BAB II ISI 2.1 Pengertian Revetment Revetment atau perkuatan lereng merupakan bangunan yang ditempatkan pada suatu lereng yang berfungsi melindungi suatu tebing alur pantai atau permukaan lereng dan secara kesuluruhan berperan meningkatkan stabilitas alur pantai atau tubuh tanggul yang dilindungi. Secara khusus, dinding pantai atau revetment juga dapat didefinisikan sebagai bangunan yang memisahkan daratan dan perairan pantai, yang terutama berfungsi sebagai dinding pelindung pantai terhadap erosi dan limpasan gelombang (overtopping) ke darat. Daerah yang dilindungi adalah daratan tepat di belakang bangunan. Permukaan bangunan yang menghadap arah datangnya gelombang dapat berupa sisi vertikal atau miring. Dinding pantai biasanya berbentuk dinding vertikal sedangkan revetment mempunyai sisi miring. Bangunan ini ditempatkan sejajar atau hampir sejajar dengan garis pantai. Gambar 2.1 menunjukkan penempatan revetment dan bentuk tampang lintangnya. 3
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Revetment
Revetment atau perkuatan lereng merupakan bangunan yang ditempatkan
pada suatu lereng yang berfungsi melindungi suatu tebing alur pantai atau
permukaan lereng dan secara kesuluruhan berperan meningkatkan stabilitas alur
pantai atau tubuh tanggul yang dilindungi. Secara khusus, dinding pantai atau
revetment juga dapat didefinisikan sebagai bangunan yang memisahkan daratan
dan perairan pantai, yang terutama berfungsi sebagai dinding pelindung pantai
terhadap erosi dan limpasan gelombang (overtopping) ke darat. Daerah yang
dilindungi adalah daratan tepat di belakang bangunan. Permukaan bangunan yang
menghadap arah datangnya gelombang dapat berupa sisi vertikal atau miring.
Dinding pantai biasanya berbentuk dinding vertikal sedangkan revetment
mempunyai sisi miring. Bangunan ini ditempatkan sejajar atau hampir sejajar
dengan garis pantai. Gambar 2.1 menunjukkan penempatan revetment dan bentuk
tampang lintangnya.
Gambar 2.1 Penempatan revetment dan bentuk tampang lintangnya
2.2 Struktur dan Mekanisme Perlindungan Revetment
Revetment merupakan struktur paling ringan, hal ini dikarenakan struktur
revetment hanya untuk melindungi struktur pantai dari bahaya erosi dan
gelombang kecil. Struktur revetment terdapat dua macam yaitu struktur fleksibel
dan struktur rigid. Dari kedua struktur ini memiliki keunggulan masing – masing :
3
1. Pada struktur rigid keunggulan terletak pada perlindungan terhadap lapisan
pasir, tetapi pada saat pelaksanaan perlu dilakukan proses dewatering terlebih
dahulu.
Gambar 2.2 Concrete revetment
2. Pada struktur flexible keunggulan terletak pada perlindungan yang baik
terhadap lapisan pasir, dapat mengatasi kegagalan struktur yang diakibatkan
oleh konsolidasi atau settlement dan pada saat pelaksanaan pekerjaan tidak
diperlukan proses dewatering terlebih dahulu.
Gambar 2.3 interlocking concrete – block revetment
Dalam perencanaan revetment, perlu ditinjau fungsi dan bentuk bangunan,
lokasi, panjang, tinggi, stabilitas bangunan dan tanah pondasi, elevasi muka air
baik di depan maupun di belakang bangunan, ketersediaan bahan bangunan, dan
sebagainya.
Fungsi bangunan akan menentukan pilihan bentuk. Permukaan bangunan
dapat berbentuk sisi tegak, miring, lengkung atau bertangga. Bangunan sisi tegak
4
dapat juga digunakan sebagai dermaga atau tempat penambatan kapal. Tetapi sisi
tegak kurang efektif terhadap serangan gelombang terutama terhadap limpasan
dibanding dengan bentuk lengkung (konkaf). Pemakaian sisi tegak dapat
mengakibatkan erosi yang cukup besar apabila kaki atau dasar bangunan berada
diair dangkal. Gelombang yang pecah menghantam dinding akan membelokkan
energi ke atas dan ke bawah. Seperti terlihat dalam Gambar 2.2, gelombang
datang mulai pecah di depan dinding vertikal, dan terjadi benturan dengan muka
gelombang hampir vertikal. Tumpukan tersebut menyebabkan massa air bergerak
ke atas dan ke bawah. Komponen ke bawah menimbulkan arus yang dapat
mengerosi material dasar di depan bangunan.
Gambar 2.4 Gelombang pecah pada dinding vertikal
Seperti telah dijelaskan bahwa salah satu fungsi utama revetment adalah
menahan terjadinya limpasan gelombang. Air yang melimpas di belakang
bangunan akan terinfiltrasi melalui permukaan tanah dan mengalir kembali ke
laut. Apabila perbedaan elevasi muka air di belakang dan di depan bangunan
cukup besar dapat menimbulkan kecepatan aliran cukup besar yang dapat menarik
butiran tanah di belakang dan pada pondasi bangunan (piping). Keadaan ini dapat
mengakibatkan rusak/runtuhnya bangunan. Penanggulangan dari keadaan tersebut
dapat dilakukan dengan :
1. Membuat elevasi puncak bangunan cukup tinggi sehingga tidak terjadi
limpasan
2. Di belakang bangunan dilindungi dengan lantai beton atau aspal dan
dilengkapi dengan saluran drainase.
5
3. Dengan membuat konstruksi yang dapat menahan terangkutnya butiran
tanah/pasir, misalnya dengan menggunakan geotekstil yang berfungsi sebagai
saringan.
Di dalam perencanaan revetment perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya
erosi di kaki bangunan. Kedalaman erosi yang terjadi tergantung pada bentuk sisi
bangunan, kondisi gelombang, dan sifat tanah dasar. Untuk melindungi erosi
tersebut maka pada kaki bangunan ditempatkan batu pelindung. Selain itu pada
bangunan sisi tegak harus dibuat turap yang terpancang di bawah sisi depan
bangunan yang berfungsi untuk mencegah gerusan di bawah bangunan.
Kedalaman erosi maksimum terhadap tanah dasar asli adalah sama dengan tinggi
gelombang maksimum yang mungkin terjadi di depan bangunan.
2.3 Klasifikasi Revetment
Revetment dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi, perlindungan alur arah
horizontal dan berdasarkan bahan.
1. Klasifikasi berdasarkan Lokasi
a. Perkuatan lereng tanggul (levee revetment)
Levee revetment dibangun untuk melindungi tanggul terhadap gerusan
gelombang pantai.
b. Perkuatan tebing sungai (low water revetment)
Low water revetment berfungsi untuk melindungi tebing dari gerusan
gelombang dan mencegah proses berliku-liku atau meander pada tebing
pantai. Dan bangunan ini akan terendam air seluruhnya pada saat banjir.
c. Perkuatan lereng menerus (high water revetment)
High water revetment dibangun pada lereng tanggul dan tebing secara
menerus atau pada bagian pantai yang tidak ada bantarannya.
2. Klasifikasi berdasarkan perlindungan alur arah horizontal
a. Perkuatan tebing secara langsung dan tidak langsung:
- Struktur kaku dari beton bertulang atau pasangan batu kali;
- Struktur lentur dari bronjong batu, pasangan blok beton terkunci, batu
curah (dumpstone).
6
b. Perkuatan tebing secara tidak langsung
- Struktur tiang pancang beton, besi, kayu atau bambu,
- Struktur krib bronjong batu atau blok beton terkunci, krib bambu
dikombinasi dengan tanaman bambu/tanaman yang lain. Penggunaan
perkuatan tebing secara tidak langsung jika palung sungai sudah
terlanjur pada kondisi yang kurang menguntungkan sehingga perlu
diubah/dikendalikan ke kondisi yang lebih baik.
3. Klasifikasi revetment berdasarkan bahan
a. Permeable revetment
Ada beberapa macam dari permeable revetment yaitu sebagai berikut:
- Open filter material (rip rap)
Yaitu revetment yang terbuat dari batu alam atau batu buatan yang
dilapisi filter pada bagian dasar bangunan.
- Stone pitching
Yaitu revetment yang terbuat dari batu alam saja dengan lapisan filter
pada bagian bagian dasar bangunan.
- Concrete block revetment
Yaitu revetment yang terbuat dari balok beton dengan ukuran tertentu
dan lapisan filter pada bagian dasar bangunan.
b. Impermeable revetment
Ada beberapa macam dari impermeable revetment yaitu sebagai berikut:
- Asphalt revetment
Yaitu revetment yang bahannya dari aspal pada tebing yang
dilindungi.
- Bitumen grouted stone
Yaitu revetment yang terbuat dari balok beton yang diisi oleh aspal
(speasi aspal).
4. Revetment pabrikasi
Berikut ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan revetment pabrikasi
adalah:
a. Filter hidrostatis
7
Lapisan permukaan beton filter hidrostatis dari Revetment Systems
Internasional ini merupakan penanganan erosi monolitik kuat yang terdiri
dari pembungkusan tanah berlapis ganda diisi dengan beton yang
seluruhnya padat. Proses pembentukan multi arah khusus yang diterapkan
memungkinkan lapisan-lapisan bahan yang berbeda dibentuk bersama-
sama pada pusat tertentu untuk membentuk filter hidrostatis yang
memungkinkan perlindungan lapisan untuk “bernafas” mengeluarkan
tekanan hidrostatis di belakang struktur terpasang. Lapisan permukaan
beton filter hidrostatis berbiaya rendah, permanen dan merupakan
alternatif utama dalam metode tradisional pengendali erosi seperti beton
cast in situ atau beton shot in situ, pemasangan batu, penutupan atau
pelapisan dengan batu. Oleh karena keunikan konstruksi yang dibungkus
bahan ini, lapisan permukaan beton filter hidrostatis dapat dipasang baik
di atas maupun di bawah permukaan air. Keberagaman fungsi rancangan
dan pemasangan lapisan permukaan beton filter hidrostatis membuatnya
sesuai untuk berbagai proyek yang tak terbatas.
b. Flexblock
Sementara mempertahankan semua sifat sistem lapisan permukaan beton
filter hidrostatis, sistem lapisan fexblock dirancang untuk
mengakomodasi pergerakan di tanah yang mendasari. Sifat ini benar-
benar mengembangkan konsep perlindungan erosi dengan beton lapisan
tersusun. Proses pembentukan yang dipatenkan ini yang dikembangkan
oleh Revetment Systems International ini menciptakan sebuah lapisan
yang terbagi panel-panel yang saling berhubungan dengan tabung grout.
Tabung-tabung tersebut memungkinkan adanya keseragaman inflasi
lapisan. Setiap tabung grout dirancang untuk berfungsi sebagai titik
potong yang memungkinkan setiap panel bergerak secara bebas sewaktu
lapisan tersusun mempertahankan kelengkapan perlindungan. Seperti
halnya dengan berbagai macam sistem perlindungan yang ditawarkan
oleh Revetment Systems International, sistem flexblock dapat dipasang
baik di atas maupun di bawah permukaan air. Sifat unik sistem flexblock
8
ini menawarkan solusi efektif terhadap masalah pengendalian erosi yang
memerlukan sistem perlindungan yang fleksibel dengan biaya kompetitif.
c. Growth matt
Produk ini telah dirancang dengan memanfaatkan efek-efek pengikatan
dan kamuflase tumbuh-tumbuhan, dengan stabilitas dan perlindungan
tanggung yang dijaga melalui gabungan jaringan yang berkelanjutan dari
susunan yang dimasuki tabung grout. Growth Matt diletakkan di atas
permukaan yang ada atau yang bagian atasnya tanah dengan grout
berkekuatan tinggi. Ulir susunan antara jaringan tabung bertujuan untuk
mempertahankan tanah sebelum penanaman tumbuhan. Jika area yang
diberi benih telah terbentuk dengan sendirinya, ulir-ulir susunan dapat
membantu mengikat tanahan ke struktur jaringan, dan kemudian
membentuk perisai pelindung yang terpadu terhadap erosi. Seperti yang
dijelaskan di atas, susunan tersebut dapat diwarnai di lokasi atau di mill
untuk mengkamuflasekan produk lebih lanjut. Aplikasi produknya
beragam dari pengeliran dengan garis keliling hingga saluran pengalihan,
aliran air banjir dengan kekentalan rendah, perlindungan tanggul dan
pekerjaan lapangan (batu kerikil dapat disebarkan di atas area untuk
menggantikan tumbuhan) Penggunaan grout yang efisien di seluruh
sistem merupakan alternatif yang efektif dengan harga yang
menguntungkan.
5. Revetment tipe balok beton bergigi
Stuktur revetment terdiri dari unit-unit pelindung yang disusun membentuk
kemiringan dikenal dengan struktur tipe rubel. Unit pelindung bagian luar
yang dikenal dengan istilah armor ini dapat dibuat dari batu belah/bulat atau
dari balok-balok beton. Balok beton sebagai armor yang sudah dikenal antara
lain kibus, tetrapod, aknon, dan dolos. Balok Beton Bergigi ini merupakan
balok beton dengan perbandingan ukuran panjang (p) : lebar (l) : tinggi (t) =
6 : 4 : 5. Ukuran minimum = 20 cm. pada bagian depan dipasang gigi dengan
sekat. Sekat yang dimaksudkan agar tidak terjadi pergeseran posisi balok
beton arah horizontal. Terbatasnya batu alam dengan ukuran dan berat
9
tertentu, telah mendorong penelitian dan inovasi yang menghasilkan batu
pengganti, yang dikenal dengan balok beton bergigi. Stabilitas unit armor
ditentukan oleh koefisien stabilitas yang disingkat KD. Untuk tinggi
gelombang yang sama, makin besar harga KD, maka berat armor yang
diperlukan makin ringan, yang berarti lebih ekonomis. Armor tidak dapat
berdiri sendiri-sendiri, tetapi bekerja bersama-sama. Ikatan antar unit yang
satu dengan yang lain tergantung dari jenis armor. Salah satu fungsi dari
penelitian di Puslitbang Sumber Daya Air adalah mencari jenis armor yang
mempunyai harga KD yang besar, sehingga diperoleh unit armor yang ringan
dan apabila memungkinkan dalam pelaksanaannya tidak menggunakan alat-
alat berat. Dari beberapa balok beton yang telah diuji coba, salah satunya
adalah balok beton bergigi. Ikatan antara balok yang satu dengan yang lain
(interlocking) diperkuat dengan adanya gigi, sehingga sulit lepas. Dari hasil
penelitian diperoleh harga KD untuk balok beton bergigi ini adalah 4,0. Selain
berat armor, salah satu besaran lain adalah tinggi rayapan. Pada tembok yang
kedap dan halus, tinggi rayapan akan lebih tinggi dibandingkan dengan
lapisan permeable yang kasar. Untuk mengurangi tinggi rayapan, maka dalam
pemasangan balok-balok beton diberi celah. Bidang celah diusahakan agar
terjadi suatu proses aliran air yang masuk ke celah yang dapat mengurangi
tinggi rayapan. Makin rendah tinggi rayapan, elevasi struktur akan makin
rendah dan biaya yang diperlukan akan lebih murah.
2.4 Material Penyusun Revetment
Beberapa contoh bahan material penyusun revetment secara umum antara lain
adalah:
a. Revetment dari susunan balok beton
Bangunan massif ini digunakan untuk menahan gelombang besar dan tanah
dasar relatif kuat (misalnya terdapat batu karang). Selain itu bangunan ini juga
digunakan untuk melindungi bangunan (jalan raya) yang berada sangat dekat
dengan garis pantai.
b. Revetment dengan turap baja
10
Bangunan ini didukung oleh pondasi tiang dan dilengkapi dengan turap baja
yang berfungsi untuk mencegah erosi tanah pondasi oleh serangan gelombang
dan piping oleh aliran air tanah. Selain itu kaki bangunan juga dilindungi
dengan batu pelindung. Pondasi bangunan harus direncanakan dengan baik
untuk menghindari terjadinya penurunan tidak merata yang dapat
menyebabkan pecahnya konstruksi.
c. Revetment dari tumpukan bronjong
Bronjong adalah anyaman kawat berbentuk kotak yang didalamnya diisi
batu.bangunan ini bisa menyerap energi gelombang, sehingga elevasi puncak
bangunan bisa rendah (run up kecil). Kelemahan brojong adalah korosi dari
kawat anyaman, yang merupakan faktor pembatas dari umur bangunan.
Supaya bisa lebih awet, kawat anyaman dilapisi dengan plastik (PVC).
d. Revetment dari tumpukan batu pecah
Bangunan ini biasanya dibuat dalam beberapa lapis. Lapis terluar merupakan
lapis pelindung yang terbuat dari batu dengan ukuran besar yang direncanakan
mampu menahan serangan gelombang. Lapis dibawahnya terdiri dari
tumpukan batu dengan ukuran lebih kecil. Bangunan ini merupakan konstruksi
fleksibel yang dapat mengikuti penurunan atau konsolidasi tanah dasar.
Kerusakan yang terjadi, seperti longsornya batu pelindung, mudah diperbaiki
dengan menambah batu tersebut. Oleh karena itu diperlukan persediaan batu
pelindung di dekat lokasi bangunan.
e. Revetment dari tumpukan pipa (buis) beton
Bangunan pelindung pantai dari susunan pipa beton telah banyak digunakan di
Indonesia. Bangunan ini terbuat dari pipa beton berbentuk bulat, yang banyak
dijumpai di pasaran dan biasanya digunakan untuk membuat gorong-gorong,
sumur gali, dan sebagainya. Pipa tersebut disusun secara berjajar atau
bertumpuk dan didalamna dapat diisi dengan batu atau beton siklop.
2.5 Bentuk dan Bagian-bagian Revetment
Revetment memiliki beragam bentuk tergantung dari material penyusunnya
dan setiap bentuk memiliki fungsinya masing-masing. Berikut ini beberapa bentuk
revetment:
11
Gambar 2.5 Revetment yang terbuat dari beton atau pasangan batu
Gambar 2.5 di atas adalah revetment yang bisa terbuat dari beton atau
pasangan batu. Bangunan masif ini digunakan untuk menahan gelombang besar
dan tanah dasar relatif kuat. Apabila tanah dasar relatif lunak, maka diperlukan
pondasi tiang. Gambar 2.5.a adalah dinding pantai terbuat dari susunan blok beton
yang dibangun pada tanah dasar relatif kuat (misalnya terdapat batu karang) untuk
melindungi bangunan (jalan raya) yang berada sangat dekat dengan garis pantai.
Bangunan pada Gambar 2.5.b didukung oleh pondasi tiang dan dilengkapi dengan
turap baja yang berfungsi untuk mencegah erosi tanah pondasi oleh serangan
gelombang dan piping oleh aliran air tanah. Selain itu kaki bangunan juga
dilindungi dengan batu pelindung. Pondasi bangunan harus direncanakan dengan
baik untuk menghindari terjadinya penurunan tidak merata yang dapat
menyebabkan pecahnya konstruksi.
12
Gambar 2.6 Revetment dengan sisi tegak yang bisa terbuat dari turap baja,
kayu
Gambar 2.6 di atas adalah revetment dengan sisi tegak yang bisa terbuat dari
turap baja, kayu atau bambu. Bangunan ini dapat juga dimanfaatkan sebagai
dermaga untuk merapat atau bertambatnya perahu – perahu/kapal kecil pada saat
laut tenang. Untuk menahan tekanan tanah di belakangnya, turap tersebut
diperkuat dengan angker. Kaki bangunan harus dilindungi dengan batu pelindung.
Gambar 2.7 Revetment yang terbuat dari tumpukan bronjong
Gambar 2.7 di atas adalah revetment yang terbuat dari tumpukan bronjong.
Bronjong adalah anyaman kawat berbentuk kotak yang didalamnya diisi batu.
Bangunan ini bisa menyerap energi gelombang, sehingga elevasi puncak
bangunan bisa rendah (run-up kecil). Kelemahan bronjong adalah korosi dari
kawat anyaman, yang merupakan faktor pembatas dari umur bangunan. Supaya
bisa lebih awet, kawat anyaman dilapisi dengan plastic (PVC).
13
Gambar 2.8 Revetment dari tumpukan batu pecah yang dibuat dalam
beberapa lapis
Gambar 2.8 di atas adalah revetment dari tumpukan batu pecah yang dibuat
dalam beberapa lapis. Lapis terluar merupakan lapis pelindung terbuat dari batu
dengan ukuran besar yang direncanakan mampu menahan serangan gelombang.
Lapis dibawahnya terdiri dari tumpukan batu dengan ukuran yang lebih kecil.
Bangunan ini merupakan konstruksi fleksibel yang dapat mengikuti penurunan
atau konsolidasi tanah dasar.
Kerusakan yang terjadi seperti longsornya batu pelindung, mudah diperbaiki
dengan menambah batu pelindung tersebut. Oleh karena itu diperlukan
persediaan baut pelindung di lokasi bangunan.
Gambar 2.9 Revetment dari tumpukan pipa (buis) beton
14
Gambar 2.9 di atas adalah revetment yang terbuat dari tumpukan pipa (buis)
beton. Bangunan pelindung pantai dari susunan pipa beton telah banyak
digunakan di Indonesia, seperti beberapa pantai di Manado, Pangandaran,
Pekalongan, Tuban, Bali dan beberapa daerah lainnya. Bangunan ini terbuat dari
pipa beton yang berbentuk bulat yang banyak dijumpai di pasaran dan biasnya
digunakan untuk membuat gorong – gorong, sumur gali dan sebagainya.
Pipa tersebut disusun secara berjajar atau bertumpuk dan di dalamnya dapat
diisi batu atau beton siklop. Apabila di dalamnya diisi beton siklop, ikatan antara
pipa satu dengan yang lain dapat dilakukan dengan memberi angker dari besi
tulangan. Untuk pipa yang disusun secara berjajar, angker–angker dipasang
melalui lobang yang dibuat pada pipa. Sedang yang disusun secara bertumpuk,
angker dipasang pada bidang gabungan. Kelebihan dari bangunan ini adalah
mudah dan cepat pelaksanaannya, tidak memerlukan peralatan berat, relatif
murah, dan dapat dikerjakan sendiri oleh masyarakat. Biasanya digunakan pipa
berdiameter 1,0 m tinggi 0,5 m dan tebal 0,1 m. Sementara ini pemakaian pipa
beton untuk pelindung pantai hanya dilakukan pada perairan yang relatif dangkal
dan tanah dasar perairan relatif keras. Untuk dasar lunak diperlukan konstruksi
tambahan seperti bambu atau kayu yang dipancang di dasar.
2.6 Cara Mendesain Revetment
2.6.1 Perhitungan Struktur Revetment dengan Tumpukan Batu
1. Analisis data angin
Data angin yang digunakan dalam perencanaan adalah data angin yang
dicatat oleh Badan Meteorologi dan Geofisika. Data angin digunakan
untuk menentukan arah angin dan tinggi gelombang.
Contoh analisis data angin
Tabel 2.1 Presentase kejadian angin tahun 2002-2011Kecepatan
Angin (knot)
Arah Total (%)
U TL T TG S BD B BL0 – 3 239 37 369 160 13 20 82 227 1147