Top Banner
Jurnal Lepa-lepa Open https: //ojs.unm.ac.id/JLLO/index Volume 1 Nomor 3, 2021 e-ISSN 2776-4176 email : [email protected] 459 halaman 459-470 Submitted : 12/12/2020 Reviewed : 12/01/2021 Accepted : 16/02/2021 Published : 28/02/2021 Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4 Parepare Lukman Ali 1 , Muhammad Rifky Haekal Sahid 2 , Amar Alqadri Asri 3 , Nurul Auliah 4 , Syahir Syarif 5 , Dicky Hermansyah 6 , Yusril Dwi Mahendra 7 , Muhammad Hanif Muhtadi 8 1 PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar 2 Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar 3 Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri 4 Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri 5 Prodi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar 6 Prodi Pendidikan Sendratasik, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Negeri Makassar 7,8 Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar l [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected], 4 [email protected], 5 [email protected], 6 [email protected], 7 [email protected], 8 [email protected] ABSTRAK Mewabahnya pandemi COVID-19 di Indonesia mengakibatkan seluruh aktifitas pembelajaran berubah menjadi daring. Sehingga mengakibatkan tidak adanya kegiatan di sekolah. Hal tersebut berdampak pada pemberdayaan lahan hidroponik di sekolah tidak berjalan lagi akibat terkendala sumber daya manusia dan pandemi COVID-19. Oleh karena itu, pengaktifan kembali lahan hidroponik menjadi salah satu program kerja KKN PPL Terpadu dalam menanggulangi hal tersebut. Pemanfaatan lahan hidroponik berguna dalam meningkatkan ekonomi dan asupan makanan sehat bagi masyarakat sekolah selama masa pandemi COVID-19. Penggunaan model NFT dalam budi daya selada menjadi salah satu alternatif yang digunakan dalam mempermudah perawatan tanaman selada. Dalam proses pengaktifan kembali lahan hidroponik ini, terbagi menjadi dua tahapan yaitu persemaian dan perkembangan. Hasil dari pengaktifan kembali lahan hidroponik ini bisa dikatakan berhasil karena tidak hanya berhasil panen, tetapi juga berhasil mengaktifkan kembali lahan hidroponik dengan tolok ukur lahan hidroponik dapat dimanfaatkan lagi oleh pihak sekolah. Kata kunci: Hidroponik, Selada (Lactuca sativa L.), COVID-19. ABSTRAK The outbreak of the COVID-19 pandemic in Indonesia resulted in all learning activities being turned online. So that it resulted in no activities at school. This has an impact on the empowerment of hydroponic land in schools that is no longer running due to constraints on human resources and the COVID-19 pandemic. Therefore, the reactivation of hydroponic land is one of the Integrated KKN PPL work programs in overcoming this. The use of hydroponic land is useful in increasing the economy and healthy food intake for school communities during the COVID-19 pandemic. The use of the NFT model in lettuce cultivation is one of the alternatives used to facilitate lettuce plant maintenance. In the process of reactivating the hydroponic land, it is divided into two stages, namely nursery and development. The results of the reactivation of hydroponic land can be said to be successful because it is not only successful in harvesting, but also successfully reactivating hydroponic land with hydroponic land benchmarks that can be used again by the school. Keyword: Hydroponics, Lettuce (Lactuca sativa L.), COVID-19. PENDAHULUAN Unit Pelaksana Tugas SMA Negeri 4 Parepare merupakan salah satu sekolah menengah yang ada di Kecamatan Ujung Kota Parepare. Secara keseluruhan Unit Pelaksana Tugas SMA Negeri 4 Parepare memiliki luas tanah seluas 8.850 m 2 dan fasilitas yang memadai. Unit Pelaksana Tugas SMA Negeri 4 Parepare memiliki jumlah ruangan sebanyak 62 ruangan yang terbagi atas 27 ruang kelas yaitu 4 ruangan untuk kelas X MIPA, 4 ruangan untuk kelas X IPS, 4 ruangan untuk kelas XI MIPA, 5 ruangan untuk Kelas XI IPS, 5 ruangan untuk kelas XII MIPA, 5 ruangan untuk kelas XII IPS, terdapat juga
12

459-470 Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4

Nov 07, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 459-470 Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4

JurnalLepa-lepaOpenhttps://ojs.unm.ac.id/JLLO/indexVolume1Nomor3,2021e-ISSN2776-4176

email:[email protected] 459 halaman459-470

Submitted:12/12/2020Reviewed :12/01/2021Accepted :16/02/2021Published :28/02/2021

Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4 Parepare

Lukman Ali1, Muhammad Rifky Haekal Sahid2, Amar Alqadri Asri3, Nurul Auliah4, Syahir Syarif5, Dicky Hermansyah6, Yusril Dwi Mahendra7, Muhammad Hanif Muhtadi8

1PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar 2Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri

Makassar 3Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri 4Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri

5Prodi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar 6Prodi Pendidikan Sendratasik, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Negeri Makassar

7,8Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar [email protected], [email protected], [email protected],

[email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Mewabahnya pandemi COVID-19 di Indonesia mengakibatkan seluruh aktifitas pembelajaran berubah menjadi daring. Sehingga mengakibatkan tidak adanya kegiatan di sekolah. Hal tersebut berdampak pada pemberdayaan lahan hidroponik di sekolah tidak berjalan lagi akibat terkendala sumber daya manusia dan pandemi COVID-19. Oleh karena itu, pengaktifan kembali lahan hidroponik menjadi salah satu program kerja KKN PPL Terpadu dalam menanggulangi hal tersebut. Pemanfaatan lahan hidroponik berguna dalam meningkatkan ekonomi dan asupan makanan sehat bagi masyarakat sekolah selama masa pandemi COVID-19. Penggunaan model NFT dalam budi daya selada menjadi salah satu alternatif yang digunakan dalam mempermudah perawatan tanaman selada. Dalam proses pengaktifan kembali lahan hidroponik ini, terbagi menjadi dua tahapan yaitu persemaian dan perkembangan. Hasil dari pengaktifan kembali lahan hidroponik ini bisa dikatakan berhasil karena tidak hanya berhasil panen, tetapi juga berhasil mengaktifkan kembali lahan hidroponik dengan tolok ukur lahan hidroponik dapat dimanfaatkan lagi oleh pihak sekolah. Kata kunci: Hidroponik, Selada (Lactuca sativa L.), COVID-19.

ABSTRAK The outbreak of the COVID-19 pandemic in Indonesia resulted in all learning activities being

turned online. So that it resulted in no activities at school. This has an impact on the empowerment of hydroponic land in schools that is no longer running due to constraints on human resources and the COVID-19 pandemic. Therefore, the reactivation of hydroponic land is one of the Integrated KKN PPL work programs in overcoming this. The use of hydroponic land is useful in increasing the economy and healthy food intake for school communities during the COVID-19 pandemic. The use of the NFT model in lettuce cultivation is one of the alternatives used to facilitate lettuce plant maintenance. In the process of reactivating the hydroponic land, it is divided into two stages, namely nursery and development. The results of the reactivation of hydroponic land can be said to be successful because it is not only successful in harvesting, but also successfully reactivating hydroponic land with hydroponic land benchmarks that can be used again by the school.

Keyword: Hydroponics, Lettuce (Lactuca sativa L.), COVID-19.

PENDAHULUAN Unit Pelaksana Tugas SMA Negeri 4 Parepare merupakan salah satu sekolah menengah yang

ada di Kecamatan Ujung Kota Parepare. Secara keseluruhan Unit Pelaksana Tugas SMA Negeri 4 Parepare memiliki luas tanah seluas 8.850 m2 dan fasilitas yang memadai. Unit Pelaksana Tugas SMA Negeri 4 Parepare memiliki jumlah ruangan sebanyak 62 ruangan yang terbagi atas 27 ruang kelas yaitu 4 ruangan untuk kelas X MIPA, 4 ruangan untuk kelas X IPS, 4 ruangan untuk kelas XI MIPA, 5 ruangan untuk Kelas XI IPS, 5 ruangan untuk kelas XII MIPA, 5 ruangan untuk kelas XII IPS, terdapat juga

Page 2: 459-470 Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 460

email:[email protected] halaman459-470

ruangan guru, perpustakaan, ruang rapat, ruangan tata usaha, ruangan bimbingan konseling, musala, ruang unit kesehatan sekolah atau UKS, ruangan laboratorium MIPA, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa, ruangan serbaguna, 4 kantin, dan beberapa toilet yang tersebar dibeberapa titik. Ruangan-ruangan tersebut digunakan dalam aktivitas sekolah baik aktivitas belajar-mengajar, aktivitas administrasi, dan aktivitas lainnya. Selain fasilitas ruangan yang lengkap, Unit Pelaksana Tugas SMA Negeri 4 Parepare juga memiliki fasilitas lapangan berupa sebuah lapangan basket seluas 420 m2, sebuah lapangan futsal seluas 420 m2, sebuah lapangan takraw seluas 80,31 m2 dan sebuah lapangan bola volly seluas 164,17 m2, lapangan ini digunakan oleh siswa dalam melakukan aktivitas mata pelajaran olahraga dan aktivitas ekstrakurikuler pada siang dan sore harinya.

Unit Pelaksana Tugas SMA Negeri 4 Parepare dikelilingi oleh perumahan warga dan terdapat satu sekolah dasar yang berada di sebelah bangunan sekolah serta kantor pelayanan PDAM. Unit Pelaksana Tugas SMA Negeri 4 Parepare memiliki lingkungan yang baik dan asri dengan beberapa taman bunga dan beberapa pohon yang tumbuh sebagai tempat berteduh serta sebuah kolam ikan. Interaksi antar masyarakat sekolah yang ada di Unit Pelaksana Tugas SMA Negeri 4 Parepare sangat baik tanpa sekat antar guru, siswa, pegawai dan masyarakat sekeliling sekolah berinteraksi dengan baik tanpa permasalahan yang signifikan dengan adanya peraturan yang sangat jelas ditetapkan. Terdapat 3 peraturan sekolah, yaitu peraturan yang ditujukan kepada guru, peraturan yang ditujukan kepada siswa dan peraturan yang ditujukan kepada pegawai. Peraturan ini dimaksudkan agar masyarakat sekolah dapat melaksanakan tugas, aktivitas belajar-mengajar dan aktivitas lainnya dengan damai, baik dan displin.

Selain fasilitas yang lengkap, sekolah juga menyediakan wadah bagi peserta didik melakukan kegiatan diluar kurikulum seperti kegiatan organisasi dan kegiatan ekstrakurikuler. Unit Pelaksana Tugas SMA Negeri 4 Parepare memiliki beberapa organisasi siswa diantaranya Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS, organisasi remaja musala, organisasi siswa pecinta alam atau Sispala, Prajamuda Karana atau Pramuka, dan organisasi lainnya. Selain organisasi, terdapat kegiatan ekstrakurikuler atau ekskul diantaranya ekskul bahasa Inggris, ekskul bahasa Indonesia, ekskul seni dan musik, dan salah satunya adalah kegiatan ekstrakurikuler pemberdayaan lahan hidroponik. Menurut Ida dalam Hidayat, Satria, & Laila (2020), hidroponik merupakan teknik budi daya tanaman tanpa menggunakan media tanah, yang menggunakan air sebagai wadah pengganti tanah sehingga dapat memanfaatkan lahan yang sempit. Kegiatan ekstrakurikuler pemberdayaan lahan hidroponik di Unit Pelaksana Tugas SMA Negeri 4 Parepare menggunakan sistem hidroponik untuk dua kebun. Kedua kebun hidroponik tersebut dialiri air yang telah dicampurkan dengan pupuk dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman dengan menggunakan pompa yang dihubungkan dengan pipa pada kedua kebun agar semua tanaman yang ditanam dapat menerima pasokan air dengan baik. Kegiatan ekstrakurikuler pemberdayaan lahan hidroponik di Unit Pelaksana Tugas SMA Negeri 4 Parepare, dulunya berjalan dengan baik dan lancar dengan adanya kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan di sekolah, siswa dan guru dapat merawat tanaman hidroponik dengan baik disela-sela aktivitas belajar-mengajar. Akibat mewabahnya pandemi COVID-19 di Indonesia, hampir seluruh Unit Pelaksana Tugas yang ada di Indonesia melakukan proses pembelajaran lewat daring. Hal ini juga terjadi di Kota Parepare, khususnya Unit Pelaksana Tugas SMA Negeri 4 Parepare. Proses pembelajaran daring mewajibkan peserta didik melakukan aktivitas pembelajarannya di rumah, sehingga mengakibatkan tidak adanya kegiatan di sekolah dan peserta didik dilarang untuk berkumpul di lingkungan sekolah. Hal ini, menyebabkan seluruh kegiatan ekstrakurikuler di sekolah terhenti, terutama kegiatan ekstrakurikuler pemberdayaan lahan hidroponik. Akibat tidak adanya kegiatan di sekolah, guru dan siswa tidak dapat melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pemberdayaan lahan hidroponik sehingga kegiatan ekstrakurikuler ini berhenti total, akibat tidak adanya masyarakat sekolah yang dapat merawat tanaman hidroponik yang menyebabkan seluruh tanaman mati terjangkit hama, air yang kotor, dan berbagai hal lainnya. Oleh karenaa itu, penjualan tanaman selada tidak dapat dilakukan sehingga menyebabkan pemasukan dana untuk melakukan penanaman kembali tidak ada, selain itu karena tidak adanya kegiatan di sekolah maka tidak ada yang dapat menanam dan mengurus kebun hidroponik. Demi menanggulangi permasalahan ini, kami mahasiswa KKN PPL melaksanakan kegiatan Pengaktifan Kembali Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4 Parepare untuk memulai kembali kegiatan ekstrakurikuler bercocok tanam dengan metode hidroponik di UPT SMA Negeri 4 Parepare.

Page 3: 459-470 Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 461

email:[email protected] halaman459-470

METODE KEGIATAN Program kerja KKN PPL Terpadu ini diberi nama Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA

Negeri 4 Parepare. Pengaktifan lahan hidroponik adalah program kerja dari peserta KKN PPL Terpadu Universitas Negeri Makassar angkatan XXI tahun 2020. Kami membuat program kerja ini dikarenakan Hidroponik di Sekolah UPT SMA 4 Parepare tidak berjalan dengan baik atau bisa dikatakan tidak aktif. Hidroponik adalah suatu cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai tempat menanam tanaman. Perbedaan bercocok tanam dengan tanah dan hidroponik yaitu, jika dengan tanah, zat-zat makanan yang diperoleh tanaman dari dalam tanah. Sedangkan hidroponik, makanan yang diperoleh tanaman dari dalam air yang mengandung zat-zat anorganik.

Ruang lingkup pelaksanaan program kerja ini di area taman depan ruang kepala UPT SMA Negeri 4 Parepare, Jalan Lasiming No. 22, Kelurahan Ujung Bulu, Kecamatan Ujung, Kota Parepare. Dalam pelaksanaannya dimulai pada tanggal 27 oktober dan berakhir pada tanggal 5 desember 2020 pada saat proses panen. Objek kegiatan untuk program kerja ini adalah lahan hidroponik. Lahan hidroponik UPT SMA Negeri 4 Parepare. Lahan hidroponik UPT SMA Negeri 4 Parepare dibentuk dengan sistem NFT. Nutrient film technique (NFT) merupakan model budi daya dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal. Air tersebut tersirkulasi dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman selama 24 jam terus menerus (Syariefa & Duryatmo, 2014). Lahan hidroponik UPT SMA Negeri 4 Parepare terdiri atas dua green house yang dihubungkan dengan pipa sebagai penghubung zat-zat yang dibutuhkan, yang masing-masing green house terdiri atas 10 talang, jadi total ada 20 talang. Dengan 20 talang tersebut memiliki total lubang tanaman sebanyak 900 lubang.

Bentuk kegiatan dari program kerja ini, mengaktifkan kembali lahan hidroponik UPT SMA Negeri 4 Parepare, dengan bekerja sama penanggung jawab hidroponik dan 10 peserta didik kelas XI MIPA 4 UPT SMA Negeri 4 Parepare. Adapun tahapan-tahapan pengaktifan hidroponik yang pertama, pembersihan talang dan pemasangan atap green house. Kemudian dilakukan proses penyamaian bibit tanaman (selada) selama 10 hari. Setelah itu masuk proses pengenceran pupuk AB Mix, yang sesuai dengan tanaman selada. Setelah pucuk selada sudah tumbuh, maka tanaman siap dipindahkan ke talang yang telah dialiri pupuk AB Mix. Proses selanjutnya adalah pemeliharaan hingga tanaman siap panen. Tanaman selada siap panen berumur 38-42 hari setelah pemindahan ke talang.

HASIL & PEMBAHASAN KKN PPL Terpadu UNM XXI tahun 2020 memiliki perbedaan dari KKN PPL Terpadu tahun-

tahun yang lalu. Perbedaan tersebut dapat kita lihat dari segi pelaksanaannya, yang tahun ini UNM mengadakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) secara domisili. Maksud penambahan kata domisili yaitu mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah KKN (Kuliah Kerja Nyata) ditempatkan di asal daerah mereka atau daerah sekitar tempat tinggalnya. Mahasiswa KKN PPL Terpadu ditempatkan diberbagai daerah termasuk di kota Parepare. Adapun untuk domisili Kota Parepare berjumlah 34 mahasiswa yang terbagi dari 5 sekolah. Salah satunya yaitu UPT SMA Negeri 4 Parepare. Mahasiswa penempatan di UPT SMA Negeri 4 Parepare berjumlah 7 orang, yaitu Muhammad Rifky Haekal Sahid dari program studi pendidikan biologi, Nurul Auliah dari program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, Amar Alqadri Asri dari program studi pendidikan fisika, Syahir Syarif dari program studi pendidikan sosiologi, Dicky Hermansyah dari program studi pendidikan seni drama, tari dan musik, Muhammad Hanif Muhtadi dan Yusril Dwi Mahendra dari program studi pendidikan kepelatihan olahraga.

Selama pelaksanaan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di UPT SMA Negeri 4 Parepare dilaksanakan 3 program kerja utama. Salah satu program kerja tersebut yaitu Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4 Parepare, yang dilaksanakan sebagai wujud pengabdian masyarakat khususnya masyarakat sekolah selama pelaksanaan mata kuliah KKN (Kuliah Kerja Nyata). Kami mengangkat program kerja ini karena berdasarkan observasi lapangan yang telah kami lakukan, kami mengamati lahan hiroponik yang telah dibangun UPT SMA Negeri 4 Parepare tidak aktif dan kurang layak digunakan selama pandemi covid-19. Dari masalah inilah kami mahasiswa KKN di UPT SMA Negeri 4 Parepare mengangkat program kerja tersebut dalam membantu UPT SMA Negeri 4 Parepare menjalankan budi daya hidroponik yang saat ini memiliki nilai jual tinggi serta hasil dari pembudidayaan tersebut bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekolah.

Pengangkatan program kerja tersebut, tak semata-mata dari persetujuan antar mahasiswa saja tetapi dari pihak sekolah dan kerja sama dengan balai pertanian pemerintah kota Parepare yang turut andil dalam pelaksanaan program kerja tersebut. Pemberdayaan hidroponik di UPT SMA Negeri 4 Parepare merupakan bagian dari mata pelajaran biologi dan kewirausahaan yang berupa budi daya. Budi

Page 4: 459-470 Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 462

email:[email protected] halaman459-470

daya secara hidroponik, perlu didukung dengan sarana yang dapat menunjang optimalisasi dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sarana penunjang tersebut mempunyai fungsi masing-masing yang saling terkait pada suatu sistem hidroponik, antara lain sumber daya manusia, manajemen kebun, greenhouse, nursery, sistem irigasi, benih, media tanam dan peralatan pendukung lainnya (Palupi & Maghfoer, 2020). 1. Perancanaan Pengaktifan Lahan Hidroponik

Hidroponik adalah aktivitas pertanian yang memanfaatkan air sebagai media bercocok tanam (Halim, 2016). Hidroponik merupakan salah satu strategi bercocok tanam yang saat ini berkembang pesat di masyarakat. Dari hanya sekadar hobi hingga saat ini ada yang menjadikannya sebagai lahan bisnis yang menjanjikan. Tren di masyarakat saat ini sudah mengalami perubahan yang dahulu tidak memperhatikan gizi dan saat ini sangat memperhatikan gizi terutama makanan yang bahan bakunya berasal dari tanaman yang ditanam secara organik. Tanaman organik ialah hasil dari budi daya tanaman yang ditanam dengan cara alami atau dengan cara organik. Bahan yang digunakan dalam teknik budi daya ialah bahan-bahan biologis guna mempertahankan kesuburan dan keseimbangan ekologis dengan cara menghindari bahan sintetis atau kimia.

Berkembangnya pasar produk pertanian organik di dunia juga harus diantisipasi Indonesia. Negara kita harus berperan dalam perdagangan pertanian organik. Saat ini di beberapa daerah di Indonesia, telah bermunculan kebun-kebun sayuran organik. Namun, dalam budidayanya belum seluruhnya menerapkan kaidah-kaidah budi daya secara organik. Sayuran organik dapat dibudidayakan, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Komoditas sayuran organik antara lain, bayam, kangkung, Kacang Panjang, brokoli, timun, terung, kentang, kapri, cabai, tomat, sawi, selada, dan lain-lain (Nurhayati, 2019).

Perencanaan pengaktifan lahan hidroponik UPT SMA Negeri 4 diawali dengan proses observasi pada tanggal 5 oktober 2020, dari hasil observasi ada beberapa fasilitas sekolah tidak berjalan atau aktif selama pandemi covid-19, salah satunya yaitu lahan hidroponik UPT SMA Negeri 4 Parepare. Berdasarkan hal itu, kami melakukan diskusi bersama kepala sekolah UPT SMA Negeri 4 Parepare. Dari hasil diskusi tersebut, kepala sekolah sangat mendukung untuk pelaksanaan program kerja ini. Setelah diskusi panjang, kami melakukan diskusi dengan penaggung jawab hidroponik UPT SMA Negeri 4 Parepare, kegiatan diskusi ini kami lakukan selama 2 pekan dengan berbagai pembicaraan. Setelah pelaksanaan tersebut kami mulai melakukan pembersihan seluruh peralatan yang akan digunakan selama proses pelaksanaan bercocok tanam hidroponik ini seperti, talang, pipa, pompa air, dan tempat penampungan pupuk. Selain proses pembersihan kami juga melakukan perbaikan beberapa talang yang mengalami kerusakan. Dilakukan pula pemasangan atap untuk mengatasi masalah hujan yang memungkinkan merusak tanaman.

Gambar 1. Pembersihan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4 Parepare

Gambar 2. Pembersihan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4 Parepare

Page 5: 459-470 Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 463

email:[email protected] halaman459-470

2. Menentukan Jenis Tanaman

Gambar 3. Tanaman Selada (Lactuca sativa)

Dalam pelaksanaan program kerja Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4 Parepare

ini, kami menggunakan tanaman selada (Lactuca sativa). Dilansir dari Marisca (2015) tanaman selada memiliki tingkatan taksonomi sebagai berikut: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Asteridae Ordo : Asterales Spesies : Lactuca sativa L.

Tanaman selada adalah tanaman sayur hortikultura yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Penanaman selada dengan teknik budi daya secara hidroponik sering ditemui di Indonesia khususnya jika tanaman selada dijual untuk keperluan memenuhi supply pasar modern seperti supermarket. Aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menentukan keberhasilan budi daya hidroponik adalah pengelolaan tanaman yang meliputi persiapan bahan media, larutan nutrisi, pemeliharaan, aplikasi larutan nutrisi, panen dan pasca panen Rosliana & Sumarni dalam Palupi & Maghfoer (2020). Meskipun tanaman dalam teknik budi daya hidroponik tidak menggunakan tanah, tanaman mendapatkan vitamin dan mineral yang biasanya didapatkan dari tanah dari larutan nutrisi.

Menurut Thoyib (2015), selada merupakan tanaman yang cocok digunakan jika kita baru memulai menanam secara hidroponik. Ada beberapa faktor menjadi alasan menggunakan tanaman selada, sebagai berikut: a. Memiliki nilai ekonomis tinggi, selada saat ini masih tergolong sebagai sayuran yang memiliki nilai

ekonomis yang tinggi, di beberapa supermarket dipasarkan dengan harga berkisar 20-60 ribu/250 gram selain sebagai kebutuhan rumah tangga, selada juga dijadikan sebagai bahan pelengkap dalam beberapa hidangan di kafe atau rumah makan.

b. Memiliki tekstur yang lembut, tekstur lembut selada dimanfaatkan seseorang sebagai salah satu bahan makanan misalnya burger dan salad.

c. Baik untuk kesehatan, selada selain memiliki nilai ekonomi tinggi dan tekstur yang lembut, ternyata selada juga bermanfaat untuk kesehatan. Selada mampu meningkatkan kesehatan kulit dan juga penglihatan, karena selada kaya vitamin a dan juga betakaroten. Selain itu, selada juga bisa mencegah kanker dan juga penuaan dini, menguatkan tulang dan meningkatkan kesuburan.

d. Tahan terhadap hama, selada merupakan salah satu jenis tanaman yang lebih tahan terhadap serangan penyakit.

e. Memiliki banyak varietas, selada salah satu tanaman yang memiliki banyak jenis.

3. Menentukan Jenis Pupuk Nutrisi hidroponik yang baik ialah yang memiliki kandungan tersedia unsur hara makro dan

mikro. Nitrogen sebagai unsur hara yang tergolong dibutuhkan banyak oleh tanaman khususnya sayuran daun berperan pembentukan asam amino untuk pembentukan protein dan akan mempengaruhi pembentukan klorofil. Peranan nitrogen yang sangat penting untuk pertumbuhan vegetatif, komoditas tanaman budi daya yang dikonsumsi bagian vegetatifnya seperti sawi, kailan, selada dan sebagainya. Unsur nitrogen harus dalam keadaan tersedia bagi tumbuhan. Kecukupan nitrogen untuk komoditas tersebut sangat berpengaruh pada kualitas dari tanaman. Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi

Page 6: 459-470 Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 464

email:[email protected] halaman459-470

pertumbuhan tanaman, kekurangan nitrogen akan menyebabkan hambatan pertumbuhan tanaman yang berakibat pada rendahnya hasil tanaman (Maulido, Tobiga, & Adimiharja, 2016).

Jenis pupuk yang digunakan yaitu AB mix, pupuk khusus hidroponik dijual dipasaran bebas dalam bentuk pekatan atau serbuk A dan B. setiap merek memiliki formula yang berbeda dari bahan kimia menghasilkan total komposisi akhir yang sama. Bahan kimia kelompok nutrisi makro yang dipakai antara lain kalium nitrat, kalsium nitrat, kalium fosfat dan magnesium sulfat. Sedangkan nutrisi mikro yang digunakan yakni Fe (zat besi), Mn (mangan), Cu (tembaga), Zn (seng), B (boron), Cl (clorin), dan Ni (nikel) (Syariefa & Duryatmo, 2014). Kunci utama dalam pemberian larutan nutrisi atau pupuk pada sistem hidroponik adalah pengontrolan konduktivitas elektrik (electro conductivity = EC) atau aliran listrik di dalam air dengan menggunakan alat EC meter. Selain EC, pH juga merupakan faktor yang penting untuk dikontrol. Formula nutrisi yang berbeda mempunyai pH yang berbeda, karena garam-garam pupuk mempunyai tingkat kemasaman yang berbeda jika dilarutkan dalam air. Untuk mendapatkan hasil yang baik, pH larutan yang direkomendasikan untuk tanaman sayuran pada kultur hidroponik adalah antara 5,5 sampai 6,5.

Pengenceran pupuk AB mix ini dilakukan sebanyak dua kali. Kami mengambil untuk ukuran EC 3,2 sebanyak 80 ml pupuk A ditambahkan dengan air 5 liter. Begitu pula dengan pupuk B sebanyak 80 ml ditambahkan dengan air 5 liter. Karena tempat penampungan bisa menampung 20 liter air maka dilakukan lagi pengenceran jadi total ada 10 liter pupuk A dan 10 liter pupuk B yang dicampur dalam satu penampungan.

4. Pemindahan Media Tanam

Pemindahan media tanam dilakukan setelah benih sudah mengeluarkan beberapa daun. Untuk prosesnya selada kami pindahkan di hari kesebelas sejak penyemaian benih. Dari proses penyemaian sebanyak 450 benih, yang siap dipindahkan ada 420 benih. Proses pemindahan ini dilakukan karena kami menggunakan metode bercocok tanam hidroponik dengan sistem NFT.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan cocok tanam hidroponik ini adalah metode NFT. Nutrient film technique (NFT) merupakan model budi daya dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal. Air tersebut tersirkulasi dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman selama 24 jam terus menerus (Syariefa & Duryatmo, 2014). Pemberian nutrisi hidroponik yang tepat akan memberikan hasil yang optimal bagi pertumbuhan tanaman selada.

Gambar 4. Tanaman selada (Lactuca sativa) yang siap dipindahkan.

Gambar 5. Proses pemindahan benih yang siap berkembang

Page 7: 459-470 Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 465

email:[email protected] halaman459-470

Gambar 6. Proses pemindahan benih yang siap berkembang bersama peserta didik

Media tanam yang menjadi dasar pertumbuhan yaitu rockwoll. Menurut Syariefa & Duryatmo

( 2014), rockwoll adalah bahan nonorganik yang dibuat dengan cara meniupkan udara atau uap ke dalam batuan yang dilelehkan. Hasilnya berupa sejenis fiber yang berongga-rongga dengan diameter 6-10 mikrometer. Sifatnya mampu menahan air dan udara dalam jumlah yang baik untuk mendukung pertumbuhan akar (kemampuan memegang air tinggi). Satu bongkah rockwoll itu mampu menyerap air hingga 15 liter. Untuk pemakaiannya, pekebun perlu memotong rockwoll kecil-kecil sekitar 2 cm x 2 cm x 2-3 cm. Bongkahan rockwoll yang rapi membuatnya gampang diatur dibandingkan media yang berupa butiran.

5. Pemeliharaan tanaman

Tahap pemeliharaan baik untuk lahan maupun tanaman merupakan hal yang harus selalu diperhatikan. Kegiatan pemeliharaan tanaman adalah merawat tanaman yang hidup, mengangkat tanaman yang mati dan membersihkan tanaman dari gulma dan atau tanaman pengganggu yang tumbuh di sekeliling tanaman, agar pertumbuhan tanaman berlangsung secara baik dan efektif. Pemeliharaan tanaman meliputi beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu pengecekan pupuk, pengaliran air dan pengendalian hama dan penyakit. Pemeliharaan tanaman dilakukan setiap hari sejak pemindahan media ke dalam talang hidroponik. Pengecekan yang paling serius adalah pengendalian hama. Tanaman hidroponik sangat rentang diserang hama dan cuaca yang saat ini tak menentu.

Gambar 7. Proses pemeliharaan tanaman bersama peserta didik

Selain pengaliran dan pengendalian hama, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan saat

pemeliharaan tanaman yang ditanam secara hidroponik. Mengecek sinar matahari, proses fotosintesis pada tanaman akan maksimal ketika asupan cahaya matahari yang diserap maksimal oleh daun. Mengecek media tanam agar tetap bersih. Senantiasa memperhatikan penampungan pupuk agar terhindar dari jentik-jentik nyamuk. Serta terakhir, tetap menjaga sanitasi lingkungan area lahan hidroponik agar tetap bersih.

Menurut Purwanti (2018), ada tujuh cara merawat tanaman hidroponik, sebagai berikut: a. Cek kondisi air dan bak penampungan

Faktor penting dalam budi daya tanaman hidroponik adalah ketersediaan air. Karena pada prinsipnya media tanam yang digunakan tidak mampu menyediakan air secara alami bagi pertumbuhan tanaman.

b. Cek selalu kondisi larutan nutrisi Poin penting selanjutnya dalam merawat tanaman hidroponik adalah ketersediaan

larutan nutrisi. Selain tidak dapat menyediakan air, media yang digunakan juga tidak mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.

c. Bersihkan wadah media tanam dan larutan nutrisi

Page 8: 459-470 Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 466

email:[email protected] halaman459-470

Kebersihan wadah media tanam dan larutan nutrisi juga harus terjaga. Hal ini sangat penting dilakukan karena jika wadah dalam kondisi bersih maka resiko serangan hama dan penyakit tidak akan terjadi.

d. Jaga sanitasi lingkungan Sanitasi lingkungan merupakan hal yang harus diperhatikan dalam merawat tanaman

hidroponik. Karena lingkungan yang bersih akan mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. Pada lingkungan yang bersih, hama penyakit akan enggam tumbuh dan berkembang. Sebaliknya pada lingkungan yang kotor dan lembab maka peluang tanaman terserang hama dan penyakit akan lebih tinggi.

e. Cek kondisi tanaman secara berkala Dengan melakukan pengecekan secara intensif maka dapat diketahui yang terjadi pada

tanaman. Karena jika terserang hama atau penyakit atau bahkan kekurangan larutan nutrisi. Maka tanaman akan menunjukkan gejala, tentunya dalam hal ini perlu kepekaan untuk mengetahui langkah selanjutnya untuk menghindarkan tanaman dari kematian.

f. Cek kondisi media tanam Selain tanaman, kondisi media tanam juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan

tanaman hidroponik. Karena itu, selalu cek kondisi media tanam. Jika memang sudah tidak layak maka jangan ragu-ragu untuk mengganti media tanam yang baru. Selain itu, tidak disarankan menggunakan media tanam bekas yang telah digunakan. Karena dikhawatirkan media lama yang digunakan kembali tanpa proses sterilisasi dapat membawa inang hama dan penyakit yang akan berbahaya bagi pertumbuhan tanaman itu sendiri.

g. Buang dan jauhkan tanaman yang sakit dari tanaman yang sehat Tidak bisa dipungkiri bahwa, intensitas serangan hama dan penyakit dapat

menimbulkan keadaan kritis pada tanaman. Bahkan tanamanpun bisa mati karenanya. Oleh karena itu, jika menemukan tanaman yang terkena serangan hama atau penyakit. Maka segera cabut, buang dan jauhkan dari tanaman yang sehat. Cara terbaik adalah dengan membakarnya. Dikhawatirkan jika Anda tidak segera mengambil langkah ini maka akan bisa menular kepada tanaman yang sehat. Jadi jangan ragu-ragu untuk membuangnya.

6. Proses panen dan Pasca Panen

Secara umum, pasca panen dapat diartikan sebagai tindakan meliputi pemetikan hasil, pembersihan lahan, pengangkutan hasil, penyimpanan hingga pengemasan. Adapun tujuan utama dari pasca panen adalah guna menghasilkan panen sesuai yang diharapkan. Tindakan pasca panen ini bertujuan untuk meminimalisir hasil yang kurang memuaskan pada periode tanam selanjutnya.

Sedangkan, panen merupakan tindakan akhir dari sebuah proses penamaman. Namun di sisi lain, panen dapat dikatakan sebagai permulaan dari kegiatan pasca panen. Panen adalah kegiatan pemungutan atau pemetikan hasil bumi. Pemanenan dapat dilakukan dengan teknik apa saja dan dengan bantuan alat apa saja, yang penting adalah mengarah pada pencapaian hasil bumi.

Dalam pasca panen selada juga harus ada tindakan-tindakan yang diperlukan yaitu penanganan pasca panen. Penanganan pasca panen merupakan sebuah tindakan lanjutan dari pasca panen. Penanganan pasca panen adalah tindakan pengolahan hasil panen dengan tujuan akhir untuk dipasarkan kepada konsumen. Penanganan pasca panen bertujuan untuk menghasilkan selada yang aman dan siap dikonsumsi. Penanganan pasca panen dimaksudkan untuk menjaga hasil panen selada dan lahan hidroponik tetap terjaga kondisinya. Teknik penanganan sesuai prosedur akan membuat lahan hidroponik tetap menjadi produktif hingga masa tanam selada berikutnya. Alhasil pada penanaman selada periode berikutnya hasil yang didapat sesuai dengan harapan.

Dalam melakukan pasca panen, ada beberapa tahapan yang harus dilalui gunanya untuk menjaga kualitas dan mutu tanaman selada tidak berubah. Tindakan pasca panen yang sesuai akan menghasilkan komoditas yang super sehingga memenuhi unsur-unsur keamanan tanaman selada.

Pada umumnya, pemanenan dapat dilakukan ketika tanaman sudah dewasa dan terlihat ada perubahan pada tanaman selada. Pemanenan harus dilakukan pada waktu yang tepat. Waktu pemanenan yang tidak tepat akan mengurangi hasil maupun mutu tanaman selada.

Tanaman selada siap panen pada saat berusia 35 hari sejak pemindahan media atau sekitar 45 hari. Namun, bisa saja selada dapat dipanen kurang dari umur tersebut tanaman sudah layak konsumsi, sehingga bisa dipanen lebih cepat. Berikut ini adalah cara yang tepat untuk memanen selada yang baik:

Page 9: 459-470 Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 467

email:[email protected] halaman459-470

a. Ambillah selada dari wadahnya. b. Pilahlah selada daun yang masih segar. c. Jika daun selada sudah layu atau kering, buanglah. d. Cuci selada dengan air yang mengalir hingga bersih. e. Kelompokkan selada berdasarkan besar daun yang sama. f. Kumpulkan dalam satu keranjang bersih.

Gambar 8. Proses panen tanaman hidroponik

Gambar 9. Proses panen tanaman hidroponik

Proses pelaksanaan program kerja ini selama 45 hari, terhitung dari tanggal 27 oktober 2020

sampai dengan 5 desember 2020. Dalam proses pengaktifan kembali lahan hidroponik ini terbagi menjadi dua tahapan yaitu persemaian dan perkembangan. Persemaian dilakukan selama 11 hari dan dipindahkan ke media air untuk perkembangan. Sebanyak 450 benih yang tersemaikan ada 420 yang berhasil tumbuh, kemudian selama proses pertumbuhan ada 395 benih yang tumbuh siap panen. Adapun rangakaian kegiatan selama pelaksanaan porgram kerja ini sebagai berikut: Tabel 1. Rangkaian kegiatan program kerja Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4 Parepare

N0 Kegiatan Tanggal 1. Pembersihan dan perbaikan peralatan 25-26 oktober 2020 2 Penyemaian atau perkecambahan benih 27 oktober – 7 november 2020 3 Pengenceran pupuk organik (AB mix) 8 november 2020

4 Pemindahan benih yang telah tumbuh ke media hidroponik 8 november 2020

5 Pemeliharaan 9 november – 4 desember 2020 6 Proses panen 5 desember 2020

Dalam proses pengaktifan kembali lahan tersebut, hal yang paling utama yang dilakukan yaitu

pemeliharaan dan pengecekan pertumbuhan selada setiap hari. Pengecekan tersebut bertujuan agar pertumbuhan selada dapat berjalan dengan baik tanpa ada hama atau gangguan lain yang dapat menghambat pertumbuhan selada. Selain itu, pengecekan aliran air juga sangat penting dalam pengaktifan kembali lahan hidroponik ini.

Selama pelaksanaan program kerja ini, tidak hanya mahasiswa KKN yang berkontribusi tetapi ada sepuluh orang siswa dan dua orang guru ikut berpartisipasi serta bantuan dari petugas balai pertanian pemerintah Kota Parepare. Pelaksanaan program kerja pengaktifan lahan hidroponik ini bisa dikatakan berhasil karena tidak hanya berhasil panen, tetapi juga berhasil mengaktifkan kembali lahan hidroponik

Page 10: 459-470 Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 468

email:[email protected] halaman459-470

UPT SMA Negeri 4 Parepare, dengan tolok ukur lahan hidroponik dapat dimanfaatkan lagi oleh pihak sekolah. Sebelumnya lahan hidroponik ini tidak dimanfaatkan karena terkendala sumber daya manusia dan pandemi COVID-19.

Adapun faktor-faktor yang mendukung keberhasilan panen yaitu : 1. Ketersediaan sinar matahari yang memadai

Tumbuhan membuat sendiri makannya dari zat-zat anorganik dan merubahnya menjadi zat organik serta energi. Proses pembuatan makanan ini disebut dengan fotosintesis. Sinar Matahari yang mengenai daun tumbuhan akan diserap oleh klorofil atau pigmen hijau daun dan rubah menjadi glukosa dan oksigen (Silmi, 2020). Sinar matahari yang memadai membantu dalam proses fotosintesis selada. Selain itu, sinar matahari juga membantu dalam mengaktifkan klorofil (zat hijau daun) serta menjaga temperatur tumbuhan. Sinar matahari mulai dibutuhkan sejak persemaian hingga panen.

2. Kualitas dan kebersihan air (pH air 5-7 pH); Kualitas air yang baik membantu dalam pelarutan unsur hara. Serta kebersihan air membantu

menghalangi pertumbuhan bakteri pada air sehingga pertumbuhan selada tidak terhambat. Menurut Sutiyoso dalam Palupi & Maghfoer (2020), kualitas air merupakan faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam budi daya tanaman secara hidroponik. Tanaman terdiri atas 80 – 90% air, sehingga ketersediaan air yang berkualitas sangat penting untuk mendukung keberhasilan proses budidayanya.

3. Pemberian nutrisi yang tepat; Nutrisi hidroponik yang digunakan yaitu AB mix. AB mix merupakan nutrisi yang populer

digunakan dalam budidaya hidroponik. Formulasi yang digunakan dalam AB mix itu sendiri merupakan bahan bermutu yang dapat larut dalam udara. Fungsi AB mix yaitu memberikan asupan nutrisi bagi pertumbuhan selada yang mengandung unsur makro dan mikro lengkap yang dibutuhkan oleh tanaman selama masa pertumbuhan selada, biasanya tanaman membutuhkan 12 unsur hara. Nutrisi AB mix terdiri atas dua jenis, ada yang cair dan ada pula yang berupa butiran. Keunggulan dalam menggunakan AB mix terdapat pada unsur haranya yang lengkap bagi pertumbuhan tanaman.

4. Penggunaan media struktur hidroponik Media yang sesuai digunakan dalam pembudidayaan tersebut adalah media rockwool

Penggunaan media rockwool sebagai kontrol (check) secara umum memberikan hasil terbaik bagi pertumbuhan clan bobot panen selada pada sistem NFT. Sistem NFT ini secara terus menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam udara tanpa menggunakan timer untuk pompanya. Nutrisi ini mengalir ke dalam pipa melewati akar-akar tumbuhan dan kemudian kembali lagi ke penampungan udara, begitu seterusnya. Sifat rockwool yang mampu menahan air dan udara dalam jumlah yang baik untuk mendukung pertumbuhan akar (kemampuan memegang air tinggi).

Rosliana & Sumarni dalam Palupi & Maghfoer (2020) mengemukakan bahwa aspek penting yang

perlu juga diperhatikan dalam menentukan keberhasilan budi daya hidroponik adalah pengelolaan tanaman yang meliputi persiapan bahan media, larutan nutrisi, pemeliharaan, aplikasi larutan nutrisi, panen dan pasca panen. Selain itu, menurut Rifai (2018), ada 6 komponen penentu keberhasilan hidroponik antara lain: 1. Kesesuaian jenis sayuran yang akan ditanam sesuai kondisi lingkungan. 2. Kesesuian sistem hidroponik yang digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan. 3. Air baku yang digunakan. Meliputi pH atau keasaman air, Total Dissolved Solid (TDS), dan suhu

air baku. 4. Ketersediaan sinar matahari. 5. Sanitasi lingkungan, serta 6. Nutrisi yang digunakan.

Dampak pelaksanaan program kerja ini, yaitu lahan hidroponik UPT SMA Negeri 4 Parepare dapat dikembangkan kembali oleh pihak sekolah, karena kami telah mengaktifkan kembali, sehingga pihak sekolah tidak harus memulainya dari awal kembali, hanya saja pihak sekolah melanjutkannya dengan proses pembersihan lumut yang tidak membutuhkan waktu, tenaga dan materi yang banyak. Untuk saat ini prospek keuntungan tanaman organik hidroponik cukup tinggi di kota Parepare, hal ini bisa dimanfaatkan oleh sekolah untuk mengembangkan hidroponik sebagai wirausaha sekolah. Sesuai dengan penelitian bahwa bercocok tanam dengan menggunakan metode hidroponik akan menghasilkan

Page 11: 459-470 Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 469

email:[email protected] halaman459-470

keuntungan yang mampu membantu kebutuhan rumah tangga (Suprianingsih, 2018). Tidak hanya itu, hidroponik bisa digunakan sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran Biologi dan Prakarya.

Adapun manfaat dari pembelajaran hidroponik bagi siswa yaitu : 1. Peserta didik diajarkan untuk berpikir kreatif dalam menggunakan lahan yang sempit; 2. Peserta didik diajarkan teknik bertanam yang baik dan benar; 3. Peserta didik mendapatkan penanaman pendidikan karakter, karena siswa yang belajar merawat

tanaman akan lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan sekitarnya; serta 4. Peserta didik juga diajarkan untuk lebih menghargai usaha.

Selain bermanfaat bagi siswa, manfaat tanaman hidroponik di sekolah yaitu : 1. Memberikan kesan indah dan asri di sekolah; 2. Sirkulasi udara sekolah menjadi lebih bersih dan sejuk; 3. Membantu mengurangi polusi udara; serta 4. Membantu meningkatkan kadar oksigen di udara;

KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan Salah satu program kerja selama pelaksanaan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di UPT SMA Negeri 4

Parepare yaitu Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4 Parepare, yang dilaksanakan sebagai wujud pengabdian masyarakat khususnya masyarakat sekolah selama pelaksanaan mata kuliah KKN (Kuliah Kerja Nyata). Dalam proses pengaktifan kembali lahan tersebut, hal yang paling utama yang dilakukan yaitu pemeliharaan, pengecekan pertumbuhan selada setiap hari. Pengecekan tersebut bertujuan agar pertumbuhan selada dapat berjalan dengan baik tanpa ada hama atau gangguan lain yang dapat menghambat pertumbuhan selada. Selain itu, pengecekan aliran air juga sangat penting dalam pengaktifan kembali lahan hidroponik ini. Tanaman selada adalah tanaman sayur hortikultura yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Penanaman selada dengan teknik budidaya secara hidroponik sering ditemui di Indonesia khususnya jika tanaman selada dijual untuk keperluan memenuhi supply pasar modern seperti supermarket. Selama pelaksanaan program kerja ini, tidak hanya mahasiswa KKN yang berkontribusi tetapi ada sepuluh orang peserta didik dan dua orang guru ikut berpartisipasi serta bantuan dari petugas balai pertanian pemerintah Kota Parepare. Pelaksanaan program kerja pengaktifan lahan hidroponik ini bisa dikatakan berhasil karena tidak hanya berhasil panen, tetapi juga berhasil mengaktifkan kembali lahan hidroponik UPT SMA Negeri 4 Parepare, dengan tolok ukur lahan hidroponik dapat dimanfaatkan lagi oleh pihak sekolah. Sebelumnya lahan hidroponik ini tidak dimanfaatkan karena terkendala sumber daya manusia dan pandemi COVID-19.

Saran Pihak sekolah harus terus mengaktiflkan lahan hidroponik tersebut karena dapat menambah

wawasan peserta didik serta masyarakat sekolah tentang budi daya tanaman hidroponik, serta hasil dari hidroponik tersebut dapat di jual dan menjadi pemasukan tambahan untuk sekolah tersebut. Serta penambahkan jenis-jenis tanaman yang bisa dibudidayakan secara hidroponik dapat dijadikan pertimbangan untuk pengolahan budi daya hidroponik selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Halim, J. (2016). 6 Teknik Hidroponik. Jakarta: Penebar Swadaya. Hidayat, S., Satria, Y., & Laila, N. (2020). Penerapan Model Hidroponik Sebagai Upaya Penghematan

Lahan Tanam di Desa Babadan Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang. Jurnal Graha Pengabdian, 2(2), 141–148. Retrieved from http://journal2.um.ac.id/index.php/jgp/article/view/13346

Marisca, L. (2015). Selada (Lactuca sativa L.). Majalah Signa. Retrieved from https://majalah.stfi.ac.id/selada-lactuca-sativa-l/

Maulido, R. N., Tobiga, O. L., & Adimiharja, S. A. (2016). Pengaruh Kemiringan Pipa pada Hidroponik Sistem NHT Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Selada (Lactuca sativa L.). Jurnal Agronida, 2(2), 62–68.

Nurhayati. (2019). Budidaya Secara Organik. Kementerian Pertanian. Retrieved from http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/84461/Budidaya-Sayuran-Secara-Organik/

Palupi, H. D., & Maghfoer, M. D. (2020). Pengaruh Konsentrasi Nitrogen pada Pertumbuhan dan Hasil Dua Kultivar Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) dengan Sistem Hidroponik. Jurnal Produksi Tanaman, 8(2), 241–247.

Page 12: 459-470 Pengaktifan Lahan Hidroponik UPT SMA Negeri 4

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 470

email:[email protected] halaman459-470

Purwanti, P. (2018). 7 Cara Merawat Tanaman Hidroponik Paling Praktis. Ilmu Budidaya. Retrieved from https://ilmubudidaya.com/cara-merawat-tanaman-hidroponik

Rifai, A. (2018). 6 Faktor Sukses Budidaya Sayuran Hidroponik. Ahlitani.com. Retrieved from https://ahlitani.com/6-faktor-sukses-budidaya-sayuran-hidroponik/

Silmi, U. (2020). Pengaruh Cahaya pada Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Kompas. Retrieved from https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/09/223

Suprianingsih. (2018). Iklan Layanan Masyarakat Pemanpaatan Loteng Rumah Sebagai Lahan Hidroponik. Jurnal Proporsi, 3(2), 164–175.

Syariefa, E., & Duryatmo, S. (2014). Hidroponik Praktis. Jakarta: PT Trubus Swadaya. Thoyib, H. (2015). Alasan Memilih Selada Untuk Ditanam Secara Hidroponik. Hidroponik Untuk

Semua. Retrieved from http://hidroponikuntuksemua.com/2015/01/03/alasan-memilih-selada-untuk-ditanam-secara-hidroponik/