Laporan Kerja Praktek di PT. Chevron Pacific Indonesia Ramli Hardiman Situmeang (070402084) Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) adalah perusahan produsen minyak bumi terbesar di Indonesia. Untuk minyak dan kondensat, hasil produksi PT. CPI mencapai 400.000 barel per hari yang setara dengan hamper 50% produksi minyak bumi di Indonesia. Hasil produksi ini diperoleh dari ribuan sumur minyak yang tersebar di 88 lapangan minyak milik PT. CPI di Provinsi Riau, Indonesia. Produksi minyak bumi adalah urat nadi yang menentukan berjalannya perusahaan ini. Karena itu setiap sumur minyak harus tetap terjaga kelancaran operasinya. Cara terbaik untuk menjaga kondisi sumur minyak tentunya dengan melakukan pengecekan status seluruh sumur minyak beserta pendukungnya salah satunya alat-alat pemompa yang digerakkan oleh motor, injeksi uap air, dan peralatan produksi lainnya yang seluruhnya menggunakan energi listrik. Mengingat pentingnya energi listrik bagi PT. CPI ini, maka harus diusahakan agar energi listrik dapat tersedia secara kontinu dan harus memiliki reliabilitas serta keandalan yang tinggi. Kegagalan dalam pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik akibat gangguan-gangguan pada sistem kelistrikan di perusahaan ini dapat menyebabkan terhentinya proses produksi. Sekali saja sistem kelistrikan terganggu, kerugian atau Loss Production akan sangat besar pengaruhnya mengingat kapasitas produksi yang sangat tinggi setiap harinya. Dalam hal ini Transformator daya merupakan salah satu bagian peralatan penting dalam proses transmisi maupun distribusi dari energi listrik. Fungsinya antara lain adalah sebagai penaik tegangan (trafo Step-up) yang bertujuan untuk mengurangi rugi-rugi pada transmisi dan juga sebagai penurun tegangan (transformator) yang nantinya dari transformator ini disalurkan ke masing-masing wilayah yang akan menggunakan energi listrik.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) adalah perusahan produsen minyak
bumi terbesar di Indonesia. Untuk minyak dan kondensat, hasil produksi PT. CPI
mencapai 400.000 barel per hari yang setara dengan hamper 50% produksi
minyak bumi di Indonesia. Hasil produksi ini diperoleh dari ribuan sumur minyak
yang tersebar di 88 lapangan minyak milik PT. CPI di Provinsi Riau, Indonesia.
Produksi minyak bumi adalah urat nadi yang menentukan berjalannya
perusahaan ini. Karena itu setiap sumur minyak harus tetap terjaga kelancaran
operasinya. Cara terbaik untuk menjaga kondisi sumur minyak tentunya dengan
melakukan pengecekan status seluruh sumur minyak beserta pendukungnya salah
satunya alat-alat pemompa yang digerakkan oleh motor, injeksi uap air, dan
peralatan produksi lainnya yang seluruhnya menggunakan energi listrik.
Mengingat pentingnya energi listrik bagi PT. CPI ini, maka harus
diusahakan agar energi listrik dapat tersedia secara kontinu dan harus memiliki
reliabilitas serta keandalan yang tinggi. Kegagalan dalam pembangkitan dan
penyaluran tenaga listrik akibat gangguan-gangguan pada sistem kelistrikan di
perusahaan ini dapat menyebabkan terhentinya proses produksi. Sekali saja sistem
kelistrikan terganggu, kerugian atau Loss Production akan sangat besar
pengaruhnya mengingat kapasitas produksi yang sangat tinggi setiap harinya.
Dalam hal ini Transformator daya merupakan salah satu bagian peralatan
penting dalam proses transmisi maupun distribusi dari energi listrik. Fungsinya
antara lain adalah sebagai penaik tegangan (trafo Step-up) yang bertujuan untuk
mengurangi rugi-rugi pada transmisi dan juga sebagai penurun tegangan
(transformator) yang nantinya dari transformator ini disalurkan ke masing-masing
wilayah yang akan menggunakan energi listrik.
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 2
Oleh karena itu demi tercapainya kontinuitas layanan, maka perlu
dilakukan maintenance secara berkala sehingga kondisi trafo dapat terus
terpantau. Selain itu juga perlu dilakukan proteksi dari berbagai gangguan yang
mungkin terjadi dengan menggunakan berbagai macam jenis alat proteksi.
Dengan itu maka penulis melakukan kerja praktek di PT. CPI, untuk
melihat secara langsung dan mencari informasi mengenai bagaimana sistematika
maintenance dan proteksi dari Transformator daya. Karena PT. CPI adalah
perusahaan yang memiliki pembangkit sendiri dengan kualitas dan kontinuitas
energi listrik yang baik.
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Selai untuk memenuhi salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa Teknik
Elektro Universitas Sumatera Utara, yaitu mata kuliah Kerja Praktek dengan
bobot 2 SKS, kerja praktek ini juga memiliki tujuan :
1. Membuka wawasan mahasiswa mengenai aplikasi dan implementasi
bidang ilmu yang telah dipelajari pada dunia nyata
2. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh hands-on
experience dan merasakan sendiri suasana dunia kerja
3. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempelajari struktur
organisasi, pembagian tugas, sistem bisnis, peraturan kerja, dan hal-hal
lain yang berhubungan dengan operasi perusahaan
4. Mengasah kemampuan mahasiswa untuk berpikis analitis dan
memecahkan masalah berdasarkan hal-hal yang telah dipelajari
5. Mengetahui bagaimana proses maintenance dan proteksi transformator
daya
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 3
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kerja Praktek ini dilaksanakan pada
Tanggal : 25 januari – 25 Februari 2011
Tempat : PT. Chevron Pacific Indonesia , Distrik Duri. Departemen
Power Generation & Transmission (PG&T)
1.4 Metodologi Penulisan
Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan kerja praktek,
pengumpulan data, dan penyusunan laporan adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Studi Literatur diperlukan untuk memperoleh referensi mengenai
permasalahan yang akan diteliti. Literatur yang digunakan bersumber dari
buku, internet, manual data, dan slide-slide teknis yang dimiliki oleh PT.
CPI
2. Diskusi dan Wawancara
Diskusi dilakukan dengan pembimbing kerja praktek yang merupakan
Power System Engineer di PG&T. Selain itu, dilakukan juga diskusi
dengan engineer-engineer lainnya yang memiliki pengalaman dan
berhubungan dengan sistem proteksi dan maintenance pada transformator
daya di PG&T dan TDO Bekasap
3. Studi Lapangan
Dilakukan dengan :
Mengamati kondisi fisik dan berbagai alat proteksi yang digunakan
pada transformator di TDO Bekasap Duri, Central Duri dan pada
Berbagai Substation area
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 4
1.5 Batasan Masalah
Adapun laporan kerja praktek ini akan membahas mengenai maintenance
& proteksi Transformator daya pada PT. Chevron Pacific Indonesia
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika yang penulis gunakan dalam penulisan laporan kerja
praktek kali ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang dilakukannya kerja praktek,
tujuan dan manfaat kerja praktek baik bagi mahasiswa, universitas
dan perusahaan, waktu dan tempat dilaksanakannya kerja praktek,
batasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan
laporan kerja praktek.
BAB II PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA
Berisi tentang sejarah singkat PT. CPI, lokasi dan daerah operasi,
bahan baku dan produk, kegiatan operasi berupa kegiatan
eksplorasi, kegiatan produksi dan lapangan minyak. Bab ini juga
berisikan penjelasan mengenai Departement PG&T yaitu berupa
tinjauan umum, struktur organisasi, adsministrator, planning and
development dan transmission ditribution and operation. Selain itu
bab ini juga akan membahas mengenai sistem kelistrikan di PT.
CPI yaitu berupa sistem pembangkit tenaga listrik, sistem
transmisi dan distribusi, substation, hot line network, dan SCADA.
BAB III TRANSFORMATOR PADA SISTEM KELISTRIKAN PT.
CHEVRON PACIFIC INDONESIA
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 5
Berisikan transformator mator secara umum yang dipakai pada
sistem kelistrikan PT. CPI. Mulai dari Prinsip kerja trafo, bagian-
bagian trafo mulai dari bagian utama hingga peralatan bantau. Bab
ini juga membahas mengenai klasifikasi trafo yang digunakan PT
CPI yang dilengkapi dengan gambar ilustrasi
BAB IV POWER TRANSFORMER STANDART MAINTENANCE
membahas mengenai standart maintenance trafo, jenis-jenis
maintenance dan berbagai jenis pengujian yang dilakukan pada rele
BAB V PROTEKSI TRANSFORMATOR
Membahas mengenai Sistem proteksi pada transformator daya.
Mulai dari tinjauan proteksi secara umum hingga pembahasan
mengenai semua jenis rele yang digunakan guna memproteksi
transformator pada sistem kelistrikan PT. CPI
BAB VI PENUTUP
Berisikan kesimpulan akan topik yang dibahas dan berupa saran ,
dan juga beberapa data lampiran yang mendukung isi laporan
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 6
BAB II
PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA
2.1 Sejarah Singkat PT. Chevron Pacific Indonesia
Pada Tahun 1942, tim survei eksplorasi yang bernama Standard Oil
Company of California (SOCAL) mempelopori berdirinya PT. Chevron Pacific
Indonesia yang berlokasi di Sumatera Tengah, Kalimantan dan khususnya di
daerah Aceh. Usaha yang dilakukan oleh tim eksplorasi SOCAL tersebut sempat
terhenti karena Indonesia pada waktu itu masih berada di bawah penjajahan
Hindia Belanda. Namun usaha eksplorasi itu tidak berhenti secara total karena
pada bulan Juni 1930 tim eksplorasi SOCAL membentuk n.v. Nederlandsche
Pacific Petroleum Maatschappij (NPPM).
Pada tahun 1936 TEXACO Inc. (perusahaan yang berlokasi di Texas,
USA ) bersama dengan SOCAL sepakat untuk bergabung dan membentuk
perusahaan California-Texas Petroleum Corporation (CALTEX).
Hasil penelitian kegiatan geofisika yang dilakukan sekitar tahun 1936-
1937 mengindikasikan bahwa prospek minyak yang lebih besar terletak di daerah
Selatan. Kegiatan eksplorasi untuk pertama kali dilakukan pada bulan April 1939
di daerah lapangan Kubu 1.
Kegiatan eksplorasi pada tahun-tahun selanjutnya dilakukan oleh Jepang.
Hal ini dapat dilihat dari proses pengeboran yang selesai dilakukan pada saat
pendudukan Jepang atas Indonesia. Perlu diketahui bahwa pengeboran yang
dilakukan oleh Jepang merupakan satu-satunya sumur Wild Cat di Indonesia
selama Perang Dunia kedua yang mempunyai kedalaman 2623 ft (±787 m).
Kegiatan Jepang ini tidak berlangsung lama karena adanya perang kemerdekaan
Indonesia hingga tahun 1946.
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 7
Setelah Perang Dunia II berakhir, kegiatan eksplorasi dipusatkan untuk
pengembangan lapangan Minas. Dengan ditemukannya teknologi perminyakan
yang canggih, kemungkinan besar untuk memperpanjang “harapan hidup” industri
perminyakan di Indonesia dapat terus bertahan seperti ladang minyak di Duri.
Dengan teknologi perminyakan yang canggih yaitu menggunakan teknologi steam
dapat meningkatkan produksi minyak per hari 6 kali dari yang sebelumnya atau
dari ±50000 barel per hari menjadi ±300000 barel per hari. Teknologi ini
diterapkan mengingat bahwa kadar kekentalan minyak bumi yang ada di Duri
sangat tinggi dan sulit untuk dipompa keluar. Dengan bantuan injeksi uap ke
dalam tanah akan membantu keluarnya minyak ke permukaan tanah.
Ladang minyak Duri telah memberikan sumbagan yang cukup besar
terhadap produksi minyak Indonesia yaitu sebesar 8% dan 42% dari seluruh total
produksi minyak PT.CPI. Akan tetapi produksi minyak di Duri mulai mengalami
penurunan pada tahun 1964, yang akan sangat berpengaruh pada “Economic Life
Expectacy” dari perusahaan. Untuk mengatasi masalah tersebut PT. CPI
menciptakan Proyek Injeksi Uap di ladang minyak Duri, diresmikan Soeharto
pada Maret 1991. Rancangan injeksi uap ini diterapkan secara efektif pada lading
dengan pola yang bervariasi antara lain “pola tujuh titik” yaitu sumur injeksi
untuk
Pada 11 Maret 1995 PT CPI menerapkan suatu sistem manajemen yang
disebut organisasi Strategic Business unit (SBU). Jika pada sistem yang lama
(District System) garis koordinasi manajemen bersifat sentralistik, dalam SBU
garis koordinasi manajemen bersifat desentralistik atau otonomisasi.
Akhirnya pada 10 Oktober 2001 dua perusahaan besar induk PT CPI yaitu
Chevron dan Texaco bergabung menjadi ChevronTexaco. Dan sejak saat itu
manajemen PT CPI juga ikut berubah dari SBU menjadi Indonesia Business Unit
(IBU). Dan pada akhir tahun 2005, nama Caltex Pacific Indonesia berubah
menjadi Chevron Pacific Indonesia.
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 8
2.2. Lokasi dan Daerah Operasi
Area operasi PT. CPI saat ini terdiri dari lapangan Duri yang merupakan
satu-satunya wilayah yang memproduksi minyak berat (heavy oil) sebanyak
kurang lebih 200000 BOPD, dan area operasi minyak ringan yang terdiri dari
Sumatera bagian utara yang meliputi Bangko, Balam, Bekasap, Petani dan
Sumatera bagian Sselatan yang meliputi Minas, Libo, dan Petapahan yang secara
keseluruhan memproduksi minyak ringan sebanyak kurang lebih 250000 BOPD.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini (kecuali daerah
berwarna merah jambu).
Gambar 2.1 Wilayah Kerja PT. CPI
Daerah kerja PT. CPI yang pertama, seluas hampir 10.000 km2 dikenal
dengan nama Kanggaroo Block terletak di Kabupaten Bengkalis. Selain
mengerjakan daerahnya sendiri PT. CPI juga bertindak sebagai operator bagi
Calastiatic / Chevron dan Topco / Texaco (C & T).
25 Kms
N
MIN AS
D UR I
B A NG K O
K OT AB AT AK
Z AMR UD
L IB O
ROKANBLOCKSIAK BLOCKCPP BLOCKMFK BLOCK
LEG END KUANTAN
( MFK )
C OASTAL PLAIN( C PP )
COASTAL PLAIN( CPP )
(CPP)
RUPATIS LAND
BENGKAL ISIS LAND
PADANGIS L AND
TE BING TINGGIIS LAND
RANGS ANGIS LANDBE KAS AP
PEKANBARU( CPP )
SIAKBLOCK
S IAK BL OCK
S IAK BLOCK
MOUNTAINFRONT
(MFK )(C PP)
ROKAN BL OC K
INDEX MAP
DUMA
PEKANBAR
INDONESIMALAYSI
Area Producing Production Contract
Name Fields 1999 (BOPD) Expiration
Rokan Block 76 672,407 08 / 2021
Siak Block 4 2,613 11 / 2013
CPP Block 25 70,150 08 / 2001
MFK Block 1 737 01 / 2005
TOTAL 106 745,907
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 9
Berdasarkan luas operasi dan kondisi geografis yang ada serta
pertimbangan efisiensi dalam pengoperasian, maka PT. CPI membagi lokasi
daerah operasi menjadi 5 distrik yaitu:
1. Distrik Jakarta, sebagai pusat administrasi seluruhnya.
2. Distrik Rumbai, merupakan pusat administrasi PT.CPI di Sumatera.
3. Distrik Minas, merupakan daerah operasi (sekitar 30 km dari Rumbai).
4. Distrik Duri, merupakan daerah operasi (sekitar 112 km dari distrik
Rumbai).
5. Distrik Dumai, merupakan tempat pelabuhan tempat pemasaran /
pengapalan minyak mentah (sekitar 184 km dari Rumbai) arah Timur
Laut.
2.3. Bahan Baku dan Produk
PT. Chevron Pacific Indonesia secara bisnis hanya bergerak di bidang
eksploitasi minyak bumi. Cakupan eksploitasi adalah mulai dari evaluasi
kandungan reservoir hingga memproduksinya dari dalam perut bumi. Produk yang
dihasilkan oleh PT. CPI adalah minyak mentah yang akan dipasarkan di beberapa
negara untuk pengolahan lebih lanjut.
2.4 Kegiatan Operasi
2.4.1. Kegiatan Eksplorasi
Sumur-sumur yang dibor sejak tahun 1968 menghasilkan banyak temuan
baru. Sampai tahun 1990 pengeboran eksplorasi telah menghasilkan 119 temuan
(minyak atau gas). Temuan utama yang terjadi sejak tahun1989 adalah Lapangan
Rintis dan Jingga di daerah KPS Mountain Front-Kuantan yang menjadi daerah-
daerah produksi baru sekaligus meningkatkan kegiatan eksplorasi di daerah
sekitarnya.
Hingga kini, PT. CPI telah memiliki lebih dari 70.000 km data seismik,
56.000 km diantaranya dari daerah Riau Daratan. Kegiatan operasi pencarian
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 10
ladang minyak baru sudah tidak gencar lagi dilakukan. Kegiatan yang terus
dilakukan adalah meningkatkan produksi minyak dari sumur-sumur produksi yang
telah ada (enhanced oil recovery).
2.4.2. Kegiatan Produksi
Untuk meningkatkan produksi minyak yang cenderung terus menurun,
diantaranya yang dilakukan adalah:
1. Menginjeksikan air yang dilakukan di distik Bekasap.
2. Menginjeksikan air panas yang dilakukan di distrik Minas dan Zamrud.
3. Menginjeksikan uap air yang dilakukan di distrik Duri.
Teknologi injeksi uap (steam Flooding) mulai diterapkan pada tahun 1981 di
lapangan Duri sebagai usaha peningkatan produksi minyak bumi yang
mempunyai viskositas tinggi. Kegiatan proyek yang dikenal dengan nama Duri
Steam Flood (DSF) ini terus berlangsung dan merupakan proyek injeksi uap
terbesar di dunia. Kini di Area III dan IV tengah berlangsung sistem produksi
penginjeksian dengan pola tujuh titik (seven spot pattern) dimana satu sumur
injeksi dikelilingi oleh enam sumur produksi yang mana jika telah selesai akan
meliputi areal seluas 6.600 Ha. Dengan ini akan dikembangkan secara bertahap
menjadi belasan area dengan luas masing-masing 100 sampai 600 Ha.
Sementara itu, terus dikembangkan Enhanced Oil Recovery (EOR) yang
lain untuk memungkinkan pengambilan cadangan minyak yang tidak bisa diambil
dengan metode primer serta memperbaiki faktor perolehan selain juga untuk
menahan merosotnya laju produksi lapangan-lapangan yang mulai menua.
Menyusul keberhasilan proyek perintis di 8 Lapangan Duri, pada tahun
1981 dimulai penerapan penyuntikan uap panas di seluruh lapangan Duri.
Penyuntikan uap di area 1 kira-kira seluas 1.157 hektar sejak April 1985, di area 2
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 11
seluas 247 hektar sejak 1986, di area 3 seluas 1457 hektar pada tahun 1987 dan
pembangunan sarana produksi di area 4 dengan luas 1140 hektar. Pada tanggal 3
Maret 1990 diresmikan proyek injeksi uap terbesar di dunia.
2.4.3. Lapangan Minyak
Lapangan minyak Duri ditemukan pada tahun 1941 dengan jenis minyak
yang berbeda dengan ladang-ladang yang ada di PT. CPI lainnya, dimana kondisi
alamiahnya sangat kental. Lapangan minyak Duri mulai diproduksi secara
konvensional pada tahun 1958, walaupun secara perhitungan hanya dapat
menghasilkan 7,5% dari seluruh cadangan minyak yang ada. Hal ini ditandai
dengan selesainya pembangunan saluran pipa minyak ke Dumai dengan diameter
36 inci dan dermaga minyak pelabuhan Dumai yang pertama dioperasikan.
Lapangan minyak ini mencapai puncak produksi pada tahun 1965 dengan
produksi 65.000 barrel perhari dengan produksi secara konvensional. Karena
digunakan secara besar-besaran dan waktu produksi lama, maka secara berangsur-
angsur terjadi penurunan produksi sebesar 13% pertahunnya.
Untuk mengantisipasi masalah ini, maka PT. CPI menerapkan metode
Enhanced Oil Recovery (EOR). Uji coba terhadap sebuah sumur minyak dengan
menggunakan teknologi EOR-injeksi air, pertama kali diterapkan pada tahun
1963. Penerapan teknologi ini dapat meningkatkan perolehan minyak, namun
secara ekonomis kurang menguntungkan karena hanya memberikan kenaikan
sebesar 16%.Berdasarkan masalah tersebut PT. CPI terus meningkatkan cara
penambangan, salah satunya dengan penerapan sistem injeksi uap dengan
teknologi Huff and Puff yang diterapkan oleh Texaco.
Sebagai studi perbandingan, Chevron melakukan uji coba penginjeksian
soda caustic dan hasilnya menunjukan bahwa penginjeksian soda caustic ini tidak
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 12
memberikan peningkatan yang berarti, namun setelah diuji coba dengan sistem
penginjeksian uap didapatkan peningkatan yang sangat besar, sebesar 55%.
Pada tahun 1981 PT. CPI mulai menerapkan sistem injeksi uap dengan
pembangunan area I dan pada tahun 1988 penggunaan injeksi uap ini. Pada tahun
1989 produksi minyak mentah mencapai 130.000 barel perhari. Hasil tersebut
lebih besar dibandingkan dengan produksi di dunia dengan produksi yang sama
2.5 Departemen Power Generation & Transmission (PG&T)
2.5.1 Tinjauan Umum
Untuk menjalankan semua mesin – mesin produksi PT. CPI, baik pompa
angguk maupun ESP (Electrical Submersible Pump) serta peralatan listrik
lainnya, diperlukan energi dalam jumlah yang cukup besar. Untuk memenuhi
kebutuhan ini, PT. CPI memiliki departemen khusus yang menangani masalah
kelistrikan yanng terdiri dari pembangkitan, transmisi, dan distribusi.
Sampai tahun 1968, sebagian besar dari kebutuhan listrik PT. CPI diperoleh
dari puluhan buah enginator (perpaduan mesin dan generator) yang tersebar
disetiap lokasi dengan kapasitas sekitar 60 kW. Pada saat itu sistem enginator
masih dirasakan efisien memasok energi listrik yang dibutuhkan untuk
menggerakkan pompa di sumur pengeboran. Melihat perkembangan sumur
minyak yang menggunakan pompa semakin banyak di lokasi yang berjauhan,
manajemen PT. CPI membuat sebuah sistem tenaga listrik yang lebih handal
dibandingkan dengan hanya mengandalkan enginator.
Pada tahun 1969 diresmikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Gas
(PLTG) Duri yang terdiri dari 2 unit generator turbin gas Sulzer buatan Swiss
dengan kapasitas masing – masing 10 MW. Dengan beroperasinya PLTG Duri ini,
maka lahirlah sebuah departemen baru di PT. CPI dengan nama Power
Generation and Transmission (PG&T) yaitu sebuah departemen yang bertugas
menyediakan tenaga listrik dan menghasilkan uap melalui pemanfaatan panas dari
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 13
gas buang turbin untuk mendukung kebutuhan RG-SBU. Sebagai departemen
yang bertanggung jawab membangkitkan dan mencatu daya listrik di perusahaan
ini, Departemen PG&T yang bernaung di dalam Divisi Support Operation
mengemban tugas sebagai berikut :
1. Membangkitkan daya listrik yang cukup dan berkesinambungan secara
efisien guna memenuhi pertumbuhan beban di PT. CPI.
2. Mencatu daya listrik yang andal dan baku guna memenuhi kebutuhan
operasi PT. CPI.
3. Memanfaatkan gas buang panas dari turbin – turbin gas di Central Duri
secara maksimal untuk menghasilkan uap guna kebutuhan operasi Duri
Steam Flood.
4. Mempertahankan keselamatan kerja yang tinggi
2.5.2 Struktur Organisasi PG&T
Dalam struktur organisasi perusahaan, PG&T termasuk salah satu
departemen yang bernaung di bawah Support Operation SBU. Sejalan dengan
misi yang digariskannya, PG&T memiliki misi sebagai berikut :
“Menyediakan tenaga listrik dan menghasilkan uap melalui pemanfaatan
panas dari gas buang turbin untuk mendukung kebutuhan RG&SBU dan lainnya
dengan menjunjung tinggi kepentingan pelanggan, pengendalian mutu terpadu
serta keselamatan, kesehatan, dan lingkungan kerja.”
Dalam menjalankan pengoperasian sehari – hari, PG&T memiliki sub – sub
bagian, yaitu :
1. Administrator
2. Business and Engineering Support (B&ES)
3. Power Generation and Operation (PG&O)
4. Transmission Distribution and Operation (TD&O)
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 14
5. Gas Turbine Maintenance (GTM)
2.5.3 Administrator
Tim ini merupakan tim yang bertugas untuk menangani masalah – masalah
administrasi departemen, hubungan interdepartemen, maupun antardepartemen
atau dengan relasi lain.
2.5.4 Business and Engineering Support
Tim B&ES bertugas mengkoordinasikan segala hal yang berkaitan dengan
pengembangan dan perencanaan, misalnya estimasi jumlah beban sepuluh tahun
yang akan datang sehingga dapat dilakukan antisipasi dengan membangun power
plant tambahan untuk mengimbangi meningkatnya beban. Di samping itu, P&D
juga menghitung biaya – biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional
PG&T dan mengusahakannya agar mencapai taraf optimal. Tanggung jawab dari
P&D antara lain :
a. Bertanggung jawab atas semua perencanaan dan pengembangan dari
PG&T.
b. Melakukan kegiatan penelitian untuk menghasilkan rancangan estimasi
pertumbuhan beban dengan menggunakan parameter yang ada,
misalnya pertumbuhan sumur minyak, bertambahnya mesin pompa
produksi dan sebagainya.
c. Bertanggung jawab atas pengembangan proyek untuk mengimbangi
pertumbuhan beban, misalnya perluasan jaringan transmisi dan
pembangunan PLTG baru.
d. Penelitian dan perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk
membangkitkan listrik per kWH dan biaya operasional lainnya.
Tim B&ES ini dikepalai oleh seorang Manager. B&ES itu sendiri terdiri
dari beberapa unit kerja, yaitu Planning and Budget, Design and Construction, IT
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 15
and Support System, Safety Health and Environment, dan Quality Improvement.
Tim ini juga membawahi pengoperasian SCADA.
2.5.5 Transmission and Distribution Operation (TD&O)
Transmission Distribution and Operation (TD&O) merupakan tim di
PG&T yang bertanggung jawab dalam pengiriman dan pendistribusian tenaga
listrik yang dihasilkan oleh unit pembangkit ke beban, seperti pompa – pompa di
sumur minyak, mesin – mesin industri penyangga, penerangan jalan, dan
sebagainya.
Selain itu, TD&O juga mempunyai tugas lain, yaitu memelihara dan
memperbaiki jaringan transmisi dan distribusi di PT. CPI.
Dalam rangka menjalankan tugasnya, tim ini dibagi lagi menjadi beberapa
unit, yaitu :
a. Power Line Maintenance
Bertugas memeriksa jaringan transmisi dan distribusi, mengirim
informasi jika terjadi kerusakan pada jaringan yang dapat menimbulkan
gangguan untuk diperbaiki dengan menggunakan patrol jaringan (line
patrol). Aktivitas lainnya adalah memelihara dan memperbaiki jaringan
transmisi dan distribusi serta melaksanakan commissioning untuk
instalasi alat baru dan menghubungkannya dengan jaringan yang sudah
beroperasi. Dalam melakukan tugas perbaikan tersebut harus
diperhitungkan dampak kehilangan produksi dari sumur – sumur
minyak produksi. Jika pekerjaan tersebut dianggap mengganggu
produksi minyak, maka akan dilakukan pekerjaan dalam keadaan
bertegangan atau hot line work.
b. Substation and Control System
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 16
Kegiatan yang dilakukan antara lain memasang, memelihara, dan
memperbaiki seluruh peralatan yang terpasang pada substation seperti
Circuit Breaker, Switchgear, Trafo, Relay, dan lain – lain.
c. Power System Engineering (PSE)
Kegiatan unit rekayasa sistem ini antara lain menganalisa segala
gangguan yang mungkin terjadi di areanya masing – masing dan
mengusahakan perlindungan secara maksimal. Secara keseluruhan,
tugas PSE adalah :
Bertanggung jawab terhadap kelancaran aliran energi listrik.
Menentukan pengaturan relay suatu jaringan.
Menganalisa gangguan dan memberikan solusi terbaik.
Merancang suatu sistem tenaga listrik dengan tingkat kestabilan
yang dapat diandalkan.
Karena unit kerja yang harus ditangani TD&O sangat luas, tim ini dibagi
berdasarkan daerah operasinya. Tiap – tiap wilayah dipimpin oleh satu orang
Team Manager. Ada 4 unit TD&O dalam departemen, yaitu :
1. TD&O Bekasap : meliputi daerah Bekasap/Petani,
Libo,Bangko/Balam, distrik Duri dan sekitarnya.
2. TD&O Duri : meliputi Duri field, kulim, distrik Dumai dan
sekitarnya.
3. TD&O Minas : meliputi distrik Minas, Minas field, dan
sekitarnya.
4. TD&O Rumbai : meliputi distrik Rumbai, Pedada, Petapahan, dan
sekitarnya.
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 17
2.6. Sistem Kelistrikan
2.6.1 Gambaran Umum Jenis-Jenis Pembangkit Tenaga Listrik
Sistem pembangkitan listrik yang umum digunakan adalah
generator yang digerakkan oleh turbin. Turbin ini digerakkan oleh energi dari
luar, misalnya air, gas, uap, panas bumi, nuklir, dan lain-lain. Pemilihan sumber
penggerak turbin ini mempertimbangkan banyak hal. Misalkan biaya operasi dan
biaya investasi pembangkit, selain itu lokasi dan kondisi daerah pembangkit juga
menjadi pertimbangan.
Adapun beberapa jenis pembangkit listrik secara yang konvensional adalah
sebagai berikut :
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Merupakan jenis pembangkit listrik yang memanfaatkan energi potensial
dan energi kinetik dari air sebagai pemutar turbin generator. Dalam hal ini
sangat diperlukan debit air, faktor ketinggian jatuh air (h), dan laju air (q).
Secara matematis dapat ditulis : P = 9.81 qh
Gambar 2.2: Siklus Pembangkitan listrik Tenaga Air
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 18
PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
Sebenarnya jenis pembangkit ini bisa dikatakan pembangkit listrik tenaga
air karena memang bahan baku yang digunakan adalah air. Namun
perbedaannya adalah pada PLTU terdapat sebuah siklus dimana air akan
berubah menjadi uap dan uap menjadi air. Air yang digunakan adalah air
demin (demineralized) yang memiliki kadar konduktivitas yang lebih tinggi.
Air denim ini dipanaskan dalam sebuah boiler yang biasanya menggunakan
batubara sebagai bahan bakuny. Setelah air berubah menjadi uap kemudian
dikeringkan oleh super heater. Setelah itu uap kering ini digunakan untuk
memutar turbin. Kemudian uap akan dikondensat menjadi air pada
kondensator.
Gambar 2.3:
siklus
Pembangkit
Listrik Tenaga
Uap
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPb)
Merupakan Pembangkit Listrik (Power generator) yang menggunakan
Panas bumi (Geothermal) sebagai energi penggeraknya. Untuk membangkitkan
listrik dengan panas bumi dilakukan dengan mengebor tanah di daerah yang
berpotensi panas bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan
dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa
menggerakkan turbin uap yang tersambung ke Generator. Untuk panas bumi
yang mempunyai tekanan tinggi, dapat langsung memutar turbin generator,
setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu. Pembangkit listrik tenaga
panas bumi termasuk sumber Energi terbaharui.
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 19
2.6.2 Sistem Pembangkitan dan Kelistrikan di PT. CPI
2.6.2.1 Sistem Pembangkitan Energi Listrik
Memiliki pembangkit sendiri sebagai sumber tenaga listrik adalah suatu
keharusan bagi industri-industri besar dengan komsumsi daya listrik yang besar.
Untuk itu PT Chevron Pacific Indonesia sudah mempunyai unit pembangkit
sendiri dan memilih pembangkit gas turbin sebagai sistem pembangkitan tenaga
listrik. Salah satu keunggulan dari turbin gas yang dapat segera dioperasikan
dengan waktu start kurang dari 15 menit, yang jauh lebih cepat dibandingkan
turbin uap yang membutuhkan waktu hingga berjam-jam. Beberapa turbin gas,
yaitu pada Central Duri dan Cogen, berdampingan dengan WHRSG (Waste Heat
Recovery Steam Generator) yang memanfaatkan gas buang turbin gas untuk
membuat steam/uap yang nantinya dimanfaatkan untuk injeksi uap agar minyak
mudah diangkat.
Beberapa alasan mengapa PLTG dipilih sebagai alternatif sistem
pembangkitan adalah :
a. Ukuran spesifikasinya relatif kecil dan dibuat dalam bentuk paket yang
kompak dan sederhana.
b. Harganya murah (Rp/KW daya terpasang)
c. Biaya pemasangan/pembangunannya cepat dan rendah, karena
pemasangan bagian-bagian dilakukan di pabrik.
d. Dapat dijalankan (start) dengan cepat
e. Dapat dipasang di sebarang tempat, tidak memerlukan persyaratan
khusus
f. Dapat di kombinasikan dengan PLTU sehingga menjadi siklus
kombinasi untuk mendapatkan rendemen total yang lebih baik.
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 20
Prinsip Kerja Turbin Gas
Adapun Turbin gas bekerja berdasarkan suatu siklus yang dinamakan
dengan siklus brayton.
Gambar 2.4 : Siklus Brayton
Siklus turbin gas disebut juga siklus siklus tekanan tetap dan merupakan
penerapan sikuls brayton. Siklus ini terdiri dari 4 langkah yang urutannta adalah
sebagai berikut :
1-2 udara masuk dan ditekan dalam kompresor menghasilkan udaa
bertekanan pada klaor tetap
2-3 udara dari kompresor dan bahan bakar bereaksi di dalam ruang
pembakaran menghasilkan gas panas (langkah pemberian kalor), pada
tekanan tetap
3-4 gas panas hasil pembakaran masuk dan berekspansi dalam turbin
(langkah ekspansi), pada kalor tetap.
4 gas bekas dari turbin dibuang ke udara luar (langkah
pembuangan/exhaust)
Turbin gas bekerja (berputar) karena mendapat energi panas berupa gas
panas hasil pembakaran bahan baker. Mesin turbin gas merupakan mesin
pembakaran dalam yang kontinyu. Proses pembakaran berlangsung secara terus
menerus dan terjadi pada tekanan tetap. Mesin turbin gas sering pula disebut
dengan “combustion turbine”.
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5: Siklus Pembangkitan Listrik Tenaga Gas
Secara umum prinsip kerja PLTG yang ada adalah
mula yaitu bagian (4) yang juga sering disebut penggerak mula yang akan
memutar turbin saat awal start. Kemudian
untuk pembakaran dan juga pendinginan dimampatkan pada bagian compressor
(6) kemudian di masukkan ke dalam ruang pembakaran (7). Begitu juga dengan
bahan bakar yang biasa menggunakan gas alam disemprotkan ke dalam runag
pembakaran oleh sebuah fuel nozzle sehingga mudah terbakar dengan bantuan
sebuah ignitor pada ruang pembakaran. Dari
dihasilkan berupa gas panas yang kemudian ditembakkan ke sudu
sehingga nantinya akan memutar turbin. Turbin akan menggerakkan rotor pada
generator sehingga nantinya akan dihasilkan GGL yang langsung disalurkan ke
trafo daya untuk selanjutnya ke sistem transmisi.
Sistem kelistrikan di PT C
frekuensi 60 Hertz, berbeda dengan frekuensi yang digunakan PT PLN yang
nilainya 50 Hertz. Tegangan pembangkitan di PT C
adalah 13,8 kV, yang nantinya dinaikkan dengan step up tranformer menjadi 115
atau 230 kV.
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara
: Siklus Pembangkitan Listrik Tenaga Gas
Secara umum prinsip kerja PLTG yang ada adalah dimulai dari penggerak
mula yaitu bagian (4) yang juga sering disebut penggerak mula yang akan
memutar turbin saat awal start. Kemudian pada bagian (5) udara yang diperlukan
untuk pembakaran dan juga pendinginan dimampatkan pada bagian compressor
dian di masukkan ke dalam ruang pembakaran (7). Begitu juga dengan
bahan bakar yang biasa menggunakan gas alam disemprotkan ke dalam runag
pembakaran oleh sebuah fuel nozzle sehingga mudah terbakar dengan bantuan
sebuah ignitor pada ruang pembakaran. Dari ruang pembakaran ini akan
dihasilkan berupa gas panas yang kemudian ditembakkan ke sudu
sehingga nantinya akan memutar turbin. Turbin akan menggerakkan rotor pada
generator sehingga nantinya akan dihasilkan GGL yang langsung disalurkan ke
daya untuk selanjutnya ke sistem transmisi.
Sistem kelistrikan di PT Chevron Pacific Indonesia
frekuensi 60 Hertz, berbeda dengan frekuensi yang digunakan PT PLN yang
nilainya 50 Hertz. Tegangan pembangkitan di PT Chevron P
adalah 13,8 kV, yang nantinya dinaikkan dengan step up tranformer menjadi 115
Page 21
dimulai dari penggerak
mula yaitu bagian (4) yang juga sering disebut penggerak mula yang akan
pada bagian (5) udara yang diperlukan
untuk pembakaran dan juga pendinginan dimampatkan pada bagian compressor
dian di masukkan ke dalam ruang pembakaran (7). Begitu juga dengan
bahan bakar yang biasa menggunakan gas alam disemprotkan ke dalam runag
pembakaran oleh sebuah fuel nozzle sehingga mudah terbakar dengan bantuan
ruang pembakaran ini akan
dihasilkan berupa gas panas yang kemudian ditembakkan ke sudu-sudu turbin
sehingga nantinya akan memutar turbin. Turbin akan menggerakkan rotor pada
generator sehingga nantinya akan dihasilkan GGL yang langsung disalurkan ke
ndonesia menggunakan
frekuensi 60 Hertz, berbeda dengan frekuensi yang digunakan PT PLN yang
Pacific Indonesia
adalah 13,8 kV, yang nantinya dinaikkan dengan step up tranformer menjadi 115
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara
Unit Pembangkitan di PT Chevron Pacific Indonesia terdiri dari :
3 unit pembangkit gas turbin yang dioperasikan oleh North Duri
Cogen, dengan kapasitas pembangkit
17 unit pembangkit gas turbin dioperasikan oleh PG&T, dengan
kapasitas pembangkitan total 293 MW.
Gambar 2.6 : Sistem Tenaga Listrik PT Chevron Pacific Indonesia
2.6.2.2 Sistem Transmisi
Sistem transmisi digunakan untuk menyalurkan energi listrik dari
pembangkit ke pusat beban. Karena daya yang disalurkan besar, maka tegangan
yang digunakan adalah tegangan tinggi untuk mengurangi rugi
saluran. Dari pembangkit tegangan ke
ke saluran transmisi setelah tegangan ditransformasikan dengan trafo step up
menjadi 115 kV atau
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara
Unit Pembangkitan di PT Chevron Pacific Indonesia terdiri dari :
3 unit pembangkit gas turbin yang dioperasikan oleh North Duri
Cogen, dengan kapasitas pembangkitan total 300 MW.
17 unit pembangkit gas turbin dioperasikan oleh PG&T, dengan
kapasitas pembangkitan total 293 MW.
: Sistem Tenaga Listrik PT Chevron Pacific Indonesia
Sistem Transmisi
Sistem transmisi digunakan untuk menyalurkan energi listrik dari
pembangkit ke pusat beban. Karena daya yang disalurkan besar, maka tegangan
yang digunakan adalah tegangan tinggi untuk mengurangi rugi-rugi tegangan pada
saluran. Dari pembangkit tegangan keluarannya adalah 13,8 kV. Kemudian masuk
ke saluran transmisi setelah tegangan ditransformasikan dengan trafo step up
230 kV.
Page 22
3 unit pembangkit gas turbin yang dioperasikan oleh North Duri
an total 300 MW.
17 unit pembangkit gas turbin dioperasikan oleh PG&T, dengan
: Sistem Tenaga Listrik PT Chevron Pacific Indonesia
Sistem transmisi digunakan untuk menyalurkan energi listrik dari
pembangkit ke pusat beban. Karena daya yang disalurkan besar, maka tegangan
rugi tegangan pada
luarannya adalah 13,8 kV. Kemudian masuk
ke saluran transmisi setelah tegangan ditransformasikan dengan trafo step up
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 23
Tegangan transmisi tenaga listrik yang digunakan sistem tenaga listrik di
PT Chevron Pacific Indonesia adalah 230 kV, 115 kV, dan 44 kV. Konfigurasi
sistem transmisi terdiri dari radial transmission line (saluran transmisi radial) dan
looping transmission lines (saluran transmisi looping), dengan konfigurasi 44 kV
single, 115 kV single, 115 kV bundle (double), dan 230 kV bundle.
Saluran transmisi yang dimiliki oleh PT Chevron Pacific Indonesia adalah:
Saluran transmisi 230 kV sepanjang 128 km
Saluran transmisi 115 kV sepanjang 536 km
Saluran transmisi 44 kV sepanjang 105 km
Dalam sistem transmisi PT Chevron Pacific Indonesia menggunakan
konfigurasi satu setengah bus dan konfigurasi ring bus. Yang menggunakan
konfigurasi satu setengah bus adalah North Duri, Central Duri, Kota Batak
Junction (KBJ), dan Minas. Sedangkan yang menggunakan Ring Bus adalah Duri,
5B, dan pada ring bus 230 kV.
2.6.2.3 Sistem Distribusi
Sistem distribusi menggunakan tegangan 13,8 kV dan 110 V. Dan
beberapa lokasi ada yang menggunakan 4,16 kV, seperti di Dumai dan Rumbai.
Untuk beban kantor dan perumahan menggunakan tegangan 110 V fase to netral
atau 208 V fase to fase. Sedangkan untuk memberikan suplai ke mesin-mesin
industri menggunakan tegangan 13,8 kV.
Saluran distribusi yang dimiliki oleh PT. Chevron Pacific Indonesia
adalah:
Saluran distribusi 13,8 kV sepanjang 1742 km
Saluran distribusi 4,16 kV sepanjang 50 km
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 24
Dan sistem distribusi tenaga listrik di PT Chevron Pacific Indonesia
memiliki sekitar 8000 transformer.
2.6.2.4 Substation
Dalam sistem transmisi dan distribusi terdapat substation yang berguna
untuk mengubah tegangan yang ditransmisikan atau didistribusikan. Di dalam
substation terdapat berbagai peralatan sistem tenaga, yaitu transformator, voltage
regulator, perlengkapan proteksi, bus bar, switch, lightning arrester, dan lainnya.
2.6.2.5 Hotline Work
Hotline work adalah metode kerja perbaikan atau penyambungan jaringan
tegangan tinggi tanpa mematikan aliran listrik. Tujuan penggunaan metode ini
adalah :
Untuk menghindari kehilangan produksi minyak mentah apabila
diperlukan adanya perbaikan dan perawatan atau penyambungan sistem
tenaga listrik.
Untuk menghindari terhentinya seluruh kegiatan di kantor-kantor,
perumahan, dan semua fasilitas yang ada.
Dengan dikeluarkannya izin melakukan hotline work oleh migas kepada
PT Chevron Pacific Indonesia, maka pemutusan arus listrik untuk keperluan
perawatan jaringan transmisi dan distribusi dapat dikurangi atau dihindari sama
sekali.
Ada tiga metode yang digunakan pada hot line work :
Metode hot stick (tongkat berisolasi tinggi)
Metode hand glove (dengan sarung tangan)
Metode hand bare (pegangan langsung)
Yang digunakan PT Chevron Pacific Indonesia adalah metode hot stick
dan hand bare. Metode hot stick digunakan pada tegangan 115 kV, 44kV, 13,8
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 25
kV, atau lebih kecil. Sedangkan metode hand bare dilakukan pada tegangan
230kV. Metode hand bare dipilih untuk jaringan 230 kV karena metode hand stick
dirasa tidak efektif. Berikut alasan tidak digunakannya metode hot stick pada
jaringan 230kV.
Jarak konduktor dengan pekerja yang berjauhan
Tongkat yang dibutuhkan semakin panjang dan berat
Jumlah isolator yang dibutuhkan semakin banyak sehingga semakin berat
Pada metode hand bare petugas menggunakan pakaian khusus, yaitu
Conduct suit lengkap dengan baju, celana, kaus kaki, sepatu, sarung tangan, dan
penutup kepala. Prinsip alamiah yang digunakan adalah memegang kawat satu
fasa saja, seperti burung yang bertengger pada kawat tegangan tinggi.
2.6.2.6 Supervisory Control & Data Acquistion (SCADA)
Sistem SCADA ini adalah sebuah sistem pengawasan jaringan listrik pada
remote area dan pengambilan data-data parameter jaringan yang terpusat untuk
memudahkan kontrol. Daerah instalasi jaringan listrik yang luas memerlukan
suatu kontrol atau koordinasi ang baik agar semua peralatan yang teradapat dalam
sistem dapat bekerja secara simultan dan memuaskan. Sistem kontrol ini
diperlukan agar kinerja sistem dapat dipantau dari jarak jauh dan dapat mengisolir
gangguan dari jarak jauh juga.
SCADA untuk seluruh sistem tenaga listrik di PT Chevron Pacfic
Indonesia berada di Duri, tepatnya di kantor PG&T Duri. Dari SCADA seluruh
sistem tenaga listrik di PT Chevron Pacific Indonesia dapat diamati. Jika ada
gangguan atau kondisi abnormal di suatu lokasi, maka akan memberikan tanda ke
SCADA sehingga bisa dilakukan tindakan untuk kondisi tersebut.
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara
3.1. Umum
Transformator
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu besaran ke besaran tertentu,
dalam hal ini yaitu arus dan tegangan. Tidak seperti halnya generator dan motor,
transformator tidak mengubah suatu energ
hanya mengubah besarannya. secara umum trafo juga dibagi menjadi 2 bagian
belitan utama yaitu belitan primer yang merupakan belitan yang langsung
menerima suplai dari sumber dan bagian sekunder
sistem berikutnya.
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetis.
Apabila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber
tegangan AC, maka akan timbul arus sehingga inti
Arus tersebut akan menimbulkan flux yang berubah
menurut fungsi waktu. Dengan adanya perubahan flux pada kumparan primer
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara
BAB III
TRANSFORMATOR
Transformator merupakan suatu peralatan listrik statis yang berfungsi
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu besaran ke besaran tertentu,
dalam hal ini yaitu arus dan tegangan. Tidak seperti halnya generator dan motor,
transformator tidak mengubah suatu energi ke bentuk energi lainya namun trafo
hanya mengubah besarannya. secara umum trafo juga dibagi menjadi 2 bagian
belitan utama yaitu belitan primer yang merupakan belitan yang langsung
menerima suplai dari sumber dan bagian sekunder yang akan meneruskan ke
Gambar 3.1: Prinsip kerja
Transformator
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetis.
Apabila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber
tegangan AC, maka akan timbul arus sehingga inti besi akan bersifat magnet.
Arus tersebut akan menimbulkan flux yang berubah-ubah secara sinusoidal
menurut fungsi waktu. Dengan adanya perubahan flux pada kumparan primer
Page 26
yang berfungsi
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu besaran ke besaran tertentu,
dalam hal ini yaitu arus dan tegangan. Tidak seperti halnya generator dan motor,
i ke bentuk energi lainya namun trafo
hanya mengubah besarannya. secara umum trafo juga dibagi menjadi 2 bagian
belitan utama yaitu belitan primer yang merupakan belitan yang langsung
yang akan meneruskan ke
Gambar 3.1: Prinsip kerja
Transformator
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetis.
Apabila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber
besi akan bersifat magnet.
ubah secara sinusoidal
menurut fungsi waktu. Dengan adanya perubahan flux pada kumparan primer,
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 27
maka sesuai dengan prinsip induksi elektromagnetis akan timbul GGL induksi
yang akan menginduksikan belitan sekunder.
Ratio atau perbandingan antara tegangan dan jumlah belitan disebut
dengan perbandingan transformasi (turn ratio). Bila jumlah belitan pada sisi
sekunder lebih besar daripada jumlah belitan pada sisi primer maka tegangan pada
sisi sekunderpun akan lebih tinggi dibanding pada sisi primer, demikian
sebaliknya. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Ns = jumlah belitan sekunder Ep = Tegangan pada sisi Primer
Np= Jumlah belitan primer Es = Tegangan pada sisi Sekunder
Belitan primer adalah sisi penerima tegangan, namun tidak selalu dalam
bentuk tegangan tinggi. Bila ratio transformator 10:1 maka trafo tersebut adalah
transformator penurun tegangan (step down transformer) dan jika ratio
transformator adalah 1:10 maka merupakan transformator penaik tegangan (step-
up transformator).
= Es
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 28
3.2. Bagian-Bagian Transformator
3.2.1 Bagian Utama :
3.2.1a. Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalannya fluksi yang ditimbulkan
oleh arus listrik yang melalui kumparan. Inti besi dibuat dari lempengan-
lempengan besi tipis yang berisolasi untuk mengurangi panas ( sebagai rugi-rugi
besi ) yang ditimbulkan oleh eddy current.
Jenis-jenis inti besi (Core) :
Stacking core
Step leg/Cut wound core
Continous/No cut wound core
Material core: Silicon steel
Gambar 3.2: berbagai bentuk inti trafo
3.2.1b. Kumparan Transformator
Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan. Kumparan
tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun bagian lain dengan isolasi padat
seperti karton, pertinax, dll. Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan
sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan arus bolak-balik
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 29
maka pada kumparan tersebut timbul fluksi yang menginduksikan tegangan/arus
bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi yang menginduksikan
tegangan. Bila pada rangkaian sekunder ditutup ( rangkaian beban) maka akan
mengalir arus pada kumparan ini. Jadi kumparan berfungsi sebagai alat
transformasi tegangan dan arus.
3.2.1c. Kumparan Tertier
Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau
untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu
dihubungkan delta. Kumparan tertier sering dipergunakan juga untuk
penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt
dan reactor shunt, namun demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan
tertier.
3.2.1d. Minyak Transformator
Sebagian besar trafo tenaga, kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam
minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar. Karena minyak
trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat
pula sebagai isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai
media pendingin dan isolasi. Untuk minyak trafo harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
kekuatan isolasi tegangan tinggi
penyalur panas yang baik dengan berat jenis yang kecil, sehingga partikel-
partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik
titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap karna dapat membahayakan
tidak merusak bahan isolasi padat
sifat kimia yang stabil.
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara
Oil filled transformer dapat dirancang untuk kapasitas yang besar dengan
operating voltage sampai 500 KV.
yang dipakai adalah Askarel dan Transil.
isolasi yang tinggi. Sekarang jenis minyak ini dilarang untuk di pakai, karena
mengandung PCB yang berbahaya terhadap kesehatan manusia. Sebagai
penggantinya dipakai jenis minyak mineral yang bernama Diala / Nienas
Gambar 3.3 : Tank penyimpanan minyak traf
3.2.1e. Bushing
Gambar 3.4 : Bushing pada Transformator
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara
transformer dapat dirancang untuk kapasitas yang besar dengan
operating voltage sampai 500 KV. Pada jaman dahulu jenis minyak transformer
Askarel dan Transil. Jenis minyak ini mempunyai daya
Sekarang jenis minyak ini dilarang untuk di pakai, karena
mengandung PCB yang berbahaya terhadap kesehatan manusia. Sebagai
penggantinya dipakai jenis minyak mineral yang bernama Diala / Nienas
Tank penyimpanan minyak trafo
: Bushing pada Transformator
Page 30
transformer dapat dirancang untuk kapasitas yang besar dengan
Pada jaman dahulu jenis minyak transformer
Jenis minyak ini mempunyai daya
Sekarang jenis minyak ini dilarang untuk di pakai, karena
mengandung PCB yang berbahaya terhadap kesehatan manusia. Sebagai
penggantinya dipakai jenis minyak mineral yang bernama Diala / Nienas
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara Page 31
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar dihubungkan melalui
sebuah busing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator , yang
berfungsi juga sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.
3.2.1f. Tangki dan Konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak berada
(ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki
dilengkapi dengan konservator. Ada beberpa jenis tangki diantaranya :
1. Jenis Sirip
Badan tanki terbuat dari gulungan pelat baja dingin yang menjalani
penekukan, pemotongan dan proses pengelasan otomatis, untuk membentuk badan
tangki bersirip dengan siripnya berfungsi sebagai radiator pendingin dan alat
bernapas pada saat yang sama. Tutup dan dasar tangki terbuat dari gulungan plat
baza yang kemudian dilas sambung kepada badan tangki bersirip membentuk
tangki corrugated ini. Umumnya transformator di bawah 4000 kVA dibuat
dengaan bentuk tangki coorugated.
2. Jenis tangki conventional beradiator
Jenis tangki terdiri dari bagian tangki yang tertutup yang terbuat dari mild stee
plate (gulungan plat baza panas) ditekuk dan dilas untuk dibangun sesuai dimensi
yang diinginkan, sedang radiator jenis panel terbuat dari gulungan pelat baza
dingin (cold rolled sheets). Transformator ini umumnya dilengkapi dengan
konsevator dan digunakan untuk 25.000 kVA.
3. Hermatically sealed tank with N2 cushined
Tipe tangki ini sama dengan jenis conventional, tetapi di atas permukaan minyak
terdapat gas nitrogen untuk mencegah kontak antara minyak dengan udara luar.
Laporan Kerja Praktekdi PT. Chevron Pacific Indonesia
Ramli Hardiman Situmeang (070402084)Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.5 : jenis-jenis tangki transformator
3.2.2 Peralatan Bantu
3.2.2a. Pendingin
Pada inti besi dan kumparan
besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut
yang berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi
kenaikan suhu yang berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem
pendinginan untuk menyalurkan panas yang timbul pada trafo.
Media yang digu
minyak dan air. Pengalirannya( sirkulasi) dapat dengan cara :