Top Banner
STUDI PENGERASAN PERlKARP BUAH MANGGIS SELAMA PENYIMPANAN STUDY PERICARP HARDENING OF MANGOSTEEN DURING STORAGE Ismadi J , Roedhy Poerwanto 2 ., Darda Efendi 2 , Maria Bintan,(, Deddy Muchtadl', Sutrisno S I. StafPengajar Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh (Unimal) Aeeh Utara 2. StafPengajar Departemen AGH Fakultas Pertanian IPB, email: [email protected] 3. StafPengajar Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB 4. StafPengajar Departemen I1muPangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB 5. StafPengajar Departemen Teknologi Paseapanen Fakultas Tekno]ogi Pertanian IPS ABSTRAK 445 Tujuan penelitian ini ada]ah untuk mengetahui pengerasan perikarp dan perubahan warna sepal buah manggis selama penyimpanan. Dua faktor yang dieobakan yaitu pertama adalah perlakuan etilen dengan dosis 0, dan 400 ppm, dan kedua adalah penyimpanan pada suhu 15 D C dan suhu kamar. Dari penelitian ini diketahui bahwa pengerasan perikarp buah manggis yang simpan pada suhu ruang lebih eepat mengalami puncak pengerasan yaitu pada hari ke 20, sedangkan yang disimpan pada suhu ] 5 DC pengerasan seeara drastis teljadi pada hari ke 26. Kadar air perikarp buah manggis pada kondisi segar adalah berkisar antara 65 sampai 67%, setelah penyimpanan persentase kadar air perikarp lebih tinggi pada perlakuan suhu 15 D C dibandingkan suhu ruang. Konsentrasi CO2 mengalami penurunan pada drastic] HSP. Pada perlakuan suhu ruang dan ] 5 DC, laju produksi CO2 meningkat kembali pada 5 HSP dan selanjutnya relatif stabil. Puneak laju produksi etiten pada penyimpanan suhu ruang teljadi pada hari ke 12 HSP pada perlakuan 0 ppm etilen dan pada hari ke 14 pada perlakuan 400 ppm etilen. Penyimpanan suhu 15 DC, puneak laju produksi etilen terjadi pada hari ke 14 HSP. Persentase susut bobot buah terbesar terjadi pada perlakuan etilen 400 ppm yang disimpan pada suhu ruang (30%), dan yang terkeeil terjadi pada buah yang disimpan pada suhu 15 D C (8%). Kata /cunei: pengerasan, resistensi perikarp, /aju produksi eli/en, dan respirasi. PENDAHULUAN Manggis (Gareinia mangostana L) merupakan salah satu buah unggulan Indonesia. Buah manggis merupakan buah segar yang paling banyak diekspor oleh Indonesia, melebihi buab- buahan utama yang lebih banyak diproduksi seperti pisang, mangga, nenas segar, pepaya, dan rambutan. Ekspor manggis juga terus meningkat dari 4.744 ton pada tahun ]999 menjadi 7.411 ton pada tahun 2007 (Januari-Mei). Nilai ekspor buah manggis juga tertinggi dibandingkan nilai ekspor buab segar lainnya, yakni sebesar US$ 3,8] juta pada tabun 2007 (Deptan 2008). Negara tujuan adalah Taiwan, Hongkong, Malaysia, Uni Emirat Arab, Singapura, Belanda, Cina, dan Jerman. Produksi manggis Indonesia tahun 2007 tereatat meneapai 1 ]2.722 ton dari kebun manggis seluas 1]. 964 ha (Ditjen Hortikultura 2007). Dari total produksi yang dihasilkan, hanya sebanyak 7.41 I ton (6,57%) saja yang dapat diekspor (Deptan 2008). Rendahnya persentase buah yang layak ekspor ini disebabkan rendahnya mutu sebagian besar buah manggis yang diproduksi. Permasalah mutu buah manggis Indonesia adalah: (]) adanya getah kuning pada daging buah (aril), (2) burik pada perikarp buah, (3) rendahnya masa simpan buah manggis (perikarp buah manggis segera mengeras dan berubab warna menjadi ungu tua kehitaman, dan sepal buah eepat berubah menjadi eoklat. Menurut Palapol et af. (2009), buah yang dipanen pada stadia satu dan disimpan pada suhu 25 DC akan sangat eepat berkembang menjadi stadia enam (hitam keunguan) dalam sembilan hari. Konsumen di China yang merupakan importir terbesar manggis Indonesia, Prosldlng Seminar Naslonal HarllkullurrJ· Indone .. ia 2010 Perhimpunan HOrllkullurrJ Indonesia - Universitas Udayana
7

445 STUDI PENGERASAN PERlKARP BUAH MANGGIS SELAMA ...

Oct 05, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 445 STUDI PENGERASAN PERlKARP BUAH MANGGIS SELAMA ...

u

u

u

STUDI PENGERASAN PERlKARP BUAH MANGGIS SELAMA PENYIMPANAN

STUDY PERICARP HARDENING OF MANGOSTEEN DURING STORAGE

IsmadiJ, Roedhy Poerwanto2., Darda Efendi2, Maria Bintan,(, Deddy Muchtadl', SutrisnoS

I. StafPengajar Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh (Unimal) Aeeh Utara

2. StafPengajar Departemen AGH Fakultas Pertanian IPB, email: [email protected] 3. StafPengajar Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB

4. StafPengajar Departemen I1muPangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB 5. StafPengajar Departemen Teknologi Paseapanen Fakultas Tekno]ogi Pertanian IPS

ABSTRAK

445

Tujuan penelitian ini ada]ah untuk mengetahui pengerasan perikarp dan perubahan warna sepal buah manggis selama penyimpanan. Dua faktor yang dieobakan yaitu pertama adalah perlakuan etilen dengan dosis 0, dan 400 ppm, dan kedua adalah penyimpanan pada suhu 15DC dan suhu kamar. Dari penelitian ini diketahui bahwa pengerasan perikarp buah manggis yang simpan pada suhu ruang lebih eepat mengalami puncak pengerasan yaitu pada hari ke 20, sedangkan yang disimpan pada suhu ] 5 DC pengerasan seeara drastis teljadi pada hari ke 26. Kadar air perikarp buah manggis pada kondisi segar adalah berkisar antara 65 sampai 67%, setelah penyimpanan persentase kadar air perikarp lebih tinggi pada perlakuan suhu 15DC dibandingkan suhu ruang. Konsentrasi CO2 mengalami penurunan pada drastic] HSP. Pada perlakuan suhu ruang dan ] 5 DC, laju produksi CO2 meningkat kembali pada 5 HSP dan selanjutnya relatif stabil. Puneak laju produksi etiten pada penyimpanan suhu ruang teljadi pada hari ke 12 HSP pada perlakuan 0 ppm etilen dan pada hari ke 14 pada perlakuan 400 ppm etilen. Penyimpanan suhu 15 DC, puneak laju produksi etilen terjadi pada hari ke 14 HSP. Persentase susut bobot buah terbesar terjadi pada perlakuan etilen 400 ppm yang disimpan pada suhu ruang (30%), dan yang terkeeil terjadi pada buah yang disimpan pada suhu 15DC (8%).

Kata /cunei: pengerasan, resistensi perikarp, /aju produksi eli/en, dan respirasi.

PENDAHULUAN

Manggis (Gareinia mangostana L) merupakan salah satu buah unggulan Indonesia. Buah manggis merupakan buah segar yang paling banyak diekspor oleh Indonesia, melebihi buab­buahan utama yang lebih banyak diproduksi seperti pisang, mangga, nenas segar, pepaya, dan rambutan. Ekspor manggis juga terus meningkat dari 4.744 ton pada tahun ]999 menjadi 7.411 ton pada tahun 2007 (Januari-Mei). Nilai ekspor buah manggis juga tertinggi dibandingkan nilai ekspor buab segar lainnya, yakni sebesar US$ 3,8] juta pada tabun 2007 (Deptan 2008). Negara tujuan adalah Taiwan, Hongkong, Malaysia, Uni Emirat Arab, Singapura, Belanda, Cina, dan Jerman.

Produksi manggis Indonesia tahun 2007 tereatat meneapai 1 ]2.722 ton dari kebun manggis seluas 1]. 964 ha (Ditjen Hortikultura 2007). Dari total produksi yang dihasilkan, hanya sebanyak 7.41 I ton (6,57%) saja yang dapat diekspor (Deptan 2008). Rendahnya persentase buah yang layak ekspor ini disebabkan rendahnya mutu sebagian besar buah manggis yang diproduksi. Permasalah mutu buah manggis Indonesia adalah: (]) adanya getah kuning pada daging buah (aril), (2) burik pada perikarp buah, (3) rendahnya masa simpan buah manggis (perikarp buah manggis segera mengeras dan berubab warna menjadi ungu tua kehitaman, dan sepal buah eepat berubah menjadi eoklat. Menurut Palapol et af. (2009), buah yang dipanen pada stadia satu dan disimpan pada suhu 25 DC akan sangat eepat berkembang menjadi stadia enam (hitam keunguan) dalam sembilan hari. Konsumen di China yang merupakan importir terbesar manggis Indonesia,

Prosldlng Seminar Naslonal HarllkullurrJ· Indone .. ia 2010 Perhimpunan HOrllkullurrJ Indonesia - Universitas Udayana

Page 2: 445 STUDI PENGERASAN PERlKARP BUAH MANGGIS SELAMA ...

446

tidak menyukai manggis yang sudah berwama ungu kehitaman. Pengerasan perikarp buah manggis terkait dengan transpirasi air sel dan peningkatan kandungan lignin perikarp buah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengerasan perikarp dan perubahan wama sepal buah manggis selama penyimpanan.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan mulai Januari sampai Juni 2010. Kegiatan peneltian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Laboratotium Lingkungan Bangunan Pertanian (LBP) Fakultas Teknologi Pertanian, dan Laboratorium Pascapanen, dan Fakultas Pertanian Institut Pertanian.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah (Split Plot Design) yang diaplikasikan pada rancangan Iingkungan Raneangan Aeak Kelompok (RAK) dua faktor. Faktor pertama adalah perlakuan etilen dengan dosis 0, dan 400 ppm, dan faktor kedua adalah penyimpanan pada suhu 15°C dan suhu kamar. Penelitan ini disusun dalam tiga ulangan. Pengamatan dilakukan dua hari sekali, dimulai dari hari ke-O sampai dengan hari ke-28 setelah perJakuan (HSP).

Buah manggis dengan tingkat kematangan dua diperlakukan dengan etilen mumi pada suhu kamar. Buah dimasukkan ke dalam kontainer plastik volume 135 liter yang diJengkapi dengan kipas keeil, sebanyak 25% dari volume container dan disuntik etilen mumi dengan syringe dan kemudia diinkubasi selama 24 jam. Selanjutnya kontainer dibuka dan buah disimpan pada suhu ] 5°C dalam coolstorage dan suhu kamar.

Peubah yang diamati adalah sebagai berikut: 1) Pengerasan Perikarp buah dengan dengan menggunakan rheometer. Bahan ditekan pada tiga bagian mengelilingi bagian tengah buah. 2~ Bentuk dan pola pengerasan perikarp dilakukan seeara visual. 3) resistensi peri karp buah (kgf/em ), tingkat resistensi ditentukan berdasarkan skor, skor: 0 < x :5 1 kgf/em2 (sangat rendah) - x > 5 kgf/cm2 (sangat tinggi). 4) kadar air perikarp buah (%), 5) Laju respirasi dilakukan dengan Gas analyzer. Pengukuran CO2 dilakukan tigajam sekali pada hari pertama, en am jam sekali pada hari kedua, 12 jam sekali pada hari keempat, dan 24 jam sekali pada hari selanjutnya. 6) Iaju produksi etilen dilakukan dengan menggunakan Gas Chromatography (GC) sistem FlO (Flame Ionization Detector) dengan menggunakan kolom (2000 mm x 4 mm), dan 6) susut bobot.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengeroson Perikarp bua"

Buah manggis yang diberi perlakuan etilen 0 dan 400 ppm dan simpan pada suhu ruang menyebabkan perikarp buah lebih cepat mengalami pengerasan. Pada pengamatan ke-] 0 (hari ke 20), buah manggis 0 ppm etilen mengalami pengerasan sebesar 2.15 kg dan 1,6 kg untuk 400 ppm. Buah manggis yang disimpan pada suhu 15°C pengerasan secara drastis terjadi pada pengamatan ke-13 (hari ke 26). Terdapat indikasi kuat bahwa, jika perikarp sudah mangalami pengerasan maka aril buah sudah mengalami kebusukan (Gambar 1).

Manggis yang disimpan pada suhu 15°C dapat bertahan sampai 40 hari (Azhar 2007). Pada suhu lebih rendah dari 15°C buah manggis mengalami pengerasan peri karp yang menyebabkan buah sulit untuk dibuka. Pengerasan perikarp manggis dijumpai pula setelah pengangkutan (Tongdee dan Suwanagul 1989), benturan mekanis selama penyimpanan dan penanganan (Kader 2003; Ketsa dan Atantee 1998).

ProsidingSeminar Nasional HorlikullUra - Indonesia 2010 Perhimpunan Hortikullura Indonesia - Unil'ersitas Udayollo

Page 3: 445 STUDI PENGERASAN PERlKARP BUAH MANGGIS SELAMA ...

2.50

l tt;; 2.00 .:.: 1 ~

Co "-

-1 ro

1.50 .:.: .;;: <II I Co c 1.00 I ro II)

ro I "-<II I .:.: 0.50 <II 1 :.:: I

I

0.00 I

-.--- _._- ---~----

-0-0 ppm lSoC

__ OppmSR

~'''!h-~ 400 ppm lSoC

o 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28

Hari Setelah Perlakuan (HSP)

447

Gambar I. Pengerasan perikarp buah manggis se lama penyimpanan yang diberi perlakuan etilen dan suhu.

Bentuk dall Po/a Pengerasal1 Perikarp bua"

Pengerasan perikarp buah manggis sudah mulai ditemukan pada 4 HSP. Pada penelitian ini, stidaknya ada empat jenis pengerasan perikarp. Pertama, pengerasan mulai dari satu tempat yang kecil pada eksokarp dan kemudian menjalar ke seluruh bagian perikarp. Kedua, pengerasan mulai pada beberapa tempat eksokarp dan selanjutnya menjalar ke seluruh bagian perikarp. Ketiga, pengerasan yang dimulai dari endokarp dan kemudian menjalar ke seluruh peri karp. Pengerasan jenis ini yang menyebabkan lebih cepat terjadi kebusukan pada aril. Bagian endokarp yang telah mengeras dan bersentuhan dengan aril, maka aril akan segera mengalami kebusukan pada bagian tersebut. Keempat, pengerasan yang merata pad a semua perikarp secara bersamaan.

Salah satu penyebab pengerasan peri karp adalah karen a terjadi benturan saat pemanenan dan pascapanen. Menurut Tongdee dan Suwanagul (1989), bahwa pengaruh benturan akan menyebabkan perikap mengeras yang terjadi satu hingga dua hari kemudian pada bagian yang mengalami benturan. Pengerasan perikarp dapat juga terjadi karena terjadi benturan mekanis dimana terjadi peningkatan kandungan lignin dan kekerasan kulit. Peningkatan lignin pada perikap merupakan salah satu alasan mengapa terjadi pengerasan pada kulit manggis (Bunsiri 2003).

(2) (3) (4) Gambar 2. Penampilan perikarp dan aril buah manggis, (I) perikarp yang belum mengalami

pengerasan, (2) awal terjadi pengerasan perikarp, (3) pengerasan yang membentuk titik-titik pada perikarp, (4) pengerasan peri karp sedang, dan (5) pengerasan sudah merata pada semua bagian perikarp.

Prosidillg Seminar NO.'iioHal Horlikullllrfl - Indonesia 2010 Perhimpllnan Horliklllltlra Indonesia .~ Ullh'ersitas {It/ayana

Page 4: 445 STUDI PENGERASAN PERlKARP BUAH MANGGIS SELAMA ...

448

Buah manggis yang telah disimpan akan mengalami berbagai perubahan pada penampilan. Hal ini dapat menunjukkan buah tersebut masih layak atau tidak untuk dikonsumsi. Ciri-ciri buah yang masih layak dikonsumsi, (1) perikarp berwama hitam kecoklatan, (2) masih terdapat setitik wama kuning kehijauan pada sepal, (3) belum hilang bobotnya, (4) perikarp belum mengeras, dan (5) belum kehilangan volumenya.

Buah tidak layak konsumsi lagi (aril sudah busuk) mempunyai cirri-ciri sebagai berikut, (1) perikarp berwama coklat pllcat, (2) tidak ada lagi wama hijau pada sepal, (3) buah sudah kehilangan bobot (35%), (4) perikarp mengeras, (5) buah kehilangan volumenya (5%), dan (6) terserang jamur, biasanya jamur Botryodiplodia. Buah yang disimpan pada suhu ruang mulai terserang jamur pada hari ke 14, sedangkan buah yang disimpan pada suhu 15°C terserang pada hari ke 25 setelah perlakuan.

(I) (2) Gambar 3. Penampilan buah manggis yang masih layak dikonsumsi (1), dan yang sudah tidak

layak konsumsi, dimana perikarp sudah mengeras dan sepal sudah mengering (2).

Resistellsi perikarp bua"

Pola resistensi perikarp buah sarna dengan pengerasan perikarp. Tingkat Resistensi tertinggi pada perlakuan suhu ruang terjadi pad a pengamatan ke-lO (hari ke 20), dan yang disimpan pada suhu 15°C terjadi pada pengamatan ke-13 (hari ke 26) (Gambar 4).

~;---!:~ ~ --~ N"4.0 l' -<1>-0 ppm lSoC o..E

'Vi ~3.0

.~ ~ .o li C1) 1.0 - ~

a: 0 .0 _ ---, _ ,_ T _,--_ ,_ ---r _ -,-- ___ , __ , _

o 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 Hari Setelah Perlakuan (HSP) ------------ ._'----'------

Gambar 4_ Resistensi perikarp bllah manggis selama penyimpanan yang diberi perlakuan etilen dan suhu_

Kadar Air Perikarp Bua" (%)

Kadar air perikarp buah manggis pada kondisi segera sebelum perlakuan adalah berkisar antara 65 sampai 67%. Semakin lama disimpan, maka persentase kadar air perikarpnya semakin

Prosidil1g Seminar No,\';onol Hurlikullllra - Im/OI1f!.HD 2010 Perhimpunan Horrikllllllra Indul1t!.\'ia -- UII;vl.! rsiws ( ldayonQ

Page 5: 445 STUDI PENGERASAN PERlKARP BUAH MANGGIS SELAMA ...

449

menurun. Pemirunan ini karena terjadi proses kehilangan air yang terjadi pada perikarp buah. Persentase kadar air perikarp buah lebih tinggi pada perlakuan suhu 15°C dibandingkan suhu ruang. Hal ini membuktikan bahwa penyimpanan pada suhu 15°C yang kelembaban tinggi (71 sampai 99%), dapat menekan kehilangan uap air pada buah (Gambar 5).

~

Co ... III -'" . .: cu a. ... ~ ... III -c III ~

68.00

66.00

64.00

62.00

60.00

58.00

56.00

....... 150CO

ppm

o 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 Hari Setelah Pengamatan (HSP)

Gambar 5. Kadar air perikarp (%) buah manggis selama penyimpanan yang diberi perlakuan etilen dan suhu.

Laju respirasi

Konsentrasi CO2 mengalami penurunan pad a 1 HSP dibandingkan dengan 0 HSP. Penurunan yang sangat drastis terjadi pada perlakuan suhu 15°C, karena awalnya buah berada pada suhu ruang, kemudian disimpan pada suhu 15°C yang menyebabkan proses respirasi menjadi lebih lambat. Pada perlakuan suhu ruang dan 15 °C, laju produksi CO2 meningkat kembali pada 5 HSP. Untuk selanjutnya, produksi CO2 relatif stabil (Gambar 6).

40 N

8 ~30 ._ E I/) III III .-:-

~ Jf20 c ........ cu-~.E.1O 0 ~

0

l

i I

l

1

-o-OppmSR

a. a. a. a. a. a. a. a. a. a. a. a. a. a. a. a. a. ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ I I I I I I I I I I I I I I I I I o rl N m ~ ~ w ~ 00 m 0 rl N m ~ ~ w

Pengamatan rl rl rl rl rl rl rl

Gambar 6. Laju respirasi buah manggis se lama penyimpanan yang diberi perlakuan etilen dan suhu.

Laju produksi etilen

Puncak laju produksi etilen pada penyimpanan suhu ruang terjadi pada hari ke 12 HSP untuk perlakuan 0 ppm etilan (223,71 ppm) dan pada hari ke 14 pada perlakuan 400 ppm etilen (176,43). Pada penyimpanan suhu 15°C, puncak laju produksi etilen terjadi pada 14 HSP, pada perlakuan 0 ppm etilen sebesar 92, I 0 ppm dan 70,16 ppm pada perlakuan 400 ppm etilen. Setelah hari ke 14, produksi etilen turun secara drastis (Gam bar 7).

PrOJicfingSeminar Nasional HorlikullUra· Indom!sia 20/0 Perhimp,mol1 Horlikullllra Indonesia _. Unil'C!r.'iitas Udayana

Page 6: 445 STUDI PENGERASAN PERlKARP BUAH MANGGIS SELAMA ...

450

2S0.00 -+-OppmSR E _ 400ppmSR 0. 200.00 0. -~Oppm lSoC c

lS0.00 ~400 ppm lSoC J!! . .;; Q)

100.00 .u; -" ::J

SO.OO -0 0 .... 0.

0.00

o 1 2 3 4 S 6 7 8 9 10 Hari Setelah Perlakuan (HSP)

Gambar 7. Laju produksi etilen buah manggis selama penyimpanan yang diberi perlakuan etilen dan suhu.

Susut bobot

Persentase susut bobot buah terbesar terjadi pada perlakuan etilen 400 ppm dan disimpan pada suhu ruang, dimana susut bobotnya mencapai 30%. Setelah itu diikuti oleh buah tanpa perlakuan etilen yang disimpan pada suhu ruang, susut bobotnya mencapai 25%. Buah yang disimpan pada suhu lSoC, susut bobotnya hanya 8%, hal ini terjadi pada buah yang diberi etilen 400 ppm maupun pada buah tanpa pemberian etilen (Gam bar 8).

"*-.... 0 .0 0 .0 .... ::J

'" ::J VI

40 l

30 ~ I

oj 20

10

0

-+-0 ppm lSoC

o 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 Hari setelah Pengamatan (HSP)

Gambar 8. Susut bobot buah manggis selama penyimpanan yang diberi perlakuan etilen dan suhu.

Gambar 9. Buah manggis yang mengalami pengeringan sepal dan terjadi pecah perikarp bagian bawah (20 HSP) yang disimpan pada suhu ruang dan diberi perlakuan etilen 400 ppm

Prosiding Seminar Nosional flortikullllra - Imlom:slCl 2010 Perhimp unan Horlikllilura Indonesia - lInil'ersilos Udayono

Page 7: 445 STUDI PENGERASAN PERlKARP BUAH MANGGIS SELAMA ...

I~

u

451

Susut buah ditandai dengan banyaknya kehilangan air pada sepal, perikarp dan aril buah. Semakin lama buah disimpan, maka persentase susut bobot akan semakin besar. Dengan semakin besar susut bobo!, maka perikarp buah akan semakin keras. Di samping itu juga terjadi rongga antara arB dengan perikarp, maupun antar segmen air itu sendiri. Hal lain yang terjadi adalah pecahnya perikarp dibagian mesokarp bagian bawah buah (Gambar 9).

KESIMPULAN

1. Buah manggis yang disimpan pada suhu ruang menyebabkan perikarp buah lebih cepat mengalami pengerasan dibandingkan pada suhu ] 5°C.

2. Empatjenis pengerasan perikarp yang ditemukan. Pertama, pengerasan yang berasal dari satu tempat yang dimulai dari eksokarp. Kedua, pengerasan yang berasal dari eksokarp dan berbentuk titik pada beberapa tempat. Ketiga, pengerasan yang dimulai dari endokarp dan kemudian menjalar ke seluruh perikarp. Keempat, pengerasan yang merata pada semua perikarp secara bersamaan.

3. Jika perikarp buah manggis sudah mengalami pengerasan maka arilnya sudah membusuk. 4. Konsentrasi CO2 mengalami penurunan pada drastic] HSP. Pada perJakuan suhu ruang dan

15°C, laju produksi CO2 meningkat kembali pada 5 HSP dan selanjutnya relatif stabil. 5. Puncak laju produksi etiten pada penyimpanan suhu ruang terjadi pada 12 HSP, sedangkan

pada penyimpanan suhu ]5 DC, puncak laju produksi etilen terjadi pada ]4 HSP 6. Persentase susut bobot buah yang disimpan pada suhu ruang dapat mencapai 30%, sedangkan

yang disimpan pada suhu 15°C, susut bobotnya hanya 8%.

DAFTAR PUST AKA

Azhar KS. 2007. Pengkajian bahan pelapis, kemasan dan s~u penyimpanan untuk memperpanjang masa simpan buah manggis [Tesis]. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

Bunsiri A. 2003. Characterization of lignin and enzymes involved in the increased firmness of mangosteen fruits pericarp after impact. Ph.D. Dissertation. Kasetsart University, Bangkok.

Deptan. 2008a. Ekspor hortikultura Indonesia: Nilai dan Volume Ekspor Buah-buahan. httpllwww.deptan.go.id.

Dirjen Hortikultura. 2007. Vandemekum Manggis. Jakarta: Direktorat Budidaya Tanaman Buah Direktorat Jenderal Hortikultura.

Kader AA. 2003. Mangosteen recommendation for maintaining postharvest quality.http'//rics.ucdavis.edu/postharvest2//produce/producefacts/fruitmangosteen.shtml [23 November 2003].

Ketsa S, Atantee S. ] 998. Phenolics, lignin, peroxidase activity and increased frrmness of damages pericarp of mangos teen fruit after impact. Postharvest Biology and Technology. ]4:117-]24.

Palapol Y, Ketsa S, Stevenson D, Cooney JM, Allan AC, Ferguson IB. 2009. Colour Development and Quality of mangosteen (Garcinia mangostana L.) fruit during ripening and after harvest. Postharvest Biology and Technology. 5] :349-353.

Tongdee SC, Suwanagul A. 1989. Postharvest mechanical damage in mangosteens. Asean Food Journal. 4 (4): ]51-]55.

Prosiding Seminar Nasional Horlikuflura· Indonesia 2010 Perhimpunan HOr/ikuflura Indonesia - Uni,'er.,i/as {Ie/ayana