473 4.1. G. BATUR, Pulau Bali G. Batur KETERANGAN UMUM Nama Lain : Batoer, Bator Lokasi a. Geografi b. Administratif : : 08°14' 30” Lintang Selatan dan 115°22' 30” Bujur Timur (Atlas Trop. Ned., 1938, sheet 22) Kab. Bangli, Prop.Bali Ketinggian : 1717 m dpl 686 m diatas muka Danau Batur (M.N.V.Padang, 1951) 1267 m dari kota Bangli Kota Terdekat : Bangli, 23 km, selatan G. Batur Tipe Gunungapi : Strato di dalam kaldera Pos Pengamatan : Desa Panelokan, Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. - Posisi geografi 08 o 17 ’ 16.2” Lintang Selatan 115 o 22 ’ 43.2” Bujur Timur. Ketinggian ± 1290 m di atas muka laut .
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
473
4.1. G. BATUR, Pulau Bali
G. Batur
KETERANGAN UMUM Nama Lain : Batoer, Bator
Lokasi
a. Geografi
b. Administratif
:
:
08°14' 30” Lintang Selatan dan 115°22' 30” Bujur Timur (Atlas
Trop. Ned., 1938, sheet 22)
Kab. Bangli, Prop.Bali
Ketinggian : 1717 m dpl
686 m diatas muka Danau Batur (M.N.V.Padang, 1951)
1267 m dari kota Bangli
Kota Terdekat : Bangli, 23 km, selatan G. Batur
Tipe Gunungapi : Strato di dalam kaldera
Pos Pengamatan : Desa Panelokan, Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. -
Posisi geografi 08o17’ 16.2” Lintang Selatan 115o22’ 43.2”
Bujur Timur. Ketinggian ± 1290 m di atas muka laut .
474
PENDAHULUAN
Cara Mencapai Puncak
Pencapaian lokasi kawasan G. Batur adalah dari Denpasar dilanjutkan ke
Kintamani yang dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi, bus, taksi atau kendaraan biro
perjalanan wisata di Bali. Fasilitas jalan, transportasi, termasuk jalan di dalam kaldera G.
Batur sangat baik. Untuk turun menuju dasar kaldera adalah melalui jalan beraspal cukup
baik yang mengelilingi tubuh G. Batur.
Pencapaian kawah/puncak G. Batur dapat dilakukan dari Latengaya atau dari
Yehmampeh. Dari jalur ini waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Kawah 1994 adalah ±
30 menit. Pencapaian kawah dari arah lain adalah dari Kp. Seked dan dari arah timurlaut
yaitu dari Kp. Songan. Dari ketiga arah tersebut yang paling mudah adalah pendakian dari
Kp. Yehmampeh dari arah baratlaut.
Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi
Sumberdaya gunungapi yang terdapat di kawasan G. Batur adalah:
1. Cadangan bahan galian produk erupsi G. Batur, seperti pasir dan kerikil (sirtu).
Cadangan ini tersebar di dalam kaldera.
2. Cadangan endapan leleran lava purna pembetukan kaldera yang penyebarannya
hampir mengelingi kawah-kawah G. Batur dan terbatas di dalam kaldera
3. Cadangan endapan ignimbrit G. Batur yang terserbar luas di luar kaldera,
4. Mata air panas yang lokasinya di Toyobangkah di dalam kaldera.
Wisata
Obyek wisata di kawasan G. Batur, meliputi pendakian kawah-kawah G. Batur,
Danau Batur, panorama Panelokan, upacara keagamaan.
SEJARAH LETUSAN
Kegiatan letusan G. Batur yang tercatat dalam sejarah dimulai tahun 1804 dan
terakhir tahun 2000, secara singkat kegiatan letusannya seperti tabel berikut.
Tabel Tahun erupsi G. Batur yang tercatat dalam sejarah kegiatannya.
Tahun Keterangan
1804 Terjadi erupsi dari kawah utamanya.
1821 Terjadi erupsi dari kawah utamanya.
475
1849 Letusan dengan aliran lava ke jurusan selatan sampai danau.
1888 Terjadi letusan celah pada lereng tenggara, lava mengalir ke jurusan tenggara sampai danau.
1897 Terjadi lerupsi dari kawah utamanya
1904 Erupsi parasit di sebelah barat, yaitu sekitar G. Anti dan G. Pandang, lavanya tersebar di sekitarnya.
1905 Erupsi dari Kawah Batur I, Batur II dan Batur III. Lavanya mengalir ke jurusan selatan, baratdaya dan selatan.
1921 Erupsi dimulai 29 januari dan berakhir 17 April, aliran lavanya ke arah baratdaya dan selatan.
1922 30 Agustus terjadi Erupsi dari kawah utamanya.
1923 Peningkatan kegiatan selama 2 hari.
1924 Letusan abu terjadi pada bulan Maret.
1925 Awal Januari terjadi letusan abu, diikuti leleran lava pijar selama 1 hari.
1926 Erupsi dimulai 2 Agustus dan berakhir 21 September.
1963 Erupsi dimulai 5 September dan berakhir 10 Mei 1964, letusan disertai leleran lava.
1965 Pada 18 Agustus terjadi letusan abu.
1966 Pada 28 April terjadi letusan abu.
1968 Erupsi dimulai 23 Januari dan berakhir 15 Februari, leleran lava ke arah selatan.
1970 Akhir januari terjadi letusan abu sangat tipis sampai di Kintamani.
1971 Mulai 11 Maret tejadi letusan abu, letusan berlangsung sampai Mei.
1974 Erupsi terjadi pada 12 maret, leleran lava terjadi pada 17 Maret ke arah barat sekitar Yehmampeh.
1994 Erupsi dimulai tgl. 7 Agustus 1994, kegiatan letusan 1994 bersifat eksplosif yang pada awal letusan berupa letusan abu (Foto 3), kemudian letusan-letusan berikutnya disertai lontaran material pijar (Foto 4), mengahsilkan kawah baru (Kawah 1994). Produk letusan lapili dan bom vulkanik hanya mengendap sekitar kawah dengan radius lebih kurang 300 m dari pusat letusan, sedangkan abu letusan mengendap ke arah barat sampai di Kintamani. Tinggi asap letusan berkisar antara 25 - 300 m di atas bibir kawah.
1995 Erupsi 26 Mei 1995, pusat letusan dari Kawah 1994, kegiatannya berupa letusan-letusan eksplosif disertai lontaran metrial pijar. Sifat erupsinya sama dengan kegiatan erupsi 1994.
1997 Erupsi terjadi mulai 8 November 1997, pusat erupsi dari Kawah Batur III. Kegiatan erupsi berupa pelepasan gas kering yang teramati kebiru-biruan yang dikeluarkan dari Kawah Batur III.
1998 Erupsi dimulai 2 Juni 1998, menghasilkan kawah baru (Kawah 1998), yang lokasinya terletak di antara Kawah Batur III dengan Kawah 1994. Letusa-letusan selama Juni 1998 dicirikan oleh letusan-letusan gas kering yang teramati kebiru-biruan, yang pada malam hari termati sebagai semburan /sinar api (Foto 5).
1999 Erupsi dimulai 1 Pebruari 1999, menghasilkan kawah baru (Kawah 1999), kegiatan vulkanik dari kawah ini berupa letusan/hembusan asap (Foto 6). Pada tgl. 15 Maret 1999 pematang yang memisahkan Kawah 1998 dengan Kawah 1999 amblas, sehingga kedua kawah tersebut menjadi satu.
2000 Pada tgl. 7 Juli 2000, pkl 12:16 Wita, kembali terjadi letusan sebanyak 3 kejadian, pusat
476
letusan dari Kawah 1999. Tinggi asap letusan mencapai maksimum 300 m di atas bibir kawah, condong ke arah baratlaut. Asap letusan berwarna abu-abu kehitaman. Letusan disertai lontaran piroklastik seperti pasir, lapili dan bongkah, mengendap dengan radius lk. 100 m dari pusat letusan. Kejadian letusan kali ini telah mengakibatkan korban 1 orang langsung meninggal dan 1 orang luka-luka, korban tersebut adalah wistawan asing yang mendaki tanpa pemandu wisata. Pada saat letusan 7 Juli 2000, kondisi G. Batur masih dalam status Waspada, dengan saran wisatwan dilarang mendekati pusat letusan dengan radius 500 m dari pusat kegiatan (Kawah 1994).
Karakter Letusan
Junghun 1850, mencatat letusan dan aliran lava tahun 1849 yang mengalir ke arah
selatan sampai Danau Batur. Beberapa letusan seperti pada tahun 1888, 1904 dan 1905.
Pada tahun 1926 letusan G. Batur mengeluarkan leleran lava yang menimbun Desa Batur
namun tidak menimbulkan korban jiwa. Erupsi berupa leleran lava terjadi kembali pada
tahun 1963 dan 1964 ke arah barat, selatan dan baratdaya.
Gambar Letusan G. Batur, 29 Agustus 1994.
Tahun 1968 G. Batur meletus berupa lontaran bahan vulkanik pijar setelah
sebelumnya didahului leleran lava. Dalam tahun 1969 dilaporkan bau belerang di
permukaan Danau Batur, warna airnya berubah dari hijau menjadi putih. Kejadian ini
berlangsung selama dua hari. Berbeda dengan aktivitas sebelumnya erupsi Mei 1971
berupa letusan abu yang menyebar di dalam kaldera dan hujan abu tipis di Kintamani,
kemudian disusul oleh erupsi 1974 berupa letusan yang mengeluarkan leleran lava ke
arah barat, sekitar Yehmampeh.
Letusan periode tahun 1994 - 1995 didominasi oleh letusan strombolian, kemudian
periode 1997 - 1999 letusan-letusannya dominan bersifat letusan gas/asap, sedangkan
letusan 7 juli 2000 berupa letusan strombolian.
Periode Letusan
Periode letusan G. Batur umumya berlangsung lama (bulanan) dengan intesitas
relatif kecil/lemah. Sedangkan tenggang waktu antar kejadian letusan dalam sutu periode
477
berlangsung beberapa menit/detik hingga beberapa jam. Waktu istirahat antar pereode
letusan 1 s/d 39 tahun.
GEOLOGI
Sejarah pembentukan G. Batur dan kalderanya dimulai dengan pertumbuhan
kerucut gunungapi purba dengan ketinggian lk. 300 m di atas muka laut. Sekitar 29.300
tahun yang lalu terjadi letusan awan panas yang mengandung batuapung berkomposisi
dasit, setelah letusan tersebut terjadilah amblasan pada bagian atas kerucut yang
membentuk Kaldera Batur I, dengan G. Ambang (+2152 m) merupakan sisa tubuh kerucut
purba.
Letusan besar kedua terjadi sekitar 20.150 tahun yang lalu dengan komposisi yang
sama dengan yang pertama, letusan ini diikuti dengan pembentukan beberapa kerucut
dan kubah seperti G. Payang dang dan G. Bunbulan. Amblasan kedua terjadi dan
membentuk Kaldera Batur II dengan kerucut G. Payang dan G. Bunbulan ikut amblas
hampir separuhnya.
Kegiatan purba kaldera ditandai dengan pertumbuhan kerucut G. Batur hingga kini
terbentuk. Kegiatan ini diawali sekitar 5000 tahun yang lalu oleh pembentukan kerucut G.
Batur berkomposisi basal sampai andesit basalan.
Struktur Geologi
Kaldera G. Batur tertutup dari segala arah, merupakan salah satu kaldera terbesar
dan terindah di dunia (van Bemmelen, 1949). Pematang kaldera tingginya berkisar antara
1267 m 2152 m (Puncak G. Abang). Di dalam Kaldera I terbentuk Kaldera II yang
berbentuk melingkar dengan garis tengah lk. 7 km. Dasar Kaldera II terletak antara 120 -
300 m lebih rendah dari Undak Kintamani (dasar Kaldera I). Di dalam kaldera tersebut
terdapat danau yang berbentuk bulan sabit. Menurut van Bemmelen (1949) danau
tersebut diperkirakan terbentuk bersamaan dengan pembentukan Kaldera II.
Stratigrafi G. Batur
Penyebaran batuan yang dihasilkan dari G. Batur dapat dibagi menjadi 5 periode
yaitu:
Periode I Zaman tersier
Periode II Zaman Kuarter (Pra Kaldera)
Periode III Zaman Pembentukan Kaldera I (29.300 tahun yang lalu)
Periode IV Zaman Pembentukan Kaldera II (20.150 tahun yang lalu)
478
Periode V Zaman Purna Kaldera (5500 tahun yang lalu)
Periode I Zaman Tersier
Batuan tertua yang tersingkap adalah Endapan aliran piroklastik Bukit Jangkrik,
batuan ini tersingkap di bagian selatan. Batuan selanjutnya yang tersingkap adalah Lava
Cempaga yang berkomposisi basal olivin, batuan ini tersingkap sedikit di bagian selatan.
Batuan mudanya adalah Lava Tejakulak yang tersingkap di bagian utara, tersusun
dari basal olivin porfiritik, abu-abu cerah, fenokris (sekitar 40 %) dicirikan oleh olivin besar
berbentuk euhedral - subhedral dengan plagioklas subhedral (kurang dari 2 mm).
Gambar Peta Geologi Kaldera Batur, Bali (I.S. Sutawidjaja, dkk., 1992)
Gambar 3. Peta Geologi Dalam Kaldera Batur, Bali (I.S. Sutawidjaja, dkk., 1992).
479
Gambar Legenda Peta Geologi Kaldera Batur, Bali (I.S. Widjaja, dkk., 1992).
GEOFISIKA
Seismik
Pra erupsi G. Batur 1994, sejak awal tahun 1992 gempa vulkanik dangkal lebih
dominan jumlahnya dibandingkan dengan gempa vulkanik dalam seperti terlihat pada
grafik jumlah gempa vulkanik.
480
Gambar Grafik jumlah gempabumi G. Batur, pra letusan 1994.
Sejak awal letusan G. Batur 1994, kegempaan vulkanik didominasi oleh gempa
tremor vulkanik/letusan. Data gempa vulkanik menjelang letusan 8 November 1997, sejak
Januari sampai dengan Oktober 1997 jumlahnya berfluktuasi antara 5 - 24 kejadian,
Jumlah gempabumi vulkanik dalam mencapai puncaknya pada tgl. 27 Oktober 1997.
Seminggu menjelang letusan, kegempaan vulkanik didominasi oleh gempa vulkanik
dangkal yang meningkat cukup drastis. Data tersebut dapat sebagai indikasi aktivitas
magma (sumber tekanan) relatif dangkal.
Setelah letusan 1997, kegempaan didominasi oleh gempa tremor, kegiatan tersebut
berlangsung sampai dengan terbentuknya Kawah 1998.
Jumlah gempa vulkanik purna erupsi, sejak awal tahun 2001, sejak Januari s/d
April tercatat masing-masing 6, 10, 20 dan 6 kejadian per bulan. Dari hasil pengolahan
data gempa periode Agustus - September 2000, teramati bahwa sumber gempa vulkanik
G. Batur, pada kedalaman antara 2 - 5 km di bawah puncak G. Batur. Data ini
menunjukkan bahwa pusat aktifitas vulkanik G. Batur bawah permukaan relatif dangkal.
.
481
Gaya Berat
Di Kaldera Batur, anomali gayaberat naik ke arah timur, seperti terlihat pada
(Gambar 5). Ke arah bagian timur mempunyai gradient yang curam (± 30 mgal/3 km) pada
undak Kintamani, terletak di antara dua dinding kaldera. Kemungkinan merupakan indikasi
adanya pengumpulan massa di dalam dinding luar kaldera. Di bagian tengah kaldera,
anomali sisa posistif naik sampai lebih dari 5 mgal, mungkin lebih di antara tendensi
kenaikan di atas, yang mana tidak terlalu menonjol seperti di bagian barat.
Gambar Titik graviti sekitar Kaldera Batur (a), dan distribusi anomali Graviti Bouguer di Kaldera Batur (b).
Geomagnit
Dari hasil penelitian geomagnetik G. Batur harga anomali tinggi terlihat melingkari
G. Batur, yang ditengahnya ditunujukkan oleh anomali rendah. Kondisi tersebut erat
hubungannya dengan kondisi struktur batuan dibagian bawahnya.
Gambar Peta anomali sisa magnet total G. Batur (Salman, P. 1996).
482
DEFORMASI
Penyelidikan GPS dulakukan pada bulan Mei 1999 dan Februari 2000. Dari hasil