ dan LAZ,
seharusnya dapat memberikan kontribusi terhadap masalah kemiskinan dalam hal
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun kenyataannya masih
banyak masyarakat Indonesia yang hidup miskin dan serba kekurangan dan belum
tersentuh oleh hasil distribusi zakat, dikarenakan banyak program LPZ yang
manfaatnya bagi umat belum dirasakan secara signifikan (Depag RI, 2008:3).
Padahal potensi zakat Indonesia di atas kertas luar biasa besar. Secara matematis,
Universitas Sumatera Utara
jika kesadaran berzakat telah tumbuh, maka akan didapat angka minimal sebesar
Rp 19 Triliun per tahun, Angka akan bertambah jika diakumulasikan dengan
pemasukan dari infaq, sedekah, serta wakaf tentunya akan didapat angka yang
lebih besar lagi. Namun, angka di atas masih dalam hitungan kertas saja. Dalam
kenyataannya pada tahun 2007 lalu hanya terkumpul lebih kurang Rp 250 milyar
per tahun, itu artinya hanya 1,3% saja dana zakat yang dapat terkumpul dari
jumlah dana potensial yang ada (Ibid). Di lihat dari persentase jumlah dana zakat
yang berhasil dikumpul oleh BAZ dan LAZ tidak sebanding dengan besarnya
potensi yang ada. Apalagi bila dilihat dari segi jumlah penduduk Indonesia
sebagai negara keempat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin di Indonesia tahun 2011
mencapai 30,01 juta jiwa, menurun dibanding tahun 2010 yang mencapai 31,02
juta jiwa. Sumatera Utara berada pada empat besar sebagai provinsi yang jumlah
penduduk terbanyak dari 33 propinsi di Indonesia. Jumlah penduduk miskinnya
mencapai 1,481 juta jiwa. Angka tersebut menurun sedikit dibanding tahun 2010
yang mencapai 1,490 juta jiwa (www.bps.go.id). Dengan status jumlah
masyarakat Islam yang mayoritas, jelas yang paling banyak berada pada garis
kemiskinan adalah masyarakat Islam, sehingga masalah ini menjadi masalah umat
Islam yang harus ditanggung bersama.
Untuk membantu memecahkan masalah kemiskinan melalui institusi ZIS,
diperlukan aturan hukum yang jelas melalui Undang-undang Pengelolaan Zakat.
Dalam UU Pengelolaan Zakat dimaksud disebutkan bahwa tujuan pengelolaan
zakat adalah meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat
Oleh karena itulah BAZDASU ini merupakan LPZ resmi yang dimiliki
pemerintah, sehingga diharapkan memiliki kelebihan dan keutamaan
dibandingkan LAZ yang dikelola oleh masyarakat, baik dalam hal penghimpunan
maupun pendayagunaan dana ZIS tersebut. Berdasarkan kedudukan dan status
BAZDASU yang sangat potensial sebagai salah satu lembaga zakat yang dikelola
oleh pihak pemerintah, diharapkan dapat lebih meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat, dan mampu membuat program-program pendayagunaan dana ZIS
yang lebih tepat guna setiap tahunnya. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan
lebih memberikan kepercayaan dalam menyalurkan dana ZIS melalui BAZDASU.
Melihat kondisi dan fakta tersebut, sudah seharusnyalah masyarakat
Muslim di Sumatera Utara sebagai muzakki, dan pemerintah provinsi Sumatera
Utara dalam membina dan mengawasi BAZDASU, untuk lebih tergerak lagi
dalam meningkatkan kesadaran masyarakat membayar zakat, infak, dan sedekah
(ZIS) melalui BAZDASU. Oleh karena itu, dengan dilatar belakangi keadaan
tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Dan
Sedekah (ZIS) Melalui BAZDA Sumatera Utara”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apakah yang mendorong masyarakat membayar zakat,
infaq, dan sedekah (ZIS) melalui BAZDASU ?
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimana perkembangan pelaksanaan pengumpulan zakat, infaq, dan
sedekah (ZIS), ditinjau dari jumlah muzakki, jumlah penerimaan, dan
jumlah penyaluran dana ZIS di BAZDASU ?
3. Kendala apakah yang dihadapi BAZDASU dalam menghimpun zakat,
infaq, dan sedekah (ZIS) ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui faktor-faktor pendorong masyarakat membayar
zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) melalui BAZDASU.
2. Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan pengumpulan zakat,
infaq, dan sedekah (ZIS), yang ditinjau dari jumlah muzakki, jumlah
penerimaan, dan jumlah penyaluran dana ZIS di BAZDASU.
3. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi BAZDASU dalam
menghimpun zakat, infaq, dan sedekah (ZIS).
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Sebagai masukan yang bermanfaat bagi pemerintah pusat dan daerah,
khususnya melalui Kementrian Agama dalam membuat peraturan dan
kebijakan untuk meningkatkan pengelolaan, pengumpulan, dan
pendayagunaan dana zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) ke depan.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah informasi kepada
masyarakat tentang perkembangan pelaksanaan pengumpulan dana
Universitas Sumatera Utara
ZIS di BAZDASU, serta dapat berguna juga sebagai bahan masukan
bagi BAZDASU ke depan.
3. Sebagai media pengaplikasian ilmu pengetahuan yang diperoleh
selama perkuliahan, serta membandingkannya dengan kondisi
sebenarnya di dunia nyata. Guna melatih kemampuan dalam
menganalisis secara sistematis.
4. Hasil penelitian juga diharapkan sebagai tambahan ilmu pengetahuan
bagi mahasiswa fakultas ekonomi, terutama mahasiswa program studi
ekonomi pembangunan yang ingin memfokuskan penelitian ini dimasa
yang akan datang.
5. Sebagai bahan studi tambahan terhadap penelitian mengenai zakat,
infaq, dan sedekah (ZIS) yang sudah ada sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Zakat
2.1.1 Pengertian zakat
Ditinjau dari segi bahasa kata zakat merupakan kata dasar dari zaka yang
berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik, sedangkan dari segi istilah fiqih, zakat
berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT diserahkan
kepada orang yang berhak menerimanya, disamping berarti mengeluarkan
sejumlah harta tertentu itu sendiri (Qardawi, 1996:35).
Menurut etimologi syari’at (istilah), zakat adalah nama bagi sejumlah
harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan Allah SWT,
untuk dikeluarkan dan diberikan kepada orang–orang yang berhak menerimanya.
Dalam Al-Quran, Allah SWT telah menyebutkan tentang zakat dan shalat
sebanyak 82 ayat (Al-Zuhayly, 2000:89). Dari sini dapat disimpulkan secara
deduktif bahwa zakat merupakan rukun Islam yang terpenting setelah ibadah
shalat. Zakat dan shalat dijadikan sebagai lambang keseluruhan ajaran Islam.
Pelaksanaan shalat melambangkan hubungan seseorang dengan Tuhan, sedangkan
pelaksanaan zakat melambangkan hubungan antar sesama manusia (Shihab,
2000:135).
“Tidaklah mereka itu diperintahkan, melainkan supaya beribadah kepada Allah
dengan ikhlas dan condong melakukan agama karenanya, begitu pula supaya
mengerjakan shalat dan mengeluarkan zakat dan itulah agama yang lurus
(Terjemahan QS. Al-Bayyinah: 5)”.
Universitas Sumatera Utara
“Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat, dan kebaikan apapun yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu akan mendapatkan pahala dari sisi Allah,
Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (Terjemahan QS. Al-
Baqarah: 10)”.
Dari ayat di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, Pertama, zakat
adalah sebutan untuk jenis barang tertentu yang harus dikeluarkan oleh umat
Islam dan dibagi-bagikan kepada golongan yang berhak menerimanya sesuai
dengan ketentuan syari’at. Kedua, zakat merupakan konsekuensi logis dari prinsip
kepemilikan harta dalam ajaran Islam yang fundamental, yakni haqqullah (milik
Allah yang dititipkan kepada manusia) dalam rangka pemerataan kekayaan.
Ketiga, zakat adalah ibadah yang tidak hanya berkaitan dengan hubungan
ketuhanan saja tetapi juga mencakup dengan nilai sosial-kemanusiaan yang sering
disebut sebagai ibadah Maliyah ijtima’iyyah (Qardawi, 1996:88-90).
Menurut sejumlah hadist dan laporan para sahabat, menerangkan
keutamaan ibadah zakat setelah ibadah shalat, berdasarkan beberapa hadist shahih,
misalnya seperti hadist dari Ibnu Umar ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
”Saya diperintah untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad itu adalah utusan
Allah, mendirikan shalat dan memberikan zakat. Apabila mereka telah melakukan
itu maka terpeliharalah dari padaku darah dan harta mereka kecuali dengan hak
islam dan hisab mereka atas Allah” (HR. Bukhari: 25). Urutan ini tidak terlepas
dari pentingnya kewajiban zakat (setelah shalat), di puji orang yang
melaksanakannya dan diancam bagi orang yang meninggalkannya dengan
Universitas Sumatera Utara
berbagai upaya dan cara (Qaradhawy, 2009:15).
Berdasarkan pengertian serta penjelasan tersebutlah bahwasanya perintah
zakat termasuk salah satu kewajiban yang utama dalam Islam. Dikeluarkan oleh
seorang muslim yang telah berkewajiban untuk mengeluarkan zakat dari harta
yang dimilikinya, serta dianggap telah mencapai dari segi jumlah dan waktu untuk
dikeluarkan kewajibanya, demi kesejahteraan umat sesuai dengan syariat yang
berlaku.
2.1.2 Klasifikasi Zakat
Zakat dapat diklasifikasikan berdasarkan jenisnya, yaitu zakat fitrah dan
zakat maal (harta). serta harta yang wajib di keluarkan zakatnya, syarat-syarat
harta yang terkena zakat dan golongan yang berhak menerima zakat.
2.1.2.1 Zakat Fitrah
A. Pengertian
Zakat fitrah itu adalah zakat diri atau pribadi dari setiap muslim yang
dikeluarkan menjelang hari raya Idul Fitri. Zakat fitrah diwajibkan pada tahun
kedua hijriah yaitu pada bulan ramadhan diwajibkan untuk mensucikan diri dari
orang yang berpuasa dari perbuatan dosa, Zakat fitrah itu diberikan kepada orang
miskin untuk memenuhi kebutuhan mereka agar tidak sampai meminta-minta
pada saat hari raya (Hasan, 2006:107).
B. Syarat-Syarat Dan Nishab Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah kewajiban yang bersifat umum pada setiap pribadi dari
kaum muslimin tanpa membedakan antara orang merdeka dengan hamba sahaya,
antara laki-laki dan perempuan, antara anak-anak dan orang dewasa, dan antara
Universitas Sumatera Utara
orang kaya dan orang miskin. Maka jelas zakat fitrah itu tidak terikat pada nishab.
Ada dua saja yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Islam
2. Ukuran kewajiban zakat fitrah adalah kelebihan dari makanan orang yang
bersangkutan dan makanan orang yang menjadi tanggungannya pada hari
dan malam hari raya Idul Fitri tersebut.
Cara penyerahan zakat fitrah dapat ditempuh dengan dua cara, adalah sebagai
berikut (Kartika, 2006:23) :
1. Zakat fitrah diserahkan langsung oleh yang bersangkutan kepada fakir
miskin. Apabila ini dilakukan maka sebaiknya pada malam hari raya dan
lebih baik lagi jika mereka diberikan pada pagi hari sebelum shalat Idul
Fitri dimulai agar dengan adanya zakat fitrah itu lebih melapangkan
kehidupan mereka.
2. Zakat fitrah diserahkan kepada amil (panitia) zakat. Apabila hal itu
dilakukan maka sebaiknya diserahkan beberapa hari sebelum hari raya Idul
Fitri agar panitia dapat mengatur distribusinya dengan baik dan tertib
kepada mereka yang berhak menerimanya.
2.1.2.2 Zakat Maal (Harta)
A. Pengertian
Maal (Harta) menurut bahasa ialah segala sesuatu yang diinginkan sekali
oleh manusia untuk menyimpan, memiliki dan dimanfaatkan, sedangkan menurut
syara’ adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki dan dapat digunakan menurut
kebiasaannya (Kartika, 2006:24).
Universitas Sumatera Utara
Zakat maal adalah zakat yang dikeluarkan dari harta atau kekayaan serta
penghasilan yang dimiliki oleh seorang muslim yang telah mencapai nishab dan
haulnya. Perhitungan zakat maal menurut nishab, kadar, dan haul yang
dikeluarkan ditetapkan berdasarkan hukum agama.
B. Harta yang wajib di keluarkan zakatnya
Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat
pada pasal 4 ayat (2) harta yang wajib dikenakan zakat meliputi :
1. Emas, perak, dan logam mulia lainnya.
2. Uang dan surat berharga lainnya.
3. Perniagaan.
4. Pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
5. Peternakan dan perikanan.
6. Pertambangan.
7. Perindustrian;.
8. Pendapatan dan jasa, dan
9. Rikaz
Dibawah ini akan dijelaskan harta kekayaan yang wajib dikeluarkan
zakatnya tersebut :
1. Zakat Emas, Perak dan logam Mulia lainnya
Zakat emas dan perak dipandang sebagai benda yang mempunyai nilai
tersendiri oleh masyarakat. Emas dan perak dibuat untuk berbagai macam
perhiasan, terutama emas yang dipakai kaum wanita selain sebagai perhiasan
sehari-hari, juga dibuat untuk hiasan dalam rumah tangga. Disamping itu emas
Universitas Sumatera Utara
dan perak juga dijadikan standar dalam menentukan nishab uang yang wajib
dikeluarkan zakatnya (Hasan, 2006:38).
Nishab zakat emas adalah sebesar 20 dinar atau setara dengan 85 gram
emas murni, sedangkan nishab zakat perak adalah sebesar 200 dirham atau setara
dengan 672 gram perak. Apabila kepemilikan emas dan perak tersebut sudah
mencapai satu tahun wajib dikeluarkan zakatnya sebasar 2,5 %.
2. Zakat Uang Dan Surat Berharga Lainnya
Uang dan segala jenis bentuk simpanan uang seperti tabungan, deposito,
cek, serta surat berharga seperti saham dan obiligasi termasuk ke dalam kekayaan
wajib dikeluarkan zakatnya. Pendapat yang menyatakan bahwa uang wajib
dikeluarkan zakatnya, sebab saat ini uang menjadi harta yang berharga,
menggantikan kedudukan emas yang tidak lagi diperbolehkan sebagai alat tukar
umum dalam jual beli dan lain sebagainya (Al-Zuhayly, 2000:144).
Nishab zakat uang dan surat berharga setara dengan besar nishab zakat
emas dan perak. Apabila seseorang memiliki jenis harta yang bermacam-macam
dan diakumulasikan jumlahnya telah mencapai atau setara dengan nishab emas,
sebesar 85 gram atau perak 672 gram. Serta kepemilikan harta tersebut telah
mencapai satu tahun, maka dikenakan kewajiban zakat sebesar 2,5 %.
3. Zakat Hasil Perniagaan
Zakat perniagaan ialah zakat yang dikeluarkan dari kekayaan yang
diinvestasikan dan diperoleh dari kegiatan perdagangan, baik yang dilakukan oleh
perseorangan maupun secara kelompok yang wajib dikeluarkan zakatnya setiap
tahun sebagai zakat uang.
Universitas Sumatera Utara
Nishab zakat perniagaan atau perdagangan dikeluarkan zakatnya setelah
sampai nishabnya senilai 93,6 gram (Yusuf Qardhahawi mengatakan 85 gram)
dan zakatnya sebesar 2,5 %. Perhitungan dilaksanakan sampai satu tahun kegiatan
dagang. Tidak mesti mulai dari bulan januari dan berakhir pada bulan desember,
oleh karena itu kegiatan mulai berdagang harus dicatat (Hasan, 2006:49-50).
4. Zakat Hasil Peternakan dan Perikanan
Zakat peternakan meliputi hasil dari peternakan hewan baik yang
berukuran besar seperti sapi, kerbau dan unta, yang berukuran sedang seperti
kambing dan domba dan yang berukuran kecil seperti unggas, ikan dan lain-lain.
Perhitungan zakat untuk masing-masing jenis hewan ternak, baik nishab maupun
kadarnya berbeda-beda dan sifatnya bertingkat. Sedangkan haulnya yakni satu
tahun untuk setiap jenis hewan.
a. Zakat Unta
Sesuai dengan ijma ulama dan hadist-hadist Rasulullah SAW, maka nishab
unta dan besar zakatnya mulai dari jumlah 5 ekor, dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 2.1 Nishab Zakat Unta.
Nishab Unta
Banyak Zakat Yang Wajib Dikeluarkan
5-9 Seekor kambing 10-14 2 ekor kambing 15-19 3 ekor kambing 20-24 4 ekorkambing 25-35 Seekor anak unta betina (berumur 1 tahun lebih) 36-45 Seekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih) 46-60 Seekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) 61-75 Seekor anak unta betina (berumur 4 tahun lebih) 76-90 2 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih) 91-120 2 ekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) 121-129 3 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih) 130-139 Seekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) di tambah 2
Universitas Sumatera Utara
ekor anak unta betina (umur 2 tahun lebih) 140-149 2 ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih) di tambah seekor
anak unta betina (umur 2 tahun lebih) 150-159 3 ekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) 160-169 4 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih) 170-179 3 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih) di tambah 2
ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih) 180-189 2 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih) di tambah 2
ekor anak unta betina (umur 3 tahun lebih) 190-199 3 ekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) di tambah
seekor anak unta betina (umur 2 tahun lebih) 200-209 4 ekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih) di tambah 5
ekor anak unta betina (umur 2 tahun lebih) Sumber: Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara (2012).
b. Zakat Sapi atau Kerbau
Sapi dan kerbau yang mulai wajib dibayarkan zakatnya apabila jumlahnya
telah mencapai 30 ekor, dapat dilihat ditabel berikut :
2.2 Tabel Nishab Sapi Atau Kerbau. Nishab Sapi Banyak Zakat Yang Wajib Dikeluarkan 30-39 Seekor sapi jantan betina tabi’ 40-59 Seekor sapi jantan/betina musinnah 60-69 2 ekor sapi jantan/betina tabi’ 70-79 Seekor sapi musinah dan seekor tabi’ 80-89 2 ekor sapi musinnah 90-99 3 ekor tabi' (sapi berumur satu tahun atau memasuki tahun
kedua) 100-109 2 ekor tabi' dan 1 ekor musinnah (sapi berumur satu tahun
atau memasuki tahun ketiga) 110-119 2 ekor musinnah dan 1 ekor tabi' 120-129 3 ekor musinnah atau 4 ekor tabi' 130-160 s/d > setiap 30 ekor, 1 tabi' dan setiap 40 ekor, 1 musinnah
Sumber : Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara (2012).
Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya bertambah 1
ekor tabi'. Jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor
musinnah.
keterangan : a. Tabi' : sapi berumur 1 tahun (masuk tahun ke-2)
b. Musinnah : sapi berumur 2 tahun (masuk tahun ke-3)
Universitas Sumatera Utara
c. Zakat Kambing dan Domba
Kambing dan domba yang mulai wajib dibayarkan zakatnya apabila
jumlahnya telah mencapai 40 ekor, dapat dilihat pada tabel berikut :
2.3 Tabel Nishab Kambing dan Domba. Nishab Kambing
8,84 Jumlah 2.823.452.955 - 15.215.838.144 - 18.079.291.099 - Rata-Rata
Jumlah
256.677.541 - 1.383.258.013 - 1.643.571.917 -
% dari Jumlah
15,84 - 84,16 - 100,00 -
Sumber: Data Primer (2012).
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pada Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa jumlah bantuan
produktif yang disalurkan pada 11 tahun terakhir, sejak tahun 2001-2011
sebanyak Rp 2.823.452.955 dengan jumlah rata-rata untuk setiap tahunnya
sebesar Rp 256.677.541. dan besar persentasenya dari total seluruh bantuan ZIS
yang disalurkan ialah 15,84%. Berdasarkan data di atas bantuan produktif juga
mengalami persentase perubahan kenaikan dan penurunan yang relatif tidak
terlalu besar setiap tahunnya. Untuk jumlah penyaluran bantuan konsumtif juga
pada 11 tahun terakhir, sejak tahun 2001-2011 sebanyak Rp 15.215.834.144
dengan jumlah rata-rata untuk setiap tahunnya sebesar Rp 1.383.258.013 dan
besar persentasenya dari total seluruh bantuan ZIS yang disalurkan ialah 84,16%.
Untuk itu, total dana bantuan produktif dan bantuan konsumtif yang disalurkan
dari penerimaan ZIS selama 11 tahun terakhir ialah sebesar Rp. 18.079.291.099,
dengan rata-rata jumlah dana yang disalurkan tiap tahunnya sebesar Rp. 1.643.
571.917.
Berdasarkan data 11 tahun terakhir dari tahun 2001-2011 seperti uraian
tabel di atas, dapat disimpulkan bantuan produktif dan bantuan konsumtif yang
disalurkan dari penerimaan dana ZIS, selalu mengalami persentase perubahan
kenaikan dan penurunan yang relatif tidak terlalu besar setiap tahunnya. Karena
bantuan yang disalurkan sangat tergantung dengan besar dana ZIS yang berhasil
dikumpulkan dari Muzakki untuk di sampai kepada mustahik atau masyarakat
yang membutuhkan. Guna meningkat kualitas hidup dan kesejahteraan ekonomi
masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.11
Perbandingan Penerimaan dan Penyaluran ZIS Oleh BAZDASU Tahun 2001-2011
Pada Gambar 4.11 di atas dapat dilihat, Perbandingan jumlah penerimaan
BAZDASU yang berhasil dikumpulkan setiap tahunnya lebih besar dibanding
jumlah penyaluran dana ZIS yang disalurkan kepada masyarakat, baik dalam
bentuk bantuan produktif dan konsumtif. Dapat dilihat hanya terjadi satu kali saja
dana ZIS yang di salurkan lebih besar dibanding jumlah penerimaannya, yaitu
pada tahun 2008, sedangkan tahun-tahun lainnya jumlah penerimaan dana ZIS
lebih besar dibanding jumlah dana ZIS yang disalurkan. Bahkan dapat dilihat pada
tahun 2011 dana yang disalurkan hanya mencapai 50% saja dari total penerimaan
BAZDASU. Menurut pengamatan yang dilakukan oleh penulis, sisa dana
penerimaan setiap tahunnya tersebut dialokasikan untuk berbagai jenis program
bantuan dan pembinaan lainnya, alokasi dana promosi dan sosialisasi, honor dan
Universitas Sumatera Utara
gaji pengurus serta pegawai BAZDASU, dan untuk membiayai kegiatan-kegiatan
BAZDASU lainnya.
4.4 Kendala-kendala yang Dihadapi BAZDASU Dalam Menghimpun Dana
Zakat, Infaq, Dan sedekah (ZIS).
Keberadaan BAZDASU sebagai salah satu lembaga publik/nirlaba di bawah
naungan pemerintah provinsi Sumatera Utara, pasti memiliki keunggulan
tersendiri dibanding Lembaga pengelolaan Zakst (LPZ) lainnya. Namun dapat
diyakini BAZDASU juga memiliki kelemahan yang menjadi kendala-kendala
tersendiri dalam melaksanakan tugas dan fungsi utama dalam menghimpun dana
ZIS dari masyarakat yang ada di Sumatera Utara.
Adapun yang menjadi kendala-kendala tersebut biasanya berasal dari 2 pihak,
yaitu kendala dari pihak internal maupun kendala dari pihak eksternal. Untuk
lebih lengkapnya akan diuraikan sebagai berikut :
4.4.1 Kendala Internal
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada pengelola
BAZDASU, terdapat tiga kendala internal yang dihadapi BAZDASU dalam
menghimpun dana ZIS. Adapun yang menjadi kendala internal tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Keberadaan Sumber daya manusia (SDM) yang kurang berkompetensi
dalam mengelola BAZDASU.
b. Keterbatasan alokasi atau pos dana untuk promosi dan sosialisasi ZIS yang
dimiliki BAZDASU.
Universitas Sumatera Utara
c. Belum adanya Peraturan Daerah (PERDA) yang kuat dan mengikat
masyarakat untuk membayar dana ZIS melalui BAZDASU.
Untuk itu perlu dilakukannya evaluasi internal BAZDASU secara
berkesinambungan, untuk mengatasi kendala yang terjadi khususnya keberadaan
SDM yang dapat mengelola BAZDASU dengan baik, berpengalaman dan
memiliki keahlian sesuai dengan bidangnya, serta meninjau alokasi jumlah dana
promosi dan sosialisasi yang telah digunakan selama ini sudah efektif terhadap
pengumpulan dana ZIS. Menyangkut adanya PERDA ditakutkan terjadinya
pertentangan, yang pada akibatnya masyarakat tidak memiliki kebebasan untuk
melakukan kewajiban zakat, dan sekaligus bertentangan dengan ajaran Islam.
4.4.2 Kendala Eksternal
Sama halnya dengan kendala internal yang telah diuraikan di atas, yang
diperoleh dari hasil wawancara peneliti kepada pengelola BAZDASU, terdapat
tiga kendala eksternal yang dirasakan BAZDASU dalam melakukan pengumpulan
dana ZIS, ialah sebagai berikut :
a. Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap BAZ.
b. Masih melekatnya budaya masyarakat, dalam hal ini sebagai muzakki
yang membayar zakat secara langsung kepada Mustahik.
c. Masih dominanya perilaku masyarakat Muslim di Indonesia yang
mengutamakan kewajiban membayar pajak dibandingkan kewajiban
membayar zakat, sehingga pajak lebih menjadi prioritas, yang menjadikan
zakat sebagai beban ganda bagi masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu, diharapkan BAZDASU dapat membuktikan kinerja yang
dilakukan LPZ ini berhasil dan mampu mengelola dana ZIS yang dihimpun
dengan dengan baik, serta berhasil mendayagunakan dana ZIS yang dihimpun
tersebut untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat dan ekonomi umat, sehingga
kepercayaan masyarakat dapat terbangun kembali untuk mau membayarkan
zakatnya melalui BAZ.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Terdapat 4 faktor pendorong atau alasan yang paling menpengaruhi masyarakat
untuk membayar ZIS melalui BAZDASU, yakni yang menjadi faktor pendorong
pertama adalah status BAZDASU sebagai lembaga zakat resmi milik pemerintah,
faktor pendorong kedua adalah Teknik transaksi dan cara pembayaran ZIS yang
mudah, kemudian faktor pendorong ketiga ialah pelayanan yang baik dan
memuaskan, dan untuk faktor pendorong keempat ialah lokasi yang strategis dan
mudah dijangkau. Untuk menentukan faktor yang paling dominan dalam
mendorong masyarakat sehingga memutuskan menyalurkan dana ZIS melalui
BAZDASU, ialah dengan cara meminta responden untuk memberi rangking pada
pilihan faktor-faktor tersebut.
2. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak pengelola BAZDASU, dapat
diketahui bahwa perkembangan pengumpulan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS),
ditinjau dari jumlah muzakki, jumlah penerimaan, dan jumlah penyaluran dana
ZIS mengalami pasang surut baik perubahan dalam hal peningkatan maupun
penurunan yang terjadi setiap tahunnya, tetapi masih didominasi peningkatannya
pada beberapa tahun belakangan ini dibanding pada awal-awal tahun
terbentuknya. Jika dilihat dari jumlah muzakki pada 11 tahun terakhir berdirinya
BAZDASU. Diketahui bahwa jumlah muzakki yang menyalurkan dana zakat
adalah sebanyak 2244 orang dengan jumlah rata-rata sebesar 204 pada tiap
tahunnya, sedangkan. Untuk data perkembangan jumlah donatur yang
Universitas Sumatera Utara
mendonasikan dana infaq dan sedekah tidak dapat diperoleh jumlah
perkembangannya. Hal tersebut dikarenakan BAZDASU tidak mendata identitas
pihak-pihak yang menyalurkan infaq dan sedekah secara rapi, terperinci dan
sistematis. Salah satu alasannya dikarenakan sebagian besar para donatur dana
infaq dan sedekah menyalurkannya melalui unit-unit pengumpulan zakat (UPZ)
serta pada kotak-kotak infaq yang tersedia di lokasi atau tempat-tempat tertentu
yang berkerja sama dalam pengumpulan infaq dan sedekah dengan BAZDASU.
Oleh karena itu, sulit untuk mengetahui data identitas donatur secara keseluruhan,
lengkap, dan terperinci.
3. BAZDASU sebagai publik/nirlaba milik pemerintah, yang rentan akan
kepercayaan publik, juga memiliki kendala-kendala dalam pengumpulan dana
ZIS. Kendala – kendala tersebut terdapat dari pihak internal maupun pihak
eskternal. Kendala eksternal tersebut diantaranya ialah: 1. Keberadaan sumber
daya manusia (SDM) yang kurang berkompetensi dalam mengelola BAZDASU.
2. Keterbatasan alokasi atau pos dana untuk promosi dan sosialisasi ZIS yang
dimiliki BAZDASU. 3. Belum adanya Peraturan Daerah (PERDA) yang kuat dan
mengikat masyarakat untuk membayar dana ZIS melalui BAZDASU. Untuk
kendala eksternal ialah: 1. Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap
BAZDASU. 2. Masih melekatnya budaya masyarakat, dalam hal ini sebagai
muzakki yang membayar zakat secara langsung kepada Mustahik. 3. Masih
dominanya perilaku masyarakat Muslim yang mengutamakan kewajiban
membayar pajak dibandingkan kewajiban membayar zakat, sehingga pajak lebih
menjadi prioritas, yang menjadikan zakat sebagai beban ganda bagi masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
4. BAZDASU sebagai LPZ di bawah naungan pemerintah, yang menurut
pengamatan penulis, merupakan LPZ yang lebih terprogram, terencana,
transparan, amanah, obyektif serta akuntabilitas, dibanding dengan beberapa
Lembaga Amil Zakat yang ada di Sumatera Utara. Berdasarkan program kerja dan
sangat potensial sebagai salah satu LPZ yang paling besar di bawah naungan oleh
pihak pemerintah. Terbukti dengan tidak adanya data yang missing dalam
pengumpulannya sesuai Laporan pertanggung jawaban tahunan yang diaudit
setiap tahunnya oleh akuntan publik sejak tahun 2007..
5.2 Saran
1. Keberadaan BAZDASU mampu memberikan kontribusi positif dalam kehidupan
masyarakat, khususnya masyarakan Muslim di Sumatera Utara. Untuk itu
BAZDASU dapat dijadikan sebagai LPZ yang dapat dipercaya dan
mengedepankan transparansi dan akuntabilitas dalam pengumpulan zakat, infaq,
dan sedekah (ZIS) khususnya di Kota Medan, dan pada umumnya secara
menyeluruh di Sumatera Utara
2. Kepada pengurus dan pengelola BAZDASU agar terus berupaya dalam
meningkatkan kualitas kinerja, pelayanan, sosialisasi dan program-program
unggulannya. Guna membangun citra BAZDASU yang lebih baik kedepannya,
untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat sehingga lebih mendorong
masyarakat untuk lebih terpanggil menyalurkan dana ZIS melalui BAZDASU.
3. Kepada instansi-instansi terkait seperti pemerintah Provinsi Sumatera Utara,
Kementerian Agama, Badan/Lembaga mitra BAZDASU, Unit Pengumpulan
Universitas Sumatera Utara
Zakat (UPZ), dan lainnya. Untuk dapat membuat kebijakan yang strategis, guna
membantu BAZDASU dalam meningkatkat jumlah penerimaan dana ZIS setiap
tahunnya. Sampai membantu menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang
benar-benar membutuhkan, serta melakukan pengawasan agar dana tersebut dapat
digunakan sebaik-baiknya oleh masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Al-Qur’an
Al-Zuhayly, Wahbah, 2000. Zakat Kajian Berbagai Mahzab, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Dirjen Bimas Islam Dan Haji, 2007 a. Manajemen Pengelolaan Zakat, Departemen Agama RI, Jakarta. Dirjen Bimas Islam Dan Haji, 2007 b. Pedoman Pengelolaan Zakat, Departemen Agama RI, Jakarta. Dirjen Bimas Islam Dan Haji, 2008. Panduan organisasi pengelolaan Zakat, Departemen Agama RI, Jakarta. Hafihuddin, Didin, 1998. Panduan Praktis tentang zakat Infaq dan Sedekah, Gema Insani, Jakarta. Hasan, Ali Muhammad, 2006. Zakat dan Infaq: Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di Indonesia, Kencana Predana Media Group, Jakarta. Hasbi Ash Shiddieqy, Muhammad Tengku, 2006. Pedoman Zakat, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang.
Khoiri, Nisful, 2010. Seharusnya Lembaga Zakat Pemerintah Dipercaya. http://bazdasumut.or.id/index.php/component/content/article/14-artikel/25 seharusnya-lembaga-zakat-pemerintah-dipercaya.
Sari, Kartika Elisa, 2006. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, PT.Grasindo, Jakarta.
Simanjuntak, Maratua, 2006. Buku Profile Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara, Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara, Medan.
Sudarsono, Heri, 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta Pres, Yogyakarta.
Shihab, Quraish Muhammad, 2000. Wawasan Al-Quran, Mizan, Bandung.
Teguh, Muhammad, 1999. Metode Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi,
Tjiptono, Fandy, 2005. Pemasaran Jasa, Bayumedia Publishing, Jawa Timur.
Qaradhawy, Yusuf, 2009. Kitab Zakat, Bina Ilmu, Yogyakarta.
Qardawi, Yusuf, 1996. Hukum Zakat, Litera Antar Nusa Dan Mizan, Jakarta.
SKRIPSI
Rahmadhani, Niken Fidyah, 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengumpulan Zakat, Infaq dan Shoddaqoh pada Badan Amil Zakat Daerah SUMUT. Medan: FE-USU.
Sartika, Dewi, 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Menggunakan Jasa Bazis Dalam Penyaluran Zakat di Kota Medan. Medan: FE-USU.
Dengan hormat, saya sampaikan kepada Bapak/Ibu bahwa saya: Andy Riswan Ritonga adalah mahasiswa Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi USU – Medan. Sebagaimana Bapak/Ibu ketahui bahwa salah satu tugas akhir seorang mahasiswa adalah melakukan penelitian akademik guna menulis skripsi.
Sehubungan dengan itu, saya memohon kepada Bapak/Ibu kiranya bersedia membantu untuk menjadi responden penelitian saya tentang “Analisis Faktor-Fakter Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) Melalui Bazda Sumatera Utara”. Saya jelaskan kepada Bapak/Ibu bahwasanya penelitian ini semata-mata hanya untuk keperluan akademik saja.
Besar harapan saya agar kiranya Bapak/Ibu bersedia mengisi kuesioner ini. Atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Hormat
ANDY RISWAN RITONGA
NIM: 080501013
Universitas Sumatera Utara
Isilah titik-titik di bawah ini atau beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut Bapak/Ibu.
Identifikasi Responden:
1. Nama :
2. Usia : a. 21 tahun - 30 tahun
b. 31 tahun - 40 tahun
c. 41 tahun - 50 tahun
d. 51 tahun - 60 tahun
e. > 60 tahun
3. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan
4. Tingkat Pendidikan : a. SD d. Diploma (D1,D2,D3)
b. SMP/Sederajat e. Strata (S1,S2,S3)
c. SMA/Sederajat
5. Pekerjaan : a. PNS/BUMD/BUMN
b. TNI/POLRI
c. Pegawai Swasta
d. Wiraswasta/Pengusaha
e. Lainnya..........
6. Pendapatan perbulan : a. Rp.1 juta – Rp.3 juta
b. Rp.3 juta – Rp.5 juta
c. Rp.5 juta – Rp.10 juta
d. Rp.10 juta – Rp.50 juta
e. > Rp.50 juta
7. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menjadi muzakki di BAZDASU ?
Universitas Sumatera Utara
a. 1 Tahun b. 2 Tahun c. 3 Tahun d. 4 Tahun e. Lainnya.................
8. Dari manakah Bapak/Ibu mengetahui tentang BAZDASU ?
a. Surat Kabar/Majalah b. Radio/Televisi c. Pengurus/Pegawai BAZDASU d. Teman/keluarga e. Lainnya……
9. Jenis dana apa yang pernah atau paling sering Bapak/Ibu salurkan melalui BAZDASU ?
a. Zakat Fitrah
b. Zakat Maal/Harta
c. Infaq
d. Sedekah
10. Mengapa Bapak/Ibu memilih membayar zakat, infaq, dan sedekah di BAZDASU ?
a. Teknik transaksi dan cara pembayaran ZIS yang mudah b. Pelayanan yang baik dan memuaskan c. Lokasi yang strategis dan terjangkau d. Lembaga zakat resmi milik pemerintah e. Lainnya………
11. Bagaimana menurut Bapak/Ibu lokasi BAZDASU ?
a. Sangat baik dan sangat strategis b. Baik dan Strategis c. Cukup baik dan cukup strategis d. Kurang baik dan kurang strategis e. Sangat tidak baik dan tidak strategis
12. Berapakah jarak tempat tinggal atau kegiatan Bapak/Ibu dengan lokasi kantor BAZDASU ?
a. < 1 Km
b. 1,1 Km-5 Km
c. 5,1 Km-10Km
d. 10,1 Km-15 Km
e. > 15 Km
Universitas Sumatera Utara
13. Bagaimana cara Bapak/Ibu menyalurkan dana zakat, infaq, dan sedekah melalui BAZDASU ?
a. Dibayar langsung ke kantor BAZDASU b. Transfer via ATM/Bank c. Pegawai BAZDASU menjemput dana ZIS d. Dibayar melalui Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) e. Lainya………..
14. Bagaimana prosedur atau cara penyaluran dana zakat, infaq, dan sedekah yang Bapak/Ibu rasakan melalui BAZDASU ?
a. Sangat mudah b. Mudah c. Cukup mudah d. Cukup Sulit e. Sulit
15. Apakah Bapak/ibu pernah diingatkan untuk membayar zakat, infaq, dan sedekah oleh Pengelola BAZDASU ?
a. Iya b. tidak
16. Jika pernah, dengan cara apakah Bapak/Ibu diingatkan ?
a. Di telepon
b. Di surati
c. Di kunjungi langsung
d. Lainnya……….
17. Sudah berapa kali Bapak/ibu menyalurkan dana zakat, infaq, atau sedekah di BAZDASU ?
a. 1 Kali b. 2 Kali c. 3 Kali d. 4 Kali e. Lainnya……..
18. Bagaimana pelayanan yang Bapak/Ibu peroleh dari BAZDASU ?
a. Sangat memuaskan b. Memuaskan c. Cukup memuaskan d. Kurang memuaskan e. Tidak memuaskan
19. Apakah Bapak/Ibu pernah melakukan pembayaran dana zakat, infaq, dan sedekah, selain di BAZDASU ?