Allah Maha besar dan Maha penyayang, berusaha dan Berdoalah,
kemudian serahkan semuanya kepada ALLAH SWT, Insya Allah akan
memberikan yang terbaik buat hambaNya .
RINGKASAN MATERI MPK AGAMA ISLAMSEMESTER DUA (MATERI UAS)DIMENSI
SOSIAL AJARAN AGAMA ISLAM
A. Keluarga dan Masyarakat Islami1. Keluarga Islami
a. Pengertian dan Karakteristik Keluarga Sakinah, Mawaddah
Warahmah
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang
anggota-anggotanya terikat secara lahir dan batin serta terikat
secara hukum karena pertalian darah dan perkawinan.
Keluarga inti : terdiri dari suami, istri dan anak-anak
Keluarga besar : keluarga inti ditambah dengan kakek, nenek,
paman, bibi, keponakan baik dari pihak ayah maupun ibu.
Dalam ajaran Islam, suatu keluarga yang islami adalah keluarga
yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Sakinah : berasal dari bahasa
Arab yang berarti ketenangan. Beberapa pengertian sakinah :
Al-Jurjani mengemukakan satu defenisi mengenai sakinah, yaitu
adanya ketentraman bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang
selalu dilimpahkan kepada makhluk-Nya ke dalam hati pada saat
datangnya goncangan dan cobaan.
Secara keseluruhan sakinah merupakan ketentraman jiwa dan
ketenangan bathin
Sakinah merupakan suatu ketenangan yang harus didahului oleh
gejolak karena dalam setiap rumah tangga diwarnai gejolak bahkan
kesalahpahaman, namun ia dapat segera tertanggulangi lalu
melahirkan sakinah (tenang).
Sakinah dapat tercapai jika di dalam keluarga ada rasa saling
mencintai, rasa kasih sayang, pengertian dan tenggang rasa.
Mawaddah : Mawaddah memiliki arti kelapangan dada dan
terhindarnya jiwa seseorang dari kehendak yang buruk.
Mawaddah adalah cinta sejati yang tidak lengkap kecuali semua
unsur terpenuhi, yaitu perhatian, tanggung jawab, penghormatan
serta pengetahuan.
Warahmah : kasih sayang yaitu kondisi psikologis yang muncul di
dalam hati karena menyaksikan ketidakberdayaan sehingga mendorong
yang bersangkutan untuk memberdayakannya
Keluarga Sakinah, Mawaddah Warahmah : keluarga yang di dalamnya
penuh dengan ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan sebagai akibat
dari menyatunya pemahaman dan kesucian hati serta bergabungnya
kejelasan pandang dengan tekad yang kuat.
Karakteristik Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah :
Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW menggambarkan bahwa
kebahagiaan manusia atau keluarga yang sakinah akan tercapai bila
memenuhi beberapa hal, yaitu :
a. Rumah yang luas, maksudnya bukan rumah yang secara fisik
berukuran luas, tetapi merupakan tempat tinggal yang memberikan
kenyamanan, ketenangan dan kelapangan hati.
b. Kendaraan yang layak, maksudnya tidak terbatas kepada mobil
pribadi atau kendaraan lain, tetapi kendaraan yang bias
menghantarkan pemiliknya ke tempat-tempat yang baik dan diridhai
oleh Allah SWT.
c. Istri yang sholehah dan suami yang sholeh, yaitu pendamping
hidup yang senantiasa beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah
serta selalu mengingatkan jika salah satu di antaranya melakukan
kesalahan.
Beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh keluarga yang
sakinah, mawaddah dan wa rahmah adalah :
Mampu membina keluarga dan kehidupan secara mandiri sesuai
dengan perintah Allah SWT.
Mampu mendidik keluarga dan anak-anak agar menjadi generasi
penerus yang sholeh, beriman dan bertaqwa.
Anak-anak yang senantiasa berbakti kepada kedua orang tuanya.
Dalam pandangan Islam berbakti kepada orang tua merupakan suatu
keharusan yang harus selalu dijaga dengan baik.dalam beberapa ayat
Al-Quran disebutkan bahwa berbakti kepada orang tua demikian
pentingnya, sehingga diletakkan pada posisi yang signifikan setelah
kita berbakti kepada Allah SWT (Surah Luqman ayat : 14).
b. Fungsi dan Tujuan Keluarga
Fungsi dan tujuan keluarga tercermin dalam tanggung jawab
keluarga, baik secara internal maupun eksternal.
Tanggung jawab internal ( interaksi antara anggota keluarga
)Menurut Islam salah satu dari fungsi dan tujuan keluarga adalah
untuk mengintegrasikan individu yang dapat dicapai secara
horizontal, dimana antara suami, istri dan anak-anak mempunyai
tanggung jawab masing-masing, di antaranya :
Hidup secara baik dalam rumah tangga, saling mencintai dan
dicintai dan saling menyayangi.
Suami dan istri harus memelihara kesucian diri di dalam dan di
luar rumah tangga.
Mempunyai hak dan kewajiban yang dilaksanakan sesuai dengan
kemampuan hak dan kewajiban tersebut.
Kekayaan yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama
suami istri, dinikmati bersama dan digunakan untuk membesarkan
anak-anak yang (juga) menjadi tanggung jawab bersama.
Suami istri bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan
pendidikan anak mereka.
Anak-anak harus mematuhi dan menghormati kedua orang tuanya.
Anak-anak harus berbakti untuk orang tua selamanya dan
senantiasa berdoa untuk kebahagiaan dan kebaikan mereka baik mereka
masih hidup ataupun telah wafat.
Tanggung jawab eksternal ( interaksi sosial )
Ada jalinan keserasian antara tanggung jawab keluarga dengan
kehidupan sosial karena keluarga adalah unit terkecil yang menjadi
pendukung lahirnya sebuah masyarakat. Manusia sebagai makhluk
sosial, hidup dalam suatu masyarakat yang para anggotanya saling
berinteraksi dan mempunyai ketergantungan satu sama lain, hal ini
melahirkan suatu hak dan kewajiban. Dimana kewajiban terhadap
masyarakat harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Diantara kewajiban itu adalah :
Menegakkan keadilan dalam artian yang seluas-luasnya.
Menghormati dan menjunjung tinggi hak-hak yang dimiliki oleh
orang lain.
Saling membantu dan tolong menolong ketika ada anggota
masyarakat yang mengalami kesulitan.
c. Upaya Pembentukan KeluargaDi dalam ajaran Islam, keluarga
islami dibentuk melalui suatu pernikahan / perkawinan.
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa
(UUP Perkawinan pasal 1/tahun 1974)
Sahnya pernikahan menurut Islam jika memenuhi beberapa hal
berikut :
Dipenuhinya semua rukun nikah
Dipenuhi syarat2 nikah
Tidak melanggar larangan perkawinan yang ditentukan oleh
syariat
Hikmah dan Tujuan Pernikahan :
a) Hidup tentram dan sejahtera
b) Menghindari perzinaan
c) mengatur hubungan laki-laki dan wanita ( yang secara
fitrahnya saling tertarik ) dengan aturan yang khusus.
d) Memelihara keturunan
e) Melindungi wanita
f) Menciptakan persaudaraan baru
g) Mengatur masalah kewarisan
2. Masyarakat Islami
a. Pengertian dan Karakteristik Masyarakat IslamiMasyarakat
Islam adalah masyarakat yang seluruh atau sebagian besar anggotanya
merupakan orang-orang muslim yang berpedoman pada akidah dan hukum
Islam yang dibentuk berdasarkan ajaran dan tata nilai Islam yang
mengandung arti bahwa prinsip-prinsip dasar yang membentuk dan
membina masyarakat itu adalah nilai-nilai luhur ajaran agama Islam
serta berorientasi kepada fondasi tauhid.
Masyarakat Islami adalah masyarakat yang dibentuk berdasarkan
etika Ketuhanan Yang Maha Esa yang bertopang pada :
a. Mentaati perintah Allah SWT yang dicerminkan dengan kasih
sayang terhadap sesama anggota masyarakat.
b. Bersyukur terhadap rahmat dan nikmat Allah SWT, segala puji
hanya baginya semata yang dicerminkan pada upaya mewujudkan
kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat secara material dan
spiritual berlandaskan pada kaedah moral yang mulia.
c. Rasa dekat dengan Allah SWT yang dicerminkan dalam perasaan
takut pada larangan-Nya yang membentuk sikap dan jiwa yang adil dan
bertanggung jawab, menghindari tingkah laku curang dan menolak
kejahatan dalam anggota masyarakat. (Departemen Agama RI, 1997 :
50).
Karakteristik Masyarakat Islami :
Masyarakat Islami adalah masyarakat terbuka, berdasarkan
pengakuan pada kesatuan umat dan cita-cita persaudaraan sesama
manusia. Islam menganggap rasisme, kastaisme, dan dinastiisme
sebagai satu hal yang mengingkari ketentuan Allah SWT dan merupakan
pengkhianatan terhadap sesame manusia.
Dalilnya : Surat An-nisa ayat 1 dan Surat Al-hujurat ayat
13.
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang terpadu, integratif,
dimana agama Islam menjadi perekat yang menyatukannya. Masyarakat
terpadu sendiri adalah masyarakat yang seimbang sebagaimana yang
disebutkan dalam Al-Quran Surat Ar-Rahman ayat 7-9.
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dinamis dan progresif
karena manusia ditugaskan sebagai khalifah di muka bumi yang
seharusnya berfungsi secara dinamis dan progresif dalam menciptakan
sarana dan prasarana bagi terwujudnya kesejahteraan manusia dalam
segala aspek kehidupannya.
Masyarakat Islami adalah masyarakat yang demokratis, baik secara
spiritual, sosial, ekonomi, maupun demokrasi politik.
Masyarakat Islami adalah masyarakat yang berkeadilan, yang
membentuk semua aspek dari keadilan sosial baik di bidang moral,
hokum, ekonomi dan politik yang telah ditetapkan dalam aturan dan
kelembagaan yang telah disepakati.
Dalilnya : Surat Al-Maidah ayat 8
Masyarakat Islami adalah masyarakat yang berwawasan ilmiah dan
terpelajar karena sangat menekankan pada ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Masyarakat Islami adalah masyarakat yang disiplin karena Allah
SWT telah menetapkan segenap ajarannya berdasarkan aturan dan
batasan yang terang yang berkaitan dengan kedisiplinan baik dalam
hal ibadah maupun muamalah.
Masyarakat Islam menentukan pada kegiatan keumatan yang memiliki
tujuan yang jelas dan perencanaan yang sempurna menggunakan
manajemen yang rasional dan efektif. Dilakukan dengan disiplin yang
tinggi dalam melaksanakan prinsip-prinsip kehidupan dan
kemasyarakatan.
Masyarakat Islami membentuk persaudaraan yang tangguh dan
menekankan kasih sayang antar sesama.
Masyarakat Islami adalah masyarakat yang sederhana tetapi
berkesinambungan.
b. Peran Keluarga dalam Membentuk Masyarakat Islami
Keluarga adalah unit terkecil yang menjadi penyusun, pendukung
dan pembangkit lahirnya sebuah masyarakat. Masyarakat Islami
merupakan misi Al-Quran yang yang harus diwujudkan dan diusahakan
oleh setiap pribadi muslim. Individu yang islami tersebut dibentuk
melalui didikan di dalam keluarga yang islami pula. Menurut Islam,
keluarga tidak hanya bertujuan untuk mengintegrasikan individu
tetapi sekaligus juga membentuk masyarakat yang islami. Integrasi
individu dapat dicapai secara horizontal sementara masyarakat
dicapai secara vertical dimana inidvidu dari semua lapisan
perkembangan manusia.
Keluarga merupakan sebuah sel pertama yang penting bagi
berdirinya sebuah masyarakat dan member pengaruh yang kuat dan
mendasar dalam terbentuknya sebuah masyarakat. . Kedudukan keluarga
sangat penting dan menentukan karena itu keberadaannya tidak
mungkin untuk dihilangkan. Keluarga merupakan pusat dimana seluruh
aktivitas manusia berlangsung dimana setiap anggota keluarga
memiliki fungsi masing-masing secara terstruktur dan teratur.
Setiap anggota keluarga harus memaksimalkan perannya masing-masing
dalam mencapai terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah wa
rahmah.
Pada akhirnya ketika seluruh keluarga islam telah dapat mencapai
tingkat sakinah, mawaddah wa rahmah maka terwujudnya masyarakat
yang Islami secara utuh dapat tercapai.
B. Pranata Sosial Islam
1. Mesjid dan Fungsinya bagi Masyarakat
Istilah masjid berasal dari kata sajada, yasjudu yang berarti
bersujud atau menyembah, jadi secara harfiah masjid dapat diartikan
sebagai tempat sujud. Masjid yang sesuai dengan konsep ajaran agama
Islam adalah fungsi masjid yang dicontohkan oleh Rasulullah saw,
yaitu :
a. Pusat pendidikan dan penerangan, sebagai tempat Nabi saw
menjelaskan wahyu, menjawab berbagai pertanyaan, memberikan fatwa
dan mengajarkan agama Islam.
b. Tempat bermusyawarah dalam berbagai urusan masyarakat
c. Pusat makamah hukum dan peradilan dalam menyelesaikan
berbagai perkara dan perselisihan.
d. Markas militer, tempat mengatur dan membuat strategi
militer.
e. Kantor sekaligus pusat pemerintahan dalam menyelenggarakan
administrasi kenegaraan.
f. Pusat keuangan dan perbendaharaan negara (baitul mal)
g. Tempat tinggal bagi mereka yang ingin mendalami Islam
(semacam pesantren)
h. Tempat penampungan orang tidak mampu, masjid nabawi memiliki
suatu ruangan yang disebut dengan suffah sebagai tempat menyantuni
kaum fakir.Masjid masa depan
Pada dasarnya fungsi mesjid pada zaman modern relatif sama
dengan fungsi mesjid pada zaman Rasulullah. Hanya saja memasuki
millenium baru, mesjid harus menata dirinya dengan menampilkan
sosok yang mengagumkan baik dari segi bangunan fisik, sarana,
arsitektur dan nilai seninya. Aktivitasnya harus dikelola dengan
manajemen modern yang mencontoh fungsi mesjid pada zaman Nabi SAW
dengan cara melakukan aktualisasi pemahaman, dari pemahaman
tekstual menuju konstektual sampai konseptual. Misalnya dengan
:
pembangunan sarana fisik yang memadai
kegiatan ibadah mahdhah harus berjalan dengan teratur
menyiapkan sarana audio visual untuk pendidikan sejarah Islam
yang dilengkapi dengan VCD, DVD, film dan sebagainya. Sebagai pusat
informasi Islam yang dikelola secara modern dengan internet,
dilengkapi dengan faks, email, website dan sebagainya.
Pembentukan lembaga dakwah, diskusi2 rutin, kegiatan remaja
masjid, penerbitan buku2, majalah2, brosur dan media2 lainnya.
2. Lembaga Ekonomi Keumatan dalam Mensejahterakan Umat
Lembaga Ekonomi Keumatan dalam mensejahterakan Umat dapat kita
aplikasikan dalam bentuk mengeluarkan zakat. Secara teknik, zakat
adalah kewajiban keuangan seorang muslim untuk mengeluarkan
sebagian kekayaan bersihnya atau hasil usahanya apabila kekayaan
yang dimilikinya telah melebihi nishab (kadar tertentu yang telah
ditetapkan). Zakat bukan hanya berhubungan dengan Allah
(habluminallah), tetapi juga berhubungan dengan manusia
(habluminannas) secara langsung. Syariah Islam sangat menekankan
adanya suatu distribusi kekayaan dan pendapatan yang merata
sebagaimana yang tercantum dalam Al Quran Surah Al Hasyr ayat 7.
Salah satu cara yang dituntut oleh Syariah Islam atas kewajiban
kolektif perekonomian umat Islam adalah "lembaga zakat". Di
Indonesia kita mengenal adanya Badan Amil Zakat (BAZ).
3. Madrasah, Pesantren dan Organisasi Sosial KeagamaanMadrasah :
sekolah dengan basis / dasar islamiPondok pesantren : pendidikan
Islam tradisional khas Indonesia. Pondok berarti rumah atau tempat
tinggal sederhana yang terbuat dari bambu, di samping itu, pondok
mungkin juga berasal dari bahasa Arab fanduk yang berarti asrama.
Sedangkan pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat
belajar para santri Organisasi Sosial Keagamaan : Di Indonesia,
telah lahir dan berkembang organisasi sosial keagamaan yang
berperan penting dalam pembaruan kehidupan masyarakat muslim.
Terdapat dua organisasi di Indonesia yang masih eksis yaitu
Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah. Nahdatul Ulama (NU) menganut paham
Ahlussunah Wal Jama'ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan
tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli
(skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya
Al-Qur'an, Sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah
dengan realitas empirik. Muhammadiyah , prinsip dasar organisasi
ini jelas, yakni menjalankan perintah Al-Quran, melakukan amar
maruf nahi munkar. Maksudnya, mengajak orang berbuat baik dan
menjauhkan dari perbuatan dosa. Tujuan uta-manya adalah untuk
meredam dua faham yang kontroversial yang terjadi diantara dua kubu
(santri dan abangan) yang sama-sama tumbuh di dalam masyarakat
Jawa. Mereka beranggapan bahwa pengajaran Islam secara tradisional,
terutama di tingkat pedesaan sudah sangat kolot sekali, sehingga
menyebabkan ketidakmampuan menghadapi tantangan-tantangan modern.
Tetapi juga mereka tidak senang melihat kultur Jawa terlalu banyak
mencelup pendidikan dan prilaku-prilaku ke-Islaman yang mengajak
orang untuk kembali kepada Quran secara murni.
C. Kerukunan Umat BeragamaDi dalam Al-Quran, kata akh (saudara)
dalam bentuk tunggal ditemukan sebanyak 52 kali. Kata ini dapat
berarti saudara kandung, saudara yang dijalin dari ikatan keluarga,
saudara dalam arti sebangsa walaupun tidak seagama, saudara
semasyarakat walau berselisih paham, dan persaudaraan seagama.
Berdasarkan pengertian ini, paling tidak ada tiga macam ukhuwah,
yaitu:
1. Ukhuwah Islamiyah, yaitu ukhuwah yang bersifat Islami atau
yang diajarkan Islam.
2. Ukhuwah Insaniyah (basyariyyah), yaitu dalam arti seluruh
umat manusia adalah saudara karena mereka berasal dari seorang ayah
dan ibu.
3. Ukhuwah Wathaniyah, yaitu persaudaraan dalam keturunan dan
kebangsaan.
UKHUWAH ISLAMIYAH
Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama
lain dengan ikatan aqidah. Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan
universal karena berdasarkan akidah dan syariat Islam. Hakekat
Ukhuwah Islamiyah antara lain, nikmat Allah, perumpamaan tali
tasbih, merupakan arahan Rabbani, dan merupakan cermin kekuatan
iman. Sedangkan manfaat dari ukhuwah Islamiyah yaitu, kita dapat
merasakan lezatnya iman dan mendapatkan perlindungan Allah di hari
kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi), serta
mendapatkan tempat khusus di surga.
Hal-hal yang menguatkan ukhuwah islamiyah:1. Memberitahukan
kecintaan kepada yang kita cintai.2. Memohon didoakan bila
berpisah.3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa.4.
Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim).5. Sering
bersilaturahmi (mengunjungi saudara).6. Memberikan hadiah pada
waktu-waktu tertentu.7. Memperhatikan saudaranya dan membantu
keperluannya.8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya.9. Mengucapkan
selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan.
Tahapan-tahapan dari ukhuwah Islamiyah yaitu:
1. Taaruf adalah saling mengenal sesama muslimin yang merupakan
wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT.
2. Tafahum adalah saling memahami. Hendaknya seorang muslim
memperhatikan keadaan saudaranya agar bisa bersegera memberikan
pertolongan sebelum saudaranya meminta, karena pertolongan
merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan.
3. Taawun adalah saling membantu tentu saja dalam kebaikan dan
meninggalkan kemungkaran.
Ukhuwah atau persaudaraan dalam Islam bukan saja mencirikan
kualitas ketaatan seseorang terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya,
tetapi juga sekaligus merupakan salah satu kekuatan perekat sosial
untuk memperkokoh kebersamaan. Fenomena kebersamaan ini dalam
banyak hal dapat memberikan inspirasi solidaritas sehingga tidak
ada lagi jurang yang dapat memisahkan silaturahmi di antara
sesamanya. Meskipun demikian, dalam perjalanan sejarahnya, bangunan
kebersamaan ini seringkali terganggu oleh godaan-godaan kepentingan
yang dapat merusak keutuhan komunikasi dan bahkan mengundang sikap
dan prilaku yang saling berseberangan. Karena itu, semangat ukhuwah
ini secara sederhana dapat terlihat dari ada atau tidak adanya
sikap saling memahami untuk menumbuhkan interaksi dan
komunikasi.
1. Ukhuwah Islamiyah
Pengertiannya : Persaudaraan sesama muslim
Persaudaraan bersifat islami
Persaudaraan secara islami
Persaudaraan sesama saudara seiman
Secara bahasa ukhuwah Islamiyah adalah persaudaraan yang
didasarkan ajaran Islam. Artinya, Islam telah mengajarkan bagaimana
menjaga persaudaraan: baik dalam konteks sesama pemeluk agama Islam
(ukhuwah al-Muslimin); persaudaraan sesama manusia (ukhuwah fi
al-insaniyah); persaudaraan sesama makhluk ciptaan Tuhan (ukhuwah
fi al-ubudiyah); maupun persaudaraan dalam hal kebangsaan (ukhuwah
fi al-wathaniyah wasy-sya`b).2. Ukhuwah Wathaniyah, yaitu
persaudaraan antar bangsa dan Ukhuwah Insaniyah, yaitu persaudaraan
sesama manusia.
Kerja sama antarbangsa mesti dijalin sebaik mungkin dalam rangka
menuju perdamaian dan kesejahteraan seluruh umat manusia. Hubungan
antar bangsa ini penting tanpa membedakan latar belakang agama
bangsa2 tersebut. Islam adalah agama yang mengajarkan kerukunan
antar umat beragama dalam menjalankan kehidupan di dunia ini. Islam
menganggap bahwa seluruh umat manusia, tanpa harus membedakan suku,
ras, warna kulit, bahkan agama, adalah saudara yang harus
dilindungi dan saling melindungi. Islam mengharamkan penganiayaan
terhadap orang lain di luar Islam dan mengharuskan untuk saling
hormat-menghormati dan memiliki sifat toleransi.AGAMA ISLAM,
BUDAYA, IPTEK DAN SENIA. Agama Islam dan Budaya
a. Pengertian dan Ruang Lingkup Budaya Islam
budaya adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang
kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi )
manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat. Ahli
sosiologi mengartikan kebudayaan dengan keseluruhan kecakapan (
adat, akhlak, kesenian , ilmu dll). Sedang ahli sejarah mengartikan
kebudaaan sebagai warisan atau tradisi.
Allah telah memberikan kepada manusia sebuah kemampuan dan
kebebasan untuk berkarya, berpikir dan menciptakan suatu
kebudayaan. Di sini, Islam mengakui bahwa budaya merupakan hasil
karya manusia. Sedang agama adalah pemberian Allah untuk
kemaslahatan manusia itu sendiri. Yaitu suatu pemberian Allah
kepada manusia untuk mengarahkan dan membimbing karya-karya manusia
agar bermanfaat, berkemajuan, mempunyai nilai positif dan
mengangkat harkat manusia. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk
selalu beramal dan berkarya, untuk selalu menggunakan pikiran yang
diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi sesuatu yang
bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah
berperan sebagai pendorong manusia untuk berbudaya . Dan dalam satu
waktu Islamlah yang meletakkan kaidah, norma dan pedoman.b. Konsep
Pengembangan Budaya IslamKebudayaan yang tidak bertentangan dengan
Islam.Dalam kaidah fiqh disebutkan : al adatu muhakkamatun artinya
bahwa adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat, yang merupakan
bagian dari budaya manusia, mempunyai pengaruh di dalam penentuan
hukum. Tetapi yang perlu dicatat, budaya tersebut tidak
bertentangan dengan Islam. ketika terdapat kebudayaan yang
bertentangan dengan islam, maka kebudayaan itu harus dihindari.
Seperti ngaben di Bali yang mengandung unsur-unsur syirik.B. Agama
Islam dan Seni
a. Perspektif dan Hakikat Seni dalam Islam
Seni adalah suatu ungkapan (ekspresi) jiwa yang halus, indah,
dan lembut, sehingga dapat menimbulkan suasana yang tentram dan
sejuk. Oleh sebab itu seni dimiliki oleh setiap manusia yang
normal. Seni didalam agama islam mendapatkan tempat yang istimewa
hampir seluruh aspek ajaran islam mengandung unsur seni. Tetapi
seni didalam islam harus di arahkan kepada hal yang positif,
menimbulkan budi pekerti, sopan santun yang lemah lembut, tidak
mengarahkan kepada hal yang negatif, seperti menimbulkan syahwat
dan kemungkaran.
Semua aspek kehidupan manusia sebenarnya mengandung unsur seni
seperti ; pada pakaian tutur kata, kendaraan, perumahan, alat-alat
rumah tangga, alat tulis, dan lainnya.
b. Perspektif Alquran dan As-sunnah tentang Seni
Karya seni bagi umat islam dapat ditunjukan dengan bentuk
bangunan yang indah, seperti istana raja dulunya,masjid, menara,
kubah, dan lain-lain. Ada juga yang mewujudkan dengan seni lukis,
seperti : lukisan keindahan alam, kaligrafi, bentuk-bentuk lukisan
indah, dan gambar-gambar, dll, seperti seni suara qasidah,
keroncong, MTQ, ada pula yang berbentuk seni tari, seni rabana, dan
seni musik.c. Konsep Pengembangan Seni IslamIslam selalu memiliki
batasan-batasan tertentu untuk mengatur umatnya agar tidak
melenceng dari ajaran Islam. Seni yang dikehendaki islam adalah
seni yang bisa mendatangkan manfaat, bukan mendatangkan mudarat
seperti menimbulkan kemungkaran, syirik, menimbulkan syahwat, dan
lain sebagainya.
C. Agama Islam dan IPTEK
Sumber sumber Ilmu Pengetahuan :
Al-Quran
As-sunnah
Alam semesta
a. Motivasi Islam Mengembangkan IPTEK
Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan ilmu
pengetahuan. Ia sangat mendorong umatnya agar terus menuntut ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, menggunakan akal fikiran, menggali dan
menganalisis setiap aspek ilmu pengetahuan dalam setiap sisi
kehidupan. Ayat-ayat Alquran memerintahkan manusis untuk terus
meningkatkan kemampuan ilmiahnya. Nabi Muhammad SAW pernah berdoa
kepada Allah (Taha:114) yang artinya : Tuhanku, tambahkan ilmu
pengetahuan ku..
Manusia sendiri juga memiliki naluri haus akan ilmu pengetahuan
sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah SAW : ada dua keinginan yang
tidak pernah terpuaskan yaitu kenginan untuk mendapatkan
pengetahuan dan mencari harta.b. Perspektif Alquran dan As-sunnah
tentang IPTEK
Ilmu dalam Islam merupakan hal-hal yang bisa membuat manusia
menyadari akan ke Esaan Allah sebagai Sang Pencipta. Ilmu pengetuan
memiliki kedudukan yang penting dalam Islam.
Ilmu pengetahuan dalam pandangan Islam baik yang diperoleh
melalui ilmu pengetahuan maupun yang berasal wahyu Ilahi agama,
keduanya berasal dan bersumber dari Allah SWT, semua pengetahuan
yang ada sesungguhnya berasal dari Allah yang dijelaskan dalam
Alquran dan juga As-sunnah.
Seperti yang terdapat dalam QS.Al-Baqarah : 31 ; dan dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama (baenda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakan kepada para malaikat lalu berfirman :
Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang
orang-orang yang benar!
Yang dimaksud dengan menyebutkan nama benda adalah pengetahuan
akan segal sesuatu, hakikat,fungsi, keadaan, dan lainnya.
QS. Al-baqarah: 32; Mereka menjawab, Maha Suc Engkau, tidak ada
yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada
kami; sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.c. Konsep Pengembangan IPTEK
Islam mengajarkan umatnya untuk mempelajari dan memperdalam ilmu
pengetahuan yang ada. Adapun ilmu pengetahuan yang nantinya akan
dikembangkan menjadi tekhnologi baru tersebut haruslah berdasarkan
akan akidah kita yang berpedoman kepada Alquran dan Hadits
Rasulullah SAW. Islam juga mementingkan pengembangan dan penguasaan
Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah
SWT dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di
muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan
rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil Alamin). Bahkan Allah
menyebutkan tentang keutamaan orang-orang yang mempunyai ilmu
pengetahuan ini seperti : Allah akan mengangkat derajat orang-orang
yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS.
Mujadillah [58] : 11 ).
Rasulullah SAW pun memerintahkan para orang tua agar mendidik
anak-anaknya dengan sebaik mungkin. Didiklah anak-anakmu, karena
mereka itu diciptakan buat menghadapi zaman yang sama sekali lain
dari zamanmu kini. (Al-Hadits Nabi SAW). Menuntut ilmu itu
diwajibkan bagi setiap Muslimin, Sesungguhnya Allah mencintai para
penuntut ilmu. (Al-Hadits Nabi SAW).
Berdasarkan Hadits tersebut, Rasulullah SAW menjelaskan
bahwasannya kita sebagai umat Islam mempunyai kewajiban untuk
menguasai IPTEK ini. Di tangan kitalah masa depan bumi ini
kedepannya akan seperti apa. Sehingga perlu dasar pengetahuan
tentang bagaimana menjaga dan merawat bumi sebagaimana tugas kita
sebagai khalifahnya Allah SWT.
Namun di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah
Islam dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek
harus bersumber dari al-Qur`an dan al-Hadits, tapi maksudnya adalah
konsep iptek harus distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur
al-Qur`an dan al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan
keduanya (Al-Baghdadi, 1996: 12). d. Pengembangan IPTEK di dunia
Islam
Sebagimana yang telah dijelaskan sebelumnya, pengembangan IPTEK
didunia islam sangat di anjurkan asalkan penggunaanya tidak
bertentangan dengan yang terdapat dalam ajaran Alquran dan As-sunah
dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
e. Integrasi Iman, Ilmu, dan Amal
Iman secara bahasa berarti pembenaran dan keyakinan, tidak
terkandung keraguan di dalamnya. Pembenaran yang dimaksud dari iman
ini meliputi dua perkara yaitu membenarkan segala perintah dan
larangan-Nya serta melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi
larangan- larangantersebut. Iman merupakan kebutuhan dasar kita
dalam hidup untuk menentukan arah hidup kedepannya sebab iman
adalah fondasi utama dalam hidup ini. Lalu apakah hubungan dari
masalah sampah dan keimanan kita dalam kehidupan sehari-hari?
Seperti yang telah kita ketahui, kebersihan merupakan sebagaian
dari iman. Agama dan ajaran dalam Islam menaruh perhatian amat
tinggi pada kebersihan, baik lahiriah fisik maupun batiniyah
psikis. Kebersihan lahiriyah itu tidak dapat dipisahkan dengan
kebersihan batiniyah. Secara implisit dapat kita simpulkan bahwa
iman merupakan bagian analisis yang penting dalam kasus ini. Iman
dapat menjadi acuan utama kita dalam bertindak terhadap lingkungan.
Iman akan membuat kita sadar dalam bertindak, apakah itu sesuai
dengan ajaran agama atau tidak, apakah itu baik atau tidak.
Keimanan akan menuntun kita untuk melakukan yang terbaik terhadap
lingkungan. Hal tersebut termasuk bagaimana analisis mengenai
dampak lingkungan terhadap perbuatan kita dan sampah yang kita
hasilkan, apakah cara kita mengolah limbah tersebut sudah cukup
baik agar tidak merusak lingkungan dan melanggar apa yang telah
diperintahkan oleh Allah SWT untuk menjaga kelestarian
lingkungan.
Untuk menuju kepada keimanan yang benar yaitu bagaimana
seharusnya kita menempatkan diri sebagai makhluk terhadap Allah
SWT, dibutuhkan ilmu sebagai pedoman dan petunjuk jalan agar tidak
tersesat dan menyebabkan kita termasuk orang-orang yang merugi.
Ilmu merupakan suatu kebutuhan manusia untuk mengikuti perubahan
dan perkembangan zaman yang terjadi. Adapun hubungan ilmu tersebut
dengan masalah sampah yaitu, bagaimana kita menggunakan dan
mengaplikasikan ilmu yang ada untuk menanggulangi permasalahan
sampah dengan cara yang tepat. Kita bisa menciptakan atau paling
tidak mendayagunakan teknologi tepat guna yang merupakan hasil dari
ilmu dalam perkembangannya. Teknologi yang digunakan dapat
menyederhanakan hidup manusia. Namun, di sisi lain, teknologi juga
dapat menimbulkan efek negative terhadap lingkungan. Di sinilah
ilmu berperan penting, karena dengan kita mengerti kegunaan dan
efek dari teknologi tersebut secara seimbang, kita bisa lebih bijak
dalam memanfaatkan teknologi dalam kehidupan kita, yaitu dengan
memperhatikan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang
dihasilkan, dan memperhatikan kelestarian sumber daya yang rusak
akibat teknologi dan ulah manusia melalui inovasi dalam teknologi
tersebut. Sehingga kita dapat menggunakan teknologi yang berinovasi
ini untuk memberikan kita manfaat dan kemudahan, tetapi juga tidak
mengeksploitasi lingkungan yang harus kita jaga ini, karena ilmu
merupakan penyokong bagi iman dan amal kita sebagai manusia.
Amal adalah perbuatan. Mengamalkan berarti melaksanakan,
menerapkan segala iman dan ilmu yang kita punya. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa amal merupakan bentuk perwujudan dari iman dan
ilmu yang kita miliki. Apapun yang kita lakukan di dunia ini
merupakan amal perbuatan kita selama menjadi manusia, dan apapun
yang kita lakukan (kebaikan atau keburukan sekecil apa pun)
tersebut akan mendapatkan ganjarannya di akhirat nantinya. Maka
dari itu kita harus selalu berhati-hati dalam melakukan sesuatu.
Dalam hal ini, membuang sampah atau limbah semabarangan tanpa
memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan tentunya merupakan
suatu tindakan yang dikecam menurut agama dan hukum. Kita harus
selalu mempertanggungjawabkan perbuatan kita, maka kita harus
melakukan hal-hal yang terpuji dan menjauhi yang tercela. Iman dan
ilmu kita adalah dua hal yang akan terwujud dalam amalan kita
sehari-hari. Iman akan menjaga kita untuk melakukan yang
diperintahkan oleh agama, dan menjauhi yang dilarang. Sedangkan
ilmu akan menjadi dasar amalan agar amal yang kita lakukan tepat
sasaran dan tidak merusak lingkungan kita, karena ilmu membuat kita
mengetahui manfaat dan efek dari segala tindakan kita sehingga kita
dapat menjadi lebih berhati-hati.
Iman, Ilmu, Amal. Sebuah trilogi yang tidak dapat dipisahkan
karena satu sama lain saling terkait dan saling berhubungan. Iman
sebagai dasar kita dalam bertindak, ilmu sebagai penyokong dari
iman dan amal, dan seluruhnya kita wujudkan dalam bentuk amalan
kita terhadap diri kita, masyarakat, lingkungan dan terhadap Allah
swt. Agar iman kuat, kita harus memupuknya dengan ilmu dan amal.
Semakin luas ilmu, dan semakin ikhlas amal kita, maka akan semakin
kuat pula iman kita. Dari uraian diatas, kita dapat mengerti betapa
penting konsep integrasi dari iman, ilmu dan amal dalam kehidupan
kita sehari-hari terkait masalah sampah yang telah diuraikan
tersebut.
Materi UAS : Oleh FMA (Forum Muslim Angkatan) : JAWARA FISIP UI
20097