PENGARUH IMPLEMENTASI MANAJEMEN RESIKO TERHADAP TINGKAT EFISIENSI PADA BANK PEMERINTAH RANGKUMAN SKRIPSI Oleh : ADI SUSANTO N I M : 2004210400 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2008
PENGARUH IMPLEMENTASI MANAJEMEN RESIKO TERHADAP TINGKAT EFISIENSI
PADA BANK PEMERINTAH
RANGKUMAN SKRIPSI
Oleh :
ADI SUSANTO N I M : 2004210400
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2008
PENGESAHAN RANGKUMAN SKRIPSI
Nama : Adi Susanto
Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 12 Januari 1985
NIM : 2004210400 Jurusan : Manajemen Program Pendidikan : Strata 1 Kosentrasi : Perbankan Judul : Pengaruh implementasi kebijakan
manajemen resiko terhadap tingkat
efisiensi pada Bank pemerintah
Dosen Pembimbing,
Tanggal....................
Drs. Ec. Bambang Sutopo, M.Si
Ketua Jurusan Manajemen
Tanggal........................
Drs. Ec. Herizon, M.Si
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah .................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6 1.10Sistematika Penulisan Proposal .................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu .................................................................. 8 2.2. Landasan Teori ........................................................................... 10
2.2.1. Pengertian Bank ............................................................ 10 2.2.2. Pengertian Efisiensi ....................................................... 11 2.2.3. Pengertian Manajemen Resiko ...................................... 12 2.2.4. Hubungan Variabel Terikat Dengan Variabel
Bebas ............................................................................. 27 2.3. Kerangka Pemikiran ................................................................... 29 2.4. Hipotesis Penelitian .................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian ................................................................. 31 3.2. Batasan Penelitian ...................................................................... 31 3.3. Identifikasi Variabel ................................................................... 32 3.4. Definisi Variabel ........................................................................ 32 3.5. Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 32 3.6. Data dan Metode Pengumpulan Data ......................................... 34 3.7. Teknik Analisis Data .................................................................. 34
BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
4.1. Gambaran Subyek Penelitian ..................................................... 39 4.2. Analisis Data .............................................................................. 47
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 68 5.2. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 70 5.3. Saran .......................................................................................... 71
DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN JADWAL PENULISAN
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Perkembangan Non Performing Loan Pada Bank Pemerintah Periode 2005-2007 (Dalam Prosentase) .............................................48 Tabel 4.2 Trend Non Performing Loan Pada Bank Pemerintah Periode 2005-2007 (Dalam Prosentase) ...........................................................48 Tabel 4.3 Perkembangan Posisi Devisa Neto Pada Bank Pemerintah Periode 2005-2007 (Dalam Prosentase)..............................................50 Tabel 4.4 Trend Posisi Devisa Neto Pada Bank Pemerintah Periode 2005-2007 (Dalam Prosentase) ..........................................................51 Tabel 4.5 Perkembangan Loan To Deposito Ratio Pada Bank Pemerintah Periode 2005-2007 (Dalam Prosentase) .............................................52 Tabel 4.6 Trend Loan To Deposito Ratio Pada Bank Pemerintah Periode 2005-2007 (Dalam Prosentase) ..........................................................53 Tabel 4.7 Perkembangan Pendapatan Operasional Pada Bank Pemerintah Periode 2005-2007 (Dalam Prosentase) .............................................54 Tabel 4.8 Perkembangan Pendapatan Operasional Pada Bank Pemerintah Periode 2005-2007 (Dalam Prosentase) .............................................55 Tabel 4.9 Perkembangan Bopo Pada Bank Pemerintah Periode 2005-2007 (Dalam Prosentase) ............................................................................56 Tabel 4.10 Trend Bopo Pada Bank Pemerintah Periode 2005-2007 (Dalam Prosentase) ............................................................................57 Tabel 4.11 Hasil Persamaan Regresi ....................................................................58
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Daerah penerimaan dan penolakan Ho untuk uji F ............................60
Gambar 4.2 Daerah penerimaan dan penolakan Ho uji t X1 ................................62
Gambar 4.3 Daerah penerimaan dan penolakan Ho uji t X2 ................................63
Gambar 4.4 Daerah penerimaan dan penolakan Ho uji t X3 ................................63
Gambar 4.5 Daerah penerimaan dan penolakan Ho uji t X4 ................................64
1
RANGKUMAN SKRIPSI
1.1 Latar Belakang Masalah
Manajemen resiko adalah desain prosedur serta implementasi prosedur
untuk mengendalikan resiko. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia pada
pertengahan Juli 1997 telah menyebabkan terjadinya penurunan permodalan untuk
menjalankan usahanya. Semakin banyak sektor usaha di Indonesia (baik usaha
barang maupun jasa) yang mengabaikan faktor resiko yang (bahkan) menentukan
tujuan perusahaan dimasa depan. Tingginya volume kredit bermasalah
merupakan persoalan yang sangat serius bagi bank dalam meningkatkan efisiensi
yang selanjutnya berpengaruh pada kinerja operasionalnya. Saat ini kredit
merupakan core product bagi bank, sehingga tingginya resiko kredit bermasalah
sangat berdampak pada tingkat efisiensi, profitabilitas yang selanjutnya
menentukan berhasil atau tidaknya kinerja operasional suatu bank. Sedangkan
bank tidak berfungsi sebagai lembaga intermediasi yang baik, banyak terkena
penutupan self liquidation dan merger karena bank-bank tersebut tidak memiliki
struktur perbankan yang sehat dan struktur manajemen resiko.
Penerapan manajemen resiko perbankan di Indonesia diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 19 Mei 2003 tentang Penerapan
Manajemen Resiko bagi bank umum. Pedoman standar penerapan manajemen
resiko. Esensi penerapan manajemen resiko adalah kecukupan prosedur dan
metedologi pengelolaan resiko sehingga kegiatan usaha bank tetap dapat
terkendali pada batas atau limit yang dapat diterima serta menguntungkan bank.
Penerapan manajemen resiko akan memberikan manfaat baik kepada perbankan
2
maupun otoritas pengawasan bank. Dengan maksud dengan program manajemen
resiko adalah manajemen bank mampu menekan serendah mungkin atas
timbulnya semua resiko yang berkaitan dengan operasional bank agar
profitabilitas bank selalu berada pada kondisi yang optimal.
Menurut James Lam, upaya pengendalian resiko pada suatu
perusahaan harus mencakup beberapa elemen, yaitu:
a. Return, yaitu kemampuan bank dalam mencapai hasil yang maksimal dengan
adanya resiko yang dihadapi.
b. Immunization, yaitu batasan dan pengendalian mengenai apa yang dimiliki
oleh bank dalam upaya meminimumkan kerugian.
c. System, yaitu apakah bank mempunyai sistem yang tepat untuk melacak dan
mengukur resiko.
d. Knowledge, yaitu apakah bank mempunyai sumber daya yang tepat dan
keahlian yang efektif untuk mengelola resiko.
Bagi perbankan, penerapan manajemen resiko dapat meningkatkan
shareholder value, memberikan kepada pengelola bank mengenai kemungkinan
kerugian di masa datang, meningkatkan metode dan proses pengambilan
keputusan yang sistematis yang didasarkan atas ketersediaan informasi, digunakan
sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja bank, digunakan
untuk menilai resiko yang melekat pada instrumen atau kegiatan uasaha bank
yang relatif komplek serta menciptakan infrastruktur manajemen resiko yang
kokoh dalam rangka meningkatkan daya saing bank.
3
Bagi otoritas pengawasan bank, penerapan manajemen resiko akan
mempermudah penilaian terhadap kemungkinan kerugian yang dihadapi bank
yang dapat mempengruhi permodalan bank dan sebagai salah satu dasar penilaian
dalam manetapkan strategi dan fokus pengawasan bank.
Kebijakan pemerintah terhadap lembaga keuangan bank, berulang kali
pemerintah melakukan kebijakan deregulasi perbankan, baik yang berkaitan
dengan masalah operasional bank maupun yang mencakup masalah kelembagaan
perbankan. Hal ini bertujuan agar Lembaga Keuangan Bank di indonesia dapat
menjadi sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan masyarakat yang benar-benar
mempunyai tingkat efisiensi yang tinggi. Salah satu kebijakan pemerintah di
bidang perbankan adalah regulasi perbankan 27 Oktober 1988 yang dikenal
dengan istilah Pakto 88. dimana kebijakan pemerintah yang memberikan
keleluasaan bagi bank untuk menentukan suku bunga, baik suku bunga simpanan
maupun pinjaman. Dengan adanya keluasaan diharapkan khususnya bank
pemerintah dapat bersaing dengan sehat dengan swasta lainya dalam melakukan
kegiatan penghimpun dana dari masyarakat, penyalur kredit, maupun dalam
memberikan jasa pada masyarakat.
Penelitian yang bersifat empiris mengenai tingkat efisiensi bank
pemerintah terhadap kebijakan manjemen resiko ini, menggunakan pendekatan
aspek makro. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan aspek makro adalah
pendekatan yang bertujuan menganalisis faktor-faktor makro perbankan yang
meliputi variabel NPL, PDN, LDR, dan PO sebagai variabel bebasnya, sedangkan
variabel terikatnya adalah tingkat efisiensi (BOPO).
4
Sehubungan dengan hal-hal yang melatar belakangi masalah tersebut
diatas, penulis tertarik untuk menulis tugas akhir ini dengan judul.”PENGARUH
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MANAJEMEN RESIKO TERHADAP
TINGKAT EFISIENSI PADA BANK PEMERINTAH”
Tabel
TOTAL ASSET BANK PEMERINTAH PER SEPTEMBER TAHUN 2005-2007
(Dalam jutaan rupiah)
Bank 2005 2006 2007 Mandiri 241.876.157 242.612.663 259.783.421 BRI 113.397.161 140.457.247 178.109.457 BNI 146.887.306 156.698.353 171.131.378 BTN 27.936.066 31.392.268 34.144.147 Jumlah 530.096.690 571.160.531 643.168.403
Sumber: Laporan keuangan publikasi Bank Indonesia 1.1
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari laporan keuangan
publikasi bank indonesia tahun 2005-2007 yang dijelaskan pada Tabel 1.1 diatas
diatas terjadi fenomena yang menarik pada tingkat pertumbuhan total asset pada
bank pemerintah yaitu selalu mengalami kenaikan pada tiga tahun terakhir.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang
akan diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada Non Performing Loan (NPL)
terhadap tingkat Efisiensi (BOPO) pada Bank pemerintah?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada Posisi Devisa Netto (PDN)
terhadap tingkat efisiensi (BOPO) pada Bank pemerintah?
5
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada Loan to Deposit Ratio (LDR)
terhadap tingkat efisiensi pada Bank pemerintah?
4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada Pendapatan Operasional
(PO) terhadap tingkat efisiensi (BOPO) pada Bank pemerintah?
5. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada rasio NPL, PDN, LDR dan
PO secara bersama-sama terhadap tingkat efisiensi (BOPO) pada Bank
pemerintah?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan permasalahan tersebut diatas,
maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh Net Performing Loan (NPL)
terhadap Efisiensi (BOPO) pada Bank pemerintah..
2. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh Posisi Devisa Netto (PDN)
terhadap Efisiensi (BOPO) pada Bank pemerintah.
3. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR)
terhadap Efisiensi (BOPO) pada Bank pemerintah.
4. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh Pendapatan Operasional (PO)
terhadap Efisiensi (BOPO) pada Bank pemerintah.
5. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh NPL, PDN, LDR dan PO secara
bersama-sama terhadap tingkat efisiensi (BOPO) pada Bank pemerintah
6
1.4 Penelitian Terdahulu
Penelituan terdahulu yang menjadi rujukan pada penelitian yang
dilakukan oleh : Bambang Sutopo (2007) Yang membahas tentang “Tingkat
Efisiensi Bank Pemerintah sebelum dan sesudah Implementasi Kebijakan
Manajemen Resiko periode 2002-2007”.
Rumusan Masalah yang diangkat dari penelitian tersebut :
1. Apakah terdapat pengaruh antara Implementasi kebijakan manajemen resiko
terhadap tingkat efisiensi Bank pemerintah ?
2. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi bank
pemerintah setelah implementasi kebijakan manajemen resiko.
Dalam penelitian tersebut variabel bebasnya adalah Giro, Tabungan, deposito,
Kredit yang diberikan, aktiva tetap, Simpanan bank lain, Biaya operasional lainya.
Teknik sampling pada penelitian tersebut menggunakan teknik purposive
sampling yaitu bank pemerintah selama tahun 2002-2007.
a. Dalam penelitian ini juga menggunakan faktor residual yaitu :
µ dan v yang merupakan faktor kesalahan dalam estimasi sehingga
mengakibatkan besarnya variabel aktual bisa lebih tinggi atau lebih rendah
dari variabel estimasi.
b. Data yang digunakan yaitu untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh
variabel yaitu Giro, Deposito, Tabungan, Kredit yang diberikan, aktiva tetap
yang secara bersama-sama dan individual terhadap variabel biaya operasional
lainya adalah dari data sekunder yang berupa laporan bank untuk 6 tahun
(2002-2007)
7
1.5 Identifikasi Variabel
’Penelitian kali ini menggunakan
1. variabel bebas adalah NPL, PDN, LDR, dan PO.
2. variabel terikat adalah Biaya operasional (BOPO).
1.6 Teknik pengambilan sampel, populasi dan metode pengumpulan data
Teknik pengambilan sampelnya adalah purposive sampling. Jenis data
yang digunakan menggunakan analisis regresi linear dengan uji serempak uji F
dan uji parsial uji T. Subyek penelitian bank pemerintah.
1.7 Analisa Data
A. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh hubungan antara variabel bebas yang meliputi NPL, PDN, LDR,
dan PO terhadap tingkat efisiensi (BOPO). Untuk mempermudah dalam
menganalisis regresi linear berganda, berikut ini hasil pengolahan data dengan
menggunakan program eviews 3.0 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1.1
HASIL PERSAMAAN REGRESI
Variabel Penelitian Koefisien Regresi X1 = NPL 1,330038 X2 = PDN -0,045790 X3 = LDR -0,106110 X4 = PO 0,077448 R Square = 0,598674 Konstanta = 35,14438 Sig. F = 0,000007 F hit = 11,56100
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 3.0
8
Berdasarkan hasil linear berganda, maka diperoleh persamaan sebagai
berikut :
Y= 35,14438 + 1,330038 X1 -0,045790 X2 - 0,106110 X3 + 0,077448 X4 + e
Dari persamaan linear berganda tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
β 0 = 35,14438 . Angka ini menunjukan bahwa variabel BOPO (Y) akan memeliki
nilai jika X1, X2, X3, X4 memiliki nilai 0 (nol)
β1 = 1,330038. Angka ini menunjukan bahwa variabel BOPO (Y) akan meningkat
sebesar 1,330038 jika variabel bebas NPL (X1) mengalami peningkatan sebesar
1% dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah tetap.
β2=-0,045970. Angka ini menunjukan bahwa variabel BOPO (Y) akan meningkat
sebesar 0,045970 jika variabel bebas PDN (X2) mengalami peningkatan sebesar
1% dengan asumsi variabel bebasnya lainya adalah tetap.
β3 = -0,106110. Angka ini menunjukan bahwa variabel BOPO (Y) akan
meningkat sebesar -0,106110 jika variabel bebas LDR (Y) mengalami
peningkatan sebesar 1% dengan asumsi variabel bebasnya lainya adalah tetap.
β4 = 0,077448. Angka ini menunjukan bahwa variabel BOPO (Y) akan meningkat
sebesar 0,077448 jika variabel bebas PO (Y) mengalami peningkatan sebesar 1%
dengan asumsi variabel bebasnya lainnya adalah tetap.
B. Uji F (Uji Serempak)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap BOPO. Adapun
pengujian hipotesis koefisien regresi secara bersama-sama adalah sebagai berikut :
a. H0 : β1= β2= β3= β4=0
9
Berarti variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang
tidak signifikan terhadap variabel tergantung.
H0 : β1≠ β2 ≠ β3≠ β4 ≠ 0
Berarti variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel tergantung.
b. α = 0,05 dengan df pembilang (dfl) = k-1 = 3 dan df penyebut (df2) = n-k-
1= 31 sehingga F tabel = 2,91
c. Kriteria pengujian untuk hipotesis adalah sebagai berikut :
- Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Hi ditolak.
- Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima.
d. Berdasarkan perhitungan eviews maka diperoleh nilai F hitung sebesar
30,731.
Daerah tolak H0
Daerah terima H0
F tabel 2,91 30,731
Gambar 4.1 Daerah penerimaan dan penolakan Ho untuk uji F
e. F hitung = 30,731 > F tabel = 2, 91 maka Ho ditolak dan Hi diterima,
artinya
variabel bebas yang terdiri dari X1, X2, X3, X4, secara bersama-sama
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantung yaitu
tingkat efisiensi (BOPO).
10
f. Koefisien determinasi atau R square sebesar 0,598674 artinya perubahan-
perubahan yang terjadi pada variabel tergantung sebesar 59,86 persen
disebabkan oleh variabel bebas secara bersama-sama, sedangkan sisanya
sebesar 40,14 persen disebabkan oleh variabel lain diluar model penelitian
g. Sedangkan koefisien korelasi (R) menunjukan angka sebesar 35,14438
yang mengindikasikan bahwa variabel bebas secara bersama-sama dengan
variabel tergantung bernilai positif yang mendekati angka satu.
C. Uji t (uji parsial)
Uji t dipergunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang
meliputi NPL, PDN, PO secara parsial mempunyai pengaruh positif yang
signifikan terhadap BOPO serta apakah variabel LDR secara parsial mempunyai
pengaruh negatif yang signifikan terhadap BOPO. Dengan perhitungan eviws 3.0
diperoleh perhitungan uji t yang terdapat tabel dibawah ini.
TabeL
HASIL UJI PARSIAL Variabel t hitung t tabel Ho Hi
NPL 1,749 1,696 Ditolak Diterima
PDN -5,287 2,040 Ditolak Diterima
LDR -3,882 -1,696 Ditolak Diterima
PO 3,328 1,696 Ditolak Diterima
Pembahasan
Berdasarkan hasil uji F diperoleh bahwa Variabel NPL, PDN, LDR
dan PO secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap BOPO
11
pada Bank Pemerintah tahun 2005 – 2007. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya
nilai koefisien determinasi (R-square) sebesar 0,598674 maka besarnya nilai
tersebut mengindikasikan bahwa pengaruh variabel bebas secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu BOPO pada Bank Pemerintah pada
tahun 2005-2007 adalah sebesar 59,86 persen. Dengan demikian ada variabel lain
diluar variabel bebas penelitian yang dapat mempengaruhi perkembangan BOPO
Bank Pemerintah. Besarnya variabel adalah 40,24 persen, maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis pertama penelitian yang menduga bahwa NPL,
PDN, LDR dan PO secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap BOPO Bank Pemerintah pada tahun 2005 – 2007.
Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui bahwa variabel bebas dalam
peneltian ini, yaitu NPL, PDN, LDR dan PO dimana variabel yang signifikan
adalah LDR, PDN, PO terhadap BOPO pada Bank Pemerintah tahun 2005 –
2007. sedangkan variabel bebas yang memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap
BOPO pada Bank Pemerintah tahun 2005 – 2007 adalah NPL. NPL secara parsial
mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan dengan kontribusi sebesar
59,86 persen terhadap Tingkat Efisiensi (BOPO). Dengan demikian hipotesis
kedua bahwa NPL secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap Tingkat Efisiensi pada bank Pemerintah ditolak.
Variabel PO secara parsial mempunyai pengaruh positif yang
signifikan terhadap Tingkat Efisiensi (BOPO) pada Bank Pemerintah. Besarnya
pengaruh PO secara parsial terhadap Tingkat Efisiensi (BOPO) pada Bank
Pemerintah. sebesar 7,74 persen. Dengan demikian hipotesis ketiga yang
12
menyatakan bahwa variabel PO secara parsial mempunyai pengaruh positif yang
signifikan terhadap Tingkat Efisiensi pada Bank Pemerintah ditolak. Variabel
LDR secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap
Tingkat Efisiensi (BOPO) pada Bank Pemerintah. Besarnya pengaruh LDR secara
parsial terhadap Tingkat Efisiensi (BOPO) pada Bank Pemerintah sebesar 10,61
persen. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa variabel
LDR secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap
Tingkat Efisiensi (BOPO) pada Bank Pemerintah ditolak.
Variabel PDN secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak
signifikan terhadap Tingkat Efisiensi (BOPO) pada Bank Pemerintah. Besarnya
pengaruh PDN secara parsial terhadap Tingkat Efisiensi (BOPO) pada Bank
Pemerintah sebesar 4,57 persen. Dengan demikian hipotesis kelima yang
menyatakan bahwa variabel PDN secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Tingkat Efisiensi (BOPO) pada Bank Pemerintah.
1.8 Kesimpulan 1. Rasio NPL, PO, LDR, dan PDN secara bersama-sama mempunyai pengaruh
yang tidak signifikan terhadap Tingkat Efisiensi (BOPO) pada Bank
Pemerintah. Besarnya pengaruh variabel NPL, PO, LDR, dan PDN secara
bersama-sama terhadap Tingkat Efisiensi (BOPO) pada Bank Pemerintah.
sebesar 59,86 persen, sedangkan sisanya sebesar 40,14 persen dipengaruhi
oleh variabel lain diluar variabel penelitian.
2. Variabel NPL secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak
signifikan terhadap Tingkat Efisiensi (BOPO) pada Bank Pemerintah.
13
Besarnya pengaruh NPL secara parsial terhadap Tingkat Efisiensi (BOPO)
pada Bank Pemerintah sebesar 6,65 persen.
3. Diantara keempat variabel bebas tersebut ( NPL, PO, LDR dan PDN ) yang
mempunyai pengaruh dominan terhadap Tingkat Efisiensi (BOPO) adalah
LDR, karena mempunyai nilai koefisien determinasi parsial tertinggi
sebesar10,61 persen, dibandingkan dengan nilai koefisien determinasi
parsial variabel bebas lainnya.
1.9 Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitian yang telah dilakukan masih
memiliki banyak keterbatasan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Periode penelitian yang digunakan masih terbatas selama tiga tahun dengan
data triwulanan, yaitu mulai triwulan I 2005 sampai dengan triwulan IV
2007.
2. Jumlah variabel penelitian terbatas, peneliti menggunakan empat variabel
bebas yaitu NPL, PO, LDR, dan PDN.
3. Penelitian terdahulu yang hanya satu, dikarenakan judul yang diteili oleh
peneliti merupakan judul yang baru sehingga sulit untuk mencari penelitian
terdahulu
14
1.10 Saran
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang telah dilakukan di atas
masih banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan yang belum sempurna. Untuk
itu penulis menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak yang memiliki kepentingan dengan hasil penelitian :
1. Bagi pihak Bank Pemerintah
Kebijakan yang terkait dengan NPL, hendaknya bank pemerintah lebih
memperhatikan kredit bermasalah baik masuk dalam kategori kurang lanacar,
diragukan, macet. Dikarenakan kredit bermasalah memberikan pengaruh terhadap
kenaikan dan penurun pendapatan operasional sehingga dapat mempengaruhi
risko kredit suatu bank. Dalam hal ini implementasi manajemen resiko harus
diterapkan agar bank mampu mengontrol kredit bermasalah agar tidak semakin
meningkat karena dapat merugikan bank. Sehingga risiko kredit dalam suatu
bank bisa dikontorl dan diawasi dengan baik.
Kebijakan yang terkait dengan PO, diharapkan Bank Pemerintah dapat
meningkatkan Gross Income agar risiko operasional dapat diminimalisir, sebab
dalam penerapannya suatu bank harus dapat menjalankan operasionalnya dengan
baik agar dapat meningkatkan pendapatan operasional. Kebijakan yang terkait
dengan LDR, hendaknya Bank Pemerintah lebih selektif dalam memberikan
kredit agar tidak terjadi kredit masuk dalam kategori bermasalah. Dalam
implementasi manajemen resiko diharapkan adanya pengawasan yang se-selektif
mungkin dalam pemberian kredit agar mengurangi masuknya kredit dalam
kategori bermasalah. Sehingga kredit dengan kategori bermasalah dapat ditekan
15
semakin rendah maka akan menambah penndapatan bank khususnya pendapatan
bunga. Kebijakan yang terkait dengan PDN, hendaknya Bank Pemerintah lebih
memperhatikan nilai tukar mata uang asing, dikarenakan dalam risiko pasar nilai
tukar mata uang asing sangat berpengarung ter hadap tingkat Efisiensi suatu bank.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang mengambil tema sejenis, sebaiknya mencakup periode penelitian yang lebih panjang dengan harapan memperoleh hasil penelitian yang lebih signifikan. Dan sebaiknya penggunaan variabel bebas ditambah atau lebih variatif untuk menambah pengetahuan mahasiswa terhadap dunia perbankan khususnya tentang manajemen resiko.
16
DAFTAR RUJUKAN
A.Abdurrahman, “Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan”, 2000, Jakarta
Bambang Sutopo, 2007 “Tingkat Efisiensi Bank Pemerintah Sebelum dan Sesudah
Implementasi Kebijakan Manajemen Resiko Periode 2002-2007” Perbanas Surabaya
Dahlan Slamet, “Manajemen Bank Umum”, Jakarta: Penerbit Intermedia
H. Imam Ghozali, 2007 “ Manajemen Resiko Perbankan”, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Husein Umar, 1998 “ Metode Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis” Jakarta:
Penerbit Raja Grafindo Persada Kashmir, 2001, “ Manajemen Perbankan”, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Lukman Dendawijaya, 2001, “Manajemen Perbankan”, Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia
Martono, 2002 “ Bank dan lembaga Keuangan Lain”, Yogyakarta Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono,2001, “Manajemen Perbankan: Teori dan
aplikasi”, Yogyakarta: Penerbit BPFE Nur Indrianto dan Bambang Supomo,1999,”Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akutansi dan Manajemen”, Yogyakarta : BPFE Peraturan Bank Indonesia, Nomor: 5/8/PBI/2003, Tentang : “Penerapan
Manajemen Resiko” Surat Edaran Bank Indonesia (SE/BI) No. 6/23/DPNP Jakarta, 31 Mei 2004
Perihal: Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum www.bi.go.id perihal: Laporan Keuangan Bank Pemerintah