FALSAFAH KEPERAWATAN
KARI MARTINSEN PHILOSOPHY OF CARING
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
Mata Kuliah: IKD (Ilmu Keperawatan Dasar)
Dosen
: Ns.
Oleh :
Kelompok 5
1. HAKIM ABDUL2. ANGELITA LOMBOGIA
3. ARINNY TUJUWALE
4. EYVIN BERHIMPONG
5. WINDY P.S LAPIAN
6. GISELLA TUMIGOLUNG
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
MANADO 2012KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan
hambatan yang kelompok hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun
berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman, sehingga kami bias
menyelesaikan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam
proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa.
Seperti pepatah mengatakan Tiada gading yang tak retak begitu
pula dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen mata kulia
IKD demi penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARiDAFTAR ISIii1BAB I PENDAHULUAN
1A.Latar belakang Masalah
B.Tujuan23BAB II TINJAUAN TEORI PHILOPHICAL KARI MARITINSEN
3A.Riwayat Hidup Kari Marie Martinsen
B.Sumber-Sumber Teori4C.Konsep dan Definisi5D.Asumsi Dasar
Terkait Empat Fenomena dalam Keperawatan 7BAB III SKENARIO ROLE
PLAY914BAB IV PEMBAHASAN
18BAB V PENUTUP
18A.Kesimpulan
18B.Saran
19DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan memegang peranan penting dalam pelayanan
kesehatan masyarakat. Perawat sebagai ujung tombak bidang kesehatan
harus dapat mengaplikasikan konsep-konsep keperawatan yang telah
dibangun oleh pakar-pakar keperawatan sebagai bentuk eksistensinya
di masyarakat. Oleh karena itu, filosofi-filosofi keperawatan
saling terkait satu dengan yang lainnya, dapat dijadikan sebagai
landasan keperawatan yang komprehensif. Pelaksanaan asuhan
keperawatan secara holistik meliputi biopsikososiospiritual,
melalui beberapa tahapan yaitu pengkajian, penegakan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implemtasi tindakan dan evaluasi .
Tahapan tersebut digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan
keperawatan yang ada secara optimal.Berbagai filosofi ataupun
konsep teori yang dicetuskan oleh pakar-pakar keperawatan mempunyai
kontribusi besar dalam pengembangan teori keperawatan itu sendiri .
Karena pengembangan tersebut juga melalui proses yang panjang dalam
bentuk riset penelitian. Salah satunya adalah filosofi oleh Kari
Mari Martinsen yang terkenal dengan Philosophi of caring. Teori
filosofikal, ilmiah dasar dan aplikasi praktis yang dikembangkan
oleh Kari Marie Martinsen berfokus pada telaah di sisi moral
keperawatan, dan etika keperawatan. Pandangan dunia fenomenologis
berbasis Martinsen adalah manusia tidak dapat dipahami atau
dipertimbangkan dalam isolasi dari lingkungannya. Mennesket og
omgivelsene utgjr en enhet, som frer til at alle situasjoner er
kontekstavhengige og derfor Manusia dan lingkungan merupakan suatu
perangkat yang menyebabkan setiap situasi tergantung konteks dan
bersifat unik. Caring yang berhubungan atau menekankan rasa empati,
refleksi, keterbukaan dan kemurahan hati dan kepercayaan. Pada
pelaksanaan asuhan keperawatan di masyarakat saling terkait satu
sama lainnya, karena pelayanan yang diberikan haruslah bersifat
komprehensif dan berkesinambungan karena kebutuhan tiap individu
berbeda satu sama lainnya, maka perawat haruslah bersikap sesuai
dengan kebutuhan pasien saat itu. Berdasarkan filosofi menurut
teori Kari Marie Martinsen kelompok menjabarkan pada
penatalaksanaan keperawatan kasus dengan masalah trauma psikologis
akibat bencana, dimana filosofi Kari Marie Martinsen ini lebih
menitikberatkan pada permasalahan Caring yaitu berfokus pada Moral,
dimana perawat memberikan asuhan keperawatan harus berempati,
berefleksi, memberikan keterbukaan, kemurahan hati, kepercayaan,
harapan dan cinta dalam setiap pemberian asuhan keperawatan. Ini
merupakan fenomena yang dapat kita terima seperti halnya kita
menerima waktu, ruang, udara, air dan makanan. Tanpanya hidup akan
menjadi kacau, tanpa itu pula caring tidak dapat dilaksanakan.B.
Tujuan
1. Tujuan umum :Mampu menerapkan teori filosofikal keperawatan
menurut Kari Marie Martinsen ke dalam kasus pelayanan
keperawatan.
2. Tujuan khusus:
a. Menjelaskan konsep teori filosofikal keperawatan menurut Kari
Marie Martinsen.b. Menjelaskan tentang proses keperawatan menurut
Philosophy of Caring Kari Marie Martinsen.c. Menggambarkan konsep
teori filosofikal keperawatan pada kasus nyata yaitu pelayanan
keperawatan pada kondisi nyata.d. Mengaplikasikan teori filosofikal
keperawatan Kari Marie Martinsen terkait dalam asuhan
keperawatan.BAB II
TINJAUAN TEORI PHILOPHICAL THEORYKARI MARIE MARTINSEN
A. RIWAYAT HIDUP KARI MARIE MARTINSENKarie Marie Martinsen
adalah seorang perawat dan filosofer yang lahir dan dibesarkan di
Oslo, ibukota dari Norwegia. Ia lahir pada tanggal 20 Januari 1943
saat Jerman menduduki Norwegia pada perang dunia II (1940-1945).
Setelah perang, masalah-masalah moral dan sosial politik
mendominasi diskusi yang terjadi di dalam rumahnya.Setelah SMA,
Martinsen melanjutkan pendidikan di Ulleval College Of Nursing di
Oslo, menjadi perawat pada tahun 1964, dan bekerja di klinik RS
selama 1 tahun. Kemudian ia melanjutkan pendidikan keperawatan dan
menjadi perawat psikiatrik pada tahun 1966, dan bekerja di Dikemark
Psychiatric Hospital selama 2 tahun, dan juga terlibat selama
beberapa tahun dalam perawatan psikiatrik pasien rawat jalan.
Selama menjadi perawat umum dan perawat psikiatrik, membuat
Martinsen concern terhadap banyaknya ketimpangan sosial dan
pelayanan kesehatan yang terjadi.Kesehatan, penyakit, perawatan dan
pengobatan mendapat perlakuan sangat tidak merata pada
masyarakat.Pada tahun 1968, Martinsen memperoleh gelar Sarjana
Psikologi di Universitas Oslo dan tahun 1969 mendalami bidang
Fisiologi di Universitas Oslo. Tahun 1971, Martinsen memilih bidang
Filosofi sebagai subjek lain yang ditekuni di Universitas Oslo.
Antara tahun 1972-1974, Martinsen belajar di Institute of
Philosophy di Universitas Bergen, dan memperoleh gelar magister
filosofi, dan tesisnya diterbitkan pada tahun 1975.
Iabergulatdenganpertanyaan-pertanyaan filosofis yangmengganggu
pikirannya sebagaiwarga negara,profesional,danpetugas
kesehatan.Pada tahun 1976-1977, Martinsen menjadi dekan di Faculty
of Nursing Teachers Training di Bergen. Martinsen memperoleh
penghargaan dari Norwegian Nurses Association pada tahun 1976, dan
penghargaan dari Norways General Science Research Council tahun
1978. Martinsen bersama dengan Waerness menerbitkan buku yang
berjudul Caring Without Care di tahun 1979.
Antara tahun 1981-1985, Martinsen menjadi asisten ilmiah di
Historical Institute di Universitas Bergen. Dia memperoleh gelar
Doktor dalam bidang Filosofi dari Universitas Bergen pada tahun
1984. Selanjutnya dari tahun 1986, bekerja sebagai Associate
Professor di Institute for Health and Social Medicine di
Universitas Bergen selama 2 tahun. Martinsen menulis buku dan
diterbitkan dengan judul Caring, Nursing and Medicine,
Historical-Philosophical Essays pada tahun 1989.Pada tahun 1990,
Martinsen pindah ke Denmark. Diabekerja diUniversitas
Aarhusuntukmendirikan program masterdanPh.D di bidang
keperawatan.Dia tinggal disanaselama5tahun. Dalam rentang tahun
1994-1997, Martinsen menjadi Profesor II di Departemen Ilmu
Keperawatan Universitas Tromso. Akhirnya tahun 1998, Martinsen
memilih menjadi freelancer karena merasa kekurangan waktu untuk
meneliti dan menulis.
Pada tahun 1999-2004, Martinsen menjadi Profesor II yang bekerja
paruh waktu di Lovisenberg Deconal University College di Oslo. Pada
tahun 2002, Martinsen kembali keUniversitas Bergen,dimanaia
dipekerjakan sebagai profesordi Department of Public Health and
Primary Health Care, bagian dari
ilmukeperawatan.Mengajardansupervisi mahasiswa program master dan
doktoral menjadi fokusnya sekarang. B. SUMBER-SUMBER TEORI
Teori filosofikal keperawatan menurut Kari Marie Martinsen
berfokus pada Caring, yang mengadopsi pada tiga filsuf secara
khusus, antara lain: filsuf jerman, politisi dan sosialis,
KarlMarx(1818-1883); filsuf jerman dan pendiri fenomenologi, Edmund
Husserl (1859-1938); serta filsuf Perancis dan fenomenologtubuh,
Merleau-Ponty (1908-1961).Martinsen jugamemperluas
sumber-sumberteoritisnya dengan memasukkan filsuf lain,
teolog,dansosiolog, antara lain: Martin Heidegger (1889 1976),
seorang fenomenologis Jerman dan murid dari Husserl; Knud Eiler
Logstrup (1905 1981), seorang filosofis Denmark dan teologis; Max
Weber (1864 1920), seorang sosiologis Jerman dan memiliki
signifikansi yang besar dalam filsafat ilmu sosial; Michel
Foucault, seorang filosofis; Paul Ricoeur (1913 sekarang), seorang
filosofis Perancis.C. KONSEP DASAR DAN DEFINISI
1. PerawatanPerawatan adalah suatu bentuk yang bukan hanya
sekadar nilai dasar keperawatan, tetapi juga merupakan nilai dasar
hidup kita. Perawatan ialah perkembangan positif individu ke arah
yang lebih baik. Perawatan berbentuk trinitas, terdiri dari
hubungan, praktik, dan moral yang terjadi secara simultan.
Perawatan mempunyai arah untuk menuju situasi orang lain. Dalam
konteks profesional, perawatan memerlukan pendidikan dan latihan.
Tanpa pengetahuan profesional, hubungan dengan pasien akan berubah
menjadi sentimentil. Tanpa perwalian, tidak ada kelalaian, dan
tidak sentimentil merupakan ekspresi dari perawatan.2. Penilaian
Profesional
Penilaian profesional menunjukkan kualitas suatu hubungan yang
sebenarnya. Hal ini bisa dicapai melalui latihan menilai secara
profesional baik dalam praktik maupun kehidupan sehari-hari
berdasarkan observasi klinis kita. Penilaian profesional tidak
hanya dilatih dengan melihat, mendengar dan menyentuh secara
klinis, tetapi juga perlu dilatih bagaimana melihat, mendengar, dan
menyentuh secara klinis dengan cara yang baik dan benar. Pasien
memberikan kesan yang berbeda-beda pada kita (perawat) karena
persepsi seseorang memiliki analog dengan variasi karakter yang
ditimbulkannya dan bergantung pada situasi tertentu. Satu hal yang
perlu diingat dan direnungkan adalah adanya hubungan antara kesan
dengan situasi, pengetahuan profesional yang dimiliki, dan
pengalaman sebelumnya. Kebijaksanaan menunjukkan pengetahuan
profesional melalui kepekaan alami dan bahasa sehari-hari.3.
Praktik Moral Ditemukan Dalam PerawatanPraktik moral dapat terjadi
bila empati dan refleksi ditampilkan secara bersama-sama saat
bekerja sehingga caring dapat diekspresikan dalam tindakan
keperawatan. Moral itu ada dalam situasi nyata yang harus
diperhitungkan. Tindakan kita perlu dipertanggungjawabkan, yang
didasarkan pada empati dan refleksi.
4. Person Oriented ProfessionalPerson Oriented Professional
mempunyai makna bahwa perawat sebagai tenaga profesional memandang
pasien sebagai orang yang menderita dan harus dilindungi
integritasnya. Hal ini memberikan tantangan bagi profesional untuk
meningkatkan kompetensi dirinya dalam menjalin hubungan yang saling
menguntungkan dan bersifat manusiawi dengan tujuan untuk melindungi
dan merawat pasien. Selain itu, profesionalisme berbasis individu
juga berbicara tentang pemahaman terhadap posisi masing-masing
pihak dimana pihak satu membutuhkan pihak lainnya, dan menempatkan
pasien sebagai fokus dari caring.5. Ungkapan Hidup
TertinggiUngkapan hidup tertinggi adalah keterbukaan, kemurahan
hati, kepercayaan, harapan, dan cinta. Hal ini merupakan fenomena
yang dapat kita terima seperti kita menerima waktu, ruang, udara,
air, dan makanan. Tanpanya hidup menjadi kacau, dan caring tidak
dapat dilaksanakan.
6. Area Yang Tak Dapat DisentuhUngkapan ini menunjukkan bahwa
ada area-area yang tidak boleh kita masuk ke dalamnya, menemui
orang lain ataupun menemui alam lain. Terdapat batasan yang harus
kita hormati. Dalam caring, area yang tidak tersentuh adalah
kesatuan, yang merupakan lawan dari keterbukaan. Keterbukaan dan
area yang tak tersentuh merupakan suatu hal yang kontradiktif dalam
caring.7. VokasiVokasi adalah suatu kebutuhan hidup yang membuat
manusia merasa sempurna dalam berhubungan dan merawat (peduli)
terhadap orang lain.
8. Mata HatiHati bicara tentang eksistensi individu, derita
orang lain dan situasi yang ada didalamnya. Mata hati berhubungan
dengan perhatian yang didasarkan pada hubungan resiprokal yang
saling memahami.
9. The Registering EyeThe Registering Eye
adalahobjektifitasdanperspektif daripengamat. Hal itu berkaitan
dengan mencari koneksi, sistematisasi, peringkat, klasifikasi, dan
menempatkan dalam sistem.The registering eye merupakan
aliansiantara ilmu pengetahuan alam modern,
teknologi,danindustrialisasi.Jika seorang pasien dan seorang
profesional menggunakan tatapan ini secara sepihak, kasih sayang
akan keluar darisituasitersebut,dan kemauan untukhidupberkurang.D.
ASUMSI DASAR TERKAIT EMPAT FENOMENA DALAM KEPERAWATAN
1. KEPERAWATAN
Asumsi dasar philosophical caring termasuk dalam hal praktik
keperawatan dimana perawat memberikan asuhan keperawatan merawat
dan peduli pada orang lain. Hal yang harus diperhatikan ketika
melakukan caring ke pasien yaitu : caring berkaitan dengan
hubungan, praktik, dan moral. Caring dapat praktikkan dalam kasus
nyata dimana caring melibatkan setidaknya dua orang atau lebih yang
saling berinteraksi. Caring yang berkaitan dengan moral dapat
diartikan sebagai situasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan
didasarkan pada evaluasi tindakan keperawatan.2. MANUSIA
Menurut Martinsen (1975), manusia tidak dapat dipisahkan dari
lingkungan sosial dan komunitasnya. Martinsen berpendapat bahwa
terdapat hubungan yang paralel antara manusia dengan tubuhnya.
Sebagai tubuh, manusia berhubungan dengan diri sendiri, orang lain,
dan dunia, sedangkan manusia adalah tubuh itu sendiri dimana
sebagai tubuh, manusia mempunyai persepsi dan pemahaman. Tubuh
terdiri dari jasmani dan jiwa.3. KESEHATAN
Sehat adalah refleksi dari kondisi organisme, selain itu juga
merupakan ekspresi tingkat kompetensi dalam pengobatan. Dampak yang
membahayakan dari pengobatan dan pelayanan yang tidak adekuat bagi
orang yang menderita penyakit kronis menyebabkan Martinsen kembali
berpikir ke konsep konservatif yaitu sehat secara ideal.4.
LINGKUNGAN
Manusia selalu berada dalam situasi yang berbeda dari satu
tempat ke tempat yang lain dan dalam ruang yang satu ke ruang yang
lain (berada dalam tempat dan ruang khusus). Dilihat dari dimensi
ruang terdapat waktu, ambience, dan kekuatan. Martinsen menyatakan
bahwa waktu, arsitektur, dan pengetahuan dapat bekerja terhadap
ambience suatu dimensi ruang. Arsitektur, hubungan dengan orang
lain, penggunaan obyek, kata-kata, pengetahuan, keberadaan kita di
dalam ruangan, semuanya tersusun teratur dalam ruang dan situasi.
Manusia masuk dalam ruang universal, ruang alami, tetapi melalui
penciptaan ruang budaya. Kita membangun rumah dengan
ruangan-ruangan dan aktivitas pelayanan kesehatan menempati ruangan
yang berbeda.BAB III
SKENARIO ROLE PLAY
Teori Kari Marie Martinsen mengutamakan fokus pada caring
termasuk didalamnya bagaimana merawat dan peduli pada orang lain
(Tomey & Alligood, 2006). Ada tiga hal yang harus diperhatikan
dalam caring menurut Kari Marie Martinsen yaitu: caring harus
berkaitan dengan hubungan, praktik dan moral.
SKENARIO ROLE PLAY TEORI FILOSOFIKAL KARI
MARTINSENNarator:Artika NurrahimaPemain :
Perawat 1:Diyah Yulistika sebagai Ns. DiyahPerawat 2 : Ani
Nuraeni sebagai Ns. AniPerawat 3 : Ratu Kusuma sebagai Ns.
RatuPasien 1:Istianna N. sebagai Ibu AnnaPasien 2 : Galia Wardha A.
sebagai Nona LiaKetua Posko:Sovia sebagai SovieKeluarga Pasien :
Herlina sebagai Ibu Lina
PROLOG:Desa Mujur merupakan sebuah desa yang damai dan tenang,
terletak di lereng gunung Sindoro. Semenjak dahulu tidak pernah
nterjadi bencana di desa tersebut. Masyarakatnya ramah dan saling
tolong menolong. Tiba- tiba, Tuhan memberikan sebuah cobaan bagi
desa tersebut. Banjir bandang melanda desa Mujur pada tengah malam,
pada saat penduduk tertidur pulas. Rumah- rumah hancur, sawah dan
ladang terendam banjir, serta tidak sedikit korban jiwa akibat
banjir bandang. Lansia anak- anak dan wanita hamil pun tidak luput
dari terkaman banjir tersebut. Akibatnya, banyak warga yang
mengalami trauma fisik maupun trauma psikologis. Banyak orang tua
yang histeris karena anaknya terluka dan bahkan ada yang
meninggal.
Mendengar peristiwa tersebut, sekelompok mahasiswa S2
keperawatan yang baru mendapatkan kuliah Prof. Elly tergerak
hatinya. Mereka kemudian menuju Desa Mujur untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada korban banjir bandang dengan menerapkan teori
caring Kari Martinsen dengan penekanan kepada empati, refleksi,
keterbukaan, kemurahan hati, kepercayaan.
Di Posko pengungsian Slamet terdapat 25 keluarga yang tinggal
disana, sudah hampir satu minggu mereka bertahan di pengungsian
dengan fasilitas yang minim. Diantara korban, terdapat Ibu Anna
yang menangis meratapi anaknya yang sudah meninggal. Tatapan
matanya kosong seakan akan sudah kehilangan segalanya. Selain Ibu
Anna, ada nona Lia yang mengalami trauma karena kehilangan tempat
tinggal dan beberapa orang anggota keluarga. Beliau sangat
ketakutan, khawatir banjir bandang akan datang lagi dan mengambil
semua miliknya. Di Posko kesehatan dua perawat sedang membicarakan
kondisi pasien.
Situasi I (percakapan perawat yang bertugas di posko
kesehatan)
Ners Diyah:Ners Ani ... mari kita periksa satu persatu dari
pasien kita semua kita identifikasi apakah mereka ada yang
mengalami masalah kesehatan yang serius.
Ners Ani: Apa yang perlu kita cek mbak?Ners diyah : Kita periksa
tanda-tanda vital, kita tanya keluhan mereka, kita kaji sisi
psikologisnya siapa tau ada yang memang perlu intervensi
lanjut.
Sementara itu di tenda pengungsian, pasien Lia berteriak-teriak
histeris dan pasien Anna menangis meratapi nasibnya.Situasi II (Di
tenda Pengungsian)
Pasien Lia:A..... jangan...tidak... awas...suara banjir, banjir
datang lagi................
Ns. Diyah:Mbak...ada apa? Mbak mendengar suara apa?
Pasien Lia: Suara gemuruh..banjir.. banjir (berteriak- teriak
histeris).Ns. Diyah: Tenang mbak.. tenang (Ns. diyah memegang bahu
pasien Lia dan berusaha menenangkanya). Saya Diyah petugas
kesehatan disini. Mbak namanya siapa? Pasien Lia: Sa..ya.., Lia...
banjir.....Ns. diyah: Mbak lia tenang dulu...coba tarik nafas
panjang (Perawat sambil mencontohkan menarik nafas panjang).
Ceritakan kepada saya apa yang mbak Lia rasakan.Pasien Lia: Saya
mendengar suara gemuruh air. Sepertinya banjir belum surut. Saya
takut... Ns. diyah: Mbak Lia tenang, disini tempatnya sudah
aman.
Sambil berusaha menenangkan pasien Lia, perawat Diyah melakukan
pengkajian pada pasien Lia.Di tempat tak jauh dari pasien Lia
berada, pasien Anna berteriak- teriak memanggil anaknya.
Pasien Anna:Anakku...anakku...kamu dimana nak?(Ada dua perawat
datang menghampiri pasien Ana)Ns. Ratu: Ibu ada apa sih? Kok
teriak-teriak mengganggu pasien yang lagi istirahat.. ibu kalau
teriak-teriak terus nanti saya bawa keluar..
Pasien Anna: wha...huwa..a...(Pasien Anna menagis semakin
semakin kencang)
Ns. Ani:Tenang mbak...saya perawat Ani. Saya dengar tadi ibu
memanggil anak ibu.. apa yang sebenarnya ibu rasakan?
Pasien Anna: Anak saya mana mbak? Saya mau menyusui, kasihan
kalau dia lapar.
Keluarga: Tenang nduk..(sambil menangis)Ns. Ratu: Ibu sadar
nggak kalau....
Belum selesai perawat Ratu bicara, perawat Ani memotong
perkataannya. Perawat Ani meminta perawat Ratu untuk menangani
pasien lain karena khawatir perawat Ratu akan semakin memperburuk
kondisi pasien Anna.
Ns. Ani:Ehm........mbak Ratu, sebaiknya mbak Ratu menangani
pasien yang lain. Biar pasien ini saya yang merawatnya.
Ns. Ratu: Ya sudahlah. Pusing aku mendengar dia teriak-
teriak.
Setelah itu Ns. Ani menghampiri pasien ibu Anna dan meruskan
interaksi dengan pasien ibu Anna dan keluarganya.Ns. Ani:Mbak,
sebenarnya apa yang terjadi pada mbak Anna?
Keluarga:Ya, beginilah. Suster bisa melihat sendiri. Kakak saya
belum siap menerima kematian anaknya. (dengan tatapan mata yang
sedih memandangi pasien Anna).
Ns. Ani: Apa yang sudah mbak lakukan? Sudah berusaha menjelaskan
kenyataan yang ada?
Keluarga: Sudah pernah saya jelaskan sekali. Tapi kakak saya
tetap tidak bisa menerima, akhirnya saya jadi nggak tega. Bantu
saya suster, apa yang harus saya lakukan? Saya ingin kakak saya
bisa menerima kenyataan.
Ns. Ani:Tenang mbak, saya mengerti apa yang mbak rasakan. Saya
akan bantu semampu saya. (Sambil memegang pundak dan berusaha
menenangkan pasien Anna).Perawat Ani dan perawat Diyah melanjutkan
pengkajian mereka.
Setelah melakukan pengkajian, perawat Diyah dan perawat Ani
melaporkan kondisi yang mereka temui kepada ketua posko.
Ns. Diyah:Ibu, dari hasil pengkajian kami terhadap 25 orang
pasien yang ada di posko ini, ada dua pasien yang mengalami
gangguan psikologis. Pasien Lia masih ketakutan akan adanya banjir,
dan pasien Anna masih belum bisa menerima kenyataan kalau anaknya
sudah meninggal.
Ketua posko:Yang mengalami gangguan fisik bagaimana?Ns ani:20
pasien menderita luka ringan, 15 orang menderita diare dan 1 orang
mengalami muntaber. Pasien muntaber kondisinya mengkhawatirkan,
sepertinya sudah mengalami dehidrasi berat dan tidak mungkin
dipertahankan di tenda pengungsian.Ketua posko:Baiklah, kalau
begitu kita rujuk saja ke rumah sakit terdekat.
EPILOG:
Setelah memberikan laporan dan merujuk pasien, perawat Ani,
perawat Diyah dan ketua posko berusaha menangani pasien Lia dan
Anna. Perawat Ratu yang pada awalnya tidak berempati terhadap
kondisi pasien Anna, akhirnya sadar bahwa perilakunya salah. Ia
kemudian bergabung dengan Perawat Ani untuk membantu menangani
pasien Anna.Setelah mendapatkan intervensi keperawatan yang
berlandaskan caring dari perawat Diyah, perawat Ani, Perawat Ratu
dan ketua posko, kondisi pasien Anna dan pasien Lia semakin
membaik. Pasien Anna sudah bisa menerima kenyataan tentang kematian
anaknya, walaupun sangat menyakitkan baginya. Rasa takut pasien Lia
akan adanya banjir susulan berangsur- angsur hilang. Perawat Ratu
pun semakin menyadari pentingnya caring dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien. Memiliki rasa empati dan refleksi
terhadap apa yang dirasakan pasien, serta memandang pasien sebagai
individu yang harus dilindungi integritasnya.BAB IVPEMBAHASAN
Pada skenario yang terdapat pada bab III, penulis berusaha untuk
menyajikan teori filosofikal keperawatan Kari Marie Martinsen yang
berfokus pada caring dalam bentuk praktik keperawatan pada
pasien-pasien yang menjadi korban disaster. Dari hasil analisis
kasus ditemukan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan
komponen teori Kari Marie Martinsen, antara lain:
A. PerawatanMartinsen mengatakan bahwa dalam praktik
keperawatan, caring menjadi hal yang sangat fundamental. Praktik
caring berkaitan dengan tiga hal, antara lain hubungan, praktik,
dan moral. Hal ini yang ingin penulis sampaikan di dalam skenario
pada bab III. Terdapat tiga orang perawat, yaitu ners Ani, Diyah
dan Ratu. Pada awalnya, ners Ratu tidak menunjukkan perilaku caring
dalam praktik keperawatan yang diberikannya pada pasien. Antara
ners Ratu dan pasien telah terjalin hubungan (interaksi antara dua
orang), namun ners Ratu belum menunjukkan pemahaman yang benar
mengenai kondisi ataupun situasi pasien. Dia tidak menampilkan
sikap peduli pada pasien. Namun, dengan melihat perilaku yang
ditampilkan oleh teman-temannya (ners Ani dan Diyah), akhirnya ners
Ratu menyadari kesalahannya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan
oleh Martinsen bahwa caring dapat dipelajari dan dilatih dalam
praktik nyata.B. Penilaian professionalPenilaian profesional
menunjukkan kualitas suatu hubungan yang sebenarnya. Hal ini bisa
dicapai melalui latihan menilai secara profesional baik dalam
praktik maupun kehidupan sehari-hari berdasarkan observasi klinis
kita. Penilaian professional telah ditunjukkan oleh ners Ani dan
Diyah. Mereka sudah berusaha untuk memahami kondisi pasien dengan
cara melihat, mendengar dan menyentuh secara klinis dengan baik dan
benar. Sehingga mereka dapat mengetahui kondisi pasien, dimana ada
yang mengalami masalah fisik dan ada juga yang mengalami masalah
psikologis sebagai akibat dari bencana alam yang terjadi.C. Praktik
moral ditemukan dalam perawatanPraktik moral dapat terjadi bila
empati dan refleksi ditampilkan secara bersama-sama saat bekerja
sehingga caring dapat diekspresikan dalam tindakan keperawatan.
Empati merupakan suatu sikap dimana kita berusaha ikut merasakan
apa yang dirasakan oleh orang lain, berusaha untuk memahami masalah
yang dialami oleh orang lain. Empati dapat ditunjukkan baik secara
verbal ataupun dengan nonverbal. Sikap empati inilah yang dicoba
ditampilkan oleh ners Ani dan ners Diyah. Hal ini dapat dilihat
dari perkataan ataupun perbuatan mereka. Contohnya: Tenang mbak,
saya mengerti apa yang mbak rasakan. Saya akan bantu semampu saya.
(Sambil memegang pundak dan berusaha menenangkan pasien Anna).D.
Person oriented professionalPerson Oriented Professional mempunyai
makna bahwa perawat sebagai tenaga profesional memandang pasien
sebagai orang yang menderita dan harus dilindungi integritasnya.
Dalam kasus tergambar bagaimana menderitanya pasien Anna dan pasien
Lia karena kehilangan yang dialaminya saat banjir bandang
menghancurkan desanya. Kondisi pasien tersebut merupakan suatu
tantangan bagi ners Ani, Diyah dan Ratu sebagai perawat
professional untuk dapat menunjukkan kompetensinya dalam menjalin
hubungan dengan pasien dan membantu pasien agar tidak kehilangan
integritas dirinya.
E. Ungkapan hidup tertinggiUngkapan hidup tertinggi adalah
keterbukaan, kemurahan hati, kepercayaan, harapan, dan cinta. Dalam
membantu pasien yang mengalami masalah psikologis, keterbukaan dan
kemurahan hati perawat sangat diperlukan sehingga pasien merasa
diterima dan dipahami kondisinya. Selain itu, kepercayaan perlu
diperlihatkan oleh perawat agar pasien merasa menemukan tempat
untuk mencurahkan apa yang dirasakan olehnya. Pada pasien yang
sedang mengalami kehilangan, kita perlu menanamkan pada pasien
secara perlahan-lahan bahwa masih banyak harapan yang bisa diraih
dalam hidup, hidup tidak berhenti saat itu. Hal itu dapat dicapai
bila kita (perawat) melakukannya dengan cinta. Dalam skenario di
bab III, hal-hal tersebutlah yang berusaha ingin kelompok
tampilkan. Sehingga akhirnya pasien Anna sudah bisa menerima
kenyataan tentang kematian anaknya, walaupun sangat menyakitkan
baginya, dan rasa takut pasien Lia akan adanya banjir susulan
berangsur- angsur hilang.F. Area yang tidak dapat disentuhDalam
caring, area yang tidak tersentuh adalah lawan dari keterbukaan.
Dalam kasus ini, perawat Ani dan Diyah berusaha untuk menggali
permasalahan pasien secara perlahan, dengan tidak memaksa pasien
untuk menerima kenyataan yang ada. Area yang tidak dapat disentuh
merupakan hal yang privacy bagi pasien, tidak akan diceritakan oleh
pasien bila belum ada trust antara perawat dan pasien. Langkah awal
dalam menciptakan trust adalah dengan memperkenalkan diri perawat
pada pasien, seperti yang terdapat dalam skenario. Contohnya: Saya
Diyah petugas kesehatan disini. Mbak namanya siapa?G. VokasiVokasi
adalah suatu kebutuhan hidup yang membuat manusia merasa sempurna
dalam berhubungan dan merawat (peduli) terhadap orang lain.
Tindakan yang dilakukan oleh ners Ani, Diyah dan Ratu yang segera
datang ke daerah bencana untuk menolong korban merupakan suatu
bentuk pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri manusia, dimana sebagai
perawat professional, mereka merasa berguna bagi orang lain
sehingga mereka merasa menjadi orang yang sempurna.H. Mata hatiHati
bicara tentang eksistensi individu, derita orang lain dan situasi
yang ada didalamnya. Dalam kasus ini, perawat Ani, Diyah dan Ratu
pergi ke tempat bencana untuk menolong korban karena hati mereka
yang bicara sehingga mereka juga ikut merasakan derita dari korban
bencana tersebut.I. The registering eye.The Registering Eye
adalahobjektifitasdanperspektifdaripengamat. Maksudnya dalam
memberikan tindakan keperawatan pada pasien, perawat harus
melakukan seobjektif mungkin sesuai dengan kondisi pasien dan
berdasarkan cara pandang perawat yang dilandaskan ilmu pengetahuan
yang dimilikinya. Pada kasus yang terdapat dalam skenario,
registering eye digunakan oleh perawat untuk mengenali dan memahami
kondisi pasien. Dalam menggali permasalahan pasien, perawat
melakukan pengamatan dan pemeriksaan satu persatu pada pasien
dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya.BAB VPENUTUPA. Kesimpulan
1. Karie Marie Martinsen adalah seorang perawat dan filosofer,
mengungkapkan teori keperawatan philosophical caring dengan asumsi
dasar bahwa caring termasuk dalam praktik keperawatan dimana
perawat memberikan asuhan keperawatan, merawat dan peduli pada
orang lain. Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan caring
kepada pasien yaitu: caring berkaitan dengan hubungan, praktik, dan
moral.
2. Menurut Martinsen (1975), manusia tidak dapat dipisahkan dari
lingkungan sosial dan komunitasnya keduanya mempengaruhi kesehatan
dimana sehat adalah refleksi dari kondisi organisme, selain itu
juga merupakan ekspresi tingkat kompetensi dalam pengobatan.3.
Manusia selalu berada dalam situasi yang berbeda dari satu tempat
ke tempat yang lain dan dalam ruang yang satu ke ruang yang lain
(berada dalam tempat dan ruang khusus).4. Konsep dasar dari teori
yang diungkapkan filosofer Kari Marie Martinsen yaitu: perawatan,
penilaian profesional, praktik moral ditemukan dalam perawatan,
person oriented professional, ungkapan hidup tertinggi, area yang
tidak dapat disentuh, vokasi, mata hati, the registering eye.B.
Saran1. Setelah mempelajari tentang teori filosofikal keperawatan,
sebaiknya mahasiswa program magister keperawatan benar-benar bisa
memahami tentang konsep caring dan dapat menerapkannya dalam
praktik keperawatan sehari-hari pada pasien.
2. Seorang perawat sebagai tenaga professional di pelayanan
kesehatan sebaiknya mengetahui tentang konsep caring dan
mengaplikasikannya dalam tugas sehari-hari sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Teori Filosofikal Keperawatan Kari Martinsen.
Diakses dari http://no.wikipedia.org/wiki/Kari_Martinsen pada
tanggal 14 Maret 2011.Dines Alison. 1999. Research library.
Philosophical issues in Nursing. Journal of medical ethticsTomey,
Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. 6th edition.
St.Louis: Mosby Year Book.
Wikipedia. Nursing Theorist and Nursing Models. Diakses tanggal
18 Maret 2011. http://en.wikipedia.org/wiki/Kari_Martins Model of
Nursing