Top Banner
384 DAFTAR PUSTAKA Abdilah, U. (2002). Politik identitas etnis "pergulatan tanda tanpa identitas". Magelang: Indonesiatera Adi, I. R. (2011). Fiksi populer teori dan metode kajiannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ahmadi, A. (1999). Psikologi sosial edisi revisi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Aksan, H. (2008). Jangan bunuh obama. Bandung: PT. Mizan Pustaka. Alatas, S. H. (1988). Mitos pribumi malas citra orang jawa, melayu dan filipina dalam kapitalisme kolonial. Jakarta: LP3ES Ardianto, E., Karlinah, S & Komala, L. (2009). Komunikasi massa suatu pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Azwar, S. (2003). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. (ed.1). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Barker, C. (2005). Cultural studies: Teori dan praktek. (Nurhadi, Terjemahan). Yogyakarta: Kreasi Wacana. Barker. C. (2008). Cultural studies; teori dan praktik cetakan Ke-IV. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Baksin, A. (2003). Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Katarsis. Barthes, R. (2009). Mitologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana Barthes, R. (2004). Mitologi. (Nurhadi & S. Millah, Terjemahan). Yogyakarta: Kreasi Wacana. Baay, R. (2010). Nyai & pergundikan di hindia belanda. Depok: Komunitas Bambu. Budiman, K. (1999). Kosa semiotika. Yogyakarta: LKiS. Brown, R. (2005). Prejudice: menangani “prasangka” dari perspektif psikologi sosial. Yogyakarta: Pusat Pelajar Baron, R. M. & Graziano, W G. (1991). Social psychology. USA: Holt, Rinehart & Winston, Inc. Baron, R. A. & Byrne, D. (1991). Social psychology: Understanding human interaction (6 th ed.). USA: Allyn and Bacon, Inc. Baron, R. A & Byrne, D. (1997). Social psychology. Massachusets: A Pearson Education Company. Baron, R. A & Byrne, D. (2000). Social psychology. Massachusets: A Pearson Education Company. Baron, R. A & Byrne, D. (2004). Psikologi sosial (Edisi 10 Alih Bahasa). Jakarta: Erlangga. Brigham, J. C. (1986). Social psychology. Canada: Little Brown & Company. Burchell & Fraser. (2001). Introducing social psychology. Amerika: Black Well Publishers Inc USA. Carole W. dan Carol T. (2007). Psikologi. Jakarta: Erlangga Chaniago, R. H. & Basri, F. K. (2011). Budaya populer dan komunikasi: impak kumpulan slank terhadap slankers di indonesia. Malaysian Journal of Communication (Jurnal Komunikasi), 27(1), 91-100.
12

385 - repository.uph.edurepository.uph.edu/2697/10/bibliography.pdfCoppel, C. A. (2003). Kendala-kendala sejarah dalam penerimaan etnis cina di indonesia yang multikultural.Antropologi

Jun 08, 2019

Download

Documents

buixuyen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 385 - repository.uph.edurepository.uph.edu/2697/10/bibliography.pdfCoppel, C. A. (2003). Kendala-kendala sejarah dalam penerimaan etnis cina di indonesia yang multikultural.Antropologi

384

DAFTAR PUSTAKA

Abdilah, U. (2002). Politik identitas etnis "pergulatan tanda tanpa identitas".

Magelang: Indonesiatera

Adi, I. R. (2011). Fiksi populer teori dan metode kajiannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Ahmadi, A. (1999). Psikologi sosial edisi revisi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Aksan, H. (2008). Jangan bunuh obama. Bandung: PT. Mizan Pustaka.

Alatas, S. H. (1988). Mitos pribumi malas citra orang jawa, melayu dan filipina

dalam kapitalisme kolonial. Jakarta: LP3ES

Ardianto, E., Karlinah, S & Komala, L. (2009). Komunikasi massa suatu pengantar.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Azwar, S. (2003). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. (ed.1). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Barker, C. (2005). Cultural studies: Teori dan praktek. (Nurhadi, Terjemahan).

Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Barker. C. (2008). Cultural studies; teori dan praktik cetakan Ke-IV. Yogyakarta:

Kreasi Wacana.

Baksin, A. (2003). Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Katarsis.

Barthes, R. (2009). Mitologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana

Barthes, R. (2004). Mitologi. (Nurhadi & S. Millah, Terjemahan). Yogyakarta:

Kreasi Wacana.

Baay, R. (2010). Nyai & pergundikan di hindia belanda. Depok: Komunitas Bambu.

Budiman, K. (1999). Kosa semiotika. Yogyakarta: LKiS.

Brown, R. (2005). Prejudice: menangani “prasangka” dari perspektif psikologi

sosial. Yogyakarta: Pusat Pelajar

Baron, R. M. & Graziano, W G. (1991). Social psychology. USA: Holt, Rinehart &

Winston, Inc.

Baron, R. A. & Byrne, D. (1991). Social psychology: Understanding human

interaction (6th ed.). USA: Allyn and Bacon, Inc.

Baron, R. A & Byrne, D. (1997). Social psychology. Massachusets: A Pearson

Education Company.

Baron, R. A & Byrne, D. (2000). Social psychology. Massachusets: A Pearson

Education Company.

Baron, R. A & Byrne, D. (2004). Psikologi sosial (Edisi 10 Alih Bahasa). Jakarta:

Erlangga.

Brigham, J. C. (1986). Social psychology. Canada: Little Brown & Company.

Burchell & Fraser. (2001). Introducing social psychology. Amerika: Black Well

Publishers Inc USA.

Carole W. dan Carol T. (2007). Psikologi. Jakarta: Erlangga

Chaniago, R. H. & Basri, F. K. (2011). Budaya populer dan komunikasi: impak

kumpulan slank terhadap slankers di indonesia. Malaysian Journal of

Communication (Jurnal Komunikasi), 27(1), 91-100.

Page 2: 385 - repository.uph.edurepository.uph.edu/2697/10/bibliography.pdfCoppel, C. A. (2003). Kendala-kendala sejarah dalam penerimaan etnis cina di indonesia yang multikultural.Antropologi

385

Chriost, D. M. (2003). Language, identity and conflict: A comparative study of

language in ethnic conflict in europe and eurasia. New York: Routledge.

Coppel, C. A. (2003). Kendala-kendala sejarah dalam penerimaan etnis cina di

indonesia yang multikultural. Antropologi Indonesia, 71, 13-22.

Danesi, M. (2010). Pengantar memahami semiotika media. Yogyakarta: Jalasutra

Danesi, M. (2010). Pesan, tanda dan makna. Yogyakarta: Jalasutra.

Devito, A. Joseph. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tangerang: Karisma

Publishing Group.

Dunham, S. A. (1992). Pendekar-pendekar besi nusantara, kajian antropologi

tentang pandai besi tradisional di indonesia. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Effendy, H. (2009). Mari membuat film: panduan menjadi produser. Jakarta:

Erlangga.

Effendy, O. U. (2002). Ilmu komunikasi teori dan praktek. Bandung: Remaja Rosda

Karya

Effendy, O. U. (2005). Ilmu komunikasi teori dan praktek. Bandung: Remaja Rosda

Karya

Effendy, O. U. (2006). Ilmu komunikasi; teori dan praktek. Bandung: Remaja

Rosda Karya

Emsan. (2014). Filosofi-filosofi warisan tiongkok kuno. Yogyakarta: Laksana.

Fachruddin, A. (2012). Dasar-dasar produksi televisi. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Fiske, J. (2004). Cultural and communication studies (sebuah pengantar paling

komprehensif). Yogyakarta: Jalasutra.

Fredrickson, G. M. (2005). Rasisme: sejarah singkat. Yogyakarta: Narasi

Fulthoni., Arianingtyas, R., Aminah, S. & Sihombing, U. P. (2009). Memahami

diskriminasi, buku saku untuk kebebasan beragama. Jakarta: The Indonesian

Legal Resource Center (ILRC).

Hafizh, M. A. (2016). Rasisme dalam masyarakat pascakolonial: sebuah analisis

wacana kritis terhadap novel-novel jacqueline woodson. Humanus, 15 (2),

177-194.

Hall, S., Morley, D., & Chen, K. H. (1996). On Postmodernism and Articulation:

An Interview with Stuart Hall. London: Routledge.

Hall, S. (1997). Representation: Cultural representation and signifying practices.

London: Sage Publication.

Hall, S. (2003). Representation: Cultural representation and signifying practices.

London: Sage Publication.

Hogg, M. A. & Vaughan, G. M. (2002). Social psychology: 3th edition. London:

Prentice Hall.

Hoon, C. Y. (2012). Identitas tionghoa pasca-suharto. Jakarta: Yayasan Nabil dan

LP3ES

Ibrahim, I. S. (2011). Kritik budaya komunikasi: budaya, media dan gaya hidup

dalam proses demokratisasi di indonesia. Yogyakarta: Jalasutra

Issamudin. (2002). Antara imlek dan diskriminasi. Jakarta: Harian Umum Suara

Merdeka.

Ismail, A. (2009). Selamat bergereja: 33 renungan tentang komunitas iman. Jakarta:

Gunung Mulia.

Page 3: 385 - repository.uph.edurepository.uph.edu/2697/10/bibliography.pdfCoppel, C. A. (2003). Kendala-kendala sejarah dalam penerimaan etnis cina di indonesia yang multikultural.Antropologi

386

Irab, Y. (2007). Rasisme. Jurnal Jaffray, 5 (1), 50-58.

Irianto, S. & Normanda, N. (2015). Belajar manusia & antropologi dari iwan

tjitradjaja. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Jamuin, M. (2001). Memupus silang-sengkarut relasi jawa-tionghoa. Panduan

advokasi untuk membangun rekonsiliasi. Surakarta: Ciscore.

Javandalasta, P. (2011). 5 hari mahir bikin film. Surabaya: Java Pustaka Group.

Juditha, C. (2015). Stereotip dan prasangka dalam konflik etnis tionghoa dan bugis

makassar. Jurnal Ilmu Komunikasi. 12 (1), 87- 104.

Kerlinger, F. N. (2000). Asas-asas penelitian behavioral. (L.R. Simatupang & H.J.

Koesoemanto, Terjemahan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Koentjaraningrat. (1992). Kebudayaan mentalitas dan pembangunan. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat. (2000). Kebudayaan mentalitas dan pembangunan (cetakan

kesembilan belas). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat. (2002). Pengantar ilmu antropologi. PT. Rineka Cipta, Jakarta

Krebs, C. J. (2001). Ecology: the experimental analysis of distribution and

abundance.5th edition, benyamin cuming’s an inprint of addision. Wesley:

Longman Inc.

Kridalaksana, H. (1984). Leksion komunikasi. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Kurniawan. (2001). Semiologi roland barthes. Magelang: Yayasan Indonesiatera.

Lan, T. J. (2006). Klaim, kontestasi & konflik identitas: lokalitas vis á vis

nasionalitas. Jakarta: LIPI

Lan, T. J. (2006). Redefinisi etnisitas dalam konteks kebudayaan nasional. Jurnal

Masyarakat dan Budaya, 8 (1), 123-140.

Lembahmata, P. (2011). Bonsai hikayat satu keluarga cina benteng. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Lechte, J. (2001). 50 filsuf kontemporer. (A. G. Admiranto, Terjemahan).

Yogyakarta: Kanisius.

Liem, Y. (2000). Prasangka terhadap etnis cina. Jakarta: Djambatan.

Liliweri, A. (2002). Makna budaya dalam komunikasi antarbudaya. Yogyakarta:

PT. LKis Pelangi Aksara.

Liliweri, A. (2007). Makna budaya dalam komunikasi antarbudaya. Yogyakarta:

PT. LKis Pelangi Aksara. Lopulalan, D. & Tukan, B. (2000). Penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial

panduan bagi jurnalis. Jakarta: LSPP.

Madyaningrum, M. E. (2010). Diskriminasi berdasar Identitas Sosial-Budaya dan

Pendidikan HAM di Indonesia dalam Perspektif Psikologi Sosial. Insan, 12

(1), 1-10.

Yulianto, M. A. (2016). Penerimaan penonton terhadap diskriminasi etnis tionghoa

dalam film “ngenest”. Jurnal E-Komunikasi Petra, 4 (1), 1-12.

Marta, R. F. & Suryani, A. (2016). Dampak kekuatan informasi film ngenest

terhadap penilaian komunitas stand up indonesia di jakarta. Jurnal Aspikom,

3 (1), 77-87.

Maryati, K. & Suryawati, J. (2001). Sosiologi untuk sma dan ma kelas xi (Edisi

kedua). Jakarta: Esis.

Page 4: 385 - repository.uph.edurepository.uph.edu/2697/10/bibliography.pdfCoppel, C. A. (2003). Kendala-kendala sejarah dalam penerimaan etnis cina di indonesia yang multikultural.Antropologi

387

Maryati, K. & Suryawati, J. (2006). Sosiologi untuk sma dan ma kelas xi (Edisi

ketiga). Jakarta: Esis.

Marzali, A. (2011). Pemetaan sosial politik kelompok etnik cina di indonesia.

Jurnal Masyrakat Indonesia, 37 (2), 47-84.

Mahayaman, M. S., Sofyan, O., & Dian, A. (1992). Ringkasan dan ulasan novel

indonesia modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Meinarno, E. (2007). Sikap peribumi terhadap etnis tionghoa. Paper

dipresentasikan di seminar Setengah Abad Hubungan Malaysia‐Indonesia,

Malaysia.

McQuail, D. (2011). Teori komunikasi massa mcquail. Jakarta: Salemba Humanika.

Mikarso, V. (2009). Perjuangan-perjuangan hak-hak sipil di amerika dan

implikasinya bagi indonesia. Yogyakarta: Sekolah Pasca Sarjana UGM

Mudjiono, Y. (2011). Kajian semiotika dalam film. Jurnal Ilmu Komunikasi, 1 (1),

125-138.

Mudjiyanto, B. & Nur, E. (2013). Semiotika dalam metode penelitian komunikasi

semiotics in research method of communication. Jurnal Pekommas, 16 (1),

73-82.

Mufid, M. (2009). Etika dan filsafat komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Mulyana. D. (2002). Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya.

Mulyana, D. (2005). Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, D. (2007). Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Myers, D. G. (2012). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Naim, M. (2004, Febuari). Masalah sara: hubungan pribumi, keturunan, islam dan

kristen. Paper dipresentasikan di seminar SARA masyarakat Indonesia,

Chicago Illinois.

Neubeck, K. J. dan Neubeck, M. A. (1997). Social problem: a critical approach.

USA: Mcgraw-Hill Companies, Inc.

Nurudin. (2004). Komunikasi massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Noviani, R. (2002). Jalan tengah memahami iklan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Osborne, R dan Borin V. L. (2005). Sosiologi: seri mengenal dan memahami.

Jakarta: Scientific Press.

Oxford Dictionary (3th edition). (2010). New York: Oxford University Press

Pertiwi, W. & Subagyo, W. (1997). Pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan perilaku

budaya tradisional pada generasi muda di kota ujungpandang. Makassar:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Pilliangs, C. J. (2001). Ecology: the experimental analysis of distribution and

abundance.5th edition, benyamin cuming’s an inprint of addision, Wesley:

Longman Inc.

Pilliang, Y. A. (2003). Hipersemiotika tafsir cultural studie atas matinya makna.

Yogyakarta: Jalasutra.

Pratista, H. (2008). Memahami film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.

Rabiger, M. (2009). Directing the Documentary. Oxford: Elsevier

Page 5: 385 - repository.uph.edurepository.uph.edu/2697/10/bibliography.pdfCoppel, C. A. (2003). Kendala-kendala sejarah dalam penerimaan etnis cina di indonesia yang multikultural.Antropologi

388

Rahardjo, T. (2005). Menghargai perbedaan kultural: mindfulness dalam

komunikasi antar etnis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Reslawati. (2007). Minoritas di Tengah Mayoritas: Interaksi Sosial Katolik dan

Islam di Kota Palembang. Komunika, 10 (2), 1-18.

Ritzer. George. (2013). Sosiologi ilmu pengetahuan berparadigma ganda. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Rustopo. (2013). Kontribusi orang-orang tionghoa di surakarta dalam kebudayaan

jawa 1895-1998. Dewa Ruci, 8 (2), 212-229.

Riswandi. (2009). Ilmu komunikasi. Jakarta: Graha Ilmu.

Samovar, L., Porter, Richard. dan McDaniel, Edwin R. (2010). Komunikasi lintas

budaya. Jakarta: Salemba Humanika.

Sanjatmiko, P. (1999). Orang keturunan cina di tangerang: suatu kajian tentang

faktor-faktor yang mendorong dan menghambat asimilasi antara penduduk

golongan etnik pribumi. Jurnal Penelitian Universitas Indonesia, Seri C (3),

70-78.

Santoso, Thomas. (2002). Teori-teori kekerasan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Saptaningrum, I. D. & Wiryawan, S. M. (2007). Upaya memerangi praktik

diskriminasi rasial melalui sarana hukum pidana. Jakarta: ELSAM dan

Aliansi Nasional Reformasi KUHP.

Sekti, F.S. (2015). Representasi rasisme dalam film cin(t)a. Journal Universitas

Airlangga, 4 (1), 100-110.

Seng, A. W. (2007). Rahasia bisnis orang cina. Jakarta: Hikmah

Setiono, Benny G. (2008). Tionghoa Dalam Pusaran Politik. Jakarta: TransMedia.

Sindhunata. (2007). Putri cina. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sobur, Alex. (2003). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sobur, Alex. (2004). Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sobur, Alex. (2006). Analisis Teks Wacana: Suatu pengantar untuk analisis

wacana, analisis semiotik, dan analisis framing. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Sobur, Alex. (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sobur, Alex. (2009). Semiotika Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Sochmawardiah, Hesti Arniwulan. (2013). Diskriminasi rasial dalam hukum ham.

Yogyakarta: Genta Publishing,

Storey, J. (2007). Cultural studies dan kajian budaya pop. Yogyakarta: Jalasutra.

Strinati, Dominic. (2003). Popular culture: Pengantar menuju teori budaya

populer. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Studwell, Joe. (2007) Asian godfathers: Money and power in hongkong and

southeast asia. New York: Atlantic Monthly Press.

Soedarsono, Dewi K. (2009). Sistem manajemen komunikasi. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media

Sunarti (2003). Popular culture: pengantar menuju budaya populer. Yogyakarta:

Jejak.

Sunyoto, D. (2011). Mengapa orang cina kaya & berhasil? Jakarta: Surya Media.

Susetya, W. (2010). Cina menuju super power: Dalam cakrawala pemikiran islam,

barat, dan jawa. Bantul: Media Insani

Page 6: 385 - repository.uph.edurepository.uph.edu/2697/10/bibliography.pdfCoppel, C. A. (2003). Kendala-kendala sejarah dalam penerimaan etnis cina di indonesia yang multikultural.Antropologi

389

Susetyo, D. P. B. (2010). Stereotip dan relasi antarkelompok. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Suryadinata, L. (2008). ethnic chinese in contemporary indonesia. Singapore:

Chinese Heritage Centre & Institute of Southeast Asian Studies.

Suryadinata, L. (1981). Dilema minoritas cina. Jakarta: Grafiti Press

Suryadinata, L. (2002). Negara dan etnis tionghoa (kasus indonesia). Jakarta:

LP3ES

Suryadinata, L. (2010). Etnis tionghoa dan nasionalisme indonesia. Jakarta: LP3ES.

Susanti, E. (2016). Glosarium kosakata bahasa indonesia dalam ragam media sosial.

Dialektika, 3 (2), 229-250.

Thompson, R & Bowen, C. J. (2009). Grammar of The Shot Second Edition. Oxford:

Focal Press

Thoyibi, M., Khisbiyah, Y., Aly, A., & Baidhowy, Z. (2008). Model pembelajaran

berkehidupan bersama lintas etnik dan agama. Jurnal Penelitian Humaniora, 9

(1), 32-53.

Tan, M. G. (2008). Etnis tionghoa di indonesia kumpulan tulisan. Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia.

Tinarbuko, S. (2008). Semiotika komunikasi visual. Yogyakarta: Jalasutra

Turner, G. (1995). Film as social practice. London: Routledge

Theodorson, G. A. & Achilles G. T. (1979). A modern dictionary of sociology. New

York: Barnes & Noble Books.

Thompson, R. and Bowen, C. (2009). Grammar of the shot. United States of

America: Focal Press

Tjasmadi, H. M. (2008). 100 Tahun sejarah bioskop di indonesia. Bandung: PT.

Megindo Tunggal Sejahtera.

Utama, K. A. (2013). Analisis wacana kritis stereotip etnis tionghoa pada

pertunjukan stand-up comedy yang ditampilkan ernest prakasa. Journal

Universitas Airlangga, 2 (3), 96-111.

Pertiwi, W. & Subagyo, W. (1997). Pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan perilaku

budaya tradisional pada generasi muda di Kota Ujungpandang. Makassar:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Pradopo, R. D. (2005). Beberapa teori sastra, metode kritik, dan penerapannya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rachman, R. F. (2014). Representasi diskriminasi etnis tionghoa dalam film babi

buta yang ingin terbang. Kanal, 2 (2), 107-206.

Vardiansyah, D. (2004). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: Penerbit Ghalia

Indonesia

Waluya, B. (2009). Sosiologi menyelami fenomena sosial di masyarakat. Jakarta:

PT. Setia Purna Inves.

Wangsanegara, S. (1986). Ilmu sosial dasar. Jakarta: Karunika

Warnaen, S. (2002). Streotip etnis dalam masyarakat multietnis. Yogyakarta: Mata

Bangsa.

Wibowo, I. S. W. (2011). Semiotika komunikasi aplikasi praktis bagi penelitian dan

skripsi komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Winarta, F. H. (2004). Hambatan Sosial Budaya Dalam Pembauran Masyarakat

Tionghoa Dengan Masyarakat Lokal. Law Review, 4 (1), 10-17.

Page 7: 385 - repository.uph.edurepository.uph.edu/2697/10/bibliography.pdfCoppel, C. A. (2003). Kendala-kendala sejarah dalam penerimaan etnis cina di indonesia yang multikultural.Antropologi

390

Witanto, E. P. (2000). Mengapa Pemukiman Mereka Dijarah: Kajian Historis

Pemukiman Etnis Tionghoa di Indonesia. Dalam I. Wibowo (Ed.). Harga

yang Harus Dibayar: Sketsa Pergulatan Etnis Tionghoa di Indonesia. (h.

191-212). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Skripsi dan Tesis:

AINI, N. S. (2013). Pola komunikasi antar agama etnis tionghoa dan etnis jawa di

pecinan desa welahan kec. welahan kab. jepara. [Skripsi Sarjana, Institut

Agama Islam Negeri Walisongo, 2013]. Diakses dari

http://eprints.walisongo.ac.id/1749/

Arief, R. (1997). Persepsi terhadap perlakuan diskriminasi di dalam kondisi

minoritas dan kecenderungan berinteraksi pada golongan pribumi dan

golongan nonpribumi Cina. [Skripsi Sarjana, Universitas Indonesia, 1997].

Ayun, P. Q. (2013). Representasi multikulturalisme dalam film anak indonesia

(analisis isi kualitatif film “denias - senandung di atas awan” dan “di timur

matahari”). [Tesis Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, 2013]. Diakses

dari

http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Pene

litianDetail&act=view&typ=html&buku_id=63185

Dewi, K., Saragih., Rasianna, B. & Alfarabi. (2014). Akulturasi pada pernikahan

campuran antara suku rejang dengan suku sunda di kecamatan padang jaya

kabupaten bengkulu utara. [Skripsi Sarjana, Universitas Bengkulu, 2014].

Diakses dari http://repository.unib.ac.id/9230/

Jamaludin, A.N. (2013). Interaksi sosial antara pedagang etnis cina tionghoa

dengan masyarakat islam di kelurahan kota kulon sumedang. [Laporan

Penelitian Individual, UIN Sunan Gunung Djati, 2013]. Diakses dari

http://digilib.uinsgd.ac.id/3530/

Joseph, D. (2011). Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Pusat

Apresiasi Film di Yogyakarta. [Skripsi Sarjana, Universitas Atma Jaya

Yogyakarta, 2011]. Diakses dari http://e-journal.uajy.ac.id/821/

Kencana, I. N. (2014). Rasisme dalam film the help: analisis semiotik pendekatan

roland barthes. [Skripsi Sarjana, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel,

2014]. Diakses dari http://digilib.uinsby.ac.id/281/

Kurniawan, A. A. (2009). Representasi perempuan tionghoa dalam film “wo ai ni

Indonesia”. [Skripsi Sarjana, Universitas Kristen Petra, 2009]. Diakses dari

http://incuvl.petra.ac.id/catalog/ft_detail.php?knokat=11569

Pradianty, V. D. (2016). Representasi asimilasi etnis tionghoa dalam film indonesia

(analisis semiotik pada film ngenest). [Skripsi Sarjana, Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta, 2016]. Diakses dari

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7438/B.%20HALA

MAN%20JUDUL%20PENUH.pdf?sequence=2&isAllowed=y

Waluyo. (2007). Dari Kuli Perkebunan Menuju Masyarakat Perkotaan: Kehidupan

Komunitas Cina di Medan 1888-1940. [Tesis Pascasarjana, Universitas

Page 8: 385 - repository.uph.edurepository.uph.edu/2697/10/bibliography.pdfCoppel, C. A. (2003). Kendala-kendala sejarah dalam penerimaan etnis cina di indonesia yang multikultural.Antropologi

391

Gadjah Mada, 2007]. Diakses dari

http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Pene

litianDetail&act=view&typ=html&buku_id=33091

Widjaja, A. (2016). Representasi resistensi rasisme dalam film 12 years a slave.

[Skripsi Sarjana, Universitas Diponegoro, 2016]. Diakses dari

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=451146&val=4687&titl

e=Representation%20of%20Racism%20Resistance%20on%2012%20Years

%20a%20Slave%20Movie

Wijaya, N. (2011). Representasi etnis tionghoa dalam film gie. [Skripsi Sarjana,

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2011]. Diakses pada

http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t17999.pdf

Situs Internet:

Adnan, S. A. (2017). Yang tersimpan dari mei 1998. Diakses pada 1 April 2017,

dari http://news.metrotvnews.com/read/2017/05/12/699596/yang-tersimpan-

dari-mei-1998

Afrisia, R. S. (2016). Jumlah penonton film indonesia tertinggi setelah enam tahun.

Diakses pada 27 Febuari 2017, dari

http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20160729000615-220-

147779/jumlah-penonton-film-indonesia-tertinggi-setelah-enam-tahun/

Alif, M. (n.d.). Komunikasi antar budaya dalam pernikahan adat minangkabau di

kota banjarbaru. Diakses pada 29 Febuari 2017, dari

file:///C:/Users/antth/Downloads/2221-4526-1-SM.pdf

Arief, H. (2017). Pilkada DKI 2017: Berapa Mahal Biaya Pencalonan Ahok?.

Diakses pada 20 Maret 2017, dari https://kumparan.com/hersubeno-arief/pil

Arifiannto, S. (n.d.). Kontruksi Teori-Teori Dalam Perspektif ”Kajian Budaya Dan

Media” http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/KONTRUKSI-TEORI-

TEORI-DALAM-PERSPEKTIF-KAJIAN-BUDAYA-DAN-MEDIA-

(2).pdf

Armando, A. (2015). Mengapa KAMMI Memandang Kelompok Tionghoa

sebagai Musuh? Diakses pada 12 April 2017, dari

http://www.madinaonline.id/c907-editorial/mengapa-kammi-memandang-

kelompok-tionghoa-sebagai-musuh/

Avalokitesvari, N. N. (2012). Diskriminasi etnis tionghoa di indonesia pada masa

orde lama dan orde baru. Diakses pada 20 Maret 2017, dari

http://www.tionghoa.info/diskriminasi-etnis-tionghoa-di-indonesia-pada-

masa-orde-lama-dan-orde-baru/

Bahri, S. (2015). Ernest Prakasa Angakat Diskriminasi Etnis Cina di Film Ngenest.

Diakses pada 2 Maret 2017, dari

http://www.bintang.com/celeb/read/2399923/ernest-prakasa-angkat-

diskriminasi-etnis-cina-di-film-ngenest?

Berita Sepuluh. (2016). Diskriminasi rasial etnis cina di indonesia dari masa ke

masa. Diakses pada 17 Maret 2017, dari

Page 9: 385 - repository.uph.edurepository.uph.edu/2697/10/bibliography.pdfCoppel, C. A. (2003). Kendala-kendala sejarah dalam penerimaan etnis cina di indonesia yang multikultural.Antropologi

392

https://beritasepuluh.com/2016/12/12/diskriminasi-rasial-etnis-cina-di-

indonesia-dari-masa-ke-masa/

Danandjaja, J. (2003). Diskriminasi terhadap minoritas masih merupakan masalah

aktual di indonesia sehingga perlu ditanggulangi segera. Diakses pada 18

April 2017, dari

http://www.lfip.org/english/pdf/baliseminar/Diskriminasi%20terhadap%20

minoritas%20-%20james%20danandjaja.pdf

Diananto, W. (2016). Awal desember, jumlah penonton film indonesia di tahun

2016 sudah mencapai 30 juta. Diakses pada 27 Febuari 2016, dari,

http://www.tabloidbintang.com/articles/film-tv-musik/kabar/55905-awal-

desember-jumlah-penonton-film-indonesia-di-tahun-2016-sudah-mencapai-

30-juta

Diantono, W (2017). Diam-diam, jumlah penonton film “cek toko sebelah” melibas

“hangout”. Diakses pada 21 Febuari 2017, dari

http://www.tabloidbintang.com/articles/berita/polah/60839-diamdiam-

jumlah-penonton-film-cek-toko-sebelah-melibas-hangout

Dhani, A. (2016). Sejarah kebencian terhadap etnis tionghoa. Diakses pada 20

Maret 2017, dari https://tirto.id/sejarah-kebencian-terhadap-etnis-tionghoa-

bFLp

Djaya, A. B. (2016). Ernest prakasa dan kisah ngenest-nya jadi film terlaris.

Diakses pada 28 febuari 2017, dari https://beritagar.id/artikel/seni-

hiburan/ernest-prakasa-dan-kisah-ngenest-nya-yang-jadi-film-terlaris

Narwoko, J. D. & Suyanto, B. (2006). Sosiologi; Teks Pengantar dan Terapan

(Edisi kedua). Jakarta: Kencana

Fathiyah, A. (2014). Makna warna dalam budaya cina. Diakses pada 22 April 2017,

dari https://m.tempo.co/read/news/2014/01/31/215549967/makna-warna-

dalam-budaya-cina

Fauzy, A. R. (2013). Inilah sejarah migrasi warga tionghoa ke indonesia. Diakses

pada 10 Mei 2017, dari http://m.inilah.com/news/detail/2047161/inilah-

sejarah-migrasi-warga-tionghoa-ke-indonesia

Film Indonesia. (2016). Data penonton. Diakses pada 21 Febuari 2017, dari

http://filmindonesia.or.id/movie/viewer/2016#.WKxwWYVOL4g

Film Indonesia. (2016). Daftar film berdasarkan tahun “2016”. Diakses pada 21

Febuari 2017, dari

http://filmindonesia.or.id/movie/title/list/year/2016#.WKoVpjt97IU

Gatra, S. (2014). Diskriminasi etnis masih terjadi. Diakses pada 17 Maret 2017,dari

http://nasional.kompas.com/read/2014/03/30/0908155/Diskriminasi.Etnis.M

asih.Terjadi

Hanifah, A. (2017). Toleransi dalam masyarakat plural memperkuat ketahanan

sosial. Diakses pada 17 Maret 2017, dari

http://www.kemsos.go.id/unduh/Abu_Hanifah.pdf

Henryhens. (2016). Daftar lengkap pemenang IBOMA 2016 di SCTV. Diakses pada

29 Febuari 2017, dari http://www.bintang.com/celeb/read/2461464/daftar-

lengkap-pemenang-iboma-2016-di-sctv Hidayat, A. N. (2016). Ngenest dan single unggulan terbanyak di indonesia box

office movie awards. Diakses pada 29 Febuari 2017, dari

Page 10: 385 - repository.uph.edurepository.uph.edu/2697/10/bibliography.pdfCoppel, C. A. (2003). Kendala-kendala sejarah dalam penerimaan etnis cina di indonesia yang multikultural.Antropologi

393

https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/ngenest-dan-single-unggulan-

terbanyak-di-indonesian-box-office-movie-awards

Istilah ”cina”, ”china” dan ”tionghoa”: tinjauan historis dan masalah

penggunaannya dewasa ini. (2017). Diakses pada 20 Maret 2017, dari

http://www.nabilfoundation.org/artikel/9/istilah-cina-china-dan-tionghoa-

tinjauan-his

Iswidayati, S. (n.d.). Roland Barthes dan mithologi. Diakses pada

http://www.academia.edu/7910874/ROLAND_BARTHES_DAN_MITOLO

GI

Karim. (2014). Homelessness, isu ras, dan penjara di amerika serikat. Diakses

pada 28 April 2017, dari http://etnohistori.org/homelessness-isu-ras-dan-

penjara-di-amerika-serikat-bagian-2-catatan-karim.html

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2016). Ceng.li.

Diakses pada 27 Maret 2017, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/cengli

Koten, T. (2017). Mari kita hilangkan stigma "pribumi" dan "nonpribumi".

Diakses pada 14 April 2017, dari

http://www.netralnews.com/news/rsn/read/82287/mari.kita.hilangkan.stigma

..pribumi..dan..nonpribumi.

Kurniadi, R. H. (2016). Prasangka dan stereotype terhadap remaja berambut

gimbal. Diakses pada 29 April 2017, dari

http://www.jurnalkommas.com/docs/Rosa%20Hafidz%20Kurniadi%20-%2

0D1211070%20-%20Jurnal.pdf

Kusumaningtyas, P. (2004). Perlakuan diskriminatif terhadap etnis tionghoa di

amerika dan di indonesia. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Diakses pada 5 April 2016, dari

http://purplelotusmandala.weebly.com/uploads/1/2/5/3/1253653/diskriminas

i_terhadap_etnis_cina.pdf

Lembong, E. (2011). Istilah "cina", "china" dan “tionghoa”: tinjauan historis dan

masalah penggunaannya dewasa ini. Diakses pada 29 April 2017, dari

http://www.nabilfoundation.org/artikel/9/istilah-cina-china-dan-tionghoa-

tinjauan-his

Lestari, P. P. (2016). Empat alasan film ngenest tak membosankan. Diakses pada 2

Maret 2017, dari http://www.bintang.com/celeb/read/2643714/empat-alasan-

film-ngenest-tak-membosankan

Marzali, A. (2015). Siapakah orang tionghoa indonesia? Diakses tanggal 19 April

2017, dari http://www.tionghoa.info/siapakah-orang-tionghoa-indonesia/

Na’im, A. & Syaputra, H. (2010). Kewarganegaraan, suku bangsa, agama, dan

bahasa sehari-hari penduduk Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pa

k_chotib/Kelompok_1/Referensi/BPS_kewarganegaraan_sukubangsa_agam

a_bahasa_2010.pdf

Ngenest. (2015). Diakses pada 19 Maret 2017, dari

http://www.imdb.com/title/tt6380556/

Novanda, R. (2015). Data penonton 25 september 2015, komedi tak pernah mati.

Diakses pada 2 Maret 2017, dari

Page 11: 385 - repository.uph.edurepository.uph.edu/2697/10/bibliography.pdfCoppel, C. A. (2003). Kendala-kendala sejarah dalam penerimaan etnis cina di indonesia yang multikultural.Antropologi

394

http://www.bintang.com/celeb/read/2325624/data-penonton-25-september-

2015-komedi-tak-pernah-mati

Plous, S. (2003). The psychology of prejudice, stereotyping and discrimination: An

overview. Diakes pada 25 April 2017, dari

www.understandingprejudice.org/draft/pdf/OverviewEnglish.pdf

Rahadian, L. (2016). Mewaspadai kampanye SARA jelang pilkada. Diakses pada 7

Maret 2017, dari http://www.cnnindonesia.com/politik/20160915143518-32-

158533/mewaspadai-kampanye-sara-jelang-pilkada/

Rahardjo, H. M. (2010). Triangulasi dalam penelitian kualitatif. Diakses pada 16

April 2017, dari http://www.uin-malang.ac.id/r/101001/triangulasi-dalam-

penelitian-kualitatif.html

Rahman, N. E. (2013). Konflik dan kecemburuan sosial antara etnis Tionghoa dan

masyarakat Pandahalungan di daerah besuki-- situbondo. Diakses pada 26

Febuari 2017, dari https://icssis.files.wordpress.com/2013/09/2013-02-

15.pdf.

Revida, E. (2006). Interaksi sosial masyarakat etnik cina dengan pribumi di kota

medan sumatra utara. Diakses pada 13 April 2017 dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15293/1/harsep2006.pdf.

Riantrisnanto, R. (2016). 10 Film indonesia terlaris 2015 beserta pendapatannya.

Diakses pada 29 Febuari 2017, dari

http://showbiz.liputan6.com/read/2421017/10-film-indonesia-terlaris-2015-

beserta-pendapatannya

Rosana, F. C. (2016). Sebelum bilang orang tionghoa itu perhitungan, 8 hal ini

wajib kamu tahu dulu! Diakses pada 23 April 2017, dari

https://life.idntimes.com/inspiration/francisca-christy/benarkah-orang-

orang-keturunan-tionghoa-itu-pelit-dan-perhitungan

Rozie, F. (2015). Ngenest, cerita ernest prakasa jadi kaum minoritas. Diakses pada

2 Maret 2017, dari http://showbiz.liputan6.com/read/2388246/ngenest-cerita-

ernest-prakasa-jadi-kaum-minoritas

Silitonga, L. T. (2017). Film indonesia: 2016, jumlah penonton capai 34,5 juta.

Diakses pada 21 Febuari 2017, dari

http://lifestyle.bisnis.com/read/20170114/254/619519/film-indonesia-2016-

jumlah-penonton-capai-345-juta-

Santoso, A. B. (2014). Komedi, cinta, action, tiga besar genre film paling disukai

orang indonesia. Diakses pada 7 Maret 2017, dari

http://www.tribunnews.com/seleb/2014/09/15/komedi-cinta-action-tiga-

besar-genre-film-paling-disukai-orang-indonesia

Soemitro. (2017). Tgb dihina steven sebagai ‘pribumi tiko’, warga NTB bergerak.

Diakses pada 20 Maret 2017, dari http://www.aktual.com/tgb-dihina-steven-

sebagai-pribumi-tiko-warga-ntb-bergerak/3/

Stereotip negatif etnis tionghoa sengaja diciptakan belanda. (2008). Diakses pada

4 April 2017, dari

http://entertainment.kompas.com/read/2008/05/14/19583642/stereotip.negat

if.tionghoa.sengaja.diciptakan.belanda.

Page 12: 385 - repository.uph.edurepository.uph.edu/2697/10/bibliography.pdfCoppel, C. A. (2003). Kendala-kendala sejarah dalam penerimaan etnis cina di indonesia yang multikultural.Antropologi

395

Suryaningsih, R. B. (n.d.). Muslim Tionghoa Siap Tunjukkan Eksistensinya (1).

Diakses pada 18 Maret 2017, dari

http://www.republika.co.id/amp_version/n3chtg

Talib, H. (2015). Dua pemalak etnis tionghoa ditangkap, satu orang meninggal

dunia. Diakses pada 8 Mei 2017, dari http://medansatu.com/berita/tag/etnis-

tionghoa/url/dua-pemalak-etnis-tionghoa-ditangkap-satu-orang-meninggal-

dunia

Teliti tentang kesenjangan pribumi muslin dengan etnik tionghoa di indonesia

antarkan herdi menuju doktor. (2011). Diakses pada 29 Maret 2017, dari

http://uin-suka.ac.id/id/berita/detail/325/teliti-tentang-kesenjangan-pribumi-

muslin-dengan-etnik-tionghoa-di-indonesia-antarkan-herdi-menuju-doktor

Ulumi, N. (2016). Relasi antar etnis tionghoa dan melayu dalam pemilukada tahun

2013 (Studi kasus: Tanjungpandan, belitung). Diakses pada 17 April 2017,

dari

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7698/j.%20Naskah

%20Publikasi%20%28Jurnal%29.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Priherdityo, E. (2015). Ramai-ramai dongkrak jumlah penonton film indonesia.

Diakses pada 27 Febuari 2017, dari

http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20150724210135-220-68074/ramai-

ramai-dongkrak-jumlah-penonton-film-indonesia/

Wdi. (2017). Inilah nilai kehidupan yang membuat etnis tionghoa sukses berbisnis. Diakses pada

18 Mei 2017, dari http://economy.okezone.com/read/2017/02/03/320/1608628/inilah-nilai-

kehidupan-yang-membuat-etnis-tionghoa-sukses-berbisnis

Windratie & Windratie. (2015). Makna merah dan emas pada semarak imlek.

Diakses pada 5 Mei 2017, dari http://www.cnnindonesia.com/gaya-

hidup/20150218141016-269-33107/makna-merah-dan-emas-pada-semarak-

imlek/

Wni bangsa tionghoa. (2007). Diakses pada 19 Maret 2017, dari

http://inti.or.id/view_article/WNI_Bangsa_Tionghoa.html?id=298#sthash.U

1KBjzhC.4rb12E6C.dpbs