15 4. PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Letak Geografis dan Topografi Lokasi penelitian pertama terletak di Desa Tlogoweru terletak di Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, dengan perbatasan wilayah desa sebagai berikut Batas desa sebelah Timur : Desa Tajemsari Batas desa sebelah Selatan : Desa Sidorejo Batas desa sebelah Barat : Desa Pundenarum Batas desa sebelah Utara : Desa Bogosari Gambar 4.1. Peta Wilayah Desa Tlogoweru Sedangkan lokasi penelitian kedua terletak di Desa Godong, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah, dengan perbatasan wilayah desa sebagai berikut : Batas desa sebelah Timur : Desa Klampok Batas desa sebelah Selatan : Desa Kemploko Batas desa sebelah Barat : Desa Bugel Batas desa sebelah Utara : Desa Menawan
20
Embed
4. PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4 ......4.1.1. Letak Geografis dan Topografi Lokasi penelitian pertama terletak di Desa Tlogoweru terletak di Kecamatan Guntur, Kabupaten
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
15
4. PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Letak Geografis dan Topografi
Lokasi penelitian pertama terletak di Desa Tlogoweru terletak di
Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, dengan perbatasan
wilayah desa sebagai berikut
Batas desa sebelah Timur : Desa Tajemsari
Batas desa sebelah Selatan : Desa Sidorejo
Batas desa sebelah Barat : Desa Pundenarum
Batas desa sebelah Utara : Desa Bogosari
Gambar 4.1. Peta Wilayah Desa Tlogoweru
Sedangkan lokasi penelitian kedua terletak di Desa Godong, Kecamatan
Godong, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah, dengan perbatasan wilayah
desa sebagai berikut :
Batas desa sebelah Timur : Desa Klampok
Batas desa sebelah Selatan : Desa Kemploko
Batas desa sebelah Barat : Desa Bugel
Batas desa sebelah Utara : Desa Menawan
16
Gambar 4.2. Peta Wilayah Desa Godong
Desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur terletak di koordinat 110.6111 BT
dan -7.004028 LS dan mempunyai ketinggian permukaan tanah 9 Mdpl yang
umumnya merupakan dataran rendah dengan kemiringan tanah 7 derajat (BPS,
2015). Desa Tlogoweru mempunyai luas 291,65 Ha, yang terdiri dari tanah
pertanian seluas 243 ha (83,32%) dan permukiman 38 ha (13,03%). Sedangkan
lainnya berupa sungai, jalan, pemakaman dan lain-lain, yakni seluas 12,65 Ha
(4,34%). Desa Tlogoweru terdiri atas 3 dukuh (Dukuh Sugihwaras, Dukuh Weru
dan Dukuh Gatak), 2 Rukun Warga (RW) dan 13 Rukun Tetangga (RT). Jumlah
penduduk di Tlogoweru mencapai 3.200 jiwa dan terdiri atas 890 KK. Mata
pencaharian warga 90% adalah sebagai petani dan buruh tani, sedangkan sisanya
sebagai buruh industri, pengusaha, buruh bangunan, pedagang, supir angkutan,
pegawai negeri dan pensiunan (BPS,2014).
Desa Godong, Kecamatan Godong, mempunyai luas 470.047 ha terdiri
dari 125 ha tanah petanian berupa sawah tadah hujan, berjumlah penduduk 6.621
yang terdiri dari 3.220 laki-laki dan 3.401 perempuan. Desa Godong terdiri dari
39 RT dan 4 RW. Desa Godong mempunyai ketinggian 12,38 Mdpl dan
mempunyai tanah pertanian 125 ha (Buku Monografi Desa, 2013). Untuk pola
tanam, di Desa Tlogoweru menerapkan pola tanam padi-padi-jagung, sedangkan
di Desa Godong menerapkan pola tanam padi-padi-kacang hijau.
17
4.2 Karakteristik Petani Responden
Petani sampel adalah seluruh petani yang melakukan kegiatan usahatani
padi sawah. Dengan jumlah responden 30 petani dari masing-masing desa yakni
Desa Tlogoweru yang menggunakan Burung Hantu dan Desa Godong yang tidak
menggunakan Burung Hantu. Karakteristik petani responden mengarah pada usia
dan pendidikan petani.
Tabel 4.1. Karakteristik Petani Berdasarkan Usia dan Tingkat Pendidikan
No. Karakteristik
Petani Pengguna
Burung Hantu
Petani Non Pengguna
Burung Hantu
Jumlah % Jumlah %
1. Usia
< 30 Tahun 0 0,0 1 3,3
31 – 40 6 20,0 8 26,7
41 – 50 9 30,0 8 26,7
51 – 60 14 46,7 9 30,0
> 60 1 3,3 4 13,3
Rata - Rata Usia /
Tahun 51
49
Uji t-test
0,744
ns
2. Pendidikan
Tidak sekolah 1 3,3 0 0,0
SD 18 60,0 14 46,7
SMP 6 20,0 7 23,3
SMA 4 13,3 7 23,3
S1 1 3,3 2 6,7
Rata-rata Pendidikan
(tahun) 4,7
6,0
Uji t-test -2,006
*
Sumber : Analisis Data Primer (2015)
Keterangan : ns = tidak berbeda nyata pada taraf 5%
* = signifikan berbeda nyata pada taraf 5%
Berdasarkan pada Tabel 4.1 pada kedua desa mempunyai jenjang usia
terbanyak yang sama yaitu pada usia 51-60 tahun. Usia rata-rata di Desa
Tlogoweru adalah 51 tahun dan usia rata-rata di Desa Godong adalah 49 tahun.
Pada kedua desa mempunyai tingkat pendidikan terbanyak yang sama yaitu
tingkat Sekolah Dasar sebanyak 18 sampel atau 60% di Desa Tlogoweru dan
sebanyak 14 sampel atau 46,7 % di Desa Godong. Dengan demikian terdapat
kesamaan pendidikan di kedua desa yaitu pendidikan SD. Berdasarkan nilai dari
uji beda t-test maka dapat dikatakan bahwa usia tidak terdapat perbedaan diantara
18
kedua desa dan tingkat pendidikan di kedua desa ada beda nyata atau berbeda
karakteristiknya.
4.3 Profil Usaha Tani
4.3.1 Luas lahan
Luas lahan di Desa Tlogoweru dan Desa Godong, bervariasi mulai dari
1.875 m2 sampai 20.000 m
2.
Tabel 4.2. Luas Lahan Petani Responden
No. Luas Lahan
Petani Pengguan Burung
Hantu
Petani Pengguan Non
Burung Hantu
Jumlah % Jumlah %
1 < 0,25 ha 4 13,3 2 6,7
2 0,25 - 0,50 ha 10 33,3 14 46,7
3 > 0,50 ha 16 53,3 14 46,7
Rata-rata (ha) 0,67
0,68
Uji t-test
-0,099ns
Sumber : Analisis Data Primer (2015)
Keterangan : ns = tidak berbeda nyata pada taraf 5%
Berdasarkan Tabel 4.2, luas lahan terbanyak di Desa Tlogoweru yaitu
lebih dari 0,50 ha sebanyak 16 sampel atau 53,3% dan di Desa Godong sebanyak
lebih dari 0,25 ha sebanyak 28 sampel atau 93,4%. Dari analisis uji beda t-test
maka dapat dikatakan bahwa luas lahan di kedua desa adalah tidak berbeda nyata
secara non signifikan antara responden pemanfaat burung hantu dan tanpa burung
hantu.
4.3.2 Benih
Dari hasil wawancara didapatkan sebagian petani membeli benih kemasan
di toko pertanian terdekat berkisar mulai dari harga Rp 17.000,- sampai dengan
Rp 75.000,- persaknya dengan berat 5 Kg.
19
Tabel 4.3. Penggunaan Benih Oleh Petani Responden Per hektar
No. Jumlah Benih
kg/ha
Petani Pengguna
Burung Hantu
Petani Pengguna Non
Burung Hantu
Jumlah % Jumlah %
1. < 25 3 10,00 0 00,00
2 25-30 4 13,33 10 33,33
3 >30 23 76,67 20 66,67
Rata-rata (kg/ha) 39,21
47,58
Uji t-test
1,513
ns
Sumber : Analisis Data Primer (2015)
Keterangan : ns = tidak berbeda nyata pada taraf 5%
Berdasarkan pada Tabel 4.3, terlihat bahwa penggunaan benih pada Desa
Tlogoweru paling banyak berada dikisaran lebih dari 30 kg/ha yaitu sebanyak 23
petani atau 76,67% dan pada Desa Godong paling banyak berada dikisaran yang
sama yaitu diatas 30 kg/ha yaitu sebanyak 20 petani atau 66,67%. Berdasarkan uji
beda t-test maka dapat dikatakan bahwa penggunaan benih di kedua desa tidak
berbeda nyata secara non signifikan. Menurut Nurman Rata-rata penggunaan
benih per hektar adalah 25 kg/ha (Nurman ,2015). Jadi berdasarkan rata-rata
penggunaan benih, terdapat 13,33% di desa Tlogoweru dan terdapat 33,33% di
Desa Godong yang menggunakan benih berdasarkan anjuran dan sisanya
menggunakan benih berlebihan dan dibawah angka rata-rata anjuran.
4.3.3 Pupuk
Pupuk merupakan penunjang pertumbuhan tanaman supaya mampu
bertumbuh optimal dan meningkatkan produksi. Pupuk yang biasa digunakan oleh
petani desa Tlogoweru dan desa Godong adalah pupuk Urea,TSP dan Phonska.
Untuk memperoleh pupuk, biasanya petani membeli di toko pertanian terdekat.
20
Tabel 4.4. Penggunaan Pupuk Urea Oleh Petani Responden Per hektar
No. Jumlah Urea
(kg/ha)
Petani Pengguna
Burung Hantu
Petani Pengguna Non
Burung Hantu
Jumlah % Jumlah %
1. <300 23 76,67 24 80,00
2 300-350 1 03,33 1 03,33
3 >350 6 20,00 5 16,67
Rata-rata(kg/ha) 237,81
260,03
Uji t-test
0,308
ns
Sumber : Analisis Data Primer (2015)
Keterangan : ns = tidak berbeda nyata pada taraf 5%
Pada Tabel 4.4, pemakaian pupuk urea paling banyak dikedua desa
tersebar antara kurang dari 300 kg/ha sebanyak 23 petani sampel atau 76,67% dan
sebanyak 24 petani sampel atau 80,00% dari jumlah total sampel. Berdasarkan
nilai analisis uji beda t-test dapat dikatakan bahwa terdapat beda nyata dalam
penggunaan pupuk urea dikedua desa secara non signifikan. Menurut rekomendasi
Litbang Pertanian, penggunaan pupuk Urea di Desa Tlogoweru dan Desa Godong
adalah 300 kg/ha, jadi dapat dikatakan rata-rata di kedua desa kurang dosis
penggunaan (Litbang Pertanian, 2015).
Tabel 4.5. Penggunaan Pupuk TSP Petani Responden Per hektar
No. Jumlah TSP
(kg/ha)
Petani Pengguna
Burung Hantu
Petani Pengguna Non
Burung Hantu
Jumlah % Jumlah %
1. <75 12 40,00 7 23,33
2 75-90 0 00,00 1 03,33
3 >90 18 60,00 22 73,34
Rata-rata (kg/ha) 190,27
187,45
Uji t-test
0,156
ns
Sumber : Analisis Data Primer (2015)
Keterangan : ns = tidak berbeda nyata pada taraf 5%
Pada Tabel 4.5, pemakaian pupuk TSP paling banyak dikedua Desa
tersebar antara lebih dari dosis anjuran Litbang yaitu lebih dari 75 kg/ha sebanyak
18 petani sampel atau 60,00% dan sebanyak 22 petani sampel atau 73,34% dari
jumlah total sampel. Berdasarkan nilai analisis uji beda t-test dapat dikatakan
bahwa terdapat kesamaan atau tidak beda nyata dalam penggunaan pupuk TSP
dari kedua desa secara non signifikan. Menurut rekomendasi Litbang Pertanian,
21
penggunaan pupuk TSP di Desa Tlogoweru dan Desa Godong adalah 75 kg/ha,
jadi dapat dikatakan melebihi dosis penggunaan (Litbang Pertanian, 2015).
Tabel 4.6. Penggunaan Pupuk Phonska Petani Responden Per hektar
No. Jumlah Phonska
(kg/ha)
Petani Pengguna
Burung Hantu
Petani Pengguna Non
Burung Hantu
Jumlah % Jumlah %
1. <50 6 20,00 7 23,33
2 50-65 1 03,33 1 03,33
3 >65 23 76,67 22 73,34
Rata-rata (Rp/ha) 225,87
197,17
Uji t-test
0,746ns
Sumber : Analisis Data Primer (2015)
Keterangan : ns = tidak berbeda nyata pada taraf 5%
Pada Tabel 4.6, pemakaian pupuk Phonska paling banyak dikedua Desa
tersebar antara lebih dari 65 kg/ha yaitu sebanyak 23 petani sampel atau 76,67%
dan sebanyak 22 petani sampel 73,34% dari jumlah total sampel. Berdasarkan
nilai analisis uji beda t-test dapat dikatakan bahwa terdapat kesamaan atau tidak
beda nyata dalam penggunaan pupuk Ponska dari kedua desa secara non
signifikan. Menurut rekomendasi Litbang Pertanian, penggunaan pupuk Phonska
di Desa Tlogoweru dan Desa Godong adalah 50 kg/ha, jadi dapat dikatakan
melebihi dosis penggunaan (Litbang Pertanian, 2015).
4.3.4 Pestisida
Pestisida merupakan salah satu penunjang produksi supaya tanaman dapat
tumbuh dengan opitmal dan terhindar dari hama dan penyakit. Pestisida yang
digunakan oleh petani Desa Tlogoweru dan petani Desa Godong sangatlah
beragam mulai dari yang berbentuk serbuk sampai cair. Harga pestisida pun
beragam, tiap petani mempunyai perbedaan dalam menggunakan pestisida dan
pengeluaran yang digunakan untuk membeli pestisida.
22
Tabel 4.7. Pengeluaran Pestisida Petani Responden Per hektar