Top Banner
151

4. Lapangan Terbang

Jan 31, 2016

Download

Documents

Qardawy

air port
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 4. Lapangan Terbang
Page 2: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN LAPANGAN TERBANGPERENCANAAN LAPANGAN TERBANG

Definisi Lapangan Terbang menurut ilmu teknikDefinisi Lapangan Terbang menurut ilmu teknik

sipil :sipil :

Suatu kumpulan dari beberapa fasilitas pendukungSuatu kumpulan dari beberapa fasilitas pendukung

yang saling berhubungan dan melayani aktivitasyang saling berhubungan dan melayani aktivitas

transportasi udara seperti landasan pacu (runway),transportasi udara seperti landasan pacu (runway),

landasan penghubung (taxiway), apron, gedung landasan penghubung (taxiway), apron, gedung terminal, ATC-tower, dan hanggarterminal, ATC-tower, dan hanggar

Rutinitas dari aktivitas penerbangan pada lapangan Rutinitas dari aktivitas penerbangan pada lapangan

terbang membentuk suatu sistem bandar udaraterbang membentuk suatu sistem bandar udara

Page 3: 4. Lapangan Terbang

SISTEM BANDAR UDARASISTEM BANDAR UDARA

Tujuan dari perencanaan sistem Bandar udara Tujuan dari perencanaan sistem Bandar udara adalah untuk pengembangan komponen-adalah untuk pengembangan komponen-komponen pendukung utama maupun tambahan komponen pendukung utama maupun tambahan dalam bandar udara secara terarah dan terpadu dalam bandar udara secara terarah dan terpadu menurut konsep rencana induk bandar udara. menurut konsep rencana induk bandar udara. Rencana induk bandar udara (Airport Rencana induk bandar udara (Airport Masterplan) merupakan pedoman jangka Masterplan) merupakan pedoman jangka panjang dalam :panjang dalam :(i). Pengembangan fasilitas-fasilitas fisik dari (i). Pengembangan fasilitas-fasilitas fisik dari suatu bandar udarasuatu bandar udara

Page 4: 4. Lapangan Terbang

SISTEM BANDAR UDARASISTEM BANDAR UDARA

(ii). Pengembangan lahan yang terletak di (ii). Pengembangan lahan yang terletak di dalam wilayah / kawasan otorita bandar udaradalam wilayah / kawasan otorita bandar udara

(iii). Penetapan kelayakan ekonomis lapangan (iii). Penetapan kelayakan ekonomis lapangan terbangterbang

(iv).Penetapan jad(iv).Penetapan jadwwal prioritas dan pentahapan al prioritas dan pentahapan bagi pemeliharaan dan perbaikan fasilitas fisik bagi pemeliharaan dan perbaikan fasilitas fisik bandar udarabandar udara

(v).(v). Penetapan kebutuhan perhubungan darat Penetapan kebutuhan perhubungan darat untuk akses keluar-masuk wilayah bandar untuk akses keluar-masuk wilayah bandar udara.udara.

Page 5: 4. Lapangan Terbang

SISTEM BANDAR UDARASISTEM BANDAR UDARA

Yang termasuk dalam komponen pendukung Yang termasuk dalam komponen pendukung utama dalam bandar udara adalah :utama dalam bandar udara adalah :

1.1. Gedung Terminal Utama yang terdiri atas Gedung Terminal Utama yang terdiri atas terminal keberangkatan (Departure Terminal) terminal keberangkatan (Departure Terminal) untuk mengatur proses keberangkatan untuk mengatur proses keberangkatan penumpang dan terminal kedatangan (Arrival penumpang dan terminal kedatangan (Arrival Terminal) untuk mengatur proses kedatangan Terminal) untuk mengatur proses kedatangan penumpangpenumpang

2.2. Apron merupakan area parkir pesawat terbang Apron merupakan area parkir pesawat terbang dengan struktur perkerasan kaku (rigid dengan struktur perkerasan kaku (rigid pavement) pada masing-masing jalur terminal pavement) pada masing-masing jalur terminal yakni terminal kedatangan maupun terminal yakni terminal kedatangan maupun terminal keberangkatan. keberangkatan.

Page 6: 4. Lapangan Terbang

SISTEM BANDAR UDARASISTEM BANDAR UDARA

3.3. ATC (Air Traffic Control) Tower merupakan ATC (Air Traffic Control) Tower merupakan menara pengatur dan pengawasan lalu lintas menara pengatur dan pengawasan lalu lintas udara, yang mengatur sistem keamanan udara, yang mengatur sistem keamanan penerbangan serta berwenang untuk penerbangan serta berwenang untuk memberikan ijin dalam proses tinggal landas memberikan ijin dalam proses tinggal landas (take-off) maupun pendaratan (landing) dari (take-off) maupun pendaratan (landing) dari pesawat terbang.pesawat terbang.

4.4. Landasan pacu (runway) merupakan jalur Landasan pacu (runway) merupakan jalur utama dengan struktur perkerasan lentur utama dengan struktur perkerasan lentur (flexible pavement) bagi pesawat terbang (flexible pavement) bagi pesawat terbang untuk melakukan tinggal landas (take-off) dan untuk melakukan tinggal landas (take-off) dan pendaratan (landing).pendaratan (landing).

Page 7: 4. Lapangan Terbang

SISTEM BANDAR UDARASISTEM BANDAR UDARA

5.5. Landasan penghubung merupakan jalur Landasan penghubung merupakan jalur penghubung untuk mobilitas pesawat terbang penghubung untuk mobilitas pesawat terbang dari apron ke landasan pacu dan sebaliknya, dari apron ke landasan pacu dan sebaliknya, yakni terdiri atas jalur penghubung masuk yakni terdiri atas jalur penghubung masuk landasan pacu (entrance taxiway) dan jalur landasan pacu (entrance taxiway) dan jalur penghubung keluar landasan pacu (exit penghubung keluar landasan pacu (exit taxiway)taxiway)Yang termasuk dalam komponen pendukung Yang termasuk dalam komponen pendukung tambahan dalam bandar udara :tambahan dalam bandar udara :

1.1. Hanggar adalah tempat perawatan dan Hanggar adalah tempat perawatan dan pemeliharaan pesawat terbang sebelum dan pemeliharaan pesawat terbang sebelum dan sesudah melakukan penerbangan.sesudah melakukan penerbangan.

Page 8: 4. Lapangan Terbang

SISTEM BANDAR UDARASISTEM BANDAR UDARA

2.2. Airport Security and Safety Division atau divisi Airport Security and Safety Division atau divisi keamanan dan keselamatan otorita bandar keamanan dan keselamatan otorita bandar udara berwenang untuk menjamin keamanan udara berwenang untuk menjamin keamanan dan keselamatan pengguna jasa transportasi dan keselamatan pengguna jasa transportasi udara selama berada di bandar udara. udara selama berada di bandar udara.

Page 9: 4. Lapangan Terbang

SISTEM BANDAR UDARASISTEM BANDAR UDARA

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perencanaan bandar udara : perencanaan bandar udara :

a.a. tingkat kebutuhan pelayanan jasa transportasi tingkat kebutuhan pelayanan jasa transportasi udara di daerah pada suatu negara.udara di daerah pada suatu negara.

b.b. pengembangan wilayah / daerah dalam pengembangan wilayah / daerah dalam tinjauan aspek ekonomi dan kepentingan tinjauan aspek ekonomi dan kepentingan otonomi regionalotonomi regional

c.c. kepentingan strategis dari pemerintah daerah kepentingan strategis dari pemerintah daerah setempatsetempat

d.d. kondisi geografis dari daerah setempatkondisi geografis dari daerah setempat

Page 10: 4. Lapangan Terbang

SISTEM BANDAR UDARASISTEM BANDAR UDARA

Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalamAspek-aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan lapangan terbang :perencanaan lapangan terbang :

Peraturan-peraturan atau pedoman yang Peraturan-peraturan atau pedoman yang disyaratkan/ direkomendasikan dalam disyaratkan/ direkomendasikan dalam perencanaan lapangan terbang dari FAA perencanaan lapangan terbang dari FAA (Federal Aviation Administration) dan ICAO (Federal Aviation Administration) dan ICAO (International Civil Aviation Organization) serta (International Civil Aviation Organization) serta dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

Inventarisasi data tentang kondisi geografis Inventarisasi data tentang kondisi geografis dan geologis daerah, curah hujan tahunan, dan geologis daerah, curah hujan tahunan, peta topografi daerah dan peta aliran anginpeta topografi daerah dan peta aliran angin

Page 11: 4. Lapangan Terbang

SISTEM BANDAR UDARASISTEM BANDAR UDARA

Studi tentang perkiraan prospek eksistensi Studi tentang perkiraan prospek eksistensi bandar udara untuk jangka pendek (5 tahun) bandar udara untuk jangka pendek (5 tahun) menengah (10 tahun) dan jangka panjang (15-menengah (10 tahun) dan jangka panjang (15-20 tahun) berdasarkan kebutuhan pelayanan 20 tahun) berdasarkan kebutuhan pelayanan transportasi udara.transportasi udara.

Kebutuhan pengembangan dan pengadaan Kebutuhan pengembangan dan pengadaan fasilitas pendukung pada bandar udara.fasilitas pendukung pada bandar udara.

Page 12: 4. Lapangan Terbang

SISTEM BANDAR UDARASISTEM BANDAR UDARA

Pemilihan dan penentuan lokasi dari lapangan Pemilihan dan penentuan lokasi dari lapangan terbang dipengaruhi oleh faktor :terbang dipengaruhi oleh faktor :

a.a. Tipe pengembangan daerah di sekitar Tipe pengembangan daerah di sekitar lapangan terbanglapangan terbang

b.b. Kondisi geologi, geografi dan klimatologi dari Kondisi geologi, geografi dan klimatologi dari daerah setempat, hal ini mempengaruhi dalam daerah setempat, hal ini mempengaruhi dalam desain geometris landasan pacu maupun desain geometris landasan pacu maupun landasan penghubung dan perencanaan landasan penghubung dan perencanaan drainase dari bandar udara.drainase dari bandar udara.

Page 13: 4. Lapangan Terbang

SISTEM BANDAR UDARASISTEM BANDAR UDARA

c.c. Kemudahan untuk dicapai dengan sarana Kemudahan untuk dicapai dengan sarana transportasi darat, hal ini dipengaruhi oleh transportasi darat, hal ini dipengaruhi oleh jumlah distribusi harian kendaraan bermotor, jumlah distribusi harian kendaraan bermotor, alternatif penggunaan sarana transportasi alternatif penggunaan sarana transportasi darat yang ada dan penentuan jumlah darat yang ada dan penentuan jumlah kemungkinan cara penggunaan moda kemungkinan cara penggunaan moda transportasi darat yang tersedia.transportasi darat yang tersedia.

d.d. Ketersediaan lahan untuk perluasan wilayah/ Ketersediaan lahan untuk perluasan wilayah/ kawasan lapangan terbangkawasan lapangan terbang

Page 14: 4. Lapangan Terbang

SISTEM BANDAR UDARASISTEM BANDAR UDARA

e.e. Ada tidaknya bandar udara/ lapangan terbang Ada tidaknya bandar udara/ lapangan terbang lain dan tersedianya wilayah penerbangan/ lain dan tersedianya wilayah penerbangan/ jalur terbang, hal ini menentukan jarak antar jalur terbang, hal ini menentukan jarak antar lapangan terbang dan kapasitas dasar dari lapangan terbang dan kapasitas dasar dari bandar udara yang dapat melayani pengguna bandar udara yang dapat melayani pengguna jasa transportasi udara, sehingga tidak jasa transportasi udara, sehingga tidak menimbulkan gangguan dalam proses menimbulkan gangguan dalam proses operasional lapangan terbangoperasional lapangan terbang

Page 15: 4. Lapangan Terbang

SISTEM BANDAR UDARASISTEM BANDAR UDARA

f.f. Ada tidaknya halangan terhadap pandangan Ada tidaknya halangan terhadap pandangan dari pilot pesawat terbang maupun dari dari pilot pesawat terbang maupun dari pengawas menara ATC (sight obstruction) pengawas menara ATC (sight obstruction) secara alami (keadaan asli daerah yang secara alami (keadaan asli daerah yang direncanakan untuk lapangan terbang berupa direncanakan untuk lapangan terbang berupa pegunungan atau perbukitan) maupun buatan pegunungan atau perbukitan) maupun buatan

(gangguan asap dari industri)(gangguan asap dari industri)

Page 16: 4. Lapangan Terbang

SISTEM BANDAR UDARASISTEM BANDAR UDARA

g.g. Tersedianya sumber daya pendukung Tersedianya sumber daya pendukung operasional lapangan terbang seperti suplai operasional lapangan terbang seperti suplai kebutuhan air, tenaga listrik, dan jangkauan kebutuhan air, tenaga listrik, dan jangkauan distribusi bahan bakar untuk pesawat terbang distribusi bahan bakar untuk pesawat terbang dapat dicapai dengan mudah.dapat dicapai dengan mudah.Rencana penggunaan lahan lapangan terbang Rencana penggunaan lahan lapangan terbang dipengaruhi oleh 2 tipe pembagian wilayah dipengaruhi oleh 2 tipe pembagian wilayah lapangan terbang, yaitu :lapangan terbang, yaitu :

(i). Pembagian wilayah menurut ketinggian daerah (i). Pembagian wilayah menurut ketinggian daerah kawasan lapangan terbang dan kemungkinan kawasan lapangan terbang dan kemungkinan bahaya kecelakaan pesawat terbang yang bahaya kecelakaan pesawat terbang yang dapat terjadi.dapat terjadi.

(ii). Pembagian wilayah tata guna lahan lapangan (ii). Pembagian wilayah tata guna lahan lapangan terbang.terbang.

Page 17: 4. Lapangan Terbang

SISTEM BANDAR UDARASISTEM BANDAR UDARA

Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi atau Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi atau ukuran lapangan terbang :ukuran lapangan terbang :

a.a. Karakteristik dan spesifikasi pesawat terbang Karakteristik dan spesifikasi pesawat terbang rencana berpengaruh pada perencanaan rencana berpengaruh pada perencanaan ukuran panjang dan lebar dari landasan pacu ukuran panjang dan lebar dari landasan pacu dan landasan penghubungdan landasan penghubung

b.b. Kepadatan lalu lintas penerbangan yang Kepadatan lalu lintas penerbangan yang dilayani mempengaruhi jumlah landasan pacu dilayani mempengaruhi jumlah landasan pacu dan susunan landasan penghubungdan susunan landasan penghubung

c.c. Kondisi iklim dan cuaca pada lokasi lapangan Kondisi iklim dan cuaca pada lokasi lapangan terbang, aspek temperatur udara berpengaruh terbang, aspek temperatur udara berpengaruh pada ukuran panjang landasan pacu dan pada ukuran panjang landasan pacu dan aspek arah angin berpengaruh pada jumlah aspek arah angin berpengaruh pada jumlah dan konfigurasi landasan pacu.dan konfigurasi landasan pacu.

Page 18: 4. Lapangan Terbang

SKEMA SISTEM BANDAR UDARASKEMA SISTEM BANDAR UDARA

SistemSistemAkses Bandar UdaraAkses Bandar Udara

Area parkir dan Area parkir dan Sirkulasi kendaraanSirkulasi kendaraan

Gedung TerminalGedung TerminalTerminal Terminal

KeberangkatanKeberangkatanTerminalTerminal

KedatanganKedatangan

ApronApron

Landasan PenghubungLandasan PenghubungMasuk (Entrance TaxiwayMasuk (Entrance Taxiway))

Landasan PenghubungLandasan PenghubungKeluar (Exit Taxiway)Keluar (Exit Taxiway)

Landasan PacuLandasan Pacu(Runway)(Runway)

Ruang udara Ruang udara TerminalTerminal

Ruang udaraRuang udaraPerjalananPerjalanan

Landasan PacuLandasan Pacu(Runway)(Runway)

Sistem Sistem Landasan PenghubungLandasan Penghubung

Sistem Sistem Landasan PenghubungLandasan Penghubung

Page 19: 4. Lapangan Terbang

Alur keberangkatan penerbangan internasional Alur keberangkatan penerbangan internasional (International Departure)(International Departure)

Page 20: 4. Lapangan Terbang

Alur kedatangan penerbangan internasional Alur kedatangan penerbangan internasional (International Departure)(International Departure)

Page 21: 4. Lapangan Terbang

SISTIM BANDAR UDARASISTIM BANDAR UDARA( ( Landasan PacuLandasan Pacu / Runway ) / Runway )

Page 22: 4. Lapangan Terbang

SISTIM BANDAR UDARASISTIM BANDAR UDARA( ( Landasan PenghubungLandasan Penghubung / /

Taxiway )Taxiway )

Page 23: 4. Lapangan Terbang

SISTIM BANDAR UDARASISTIM BANDAR UDARA( Apron (1))( Apron (1))

Page 24: 4. Lapangan Terbang

SISTIM BANDAR UDARASISTIM BANDAR UDARA( Apron (2))( Apron (2))

Page 25: 4. Lapangan Terbang

SISTIM BANDAR UDARASISTIM BANDAR UDARA( Apron (3))( Apron (3))

Page 26: 4. Lapangan Terbang

SISTIM BANDAR UDARASISTIM BANDAR UDARA( Air Traffic Control - Tower (1))( Air Traffic Control - Tower (1))

Page 27: 4. Lapangan Terbang

SISTIM BANDAR UDARASISTIM BANDAR UDARA( Air Traffic Control - Tower (2))( Air Traffic Control - Tower (2))

Page 28: 4. Lapangan Terbang

SISTIM BANDAR UDARASISTIM BANDAR UDARA( Air Traffic Control - Tower (3))( Air Traffic Control - Tower (3))

Page 29: 4. Lapangan Terbang

SISTIM BANDAR UDARASISTIM BANDAR UDARA( ( Gedung Gedung Terminal (1))Terminal (1))

Page 30: 4. Lapangan Terbang

SISTIM BANDAR UDARASISTIM BANDAR UDARA( ( Gedung Gedung Terminal (2))Terminal (2))

Page 31: 4. Lapangan Terbang

SISTIM BANDAR UDARASISTIM BANDAR UDARA( ( GedungGedung Terminal (3)) Terminal (3))

Page 32: 4. Lapangan Terbang

SISTIM BANDAR UDARASISTIM BANDAR UDARA( ( Gedung Gedung Terminal (4))Terminal (4))

Page 33: 4. Lapangan Terbang

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANGKARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

Page 34: 4. Lapangan Terbang

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANGKARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

KarakteristiKarakteristik k pesawat terbang yang pesawat terbang yang dipertimbangkan dalam perencanaan dipertimbangkan dalam perencanaan lapangan terbang adalah :lapangan terbang adalah :

1.1. Bentang sayap (wing span), jarak antar roda Bentang sayap (wing span), jarak antar roda pendarat utama (wheel tread) dan panjang pendarat utama (wheel tread) dan panjang badan (fuselage) dari pesawat terbang badan (fuselage) dari pesawat terbang rencana mempengaruhi ukuran lebar landasan rencana mempengaruhi ukuran lebar landasan pacu (runway), lebar landasan penghubung pacu (runway), lebar landasan penghubung (taxiway), jarak antara landasan pacu dan (taxiway), jarak antara landasan pacu dan landasan penghubung, dimensi apron, landasan penghubung, dimensi apron, diameter manuver perputaran pesawat terbang diameter manuver perputaran pesawat terbang (jejari putar) dan letak gedung terminal pada (jejari putar) dan letak gedung terminal pada kompleks bandar udara.kompleks bandar udara.

Page 35: 4. Lapangan Terbang

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANGKARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

2.2. Wheel base/ jarak antara roda pendarat utama Wheel base/ jarak antara roda pendarat utama (main gear) dan roda depan (nose gear) dan (main gear) dan roda depan (nose gear) dan wheel tread/ jarak antara roda pendarat utama wheel tread/ jarak antara roda pendarat utama mempengaruhi perencanaan ukuran lebar mempengaruhi perencanaan ukuran lebar landasan pacu (runway), lebar landasan landasan pacu (runway), lebar landasan penghubung (taxiway), jarak antara landasan penghubung (taxiway), jarak antara landasan pacu dan landasan penghubung, dan ukuran pacu dan landasan penghubung, dan ukuran segmentasi plat beton untuk perkerasan apron segmentasi plat beton untuk perkerasan apron

Page 36: 4. Lapangan Terbang

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANGKARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

3.3. Berat pesawat terbang rencana Berat pesawat terbang rencana mempengaruhi ukuran panjang landasan mempengaruhi ukuran panjang landasan pacu (runway) yang diperhitungkan menurut pacu (runway) yang diperhitungkan menurut kondisi lepas landas (take off) dan pendaratan kondisi lepas landas (take off) dan pendaratan (landing), ketebalan struktur lapisan (landing), ketebalan struktur lapisan perkerasan pada landasan pacu dan landasan perkerasan pada landasan pacu dan landasan penghubung, serta jenis perkerasan pada penghubung, serta jenis perkerasan pada apron.apron.

Page 37: 4. Lapangan Terbang

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANGKARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

Komponen berat pesawat terbang yang Komponen berat pesawat terbang yang dipertimbangkan dalam perhitungan adalah : dipertimbangkan dalam perhitungan adalah : berat pesawat terbang maksimum terstruktur berat pesawat terbang maksimum terstruktur pada saat lepas landas (Maximum structural pada saat lepas landas (Maximum structural Take-Off Weight) yakni meliputi muatan Take-Off Weight) yakni meliputi muatan penumpang, barang, bahan bakar utama dan penumpang, barang, bahan bakar utama dan cadangan dengan distribusi beban 5% pada cadangan dengan distribusi beban 5% pada roda depan (nose gear) dan 95% pada roda roda depan (nose gear) dan 95% pada roda pendarat utama (main gear). pendarat utama (main gear).

Page 38: 4. Lapangan Terbang

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANGKARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

Skema distribusi beban

MTOW pada

Pesawat terbang rencana

Page 39: 4. Lapangan Terbang

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANGKARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

No. Konfigurasi Roda Pendarat Utama

Distribusi Beban pada

masing-masing roda pendarat

utama

Tipe Pesawat terbang rencana

Ukuran (m)

x y z

1. Single Wheel GearSingle Wheel Gear 47,5% DC-9B-737B-727

0,640,780,86

2. Dual Wheel GearDual Wheel Gear 47,5% DC-8DC-10

B-720BB-707-120BB-707-320B

A-300B

0,801,400,800,860,860,89

1,401,621,241,401,401,40

Page 40: 4. Lapangan Terbang

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANGKARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

No. Konfigurasi Roda Pendarat Utama

Distribusi Beban pada

masing-masing roda pendarat

utama

Tipe Pesawat terbang rencana

Ukuran (m)

x y z

3. Tandem Dual Tandem Dual WheelWheel

GearGear

23,75% B-747-300B-747-400B-747-SP

Airbus A-380

1,101,101,101,10

1,471,471,471,47

3,003,003,003,00

Page 41: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARAPERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Bandar Udara Internasional Port Madeira PortugalBandar Udara Internasional Port Madeira Portugal

Page 42: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARAPERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Bandar Udara Internasional Bandar Udara Internasional MacauMacau

Page 43: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARAPERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Taxiway Bridge pada Bandar Udara Internasional MacauTaxiway Bridge pada Bandar Udara Internasional Macau

Page 44: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARAPERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Bandar Udara Internasional Kai TakBandar Udara Internasional Kai Tak - - Hong Kong Hong Kong

Page 45: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARAPERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Bandar Udara Internasional Kai TakBandar Udara Internasional Kai Tak - - Hong Kong Hong Kong

Page 46: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARAPERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Pesawat terbang Boeing B-747 yang tidak sukses mendarat dengan Pesawat terbang Boeing B-747 yang tidak sukses mendarat dengan aman di Bandar Udara Internasional Kai Tak aman di Bandar Udara Internasional Kai Tak - - Hong KongHong Kong

Page 47: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARAPERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Bandar Udara Internasional Chek Lap Kok Bandar Udara Internasional Chek Lap Kok - - Hong KongHong Kong

Page 48: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARAPERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Bandar udara di Kepulauan MaldiveBandar udara di Kepulauan Maldive

Page 49: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARAPERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Bandar Bandar UUdara Internasional dara Internasional Sao Paulo, BrazilSao Paulo, Brazil

Page 50: 4. Lapangan Terbang

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar UdaraPerencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

Terminal pada bandar udara terdiri atas terminal Terminal pada bandar udara terdiri atas terminal

Keberangkatan (Departure Terminal) dan terminal Keberangkatan (Departure Terminal) dan terminal

Kedatangan (Arrival Terminal) serta fasilitas-fasilitas Kedatangan (Arrival Terminal) serta fasilitas-fasilitas

pendukung lainnya.pendukung lainnya.

Terminal keberangkatan (Departure Terminal) adalahTerminal keberangkatan (Departure Terminal) adalah

Terminal yang mengatur proses keberangkatan Terminal yang mengatur proses keberangkatan

Penumpang mulai dari pemesanan tiket penerbanganPenumpang mulai dari pemesanan tiket penerbangan

(seat reservation), pelayanan barang-barang penumpang,(seat reservation), pelayanan barang-barang penumpang,

Dan pengiriman barang melalui jasa transportasi udaraDan pengiriman barang melalui jasa transportasi udara

Page 51: 4. Lapangan Terbang

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar UdaraPerencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

Terminal Kedatangan (Arrival Terminal) adalah terminalTerminal Kedatangan (Arrival Terminal) adalah terminalYang mengatur proses kedatangan penumpang pesawat Yang mengatur proses kedatangan penumpang pesawat

terbang menuju bagian pemeriksaan administratif terbang menuju bagian pemeriksaan administratif bandar udara dan fasilitas keluar bandar udara bandar udara dan fasilitas keluar bandar udara ( Airport Exit facilities)( Airport Exit facilities)

Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan terminal pada bandar udara/lapangan terbang :terminal pada bandar udara/lapangan terbang :

1.1. Jumlah penumpang pengguna jasa transportasi udara. Jumlah penumpang pengguna jasa transportasi udara. Hal ini berpengaruh pada kapasitas penerimaan dan Hal ini berpengaruh pada kapasitas penerimaan dan pelayanan penumpang pada terminal bandar udara, pelayanan penumpang pada terminal bandar udara, seperti perkiraan kebutuhan ruangan pelayanan pada seperti perkiraan kebutuhan ruangan pelayanan pada terminal bandar udara (ruang tunggu keberangkatan,terminal bandar udara (ruang tunggu keberangkatan,

Front-counter untuk pemesanan tiket, fasilitas pelayanan Front-counter untuk pemesanan tiket, fasilitas pelayanan barang (baggage claim) dan koridor terminal)barang (baggage claim) dan koridor terminal)

Page 52: 4. Lapangan Terbang

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar UdaraPerencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

2. 2. Perencanaan jalur akses masuk kawasan bandar udara Perencanaan jalur akses masuk kawasan bandar udara dan pengembangannya. dan pengembangannya.

3. Kebutuhan fasilitas pendukung pada terminal bandar 3. Kebutuhan fasilitas pendukung pada terminal bandar udara seperti : kapasitas tempat parkir kendaraan udara seperti : kapasitas tempat parkir kendaraan (parking area), dimensi atau ukuran dari (parking area), dimensi atau ukuran dari terminal terminal frontagefrontage, dan fasilitas keamanan pada gedung terminal , dan fasilitas keamanan pada gedung terminal bandar udarabandar udara

Pada terminal bandar udara terdapat sistem pelayanan Pada terminal bandar udara terdapat sistem pelayanan penumpang (passenger handling system), yaitu sistem penumpang (passenger handling system), yaitu sistem yang mengatur kemudahan penumpang dari mulai yang mengatur kemudahan penumpang dari mulai masuk terminal hingga naik pesawat terbang (boarding)masuk terminal hingga naik pesawat terbang (boarding)

Page 53: 4. Lapangan Terbang

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar UdaraPerencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

Tujuan dari sistem pelayanan penumpang ini adalah untuk:Tujuan dari sistem pelayanan penumpang ini adalah untuk:

a.a. Pengaturan akses masuk penumpang ke kawasan Pengaturan akses masuk penumpang ke kawasan bandar udarabandar udara

b.b. Pengaturan penumpang dalam proses keberangkatan Pengaturan penumpang dalam proses keberangkatan (departure process) dan proses kedatangan (arrival (departure process) dan proses kedatangan (arrival process)process)

Sistem pelayanan penumpang ini terdiri dari :Sistem pelayanan penumpang ini terdiri dari :

1.1. Access interfaceAccess interface, yaitu suatu fasilitas pada terminal , yaitu suatu fasilitas pada terminal bandar udara yang mengatur kemudahan penumpang bandar udara yang mengatur kemudahan penumpang masuk kawasan bandar udara hingga menuju masuk kawasan bandar udara hingga menuju terminal terminal frontagefrontage dan dan passenger reception service.passenger reception service.

Fasilitas yang terdapat pada bagian ini adalah akses Fasilitas yang terdapat pada bagian ini adalah akses keluar-masuk bandar udara dan kawasan parkir.keluar-masuk bandar udara dan kawasan parkir.

Page 54: 4. Lapangan Terbang

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar UdaraPerencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

2. 2. ProcessingProcessing, yaitu suatu fasilitas pada terminal bandar , yaitu suatu fasilitas pada terminal bandar udara yang melayani pemesanan tiket, pengurusan udara yang melayani pemesanan tiket, pengurusan barang-barang penumpang (baggage claim) dan barang-barang penumpang (baggage claim) dan pemeriksaan administratif dokumen kepabeanan pemeriksaan administratif dokumen kepabeanan (paspor, visa dsb)(paspor, visa dsb)

3. 3. Flight InterfaceFlight Interface, yaitu suatu fasilitas pada terminal , yaitu suatu fasilitas pada terminal bandar udara yang mengatur penumpang menuju ke bandar udara yang mengatur penumpang menuju ke pesawat terbang sesuai dengan tujuan penerbangan pesawat terbang sesuai dengan tujuan penerbangan maupun untuk proses kedatangan penumpang.maupun untuk proses kedatangan penumpang.Fasilitas yang terdapat pada bagian ini adalah Fasilitas yang terdapat pada bagian ini adalah gategate (pintu penghubung untuk penumpang menuju ke (pintu penghubung untuk penumpang menuju ke pesawat terbang yang dilengkapi dengan pesawat terbang yang dilengkapi dengan passengers passengers nosenose))

Page 55: 4. Lapangan Terbang

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar UdaraPerencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

Ada 2 macam konsep dalam perencanaan terminal padaAda 2 macam konsep dalam perencanaan terminal padaBandar udara, yaitu :Bandar udara, yaitu :A.A. Konsep Distribusi Horisontal (Single Level Terminal)Konsep Distribusi Horisontal (Single Level Terminal)

Merupakan konsep pelayanan pada terminal bandar Merupakan konsep pelayanan pada terminal bandar udara dengan pengaturan dan pendistribusian udara dengan pengaturan dan pendistribusian kegiatan proses keberangkatan dan kedatangan kegiatan proses keberangkatan dan kedatangan penumpang melalui satu tingkat terminalpenumpang melalui satu tingkat terminalKonsep distribusi ini terdiri atas:Konsep distribusi ini terdiri atas:

1.1. Konsep Distribusi LinearKonsep Distribusi Linear2.2. Konsep Distribusi DermagaKonsep Distribusi Dermaga3.3. Konsep Distribusi SatelitKonsep Distribusi Satelit

Page 56: 4. Lapangan Terbang

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar UdaraPerencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

1.1. Konsep Distribusi LinearKonsep Distribusi Linear

Konsep ini merupakan cara konvensional dalam Konsep ini merupakan cara konvensional dalam pengaturan letak pesawat terbang di terminal, yakni pengaturan letak pesawat terbang di terminal, yakni posisi pesawat terbang berbaris memanjang dengan posisi pesawat terbang berbaris memanjang dengan arah ke dalam (nose-in)arah ke dalam (nose-in)

Konsep ini digunakan untuk pelayanan penumpang Konsep ini digunakan untuk pelayanan penumpang

pesawat terbang sejumlah 200.000 per tahunpesawat terbang sejumlah 200.000 per tahun

Page 57: 4. Lapangan Terbang

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar UdaraPerencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

2. 2. Konsep Distribusi Dermaga :Konsep Distribusi Dermaga :

Konsep ini mengatur letak pesawat terbang pada Konsep ini mengatur letak pesawat terbang pada sepanjang jalur terminal secara sejajar dengan arahsepanjang jalur terminal secara sejajar dengan arah

ke dalam (nose-inke dalam (nose-in))

Konsep ini digunakan untuk pelayanan penumpang Konsep ini digunakan untuk pelayanan penumpang pesawat terbang sejumlah 200.000 – 1.000.000 per pesawat terbang sejumlah 200.000 – 1.000.000 per tahun tahun

Page 58: 4. Lapangan Terbang

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar UdaraPerencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

3. Konsep Distribusi Satelit :3. Konsep Distribusi Satelit :

Konsep ini mengatur letak pesawat terbang mengelilingi Konsep ini mengatur letak pesawat terbang mengelilingi bagian ujung terminal (flight interface) dan memberikan bagian ujung terminal (flight interface) dan memberikan kemudahan dalam mobilitas / manuver pada apronkemudahan dalam mobilitas / manuver pada apron

Konsep ini digunakan untuk pelayanan penumpang Konsep ini digunakan untuk pelayanan penumpang pesawat terbang sejumlah 200.000 – 1.000.000 per pesawat terbang sejumlah 200.000 – 1.000.000 per tahun tahun

Page 59: 4. Lapangan Terbang

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar UdaraPerencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

B.B. Konsep Distribusi Vertikal (Multilevel Terminal)Konsep Distribusi Vertikal (Multilevel Terminal)

Merupakan konsep pelayanan pada terminal bandar Merupakan konsep pelayanan pada terminal bandar udara dengan tujuan untuk mendistribusikan aktivitas udara dengan tujuan untuk mendistribusikan aktivitas proses keberangkatan dan kedatangan melalui proses keberangkatan dan kedatangan melalui beberapa tingkat fasilitas pelayanan terminal.beberapa tingkat fasilitas pelayanan terminal.

Penentuan tentang jumlah tingkat fasilitas pelayanan Penentuan tentang jumlah tingkat fasilitas pelayanan terminal tergantung pada jumlah penumpang yang terminal tergantung pada jumlah penumpang yang dilayani, tipe lalu lintas penerbangan, tingkat intensitas dilayani, tipe lalu lintas penerbangan, tingkat intensitas penerbangan, dan rancangan induk terminalpenerbangan, dan rancangan induk terminal

Page 60: 4. Lapangan Terbang

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar UdaraPerencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

ContohContoh Konsep Distribusi VertikalKonsep Distribusi Vertikal

Page 61: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN

PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Landasan pacu (runway) adalah bagian dari Landasan pacu (runway) adalah bagian dari fasilitas utama pada lapangan terbang yang fasilitas utama pada lapangan terbang yang digunakan untuk proses operasional pesawat digunakan untuk proses operasional pesawat terbang untuk lepas landas (take-off) dan terbang untuk lepas landas (take-off) dan pendaratan (landing). Faktor-faktor yang pendaratan (landing). Faktor-faktor yang mempengaruhi panjang landasan pacu adalah : mempengaruhi panjang landasan pacu adalah :

(i). (i). persyaratan, tipe, dan spesifikasi pesawat persyaratan, tipe, dan spesifikasi pesawat terbang rencana yang telah ditetapkan, terbang rencana yang telah ditetapkan,

Page 62: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

(ii). (ii). Lingkungan di sekitar lapangan terbang, Lingkungan di sekitar lapangan terbang, berpengaruh terhadap kemungkinan berpengaruh terhadap kemungkinan

pengembangan fasilitas-fasilitas utama pada pengembangan fasilitas-fasilitas utama pada lapangan terbang seperti landasan pacu dan lapangan terbang seperti landasan pacu dan landasan penghubung.landasan penghubung.

(iii).(iii). Hal-hal teknis dan non teknis yang Hal-hal teknis dan non teknis yang menentukan kondisi pesawat terbang dalam menentukan kondisi pesawat terbang dalam melakukan proses operasional yakni lepas melakukan proses operasional yakni lepas landas dan pendaratan.landas dan pendaratan.

Page 63: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Hal-hal teknis dan non teknis tersebut adalah Hal-hal teknis dan non teknis tersebut adalah sebagai berikut : sebagai berikut :

a. a. Hal teknis pesawat terbang : jika kondisi Hal teknis pesawat terbang : jika kondisi pesawat terbang baik maka dalam proses pesawat terbang baik maka dalam proses operasional lepas landas maupun pendaratan operasional lepas landas maupun pendaratan akan berjalan secara normal, sebaliknya jika akan berjalan secara normal, sebaliknya jika pesawat terbang melakukan proses operasional pesawat terbang melakukan proses operasional lepas landas ataupun pendaratan dengan lepas landas ataupun pendaratan dengan kondisi kegagalan mesin maka harus kondisi kegagalan mesin maka harus dipertimbangkan perencanaan landasan pacu dipertimbangkan perencanaan landasan pacu yang memenuhi untuk dilakukan pendaratan yang memenuhi untuk dilakukan pendaratan darurat (emergency landing).darurat (emergency landing).

Page 64: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

b. b. Hal non teknis : hal non teknis dalam proses Hal non teknis : hal non teknis dalam proses operasional pesawat terbang banyak dipengaruhi operasional pesawat terbang banyak dipengaruhi oleh faktor manusia (human factor) seperti oleh faktor manusia (human factor) seperti terjadinya kondisi terjadinya kondisi poor approaches landingpoor approaches landing (pendekatan pada proses pendaratan pesawat (pendekatan pada proses pendaratan pesawat terbang yang kurang sempurna)terbang yang kurang sempurna) yang yang menyebabkan menyebabkan overshoot landingovershoot landing (pendaratan (pendaratan yang melebihi jarak yang ditentukan) maupun yang melebihi jarak yang ditentukan) maupun kondisi kondisi overshoot take offovershoot take off (lepas landas yang (lepas landas yang dilakukan melampaui persyaratan jarak normal dilakukan melampaui persyaratan jarak normal lepas landas pesawat terbang di landasan pacu lepas landas pesawat terbang di landasan pacu atau lepas landas yang terlambat)atau lepas landas yang terlambat)

Page 65: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Komponen-komponen pada landasan pacu yang Komponen-komponen pada landasan pacu yang diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan proses operasional pesawat terbang secara proses operasional pesawat terbang secara aman adalah :aman adalah :

1. Take off Distance (TOD) merupakan jarak yang 1. Take off Distance (TOD) merupakan jarak yang direncanakan bagi pesawat terbang untuk direncanakan bagi pesawat terbang untuk melakukan lepas landas secara normal. Ukuran melakukan lepas landas secara normal. Ukuran panjang take off distance adalah 115% dari jalur panjang take off distance adalah 115% dari jalur landasan pacu dengan perincian 100% yaitu landasan pacu dengan perincian 100% yaitu panjangpanjang jalur landasan pacu itu sendiri dan 15% jalur landasan pacu itu sendiri dan 15% berupa jarak tambahan yang direncanakan berupa jarak tambahan yang direncanakan untuk mengatasi kemungkinan untuk mengatasi kemungkinan overshoot take-overshoot take-offoff dari pesawat terbang. dari pesawat terbang.

Page 66: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

2. Landing Distance (LD) merupakan jarak yang 2. Landing Distance (LD) merupakan jarak yang diperlukan pesawat terbang untuk melakukan diperlukan pesawat terbang untuk melakukan pendaratan secara sempurna dengan ‘fine approach pendaratan secara sempurna dengan ‘fine approach landing’ yakni sepanjang 100% dari landasan pacu. landing’ yakni sepanjang 100% dari landasan pacu.

3. Stop Distance (SD) merupakan jarak yang 3. Stop Distance (SD) merupakan jarak yang direncanakan bagi pesawat terbang untuk berhenti direncanakan bagi pesawat terbang untuk berhenti setelah melakukan pendaratan secara normal pada setelah melakukan pendaratan secara normal pada jalur landasan pacu.jalur landasan pacu.Ukuran panjang stop distance adalah 60% dari jarak Ukuran panjang stop distance adalah 60% dari jarak pendaratan (landing distance / LD) dan stop pendaratan (landing distance / LD) dan stop distance direncanakan menggunakan perkerasan distance direncanakan menggunakan perkerasan dengan kekuatan penuh (full-strength hardening dengan kekuatan penuh (full-strength hardening pavement).pavement).

Page 67: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

4. 4. Clearway (CW) merupakan daerah bebas yang Clearway (CW) merupakan daerah bebas yang terletak di ujung jalur landasan pacu dan terletak di ujung jalur landasan pacu dan simetris terhadap perpanjangan garis tengah simetris terhadap perpanjangan garis tengah (centerline) jalur landasan pacu dan tidak boleh (centerline) jalur landasan pacu dan tidak boleh terdapat benda-benda yang menyilang kecuali terdapat benda-benda yang menyilang kecuali penempatan lampu-lampu dari landasan pacu penempatan lampu-lampu dari landasan pacu pada sepanjang sisi samping landasan pacu. pada sepanjang sisi samping landasan pacu. Clearway ini berfungsi sebagai daerah aman Clearway ini berfungsi sebagai daerah aman yang diperlukan bagi pesawat terbang untuk yang diperlukan bagi pesawat terbang untuk kondisi : kondisi : overshoot take-offovershoot take-off, dan , dan overshoot overshoot landinglanding..

Page 68: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

5. 5. Stopway (SW) merupakan daerah yang terletak Stopway (SW) merupakan daerah yang terletak di luar jalur landasan pacu termasuk pada di luar jalur landasan pacu termasuk pada bagian dari clearway dan simetris terhadap bagian dari clearway dan simetris terhadap perpanjangan garis tengah (centerline) jalur perpanjangan garis tengah (centerline) jalur landasan pacu. Stopway ini berfungsi sebagai landasan pacu. Stopway ini berfungsi sebagai jalur landasan untuk memperlambat laju jalur landasan untuk memperlambat laju pesawat terbang jika terjadi kegagalan dalam pesawat terbang jika terjadi kegagalan dalam lepas landas (lepas landas (take-off failuretake-off failure) dan untuk ) dan untuk pendaratan darurat (pendaratan darurat (emergency landingemergency landing).).

Page 69: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

6.6.Take-Off Run (TOR) merupakan jarak yang Take-Off Run (TOR) merupakan jarak yang diperlukan oleh pesawat terbang untuk diperlukan oleh pesawat terbang untuk melakukan lepas landas secara normal maupun melakukan lepas landas secara normal maupun dengan kemungkinan kegagalan mesin. Ukuran dengan kemungkinan kegagalan mesin. Ukuran panjang take-off run ini adalah sepanjang jalur panjang take-off run ini adalah sepanjang jalur landasan pacu. Take-Off Run direncanakan landasan pacu. Take-Off Run direncanakan menggunakan perkerasan dengan kekuatan menggunakan perkerasan dengan kekuatan penuh (full-strength hardening pavement).penuh (full-strength hardening pavement).

Page 70: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

7. Lift-Off Distance (LOD) merupakan jarak yang 7. Lift-Off Distance (LOD) merupakan jarak yang diperlukan oleh pesawat terbang dengan diperlukan oleh pesawat terbang dengan karakteristik tertentu untuk melakukan karakteristik tertentu untuk melakukan pengangkatan setelah kecepatan pesawat pengangkatan setelah kecepatan pesawat terbang terpenuhi dari titik awal pergerakan.terbang terpenuhi dari titik awal pergerakan.

Page 71: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Komponen-komponen pada landasan pacu

Page 72: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Perencanaan jalur landasan pacu dan komponen-Perencanaan jalur landasan pacu dan komponen-komponennya harus dipertimbangkan terhadap keadaan komponennya harus dipertimbangkan terhadap keadaan dari pesawat terbang sebagai berikut :dari pesawat terbang sebagai berikut :

a. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan kondisi a. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan kondisi normal :normal :

Untuk operasional lepas landas (take-off):Untuk operasional lepas landas (take-off):- Take-Off Distance Available / Take-Off Distance (TODA/ - Take-Off Distance Available / Take-Off Distance (TODA/

TOD) = 1,15 x panjang landasan pacu dasar rencana TOD) = 1,15 x panjang landasan pacu dasar rencana (basic length of runway design) dari pesawat terbang (basic length of runway design) dari pesawat terbang rencana rencana

- Take-Off Run Available / Take-Off Run (TORA/ TOR) = - Take-Off Run Available / Take-Off Run (TORA/ TOR) = panjang landasan pacu dasar rencana (basic length of panjang landasan pacu dasar rencana (basic length of runway design)runway design)

- Lift-Off Distance Available / Lift-Off Distance (LODA/ LOD) - Lift-Off Distance Available / Lift-Off Distance (LODA/ LOD) = 0,55 x Take-Off Distance= 0,55 x Take-Off Distance

Page 73: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat terbang normal

(lepas landas)

Page 74: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Untuk operasional pendaratan (landing):Untuk operasional pendaratan (landing):- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD- Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)- Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)- Stopway = 0,05 x LD- Stopway = 0,05 x LDPanjang total dari jalur landasan pacu dengan Panjang total dari jalur landasan pacu dengan

perkerasan penuh (full strength hardening) yang perkerasan penuh (full strength hardening) yang dibutuhkan adalah :dibutuhkan adalah :

Field Length (FL) = Take-Off Run (dengan Field Length (FL) = Take-Off Run (dengan Full Strength Hardening) + ClearFull Strength Hardening) + Clearwayway

= Take-Off Run + ( 0,5 .(TOD – LOD))= Take-Off Run + ( 0,5 .(TOD – LOD))

Page 75: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat terbang normal

(pendaratan)

Page 76: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

b. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan kondisi overshoot take-off :- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance- Lift-Off Distance (LOD) = 0,75 x TOD- Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)- Stopway (SW) = 0,05 x LD

Page 77: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

c. pesawat terbang melakukan lepas landas c. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan kondisi kegagalan mesin :dengan kondisi kegagalan mesin :

- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance- Stop Distance (SD) = 0,6 x Landing Distance- Stop Distance (SD) = 0,6 x Landing Distance- Clearway (CW) = 0,15 x Landing Distance- Clearway (CW) = 0,15 x Landing Distance- Stopway (SW) = 0,05 x Landing Distance- Stopway (SW) = 0,05 x Landing Distance- Untuk kondisi kegagalan mesin panjang jalur Untuk kondisi kegagalan mesin panjang jalur

landasan pacu yang dibutuhkan :landasan pacu yang dibutuhkan :Accelerate-Stop Distance (ASD) = Field LengthAccelerate-Stop Distance (ASD) = Field Length

Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway

Page 78: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat terbang dengan kondisi kegagalan mesin (lepas landas)

Page 79: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

d. pesawat terbang melakukan pendaratan d. pesawat terbang melakukan pendaratan (landing) dengan kondisi ‘poor-approaches (landing) dengan kondisi ‘poor-approaches landing’ :landing’ :

- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance

- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD

- Clearway (CW) = 0,15 x LD- Clearway (CW) = 0,15 x LD

- Stopway (SW) = 0,05 x LD- Stopway (SW) = 0,05 x LD

Page 80: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat terbang dengan kondisi ‘poor approaches landing’

Page 81: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Contoh Soal :Contoh Soal :Direncanakan suatu jalur landasan pacu melayani Direncanakan suatu jalur landasan pacu melayani pesawat terbang B-747-300, tentukan kebutuhan untuk pesawat terbang B-747-300, tentukan kebutuhan untuk take-off distance available (TODA/TOD), lift-off distance take-off distance available (TODA/TOD), lift-off distance available (LODA/LD), field length (FL), landing distance available (LODA/LD), field length (FL), landing distance (LD), stop distance (SD), clearway (CW) dan stopway (LD), stop distance (SD), clearway (CW) dan stopway (SW) dengan kondisi :(SW) dengan kondisi :a. operasional pesawat terbang normala. operasional pesawat terbang normalb. poor-approaches landingb. poor-approaches landingc. overshoot take-offc. overshoot take-offd. kegagalan mesin pada pesawat terbang sehingga d. kegagalan mesin pada pesawat terbang sehingga

harus melakukan ‘emergency landing’harus melakukan ‘emergency landing’

Page 82: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Jawab :Jawab :Untuk pesawat terbang rencana B-747-300, panjang Untuk pesawat terbang rencana B-747-300, panjang

landasan pacu rencana dasar (basic length runway) landasan pacu rencana dasar (basic length runway) adalah 3506,50 m adalah 3506,50 m

Maka untuk kondisi :Maka untuk kondisi :a. operasional pesawat terbang normal :a. operasional pesawat terbang normal :Untuk operasional lepas landas :Untuk operasional lepas landas :Take-off Distance = 1,15 x panjang landasan pacu rencana Take-off Distance = 1,15 x panjang landasan pacu rencana

B-747-300 B-747-300 = 1,15 x 3.506,50 m= 1,15 x 3.506,50 m = 4.032,475 m= 4.032,475 m = 4.032,475 x 3,281 ft= 4.032,475 x 3,281 ft = 13.230,55 ft= 13.230,55 ft

Page 83: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Take-off Run = panjang landasan pacu rencanTake-off Run = panjang landasan pacu rencanaa = 3.506,50 m= 3.506,50 m

= 3.506,50 x 3,281 ft= 3.506,50 x 3,281 ft= 11.504,83 ft= 11.504,83 ft

Lift-off Distance = 0,55 x Take-off DistanceLift-off Distance = 0,55 x Take-off Distance LOD = 0,55 x 4.032,475 mLOD = 0,55 x 4.032,475 m

= 2.217,86 m= 2.217,86 m = 2.217,86 x 3,281 ft= 2.217,86 x 3,281 ft = 7.276,80 ft= 7.276,80 ft

Page 84: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Untuk operasional pendaratan (landing) :Untuk operasional pendaratan (landing) :Landing Distance (LD) = TODLanding Distance (LD) = TOD

= 4.032,475 m= 4.032,475 m = 13.230,55 ft= 13.230,55 ft

Stop Distance (SD) = 0,6 x LDStop Distance (SD) = 0,6 x LD= 0,6 x 4.032,475 m= 0,6 x 4.032,475 m= 2.419,485 m= 2.419,485 m= 2.419,485 x 3,281 ft= 2.419,485 x 3,281 ft= 7.938,33 ft= 7.938,33 ft

Page 85: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUPENGHUBUNGNG

Periksa ! Periksa ! LD = LD = SDSD

0,60,6 = = 2.419,485 m2.419,485 m

0,60,6= 4.032,475 m -------- ( ok!)= 4.032,475 m -------- ( ok!)

Clearway (CW)Clearway (CW) = ( 0,5 .(TOD – LOD))= ( 0,5 .(TOD – LOD))

= (0,5 .(4.032,475 m – 2.217,86 m))= (0,5 .(4.032,475 m – 2.217,86 m))= 907,30 m= 907,30 m= 907,30 x 3,281 ft= 907,30 x 3,281 ft= 2.976,876 ft= 2.976,876 ft

Page 86: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Stopway (SW) = 0,05 x LDStopway (SW) = 0,05 x LD = 0,05 x 4.032,475 m= 0,05 x 4.032,475 m = 201,624 m= 201,624 m = 201,624 x 3,281 ft= 201,624 x 3,281 ft = 661,53 ft= 661,53 ft

Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh (full strength hardening) yang dibutuhkan adalah :(full strength hardening) yang dibutuhkan adalah :Field Length (FL) = Take-off Run + (0,5 .(TOD –LOD))Field Length (FL) = Take-off Run + (0,5 .(TOD –LOD)) = 3.506,50 m + (0,5 .(4032,475 m – 2.217,86 m))= 3.506,50 m + (0,5 .(4032,475 m – 2.217,86 m))

= 3506,50 m + 907,30 m= 3506,50 m + 907,30 m = 4413,80 m= 4413,80 m = 4413,80 x 3,281 ft= 4413,80 x 3,281 ft = 14481,67 ft= 14481,67 ft

Page 87: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

b. Poor-approaches landing :b. Poor-approaches landing :Landing Distance (LD) = TODLanding Distance (LD) = TOD

= 4032,475 m= 4032,475 m = 13230,55 ft= 13230,55 ft

Stop Distance (SD) = 0,6 x LDStop Distance (SD) = 0,6 x LD = 0,6 x 4032,475 m= 0,6 x 4032,475 m

= 2419,485 m= 2419,485 m = 2419,485 x 3,281 ft= 2419,485 x 3,281 ft

= 7938,33 ft= 7938,33 ft

Page 88: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Clearway (CW)Clearway (CW) = 0,15 x LD = 0,15 x LD = 0,15 x 4032,475 m = 0,15 x 4032,475 m = 604,87 m= 604,87 m= 604,87 x 3,281 ft= 604,87 x 3,281 ft= 1984,58 ft= 1984,58 ft

Stopway (SW) = 0,05 x LDStopway (SW) = 0,05 x LD = 0,05 x 4032,475 m= 0,05 x 4032,475 m = 201,624 m= 201,624 m = 201,624 x 3,281 ft= 201,624 x 3,281 ft = 661,53 ft= 661,53 ft

Page 89: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

cc. overshoot take-off :. overshoot take-off :

Landing Distance (LD) = TODLanding Distance (LD) = TOD

= 4032,475 m= 4032,475 m

= 13230,55 ft= 13230,55 ft

Lift-off Distance = 0,75 x Take-off DistanceLift-off Distance = 0,75 x Take-off Distance

LOD = 0,75 x 4032,475 mLOD = 0,75 x 4032,475 m

= 3024,356 m= 3024,356 m

= 3024,356 x 3,281 ft= 3024,356 x 3,281 ft

= 9922,91 ft= 9922,91 ft

Page 90: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Clearway (CW)Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)= 0,5 .(TOD – LOD)= 0,5 .(4032,475 m – = 0,5 .(4032,475 m – 30243024,,356356 m) m)= = 504,059 504,059 mm= = 504,509 504,509 x 3,281 ftx 3,281 ft= = 1653,82 1653,82 ftft

Stopway (SW) = 0,05 x LDStopway (SW) = 0,05 x LD = 0,05 x 4032,475 m= 0,05 x 4032,475 m = 201,624 m= 201,624 m = 201,624 x 3,281 ft= 201,624 x 3,281 ft = 661,53 ft= 661,53 ft

Page 91: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

d. pesawat terbang lepas landas dengan kondisi d. pesawat terbang lepas landas dengan kondisi kegagalan mesin, sehingga harus melakukan kegagalan mesin, sehingga harus melakukan emergency landing :emergency landing :Landing Distance (LD) = TODLanding Distance (LD) = TOD

= 4032,475 m= 4032,475 m = 13230,55 ft= 13230,55 ft

Stop Distance (SD) = 0,6 x LDStop Distance (SD) = 0,6 x LD = 0,6 x 4032,475 m= 0,6 x 4032,475 m = 2419,485 m= 2419,485 m = 2419,485 x 3,281 ft= 2419,485 x 3,281 ft = 7938,33 ft= 7938,33 ft

Page 92: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Clearway (CW)Clearway (CW) = 0,15 x LD = 0,15 x LD = 0,15 x 4032,475 m = 0,15 x 4032,475 m = 604,87 m= 604,87 m= 604,87 x 3,281 ft= 604,87 x 3,281 ft= 1984,58 ft= 1984,58 ft

Stopway (SW) = 0,05 x LDStopway (SW) = 0,05 x LD = 0,05 x 4032,475 m= 0,05 x 4032,475 m

= 201,624 m= 201,624 m = 201,624 x 3,281 ft= 201,624 x 3,281 ft

= 661,53 ft= 661,53 ft

Page 93: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Untuk kondisi kegagalan mesin pada pesawat terbang, Untuk kondisi kegagalan mesin pada pesawat terbang, panjang jalur landasan pacu yang dibutuhkan adalah :panjang jalur landasan pacu yang dibutuhkan adalah :Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway

= 3506,50 m + 201,624 m= 3506,50 m + 201,624 m = 3708,124 m= 3708,124 m

= 3708,124 x 3,281 ft= 3708,124 x 3,281 ft= 12166,35 ft= 12166,35 ft

Maka Accelerate-Stop Distance = Field LengthMaka Accelerate-Stop Distance = Field Length = 3708,124 m= 3708,124 m = 12166,35 ft= 12166,35 ft

Page 94: 4. Lapangan Terbang

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGPENGHUBUNG

Panjang landasan pacu yang dibutuhkan untuk kondisi Panjang landasan pacu yang dibutuhkan untuk kondisi kegagalan mesin < panjang landasan pacu untuk kondisi kegagalan mesin < panjang landasan pacu untuk kondisi operasional pesawat terbang normal, operasional pesawat terbang normal, maka yang maka yang memenuhi untuk digunakan dalam perencanaan adalah memenuhi untuk digunakan dalam perencanaan adalah panjang landasan pacu untuk kondisi operasional panjang landasan pacu untuk kondisi operasional pesawat terbang normal yaitu 4313 m atau 14150,953 ftpesawat terbang normal yaitu 4313 m atau 14150,953 ft

Page 95: 4. Lapangan Terbang

PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNGPENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

Fungsi dari sistem landasan penghubung adalah untuk Fungsi dari sistem landasan penghubung adalah untuk mengatur proses pergerakan pesawat terbang dari mengatur proses pergerakan pesawat terbang dari apron menuju landasan pacu yang akan melakukan apron menuju landasan pacu yang akan melakukan lepas landas (take-off) maupun pesawat terbang setelah lepas landas (take-off) maupun pesawat terbang setelah melakukan pendaratan (landing) dan meninggalkan melakukan pendaratan (landing) dan meninggalkan landasan pacu menuju apron. Hal yang mempengaruhi landasan pacu menuju apron. Hal yang mempengaruhi ukuran dari landasan penghubung adalah panjang ukuran dari landasan penghubung adalah panjang bentang sayap (wing span), jarak antar roda pendarat bentang sayap (wing span), jarak antar roda pendarat utama (wheel tread), dan panjang badan pesawat utama (wheel tread), dan panjang badan pesawat terbang rencana. terbang rencana.

Page 96: 4. Lapangan Terbang

PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNGPENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

Yang termasuk sistem landasan penghubung adalah :Yang termasuk sistem landasan penghubung adalah :-- Exit Taxiway : landasan penghubung yang digunakan Exit Taxiway : landasan penghubung yang digunakan

oleh pesawat terbang setelah melakukan pendaratan oleh pesawat terbang setelah melakukan pendaratan untuk meninggalkan landasan pacu menuju apronuntuk meninggalkan landasan pacu menuju apron

- Entrance taxiway : landasan penghubung yang Entrance taxiway : landasan penghubung yang digunakan oleh pesawat terbang bergerak dari apron digunakan oleh pesawat terbang bergerak dari apron menuju landasan pacu untuk melakukan lepas landasmenuju landasan pacu untuk melakukan lepas landas

- Holding Apron (apron tunggu) : jalur yang terletak Holding Apron (apron tunggu) : jalur yang terletak dekat dengan landasan pacu dan disediakan bagi dekat dengan landasan pacu dan disediakan bagi pesawat terbang yang digunakan untuk pemeriksaan pesawat terbang yang digunakan untuk pemeriksaan terakhir sebelum melakukan take-off atau menunggu terakhir sebelum melakukan take-off atau menunggu ijin lepas landas dari menara ATC ijin lepas landas dari menara ATC

Page 97: 4. Lapangan Terbang

PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNGPENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

-- Holding Bay (anjungan tunggu) : jalur yang terletak di dekat Holding Bay (anjungan tunggu) : jalur yang terletak di dekat entrance taxiway yang disediakan bagi pesawat terbang dalam entrance taxiway yang disediakan bagi pesawat terbang dalam menunggu giliran untuk melakukan take-off pada waktu jam menunggu giliran untuk melakukan take-off pada waktu jam penerbangan sibuk (flight rush-hour). penerbangan sibuk (flight rush-hour).

Komponen-komponen pada sistem landasan penghubungKomponen-komponen pada sistem landasan penghubung

Page 98: 4. Lapangan Terbang

Fungsi dari pengaturan landasan pacu (runway) dan Fungsi dari pengaturan landasan pacu (runway) dan landasan penghubung adalah untuk :landasan penghubung adalah untuk :

(i). Memberikan pemisahan yang aman dan efisien serta (i). Memberikan pemisahan yang aman dan efisien serta mengurangi gangguan / hambatan sekecil mungkin mengurangi gangguan / hambatan sekecil mungkin dalam pola lalu lintas operasional penerbangan (lepas dalam pola lalu lintas operasional penerbangan (lepas landas dan pendaratan)landas dan pendaratan)

(ii). Memberikan jarak landasan penghubung (taxiway) (ii). Memberikan jarak landasan penghubung (taxiway) sependek mungkin dari apron menuju landasan pacusependek mungkin dari apron menuju landasan pacu

PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNGPENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

Page 99: 4. Lapangan Terbang

(iii). Merencanakan jumlah landasan penghubung yang (iii). Merencanakan jumlah landasan penghubung yang cukup, sehingga pesawat terbang yang melakukan cukup, sehingga pesawat terbang yang melakukan operasional penerbangan dapat bergerak sesegera operasional penerbangan dapat bergerak sesegera mungkin baik dari arah apron menuju landasan pacu mungkin baik dari arah apron menuju landasan pacu maupun sebaliknya maupun sebaliknya

PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNGPENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

Page 100: 4. Lapangan Terbang

Konfigurasi bandar udara adalah implementasi dari Konfigurasi bandar udara adalah implementasi dari pengaturan dan penempatan letak landasan pacu dan pengaturan dan penempatan letak landasan pacu dan landasan penghubung seefisien mungkin terhadap posisi landasan penghubung seefisien mungkin terhadap posisi gedung terminal yang didasarkan atas desain geometris gedung terminal yang didasarkan atas desain geometris landasan pacu dan landasan penghubung serta analisis landasan pacu dan landasan penghubung serta analisis anginangin (wind analysis) (wind analysis)

KONFIGURASI LANDASAN PACUKONFIGURASI LANDASAN PACU

Page 101: 4. Lapangan Terbang

KONFIGURASI LANDASAN PACUKONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu tunggal (single runway)Lay-out landasan pacu tunggal (single runway)

Page 102: 4. Lapangan Terbang

KONFIGURASI LANDASAN PACUKONFIGURASI LANDASAN PACU

CONTOH LANDASAN PACU TUNGGAL (SINGLE RUNWAY)CONTOH LANDASAN PACU TUNGGAL (SINGLE RUNWAY)

Page 103: 4. Lapangan Terbang

KONFIGURASI LANDASAN PACUKONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu sejajar ambang rataLay-out landasan pacu sejajar ambang rata

(parallel runway)(parallel runway)

Page 104: 4. Lapangan Terbang

KONFIGURASI LANDASAN PACUKONFIGURASI LANDASAN PACU

CONTOH LANDASAN PACU SEJAJAR AMBANG RATACONTOH LANDASAN PACU SEJAJAR AMBANG RATA

(PARALLEL RUNWAY)(PARALLEL RUNWAY)

Page 105: 4. Lapangan Terbang

KONFIGURASI LANDASAN PACUKONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu sejajar ambang tidak rataLay-out landasan pacu sejajar ambang tidak rata

((staggered staggered parallel runway)parallel runway)

Page 106: 4. Lapangan Terbang

KONFIGURASI LANDASAN PACUKONFIGURASI LANDASAN PACU

CONTOH LANDASAN PACU SEJAJAR AMBANG TIDAK RATA CONTOH LANDASAN PACU SEJAJAR AMBANG TIDAK RATA

(STAGGERED PARALLEL RUNWAY)(STAGGERED PARALLEL RUNWAY)

Page 107: 4. Lapangan Terbang

KONFIGURASI LANDASAN PACUKONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu bersilangLay-out landasan pacu bersilang

((intersectingintersecting runway) runway)

Page 108: 4. Lapangan Terbang

KONFIGURASI LANDASAN PACUKONFIGURASI LANDASAN PACU

CONTOH LANDASAN PACU BERSILANG (INTERSECTING RUNWAY)CONTOH LANDASAN PACU BERSILANG (INTERSECTING RUNWAY)

Page 109: 4. Lapangan Terbang

KONFIGURASI LANDASAN PACUKONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu Lay-out landasan pacu V – V – tertutuptertutup ((V - closedV - closed runway) runway)

Page 110: 4. Lapangan Terbang

KONFIGURASI LANDASAN PACUKONFIGURASI LANDASAN PACU

CONTOHCONTOH LANDASAN PACU LANDASAN PACU V – V – TERTUTUPTERTUTUP ((V - CLOSEDV - CLOSED RUNWAY) RUNWAY)

Page 111: 4. Lapangan Terbang

KONFIGURASI LANDASAN PACUKONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu sejajar ambang rata - gandaLay-out landasan pacu sejajar ambang rata - ganda

((double-double-parallel runway)parallel runway)

Page 112: 4. Lapangan Terbang

KONFIGURASI LANDASAN PACUKONFIGURASI LANDASAN PACU

CONTOHCONTOH LANDASAN PACU SEJAJAR AMBANG RATA - GANDA LANDASAN PACU SEJAJAR AMBANG RATA - GANDA ((DOUBLE-DOUBLE-PARALLEL RUNWAY)PARALLEL RUNWAY)

Page 113: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCEPERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

Menurut peraturan dari FAA Airport Design and Menurut peraturan dari FAA Airport Design and Engineering Advisory Circular 150/5300-13, Engineering Advisory Circular 150/5300-13, wingwing--tip tip clearanceclearance adalah jarak kebebasan dari ujung sayap adalah jarak kebebasan dari ujung sayap pesawat terbang terhadap ujung sayap pesawat terbang pesawat terbang terhadap ujung sayap pesawat terbang yang lain dan berfungsi untuk memudahkan mobilitas yang lain dan berfungsi untuk memudahkan mobilitas atau pergerakan pesawat terbang di apron maupun di atau pergerakan pesawat terbang di apron maupun di jalur taxiwayjalur taxiway agar agar tidak terjadi konflik dengan pesawat tidak terjadi konflik dengan pesawat terbang lainterbang lain

Page 114: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCEPERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

ASPEKASPEK

PERENCANAANPERENCANAAN

AIRPLANE DESIGN GROUPAIRPLANE DESIGN GROUP

II IIII IIIIII IVIV VV

Wing-tip clearanceWing-tip clearance

Pada taxiwayPada taxiway

20 ft20 ft

(6 m)(6 m)

26 ft26 ft

(8 m)(8 m)

34 ft34 ft

(10,5 m)(10,5 m)

44 ft44 ft

(13,5 m)(13,5 m)

53 ft53 ft

(16 m)(16 m)

Wing-tip clearanceWing-tip clearance

Pada apron /Pada apron /

taxilanetaxilane

15 ft15 ft

(4,50 m)(4,50 m)

18 ft18 ft

(5,50 m)(5,50 m)

22 ft22 ft

(6,50 m)(6,50 m)

27 ft27 ft

(8 m)(8 m)

31 ft31 ft

(11 m)(11 m)

Page 115: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCEPERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

Menurut Peraturan FAA AC 150/5360-13 disyaratkan Menurut Peraturan FAA AC 150/5360-13 disyaratkan bahwa jarak antara hidung pesawat terbang dengan bahwa jarak antara hidung pesawat terbang dengan bagian depan gedung terminal adalah 4,5 – 9 m bagian depan gedung terminal adalah 4,5 – 9 m tergantung dari kelompok pesawat terbang rencana tergantung dari kelompok pesawat terbang rencana (Airplane Design Group)(Airplane Design Group)

Untuk kebutuhan manuver pesawat terbang pada apron Untuk kebutuhan manuver pesawat terbang pada apron dan mobilitas dari dan menuju ke landasan pacu, dan mobilitas dari dan menuju ke landasan pacu, dibutuhkan separasi atau pemisahan posisi pesawat dibutuhkan separasi atau pemisahan posisi pesawat terbang untuk menghindarkan pengaruh semburan jet terbang untuk menghindarkan pengaruh semburan jet dari mesin pesawat ke arah gedung terminal sejarak 150 dari mesin pesawat ke arah gedung terminal sejarak 150 mm

Page 116: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCEPERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

Lay-out Lay-out posisi pesawat terbang pada jalur taxiwayposisi pesawat terbang pada jalur taxiway

Page 117: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCEPERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

Lay-out Lay-out posisi pesawat terbang pada jalur taxilane pada apronposisi pesawat terbang pada jalur taxilane pada apron (1) (1)

Page 118: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCEPERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

Lay-out Lay-out posisi pesawat terbang pada jalur taxilane pada apronposisi pesawat terbang pada jalur taxilane pada apron (2) (2)

Page 119: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCECLEARANCE

Lay-out Lay-out posisi pesawat terbang pada apronposisi pesawat terbang pada apron

Page 120: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN GEOMETRIK LANDASAN PACU DAN PERENCANAAN GEOMETRIK LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNGLANDASAN PENGHUBUNG

Klasifikasi Pesawat Terbang RencanaKlasifikasi Pesawat Terbang Rencana

Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana (Airplane Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana (Airplane Design Group) dipakai sebagai acuan dalam Design Group) dipakai sebagai acuan dalam merencanakan landasan pacu (runway) dan merencanakan landasan pacu (runway) dan landasan penghubung (taxiway) secara geometrik. landasan penghubung (taxiway) secara geometrik. Klasifikasi ini didasarkan atas karakteristik pesawat Klasifikasi ini didasarkan atas karakteristik pesawat terbang, yakni pada dimensi panjang sayap (wing terbang, yakni pada dimensi panjang sayap (wing span), dapat dilihat pada tabel berikut span), dapat dilihat pada tabel berikut ::

Page 121: 4. Lapangan Terbang

Grup TipePesawat

Wing span( m )

I Cessna, Piper Navajo, T-82 < 49 ft(< 15 m)

II N-212, CN-235, STOL Sky-van, 49 ft < x < 79 ft(15 m < x < 24 m)

III DC-9-32, DC-9-50, B-737-200, B-727-200,

79 ft < x < 118 ft(24 m < x < 36 m)

IV DC-10-A, DC-10-B, B-720B,B-707-120B, B-707-320BAirbus A-300

118 ft < x < 171 ft(36 m < x < 52 m)

V B-747-300, B-747-400,B-767, B-747 SP

171 ft < x < 214 ft(52 m < x < 65 m)

Tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana

Page 122: 4. Lapangan Terbang

Perencanaan Geometrik pada landasan pacuPerencanaan Geometrik pada landasan pacu Bagian-bagian pendukung dari landasan pacu terdiri dari :Bagian-bagian pendukung dari landasan pacu terdiri dari :1.1. Perkerasan struktur (structural pavement) berupa Perkerasan struktur (structural pavement) berupa

perkerasan lentur (flexible pavement) dengan tipe perkerasan lentur (flexible pavement) dengan tipe perkerasan kekuatan penuh (full strength hardening) perkerasan kekuatan penuh (full strength hardening) yang berfungsi untuk mendukung operasional pesawat yang berfungsi untuk mendukung operasional pesawat terbang (kemampuan manuver, kendali dan stabilitas terbang (kemampuan manuver, kendali dan stabilitas pergerakan)pergerakan)

2.2. Bahu landasan pacu (runway shoulder) adalah bagian Bahu landasan pacu (runway shoulder) adalah bagian yang berdekatan dengan landasan pacu dan merupakan yang berdekatan dengan landasan pacu dan merupakan perpanjangan arah melintang dari perkerasan struktur perpanjangan arah melintang dari perkerasan struktur landasan pacu yang berfungsi untuk menempatkan landasan pacu yang berfungsi untuk menempatkan instrumen navigasi, pelampuan landasan pacu dan instrumen navigasi, pelampuan landasan pacu dan peralatan pendukung operasional penerbangan.peralatan pendukung operasional penerbangan.

Page 123: 4. Lapangan Terbang

Perencanaan Geometrik pada landasan pacuPerencanaan Geometrik pada landasan pacu

3.3. Daerah aman landasan pacu (runway safety area) Daerah aman landasan pacu (runway safety area) adalah daerah bebas halangan dan gangguan di adalah daerah bebas halangan dan gangguan di sekitar landasan pacu yang difungsikan secara darurat sekitar landasan pacu yang difungsikan secara darurat untuk mengatasi kemungkinan kondisi pesawat untuk mengatasi kemungkinan kondisi pesawat terbang yang keluar (slip-off) dari landasan pacu terbang yang keluar (slip-off) dari landasan pacu karena berbagai sebab (permasalahan mesin, roda karena berbagai sebab (permasalahan mesin, roda pesawat terbang selip, dsb). Menurut FAA (Federal pesawat terbang selip, dsb). Menurut FAA (Federal Aviation Adminstration) ukuran daerah aman landasan Aviation Adminstration) ukuran daerah aman landasan pacu untuk pesawat terbang rencana kategori pacu untuk pesawat terbang rencana kategori transport, panjang harus lebih besar dari 270 ft (90 m) transport, panjang harus lebih besar dari 270 ft (90 m) dan lebar minimum 500 ft (152,4 m) dari setiap ujung dan lebar minimum 500 ft (152,4 m) dari setiap ujung landasan pacu.landasan pacu.

Page 124: 4. Lapangan Terbang

Perencanaan Geometrik pada landasan pacuPerencanaan Geometrik pada landasan pacu

4.4. Pelindung semburan (blast pad) adalah suatu bagian Pelindung semburan (blast pad) adalah suatu bagian yang dirancang untuk mencegah erosi permukaan yang dirancang untuk mencegah erosi permukaan yang berdekatan dengan ujung-ujung landasan pacu yang berdekatan dengan ujung-ujung landasan pacu yang menerima semburan jet secara terus menerus yang menerima semburan jet secara terus menerus atau yang berulang dari pesawat terbang yang akan atau yang berulang dari pesawat terbang yang akan melakukan lepas landas. Dimensi atau ukuran melakukan lepas landas. Dimensi atau ukuran blast blast padpad ini tergantung pada rekomendasi FAA atau ICAO ini tergantung pada rekomendasi FAA atau ICAO terhadap jenis pesawat terbang rencana yang dilayani terhadap jenis pesawat terbang rencana yang dilayani oleh bandar udara.oleh bandar udara.

Page 125: 4. Lapangan Terbang

Perencanaan Geometrik pada landasan pacuPerencanaan Geometrik pada landasan pacu

Gambar bagian-bagian pada landasan pacu

Page 126: 4. Lapangan Terbang

Contoh soal perencanaan geometris landasan pacuContoh soal perencanaan geometris landasan pacu

Dalam merencanakan ukuran panjang dan lebar Dalam merencanakan ukuran panjang dan lebar landasan pacu dapat dijelaskan melalui contoh soal landasan pacu dapat dijelaskan melalui contoh soal berikut :berikut :

Suatu bandar udara direncanakan akan melayani Suatu bandar udara direncanakan akan melayani pesawat terbang B-737-200, tentukan dimensi/ ukuran pesawat terbang B-737-200, tentukan dimensi/ ukuran dari landasan pacu (runway) tersebut !dari landasan pacu (runway) tersebut !

Page 127: 4. Lapangan Terbang

Contoh soal perencanaan geometris landasan pacuContoh soal perencanaan geometris landasan pacu

Jawab :Jawab :

Diketahui : Pesawat Terbang rencana : B-737-200Diketahui : Pesawat Terbang rencana : B-737-200

Ukuran wing span B-737-200 : 28,35 m (93,016 ft), maka Ukuran wing span B-737-200 : 28,35 m (93,016 ft), maka Pesawat terbang rencana B-737-200 termasuk dalam Pesawat terbang rencana B-737-200 termasuk dalam Airplane Design Group-III (Lihat : Tabel Klasifikasi Airplane Design Group-III (Lihat : Tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana)Pesawat Terbang Rencana)

Menurut Advisory Circular 150/5300-13 Airport Design Menurut Advisory Circular 150/5300-13 Airport Design and Engineering dari FAA tentang desain landasan pacu and Engineering dari FAA tentang desain landasan pacu pada pada ttabel berikut :abel berikut :

Page 128: 4. Lapangan Terbang

Komponen pd Runway

Airplane Design Group

I II III IV V

Lebar Runway 75 ft23 m

100 ft30 m

100 ft30 m

100 ft30 m

150 ft45 m

Lebar Bahu Runway

10 ft3 m

10 ft3 m

10 ft3 m

20 ft6 m

25 ft7.5 m

Lebar Blast Pad 95 ft29 m

120 ft36 m

120 ft36 m

140 ft42 m

200 ft60 m

Panjang Blast Pad

60 ft18 m

100 ft30 m

150 ft45 m

200 ft60 m

200 ft60 m

Lebar Daerah Aman

300 ft90 m

300 ft90 m

300 ft90 m

400 ft120 m

500 ft150 m

Panjang daerah aman

600 ft180 m

600 ft180 m

600 ft180 m

800 ft240 m

1000 ft300 m

Tabel Ukuran Komponen pada Runway sesuai dengan Airplane Design Group

Page 129: 4. Lapangan Terbang

B-737-200 termasuk Airplane Design Group III (lihat tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana) sehingga dari tabel Ukuran Komponen pada Runway sesuai dengan Airplane Design Group diperoleh :Lebar landasan pacu : 100 ft (30 m)Lebar bahu landasan pacu : 10 ft (3 m)Lebar Blast pad : 120 ft (36 m)Panjang Blast Pad : 150 ft (45 m)Lebar Daerah aman : 300 ft (90 m)Panjang Daerah aman : 600 ft (180 m)

Page 130: 4. Lapangan Terbang

Desain panjang runway :Untuk pesawat terbang rencana B-737-200, panjang landasan pacu rencana dasar (basic length runway) adalah 2.286 m

Maka untuk kondisi :a. operasional pesawat terbang normal :

Untuk operasional lepas landas :Take-off Distance = 1,15 x panjang landasan pacu rencana B-737-200 = 1,15 x 2.286 m

= 2.628,90 m = 2.628,90 x 3,281 ft

= 8.625,42 ft Take-off Run = panjang landasan pacu rencana

= 2.286 m= 2.286 x 3,281 ft= 7.500,366 ft

Lift-off Distance = 0,55 x Take-off Distance LOD = 0,55 x 2.628,90 m = 1.445,895 m = 1.445,895 x 3,281 ft = 4.743,98 ft

Page 131: 4. Lapangan Terbang

Untuk operasional pendaratan (landing) :Landing Distance (LD) = TOD = 2.628,90 m

= 8.625,42 ftStop Distance (SD) = 0,6 x LD

= 0,6 x 2.628,90 m= 1.577,34 m= 1.577,34 x 3,281 ft= 5.175,25 ft

Clearway (CW) = ( 0,5 .(TOD – LOD)) = ( 0,5 .(2.628,90 m – 1.445,895 m))

= 591,50 m= 591,50 x 3,281 ft= 1.940,72 ft

Stopway (SW) = 0,05 x LD= 0,05 x 2.628,90 m= 131,445 m= 131,445 x 3,281 ft= 431,27 ft

Page 132: 4. Lapangan Terbang

Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh (full strength hardening) yang dibutuhkan adalah :Field Length (FL) = Take-off Run + (0,5 .(TOD –LOD))

= 2.286 m + (0,5 .(2.628,90 m – 1.445,895 m))= 2.286 m + 591,50 m= 2.877,50 m

= 2.877,50 x 3,281 ft= 9.441,078 ft

Page 133: 4. Lapangan Terbang

Gambar Rencana :Gambar Rencana :

Page 134: 4. Lapangan Terbang

DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO (INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)(INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)

Menurut ICAO desain panjang landasan pacu dihitung Menurut ICAO desain panjang landasan pacu dihitung dengan pertimbangan terhadap faktor koreksi :dengan pertimbangan terhadap faktor koreksi :

- Ketinggian / elevasi di atas muka air lautKetinggian / elevasi di atas muka air laut

- Perbedaan temperatur udara di atas 15Perbedaan temperatur udara di atas 15° C° C

- Kemiringan arah memanjang (longitudinal gradient)Kemiringan arah memanjang (longitudinal gradient)

Page 135: 4. Lapangan Terbang

DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO (INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)(INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)

Penjelasan:Penjelasan:

1.1. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi elevasi di atas muka air laut:elevasi di atas muka air laut:

Semakin tinggi ketinggian, maka kepadatan / densitas Semakin tinggi ketinggian, maka kepadatan / densitas udara menjadi berkurang dan berpengaruh terhadap gaya udara menjadi berkurang dan berpengaruh terhadap gaya angkat komponen pesawat terbang, sehingga berdampak angkat komponen pesawat terbang, sehingga berdampak pada manuver pesawat terbang. Artinya harus dilakukan pada manuver pesawat terbang. Artinya harus dilakukan perhitungan penambahan panjang landasan pacu. perhitungan penambahan panjang landasan pacu.

Pertambahan landasan pacu dilakukan untuk setiap 300 m Pertambahan landasan pacu dilakukan untuk setiap 300 m di atas muka air laut rata-rata, yakni:di atas muka air laut rata-rata, yakni:

Panjang landasan pacu rencana = (panjang landasan pacu Panjang landasan pacu rencana = (panjang landasan pacu dasar x 7%) + panjang landasan pacu dasardasar x 7%) + panjang landasan pacu dasar

Page 136: 4. Lapangan Terbang

DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO (INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)(INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)

2. 2. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksiDesain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi pperbedaan temperatur udara di atas 15erbedaan temperatur udara di atas 15° C° C : :Pertambahan landasan pacu dilakukan apabila terdapat Pertambahan landasan pacu dilakukan apabila terdapat perbedaan temperatur udara di atas 15perbedaan temperatur udara di atas 15° C° C , yakni: , yakni:- Tentukan suhu harian rata-rata pada bulan terpanas - Tentukan suhu harian rata-rata pada bulan terpanas dalam 1 tahun = T1dalam 1 tahun = T1°°- Tentukan suhu maksimum rata-rata harian pada bulan - Tentukan suhu maksimum rata-rata harian pada bulan yang sama = T2°, sehinggayang sama = T2°, sehinggaPanjang landasan pacu rencana = ((panjang landasan pacu Panjang landasan pacu rencana = ((panjang landasan pacu dasar x 7%) + panjang landasan pacu dasar) + (1/100 xdasar x 7%) + panjang landasan pacu dasar) + (1/100 xT1 + (T1 + (T2 – T1)T2 – T1) - 15 - 15°C))°C))

33

Page 137: 4. Lapangan Terbang

DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO (INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)(INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)

3.3. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksiDesain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi kkemiringan arah memanjang (longitudinal gradienemiringan arah memanjang (longitudinal gradient):t):Gradien efektif landasan pacu =Gradien efektif landasan pacu =

elevasi tertinggi – elevasi terendahelevasi tertinggi – elevasi terendah panjang landasan pacu dasar panjang landasan pacu dasar

sehingga :sehingga :Panjang landasan pacu rencana =Panjang landasan pacu rencana =((panjang landasan pacu dasar x 7%) + panjang landasan ((panjang landasan pacu dasar x 7%) + panjang landasan pacu dasar) + (1/100 xpacu dasar) + (1/100 xT1 + (T1 + (T2 – T1)T2 – T1) - 15 - 15°C)) / gradien efektif landasan pacu°C)) / gradien efektif landasan pacu

33

Page 138: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Landasan penghubung (taxiway) didefinisikan sebagai Landasan penghubung (taxiway) didefinisikan sebagai suatu jalur perkerasan yang digunakan oleh pesawat suatu jalur perkerasan yang digunakan oleh pesawat terbang sebagai akses dari apron menuju landasan pacu terbang sebagai akses dari apron menuju landasan pacu (runway) dan sebaliknya dari landasan pacu menuju (runway) dan sebaliknya dari landasan pacu menuju apron setelah melakukan pendaratan. Untuk akses dari apron setelah melakukan pendaratan. Untuk akses dari apron menuju landasan pacu disebut ‘entrance taxiway’ apron menuju landasan pacu disebut ‘entrance taxiway’ dan akses dari landasan pacu menuju apron disebut ‘exit dan akses dari landasan pacu menuju apron disebut ‘exit taxiway’. Kedua jalur akses ini merupakan by-pass taxiway’. Kedua jalur akses ini merupakan by-pass taxiway. taxiway.

Page 139: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

1. 1. Perencanaan tikungan dan lebar tambahan tikunganPerencanaan tikungan dan lebar tambahan tikungan (fillet) (fillet) pada taxiwaypada taxiway

Keterangan:F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet)

terhadap taxiway centerlineL = panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan taxiwayR = Jari-jari belokan taxiway

Page 140: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Keterangan:F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet)

terhadap taxiway centerlineL = panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan taxiwayR = Jari-jari belokan taxiway

Page 141: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Keterangan:F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet)

terhadap taxiway centerlineL = panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan taxiwayR = Jari-jari belokan taxiway

Page 142: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Dalam merencanakan desain geometrik pada landasan penghubung Dalam merencanakan desain geometrik pada landasan penghubung

digunakan referensi perencanaan dari FAAdigunakan referensi perencanaan dari FAA : :

Komponen pd Taxiway Airplane Design Group

I II III IV V

Lebar taxiway (W) 25 ft7,5 m

35 ft10,5 m

50 ft15 m

75 ft23 m

75 ft23 m

Jarak tepi aman taxiway (M)

5 ft1,5 m

7,5 ft2,25 m

10 ft3 m

15 ft4,5 m

15 ft4,5 m

Lebar bahu taxiway (S) 10 ft3 m

10 ft3 m

10 ft3 m

15 ft4,5 m

15 ft4,5 m

Tabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi Airplane Design GroupTabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi Airplane Design Group

Page 143: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Komponen pd Taxiway Airplane Design Group

I II III IV V

Jari-jari tikungan (R) 75 ft22,5 m

75 ft22,5 m

100 ft30 m

150 ft45 m

150 ft45 m

Jari-jari tikungan tambahan ( F)

60 ft18 m

60 ft18 m

60 ft18 m

85 ft25,5 m

85 ft25,5 m

Panjang jalur tikungan tambahan (L)

50 ft15 m

50 ft15 m

150 ft45 m

250 ft75 m

250 ft75 m

Tabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi Airplane Design GroupTabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi Airplane Design Group

Page 144: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Contoh perhitungan desain lebar jalur taxiway dan taxiway fillet :Contoh perhitungan desain lebar jalur taxiway dan taxiway fillet :

Diketahui pesawat terbang rencana B-737-200 dengan wing span Diketahui pesawat terbang rencana B-737-200 dengan wing span 32,92 m termasuk Airplane Design Group III (lihat tabel 3.1). 32,92 m termasuk Airplane Design Group III (lihat tabel 3.1). sehingga dari tabel 3.3 dan tabel 3.4 diperoleh :sehingga dari tabel 3.3 dan tabel 3.4 diperoleh :

- - Lebar taxiway (W) = 50 ft (15 m)Lebar taxiway (W) = 50 ft (15 m)

- - Jarak tepi aman taxiway (M) = 10 ft (3 m)Jarak tepi aman taxiway (M) = 10 ft (3 m)

- - Lebar bahu taxiway (S) = 10 ft (3 m)Lebar bahu taxiway (S) = 10 ft (3 m)

- - Jari-jari tikungan tambahan (fillet) terhadap Jari-jari tikungan tambahan (fillet) terhadap taxiway centerline taxiway centerline (F) (F) = 60 ft (18 m)= 60 ft (18 m)

- - Panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan Panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan taxiway (L) = 150 ft (45 m)taxiway (L) = 150 ft (45 m)

- - Jari-jari belokan taxiway (R) = 1Jari-jari belokan taxiway (R) = 15050 ft ( ft (4545 m) m)

Page 145: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Perencanaan Tikungan pada Taxiway dengan pesawat terbang rencana B-737-200

GambarGambar

Rencana :Rencana :

Page 146: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

2.2. Perencanaan by-pass taxiway (exit taxiway dan Perencanaan by-pass taxiway (exit taxiway dan entrance taxiway)entrance taxiway)Dalam perencanaan by-pass taxiway (exit taxiway dan Dalam perencanaan by-pass taxiway (exit taxiway dan entrance taxiway) ini yang perlu untuk diperhatikan entrance taxiway) ini yang perlu untuk diperhatikan adalah penentuan kecepatan rencana dari pesawat adalah penentuan kecepatan rencana dari pesawat terbang saat akan memasuki area sistem landasan terbang saat akan memasuki area sistem landasan penghubung. Penentuan kecepatan rencana ini dapat penghubung. Penentuan kecepatan rencana ini dapat dihitung dengan persamaan berikut :dihitung dengan persamaan berikut : R = R = VV^̂2____2____ (125.µ)(125.µ)

Page 147: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

sehingga : V = √ (125 x R x µ)sehingga : V = √ (125 x R x µ) = 11,18 √(R x µ)= 11,18 √(R x µ)

dengan : V = kecepatan rencana pesawat terbang dengan : V = kecepatan rencana pesawat terbang (km/jam)(km/jam)R = jari-jari tikungan pada sistem taxiway sesuai dengan R = jari-jari tikungan pada sistem taxiway sesuai dengan Airplane Design Group atau hasil perhitungan ( m ) Airplane Design Group atau hasil perhitungan ( m ) µ = koefisien gesek antara ban dan struktur µ = koefisien gesek antara ban dan struktur permukaan perkerasan (0,13)permukaan perkerasan (0,13)

Page 148: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Jika penentuan jari-jari tikungan dipertimbangkan berdasarkan Jika penentuan jari-jari tikungan dipertimbangkan berdasarkan ukuran wheel base (jarak antara roda pendarat utama/main gear ukuran wheel base (jarak antara roda pendarat utama/main gear dan roda depan/nose gear) dan komponen-komponennya maka dan roda depan/nose gear) dan komponen-komponennya maka dapat dihitung dengan persamaan berikut :dapat dihitung dengan persamaan berikut :

R = R = 0,388 . 0,388 . 22B_B_ ((W/2) – D) ((W/2) – D) dengan : R = jari-jari tikungan pada taxiway yang direncanakan dengan : R = jari-jari tikungan pada taxiway yang direncanakan ( m )( m ) B = ukuran wheel base dari pesawat terbang rencana ( m )B = ukuran wheel base dari pesawat terbang rencana ( m ) W = lebar jalur taxiway sesuai dengan Airplane Design Group ( m ) W = lebar jalur taxiway sesuai dengan Airplane Design Group ( m ) D = jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat D = jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat utama/main gear dan tepi jalur taxiway ( m )utama/main gear dan tepi jalur taxiway ( m )

Page 149: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Contoh perhitungan desain tikungan pada sistem by-Contoh perhitungan desain tikungan pada sistem by-pass taxiway :pass taxiway :

Diketahui pesawat terbang rencana B-737-200 dengan Diketahui pesawat terbang rencana B-737-200 dengan wing span 32,92 m termasuk Airplane Design Group III wing span 32,92 m termasuk Airplane Design Group III sehingga dari tabel perencanaan komponen taxiway dari sehingga dari tabel perencanaan komponen taxiway dari FAA diperoleh :FAA diperoleh :

Lebar taxiway (W) = 50 ft (15 m)Lebar taxiway (W) = 50 ft (15 m)

Untuk pesawat terbang rencana B-737-200, maka Untuk pesawat terbang rencana B-737-200, maka Ukuran wheel base (B) = 11,38 mUkuran wheel base (B) = 11,38 m

Jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat Jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat utama/main gear dan tepi jalur taxiway (D) = 3,75 m utama/main gear dan tepi jalur taxiway (D) = 3,75 m

Page 150: 4. Lapangan Terbang

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Maka : R = Maka : R = 0,388 . 2 0,388 . 2BB__ ((W/2) – D)((W/2) – D)

= = 0,388 . 0,388 . 22(11,38)(11,38) ((15/2) – 3,75)((15/2) – 3,75)

= 13.399 m= 13.399 m≈ ≈ 14 m14 m

Sehingga kecepatan rencana pesawat terbang saat memasuki Sehingga kecepatan rencana pesawat terbang saat memasuki tikungan adalah :tikungan adalah :

V = √ (125 x R x µ)V = √ (125 x R x µ) = 11,18 √(R x µ)= 11,18 √(R x µ) = 11,18 √(14 x 0,13)= 11,18 √(14 x 0,13) = 15 m/dt= 15 m/dt = 15 x 3,6= 15 x 3,6 = 54 km/jam= 54 km/jam

Page 151: 4. Lapangan Terbang

THANK YOU THANK YOU