Top Banner
88 Oral lichenoid reaction pada pasien pengonsumsi obat hipertensi angiotensin receptor blocker Maharani Laillyza Apriasari Departemen Ilmu Penyakit Mulut PSKG Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin - Indonesia Korespondensi: Maharani Laillyza Apriasari, Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat. Jl. Veteran 128 B Banjarmasin, Kalsel. Email: [email protected] ABSTRACT Background: Drug induced lichenoid reaction s in oral cavity common occurr ence after consuming drugs such as antihypertension and antiretroviral. The clinical manifes tations are white striae, papulae, plaques with erythema or erosions in the oral mucosa. The severity of symptoms are burning sensation, pain, and disturbed oral functions. Various medications are known to cause lichenoid reactions of the oral cavity, including hypertention drugs , dapsone, oral hypoglycemics, non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), penicillamine, phenothiazines, and sulfonylurea. The types of hypertension drugs include diuretics, beta adrenoceptor blockers, Calcium Channel Blockers, Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors, Angiotensin II Receptor  Antagonist s (angioten sin receptor blockers). Oral manifestatio ns of drug induced lichenoid reactions are xerostomia, ulcers, likenoid reaction, gingival enlargeme nt, erythema multiforme, angioedema, burning mouth syndrome, and taste disturbance. Purpose: This case reports drug induced lichenoid reactions in oral cavi ty of patient whom taking drugs Hypertension Angiotensin Receptor Blocker (ARB). Case: Women,56 years old, she complainted there were pain and burning sensation, especially after eating spicy foods or spi cy on her left cheek of the oral cavity sin ce 6 months ago. Anamnesis showed she had the histo ry of hypertension and heart disease, she was consuming the routine hypertension drug that was angiotensin receptor blockers (ARB) since 2 years ago. Patients had already seeing a lot of the dentist, but she was not yet healed. Case management: Firstly,the clinical diagnosed as oral lichenplanus (OLP). Patients was referred to do Complete Blood Count Examination, IgE, and blood sugar examination. The resul t of the laboratory examination was normal, so the clinic al diagnosed suspected Drug induced lichenoid re actions because of con suming the hypertension drug contai ns ARB. Patients wer e asked to visit an internist. The therapy was the topical drug contained corticosteroid as triamcinolone acetonide 1% . It applied three times a day for a week. Conclusion: OLR is a disease condition with definite identifiable aetiology. The clinical and histopathology similarity between OLP and OLR made differential diagnosis very difficult. The final diagnosis was gotten through the anamnesis, clinical examination and the allergic test. Key words: Hypertension drugs contains ARB, Oral lichenplanus, oral lichenoid reaction Vol. 61, No. 3, September-Desember l 2012, Hal. 88-91 | ISSN 0024-9548 PENDAHULUAN Oral lichenoid reaction (ORL) dengan etiologi yang tidak dapat diidentifikasi pasti. Hal ini dapat terjadi baik karena penggunaan obat. ORL dikenal sebagai penyakit yang sulit didiagnosis karena kemiripannya dengan oral lichenplanus  (OLP). 1,2  O RL dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu restorasi amalgam, ob at ya ng menyeb abkan lesi karena reaksi lichenoid, lesi lichenoid  karena Grave Versus Host Diseases  , dan lesi dengan bentuk mirip lichenplanus. ORL karena obat-obatan tertentu  buka n meru paka n kej adi an yang jara ng set elah memulai penggunaan obat tertentu seperti antihipertensi dan obat antiretroviral. Secara klinis
5

40-130-1-PB

Jul 06, 2018

Download

Documents

OkyWnd
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 40-130-1-PB

8/17/2019 40-130-1-PB

http://slidepdf.com/reader/full/40-130-1-pb 1/4

88

Oral lichenoid reaction pada pasien pengonsumsi obathipertensi angiotensin receptor blocker

Maharani Laillyza ApriasariDepartemen Ilmu Penyakit Mulut

PSKG Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Banjarmasin - Indonesia

Korespondensi: Maharani Laillyza Apriasari, Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat. Jl. Veteran 128

B Banjarmasin, Kalsel. Email: [email protected]

ABSTRACT

Background: Drug induced lichenoid reactions in oral cavity common occurrence after consuming drugs such as antihypertensionand antiretroviral. The clinical manifestations are white striae, papulae, plaques with erythema or erosions in the oral mucosa.The severity of symptoms are burning sensation, pain, and disturbed oral functions. Various medications are known to causelichenoid reactions of the oral cavity, including hypertention drugs, dapsone, oral hypoglycemics, non-steroidal anti-inflammatory

drugs (NSAIDs), penicillamine, phenothiazines, and sulfonylurea. The types of hypertension drugs include diuretics, betaadrenoceptor blockers, Calcium Channel Blockers, Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors, Angiotensin II Receptor

 Antagonists (angiotensin receptor blockers). Oral manifestations of drug induced lichenoid reactions are xerostomia, ulcers,likenoid reaction, gingival enlargement, erythema multiforme, angioedema, burning mouth syndrome, and taste disturbance.Purpose: This case reports drug induced lichenoid reactions in oral cavity of patient whom taking drugs Hypertension AngiotensinReceptor Blocker (ARB). Case: Women,56 years old, she complainted there were pain and burning sensation, especially aftereating spicy foods or spicy on her left cheek of the oral cavity since 6 months ago. Anamnesis showed she had the history of hypertension and heart disease, she was consuming the routine hypertension drug that was angiotensin receptor blockers (ARB)since 2 years ago. Patients had already seeing a lot of the dentist, but she was not yet healed. Case management: Firstly,theclinical diagnosed as oral lichenplanus (OLP). Patients was referred to do Complete Blood Count Examination, IgE, and bloodsugar examination. The result of the laboratory examination was normal, so the clinical diagnosed suspected Drug inducedlichenoid reactions because of consuming the hypertension drug contains ARB. Patients were asked to visit an internist. Thetherapy was the topical drug contained corticosteroid as triamcinolone acetonide 1% . It applied three times a day for a week.

Conclusion: OLR is a disease condition with definite identifiable aetiology. The clinical and histopathology similarity betweenOLP and OLR made differential diagnosis very difficult. The final diagnosis was gotten through the anamnesis, clinical examinationand the allergic test.

Key words: Hypertension drugs contains ARB, Oral lichenplanus, oral lichenoid reaction

Vol. 61, No. 3, September-Desember l 2012, Hal. 88-91 | ISSN 0024-9548

PENDAHULUAN

Oral lichenoid reaction  (ORL) dengan etiologiyang tidak dapat diidentifikasi pasti. Hal ini dapatterjadi baik karena penggunaan obat. ORL dikenalsebagai penyakit yang sulit didiagnosis karena

kemiripannya dengan oral lichenplanus (OLP).1,2

 ORLdapat dibedakan menjadi empat macam yaitu

restorasi amalgam, obat yang menyebabkan lesikarena reaksi lichenoid, lesi lichenoid  karena GraveVersus Host Diseases , dan lesi dengan bentuk miriplichenplanus. ORL karena obat-obatan tertentu bukan merupakan kejadian yang jarang setelah

memulai penggunaan obat tertentu sepertiantihipertensi dan obat antiretroviral. Secara klinis

Page 2: 40-130-1-PB

8/17/2019 40-130-1-PB

http://slidepdf.com/reader/full/40-130-1-pb 2/4

89

tampak striae berwarna putih, papula, plak denganeritema atau erosi pada mukosa mulut. Tingkatkeparahan gejala bervariasi dari sensasi terbakar,

rasa sakit, hingga terganggunya fungsi ronggamulut.3-5

Berbagai obat-obatan yang diketahuimenyebabkan ORL, termasuk beta blockers, dapson,hypoglycemics lisan, non-steroid anti-inflammatory drugs(NSAID), penisilamin, fenotiazin, dan sulfonilurea.Obat hipertensi meliputi jenis diuretik, penghambaradrenoreseptor beta, calsium channel blockers ,penghambat angiotensin-converting enzyme ,antagonis reseptor angiotensin II (angiotensin receptorblocker). Manifestasi oral akibat penggunaan obathipertensi adalah xerostomia, ulser , ORL ,  ginggival

enlargement , erythema multiformis, angioedema, burningmouth syndrom, dan gangguan pengecapan.2,6,7

Diagnosis ORL adalah dengan tes pemeriksaanalergi terhadap obat. Penatalaksanaan oral lichenoidreaction adalah menghentikan pengobatan danpengobatan secara simtomatik seperti obatkortikosteroid topikal. ORL tidak langsung munculsetelah menggunakan obat, melainkan memerlukanwaktu beberapa minggu setelah mengonsumsi obatsecara rutin.8

Kasus ini melaporkan tentang adanya lichenoidreaction pada pasien yang mengonsumsi Obathipertensi ARB Pasien mengonsumsi obat hipertensiARB selama lebih dari 2 tahun. Selain menderitahipertensi, pasien juga menderita jantung. Keluhanpada rongga mulutnya terjadi sejak 6 bulan yanglalu dan semakin hari makin parah.

KASUS

Wanita usia 56 tahun datang dengan ke klinikswasta dengan keluhan rasa sakit dan panasterutama setelah makan makanan pedas atau

 berbumbu tajam pada pipi kiri rongga mulutnyasejak 6 bulan yang lalu. Hasil anamnesismenunjukkan pasien memiliki riwayat hipertensidan sakit jantung, yang rutin menggunakan obathipertensi ARB sejak 2 tahun yang lalu. Pasiensudah berobat ke banyak dokter gigi, tetapi tidakkunjung sembuh.

TATALAKSANA KASUS

Kunjungan 1 (15 Pebruari 2013): Hasilanamnesis menunjukkan pasien tidak menderita

penyakit sistemik dan riwayat alergi. Pemeriksaandalam rongga mulut tampak pada mukosa bukal

kiri berupa plak berwarna putih, berbentukanyaman (straie), disekitarnya eritema, dan terasasakit. Pasien kemudian dirujuk untuk melakukanpemeriksaan darah lengkap (DL), reaksi alergi (IgE), dan gula darah. Terapi yang diberikan adalahobat kumur topikal Benzydamin Hcl sertamenghindari makanan pedas dan berbumbu tajamseperti merica. Diagnosis klinis adalah OLP.

Kunjungan 2 (17 Februari 2013): Pasien datangdengan hasil DL, Ig E, dan gula darah normal. Hasil

anamnesis juga menunjukkan pasien rutinmelakukan pembersihan karang gigi tiap 6 bulansekali. Pasien menderita hipertensi dan sakit jantungdibawah perawatan dokter penyakit dalam, olehsebab itu pasien rutin mengonsumsi obatantihipertensi ARB 8 mg diberikan 2 x 1 dosis sejak2 tahun yang lalu. Penggunaan obat hipertensidalam waktu yang cukup lama ini diduga sebagaipenyebab lesi striae berwarna putih pada mukosa bukal, sehingga pasien didiagnosis klinis denganreaksi lichenoid karena penggunaan obat. Pasiendirujuk ke spesialis penyakit dalam untuk

mengganti jenis obat hipertensi ARB dengan obatlainnya, kemudian obat kumur benzydamin Hcldihentikan. Pasien diberi obat kortikosteroid topikaltriamnicolone acetonide 3x1 selama seminggu.Instruksi menghindari makanan pedas dan berbumbu tajam dilanjutkan. Pasien diminta kontrolsetelah seminggu.

Kunjungan 3 (25 Februari 2013): Hasil anamnesismenunjukkan pasien sudah menghentikan konsumsiobat hipertensi ARB, tetapi belum mengunjungispesialis penyakit dalam.Pasien merasa sakit danterbakar pada pipi kiri rongga mulutnya berkurang.

Pemeriksaan rongga mulut menunjukkan padamukosa bukal kiri tampak plak berwarna putih,

Gambar 1. Tampak plak berwarna putih, berbentuk anyaman

(straie), disekitarnya eritema, dan terasa sakit.

Apriasari : Oral lichenoid reaction pada pasien pengonsumsi obat hipertensi angiotensin receptor blocker

Jurnal PDGI 61 (3) Hal. 88-91 © 2012

Page 3: 40-130-1-PB

8/17/2019 40-130-1-PB

http://slidepdf.com/reader/full/40-130-1-pb 3/4

90

 berbentuk anyaman (straie), dan disekitarnya sedikiteritema. Diagnosis klinis suspect reaksi lichenoidkarena penggunaan obat hipertensi ARB. Pasien

diminta segera mengunjungi spesialis penyakit dalam.Obat topikal yang mengandung kortikosteroid berisitriamcinolone acetonide 1% diteruskan. Instruksimenghindari makanan pedas dan berbumbu tajamdilanjutkan. Pasien diminta kontrol apabila adakeluhan lebih lanjut.

PEMBAHASAN

Dalam kebanyakan kasus, reaksi lichenoid tidakdapat dibedakan dari oral lichenplanus , baik secaraklinis atau histologi. Lesi ini dapat diketahui denganpemeriksaaan penunjang berupa imunofluoresensitidak langsung dan tes tempel. Pada kasus ini pasientidak dilakukan biopsi karena secara sistemik pasienmenderita hipertensi dan jantung. Pasien rutinmengunjungi spesialis penyakit dalam. 4

Pemeriksaan histopatologi merupakan salahsatu metode yang digunakan untuk mengkonfirmasidiagnosis OLR, tapi hal ini tidak memungkinkandalam kasus ini karena kondisi pasien tidakmemungkinkan untuk dilakukan biopsi. Diagnosisdidasarkan pada riwayat anamnesis dan

penggunaan obat dengan munculnya lesi.

5

Nyeri adalah gejala yang paling umum dariOLR. Gejala pasien bervariasi dari ringan sampaiparah. Tapi sebagian besar kasus menunjukkangejala yang moderat. Ada komplikasi pada ronggamulut seperti rasa logam atau mulut kering. Tingkatprevalensi OLR adalah sekitar tiga kali lebih tinggipada wanita dibandingkan pria, dan tertinggi padausia 50 tahun. Hal ini sama dengan kasus, pasienadalah seorang wanita berusia 56 tahun.2

Pemakaian obat-obatan tertentu dapat menjadipenyebab terjadinya ORL. Secara klinis, sering

terdapat sedikit sekali tanda-tanda untukmembedakan ORL yang ditimbulkan akibat obat-obatan dengan OLP diyakini berasal dari responimmune abnormal yang diperantarai sel-T dalam sel-sel epitel basal yang dikenali sebagai benda-bendaasing karena adanya antigenitas permukaan selnya.Penyebab rusaknya sel basal yang diperantarai imunini tidak diketahui. Karena itu, tidak diketahuiapakah ORL mewakili suatu proses penyakit tunggalatau berkaitan dengan penyakit yang memilikipenampilan klinis yang sama. Pada lesi ORL terdapatwhite striae atau papula seperti OLP, lesi dapat

terlihat ulseratif dengan adanya rasa peka terhadap

rasa sakit serta lokasi yang paling sering adalahmukosa bukal dan gingival cekat, namun daerahlain dapat dikenai. ORL dapat bersifat unilateral. 2,6

Secara patogenesis ORL terjadi oleh karenadiperantarai sel disregulasi imun. Ada data terbaruyang menunjukkan bahwa OLP adalah penyakitautoimun dimediasi oleh sel T yang auto-sitotoksikCD8+  sel T merangsang apoptosis cells. Pada ORL,ekspresi antigen keratinosit mungkin disebabkanoleh obat sistemik (erupsi obat lichenoid), alergenkontak dalam bahan restorasi gigi (reaksihipersensitivitas kontak), trauma mekanis (Koebnerfenomena), infeksi bakteri atau virus atau agen takdikenal. Sel-sel T CD8+  sitotoksik dapat memicuapoptosis keratinosit melalui aktivasi sel-sel oleh

antigen yang terkait dengan major histocompatibilitycomplex (MHC) kelas I di basal keratinocytes.Tampak adanya autoantibodi dan sel plasma. Jikaada efek langsung pada limfosit B, ini juga terjadidalam darah perifer dan getah bening regional nodes.Banyak obat yang menyebabkan degranulasi selmast. TNF-α   dan sitokin lain menyebabkanperkembangan lesi dan menetap. Proses inimenunjukkan eksaserbasi reaksi lichenoid dari OLP.Hubungan antara OLP dan OLR karenapenggunaan obat.2,4

Obat penyebab ORL tidak sering terjadi pada bagian kulit. Lesi ORL dapat terjadi dalam ronggamulut dalam jangka waktu yang cukup lama,apabila obat tidak dihentikan. Terapi pada kasusORL ini adalah pemberian kortikosteroid, penekanrespon imun, dan yang mengandung retinoids.Obat kortikosteroid bisa diberikan secara peroralcontohnya prednison dan methyilprednisolone,secara tappering off doze. Obat kortikosteroid secaratopikal adalah triamnicolone acetonide. Pada kasusini pasien diberikan kortikosteroid secara topikalyaitu triamnicolone acetonide. Hal ini disebabkanpasien memiliki penyakit sistemik jantung danhipertensi, pemberian kortikosteroid secarasistemik dapat memberikan efek sampingmemperparah penyakitnya. 1,4

Dapat disimpulkan bahwa OLR adalah suatukondisi penyakit dengan etiologi yang tidak dapatdiidentifikasi dengan pasti. Adanya kemiripanOLP dan OLR secara klinis dan histopatologissangat menyulitkan diagnosis banding. Perludilakukan diagnosis melalui anamnesis,pemeriksaaan klinis yang baik dan pemeriksaanpenunjang alergi untuk menegakkan diagnosis

akhir.

Apriasari : Oral lichenoid reaction pada pasien pengonsumsi obat hipertensi angiotensin receptor blocker

Jurnal PDGI 61 (3) Hal. 88-91 © 2012

Page 4: 40-130-1-PB

8/17/2019 40-130-1-PB

http://slidepdf.com/reader/full/40-130-1-pb 4/4

91

DAFTAR PUSTAKA

1. Laskaris G. Treatment of oral diseases a concisetextbook. New York, USA: Thieme Stuttgart; 2005. p.101.

2. Sarode SC, Sarode GS, Kalele K. Oral lichenoidreaction : A review. Int J Oral and MaxillofacialPathology 2012; 3(4): 17-26. Available online at http://www.journalgateway.com or www.ijomp.org

3. Ismail SB, Kumar SKS, Zain RB. Oral lichenplanusand Lichenoid reactions: etiopathogenesis, diagnosis,management and malignant transformation. J Oral Sci2007; 49(2): 89-106.

4. Waal IVD. Oral lichenplanus and oral lichenoidlesions: A critical appraisal with emphasis on thediagnostic aspects. Med Oral Patol Cir Bucal 2009;14(7): E 310-4

5. Arirachakaran P, Hanuanich M, Kysakorn P,Thongprasom K. Antiretroviral drug associated orallichenoid reaction in HIV patient: A Case Report. Int JDent 2010; Article ID 291072, 4 pages. Doi : 10.1155/2010/291072

6. Yunita A. Prevalensi dan distribusi manifestasi oralakibat penggunaan obat-obatan antihipertensi padapasien hipertensi Di RSUP H. Adam Malik dan RSUDr Pirngadi Medan. Skripsi. Medan: UniversitasSumatera Utara; 2010. h. 11-2.

7. Sontheimer RD. Lichenoid tissue reaction/ interfacedermatitis clinical and histological perspectives. JInvestigative Dermatology 2009; 129: 1088-99.doi:10.1038/jid.2009.42

8. Greenber MS, Glick M, Ship JA. Burket’s oral medicine.11th ed. Hamilton, Ontario: BC Decker Inc; 2008. p. 95.

Apriasari : Oral lichenoid reaction pada pasien pengonsumsi obat hipertensi angiotensin receptor blocker

Jurnal PDGI 61 (3) Hal. 88-91 © 2012