199 3.5. Proses Kerja Penata Cahaya Dalam produksi drama televisi “Lost”penulis bertanggung jawab sebagai penata cahaya, menurut Purba (2013:53) “penata cahaya adalah orang yang bertugas merencanakan pengaturan cahaya-cahaya yang berasal dari beberapa sumber terhadap orang-orang atau suatu dekorasi yang lain sehingga merupakan satu-kesatuan yang mendukung dan memenuhi persyaratan teknis, artistik, dan dramatik.” Menurut Nugroho (2014:142) “penata cahaya yang baik untuk drama televisi adalah agar dapat menghasilkan gambar yang menarik sesuai dengan tuntutan naskah serta rencana produksinya. Dengan demikian, penata cahaya (lighting operator) dituntut untuk terus mengambangkan daya reka dan daya ciptanya.” Sedangkan penulis menyimpulkan bahwa penata cahaya adalah orang yang mengatur dan bertanggung jawab atas pencahayaan yang ada pada film ini, yang di mana dimulai dengan tahap pra produksi sampai pasca produksi. Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam sebuah film (mise en scene). Seperti halnya mata manusia, kamera membutuhkan cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan pencahayaan, penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana dia saling berhubungan dengan obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan peristiwa itu terjadi. Sesuai yang sudah dijelaskan diatas, peranan cahaya amat sangat penting, atau bisa dibilang inti sebuah visual. Dengan adanya cahaya kita bisa mewujudkan keinginan sang Sutradara dan kita dapat memvisualkan cerita yang sudah dibuat oleh sang penulis naskah.
66
Embed
3.5. Proses Kerja Penata Cahaya...199 3.5. Proses Kerja Penata Cahaya Dalam produksi drama televisi “Lost”penulis bertanggung jawab sebagai penata cahaya, menurut Purba (2013:53)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
199
3.5. Proses Kerja Penata Cahaya
Dalam produksi drama televisi “Lost”penulis bertanggung jawab sebagai
penata cahaya, menurut Purba (2013:53) “penata cahaya adalah orang yang
bertugas merencanakan pengaturan cahaya-cahaya yang berasal dari beberapa
sumber terhadap orang-orang atau suatu dekorasi yang lain sehingga merupakan
satu-kesatuan yang mendukung dan memenuhi persyaratan teknis, artistik, dan
dramatik.”
Menurut Nugroho (2014:142) “penata cahaya yang baik untuk drama
televisi adalah agar dapat menghasilkan gambar yang menarik sesuai dengan
tuntutan naskah serta rencana produksinya. Dengan demikian, penata cahaya
(lighting operator) dituntut untuk terus mengambangkan daya reka dan daya
ciptanya.”
Sedangkan penulis menyimpulkan bahwa penata cahaya adalah orang
yang mengatur dan bertanggung jawab atas pencahayaan yang ada pada film ini,
yang di mana dimulai dengan tahap pra produksi sampai pasca produksi. Tata
cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan
pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan
ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan
suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam sebuah film (mise en
scene). Seperti halnya mata manusia, kamera membutuhkan cahaya yang cukup
agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan pencahayaan, penonton akan bisa
melihat seperti apa bentuk obyek, di mana dia saling berhubungan dengan obyek
lainnya, dengan lingkungannya, dan
kapan peristiwa itu terjadi. Sesuai yang sudah dijelaskan diatas, peranan cahaya
amat sangat penting, atau bisa dibilang inti sebuah visual. Dengan adanya cahaya
kita bisa mewujudkan keinginan sang Sutradara dan kita dapat memvisualkan
cerita yang sudah dibuat oleh sang penulis naskah.
200
3.5.1. Pra Produksi
Menurut Nugroho (2014:107) mengemukakan “Ditahap pra produksi ini
penata cahaya memahami dan mendalami naskah yang akan diproduksikan,
mengadakan rapat dengan produser dan sutradara untuk menyatukan persepsi dan
mengetahui apa keinginan dari produser dan sutradara. Tidak lupa membuat
konsep pencahayaan dan blocking lighting yang tepat sesuai dengan yang tertera
pada naskah, melakukan hunting lokasi untuk mendapatkan gambaran
penempatan pencahayaan yang tepat dan mendata keperluan peralatan teknis yang
dibutuhkan pada saat produksi.
Berdasarkan kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa seorang penata
cahaya haruslah memahami naskah dan mengadakan rapat dengan sutradara dan
kameramen agar mengerti apa saja kebutuhan pencahayaan yang nantinya akan
dipakai. Setelah penulis membaca naskah, penulis mendapat gambaran untuk
menggunakan lighting Viltrox VL D85T, dan beberapa LED, penulis juga akan
memastikan apakah sesuai dengan kemauan kameramen. Penulis juga membuat
konsep dan menentukan cahaya seperti apa yang diinginkan, baik penentuan
cahaya indoor ataupun outdoor.
3.5.2. Produksi
“Yang dimaksud dengan produksi ialah pelaksanaan pengubahan bentuk
naskah menjadi bentuk visual sesuai dengan kaidah – kaidah yang berlaku bagi
drama televisi. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk kelengkapan
pencahayaan, mengoperasikan perlengkapan peralatan lighting dengan baik dan
benar sesuai dengan blocking lighting yang telah dibuat pada saat pra produksi
agar didapat hasil yang memuaskan.” Nugroho (2014:108).
Berdasarkan kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa seorang penata
cahaya harus dapat mengoperasikan peralatan lighting yang dibutuhkan dengan
sebaik-baiknya dan juga menampatkan lighting pada posisi blocking yang telah
dibuat, dan tetap mengikuti keinginan Sutradara dan Kameramen agar
mendapatkan hasil yang sesuai dan maksimal. Penulis juga tidak lupa melakukan
201
komunikasi dengan crew teknis yang lainnya agar tidak ada kesalah pahaman
pada saat produksi.pada film ini penulis memiliki konsep yang sesuai untuk
memberikan cahaya yang sama dengan keadaan asli di lokasi yang akan
digunakan untuk pengambilan gambar. Pada scene ruang tamu, kamar, ruang
makan penulis menggunakan lampu Viltrox VL D85T sebagai key light, dan
penulis juga menggunakan tambahan LED untuk menerangi bagian yang masih
terasa gelap sesuai keinginan kameramen dan sutradara.
3.5.3. Pasca Produksi
“Pemeriksaan ulang hasil gambar untuk melihat penataan cahaya yang
telah diproduksi, menganalisa hasil akhir gambar, dan mendata kekurangan dari
gambar yang telah diambil serta mengevaluasi hasil akhir gambar.” Nugroho
(2014:110).
Pada tahap pasca produksi tidak banyak hal yang dapat dilakukan oleh
seorang penata cahaya pada tahap ini selain melihat hasil gambar bersama seorang
editor serta menganalisa dan mengevaluasi juga mendata apa saja yang menjadi
kekurangan pencahayaan pada gambar yang telah diambill.
3.5.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Cahaya
Dalam pra produksi drama televisi LOST peran dan tanggung jawab
penulis menyiapkan lighting dan beberapa alat lainnya, penulis juga mengatur
penempatan pencahayaan yang tepat sesuai dengan blocking lighting agar dapat
menghasilkan ruang dan dimensi yang di inginkan, serta mengatur cahaya agar
terlihat seperti warna aslinya. Dan tidak lupa penulis bersama sutradara
berdiskusi untuk mempelajari naskah kemudian menentukan warna cahaya apa
yang ingin dipakai dalam proses pembuatan drama televisi dan juga penata cahaya
perlu mengetahui keinginan atau interpretasi sutradara.
Dalam tahap produksi drama televisi LOST penulis memaksimalkan
cahaya yang ada pada suatu ruangan dengan menggunakan prinsip dasar Three
202
Points Lighting yaitu Key Light, Fill light, dan Back light. Apabila masih ada yang
terlihat gelap atau kurang cahaya, penulis akan menggunakan lampu tambahan
agar cahaya terlihat sempurna dikamera dan sesuai apa yang diinginkan oleh
sutradara, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya
jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam
sebuah film.
Dalam pasca produksi drama televisi LOST penulis mereview hasil
gambar untuk melihat penataan cahaya yang telah diproduksi, menganalisa hasil
akhir gambar, dan mendata kekurangan dari gambar yang telah diambil serta
mengevaluasi hasil akhir gambar.
3.5.5. Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Pada film ini penulis memiliki konsep yang sesuai untuk memberikan
cahaya yang sama dengan keadaan asli di lokasi yang akan digunakan untuk
pengambilan gambar. Pada scene ruang tamu, kamar, ruang keluarga, dan ruang
makan penulis menggunakan Viltrox VL D85T sebagai key light dan tambahan
LED untuk menerangi bagian yang masih terasa gelap sesuai keinginan sutradara
dan kameramen. Penulis. Berikut penjelasan per scene:
• Scene 1 dan 3 ( Ruang Keluarga ) : disini penata cahaya menggunakan
lampu Viltrox VL D85T dan 2 LED sebagai fill light tambahan.
• Scene 2 ( Halaman Rumah ) : disini penata cahaya hanya menggunakan 2
LED sebagai fill light..
• Scene 6 dan 14 ( Tukang Martabak ) : disini penulis masih menggunakan
lampu Viltrox VL D85T dan tambahan 1 LED untuk fill light tambahan.
• Scene 7 ( Ruang Tamu ) : masih menggunakan lampu yang sama Viltrox
VL D85T dan tambahan 2 LED untuk fill light tambahan.
• Scene 8 ( Kamar Vino ) : lampu yang digunakan Viltrox VL D85T sebagai
key light.
203
• Scene 9 ( Ruang Makan ) : lampu yang digunakan Viltrox VL D85T dan 2
LED sebagai fill light tambahan.
b. Konsep Produksi
Konsep produksi pada pembuatan drama televisi LOST konsep warna
cahaya yang diinginkan sutradara adalah bersifat natural namun tetap menambah
cahaya pendukung untuk lebih mendramatisir pada saat adegan tertentu. Menurut
Sarwo Nugroho (2014:143) dalam tata cahaya, ada tiga prinsip dasar lighting
yaitu Back Light : Cahaya dari belakang subjek dengan arah kamera dan diatur
hingga jatuh pada kepala dan bahu pada subjek, penyinaran ini membentuk garis
tepi pada subjek (rim light) yang memisahkan pada latar belakang dan untuk
menambah ketajaman yang nyata dengan memberikan kontras sehingga tampak
kesan tiga dimensi. Key light : Penyinaran terarah yang utama yang jatuh pada
subjek menghasilkan bayangan kuat, memberikan tekanan segi yang menarik dari
wajah artis dan membentuk dimensi pada kepala dan wajah.
Fill Light : Cahaya yang digunakan untuk melunakkan bayangan yang dihasilkan
oleh lampu key light ataupun lampu lainnya.
c. Konsep Teknis
Konsep teknis pada pembuatan drama televisi LOST penulis
menggunakan lampu Viltrox VL D85T, dan 4 LED. Kenapa penulis memilih
lampu Viltrox VL D85T karena Viltrox tipe ini menghasilkan cahaya yang kuat
dengan kontras yang kuat untuk digunakan sebagai key light, dengan karakter
seperti ini penulis hanya perlu memberikan cutting cahaya yang di keluarkan oleh
lampu Viltrox ini. Dan penulis juga menggunakan 2 LED sebagai fill light
tambahan atau membantu efek back light pada scene tertentu.
204
3.5.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Dalam melakukan proses pengambilan gambar tidak ada kendala yang
berarti, hanya kendala-kendala kecil yang masih bisa di atasi oleh penulis dan
crew lainnya. Kendala yang terjadi disaat shooting berlangsung adalah pada saat
scene ruang keluarga lighting bocor dari tangga memantul pada kaca jendela
rumah. Solusi yang penulis lakukan adalah dengan memberi cutting lampu agar
tidak terjadi pantulan di kaca jendela.
205
3.5.7. Lembar Kerja Penata Cahaya
1. Konsep Penata Cahaya
2. Lighting Sheet
3. Spesifikasi Lighting
4. Blocking Lighting
206
Konsep Penata Cahaya
Pada pembuatan drama televisi “Lost” penulis melakukan tugasnya dari
tahap pra produksi yaitu mulai dari membedah naskah sampai di akhiri dengan
membuat blocking lighting. Menurut Fachruddin, Andi (2012:18) “Perencanaan
dan detail petunjuk pelaksanaan produksi harus dibuat terlebih dahulu.
Perencanaan pengambilan gambar, story board, sehingga memiliki panduan
dalam mengatur shoot.” Tidak lupa penulis berdiskusi dengan produser, sutradara,
dan penata kamera untuk menentukan warna cahaya apa yang nantinya akan
digunakan, dan penulis juga beridskusi untuk mengatur tentang tata letak posisi
lighting dan equipment yang akan digunakan pada saat proses shooting nantinya.
Pada tahap produksi, “Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk