8/19/2019 5512-18188-1-PB.pdf
1/14
1) Staf Sekretariat Daerah Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat
15
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI PUTRI SERAYI DI
KABUPATEN SAMBAS
Musanif 1)
Abstrak
Potensi sumberdaya yang dimiliki kawasan wisata Pantai Putri Serayi di Kabupaten Sambas perlu
digali dan dikembangkan secara optimal melalui perencanaan penataan kawasannya, karena
pengembangan sektor wisata tanpa perencanaan yang baik akan mengakibatkan kehilangan dan
penurunan mutu kawasan yang tidak diharapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identifikasi
terhadap aspek fisik kondisi pantai mendukung bagi pengembangan wisata bahari, aspeksumberdaya masyarakat menunjukkan terdapat dukungan yang baik dalam perencanaan penataan
kawasan wisata pantai serta konsep arahan penataan kawasan disusun dengan memperhatikan
aspek-aspek terkait dengan masyarakat, aktivitas wisata serta keberlanjutan lingkungan. Pola
penataan zona-zona yang berada di kawasan pantai mengacu dan berorientasi ke arah perairan
untuk mempertegas citra dan karakternya sebagai area tepi air (waterfront ).
Kata-kata kunci: penataan, kawasan wisata pantai
1. PENDAHULUAN
Salah satu potensi kawasan pantai yangmenarik untuk dikembangkan sebagai
obyek wisata pantai di KabupatenSambas, di antaranya adalah Pantai PutriSerayi di Kecamatan Jawai Selatan.
Namun pada kenyataannya kondisikawasan wisata Pantai Putri Serayi saatini belum dimanfaatkan potensinya
secara optimal. Pemanfaatan ruangkawasan wisata ini dilaksanakan tanpa
memperhatikan unsur estetika, keserasiandan keberlanjutan lingkungan sehinggamengurangi kenyamanan pengunjung.Upaya dalam penyediaan infrastrukturdasar untuk menunjang aktivitas wisatadi kawasan ini juga belum optimal pelaksanaannya, dikarenakan pemba-
ngunan infrastruktur penunjang kawasanwisata belum didukung dengan perencanaan yang sinergis dan penataankawasan yang komprehensif.
Rumusan masalah yang dijawab melalui
penelitian ini yaitu:
1) Bagaimana gambaran aspek fisik
Kawasan Wisata Pantai Putri Serayi?2) Bagaimana gambaran kondisisumberdaya masyarakat di lokasi penelitian terkait dukungan penataanKawasan Wisata Pantai Putri Serayi?
3) Bagaimana menyusun konsep penataan kawasan yang dapatmendukung sektor wisata di PantaiPutri Serayi?
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitianini adalah mengidentifikasi aspek fisikKawasan Wisata Pantai Putri Serayi,mengidentifikasi aspek sumberdayamasyarakat di lokasi penelitian terkaitdukungan penataan Kawasan Wisata
Pantai Putri Serayi dan menyusun konsep penataan kawasan yang dapatmendukung sektor wisata di Pantai PutriSerayi.
8/19/2019 5512-18188-1-PB.pdf
2/14
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 14 NOMOR 1 – JUNI 2014
16
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wisata Pantai
Pengembangan wisata alam pantaimerupakan salah satu sektor yang banyakdiminati untuk dikembangkan dewasa ini.Wisata pantai dapat diartikan sebagaiwisata yang memanfaatkan potensisumberdaya alam pantai beserta
komponen pendukungnya, baik alamimaupun buatan atau gabungan keduanyaitu (John D. Simond dalam Nugraha,2008). Selanjutnya, dinyatakan bahwaobjek wisata pantai adalah elemen fisik
yang dapat dijadikan lokasi untukmelakukan kegiatan wisata. Objektersebut yaitu:
a) Pantai, merupakan daerah transisiantara daratan dan lautan. Pantaimerupakan obyek wisata dengan potensi pemanfaatan, mulai dari
kegiatan yang pasif sampai aktif.
b) Permukaan laut, terdapatnya ombakdan angin sehingga permukaantersebut miliki potensi yang bergunadan bersifat rekreatif.
c) Daratan di sekitar pantai, merupakandaerah pendukung terhadap keadaan pantai, yang berfungsi sebagaitempat rekreasi dan olah raga daratyang membuat para pengunjung akan
lebih lama menikmatinya.
Maryani (2008) menyebutkan bahwa
dalam hubungannya dengan ruang, pengembangan wisata pantai selalumenuntut kebutuhan akan:
a) kemudahan mengakses keindahan pantai;
b) ruang terbuka sebagai tempatrekreasi seperti berjemur, olahraga, bermain air, renang, dan sebagainya;
c) fasilitas seperti hotel, restoran, biro perjalanan, tempat parkir, ruang
istirahat dan fasilitas terbangun(building ) area lainnya;
d) transportasi.
Dalam pembangunan dan pengembangandaerah pantai dilaksanakan dengan
berwawasan lingkungan, berarti memba-ngun pantai dengan memperhitungkankeadaan lingkungan dan jangan sampai pembangunan tersebut merusak ling-kungan. Menurut Kodoatie dan Syarif(2010), ada dua pengertian utama daerah pantai berwawasan lingkungan yangharus dipegang oleh pembuat keputusan,yaitu:
a) Pembangunan dan pengembangandaerah pantai harus jalan terus untuksebesar-besarnya kemakmuran dankepentingan masyarakat. Jangan sam- pai takut membangun karena khawatirakan terjadi perubahan lingkungan,
yang ditakutkan adalah pembangunanyang merusak lingkungan.
b) Pembangunan dan pengembanganwilayah pantai harus menguntungkandari sudut ekonomi, bermanfaat buat
masyarakat sekitar dan tidakmenimbulkan kerusakan lingkungan.
2.2 Kondisi Fisik Pantai
Pantai adalah daerah pertemuan antaradarat, laut dan udara sehingga merupakan
kawasan yang paling dinamis (dynamicarea) dan sekaligus kawasan sangatrentan (vulnerable area) terhadap segala
8/19/2019 5512-18188-1-PB.pdf
3/14
Penataan Kawasan Wisata Pantai Putri Serayi di Kabupaten Sambas
(Musanif)
17
macam gangguan, baik dari alam maupundari campur tangan manusia. Pengertian pantai bukan hanya merupakan daratanyang berhadapan dengan laut, namunsekaligus bisa berupa teluk (bay), muara(estuary), danau di tepi laut (lagoon)(Danial, 2008).
Pentingnya kawasan pantai menyebabkan pantai perlu dilindungi dari kerusakan,
baik dari faktor alamiah maupun campurtangan manusia. Faktor-faktor alamiah penyebab kerusakan pantai, antara lainadalah serangan badai dengan gelombang besar dan angin kencang, arus pantai,angkutan sedimen pantai, perubahankenaikan muka air laut, sedangkan faktorcampur tangan manusia, antara lainadalah penambangan pasir, pembangunankawasan pantai yang berlebihan sehinggamerusak ekosistem pantai, pembangunandan penggunaan lahan yang tidak sesuai
peruntukan dan daya dukung kawasan, pencemaran pantai oleh kegiatan manusia
seperti banyaknya sampah dan limbahakibat adanya industri dan pemukiman(Danial, 2008).
2.3 Kawasan Tepi Air
Kawasan tepi air (waterfront) merupakansuatu area atau kawasan yang berbatasandengan air yang memiliki kontak fisik
dan visual dengan air laut, danau, sungaiatau badan air lainnya. Lebih lanjutdidefinisikan bahwa waterfront adalahsuatu daerah atau area yang terletak didekat/berbatasan dengan kawasan
perairan yang terdapat satu atau beberapakegiatan dan aktivitas pada area
pertemuan tersebut.
Menurut Prabudiantoro dalam Susantidan Sastrawan (2006), kriteria umum dari
penataan dan pendesainan waterfront adalah:
berlokasi dan berada di tepi suatuwilayah perairan yang besar (laut,danau, sungai, dan sebagainya);
biasanya merupakan area pelabuhan, perdagangan, permukiman, atau pariwisata;
memiliki fungsi-fungsi utama sebagai
tempat rekreasi, permukiman,industri, atau pelabuhan;
dominan dengan pemandangan danorientasi ke arah perairan;
pembangunannya dilakukan ke arahvertikal-horisontal.
Dalam perencanaan waterfront ada tigaaspek yang dominan, yaitu aspek arsitek-tural, aspek keteknikan, dan aspek sosial budaya. Aspek arsitektural berkaitandengan pembentukan citra (image) darikawasan waterfront dan bagaimanamenciptakan kawasan waterfront yangmemenuhi nilai-nilai estetika. Aspek
keteknikan berkaitan terutama dalam perencanaan struktur dan teknologikonstruksi yang dapat mengatasikendala-kendala dalam mewujudkanrancangan waterfront , seperti stabilisasi
perairan, banjir, korosi, erosi, kondisialam setempat, dan sebagainya. Aspek
sosial budaya bertujuan untukmeningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat yang tinggal di dalam dan disekitar kawasan waterfront tersebut.
2.4 Peran Masyarakat
Peran serta masyarakat adalahketerlibatan masyarakat dalam proses perencanaan. Masyarakat ikut ambil bagian dan menentukan dalammengembangkan, mengurus dan
8/19/2019 5512-18188-1-PB.pdf
4/14
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 14 NOMOR 1 – JUNI 2014
18
mengubah rencana secara komprehensif.Menurut Imran dalam Subri (2005),kategori masyakat pesisir, di antaranyanelayan yaitu suatu kelompok masyarakatyang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara penangkapan ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai,
sebuah lingkungan pemukiman yangdekat dengan lokasi kegiatannya.
Dalam konsep wisata pantai, dibutuhkan partisipasi masyarakat dalam perencanaandan pengembangan wisata pantai. Dianadalam Suparjan dan Suyatno (2003) memberikan tiga alasan utama mengapa partisipasi masyarakat mempunyai sifat penting. Pertama, partisipasi masyarakatmerupakan suatu alat untuk memperolehinformasi mengenai kondisi, kebutuhandan sikap masyarakat setempat, yangtanpa kehadirannya program pembangunan
serta proyek-proyek lainnya akan gagal.Kedua, masyarakat akan lebih memperca-
yai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karenamereka akan lebih mengetahui seluk be-luk proyek tersebut dan akan mempunyairasa memiliki terhadap proyek tersebut.Ketiga, partisipasi menjadi urgen karena
timbul anggapan bahwa merupakan suatuhak demokrasi jika masyarakat dilibatkan
dalam pembangunan masyarakat. Hal inisejalan dengan pendapat Purwanto dalamYoeti (2008), yang menyatakan bahwa
idealnya pembangunan pariwisata hendak-nya bertitik tolak dari empat prinsip
dasar, yaitu:
1) Kelangsungan ekologi, dengan penger-tian bahwa dengan pembangunan
pariwisata hendaknya dapat menjamin pemeliharaan dan proteksi terhadapsumberdaya pariwisata yang dimiliki.
2) Berlangsungnya kehidupan sosial budaya. Pengembangan pariwisata
harus mampu meningkatkan peranmasyarakat dalam pengawasan tentangtata kehidupan melalui nilai-nilaiyang diciptakan dan dianut bersama
sebagai identitas dan kemandirian.
3) Berlangsungnya aktivitas perekono-mian, dengan terbukanya kesempatanatau peluang bagi semua level ma-
syarakat untuk berusaha secara sehat.
4) Dapat memperbaiki dan meningkat-kan kualitas hidup masyarakat setem- pat melalui pemberian kesempatankepada mereka untuk terlibat dalam pengembangan pariwisata.
2.5 Prasarana dan Sarana WisataKeberhasilan pengembangan sebuahkawasan wisata pantai tidak terlepas dari peran infrastruktur (prasarana) pendu-kungnya. Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistemsosial dan sistem ekonomi dalamkehidupan sehari-hari masyarakat. Sisteminfrastruktur dapat didefinisikan sebagaifasilitas-fasilitas atau struktur-strukturdasar, peralatan-peralatan, instalasi-insta-
lasi yang dibangun dan yang dibutuhkanuntuk berfungsinya sistem sosial dansistem ekonomi masyarakat (Grigg,2000). Pembangunan prasarana wisatayang mempertimbangkan kondisi dan
lokasi akan meningkatkan aksesibilitassuatu objek wisata yang pada gilirannyaakan dapat meningkatkan daya tarik objekwisata itu sendiri (Suwantoro, 2004).
8/19/2019 5512-18188-1-PB.pdf
5/14
Penataan Kawasan Wisata Pantai Putri Serayi di Kabupaten Sambas
(Musanif)
19
Sarana wisata merupakan kelengkapandaerah tujuan wisata yang diperlukanuntuk melayani kebutuhan wisatawandalam menikmati perjalanan wisatanya.Berbagai sarana wisata yang harusdisediakan di daerah tujuan wisata ialahhotel, biro perjalanan, alat transportasi,restoran dan rumah makan serta sarana
pendukung lainnya (Suwantoro, 2004).
2.6 Lansekap
Prinsip dasar utama dalam desain adalahfaktor keteraturan dan kesatuan atau unity dan consistency. Keteraturan dapat
memberikan keindahan dalam komposisi.Dalam desain lansekap, keteraturanmerupakan kunci utama dari daya tarikvisual yang memberikan nilai keindahan.Kesatuan dimaksud adalah hubunganyang harmonis dari berbagai elemen ataukomponen dan unsur yang ada dalam
suatu rancangan. Keharmonisan ini akanmembentuk suatu karakter khas suaturancangan lansekap. Menurut Hakim danUtomo (2004), untuk mencapai suatukesatuan dan keteraturan maka perlu
diperhatikan beberapa pertimbangan,yakni:
a) keseimbangan (balance); b) irama dan pengulangan;c) penekanan dan aksentuasi (emphasis).
2.7 Sirkulasi
Sistem sirkulasi sangat erat hubungannyadengan pola penempatan kegiatanaktivitas dan penggunaan tapak sehinggamerupakan pergerakan dari ruang yang
satu ke ruang yang lain (Hakim danUtomo, 2004). Kenyamanan dapat berkurang akibat sirkulasi yang kurang baik. Menurut Hakim dan Utomo (2004),
untuk hal tersebut hendaknya diadakan pembagian sirkulasi antara manusia dankendaraan:
1) Sirkulasi kendaraanSecara hierarki dapat dibagi menjadi
dua jalur kendaraan, yakni:
jalur distribusi, jalur untuk gerak perpindahan lokasi (jalur cepat); dan
jalur akses, jalur yang melayani
hubungan jalan dengan pintu masuk bangunan.
Kedua jalur tersebut perlu dipisah
untuk memperlancar lalu lintas.
2) Sirkulasi manusiaSirkulasi manusia dapat berupa pedestrian atau mall yang membentukhubungan erat dengan aktivitaskegiatan di dalam tapak.
3. METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakanadalah penelitian kuantitatif yaitu peneli-
tian yang datanya adalah data kuantitatif,dapat diukur sehingga pengolahan dan pengujiannya menggunakan perhitunganstatistik.
Jenis penelitian yang dilakukan adalahmetode desktiptif, digunakan untuk meng-interprestasikan data hasil identifikasi dilapangan dalam menyusun konsep penataan kawasan wisata pantai. Metode
analisis dekriptif digunakan untukmenginterprestasikan data dan informasidari hasil kuisioner. Analisis deskriptif juga untuk menginterprestasikan hasilidentifikasi terhadap aspek fisik kawasan,kondisi sumberdaya masyarakat terkait
dukungan terhadap penataan kawasanserta menginterprestasikan hasil analisistapak sebagai arahan dalam penataan
8/19/2019 5512-18188-1-PB.pdf
6/14
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 14 NOMOR 1 – JUNI 2014
20
zona kawasan, sirkulasi dan garis besararahan penataan kawasan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Aspek Fisik Pantai PutriSerayi
Identifikasi kondisi fisik dan lingkungan pantai dilakukan pada tiga stasiun pengamatan di Kawasan Wisata Pantai
Putri Serayi, sebagaimana disajikan padaGambar 1. Aspek yang diidentifikasi
meliputi karakteristik arah garis pantai,vegetasi penutupan pantai, tipe garis pantai, bathimetri, material dasar,kecepatan angin, gelombang, tipe pasangsurut dan kecepatan arus.
Dari hasil identifikasi terhadap aspekfisik, Pantai Putri Serayi memiliki karak-teristik arah garis pantai terbuka, vegetasi penutupan pantai dominan tanaman kelapadalam, tipe garis pantai berbukit (stasiun pengamatan 1) serta sempadan pantai yanglebar dan landai (pada stasiun pengamatan2 lebar pantai lebih kurang 65 m dan
stasiun pengamatan 3 berkisar 40 – 60 m),material dasar pembentukan pantainyaadalah pantai berpasir yang berwarnakuning (Gambar 2), kedalaman laut dari0 – 5 m dapat mencapai 8 km ke arah laut
(DKP dalam Suriawan, 2007), rata-ratakecepatan angin tergolong tidak kencang
yaitu 4 – 8 km/jam atau 2,2 – 4,4 knots(Stasiun Klimatologi Paloh, 2012; WMO
Gambar 1. Peta stasiun pengamatan penelitian
8/19/2019 5512-18188-1-PB.pdf
7/14
Penataan Kawasan Wisata Pantai Putri Serayi di Kabupaten Sambas
(Musanif)
21
dalam Danial, 2008), tinggi gelombang10 – 60 cm (Suriawan, 2007), tipe pasangsurut termasuk pasang campuran (gandadominan) (Pariwono dalam Suriawan,2007) serta kecepatan arus permukaanlaut antara 0,08 – 1,0 m/detik (Suriawan,
2007). Mengacu kepada tinjauan pendapat peneliti lainnya, menurut Yulianda dalam Nugraha et al (2013), kesesuaian untukwisata pantai kategori rekreasi ditinjaudari aspek fisik, antara lain: kedalaman perairan 0 – 3 m; tipe pantai pasir putih;lebar pantai > 15 m; material dasar perair-an pasir; kecepatan arus 0 – 0,17 m/detik;kemiringan pantai < 10°; penutupan pan-tai terdiri dari kelapa/lahan terbuka dan
ketersediaan air tawar < 0,5 km. Sejalandengan hal tersebut, Halim dan Haris
dalam Nugraha et al (2013) juga menyata-kan bahwa perairan yang ideal untuk wi-sata rekreasi pantai adalah perairan yang
memiliki kedalaman 0 – 5 m. Perairan inimerupakan lokasi yang ideal untuk
melakukan kegiatan rekreasi karena para pengunjung dapat bermain air denganaman. Mengacu pendapat tersebut, hasil
identifikasi terhadap aspek fisik dan ling-kungan Pantai Putri Serayi mendukung bagi pengembangan wisata bahari.
4.2 Kondisi SumberdayaMasyarakat
Dari aspek sumberdaya masyarakat,terdapat dukungan masyarakat setempatyang masuk kategori baik dalam perencanaan penataan kawasan wisataPantai Putri Serayi. Pengumpulan datadilakukan melalui penyebaran kuisionerdengan responden berjumlah 72 KK penduduk Desa Jawai Laut. Data diolahdan dianalisis dengan teknik perhitunganstatistik pada variabel tunggalmenggunakan rumus yang dikemukakan
oleh Sugiyono (2010), diperoleh hasil
sebagaimana disajikan pada Tabel 1.
Hasil analisis memberikan kesimpulan bahwa daya dukung masuk kategori baik(nilai p : 3,56), tingkat kesejahteraanmasuk kategori baik (nilai p : 3,86) dankelembagaan masyarakat masuk kategorisangat baik (nilai p : 4,06). Sehinggauntuk mengambil simpulan aspek variabel
Gambar 2. Panorama Pantai Putri Serayi
8/19/2019 5512-18188-1-PB.pdf
8/14
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 14 NOMOR 1 – JUNI 2014
22
kondisi sumberdaya masyarakat dalamrangka mendukung penataan KawasanWisata Pantai Putri Serayi ini masuk
dalam kategori baik (nilai p : 3,79).Adanya dukungan serta partisipasi masya-rakat yang baik dalam rangka pengem- bangan wisata pantai menjadi modalsosial yang berharga dalam rangka pencapaian hasil yang optimal bagitujuan suatu kawasan wisata. Ada kalanyakepariwisataan di suatu daerah tidak berkembang seperti yang diharapkan,dikarenakan sikap lingkungan masyara-katnya yang tidak mendukung. Partisipasi
dapat menumbuhkan kemampuan masya-rakat untuk berkembang secara mandiri.Partisipasi masyarakat dapat meningkat-kan upaya peningkatan taraf hidupmasyarakat. Masyarakat dengan dengannilai-nilai kearifan lokalnya berpartisipasiuntuk mempertahankan kelangsungan
kehidupan sosial ekonominya, misalnyamelalui usaha-usaha penyediaan layanan
wisata, sikap yang baik serta menjagakeberlanjutan lingkungan kawasan pantaiyang menjadi tempat mereka bermukim.
4.3 Aspek Prasarana/Fasilitasdan Lingkungan
4.3.1 Jalan akses dan jalan lingkungan
Jalan akses menuju ke lokasi merupakanruas jalan kabupaten, yaitu ruas jalan
Matang Suri – Bukit Raya sepanjang 5,6km. Pintu masuk jalan ini melalui ruas jalan Sungai Batang – Pinang Merahyang berada di pusat perdaganganibukota kecamatan (Matang Terap). Jalan
ini kondisinya masih belum memadaiuntuk kelancaran dan kemudahan akses
transportasi menuju pantai. Kondisi permukaannya masih berupa tanah yang
bercampur pasir. Demikian juga jalanlingkungan di dalam kawasan pantai,masih berupa jalan tanah/pasir yang
kondisi permukaannya belum dilakukan
Tabel 1. Analisis kondisi sosial ekonomi masyarakat
No. Aspek variabel No item Jumlah Rata-rata (skor) p Kesimpulan
1 Daya dukung 1 293 4.069
2 240 3.333
3 173 2.403
4 206 2.861
5 311 4.319
6 315 4.375 3,56 Baik
2 Tingkat kesejahteraan 7 215 2.986
8 188 2.611
9 355 4.93110 354 4.917 3,86 Baik
3 Kelembagaan masyarakat 11 346 4.806
12 345 4.792
13 202 2.806
14 278 3.861 4,06 Sangat baik
Simpulan variabel 3.821 53.069 3,79 Baik
8/19/2019 5512-18188-1-PB.pdf
9/14
Penataan Kawasan Wisata Pantai Putri Serayi di Kabupaten Sambas
(Musanif)
23
penanganan. Terkait dengan rencana penataan kawasan maka peningkatan jalan akses dan jalan merupakan hal yangharus dilakukan untuk kemudahan aksestransportasinya.
4.3.2 Permukiman
Permukiman di sekitar pantai terletakdalam wilayah Dusun Bukit Raya DesaJawai Laut. Permasalahan yang diamati
terkait lingkungan permukiman adalahmasih rendahnya kualitas lingkungan permukiman. Dukungan prasarana dansarana dasar lingkungan permukimanmasih terbatas. Kebutuhan air bersihdipenuhi dari sumber air baku BukitRaya, sumur gali dan PAH. Untuk menun- jang sektor pariwisata dan kebutuhanmasyarakat di masa mendatang maka perlu diupayakan pelestarian sumber air baku yang ada di Bukit Raya sebagai
daerah resapan air untuk menjaminketersediaan suplai air serta mengupaya-kan alternatif pemanfaatan sumber air baku lainnya, seperti pemanfaatan potensiair tanah.
4.3.3 Fasilitas Wisata
Fasilitas wisata sebagian sudah tersediadi lokasi ini seperti penginapan, home
stay, kantin, panggung hiburan, gazebo,dan fasilitas umum lainnya. Di kawasan
ini juga banyak kios-kios makanan dan
minuman yang dibangun masyarakat.Kios-kios ini letaknya dipandang kurang baik dari estetika dan lingkungan.Pembangunannnya dilakukan dari mate-rial kayu seadanya serta penempatannya- pun dinilai tidak tepat karena berada dikawasan yang seharusnya menjadi ruangterbuka publik.
Penempatan panggung hiburan jugadinilai tidak tepat. Sebagai bagian darielemen lanskap maka panggung hiburantersebut seharusnya serasi dengan elemenlanskap lainnya seperti Bukit Raya yangmenghijau di belakangnya.
4.3.4 Aktivitas Wisata
Kegiatan wisata yang telah berlangsungselama ini di Pantai Putri Serayi antara
lain yaitu berenang, susur pantai, outbond dan kegiatan panggung hiburanyang rutin dilaksanakan setiap tahunterutama pada saat perayaan hari lebaran.Untuk lebih menarik minat pengunjungdalam berwisata di pantai ini maka kedepan perlu dikembangkan lagi atraksiwisata pantai lainnya yang potensialuntuk dikembangkan yang sesuai dengan potensi kawasan pantai serta didukungfasilitas yang memadai.
4.4 Konsep Penataan KawasanWisata Pantai Putri Serayi
4.4.1 Analisis Penggunaan Lahan
Pola penggunaan lahan yang ada saat iniyaitu berupa kawasan permukiman, ka-wasan kebun kelapa dan semak belukar,kawasan fasilitas pengelola, bibir pantaiterbuka serta bukit dengan vegetasi tum- buhan alami. Sebagian besar penggunaanlahan didominasi oleh lahan kebun kelapayaitu sebesar 38%, permukiman masyara-
kat 15%, kawasan bukit 26%, bibir pantaiterbuka 16% dan sisanya kawasan yang
terbangun fasilitas pengelola 5%.
Pengembangan kawasan pantai sebagai
kawasan wisata ini ditinjau darikebijakan pembangunan daerah, sudahsesuai dengan Rencana Tata RuangWilayah Kabupaten Sambas 2012. Hanya
8/19/2019 5512-18188-1-PB.pdf
10/14
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 14 NOMOR 1 – JUNI 2014
24
saja dalam implementasinya, belumtersusun sebuah konsep penataan yang jelas, sehingga potensi keindahan yangdimiliki oleh pantai ini tidak digali secaraoptimal. Aktivitas wisata sudah berjalanselama ini, didukung dengan penyediaanfasilitas oleh pemerintah daerah dan pengelola, hanya saja fasilitas pendukung
tersebut dirasakan masih terbatas.
Dilihat dari tata guna lahan yangsebagian besar masih belum terbangun pada saat ini maka penataan dalam pemanfaatan kawasan menjadi sebuahkegiatan perencanaan yang perlu menda- pat perhatian. Sebagai sebuah kawasanwaterfront maka dalam menentukan pola penataan kawasan wisata ini jangansampai menghilangkan ciri dan karak-teristik sebuah kawasan waterfront . Kawasan wisata pantai ini perlu dirancang penataannya karena pengembangan sektor
wisata tanpa perencanaan yang baik akanmengakibatkan kehilangan dan penurunan
mutu kawasan yang tidak diharapkan,sehingga kawasan yang menarik bagiwisatawan juga turut hilang.
4.4.2 Konsep Penataan Zona Kawasan
Dalam penataan kawasan wisata pantai,diperlukan adanya penataan dan
penempatan zona, guna mempermudahdalam penempatan sarana dan fasilitas bagi wisatawan. Zona berfungsi untuk
membatasi daerah-daerah yang berbeda pemanfaatan dan fungsinya. Zona-zonayang ada di area waterfront terciptakarena area waterfront merupakan suatukawasan yang menjadi tempat bertemudan berintegrasinya beberapa fungsikegiatan menjadi satu.
Konsep penataan zona pada kawasan inidilaksanakan dengan memperhatikanaspek-aspek terkait dengan masyarakat,aktivitas wisata serta keberlanjutanlingkungan, yaitu (a) mempertahankankelestarian lingkungannya, (b) mening-katkan keterpaduan pembangunan danruang partisipasi masyarakat di kawasan
tersebut, dan (c) menjamin kepuasan pengunjung dengan penyediaan prasarana/fasilitas yang memadai.
Pola penataan zona-zona yang berada dikawasan pantai mengacu dan berorientasike arah perairan untuk mempertegas citradan karakternya sebagai area tepi air(waterfront ). Konsep penataan zona yangdirencanakan di kawasan Pantai PutriSerayi adalah:
1) Zona publik merupakan zona pelayanan yang digunakan untuk
pengembangan fasilitas dan pelayanan bagi kenyamanan pengunjung. Pada umumnya, zonayang berada langsung berbatasandengan daerah perairan utama
mempunyai fungsi-fungsi kegiatanutama yang bersifat publik sehingga
dapat diakses dari segala arah olehsemua orang. Di dalam zona publik juga kegiatan wisata dilaksanakan.
2) Zona semi publik merupakan zona peruntukan bagi kawasan permu-kiman penduduk serta aktivitas mata pencahariannya sehari-hari, yaituDusun Bukit Raya Desa Jawai Laut.
Zona ini memiliki fungsi sebagai penunjang kawasan wisata pantai.
Kawasan permukiman yang nyamandan asri, akan menyebabkan wisata-wan betah untuk tinggal dan berkun-
8/19/2019 5512-18188-1-PB.pdf
11/14
Penataan Kawasan Wisata Pantai Putri Serayi di Kabupaten Sambas
(Musanif)
25
jung. Selain itu, pengembangan sek-tor wisata juga harus memperhatikankepentingan masyarakat setempat.Untuk itu, ruang usaha masyarakat berupa kegiatan pertanian yangdominan tanaman kelapa dalam,tetap menjadi perhatian untukdialokasikan.
3) Zona privat di kawasan ini merupa-
kan zona yang dikelola oleh fihaktertentu, terutama dalam penyediaan
fasilitas bagi kepentingan pengunjung,seperti penginapan, ruang pertemuan,rumah makan, dan musala. Sebagai bagian yang terintegrasi dengankawasan wisata secara keseluruhan
maka pengelolaan di dalam zona privat harus tetap memperhatikan
faktor kenyamanan, keteraturan serta
keselarasan dengan bentang alam.
Zona penyangga terletak di sebelah baratkawasan, yaitu sebuah bukit yang dikenal
dengan Bukit Raya. Zona penyangga ini berupa area alami yang merupakan
bagian elemen lanskap kawasan yang berfungsi sebagai penyangga atau penye-imbang untuk aktivitas maupun fasilitasyang ada di kawasan tersebut. Dalam
pengelolaan wisata maka lingkunganalam di zona penyangga harus menjadi perhatian dari pengrusakan. Secaraspasial keruangan, konsep penataan zonasebagaimana Gambar 3.
4.4.3 Konsep Penataan SubzonaKawasan
Selanjutnya, dari konsep zona peruntukanruang di atas, dijabarkan lebih rinci ke
Gambar 3. Peta penataan zona kawasan
8/19/2019 5512-18188-1-PB.pdf
12/14
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 14 NOMOR 1 – JUNI 2014
26
dalam delineasi fungsi berupa subzona peruntukan yang sesuai dengan karak-teristik zona-zona tersebut, sebagaimanadisajikan pada Tabel 2 dan secara spasialkeruangan, konsep penataan subzonasebagaimana pada Gambar 4.
Garis besar konsep arahan dalam penataan Kawasan Wisata Pantai PutriSerayi meliputi:
a) pengembangan aktivitas wisata yang potensial di samping yang sudah berjalan selama ini, ditunjang dengan
Tabel 2. Konsep penataan subzona peruntukan/fungsi kawasan
No Zona kawasan Subzona Arahan peruntukan/fungsi
1 Zona publik Subzona I.1 Water sport (renang), out bond , susur pantai
Subzona I.2 Water sport (banana boat , rolling donut), susur pantai
Subzona I.3 Parkir
Subzona I.4 Ruang terbuka publik/ play ground
Subzona I.5 Perdagangan
Subzona I.6 Home stay
2 Zonasemipublik
Subzona II.1Subzona II.2
Aktivitas permukiman dan home stay terintegrasi
Lahan usaha pertanian
3 Zona privat - Fasilitas wisata pengelola4 Zona penyangga - Pelestarian lingkungan dan wisata bukit
Gambar 4. Peta penataan subzona peruntukan/fungsi kawasan
8/19/2019 5512-18188-1-PB.pdf
13/14
Penataan Kawasan Wisata Pantai Putri Serayi di Kabupaten Sambas
(Musanif)
27
ketersediaan fasilitasnya, membangun pos pengamatan dan emergency point serta tata informasi berupa papanhimbauan keselamatan;
b) penataan fasilitas parkir berupa pelataran parkir ( parking lot ) dengan pembangunan fasilitas parkir berupa perkerasan pelataran ( paving block )dan penyediaan fasilitas dan sarana
parkir yang dibutuhkan lainnya.Sedangkan konsep untuk sirkulasi parkir adalah sistem satu arah.
c) menyediakan ruang terbuka publiksecara terpadu antara ruang terbukataman pinggiran pantai dan taman bermain ( play ground );
d) penataan fasilitas perdagangandiprioritaskan dalam mengakomodirsektor informal yang umumnyadikelola oleh masyarakat setempat;
e) penataan fasilitas penginapan/home stay diarahkan di area pengelola, area peruntukan penginapan dan terinteg-rasi dengan permukiman masyarakat;
f) penataan permukiman untuk pening-katan kualitas lingkungan permukimanyang layak dan harmonis denganfungsi kawasan lainnya, berkelanjutandari sosial, ekonomi dan lingkungan;
g) pelestarian lingkungan alam bagi
fungsi ekologis dan keberlanjutanketersediaan sumber air baku untuk
kepentingan masyarakat dan sektorwisata.
4.5 Sirkulasi
Konsep penataan sirkulasi dalam kawasanditerapkan berpola lurus dan sejajar de-
ngan sisi perairan pantai untuk memudah-
kan menikmati view ke arah perairan.Sebagai sebuah kawasan waterfront ke-giatan harus selalu berorientasi ke perairanuntuk memperkuat citra kawasan. Penata-an ditunjang dengan penataan prasarana jalan akses ke lokasi pantai (Jalan MatangSuri – Bukit Raya), jalan lingkungan pan-tai yang dilengkapi dengan jalur pedestrian
yang dapat berfungsi sebagai jalur eva-kuasi, penataan jalur hijau, penyediaanfasilitas tata informasi pariwisata danmembangun gerbang pada pintu masuk(entrance) ke lokasi wisata.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapatdisimpulkan bahwa:
a) Dari hasil identifikasi terhadap aspekfisik, kondisi Pantai Putri Serayi
mendukung bagi pengembangan wisa-
ta bahari. Dari aspek sumberdayamasyarakat menunjukkan terdapatdukungan masyarakat setempat yangmasuk kategori baik dalam peren-canaan penataan kawasan wisataPantai Putri Serayi.
b) Penataan zona pada Kawasan WisataPantai Putri Serayi dilaksanakandengan memperhatikan aspek-aspekterkait dengan masyarakat, aktivitaswisata serta keberlanjutan lingkungan.
Zona berfungsi untuk membatasidaerah-daerah yang berbeda peman-faatan dan fungsinya dan memper-mudah dalam mengatur penempatanfasilitas wisata.
c) Pola penataan zona-zona yang beradadi kawasan pantai mengacu dan berorientasi ke arah perairan untukmempertegas citra dan karakternya
8/19/2019 5512-18188-1-PB.pdf
14/14
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 14 NOMOR 1 – JUNI 2014
28
sebagai area tepi air (waterfront). Konsep penataan zona pada KawasanWisata Pantai Putri Serayi meliputizona publik yang dirinci ke dalamsubzona peruntukan/fungsi kawasanmeliputi peruntukan aktivitas wisata, parkir, ruang terbuka/ play ground , perdagangan dan home stay; zona
semipublik dirinci ke dalam subzona peruntukan/fungsi meliputi aktivitas permukiman dan home stay terinteg-rasi serta lahan usaha pertanian; zona privat dan zona penyangga.
Daftar Pustaka
Danial, Mochammad Meddy. 2008. Rekayasa Pantai. Bandung:Alfabeta.
Grigg, Neil. 1988. Infrastructure Engineering and Management .John Wiley & Sons.
Hakim, Rustam dan Utomo, Hardi. 2004, Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap Prinsip – Unsur dan Aplikasi Disain. Jakarta: PT. BumiAksara.
Kodoatie, Robert J. dan Syarif, Roestam.2010. Tata Ruang Air . Yogyakarta:
Andi.
Maryani, Enok. 2008. "Penataan RuangWisata Alam Pantai". Scientific
Meeting: Perubahan Iklim Global .
Bali 18 – 19 Maret 2008. Nugraha, Himayan Prathista; Indarjo,
Agus; dan Helmi, M. 2013. “StudiKesesuaian dan Daya Dukung
Kawasan Untuk Rekreasi”. Journalof Marine Research. Vol. 2.
Nugraha, Wasita. 2008. Analysis Suply – Demand Atraksi Wisata Pantai
Alam Indah (PAI) Tegal . Tesis.Semarang: Teknik PerencanaanWilayah dan Kota, UniversitasDiponegoro.
Subri, Mulyadi. 2005. Ekonomi Kelautan.Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.Bandung: Alfabeta.
Suparjan dan Suyatno, Hempri. 2003. Pengembangan Masyarakat: Dari Pembangunan Sampai Pemberda- yaan. Yogyakarta: Aditya Media.
Suriawan. 2007. Studi Transport Sedimendi Pantai Jawai Selatan Kabupaten
Sambas Propinsi Kalimantan Barat . Tesis. Surabaya: MagisterTeknologi Kelautan ITS.
Susanti, Siska dan Sastrawan, Alexander.2006. "Pola Penataan Zona, Massa
dan Ruang Terbuka padaPerumahan Waterfront (StudiKasus Perumahan PIK)". Dimensi
Teknik Arsitektur . Vol. 34 (2).
Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Yoeti, H. Oka A. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta:PT. Paradnya Paramita.