` I. K ONSEP DASAR PERILAKU KEORGANISASIAN 1. Pengertian Organisasi dan Unsur-unsurnya Organisasi adalah suatu system yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan (Indriyo Gitosudarmo, 1997). Dari sini dapat dikatakan atau ditunjukkan bahwa organisasi memiliki unsur-unsur. Unsur- unsur tersebut adalah sebagai berikut: 1). Sistem. Bahwa organisasi adalah kumpulan dari sub-sub system. 2). Pola Aktivitas Bahwa didalamnya ada aktivitas -aktivitas yang dilakuk an orang yang dilaksa nakan secara relative teratur dan cenderung berulang. 3). Sekelompok Orang. Organisasi adalah kumpulan orang-orang. 4). Tujuan. Setiap organisasi didirikan adalah untuk mencapai suatu tujuan. Lembag a Pen did ikan dan Pem bina an Man ajemen men defi nis ikan org anis asi seb aga i kumpulan orang yang mengadakan pembagian pekerjaan yang dikoordinasikan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pengertian ini mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1). Tujuan yang disepakati oleh anggota-anggota organisasi. Tujuan ini menjadi “jiwa” organisasi. 2). Pr oses yang me ng ubah ma suka n/s umbe r da ya ya ng di mi lik i me nj adi ke luara n/h as il sebagaimana diinginkan. 3). Pembag ian pek erja an di anta ra ang got a. Termas uk di sini adalah pembag ian tugas dan wewenang secara horizontal maupun vertical. 4). Kerjasama dan koordinasi supaya pembagian pekerjaan menjadi efektif dan efisien. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat terlepas dari organisasi. Setiap hari kita berhubungan dan terlibat dengan organisasi dan hidup kita dipengaruhi dan mempengaruhi organisasi dalam derajat yang berbeda-beda. Secara sadar kita terlibat dalam organisasi sebagai siswa, karyawan, anggota gereja, warga negara dll. Org anis asi dap at did efin isik an seb aga i sua tu kel ompok ind ivid u yan g bek erja sama unt ukmencapai suatu tujuan bersama. Definisi yang lain menyatakan organisasi sebagai kesatuan yang memung kink an masyar akat me ncap ai sua tu tuju an yang tida k dap at dica pai ind ivid u sec ara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Setelah Perang Dunia I, fokus dari studi organisasi bergeser kepada analisis tentang
bagaimana faktor-faktor manusia dan psikologi mempengaruhi organisasi. Gerakan hubungan
antar manusia ini lebih terpusat pada tim, motivasi, dan aktualisasi tujuan-tujuan individu di dalam
organisasi.
Para pakar terkemuka pada tahap awal ini mencakup:
Frederick Winslow Taylor (1856-1915) adalah orang pertama yang mencoba mempelajari
perilaku manusia dalam pekerjaan dengan menggunakan pendekatan sistematik. Taylor
mempelajari karakteristik manusia, lingkungan sosial, pekerjaan, lingkungan fisik, kapasitas,
kecepatan, biaya serta hubungannya satu sama lain..
Elton Mayo, seorang warga Australia. Dalam tulisannya pada tahun 1931 ia menyarankan
manajer untuk memperhatikan kebutuhan emosional dari pekerja dalam pekerjaan.
Mary Parker Follett adalah seorang penulis yang melakukan analisa terhadap para pekerja.Ia menyimpulkan bahwa pekerja mengalami kombinasi yang yang kompleks dari
kelakuan, kepercayaan dan kebutuhan. Ia menyarankan manajer untuk memotivasi karyawannya
(" pull strategy’).
Douglas McGregor mengajukan dua teori yang agak berlawanan tentang sifat mendasar
manusia. Ia mengemukakan “Theory X”, yang berbau pesimistis dan negatif, dan “Theory Y” yang
merupakan pendekatan yang lebih modern dan menggunakan pendekatan positif. Ia percaya
manajer bisa mendapatkan hasil yang lebih baik jika mereka memperlakukan karyawan sebagai
manusia yang berkomitmen, bertanggung jawab dan kreatif.
Perang Dunia II menghasilkan pergeseran lebih lanjut dari bidang ini, ketika penemuan
logistik besar-besaran dan penelitian operasi menyebabkan munculnya minat yang baru terhadap
sistem dan pendekatan rasionalistik terhadap studi organisasi. Sejak tahun 1980-an, penjelasan-
penjelasan budaya tentang organisasi dan perubahan menjadi bagian yang penting dari studi ini.
Metode-metode kualitatif dalam studi ini menjadi makin diterima, dengan memanfaatkan
pendekatan-pendekatan dari antropologi, psikologi dan sosiologi.
Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan studi
organisasi pada umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas
yang juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi industri pula.
8. Konsep Dasar Perilaku Keorganisasian
Setiap bidang ilmu memiliki landasan filofofi seperti Akuntansi, Fisika, dan lain-lain,
demikian pula dengan perilaku keorganisasian yang notabene melibatkan manusia. Perilaku
keorganisasian akan bersangkut paut dengan seperangkat konsep dasar di sekitar manusia dan
1). Perbedaan individu, adalah bahwa setiap orang berbeda satu dengan yang lain.
2). Orang seutuhnya, adalah orang-orang berfungsi sebagai mahluk manusia seutuhnya.
3). Perilaku termotivasi adalah orang berperilaku karena suatu dorongan yang berangkat dari
suatu kebutuhan. Motivasi sangat penting dalam menyelenggarakan organisasi.
4). Manusia memiliki nilai martabat.
Hakekat organisasi, meliputi pemahaman tentang:
1). System sosial, artinya bahwa organisasi adalah system sosial yang di bentuk untuk
kepentingan bersama.
2). Kepentingan bersama, artinya bahwa organisasi membutuhkan orang-orang, dan orang-
orang membutuhkan organisasi.
9. Implikasi Manajerial
Efektivitas manajer sangat berhubungan dengan efektivitas organisasi. Manajer yang
efektif adalah manajer yang mampu membawa para pekerja bekerja secara sadar dan bertanggung
jawab terhadap pekerjaanya. Tetapi itu bukanlah pekerjaan yang gampang. Setiap individu
memiliki keanekaragaman dalam berpikir maupun bertindak. Untuk itu sangatlah penting bagi
seorang manajer untuk memahami Perilaku Keorganisasian.
Perilaku Keorganisasian adalah bidang studi yang mencoba menyelidiki dampak individu,kelompok, dan struktur terhadap perilaku di dalam organisasi, dan kemudian berusaha
mengaplikasikannya agar organisasi dapat bekerja lebih efektif. Robbins (2001) memfokuskan
pada upaya bagaimana memperbaiki produktivitas, mengurangi tingkat kemangkiran, dan
mengurangi tingkat keluar masuknya pekerja, serta meningkatkan kepuasan kerja.
Perilaku Keorganisasian memberika tantangan sekaligus peluang bagi anggota organisasi
untuk menapak karir yang lebih tinggi. Perilaku Keorganisasian targetnya bukanlah semata-mata
para pimpinan tetapi juga para bawahan. Dalam perspektif manajemen, apabila Perilaku
Keorganisasian sukses diterapkan, akan mampu mewujudkan “system imbalan rangkap tiga ( tiple
reward system)”, di mana tujuan manusia, organisasi dan masyarakat menyatu (Davis, 1985).
1. Variabel Karakteristik Individu Yang Perlu Dipahami
Mengapa perlu memahami perilaku individu? Tiap individu mempunyai perbedaan dalam
merespon terhadap sesuatu maupun perilaku. Ingat tak ada manusia yang sama. Maka setiap
pimpinan organisasi penting sekali memahami karakteristik tiap individu yang menjadi anggota
organisasinya sehingga dapat dengan lebih mudah memprediksi perilaku mereka.
2. Karakteristik Biografis atau Ciri-ciri Biografis
• Umur
• Jenis kelamin
• Status perkawinan
• Jumlah tanggungan
• Masa kerja
3. Kemampuan
Kemampuan adalah suatu kapasitas yang dimiliki seorang individu untuk mengerjakan
berbagai tugas suatu pekerjaan (Robbins, 2001)Ada 2 jenis kemampuan, yaitu :
• Kemampuan Intelektual
• Kemampuan Fisik
4. Kepribadian (Traits)
Kepribadian adalah keseluruhan cara bagaimana individu bereaksi dan berinteraksi dengan
orang lain yang digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan dilihatkan seseorang
(Umar Nimran, 1999). Sementara Robbins (2001) mengatakan kepribadian itu sebagai total dari
cara-cara di mana seseorang/individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain, yang
digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan dapat diperlihatkan. Sedangkan
Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2003) mendefinisikan kepribadian sebagai gabungan dari ciri
fisik dan mental yang bersifat tetap yang memberi identitas pada seseorang/individu. Didy Indriani
dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Pola Kepribadian dan Kepuasan Kerja Para
Manajer BUMN” menyimpulkan bahwa kepribadian adalah keseluruhan elemen total dari individutampak dalam perbuatan, tingkah laku, kecenderungan-kecenderungan sikap, dan ciri-ciri
kebiasaan dalam hubungannya dengan lingkungan sekitar.
(4). Mengedepankan keamanan di atas semua factor lain.
Maka karyawan harus dipaksa agar berprestasi.
Menurut teori Y, karyawan cenderung positif, seperti:
(1). Suka pekerjaan
(2). Kreatif
(3). Bertanggung jawab
(4). inovatif
c. Teori Motivasi – Higiene / Teori Dua Faktor
Frederick Herzberg mengembangkan suatu teori yang disebut Teori Dua Faktor, yang
terdiri atas :
(1). Faktor Higiene, yaitu faktor-faktor yang dapat menyebabkan ataupun mencegahketidakpuasan, yang pada hakekatnya, terdiri atas faktor ektrinsik dari pekerjaan
Faktor-faktor itu antara lain: gaji, jaminan pekerjaan, kondisi kerja, status, kebijakan
perusahaan, kualitas supervisi, kualitas hubungan antar pribadi dengan atasan, bawahan dan
sesama pekerja, serta jaminan sosial.
(2). Faktor Motivator, faktor-faktor yang betul-betul membawa pada pengembangan sikap positif
dan pendorong pribadi (bersifat intrinsik).
Faktor-faktor tersebut meliputi: tanggu jawab, prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri,
kemajuan, serta pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
Kontribusi utama teori ini adalah dapat meningkatkan sensitivitas/kepekaan manajer
terhadap fakta bahwa memperlakukan anggota secara baik semata belumlah cukup untuk
memotivasi mereka. Pimpinan harus dapat memanfaatkan kapasitas, keterampilan serta bakat dari
anggota melalui desain kerja secara efektif. Pekerjaan yang ditawarkan mesti menantang dan
menggairahkan.
2). Teori Kontemporer Tentang Motivasi
a. Teori ERG oleh Clayton Aldefer.
Teori ini adalah merupakan modifikasi dan pengurangan dari lima jenjang kebutuhannya
Maslow menjadi tiga kelompok kebutuhan inti (teras) yaitu:
(1). Existence/Eksistensi, yang oleh Maslow meliputi kebutuhan faali dan rasa aman
(2). Relatedness/Hubungan, sama dengan kebutuhan sosialnya Maslow
(3). Growth/Pertumbuhan, mencakup kebutuhan penghargaan serta aktualisasi diri dari Maslow.
Aldefer berdalih seorang individu mungkin saja pada suatu ketika akan berusaha
memenuhi beberapa kebutuhannya secara simultan atau serentak.
Mengapa komunikasi penting dalam suatu organisasi ? Pertanyaan ini kerap dilontarkan
oleh mereka yang concern terhadap kajian fenomena komunkai maupun mereka yang tertarik pada
gejalagejala keorganisasian. Dalam kenyataan masalah komunikasi senantiasa muncul dalam
proses pengorganisasian. Komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi, yang
berdampak kepada membangun budaya oranisasi, yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi titik
pusat organisasi. Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk
saling pengertian (mutual undestanding) . Pendek kata agar terjadi penyetaraan dalam kerangka
referensi, maupun dalam pegalaman.
Pengertian Komunikasi Organisasi
Golddhaber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi adalah proses penciptaan
dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lainuntuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Pengertian tersebut
mengandung konsep-konsep sebagai berikut:
1. Proses, Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling
menukar informasi diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini
berjalan terus menerus dan tidak ada hentinya, maka dikatakan sebagai suatu proses.
2. Pesan, yang dimaksud pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang , obyek,
kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Dalam komunikasi organisasi kita
mempelajari ciptaan dan pertukaran pesan dalam seluruh organisasi. Pesan dalam organisasi
dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi yang berhubungan dengan bahasa, penerima yang
dimaksud, metode difusi, dan arus tujuan dari pesan. Pengklasifikasian pesan menutut bahasa
dapat dibedakan pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal dalam organisasi misalnya;surat,
memo, pidato, dan percakapan. Sedangkan pesan nonverbal dalam organisasi terutama sekali
yang tidak diucapkan atau dityulis seperti; bahasa gerak tubuh, sentuhan, nada suara, ekspresi
wajah, dll.
3. Jaringan, organisasi terdiri dari satu seri orng yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan
tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi
melewati suau set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi
ini mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang atau keseluruhan organisasi. Hakikat
dan luas dari jaringan ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara laii; hubungan peranan, arah
dan arus pesan, hakikat seri dari arus pesan, dan isi dari pesan.
4. Keadaan Saling Tergantung, Konsep kunci komunikasi organisasi keempat adalah keadaan yang
saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini telah menajadi sifat dari suatu
organisai yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami
gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh
Menurut Barry Cushway, mengakui meskipun ada bermacammacam organisasi, hanya
sedikit terdapat persamaan, tetapi upaya membandingkan organisasi supaya mengetahui kelebihan
dan kekutrangannya. Walaupun semua organisasi memiliki karakteristik yang khas, smua
organisasi memiliki hal-hal tertentu yang sama yaitu:
1. Satu tujuan
2. Satu struktur.
3. Proses untuk mengkoordinasi kegiatan
4. Orang-orang yang melaksanakan peran-peran yang berbeda.
Pengamat yang lain mengatakan bahwa dalam setiap organisasi, entah tertulis atau tidak terdapat apa yang disebut: Visi, Misi, iklim organisasi, budaya organisasi, motivasi, norma-norma
kelompok, dan sebagainya. Semua unsur-unsur tersebut sangat menentukan (berpengaruh)
terhadap perilaku organisasi, dapat diringkas sebagai berikut:
1. Proses
2. Iklim
3. Motivasi
4. Budaya
5. Struktur -------> PERILAKU ORGANISASI
6. Norma kelompok
7. Gaya manajemen
8. Pengaruh luar
Pengelompokan Organisasi
Max Weber (1964) membuat kategori organisasi menurut jenis wewenang yang
dilaksanakan:
1. Organisasi Tradisional.
Wewenang ditentukan oleh kebiasaan, serta kepercayaan yang telah lama ada dan tidak
perlu dipertanyakan.
2. Organisasi Kharisma
Wewenang diambil dari mutu pribadi pemimpinnya.
3. Organisasi Birokrasi
Wewenang didasrkan pada pengakuan atas aturan-aturan dan prosedur-prosedur.
Katz dan Kahn (1978) mengemukakan sebagai berikut:
1. Organisasi Ekonomis, berkaitan dengan penciptaan kesejahteraan, pembuatan barang dan jasa.
h. Keputusan dibuat di tingkat yang paling dekat dengan pelanggan
i. Mempertahankan komunikasi yang relatif terbuka diseluruh sistem
j. Para manajer dan tim kerja dinilai dari kienerja dan kemajuan yang dihasilkan
k. Organisasi beroperasi dalam suatu mode pembelajaran
l. Toleransi yang tinggi dalam hal-hal yang berbeda, tetapi menghargai inovasi dan kretaivitas
m. Memeperhatikan kesejahteraan dan tuntutan keluarga
n. Memiliki agenda sosial yang eksplisit
o. Memberi perhatian pada pekerjanan yang efisien.
Daur Hidup Organisasi
Seperti kebanyakan organisasi sosial berbagai data emperik membukikan bahwa organisasi
sosial dan sejenis banyak yang timbul tenggelam, muncul lalu hilang lagi, berubah arah, melaluitahap-tahap tertentu, kemudian mati dan biasanya mencoba menghidupkannya kembali. Untuk itu
perlu kiranya kita memahami daur hidup orgainsasi sebagai berikut:
1. Pacaran
Ini adalah tahap awal sebelum suatu organisasi sosial lahir dan dibentuk. Pada tahap ini ada
beberapa orang berkumpul dan berbincang-bincang. Bagai orang yang dimabuk cinta, mereka akan
mengatakan hal itu pada siapa saja. Pada tahap ini saling berikrar untuk mengikat jadian pacaran
untuk membentuk organisasi.
2. Bayi
Jika gagasan pembentukan suatu organisasi diterima dan benar-benar disepakati, lahirlah
suatu oganisasi baru. Tetapi seperti biasanya, organisasi yang masih “bayi” ini meletakkan
serangkaian kegiatan yang belum jelas benar arah dan tujuanya.
3. Kanak-kanak
Berhasil melalui masa bayi, suatu organisasi kemudian memasuki tahap kanak-kanak yang
mulai belajar mengenal, ingin tahu, dan malekukan apa saja. Pada tahap ini para anggota
organisasi berusaha meraihnya dengan semngat menggebu-gebu.
4. Remaja
Melewati masa kanak-kanak, suatu organisasi segera beranjak menjadi remaja yang mulai
menyadari adanya atuan-aturan, tata tertib, juga adab kesopanan serta tata krama. Pada tahp ini,
suatu organisasi mulai menggunakan sebagian besar waktunya untuk memapankan sendi-sendi
administrasinya.
5. Dewasa
Jika konflik-konflik intern pada tahap remaja dapat diatasi, suatu organisasipun mulai
memasuki tahap usia dewasa. Pada tahap ini, organisasi sudah menekankan pada orientasi pada
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan
atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar
organisasi.
Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab
untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan
mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapatmendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur
waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual.
Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat
menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat
menjadi seorang mediator (penengah).
Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang
diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. Peran Pembuat keputusan , berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber
alokasi, dan negosiator
Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan
Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan
sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut
Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi.
Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang
tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung
kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang
bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip
(Stephen R. Coney) sebagai berikut:
1. Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik
maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip
melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin
seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3. Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif
didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu
dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat
dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena
itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;
a. Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga
mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh
karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan
intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu,
sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor
pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar.
Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini
tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi
penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan
pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.
Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada
kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan
seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan
dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan
SQ).
VI. KEKUASAAN / POWER
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku
orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002)
Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku
sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Kekuasaan dapat dilihat dari 2 sudut pandang yaitu keuasaan bersifat positif dan negatif.
Kekuasaan bersifat positif
Merupakan Kemampuan yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada individu sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat mempengaruhi dan merubah pemikiran orang lain atau
kelompok untuk melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan dengan
sungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan baik secara fisik maupun mental.
Kekuasaan bersifat Negatif Merupakan sifat atau watak dari seseorang yang bernuansa arogan,
egois, serta apatis dalam mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan tindakan yang
diinginkan oleh pemegang kuasa dengan cara paksaan atau tekanan baik secara fisik maupun
mental. Biasanya pemegang kekuasaan yang bersifat negatif ini tidak memiliki kecerdasan
intelektual dan emosional yang baik,mereka hanya berfikir pendek dalam mengambil keputusan
tanpa melakukan pemikiran yang tajam dalam mengambil suatu tindakan, bahkan mereka sendiri
terkadang tidak dapat menjalankan segala perintah yang mereka perintahkan kepada orang atau
kelompok yang berada di bawah kekuasannya karena keterbatasan daya pikir tadi. dan biasanya
kekuasaan dengan karakter negatif tersebut hanya mencari keuntungan pribadi atau golongan di
atas kekuasannya itu. karena mereka tidak memiliki kemampuan atau modal apapun selain
kekuasaan untuk menghasilkan apapun, dan para pemegang kekuasaan bersifat negatif tersbut
biasanya tidak akan berlangsung lama karena tidak akan mendapatkan dukungan sepenuhnya oleh
rakyatnya.
Di negara demokrasi, dimana kekuasaan adalah ditangan rakyat, maka jalan menuju
kekuasaan selain melalui jalur birokrasi biasanya ditempuh melalui jalur partai politik . Partai partai
politik berusaha untuk merebut konstituen dalam masa pemilu. Partai politik selanjutnya
mengirimkan calon anggota untuk mewakili partainya dalam lembaga legislatif. Dalam pemilihanumum legislatif secara langsung seperti yang terjadi di Indonesia dalam Pemilu 2004 maka calon
anggota legislatif dipilih langsung oleh rakyat.
Kekuasaan cenderung korup adalah ungkapan yang sering kita dengar, atau dalam bahasa
Inggrisnya adalah Power tends to corrupct . Apa benar?? Memang belum tentu benar, tetapi
ungkapan tersebut tentu telah melalui penelitian dan pengalaman bertahun tahun.