Top Banner
Universitas Kristen Petra 40 4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1. Gambaran Objek Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pada sektor jasa non keungan yang terdaftar dalam Bursa efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2016 dan menggunakan purvosive sampling dengan penjelasan dengan tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel penelitian KETERANGAN TOTAL 1. Perusahaan yang terdaftar di BEI s/d 2016 254 - Perusahaan yang lsiting diatas 2011 76 - Data tidak lengkap 34 - Perusahaan yang tidak menerima keputusan kredit baru dari tahun 2012-2016 56 Jumlah perusahaan yang masuk kriteria 88 2. Jumlah observasi keputusan kredit baru 1297 3. Jumlah observasi keputusan Firm value 440 - DTN negatif 1 - Utang dari bank luar negeri 3 - Utang bank dalam bentuk sindikasi 4 - Tidak menerima keputusan kredit baru 7 - Tidak diketahui market value 9 Total data observasi keputusan kredit yang dapat uji 1267 Total data observasi Firm Value yang dapat uji 416 Sumber: Olahan Peneliti, 2018 Berikut merupakan perusahaan-perusahaan dalam sektor jasa non keuangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia, yang menjadi objek dalam penelitian ini.
49

4. hasil penelitian dan analisis

Apr 25, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

40

4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

4.1. Gambaran Objek Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pada

sektor jasa non keungan yang terdaftar dalam Bursa efek Indonesia (BEI) pada

tahun 2011-2016 dan menggunakan purvosive sampling dengan penjelasan dengan

tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Sampel penelitian

KETERANGAN TOTAL 1. Perusahaan yang terdaftar di BEI s/d 2016 254 - Perusahaan yang lsiting diatas 2011 76 - Data tidak lengkap 34 - Perusahaan yang tidak menerima keputusan kredit baru dari

tahun 2012-2016 56

Jumlah perusahaan yang masuk kriteria 88 2. Jumlah observasi keputusan kredit baru 1297 3. Jumlah observasi keputusan Firm value 440

- DTN negatif 1 - Utang dari bank luar negeri 3 - Utang bank dalam bentuk sindikasi 4 - Tidak menerima keputusan kredit baru 7 - Tidak diketahui market value 9 Total data observasi keputusan kredit yang dapat uji 1267 Total data observasi Firm Value yang dapat uji 416

Sumber: Olahan Peneliti, 2018

Berikut merupakan perusahaan-perusahaan dalam sektor jasa non

keuangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia, yang menjadi objek dalam

penelitian ini.

Page 2: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

41

Tabel 4.2. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian

Kode Perusahaan Perusahaan

ABBA PT. Mahaka Media Tbk ABMM PT. ABM Investama Tbk ACES PT. Ace Hardware Indonesia Tbk ADHI PT. Adhi Karya Tbk AKRA PT. AKR Corporindo Tbk AMRT PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk APLN PT. Agung Podomoro Land Tbk ASGR PT. Astra Graphia Tbk BAPA PT. Bekasi Asri Pemula Tbk BAYU PT. Bayu Buana Tbk BHIT PT. MNC Investama Tbk BIPP PT. Bhuwanatala Indah Permai Tbk BKSL PT. Sentul City Tbk BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya Tbk BMTR PT. Global Mediacom Tbk BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa Tbk CLPI PT. Colorpak Indonesia Tbk

CMPP PT. AirAsia Indonesia Tbk CNKO PT. Exploitasi Energi Indonesia Tbk COWL PT. Cowell Development Tbk CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk CTRA PT. Ciputra Development Tbk DART PT. Duta Anggada Realty Tbk DGIK PT. Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk DILD PT. Intiland Development Tbk DSSA PT. Dian Swastatika Sentosa Tbk DUTI PT. Duta Pertiwi Tbk ELTY PT. Bakrieland Development Tbk EMDE PT. Megapolitan Developments Tbk EPMT PT. Enseval Putera Megatrading Tbk ERAA PT. Erajaya Swasembada Tbk EXCL PT. XL Axiata Tbk FISH PT. FKS Multi Agro Tbk FMII PT. Fortune Mate Indonesia Tbk

FORU PT. Fortune Indonesia Tbk

Page 3: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

42

GEMA PT. Gema Grahasarana Tbk GIAA PT. Garuda Indonesia Tbk GPRA PT. Perdana Gapuraprima Tbk GWSA PT. Greenwood Sejahtera Tbk HERO PT. Hero Supermarket Tbk INPP PT. Indonesian Paradise Property Tbk JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk

KBLV PT. First Media Tbk KIJA PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk

KOBX PT. Kobexindo Tractors Tbk KPIG PT. MNC Land Tbk LAPD PT. Leyand International Tbk LPCK PT. Lippo Cikarang Tbk LPKR PT. Lippo Karawaci Tbk LPLI PT. Star Pacific Tbk LTLS PT. Lautan Luas Tbk MAMI PT. Mas Murni Indonesia Tbk MAPI PT. Mitra Adiperkasa Tbk MDLN PT. Modernland Realty Tbk MDRN PT. Modern Internasional Tbk MICE PT. Multi Indocitra Tbk MIDI PT. Midi Utama Indonesia Tbk MIRA PT. Mitra International Resources Tbk MLPL PT. Multipolar Tbk MNCN PT. Media Nusantara Citra Tbk MTDL PT. Metrodata Electronics Tbk MTLA PT. Metropolitan Land Tbk MYRX PT. Hanson International Tbk OKAS PT. Ancora Indonesia Resources Tbk PANR PT. Panorama Sentrawisata Tbk PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk PLAS PT. Polaris Investama Tbk PTPP PT. Pembangunan Perumahan Tbk PTSP PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk

PWON PT. Pakuwon Jati Tbk. SDMU PT. Sidomulyo Selaras Tbk SMDM PT. Suryamas Dutamakmur Tbk SMDR PT. Samudera Indonesia Tbk SMRA PT. Summarecon Agung Tbk

Page 4: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

43

SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk SSIA PT. Surya Semesta Internusa Tbk

TGKA PT. Tigaraksa Satria Tbk TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk TMAS PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk TMPO PT. Tempo Inti Media Tbk TOTL PT. Total Bangun Persada Tbk TRAM PT. Trada Alam Minera Tbk TURI PT. Tunas Ridean Tbk UNTR PT. United Tractors Tbk WICO PT. Wicaksana Overseas International Tbk WIKA PT. Wijaya Karya Tbk

Sumber: Olahan Peneliti, 2018

Tabel 4.2. menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel pada

penelitian ini berjumlah 88. Tahun penelitian yang digunakan dari tahun 2012

sampai dengan 2016.

4.2. Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk menunjukan gambaran

umum nilai minimum (min), nilai maksimum (max), rata-rata (mean) dan standar

deviasi dari masing-masing variabel penelitian yaitu untuk model 1 dan 2 terdiri

dari utang bank, debt to tangible net worth ratio (DTN), net profit margin (NPM),

jenis bank, tangibilitas, ukuran perusahaan (Firm size), ukuran bank (Bank size).

Dan untuk data model 3 terdiri dari nilai perusahaan (Tobinq), utang bank, other

leverage, dan ukuran perusahaan (Firm size). Berikut merupakan hasil analisisnya

yang digambarkan melalui data statistik deskriptif penelitian Model 1 dan 2, serta

Model 3.

4.2.1. Model 1 dan Model 2

Dibawah ini merupakan tabel hasil analisis Data Statistik Deskriptif

Variabel Penelitian untuk Model 1 dan Model 2.

Page 5: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

44

Tabel 4.3. Data statistik deskriptif variabel penelitian model 1 dan 2

Descriptive Statistics

Ket N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Utang Bank 1267 500000000 8705000000000 295415790089 607944420895

DTN 1267 0,0432 41,0719 1,4931 2,2028 NPM 1267 -2,0441 15,0636 0,1105 0,5552

TANG 1267 0,0002 0,9612 0,3148 0,2142 FIRM SIZE 1267 24,4990 32,7441 29,1764 1,4801

BANK SIZE 1267 26,9844 34,7878 32,4588 1,5059

Valid N (listwise) 1267

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

4.2.1.1. Variabel Dependen

4.2.1.1.1. Pemberian Kredit Bank

Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel pemberian

kredit bank dari jumlah sampel 1267 mempunyai nilai maximum sebesar

Rp.8.705.000.000.000 yaitu perusahaan PT Wijaya karya Tbk di berikan oleh Bank

Mandiri pada tahun 2016 dan nilai minimum sebesar Rp.500.000.000 yaitu pada

PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk oleh Bank Internasional Indonesia pada

tahun 2015. Nilai rata-rata (mean) variabel pemberian kredit bank sebesar

Rp.295.415.790.089 sedangkan standar deviasi sebesar Rp.607.944.420.895.

4.2.1.2. Variabel Independen

4.2.1.2.1. Financial Leverage

Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel financial

leverage dengan menggunakan Debt to tangible net worth (DTN) terhadap

keputusan kredit bank dari jumlah sampel 1267 memiliki nilai maximum sebesar

41,0719 yaitu pada PT XL Axiata Tbk Tbk tahun 2015 dan nilai minimum sebesar

Page 6: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

45

0,0432 yaitu pada PT Star Pacific Tbk pada tahun 2015. Nilai rata-rata (mean) Debt

to tangible net worth (DTN) sebesar 1,4931 dan standar deviasi sebesar 2,2028.

4.2.1.2.2. Profitabilitas

Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel

profitabilitas terhadap keputusan kredit bank dengan menggunakan rasio net profit

margin (NPM) dari jumlah sampel 1267 memiliki nilai maximum sebesar 15,0636

yaitu PT Greenwood Sejahtera Tbk dan nilai minimu sebesar -2,0441 pada PT Star

Pacific Tbk pada tahun 2015, sedangkan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,1105 dan

standar deviasi sebesar 1,515

4.2.1.3. Variabel Kontrol

4.2.1.3.1. Tangibilitas

Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel tangibilitas

terhadap keputusan kredit bank dari jumlah sampel 1267 memiliki nilai maximum

sebesar 0,9612 yaitu pada PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk tahun 2012 dan nilai

minimum sebesar 0,0002 yaitu pada PT Hanson International Tbk pada tahun 2016,

sedangkan nilai rata-rata (mean) yaitu 0,3148 dan standar deviasi sebesar 0,2142.

4.2.1.3.2. Ukuran Perusahaan

Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel ukuran

perusahaan (firm size) terhadap keputusan kredit bank dari jumlah sampel 1267

memiliki nilai maximum sebesar 32,7441 yaitu pada PT Telekomunikasi Indonesia

tahun 2016 dan nilai minimum sebesar 24,4990 yaitu pada PT Pembangunan Graha

Lestari Indah Tbk pada tahun 2012, sedangkan nilai rata-rata (mean) yaitu 29,1764

dan standar deviasi sebesar 1,4801.

4.2.1.3.3. Ukuran Bank

Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel ukuran

bank (bank size) terhadap keputusan kredit bank dari jumlah sampel 1267 memiliki

nilai maximum sebesar 34,7878 yaitu pada PT Telekomunikasi Indonesia tahun

2016 dan nilai minimum sebesar 26,9844 yaitu pada PT Pembangunan Graha

Page 7: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

46

Lestari Indah Tbk pada tahun 2012, sedangkan nilai rata-rata (mean) yaitu 32,4588

dan standar deviasi sebesar 1,5059

4.2.2. Model 3

Dibawah ini merupakan tabel hasil analisis Data Statistik Deskriptif

Variabel Penelitian untuk Model 3.

Tabel 4.4 Data statistik deskriptif variabel penelitian model 3 (political

connection)

Descriptive Statistics (Political Connection)

Ket N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TOBINQ 254 0,2559 3,3859 1,2789 0,5703

TOTAL PAGU 254 3750000000 19407000000000 1183311695331 2178809452338

OT 254 0,0184 0,8401 0,3547 0,1901 FIRM SIZE 254 24,7612 32,7441 29,2600 1,4604

Valid N (listwise) 254

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

Tabel 4.5 Data statistik deskriptif variabel penelitian model 3 (non political

connection)

Descriptive Statistics (Non Political Connection)

Ket N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TOBINQ 137 0,2198 3,0706 1,1895 0,5120

TOTAL PAGU 137 500000000 4720000000000 479409999781 687272819291

OT 137 0,0412 0,5470 0,3044 0,1474 FIRM SIZE 137 24,4990 30,4507 27,7430 1,3655

Valid N (listwise) 137

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

Page 8: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

47

4.2.2.1. Variabel Dependen

4.2.2.1.1. Firm Value

Hasil uji statistik pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel Firm Value

pada perusahaan Political Connection yang di ukur dengan rasio TobinQ dari

jumlah sampel 254 memiliki nilai maximum sebesar 3,3859 yaitu pada PT Hero

Supermarket Tbk tahun 2013 dan nilai minimum sebesar 0,2559 yaitu pada PT Star

Pacific Tbk pada tahun 2013, sedangkan nilai rata-rata (mean) yaitu 1,2789 dan

standar deviasi sebesar 0,5703 dan Hasil uji statistik pada tabel 4.5 menunjukkan

bahwa variabel Firm Value pada perusahaan Non Political Connection yang di ukur

dengan rasio TobinQ dari jumlah sampel 137 memiliki nilai maximum sebesar

3,0706 yaitu pada PT Pioneerindo Gourmet International Tbk tahun 2013 dan nilai

minimum sebesar 0,2198 yaitu pada PT Greenwood Sejahtera Tbk pada tahun

2016, sedangkan nilai rata-rata (mean) yaitu 1,1895 dan standar deviasi sebesar

0,5120

4.2.2.2. Variabel Independen

4.2.2.2.1. Pemberian Kredit Bank

Hasil uji statistik pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel pemberian

kredit bank terhadap firm value pada perusahaan Political Connection dari jumlah

sampel 254 memiliki nilai maximum sebesar Rp. 19.407.000.000.000 yaitu pada

PT. Wijaya Karya Tbk tahun 2016 dan nilai minimum sebesar 3.750.000.000 yaitu

pada PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk pada tahun 2012, sedangkan nilai

rata-rata (mean) yaitu Rp.1.183.311.695.331 dan standar deviasi sebesar Rp.

2.178.809.452.338 dan Hasil uji statistik pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa

variabel pemberian kredit bank terhadap firm value pada perusahaan Non Political

Connection dari jumlah sampel 137 memiliki nilai maximum sebesar

Rp.4.720.000.000.000 yaitu pada PT. Erajaya Swasembada Tbk tahun 2015 dan

nilai minimum sebesar Rp.500.000.000 yaitu pada PT. Star Pacific Tbk pada tahun

2012, sedangkan nilai rata-rata (mean) yaitu Rp.479.409.999.781 dan standar

deviasi sebesar Rp. 697.272.819.291

Page 9: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

48

4.2.2.3. Variabel Kontrol

4.2.2.3.1. Other Leverage

Hasil uji statistik pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel other

leverage terhadap firm value pada perusahaan Political Connection dari jumlah

sampel 254 memiliki nilai maximum sebesar 0,8401 yaitu pada PT. Pembangunan

Perumahan Tbk pada tahun 2016 dan nilai minimum sebesar 0,0184 yaitu pada PT.

Hanson International Tbk pada tahun 2014, sedangkan nilai rata-rata (mean) yaitu

0,3547 dan standar deviasi sebesar 0,1901 dan Hasil uji statistik pada tabel 4.5

menunjukkan bahwa variabel other leverage terhadap firm value pada perusahaan

Non Political Connection dari jumlah sampel 137 memiliki nilai maximum sebesar

0,5470 yaitu pada PT. Panorama Sentrawisata Tbk pada tahun 2016 dan nilai

minimum sebesar 0,0412 yaitu pada PT Bukit Uluwatu Villa Tbk pada tahun 2013,

sedangkan nilai rata-rata (mean) yaitu 0,3044 dan standar deviasi sebesar 0,1474.

4.2.2.3.2. Ukuran Perusahaan

Hasil uji statistik pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel ukuran

perusahaan (firm size) terhadap firm value pada perusahaan Political Connection

dari jumlah sampel 254 memiliki nilai maximum sebesar 32,7441 yaitu pada PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk pada tahun 2016 dan nilai minimum sebesar

24,7612 yaitu pada PT. Air Asia Indonesia Tbk pada tahun 2012, sedangkan nilai

rata-rata (mean) yaitu 29,2600 dan standar deviasi sebesar 1,4604 dan Hasil uji

statistik pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (firm size)

terhadap firm value pada perusahaan Non Political Connection dari jumlah sampel

137 memiliki nilai maximum sebesar 30,4507 yaitu pada PT. Pakuwon Jati Tbk

pada tahun 2015 dan nilai minimum sebesar 24,4990 yaitu pada PT. Pembangunan

Graha Lestari Indah pada tahun 2012, sedangkan nilai rata-rata (mean) yaitu

27,7430 dan standar deviasi sebesar 1,3655

Page 10: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

49

4.3. Analisa dan Pembahasan

4.3.1. Uji Asumsi Klasik Model 1 dan 2

Untuk menentukan apakah koefisien regresi dari model yang telah ada

dapat diterima, maka diperlukan pengujian terhadap kemungkinan adanya

kesalahan asumsi klasik. Berikut ini merupakan hasil asumsi klasik Model 1 dan 2.

4.3.1.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi

memiliki distribusi yang normal atau tidak. Pengujian normalitas ini dapat

menggunakan uji probability plot. Untuk uji probability plot jika titik-titik pada

grafik mendekati garis diagonal maka model tersebut dianggap signifikan. Berikut

ini hasil uji normalitas pada residual Model 1 dan 2 :

Gambar 4.1 Normal plot residual model 1

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

Gambar 4.1 menjelaskan bahwa residual pada Model 1 telah memenuhi

syarat asumsi normal. Hal tersebut dapat diketahui dengan dilihat dari gambar 4.1

yang menunjukkan bahwa plot-plot residual berada disekitar garis normal. Dengan

demikian Model 1 dengan variable dependen Pemberian Kredit Bank (Y) danan

Variabel Independen adalah Political Connection (X1), DTN (X2), NPM (X3),

Tangibilitas (X4), Firm Size (X5), Bank Size (X6), Jenis Bank (X7), RL (X8),

Industry (X9), Dan Years (X10) berdistribusi normal.

Page 11: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

50

Gambar 4.2 Normal plot residual model 2

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

Gambar 4.2 menjelaskan bahwa residual pada Model 2 telah memenuhi

syarat asumsi normal. Hal tersebut dapat diketahui dengan dilihat dari gambar 4.2

yang menunjukkan bahwa plot-plot residual berada disekitar garis normal. Dengan

demikian Model 2 dengan variable dependen Pemberian Kredit Bank (Y) dan

variabel independen adalah Political Connection (X1), DTN (X2), NPM (X3),

Tangibilitas (X4), Firm Size (X5), Bank Size (X6), Jenis Bank (X7), RL (X8),

Industry (X9), dan Years (X10), Political Connection*DTN (X11) dan Political

Connection *NPM (X12) berdistribusi normal.

4.3.1.2. Uji Multikolonieritas

Tujuan dilakukannya Uji Multikolonieritas yaiti untuk menguji apakah

dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model

regresi yang disebut baik jika tidak terjadi korelasi antar variabel. Jika saling

berkorelasi antar variabel maka disebut tidak ortogonal. Uji ini dapat dilakukan

dengan nilai determinasi (𝑅#), menganalisis matriks korelasi variabel, dan dapat

juga dilihat dari (I) nilai tolerance lebih dari 0.1 dan lawannya variance inflation

factor (VIF) kurang dari 10. Berikut merupakan nilai VIF yang di hasilkan oleh

Model 1 dan 2 :

Page 12: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

51

Tabel 4.6 Hasil uji multikolonearitas model 1

No Variabel Tolerance VIF Keterangan

1 DTN 0,954 1,048 Tidak ada Multikolinearitas 2 NPM 0,971 1,030 Tidak ada Multikolinearitas 3 TANG 0,753 1,327 Tidak ada Multikolinearitas 4 FIRM SIZE 0,831 1,204 Tidak ada Multikolinearitas 5 POLCON 0,900 1,111 Tidak ada Multikolinearitas 6 BANK SIZE 0,711 1,407 Tidak ada Multikolinearitas 7 JENIS BANK 0,716 1,396 Tidak ada Multikolinearitas 8 RL 0,960 1,042 Tidak ada Multikolinearitas 9 PROPERTY 0,912 1,097 Tidak ada Multikolinearitas

10 TRADE 0,718 1,392 Tidak ada Multikolinearitas 11 @2013 0,622 1,608 Tidak ada Multikolinearitas 12 @2014 0,631 1,585 Tidak ada Multikolinearitas 13 @2015 0,606 1,651 Tidak ada Multikolinearitas 14 @2016 0,618 1,617 Tidak ada Multikolinearitas a. Dependent Variable: LN PAGU

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

Tabel 4.6 memberikan hasil antara variabel bebas tidak terjadi

multikolinieritas. Hal tersebut bisa dilihat dari nilai VIF pada variabel dependen

PEMBERIAN KREDIT BANK (Y) dan variabel independen Political Connection

(X1), DTN (X2), NPM (X3), Tangibilitas (X4), Firm Size (X5), Bank Size (X6),

Jenis Bank (X7), RL (X8), Industry (X9), dan Years (X10) yang tidak melebihi

angka 10 dan nilai tolerance pada variabel lebih dari 0,1.

Tabel 4.7 Hasil uji multikolonearitas model 2

No Variabel Tolerance VIF Keterangan

1 DTN 0,854 1,171 Tidak ada Multikolinearitas 2 NPM 0,643 1,555 Tidak ada Multikolinearitas 3 TANG 0,733 1,364 Tidak ada Multikolinearitas 4 FIRM SIZE 0,828 1,207 Tidak ada Multikolinearitas 5 POLCON 0,384 2,606 Tidak ada Multikolinearitas 6 BANK SIZE 0,710 1,408 Tidak ada Multikolinearitas 7 JENIS BANK 0,716 1,396 Tidak ada Multikolinearitas

Page 13: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

52

8 RL 0,951 1,052 Tidak ada Multikolinearitas 9 PROPERTY 0,890 1,123 Tidak ada Multikolinearitas 10 TRADE 0,715 1,398 Tidak ada Multikolinearitas 11 @2013 0,621 1,610 Tidak ada Multikolinearitas 12 @2014 0,631 1,585 Tidak ada Multikolinearitas 13 @2015 0,601 1,665 Tidak ada Multikolinearitas 14 @2016 0,615 1,625 Tidak ada Multikolinearitas 15 PC*DTN 0,402 2,485 Tidak ada Multikolinearitas 16 PC*NPM 0,600 1,668 Tidak ada Multikolinearitas a Dependent Variable: LN PAGU

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

Tabel 4.7 memberikan hasil antara variabel bebas tidak terjadi

multikolinieritas. Hal tersebut bisa dilihat dari nilai VIF pada variabel dependen

PEMBERIAN KREDIT BANK (Y) dan variabel independen adalah Political

Connection (X1), DTN (X2), NPM (X3), Tangibilitas (X4), Firm Size (X5), Bank

Size (X6), Jenis Bank (X7), RL (X8), Industry (X9), dan Years (X10), Political

Connection*DTN (X11) dan Political Connection*NPM (X12) yang tidak

melebihi angka 10 dan nilai tolerance pada variabel lebih dari 0,1.

4.3.1.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji sebuah model regresi

memiliki ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Homokedastisitas terjadi jika tidak ada perubahan dari varians

residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Sedangkan

heteroskedastisitas terjadi jika varians residualnya berbeda. Hal tersebut dilakukan

dengan cara melihat di grafik scatterplot dengan melihat pola tertentu. Suatu model

regresi dikatakan baik jika titik-titik pada grafik tidak membentuk pola yang jelas

serta juga titik-titik tersebut menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y

(Homokedastisitas). Berikut merupakan hasil Model 1 dan 2 :

Page 14: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

53

Gambar 4.3 Grafik uji heteroskrdastisitas model 1

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

Gambar 4.3 menunjukan bahwa titik-titik menyebar tidak membentuk

pola yang berbentuk khas dengan demikian hasil ini menunjukan bahwa tidak

adanya hubungan anatara variabel penggangu dengan variabel bebas yang

menyebabkan variabel dependen Pemberian Kredit Bank (Y) dan variabel

independen adalah Political Connection (X1), DTN (X2), NPM (X3), Tangibilitas

(X4), Firm Size (X5), Bank Size (X6), Jenis Bank (X7), RL (X8), Industry (X9),

dan Years (X10) tidak terkena gejala heteroskedastis atau dengan homoskedastis.

Gambar 4.4 Grafik uji heteroskrdastisitas model 2

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

-4-3-2-101234

-4 -2 0 2 4 6 8

Regressio

nStud

entized

Residua

l

RegressionStandardizedPredictedValue

Scatterplot

-4-3-2-101234

-4 -2 0 2 4 6 8

Regressio

nStud

entized

Residua

l

RegressionStandardizedPredictedValue

Scatterplot

Page 15: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

54

Gambar 4.4 menunjukan bahwa titik-titik menyebar tidak membentuk

pola yang berbentuk khas dengan demikian hasil ini menunjukan bahwa tidak

adanya hubungan anatara variabel penggangu dengan variabel bebas yang

menyebabkan variable dependen Pemberian Kredit Bank (Y) dan variabel

independen adalah Political Connection (X1), DTN (X2), NPM (X3), Tangibilitas

(X4), Firm Size (X5), Bank Size (X6), Jenis Bank (X7), RL (X8), Industry (X9),

dan Years (X10), Political Connection *DTN (X11) dan Political Connection

*NPM (X12) tidak terkena gejala heteroskedastis atau dengan homoskedastis.

4.3.2. Uji Asumsi Klasik Model 3

Untuk menentukan apakah koefisien regresi dari model yang telah ada

dapat diterima, maka diperlukan pengujian terhadap kemungkinan adanya

kesalahan asumsi klasik. Berikut ini merupakan hasil asumsi klasik Model 3.

4.3.2.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi

memiliki distribusi yang normal atau tidak. Pengujian normalitas ini dapat

menggunakan uji probability plot. Untuk uji probability plot jika titik-titik pada

grafik mendekati garis diagonal maka model tersebut dianggap signifikan. Pada

model 3 ini dilakukan pengurangan data outlier sebanyak 25 sehingga data yang

diuji sebanyak 391 dari 416 data observasi. Hal tersebut terjadi karena di temukan

data yang memilki nilai yang ekstrim. Pengurangan data outlier pada tiap model

berdasarkan nilai yang ekstrim dari setiap variabel dependen. Salah satu data nilai

ekstrim pada model 1 adalah PT. Ace Hardware Indonesia Tbk pada tahun 2013

memiliki Nilai perusahaan (firm value) yaitu sebesar 7,49. Sedangkan nilai rata-rata

(mean) dari Nilai perusahaan (Firm value) sebesar 1,279. Data dengan nilai yang

ekstrim tersebut dapat menyebabkan penyebaran data tidak berdistribusi secara

normal sehingga harus dilakukan proses outlier. Berikut ini hasil uji normalitas

pada residual Model 3 setelah dilakukan outlier :

Page 16: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

55

Gambar 4.5 Normal plot residual model 3

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

Gambar 4.5 menjelaskan bahwa residual pada Model 5 telah memenuhi

syarat asumsi normal. Hal tersebut dapat diketahui dengan dilihat dari gambar 4.5

yang menunjukkan bahwa plot-plot residual berada disekitar garis normal. Dengan

demikian Model 5 dengan variable dependen Firm Value (Y) dan variabel

independen adalah Pemberian Kredit Bank (X1), Firm Size (X2), Other Leverage

(X3), Years (X4), dan Industry (X5) berdistribusi normal.

4.3.2.2. Uji Multikolonieritas

Tujuan dilakukannya Uji Multikolonieritas yaiti untuk menguji apakah

dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model

regresi yang disebut baik jika tidak terjadi korelasi antar variabel. Jika saling

berkorelasi antar variabel maka disebut tidak ortogonal. Uji ini dapat dilakukan

dengan nilai determinasi (𝑅#), menganalisis matriks korelasi variabel, dan dapat

juga dilihat dari (I) nilai tolerance lebih dari 0.1 dan lawannya variance inflation

factor (VIF) kurang dari 10. Berikut merupakan nilai VIF yang di hasilkan oleh

Model 3 :

Page 17: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

56

Tabel 4.8 Hasil uji multikolonearitas model 3

No Variabel Tolerance VIF Keterangan

1 LN TOTAL PAGU 0,537 1,862 Tidak ada Multikolinearitas 2 OT 0,884 1,131 Tidak ada Multikolinearitas 3 FIRM SIZE 0,522 1,916 Tidak ada Multikolinearitas 4 @2013 0,611 1,638 Tidak ada Multikolinearitas 5 @2014 0,602 1,660 Tidak ada Multikolinearitas 6 @2015 0,600 1,667 Tidak ada Multikolinearitas 7 @2016 0,620 1,613 Tidak ada Multikolinearitas 8 PROPERTY 0,324 3,085 Tidak ada Multikolinearitas 9 TRADE 0,321 3,119 Tidak ada Multikolinearitas

a Dependent Variable: TOBINQ

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

Tabel 4.8 memberikan hasil antara variabel bebas tidak terjadi

multikolinieritas. Hal tersebut bisa dilihat dari nilai VIF pada variabel dependen

Firm Value (Y) dan variabel independen adalah Pemberian Kredit Bank (X1), Firm

Size (X2), Other Leverage (X3), Years (X4), dan Industry (X5) yang tidak melebihi

angka 10 dan nilai tolerance pada variabel lebih dari 0,1.

4.3.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji sebuah model regresi

memiliki ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Homokedastisitas terjadi jika tidak ada perubahan dari varians

residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Sedangkan

heteroskedastisitas terjadi jika varians residualnya berbeda. Hal tersebut dilakukan

dengan cara melihat di grafik scatterplot dengan melihat pola tertentu. Suatu model

regresi dikatakan baik jika titik-titik pada grafik tidak membentuk pola yang jelas

serta juga titik-titik tersebut menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y

(Homokedastisitas). Berikut merupakan hasil Model 3 :

Page 18: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

57

Gambar 4.6 Grafik uji heteroskrdastisitas model 3

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

Gambar 4.6 menunjukan bahwa titik-titik menyebar tidak membentuk pola

yang berbentuk khas dengan demikian hasil ini menunjukan bahwa tidak adanya

hubungan anatara variabel penggangu dengan variabel bebas yang menyebabkan

variable dependen Firm Value (Y) dan variabel independen adalah Pemberian

Kredit Bank (X1), Firm Size (X2), Other Leverage (X3), Years (X4), dan Industry

(X5) tidak terkena gejala heteroskedastis atau dengan homoskedastis.

4.3.3. Analisis Regresi Linier Berganda Dan Modarated Regression Analysis

(MRA)

4.3.3.1. Model 1

Berikut ini merupakan hasil dari pengolahan analisis regresi linier

berganda Model 1 dengan variable dependen Pemberian Kredit Bank (Y) dan

variabel independen adalah DTN (X1), NPM (X2), Political Connection (X3),

Tangibilitas (X4), Firm Size (X5), RL (X6), Bank Size (X7), Jenis Bank (X8),

Industry (X9), dan Years (10) :

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3

Regressio

nStud

entized

Residua

l

RegressionStandardizedPredictedValue

Scatterplot

Page 19: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

58

Tabel 4.9 Koefisien linier berganda model 1

Model Koefisien Regresi

Std. Error Beta

Konstan 10,703 1,310 DTN 0,096 0,019 0,131 NPM -0,100 0,076 -0,034 TANG 0,362 0,223 0,048 FIRM SIZE 0,349 0,031 0,319 POLCON 0,267 0,089 0,081 BANK SIZE 0,119 0,033 0,110 JENIS BANK 0,211 0,112 0,057 RL 0,075 0,098 0,020 PROPERTY 0,132 0,092 0,039 TRADE 0,082 0,141 0,018 @2013 0,007 0,129 0,002 @2014 -0,053 0,132 -0,013 @2015 -0,017 0,131 -0,004 @2016 -0,025 0,135 -0,006 Koefisien korelasi (R) 0,427 Koefisien determinasi (R2) 0,182 Uji F 19,958 Signifikansi 0,000

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

4.3.3.1.1. Koefisien Determinasi Berganda dan Koefisien Korelasi Berganda

Tabel 4.9 menunjukan bahwa pada nilai koefisien determinasi (R2 ) yaitu

sebesar 0,189. Hal ini menunjukan bahwa perubahan yang dialami pada variabel

dependen Pemberian Kredit Bank (Y) dan variabel independen adalah Political

Connection (X1), DTN (X2), NPM (X3), Tangibilitas (X4), Firm Size (X5), Bank

Size (X6), Jenis Bank (X7), RL (X8), Industry (X9), dan Years (X10) adalah sebesar

0,182 atau 18,2% sedangkan pengaruh lainnya sebesar 0,818 atau 81,8%

dipengaruhi oleh variabel lain yang bukan variabel independen dan variabel kontrol

dalam penelitian ini.

Tabel 4.9 menunjukan juga bahwa nilai Koefisien korelasi (R) yaitu

sebesar 0,427 . Hal ini menunjukan bahwa variabel independen Political

Connection (X1), DTN (X2), NPM (X3), Tangibilitas (X4), Firm Size (X5), Bank

Page 20: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

59

Size (X6), Jenis Bank (X7), RL (X8), Industry (X9), dan Years (X10) memiliki

hubungan dengan dengan variabel dependen yaitu Pemberian Kredit Bank (Y)

dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,427 atau 42,7%.

Tabel 4.9 menunjukan nilai-nilai yang dapat merumuskan perhitungan

regresi dengan persamaan sebagai berikut :

Y= 10,703 + 0,267X1 + 0,096X2 – 0,100X3 + 0,362X4 + 0,349X5 + 0,119X6

+0,211X7 + 0,075X8 + ((0,007),(-0,053),(-0,017),(-0,025))X9 +

(0,132),(0,082))X10 +e

Koefisien regresi dari persamaan dari Model 1 menunjukan adanya tanda

koefisien positif dan negatif. Koefisien yang menunjukkan tanda positif berarti

perubahan yang searah antara variabel independen terhadap variabel dependen,

sedangkan koefisien yang bertanda negatif berarati arah perubahan yang

berlawanan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut ini

merupakan penjelasan dari nilai koefisien dari persamaan regresi tersebut model 1:

Koefisien pada variabel Political Connection (X1) sebesar 0,267 , hal ini

berarti apabila Political Connection (X1) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan

menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan meningkat sebesar 0,267 dan juga

sebaliknya jika Political Connection (X1) diturunkan satu satuan, makanya

menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan menurun sebesar 0,386 dengan

asumsi variable lain yang memiliki nilai tetap atau konstan.

Koefisien pada variabel DTN (X2) sebesar 0,096, hal ini berarti apabila

DTN (X2) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan Pemberian Kredit

Bank (Y) akan meningkat sebesar 0,096 dan juga sebaliknya jika DTN (X2)

diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan

menurun sebesar 0,096 dengan asumsi variable lain yang memiliki nilai tetap atau

konstan.

Koefisien pada variabel NPM (X3) sebesar -0,100, hal ini berarti apabila

NPM (X3) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan Pemberian Kredit

Bank (Y) akan menurun sebesar 0,100 dan juga sebaliknya jika NPM (X3)

diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan

Page 21: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

60

meningkat sebesar 0,100 dengan asumsi variable lain yang memiliki nilai tetap atau

konstan.

Koefisien pada variabel Tangibilitas (X4) sebesar 0,362, hal ini berarti

apabila Tangibilitas (X4) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan

Pemberian Kredit Bank (Y) akan meningkat sebesar 0,362 dan juga sebaliknya jika

Tangibilitas (X4) diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit

Bank (Y) akan menurun sebesar 0,362 dengan asumsi variable lain yang memiliki

nilai tetap atau konstan.

Koefisien pada variabel Firm Size (X5) sebesar 0,349, hal ini berarti

apabila Firm Size (X5) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan

Pemberian Kredit Bank (Y) akan meningkat sebesar 0,349 dan juga sebaliknya jika

Firm Size (X5) diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit

Bank (Y) akan menurun sebesar 0,349 dengan asumsi variable lain yang memiliki

nilai tetap atau konstan.

Koefisien pada variabel Bank Size (X6) sebesar 0,119, hal ini berarti

apabila Bank Size (X6) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan

Pemberian Kredit Bank (Y) akan meningkat sebesar 0,119 dan juga sebaliknya jika

Bank Size (X6) diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit

Bank (Y) akan menurun sebesar 0,119 dengan asumsi variable lain yang memiliki

nilai tetap atau konstan.

Koefisien pada variabel Jenis Bank (X7) sebesar 0,221, hal ini berarti

apabila Jenis Bank (X7) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan

Pemberian Kredit Bank (Y) akan meningkat sebesar 0,221 dan juga sebaliknya jika

Jenis Bank (X7) diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit

Bank (Y) akan menurun sebesar 0,221 dengan asumsi variable lain yang memiliki

nilai tetap atau konstan.

Koefisien pada variabel RL (X8) sebesar 0,075, hal ini berarti apabila RL

(X8) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan Pemberian Kredit Bank

(Y) akan meningkat sebesar 0,075 dan juga sebaliknya jika RL (X8) diturunkan

satu satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan menurun

sebesar 0,075 dengan asumsi variable lain yang memiliki nilai tetap atau konstan.

Page 22: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

61

Koefisien pada variabel Years (X9) pada tahun 2013, 2014, 2015, dan

2016 masing-masing memiliki nilai sebesar 0,007, -0,053, -0,017, dan -0,025 hal

ini berarti apabila Years (X9) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan

Pemberian Kredit Bank (Y) akan meningkat pada tahun 2013 sebesar 0,007 dan

pada tahun 2014, 2015, dan 2016 menurun sebesar 0,053, 0,017, dan 0,025. Begitu

juga sebaliknya jika Years (X9) diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan

Pemberian Kredit Bank (Y) akan menurun pada tahun 2013 sebesar 0,007 dan

meningkat pada tahun 2014, 2015 dan 2016 masing-masing sebesar 0,053, 0,017,

dan 0,025 dengan asumsi variable lain yang memiliki nilai tetap atau konstan.

Koefisien pada variabel Industry (X10) pada perusahaan Property dan

Trade sebesar 0,132 dan 0,082, hal ini berarti apabila Industry (X10) dinaikkan atau

ditingkatkan satu satuan menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan meningkat

sebesar 0,132 dan 0,082 dan juga sebaliknya jika Industry (X10) diturunkan satu

satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan menurun sebesar

0,132 dan 0,082 dengan asumsi variable lain yang memiliki nilai tetap atau konstan.

4.3.3.1.2. Uji F

Dalam uji F atau uji simultan pada dasarnya menunjukan pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan dilakukannya uji F dapat

melihat seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai uji F adalah sebesar 19,958 dengan

tingkat signifikansi 0.000. Nilai signifikansi dari model 1 lebih kecil dari 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen Political Connection (X1),

DTN (X2), NPM (X3), Tangibilitas (X4), Firm Size (X5), Bank Size (X6), Jenis

Bank (X7), RL (X8), Industry (X9), dan Years (X10) berpengaruh secara signifikan

terhadap Pemberian Kredit Bank (Y).

4.3.3.1.3. Pengujian Hipotesis Parsial (Uji T)

Dalam uji T atau uji parsial individual menunjukan pengaruh variabel

independen secara individu terhadap variasi variabel independen. Uji T adalah uji

yang digunakan untuk menentukan hipotesis yang ditolak atau diterima. Kriteria

Page 23: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

62

dalam pengujian uji T untuk model 1 yaitu H0 ditolak dan H1 diterima jika sig <

0,05 dan H0 diterima dan H1 ditolak jika sig > 0,05.

Tabel 4.10 Tabel pengujian uji T model 1

Variabel t hitung Sig. keterangan

DTN 4,989 0,000 Berpengaruh signifikan NPM -1,319 0,187 Tidak berpengaruh signifikan TANG 1,626 0,104 Tidak berpengaruh signifikan FIRM SIZE 11,363 0,000 Berpengaruh signifikan POLCON 3,018 0,003 Berpengaruh signifikan BANK SIZE 3,633 0,000 Berpengaruh signifikan JENIS BANK 1,881 0,060 Tidak berpengaruh signifikan RL 0,769 0,442 Tidak berpengaruh signifikan PROPERTY 1,442 0,150 Tidak berpengaruh signifikan TRADE 0,580 0,562 Tidak berpengaruh signifikan @2013 0,051 0,959 Tidak berpengaruh signifikan @2014 -0,402 0,687 Tidak berpengaruh signifikan @2015 -0,132 0,895 Tidak berpengaruh signifikan @2016 -0,187 0,852 Tidak berpengaruh signifikan a Dependent Variable: LN PAGU

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

Nilai Uji T pada variabel Political Connection (X1) sebesar 3,018 dengan

nilai tingkat signifikansi sebesar 0,003. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel

Political Connection (X1) lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian variabel Political

Connection (X1) dapat disimpulkan berpengaruh signifikan terhadap Pemberian

Kredit Bank (Y), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

Nilai Uji T pada variabel DTN (X2) sebesar 4,989 dengan nilai tingkat

signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel DTN (X2) lebih

kecil dari 0,05. Dengan demikian variabel DTN (X1) dapat disimpulkan

berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank (Y), sehingga H0 ditolak

dan H1 diterima.

Page 24: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

63

Nilai Uji T pada variabel NPM (X3) sebesar -1,219 dengan nilai tingkat

signifikansi sebesar 0,187. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel NPM (X3) lebih

besar dari 0,05. Dengan demikian variabel NPM (X3) dapat disimpulkan tidak

berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank (Y), sehingga H0 diterima

dan H1 ditolak

Nilai Uji T pada variabel Tangibilitas (X4) sebesar 1,626 dengan nilai

tingkat signifikansi sebesar 0,104. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel

Tangibilitas (X4) lebih besar dari 0,05. Dengan demikian variabel Tangibilitas (X4)

dapat disimpulkan berpengaruh tidak signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank

(Y), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

Nilai Uji T pada variabel Firm Size (X5) sebesar 11,363 dengan nilai

tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel Firm Size

(X5) lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian variabel Firm Size (X5) dapat

disimpulkan berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank (Y), sehingga

H0 ditolak dan H1 diterima.

Nilai Uji T pada variabel Bank Size (X6) sebesar 3,633 dengan nilai

tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel Bank Size

(X6) lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian variabel Bank Size (X6) dapat

disimpulkan berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank (Y), sehingga

H0 ditolak dan H1 diterima

Nilai Uji T pada variabel Jenis Bank (X7) sebesar 1,881 dengan nilai

tingkat signifikansi sebesar 0,060. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel Jenis

Bank (X7) lebih besar dari 0,05. Dengan demikian variabel Jenis Bank (X7) dapat

disimpulkan tidak berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank (Y),

sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

Nilai Uji T pada variabel RL (X8) sebesar 0,769 dengan nilai tingkat

signifikansi sebesar 0,442. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel RL (X8) lebih

besar dari 0,05. Dengan demikian variabel RL (X8) dapat disimpulkan tidak

berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank (Y), sehingga H0 diterima

dan H1 ditolak.

Nilai Uji T pada variabel Years (X9) 2013, 2014, 2015 dan 2016 masing-

masing sebesar 0,051, -0,402, -0,132 dan -,187 dengan nilai tingkat signifikansi

Page 25: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

64

maisng-masing sebesar 0,959, 0,687, 0,895, dan 0,852. Nilai signifikansi dalam Uji

T variabel Years (X9) lebih besar dari 0,05. Dengan demikian variabel Years (X9)

dapat disimpulkan tidak berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank

(Y), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

Nilai Uji T pada variabel Industry (X10) Propoerty dan Trade masing-

masing sebesar 1,442 dan 0,580 dengan nilai tingkat signifikansi masing-masing

sebesar 0,150 dan 0,562. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel Industry (X9) lebih

besar dari 0,05. Dengan demikian variabel Industry (X10) dapat disimpulkan tidak

berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank (Y), sehingga H0 diterima

dan H1 ditolak.

4.3.3.2. Model 2

Berikut ini merupakan hasil dari pengolahan analisis regresi linier

berganda Model 2 dengan variable dependen Pemberian Kredit Bank (Y) dan

variabel independen adalah DTN (X1), NPM (X2), Political Connection (X3),

Tangibilitas (X4), Firm Size (X5), Bank Size (X6), RL (X7), Jenis Bank (X8), Years

(X9), Industry (X10), Political Connection*DTN (X11) dan Political

Connection*NPM (X12)

Tabel 4.11 Koefisien linier berganda model 2

Model Koefisien Regresi Std. Error Beta

Konstan 10,661 1,311 DTN 0,085 0,020 0,116 NPM -0,089 0,093 -0,030 TANG 0,404 0,226 0,053 FIRM SIZE 0,352 0,031 0,321 POLCON 0,111 0,136 0,034 BANK SIZE 0,118 0,033 0,109 JENIS BANK 0,211 0,112 0,057 RL 0,062 0,098 0,017 PROPERTY 0,111 0,093 0,032 TRADE 0,084 0,142 0,018 @2013 -0,001 0,129 0,000 @2014 -0,053 0,132 -0,013

Page 26: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

65

@2015 -0,003 0,132 -0,001 @2016 -0,011 0,135 -0,003 PC*DTN 0,107 0,066 0,065 PC*NPM 0,005 0,163 0,001 Koefisien korelasi (R) 0,429 Koefisien determinasi (R2) 0,184 Uji F 17,638 Signifikansi 0,000

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

4.3.3.2.1. Koefisien Determinasi Berganda dan Koefisien Korelasi Berganda

Tabel 4.11 menunjukan bahwa pada nilai koefisien determinasi (R2 )

yaitu sebesar 0,207. Hal ini menunjukan bahwa perubahan yang dialami pada

variabel dependen Pemberian Kredit Bank (Y) dan variabel independen adalah

Political Connection (X1), DTN (X2), NPM (X3), Tangibilitas (X4), Firm Size

(X5), Bank Size (X6), Jenis Bank (X7), RL (X8), Industry (X9), dan Years (X10),

Political Connection*DTN (X11) dan Political Connection *NPM (X12) adalah

sebesar 0,184 atau 18,4% sedangkan pengaruh lainnya sebesar 0,816 atau 81,6%

dipengaruhi oleh variabel lain yang bukan variabel independen dan variabel kontrol

dalam penelitian ini.

Tabel 4.11 menunjukan juga bahwa nilai Koefisien korelasi (R) yaitu

sebesar 0,429. Hal ini menunjukan bahwa variabel Political Connection (X1), DTN

(X2), NPM (X3), Tangibilitas (X4), Firm Size (X5), Bank Size (X6), Jenis Bank

(X7), RL (X8), Industry (X9), dan Years (X10), Political Connection*DTN (X11)

DAN Political Connection*NPM (X12) memiliki hubungan dengan dengan

variabel dependen yaitu Pemberian Kredit Bank (Y) dengan nilai koefisien korelasi

sebesar 0,429 atau 42,9%.

Tabel 4.12 menunjukan nilai-nilai yang dapat merumuskan perhitungan

regresi dengan persamaan sebagai berikut :

Y= 10,661 + 0,111 X1 + 0,085X2 – 0,089X3 + 0,404X4 + 0,352X5 + 0,118X6

+0,211X7 + 0,062X8 + ((-0,001),(-0,053),(-0,003),(-0,011)X9 +

((0,111),(0,084))X10 + 0,107X11 + 0,005X12 + e

Page 27: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

66

Koefisien regresi dari persamaan dari model 2 menunjukan adanya tanda

koefisien positif dan negatif. Koefisien yang menunjukkan tanda positif berarti

perubahan yang searah antara variabel independen terhadap variabel dependen,

sedangkan koefisien yang bertanda negatif berarati arah perubahan yang

berlawanan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut ini

merupakan penjelasan dari nilai koefisien dari persamaan regresi tersebut model 2:

Koefisien pada variabel Political Connection (X1) sebesar 0,111 hal ini

berarti apabila Political Connection (X1) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan

menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan meningkat sebesar 0,11 dan juga

sebaliknya jika Political Connection (X1) diturunkan satu satuan, makanya

menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan menurun sebesar 0,111 dengan

asumsi variable lain yang memiliki nilai tetap atau konstan.

Koefisien pada variabel DTN (X2) sebesar 0,085, hal ini berarti apabila

DTN (X2) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan Pemberian Kredit

Bank (Y) akan meningkat sebesar 0,085 dan juga sebaliknya jika DTN (X2)

diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan

menurun sebesar 0,085 dengan asumsi variable lain yang memiliki nilai tetap atau

konstan.

Koefisien pada variabel NPM (X3) sebesar -0,089, hal ini berarti apabila

NPM (X3) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan Pemberian Kredit

Bank (Y) akan menurun sebesar 0,089 dan juga sebaliknya jika NPM (X3)

diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan

meningkat sebesar 0,089 dengan asumsi variable lain yang memiliki nilai tetap atau

konstan.

Koefisien pada variabel Tangibilitas (X4) sebesar 0,404, hal ini berarti

apabila Tangibilitas (X4) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan

Pemberian Kredit Bank (Y) akan meningkat sebesar 0,404 dan juga sebaliknya jika

Tangibilitas (X4) diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit

Bank (Y) akan menurun sebesar 0,404 dengan asumsi variable lain yang memiliki

nilai tetap atau konstan.

Page 28: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

67

Koefisien pada variabel Firm Size (X5) sebesar 0,352, hal ini berarti

apabila Firm Size (X5) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan

Pemberian Kredit Bank (Y) akan meningkat sebesar 0,352 dan juga sebaliknya jika

Firm Size (X5) diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit

Bank (Y) akan menurun sebesar 0,352 dengan asumsi variable lain yang memiliki

nilai tetap atau konstan.

Koefisien pada variabel Bank Size (X6) sebesar 0,118, hal ini berarti

apabila Bank Size (X6) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan

Pemberian Kredit Bank (Y) akan meningkat sebesar 0,118 dan juga sebaliknya jika

Bank Size (X6) diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit

Bank (Y) akan menurun sebesar 0,118 dengan asumsi variable lain yang memiliki

nilai tetap atau konstan.

Koefisien pada variabel Jenis Bank (X7) sebesar 0,221, hal ini berarti

apabila Jenis Bank (X7) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan

Pemberian Kredit Bank (Y) akan meningkat sebesar 0,221 dan juga sebaliknya jika

Jenis Bank (X7) diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit

Bank (Y) akan menurun sebesar 0,221 dengan asumsi variable lain yang memiliki

nilai tetap atau konstan.

Koefisien pada variabel RL (X8) sebesar 0,062, hal ini berarti apabila RL

(X8) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan Pemberian Kredit Bank

(Y) akan meningkat sebesar 0,062 dan juga sebaliknya jika RL (X8) diturunkan

satu satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan menurun

sebesar 0,062 dengan asumsi variable lain yang memiliki nilai tetap atau konstan.

Koefisien pada variabel Years (X9) pada tahun 2013, 2014, 2015, dan

2016 masing-masing memiliki nilai sebesar -0,001, -0,053, -0,003, dan -0,011 hal

ini berarti apabila Years (X9) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan

Pemberian Kredit Bank (Y) akan menurun sebesar 0,001, 0,053, 0,003 dan 0,011.

Begitu juga sebaliknya jika Years (X9) diturunkan satu satuan, makanya

menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan meningkat masing- masing sebesar

0,001, 0,053, 0,003 dan 0,011 dengan asumsi variable lain yang memiliki nilai tetap

atau konstan.

Page 29: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

68

Koefisien pada variabel Industry (X10) pada perusahaan Property dan

Trade sebesar 0,111 dan 0,084, hal ini berarti apabila Industry (X10) dinaikkan atau

ditingkatkan satu satuan menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan meningkat

sebesar 0,111 dan 0,084 dan juga sebaliknya jika Industry (X10) diturunkan satu

satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan menurun sebesar

0,111 dan 0,084 dengan asumsi variable lain yang memiliki nilai tetap atau konstan.

Koefisien pada variabel Political Connection*DTN (X11) sebesar 0,107,

hal ini berarti apabila Political Connection*DTN (X11) dinaikkan atau

ditingkatkan satu satuan menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan meningkat

sebesar 0,107 dan juga sebaliknya jika Political Connection*DTN (X11)

diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan

menurun sebesar 0,107 dengan asumsi variable lain yang memiliki nilai tetap atau

konstan.

Koefisien pada variabel Political Connection *NPM (X12) sebesar

0,005, hal ini berarti apabila Political Connection *NPM (X12) dinaikkan atau

ditingkatkan satu satuan menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan meningkat

sebesar 0,005 dan juga sebaliknya jika Political Connection *NPM (X12)

diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan Pemberian Kredit Bank (Y) akan

menurun sebesar 0,005dengan asumsi variable lain yang memiliki nilai tetap atau

konstan.

4.3.3.2.2. Uji F

Dalam uji F atau uji simultan pada dasarnya menunjukan pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan dilakukannya uji F dapat

melihat seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai uji F adalah sebesar 17,638 dengan

tingkat signifikansi 0.000. Nilai signifikansi dari model 1 lebih kecil dari 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen DTN (X1), NPM (X2),

Political Connection (X3), Tangibilitas (X4), Firm Size (X5), Bank Size (X6), RL

(X7), Jenis Bank (X8), Years (X9), Industry (X10), Political Connection*DTN

(X11) dan Political Connection*NPM (X12) berpengaruh secara signifikan

terhadap Pemberian Kredit Bank (Y).

Page 30: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

69

4.3.3.2.3. Pengujian Hipotesis Parsial (Uji T)

Dalam uji T atau uji parsial individual menunjukan pengaruh variabel

independen secara individu terhadap variasi variabel independen. Uji T adalah uji

yang digunakan untuk menentukan hipotesis yang ditolak atau diterima. Kriteria

dalam pengujian uji T untuk model 1 yaitu H0 ditolak dan H1 diterima jika sig <

0,05 dan H0 diterima dan H1 ditolak jika sig >0,05.

Tabel 4.12 Tabel pengujian uji T model 2

Variabel t hitung Sig. keterangan

DTN 4,194 0,000 Berpengaruh signifikan NPM -0,955 0,340 Tidak berpengaruh signifikan TANG 1,788 0,074 Tidak berpengaruh signifikan FIRM SIZE 11,436 0,000 Berpengaruh signifikan POLCON 0,818 0,414 Tidak berpengaruh signifikan BANK SIZE 3,611 0,000 Berpengaruh signifikan JENIS BANK 1,881 0,060 Tidak berpengaruh signifikan RL 0,636 0,525 Tidak berpengaruh signifikan PROPERTY 1,198 0,231 Tidak berpengaruh signifikan TRADE 0,596 0,551 Tidak berpengaruh signifikan @2013 -0,004 0,997 Tidak berpengaruh signifikan @2014 -0,402 0,687 Tidak berpengaruh signifikan @2015 -0,024 0,981 Tidak berpengaruh signifikan @2016 -0,084 0,933 Tidak berpengaruh signifikan PC*DTN 1,610 0,108 Tidak berpengaruh signifikan PC*NPM 0,028 0,978 Tidak berpengaruh signifikan a Dependent Variable: LN PAGU

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

Nilai Uji T pada variabel Political Connection (X1) sebesar 0,818 dengan

nilai tingkat signifikansi sebesar 0,414. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel

Political Connection (X1) lebih besar dari 0,05. Dengan demikian variabel Political

Connection (X1) dapat disimpulkan berpengaruh tidak signifikan terhadap

Pemberian Kredit Bank (Y), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak

Nilai Uji T pada variabel DTN (X2) sebesar 4,194 dengan nilai tingkat

signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel DTN (X2) lebih

Page 31: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

70

kecil dari 0,05. Dengan demikian variabel DTN (X1) dapat disimpulkan

berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank (Y), sehingga H0 ditolak

dan H1 diterima.

Nilai Uji T pada variabel NPM (X3) sebesar -0,955 dengan nilai tingkat

signifikansi sebesar 0,340. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel NPM (X3) lebih

besar dari 0,05. Dengan demikian variabel NPM (X3) dapat disimpulkan tidak

berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank (Y), sehingga H0 diterima

dan H1 ditolak

Nilai Uji T pada variabel Tangibilitas (X4) sebesar 1,788 dengan nilai

tingkat signifikansi sebesar 0,074. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel

Tangibilitas (X4) lebih besar dari 0,05. Dengan demikian variabel Tangibilitas (X4)

dapat disimpulkan tidak berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank

(Y), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

Nilai Uji T pada variabel Firm Size (X5) sebesar 11,436 dengan nilai

tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel Firm Size

(X5) lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian variabel Firm Size (X5) dapat

disimpulkan berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank (Y), sehingga

H0 ditolak dan H1 diterima.

Nilai Uji T pada variabel Bank Size (X6) sebesar 3,611 dengan nilai

tingkat signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel Bank Size

(X6) lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian variabel Bank Size (X6) dapat

disimpulkan berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank (Y), sehingga

H0 ditolak dan H1 diterima

Nilai Uji T pada variabel Jenis Bank (X7) sebesar 1,881 dengan nilai

tingkat signifikansi sebesar 0,060. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel Jenis

Bank (X7) lebih besar dari 0,05. Dengan demikian variabel Jenis Bank (X7) dapat

disimpulkan tidak berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank (Y),

sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

Nilai Uji T pada variabel RL (X8) sebesar 0,636 dengan nilai tingkat

signifikansi sebesar 0,525. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel RL (X8) lebih

besar dari 0,05. Dengan demikian variabel RL (X8) dapat disimpulkan tidak

Page 32: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

71

berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank (Y), sehingga H0 diterima

dan H1 ditolak.

Nilai Uji T pada variabel Years (X9) 2013, 2014, 2015 dan 2016 masing-

masing sebesar -0,004, -0,402, -0,024 dan -0,084 dengan nilai tingkat signifikansi

maisng-masing sebesar 0,997, 0,687, 0,981, dan 0,933. Nilai signifikansi dalam Uji

T variabel Years (X9) lebih besar dari 0,05. Dengan demikian variabel Years (X9)

dapat disimpulkan tidak berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank

(Y), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

Nilai Uji T pada variabel Industry (X10) Propoerty dan Trade masing-

masing sebesar 1,198 dan 0,059 dengan nilai tingkat signifikansi masing-masing

sebesar 0,231 dan 0,551. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel Industry (X9) lebih

besar dari 0,05. Dengan demikian variabel Industry (X10) dapat disimpulkan tidak

berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank (Y), sehingga H0 diterima

dan H1 ditolak

Nilai Uji T pada variabel Political Connection*DTN (X11) sebesar 1,610

dengan nilai tingkat signifikansi sebesar 0,108. Nilai signifikansi dalam Uji T

variabel Political Connection*DTN (X11) lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian

variabel Political Connection*DTN (X11) dapat disimpulkan tidak berpengaruh

signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank (Y) dengan moderasi POLCON ,

sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

Nilai Uji T pada variabel Political Connection*NPM (X12) sebesar

0,028 dengan nilai tingkat signifikansi sebesar 0,978. Nilai signifikansi dalam Uji

T variabel Political Connection*NPM (X12) lebih besar dari 0,05. Dengan

demikian variabel Political Connection*NPM (X12) dapat disimpulkan tidak

berpengaruh signifikan terhadap Pemberian Kredit Bank (Y) dengan moderasi

POLCON, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

Pengujian Moderated Regression Analysis (MRA) untuk mengetahui

pengaruh political connection merupakan variable moderator, pure moderator atau

quasi moderator atau predictor variable.

Hasil pengujian dari Moderated Regression Analysis (MRA)

menunjukan bahwa :

Page 33: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

72

1. Dilihat dari hasil penelitian regresi model 1 political connection

berpengaruh signifikan dalam keputusan pemberian kredit bank. Yang

memilki nilai signifikansi sebesar 0,003 lebih kecil dari 0,005. Hal tersebut

menunjukan bahwa political connection bertindak sebagai variable

independen (predictor variable) dalam penelitian ini.

2. Dilihat dari hasil penelitian regresi model 2 political connection, NPM,

Political*DTN dan Political*NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pemberian kredit bank. Hal ini dilihat dari masing-masing nilai

signifikansi diatas 0,005.

Uji Moderated Regression Analysis (MRA) menunjukan bahwa variable

political connection hanya bertindak sebagai variable independen(predictor

variable).

4.3.3.3. Model 3

Berikut ini merupakan hasil dari pengolahan analisis regresi linier

berganda Model 3 dengan variable dependen Firm Value (Y) dan variabel

independen adalah Pemberian Kredit Bank (X1), Firm Size (X2), Other Leverage

(X3), Years (X4), dan Industry (X5):

Tabel 4.13 Koefisien linier berganda model 3

Model Koefisien Regresi Std. Error Beta

Konstan -1,184 0,525 LN TOTAL PAGU 0,065 0,020 0,203 OT 0,388 0,156 0,125 FIRM SIZE 0,023 0,023 0,067 @2013 0,149 0,082 0,110 @2014 -0,131 0,083 -0,096 @2015 -0,043 0,083 -0,032 @2016 -0,195 0,086 -0,137 PROPERTY -0,132 0,096 -0,114 TRADE 0,043 0,093 0,039 Koefisien korelasi (R) 0,383 Koefisien determinasi (R2) 0,147

Page 34: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

73

Uji F 7,291 Signifikansi 0,000

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

4.3.3.3.1. Koefisien Determinasi Berganda dan Koefisien Korelasi Berganda

Tabel 4.13 menunjukan bahwa pada nilai koefisien determinasi (R2 )

yaitu sebesar 0,147. Hal ini menunjukan bahwa perubahan yang dialami pada

variabel dependen Firm Value (Y) dan variabel independen adalah Pemberian

Kredit Bank (X1), Firm Size (X2), Other Leverage (X3), Years (X4), dan Industry

(X5) adalah sebesar 0,147 atau 14,7% sedangkan pengaruh lainnya sebesar 0,753

atau 75,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang bukan variabel independen dan

variabel kontrol dalam penelitian ini.

Tabel 4.13 menunjukan juga bahwa nilai Koefisien korelasi (R) yaitu

sebesar 0,383. Hal ini menunjukan bahwa variabel independen Pemberian Kredit

Bank (X1), Firm Size (X2), Other Leverage (X3), Years (X4), dan Industry (X5)

memiliki hubungan dengan dengan variabel dependen yaitu Firm Value (Y) dengan

nilai koefisien korelasi sebesar 0,383 atau 38,3%.

Tabel 4.13 menunjukan nilai-nilai yang dapat merumuskan perhitungan

regresi dengan persamaan sebagai berikut :

Y= -1,184+0,065X1 +0,388X2 + 0,023X3 +((0,149),(-0,131),(-0,043),(-0,195))X4

+ ((-0,132),(,0,043)) + e

Koefisien regresi dari persamaan dari model 3 menunjukan adanya tanda

koefisien positif dan negatif. Koefisien yang menunjukkan tanda positif berarti

perubahan yang searah antara variabel independen terhadap variabel dependen,

sedangkan koefisien yang bertanda negatif berarati arah perubahan yang

berlawanan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut ini

merupakan penjelasan dari nilai koefisien dari persamaan regresi tersebut model 3:

Koefisien pada variabel Pemberian Kredit Bank (X1) sebesar 0,065, hal

ini berarti apabila Pemberian Kredit Bank (X1) dinaikkan atau ditingkatkan satu

satuan menyebabkan Firm Value (Y) akan meningkat sebesar 0,065 dan juga

Page 35: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

74

sebaliknya jika Pemberian Kredit Bank (X1) diturunkan satu satuan, makanya

menyebabkan Firm Value (Y) akan menurun sebesar 0,065 dengan asumsi variable

lain yang memiliki nilai tetap atau konstan.

Koefisien pada variabel Other Leverage (X2) sebesar 0,388, hal ini

berarti apabila Other Leverage (X2) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan

menyebabkan Firm Value (Y) akan meningkat sebesar 0,388 dan juga sebaliknya

jika Other Leverage (X2) diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan Firm

Value (Y) akan menurun sebesar 0,388 dengan asumsi variable lain yang memiliki

nilai tetap atau konstan.

Koefisien pada variabel Firm Size (X3) sebesar 0,023, hal ini berarti

apabila Firm Size (X3) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan Firm

Value (Y) akan meningkat sebesar 0,023 dan juga sebaliknya jika Firm Size (X3)

diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan Firm Value (Y) akan menurun

sebesar 0,023 dengan asumsi variable lain yang memiliki nilai tetap atau konstan.

Koefisien pada variabel Years (X4) pada tahun 2013, 2014, 2015, dan

2016 masing-masing memiliki nilai sebesar 0,149, -0,131, -0,043, dan -0,195 hal

ini berarti apabila Years (X4) dinaikkan atau ditingkatkan satu satuan menyebabkan

Firm Value (Y) akan meningkat pada tahun 2013 sebesar 0,149 dan pada tahun

2014, 2015, dan 2016 menurun sebesar 0,131, 0,043, dan 0,195. Begitu juga

sebaliknya jika Years (X4) diturunkan satu satuan, makanya menyebabkan Firm

Value (Y) akan menurun pada tahun 2013 sebesar 0,149 dan meningkat pada tahun

2014, 2015 dan 2016 masing-masing sebesar 0,131, 0,043, dan 0,195 dengan

asumsi variable lain yang memiliki nilai tetap atau konstan.

Koefisien pada variabel Industry (X5) pada perusahaan Property dan

Trade sebesar -0,132 dan 0,043, hal ini berarti apabila Industry (X5) dinaikkan atau

ditingkatkan satu satuan menyebabkan Firm Value (Y) pada perusahaan Property

akan menurun sebesar 0,132 dan perusahaan Trade akan meningkat sebesar 0,043

dan juga sebaliknya jika Industry (X5) diturunkan satu satuan, makanya

menyebabkan Firm Value (Y) pada perusahaan Property akan meningkat sebesar

0,043 dan perusahaan Trade akan menurun 0,132 dengan asumsi variable lain yang

memiliki nilai tetap atau konstan.

Page 36: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

75

4.3.3.3.2. Uji F

Dalam uji F atau uji simultan pada dasarnya menunjukan pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan dilakukannya uji F dapat

melihat seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai uji F adalah sebesar 7,291 dengan tingkat

signifikansi 0.000. Nilai signifikansi dari model 1 lebih kecil dari 0,05 sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel independen Pemberian Kredit Bank (X1), Firm

Size (X2), Other Leverage (X3), Years (X4), dan Industry (X5) berpengaruh secara

signifikan terhadap Firm Value (Y).

4.3.3.3.3. Pengujian Hipotesis Parsial (Uji T)

Dalam uji T atau uji parsial individual menunjukan pengaruh variabel

independen secara individu terhadap variasi variabel independen. Uji T adalah uji

yang digunakan untuk menentukan hipotesis yang ditolak atau diterima. Kriteria

dalam pengujian uji T untuk model 1 yaitu H0 ditolak dan H1 diterima jika sig <

0,05 dan H0 diterima dan H1 ditolak jika sig > 0,05.

Tabel 4.14 Tabel pengujian uji T model 3

Variabel t Hitung Sig. Keterangan

LN TOTAL PAGU 3,150 0,002 Berpengaruh signifikan OT 2,481 0,014 Berpengaruh signifikan FIRM SIZE 1,016 0,310 Tidak berpengaruh signifikan @2013 1,815 0,070 Tidak berpengaruh signifikan @2014 -1,569 0,118 Tidak berpengaruh signifikan @2015 -0,520 0,604 Tidak berpengaruh signifikan @2016 -2,273 0,024 Berpengaruh signifikan PROPERTY -1,367 0,172 Tidak berpengaruh signifikan TRADE 0,469 0,640 Tidak berpengaruh signifikan

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2018

Nilai Uji T pada variabel Pemberian Kredit Bank (X1) sebesar 3,150

dengan nilai tingkat signifikansi sebesar 0,002. Nilai signifikansi dalam Uji T

variabel Pemberian Kredit Bank (X1) lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian

Page 37: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

76

variabel Pemberian Kredit Bank (X1) dapat disimpulkan berpengaruh signifikan

terhadap Firm Value (Y), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

Nilai Uji T pada variabel Other Leverage (X2) sebesar 2,481 dengan nilai

tingkat signifikansi sebesar 0,014. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel Other

Leverage (X2) lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian variabel Other Leverage

(X2) dapat disimpulkan berpengaruh signifikan terhadap Firm Value (Y), sehingga

H02 ditolak dan H12 diterima.

Nilai Uji T pada variabel Firm Size (X3) sebesar 1,016 dengan nilai

tingkat signifikansi sebesar 0,310. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel Firm Size

(X3) lebih besar dari 0,05. Dengan demikian variabel Firm Size (X3) dapat

disimpulkan tidak berpengaruh signifikan terhadap Firm Value (Y), sehingga H0

diterima dan H1 ditolak.

Nilai Uji T pada variabel Years (X4) 2013, 2014, 2015 dan 2016 masing-

masing sebesar 1,815, -1,569, -0,520 dan -2,273 dengan nilai tingkat signifikansi

maisng-masing sebesar 0,070, 0,118, 0,604, dan 0,024. Nilai signifikansi dalam Uji

T variabel Years (X4) pada tahun 2013, 2014 dan 2015 lebih besar dari 0,05,

sedangkan pada tahun 2016 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian variabel Years

(X4) pada tahun 2013, 2014 dan 2015 dapat disimpulkan tidak berpengaruh

signifikan terhadap Firm Value (Y), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

Sedangkan pada tahun 2016 dapat disimpulkan berpengaruh signifikan terhadap

Firm Value (Y), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

Nilai Uji T pada variabel Industry (X5) Propoerty dan Trade masing-

masing sebesar -1,367 dan 0,469 dengan nilai tingkat signifikansi masing-masing

sebesar 0,324 dan 0,321. Nilai signifikansi dalam Uji T variabel Industry (X5)

Property dan Trade lebih besar dari 0,10. Dengan demikian variabel Industry (X5)

pada perusahaan Property dan Trade tidak berpengaruh signifikan terhadap Firm

Value (Y) dengan, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

Page 38: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

77

4.4. Analisis Teori dan Interpretasi

4.4.1. Pengujian Hipotesis

4.4.1.1. Financial Leverage berpengaruh terhadap Keputusan Pemberian

Kredit Bank

Berdasarkan hasil pengujian Financial Leverage yang dihitung dengan

rasio debt to tangible net worth (DTN) terhadap Keputusan Pemberian Kredit Bank

menunjukkan hasil yang signifikan. Hal tersebut dibuktikan dengan Uji T yang

memiliki tingkat signifikansi di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,000 sehingga hipotesis

pertama yang menyatakan bahwa financial leverage berpengaruh terhadap

keputusan pemberian kredit bank diterima. Hasil pengujian tersebut menunjukkan

bahwa bank melihat financial leverage dari perusahaan sebelum memberikan

pinjaman kredit. Hal itu dilihat dari setiap laporan keuangan yang dimiliki

perusahaan, bahwa bank memberikan batas rasio financial leverage sebagai salah

satu syarat sebelum bank memberikan pinjaman kredit.

Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Rivai, Veitzhal, dan Idroes

(2007) yang menyatakan bahwa analisa kredit memiliki 6C’s analysis yang salah

satunya adalah capital, dimana bank sendiri melihat jumlah dana modal sendiri

yang dimiliki oleh calon debitur atau perusahaan, karena semakin tinggi modal

sendiri dari perusahaan maka semakin tinggi juga kesungguhan dari perusahaan

dalam menjalankan usahanya dan hal tersebut akan membuat bank semakin yakin

untuk memberikan pinjaman kredit. Begitu juga dengan pernyataan Syamsuddin

(2004) yang mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang

besar, akan mengalami peningkatan jumlah utang yang besar, tetapi pada saat yang

sama juga dapat membayar jumlah utang yang ada kepada peminjam sebelumnya.

Hal ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan melakukan financial leverage bukan

hanya untuk membiayai modal untuk perusahaan mereka, melainkan juga dapat

digunakan untuk menutup jumlah utang-utang yang sudah ada. Bukti lain yang

memperkuat adalah pernyataan oleh Riyanto (1981) yang menyatakan bahwa

penggunaan financial leverage yang semakin tinggi akan berdampak positif pada

perusahaan jika perusahaan mampu mengelola dana yang diterima dengan benar.

Jika perusahaan mampu menggunakan financial leverage dengan baik maka hal

tersebut disebut favorable financial leverage. Menurut penelitian Tjondro (2007)

Page 39: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

78

bahwa analisis kredit di Indonesia lebih mempertimbangkan non earning

information atau leverage dibandingkan earning information. Karena earning

information berbasis nilai historis memiliki kelemahan utama yaitu adanya

pemilihan berbagai metode akuntansi oleh standar akuntansi.

Ketiga pernyataan tersebut sesuai dengan hasil pengujian Financial

Leverage yang dihitung dengan rasio debt to tangible net worth terhadap Keputusan

Pemberian Kredit Bank, yang menunjukkan hasil yang signifikan. Karena ketiga

pernyataan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki

rasio financial leverage yang tinggi akan mendapatkan pinjaman dari bank, karena

bank melihat bagaimana perusahaan dapat mengelola dana tersebut dengan baik

sehingga dana tersebut dapat menjadi sebuah pendapatan yang dapat digunakan

untuk melunasi utang-utang yang dipinjamkan oleh bank. Maka dari itu, relevan

bila financial leverage berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit bank.

4.4.1.2. Profitabilitas berpengaruh terhadap Keputusan Pemberian Kredit

Bank

Berdasarkan hasil pengujian Profitabilitas yang dihitung dengan rasio net

profit margin (NPM) terhadap Keputusan Pemberian Kredit Bank menunjukkan

hasil yang tidak signifikan. Hal tersebut dibuktikan dengan Uji T yang memiliki

tingkat signifikansi di atas 0,05 yaitu sebesar 0,187 sehingga hipotesis pertama

yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap keputusan pemberian

kredit bank ditolak. Hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa bank tidak

menempatkan profitabilitas sebagai syarat sebuah perusahaan untuk mendapatkan

pinjaman kredit dari bank.

Hasil ini di dukung oleh penelitian dari Tjondro (2007) bahwa analisis

kredit di Indonesia kurang mempertimbangkan eaning information karena

perbedaan standard akuntansi dari setiap perusahaann yang akan membuat

penililaian bank terhadap earning perusahaan menjadi kurang akurat. Putri dan

Suwarti (2013), yang menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh

signifikan terhadap jumlah kredit perbankan. Artinya bank dalam memberikan

kredit tidak melihat profitabilitas sebagai dasar pemberian kredit tetapi bank lebih

mementingan faktor lain seperti halnya condition of economy. Hal ini di dukung

Page 40: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

79

oleh Rivai, Veitzhal, dan Idroes (2007) yang menjelaskan bahwa condition of

economy seperti situasi politik, ekonomi, social dan budaya dapat mempengarui

keadaan perekonomian suatu perusahaan dalam menjalankan usaha. Rivai,

Veitzhal, dan Idroes (2007) yang menambahkan capacity sebagai earning

information atau kemampuan dari perusahaan untuk menjalankan usahanya guna

mendapatkan laba yang dimana laba tersebut dapat digunakan untuk melunasi atau

mengembalikan utang-utang dibawah character dan capital. Menurut Rivai,

Veitzhal, dan Idroes (2007) capacity bukan hanya melihat secara pendekatan

manejerial saja, tetapi capacity juga melihat pendekatan historis, pendekatan

financial, pendekatan yuridis dan pendekatan teknis.

Kedua pernyataan di atas sesuai dengan hasil pengujian Profitabilitas

yang dihitung dengan rasio net profit margin (NPM) terhadap keputusan pemberian

kredit bank yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Karena bank lebih

melihat condition of economy pada saat itu dan juga capacity dalam analisis kredit

masih melihat pendekatan-pendekatan yang lainnya selain pendekatan manajerial.

Selain itu, hal lain yang memperkuat hasil pengujian dan analisis ini

adalah pernyataan menurut Hong (2017) yang menyatakan bahwa perusahaan-

perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi cenderung menggunakan

corporate bonds di pasar modal daripada menggunakan pinjaman dari bank. Karena

dengan corporate bonds perusahaan-perusahaan bisa mendapatkan pinjaman yang

lebih besar. Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa perusahaan yang memiliki rasio

profitabilitas yang tinggi cenderung menggunakan corporate bonds daripada

menggunakan pinjaman dari bank. Hal tersebut semakin memperkuat hasil

pengujian penelitian ini yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pemberian kredit bank.

4.4.1.3. Financial Leverage berpengaruh terhadap Keputusan Pemberian

Kredit Bank dengan Political Connection sebagai Variabel Moderasi

Berdasarkan hasil pengujian Financial Leverage yang dihitung dengan

rasio debt to tangible net worth (DTN) terhadap Keputusan Pemberian Kredit Bank

dengan Political connection sebagai variabel moderasi menunjukkan hasil yang

signifikan. Hal tersebut dibuktikan dengan Uji T yang memiliki tingkat signifikansi

di diatas 0,05 yaitu sebesar 0,108 sehingga hipotesis pertama yang menyatakan

Page 41: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

80

bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit

bank dengan Political connection sebagai variabel moderasi ditolak. Hasil

pengujian tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki financial

leverage tidak ada kaitannya dengan political connection.

Hal ini didukung oleh penjelasan mengenai political power dari Rivai,

Veitzhal, dan Idroes (2007) yang mengatakan bahwa political power atau political

connection digunakan untuk menopang pemasaran suatu perusahaan. Jadi penilian

financial leverage suatu perusahaan tidak ada kaitannya dengan political

connection. Penelitian lain juga menemukan bahwa financial leverage yang

diumoderasikan dengan political connection menunjukan hasil yang tidak

signifikan terhadap keputusan pemberian kredit bank (Tjondro & Basuki, 2012).

Karena political connection memiliki penilaian yang berbeda terhadap financial

leverage dan political connection juga tidak dipertimbangkan dalam penelitian

fiancial leverage (Tjondro & Basuki, 2012)

Hasil penelitian terdahulu di atas sesuai dengan hasil pengujian Financial

Leverage yang dihitung dengan rasio debt to tangible net worth (DTN) terhadap

Keputusan Pemberian Kredit Bank dengan Political connection sebagai variabel

moderasi yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Karena political

connection tidak ada hubungannya dengan financial leverage. Dalam penelitian ini

juga menemukan bahwa pengaruh financial leverage terhadap keputusan

pemberian kredit bank lebih besar dibandingkan political connection . Oleh karena

itu relevan bila financial leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian

kredit bank dengan political connection sebagai variabel moderasi.

4.4.1.4. Profitabilitas berpengaruh terhadap Keputusan Pemberian Kredit

Bank dengan Political Connection sebagai Variabel Moderasi

Berdasarkan hasil pengujian Profitabilitas yang dihitung dengan rasio net

profit margin (NPM) terhadap Keputusan Pemberian Kredit Bank dengan Political

connection sebagai variabel moderasi menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal

tersebut dibuktikan dengan Uji T yang memiliki tingkat signifikansi diatas 0,05

yaitu sebesar 0,978 sehingga hipotesis keempat yang menyatakan bahwa

Page 42: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

81

Profitabilitas terhadap Keputusan Pemberian Kredit Bank dengan Political

Connection sebagai Variabel Moderasi ditolak.

Hasil di atas didukung dengan penelitian Saeed, Belghitar dan Clark

(2014) yang menunjukkan bahwa profitabilitas dalam perusahaan yang memiliki

political connection tidak memiliki pengaruh dengan banyaknya pinjaman. Rivai,

Veitzhal, dan Idroes (2007) yang mengatakan bahwa political power atau political

connection digunakan untuk menopang pemasaran suatu perusahaan. Jadi penilian

profitabilitas suatu perusahaan tidak ada kaitannya dengan political connection. Hal

ini juga diperkuat dengan hasil penelitian Hong (2017) yang menyatakan bahwa

perusahaan-perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi tidak

menggunakan peminjaman kredit bank sebagai pembiayaan modal, tapi

menggunakan corporate bonds untuk membiayai perusahaan mereka. Karena

dengan demikian dapat menguntungkan para investor dan pemegang saham untuk

mendapatkan keuntungan dari pasar modal.

Hasil penelitian terdahulu di atas sesuai dengan hasil pengujian

Profitabilitas yang dihitung dengan rasio net profit margin (NPM) terhadap

Keputusan Pemberian Kredit Bank dengan Political connection sebagai variabel

moderasi yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Karena penelitian

terdahulu di atas menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki political

connection cenderung tidak menggunakan pinjaman bank, melainkan corporate

bonds karena itu juga bisa menguntungkan perusahaan dan mereka sendiri. Dan

juga political connection tidak ada hubungannya denga profitabilitas tetapi hanya

berpengaruh terhadap peningkatan pasar perusahaan. Oleh karena itu relevan bila

Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit bank dengan

political connection sebagai variabel moderasi.

4.4.1.5. Political Connection berpengaruh terhadap Keputusan Pemberian

Kredit Bank

Berdasarkan hasil pengujian Political connection yang dihitung dengan

dummy varible terhadap Keputusan Pemberian Kredit Bank menunjukkan hasil

yang signifikan. Hal tersebut dibuktikan dengan Uji T yang memiliki tingkat

signifikansi di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,003 sehingga hipotesis kelima yang

menyatakan bahwa political connection berpengaruh terhadap keputusan

Page 43: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

82

pemberian kredit bank diterima. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa

perusahaan yang memiliki political connection bisa membantu mendapatkan

pinjaman dari bank. Hal itu terlihat dari beberapa laporan keuangan perusahaan

yang menyatakan bahwa syarat pemberian kredit oleh bank kepada perusahaan,

adalah perusahaan diwajibkan untuk tidak merubah jajaran direksi dan pemegang

saham selama proses peminjaman berlangsung dan juga hasil penelitian ini

menemukan bahwa perusahaan dengan political connection memiliki total

pinjaman maksimum dan rata-rata pinjaman lebih besar yaitu sebesar Rp.

19.407.000.000.000 pada perusahaan PT. Wijaya Karya Tbk pada tahun 2016 dan

Rp.1.183.311.695.311 sedangkan perusahaan yang non political connection

memiliki total pinjaman maksimum dan rata-rata pinjaman sebesar Rp

4.720.000.000.000 pada perusahaan PT. Erajaya Swasembada Tbk dan

Rp.479.409.999.781.

Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian oleh Baas dan Schrooten

(2012) yang menyatakan bahwa sebagai landasan dalam memberikan kredit kepada

perusahaan, bank juga melihat soft information selain melihat hard information dari

perusahaan. Soft information berarti bank melihat hubungan antara perusahaan

dengan pemerintah sebagai alasan dalam memberikan pinjaman kredit. Hal ini juga

diperkuat denga penelitian dati Tjondro (2007) yang menemukan bahwa

perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang diaudit belum tentu memiliki

kualitas earning lebih baik daripada laporan keuangan yang tidak diaudit. Hal

tersebut menyebabkan analisis kredit lebih mempertimbangkan soft information

atau political connection sebagai sumber profitabilitas perusahaan. Penelitian lain

yang memperkuat adalah penelitian oleh Luo dan Ying (2014) menyatakan bahwa

perusahaan yang memiliki political connection, memiliki perngaruh yang

signifikan terhadap jalur pemberian kredit bank. Begitu juga hasil penelitian lain

oleh Yang, Lian dan Liu (2012) yang menyatakan hal serupa, yaitu political

connection dapat mempengaruhi kebijakan pemberian kredit bank dan perusahaan

yang terhubung tersebut dapat memperoleh pinjaman yang lebih besar.

Hasil penelitian terdahulu dan hasil analisis di atas sesuai dengan hasil

pengujian Political connection yang dihitung dengan dummy varible terhadap

Keputusan Pemberian Kredit Bank menunjukkan hasil yang signifikan. Karena

Page 44: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

83

penelitian terdahulu di atas menujukkan bahwa bank melihat soft information dalam

penelitian ini yaitu political connection sebagai salah satu syarat dalam pemberian

kredit. Dan jika perusahaan memiliki political connection, maka menyebabkan

perusahaan akan mendapatkan pinjaman yang lebih besar daripada perusahaan

yang tidak memiliki political connection. Oleh karena itu relevan bila political

connection berpengaruh terhadap pemberian kredit bank.

4.4.1.6. Keputusan Pemberian Kredit Bank berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian keputusan pemberian kredit yang dihitung

dengan ln(logaritma) terhadap Nilai perusahaan (Firm value) menunjukkan hasil

yang signifikan. Hal tersebut dibuktikan dengan Uji T yang memiliki tingkat

signifikansi di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,002 sehingga hipotesis keenam yang

menyatakan bahwa Keputusan Pemberian Kredit Bank berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan diterima.

Hasil penelitian terdahulu dari Yang, Lian dan Liu (2012) menyatakan

bahwa perusahaan yang memiliki peningkatan modal dari pinjaman bank akan

meningkatkan nilai perusahaan. Hal itu dibuktikan dengan adanya peningkatan

kredit bank maka akan menaikkan nilai saham pada tahun berikutnya. Hasil tersebut

sesuai dengan hasil pengujian keputusan pemberian kredit yang dihitung dengan

ln(logaritma) terhadap Nilai perusahaan (Firm value) menunjukkan hasil yang

signifikan. Karena jika perusahaan mendapatkan pinjaman dari bank maka akan

mendapatkan penilaian yang baik dari investor, karena perusahaan dianggap baik

oleh bank. Oleh karena itu relevan bila keputusan pemberian kredit bank

berpengaruh terhadap nilai perusahaan

4.4.2. Variabel Kontrol

4.4.2.1. Model 1 dan Model 2

4.4.2.1.1. Tangibilitas

Berdasarkan hasil pengujian variabel tangibilitas terhadap keputusan

pemberian kredit menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal tersebut dibuktikan

dengan Uji T yang memiliki tingkat signifikansi di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,104

Page 45: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

84

dan nilai koefisien regresi sebesar 0,349 sehingga dapat disimpulkan bahwa jika

tangibilitas semakin besar, maka semakin besar keputusan pemberian kredit bank,

dengan asumsi variabel konstan. Hal itu dibuktikan dengan pernyataan dari Rivai,

Veitzhal, dan Idroes (2007) yang menyatakan bahwa jika perusahaan ingin

mengajukan peminjaman kredit harus melalui tahap analisis kredit yang salah

satunya adalah collateral yaitu barang-barang yang dapat diserahkan kepada

debitur sebagai jaminan agar pinjaman dapat diterima. Tetapi jaminan bukanya

hanya menngunakan asset tetap saja tetapi juga bias menggunakan, persediaan

usaha dan juga piutang dagang perusahaan.

4.4.2.1.2. Firm Size

Berdasarkan hasil pengujian variabel firm size terhadap keputusan

pemberian kredit menunjukkan hasil yang signifikan. Hal tersebut dibuktikan

dengan Uji T yang memiliki tingkat signifikansi di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,000

dan nilai koefisien regresi sebesar 0,349 sehingga dapat disimpulkan bahwa jika

firm size semakin besar, maka semakin besar keputusan pemberian kredit bank,

dengan asumsi variabel konstan. Hal itu sesuai dengan pernyataan dari Rivai,

Veitzhal, dan Idroes (2007) yang menyatakan bahwa jika perusahaan ingin

mengajukan peminjaman kredit harus melalui tahap analisis kredit yang salah

satunya adalah capacity yaitu melihat kemampuan dari perusahaan untuk

memperoleh penghasilan yang bisa dilihat dari total aset perusahaan, dimana total

aset bisa menggambarkan ukuran perusahaan tersebut.

4.4.2.1.3. Relation Landing

Berdasarkan hasil pengujian variabel relation landing terhadap

keputusan pemberian kredit menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal tersebut

dibuktikan dengan Uji T yang memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05 yaitu

sebesar 0,442 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,075 sehingga dapat disimpulkan

bahwa jika relation landing semakin besar, maka semakin besar keputusan

pemberian kredit bank, dengan asumsi variabel konstan. Hal itu bertentangan hasil

penelitian dari Hamada (2008) di Indonesia, yang menyatakan bahwa bank lebih

mengutamakan hubungan dengan perusahaan pada pinjaman sebelumnya atau

disebut relation landing dalam memberikan kredit kepada perusahaan kecil

Page 46: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

85

menengah. Perbedaan tersebut terjadi karena yang diteliti pada penelitian ini adalah

perusahaan besar go-public, dimana bank tidak mengandalkan relation landing

karena bank sudah bisa melihat asimetri informasi pada perusahaan besar.

4.4.2.1.4. Bank Size

Berdasarkan hasil pengujian variabel bank size terhadap keputusan

pemberian kredit menunjukkan hasil yang signifikan. Hal tersebut dibuktikan

dengan Uji T yang memiliki tingkat signifikansi di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,000

dan nilai koefisien regresi sebesar 0,119 sehingga dapat disimpulkan bahwa jika

bank size semakin besar, maka semakin besar keputusan pemberian kredit bank,

dengan asumsi variabel konstan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Hass,

Ferreira, dan Taci (2010) yang menyatakan bahwa ukuran dari sebuah bank dapat

mempengaruhi jumlah kredit yang diberikan. Bank juga dapat memperoleh

keuntungan lebih dengan meminjamkan atau memberikan pinjaman kredit kepada

perusahaan yang lebih besar, karena akan mendapatkan keuntungan yang lebih

besar pula. Selain itu menurut peraturan Bank Indonesia no/7/3/PBI/2005 pasal 11

Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yaitu sebesar 20% - 25% dari modal

yang dimiliki bank. Sehingga perusahaan yang memilki modal yang besar yang

dapat memberikan modal yang lebih besar juga.

4.4.2.1.5. Jenis Bank

Berdasarkan hasil pengujian variabel jenis bank terhadap keputusan

pemberian kredit menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal tersebut dibuktikan

dengan Uji T yang memiliki tingkat signifikansi di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,060

dan nilai koefisien regresi sebesar 0,211 sehingga dapat disimpulkan bahwa jika

jenis bank semakin besar, maka semakin besar keputusan pemberian kredit bank,

dengan asumsi variabel konstan. Hal ini mendukung juga peraturan bank Batas

Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yaitu sebesar 20% - 25% dari modal yang

dimiliki bank. Hal in membuat jenis-jenis bank yang ada di Indonesia memililki

aturan yang sama mengenai BMPK.

Page 47: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

86

4.4.2.1.6. Industry

Berdasarkan hasil pengujian variabel industry terhadap keputusan

pemberian kredit menunjukkan hasil yang tidak signifikan pada perusahaan

property dan trade. Hal tersebut dibuktikan dengan Uji T yang memiliki tingkat

signifikansinya di atas 0,05 yaitu untuk perusahaan property dan trade sebesar

0,150 dan 0,562. Nilai koefisien regresi pada perusahaan property dan trade sebesar

0,132 dan 0,082. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini bank tidak

melihat perusahaan dalam memberikan kredit kepada perusahaan seperti pada

analisis kredit menurut Rivai, Veitzhal, dan Idroes (2007) yang menyatakan bahwa

yang menjadi analisis sebelum bank memberikan pinjaman kepada perusahaan

adalah character, capital, capacity, collateral, condition of economy dan

constraint.

4.4.2.1.7. Years

Berdasarkan hasil pengujian variabel years terhadap keputusan

pemberian kredit menunjukkan hasil yang tidak signifikan pada tahun 2013, 2014,

2015 dan 2016. Hal tersebut dibuktikan dengan Uji T yang memiliki tingkat

signifikansi di atas 0,05 yaitu masing-masing sebesar 0,959, 0,687, 0,895 dan

0,852. Nilai koefisien regresi masing-masing tahun sebesar 0,007, -0,053, -0,017,

dan -0,025. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini bank tidak melihat

tahun dalam memberikan kredit kepada perusahaan seperti pada analisis kredit

menurut Rivai, Veitzhal, dan Idroes (2007) yang menyatakan bahwa yang menjadi

analisis sebelum bank memberikan pinjaman kepada perusahaan adalah character,

capital, capacity, collateral, condition of economy dan constraint.

4.4.2.2. Model 3

4.4.2.2.1. Other Leverage

Berdasarkan hasil pengujian variabel other leverage terhadap nilai

perusahaan menunjukkan hasil yang signifikan. Hal tersebut dibuktikan dengan Uji

T yang memiliki tingkat signifikansi di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,014 dan nilai

koefisien regresi sebesar 0,388 sehingga dapat disimpulkan bahwa jika other

Page 48: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

87

leverage semakin besar, maka semakin besar nilai perusahaan, dengan asumsi

variabel konstan.

4.4.2.2.2. Firm Size

Berdasarkan hasil pengujian variabel firm size terhadap nilai perusahaan

menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal tersebut dibuktikan dengan Uji T

yang memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05 yaitu sebesar 0,310 dan nilai

koefisien regresi sebesar 0,023 sehingga dapat disimpulkan bahwa jika firm size

semakin besar, maka semakin besar nilai perusahaan, dengan asumsi variabel

konstan. Hasil tersebut didukung oleh penelitian dari Rahmawati, Topowijono dan

Sulasmiyati (2015) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki

pengaruh terhadap nilai perusahaan atau firm value. Hal itu berarti setiap kenaikan

dari ukuran perusahaan (firm size) tidak dapat menaikkan nilai perusahaan (firm

value)

4.4.2.2.3. Years

Berdasarkan hasil pengujian variabel years terhadap nilai perusahaan

menunjukkan hasil yang tidak signifikan pada tahun 2013, 2014, dan 2015,

sedangkan menunjukkan hasil yang signifikan pada tahun 2016. Hal tersebut

dibuktikan dengan Uji T yang memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05 yaitu pada

tahun 2013, 2014 dan 2015 masing-masing sebesar 0,070, 0,118, dan 0,604,

sedangkan pada tahun 2016 memiliki tingkat signifikansi di bawah 0,05 yaitu

0,024. Nilai koefisien regresi masing-masing tahun yaitu sebesar 0,149, -0,131, -

0,143, dan -0,195. Hal yang melatarbelakangi perbedaan pada tahun 2016 sehingga

menyebabkan pemberian kredit berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

adalah terjadinya pertumbuhan kredit hingga 9 persen dari tahun-tahun sebelumnya

(Kompas.com., 2017).

4.4.2.2.4. Industry

Berdasarkan hasil pengujian variabel industry terhadap nilai perusahaan

menunjukkan hasil yang signifikan tidak signifikan baik pada perusahaan property

maupun trade. Hal tersebut dibuktikan dengan Uji T yang memiliki tingkat

signifikansi di atas 0,05 yaitu masing-masing sebesar 0,172 dan 0,640 Nilai

Page 49: 4. hasil penelitian dan analisis

Universitas Kristen Petra

88

koefisien regresi pada perusahaan property dan trade masing-masing sebesar -

0,132 dan 0,043. Temuan tersebut diperkuat dengan hasil dari penelitian

Prasetyorini (2013) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi nilai

saham itu merupakan kinerja dari perusahaan. Hal tersebut membuktikan bahwa

untuk menaikkan nilai perusahaan tergantung dari kinerja perusahaan sendiri dan

tidak mempengaruhi jenis perusahaan.