Top Banner

of 20

3687-H-2012

Mar 02, 2016

Download

Documents

good
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • i

    HUBUNGAN LAMA MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN GANGGUAN

    KOGNITIF PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIS

    LAPORAN PENELITIAN

    Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

    Derajat Sarjana dan Dokter Spesialis I

    Program Studi Ilmu Kedokteran Klinik

    Minat Utama Neurologi

    Diajukan Oleh:

    Rustanti

    08/278170/PKU/10383

    Kepada

    PROGRAM PASCA SARJANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2012

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan bimbingan-Nya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini disusun sebagai salah

    satu syarata mencapai derajat Dokter Spesialis I pada Program Studi Neurologi

    FK UGM Yogyakarta.

    Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menghaturkan rasa hormat

    dan terima kasih yag tak terhingga kepada dr. Pernodjo dahlan,Sp.S(K) dan dr.

    Abdul Gofir Sp.S(K) selaku pembimbing yang telah memberikann pengarahan,

    saran dan dukungan moril sejak persiapan hingga akhir penulisan tesis.

    Ucapan terimakasih juga penulis haturkan kepada yang terhormat:

    1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. 2. Kepala bagian Neurologi, dr. Imam Rusdi, Sp.S(K), ketua

    Program Studi Neurologi, dr. Paryono,Sp.S dan seluruh staf

    pengajar Neurologi.

    3. Segenap teman sejawat PPDS I Neurologi. Terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada suami tercinta, dr.

    Faishol Balfas, kepada ananda M.Dzikrullah Balfas, Syafiq Mutawakkil Balfas

    dan Ilman Haqiqi Balfas serta kedua orang tua yang memberikan dukungan,

    kesempatan, kesabaran, pengertian, do,a dan semangat untuk menyelesaikan studi.

    Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga

    penulis mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak untuk perbaikan.

    Akhirnya penulis berharap tesis ini bisa bermanfaat.

    Yogyakarta, desember 2012

    Penulis

  • v

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul i

    Lembar Pengesahan ii

    Pernyataan iii

    Daftar Isi iv

    Daftar Gambar v

    Daftar Tabel vi

    BAB I. PENDAHULUAN 1

    A. Latar belakang 1

    B. Perumusan Masalah 4

    C. Pertanyaan Penelitian 5

    D. Tujuan Penelitian 5

    E. Manfaat Penelitian 5

    F. Keaslian Penelitian 6

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Penyakit ginjal kronik 7

    B. Hemodialisis 9

    C. Gangguan Kognitif 10

    1. Faktor Risiko Gangguan Kognitif 12 2. Patofisiologi Gangguan Kognitif Pada PGK 12 3. Patofisiologi Gangguan Kognitif Pada Pasien

    Hemodialisis 18

    4. Penilaian Fungsi Kognitif 19 D. Kerangka Teori 23

    E. Kerangka Konsep 24

    F. Hipotesis 24

    BAB III. METODE PENELITIAN

    A. Rancangan Penelitian 25

    B. Subjek Penelitian 26

    C. Besar Sampel 26

    D. Teknik Pengambilan Sampel 27

    E. Variabel Penelitian 27

    F. Definisi Operasional Variabel 28

    G. Prosedur Penelitian 31

    H. Alur Penelitian 32

    I. Etika Penelitian 33

  • vi

    I. Analisis Statistik 33

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian dan Pembahasan 35 B. Uji reliabilitas 35 C. Karakteristik Dasar Penelitian 36 D. Analisis Bivariat 38 E. Analisis Multivariat 49

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan 52 B. Saran 52 DAFTAR PUSTAKA 53

    LAMPIRAN 59

  • vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Keaslian Penelitian 6

    Tabel 2. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronis (PGK) 8

    Tabel 3. Nilai Normal MMSE 31

    Tabel 4. Variabel, Skala Pengukuran dan Analisa Statistik 34

    Tabel 5. Karakteristik Dasar Subjek Penelitian 37

    Tabel 6. Karakteristik Dasar Berdasarkan Lama Hemodialisis 38

    Tabel 7. Analisis Bivariat Variabel Lama Hemodialisis 39

    Tabel 8. Analisis Variabel Lama Hemodialisis dengan Domain

    Fungsi Kognitif 41

    Tabel 9. Analisis Variabel Jenis Kelamin 42

    Tabel 10.Analisis Variabel Pendidikan 42

    Tabel 11.Analisis Variabel Umur 43

    Tabel 12.Analisis Variabel Hipertensi 44

    Tabel 13.Analisis Variabel Diabetes Mellitus 44

    Tabel 14.Analisis Variabel Merokok 45

    Tabel 15.Analisis Variabel Sakit Jantung 46

    Tabel 16.Analisis Variabel Dislipidemia 46

    Tabel 17.Analisis Variabel Hipotensi selama Dialisis 47

    Tabel 18.Analisis Variabel Anamia 47

    Tabel 19.Analisis Variabel Blood Urea Nitrogen 48

    Tabel 20.Analisis Variabel Hipertensi selama dialisis 48

    Tabel 21.Analisis Multivariat 49

  • viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Gambar Skematik Serebrorenal 15

    Gambar 2. Kerangka Teori 23

    Gambar 3. Kerangka Konsep 24

    Gambar 4. Rancangan Penelitian cross-sectional 25

    Gambar 5. Alur Penelitian 32

    Gambar 6. Scater plot variabel lama hemodialisis 40

  • ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Kuisioner penelitian 59

    Lampiran 2. Mini Mental State Examination (MMSE) 61

    Lampiran 3. The Center for Epidemiologic Studies Depression Scale 62

    Lampiran 4. Surat Persetujuan Ikut Dalam Penelitian 63

  • x

    HUBUNGAN LAMA MENJALANI HEMODILISIS DENGAN GANGGUAN

    KOGNITIF PADA PENYAKIT GINJAL KRONIS

    Rustanti*, Pernodjo Dahlan**, Abdul Gofir**

    *Residen Neurologi FK-UGM/RSUP Dr.Sardjito

    **Staf senior bagian Neurologi FK-UGM/RSUP Dr. Sardjito

    Intisari

    Latar Belakang. Prevalensi gangguan kognitif pada penyakit ginjal kronis terjadi

    sekitar 37 % pada 336 pasien setelah dua tahun menjalani hemodialisis. Penelitian

    mengenai hubungan lama menjalani hemodialisis dengan gangguan kognitif belum

    pernah dilakukan di Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui

    hubungan lama menjalani hemodialisis dengan gangguan kognitif.

    Metode. Metode penelitian menggunakan potong lintang. Subjek penelitian

    didapatkan dari pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUP

    Dr Sardjito Yogyakarta. Sampel diambil secara berurutan dan diwawancarai

    menggunakan kuisioner terstruktur. Gangguan kognitif menggunakan alat ukur Mini

    Mental State Examination (MMSE). Uji hipotesis analisis bivariat menggunakan uji

    chi-square dan uji t, sedangkan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.

    Hasil. Jumlah subjek penelitian yang masuk dalam kriteria inklusi sebesar 64 subjek,

    terdiri dari 31(48,4%) subjek laki-laki dan 32(51,6%) subjek perempuan. Analisis

    bivariat lama hemodialisis tidak bermakna signifikan terhadap gangguan kognitif

    dengan RP 0,625 (95%CI 0,365-1,166). Variabel lain yang bermakna signifikan

    terhadap gangguan kognitif adalah anemia dan hipotensi selama dialisis. Hasil

    analisis multivariat variabel independen yang bermakna secara signifikan terhadap

    gangguan kognitif hipotensi selama dialisis (95%CI;p=0,001;RP=13,091).

    Kesimpulan. Lama hemodialisis tidak berhubungan dengan gangguan kognitif

    namun didapatkan korelasi negatif antara lama hemodialisis dengan gangguan

    kognitif.

    Kata kunci: Penyakit ginjal kronis, hemodialisis, gangguan kognitif

    Korespondensi: Rustanti: [email protected]

  • xi

    Association lenght of hemodialysis and cognitive impairment in chronic kidney

    disease

    Rustanti*, Pernodjo Dahlan**, Abdul Gofir**

    *Resident of Neurology Departement FK-UGM/Dr.Sardjito hospital

    **Senior Staf of Neurology Departement FK-UGM/Dr.Sardjito hospital

    Abstract

    Background. The prevalence of cognitive impairment in chronic kidney diseases

    occurs about 37% on 336 patients after two years haemodialisis treatment. Research

    on long-standing relationships undergoing hemodialysis with cognitive impairment has not

    been done in Indonesia. The aim of this reasearch is to determine about long-standing

    relationships undergoing hemodialysis with cognitive impairment.

    Methods. The method uses cross-sectional sudy. Research subjects obtained from

    chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis at RSUP Dr. Sardjito

    Yogyakarta. Samples were taken in sequence and were interviewed using a structured

    questionnaire. Cognitive impairment using a measuring instrument Mini Mental State

    Examination (MMSE). Hypothesis testing bivariate analysis using Chi-square and t-

    test, while multivariate analysis using logistic regression.

    Results. The number of subjects who entered the study inclusion criteria of 64

    subjects, consisting of 31 (48.4%) male subjects and 32 (51.6%) female subjects.

    Bivariate analysis was not significantly longer hemodialysis significant cognitive

    impairment with RP 0.625 (95% CI 0.365 to 1.166). Other variables which significant

    with cognitive impairment are anemia and hypotension during dialysis. The results of

    multivariate analysis significant independent variables significantly to cognitive

    impairment in order are hypotension during dialysis (95% CI, p = 0.001; PR =

    13.091).

    Conclusion. Lenght of hemodialysis study was not associated with cognitive

    impairment but has negative correlation with MMSE score.

    Key words : Chronic kidney disease, hemodialysis, cognitive impairment Correspondence: Rustanti: [email protected]

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang

    Peningkatan usia harapan hidup di Indonesia akan meningkatkan jumlah

    penduduk usia lanjut. Pada tahun 2000 jumlah penduduk usia lanjut mencapai

    7,28 %, jumlah ini akan terus meningkat dan pada tahun 2020 diperkirakan

    jumlah lansia akan mencapai 11,34% (Darmojo, 2002). Peningkatan umur

    harapan hidup akan menambah jumlah lansia yang akan berdampak pada

    pergeseran pola penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Peningkatan jumlah

    lansia akan menambah populasi penderita demensia (Kaye, 1997).

    Hampir setiap penyakit yang mengenai sistem saraf pusat seperti trauma,

    gangguan vaskular, gangguan metabolik, penyakit degeneratif, infeksi, autoimun

    dan tumor dapat menyebabkan gangguan kognitif. Tiga terbanyak penyebab

    gangguan kognitif adalah trauma kepala (lebih dari 600 kasus per 100.000

    penduduk), gangguan vaskular dan penyakit degeneratif (lebih dari 300 kasus per

    100.000 penduduk) (Heilman et al., 2003).

    Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan penyakit komorbid pada usia

    lanjut. The Third National Health and Nutrition Examenitation Survey

    (NHANES) memperkirakan PGK diderita 8 juta orang penduduk Amerika.

    Beberapa bukti menunjukkan bahwa PGK berhubungan dengan kemunduran

    fungsi kognitif, disabilitas secara fisik, dan beberapa kondisi yang berhubungan

    dengan sindrom geriarti pada usia lanjut. Penderita PGK memiliki prevalensi yang

  • 2

    lebih besar untuk terjadinya risiko kematian kadiovaskular. Lebih lanjut lagi

    fungsi ginjal yang jelek erat hubungannya dengan faktor yang menyebabkan

    aterosklerotik dan disfungsi endotel termasuk anemia, peningkatan stres oksidatif,

    inflamasi dan kondisi yang mengaktifkan koagulasi. Beberapa faktor risiko

    kardiovaskular nontradisional seperti proteinuria, hiperhomosisteinemia dan

    peningkatan level asam urat juga meningkat sesuai dengan penurunan fungsi

    ginjal. Saat ini faktor-faktor diatas dipertimbangkan sebagai faktor risiko

    kardiovaskular independen. Studi terdahulu menunjukkan bahwa lesi

    serebrovaskular yang kecil dan tersembunyi yang dikenal sebagai lakunar atau

    leukoaraiosis dapat memutuskan integritas sirkuit frontal-subkortikal dan

    menyebabkan gangguan kognitif hal ini sering terdapat pada penderita gagal

    ginjal kronis (Yu Lin et al., 2000).

    Penyakit ginjal kronis dan gangguan kognitif merupakan suatu kondisi

    medis yang umum pada penduduk usia lanjut. Di Amerika setiap tahunnya

    terdapat kenaikan jumlah pasien yang menderita penyakit ginjal kronis. Penelitian

    yang dilakukan oleh Obrador (2010) jumlah penyakit ginjal kronis meningkat dari

    10.000 penderita pada tahun 1973 menjadi 86.354 pada tahun 1983 dan menjadi

    527.283 pada bulan Desember 2007 dan pada tahun 2007 sendiri tercatat 111.000

    pasien yang masuk ke dalam gagal ginjal tahap akhir.

    Hemodialisis merupakan salah satu terapi bagi penderita penyakit ginjal

    kronis di samping peritonial dialisis dan transplantasi ginjal. Hemodialisis

    merupakan prosedur yang cukup aman dan dapat meningkatkan kualitas hidup

    penderita penyakit ginjal kronis namun komplikasi akibat hemodialisis sering

  • 3

    terjadi, dengan semakin lamanya penderita menjalani hemodialisis maka semakin

    sering terpapar oleh efek samping dari hemodialisis baik akut maupun kronis

    seperti dialysis disequilibrium syndrome dan hipotensi (Lee & Ganiesh, 2011).

    Gangguan kognitif baik akut maupun kronik sering terjadi pada penderita

    penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis rutin. Studi yang dilakukan

    oleh Tamura et al. (2012) prevalensi gangguan kognitif berat terjadi sekitar

    37 % pada 336 pasien setelah dua tahun menjalani hemodialisis. Brady et al.

    (2009) melaporkan bahwa prevalensi gangguan kognitif pada penyakit ginjal

    kronis sekitar 20 % pada 236 pensiunan tentara.

    Studi yang dilakukan oleh Murray, 2009 menggunakan sampel yang kecil

    pada penderita gagal ginjal kronik tahap akhir didapatkan penurunan yang

    moderat pada beberapa domain kognitif. Prevalensi penderita gagal ginjal kronik

    tahap akhir yang mengalami gangguan kognitif ringan sampai sedang pada

    penderita usia 23 sampai 93 tahun yang dinilai menggunakan Mini Mental State

    Exam (MMSE) sekitar 30% (Sehgal, 1997). Penelitian terdahulu juga melaporkan

    adanya hubungan yang signifikan antara lamanya menjalani hemodialisis dengan

    gangguan kogntif OR = 2.28, (95% CI 1,33 sampai 3,94) (Popovic et al., 2006).

    Dua penelitian yang dilakukan oleh Murray et al.(2009) dan Kurella

    (2004) menunjukkan prevalensi yang tinggi terjadinya gangguan kognitif

    pada penderita penyakit ginjal kronik tahap akhir. Penelitian terhadap pasien

    penyakit ginjal kronik dan hemodialisis oleh Kurella pada 80 pasien hemodialisis

    (usia rata-rata 61,2 tahun), 38 persen memiliki penurunan fungsi eksekutif dan 33

    persen gangguan memori berat. Hasil ini sama dalam penelitian yang dikerjakan

  • 4

    oleh Murray, 2009 dari 338 subyek hemodialisis didapatkan 37 persen dari subjek

    memiliki gangguan kognitif berat, 36 persen moderat dan 14 persen penurunan

    kognitif ringan, hanya 13 persen memiliki fungsi kognitif yang normal. Murray

    menyimpulkan bahwa pasien hemodialisis memiliki tiga kali kemungkinan lebih

    besar mengalami gangguan kognitif berat dibanding pasien yang tidak menderita

    penyakit ginjal kronis, namun kesadaran klinis mengenai gangguan kognitif

    pada penyakit ginjal kronis masih rendah hal ini dibuktikan dengan pencatatan

    rekam medis mengenai gangguan kognitif pada penyakit ginjal kronis yaitu

    sekitar 2,9%. Sehingga gangguan kognitif penderita gagal ginjal tahap akhir yang

    menjalani hemodialisa hampir tidak pernah terdiagnosis / underdiagnosis

    (Robbins et al., 2009).

    Beberapa penelitian tentang hubungan hemodialisis dengan penurunan

    fungsi kognitif dan demensia vaskuler telah banyak dilakukan, namun sampai saat

    ini belum dapat dipastikan apakah gangguan kognitif dan demensia disebabkan

    efek langsung dari PGK atau disebabkan oleh hemodialisisnya, di samping itu

    penelitian mengenai hubungan hemodialisis dengan gangguan kognitif masih

    terbatas pada usia lanjut (Hailpern et.al., 2007).

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diambil beberapa

    permasalahan sebagai berikut :

    1. Gangguan kognitif pada penderita gagal ginjal kronik yang menjalani

    hemodialisis sering tidak terdiagnosis.

  • 5

    2. Gangguan kognitif meningkatkan morbiditas, mortilitas dan menurunkan

    kualitas hidup pasien.

    3. Penelitian mengenai hubungan hemodialisis dengan gangguan kognitif

    pada penyakit ginjal kronik masih terbatas pada usia lanjut.

    C. Pertanyaan Penelitian

    Apakah lama menjalani hemodialisis berhubungan dengan gangguan kognitif ?

    D. Tujuan Penelitian

    Mengetahui hubungan antara lama menjalani hemodialisis dengan gangguan

    kognitif.

    E. Manfaat Penelitian

    1. Bagi klinisi

    Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi klinisi untuk dapat

    melakukan skrining awal dan memberikan terapi yang rasional terhadap

    gangguan kognitif sehingga dapat mencegah perburukan gangguan

    kognitif.

    2. Bagi masyarakat/penderita

    Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh lama

    hemodialisis terhadap gangguan kognitif sehingga meningkatkan

    kepedulian masyarakat dalam mencegah cacat kognitif.

    3. Bagi peneliti

    Memberikan area penelitian yang cukup luas serta memberikan

    pengetahuan lebih lanjut mengenai komplikasi hemodialisis dalam bidang

    neurologi.

  • 6

    F. Keaslian Penelitian

    Dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan untuk menilai hubungan

    lama hemodialisis dengan gangguan kognitif, disajikan dalam tabel 1 sebagai

    berikut :

    Tabel 1. Keaslian penelitian antara hemodialisis dan gangguan kognitif.

    Peneliti Judul Metode&Subjek Alat ukur

    Post et al.,2010 Cognitive Profile of

    Chronic Kidney

    Disease and

    Hemodialysis Patients

    without Dementia

    Cohort prospektif

    2431 subyek usia > 65

    tahun

    Mini mental state

    examination

    (MMSE).

    Kurella et

    al.,2010

    Prevalence and

    Correlates of Cognitive

    Impairment in

    Hemodialysis Patients

    Cross sectional

    3034 subjek usia 75 tahun

    Modifiate mini

    mental state

    examination, trial

    making A, trial

    making B.

    Popovic et al.,

    2006

    Assessment of the

    Cognitive State in

    Hemodialysis Patients

    Relation to the

    Potential Risk Factors for

    Abnormalities

    Cohort prospectif Mini mental state

    examination

    (MMSE)

    Bastiani et

    al.,1999

    Cognitive function and

    regular dialysis treatment

    Cohort prospectif Wechsler Adult

    Intelligence Scale

    (WAIS) dan the

    Wechsler Memory

    Scale (WMS)

    Penelitian ini Hubungan lama

    hemodialisis dengan

    gangguan kognitif pada

    penderita gaga ginjal

    kronis di RSUP Dr.

    Sardjito Yogyakarta

    Cros sectional ,subyek

    usia lebih dari 18 tahun.

    MMSE

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.Penyakit Ginjal Kronis

    Penyakit ginjal kronis adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi

    yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif. Penyakit

    ginjal kronis didefinisikan sebagai (1) kerusakan ginjal selama 3 bulan atau lebih,

    berupa kelainan fungsional atau struktural yang dibuktikan pada biopsi ginjal atau

    penanda kerusakan ginjal baik dalam darah maupun urin ataupun imaging,

    dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG), atau (2) LFG 92% pada stadium 1,

    4 dan 5, Positive Predictive Value (PPV)

  • 8

    Negative Predictive Valuenya (NPV) cukup tinggi sekitar >91% pada PGK

    stadium 3. Dikenal dengan nama Modified Diet on Renal Disease (MDRD).

    Adapun rumus dari Modified Diet on Renal Disease (MDRD) adalah sebagai

    berikut GFR (mL/menit/1.73 m2) = 186 x (Scr)

    -1.154 x (Age)

    -0.203 x (0.742 if

    female) x (1.212 jika Afrika-Amerika) (Botev et al., 2009).

    Sesuai dengan LFG maka PGK dibagi menjadi beberapa stadium. Stadium

    yang lebih tinggi menunjukkan nilai laju filtrasi glomerulus yang lebih rendah.

    Klasifikasi tersebut membagi penyakit ginjal kronik dalam lima stadium. Stadium

    1 adalah kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal yang masih normal, stadium 2

    kerusakan ginjal dengan penurunan fungsi ginjal yang ringan, stadium 3

    kerusakan ginjal dengan penurunan yang sedang fungsi ginjal, stadium 4

    kerusakan ginjal dengan penurunan berat fungsi ginjal, dan stadium 5 adalah

    gagal ginjal.

    Tabel 2. Klasifikasi PGK menurut KDOQI

    Stadium Keterangan Laju Filtrasi Glomerulus

    (ml/menit/1,73 m2)

    1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau

    meningkat

    >90

    2 Kerusakan ginjal dengan penurunan LFG ringan 60-89

    3 Penurunan LFG sedang 30-59

    4 Penurunan LFG berat 15-29

    5 Gagal ginjal tahap terminal

  • 9

    lain 3%, penyakit sistemik (lupus, vaskulitis) 2%, neoplasma 2%, tidak diketahui

    4%, penyakit lain 4% (Suwitra, 2009).

    Disamping itu PGK juga dapat timbul akibat penyakit intrinsik ginjal

    primer, abnormalitas anatomi atau terjadi obstruksi akibat komplikasi sekunder

    penyakit sistemik lain dan akibat penanganan gagal ginjal akut yang tidak optimal

    (Krauss & Hakk, 2000).

    Menurut Skorecky dan Brenner ( 2005), PGK dapat disebabkan oleh :

    a) Infeksi (pielonefritis kronik)

    b) Penyakit peradangan (glomerulonefritis)

    c) Penyakit vaskular hipertensif (stenosis arteria renalis, nefrosklerosis benigna

    dan maligna)

    d) Gangguan jaringan penyambung (Lupus eritematosus sistemik (LES),

    poliarthritis nodusa, sklerosis sistemik progresif)

    e) Gangguan herediter dan kongenital ( penyakit polikistik ginjal, asidosis

    tubular ginjal)

    f) Penyakit metabolik ( diabetes melitus, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis)

    g) Nefropati toksik (penyalahgunaan analgesik, nefropati timbal)

    h) Nefropati obstruktif (kalkuli, neoplasma, hipertrofi prostat, striktur uretra).

    B. Hemodialisis

    Hemodialisis merupakan salah satu terapi pengganti ginjal, yang

    digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun

    kronik. Hemodialisis dapat dikerjakan untuk sementara waktu atau dapat pula

    untuk seumur hidup. Hemodialisis berfungsi membuang produk-produk sisa