34 BAB III PEMBAHASAN A. Kajian Teoritis 1. Pengertian pembiayaan mudharabah Istilah mudharabah berasal dari kata dharb fii al-ardb - orang yang berpergian diatas bumi (yadhirbuna fii al-ardh) mencari karunia Allah (al-Muzzammil : 20). Dimana proses pekerjaan yang menyebut bahwa mudhaarib berhak atas sebagian keuntungan usahanya. Sedangkan pembiayaan mudharabah atau qirad adalah akad kerja sama usaha antara belah pihak dimana pihak pertama sebagai pemilik dana (sahibul mal) yang mana menyediakan modal 100%, sedangkan pihak lainya sebagai pengelola usaha (mudharib) 1 . Menurut Adiwarman Karim, akad mudharabah merupakan “bentuk kontrak atau akad dimana satu pihak berperan sebagai pemilik modal dan mempercayakan sejumlah modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, atau si pelaksana usaha dengan tujuan mendapatkan keuntungan. 2 Keuntungan usaha dari akad mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, dan biasanya dalam bentuk nisbah (presentase). Jika usaha yang dijalankan mengalami kerugian, kerugian itu ditanggung oleh shahibul mal sepanjang kerugian itu bukan kelalaian mudharib. Sedangkan mudharib 1 Sop koperasi jasa keuangan syariah 2007 2 Dr. Hj. Evita Isretno,SH, MH, Pembiayaan Mudharabah Dalam Sistem Perbankan Syari’ah, Cintya press-Jakarta 2011, hlm 40
21
Embed
4. Bab 3 - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1235/4/102503019_Bab3.pdfsama usaha antara belah pihak dimana pihak pertama sebagai pemilik dana (sahibul mal) yang mana menyediakan modal
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
34
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kajian Teoritis
1. Pengertian pembiayaan mudharabah
Istilah mudharabah berasal dari kata dharb fii al-ardb - orang yang
berpergian diatas bumi (yadhirbuna fii al-ardh) mencari karunia Allah
(al-Muzzammil : 20). Dimana proses pekerjaan yang menyebut bahwa
mudhaarib berhak atas sebagian keuntungan usahanya.
Sedangkan pembiayaan mudharabah atau qirad adalah akad kerja
sama usaha antara belah pihak dimana pihak pertama sebagai pemilik
dana (sahibul mal) yang mana menyediakan modal 100%, sedangkan
pihak lainya sebagai pengelola usaha (mudharib)1.
Menurut Adiwarman Karim, akad mudharabah merupakan
“bentuk kontrak atau akad dimana satu pihak berperan sebagai pemilik
modal dan mempercayakan sejumlah modalnya untuk dikelola oleh
pihak kedua, atau si pelaksana usaha dengan tujuan mendapatkan
keuntungan.2
Keuntungan usaha dari akad mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, dan biasanya dalam
bentuk nisbah (presentase). Jika usaha yang dijalankan mengalami
kerugian, kerugian itu ditanggung oleh shahibul mal sepanjang
kerugian itu bukan kelalaian mudharib. Sedangkan mudharib 1 Sop koperasi jasa keuangan syariah 2007 2 Dr. Hj. Evita Isretno,SH, MH, Pembiayaan Mudharabah Dalam Sistem Perbankan Syari’ah, Cintya press-Jakarta 2011, hlm 40
35
menanggung kerugian atas upaya, jerih payah dan waktu yang telah
dilakukan untuk menjalankan usaha. Namun jika kerugian itu
diakibatkan karena mudharib, maka kerugian tersebut ditanggung oleh
mudharib.
Karena itu, pihak perbankan syari’ah dapat menyalurkan dananya
kepada pihak lain dengan cara hal ini, yaitu akad kerja sama suatu
usaha antara dua belah pihak dimana bank selagi pihak pertama yang
menyediakan seluruh modal usaha, sedangkan nasabah selaku
pengelola. Usaha dan keuntungan usaha dibagi diantara meraka sesuai
yang dituangkan dalam akad.3
2. Rukun dan syarat dalam mudharabah
Rukun mudharabah adalah ijab dan qobul yang keluar dari orang
yang memiliki keahlian. Tidak disyaratkan adanya lafadz tertentu,
tetapi dapat dengan bentuk apa saja yang menunjukkan makna
mudharabah. Karena yang dimaksudkan dalam akad ini adalah tujuan
dan maknanya, bukan lafadz dan susunan kata. Menurut Sayyid sabiq
(hanafiyyah) tersebut adalah madzhab Hanafi, bahwa rukun
mudharabah yang paling mendasar adalah ijab dan qobul (offer and
acceptence).
Adapun rukun dan syarat dalam mudharabah :
a. Rukun mudharabah
1) Pihak yang berakad :
3 Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syari’ah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2008
36
a) Pemilik modal (shahibul maal)
b) Pengelola modal (mudharib)
2) Objek yang diakadkan :
a) Modal
b) Kegiatan usaha
c) Keuntungan
3) Sighat/ akad :
a) Serah
b) Terima
b. Syarat mudharabaah
1) Pihak yang berakad, kedua belah pihak harus mempunyai
kemampuan dan kemauan untuk kerjasama mudharabah.
2) Objek yang diakadkan :
a) Harus dinyatakan dalam jumlah atau nominal yang jelas
b) Jenis pekerjaan yang dibiayai dan jangka waktu kerjasama
pengelolaan dananya
c) Nisbah (porsi) pembagian keuntungan telah disepakati
bersama dan tata cara pembayaranya
3) Sighat atau akad :
a) Pihak-pihak yang berakad harus jelas dan disebutkan
b) Materi akad yang berkaitan dengan modal kegiatan usaha
dan telah disepakati bersama saat perjanjian (akad).
37
c) Resiko yang akan timbul dari proses kerjasama ini harus
diperjelas pada saat ijab qobul (apabila terjadi kerugian
usaha maka akan ditanggung oleh pemilik modal dan
pengelola dalam tidak mendapat keuntungan dari usaha
yang telah dilakukan).
d) Untuk memperkecil resiko terjadinya kerugian usaha,
pemilik modal dapat menyertakan persyaratan kepada
pengelola dalam menjalankan usahanya dan harus
disepakati secara besama.4
3. Bentuk-bentuk Akad Mudharabah
a. Mudharabah Muthlaqah (unrestricted
Adalah salah satu akad mudharabah, dimana mudharib
diberikan hak yang tidak terbatas untuk investasi oleh shahibul
mal.
b. Mudharabah Muqayyadah
Adalah salah satu akad mudharabah, dimana mudharib
dibatasi haknya oleh sahibul mal, antara lain dalam hal jenis usaha,
waktu dan tempat usaha.
4 Sop koperasi jasa keuangan syariah 2007
38
4. Landasan Hukum Mudharabah
a. Al - Qur’an
1) Q.S. al-muzammil (73) : 20
�������� ���� ������
��� �������� ���������
� ! "#�$%& '(�� )
�������� ���*+ �,%-��
��� "#.��/ '(��
Artinya :
“Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian
karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang dijalan