MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI 2009 MANAJEMEN ASET/BARANG PAM.MM02.004.01
66
Embed
53ee545c10cf30eb949804d9ecbb4b01. BI Man Asset Brg final.pdf
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM
BUKU INFORMASI
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
2009
MANAJEMEN ASET/BARANG
PAM.MM02.004.01
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 1 dari 64 Buku informasi Versi 2009
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI 1
BAB I KATA PENGANTAR 4
1.1 Konsep dasar pelatihan berbasis kompetensi 4
1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi 4
1.1.2 Kompeten di tempat kerja 4
1.2 Penjelasan materi pelatihan 4
1.2.1 Desain materi pelatihan 4
1.2.2 Isi modul 5
1.2.3 Pelaksanaan materi pelatihan 5
1.3 Pengakuan kompetensi terkini (RCC) 6
1.4 Pengertian-pengertian 7
BAB II STANDAR KOMPETENSI 9
2.1 Peta paket pelatihan 9
2.2 Pengertian unit standar 9
2.2.1 Unit standar kompetensi 9
2.2.2 Daftar unit kompetensi 10
2.2.3 Durasi pelatihan 10
2.2.4 Kesempatan mencapai kompetensi 10
2.3 Unit kompetensi yang dipelajari 11
2.3.1 Judul unit 11
2.3.2 Kode unit 11
2.3.3 Deskripsi unit 11
2.3.4 Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja 11
2.3.5 Batasan variabel 13
2.3.6 Panduan penilaian 13
2.3.7 Kompetensi kunci 14
BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 16
3.1 Strategi pelatihan 16
3.2 Metode pelatihan 16
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 2 dari 64 Buku informasi Versi 2009
BAB IV MANAJEMEN ASET/BARANG 18
4.1 Perencanaan kebutuhan aset/barang 18
4.1.1 Pengertian aset 18
4.1.1.1 Umum 18
4.1.1.2 Aset sistem penyediaan air minum 19
4.1.2 Pemahaman manajemen aset 20
4.1.2.1 Lingkup manajemen aset 20
4.1.2.2 Manajemen aset sistem penyediaan air minum 21
4.1.2.3 Tujuan dan fungsi manajemen aset 23
4.1.2.4 Tahapan kerja manajemen aset 25
4.1.2.5 Kebutuhan dalam optimalisasi aset sistem penyediaan air minum 27
4.1.3 Perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan 32
4.1.4 Skala prioritas dan penjadualan kebutuhan aset 36
4.2 Pelaksanaan pengadaan aset/barang 36
4.2.1 Penyusunan data dan informasi 36
4.2.2 Mekanisme pengadaan barang 38
4.2.2.1 Prinsip pengadaan barang 38
4.2.2.2 Cara pengadaan barang 40
4.2.2.3 Prosedur dan proses pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa 42
4.3 Penerimaan, penyimpanan dan distribusi aset/barang 44
4.3.1 Pengolahan data penerimaan barang/aset 44
4.3.1.1 Verifikasi 44
4.3.1.2 Penerimaan dan pencatatan barang pengadaan 45
4.3.2 Pengeluaran barang/aset 46
4.3.2.1 Prosedur pengeluaran barang 46
4.3.2.2 Pembukuan pengeluaran barang 47
4.4 Manajemen inventaris 49
4.4.1 Kodefikasi 51
4.4.2 Prosedur inventarisasi 52
4.4.3 Persediaan barang/aset 54
4.4.4 Pemesanan barang/aset 54
4.4.5 Penyimpanan barang/stok pengadaan dan pengamanannya 54
4.4.5.1 Penyimpanan 54
4.4.5.2 Pengamanan 55
4.4.5.3 Gudang 56
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 3 dari 64 Buku informasi Versi 2009
4.5 Penghapusan aset 58
4.5.1 Dasar penghapusan 58
4.5.2 Strategi penghapusan 59
4.5.3 Proses penghapusan 60
4.5.3.1 Pemusnahan 60
4.5.3.2 Pemindahtanganan 60 BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI 62
5.1 Sumber daya manusia 62
5.2 Sumber-sumber perpustakaan 63
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 4 dari 64 Buku informasi Versi 2009
BAB I
KATA PENGANTAR
1.1. Konsep dasar pelatihan berbasis kompetensi
1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi
Pelatihan merupakan kumpulan dari unsur-unsur yang dinamis, yang saling
berhubungan/berkaitan dalam proses pencapaian tujuan pelatihan. Perumusan tujuan
pelatihan berbasis kompetensi merupakan penjabaran dari rangkaian kegiatan yang
disyaratkan dalam standar kompetensi untuk menjawab tuntutan dari setiap kriteria unjuk
kerja dalam pencapaian kompetensi kerja.
Pelatihan kerja diarahkan untuk membekali, meningkatkan dan mengembangkan
kompetensi kerja, meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang berkaitan dengan
tugas yang dimiliki peserta. Sehingga setelah pelatihan selesai peserta memperoleh
peningkatan kompetensi yang dibutuhkan dan mampu mengisi jabatan/profil pekerjaan
yang dibutuhkan.
1.1.2 Kompeten di tempat kerja
Kompetensi adalah menyatunya ketiga aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja
atau KSA (knowledge, skill, attitude) yang diterapkan untuk mewujudkan standar kinerja
yang disyaratkan di tempat kerja. Kompetensi adalah potensi seseorang yang ditampilkan
setelah dilatih melalui pelatihan. Adapun ukuran standar kompetensi tersebut dapat
diukur dan dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.
Kompeten di tempat kerja adalah seseorang yang telah dapat memenuhi persyaratan
jabatan/pekerjaan yang ditetapkan oleh pasar/tempat kerja. Tuntutan kualitas tersebut
didasarkan pada perangkat bakuan kompetensi (kriteria unjuk kerja).
1.2. Penjelasan materi pelatihan
1.2.1. Desain materi pelatihan
Materi pelatihan merupakan bagian dari suatu program pelatihan kerja berbasis
kompetensi yang menguraikan dan menjelaskan secara rinci rangkaian pencapaian
kompetensi kerja.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 5 dari 64 Buku informasi Versi 2009
Pada materi pelatihan, aspek-aspek kompetensi dalam indikator unjuk kerja diuraikan ke
dalam bentuk modul pelatihan, agar dapat dipahami, dimengerti dan dikuasai oleh
peserta pelatihan. Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada pelatihan
konvensional/klasikal dan pelatihan individual/mandiri.
Yang dimaksud dengan pelatihan klasikal adalah pelatihan yang dilakukan dengan
melibatkan bantuan seorang pelatih atau pembimbing, dengan menggunakan proses
belajar mengajar sebagaimana biasanya. Sedangkan yang dimaksud dengan pelatihan
mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan secara mandiri oleh peserta, dengan
menambah unsur-unsur atau sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan pelatih.
Selanjutnya dapat dipraktekkan penyelesaian suatu tugas tertentu melalui tahapan-
tahapan latihan yang sistematis.
1.2.2 Isi modul
Modul merupakan uraian terkecil bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis
untuk membantu peserta pelatihan menguasai tujuan pelatihan. Modul akan memandu
pelatih/fasilitator menyampaikan bahan belajar dalam proses pelatihan yang sesuai
secara terinci.
Modul ini terdiri dari 3 bagian, yaitu:
a. Buku informasi
Buku Informasi adalah sumber pelatihan, baik untuk pelatih maupun untuk peserta
pelatihan.
b. Buku kerja
Buku kerja ini digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan
kegiatan praktik baik dalam pelatihan klasikal maupun pelatihan individual/mandiri.
Buku kerja diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
• Kegiatan-kegiatan yang membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan
memahami informasi.
• Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian kemampuan
peserta pelatihan.
• Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan
praktik kerja.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 6 dari 64 Buku informasi Versi 2009
c. Buku penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta
pelatihan pada buku kerja.
Buku penilaian berisi :
• Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
kemampuan.
• Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian kemampuan peserta
pelatihan.
• Sumber-sumber yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
kemampuan.
• Semua jawaban/tanggapan pada setiap pertanyaan yang diisikan pada buku kerja.
• Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
• Catatan pencapaian kemampuan peserta pelatihan.
1.2.3 Pelaksanaan materi pelatihan
Pada pelatihan klasikal, pelatihan akan:
• Menyediakan buku informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber
pelatihan.
• Menyediakan salinan buku kerja kepada setiap peserta pelatihan.
• Menggunakan buku informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan.
• Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban tanggapan dan
menuliskan hasil tugas praktiknya pada buku kerja.
Pada pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :
• Menggunakan buku informasi sebagai sumber utama pelatihan.
• Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku kerja.
• Memberikan jawaban pada buku kerja.
• Mengisikan hasil tugas praktik pada buku kerja.
• Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatihan.
1.3. Pengakuan kompetensi terkini (RCC)
Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen
unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC,
recognition of current competency). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar
kembali.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 7 dari 64 Buku informasi Versi 2009
Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah:
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan yang sama, atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama, atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan
yang sama.
1.4. Pengertian-pengertian
Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan
serta pengalaman kerja, atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut
oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Standarisasi Standarisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar
tertentu.
Penilaian / uji kompetensi Penilaian atau uji kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan
pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah
kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan
terhadap standar yang dipersyaratkan (kriteria unjuk kerja).
Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan
belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang
dipelajari.
Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut di tempat
kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar kompetensi Standar kompetensi adalah standar kemampuan yang diperlukan pada rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan oleh pelaku atau pemangku jabatan kerja. Standar
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 8 dari 64 Buku informasi Versi 2009
kompetensi dinyatakan dalam format tertentu, yaitu: (i) unit kompetensi dari jabatan kerja
tersebut; (ii) elemen kompetensi dari tiap unit kompetensi, dan (iii) kriteria unjuk kerja
untuk tiap unit kompetensi.
Sertifikasi kompetensi Sertifikasi kompetensi adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses
penilaian/uji kompetensi.
Sertifikat kompetensi Sertifikat kompetensi adalah pengakuan tertulis yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi kepada seseorang yang dinyatakan kompeten, yaitu tenaga kerja trampil atau ahli
yang telah menguasai suatu kompetensi tertentu dan telah memenuhi persyaratan
berdasarkan disiplin keilmuan dan atau keahlian/ketrampilan tertentu.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 9 dari 64 Buku informasi Versi 2009
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
2.1. Peta paket pelatihan
Standar kompetensi kerja sektor air minum dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) sub sektor,
yaitu perencanaan, pelaksanaan konstruksi, dan pengelolaan. Pada bidang pengelolaan
air minum diantaranya meliputi bidang manajemen.
Terdapat 19 unit kompetensi dalam jabatan manajemen air minum, yang dikategorikan
dalam:
• Kelompok kompetensi umum, terdiri dari 2 unit kompetensi.
• Kelompok kompetensi inti, terdiri dari 15 unit kompetensi.
• Kelompok kompetensi khusus, terdiri dari 2 unit kompetensi.
2.2. Pengertian unit standar
2.2.1 Unit standar kompetensi
Standar kompetensi Merupakan pernyataan apa yang harus dikerjakan di tempat kerja, disusun dengan
pendekatan bidang pekerjaan. Standar kompetensi terbentuk atas sejumlah unit
kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.
Unit kompetensi Merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya standar
kompetensi. Setiap unit kompetensi memiliki sejumlah elemen kompetensi.
Elemen kompetensi Merupakan bagian terkecil dari unit kompetensi yang mengidentifikasikan sejumlah fungsi
tugas atau kegiatan yang harus dikerjakan untuk mencapai unit kompetensi tersebut.
Kriteria unjuk kerja (KUK) Merupakan langkah kerja yang harus dilaksanakan dalam pencapaian elemen
kompetensi. KUK mencerminkan kegiatan yang menggambarkan 3 aspek, yaitu
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kerja. Selain itu KUK juga menunjukkan sejauh
mana persyaratan elemen kompetensi dapat diukur berdasarkan pada tingkat yang
diinginkan.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 10 dari 64 Buku informasi Versi 2009
2.2.2 Daftar unit kompetensi
Terdapat 19 unit kompetensi dalam jabatan manajemen air minum :
A. Kelompok kompetensi umum 1. Menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Melaksanakan manajemen umum.
B Kelompok kompetensi inti 1. Melaksanakan manajemen mutu
2. Melaksanakan manajemen strategik
3. Melaksanakan manajemen sumber daya manusia
4. Melaksanakan manajemen aset/barang
5. Melaksanakan manajemen keuangan dan akuntansi
6. Melaksanakan manajemen informasi
7. Melaksanakan manajemen operasi SPAM
8. Melaksanakan manajemen pemeliharaan SPAM
9. Melakukan komunikasi
10. Melaksanakan konseling
11. Melaksanakan negosiasi bisnis
12. Melakukan manajemen bisnis air minum
13. Melakukan manajemen investasi
14. Melakukan manajemen resiko
15. Melaksanakan kemitraan pemerintah badan usaha
C Kelompok kompetensi khusus 1. Menerapkan prinsip pengadaan barang dan jasa
2. Melakukan hubungan masyarakat
2.2.3 Durasi pelatihan
Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan seluruh 19 unit kompetensi adalah
111 JPL, dimana 1 JPL (jam pelajaran) adalah 45 menit.
Sedangkan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan unit kompetensi ini
adalah 6 JPL.
2.2.4 Kesempatan mencapai kompetensi
Jika anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, pelatih anda
akan mengatur rencana pelatihan dengan anda. Rencana ini akan memberikan anda
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 11 dari 64 Buku informasi Versi 2009
kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi anda sesuai dengan level
yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.
2.3. Unit kompetensi yang dipelajari
2.3.1. Judul unit Judul unit Kompetensi: Melaksanakan manajemen aset/barang
2.3.2. Kode unit
Kode unit: PAM.MM02.004.01.
2.3.3. Deskripsi unit
Unit ini berhubungan dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang
dibutuhkan dalam melaksanakan manajemen aset/ barang.
2.3.4. Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja
Elemen kompetensi yang harus dikuasai dalam unit kompetensi berikut kriteria unjuk
kerja terdapat pada tabel 2.1 di bawah ini:
Tabel 2.1 Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja pada unit kompetensi melaksanakan manajemen aset/barang
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
01. Melaksanakan perencanaan kebutuhan aset/ barang
1.1. Kebutuhan aset dan barang direncanakan berdasar pada rencana strategik dan kebijakan perusahaan dengan mempertimbangkan aset dan barang yang ada serta mempertimbangkan aspek efisiensi perusahaan.
1.2. Rincian kebutuhan aset dan barang berdasar pada kuantitas dan spesifikasi disusun dengan menggunakan format yang ditetapkan oleh perusahaan.
1.3. Skala prioritas dan penjadualan kebutuhan aset dan barang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 12 dari 64 Buku informasi Versi 2009
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
02. Melaksanakan pengadaan aset/ barang
2.1. Data dan informasi aset dan barang yang akan diadakan dipersiapkan sesuai dengan perencanaan kebutuhan.
2.2. Survey ke supplier dan vendor dilakukan untuk memperoleh harga yang rasional dengan kualitas sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
2.3. Pengadaan barang dilakukan dengan menggunakan prosedur dan mekanisme yang telah ditetapkan oleh perusahaan (apabila sumber dana dari pemerintah maka berlaku prosedur sesuai dengan Kepres 80 tahun 2003.
03. Melaksanakan penyimpanan dan distribusi aset/ barang serta pemanfaatannya
3.1. Data dan informasi aset dan barang dihimpun dan diolah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan.
3.2. Pengeluaran aset dan barang dilakukan atas permintaan penggunaan yang sah sesuai dengan SOP yang ditetapkan dengan menerapkan FIFOLIFO (First In First Out Leave In First Out).
3.3. Data dan informasi aset dan barang di upgrade secara periodik sesuai dengan kebijakan dan SOP yang ditetapkan perusahaan.
04. Menerapkan manajemen inventaris (sediaan)
4.1. Kodifikasi aset/ barang ditetapkan secara manual atau terkomputerisasi sesuai dengan kebijakan dan SOP yang ditetapkan oleh perusahaan.
4.2. Kecepatan penyerapan aset/ barang dipantau dengan menggunakan format dan prosedur yang ditetapkan perusahaan.
4.3. Buffer Stock aset/ barang untuk menjaga ketersediaan ditetapkan berdasar pada tingkat kebutuhan/pemakaian masing-masing jenis aset dan barang untuk operasional perusahaan.
4.4 Life time aset/ barang dan re-order point aset/ barang ditetapkan berdasar pada karakter, spesifikasi dan jenis pemakaian dari masing-masing aset.
05. Melaksanakan penghapusan aset/ barang
5.1. Kategori jenis aset dan barang yang dapat dihapus diidentifikasi dan ditetapkan berdasar pada kebijakan perusahaan tentang penghapusan barang bdan aset.
5.2. Prosedur penghapusan aset/ barang ditetapkan berdasar pada kebijakan perusahaan tentang penghapusan aset dan barang.
5.3. Proses penghapusan aset/ barang dilakukan dengan prosedur baku yang ditetapkan perusahaan.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 13 dari 64 Buku informasi Versi 2009
2.3.5. Batasan variabel
1. Konteks variabel :
Unit ini berlaku untuk melaksanakan perencanaan, melaksanakan pengadaan,
melaksanakan penyimpanan dan distribusi, menerapkan manajemen inventaris
(sediaan) dan melaksanakan penghapusan yang digunakan untuk melaksanakan
manajemen aset/ barang.
2. Perlengkapan untuk melakukan manajemen aset/ barang pada pengelolaan air
minum, mencakup:
2.1 Referensi
2.2 Pedoman akuntansi PDAM.
2.3 Form pengadaan, penyimpanan dan distribusi, inventaris dan penghapusan.
2.4 Data pemasok/ supplier.
3. Tugas pekerjaan untuk melaksanakan manajemen aset/ barang pada pengelolaan air
minum meliputi :
3.1 Melaksanakan perencanaan.
3.2 Melaksanakan pengadaan.
3.3 Melaksanakan penyimpanan dan distribusi.
3.4 Menerapkan manajemen inventaris (sediaan).
3.5 Melaksanakan penghapusan.
4. Peraturan untuk melaksanakan manajemen aset/ barang pada pengelolaan air minum
adalah:
4.1 Keputusan Presiden RI No.80 Tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa.
4.2 Keputusan Presiden RI No.60 tahun 2004 tentang perubahan pertama
Keputusan Presiden RI No.80 Tahun 2003. 4.3 Keputusan Presiden RI No. 32 tahun 2005 tentang perubahan kedua Keputusan
Presiden RI No.80 Tahun 2003. 4.4 Keputusan direksi.
2.3.6. Panduan penilaian
1. Penjelasan prosedur penilaian :
Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai
sebelumnya yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 14 dari 64 Buku informasi Versi 2009
2. Kondisi penilaian :
2.1. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh
atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan perencanaan,
pengadaan, penyimpanan dan distribusi, penerapkan manajemen inventaris
(sediaan) dan penghapusan pada pelaksanaan manajemen aset/ barang.
2.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan, tertulis, demonstrasi/praktek, dan
simulasi di workshop dan atau di tempat kerja.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan :
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut :
3.1. Pengelolaan logistik.
3.2. Pengelolaan aset.
3.3. Pengadaan barang.
4. Keterampilan yang dibutuhkan :
Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut :
4.1. Menyusun laporan aset.
5. Aspek kritis :
Aspek kritis yang merupakan kondisi kerja untuk diperhatikan dalam mendukung unit
kompetensi ini, sebagai berikut :
5.1. Prosedur pengadaan.
5.2. Penetapan spesifikasi.
5.3. Cara pengadaan.
2.3.7. Kompetensi kunci
Kompetensi kunci dalam mencapai unjuk kerja yang disyaratkan terdapat pada tabel 2.2
di bawah ini.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 15 dari 64 Buku informasi Versi 2009
Tabel 2.2 Kompetensi kunci dalam pencapaian unjuk kerja melaksanakan manajemen aset/barang
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT TINGKAT
1. Mengumpulkan, mengorganisasi dan menganalisa informasi 3
2. Mengkomunikasikan ide-ide dan menginformasikan 2
3. Merencanakan dan mengorganisir kegiatan 2
4. Bekerjasama dengan orang lain dan berkelompok 2
5. Menggunakan ide serta tehnik matematika 2
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 2
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 16 dari 64 Buku informasi Versi 2009
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1 Strategi pelatihan
Persiapan dan perencanaan pelatihan:
• Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan
tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar anda.
• Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
• Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
• Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan anda.
Permulaan dari proses pembelajaran:
• Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas yang terdapat pada tahap
belajar.
• Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan anda.
Pengamatan terhadap tugas praktik:
• Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang
telah berpengalaman lainnya.
• Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang konsep sulit yang anda temukan.
Implementasi dan penilaian:
• Penilai akan mengumpulkan bukti dan membuat pertimbangan mengenai
pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja tugas-tugas anda dan sikap anda terhadap
pekerjaan.
• Penilaian dapat dilaksanakan dengan tujuan sebagai bantuan dan dukungan belajar.
• Anda akan dinilai untuk menentukan apakah anda telah mencapai kompetensi sesuai
dengan standar yang dijelaskan dalam kriteria unjuk kerja.
3.2 Metode pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar secara mandiri:
Belajar secara mandiri memperbolehkan anda untuk belajar secara individual, sesuai
dengan kecepatan belajar masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 17 dari 64 Buku informasi Versi 2009
bebas, anda disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan
kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Belajar berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, namun sesi kelompok tetap
memberikan interaksi antara peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar terstruktur ini umumnya mencakup topik tertentu.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 18 dari 64 Buku informasi Versi 2009
BAB IV
MANAJEMEN ASET / BARANG
4.1 Perencanaan kebutuhan aset / barang
4.1.1 Pengertian aset
4.1.1.1 Umum
Terdapat beberapa pengertian mengenai aset. Pengertian yang paling mendasar adalah
dalam pernyataan “aset is the resources under control”. Sumber daya yang berada dalam
penguasaan dan pengendalian manajemen inilah yang perlu dipelajari lebih dalam.
Aset adalah barang, yang dalam pengertian hukum disebut benda, yang terdiri dari benda
tidak bergerak dan benda bergerak, baik yang berwujud (tangible, seperti gedung,
kendaraan, uang, dsb) serta tidak berwujud (intangible, seperti hak paten, merk,
komitmen dari sumber daya manusia, reputasi, dsb). Termasuk di dalam ketagori aset
tangible adalah aset riil dan aset non-riil, dimana contoh aset non-riil antara lain
berbentuk deposito.
Pengertian aset berdasarkan perspektif pembangunan berkelanjutan, terbagi dalam 3
aspek pokok, yaitu: (sumber: Ir. Doli Siregar, MSc, Manajemen Aset):
1. Sumber daya alam, adalah semua kekayaan alam yang dapat digunakan dan
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
2. Sumber daya manusia, adalah semua potensi yang terdapat pada manusia seperti
akal, pikiran, seni, ketrampilan, dan sebagainya yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan bagi dirinya sendiri maupun orang lain atau masyarakat pada
umumnya.
3. Infrastruktur, adalah sesuatu buatan manusia yang dapat digunakan sebagai sarana
untuk kehidupan manusia dan sebagai sarana untuk dapat memanfaatkan sumber
daya alam dan sumber daya manusia dengan semaksimalnya, baik untuk saat ini
maupun keberlanjutannya di masa yang akan datang.
Berdasarkan Undang-undang no 1 tahun 2004, yang dimaksud dengan barang milik
daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal
dari perolehan lainnya yang sah. Adapun pengertian aset/barang daerah yang ditemui
dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Keputusan Menteri Keuangan mempunyai
maksud dan pengertian yang sama, yaitu semua barang yang dibeli atau yang diperoleh
atas beban APBN/APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 19 dari 64 Buku informasi Versi 2009
Sumber perolehan barang milik daerah:
• Pembentukan daerah otonom berdasarkan undang-undang.
• Pembelanjaan APBN/APBD.
• Sumbangan dalam/luar negeri.
• Sumbangan pihak ketiga.
• Penyerahan dari pemerintah pusat.
• Fasilitas umum dan fasilitas sosial.
• Swadaya masyarakat.
• Semua barang yang secara hukum dikuasai pemerintah daerah.
4.1.1.2 Aset sistem penyediaan air minum
Berdasarkan PP 16 tahun 2005 tentang pengembangan sistem penyediaan air minum,
penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih dan produktif.
Sedangkan sistem penyediaan air minum (SPAM) didefinisikan sebagai suatu kesatuan
fisik (teknik) dan non-fisik dari prasarana dan sarana air minum.
Aset diartikan sebagai aktiva berwujud yang memiliki umur lebih panjang dari satu tahun.
Dalam infrastruktur air minum aset utama dapat berupa jaringan perpipaan, hidran, valve,
sambungan, meter air, manhole, waduk, instalasi pengolahan, pompa, reservoir,
pengolahan limbah/lumpur. Berdasarkan pada PP 16 tahun 2005, batasan aset SPAM
adalah:
1. Unit air baku, merupakan sarana pengambilan dan atau penyedia air baku. Dapat
terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/penyadapan, alat
pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem pemompaan, dan atau bangunan
sarana pembawa serta perlengkapannya.
2. Unit produksi, merupakan prasarana dan sarana yang digunakan untuk mengolah air
baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi, dan atau biologi. Dapat terdiri
dari bangunan pengolahan dan perlengkapannya, alat pengukuran dan peralatan
pemantauan, serta bangunan penampungan air minum.
3. Unit distribusi, terdiri dari sistem perpompaan, jaringan distribusi, bangunan
penampungan air minum, alat ukur dan peralatan pemantauan.
4. Unit pelayanan, meliputi sambungan rumah, hidran umum, dan hidran kebakaran.
5. Unit pengelolaan teknis, terdiri dari kegiatan operasional, pemeliharaan dan
pemantauan dari unit air baku, unit produksi dan unit distribusi.
6. Unit pengelolaan non teknis, terdiri dari kegiatan administrasi dan pelayanan.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 20 dari 64 Buku informasi Versi 2009
4.1.2 Pemahaman manajemen aset
4.1.2.1 Lingkup manajemen aset
Di dalam manajemen aset (pengelolaan aset), tidak terlepas dari siklus pengelolaan
barang yang dimulai dari perencanaan sampai penghapusan barang tersebut, dengan
urutan berikut ini:
1. Perencanaan (planning): meliputi penentuan kebutuhan (requirement) dan
penganggarannya (budgeting).
2. Pengadaan (procurement): meliputi cara pelaksanaannya, standar barang dan harga,
penyusunan spesifikasi dan sebagainya.
3. Penyimpanan dan penyaluran (storage and distribution).
4. Pengendalian (controlling).
5. Pemeliharaan (maintenance).
6. Pengamanan (safety).
7. Pemanfaatan penggunaan (utilities).
8. Penghapusan (disposal).
9. Inventarisasi (inventory).
Berdasarkan landasan yang jelas dan terbaru yaitu Permendagri no 17 tahun 2007,
pengelolaan barang daerah meliputi:
1. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran.
2. Pengadaan.
3. Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran.
4. Penggunaan.
5. Penatausahaan.
6. Pemanfaatan.
7. Pengamanan dan pemeliharaan.
8. Penilaian.
9. Penghapusan.
10. Pemindahtanganan.
11. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
12. Pembiayaan, serta
13. Tuntutan ganti rugi
Manajemen aset sendiri dapat didefinisikan sebagai proses dalam mengarahkan kegiatan
perencanaan, pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan aset dan pengoptimalan fungsi
layanan serta pengelolaan resiko dan biaya yang terkait dengan keseluruhan siklus aset.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 21 dari 64 Buku informasi Versi 2009
Implementasi manajemen aset yang efisien dan efektif membutuhkan pemahaman yang
jelas mengenai pertanggungjawaban penggunaan aset. Penggunaan aset ini meliputi
rencana komprehensif yang didasarkan atas sasaran yang diinginkan dari penyediaan
aset, dan rencana untuk memenuhi pembiayaan penggunaan aset, pengelolaan dan
pemeliharaan aset eksisting, serta rasionalisasi dan penghapusan aset yang berlebih.
Hasil terpenting dalam implementasi manajemen aset adalah menjamin bahwa aset
eksisting dikelola dan dipelihara secara efisien dan efektif serta benar-benar
didayagunakan dalam mendukung pelayanan, sehingga memaksimalkan potensi yang
dapat dihasilkan oleh aset tersebut. Kinerja fisik, operasional, fungsional dan keuangan
dari aset tersebut harus dipantau secara kontinu dan diikuti dengan program untuk
mengantisipasi terjadinya penurunan kinerja melalui suatu program peningkatan kinerja
yang spesifik. Atau dapat dikatakan bahwa resiko serta biaya yang harus dikeluarkan
adalah terkendali sepanjang masa pakai aset.
4.1.2.2 Tujuan dan fungsi manajemen aset
Saat ini, di lingkungan Pemda/pegawai negeri, manajemen aset lebih dikenal sebagai
manajemen inventaris/barang atau manajemen material dengan penitikberatan pada
tujuan bagaimana mengelola barang inventaris sehingga terpenuhi persyaratan optimal
bagi pelayanan tugas dan fungsi instansinya.
Manajemen aset sebetulnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen
keuangan dan secara umum terkait dengan administrasi pembangunan, khususnya yang
berkaitan dengan nilai aset, pemanfaatan aset, pencatatan nilai aset dalam neraca,
maupun dalam penyusunan prioritas pembangunan.
Manajemen aset ke depan lebih ditujukan untuk menjamin pengembangan kapasitas
yang berkelanjutan dari PDAM. Perusahaan dituntut agar dapat mengembangkan atau
mengoptimalkan pemanfaatan aset daerah guna meningkatkan pendapatan asli daerah,
yang akan digunakan untuk membiayai kegiatan guna mencapai pemenuhan persyaratan
optimal bagi pelayanan tugas dan fungsi instansinya terhadap masyarakat.
Manfaat diterapkannya manajemen aset bagi PDAM adalah:
1. Meningkatkan pengurusan dan akuntabilitas – dengan menunjukkan kepada pemilik,
pengguna, dan pihak yang terkait, bahwa layanan yang dihasilkan adalah layanan
yang efektif dan efisien; menyediakan dasar untuk mengevaluasi keseimbangan
layanan – harga – kualitas; meningkatkan akuntabilitas atas penggunaan sumber
daya dengan perhitungan kinerja dan keuangan.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 22 dari 64 Buku informasi Versi 2009
2. Meningkatkan komunikasi dan hubungan dengan pengguna layanan – dengan cara
meningkatkan pengertian pada kebutuhan layanan dan pilihan-pilihannya; konsultasi
formal atau persetujuan pengguna tentang level layanan untuk meningkatkan
kenyamanan pelanggan dan citra perusahaan.
3. Meningkatkan manajemen resiko – dengan cara menganalisis kemungkinan dan
konsekuensi dari kegagalan aset.
4. Meningkatkan efisiensi keuangan – dengan meningkatkan keahlian pengambilan
keputusan berdasar pada biaya dan keuntungan dari beberapa alternatif; justifikasi
untuk program kerja ke depan dan kebutuhan pendanaannya; pengenalan semua
biaya dari kepemilikan atau pengoperasian aset selama masa pakai aset tersebut.
Saat ini penggunaan manajemen aset dalam SPAM mulai dibutuhkan dalam melakukan
prediksi ke depan, untuk:
• Bahan masukan dalam penyusunan rencana jangka menengah/corporate plan yang
terstruktur dan akuntabel, serta rencana strategis tahunan
• Bahan masukan/input perencanaan modal, pemeliharaan dan penghapusan aset.
• Memperlihatkan hubungan antara kinerja pelayanan dengan perencanaan
penggunaan sumber daya.
• Menentukan metode yang tepat dalam mengelola aset baru.
• Melakukan cara yang lebih efektif dan inovatif dalam melaksanakan pelayanan.
• Bahan masukan/input bagi partisipasi swasta dalam pendanaan, pengawasan,
manajemen dan pemeliharaan.
Seringkali setiap peningkatan kebutuhan pelayanan SPAM diantisipasi dengan
pembangunan sarana dan prasarana baru, yang kurang memperhitungkan masa pakai
aset dan biaya aset secara keseluruhan. Pemanfaatan aset SPAM eksisting kurang
optimal dan berada di bawah kinerja yang seharusnya, dan hanya sedikit program yang
bertujuan melakukan rasionalisasi terhadap aset yang ada. Pemahaman menyeluruh
tentang aset SPAM dan masa pakainya akan memungkinkan pemilik aset dan pemakai
untuk terlibat langsung dalam penentuan kualitas pelayanan, mengoptimalkan nilainya,
menggunakannya, dan memperoleh manfaat dari aset yang dikendalikannya. Selain itu,
seringkali perhatian pembiayaan dalam manajemen aset hanya diarahkan pada biaya
pemeliharaan saja, sehingga struktur biaya keseluruhan dari pemanfaatan aset kurang
disadari. Hal ini akan menimbulkan ‘kekagetan’ ketika umur aset telah habis sementara
pendanaan untuk penggantian tidak tersedia.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 23 dari 64 Buku informasi Versi 2009
Beberapa faktor pendukung untuk mewujudkan manajemen aset yang optimal adalah:
1. Sistem informasi yang jelas.
2. Rencana operasional yang baik dalam hal pengadaan/pembelian.
3. Sumber daya manusia yang memadai.
4. Adanya dukungan manajemen.
5. Keuangan yang memadai.
Sedangkan jenis-jenis informasi yang sangat dibutuhkan untuk terlaksananya manajemen
aset dengan baik adalah:
1. Pembukuan aset, termasuk di dalamnya adalah dokumentasi aset dengan
menggunakan teknologi informasi (GIS) misal untuk jaringan pipa distibusi.
2. Manajemen operasi.
3. Pemantauan kinerja.
4. Pemantauan biaya operasi
5. Manajemen perawatan/pemeliharaan aset
6. Pemantauan kondisi aset
7. Perencanaan penggantian aset.
4.1.2.3 Tahapan kerja manajemen aset
Manajemen aset ini sebenarnya terdiri dari 5 tahapan kerja yang satu sama lainnya
saling berhubungan dan terintegrasi seperti digambarkan pada gambar 4.1, yaitu:
1. Inventarisasi aset.
Terdiri dari 2 aspek, yaitu inventarisasi fisik dan inventarisasi yuridis/legal.
• Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas, lokasi, volume, jumlah, jenis, alamat, dan lain-
lain.
• Aspek yuridis adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir
masa penguasaan, dan lain-lain.
Proses kerja yang dilakukan adalah:
• Pendataan.
• Kodifikasi/labelling.
• Pengelompokan dan pembukuan/administrasi sesuai dengan tujuan manajemen
aset.
2. Legal audit.
Merupakan satu lingkup kerja manajemen aset yang berupa:
• Inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaan atau
pengalihan aset.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 24 dari 64 Buku informasi Versi 2009
• Identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal.
• Strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal yang terkait dengan
penguasaan ataupun pengalihan aset.
Permasalahan legal yang sering ditemui antara lain status has penguasaan yang
lemah, aset dikuasai pihak lain, pemindahtanganan aset yang tidak termonitor dengan
baik, dan lain-lain.
3. Penilaian aset.
Penilaian aset merupakan suatu proses kerja untuk melakukan penilaian atas aset
yang dikuasai. Biasanya dikerjakan oleh konsultan penilaian yang independen. Hasil
dari nilai aset tersebut akan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan
maupun informasi untuk penetapan harga bagi aset yang ingin dijual.
4. Optimalisasi aset
Optimalisasi aset merupakan proses kerja dalam manajamen aset yang bertujuan
mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume, legal dan ekonomi yang
dimiliki aset tersebut. Hasil akhir dari tahapan ini adalah rekomendasi yang berupa
sasaran, strategi dan program untuk mengoptimalkan aset.
Gambar 4.1 Alur manajemen aset dalam optimalisasi pemanfaatan
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 25 dari 64 Buku informasi Versi 2009
5. Pengawasan dan pengendalian aset
Sarana yang efektif dalam pelaksanan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan
dan pengalihan aset adalah dengan mengembangkan sistem informasi manajemen
aset (SIMA). Penggunaan SIMA dapat meningkatkan kinerja pengelolaan aset.
Transparansi kerja sangat terjamin tanpa perlu adanya kekhawatiran akan
pengawasan dan pengendalian yang lemah.
Dalam SIMA, keempat aspek di atas diakomodasi dalam sistem dengan
menambahkan aspek pengawasan dan pengendalian. Sehingga setiap penanganan
terhadap satu aset termonitor dengan jelas, mulai dari lingkup penanganan hingga
siapa yang bertanggungjawab dalam menanganinya.
4.1.2.4 Manajemen aset sistem penyediaan air minum
Prinsip/strategi dalam manajemen aset SPAM:
• Aset diadakan hanya untuk mendukung pelayanan.
• Perencanaan aset harus diselenggarakan sejalan dengan perencanaan sumber daya
manusia, informasi dan pendanaan.
• Tanggung jawab untuk penyediaan dan pengelolaan aset harus sejalan dengan unit
yang mengendalikannya.
• Rencana dan strategi manajemen aset harus mencerminkan kerangka kebijakan
perusahaan secara menyeluruh.
• Keseluruhan biaya untuk menyediakan, mengoperasikan dan memelihara aset harus
tercermin dalam anggaran unit kerja manajemen aset.
Bagi PDAM, kinerja keberhasilan aset infrastruktur air minum adalah untuk mencapai
sasaran teknis SPAM sesuai yang ditetapkan pada Peraturan Pemerintah no 16 tahun
2005, berupa tingkat kontinuitas pasokan air minum dalam jangka panjang, tekanan yang
cukup sehingga memberikan kuantitas yang mencukupi kebutuhan, dan kualitas yang
memenuhi standar kesehatan. Penjabaran tujuan dan sasaran tiap aset SPAM terdapat
pada tabel 4.1.
Manajemen aset sangat dibutuhkan untuk mencapai tingkat pelayanan yang diinginkan
tersebut di atas dengan cara yang paling efisien dalam biaya. Karenanya sasaran
manajemen aset SPAM adalah untuk menjaga fungsi dan kinerja dari sarana dan
prasarana air minum untuk tetap berada pada kondisi yang sesuai dengan fungsi dan
kinerja yang direncanakan serta sesuai dengan kriteria disainnya. Manajemen aset SPAM
pada dasarnya adalah perawatan, pemeliharaan, perbaikan dan penggantian aset
(sarana dan prasarana) sehingga kualitas pelayanan tetap terjamin. Dengan demikian
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 26 dari 64 Buku informasi Versi 2009
tugas utama dalam manajemen aset adalah bagaimana menjaga kinerja aset agar sesuai
dengan kriteria perencanaannya, serta meminimalkan biaya pemeliharaan (dalam
konteks pemikiran yang komprehensif) sehingga aset yang dimiliki memberikan nilai
manfaat yang maksimum dengan biaya minimum.
Unit kerja, melalui perencanaan yang efektif, akan mengidentifikasikan aset yang
dibutuhkan untuk menghasilkan kinerja yang diharapkan dengan biaya yang efisien. Aset
diklasifikasikan sebagai suatu masukan (input) untuk menghasilkan kinerja pelayanan
yang diharapkan, dan setiap unit kerja perlu menghitung biaya sebenarnya yang harus
dikeluarkan untuk menghasilkan kinerja pelayanan.
Tabel 4.1 Tujuan dan sasaran aset PAM
KOMPONEN ASET TUJUAN ASET
1 Sumber air :
• Mata air
• Sungai
• Danau/waduk
• Air tanah
Untuk menurap – mengambil – mengalirkan air dari sumber-sumber air dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan masa mendatang; dengan cara yang memenuhi persyaratan teknis, kelestarian lingkungan, dan sosial budaya, serta memperhatikan peran dan penggunaan lain dari sumber tersebut untuk kepentingan lainnya.
2 Instalasi Pengolahan Air (IPA) Secara handal mampu untuk memproduksi air minum dengan kualitas yang memenuhi persyaratan dan kuantitas yang sesuai kriteria perencanaan.
3 Reservoir Mampu menyediakan cadangan air yang terbebas dari kontaminasi, untuk menjamin tingkat pelayanan yang ditetapkan serta meniadakan resiko gangguan pelayanan yang terjadi akibat adanya gangguan pengaliran (gangguan di unit pengolahan, kebocoran, atau pembersihan pipa), termasuk antisipasi penggunaan air untuk kebakaran.
4 Jaringan distribusi Mampu mengalirkan air yang bebas dari kontaminasi ke setiap titik pelayanan sesuai dengan debit, tekanan dan kontinuitas menurut rencana yang telah ditetapkan.
5 Perpompaan Mampu menyediakan tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan air melalui jaringan distribusi, atau mengalirkan air ke reservoir distribusi, dan menjamin tercapainya kriteria teknis pengaliran dan standar pelayanan minimum.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 27 dari 64 Buku informasi Versi 2009
4.1.2.5 Kebutuhan dalam optimalisasi aset sistem penyediaan air minum
Optimalisasi aset SPAM meliputi:
• Operasional dan perawatan aset.
• Pemeliharaan/perbaikan.
• Pembaharuan/rekondisi.
A Operasional dan perawatan aset sistem penyediaan air minum
Kegiatan operasional aset merupakan suatu tugas dan pembiayaan yang tidak
menghasilkan dampak langsung terhadap kondisi aset, namun merupakan hal yang
diperlukan untuk menjaga agar aset berfungsi dengan baik. Hal ini meliputi antara lain
penyediaan dan pengendalian enerji, personil, bahan habis pakai, pemantauan dan
pemeriksaan berkala, sebagai berikut:
1. Memantau kondisi dan kinerja setiap aset. Melakukan pemeriksaan setiap muncul
gejala penurunan kinerja sehingga berada di luar batas parameter / kriteria yang
ditetapkan. Selanjutnya dilakukan identifikasi mengenai tindakan yang diperlukan
untuk memperbaiki kondisi tersebut. Kegiatan pemantauan ini misalnya:
• Pemantauan debit aliran,
• Analisis keluhan pelanggan dan catatan gangguan pelayanan,
• Program inspeksi aset yang kritis,
• Analisis laporan kondisi aset yang disusun kontraktor,
• Melaksanakan pengujian terhadap kondisi aset tertentu untuk mengetahui tingkat
keandalan dan gradasinya.
2. Memantau kualitas air di instalasi produksi dan di jaringan distribusi. Perbaikan
proses pengolahan perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas air. Koreksi
terutama harus dilakukan bila ada teguran dari Departemen Kesehatan atau keluhan
dari pelanggan.
3. Meminimalkan biaya, dengan cara misalnya:
• Menyelenggarakan audit penggunaan enerji, untuk mengidentifikasi kemungkinan
penggantian peralatan dengan peralatan lain atau dengan metoda yang lebih
hemat enerji.
• Mengidentifikasikan, mengevaluasi dan mempertimbangkan teknologi yang lebih
mutakhir, serta memantau dan mengendalikan peralatan yang akan
meningkatkan efisiensi operasional maupun manajemen.
• Memantau penggunaan air dan bila diperlukan melakukan pedoman
penanggulangan kebocoran untuk mengidentifikasikan sumber kebocoran.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 28 dari 64 Buku informasi Versi 2009
4. Melakukan pengurangan resiko, dengan cara misalnya:
• Menerapkan sistem deteksi terhadap gangguan, dan melakukan antisipasi yang
efektif dan dengan segera terhadap setiap kegagalan sistem dan terjadinya polusi
• Mengasuransikan aset utama secara memadai
• Melakukan pemeriksaan struktur aset utama secara berkala.
Referensi mengenai standar operasi dan spesifikasi harus tersedia untuk menjamin agar
proses operasional aset dapat dijalankan dengan baik dan benar. Referensi ini terkait
dengan antara lain: rencana pengelolaan aset, standar kualitas air minum, standar
pelayanan, standar air buangan, dan lain-lain.
B. Pemeliharaan dan perbaikan aset sistem penyediaan air minum
Pemeliharaan dapat didefinisikan sebagai kelompok kegiatan yang bertujuan untuk
menjaga suatu aset agar berada pada kondisi yang siap untuk menjalankan fungsinya,
sesuai dengan kinerja yang diharapkan. Pemeliharaan merupakan tugas rutin, termasuk
melakukan perbaikan dengan segera untuk menjaga agar aset beroperasi dengan baik.
Efisiensi kerja yang baik diperlukan terhadap aset kritis yang membutuhkan pengawasan
terus menerus sehingga dicapai pemakaian aset yang optimal dan sepadan dalam
mencapai tingkat kinerja yang diharapkan.
Tujuan dari pemeliharaan adalah untuk memastikan bahwa aset-aset tersebut:
• Selalu siap bekerja sesuai dengan kriteria disainnya.
• Usia pakai aset dapat mencapai rencana umur aset, dalam rangka meminimalkan
biaya.
Strategi pemeliharaan yang diterapkan untuk jangka pendek adalah untuk
mempertahankan tingkat pelayanan yang diharapkan dalam kaitan dengan kondisi aset,
serta memfungsikan aset tersebut dengan biaya minimal. Dalam jangka panjang,
kegiatan pemeliharaan akan disesuaikan seperlunya dengan mempertimbangkan:
1. Umur aset relatif terhadap umur ekonomis yang diharapkan.
2. Resiko kerusakan dari aset yang kritis.
3. Perubahan tingkat pelayanan aset yang diinginkan.
4. Peningkatan/pengembangan aset sesuai dengan jadwal pengembangan dan
penggantian.
Pemeliharaan dibagi dalam dua kategori utama, yaitu pemeliharaan yang direncanakan
dan yang tidak direncanakan. Pemicu dan sasaran dari kedua kategori ini berbeda.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 29 dari 64 Buku informasi Versi 2009
1. Pemeliharaan yang direncanakan (preventif).
• Dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disusun sebelumnya. Bertujuan untuk : (i)
meyakinkan dapat terjaganya kelangsungan fungsi aset, (ii) menjaga umur aset
agar sesuai dengan yang direncanakan, dan (iii) meningkatkan umur pemanfaatan
aset bila cukup ekonomis. Contohnya adalah pemantauan komponen yang kritis,
penggantian komponen minor, atau pelumasan peralatan mekanis.
• Pemeliharaan berdasarkan kondisi aset dilaksanakan sebagai kesimpulan dari
suatu evaluasi kinerja aset tertentu atau bagiannya, seperti overhaul pompa,
pemeliharaan perbaikan hidran kebakaran dan sejenisnya.
• Sekali suatu kerusakan telah diidentifikasi, program perbaikan harus segera
disusun sebelum timbulnya resiko yang lebih berat ataupun akibat kerusakan
menjadi lebih mahal atau fatal. Perhatian harus diberikan terutama pada (i) aset
yang seringkali sudah rusak sebelum jadwal pemeriksaan berikutnya; (ii) aset yang
berpengaruh terhadap pengamanan kerja; (iii) aset yang bila rusak akan
mengakibatkan kerugian ekonomis yang parah.
• Dalam menyusun jadwal perbaikan, perlu dirancang untuk menggunakan sumber
daya seefisien dan seefektif mungkin. Misal dengan melakukan koordinasi untuk
secara bersamaan memperbaiki berbagai kerusakan di lokasi yang sama
• Melakukan pemantauan efektivitas secara berkesinambungan terhadap pekerjaan
pemeliharaan yang bersifat preventif, untuk selanjutnya menjawab ulang kegiatan
sehingga dapat meningkatkan efisiensi.
• Lakukan pencatatan frekuensi kerusakan serta biaya kegiatan perbaikan, sehingga
dapat menjadi masukan bagi pengambil keputusan.
• Contoh program pemeliharaan aset SPAM:
– Menjaga tingkat pelayanan yang diperlukan, seperti membersihkan saringan,
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 30 dari 64 Buku informasi Versi 2009
2. Pemeliharaan tidak direncanakan (kerusakan).
• Adalah suatu tindakan untuk memperbaiki sebagai antisipasi terjadinya
kerusakan atau gangguan pelayanan, seperti kebocoran pipa atau rusaknya
pompa.
• Sejauh mungkin harus sudah disusun prediksi terjadinya kerusakan yang tidak
direncanakan, sehingga bila kerusakan terjadi maka telah memiliki prosedur tetap
dalam tindakan untuk mengatasi kerusakan tersebut. Hal yang penting adalah
untuk selalu memelihara kontak dengan pihak yang mampu menanggulangi
keadaan darurat, internal dan kontraktor.
• Menyediakan peralatan yang memadai dan suku cadang tertentu yang diperlukan
untuk mengganti bagian-bagian yang biasa rusak.
• Sasaran utama dari penanggulangan kerusakan adalah untuk sesegera mungkin
memperbaiki kerusakan dengan cara yang paling ekonomis secara permanen.
Atau kadang-kadang perlu diatasi secara darurat sampai dilakukan
penanggulangan ataupun penggantian.
Apabila manajemen aset PDAM dilaksanakan dengan baik, maka akan (i) meningkatkan
cakupan dan kualitas pelayanan, dan (ii) meningkatkan kinerja PDAM.
Beberapa faktor yang menyebabkan pemeliharaan aset tidak berjalan baik, antara lain:
• Tidak ada dukungan manajemen puncak. Manajemen tidak memahami pentingnya
pemeliharaan.
• Kurangnya pengetahuan dalam hal pemeliharaan aset.
• Cara pandang yang pendek, misal lebih mementingkan penghematan yang kecil-
kecil.
• Sumber daya yang tidak mencukupi.
• Pemeliharaan dikesampingkan dan lebih diutamakan pembangunan konstruksi baru.
C. Pembaharuan / rekondisi dan penggantian aset
Pembaharuan aset (rekondisi, overhaul) dan penggantian aset (aset replacement)
merupakan pekerjaan besar yang tidak meningkatkan kapasitas aset, tetapi hanya
mengembalikan pada kapasitas sesuai dengan perencanaannya. Termasuk di dalamnya
kegiatan untuk merehabilitasi aset atau memperbaharui aset yang ada untuk
memperpanjang umur ekonominya dan atau mengembalikan kemampuan pelayanannya.
Kegiatan untuk meningkatkan kapasitas diklasifikasikan sebagai peningkatan (up-
grading).
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 31 dari 64 Buku informasi Versi 2009
Strategi umum untuk pembaharuan dan penggantian aset adalah melakukan rehabilitasi
atau penggantian komponen aset, sebagian atau seluruhnya dengan pertimbangan:
1. Kinerja aset. Pembaharuan atau penggantian suatu aset dilakukan apabila aset itu
tidak memenuhi atau mencapai kinerja pelayanan yang diharapkan. Aset yang
kerjanya buruk diidentifikasi melalui pemantauan sistem keandalan (reliability),
kapasitas dan efisiensi dalam masa pengawasan sepanjang kegiatan
operasionalnya. Indikator dari aset yang berkinerja buruk antara lain meliputi:
• Kegagalan struktur bangunan/mesin.
• Kerusakan atau kegagalan yang berulang-ulang.
• Kebocoran air yang berlebihan.
• Kebocoran sambungan yang berulang-ulang.
• Biaya operasional yang tidak efektif dan tidak ekonomis.
• Adanya air yang terkontaminasi.
• Pemakaian enerji yang sudah tidak efisien.
2. Pertimbangan penggantian aset secara ekonomis didasarkan atas pencapaian tujuan
berikut:
• Biaya total terendah dari masa pakai aset. Jika perbaikan dilakukan terus
menerus maka tidak ekonomis lagi.
• Tersedianya penyediaan dana jangka panjang.
• Terjadi penghematan untuk pekerjaan penggantian dengan cara dikoordinasikan
dengan rencana lain, seperti pembuatan jalan.
3. Resiko kegagalan dan gangguan lingkungan, kesehatan masyarakat, kerugian
finansial dan dampak sosial, harus mendorong tindakan yang proaktif. Misalnya
dampak meluasnya gangguan penyaluran air akan menimbulkan kerusakan
harta/gangguan produktivitas, dan terjadinya wabah penyakit.
Proses penggantian yang dilakukan secara terencana dan antisipatif diprioritaskan
menurut suatu skala prioritas, yang selanjutnya diprogramkan atau segera dilaksanakan.
Tabel 4.2 memberikan contoh penyusunan skala prioritas bagi pembaharuan aset SPAM.
Strategi pembaharuan ini harus dievaluasi setidaknya setahun sekali, dengan mengamati
terjadinya penyimpangan dalam program pemeliharaan dan menyusun ulang skala
prioritas sejalan dengan proyek pembaharuan secara menyeluruh dan adanya revisi dari
program pembangunan lain.
Strategi pembaharuan harus terintegrasi dengan strategi pendanaan. Hal ini terkait
dengan penyediaan sumber dana, apakah dari pinjaman, perubahan alokasi ataupun
dengan menunda sebagian pekerjaan pemeliharaan lainnya.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 32 dari 64 Buku informasi Versi 2009
Tabel 4.2 Contoh penyusunan skala prioritas bagi pembaharuan aset SPAM
PRIORITAS KRITERIA DIPERLUKANNYA TINDAKAN PEMBAHARUAN
1 (Tinggi)
• Kerusakan aset telah terjadi. • Kerusakan aset atau komponen sistem yang kritis diperkirakan segera
terjadi • Pemeliharaan rutin diperlukan lebih dari 3 kali perbaikan setahun, atau
lebih dari 2 kali pemeriksaan sebulan. • Kerusakan dapat menimbulkan banjir ke perumahan. • Keluhan, kebocoran yang berulang, berakibat kekeringan, air menjadi
kotor, menyebabkan gangguan kesehatan yang signifikan.
2 • Kerusakan aset yang tidak kritis diperkirakan segera terjadi, dan pembaharuan merupakan alternatif yang paling efisien.
• Pemeliharaan memerlukan kunjungan lebih dari 6 kali setahun. • Kerusakan menimbulkan keluhan dari masyarakat lebih dari 1 kali
setiap bulan • Adanya jadwal peningkatan jalan.
3 • Pemeliharaan jaringan retikulasi membutuhkan kunjungan dua sampai tiga kali per tahun
• Sulit untuk melakukan perbaikan karena material yang keras atau mudah pecah
4 • Aset eksiting sudah kurang efisien dan tidak luwes dibandingkan dengan alternatif dilakukan penggantian
5 (Rendah)
• Material aset eksisting diketahui akan bermasalah
Pekerjaan pembaharuan yang telah diidentifikasikan sesuai dengan strategi yang telah
ditetapkan mungkin terpaksa ditunda bila biaya yang dibutuhkan di luar kemampuan
pendanaan. Hal ini juga dapat terjadi bila terdapat pekerjaan yang memiliki prioritas yang
lebih tinggi. Dalam kasus ini, perlu diperhitungkan akibat yang akan terjadi serta kesiapan
untuk melakukan langkah-langkah antisipasinya. Walaupun penundaan ini dalam jangka
pendek tidak akan terlihat pengaruhnya, namun dalam jangka panjang akan
menimbulkan beban yang lebih besar.
4.1.3 Perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan
Perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan aset sangat
penting guna menunjang kelancaran dan keberlanjutan. Perencanaan yang baik, efisien
dan efektif akan dapat menghemat pengeluaran dan belanja PDAM/Pemda. Pelaksanaan
perencanaan kebutuhan dan penganggaran perlu terkoordinasi baik dengan
memperhatikan standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 33 dari 64 Buku informasi Versi 2009
Adapun perencanaan kebutuhan dan penganggaran bukanlah merupakan suatu kegiatan
yang berdiri sendiri, tetapi merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan
barang/aset. Perencanaan dan penentuan kebutuhan sebaiknya diusulkan oleh unit
paling bawah (bottom-up planning) karena mereka lebih mengetahui tentang pelaksanaan
tugas dan perlengkapan yang dibutuhkan, serta kondisi eksisting.
1. Perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan barang/aset
Merupakan kegiatan perumusan dasar atau pedoman dalam rincian rencana
pengadaan barang/perlengkapan/aset yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dan
kegiatan. Perencanaan dan penentuan kebutuhan tersebut harus dapat menjawab
pertanyaan berikut:
• Barang apa yang dibutuhkan: nama, jenis, spesifikasi dsb?
• Mengapa dibutuhkan?
• Berapa banyak yang dibutuhkan?
• Kapan dibutuhkan?
• Dimana dibutuhkan?
• Siapa yang akan menggunakannya dan siapa yang akan mengurusnya?
• Berapa biayanya?
• Bagaimana cara pengadaannya?
Untuk itu dalam perencanaan dan penentuan kebutuhan barang/inventaris harus
didasarkan pada beberapa alasan yang dapat dipertimbangkan secara logis,
misalnya:
• Untuk memenuhi kebutuhan standar akan barang/inventaris bagi tiap personil
dalam melaksanakan tugasnya.
• Untuk memenuhi kebutuhan barang/inventaris guna menunjang pengembangan
organisasi dan atau penambahan personil.
• Untuk mengganti barang yang rusak, dihapuskan, dijual, hilang, dihibahkan, atau
sebab lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga memerlukan
penggantian.
• Untuk menjaga tingkat persediaan barang (terutama terhadap barang stok habis
pakai) untuk perkiraan pemakaian satu tahun mendatang.
• Pertimbangan perkembangan teknologi, seperti komputer, dsb.
2. Perencanaan dan penentuan kebutuhan pemeliharaan barang/aset.
Pemeliharaan terutama dilakukan untuk barang-barang inventaris/aset, baik yang
termasuk barang tak bergerak maupun barang bergerak. Dengan pemeliharaan yang
baik diharapkan barang-barang inventaris/aset ini dapat digunkan sesuai batas umur
pemakaiannya bahkan kalau mungkin dapat melebihinya. Untuk itu diperlukan
Materi pelatihan berbasis kompetensi Kode modul SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN PAM.MM02.004.01
Judul modul : Manajemen aset / barang Halaman : 34 dari 64 Buku informasi Versi 2009
perencanaan pemeliharaan dengan perhitungan yang tepat, serta diperlukan adanya
suatu standar harga untuk pemeliharaan.
Perincian kebutuhan aset dan barang berdasarkan pada kuantitas dan spesifikasi disusun
dengan menggunakan format yang telah ditetapkan perusahaan. Tahapan yang ditempuh
dalam menyusun perencanaan pengadaan dan pemeliharaan barang/aset meliputi:
• Pengumpulan usulan kebutuhan.
• Penyusunan rencana kebutuhan.
• Perhitungan kebutuhan anggaran.
1. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah persiapan untuk mengumpulkan data
usulan kebutuhan pengadaan barang dan pemeliharaan aset dari semua unit untuk
tahun anggaran depan. Untuk itu harus disiapkan dan disampaikan pada tiap unit:
• Informasi bahwa semua unit diminta untuk menyampaikan usulan pengadaan dan
pemeliharaan sebagai rujukan pembuatan anggaran untuk tahun depan.
• Form usulan rencana kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan barang/aset untuk
tiap unit. Sebagai contoh dapat dilihat pada Form 1 dan 2.
• Petunjuk teknis cara pengisian form, serta dasar pertimbangan bagi unit dalam
penyusunan bahan usulan pengadaan kebutuhan barang/aset. Bahwa barang
yang akan diusulkan itu harus jelas jumlah unitnya, spesifikasi serta harganya.
FORM 1 Contoh usulan pengadaan barang
DAFTAR USULAN PENGADAAN BARANG TAHUN ANGGARAN ................
Unit kerja: .........................
No Jenis
barang Sudah
ada (unit)
Usulan tambahan
(unit)
Harga per unit Rp
Total harga Rp
Keterangan/ spesifikasi/merk
1 2 3 4 5 6 7
.................(tanggal)................. Kepala unit:...........................