4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Pada bab ini penulis akan menjelaskan beberapa komponen utama yang akan digunakan pada pembuautan alat kali ini dan akan membaginya kedalam beberapa komponen, yaitu, IC, komponen elektronika, sensor PIR, dan Mikrokontroler. Semua pembahasan tersebut bertujuan untuk menunjang alat yang akan penulis buat. 2.1.1. IC (Intergated Circuit) Menurut (Arifin, Zulita, & Hermawansyah, 2016) menyimpulkan “IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan Elektronika. IC merupakan komponen semi konduktor yang sangat sensitive terhadap ESD (Electro Static Discharge).” Beberapa rangkaian yang besar dapat diintegrasikan menjadi satu dan dikemas dalam kemasan yang kecil. Suatu IC yang kecil dapat memuat ratusan bahkan ribuan komponen.
23
Embed
4. BAB II · harus diubah dulu menjadi arus DC, alat yang digunakan untuk mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC di namakan adaptor, adaptor dapat mengeluarkan tegangan searah dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Perangkat Keras
Pada bab ini penulis akan menjelaskan beberapa komponen utama yang akan
digunakan pada pembuautan alat kali ini dan akan membaginya kedalam beberapa
komponen, yaitu, IC, komponen elektronika, sensor PIR, dan Mikrokontroler. Semua
pembahasan tersebut bertujuan untuk menunjang alat yang akan penulis buat.
2.1.1. IC (Intergated Circuit)
Menurut (Arifin, Zulita, & Hermawansyah, 2016) menyimpulkan “IC
(Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan
ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi
menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk IC
(Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga
ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari penguat,
Switching, pengontrol hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah
Komponen Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan
Elektronika. IC merupakan komponen semi konduktor yang sangat sensitive terhadap
ESD (Electro Static Discharge).”
Beberapa rangkaian yang besar dapat diintegrasikan menjadi satu dan dikemas
dalam kemasan yang kecil. Suatu IC yang kecil dapat memuat ratusan bahkan ribuan
komponen.
5
Gambar II.1
Gambar dan Simbol IC (Integrated Circuit)
2.1.2. Sumber Tegangan
Power supply atau sumber tagangan atau catu daya adalah suatu alat atau
sistem yang dapat menghasilkan energi listrik. Jenis-jenis power supply:
1. Sumber Arus Searah (Direct Current / DC) Arus listrik searah adalah arus listrik
yang bernilai konstan dan mengalir dari potensial tinggi (+) ke potensial rendah (-
). Besar arus listrik yang sering ditemukan berkisar antara 1,5 volt hingga 24 volt.
Arus listrik searah biasa digunakan pada baterai, dinamo arus searah atau aki.
Sumber tegangan ini tidak mengalami perubahan terhadap waktu.
2. Sumber Arus Bolak Balik (Alternating Current/AC) Arus listrik bolak balik adalah
arus listrik dengan besar dan arah yang berubah-ubah secara bolak balik. Arus AC
mengalir bolak balik dari potensial tinggi (+) ke potensial rendah (-) dan dari
potensial rendah (-) ke potensial tinggi (+), Gelombang listrik pada arus AC
berbentuk sinusoidal, gelombang segiempat atau gelombang segitiga, contoh
6
penggunaan arus listrik bolak-balik adalah pada jaringan PLN dan generator AC,
jika menggunakan tegangan listrik PLN, besar arusnya berkisar Antara 110 volt
hingga 220 volt dengan frekuensi 50 Hertz.
Penggunaan arus AC pada alat penulis ini tidak digunakan langsung, tetapi
harus diubah dulu menjadi arus DC, alat yang digunakan untuk mengubah tegangan
AC menjadi tegangan DC di namakan adaptor, adaptor dapat mengeluarkan tegangan
searah dengan nilai yang berbeda-beda, mulai dari 1,5 volt hingga 12 volt, dan dapat
diperbesar ataupun ditetapkan tegangannya sesuai dengan kebutuhan.
2.1.3. Komponen Elektronika
Menurut (Saputra, 2014) “Komponen-komponen Elektronika adalah sebuah
alat berupa benda yang menjadi bagian pendukung suatu rangkaian elektronik yang
dapat bekerja sesuai dengan kegunaannya.”
Berikut ini adalah beberapa komponen elektronika yang akan penulis
pakai/gunakan dalam pembuatan projek ini:
1. Resistor
Menurut (Alfith, 2015) menyimpulkan “Resistor disebut juga dengan tahanan
atau hambatan, berfungsi untuk menghambat arus listrik yang melewatinya. Semakin
besar nilai resistansi sebuah resistor yang dipasang, semakin kecil arus yang
mengalir.”
Jenis-jenis resistor diantaranya adalah:
1) Resistor yang nilainya tetap.
7
2) Resistor yang nilainya dapat diatur, resistor jenis ini sering disebutu juga
dengan variable resistor ataupun potensiometer.
3) Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, resistor
jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor.
4) Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, resistor
jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC
(Negative Temperature Coefficient).
Reistor umumnya berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di sisi kiri dan
kanan. Dibadannya terdapat lingkaran berbentuk gelang kode warna yang
memudahkan pemakai mengenai besar resistensi tanpa mengukur besaranya dengan
Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh
EIA (Electronic Industries Association), seperti yang ditunjukan pada table berikut:
Tabel II.1
Kode Warna Pada Resistor
Kode Kode Warna Nilai
H Hitam 0
Co Coklat 1
Me Merah 2
O Orange 3
Ku Kuning 4
Hi Hijau 5
Ru Biru 6
Vi Violet 7
A Abu-abu 8
Tih Putih 9
Emas -
Perak -
Tanpa warna -
8
Gambar II.2
Gambar dan Simbol Resistor
Resistor dibaca dari warna gelang paling depan ke arah gelang toleransi
berwarna coklat, merah, emas, atau perak. Biasanya, warna gelang toleransi tersebut
berada dibawah resistor paling pojok dengan lebar yang lebih menonjol. Sementara
warna gelang yang pertama agak sedikit mejorok kedalam. Dengan demikian,
pemakiai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. Jumlah
gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya.
Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10%, 20% maka tiga gelang (tidak termasuk
gelang toleransi). Namun, resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil)
memiliki empat gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan
seterusnya secara berturut-turut menunujukan besar nilai satuan dan gelang terakhir
adalah faktor penggalinya.
9
Untuk lebih jelasnya bias dilihat pada tabel sebagai berikut: