Top Banner
SOSIOLOGI HUKUM SOSIOLOGI HUKUM Prof. Dr. Tb. Ronny Rahman Nitibaskara Dr. Bambang Widodo Umar
101
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 5. Sosiologi Hukum 2

SOSIOLOGI SOSIOLOGI HUKUMHUKUM

Prof. Dr. Tb. Ronny Rahman NitibaskaraDr. Bambang Widodo Umar

Page 2: 5. Sosiologi Hukum 2

BUKU ACUAN :

• A.A.G. Peters & Koesriani. 1988. Hukum & Perkembangan Sosisl.I, II, III. Pustaka Sinar Hrapan. Jakarta.

• Alvin S. Johnson. Sosiologi Hukum. Rineka Cipta. Jakarta.• Kelly H. Delos.1979. Deviant Behavior. St. Marti’s Press. New York.• Soerjono Soekanto. 1994. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. PT. Raya

Grafindo Persada . Jakarta.• Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2001. Catatan Kriminalitas.

Jayabaya University Press. Jakarta.• Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2001. Ketika Kejahatan Berdaulat.

Peradaban. Jakarta.• Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2002. Paradoksal Konflik dan

Otonomi Daerah. Peradaban. Jakarta.• Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara, 2006. Tegakan Hukum, Gunakan

Hukum, Gramedia. Jakarta.

Page 3: 5. Sosiologi Hukum 2

MODUL BELAJARMODUL BELAJAR

1.Pemahaman Sosiologi Hukum2.Pendekatan Sosiologi Hukum3.Hukum & Moralitas4.Hukum Modern & Rasional5.Hukum & Keadilan Sosial6.Hukum Dalam Konteks Perubahan

Sosial7.Teori-teori Sosiologi Hukum8.Realita Penegakan Hukum9.Supremasi Hukum

Page 4: 5. Sosiologi Hukum 2

ARTI SOSIOLOGI HUKUMARTI SOSIOLOGI HUKUM

• Ilmu pengetahuan ttg interaksi manusia yg berkaitan dg hukum dlm kehidupan bermasyarakat.

PEMAHAMANNYA :• Interaksi Manusia mengandung tiga unsur, yaitu :

Tindakan (act), sesuatu (thing), dan makna (meaning).

• Hukum yg dimaksud bukan saja hukum dlm arti tertulis tetapi juga yg tidak tertulis, baik menyangkut falsafah, intelektualitas, maupun jiwa yg melatar belakangi penerapan hukum.

Page 5: 5. Sosiologi Hukum 2

MASYARAKAT

NORMANORMA

UKURAN TTG SEJUMLAH PERI-LAKU YG DITERIMA & DISEPA-KATI SECARA UMUM OLEH MASYARAKAT(VOLKWAYS, MORES, CUSTOMS, LAWS).

BENTUK-BENTUK INTERELASI INDIVIDU DLM MASYARAKATAT:

KERJASAMA (COOPERATION), PENYESUAIAN (ACCOMODATION), PERSAINGAN (COMPETATION), PERTENTANGAN (CONFLICT),

PENGUASAAN (DOMINATION).

NILAINILAI

MENTALITA (AKTIVITAS JIWA, CARA BERFIKIR, BERPERASAAN)YG TERBENTUK DR PERILAKUMANUSIA MENJADI SEJUMLAHANGGAPAN

Page 6: 5. Sosiologi Hukum 2

PERKEMBANGAN HUKUM DI DLM MASYARAKAT

• Merupakan himpunan moralitas & wahana utk mencapai cita2 sosial (Durkheim). Masa itu hk dianggap satu-satunya perekat sosial.

• Hukum sbg alat paksa pemegang kekuasaan, dipengaruhi olh kepentingan ideal, material, dan kepentingan kelompok-2 dlm masyarakat shg menjadi struktur sosial (Weber).

• Masyarakat sll berubah, keberadaan hukum hrs mengabdi kpd kepentingan rakyat utk menekan kaum borjuis (Karl Marx).

Page 7: 5. Sosiologi Hukum 2

MANFAAT MEMPELAJARI SOSIOLOGI MANFAAT MEMPELAJARI SOSIOLOGI HUKUMHUKUM

• Mengetahui dan memahami perkembangan hukum positif Mengetahui dan memahami perkembangan hukum positif (tertulis/tdk tertulis) di dlm ngr/masyarakat.(tertulis/tdk tertulis) di dlm ngr/masyarakat.

• Mengetahui efektifitas berlakunya hukum positif di dalam Mengetahui efektifitas berlakunya hukum positif di dalam masyarakat.masyarakat.

• Mampu menganalisis penerapan hukum di dalam Mampu menganalisis penerapan hukum di dalam masyarakat.masyarakat.

• Mampu mengkonstruksikan fenomena hukum yg terjadi di Mampu mengkonstruksikan fenomena hukum yg terjadi di masyarakat.masyarakat.

• Mampu mempetakan masalah-masalah sosial dalam kaitan Mampu mempetakan masalah-masalah sosial dalam kaitan dengan penerapan hukum di masyarakat.dengan penerapan hukum di masyarakat.

Page 8: 5. Sosiologi Hukum 2

KOMPONEN QUID JURIS QUID FACTI

Fokus Peraturan-Peraturan Struktur Sosial Proses Logika Akal budi Orientasi Kepentingan Moral Perspektif Seragam Bervariasi Kegunaan Praktis Alamiah Tujuan Pengendalian Keseimbangan

PENGEMBANGAN HK TDK TERLEPAS DR ASPEK NORMATIF DAN SOSIOLOGIS. DALAM KENYATAAN KEDUA MODEL TSB SALING

TERKAIT, SALING MELENGKAPI, DAN SALING KONTRADIKSI DLM APLIKASI

PENDEKATAN SOSIOLOGI HUKUM PENDEKATAN SOSIOLOGI HUKUM (Malinowski)(Malinowski)

Page 9: 5. Sosiologi Hukum 2

• Hukum memiliki jangkuan luas dlm Hukum memiliki jangkuan luas dlm kehidupan. Pakar/ oraktisi hukum cenderung kehidupan. Pakar/ oraktisi hukum cenderung berorientasi ke “quit juris” (kebenaran berorientasi ke “quit juris” (kebenaran normatif).normatif).

• Masyarakat – potensi harmoni – konflik. Masyarakat – potensi harmoni – konflik. Pakar sosiologi cenderung nerorientasi ke Pakar sosiologi cenderung nerorientasi ke “quid facti” (kebenaran empiris).“quid facti” (kebenaran empiris).

• Kebenaran : ditentukan olh kekuasaan atau Kebenaran : ditentukan olh kekuasaan atau disahkan olh sistem politik.disahkan olh sistem politik.

• Kebenaran sosiologi hkm: kesesuaian Kebenaran sosiologi hkm: kesesuaian antara fakta empiris dg teori yg dijadikan antara fakta empiris dg teori yg dijadikan ukuran utk melihat kebenaran.ukuran utk melihat kebenaran.

Page 10: 5. Sosiologi Hukum 2

PERILAKU NORMATIFPERILAKU NORMATIF(Emile Durkheim)(Emile Durkheim)

ATMOSPHERESuasana

STRUKTUR

FUNGSI/TUGAS

PRESSUREDesakan

Pengembangan&

Pemeliharaan

UNITYKekompakan

LEMBAGAPENEGAK HUKUM

KEPATUHANHUKUM

KEWIBAWAAN HUKUM

Page 11: 5. Sosiologi Hukum 2

TERPOLAINSTRUMENTAL

PENDEKATANSOSIOLOGIS

KRITISKREATIF

OBYEKTIF SUBYEKTIF

PERILAKU

Page 12: 5. Sosiologi Hukum 2

PERILAKU SOSIOLOGISPERILAKU SOSIOLOGIS(Emile Durkheim)(Emile Durkheim)

PER

ILA

KU

MA

SA

LA

LU

PER

ILA

KU

MA

SA

DA

TA

NG

PER

ILAKU T

ERAPAN• Apa yg jadi motif

• Bgm pola perilakunya• Apa ciri individu

• Mengarahkan• Mengubah• Mengendalikan

Anda tdk dpt

Memukul bola

Jk hanya bljr dr

buku• Memcoba

• Mempraktekkan

POTENSIMANUSIA

• Kepaduan (cohesiveness)• Komitmen (commitment)

Ikut serta / tdk sibuk dg kegiatan sendiri

Page 13: 5. Sosiologi Hukum 2

• Substansi hukum meliputi : aturan, norma, & pola Substansi hukum meliputi : aturan, norma, & pola perilaku (hk yg tertulis & hk yg berlaku – hidup dalam perilaku (hk yg tertulis & hk yg berlaku – hidup dalam masyarakat). masyarakat).

• Struktur Hukum meliputi : tatanan daripada elemen Struktur Hukum meliputi : tatanan daripada elemen lembaga hukum (kerangka organisasi & tingkatan dr lembaga hukum (kerangka organisasi & tingkatan dr lembaga kepolisian, kejaksaan, kehakiman, lembaga kepolisian, kejaksaan, kehakiman, pemasyarakatan, kepengacaraan). pemasyarakatan, kepengacaraan).

• Budaya hukum meliputi : nilai-nilai, norma-norma & Budaya hukum meliputi : nilai-nilai, norma-norma & lembaga-lembaga yg menjadi dasar daripada sikap lembaga-lembaga yg menjadi dasar daripada sikap perilaku hamba hukum.perilaku hamba hukum.

SISTEM HUKUMSISTEM HUKUM

(Friedman)(Friedman)

Adl seperangkat operasional hukum yg meliputi Adl seperangkat operasional hukum yg meliputi sub-sistem hk, struktur hukum, & budaya hukumsub-sistem hk, struktur hukum, & budaya hukum

Page 14: 5. Sosiologi Hukum 2

RAGAM SISTEM HUKUMRAGAM SISTEM HUKUM (Eric L. Ricgard)(Eric L. Ricgard)

• Civil law (Eropa Kontinental) : hukum berdasarkan kode Civil law (Eropa Kontinental) : hukum berdasarkan kode sipil yg terkodifikasi.sipil yg terkodifikasi.

• Common law (Anglo Saxon) : hukum berdasarkan Common law (Anglo Saxon) : hukum berdasarkan kebiasaan.kebiasaan.

• Islamic Law (Timur Tengah) : hukum berdasarkan Islamic Law (Timur Tengah) : hukum berdasarkan Syariah Islam yg bersumber dari Al-Quran & Hadis.Syariah Islam yg bersumber dari Al-Quran & Hadis.

• Socialist law : hukum yg mendasari kepentingan umum.Socialist law : hukum yg mendasari kepentingan umum.• Far East law (Timur Jauh) : hukum berdasarkan Far East law (Timur Jauh) : hukum berdasarkan

perpaduan antara civil law, cammon law, dan hukum perpaduan antara civil law, cammon law, dan hukum Islam. Islam.

Page 15: 5. Sosiologi Hukum 2

FUNGSI HUKUM DI DLM MASYARAKAT1. SBG SARANA KONTROL SOSIAL. Suatu proses yg dilakukan utk mempengaruhi orang-2 agar

berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yg disepakati bersama. Kontrol sosial dijalankan dg menggerakkan bbrg aktivitas alat ngr utk mempertahankan pola hubungan & kaedah-2 yg ada.

2. Pendekatan Autonomy. Fokusnya adl kajian thd ideologi, prinsip-2, doktrin-2, dik prof

hk yg mandiri dkm kaitan manajmen, orgs dll.3. SBG SARANA REKAYASA SOSIAL. Suatu proses yg dilakukan utk mengubah perilaku

masyarakat, bukan utk memecahkan masalah sosial.4. Pendekatan value free. Fokusnya adl kajian tgd isu-2 ttg keadilan kelas, pola-2

diskriminasi rasial. Hk dlm upy pemecahan mslh sosial spt kemiskinan, kelas pekerja, jender, anak-2, manula & gol yg tertindas.

Page 16: 5. Sosiologi Hukum 2

INTERDEPENDENSI HUKUMINTERDEPENDENSI HUKUM

1.1. Hukum dg Organisasi.Hukum dg Organisasi.

2.2. Hukum & keadilan sosial.Hukum & keadilan sosial.

3.3. Hukum & kekuasaan.Hukum & kekuasaan.

Page 17: 5. Sosiologi Hukum 2

INTERDEPENDENSI HUKUM DG INTERDEPENDENSI HUKUM DG ORGANISASIORGANISASI

HUKUM

ORGANISASI

Input ke dlmorganisasiadl inputbagi peraturan

Out put dari organisasi adl out put bagiperaturan

Page 18: 5. Sosiologi Hukum 2

INTERDEPENDENSI HUKUM DG INTERDEPENDENSI HUKUM DG KEADILAN SOSIALKEADILAN SOSIAL

MASYARAKAT

INDIVIDU

INDIVIDU

MASYARAKAT

perilaku individu +

perilaku organisasi -

Tuntutan individu -

Berbagai inisiatif & kreatif +

kesejahteraan > 0

kesejahteraan < 0

Kontribusi warga masyarakat +

Berbagai pembatasan sikap perilaku -

Page 19: 5. Sosiologi Hukum 2

INTERDEPENDENSI HUKUM DG INTERDEPENDENSI HUKUM DG KEKUASAANKEKUASAAN

H U K U M

KEKUASAAN

Kelangsungan hidup individu tergantung daripada kuatnya hukum

Intput lemahnyaHukum adl outputmenguatnyakekuasaan

Input menguatnyaHukum adl Output melemahnyakekuasaan

Page 20: 5. Sosiologi Hukum 2

HUKUM DAN MORALITASHUKUM DAN MORALITAS(Emile Durkheim)(Emile Durkheim)

MoralitasMasyarakatmilieu

MasyarakatSui genneris

Disiplin Otonomi

Ilmu

Keteraturantindakan

Keterikatankelompok

Otoritas

KepentinganKolektif

Page 21: 5. Sosiologi Hukum 2

HUKUM DLM KONTEKS PERUBAHAN SOSIALHUKUM DLM KONTEKS PERUBAHAN SOSIAL

S O L I D A R I T A S S O S I A L

KESADARAN KOLEKTIF(Collective Conscience)

M E K A N I SMasy.sederhana

O R G A N I S

HUKUM REPRESIF HUKUM RESTITUTIF

Masyarakat segmental

Masyarakat modern

Page 22: 5. Sosiologi Hukum 2

PERUBAHAN SOSIAL PERUBAHAN SOSIAL vs vs NETRALITASNETRALITAS HUKUMHUKUM

TUJUAN HUKUM

1. KEADILAN SOSIAL

2. KEBENARAN

3. KEMANFAATAN SOSIAL

ARUS POLITIK GLOBAL

PEMBANGUNAN NAS

PERUBAHAN SOSIAL

MASALAH SOSIAL

NETRALITAS HUKUM

Page 23: 5. Sosiologi Hukum 2

FENOMENA SOSIOLOGI HUKUMFENOMENA SOSIOLOGI HUKUM • Hak atas non-diskriminasi (atas dasar jenis kelamin, Hak atas non-diskriminasi (atas dasar jenis kelamin,

gender, dan /atau kemampuan melahirkan anak, ras, gender, dan /atau kemampuan melahirkan anak, ras, kebangsaaan dst)kebangsaaan dst)

• Hak atas perlakuan sama antara laki-laki dan Hak atas perlakuan sama antara laki-laki dan perempuan (dalam bidang khusus, seperti lapangan perempuan (dalam bidang khusus, seperti lapangan kerja, sistem peradilan dll)kerja, sistem peradilan dll)

• Hak untuk bebas dari kekerasanHak untuk bebas dari kekerasan• Hak sipil dan politik lainnya (berkumpul, mengelaurkan Hak sipil dan politik lainnya (berkumpul, mengelaurkan

pendapat dll)pendapat dll)• Hak atas pembagian waris bagi wanita.Hak atas pembagian waris bagi wanita.• Perubahan tata-nilai dlm kesenian (musik)Perubahan tata-nilai dlm kesenian (musik)• Perkawinan sesasama jenis. dllPerkawinan sesasama jenis. dll

Page 24: 5. Sosiologi Hukum 2

HUKUM SBG ALAT KEJAHATAN

Law as a tool of crime, perbuatan jahat dg menggunakan hukum sbg alatnya sulit dilacak karena diselubungi olh hk dan berada dlm hukum.

Judicial activism

Kecendrungan hakim mengembangkan atau memperluas pengertian hukum & peraturan konstitusi yg berlaku dgn gunakan interpretsi hukum mnrt pendapatnya

Kecendrungan para penegak hukum utk mengarah ke upaya memperluas/mempersempit pengertian peraturan hkm & ketetapan konstitusi diluar kehendak pembuat peraturan hukum & ketetapan tsb

Page 25: 5. Sosiologi Hukum 2

• Judicial crimeJudicial crime

Kejahatan yg dilakukan aparat penegak hukum, Kejahatan yg dilakukan aparat penegak hukum, yg salah guanakn jabatan yg buat org yg salah guanakn jabatan yg buat org bersalah atau tidak.bersalah atau tidak.

• Criminal lawyer, jadi langganan para penjahat Criminal lawyer, jadi langganan para penjahat &penjahat terorganisir. =>merekayasa alibi, &penjahat terorganisir. =>merekayasa alibi, pengaruhi polisi dlm buat berita acara, pengaruhi polisi dlm buat berita acara, menakuti saksi, menyuap hakim, ancam menakuti saksi, menyuap hakim, ancam hakimhakim

Page 26: 5. Sosiologi Hukum 2

Extra judicial crimeExtra judicial crime

• Lembaga yg terbentuk krn ketidakpuasan Lembaga yg terbentuk krn ketidakpuasan masy thdp kinerja penegak hukummasy thdp kinerja penegak hukum

• Masy tdk percaya integritas moral para Masy tdk percaya integritas moral para penegak hkm krn aparat tlah lakukan salgun penegak hkm krn aparat tlah lakukan salgun wewenang wewenang

Page 27: 5. Sosiologi Hukum 2

MASALAH SOSIALMASALAH SOSIAL

Secara umum masalah sosial merupakan penyimpangan Secara umum masalah sosial merupakan penyimpangan perilaku individu maupun lembaga di dalam masyarakat perilaku individu maupun lembaga di dalam masyarakat yg dirasakan mengganggu, berbahaya dan merugikan yg dirasakan mengganggu, berbahaya dan merugikan bagi kepentingan orang banyak atau masyarakat umum.bagi kepentingan orang banyak atau masyarakat umum.

BIDANG-BIDANG PERMASALAHAN SOSBIDANG-BIDANG PERMASALAHAN SOSIALIAL : :

1.1. Folkways Folkways →→ Perangkat peran - Fungsi lembaga. Perangkat peran - Fungsi lembaga.

2.2. Mores Mores →→ Perilaku peran - Peran lembaga. Perilaku peran - Peran lembaga.

3.3. Customs Customs →→ Kegagalan berperan - Pros pelembagan. Kegagalan berperan - Pros pelembagan.

4.4. Laws Laws →→ Konflik peran - Kepentingan - Konflik peran - Kepentingan -

lembaga.lembaga.

Page 28: 5. Sosiologi Hukum 2

ALIENASI ALIENASI (Ketidakberdayaan, ketidakberartian, (Ketidakberdayaan, ketidakberartian,

ketiadaan norma, keterpencilan, ketiadaan norma, keterpencilan, keterasingan, ketidakseimbangan diri)keterasingan, ketidakseimbangan diri)

Keterasingan diri atas karyanya di dlm Keterasingan diri atas karyanya di dlm masyarakat atau kelompok, disertai masyarakat atau kelompok, disertai perasaan tanpa norma, tanpa arti, tanpa perasaan tanpa norma, tanpa arti, tanpa daya, tanpa kemampuan, tanpa perhatian, daya, tanpa kemampuan, tanpa perhatian, merasa rendah diri, terisolasi, dan tersingkir merasa rendah diri, terisolasi, dan tersingkir dlm kehidupan.dlm kehidupan.

Page 29: 5. Sosiologi Hukum 2

A N O M IA N O M I• Kondisi masyarakat yang tidak memiliki Kondisi masyarakat yang tidak memiliki

seperangkat norma dan sistem nilai yang seperangkat norma dan sistem nilai yang dihayati kebenarannya, berlaku scr konsisten, dihayati kebenarannya, berlaku scr konsisten, dan digunakan sebagai pedoman oleh warga dan digunakan sebagai pedoman oleh warga masyarakatnya. masyarakatnya.

• Nilai-nilai lama telah ditinggalkan sedangkan Nilai-nilai lama telah ditinggalkan sedangkan nilai baru belum terbentuk.nilai baru belum terbentuk.

• Cara menerapkan nilai lama tidak sesuai Cara menerapkan nilai lama tidak sesuai dengan perkembangan, sedangkan cara baru dengan perkembangan, sedangkan cara baru belum ada.belum ada.

Page 30: 5. Sosiologi Hukum 2

ANOMALIANOMALI

• Anomali adalah proses penyimpangan fungsi-Anomali adalah proses penyimpangan fungsi-fungsi lembaga dalam masyarakat yg tdk fungsi lembaga dalam masyarakat yg tdk segera diperbaiki peranannya sehingga segera diperbaiki peranannya sehingga menimbulkan kegalauan atau keadaan anomi. menimbulkan kegalauan atau keadaan anomi.

• Bentuknya berupa pelanggaran thd norma-Bentuknya berupa pelanggaran thd norma-norma sosial yg tlh melembaga atau mapan, norma sosial yg tlh melembaga atau mapan, tidak ada sanksi yg efektif, & tidak melakukan tidak ada sanksi yg efektif, & tidak melakukan perubahan scr substansial cara utk mengatasi perubahan scr substansial cara utk mengatasi masalah.masalah.

Page 31: 5. Sosiologi Hukum 2

INVOLUSIINVOLUSI• Involusi adalah kemunduran, kemerosotan kebudayaan Involusi adalah kemunduran, kemerosotan kebudayaan

kr ketidakseimbangan yang terjadi di dalam kehidupan kr ketidakseimbangan yang terjadi di dalam kehidupan sosial sudah mencapai bentuk yang pasti, namun tidak sosial sudah mencapai bentuk yang pasti, namun tidak berhasil diseimbangkan atau diubah menjadi suatu pola berhasil diseimbangkan atau diubah menjadi suatu pola baru, justru terus berkembang hingga menjadi semakin baru, justru terus berkembang hingga menjadi semakin rumit.rumit.

• Bentuknya berupa peningkatan teknik melangsungkan Bentuknya berupa peningkatan teknik melangsungkan kehidupan atas dasar ketertutupan (kehidupan atas dasar ketertutupan (exclucivismeexclucivisme), dlm ), dlm konteks mekanisme daya tahan masyarakat (konteks mekanisme daya tahan masyarakat (defence-defence-mechanismemechanisme), hingga sikap sosial mengalami ), hingga sikap sosial mengalami dehumanisasi, kepekaan sosial menghilang, persepsi dehumanisasi, kepekaan sosial menghilang, persepsi sosial menjadi kabur, kebanggan hanya pada lambang-sosial menjadi kabur, kebanggan hanya pada lambang-lambang kesuksesan, mabuk kekuasaan, materi dan lambang kesuksesan, mabuk kekuasaan, materi dan panik panik

Page 32: 5. Sosiologi Hukum 2

POLARISASI POLARISASI

• Proses terjadinya dua lapisan dalam masyarakat Proses terjadinya dua lapisan dalam masyarakat (lapisan atas dan lapisan bawah) yang menunjukkan (lapisan atas dan lapisan bawah) yang menunjukkan perbedaan sikap dan kemampuan dalam merespon perbedaan sikap dan kemampuan dalam merespon ilmu pengetahuan dan teknologi serta hasil-hasil ilmu pengetahuan dan teknologi serta hasil-hasil pembangunan sedemikian rupa, sehingga tingkat pembangunan sedemikian rupa, sehingga tingkat kesejahteraan dan kemampuan kedua lapisan itu jauh kesejahteraan dan kemampuan kedua lapisan itu jauh berbeda.berbeda.

• Bentuk a.l adl kesenjangan dlm kesejahteraan, Bentuk a.l adl kesenjangan dlm kesejahteraan, pendidikan, akses dlm berpolitik dll.pendidikan, akses dlm berpolitik dll.

Page 33: 5. Sosiologi Hukum 2

STEREOTIPESTEREOTIPE

• Kesan (pandangan salah, prasangka) tentang ciri-Kesan (pandangan salah, prasangka) tentang ciri-ciri tertentu (khusus) kelompok luar yang telah ciri tertentu (khusus) kelompok luar yang telah diterima secara luas oleh masyarakat.diterima secara luas oleh masyarakat.

• Citra kaku tentang suatu kelompok ras atau budaya Citra kaku tentang suatu kelompok ras atau budaya yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran citra yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran citra tersebut.tersebut.

• Kecenderungan bahwa sesuatu yang dipercayai Kecenderungan bahwa sesuatu yang dipercayai orang besifat terlalu menyederhanakan dan tidak orang besifat terlalu menyederhanakan dan tidak peka terhadap fakta obyektif.peka terhadap fakta obyektif.

• Stereotype mungkin ada benarnya, tetapi tidak Stereotype mungkin ada benarnya, tetapi tidak seluruhnya benar.seluruhnya benar.

Page 34: 5. Sosiologi Hukum 2

PATOLOGI SOSIALPATOLOGI SOSIAL

• Semua tingkah laku yg bertentangan dg norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesedarhanaan, moralitas, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin, kebaikan dan hukum formal (Penyakit Masyarakat).

• Perkembangan tdk seimbang dr macam-2 bag kebudayaan, shg melahirkan kesenjangan sosial, kelambatan kultural (cultur lag), disorganisasi sosial, hingga disintegrasi sosial.

• Inter-dependensi antara disorganisasi sosial dan lingkungan budaya yg buruk merupakan rangsangan bagi orang normal menjadi sakit sosial (sosiopatik).

• Bentuknya : Kemiskinan, Kejahatan, Pelacuran, Alkoholisme, Narkotika, Perjugian, Pelacuran

Page 35: 5. Sosiologi Hukum 2

EROSION PATRON-CLIENT BOND EROSION PATRON-CLIENT BOND

Pengikisan hubungan ketergantungan antara Pengikisan hubungan ketergantungan antara KlienKlien (yang dipimpin, dilindungi, anggota) (yang dipimpin, dilindungi, anggota) terhadap terhadap PatronPatron (Pelindung, Pemimpin) (Pelindung, Pemimpin) disebabkan oleh menguatnya nilai kesadaran disebabkan oleh menguatnya nilai kesadaran rasional di satu sisi, di sisi laian melemahnya rasional di satu sisi, di sisi laian melemahnya nilai ketauladanan dan rasa tanggungjawab) nilai ketauladanan dan rasa tanggungjawab) Patron Patron sbg pengaruh dr orientasi materi yg sbg pengaruh dr orientasi materi yg menonjol, serta berfikir dan bertindak scr menonjol, serta berfikir dan bertindak scr ekonomis. ekonomis.

Page 36: 5. Sosiologi Hukum 2

K R I S I S K R I S I S

• Krisis adalah proses melemahnya daya Krisis adalah proses melemahnya daya pengikat sosial berupa nilai-nilai, lembaga-pengikat sosial berupa nilai-nilai, lembaga-lembaga, fungsi-fungsi, status-status, peranan-lembaga, fungsi-fungsi, status-status, peranan-peranan, mekanisme, cara-cara hidup dalam peranan, mekanisme, cara-cara hidup dalam masyarakat masyarakat

• Bentuknya berupa kontradiksi-kontradiksi sikap Bentuknya berupa kontradiksi-kontradiksi sikap dan tindakan dlm bentuk arogan, brutal, dan tindakan dlm bentuk arogan, brutal, agresif, anarkhi di masyarakat dalam agresif, anarkhi di masyarakat dalam menghadapi setiap kebijakan yg dianggap tidak menghadapi setiap kebijakan yg dianggap tidak selaras dengan pendapat umumselaras dengan pendapat umum

Page 37: 5. Sosiologi Hukum 2

C R I M EC R I M E

• Crime is societal problem not criminal justice Crime is societal problem not criminal justice problemproblem (Radcliff Brown). (Radcliff Brown).

• Tindakan yang bertentangan dg rasa solidaritas Tindakan yang bertentangan dg rasa solidaritas kelompok (Thomas). kelompok (Thomas).

• Pelanggaran thd perasaan ttg kasihan dan kejujuran Pelanggaran thd perasaan ttg kasihan dan kejujuran (Garofalo).(Garofalo).

• Konsep kejahatan sering dilihat dr aspek Konsep kejahatan sering dilihat dr aspek kegarangan tindakan (Feloni = kejahatan serius; kegarangan tindakan (Feloni = kejahatan serius; Misdemeanor = kejahatan yg kurang serius)Misdemeanor = kejahatan yg kurang serius)

Page 38: 5. Sosiologi Hukum 2

Organized CrimeOrganized Crime : Suatu tindak kejahatan yg : Suatu tindak kejahatan yg dilakukan oleh sekelompok orang scr sistematis dilakukan oleh sekelompok orang scr sistematis (semacam modus operandi).(semacam modus operandi).Criminal OrganizationCriminal Organization : Suatu organisasi yg : Suatu organisasi yg didirikan oleh para penjahat utk mengoptimalkan didirikan oleh para penjahat utk mengoptimalkan pencapaian tujuan (punya struktur organisasi yg pencapaian tujuan (punya struktur organisasi yg jelas, memiliki keanggotaan tetap, menggunakan jelas, memiliki keanggotaan tetap, menggunakan peralatan teknologi, memiliki aksi kejahatan yang peralatan teknologi, memiliki aksi kejahatan yang berkelanjutan, menggunakan akumulasi kekuasaanberkelanjutan, menggunakan akumulasi kekuasaanState Organized CrimeState Organized Crime : tindakan yg menurut hk : tindakan yg menurut hk ditentukan sbg kejahatan & dilakukan olh pejabat ditentukan sbg kejahatan & dilakukan olh pejabat pmrth dlm menunaikan tugas dr negara.pmrth dlm menunaikan tugas dr negara.Crime againts humanityCrime againts humanity : 1) kejahatan perang; 2) : 1) kejahatan perang; 2) pembersihan etnik (genocide; 3) perbudaan dll.pembersihan etnik (genocide; 3) perbudaan dll.

Page 39: 5. Sosiologi Hukum 2

TIPE KEJAHATAN PD MASYARAKAT INDUSTRITIPE KEJAHATAN PD MASYARAKAT INDUSTRI

• Penyelundupan (Penyelundupan (smugglingsmuggling) sbg bentuk kejahatan ) sbg bentuk kejahatan konvesional yg berdimensi baru, memanfaatkan konvesional yg berdimensi baru, memanfaatkan teknologi komunikasi, transpotasi (kapal curah, teknologi komunikasi, transpotasi (kapal curah, container, cargo air transportation, diplomatic bagcontainer, cargo air transportation, diplomatic bag dll). dll).

• Penyebaran hama & penyakit mll bahan makanan Penyebaran hama & penyakit mll bahan makanan import kadaluarsa, baik berasal dr ngr pengeksport yg import kadaluarsa, baik berasal dr ngr pengeksport yg kondisi alat angkutnya buruk, maupun yg tertahan di kondisi alat angkutnya buruk, maupun yg tertahan di pelabuhan tujuan.pelabuhan tujuan.

• Pasar gelap (Pasar gelap (black marketblack market) barang-2 terlarang spt ) barang-2 terlarang spt makanan, minuman, drug mll pengemasan & peredaran makanan, minuman, drug mll pengemasan & peredaran yg tdk konvensional (pembuangan limbah 3B, yg tdk konvensional (pembuangan limbah 3B, debt debt collectorcollector).).

Page 40: 5. Sosiologi Hukum 2

• Pemalsuan merk dagang terkenal & Pemalsuan merk dagang terkenal & pembajakan hak paten.pembajakan hak paten.

• Penggelapan pajak, pemalsuan restitusi pajak.Penggelapan pajak, pemalsuan restitusi pajak.

• Penyalahgunaan credit card, pecurian pulsa Penyalahgunaan credit card, pecurian pulsa telp, money laundry.telp, money laundry.

• Pelecehan sex dan child abused, kejahatan yg Pelecehan sex dan child abused, kejahatan yg bersumber dr tekanan psikologis akibat kerja bersumber dr tekanan psikologis akibat kerja berat & diburu wakt.berat & diburu wakt.

• Cyber crimeCyber crime (kejahatan maya. (kejahatan maya.

• Kejahatan asuransi.Kejahatan asuransi.

Page 41: 5. Sosiologi Hukum 2

TERORISMETERORISME

• Strategi untuk mencapai suatu tujuan dengan Strategi untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan cara kekerasan atau ancaman menggunakan cara kekerasan atau ancaman kekerasan utk memaksa pemerintah, penguasa & kekerasan utk memaksa pemerintah, penguasa & rakyat dengan menimbulkan rasa takut.rakyat dengan menimbulkan rasa takut.

• Digunakan olh kelompok yg hanya memperoleh Digunakan olh kelompok yg hanya memperoleh dukungan kecil, tetapi memiliki keyakinan yang dukungan kecil, tetapi memiliki keyakinan yang teguh atas kebenaran tujutannya.teguh atas kebenaran tujutannya.

• Berbagai tujuan terorisme : menarik perhatian Berbagai tujuan terorisme : menarik perhatian dunia, mengacaukan stabilitas pemerintahan, dunia, mengacaukan stabilitas pemerintahan, mendukung revolusi, dan balas dendam.mendukung revolusi, dan balas dendam.

Page 42: 5. Sosiologi Hukum 2

WHITE COLLOR CRIMEWHITE COLLOR CRIME• Ciri-2 WCC menurut Laura Snider :Ciri-2 WCC menurut Laura Snider :

- Dilakukan dlm konteks kewenangan.- Dilakukan dlm konteks kewenangan.

- Berlindung di balik jabatan.- Berlindung di balik jabatan.

- Akibat yg ditimbulkan meluas.- Akibat yg ditimbulkan meluas.

- Menguntungkan diri sendiri maupun kelompok.- Menguntungkan diri sendiri maupun kelompok.

- Dilakukan dlm konteks sindikat.- Dilakukan dlm konteks sindikat.• Label yg mengandung pesan moral & politik utk kejahatan yg Label yg mengandung pesan moral & politik utk kejahatan yg

dilakukan olh orang-2 yg memiliki kedudukan sosial tinggi & dilakukan olh orang-2 yg memiliki kedudukan sosial tinggi & terhormat dlm pekerjaannya (para pengusaha & eksekutif).terhormat dlm pekerjaannya (para pengusaha & eksekutif).

• Kegiatan tdk sah tanpa menggunakan kekerasan scr Kegiatan tdk sah tanpa menggunakan kekerasan scr langsung teruama menyangkut penipuan, penyesatan, langsung teruama menyangkut penipuan, penyesatan, penyembunyian informasi, penggelapan dan manipulasi.penyembunyian informasi, penggelapan dan manipulasi.

• WCC menggugurkan teori yg menyatakan pelaku kriminal adl WCC menggugurkan teori yg menyatakan pelaku kriminal adl orang-2 yg berasal dr kelas sosial & ekonomi rendah.orang-2 yg berasal dr kelas sosial & ekonomi rendah.

Page 43: 5. Sosiologi Hukum 2

PENCEGAHAN KEJAHATANPENCEGAHAN KEJAHATAN

• Perasaan takut thd pelaku kejahatan (karena niat & Perasaan takut thd pelaku kejahatan (karena niat & peluang berbuat jahat longgar), shg perasaan aman peluang berbuat jahat longgar), shg perasaan aman masyarakat terganggu.masyarakat terganggu.

• Akar masalah kejahatan menyangkut Faktor Korelatif Akar masalah kejahatan menyangkut Faktor Korelatif Kriminogen.Kriminogen.

• Pencegahan kejahatan adalah upaya bersama yang Pencegahan kejahatan adalah upaya bersama yang dilakukan oleh aparat dan masyarakat umum dalam dilakukan oleh aparat dan masyarakat umum dalam menjaga kelembagaan sosial, sistem sosial, dan menjaga kelembagaan sosial, sistem sosial, dan peran-peran masyarakat melalui mekanisme yg telah peran-peran masyarakat melalui mekanisme yg telah melembaga untuk mewujudkan perasaan aman.melembaga untuk mewujudkan perasaan aman.

Page 44: 5. Sosiologi Hukum 2

• Pencegahan = antisipansi sebelum masalah Pencegahan = antisipansi sebelum masalah terjadi, penanganan kejahatan pada hulu terjadi, penanganan kejahatan pada hulu permasalahan.permasalahan.

• Mencegah orang menjadi penjahat & menjadi Mencegah orang menjadi penjahat & menjadi korban kejahatan.korban kejahatan.

• Mengendalikan keadaan agar tidak Mengendalikan keadaan agar tidak dimanfaatkan utk berbuat jahat.dimanfaatkan utk berbuat jahat.

• Pengenalan metode penanganan kejahatan, Pengenalan metode penanganan kejahatan, serta peluang terjadinya kejahatan sejak dini serta peluang terjadinya kejahatan sejak dini (sejak anak-anak melalui pembinan terhadap (sejak anak-anak melalui pembinan terhadap kenakalan remaja.kenakalan remaja.

Page 45: 5. Sosiologi Hukum 2

JUDICIAL ACTIVISMJUDICIAL ACTIVISM

• Kecenderungan hakim mengembangkan Kecenderungan hakim mengembangkan atau memperluas pengertian hukum dan atau memperluas pengertian hukum dan peraturan konstitusi yang berlaku dengan peraturan konstitusi yang berlaku dengan menggunakan interpretasi hukum mnrt menggunakan interpretasi hukum mnrt pendapatnya.pendapatnya.

• Kecenderungan para penegak hukum untuk Kecenderungan para penegak hukum untuk mengarah ke upaya memperluas atau mengarah ke upaya memperluas atau mempersempit pengertian peraturan hukum mempersempit pengertian peraturan hukum dan ketetapan konstitusi di luar kehendak dan ketetapan konstitusi di luar kehendak pembuat peraturan hukum dan ketetapan pembuat peraturan hukum dan ketetapan tersebut.tersebut.

Page 46: 5. Sosiologi Hukum 2

JUDICIAL CRIMEJUDICIAL CRIME

Kejahatan yang dilakukan olh aparat Kejahatan yang dilakukan olh aparat penegak hukum dlm konteks jabatan dan penegak hukum dlm konteks jabatan dan kekuasaannya untuk menetapkan kekuasaannya untuk menetapkan seseorang atau sekelompok orang salah seseorang atau sekelompok orang salah atau tdk salah dg cara menyimpangkan atau tdk salah dg cara menyimpangkan perkara dari tujuan hukum, dengan perkara dari tujuan hukum, dengan menguntungkan diri sendiri & merugikan menguntungkan diri sendiri & merugikan fihak lain yg berperkara serta merusak fihak lain yg berperkara serta merusak tatanan hukum.tatanan hukum.

Page 47: 5. Sosiologi Hukum 2

CRIMINAL LAWYERCRIMINAL LAWYER

Aktivitas lawyer yang menjadi langganan para Aktivitas lawyer yang menjadi langganan para penjahat khususnya penjahat yg terorganisir. penjahat khususnya penjahat yg terorganisir. Pekerjaan mereka a.l : merekayasa alibi, Pekerjaan mereka a.l : merekayasa alibi, mengatur pertemuan yb bersifat tersembunyi, mengatur pertemuan yb bersifat tersembunyi, mempengaruhi polisi dlm membuat berita acara, mempengaruhi polisi dlm membuat berita acara, menakut-nakuti saksi, mengaburkan peristiwa/ menakut-nakuti saksi, mengaburkan peristiwa/ perkara melalui mass media, menyuap aparat perkara melalui mass media, menyuap aparat gakkum, hingga mengancam hakim.gakkum, hingga mengancam hakim.

Page 48: 5. Sosiologi Hukum 2

EXTRA JUDICIAL CRIMEEXTRA JUDICIAL CRIME

• Lembaga yg terbentuk kr ketidakpuasan Lembaga yg terbentuk kr ketidakpuasan masyarakat atas kinerja para penegak hukum.masyarakat atas kinerja para penegak hukum.

• Masyarakat tdk mempercayai integritas moral Masyarakat tdk mempercayai integritas moral para penegak hukum kr aparat tlah melakukan para penegak hukum kr aparat tlah melakukan penyalahgunaan wewenang & memberi penyalahgunaan wewenang & memberi perlindungan thd praktek-2 kejahatan.perlindungan thd praktek-2 kejahatan.

• Masyarakat mengganggap tindakannya mrpkn Masyarakat mengganggap tindakannya mrpkn tindakan suci (mahatma) & mrpkn hk positif.tindakan suci (mahatma) & mrpkn hk positif.

• Masyarakat melakukan upaya penegakan Masyarakat melakukan upaya penegakan hukum menurut pandangan & cara-cara mereka hukum menurut pandangan & cara-cara mereka sendiri.sendiri.

Page 49: 5. Sosiologi Hukum 2

PERILAKU KOLEKTIFPERILAKU KOLEKTIF(Horton & Hunt, Smelser, Kornblum, Light, Keller)(Horton & Hunt, Smelser, Kornblum, Light, Keller)

• Tindakan yg dilakukan scr bersama olh sejumlah Tindakan yg dilakukan scr bersama olh sejumlah orang, bersifat temporer (tdk bersifat rutin), tdk orang, bersifat temporer (tdk bersifat rutin), tdk terorganisasi. Cenderung tdk terkendali.terorganisasi. Cenderung tdk terkendali.

• Sebagai tanggapan atas rangsangan tertentu atau Sebagai tanggapan atas rangsangan tertentu atau dipicu olh suatu rangsangan yg sama (peristiwa, dipicu olh suatu rangsangan yg sama (peristiwa, benda, ide), sangat dimungkinkan merusak dan benda, ide), sangat dimungkinkan merusak dan berlaku kriminal.berlaku kriminal.

• Contoh : Kerumunan berubah menjadi penjarahan.Contoh : Kerumunan berubah menjadi penjarahan.• Penjarahan di New York – 1977, Los Angeles – Penjarahan di New York – 1977, Los Angeles –

1992, 10 Mei 1963 di Bandung, 13-15 Mei 1998 di 1992, 10 Mei 1963 di Bandung, 13-15 Mei 1998 di Jakarta.Jakarta.

• Perlu disiapkan teknik pengendalian kerumunan.Perlu disiapkan teknik pengendalian kerumunan.

Page 50: 5. Sosiologi Hukum 2

P A N I K P A N I K • Kondisi emosional yg diwarnai olh keputus-asaan & Kondisi emosional yg diwarnai olh keputus-asaan &

ketakutan yg tdk terkendali, disertai penyelematan ketakutan yg tdk terkendali, disertai penyelematan diri scr kolektif yg didasari olh sikap histeris.diri scr kolektif yg didasari olh sikap histeris.

• Terjadi pd pok yg mengalami keletihan kr tekanan Terjadi pd pok yg mengalami keletihan kr tekanan jiwa (stress) berkepanjangan, berada dalam jiwa (stress) berkepanjangan, berada dalam keadaan sangat berbahaya & hanya memiliki keadaan sangat berbahaya & hanya memiliki kemungkinan membebaskan diri scr terbatas.kemungkinan membebaskan diri scr terbatas.

• Setiap orang menempuh cara utk melindungi dirinya Setiap orang menempuh cara utk melindungi dirinya sendiri.sendiri.

• Peran “kepemimpinan” sangat penting dlm suasana Peran “kepemimpinan” sangat penting dlm suasana kepanikan (mengorganisasi agr kerjasama; kepanikan (mengorganisasi agr kerjasama; hilangkan ketidak pastian dg cara memberi arahan & hilangkan ketidak pastian dg cara memberi arahan & bangun percaya diri).bangun percaya diri).

Page 51: 5. Sosiologi Hukum 2

DESAS-DESUSDESAS-DESUS

• Berita yang menyebar secara cepat & tidak Berita yang menyebar secara cepat & tidak berdasarkan fakta (kenyataan), dr soal moral hingga berdasarkan fakta (kenyataan), dr soal moral hingga soal negara.soal negara.

• Disebarkan kr dasarnya orang perlu & suka.Disebarkan kr dasarnya orang perlu & suka.• Tercipta manakala terjadi ketegangan sosial.Tercipta manakala terjadi ketegangan sosial.• Dpt merusak nama baik (reputasi), kaburkan tujuan, Dpt merusak nama baik (reputasi), kaburkan tujuan,

lemahkan semangat – digunakan utk propaganda.lemahkan semangat – digunakan utk propaganda.• Tdk dpt dibantah scr efektif dg menggunakan Tdk dpt dibantah scr efektif dg menggunakan

penjelasan yg benar.penjelasan yg benar.• Desas-desus yg berlangsung lama & diterima sbg Desas-desus yg berlangsung lama & diterima sbg

kebenaran bisa menjadi legenda.kebenaran bisa menjadi legenda.

Page 52: 5. Sosiologi Hukum 2

GERAKAN SOSIALGERAKAN SOSIAL• Perilaku kolektif yg melakukan kegiatan dg kadar Perilaku kolektif yg melakukan kegiatan dg kadar

kesinabungan tertentu utk menunjang atau menolak kesinabungan tertentu utk menunjang atau menolak perubahan yg terjadi di masyarakat atau kelompok.perubahan yg terjadi di masyarakat atau kelompok.

• Awal mula gerakan dilakukan olh suatu kelompok yg Awal mula gerakan dilakukan olh suatu kelompok yg merasa tdk puas thd suatu keadaan; pribadi kecewa; merasa tdk puas thd suatu keadaan; pribadi kecewa; penyaluran kegagalan; atau mereka yg merasa penyaluran kegagalan; atau mereka yg merasa hidup kurang berarti.hidup kurang berarti.

• Semula bentuk gerakan tidak terorganisasi, terarah Semula bentuk gerakan tidak terorganisasi, terarah dan terencana selanjutnya terorganisasi. dan terencana selanjutnya terorganisasi.

• Contoh: Gerakan perpindahan, gerakan ekspresif, Contoh: Gerakan perpindahan, gerakan ekspresif, gerakan utopia, gerakan reformasi, gerakan gerakan utopia, gerakan reformasi, gerakan revolusioner, KAMI 1966, Reformasi 1998. revolusioner, KAMI 1966, Reformasi 1998.

• Gerakan ini setelah satu - dua dasawarsa Gerakan ini setelah satu - dua dasawarsa mengalami penurunan mengalami penurunan

Page 53: 5. Sosiologi Hukum 2

CIVIL DISOBEDIENCECIVIL DISOBEDIENCE

• Pembangkangan sipil adl penyimpangan hk Pembangkangan sipil adl penyimpangan hk secara umum dan terbuka karena terdorong secara umum dan terbuka karena terdorong oleh kata hati serta pandangan moral, disertai oleh kata hati serta pandangan moral, disertai dengan kesediaan menerima sanksi hukum.dengan kesediaan menerima sanksi hukum.

• Aksi tsb merupakan teknik paksaan tanpa Aksi tsb merupakan teknik paksaan tanpa paksaan yang menggunakan tuntutan dr paksaan yang menggunakan tuntutan dr sejumlah orang yang rela menderita demi sejumlah orang yang rela menderita demi menegakkan suatu pandangan moral.menegakkan suatu pandangan moral.

Page 54: 5. Sosiologi Hukum 2

• Pembangkangan sipil disebabkan kr muncul-Pembangkangan sipil disebabkan kr muncul-nya kasus-2 yang berkaitan dengan adanya nya kasus-2 yang berkaitan dengan adanya perasaan kurang puas atas sistem hukum perasaan kurang puas atas sistem hukum yang tidak adil.yang tidak adil.

• Aksi ini merupakan tindakan politik yang Aksi ini merupakan tindakan politik yang bukan merupakan tindakan kekerasan dengan bukan merupakan tindakan kekerasan dengan tujuan untuk mengubah hukum atau kebijakan tujuan untuk mengubah hukum atau kebijakan pemerintah.pemerintah.

• Pembangkan sipil diilhami oleh pemikiran bhw Pembangkan sipil diilhami oleh pemikiran bhw keadilan yg berlaku di masyarakat hanya keadilan yg berlaku di masyarakat hanya untuk golongan tertentu saja dan kurang untuk golongan tertentu saja dan kurang memperhatikan golongan yang lain.memperhatikan golongan yang lain.

Page 55: 5. Sosiologi Hukum 2

• Pembangkangan sipil bisa mencapai Pembangkangan sipil bisa mencapai tuntutan yang dikehendaki apabila memiliki tuntutan yang dikehendaki apabila memiliki disiplin diri yg kuat dari para pelaku, dan tdk disiplin diri yg kuat dari para pelaku, dan tdk mengarah ke tindakan kekerasan.mengarah ke tindakan kekerasan.

• Cara ini umumnya berlaku di negara-negara Cara ini umumnya berlaku di negara-negara demokrasi di mana para pelaku telah memiliki demokrasi di mana para pelaku telah memiliki kesadaran cukup tinggi dlm hidup bernegara. kesadaran cukup tinggi dlm hidup bernegara. Dengan kata lain tuntutannya benar-benar utk Dengan kata lain tuntutannya benar-benar utk kepentingan bangsa dan negara.kepentingan bangsa dan negara.

Page 56: 5. Sosiologi Hukum 2

• Social disobidienceSocial disobidience = Paksaan tanpa kekerasan = Paksaan tanpa kekerasan ((nonviolent coercionnonviolent coercion) sbg teknik perlawanan ) sbg teknik perlawanan ((non resistancenon resistance) atau perlawanan pasif () atau perlawanan pasif (pasif pasif resistanceresistance). ).

• Sasarannya ialah membangkitkan perasaan Sasarannya ialah membangkitkan perasaan simpati masyarakat dan mempermalukan partai simpati masyarakat dan mempermalukan partai dominan agar partai dominan mau membuat dominan agar partai dominan mau membuat kelonggaran.kelonggaran.

• Ada masa dan situasi tertentu di mana aksi Ada masa dan situasi tertentu di mana aksi kekerasan lebih sering berhasil daripada aksi kekerasan lebih sering berhasil daripada aksi tanpa kekerasan.tanpa kekerasan.

Page 57: 5. Sosiologi Hukum 2

HUMAN SECURITY HUMAN SECURITY (Keamanan Manusia)(Keamanan Manusia)

MULTI FASET KEAMANAN MANUSIA :MULTI FASET KEAMANAN MANUSIA :• Keamanan kultural & agama.Keamanan kultural & agama.• Keamanan harta milik.Keamanan harta milik.• Keamanan hak-hak manusia.Keamanan hak-hak manusia.• Keamanan perempuan. AnakKeamanan perempuan. Anak dan lansia.dan lansia.• Keamanan kerja.Keamanan kerja.• Keamanan keluarga & Kediaman.Keamanan keluarga & Kediaman.• Keamanan makanan.Keamanan makanan.• Keamanan perjalanan.Keamanan perjalanan.• Keamanan informasi.Keamanan informasi.• Keamanan hak cipta.Keamanan hak cipta.• Keamanan pendidikan.Keamanan pendidikan.• Keamanan kesehatan. Jiwa & bencana.Keamanan kesehatan. Jiwa & bencana.

Page 58: 5. Sosiologi Hukum 2

PENDEKATAN DLM KEAMANAN MANUSIA :PENDEKATAN DLM KEAMANAN MANUSIA :• Pengusangan perang.Pengusangan perang.

• Pengusangan kekerasan.Pengusangan kekerasan.

• Demokratisasi politik, ekonomi & hukum (peradilan)Demokratisasi politik, ekonomi & hukum (peradilan)

• Keadilan hukum.Keadilan hukum.

• Pelestarian lingkungan.Pelestarian lingkungan.

• Penyelesaian konflik scr damai.Penyelesaian konflik scr damai.

• Perubahan umur kerja.Perubahan umur kerja.

• Multikulturalisme & multirelijionisme.Multikulturalisme & multirelijionisme.

• Hak manusia dg relativism kultural.Hak manusia dg relativism kultural.

• Ekoteknologi.Ekoteknologi.

Page 59: 5. Sosiologi Hukum 2

INDUSTRI KEAMANAN :INDUSTRI KEAMANAN :

• Asuransi (pendidikan, usia lanjut, rumah, Asuransi (pendidikan, usia lanjut, rumah, kendaraan, kecelakaan, harta, pekerjaan, kendaraan, kecelakaan, harta, pekerjaan, perjalanan).perjalanan).

• Pengawalan, patroli, jaga malam.Pengawalan, patroli, jaga malam.

• Detektif swasta.Detektif swasta.

• Pengamanan fisik (pagar, kunci, alarm, mata Pengamanan fisik (pagar, kunci, alarm, mata elektronik, senjata api, foto kamera).elektronik, senjata api, foto kamera).

• Praktek dokter.Praktek dokter.

• Akutansi.Akutansi.

Page 60: 5. Sosiologi Hukum 2

TANTANGAN KEAMANAN MANUSIA MASA DEPAN :TANTANGAN KEAMANAN MANUSIA MASA DEPAN :• Pangan, air, tanah, udara.Pangan, air, tanah, udara.• Ekologi.Ekologi.• Informasi.Informasi.• Kemiskinan mayoritas.Kemiskinan mayoritas.• Hak intelektual.Hak intelektual.• Bencana alam.Bencana alam.• Perpecahan keluarga.Perpecahan keluarga.• Kesehatan.Kesehatan.• Radikalisasi agama.Radikalisasi agama.• Terorisme.Terorisme.• Trans-nasitional crime.Trans-nasitional crime.• Keseimbangan biomassa.Keseimbangan biomassa.

Page 61: 5. Sosiologi Hukum 2

PROBLEM SOSIAL MASA KINIPROBLEM SOSIAL MASA KINI

• Upaya mempersenjatai diri dan upaya mengurangi Upaya mempersenjatai diri dan upaya mengurangi persenjataan persenjataan (armament and(armament and disarment)disarment)

• Masalah Hak Asasi ManusiaMasalah Hak Asasi Manusia• Alih teknologi, inflasi, tawar-menawar secara Alih teknologi, inflasi, tawar-menawar secara kolektifkolektif

(collective bargaining)(collective bargaining)• Biaya pemerintahan Biaya pemerintahan (government budgeting),(government budgeting), • Inovasi kelembagaan Inovasi kelembagaan (institutional innovation),(institutional innovation), • Restrukturisasi sosial Restrukturisasi sosial (social restructuring)(social restructuring)• Keikutsertaan buruh dalam mengelola perusahaan, juga Keikutsertaan buruh dalam mengelola perusahaan, juga

dalam hal penentuan kebijaksanan dalam hal penentuan kebijaksanan (codetermination)(codetermination) serta keterlibatan buruh dlm manajemen serta keterlibatan buruh dlm manajemen (worker’s self (worker’s self management)management)

Page 62: 5. Sosiologi Hukum 2

KONFIGURASI PROBLEM SOSIALKONFIGURASI PROBLEM SOSIAL

PROBLEM MAKRO STRATEGIS

PROBLEM MESSO TAKTIS

PROBLEM MIKRO TEKNIS

GRAND THEORYGRAND THEORY

MIDDLE RANCE THEORYMIDDLE RANCE THEORY

LOWER THEORYLOWER THEORY

MASALAH KELEMBAGAANMASALAH KELEMBAGAAN

MASALAH ORGANISASIMASALAH ORGANISASI

MASALAHMASALAHINDIVIDUINDIVIDU

Page 63: 5. Sosiologi Hukum 2

• Masalah Makro :Masalah Makro :- Hak Atas Kekayaan Intelektual.- Hak Atas Kekayaan Intelektual.- Fungsi Lembaga Arbritase.- Fungsi Lembaga Arbritase.- Sistem Kepolisian Nasional.- Sistem Kepolisian Nasional.

• Masalah Messo :Masalah Messo :- Persaingan Usaha.- Persaingan Usaha.- Kepailitan Perusahaan.- Kepailitan Perusahaan.- Transaksi Bisnis Nasional – Internasional.- Transaksi Bisnis Nasional – Internasional.- Peranan lembaga.- Peranan lembaga.- Perbankan.- Perbankan.

• Masalah Mikro :Masalah Mikro :- Perlidungan konsumen.- Perlidungan konsumen.- Perlindungan wanita.- Perlindungan wanita.- PHK.- PHK.- Kenakalan remaja.- Kenakalan remaja.

Page 64: 5. Sosiologi Hukum 2

MASALAH-2 SOSIAL YURIDISMASALAH-2 SOSIAL YURIDIS

Hak Atas Kekayaan Intelektual berdasarkan UU No.7 Hak Atas Kekayaan Intelektual berdasarkan UU No.7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta (Tinjauan dari teori Tahun 1987 tentang Hak Cipta (Tinjauan dari teori fungsional).fungsional).

Eksistensi Badan Arbritase Nasional Indonesia Eksistensi Badan Arbritase Nasional Indonesia Dalam Penyelesaian Sengketa (Tijauan dari teori Dalam Penyelesaian Sengketa (Tijauan dari teori konflik…).konflik…).

Sistem Kepolisian Nasional Indonesia Dalam Sistem Kepolisian Nasional Indonesia Dalam Kerangka Penegakan Hukum (Tinjauan dari teori Kerangka Penegakan Hukum (Tinjauan dari teori konflik…).konflik…).

Konspirasi Tender Dalam Hukum Persaingan Usaha Konspirasi Tender Dalam Hukum Persaingan Usaha (tinjauan dari teori konspirasi).(tinjauan dari teori konspirasi).

Tanggungjawab Kepailitan Perusahaan (Tijauan dari Tanggungjawab Kepailitan Perusahaan (Tijauan dari teori dteori differential associationifferential association))

Contoh:

Page 65: 5. Sosiologi Hukum 2

Kontrak Investasi Antara Perusahaan Nasional Kontrak Investasi Antara Perusahaan Nasional dengan Investor……(Tinjauan dari teori funsional)dengan Investor……(Tinjauan dari teori funsional)

Peranan KPK Dalam Mendinamisir CJS Guna Peranan KPK Dalam Mendinamisir CJS Guna Mengoptimalkan Pemberantasan Korusi di Indonesia Mengoptimalkan Pemberantasan Korusi di Indonesia Tinjauan dari teori fungsional).Tinjauan dari teori fungsional).

Koordinasi Kerja Antara Polri dan BC Dalam Koordinasi Kerja Antara Polri dan BC Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Penyelundupan di…Pemberantasan Tindak Pidana Penyelundupan di…(Tinjauan dari teori fungsional).(Tinjauan dari teori fungsional).

Transfer Dana Secara Elektronik Melalui Kartu Kredit Transfer Dana Secara Elektronik Melalui Kartu Kredit (tinjauan dari teori pertukaran) (tinjauan dari teori pertukaran)

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Pengguna Produk ……(Tinjauan dari teori konflik…)Pengguna Produk ……(Tinjauan dari teori konflik…)

Page 66: 5. Sosiologi Hukum 2

Perlidungan Hukum Terhadap Wanita Korban Perlidungan Hukum Terhadap Wanita Korban Kejahatan Perkosaan Tinjauan dari teori social Kejahatan Perkosaan Tinjauan dari teori social reality of crime).reality of crime).

PHK Terhadap Karyawan Yang Melanggar Perjanjian PHK Terhadap Karyawan Yang Melanggar Perjanjian Kerja (tinjauan dari teori konflik…). Kerja (tinjauan dari teori konflik…).

Keputusan Hakim Atas Tindak Pidana Yang Keputusan Hakim Atas Tindak Pidana Yang Dilakukan Oleh Anak-anak (Tinjauan dari teori social Dilakukan Oleh Anak-anak (Tinjauan dari teori social reality of crime).reality of crime).

Tindak Pidana Aborsi Ditinjau Dari UU No. 23 Tahun Tindak Pidana Aborsi Ditinjau Dari UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan (Tinjauan dari teori kontrol 1992 Tentang Kesehatan (Tinjauan dari teori kontrol sosial).sosial).

Penanggulangan Narkotika Di Lingkungan Remaja Penanggulangan Narkotika Di Lingkungan Remaja Berdasarkan UU No.22 Tahun 1991 Tinjauan dari Berdasarkan UU No.22 Tahun 1991 Tinjauan dari teori kontrol sosial).teori kontrol sosial).

Page 67: 5. Sosiologi Hukum 2

Sikap Para Gelandangan Terhadap perilaku Seks Sikap Para Gelandangan Terhadap perilaku Seks (Tinjauan dari teori differential assosiation).(Tinjauan dari teori differential assosiation).

Konflik Ambon Ditinjau dari teori Konflik….Konflik Ambon Ditinjau dari teori Konflik….

Fenomena Inul Daratista Dalam Konteks Pornoaksi Fenomena Inul Daratista Dalam Konteks Pornoaksi Ditinjau dari teori Anomi.Ditinjau dari teori Anomi.

Analisis Terorisme Di Indonesia (Ditinjau dari teori Analisis Terorisme Di Indonesia (Ditinjau dari teori konflik…).konflik…).

Ada Tommy Di Tenabang Ditinjau dari teori Ada Tommy Di Tenabang Ditinjau dari teori funsionalist R.K Merton.funsionalist R.K Merton.

Kiprah Ustad Abu Ba’asir Ditinjau dari teori labeling.Kiprah Ustad Abu Ba’asir Ditinjau dari teori labeling.

Page 68: 5. Sosiologi Hukum 2

Tawuran Antar Warga Masyarakat Desa Gabus Dan Tawuran Antar Warga Masyarakat Desa Gabus Dan Dese Jatimulyo (Tinjauan dari teori anomi R.K. Dese Jatimulyo (Tinjauan dari teori anomi R.K. Merton).Merton).

Pemberian Release & Discharge Ditinjau dari Teori Pemberian Release & Discharge Ditinjau dari Teori Social Reality of Crime.Social Reality of Crime.

Kejahatan Carding Ditinjau Dari Teori Differential Kejahatan Carding Ditinjau Dari Teori Differential Association.Association.

Tindak Pidana Korupsi Yang Melibatkan Akbar Tindak Pidana Korupsi Yang Melibatkan Akbar Tanjung Ditinjau Dari Teori Labeling.Tanjung Ditinjau Dari Teori Labeling.

Rudy Ramli Dalam Kasus Bank Bali Ditinjau Dari Rudy Ramli Dalam Kasus Bank Bali Ditinjau Dari Teori Differential Association.Teori Differential Association.

Page 69: 5. Sosiologi Hukum 2

Analisis Kasus Teluk Buyat Ditinjau Dari Teori Analisis Kasus Teluk Buyat Ditinjau Dari Teori Konflik.Konflik.

Kelompok Kapak Merah Ditinjau Dari Teori Kelompok Kapak Merah Ditinjau Dari Teori Differential Association.Differential Association.

KKN H.M Soeharto Ditinjau Dari Teori Social Reality KKN H.M Soeharto Ditinjau Dari Teori Social Reality Of Crime.Of Crime.

Eksistensi Hukum Internasional Pasca Agreasi Eksistensi Hukum Internasional Pasca Agreasi Amerika Serikat Ke Irak (Tinjauan dari teori konflik).Amerika Serikat Ke Irak (Tinjauan dari teori konflik).

Pegawai Tengah Karier Sebagai Change Leader The Pegawai Tengah Karier Sebagai Change Leader The Telkom Way 135 Menuju Transformasi Customer Telkom Way 135 Menuju Transformasi Customer Centric Company (Tinjauan dari teori pertukaran).Centric Company (Tinjauan dari teori pertukaran).

Page 70: 5. Sosiologi Hukum 2

TEORI FUNGSIONALTEORI FUNGSIONAL(Durkheim, A. Comte, M. Weber, T. Parsons, H. (Durkheim, A. Comte, M. Weber, T. Parsons, H.

Spenser)Spenser)

• Kohesi sosial dalam masyarakat : Kohesi sosial dalam masyarakat : • Di setiap masyarakat senantiasa dijumpai suatu Di setiap masyarakat senantiasa dijumpai suatu

keterkaitan (kohesi). Dalam masyarakat seperti itu keterkaitan (kohesi). Dalam masyarakat seperti itu terdapat pengelompokan intermedier atas terdapat pengelompokan intermedier atas lembaga‑lembaga kemasyarakatan, sehingga di lembaga‑lembaga kemasyarakatan, sehingga di dalamnya ada semacam struktur tertentu. dalamnya ada semacam struktur tertentu.

• Jika dalam pengelompokan membagi nilai dengan Jika dalam pengelompokan membagi nilai dengan norma‑norma yang sama, maka masyarakat memiliki norma‑norma yang sama, maka masyarakat memiliki aturan dalam pergaulan hidup, di mana orang‑orang aturan dalam pergaulan hidup, di mana orang‑orang mempunyai ikatan erat dalam pengelompokan mempunyai ikatan erat dalam pengelompokan intermedier, sehingga mereka mengindahkan intermedier, sehingga mereka mengindahkan nilai‑nilai dan norma pergaulan hidup tersebut. nilai‑nilai dan norma pergaulan hidup tersebut.

Grand Theory

Page 71: 5. Sosiologi Hukum 2

TEORI KONFLIKTEORI KONFLIK (Hobbes, Karl Maarx, Galtung, Dahrendorf, Simmel, (Hobbes, Karl Maarx, Galtung, Dahrendorf, Simmel,

Coser, Slotkin)Coser, Slotkin)

• Konflik merupakan fenomena yg normal dan Konflik merupakan fenomena yg normal dan natural.natural.

• Konflik dpt menimbulkan keadaan tidak enak, Konflik dpt menimbulkan keadaan tidak enak, meresahkan, menegangkan, menakutkan meresahkan, menegangkan, menakutkan namun syarat bagi suatu perubahan.namun syarat bagi suatu perubahan.

• Konflik sosial merupakan pertentangan antara Konflik sosial merupakan pertentangan antara dua pihak atau lebih yang menyangkut dua pihak atau lebih yang menyangkut masalah ekonomi, kekuasaan, keyakinan masalah ekonomi, kekuasaan, keyakinan agama, ras.agama, ras.

Grand Theory

Page 72: 5. Sosiologi Hukum 2

• Teori‑teori Teori‑teori Under Control Under Control atau teori‑teori untuk atau teori‑teori untuk mengkaji perilaku jahat seperti teori Disorganisasi mengkaji perilaku jahat seperti teori Disorganisasi Sosial, teori Netralisasi dan teori Kontrol Sosial. Teori Sosial, teori Netralisasi dan teori Kontrol Sosial. Teori ini secara umum membahas mengapa ada orang ini secara umum membahas mengapa ada orang melanggar hukum meskipun kebanyakan orang tidak melanggar hukum meskipun kebanyakan orang tidak demikian.demikian.

• Teori‑teori Teori‑teori Kultur, Status Kultur, Status dan dan Opportunity Opportunity seperti seperti teori Status Frustasi, teori Kultur Kelas dan teori teori Status Frustasi, teori Kultur Kelas dan teori Opportunity Opportunity yang menekankan mengapa adanya yang menekankan mengapa adanya sebagian kecil orang menentang aturan yang telah sebagian kecil orang menentang aturan yang telah ditetapkan masyarakat di mana mereka tinggal. ditetapkan masyarakat di mana mereka tinggal.

• Teori Teori Over Control Over Control yang terdiri dari teori yang terdiri dari teori Labeling, Labeling, teori Konflik Kelompok dan teori Marxis. Teori ini teori Konflik Kelompok dan teori Marxis. Teori ini lebih menekankan kepada masalah mengapa orang lebih menekankan kepada masalah mengapa orang bereaksi terhadap kejahatan.bereaksi terhadap kejahatan.

Lower Theory

Page 73: 5. Sosiologi Hukum 2

A N O M IA N O M I(Emile Durkheim)(Emile Durkheim)

Anomi adalah keadaan Anomi adalah keadaan deregulation deregulation dalam dalam masyarakat, karena tidak ditaatinya aturan‑aturan masyarakat, karena tidak ditaatinya aturan‑aturan yang telah mapan (aturan lama ditinggalkan yang telah mapan (aturan lama ditinggalkan sedangkan aturan baru belum ada), kehidupan sedangkan aturan baru belum ada), kehidupan menjadi seolah-olah tanpa pedoman, orang sulit menjadi seolah-olah tanpa pedoman, orang sulit manangkap apa yang diharapkan dari orang lain manangkap apa yang diharapkan dari orang lain baik untuk bersikap maupun bertindak, sehingga baik untuk bersikap maupun bertindak, sehingga keadaan menjadi galau atau membingungkan.keadaan menjadi galau atau membingungkan.

Page 74: 5. Sosiologi Hukum 2

A N O M IA N O M I(R.K.MERTON)(R.K.MERTON)

• Innovation Innovation (pembaharuan) adalah keadaan di mana tujuan (pembaharuan) adalah keadaan di mana tujuan dalam masyrakat diakui dan dipelihara, akan tetapi tdk terjadi dalam masyrakat diakui dan dipelihara, akan tetapi tdk terjadi perubahan sarana yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. perubahan sarana yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Masyarakat masih ada yang percaya dengan cara-cara lama Masyarakat masih ada yang percaya dengan cara-cara lama untuk mencapai tujuan, namun beralih menggunakan sarana untuk mencapai tujuan, namun beralih menggunakan sarana baru jika menemui halangan terhadap cara yang digunakan baru jika menemui halangan terhadap cara yang digunakan untuk mencapai kesusksesan.untuk mencapai kesusksesan.

• Conformity Conformity (menyetujui) adalah suatu keadaan di mana (menyetujui) adalah suatu keadaan di mana warga masyarakat menerima tujuan dan sarana‑sarana baru warga masyarakat menerima tujuan dan sarana‑sarana baru ((legitimate meanlegitimate mean) yang berkembang di masyarakat karena ) yang berkembang di masyarakat karena ada tekanan sosial. Di sisi lain meskipun masyarakat memiliki ada tekanan sosial. Di sisi lain meskipun masyarakat memiliki sarana yang terbatas tetapi tidak melakukan penyimpangan, sarana yang terbatas tetapi tidak melakukan penyimpangan, mereka melanjutkan pencapaian tujuan hidup dan percaya mereka melanjutkan pencapaian tujuan hidup dan percaya atas legitimasi sarana-sarana konvensional dengan mana atas legitimasi sarana-sarana konvensional dengan mana kesusksesan akan dicapai.kesusksesan akan dicapai.

Page 75: 5. Sosiologi Hukum 2

• Ritualism Ritualism (tatacara keagamaan) yaitu keadaan di mana warga (tatacara keagamaan) yaitu keadaan di mana warga masyarakat yang telah menerima tujuan dan sarana-sarana masyarakat yang telah menerima tujuan dan sarana-sarana baru, namun sarana sarana baru tidak kunjung diadakan. baru, namun sarana sarana baru tidak kunjung diadakan. Masyarakat meredakan ketegangan dengan menurunkan Masyarakat meredakan ketegangan dengan menurunkan skala aspirasi sampai pada batas yang bisa mereka capai skala aspirasi sampai pada batas yang bisa mereka capai daripada mengejar tujuan budaya kesuksesan yg hanya ilusi.daripada mengejar tujuan budaya kesuksesan yg hanya ilusi.

• Retreatism Retreatism (penarikan diri) yaitu keadaan di mana warga (penarikan diri) yaitu keadaan di mana warga masyarakat melepaskan tujuan budaya sukses dan sarana-masyarakat melepaskan tujuan budaya sukses dan sarana-sarana sah. Warga masyarakat mulai menyesuaikan diri dari sarana sah. Warga masyarakat mulai menyesuaikan diri dari menurut cara-cara sendiri, misalnya dengan mabok-mabokan, menurut cara-cara sendiri, misalnya dengan mabok-mabokan, pecandu narkoba hingga puncaknya bunuh diri.pecandu narkoba hingga puncaknya bunuh diri.

• Rebellion Rebellion (pemberontakan) yaitu keadaan di mana tujuan dan (pemberontakan) yaitu keadaan di mana tujuan dan sarana yang terdapat dalam masyarakat ditolak, berusaha sarana yang terdapat dalam masyarakat ditolak, berusaha untuk mengganti atau mengubah seluruhnya. Meraka juga untuk mengganti atau mengubah seluruhnya. Meraka juga menginginkan utk mengubah sistem melalui menginginkan utk mengubah sistem melalui social disobidien social disobidien (pembangkangan sosial)(pembangkangan sosial)..

Page 76: 5. Sosiologi Hukum 2

EXCHANGE THEORYEXCHANGE THEORY(Peter Blau)(Peter Blau)

Premis-premisnya :Premis-premisnya :• Pertukaran sosial tidak simetris, ttp dilandasi olh sistem Pertukaran sosial tidak simetris, ttp dilandasi olh sistem

stratifikasi berdasarkan kekuasaan dan wewenang.stratifikasi berdasarkan kekuasaan dan wewenang.• Perbedaan status dlm masyarakat berakibat adanya Perbedaan status dlm masyarakat berakibat adanya

perbedaan transaksi dalam pertukaran antar warga, status yg perbedaan transaksi dalam pertukaran antar warga, status yg rendah ditentukan olh status yg tinggi.rendah ditentukan olh status yg tinggi.

• Legitimasi pemimpin dlm masyarakat tdk menjamin para Legitimasi pemimpin dlm masyarakat tdk menjamin para anggota merasa puas thd kepemimpinannya, atau anggota merasa puas thd kepemimpinannya, atau memahami apa yang diharuskan olh pimpinan, karena setiap memahami apa yang diharuskan olh pimpinan, karena setiap pertukaran salalu diikuti oleh pamrih atau balasan.pertukaran salalu diikuti oleh pamrih atau balasan.

• Kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat sangat tergantung Kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat sangat tergantung pd hasil perbandingan cost dan reward yg menguntungkan pd hasil perbandingan cost dan reward yg menguntungkan semua pihak.semua pihak.

• Dalam organisasi hubungan yg asimetris dilestarikan melalui Dalam organisasi hubungan yg asimetris dilestarikan melalui kekuasaan yg memaksa.kekuasaan yg memaksa.

Page 77: 5. Sosiologi Hukum 2

TEORI KONTROL SOSIALTEORI KONTROL SOSIAL(Reiss) (Reiss)

Lahirnya teori Kontrol Sosial dilatarbelakangi oleh Lahirnya teori Kontrol Sosial dilatarbelakangi oleh tiga aspek perkembangan dalam masyarakat : (1) tiga aspek perkembangan dalam masyarakat : (1) Adanya reaksi dari teori labeling dan konflik yang Adanya reaksi dari teori labeling dan konflik yang dilandasi tingkah laku kriminal. Sebagaimana acuan, dilandasi tingkah laku kriminal. Sebagaimana acuan, teori ini kurang menganalisis masalah kriminal dan teori ini kurang menganalisis masalah kriminal dan hanya mengarah pada subyek perilaku menyimpang; hanya mengarah pada subyek perilaku menyimpang; (2) Munculnya studi tentang (2) Munculnya studi tentang criminal justice criminal justice sebagai sebagai suatu ilmu telah mempengaruhi hukum menjadi lebih suatu ilmu telah mempengaruhi hukum menjadi lebih pragmatis serta berorientasi pada sistem; dan (3) pragmatis serta berorientasi pada sistem; dan (3) Teori Kontrol Sosial dikaitkan dg teknik penelitian, Teori Kontrol Sosial dikaitkan dg teknik penelitian, khususnya terhadap tingkah laku remaja, yakni khususnya terhadap tingkah laku remaja, yakni self self report survey. report survey.

Page 78: 5. Sosiologi Hukum 2

TEORI KONTROL SOSIALTEORI KONTROL SOSIAL(Nye)(Nye)

• Menurut Nye, manusia diberi kendali supaya tidak Menurut Nye, manusia diberi kendali supaya tidak melakukan pelanggaran, proses sosialisasi yang melakukan pelanggaran, proses sosialisasi yang adequat adequat (memadai) akan mengurangi terjadinya (memadai) akan mengurangi terjadinya delinkuensi. Pendidikan terhadap seseorang untuk delinkuensi. Pendidikan terhadap seseorang untuk melakukan pengekangan keinginan melakukan pengekangan keinginan (impulse). s(impulse). selain elain itu, kontrol intemal dan ekstemal harus kuat utk itu, kontrol intemal dan ekstemal harus kuat utk membangun ketaatan terhadap hukum membangun ketaatan terhadap hukum (law‑abiding).(law‑abiding).

• Premis teori Kontrol Sosial :Premis teori Kontrol Sosial :• 11.. Harus ada kontrol intemal maupun ekstemal.Harus ada kontrol intemal maupun ekstemal.• 22 . . Manusia diberikan kaidah‑kaidah supaya tidak Manusia diberikan kaidah‑kaidah supaya tidak

melakukan pelanggaran.melakukan pelanggaran.• 3.3. Proses sosialisasi yang Proses sosialisasi yang ade quat ade quat (memadai) (memadai)

akan mengurangi terjadinya delinkuen.akan mengurangi terjadinya delinkuen.• 44.. Ketaatan thd hukum Ketaatan thd hukum (law abiding).(law abiding).

Page 79: 5. Sosiologi Hukum 2

TEORI LABELINGTEORI LABELING(Micholowsky)(Micholowsky)

• Premis-premis teori Premis-premis teori LabelingLabeling sebagai berikut : sebagai berikut : • 1. Kejahatan merupakan kualitas dari reaksi masyarakat atas 1. Kejahatan merupakan kualitas dari reaksi masyarakat atas

tingkah laku seseorang. tingkah laku seseorang. • 2. Reaksi itu menyebabkan tindakan seseorang dicap sebagai 2. Reaksi itu menyebabkan tindakan seseorang dicap sebagai

penjahat. penjahat. • 3. Umumnya tingkah laku seseorang yang dicap jahat 3. Umumnya tingkah laku seseorang yang dicap jahat

menyebabkan orangnya juga diperlakukan sebagai penjahat.menyebabkan orangnya juga diperlakukan sebagai penjahat.• 4. Seseorang yang dicap dan diperlakukan sebagai penjahat 4. Seseorang yang dicap dan diperlakukan sebagai penjahat

terjadi dalam proses interaksi, di mana interaksi tersebut terjadi dalam proses interaksi, di mana interaksi tersebut diartikan sebagai hubungan timbal balik antara individu, antar diartikan sebagai hubungan timbal balik antara individu, antar kelompok dan antar individu dan kelompok. kelompok dan antar individu dan kelompok.

• 5. Terdapat kecenderungan di mana seseorang atau 5. Terdapat kecenderungan di mana seseorang atau kelompok yang dicap sebagai penjahat akan menyesuaikan kelompok yang dicap sebagai penjahat akan menyesuaikan diri dengan cap yang disandangnya.diri dengan cap yang disandangnya.

Page 80: 5. Sosiologi Hukum 2

• Teori Labeling Howard S. Becker menekankan dua Teori Labeling Howard S. Becker menekankan dua aspek: aspek:

• (1) Penjelasan tentang mengapa dan bagaimana (1) Penjelasan tentang mengapa dan bagaimana orang‑orang tertentu sampai diberi cap atau label orang‑orang tertentu sampai diberi cap atau label sebagai penjahat; dan (2) Pengaruh daripada label itu sebagai penjahat; dan (2) Pengaruh daripada label itu sebagai konsekuensi penyimpangan tingkah laku, sebagai konsekuensi penyimpangan tingkah laku, perilaku seseorang bisa sungguh2 menjadi jahat jika perilaku seseorang bisa sungguh2 menjadi jahat jika orang itu di cap jahat. orang itu di cap jahat.

• Edwin Lemert membedakan tiga penyimpangan, yaitu: Edwin Lemert membedakan tiga penyimpangan, yaitu: (1) (1) Individual deviation, Individual deviation, di mana timbulnya di mana timbulnya penyimpangan diakibatkan oleh karena tekanan psikis penyimpangan diakibatkan oleh karena tekanan psikis dari dalam; (2)dari dalam; (2)Situational deviation, Situational deviation, sebagai hasil stres sebagai hasil stres atau tekanan dari keadaan; dan (3) atau tekanan dari keadaan; dan (3) Systematic Systematic deviation, deviation, sebagai pola‑pola perilaku kejahatan sebagai pola‑pola perilaku kejahatan terorganisir dalarn sub‑sub kultur atau sistem tingkah terorganisir dalarn sub‑sub kultur atau sistem tingkah laku.laku.

Page 81: 5. Sosiologi Hukum 2

• Pada dasarnya teori Pada dasarnya teori labeling labeling menggambarkan:menggambarkan:• (1) Tidak ada satupun perbuatan yang pada dasarnya (1) Tidak ada satupun perbuatan yang pada dasarnya

bersifat kriminal; (2) Predikat kejahatan dilakukan oleh bersifat kriminal; (2) Predikat kejahatan dilakukan oleh kelompok yang dominan atau kelompok penguasa; (3) kelompok yang dominan atau kelompok penguasa; (3) Penerapan aturan tentang kejahatan dilakukan untuk Penerapan aturan tentang kejahatan dilakukan untuk kepentingan pihak yang berkuasa; (4) Orang tidak kepentingan pihak yang berkuasa; (4) Orang tidak menjadi penjahat karena melanggar hukum, tetapi menjadi penjahat karena melanggar hukum, tetapi karena ditetapkan demikian oleh penguasa; dan (5) karena ditetapkan demikian oleh penguasa; dan (5) Pada dasarnya semua orang pernah melakukan Pada dasarnya semua orang pernah melakukan kejahatan, sehingga tidak patut jika dibuat kategori kejahatan, sehingga tidak patut jika dibuat kategori orang jahat dan orang tidak jahat. Premis tersebut orang jahat dan orang tidak jahat. Premis tersebut menggambarkan bahwa sesungguhnya tidak ada orang menggambarkan bahwa sesungguhnya tidak ada orang yang bisa dikatakan jahat apabila tidak terdapat aturan yang bisa dikatakan jahat apabila tidak terdapat aturan yang dibat oleh penguasa untuk menyatakan bahwa yang dibat oleh penguasa untuk menyatakan bahwa sesuatu tindakan yang dilakukan seseorang atau sesuatu tindakan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang diklasifikasikan sebagai kejahatan.sekelompok orang diklasifikasikan sebagai kejahatan.

Page 82: 5. Sosiologi Hukum 2

DIFFERENTIAL ASSOCIATIONDIFFERENTIAL ASSOCIATION THEORYTHEORY(Edwin H. Sutherland) (Edwin H. Sutherland)

Sembilan premis perilaku jahat :Sembilan premis perilaku jahat :• 1.1. Perilaku kejahatan adalah perilaku yang dipelajari, Perilaku kejahatan adalah perilaku yang dipelajari,

bukan warisan.bukan warisan.• 2.2. Perilaku kejahatan dipelajari dalam interaksi dengan Perilaku kejahatan dipelajari dalam interaksi dengan

orang lain dalam suatu proses komu nikasi. Komunikasi orang lain dalam suatu proses komu nikasi. Komunikasi tersebut dapat bersifat lisan atau dengan bahasa tubuh).tersebut dapat bersifat lisan atau dengan bahasa tubuh).

• 3.3. Bagian terpenting dalam proses mempelajari perilaku Bagian terpenting dalam proses mempelajari perilaku kejahatan terjadi dalam hubungan personal yang intim. kejahatan terjadi dalam hubungan personal yang intim. Secara negatif ini berarti bahwa komunikasi interpersonal Secara negatif ini berarti bahwa komunikasi interpersonal seperti melalui bioskop, surat kabar, secara relatif tidak seperti melalui bioskop, surat kabar, secara relatif tidak berperanan penting dalam terjadinya kejahatan).berperanan penting dalam terjadinya kejahatan).

Page 83: 5. Sosiologi Hukum 2

• 4. Ketika perilaku kejahatan dipelajari, maka yang 4. Ketika perilaku kejahatan dipelajari, maka yang dipelajari termasuk: (a) teknik melakukan kejahatan, (b) dipelajari termasuk: (a) teknik melakukan kejahatan, (b) motif- motif, dorongan‑dorongan, alasan‑alasan motif- motif, dorongan‑dorongan, alasan‑alasan pembenar dan sikap‑sikap tertentu).pembenar dan sikap‑sikap tertentu).

• 5.5. Arah dan motif dorongan itu dipelajari melalui Arah dan motif dorongan itu dipelajari melalui definisi- definisi dari peraturan hukum. Dalam suatu definisi- definisi dari peraturan hukum. Dalam suatu masyarakat, kadang seseorang dikelilingi oleh masyarakat, kadang seseorang dikelilingi oleh orang‑orang yang secara bersa maan melihat apa yang orang‑orang yang secara bersa maan melihat apa yang diatur dalam peraturan hukum sebagai sesuatu yang diatur dalam peraturan hukum sebagai sesuatu yang perlu diperhatikan dan dipatuhi, namun kadang ia perlu diperhatikan dan dipatuhi, namun kadang ia dikelilingi orang‑orang yang melihat aturan hukurn dikelilingi orang‑orang yang melihat aturan hukurn sebagai sesuatu yang memberikan peluang sebagai sesuatu yang memberikan peluang dilakukannya kejahatan. dilakukannya kejahatan.

• 6.6. Seseorang menjadi delinkuen karena ekses Seseorang menjadi delinkuen karena ekses pola‑pola pikir yang lebih melihat aturan hukurn sebagai pola‑pola pikir yang lebih melihat aturan hukurn sebagai pernberi peluang melakukan kejahatan daripada melihat pernberi peluang melakukan kejahatan daripada melihat hukurn sebagai sesuatu yang harus diperhatikan dan hukurn sebagai sesuatu yang harus diperhatikan dan dipatuhi)dipatuhi)

Page 84: 5. Sosiologi Hukum 2

• 7.7. Asosiasi Diferensial bervariasi dalam Asosiasi Diferensial bervariasi dalam frekuensi, durasi, prioritas serta intensitasnya.frekuensi, durasi, prioritas serta intensitasnya.

• 8.8. ProsesProses mempelajari perilaku jahat diperoleh mempelajari perilaku jahat diperoleh lewat hubungan dengan pola‑pola kejahatan dan lewat hubungan dengan pola‑pola kejahatan dan mekanisme yang lazim terjadi dalam setiap mekanisme yang lazim terjadi dalam setiap proses belajar secara urnum.proses belajar secara urnum.

• 9. Sementara itu perilaku jahat merupakan 9. Sementara itu perilaku jahat merupakan ekspresi dari kebutuhan nilai umum, namun tidak ekspresi dari kebutuhan nilai umum, namun tidak dijelaskan bahwa perilaku yang bukan jahatpun dijelaskan bahwa perilaku yang bukan jahatpun merupakan ekspresi dari kebutuhan dan nilai‑nilai merupakan ekspresi dari kebutuhan dan nilai‑nilai umum yang sama. umum yang sama.

Page 85: 5. Sosiologi Hukum 2

SOCIAL REALITY OF CRIME THEORYSOCIAL REALITY OF CRIME THEORY(Richard Quinney)(Richard Quinney)

• Premis 1: Definisi ttg tindak kejahatan (perilaku yg Premis 1: Definisi ttg tindak kejahatan (perilaku yg melanggar hukum) adalah perilaku manusia yang melanggar hukum) adalah perilaku manusia yang diciptakan oleh para pelaku yang berwenang dalam diciptakan oleh para pelaku yang berwenang dalam masyarakat yang terorganisasi secara politik, atau masyarakat yang terorganisasi secara politik, atau kualifikasi atas perilaku yang melanggar hukum kualifikasi atas perilaku yang melanggar hukum dirumuskan oleh warga‑warga masyarakat yang dirumuskan oleh warga‑warga masyarakat yang mempunyai kekuasaan.mempunyai kekuasaan.

• Premis 2: Kejahatan adalah gambaran perilaku yang Premis 2: Kejahatan adalah gambaran perilaku yang bertentangan dengan kepentingan kelompok bertentangan dengan kepentingan kelompok masyarakat yang memiliki kekuasaan untuk masyarakat yang memiliki kekuasaan untuk membentuk kebijakan publik, atau perumusan membentuk kebijakan publik, atau perumusan pelanggaran hukum merupakan perumusan tentang pelanggaran hukum merupakan perumusan tentang perilaku yang bertentangan dengan kepentingan perilaku yang bertentangan dengan kepentingan pihak‑pihak yang membuat perumusan. pihak‑pihak yang membuat perumusan.

Page 86: 5. Sosiologi Hukum 2

• Premis 3: Definisi tindak kejahatan diterapkan di Premis 3: Definisi tindak kejahatan diterapkan di dalam masyarakat yang memiliki kekuasaan untuk dalam masyarakat yang memiliki kekuasaan untuk membentuk pelaksanaan dan administrasi hukum membentuk pelaksanaan dan administrasi hukum pidana. Kepentingan penguasa ikut mencampuri di pidana. Kepentingan penguasa ikut mencampuri di semua tahap dimana kejahatan itu diciptakan.semua tahap dimana kejahatan itu diciptakan.

• Premis 4: Pola aksi tindakan melanggar hukum atau Premis 4: Pola aksi tindakan melanggar hukum atau tidak tergantung pada faktor : (1) kesempatan dalam tidak tergantung pada faktor : (1) kesempatan dalam masyarakat; (2) pengalaman belajar; (3) identifikasi masyarakat; (2) pengalaman belajar; (3) identifikasi pada pihak‑pihak lain; (4) konsep diri. pada pihak‑pihak lain; (4) konsep diri.

• Premis 5: Pemahaman ttg tindak kejahatan dibentuk Premis 5: Pemahaman ttg tindak kejahatan dibentuk dan diserap ke dalam kelompok- kelompok dan diserap ke dalam kelompok- kelompok masyarakat lewat sarana komunikasi.masyarakat lewat sarana komunikasi.

Page 87: 5. Sosiologi Hukum 2

CULTURE CONFLICT THEORYCULTURE CONFLICT THEORY(Thorsten Sellin)(Thorsten Sellin)

Premis 1: Premis 1: Bertemunya dua budaya besar.Bertemunya dua budaya besar.Konflik budaya dapat terjadi apabila ada benturan aturan pada batas Konflik budaya dapat terjadi apabila ada benturan aturan pada batas daerah budaya yang berdampingan. Pertemuan tersebut daerah budaya yang berdampingan. Pertemuan tersebut mengakibatkan terjadinya kontak budaya diantara mereka baik dalam mengakibatkan terjadinya kontak budaya diantara mereka baik dalam kaitan agama, orientasi kerja, cara berdagang dan budaya minum-kaitan agama, orientasi kerja, cara berdagang dan budaya minum-minuman keras, judi dan lain-lain yang dapat mernperlemah budaya minuman keras, judi dan lain-lain yang dapat mernperlemah budaya kedua belah fihak.kedua belah fihak.

Premis 2: Premis 2: Budaya besar menguasai budaya kecil.Budaya besar menguasai budaya kecil.Konflik budaya dapat juga terjadi bila satu budaya memperluas Konflik budaya dapat juga terjadi bila satu budaya memperluas daerah berlakunya ke budaya lain. Hal ini terjadi biasanya dengan daerah berlakunya ke budaya lain. Hal ini terjadi biasanya dengan menggunakan undang undang dimana suatu kelompok budaya menggunakan undang undang dimana suatu kelompok budaya diperlakukan untuk daerah lain. diperlakukan untuk daerah lain.

Premis 3: Premis 3: Anggota dari suatu budaya pindah kebudaya lain.Anggota dari suatu budaya pindah kebudaya lain.Konflik budaya timbul karena orang‑orang yang hidup dalam budaya Konflik budaya timbul karena orang‑orang yang hidup dalam budaya tertentu pindah ke lain budaya yang berbeda.tertentu pindah ke lain budaya yang berbeda.

Page 88: 5. Sosiologi Hukum 2

SUB-CULTURE THEORYSUB-CULTURE THEORY

• Teori Teori sub‑culture sub‑culture membahas kenakalan remaja membahas kenakalan remaja serta perkembangan dari berbagai tipe gang serta perkembangan dari berbagai tipe gang anak-anak di AS.anak-anak di AS.

• Teori sub‑culture dipengaruhi oleh kondisi Teori sub‑culture dipengaruhi oleh kondisi intelektual (intelektual (intelectualintelectual heritage) heritage) aliran Chicago, aliran Chicago, konsep anomie Robert K. Merton dan Solomon konsep anomie Robert K. Merton dan Solomon Kobrin yang melakukan penelitian terhadap Kobrin yang melakukan penelitian terhadap hubungan antara gang jalanan dengan orang hubungan antara gang jalanan dengan orang laki‑laki yang berasal dari komunitas kelas bawah laki‑laki yang berasal dari komunitas kelas bawah ((lower classlower class). Hasil penelitiannya menunjukkan ). Hasil penelitiannya menunjukkan ada kaitan antara hierarki politis dengan ada kaitan antara hierarki politis dengan kejahatan teroganisir.kejahatan teroganisir.

Page 89: 5. Sosiologi Hukum 2

Ada dua teori sub-cultureAda dua teori sub-culture

• TeoriTeori Delinquent Sub‑CultureDelinquent Sub‑Culture• Albert K. Cohen dalarn bukunya Albert K. Cohen dalarn bukunya Delinquent Boys Delinquent Boys

(1955) berusaha memecahkan masalah kenakalan (1955) berusaha memecahkan masalah kenakalan remaja dengan meggabungkan teori remaja dengan meggabungkan teori Disorganivasi Disorganivasi Sosial Sosial dari Shaw dan McKay, teori dari Shaw dan McKay, teori Differential Differential Association Association Edwin H. Sutherland dengan teori Edwin H. Sutherland dengan teori Anomie R.K. Merton. Anomie R.K. Merton. Cohen menyimpulkan bahwa Cohen menyimpulkan bahwa kondisi tsb menyebabkan terjadinya peningkatan kondisi tsb menyebabkan terjadinya peningkatan perilaku delinkuen kalangan remaja di daerah kumuh perilaku delinkuen kalangan remaja di daerah kumuh ((slumslum). Konklusinya menyebutkan bahwa perilaku ). Konklusinya menyebutkan bahwa perilaku delinkuen di kalangan remaja kelas bawah delinkuen di kalangan remaja kelas bawah merupakan cermin ketidak puasan warga terhadap merupakan cermin ketidak puasan warga terhadap norma dan nilai kelompok kelas menengah yang norma dan nilai kelompok kelas menengah yang mendominasi kultur Amerika.mendominasi kultur Amerika.

Page 90: 5. Sosiologi Hukum 2

• Teori Differential Opportunity (Perbedaan kesempatan)Teori Differential Opportunity (Perbedaan kesempatan)• Teori ini dikernukakan oleh Richard A.Cloward dan Leyod Teori ini dikernukakan oleh Richard A.Cloward dan Leyod

E. Ohlin yang membahas perilaku delinkuen remaja E. Ohlin yang membahas perilaku delinkuen remaja (gang) (gang) di Amerika. Menurut Cloward, deviasi perilkau remaja itu di Amerika. Menurut Cloward, deviasi perilkau remaja itu terjadi karena ada perbedaan kesernpatan yang dimiliki terjadi karena ada perbedaan kesernpatan yang dimiliki anak‑anak untuk mencapai tujuan hidupnya. anak‑anak untuk mencapai tujuan hidupnya.

• Tiga tipe Tiga tipe gang gang kenakalan remaja: (1) kenakalan remaja: (1) Criminal Sub- Criminal Sub- Sulture, Sulture, bilamana masyarakat terintegrasi dg baik, mk bilamana masyarakat terintegrasi dg baik, mk gang gang akan berlaku sebagai kelompok yang belajar dari akan berlaku sebagai kelompok yang belajar dari orang dewasa. Aspek itu berkorelasi dengan organisasi orang dewasa. Aspek itu berkorelasi dengan organisasi kriminal; (2) kriminal; (2) Retreatist Sub‑culture, Retreatist Sub‑culture, remaja tidak memiliki remaja tidak memiliki struktur kesempatan shg banyak melakukan perilaku struktur kesempatan shg banyak melakukan perilaku menyimpang (mabuk‑mabukan, penyalahgunaan narkoba, menyimpang (mabuk‑mabukan, penyalahgunaan narkoba, dan lain sebagainya); (3) dan lain sebagainya); (3) Conflict Sub‑culture, Conflict Sub‑culture, terdapat terdapat dalam masyarakat yang tidak terintegrasi sehingga para dalam masyarakat yang tidak terintegrasi sehingga para remaja menunjukkan perilaku bebas. Ciri khas remaja menunjukkan perilaku bebas. Ciri khas gang gang ini adl ini adl kekerasan, perampasan harta benda, dan perilaku kekerasan, perampasan harta benda, dan perilaku menyimpang lainnya.menyimpang lainnya.

Page 91: 5. Sosiologi Hukum 2

TEORI KEKERASAN KOLEKTIFTEORI KEKERASAN KOLEKTIF

(Tilly)(Tilly)• Kekerasan Kolektif Primitif – pada dasarnya non politis, Kekerasan Kolektif Primitif – pada dasarnya non politis,

ruang lingkupnya terbatas pada st komunitas lokal ruang lingkupnya terbatas pada st komunitas lokal (contoh : pengeroyokan thd pencopet yg tertangkap (contoh : pengeroyokan thd pencopet yg tertangkap tangan).tangan).

• Kekerasan Kolektif Reaksioner – merupakan reaksi thd Kekerasan Kolektif Reaksioner – merupakan reaksi thd penguasa, pelaku dan pendukungnya tdk semata-mata penguasa, pelaku dan pendukungnya tdk semata-mata berasal dr st komunitas lokal, melainkan siapa saja yg berasal dr st komunitas lokal, melainkan siapa saja yg merasa sesuai dg tujuan kolektif atau tdk setuju dg merasa sesuai dg tujuan kolektif atau tdk setuju dg sistem yg tdk adil (contoh : demonstrasi buruh)sistem yg tdk adil (contoh : demonstrasi buruh)

• Kekerasan Kolektif Modern – merupakan sarana utk Kekerasan Kolektif Modern – merupakan sarana utk mencapai tujuan politis atau ekonomis dlm masyarakat mencapai tujuan politis atau ekonomis dlm masyarakat (contohnya: kerusuhan 14 Mei 1998 di Jakarta).(contohnya: kerusuhan 14 Mei 1998 di Jakarta).

Page 92: 5. Sosiologi Hukum 2

TEORI KONSPIRASITEORI KONSPIRASI(Mathias Brockers)(Mathias Brockers)

• Mutasi dlm kehidupan tdk saja terjadi atas dsr Mutasi dlm kehidupan tdk saja terjadi atas dsr pertarungan atau persaingan soal keberadaan, ttp juga pertarungan atau persaingan soal keberadaan, ttp juga persekutuan & kerjasama yg justru memungkinkan persekutuan & kerjasama yg justru memungkinkan terjadinya evolusi.terjadinya evolusi.

• Dlm kehidupan A bersepakat dg B tanpa diketahui C utk Dlm kehidupan A bersepakat dg B tanpa diketahui C utk memperoleh keuntungan adl wajar.memperoleh keuntungan adl wajar.

• Konspirasi mengandung bujukan atau rayuan, bukan Konspirasi mengandung bujukan atau rayuan, bukan sekedar bernada sama. Kata-kata yg saling terkait sekedar bernada sama. Kata-kata yg saling terkait membuat hal-hal yg rumit menjadi sederhana.membuat hal-hal yg rumit menjadi sederhana.

• Jika tidak ada bukti yg difinitif, kebenaran harus diuji scr Jika tidak ada bukti yg difinitif, kebenaran harus diuji scr berulang-ulang.berulang-ulang.

Page 93: 5. Sosiologi Hukum 2

• Kecenderungan melempar tggjwb mslh yg Kecenderungan melempar tggjwb mslh yg rumit & menyengsarakan merupakan ciri rumit & menyengsarakan merupakan ciri perilaku manusia.perilaku manusia.

• Misteri yg tdk mampu dijelaskan scr logika Misteri yg tdk mampu dijelaskan scr logika akan dilarikan kpd “sdh kehendak Tuhan” sbg akan dilarikan kpd “sdh kehendak Tuhan” sbg Sang Pencipta.Sang Pencipta.

• Konspirasi membuat masalah yg rumit Konspirasi membuat masalah yg rumit menjadi sederhana, dan menjadi alat ideal utk menjadi sederhana, dan menjadi alat ideal utk propaganda.propaganda.

• Syak wasangka adl suatu keraguan, kritik dpt Syak wasangka adl suatu keraguan, kritik dpt dijadikan bukti bagi realitas utk kemajuan.dijadikan bukti bagi realitas utk kemajuan.

Page 94: 5. Sosiologi Hukum 2
Page 95: 5. Sosiologi Hukum 2

REALITAS HUKUM(Law on books & Law in action)

Terjadinya perbedaan karena :

• Apakah “pola tingkah laku sosial” tlh mengungkapkan materi hk yg diumuskan dlm peraturan.

• Apakah keputusan pengadilan sama dg apa yg diharuskan dlm peraturan.

• Apakah tujuan yg dikehendaki hukum sama dg efek peraturan itu dlm kehidupan masyarakat.

* SIKAP AMBIVALEN MERUPAKAN PENGHALANG BAGI TEGAKNYA HUKUM

* KEKUASAAN YG TDK BERPARADIGMA HK MERUPAKAN PELUANG TERJADINYA PELANGGARAN HAM

(D.L KIMBAL)

Page 96: 5. Sosiologi Hukum 2

PERSPEKTIF HUKUMPERSPEKTIF HUKUMCIVIL LAW(Eropa Kontinental)Peranan ngr dlm

pembuatan UU dominanHk tertulis sbg andalan bagikepastian hk

CAMMON LAW(Anglo Saxon)

Hk tertulis & konvensiMendapat tempat yg

pentingHakim dpt membuat hk mll

Vonis-2 tanpa hrs terikatpd hk tertulis

KEADILAN DIUTAMAKAN

ORIENTASI

CAMMON LAW CIVIL LAWKOMPONEN

PEMBUATAN

FUNGSI

PELUANG

Partisipatif dgmengundangkanseluas-luasnyaparmas baik scrindividu maupunkelompok

Aspiratif,memenuhi kehen-dak masyarakatyg dkontestasikanscr demokratis

Limitatif karenamemuat kttn prin-sip scr rinci & ketatshg tdk dpt diinter-pretasikan scr sepi-hak olh pmrth, kecuali hal-2 teknis

Sentralistik karenapembuatannya lbhbanyak ditentukanolh lbg-2 ngr trtmpemerintah

Positivis instrumentalis dlm arti isinyalbh mencerminkankehendak atau altjustifikasi atas program yg akan dilakukan pmrth

Interpretatif krn hanya memuatmslh-2 pokok utkditafsirkan dg prtnrendah yg dibuatolh pemrth, dmninterpretasi seke-dar menyangkuthal-2 teknis

MASYARAKAT

Page 97: 5. Sosiologi Hukum 2

KRITERIA YURISPRUDESIAL SOSIOLOGICAL

Fokus Peraturan-Peraturan Struktur Sosial Proses Logika Perilaku Cakupan Universal Bervariasi Perspektif Partisipan Pengamat Kegunaan Praktis Alamiah Tujuan Pengendalian Keseimbangan

PENDEKATAN HUKUM (Donald Black)PENDEKATAN HUKUM (Donald Black)

PENGEMBANGAN HK TDK TERLEPAS DR ASPEK NORMATIF DAN SOSIOLOGIS. DALAM KENYATAAN KEDUA MODEL TSB SALING

TERKAIT, SALING MELENGKAPI, DAN SALING MEMBERIKAN SUMBANGAN DLM APLIKASI

Page 98: 5. Sosiologi Hukum 2

HUKUMHUKUM

* Perwujudan nilai-2 normatif (abstrak)* Instrumen utk pengendalian sosial

SOSIOLOGISOSIOLOGI

Memenuhi kebutuhan konkrit (aturan main)dalam kehidupan msyarakat

Page 99: 5. Sosiologi Hukum 2

• Hukum memiliki daya mengatur jika scr reltif sdh Hukum memiliki daya mengatur jika scr reltif sdh dipersatukan dlm kelompok-2 sosial, apalagi dlm dipersatukan dlm kelompok-2 sosial, apalagi dlm sistem sosial.sistem sosial.

• Hukum bersifat memaksa ttp paksaan itu bukanlah Hukum bersifat memaksa ttp paksaan itu bukanlah merupakan syarat utama, kemanfaatanlah yang merupakan syarat utama, kemanfaatanlah yang menjadi ukuran utama.menjadi ukuran utama.

• Pemaksaan itu lebih utk melindungi sistem sosial Pemaksaan itu lebih utk melindungi sistem sosial daripada hukum.daripada hukum.

• Obyek Sosiologi hukum : karakteristik hukum Obyek Sosiologi hukum : karakteristik hukum masyarakat, ideologi, kelembagaan sosial, masyarakat, ideologi, kelembagaan sosial, organisasi formal dan sosial, dan dinamika sosial.organisasi formal dan sosial, dan dinamika sosial.

Page 100: 5. Sosiologi Hukum 2

ALIH-ALIH PELEMBAGAAN HUKUM GOVERNMENT

POLITIC (Subyektivasi) RULE MAKING INSTITUTION FEED BACK NORM (Obyektivasi)

RULE MAKING INSTITUTION

SANCTION (Internalisasi) ALL OTHER SOCIETAL ALL PERSONAL FORCE

STATE

Rule Occupatio

n

Page 101: 5. Sosiologi Hukum 2

FILSAFAT FILSAFAT

KEBENARAN : Absolut (kitab suci). Otoriter (kekuasaan, kedudukan : Presiden, Panglima, Gubernur dll). Mistik (Dewa, paranormal, dukun dll). Logika rasional (pemikiran manusia=wisdom). Ilmiah (pakar, ilmuwan). Indrawi BENAR Fakta sosial apa Filsafat mempertentangkan mengapa Materi/Bentuk bagaimana PERUBAHAN Sifat