Top Banner
71 PENDAHULUAN Program Keluarga Berencana (KB) diselenggarakan oleh Pemerintah dengan tujuan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, yang nantinya diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan sumber daya manusia. Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 219 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan 1,48 persen atau sekitar 3,2 juta jiwa per tahun. Perserikatan Bangsa Bangsa memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia akan mencapai angka 261 juta jiwa pada tahun 2015, jika pelaksanaan program KB kurang memberikan hasil optimal (Depkes, 2005). Selama ini partisipasi pria dalam KB masih relatif rendah bila dibandingkan dengan keikutsertaan wanita. Data BKKBN sampai dengan Juli 2005 menunjukkan partisipasi pria dalam KB secara nasional hanya 2,7 persen. Keterbatasan pilihan metode kontrasepsi dijadikan salah satu alasan utama mengenai rendahnya partisipasi pria dalam KB. Sampai saat ini metode kontrasepsi pria meliputi vasektomi, kondom, dan coitus interuptus (Depkes, 2005). Alat kontrasepsi yang ideal untuk pria harus dapat mencegah terjadinya fertilisasi, aman, mempunyai kinerja cepat, tanpa efek samping, dan tidak mempengaruhi potensi seks dan libido. Para peneliti terus melakukan riset agar dapat menemukan metode kontrasepsi ideal tersebut. Salah satu hal yang sedang dikembangkan saat ini adalah penggunaan tanaman obat alami Indonesia sebagai alternatif antifertilitas pria (Depkes, 2006). Di Indonesia ada 18 jenis tanaman obat yang berpotensi sebagai antifertilitas pria. Beberapa Ekstrak Biji Klabet Menurunkan Jumlah Sel Spermatozoa pada Kelinci * (FENUGREEK SEED EXTRACT REDUCE THE NUMBER OF SPERMATOZOA CELLS IN RABBIT) I Gusti Nyoman Sri Wiryawan, Ida Ayu Ika Wahyuniari Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Jln. P.B. Sudirman Denpasar 80232 Bali Telepon :08123925104; email : [email protected] ABSTRACT Fenugreek seed (Trigonella foenum-graecum) contains saponin diosgenin, wich has an anti fertility effect on spermatozoa so it can be used as an oral contraceptive drug. This study was aimed to investigate the effect of fenugreek seed extract to spermatogenic process of rabbit, especially on viability spermatozoa. “Completely randomized control group post-test only design” was used in this study. The animals were divided into four groups; one control group and three treatment groups with six replicates (P 0 = control group; P 1 = group were given 10 % fenugreek seed extract, 1 cc/day; P 2 = group were given 20 % fenugreek seed extract, 1 cc/day; P 3 = group were given 30 % fenugreek seed extract, 1 cc/day). The extract was given orally once a day in 50 days. After treatment, testicles were sectioned and stained with Hematoxylin Eosin; for qualitative and quantitative microscopic analysis. The result of this study showed that the number of spermatozoa were decreased significantly (p<0,05) after receiving 10% fenugreek seed extract 1 cc per day. In conclusion, fenugreek seed extract could reduce the number of spermatozoa. Key words: spermatozoa, fenugreek seed extract, rabbit. Jurnal Veteriner Juni 2009 Vol. 10 No. 2 : 71-76 ISSN : 1411 - 8327 * Pernah disampaikan pada : Pertemuan Ilmiah Nasional Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia Jakatra 20- 21 Juni 2008.
6

4. wiryawan & wahyuniari

Dec 05, 2014

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 4. wiryawan & wahyuniari

71

PENDAHULUAN

Program Keluarga Berencana (KB)diselenggarakan oleh Pemerintah dengan tujuanmengendalikan laju pertumbuhan penduduk,yang nantinya diharapkan dapat berkontribusidalam peningkatan sumber daya manusia.Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai219 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan 1,48persen atau sekitar 3,2 juta jiwa per tahun.Perserikatan Bangsa Bangsa memproyeksikanjumlah penduduk Indonesia akan mencapaiangka 261 juta jiwa pada tahun 2015, jikapelaksanaan program KB kurang memberikanhasil optimal (Depkes, 2005).

Selama ini partisipasi pria dalam KB masihrelatif rendah bila dibandingkan dengankeikutsertaan wanita. Data BKKBN sampaidengan Juli 2005 menunjukkan partisipasi pria

dalam KB secara nasional hanya 2,7 persen.Keterbatasan pilihan metode kontrasepsidijadikan salah satu alasan utama mengenairendahnya partisipasi pria dalam KB. Sampaisaat ini metode kontrasepsi pria meliputivasektomi, kondom, dan coitus interuptus(Depkes, 2005).

Alat kontrasepsi yang ideal untuk priaharus dapat mencegah terjadinya fertilisasi,aman, mempunyai kinerja cepat, tanpa efeksamping, dan tidak mempengaruhi potensi seksdan libido. Para peneliti terus melakukan risetagar dapat menemukan metode kontrasepsiideal tersebut. Salah satu hal yang sedangdikembangkan saat ini adalah penggunaantanaman obat alami Indonesia sebagai alternatifantifertilitas pria (Depkes, 2006).

Di Indonesia ada 18 jenis tanaman obat yangberpotensi sebagai antifertilitas pria. Beberapa

Ekstrak Biji Klabet MenurunkanJumlah Sel Spermatozoa pada Kelinci*

(FENUGREEK SEED EXTRACT REDUCETHE NUMBER OF SPERMATOZOA CELLS IN RABBIT)

I Gusti Nyoman Sri Wiryawan, Ida Ayu Ika Wahyuniari

Laboratorium Histologi Fakultas KedokteranUniversitas Udayana, Jln. P.B. Sudirman Denpasar 80232 Bali

Telepon :08123925104; email : [email protected]

ABSTRACT

Fenugreek seed (Trigonella foenum-graecum) contains saponin diosgenin, wich has an antifertility effect on spermatozoa so it can be used as an oral contraceptive drug. This study was aimedto investigate the effect of fenugreek seed extract to spermatogenic process of rabbit, especially onviability spermatozoa. “Completely randomized control group post-test only design” was used inthis study. The animals were divided into four groups; one control group and three treatmentgroups with six replicates (P0 = control group; P1 = group were given 10 % fenugreek seed extract,1 cc/day; P2 = group were given 20 % fenugreek seed extract, 1 cc/day; P3 = group were given 30 %fenugreek seed extract, 1 cc/day). The extract was given orally once a day in 50 days. After treatment,testicles were sectioned and stained with Hematoxylin Eosin; for qualitative and quantitativemicroscopic analysis. The result of this study showed that the number of spermatozoa were decreasedsignificantly (p<0,05) after receiving 10% fenugreek seed extract 1 cc per day. In conclusion,fenugreek seed extract could reduce the number of spermatozoa.

Key words: spermatozoa, fenugreek seed extract, rabbit.

Jurnal Veteriner Juni 2009 Vol. 10 No. 2 : 71-76ISSN : 1411 - 8327

* Pernah disampaikan pada : Pertemuan Ilmiah Nasional Perhimpunan Ahli Anatomi IndonesiaJakatra 20- 21 Juni 2008.

Page 2: 4. wiryawan & wahyuniari

72

tanaman tersebut antara lain: bunga kembangsepatu (Hibiscus Rosa-sinensis L), pare(Momordica charantia), biji papaya (Caricapapaya), kunyit (Curcuma domestica), bijioyong (Luffa acutangula Roxb), daun manggis(Garcinia mengostana), tapak dara (Catharantusroseus), biji kapas (Gossypium hirtusum), cantel(Andropogon sorghum), sitawar (Costusspeciosus), dan gandarusa (Justicia gandarussa)(Depkes, 2006).

Biji klabet atau foenigraeci semen adalahbiji dari buah tanaman Trigonella foenum-graecum, mengandung diosgenin salah satuprekursor steroid. Saponin yang dikandungdalam biji klabet yaitu : yamogenin, gitogenin,tigogenin, dan neotigogenin. Kandungan lainnyaadalah mucilage, bitter fixed oil, volatil danalkaloid choline dan trigonelline (Simon et al.,1984). Djatmiko et al.,(1980) seperti dikutipSoehadi dan Santa (1983), membuktikan bahwadalam 1 kg biji klabet dapat diekstraksi 100 mgdiosgenin.

Semadha (2002) melaporkan bahwapemberian ekstrak biji klabet pada mencitmenurunkan spermatogenesis pada mencit.Hasil penelitian tersebut menjadi menarikkarena didapatkan petunjuk bahwa ekstrak bijiklabet mempengaruhi spermatogenesis padamencit. Untuk itu perlu dilakukan penelitianlebih lanjut pada hewan coba yang lebih tinggiseperti pada penelitian ini dilakukan penelitiandengan hewan coba kelinci untuk mengetahuipengaruh ekstrak biji klabet terhadapspermatogenesis kelinci ditinjau dari jumlah sel-sel spermatozoa.

METODE PENELITIAN

Rancangan PenelitianPenelitian ini dirancang dengan “completely

randomized control group post-test only design”Sampel dalam penelitian ini adalah kelincijantan dewasa dengan rata-rata umur 8 bulan,berat rata-rata 2 ± 0,22 kg. Penelitian dilakukandi Laboratorium Histologi Fakultas KedokteranUniversitas Udayana selama 50 hari daritanggal 18 Januari 2007 sampai dengan 8 Maret2007. Sampel penelitian dibagi menjadi 4kelompok yaitu satu kelompok kontrol (P0) dantiga kelompok perlakuan (P1, P2, dan P3). Jumlahulangan (replikasi) pada tiap kelompok, dihitungmenggunakan rumus Frederer (Sastrosupadi,1977). Jumlah replikasi yang diperoleh adalah6, sehingga diperlukan 24 ekor kelinci, yang

dibagi menjadi 4 kelompok secara acak. Kontrol(Po) diberikan ekstrak biji klabet 0%; perlakuan1 (P1), diberikan ekstrak biji klabet 10%;perlakuan 2 (P2), diberikan ekstrak biji klabet20%; perlakuan 3 (P3), diberikan ekstrak bijiklabet 30%, masing-masing kelompok perlakuandiberikan ekstrak biji klabet peroral sebanyak1cc/ekor/hari selama 50 hari.

Penyiapan Ekstrak Biji KlabetBiji klabet dibersihkan, lalu dirajang atau

diblender sampai halus kemudiandikeringanginkan selama tiga hari. Bahan yangtelah kering ditimbang sebanyak 100 gram,kemudian ditambahkan dengan solventmethanol sebanyak 1000 ml. Setelah dibiarkanselama 3 hari pada suhu kamar, rendamanekstrak disaring dengan kertas saring Watmanno 2. Filtrat yang diperoleh diuapkan dalamvaccum rotary evaporator untuk memisahkanantara solvent methanol dan ekstrak. Ekstrakyang diperoleh kemudian ditimbang dan dicatatberatnya. Untuk memperoleh konsentrasiekstrak yang diinginkan dalam perlakuan,ekstrak dilarutkan dalam air tween (emulgator).Untuk mendapatkan ekstrak dengankonsentrasi 10%, dilakukan dengan melarutkan10 ml ekstrak dalam 90 ml air tween. Untukmendapatkan ekstrak dengan konsentrasi 20%,dilakukan dengan melarutkan 20 ml ekstrakdalam 80 ml air tween. Untuk mendapatkanekstrak dengan konsentrasi 30%, dilakukandengan melarutkan 30 ml ekstrak dalam 70 mlair tween. Sebelum perlakuan, larutan ekstrakdikocok terlebih dahulu agar ekstrak dan airdapat larut merata.

Penyiapan Hewan CobaDua puluh empat ekor kelinci jantan

berumur 8 bulan didapatkan dari peternakankelinci di Bedugul, Tabanan. Kelinciditempatkan dalam kandang yang telahdisiapkan, diberikan makan berupa hijauan(terdiri dari sayur lengkap), dua kali sehari (pagidan sore) dan minum ad libitum. Sebelumperlakuan, mengkondisikan kelinci padakandang baru.

Pemberian Ekstrak Biji KlabetEkstrak biji klabet dengan dosis yang telah

ditentukan, diberikan secara oral denganmenggunakan spuit tanpa jarum sebanyak 1 cc.Pemberiam ekstrak dilakukan sekali sehari,setiap sore hari, dan dilakukan selama 50 hari.

Wiryawan & Wahyuniari Jurnal Veteriner

Page 3: 4. wiryawan & wahyuniari

73

Pembuatan Sediaan HistologisSetelah 50 hari, kelinci dikorbankan untuk

diambil organ testisnya, kemudian dilakukanpembuatan sediaan histologis dengan teknikpewarnan Hematoxylin Eosine. Pembuatannyadilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi,Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.Parameter yang diamati berupa kerusakantubulus seminiferus dan jumlah selspermatozoa.

Analisis DataData kualitatif yaitu gambaran mikroskopis

testis setelah perlakuan dengan membanding-kan masing-masing perlakuan dengan kontroldan data kuantitatif yaitu jumlah sel-selspermatozoa. Data kuantitatif yang diperolehdianalisis dengan uji One-Way Anova.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Histologis TestisKerusakan tubulus seminiferus dapat

dikelompokkan menjadi empat kategori.Pertama: Atrofi tubular, yaitu hilangnya seluruhsel di dalam tubulus seminiferus, kecuali selsertoli. Kedua: Nekrosis tubular, yaitukerusakan seluruh unsur sel di dalam tubulusseminiferus, dan terlihat adanya sisa-sisanekrosis mengisi lumen. Ketiga: Hilangnya sel-sel intermedia, di dalam tubulus terlihat selsertoli, spermatosit primer, dan spermatid. Sel-sel intermedia adalah bentuk akhirspermatogonium A sebelum berubah menjadispermatogonium B. Keempat: Penurunanspermatogenesis yaitu paling sedikit 75% jumlahspermatozoa yang terlihat dalam lumen denganbentuk intermedia yang utuh (Barkitt, 1993).

Pada pengamatan terhadap 10 tubulusseminiferus kelinci (5 tubulus dari testis kiridan 5 tubulus dari testis kanan) untuk setiap

perlakuan, sesuai dengan kriteria kerusakantubulus tersebut di atas, maka didapat hasilseperti pada Tabel 1. Persentase kerusakantubulus yang terjadi semakin meningkat denganmeningkatnya dosis perlakuan. Kerusakantubulus paling tinggi terjadi pada kelompok P3.

Pada penelitian ini secara histologis tampakadanya penurunan sel-sel spermatogonia A,spermatosit primer pakiten, spermatozoa danvakuolisasi pada tubulus seminiferus,disebabkan oleh degenerasi sel-sel germinal.(Gambar 1 A-D)

Jumlah Sel SpermatozoaHasil pengamatan jumlah sel spermatozoa

pada stadium VIII siklus epitel seminiferusdisajikan pada Tabel 2. Dari uji normalitas,spermatozoa pada stadium VIII siklus epitelseminiferus menunjukkan data berdistribusinormal (p>0,05) dan dari uji homogenitasdidapatkan bahwa varian antar kelompokhomogen. Hasil uji statistik dengan uji sidikragam (anova) satu arah menunjukkan, bahwapemberian ekstrak biji klabet dapatmenurunkan jumlah spermatozoa secarabermakna (p<0,05). Selanjutnya dengan uji bedanyata terkecil (BNT) ditemukan, bahwakelompok perlakuan dengan dosis 10% (P1)berbeda secara bermakna (p<0,05) dibandingkandengan kontrol (P0). Pada kelompok perlakuandengan dosis 20% (P2) juga berbeda secarabermakna dengan kelompok kontrol (P0).Demikian juga dengan kelompok perlakuan 30%(P3) berbeda secara bermakna bila dibandingkandengan kontrol (P0) (p<0,05).

Pada tabel 2 disajikan rataan sel spermatozoapada pemberian ekstrak biji klabet denganberbagai dosis perlakuan. Terjadi penurunanrataan sel spermatozoa dengan peningkatandosis perlakuan, rataan sel spermatozoa terkecil

Tabel 1 Persentase kerusakan tubulusseminiferus kelinci, pada 10 tubulus untuksetiap perlakuan

Pemberian Kategori kerusakan tubulusekstrak seminiferus (%)klabet 1 2 3 4 Normal

0% (P0) 0 0 0 0 10010% (P1) 0 0 12 86 220% (P2) 0 8 69 23 030% (P3) 2 12 80 6 0

Jurnal Veteriner Juni 2009 Vol. 10 No. 2 : 71-76

Tabel 2.Rataan sel spermatozoa setelahpemberian ekstrak biji klabet satu kalisehari, selama 50 hari secara oral.

Pemberian Jumlah sel ekstrak klabet spermatozoa

0% (P0) 62,87 ± 9,1310% (P1) 41,31 ± 8,2320% (P2) 24,30 ± 6,1630% (P3) 11,15 ± 3,43

Page 4: 4. wiryawan & wahyuniari

74

Gambar 1 A. Gambaran histologis kelompokkontrol (P0). Terlihat adanya asosiasi sel-selspermatogeik (spermatogonia A, spermatositprimer pakiten, dan spermatozoa) tersusunberlapis sesuai dengan tingkat perkemba-ngannya menuju ke arah lumen.

Gambar 1 B. Gambaran histologis kelompokperlakuan ekstrak biji klabet 10% (P1). Padagambar ini terlihat urutan pematangan sel-selspermatogenik (spermatogonia A, spermatositprimer pakiten, dan spermatozoa) masih tetap,tetapi bila dibandingkan dengan kontrol, terlihatadanya penurunan jumlah spermatozoa.

Gambar 1 C. Gambaran histologis kelompokperlakuan ekstrak biji klabet 20% (1cc sekaliseharí) selama 50hari (P2). Pada gambar initerlihat adanya penurunan jumlah selspermatozoa yang lebih banyak biladibandingkan dengan kelompok perlakuandengan dosis 10% (P1).

Gambar 1 D. Gambaran histologis kelompokperlakuan ekstrak biji klabet 30% (1cc sekalisehari) selama 50 hari (P3). Tubulus seminiferusmemperlihatkan kerusakan tipe atrofi tubulardan nekrosis tubular. Terlihat penurunanjumlah sel spermatozoa yang lebih banyak biladibandingkan dengan kelompok perlakuandengan dosis 20% (P2).

Wiryawan & Wahyuniari Jurnal Veteriner

didapatkan pada dosis perlakuan ekstrak bijiklabet 30% (P3).

Intersticiall Cell Stimulating Hormonebekerja pada reseptor spesifik di permukaan selleydig dan berperan dalam produksi testosteron.Testosteron merupakan androgen yang berperandalam inisiasi dan mempertahankanspermatogenesis serta fertilitas pada pria(Matsumoto, 2001). Penurunan jumlah sel

spermatozoa diduga karena penghambatansekresi ICSH dan testosteron. Hal terebutterjadi karena diosgenin yang terkandung dalambiji klabet mempunyai inti steroid dan strukturmolekul mirip kolesterol yang merupakanprekursor testosteron, sehingga dapatmenempati reseptor testosteron. Denganditempatinya reseptor testosteron, makamenimbulkan feedback negatif terhadap sekresi

Page 5: 4. wiryawan & wahyuniari

75

ICSH sehingga testosteron yang dihasilkan olehsel leydig juga dihambat sekresinya (Tarigan,1980)

Sel sertoli berperan dalam menyediakanlaktat, transferrin, dan androgen bindingprotein untuk metabolisme sel germinal (Walkerdan Cheng, 2005). Fungsi sel sertoli dikendalikanoleh Follicle Stimulating Hormone dantestosteron. Penurunan testosteron karena efekdiosgenin menyebabkan kinerja sel sertolimenjadi tidak optimal; sehingga terjadigangguan proses spermiogenesis, gangguanmetabolisme sel germinal, bahkan bisamenyebabkan apoptosis sel (Henriksen et al.,1996). Selain itu diosgenin juga memiliki efekanti karsinogenik dan mampu menghambatpertumbuhan sel (Raju et al., 2004).

Penurunan jumlah sel spermatozoakemungkinan melalui beberapa mekanismeseperti adanya gangguan dalam proses meiosis;gangguan proses spermiogenesis awal karenalepasnya spermatid ke lumen tubulus, dankarena terjadi apoptosis spermatid. Penurunantersebut dihubungkan dengan penurunantestosterone dan FSH. Proses meiosisspermatosit primer menjadi spermatositsekunder dan membentuk spermatid diatur olehtestosteron dan atau FSH melalui aksinya padasel sertoli (Mc Lachlan, 2000).

Penurunan jumlah sel-sel spermatozoa padapenelittian ini diduga selain karena penurunantestosteron dan FSH, juga karena efek langsungekstrak biji klabet yang mengandung diosgenindan soladin terhadap sel-sel spermatogenikmengingat sifat-sifat toksiknya. Biji klabet jugadapat menghambat pertumbuhan sel-sel tumorlebih dari 70%, sehingga biji klabet memilikiefek antineoplastik dan bersifat sitotoksik (Sur,2001).

Mekanisme terjadinya penurunan jumlahsel spermatozoa karena pemberian ekstrak bijiklabet belum diketahui dengan pasti. Namunpengaruh tersebut diduga melalui duakemungkinan. Pertama, yang berkaitan denganstruktur biji klabet yang mengandung diosgenindan solasodin, dengan inti steroid. Keduaberkaitan dengan sifat sitotoksik ekstrak bijiklabet tersebut.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pemberianekstrak biji klabet pada kelinci jantan dengandosis 10% (1cc), 20% (1cc), dan 30% (1cc) satukali sehari selama 50 hari, diperoleh simpulan

bahwa sel-sel spermatozoa menurun secarabermakna pada semua dosis perlakuan. Semakinbesar dosis ekstrak klabet yang diberikansemakin luas kerusakan pada tubulussiminiferi.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjutuntuk memperoleh dosis yang efektif untukmencapai infertilitas dan mengetahui pengaruhekstrak biji klabet terhadap kadar FSH, LH,dan testosteron dalam serum darah.

DAFTAR PUSTAKA

Burkitt HG, Young B, Heath JB. (1993),Functional Histology, A Text and ColourAtlas, London. Longman Group.

Depkes. (2005). “Partisipasi Pria dalam ProgramKB masih Rendah”, (2005, July 4 – lastupdate), (Depkes), Available: http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle &sid=997,(Accessed: 2007, April 15).

Depkes. (2006). “18 Jenis Tanaman ObatTurunkan Kesuburan Pria”. Available:h t t p : / / w w w . d e p k e s . g o . i d /index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=410,(Accessed: 2007, April 15).

Henriksen K, Kangasniemi M, Parvinen M,Kaipia A, Hakovirta H. (1996). In Vitro,Follicle-Stimulating Hormone PreventsApoptosis and Stimulates DeoxyribonucleicAcid Synthesis in the Rat SeminiferousEpithelium in a Stage-Specific Fashion.Endocrinology Journals,137 (5): 2141.

Koentjoro S, Santa (1983). Perspective of MaleContaception with regards to IndonesianTraditional Drugs, Andrology in Perspective,International congress 1982, Indonesia,Published by Kenrose Indonesia.

Matsumoto AM. (2001), The Testis, inEndocrinology and Metabolism : Felig P.& Frohman L A. (eds), 4th ed , Mc Graw-Hill, USA, pp. 635 – 705.

Mc Lachlan RL, (2000) : Male hormonalcontraception, A safe, acceptable andreversible choice, MJA; 172 : 254-255.

Raju J, Patlolla JMR, Swamy MV, Rao CV.(2004), “Diosgenin, a Steroid Saponin ofTrigonella foenum graecum (Fenugreek),Inhibits Azoxymethane-Induced AberrantCrypt Foci Formation in F344 Rats and

Jurnal Veteriner Juni 2009 Vol. 10 No. 2 : 71-76

Page 6: 4. wiryawan & wahyuniari

76

Induces Apoptosis in HT-29 Human ColonCancer Cells”, Cancer EpidemiologyBiomarkers & Prevention, 13, August,1392-1398.

Sastrosupadi A. (1977), Statistik Percobaan(Experimental Design), Lembaga PenelitianTanaman Industri, Cabang Wilayah II,Malang, Departemen Pertanian BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian,11-14.

Semadha W. (2002), Ekstrak Biji KlabetMenghambat Spermatogenesis PadaMencit, Tesis. Denpasar.UniversitasUdayana,

Simon JE, Chadwick AF Craker LE (1984).Herbs : An Indexed Bibliography, 1971-1980,

the scientific literature on selected herb andpromatic and medicinal plant of thetemperate zone. Hamden. Archan Books, P77

Sur P (2001) : Trigonella foenum-graecum(fenugreek) seed extract as an antineoplasticagent, phytotheraphy research, division ofpharmacology and experimentakltherapeutic Indian Institute of ChemicalBiology, Calcuta. 4 Raja.

Tarigan, P. (1980), Beberapa Aspek KimiaSapogenin Steroid pada Tumbuhan diIndonesia, Bandung. Alumni.

Walker HW, Cheng J. (2005), “FSH andtestosterone signaling in Sertoli cells”,Reproduction 130 (1) : 15-28.

Wiryawan & Wahyuniari Jurnal Veteriner