PERCOBAAN I PENAPISAN FITOKIMIAWI I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan cara penapisan fitokimia 2. Menganalisis golongan kimia tumbuhan II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Fitokimia Cabang ilmu kimia yang mempelajari mengenai pertumbuhan dan metabolisme tanaman, misalnya pengubahan unsur anorganik seperti nitrogen, kalium, air dan karbon dioksida menjadi pati, gula, protein dan sebagainya yang dibutuhkan oleh tanaman. Ilmu fitokimia secara analisis merupakan penambahan secara sistematis tentang berbagai senyawa kimia, terutama dari golongan senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, proses biosintesis, metabolisme dan perubahan-perubahan lain yang terjadi pada senyawa kimia tersebut beserta sebaran dan fungsi biologisnya. (Rahw ay, 1960) II.2. Penapisan Fitokimia (skrining fitokimia) Penapisan fitokimia dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui informasi awal golongan senyawa sehingga memudahkan proses pengisolasiannya. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERCOBAAN I
PENAPISAN FITOKIMIAWI
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan cara penapisan fitokimia
2. Menganalisis golongan kimia tumbuhan
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Fitokimia
Cabang ilmu kimia yang mempelajari mengenai pertumbuhan
dan metabolisme tanaman, misalnya pengubahan unsur anorganik
seperti nitrogen, kalium, air dan karbon dioksida menjadi
pati, gula, protein dan sebagainya yang dibutuhkan oleh
tanaman. Ilmu fitokimia secara analisis merupakan penambahan
secara sistematis tentang berbagai senyawa kimia, terutama
dari golongan senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan,
proses biosintesis, metabolisme dan perubahan-perubahan lain
yang terjadi pada senyawa kimia tersebut beserta sebaran dan
fungsi biologisnya.
(Rahw
ay, 1960)
II.2. Penapisan Fitokimia (skrining fitokimia)
Penapisan fitokimia dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui informasi awal golongan senyawa sehingga
memudahkan proses pengisolasiannya. Selain itu juga
bertujuan untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan
tersebut potensial untuk dimanfaatkan. Metode-metode dasar
penapisan fitokimia harus memenuhi syarat-syarat sederhana,
cepat, limit deteksi rendah dan tegas.
(Harbo
ne, 1977)
II.3. Metode Identifikasi
Identifikasi suatu kandungan tumbuhan, setelah
kandungannya diisolasi dan dimurnikan pertama-tama harus
ditentukan dulu golongannya kemudian baru ditentukan jenis
senyawanya. Golongan senyawa biasanya dapat ditentukan
dengan uji warna, penentuan kelarutan, bilangan Rf dan ciri
spektrum UV. Identifikasi dengan X-ray dapat menentukan
struktur kimia dan stereokimianya.
(Harbo
ne, 1977)
II.4. Alkaloid
II.4.1. Pengertian Alkaloid
Alkaloid merupakan senyawa organik yang mengandung
nitrogen dari tumbuhan murni, berupa senyawa heterolitik
yang kopleks struktur dan hampir semuanya mempunyai
kereaktifan farmakologi yang hebat. Setelah diekstraksi
alkaloid bebas dapat diperoleh dengan pengolahan lanjutan
dengan basa dalam air. Berapi cincin lima/enam yang
mempunyai atom IV.
(Fessende
n, 1999)
II.4.2. Sifat Alkaloid
Umumnya kristal padat (ada juga yang cair), memutar bidang
polarisasi clevo, larut air tetapi ada juga yang tidak
larut, bersifat basa N, pahit, membentuk endapan bila
ditambahkan dengan asam tamat dan fosfomolibdat yang
merupakan cara pemisahan dan pemurnian serta sebagai
antidetum.
(Leswara,
2005)
II.4.3. Identifikasi Alkaloid
Identifikasi biasanya dilakukan dengan menggunakan
larutan-larutan pereaksi yang khas yang pada umumnya
merupakan pereaksi-pereaksi yang dapat membentuk endapan
dengan alkaloid, misaknya pereaksi Mayer dan pereaksi
Dragendorff.
(Rahway,
1960)
II.5. Flavonoid
Flavonoid terdapat secara univesal pada tanaman sebagai
kelompok tunggal senyawa cincin oksigen yang terbesar.
Terdapat dalam berbagai warna pada jaringan tanaman dan
retenoid misalnya, memiliki sifat insektisidal, kerangka
dasarnya terdapat pada flavon.
(Herber
t, 1995)
II.5.1. Senyawa-senyawa flavonoid
Senyawa-senyawa polifenol yang empunyai 15 atom kabon,
terdiri dari 2 cincin benzen yang dihubungkan menjadi 1
rantai oleh rantai linier yang tediri dari 3 atom karbon.
Kerangka ini dapat ditulis sebagai cincin C6-C3-C6, jadi
senyawa flavonoid adalah senyawa 1,3 diarilpropana,
senyawa isoflavonoid adalah senyawa 1,2 biarilpropana,
sedang senyawa neoflavonoid adalah 1,1 diarilpropana.
(Manitto
, 1981)
II.5.2. Flavon
Flavon adalah bentuk yang mempunyai cincin C dengan
tingkat oksidasi yang paling rendah dan dianggap sebagai
struktur induk dalam nomenklatur kelompok senyawa-senyawa
ini.
(Manitto
, 1981)
II.5.3. Sifat kelarutan Flavonoid
Sifat fisika dan kimia senyawa flavonoid antara lain
adalah larut dalam air sedangkan dalam bentuk glikosida
yang termetilasi larut dalam eter. Sebagai glikosida
ataupun aglikan senyawa flavonoid tidak dapat lsrut dalam
petroleum eter. Dari tumbuhan gllikosida dapat ditarik
dengan pelarut organik yang bersifat polar, misal :
metanol dan etanol.
(Rahw
ay, 1960)
II.5.4. Identifikasi Flavonoid
Identifikasi dapat dilakukan dengan reaksi sianidin-
wistater dimana freaksi ini terutama akan diberikan oleh
senyawa flavon, merah sampai merah tua oleh flavanol atau
flavonon dan warna hijau sampai biru diberikan oleh
aglikon dan glikosida.
Uji warna flavanon dan dihidroflavonol : uji shinoda
(Mg/HCl). Larutkan sedikit hablur flavonoid dalam ½ tetes
EtOH, tambahkan serbuk Mg dan 1 tetes HCl 5M. Flavonon
menjadi warna merah lembayung.
(Markham
, 1988)
II.6. Saponin
Merupakan golongan senyawa glikosida. Sifat khas dari
saporin adalah bahwa apabila dikocok maka saponin
menimbulkan busa. Saponin dapat menimbulkan terjadinya
hemolisis terhadap butir darah merah binatang berdarah
dingin. Saponin pada umumnya berasa pahit, larut dalam
pelarut organik seperti kloroform karena senyawa ini
merupakan senyawa glikosida maka hidrolisisnya menghasilkan
aglikon dan bagian senyaa gula.
(Rahw
ay, 1960)
II.7. Tanin
II.7.1. Pengertian Tanin
Tanin adalah satu kelas substansi polisiklik yang terutama
banyak teradapat dalam daun teh, bayam yang dapat
diekstrak dengan air dan larutan alkalin. Warnanya kuning
cokelat. Secara tradisional digunakan dalam menyamak
kulit. Tingginya zat-zat tersebut menghambat penyerapan
Fe.
Struktur :
(Asterik akan menjadi gelap bila Fe3+ ditambahkan)
(Linder,
1985)
II.7.2. Sifat Tanin
Tanin berbentuk amorf dan tidak dapat dikristalkan, dalam
larutan air membentuk larutan koloiadal, bereaksi dengan
asam, dapat membentuk ikatan silangyang stabil dengan
protein dan binpolimer,
(Manitto
, 1981)
II.7.3. Identifikasi Tanin
Dapat dilakukan dengan menggunakan larutan gelatin 1%,
dikenali dengan terbentuknya endapan.
(Rahwa
y, 1960)
II.8. Kuinon
II.8.1. Pengertian Kuinon
Merupakan senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar
seperti kromofor pada benzokuinon yang terdiri atas 2
guguskarbonil yang berkonjugasi dengan R ikatan rangkap
karbon.
(Manitto
, 1981)
II.8.2. Sifat fisik dan kimia kuinon
Senyawa yang berbentuk kristal, berwarna kuning, mudah
terbakar, berbau tajam, beracun, dapat menyebabkan iritasi
pada kulit, sedikit larut dalam air dan larut dalam
alkali, eter dan alkohol.
(Basri,
1996)
Sifat kimia kuinon adalah kecendrungannya untuk menambah
nukleofil, kuinon yang terbentuk dalam jumlah besar oleh
mikroorgaanisme tanah.
(Manitto
, 1981)
II.9. Terpen
2.9.1. Isopren
Isopren mulai diidentifikasi sebagai suatu produk
dekomposisi termal asal karet dan senyawa alam lainnya
yang berbau harum, yang berat molekulnya rendah.
(Herber
t, 1995)
2.9.2. Pengertian Terpen
Terpena mempunyai defini awal sebagai hasil alam lain
dengan rasio karbon hidrogen 5-8. Kemudian diketahui
terpen ini tersusun dari senyawa-senyawa yang mengandung
suatu gabungan kepala danekor dari satuan isopren. Untuk
menekankan hubungan ini terpen disebut isoprenoid. Terpen
dapat mengandung lebih dari satu satuan isoprena.
Molekulnya dapat berupa rantai terbukaatau siklik.
Mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, gugus karbonil
atau gugus yang lain.
(Fessende
n, 1999)
2.9.3. Steroid / Triterpenoid
Kolesteerol merupakan steroid hewani yang terdapat paling
meluas dan dijumpai dalam hampir semua jaringan hewan.
Kolesterol merupakan zat antara yang diperlukan dalam
biosintesis hormon steroid.
(5-kolesten-3 β-ol)
(Fessenden,
1999)
2.9.4. Identifikasi steroid dan triteparnoid
Suatu zat yang mengandung steroid akan meberikan hasil
positif berupa larutan berwarna hijau bila ditambah dengan
CH3COOH dan akan berwarna merah saat penambahan asam
sulfat pekat.
(Linder,
1985)
II.10. Uji Identifikasi Saponin
Salah satu cara untuk mengidentifikasi saponin adalah dengan
mengocoknya kuat-kuat. Bila mengandung saponin maka akan
menimbulkan gelembung atau busa.
(Linder, 1985)
II.11. Uji Identifikasi Kuinon
Suatu zat yang mengandung kuinon akan memberikan hasil
positif berupa larutan berwarna kuning bila ditambah dengan
NaOH.
(Linder, 1985)
II.12. Kencur
Kencur merupakan bahan organik, biasa digunakan atau
dimanfaatkan oleh masyarakat indonesia sebagai pelengkap
bumbu dapur. Biasanya tumbuh di ketinggian 25 m. biasa
dimanfaatkan untuk melancarkan peredaran darah.
(Surasa,
1993)
II.13. Jurnal :
Pengasingan dan pemurnian flavonoid
glycosides dari Trollius ledebouri menggunakan
chromatography counter-current kecepatan tinggi yang terus
meningkat berdasarkan laju alir
Tiga flavonoid glycosides (yang mencakup orientin,
vitexin, quercetin-3-O-neohesperidoside dan satu campuran
yang tak dikenal) diiisolasi dan dibersihkan oleh counter-
current chromatography pada kecepatan tinggi ( HSCCC) dan
menggunakan Semi-preparative HPLC dari Trollius ledebouri
Reichb. Preparative HSCCC dengan suatu sistem bahan pelarut
berfasa ganda terdiri atas etil acetate–n-butanol–water
( 2:1:3, v/v/v) adalah dilakukan dengan meningkatkan laju
alir dari 1.5 sampai 2.5 ml/menit setelah 190 min. 95.8 mg
orientin, 11.6 mg vitexin, dan 9.3 campuran yang tak dikenal
dengan pemurnian dari diatas 97% dibersihkan dan kemudian