Top Banner
16 5 ADAT SANGKA NAGARI 5.1 Sistem Pengangkatan Penghulu Tugas dan fungsi serta beban seorang Penghulu/ Ninik Mamak adalah sangat berat namun merupakan pekerjaan yang sangat mulia disisi Allah SWT. Penghulu sebagai pemegang amanah harus mampu dan mau berkorban mengemban tanggung jawab yang mulia ini. Untuk itu, maka Anak Kemenakan dan Anak Nagari harus berperan aktif dalam membantu menunjang pelaksanaan fungsi dan tugas penghulu tersebut tentang segala kekurangan seorang Penghulu. Peran aktif dimaksudkan kepada Anggota Kaum (Pasukuan). Anak Nagari Maninjau juga harus memahami dan mendalami kaidah-kaidah adat alam Minangkabau secara umum, dan khususnya adat yang berlaku di Salingka Nagari Maninjau. Dalam hal ini peran serta Anak Nagari/ Anggota Kaum (Pasukuan) waktu pemilihan/ pengangkatan penghulu harus betul-betul cermat dalam menetapkan calon dengan mengacu kepada : a. Sepakat kaum merupakan hukum; b. Sakato Nagari merupakan syarat. Syarat yang dapat dikukuhkan menjadi seorang Penghulu/ Ninik Mamak adalah : 1. Bertaqwa kepada Allah SWT dalam arti kata menjalankan syariat Islam dan meninggalkan larangannya. 2. Baligh/ berakal. 3. Berilmu tentang Adat dan Agama. 4. Sehat jasmani dan rohani, serta telah berkeluarga. 5. Anak Nagari Maninjau menurut garis keturunan ibu sesuai dengan ranji. 6. Peduli kepada Nagari. 7. Sidiq, Amanah, Fathonah, Tabligh. 8. Tidak cacat hukum. 9. Kalau syarat di atas (1-8) tidak terpenuhi, pengangkatan penghulu dapat ditangguhkan. 10. Datuak Panungkek yang dipilih bersedia menjadi Penghulu Andiko. 11. Legaran dituruik, piliahan basamo, yang dimakan mungkin jo patuik.
25

5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

Jun 15, 2019

Download

Documents

lamkhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

16

5 ADAT SANGKA NAGARI

5.1 Sistem Pengangkatan Penghulu

Tugas dan fungsi serta beban seorang Penghulu/ Ninik Mamak adalah

sangat berat namun merupakan pekerjaan yang sangat mulia disisi Allah SWT.

Penghulu sebagai pemegang amanah harus mampu dan mau berkorban

mengemban tanggung jawab yang mulia ini. Untuk itu, maka Anak Kemenakan

dan Anak Nagari harus berperan aktif dalam membantu menunjang

pelaksanaan fungsi dan tugas penghulu tersebut tentang segala kekurangan

seorang Penghulu. Peran aktif dimaksudkan kepada Anggota Kaum (Pasukuan).

Anak Nagari Maninjau juga harus memahami dan mendalami kaidah-kaidah

adat alam Minangkabau secara umum, dan khususnya adat yang berlaku di

Salingka Nagari Maninjau. Dalam hal ini peran serta Anak Nagari/ Anggota

Kaum (Pasukuan) waktu pemilihan/ pengangkatan penghulu harus betul-betul

cermat dalam menetapkan calon dengan mengacu kepada :

a. Sepakat kaum merupakan hukum; b. Sakato Nagari merupakan syarat.

Syarat yang dapat dikukuhkan menjadi seorang Penghulu/ Ninik

Mamak adalah :

1. Bertaqwa kepada Allah SWT dalam arti kata menjalankan syariat Islam dan meninggalkan larangannya.

2. Baligh/ berakal. 3. Berilmu tentang Adat dan Agama. 4. Sehat jasmani dan rohani, serta telah berkeluarga. 5. Anak Nagari Maninjau menurut garis keturunan ibu sesuai

dengan ranji. 6. Peduli kepada Nagari. 7. Sidiq, Amanah, Fathonah, Tabligh. 8. Tidak cacat hukum. 9. Kalau syarat di atas (1-8) tidak terpenuhi, pengangkatan

penghulu dapat ditangguhkan. 10. Datuak Panungkek yang dipilih bersedia menjadi Penghulu

Andiko. 11. Legaran dituruik, piliahan basamo, yang dimakan mungkin jo

patuik.

Page 2: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

17

Bagi seorang penghulu Andiko yang masih hidup tapi tidak bisa atau

tidak sanggup lagi mengemban amanah yang diberikan kepadanya boleh

diganti, disebut dengan hiduik bakarilahan. Begitu pula seorang Panghulu

Andiko meninggal dunia, harus diganti, disebut mati batungkek bodi.

Dalam kelarasan Bodi Caniago diungkapkan dengan pantun :

"Ramo-ramo sikumbang jati Katik Endah pulang bakudo Patah tumbuah, hilang baganti Adat pusako baitu juo".

Disamping hiduik bakarilahan, mati batungkek bodi, penggantian

penghulu mutlak dilakukan oleh kaum pasukuan bila penghulu melakukan

kesalahan besar yaitu :

1. Tapatiak dibungo kambang, yaitu menikahi seorang perempuan yang punya suami.

2. Takuruang di biliak dalam, yaitu melakukan perbuatan tercela/perzinahan.

3. Tapanjek dilansek masak, yaitu melakukan perbuatan seperti pencurian, berkelahi, berjudi, dan perbuatan tidak pantas (tercela), bagi seorang penghulu Andiko (Ninik Mamak).

Secara universal dalam adat Minangkabau sebetulnya kesalahan

seorang penghulu ada 4 (empat macam), namun di Kenagarian Maninjau

kesalahan “Tamandi di Pincuran Gadiang", pada tahun 1946 atas kesepakatan

Sidang Kerapatan Adat Nagari Maninjau dihapuskan (tidak diberlakukan).

Kepada setiap kaum persukuan yang melakukan penggantian

penghulu diwajibkan untuk membayar berupa emas sebagai uang baramban

kepada KAN dengan nilainya sebagai berikut:

1. Penggantian penghulu dalam konteks "hiduik bakarilahan" sebesar 1

(satu) emas.

2. Penggantian penghulu dalam konteks "mati batungkek bodi" sebesar

1/2 (setengah) emas.

3. Kalau dalam konteks melakukan kesalahan sebesar 11/2

(satu

setengah) emas.

Page 3: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

18

5.1.1 Proses Pengangkatan Penghulu

5.1.1.1 Hiduik Bakarilahan

Proses pengangkatan seorang penghulu tidak terlepas, mulai dari

mengangkat Datuak Panungkek, yang nantinya dapat diharapkan untuk

menggantikan penghulu secara langsung apabila tiba masanya dalam konteks

hiduik bakarilahan, mati batungkek bodi. Namun yang perlu diingat bahwa

bukanlah mutlak seorang Datuak Panungkek harus diangkat menjadi pengganti

penghulu. Mamak pusako perlu lagi meninjau syarat-syarat yang masih melekat

di diri Datuak Panungkek tersebut, apakah cocok/ sesuai dengan persyaratan

untuk menjadi penghulu.

Untuk mendapat seorang penghulu yang ideal sesuai dengan

persyaratannya harus melalui proses sebagai berikut :

a. Pimpinan kaum dalam satu payung panji yang terdiri dari Penghulu,

Datuak Panungkek, Imam Khatib Adat, Mamak Pusako, yang

dipandang patut, mengadakan pertemuan/ musyawarah atau

menyaring calon.

b. Penyaringan calon yang dimaksud pada butir (a) mengacu pada

kriteria yang telah ditetapkan sebagai syarat bagi seseorang yang

dapat diangkat sebagai seorang penghulu.

c. Calon yang telah disaring (lebih dari satu), sebaiknya dibawa kepada

forum koordinasi pasukuan di bawah payung panji yang ada pada

pasukan tersebut.

Contoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu

5 (lima), dan seterusnya begitu pula dengan pasukan lainnya.

d. Setelah didapat masukan atau pertimbangan dari forum pasukuan

yang bersangkutan, maka calon terpilih diminta persetujuan kaum

dalam payung tersebut.

e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN.

f. Dalam pelaksanaan hiduik bakarilahan dapat dilaksanakan secara

sederhana menurut kemampuan masing-masing suku, minimal hanya

dengan menyediakan jamuan alek dengan 100 (seratus) buah lapek.

g. KAN memeriksa atau mencermati surat yang disampaikan Mamak

Pusako (surat harus diketahui/ ditandatangani salah seorang

penghulu dalam kaum pasukuan yang bersangkutan). Kalau segala

persyaratan sudah dipenuhi, KAN memberitahu bahwa pengangkatan

Page 4: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

19

penghulu yang bersangkutan dapat dilaksanakan. Penentuan waktu/

hari alek batagak gala penghulu itu ditetapkan oleh KAN. Seandainya

KAN menilai bahwa persyaratan bagi serang calon penghulu itu belum

terpenuhi, masih ada “murai nan bakicau dan rantiang nan

badatiak”, KAN harus memberitahukan Mamak Pusako yang

memasukkan surat (butir e) bahwa pengangkatan penghulu yang

diusulkan belum dapat dilaksanakan dan supaya ditinjau kembali

sesuai dengan petunjuk/ arahan dari KAN. Pada acara alek batagak

gala penghulu dalam konteks “Hiduik bakarilahan" ini, seluruh

penghulu yang hadir harus memakai pakaian kebesaran penghulu

karena sesuai dengan kata adat "Kaba baiak bahimbauan", atau

dengan kata lain bahwa disaat acara ini penghulu lainnya diundang

untuk menghadiri acara ini, sehingga dapat mempersiapkan

pakaiannya. Undangan dimaksud disampaikan langsung oleh Mamak

Pusako dengan membawa carano yang berisi siriah salangkok

ganoknyo.

5.1.1.2 Mati Batungkek Budi

Apabila seorang penghulu meninggal dunia, maka dia akan digantikan

oleh seorang yang telah disepakati kaumnya. Penggantian penghulu yang

demikian dalam adat dinamakan "mati batungkek budi". Adapun proses atau

upacara melewakan gelar penghulu tersebut dapat dilakukan secara berikut:

a. Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa Datuak Panungkek

adalah seorang yang diharapkan atau dikaderkan untuk

menggantikan Penghulu Andiko, baik dalam konteks hiduik

bakarilahan maupun dalam konteks mati batungkek budi. Namun

putusan terakhir dalam hal ini ditentukan oleh kaum dan Mamak

Pusako di bawah payung panji penghulu yang akan diganti. Apabila

kaum dan Mamak Pusako telah sepakat dengan kata bulat untuk

memakaikan gelar pusako penghulu kepada Datuak Panungkek, maka

sebelum mayat ditanamkan, gelar pusaka itu dilewakan, dalam adat

upacara melewakan gelar pusaka ini disebut "Bapuntiang di tanah

sirah, Gadang dipakuburan". Di Nagari Maninjau upacara ini

diadakan di rumah duka dan biasanya di rumah anak/ istri penghulu

tersebut. Karena acara ini mendadak dilaksanakan, sesuai dengan

adat "Kaba buruak bahambauan" maka penghulu yang hadir tidak

Page 5: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

20

diwajibkan memakai pakaian kebesaran penghulu, dalam arti kata

karena tergesa-gesa tidak dapat mempersiapkan pakaian tersebut.

b. Apabila kaum dan Mamak Pusako belum sepakat untuk menunjuk

atau memakaikan gelar pusaka kepada Datuak Panungkek secara

otomatis maka sesuai dengan syariat Islam, jenazah penghulu yang

meninggal harus diselenggarakan pemakamannya. Sedangkan prosesi

atau acara batagak gala/ malewakan gelar adat penghulu tersebut

dilakukan kemudian menurut proses yang telah ditetapkan dalam

jangka waktu tidak boleh lebih dari 3x7 hari, gelar pusaka penghulu

tersebut harus diisi lagi.

Keadaan ini tejadi biasanya disebabkan oleh dua hal :

1. Pertama karena Datuak Panungkek yang telah ada tidak bersedia

diangkat menjadi penghulu dengan alasan-alasan yang dapat diterima

oleh kaum dan Mamak Pusako dalam payung panjinya.

2. Kedua karena kaum dan Mamak Pusako menilai bahwa Datuak

Panungkek yang telah ada tidak lagi memenuhi persyaratan untuk

memangku gelar tersebut.

Untuk itu menjelang batas waktu 3x7 hari yang telah ditetapkan

untuk mengganti penghulu, kaum dan Mamak Pusako harus mencarikan

pengganti Datuak Panungkek tersebut. Kalau kaum dan Mamak Pusako telah

mendapatkan pengganti Datuak Panungkek itu maka Mamak Pusako

memberitahu (melalui surat) kepada KAN untuk melewakannya.

Menurut Adat Salingka Nagari yang berlaku di Nagari Maninjau,

melewakan Datuak Panungkek dilaksanakan setelah sholat Jum’at di mesjid

tertua yaitu Mesjid Ummul Qura yang terletak di Jorong Bancah. Kalau

melewakan Datuak Panungkek tersebut tidak dilaksanakan di Mesjid Sidang

Nagari, tidak sah sepanjang Adat Salingka Nagari Maninjau.

Setelah Datuak Panungkek dilewakan di Mesjid Sidang Nagari, maka

dalam jangka waktu 3x7 hari yang telah ditetapkan Datuak Panungkek tersebut

sudah dapat dilewakan untuk pengganti Penghulu Andiko yang meninggal

dunia. Upacara melewakan/ batagak gala penghulu ini dilaksanakan di rumah

tuo Datuak Panungkek yang akan dilewakan menjadi Penghulu Andiko tersebut.

Sama halnya dengan "Bapuntiang di tanah sirah, Gadang di pakuburan" (butir

a), prosesi pengangkatan penghulu ini masih dalam konteks "Kaba buruak

Page 6: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

21

bahambauan", dimana penghulu yang hadir tidak diwajibkan memakai pakaian

kebesaran penghulu.

Pada upacara batagak gala penghulu "Mati batungkek bodi", baik

"Bapuntiang di tanah sirah, Gadang di pakuburan", maupun yang lain, batas

waktunya adalah 3x7 hari, sipangka tidak menyediakan juadah atau makan dan

minuman dalam suasana berkabung tersebut.

5.1.2 Prosesi Acara Batagak Gala Panghulu

Di Kanagarian Maninjau, acara batagak gala panghulu dikemas dengan tertib acara sebagai berikut:

1. Pembukaan oleh Protokol

Bagi seseorang yang telah ditunjuk menjadi protokol (pembawa acara) sebelum memulai acara harus bertanya (meminta sifat) kepada orang tua-tua (salah seorang penghulu) dalam pasukuannya, apakah acara sudah boleh untuk dimulai. Sebagai contoh, kalau batagak gala Angku Datuak Tunaro (suku Piliang), maka protokol harus meminta sifat/ bertanya kepada salah seorang penghulu suku Piliang yang lain dengan ungkapan kata atau pasambahan sebagai berikut:

Protokol (St. Sinaro)

Angku Datuak Pamuncak, sambah dipuhunkan kapado Angku, sakali gawa baribu ampun, rila jo maaf ambo pintak

DT. Pamuncak Manitahlah /sabuiklah /sampaikanlah Sutan Sinaro

Protokol Kapado Angku surang tampek ambo maantakan sambah, aratinyo bana iyolah kapado sagalo Angku-angku Niniak Mamak Nan Gadang Basa Batuah, kapai tampek batanyo, kapulang tampek babarito. Malah ruponyo kiniko, pandang jauah dilayangkan, pandang dakek ditukiakkan, nampaknyo sapanjang alek nan kito undang, nan jauah alah datang, nan dakek alah tibo. Kok ka lai kato nan ka disabuik, atau mukasuik nan ka disampaikan, alah ko buliah dikatangahkan.

DT. Pamuncak Maa lah St Sinaro, sapanjang panitahan nan disampaikan, singkek sajo jawabnyo tu di ambo, dek hari lah barambang tinggi juo, alek diundang alah tibo, kok kato basabuik mangkonyo tarang, karajo dikakok mangkonyo jadi, kayu ditakuak barabahkan, iyo lah patuik sutan sampaikan.

Page 7: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

22

Protokol Angku Datuak Pamuncak, sapanjang panitahan Angku, sananglah rasonyo ati, sajuak didalam kiro-kiro, ka lurah ambo lah dapek aie, ka bukik ambo lah dapek angin. Sabalun ambo sampaikan kapado alek, mintak duo jari ambo, kok panjang, iyo bakarek, kok singkek Angku bilai.

DT. Pamuncak Insyaa Allah Sutan Sinaro, kito kan lai basamo

Selanjutnya protokol membuka acara dengan tertib dan menyampaikan rentetan acara yang akan dilaksanakan.

2. Pembacaan kalam Ilahi

3. Sekapur sirih (hantaran kata) dari sipangka yang disampaikan oleh Mamak Pusako

4. Penyerahan acara/prosesi oleh protokol kepada Janang yang sudah ditunjuk.

Penyerahan acara prosesi batagak gala penghulu dari protokol diungkapkan dalam pantun sebagai berikut:

“Alang babega di udaro bakuik tabang malayang jikok galanggang ba juaro adaik alek barajo janang”

Untuk memimpin atau melanjutkan acara ini kami serahkan kepada Angku Sutan Bandaro Alam yang telah ditunjuk menjadi Janang dari pihak sipangka dan Angku Sutan Panghulu Alam sebagai janang dari pihak si alek.

Dalam lanjutan acara ini, pihak janang dari pihak si pangka menyampaikan pidato yang pada garis besarnya berisikan: a. Pembacaan Tambo Adat secara ringkas

b. Pidato pasambahan siriah

c. Penyampaian pemakaian gelar pusako Panghulu Andiko yang

dipakaikan kepada Angku Dt. .......

d. Permohonan kepada ninik mamak dalan Nagari agar penghulu

yang baru dipakaikan gelarnya supaya dibawa duduk sama

rendah, tagak sama tinggi

Pasambahan yang disampaikan oleh Janang pihak si pangka

disampaikan kepada hadirin melalui Janang pihak alek yang telah

ditunjuk. Namun perlu diingat oleh Janang pihak si pangka bahwa di

Page 8: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

23

awal pasambahan harus ditujukan kepada Angku-Angku, Ninik

Mamak, dan batang/maksud pasambahan ditujukan pada Janang

pihak alek.

Janang pihak alek setelah menerima panitahan dari Janang si pangka,

meminta kepada Angku-Angku, Ninik Mamak apa yang akan meniadi

jawabnya (kato nan alah bajawab, pambari nan alun baagiahan,

bamintakan ka Angku-Angku, Ninik Mamak apo nan ka buah

barinyo).

Selanjutnya Ninik Mamak berunding untuk memberikan jawabnya

kepada Janang pihak alek.

Demikianlah selanjutnya apa-apa yang akan disampaikan oleh Janang

si pangka dimintakan buah barinya kepada Ninik Mamak oleh Janang

pihak alek karena sesuai dengan ungkapan kata-kata adat "Samo

gadang lawan baiyo, Nan tuo tampek batanyo".

Acara prosesi batagak gala penghulu ini dipimpin oleh Janang si

pangka berakhir sampai telah diterimanya oleh Ninik Mamak bahwa

penghulu yang baru dipakaikan gelarnya untuk dibawa duduk sama

rendah, tegak sama tinggi di dalam adat atau sederajad dengan

Penghulu Ninik Mamak yang telah ada.

5. Pidato pengukuhan penghulu yang baru dipakaikan gelarnya (diangkat) oleh salah seorang Ninik Mamak Nan 24.

6. Pidato ini telah disusun tersendiri dalam bentuk buku saku dan telah dipunyai oleh seluruh Ninik Mamak, Datuak Panungkek, Imam Khatib Adat, Mamak Pusako tiap pasukuan untuk disosialisasikan kepada anak kemenakan atau kaum masing-masing. Namun secara ringkas/ garis besarnya isi pidato "pengukuhan penghulu" tersebut mencakup :

i. Puji syukur kepada Allah SWT, salawat dan salam kepada Nabi

Muhammad SAW, dan penghormatan kepada hadirin.

ii. Tambo/ Sejarah Adat Alam Minangkabau mulai dari asal usul dan

perkembangan Nenek moyang sampai kepada proses batagak

gala penghulu.

iii. Mengingatkan kepada Penghulu yang baru diangkat akan fungsi

dan tugas serta martabat, larangan / pantangan bagi seorang

Page 9: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

24

Penghulu yang terkandung dalam hikmah pakaian kebesaran

Penghulu.

iv. Mengajak atau membawa penghulu yang baru diangkat

bersama-sama dengan Penghulu Ninik Mamak yang telah ada,

duduk sama rendah, tegak sama tinggi, dan bahu membahu

dalam membangun Nagari demi kesejahteraan Anak Nagari.

v. Sepatah kata dari Penghulu yang baru diangkat menyikapi pidato

pengukuhan penghulu yang telah disampaikan oleh salah

seorang Ninik Mamak. Dimana segala pesan-pesan yang telah

disampaikan akan diingat sebaik-baiknya. "Siang dipatungkek,

Malam dipakalang ulu".

vi. Sebagai penutup acara prosesi batagak gala penghulu dipatri

dengan do’a yang dipimpin oleh salah seorang Imam Khatib

Adat.

Selanjutnya acara berpindah dari Medan Nan Bapaneh ke Medan Nan

Balinduang, atau ke atas Rumah Gadang untuk melakukan makan bersama,

kecuali pada acara batagak penghulu dalam konteks "Bapuntiang di tanah sirah,

gadang dipakuburan" ataupun "Batungkek budi", acara makan minum tidak

diadakan.

5.2 Sistem Penyelesaian Sako Jo Pusako

Pertikaian pendapat dan silang sengketa ditengah-tengah masyarakat

merupakan suatu hal yang biasa terjadi karena fitrah sebagai salah seorang

insan manusia yang tidak sempurna. Manusia bersifat khilaf hanya Allah SWT

yang bersifat Gadim. Dengan mengamalkan kata-kata adat :

"lndak ado kusuik nan indak salasai lndak ado karuah nan indak ka janiah Kusuik bulu paruah nan ka manyalasaian Kusuik di ujuang cari ka pangkanyo".

Pahatan kata di atas bermakna bahwa di Alam Minangkabau segala

pertikaian yang terjadi di tengah-tengah masyarakat bisa diselesaikan dengan

sebaik-baiknya dengan cara yang bijaksana.

Begitu pula di Kenagarian Maninjau, pertikaian pendapat ataupun

silang sengketa di dalam kaum pasukuan ataupun dalam bermasyarakat,

bajiran tetangga seperti pertikaian dalam menetapkan batas tanah (supadan),

Page 10: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

25

masalah pegang gadai/ jual beli tanah ataupun pengangkatan penghulu, Imam

Khatib Adat sering terjadi semenjak dari Ninik Mamak terdahulu.

Pertikaian atau silang sengketa yang terjadi diselesaikan dengan

bijaksana berpedoman pada kaidah-kaidah adat dan syara’ yaitu berjenjang

naik, bertangga turun atau dengan kata lain "Naiak dari janjang paliang bawah,

turun dari tanggo nan paliang ateh".

Bentuk-bentuk atau jenis pertikaian yang terjadi di tengah-tengah

masyarakat secara garis besarnya dapat dikategorikan dengan 4 (empat)

kriteria yaitu :

1. Kusuik bulu (kusut bulu)

2. Kusuik rambuik (kusut rambut)

3. Kusuik tali (kusut tali)

4. Kusuik sarang tampuo (kusut sarang tempua)

5.2.1 Kusuik Bulu (Kusut Bulu)

Kusuik bulu merupakan pertikaian atau sengketa yang terjadi dalam

suatu kaum pasukuan yang masih mempunyai hubungan kekerabatan yang

dekat, diumpamakan dengan seekor burung, apabila bulunya kusut, paruhnya

sendiri yang akan menyelesaikan. Jadi dalam hal ini Mamak Tungganai

mempunyai tanggung jawab penuh dan harus bisa menyelesaikan tanpa

melibatkan orang lain.

5.2.2 Kusuik Rambuik (Kusut Rambut)

Kusuik rambuik dikiaskan pada pertikaian suatu sengketa antara satu

keluarga dengan keluarga lain di dalam suatu kaum pasukuan baik yang

bernaung di sebuah payung panji (seorang penghulu) atau antar keluarga yang

berlainan penghulu.

Dalam hal ini Mamak Tungganai masing-masing keluarga yang

berrtikai harus berusaha menyelesaikan terlebih dahulu dengan bijaksana.

Kalau kedua Mamak Tungganai tidak dapat menyelesaikan atau menemui jalan

buntu, mereka dapat membawa atau meminta Mamak Pusako untuk

menyelesaikan.

Seandainya di tingkat Mamak Pusako masih belum dapat menemukan

jalan keluarnya, dapat dibawa atau dimintakan keikutsertaan Datuak

Page 11: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

26

Panungkek atau Mamak-Mamak lain dalam pasukuan tersebut untuk

menyelesaikannya.

Jadi istilah kusuik rambuik (kusut rambut), sikek jo minyak (sisir

dengan minyak) menyelesaikannya. Artinya dapat melibatkan orang lain di luar

keluarga yang bertikai untuk menyelesaikan sengketa tersebut.

5.2.3 Kusuik Tali (Kusut Tali)

Kusuik tali merupakan perselisihan atau sengketa yang terjadi antara

satu keluarga dengan keluarga lain antara jiran dengan tetangga, antara suatu

kaum pasukuan dengan pasukuan lain. Penyelesaiannya juga harus seperti pada

kusuik bulu dan kusuik rambuik. Dimulai dengan Mamak Tungganai kedua

belah pihak yang bersengketa dan diteruskan pada tingkat Mamak Pusako atau

kepada Penghulu kedua belah pihak.

Apabila penyelesaian sengketa ini pada tingkat penghulu masih

belum menemui jalan tengah, maka pihak yang merasa dirugikan dapat

mengadukan permasalahannya pada pihak yang lebih tinggi yaitu Kerapatan

Adat Nagari (KAN) melalui sidang perdamaian adat di kelembagaan KAN dengan

memasukan surat pengaduan. Perlu diingat bahwa surat pengaduan yang

disampaikan kepada KAN harus ditandatangani oleh Mamak Pusako dan

Penghulu Andiko di kaum pasukuan pihak yang mengadukan.

Surat pengaduan tersebut harus jelas dan terinci dengan substansi

permasalahan, tempat dan waktu kejadian, serta mengemukakan saksi saksi

yang melihat atau mengetahui permasalahannya. Setelah meneliti surat

pengaduan yang masuk, maka Ketua KAN melalui Bidang Perdamaian Adat bisa

menyikapi dengan dua hal sebagai berikut :

a. KAN dapat memandang bahwa sengketa tersebut bisa diselesaikan

dengan musyawarah dan mufakat dengan dimediatori oleh Bidang

Perdamaian Adat Nagari.

b. Selanjutnya KAN juga dapat memandang bahwa sengketa ini harus

dilakukan dengan Sidang Perdamaian Adat.

Setelah mendapat kesimpulan dari hasil penelitian/ mencermati surat

pengaduan yang masuk tersebut (butir a dan b), maka Ketua KAN

memberitahukan kepada pihak yang memasukkan pengaduan agar datang

pada waktu yang telah ditetapkan oleh KAN ke kantor KAN atau Balairung Adat

Nagari untuk diselesaikan.

Page 12: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

27

Khusus untuk Sidang Perdamaian Adat, pihak yang mengadukan

harus datang dengan membawa carano ke Balairung yang telah diisi sirih

selengkap genapnya (salangkok ganoknyo) dan tanda penggugatan/ pengaduan

berupa uang.

Sebelum sidang perdamaian adat tersebut dilaksanakan, Ninik

Mamak Nan 24 (dua puluh empat) harus bermusyawarah untuk

mempersiapkan kelengkapan persidangan, antara lain dengan menunjuk/

menetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Hakim Adat yang terdiri dari

Ninik Mamak Nan 24.

Karena Hakim adalah seorang yang akan memutuskan perkara, maka

pemilihan hakim ini harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati. Orangnya

harus mempunyai timbangan adil atau tidak memihak pada siapapun sesuai

dengan pahatan kata adat sebagai berikut :

"Samun saka tagak dibateh Umbuak umbi budi marangkak Suok kida riak mahampeh Di tangah-tangah Panghulu tagak".

Untuk memberikan putusan yang seadil-adilnya, didalam adat

dinyatakan syarat-syarat seorang yang dapat ditunjuk sebagai Hakim adalah

Penghulu yang memahami betul tentang Adat, Syara’, Undang-Undang Adat

maupun pidana dan cupak.

Adapun sifat hakim adalah

Menerima dakwaan dari si Muda”i;

Meminta jawaban dari si Terdakwa;

Menentukan beberapa ketentuan dalam mencapai penyelesaian;

Menghukum/ menjatuhkan hukuman.

Selanjutnya, proses Persidangan Adat dapat digambarkan seperti

sketsa berikut

Page 13: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

28

Gambar 1: Proses Sidang Perdamaian Adat

Dari sketsa proses pelaksanaan peradilan perdamaian adat di atas,

dapat dilihat bahwa penyelesaian sengketa akan dapat berjalan dengan baik

karena sejak dari pencermatan surat pengaduan, pembentukan Hakim Adat

yang mengadili serta mendengarkan keterangan pendakwa, jawaban terdakwa

dan keterangan para saksi dilakukan dengan seksama.

Putusan hukum yang diberikan oleh Hakim pada Sidang Perdamaian

Adat ini mengikat kedua belah pihak yang bersengketa dan harus dipatuhi, api

padam puntuang hanyuik, indak nampak barasok lai atau indak ado lai

rantiang nan badatiak atau murai nan bakicau.

Page 14: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

29

5.2.4 Kusuik Sarang Tampuo (Kusut Sarang Tempua)

Kusuik sarang tampuo adalah persengketaan yang tidak dapat

diselesaikan walaupun telah diusahakan secara adat, bajanjang naiak batanggo

turun. Jalan terakhir untuk menyelesaikan sengketa tersebut adalah dengan

menempuh pengadilan negeri atau diproses menurut hukum pidana.

Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan dapat digaris bawahi,

apapun bentuk perselisihan ataupun sengketa yang terjadi dilingkungan

masyarakat Kenagarian Maninjau harus diselesaikan. terlebih dahulu secara

kekeluargaan. Lebih jauh dari itu sebelum terjadi perselisihan sebaiknya kita

berfikir dalam-dalam karena di Kenagarian Maninjau tidak ada yang tidak

bersangkut paut, malah sangkut paut itu kadang-kadang sampai dengan 4

(empat) lapis.

5.3 Adat Nikah Kawin.

Pernikahan adalah merupakan suatu peristiwa yang sakral dan

dilaksanakan melalui tahap-tahap atau proses yang sangat hati-hati agar

pernikahan itu dapat kekal sepanjang masa.

Pada khotbah-khotbah yang disampaikan oleh Angku Kadhi, selalu

memesankan kepada kedua penganten yang dinikahkan agar penikahan ini

cukup dilakukan sekali seumur hidup.

Dalam adat Minangkabau terutama kepada pihak yang mempunyai

anak gadis/ anak perempuan diberikan tanggung jawab yang besar agar

berusaha dengan sungguh-sungguh supaya anak gadisnya dapat jodoh.

Begitu pentingnya pernikahan ini harus terlaksana, adat memberikan

kelonggaran kepada keluarga yang mempunyai anak perempuan dimana dalam

ketentuan adat bahwa harta pusaka tinggi tidak boleh dijual atau digadaikan,

tetapi ketentuan ini dapat diperbolehkan karena “Gadih gadang indak balaki".

Karena itulah maka sebelum menentukan siapa yang akan menjadi

jodoh dari anak kemenakannya, keluarga tersebut harus bertindak hati-hati

dengan menempuh tahap-tahap atau proses yang matang, Tahap-tahap atau

proses yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Page 15: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

30

5.3.1 Marisiak dan Pinang Maminang

Marisiak umumnya dilakukan oleh kerabat / keluarga pihak

perempuan. Bila dalam keluarganya ada gadis yang dipandang sudah patut

dicarikan jodoh, atau sudah patut berumah tangga maka mulailah keluarga

melayangkan pandang, artinya melihat-lihat atau mendengar-dengar jejaka /

bujang mana yang pantas pula untuk beristri dan kira-kira pantas untuk

dijodohkan dengan anak kemenakannya.

Apabila yang dipandang sudah tampak dan yang dicari sudah

ditemukan maka berundinglah para keluarga untuk memperbincangkan

keadaan calon yang diancar-ancar itu.

Kalau para keluarga sepakat dengan calon yang dimaksud, maka

ditugasilah seorang perempuan yang dipandang cakap untuk melakukan

penyelidikan atau marisiak kepada keluarga pihak jejaka yang diincar.

Biasanya orang yang ditugasi atau diutus untuk marisiak adalah

seorang perempuan yang dipandang cakap dan mampu berkomunikasi, pandai

berbicara, mulut manis kucindan murah. Apabila tugas marisiak ini berjalan

mulus dan mendapat angin segar dari keluarga pihak jejaka yang diincar

barulah dikirim utusan untuk melakukan peminangan yang dipimpin oleh

mamak si gadis.

Mamak yang datang meminang diiringi beberapa orang laki-laki dan

perempuan termasuk urang sumando pihak si gadis. Sedangkan di rumah pihak

si jejaka yang akan dipinang juga telah menanti pihak keluarganya yang terdiri

dari mamak dan sumando baik laki-laki maupun perempuan.

Biasanya di Kenagarian Maninjau peminangan ini berjalan mulus,

karena seperti yang telah dikatakan di atas, bahwa sebelumnya sudah dikirim

utusan untuk marisiak. Dengan arti kata pihak si gadis dapat diterima dengan

baik.

Pada kesempatan atau dalam acara peminangan ini dibicarakan

tindak lanjut bentuk-bentuk proses yang akan dilakukan selanjutnya apakah

akan dilakukan pertalangkaian, pertunangan atau nikah/ kawin ganggang (nikah

siriah).

Page 16: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

31

5.3.2 Batalangkai/ Bertunangan

Patalangkaian/ pertunangan atau nikah siriah dilaksanakan dirumah

pihak anak gadis setelah dilakukan perembukan hari pelaksanaannya.

Perbedaan bertalangkaian dengan bertunangan adalah dapat

digambarkan sebagai berikut :

Batalangkai yang bermakna "Batali dan batangkai" dan diungkapkan

dalam kata-kata adat yaitu "Batali dapek diirik, batangkai dapek dijinjiang".

Jadi pada acara batalangkai ini lebih konkrit dimana hari pernikahan telah

dipatok dan disepakati kedua belah pihak, biasanya waktunya tidak terlalu

lama, hanya berselang beberapa bulan saja. Tapi kalau bertunangan tidak

dipatok hari pernikahannya, bisa saja setahun atau dua tahun kemudian.

Selanjutnya batalangkai harus mempunyai tanda (batuka tando)

sebagai aktualisasi dari batali buliah diirik, batangkai buliah dijinjiang.

Namun di Maninjau kadang-kadang dalam acara pertunanganan juga

dilakukan pertukaran tanda dan biasanya tanda yang lazim adalah sebentuk

cincin belah rotan (cincin kawin).

Pihak keluarga yang akan melaksanakan pernikahan/perhelatan

biasanya pada hari yang telah disepakati untuk melaksanakan acara

patalangkaian dan pertunanganan ini di rumah keluarga anak gadis diadakan

sedikit doa selamatan dimana pihak perempuan mengundang jiran tetangga

serta kedua belah pihak yang patut-patut untuk menyaksikan acara tersebut

dengan kata-kata adat “Basuluah matoari, Bagalanggang mato rang banyak”.

Apabila petunangan ini tidak dapat dilanjutkan ke jenjang pernikahan,

maka pihak yang memutuskan mengembalikan tanda yang diterima dahulu dan

diantarkan oleh mamak/ pihak keluarganya yang memutuskan dengan

rundingan kepada pihak sebelah sesuai dengan kata adat “Bak bamulo, bak

basudah”.

5.3.3 Nikah Siriah/Kawin Ganggang

Untuk menjaga “Buruak rupo, salah cando” sesuai dengan kondisi

atau bentuk pergaulan muda mudi dizaman modern, kadang-kadang mereka

lupa tingkah laku yang diperbuatnya ditempat-tempat umum. Mengatasi/

menghindari hal yang demikian ada orang tua-tua yang berpendapat bahwa

sebaiknya dilakukan Nikah Siriah (Kawin Ganggang) untuk anak kemenakannya.

Page 17: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

32

Di Maninjau, Nikah Siriah ini disebut dalam kata-kata adat “Biliak nan

takuruang, pintu nan takunci, kunci dipacik urang nan punyo”.

Menghindari dosa-dosa yang menurut ketentuan Syara”

seyogyanyalah nikah siriah ini dianjurkan. Jadi nikah siriah ini secara Syara”

(agama) pasangan telah sah menjadi suami isteri karena telah dilakukan ijab

kabul. Namun secara adat mereka belum boleh serumah.

5.3.4 Persiapan Pernikahan dan Perhelatan

Untuk menghadapi hari pelaksanaan pernikahan dan perhelatan yang

telah disepakati bersama, maka kedua belah pihak keluarga mempersiapkan

dengan matang.

Masing-masing keluarga mengadakan musyawarah atau rapat yang di

Maninjau dinamakan “Rapek Kaki Balek”. Rapek Kaki Balek ini dilaksanakan

karena mengacu pada pahatan kata-kata adat “Duduak surang basampik-

sampik, duduak basamo balapang-lapang”, “karajo baiak bahimbauan, kok

tibo di nan buruak bahambauan”.

Mamak Tungganai atau Mamak yang terdekat mengundang para

kerabat, jiran tetangga, ando sumando, serta orang yang patut-patut untuk

Rapek Kaki Balek di rumah tempat akan dilaksanakan pernikahan atau

perhelatan tersebut.

Setelah mendengarkan penjelasan dari mamak yang memimpin rapat

tentang bentuk-bentuk perhelatan yang akan dilaksanakan, apakah aleknya

sederhana (bakarambia randah) atau baralek gadang (bakarambia tinggi), maka

disusunlah panitia alek sesuai dengan bentuk alek yang akan dilaksanakan dan

biasanya Tuo Alek (Ketua) langsung dipegang oleh salah seorang mamak

terdekat dari keluarga tersebut.

Agar alek dapat berjalan dengan lancar maka kepanitiaan disusun

dengan cermat sesuai dengan item-item pekerjaan yang akan dihadapi

(dibentuk seksi-seksi).

Seksi yang akan dibentuk dalam suatu perhelatan pernikahan antara

lain adalah batagak baruang-baruang, yang mencakup pekerjaan memasak nasi

dan air minum, seksi mancari talang dan cubadak, seksi malamang, seksi

memasak gulai daging, gulai ikan dan lain-lain, seksi basanduak dan

menghidang, seksi menerima tamu dan manjawek bungkuih urang baralek

Page 18: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

33

serta mendudukkan tamu ditempatnya masing-masing, seksi manjapuik

marapulai dan anak daro, seksi pasambahan panyampaian maksud,

pasambahan makan minum dan lain-lain.

Dengan terbentuknya seksi-seksi sebagai pelaksana masing-masing

kegiatan, diharapkan pelaksanaan alek dapat berjalan dengan sempurna.

5.3.5 Pelaksanaan Pernikahan dan Perhelatan

Pelaksanaan akad nikah di Kenagarian Maninjau ada dua macam,

pertama dilakukan sebelum acara perhelatan/ kenduri biasanya dilakukan di

Mesjid atau Mushala dan ada pula yang di kantor KUA.

Kedua pelaksanaan akad nikah dilakukan bersamaan dengan hari

perhelatan di rumah perempuan calon anak daro.

Pada pelaksanaan akad nikah di Mesjid dan kantor KUA, pihak

mempelai datang tanpa dijemput secara adat, begitupun pihak perempuan

datang ke tempat itu. Sedangkan akad nikah yang bersamaan dengan hari

perhelatan di rumah perempuan calon anak daro, calon marapulai harus

dijemput secara adat dengan membawa carano berisi salangkok ganoknyo

berupa siriah, pinang, gambir, sadah, dan tembakau atau rokok sebagai basa

basi nantinya sebelum membuka kata atau penyampaian maksud dari pihak si

penjemput (mamak, sumando).

Disamping itu hal yang paling penting harus diingat bahwa tanda

penjemput marapulai di Kenagarian Maninjau adalah dua helai sapu tangan

polos dan bersuji disudutnya dan uang ala kadarnya (jumlahnya tidak

ditentukan) dimasukkan dalam kantong plastik kecil dan diletakkan dalam

carano. lnilah yang merupakan tanda penjemput marapulai yang akan

disampaikan nanti oleh pihak penjemput dengan kata-kata pasambahan

"Buruang basangkak ameh, bakabek jo banang suto" nan barupo batando

mintak diambiak (diambil). Kalau seandainya pihak penjemput lupa menyiapkan

tanda (Tando) tersebut bisa saja calon marapulai tidak dilepas atau tidak

terbawa oleh pihak anak daro yang menjemput.

Setelah selesai makan dan minum calon mempelai pria dilepas oleh

pihak keluarganya dengan bersalam salaman dan diiringkan oleh pihak

penjemput dan sanak keluarga mempelai mereka turun rumah menuju rumah

Page 19: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

34

caIon anak daro (pengantin wanita), guna melaksanakan pernikahan (akad

nikah).

Dalam waktu bersalam-salaman sebelum turun rumah tadi biasanya

kerabat-kerabat dekat marapulai terutama yang perempuan sambil bersalaman

menyelipkan uang untuk marapulai (salam tempel) sebagai ungkapan

kegembiraan mereka terhadap acara pernikahan ini sesuai dengan pahatan

kata-kata adat "Putiah kapeh buliah diliek, putiah hati bakaadaan".

Di rumah calon anak daro diadakan prosesi acara pernikahan/ akad

nikah yang dipimpin oleh KUA setempat (dulu oleh Angku Kali). Setelah selesai

akad nikah, minum dan makan maka marapulai pulang kembali ke rumah orang

tuanya dan selanjutnya mempersiapkan diri untuk acara baarak-arak ke rumah

bako dan ke rumah anak daro. Begitu juga halnya mempelai wanita (anak daro)

mempersiapkan diri dengan pakaian yang telah ditentukan guna melaksanakan

arak-arakan seperti di atas.

Seremonial adat berupa pasambahan manjapuik marapulai,

manjapuik anak daro, sambah siriah, pasambahan makan dan minum, dan lain-

lain dikemas tersendiri dalam buku ini.

Klimaks dari prosesi acara pernikahan ini dan rasa kepuasan dari

kedua belah pihak keluarga terpenuhi dengan melihat anak daro jo marapulai

duduak basandiang di palaminan dan timbul ciloteh "Anak rancak, minantu

santiang, duduak basandiang kaduonyo di palaminan".

Dalam acara arak-arakan tersebut iringan marapulai dan anak daro

serta pesumandan dan kawan-kawan kedua belah pihak di arak dengan tambua

(Gendang), Tansa dan kadangkala bagi keluarga-keluarga yang mampu

ditampilkan silek galombang dalam menanti marapulai jo anak daro.

Rute dari arak-arakan ini dari pengalaman yang pemah kita lalui

ataupun dari cerita dari orang tua-tua dahulunya, baik marapulai ataupun anak

daro terlebih dahulu harus manjalang kerumah bako masing-masing sebagai

penghormatan kepada bako atau keluarga ayahnya. Bako merupakan leluhur

dari kita orang Minangkabau dengan pengertian kalau tidak ada ayah, tidak

akan lahir kita ke permukaan bumi ini. Hal ini juga mencerminkan bahwa kedua

mempelai merupakan orang-orang yang mempunyai jati diri karena diketahui

asal -usulnya.

Page 20: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

35

Dari rumah bako, mempelai laki-laki (marapulai) pulang kembali

kerumah orang tuanya dan menunggu kedatangan mempelai perempuan (anak

daro) untuk duduk bersanding sejenak.

Setelah lebih kurang (1) satu jam bersanding di rumah orang tua

marapulai, mereka berangkat bersama menuju rumah anak daro dan duduk

bersanding disana sampai sore (pukul 5 sore) dan setelah itu marapulai kembali

kerumah orang tuanya.

Beriringan dengan berangkatnya anak daro dan marapulai dari rumah

orang tua marapulai, selang setengah jam kemudian pihak keluarga marapulai

yang perempuan datang kerumah anak daro mengantarkan Panibo, di

Maninjau di kenal dengan "Manjujuang Panibo". Panibo yang berarti

pembawaan sewaktu tiba (pambawoan waktu tibo) dari marapulai yang berupa

kelengkapan pakaian anak daro seperti baju kebaya, kain panjang, payung,

terompa, dan kelengkapan alat kosmetik serta juga beberapa stel pakaian

mempelai laki-laki (marapulai) masuk dalam bungkusan panibo tersebut. Orang

yang menjunjung panibo tersebut haruslah urang sumando perempuan dari

keluarga atau kaum pasukuan marapulai.

Mengantar panibo (Maanta panibo) ini dilakukan oleh keluarga pihak

marapulai (mempelai laki-laki) hanya apabila keluarga anak daro (mempelai

wanita) mengantarkan satu ekor ikan ukuran besar (ikan mentah) sehari

sebelum pelaksanaan perhelatan (sahari sabalum baralek). Kalau hantaran ikan

mentah tersebut tidak dilaksanakan oleh pihak anak daro, maka keluarga

marapulai tidak akan mengantarkan panibo secara adat. Oleh sebab itu

pengantaran panibo tersebut di Kenagarian Maninjau disebut dengan "Paralek-

an lauak".

Acara terakhir dari pernikahan di Kenagarian Maninjau adalah

mengantarkan marapulai (mempelai laki-laki) kerumah istrinya (anak daro)

malam hari, yaitu sekitar pukul 8 (delapan). Mengantar marapulai ini antara

jorong-jorong yang ada di Maninjau tidaklah sama caranya.

Di jorong Kukuban dan Bancah marapulai hanya diantar oleh

beberapa Mamak saja dan diantar sampai muka pintu. Sedangkan mamak y:mg

mengantar bergabung dengan mamak-mamak pihak anak daro yang juga sudah

bersiap siap menunggu kedatangan marapulai. Biasanya mamak-mamak yang

mengantar tadi bemalam di seputar rumah anak daro bersama dengan mamak-

Page 21: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

36

mamak anak daro karena besok pagi-pagi sebelum subuh marapulai harus

dibangunkan dan kembali kerumah orang tuanya.

Sewaktu marapulai tiba malam itu anak daro sudah berdiri di muka

pintu untuk menyambut kedatangan marapulai. Dengan mengucapkan

Assalamua’laikum marapulai melangkah masuk rumah dan bersalaman dengan

anak daro. Anak daro harus membuka sepatu marapulai dan membawa

marapulai masuk rumah.

Setelah makan malam, marapulai bersilaturrahmi dengan keluarga

anak daro yang ada di atas rumah waktu itu. Biasanya yang hadir adalah

perempuan-perempuan saja. Kemudian sekitar pukul 10 (sepuluh) malam,

urang sumando perempuan dari pihak anak daro menyuruh marapulai dan

anak daro tidur, namun marapulai menjawab, sebentar lagilah Etek, mato

belum mengantuk (sebagai basa-basi)

Akhirnya setelah sekali-dua kali di suruh tidur marapulai belum mau

juga tidur, maka urang Sumando atau Etek tadi langsung mematikan lampu

ruangan pertemuan tersebut. Marapulai dan anak dengan terpaksa harus

berangkat tidur ke kamar penganten.

Seperti yang sudah dikatakan, sebelum subuh sekitar pukul 4.30,

marapulai dibangunkan oleh mamak-mamak yang mengantarnya, dengan

memberi isyarat mengetok dinding kamar penganten dan melempar atap

dengan kerikil, marapulai bangun dan langsung turun rumah untuk pulang ke

rumah orang tuanya.

Kalau di jorong Kububaru, Pasar dan Gasang, marapulai dihantar

malam hari diiringi para sahabatnya dan langsung masuk kerumah anak daro

bersama sama. Mereka bersenda gurau sampai pukul 10.00 malam setelah itu

sahabat-sahabatnya yang mengantar tadi turun kembali dari rumah.

Sama halnya dengan cara di Jorong Bancah dan Kukuban, sebelum

subuh datang marapulai sudah harus kembali kerumah orang tuanya.

5.3.6 Cara Berpakaian

Pagi hari waktu marapulai pergi ke rumah anak daro setelah di

jemput secara adat oleh mamak-mamak dan sumando pihak anak daro,

marapulai memakai sarung bugis dan baju/jas. Pada saku jas dimasukkan sapu

tangan sebagai tanda penjemput dari pihak anak daro. Ujung sapu tangan itu

Page 22: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

37

harus tampak oleh orang banyak. Dengan arti kata orang banyak harus tahu

bahwa marapulai ini memang di jemput secara adat dan telah memenuhi rukun

syaratnya.

Selanjutnya bagi yang melaksanakan arak-arakan pada siang atau

sore harinya, anak daro dan marapulai memakai pakaian adat. Anak daro

memakai suntiang dan marapulai memakai saluak. Jenis atau corak pakaian

adat yang di pakai anak daro dan marapulai ini tidak ada standarnya,

tergantung kemauan atau keinginan masing-masing dan kemampuan mereka

untuk mengadakan/ menyiapkan. Kadang-kadang ada juga pasangan mempelai

memakai stelan jas untuk marapulai dan slayer untuk anak daro.

5.3.7 Cara Menghidang

Dulunya dalam acara baralek (perhelatan) tamu tamu yang diundang,

di jamu atau disediakan makan dan minum yang dihidangkan di atas sprah

makan bejejer dilantai rumah. Ketentuan ini berlaku untuk semua orang yang

diundang laki-laki maupun perempuan. Sebelum tamu datang, seluruh

hidangan telah disiapkan di atas sprah makan diatur sedemikian rupa dengan

istilah "jamba".

Jamba adalah merupakan jumlah atau ukuran berapa orang alek yang

akan makan. Satu jamba disiapkan untuk 4 (empat) orang. Isi hidangan dalam

satu jamba terdiri nasi, sambal, lamang dan kue-kue atau agar-agar.

Dari pengalaman hidup dan cerita orang tua-tua yang masih hidup

jumlah macam sambal (gulai) tidak lebih dari 4 (empat) macam ditambah

sayuran yang berkuah atau selada antimun. Sambal dimaksud antara lain kalio

daging, gulai ayam, pangek ikan dan perkedel kentang.

Setelah diperiksa apakah jamba sudah siap tersusun menurut

mestinya, maka undangan mendo’a pagi (khusus laki-laki) dipersilakan masuk.

Mempersilakan masuk dan mendudukkan tamu dilakukan oleh urang

sumando pihak yang punya hajatan (alek). Sumando yang menanti tamu ini

harus tahu betul siapa tamunya. Apakah Penghulu, Imam Khatib dsb, supaya

tidak salah mendudukkannya, nan patuik ka ateh jan ta kabawahan, nan patuik

di tangah jan dikatapikan.

Dari pengalaman-pengalaman kita akhir-akhir ini ada beberapa hal

yang patut jadi pemikiran, karena secara etika seharusnya tidak boleh

Page 23: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

38

diperbuat. Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa sewaktu tamu/undangan

sudah duduk di atas rumah, waktu akan makan tiba, nasi baru diulurkan si

pangka. Seringkali terjadi di tempat nasi diulurkan tersebut, yang duduk adalah

Angku-Angku Ninik Mamak ikut pula sibuk mambagikan ke kiri kanannya.

Kenapa hal ini terjadi?

Dari pemikiran yang berkembang di tengah-tengah masyarakat

dikemukakan alasan karena kalau awal-awal dihidangkan, nasi dipiring akan

cepat dinginnya. Untuk mengantisipasi alasan yang demikian sebetulnya bisa

dihindari dengan menyiapkan nasi dalam termos-termos nasi dan menyiapkan

piring kosong di setiap jamba yang telah diatur sedemikian rupa. Tetapi

masalah pokok yang terjadi saat ini adalah kita-kita ini tidak tepat waktu, baik si

alek yang diundang maupun si pangka yang mengundang. Seringkali terjadi

dalam undangan yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis acara

dimulai pukul 08.00 pagi, tapi kenyataannya baru bisa dimulai jam 09.00 pagi.

Seandainya dapat menepati waktu yang telah ditetapkan, dalam arti

kata undangan dan si pangka telah siap pada waktunya, rasanya pola lama yang

dilakukan orang tua-tua kita dahulu perlu kita lestarikan.

Page 24: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

39

5.4 Adat Kematian

5.4.1 Prosesi Pemakaman

Firman Allah dalam Al Our”an mengatakan bahwa setiap yang

bernyawa akan mengalami kematian. Begitu pula dalam adat dikatakan

"Mumbang jatuah, kapalo jatuah".

Dalam hal kematian ini semenjak dari nenek moyang kita dahulu rasa

kebersamaan masih kuat sampai sekarang. Kata-kata adat masih melekat dalam

diri Anak Nagari Maninjau, kok tibo di nan buruak (kematian) lai samo

bahambauan. Kenyataannya dalam penyelenggaraan jenazah sampai

terkuburkan, dalam kondisi normal dapat terlaksana hanya 2-3 jam

Begitu pula dengan acara, "manigo hari" atau mamarik (memarit)

pusaro, pagi-pagi Shubuh jiran tetangga dan kerabat-kerabat telah datang ke

pusara dengan membawa satu atau dua buah batu untuk dipergunakan

memarit pusara.

Di Kenagarian Maninjau penyelenggaraan jenazah atau pemakaman

hanya sampai acara manigo hari. Tidak ada makan atau minum pada acara

tersebut yang akan memberatkan keluarga yang mendapatkan kematian.

Pada saat pemakaman dan memarit pusara pihak ahli famili orang

meninggal menyampaikan atau, meminta maaf alas segala kesalahan

almarhum/ almarhumah selama dia bergaul di tengah-tengah masyarakat, jika

seandainya almarhum/almarhumah selama dia bergaul ditengah tengah

masyarakat punya hutang piutang yang ada saksi keterangan, pihak ahli famili

menunggu kedatangan untuk diselesaikan dengan secepat-cepatnya.

Terakhir ahli famili meminta dibacakan doa bagi almarhum/

almarhumah agar diampuni dosanya serta ditempatkan di sisi Allah dengan

sebaik-baiknya. Kalau Penghulu/ Ninik Mamak yang meninggal, telah kita

jelaskan pada bab terdahulu.

Page 25: 5 ADAT SANGKA NAGARI fileContoh: Suku Piliang ada 7 (tujuh) payung, Caniago 4 (empat), Malayu ... e. Mamak Pusako mengajukan surat pemberitahuan kepada KAN. f.

40

5.4.2 Menjemput Mamak/ Saudara Laki-laki yang kematian

lstri

Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa pernikahan adalah

merupakan peristiwa yang sakral dilaksanakan melalaui proses menurut

sepanjang adat.

Seorang laki-laki yang akan menjadi sumando di atas rumah istrinya,

diawali dengan peminangan sarnpai dijemput dengan carano oleh pihak

keluarga perempuan.

Disaat penjemputan ada perhitungan mamak-mamak kedua belah

pihak ada kata-kata yang dilafazkan"

"Kita mulai karajo baiak jo rundingan; Kok tajadi nan buruak kemudian; Kita salasaikan pulo jo mufakat"

atau

"bak bamulo, bak basudah".

Seandainya terjadi hal-hal yang tidak kita ingini seperti meninggalnya

istri mamak atau saudara laki-laki kita, maka setelah lebih kurang 3 (tiga) bulan

kemudian secara adat atau sepanjang adat yang berlaku di Maninjau dia harus

dijemput dari rumah istrinya.

Pengertian menjemput bukan berarti mamak/ saudara laki-laki kita

harus meninggalkan rumah istrinya seandainya mempunyai anak, tetapi secara

adat bahwa seorang laki-laki menduduki posisi sebagai urang sumando di atas

rumah istrinya. Kalau istrinya meninggal berarti tanggallah predikat sumando

pada dirinya namun dia adalah Bapak/ Ayah dari anak-anaknya.

Jadi yang dijemput oleh pihak keluarga adalah dia tidak sumando lagi

dirumah itu. Mendudukkan sebagai sumando dulunya secara adat, Seandainya

anak-anaknya menahani agar ayahnya tetap tinggal bersamanya tidaklah

menjadi masalah.