BAB III
BAB III
ASPEK TEKNIS
PT Poso Energy Satu Pamona pada saat ini berencana membangun
PLTA Poso-1 Tahap 1 dengan kapasitas sebesar 2 x 35 MW. PLTA Poso-1
direncanakan menggunakan Regulating Dam dengan sumber air dari
Sungai Poso. Listrik yang dihasilkan akan disalurkan ke Pamona
Substation. Kajian aspek teknis dilakukan berdasarkan Laporan
Pra-Study Kelayakan Pembangunan PLTA Poso-1 yang disusun oleh PT
Bukaka Teknik Utama Tahun 2014.3.1. Lokasi dan Gambaran Umum
Lokasi
Lokasi PLTA Poso-1 terletak di Kecamatan Pamona Utara Kabupaten
Poso, Propinsi Sulawesi Tengah. Secara geografis, lokasi PLTA
Poso-1 terletak pada posisi 139'37.87 Lintang Selatan, dan
12039'32.43" Bujur Timur. Berikut ini ilustrasi lokasi PLTA
Poso:
Gambar 3.1
Lokasi PLTA Poso-1
Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4
(empat) dari Kota Palu, Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan ke Kota
Poso dengan jarak 225 km selama (6 jam perjalanan dan dari Kota
Poso ke Desa Sulewana dapat ditempuh ( 1 jam dengan jarak tempuh
(52 km. Selanjutnya dari Desa Sulewana ke lokasi bangunan utama
(Dam site) dapat dicapai melalui akses jalan yang telah dibangun
dengan lebar + 6 m.
3.1.1. Gambaran Umum Lokasi
PLTA Poso-1 terletak di Sungai Poso yang pada bagian hulunya
terdapat danau alam yang besar (Danau Poso) dengan luas permukaan
danau (362 km2 pada muka air normal serta mempunyai luas daerah
tangkapan hujan (Catchment area) ( 1.340 km2 dengan sungai-sungai
kecil yang mengelilingi danau.
Danau Poso yang terletak di Sulawesi Tengah merupakan salah satu
dari dua danau yang besar setelah Danau Towoti di Sulawesi Selatan.
Danau Poso mempunyai luas tangkapan hujan sekitar 1.340 km2 yang
terdiri dari arah anak sungai kecil mengelilingi Danau. Elevasi
muka air yang cukup tinggi (515 m), maka secara topografi sangat
baik untuk Pusat Pembangkit Listrik.
Outlet Danau terletak di sebelah Utara dan mengalir melalui
Sungai Poso melewati Kota Poso sebelum ke laut. Lebar sungai
mula-mula lebar dan menyempit pada jarak kurang lebih 12 km dari
Outlet Danau dan kemiringan dasar sungai semakin tajam dan aliran
air menjadi cepat.
Gambar 3.2Lokasi PLTA Poso-1
3.1.2 Pemilihan Lokasi
Pembangkit Listrik Tenaga Air di Poso pada dasarnya memanfaatkan
energi potensial air (jatuhan air) yang berasal dari danau Poso. Di
samping faktor geografis yang memungkinkan dan daerah tangkapan
(catchment area) merupakan hutan lindung sangat cocok untuk
dijadikan water storage area untuk PLTA Poso-1, disamping itu pula
tinggi jatuhan air (head) 50 m di lokasi PLTA Poso-1 memungkinkan
untuk dibangun penstock, tinggi jatuhan air di lokasi PLTA ini
dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga
permukaan air menjadi tinggi.
3.1.3 Kondisi Seismologi
Berdasarkan SNI 1726-2012 mengenai standar design
resistensi/ketahanan bangunan terhadap gempa yang memuat peta
pergerakan tanah, diketahui bahwa lokasi PLTA Poso berada pada zona
dengan akselerasi gempa 0,5-0,6 g . Berikut ini adalah peta seismic
di Indonesia:Gambar 3.3Peta Seismik Indonesia
Pada zona ini pergerakan tanahnya adalah 0,5-0,6 g (g = 9,8
m/s2) dalam siklus 2500 tahun. Dengan mengambil durasi daya tahan
bangunan adalah selama 50 tahun dan kemungkinan terjadinya gempa
bumi dengan pergerakan tanah sebagaimana tersebut diatas atau lebih
adalah 2 % maka berdasarkan SNI 1726-2012, parameter design untuk
ketahanan bangunan atas kekuatan gempa direkomendasikan untuk
menambah faktor keamanan bangunan maka ditambah faktor keutamaan
gempa dengan kategori resiko IV, untuk bangunan PLTA minimum 1,5
kali. Sehingga koefisien sismik yang diterapkan adalah 0,75 g.
3.1.4 TopografiSecara umum kondisi topografi di daerah PLTA
Poso-1 bagian hulunya (Danau Poso) adalah perbukitan terjal dan
bagian hilir melebar kearah Barat - Utara berupa dataran rendah
hingga pantai. Kemiringan rata-rata Sungai Poso adalah 0,010
(sepuluh permil) yang diperoleh dari elevasi muka air normal (NWL)
outlet Danau Poso + 511,10 m sampai ke pantai dengan jarak 50
km.
Gambar 3.4Topografi PLTA Poso-1
Detail hasil survey topografi dengan menggunakan LIDAR tercantum
dalam lampiran laporan studi kelayakan.Dilihat dari bentuknya,
kondisi topografi di sepanjang aliran sungai dari outlet Danau Poso
adalah berupa lembah dengan bentuk relatif datar bergelombang
sampai pada jarak 12 km ke arah hilir (bagian hulu PLTA Poso-1),
selanjutnya berubah menjadi cekungan curam yang membentuk celah
terjal (bentuk huruf V~U) hingga di muara.
Topografi lokasi PLTA Poso-1, paling selatan (hulu sungai) pada
lembah sungai baik sisi kanan maupun sisi kiri sungai mempunyai
kemiringan lereng dari sangat curam curam yang terbentuk dari
batuan batu gamping. Pada sisi kiri sungai sebelah utara punggungan
mempunyai kemiringan lereng agak curam curam yang dibentuk dari
broken formation dari batuan asal mlange ofiolit dan mlange
tektonik serta endapan olistostrome dan collovium, sedang sisi
kanan sungai mempunyai kemiringan lereng dari agak curam curam yang
puncak punggungan dibentuk oleh batugamping dan bagian lereng
berupa olistostrome dominasi blok dan broken formation dari batuan
asal melange ofiolit dan melange tektonik sedang pada lembah antar
bukit berupa olistostrome dominasi matrik -ollovium.
Untuk sungai yang akan dijadikan lokasi PLTA Poso-1 mempunyai
kemiringan rata-rata 1.38o atau setiap 100 m mempunyai beda tinggi
2.4 m.
Gambar 3.5Landscape PLTA Poso-1
3.1.5 Kondisi Geologi
Daerah PLTA Poso-1 dan sekitarnya termasuk dalam fisiotektonik
Sulawesi Bagian Tengah dicirikan oleh singkapan-singkapan batuan
mlange ofiolit dan sekis pompangeo. Dipisahkan dengan propinsi
Sulawesi Barat oleh rangkaian pegunungan memanjang mulai dari Palu
sampai Teluk Bone.
T.O. Simandjuntak, Surono dan J.B. Supandjono telah memetakan
geologi secara sistimatis dalam Peta Geologi Lembar Poso, Sulawesi,
1997 dengan skala 1 : 250.000 yang dikeluarkan oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung yang hasil pemetaanya
sekitar rencana PLTA Poso-1 susunan stratigrafi berurutan dari yang
berumur tua ke muda yaitu :
Satuan Komplek Pompangeo (MTmp), satuan ini termasuk kedalam
Mandala Geologi Sulawesi Timur yang tersusun atas sekis, grafit,
batusabak, genes, serpentinit, kuarsit, batugamping malih dan
setempat breksi. Sekis terdiri atas sekis mika, sekis mika yakut,
sekis serisit, sekis muskovit, sekis klorit-serisit, sekis hijau,
sekis glaukofan, sekis pumpelit dan sekis yakut-amfibolit. Genes
terdiri atas genes albit-muskovit-plagioklas. Umur satuan ini
diduga lebih tua dari Kapur, tebalnya diduga ribuan meter. Batuan
ini banyak dijumpai dan tersingkap di sekitar daerah Perbukitan
Bagian Barat dan Timur Danau Poso.
Satuan Batugamping Malih (MTmm), satuan ini termasuk kedalam
Mandala Geologi Sulawesi Timur yang tersusun atas marmer dan
batugamping terdaunkan, berwarna kelabu muda sampai kelabu
kehijauan, coklat sampai merah kecoklatan. Satuan ini diduga
berasal dari sedimen pelages laut dalam, sedang umurnya kemungkinan
lebih tua dari Kapur. Satuan batuan ini sebagian menempati daerah
aliran Sungai Poso lokasi rencana PLTA Poso, sebelah Timur Danau
Poso mulai dari pantai Selatan sampai Utara dan sebelah Barat Danau
Poso bagian Utara.
Formasi Poso (Tppl), satuan ini tersusun atas batugamping,
napal, batupasir tufan dan konglomerat. Kandungan fosil
foraminifera menunjukkan umur Pliosen, sedang lingkungan
pengendapannya laut dangkal. Tebal formasi mencapai 800 m. Formasi
ini menempati sisi sebelah kanan Sungai Poso sampai daerah Kuku,
baru menempati kiri kanan Sungai Poso sampai kota Poso.
Formasi Puna (Tpps), satuan ini tersusun atas konglomerat,
batupasir, lanau, serpih, batulempung gampingan dan batugamping.
Konglomerat tersusun oleh komponen batugamping terdaunkan, sekis,
genes dan kuarsa susu dengan semen karbonat, padat dan keras.
Batupasir berwarna coklat kehijauan sampai kehitaman, padat, keras,
berlapis baik (30 200 cm). Lanau berwarna kelabu sampai kelabu
kehitaman, agak keras, berlapis baik (10 30 cm). Serpih berwarna
kelabu, agak keras dan padat, berlapis baik. Batugamping umumnya
berupa batugamping koral. Fosil foraminifera dalam lempung
gampingan menunjukkan umur Pliosen, sedang lingkungan
pengendapannya laut dangkal. Tebal formasi sekitar 800 m. Formasi
ini menindih tak selaras Formasi Pompangeo. Formasi ini menempati
sebelah sisi kiri Sungai Poso sampai daerah Kuku, baru endapannya
mengarah ke daerah Puna.
Satuan Endapan Danau (Ql), satuan ini tersusun atas lempung,
lanau, pasir dan kerikil, menunjukkan perlapisan mendatar, tebalnya
beberapa meter sampai puluhan meter. Satuan ini umumnya terdapat di
sekitar Danau Poso terutama di sekitar Outlet Danau Poso yaitu pada
daerah Tentena.
Satuan Aluvium (Qal), satuan ini tersusun atas lumpur, lempung,
pasir, kerikil dan kerakal. Endapan ini umumnya terdapat di
sepanjang sungai.
Gambar 3.6Peta Geologi Lembar Poso oleh T.O.Simandjuntak, Surono
dan J.B.Supandjono Tahun 1997
Kondisi geologi lokasi PLTA Poso-1 yang sebagian besar terbentuk
dari batuan acak baik berupa melange tektonik, melange ofiolit dan
olistostrome dengan massa batuan yang heterogen dan struktur batuan
yang kompleks menjadi problem engineering baik dalam desain maupun
dalam konstruksi.Dalam rangka untuk pemilihan jalur dan memperoleh
data-data yang dibutuhkan untuk desain sampai laporan ini dibuat
telah dilakukan 21 titik pemboran dengan panjang 673 m dengan
insitu test berupa DPT/SPT sebanyak 204 test dan permeability test
sebanyak 107 test. Untuk permeability test hanya bisa dilakukan
dengan metode falling head test, sedangkan untuk packer test tidak
bisa dilaksanakan karena tidak ada dinding lubang bor yang kuat
untuk dudukan packer. Pada sekitar rencana lokasi PLTA Poso-1 juga
telah dilakukan pemetaan geologi lapangan dimana pekerjaan ini
sangat diperlukan untuk memperoleh pemahaman tentang geometri dan
macam dari blok dan matrik olistrostrome ataupun melange sehingga
bisa membuat metode penggalian yang sesuai. Kondisi Geoteknik
Lokasi Regulating DamUntuk lokasi ini telah dilakukan pemboran
coring 2 titik dari rencana 3 titik, dengan hasil pemboran sbb:
Regulating dam sebaiknya menggunakan struktur concrete gravity
dam dengan pondasi bore pile terutama pada tubuh regulating dam
untuk menambah daya dukung dan mengurangi gaya geser, sedang bore
pile untuk sayap regulating dam berfungsi juga untuk penahan
longsor. Karena batuan disini mudah sekali tergerus oleh aliran
air, dibuat juga struktur anti scouring pada bagian belakang
steling basin. Untuk treatment batuan yang diperlukan berupa
grouting kontak dan konsolidasi dengan kedalaman 3 5 m dibawah
concrete dengan tujuan mengisi rongga antara concrete dan batuan
serta untuk meningkatkan konsolidasi/kekuatan pada batuan yang
telah terganggu akibat proses penggalian. Karena sifat batuan yang
sudah impermeable dengan nilai k berkisar 10-5 10-7 cm/detik (data
test dari 2 titik pemboran), maka grouting tirai tidak diperlukan
kecuali ada tambahan data yang menunjukkan diperlukannya treatment
grouting tirai ini.
Sistim penggalian dengan menggunakan excavator pada olistostrome
dengan dominasi blok kecil dan perlu menyiapkan sistim blasting
bila menemukan blok yang besar dimana tidak mampu digali dengan
excavator.
Kondisi Geoteknik Lokasi IntakeUntuk lokasi ini telah dilakukan
pemboran coring 1 titik dengan kedalaman 30.0 m dengan kondisi
hasil pemboran sebagai berikut :
Untuk lokasi Intake diusulkan dibuat dengan sistim borepile
berimpit dengan diameter 1.0 m pada sisi kanan dan kiri rencana
intake masing-masing 3 buah, kemudian dihubungkan dengan pilar
concrete pada crown terowongan (min. kedalaman 3 m) dengan sistim
digali sedang dibagian atas dibiarkan alami untuk menghindari
pemicuan longsoran. Fungsi struktur ini untuk menjaga lereng
diatasnya supaya tidak longsor masuk kedalam mulut intake sehingga
mengganggu proses tunneling.Sistim penggalian dengan menggunakan
excavator pada olistostrome yang didominasi blok kecil dan perlu
menyiapkan sistim blasting bila menemukan blok yang besar yang
tidak mampu digali dengan excavator.Kondisi Geoteknik Jalur
WaterwayUntuk lokasi ini titik pemboran yang dapat mewakili kondisi
geologi lokasi lereng headrace pipe yaitu titik HP-02 dan HP-04.
Untuk dapat gambaran kondisi geologi lokasi lereng headrace pipe
secara lengkap minimal ada tambahan titik bor lagi sesuai rencana.
Ringkasan hasil pemboran titik HP-02 dan HP-04 terlihat pada Tabel
3.9.
Tabel 3.9 Hasil Pemboran di Lokasi Lereng Headrace Pipe
Dari hasil insitu permeability test pada lubang bor HP-02
terdapat batuan gravely silt-sand mempunyai nilai permeability (k)
berkisar dari 10-6 10-7 cm/detik yang relatif kedap sedangkan pada
lubang bor HP-04 terdapat dua jenis yaitu untuk batuan siltstone
dan claystone mempunyai nilai permeability (k) berkisar dari 10-6
10-7 cm/detik yang relatif kedap, sedang untuk clastic limestone
nilai permeability (k) 10-3 cm/detik yang menandakan batuan ini
sangat permeable (porous) karena sifat dari batuan ini yang mudah
larut membentuk lubang saluran dibawah tanah. Untuk poorly graded
sand tidak bisa di lakukan test karena water loose pada batuan
clastic limestone, dimana debit pompa dilapangan tidak mencukupi
untuk dilakukan test.
Estimasi parameter mekanikal massa batuan lokasi ini dapat
dibagi menjadi 4 massa batuan yang masing-masing nilainya sebagai
berikut:
1. Massa Batuan Siltstone-ClaystoneMerupakan batuan sedimen yang
diendapkan secara normal dan belum mengalami delapsional dan
olistostromisasi. Dari hasil estimasi dari software RockLab untuk
massa batuan ini hasilnya terlihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Nilai Parameter Mekanikal Massa Batuan
Siltstone-ClaystoneHoek Brown Classification
sigci
GSI
mi
D
Ei15
28
50.7
4500MPa
Hoek Brown Criterion
mb
s
a0.09569342.93922e-0050.525561
Failure Envelope Range
Application
sig3maxGeneral
3.75MPa
Mohr-Coulomb Fit
c
phi0.21593710.7775MPa
Degrees
Rock Mass Parameters
sigt
sigc
sigcm
Erm-0.004607240.06228320.521836150.138MPa
MPa
MPa
MPa
2. Massa Batuan Type B
Massa batuan ini terbentuk akibat gravitasional dengan proses
avalanche dan independent block sliding yang diendapkan dicekungan
dari batuan asal berupa coral reef. Matrik berukuran pasiran sedang
blok berdiameter centimeter meter dari coral reef. Proporsi dari
blok berkisar 60% - 80% terhadap matriknya. Hasil estimasi dengan
software RockLab untuk massa batuan ini hasilnya terlihat pada
Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Nilai Parameter Mekanikal Massa Batuan
Siltstone-ClaystoneHoek Brown Classification
sigci
GSI
mi
D
Ei5
18
70.7
5000MPa
Hoek Brown Criterion
mb
s
a0.07733696.89953e-0060.549987
Failure Envelope Range
Application
sig3maxGeneral
1.25MPa
Mohr-Coulomb Fit
c
phi0.05538089.21155MPa
Degrees
Rock Mass Parameters
sigt
sigc
sigcm
Erm-0.000446070.007250840.130171127.256MPa
MPa
MPa
MPa
3. Massa Batuan Type A
Massa batuan ini merupakan endapan olistostrome yang terbentuk
akibat gaya gravitasional berupa proses debris flow dimana dari
hasil pemboran HP-04 matriknya berupa poorly graded sand dan blok
dari metalimestone, ofiolit, rijang, phillite, sekis, genes,
serpentine, metasedimen berdiameter dari centimeter meter. Proporsi
blok terhadap matrik berkisar 20% - 40% (blok mengambang pada
matrik) dengan demikiankekuatan massa batuan sangat tergantung dari
kondisi matriknya. Hasil estimasi dengan software RockLab untuk
massa batuan ini hasilnya terlihat pada Tabel 3.12.Tabel 3.12 Nilai
Parameter Mekanikal Massa Batuan Tipe A
Hoek Brown Classification
sigci
GSI
mi
D
Ei31360.7
600MPa
Hoek Brown Criterion
mb
s
a0.05036493.34282e-0060.569846
Failure Envelope Range
Application
sig3maxGeneral
0.75MPa
Mohr-Coulomb Fit
c
phi0.02339887.05883MPa
Degrees
Rock Mass Parameters
sigt
sigc
sigcm
Erm-0.0001991160.002273570.052949914.0824MPa
MPa
MPa
MPa
Kondisi morfologi dari lokasi lereng headrace pipe seperti
terlihat pada Gambar 3.41 berupa lereng bukit dengan batuan
permukaan batuan clastic limestone sedang bagian kanan lereng
headrace pipe sebagai dataran yang ditempati batuan silt stone clay
stone.
Gambar 3.41Kondisi Morfologi Diambil dari Depan Lereng Headrace
Pipe. Terlihat Lokasi Titik Pemboran HP-04 pada Foto Sisi Kiri
Bawah.
Hanya untuk kondisi permukaan lereng headrace pipe dari hasil
pemetaan geologi pada lereng headrace pipe bagian kiri ditempati
batu gamping klastik dan lereng headrace pipe bagian kanan
ditempati batu lanau.Untuk hasil pemboran HP-04 (dimana dari
permukaan sampai kedalaman 12.60 m (ele. 490.10 502.70 m) berupa
batuan silt stone-clay stone dengan kekuatan mencukupi (nilai N SPT
>50) dan bersifat impermeable (k = 10-6-10-7 cm/detik). Sedang
lereng headrace pipe bagian kiri terdiri batugamping klastik yang
relatif kompak tetapi sangat permeable (mudah meloloskan air).
Adapun foto core hasil pemboran dari titik bor HP-04 terlihat pada
Gambar 3.42.
Gambar 3.42Foto Core Hasil Pemboran dari Titik Bor HP-04 Ked.
0.0 20.0 m (Keseluruhan 38.0 m)
Sistim penggalian yang sesuai dengan menggunakan excavator
karena material penggalian berupa clastik limestone yang relatif
urai dengan boulder tidak terlalu besar dan batuan silt stone clay
stone dengan kekerasan batuan sangat lunak sehingga excavator masih
mampu walaupun agak liat.
Kondisi Geoteknik Lokasi HeadpondUntuk lokasi ini baru 1 titik
pemboran yang dapat mewakili kondisi geologi lokasi Headpond yaitu
titik HP-04 (sayap kanan headpond), dikarenakan area headpond
keseluruhan lahannya belum dibebasakan. Untuk dapat gambaran
kondisi geologi lokasi headpond secara lengkap minimal ada tambahan
3 titik bor lagi sesuai rencana. Ringkasan hasil pemboran titik
HP-04 sebagai berikut :
Kondisi morfologi dari rencana lokasi headpond sangat mendukung
dimana posisi headpond saat ini sebagai cekungan dengan sebelah
kiri berupa lereng bukit dengan batuan permukaan batuan clastic
limestone sedang bagian kanan headpond sebagai dataran yang
ditempati batuan siltstoneclaystone.Gambar 3.7Foto Core Hasil
Pemboran Dari Titik Bor BH-04
Untuk mengurangi pergerakan vertical horizontal perlu penambahan
bore pile pada pondasi, sedang treatment batuan dibutuhkan kontak
grouting pada pondasi bangunan utama headpond dan seluruh lantai
headpond. Fungsi kontak grouting untuk mengkontakkan antara
concrete sama batuan menjadi monolit dan menjaga supaya tidak ada
kebocoran melewati zona lemah antara concrete dan batuan. Treatment
berupa grouting konsolidasi/tirai perlu diaplikasikan untuk
menambah kekuatan dan membuat kedap pada headpond bagian kanan yang
bertumpu pada batugamping klastik.Sistim penggalian yang sesuai
dengan menggunakan excavator karena material penggalian berupa
clastik limestone yang relative urai dengan boulder tidak terlalu
besar dan batuan siltstoneclaystone dengan kekerasan batuan sangat
lunak sehingga excavator masih mampu walaupun agak liat.Kondisi
Geoteknik Lokasi Jalur PenstockSepanjang sekitar 300 m rencana
jalur penstock telah dilakukan 4 titik pemboran dengan hasil
sebagai ringkasan sebagai berikut :
Untuk memastikan fisikal properties dari matrik olistostrome
sepanjang jalur penstock telah diambil 2 contoh matrik yaitu S-4
dengan lokasi sekitar headpond dan S-5 diatas power house dengan
hasil sebagai berikut :
Sistim penggalian dengan menggunakan excavator pada olistostrome
dengan dominasi blok kecil dan perlu menyiapkan sistim blasting
bila menemukan blok yang besar yang tidak mampu digali dengan
excavator.Kondisi Geoteknik Lokasi Power HousePada lokasi ini baru
dilakukan 1 titik pemboran dari 5 titik yang direncanakan dengan
hasil pemboran dapat dirangkum sebagai berikut :
Karena baru 1 titik pemboran yang dilaksanakan belum bisa
menggambarkan secara detail kondisi semua area pondasi dari power
house. Lokasi power house berupa lereng dengan singkapan batuan
pada permukaan semua area ditempati batuan clastic limestone dengan
ketebalan pada hasil pemboran titik PH-01 sebesar 8.5 m. Pada
posisi dibawahnya ditempati endapan olistostrome Type A dengan
ketebalan sekitar 7 m dan dibawahnya merupakan batuan mlange
ofiolit yang sangat keras. Pada kondisi batuan diatas samgat
menguntungkan untuk dijadikan sebagai lokasi power house daripada
lokasi disekitarnya.Bila kita asumsikan penyebaran batuan pada area
power house menyebar secara horizontal seperti titik PH-01, maka
pondasi power house nantinya sangat ideal bertumpu langsung pada
mlange ofiolit yang sangat kuat dengan kombinasi bore pile dan
kontak-konsolidasi grouting. Bore pile akan berfungsi untuk
mengurangi pergerakan vertical dan horizontal. Pada kontak grouting
untuk mengisi rongga antara concrete dan batuan sehingga menjadi
monolit, sedang konsolidasi grouting untuk mengisi rongga-rongga
kekar dan retakan akibat proses penggalian. Grouting juga berfungsi
untuk mengurangi tekanan air pori yang diterima dinding
pondasi.
Sistim penggalian dengan menggunakan excavator pada batuan
clastic limestone dan olistostrome dan perlu menyiapkan sistim
blasting pada penggalian massa batuan melange ofiolit.
Gambar 3.8Foto Core Hasil Pemboran Dari Titik Bor BH-04
3.2 Spesifikasi Mesin dan Peralatan Pendukung PLTA
Spesifikasi mesin pembangkit dan peralatan PLTA Poso-1 dapat
diuraikan sebagai berikut:Spesifikasi PembangkitRegulating
DamKoordinat: X=238.782.230, Y=9.818.252.680
Tipe: Gated
Full supply level (F.S.L): EL.+510,50
Minimum operating level (F.S.L): EL.+506,00
Elevasi mercu: EL.+502,00
Elevasi appron: EL.+495,00
Elevasi kolam olak: EL.+490,00
Jumlah dan dimensi pintu: 5 buah, Lebar = 6 m x Tinggi =
9.3m
Intake
Kapasitas : 375 m3Dimensi inlet: 4 x lebar = 9 m x tinggi = 5
m
Elevasi mercu: EL.+502,00 m
Jumlah dan dimensi pintu: 4 x lebar = 9 m x tinggi = 8,5 m
Pipa Headrace
Tipe: Pipa baja
Dimensi inlet: 4 x lebar = 9m x tinggi = 5m
Diameter dalam: 6,20m
Panjang: 1.13km
Tangki Pendatar (surge tank)Koordinat: X=239.549.610,
Y=9.816.122.170
Tipe: Orrifice, multiple
Diameter: 15m
Tinggi: 20m
Pipa Penstock
Tipe : Pipa baja, terbuka
Diameter: 6,2m, percabangan 4,05 m
Panjang: 237,0m
Powerhouse
Koordinat: X=238.611.390, Y=9.816.325.690
Tipe: Semi underground
Dimensi: panjang 65m, lebar 44m, kedalaman 26,1m
Elevasi center turbin: EL.+451,00 m
Elevasi muka air tailrace (1 unit): EL.+453,50 m
Elevasi muka air tailrace (2 unit): EL.+454,00 m
Power dan energiDebitDebit dengan kehandalan 90%: 125m3/det
Maksimum debit pembangkit: 150 m3/det
HeadGross head: 56.5 m Rated head: 50 m
Power dan energi Kapasitas: 70MW (tahap-1) + 70MW (tahap-2)
Power dengan kehandalan 90%: 52MW
Energi tahunan
Kapasitas 60MW (tahap-1)
Energi primer
: 408 GWh
Energi sekunder
: 13 GWhKapasitas 60MW + 60 MW (tahap-2)
Energi primer
: 408 GWh
Energi sekunder
: 30 GWhPeralatan Pembangkit
Turbin
Tipe : Francis, vertical shaft
Jumlah: 2 unit tahap 1 + 2 unit tahap-2
Rated output: 35.800 kWRated speed: 187.5 rpm
Generator
Tipe: Francis, vertical shaft
Jumlah unit: 2 unit tahap 1 + 2 unit tahap-2
Kapasitas : 35 MW per unitFrekwensi: 50 HzPower factor: 0.9Main
transformer
Tipe : 3 Phase core type 2 winding transformer
suitable for outdoor installation, Oil
immersed, ONAN/ODAFJumlah unit: 1 unit tahap 1 + 1 unit
tahap-2Tegangan: 11/275 kVKapasitas: 90 MVA per unitJalur transmisi
dan gardu induk
Jalur transmisi: PLTA Poso-1 ke Pamona s.sPanjang: 6 kmJumlah
sirkuit: 1 Sirkit tahap 1, 1 Sirkit tahap 2Tegangan: 275
kVKonduktor: ACSRGardu induk
Lokasi: Desa SulewanaFeeder: 275 kV (Double bus)Tabel 3.1Rincian
Pekerjaan Sipil dan M/E
NoUraianVolumeKeterangan
ICIVIL WORKS
1.1Clearing1Lot
1.2Cut & Fill1,900,000m3
1.3Slope Protection1Lot
1.4Access Road, Drainage & Bridge6km
1.5General Construction Facilities1Lot
1.6Cofferdam1Lot
1.7Diversion Channel500m
1.8Regulating Dam
- Dam1Nos
- Pedestrian Bridge1Nos
1.9Intake Structure1Lot
1.10Head Race Pipe1,300m
- Single Line
1.11Surge Tank1Lot
1.12Penstock Foundation300m
1.13Power House1Lot
1.14Tailrace Structure1Lot
IIMETAL WORKS
2.1Dam Regulating Gate3Set
2.2Dam Regulating Stoplog1Set
2.3Dam Scouring Gate1Set
2.4Dam Scouring Stoplog1Set
2.5Intake Gate2Set
2.6Intake Stoplog2Set
2.7Intake Trashrack4Set
2.8Trashboom1Set
2.9Draftube Gate2Set
2.10Trashrack at Intake Penstock1Set
2.11Penstock Pipe300m
2.12Penstock Inlet Valve-Nos
2.13Upper Structure Power House1Lot
2.14Overhead Travelling Crane1Set
IIIMECHANICAL BOP
3.1AIR VENTILATION SYSTEM1LS
3.2CO2 FIRE EXTINGUISHING SYSTEM1LS
3.3COOLING WATER SYSTEM1LS
3.4DEWATERING SYSTEM1LS
3.5DRAINAGE SYSTEM1LS
3.6HYDRANT1LS
3.7COMPRESSED AIR SUPPLY SYSTEM1LS
3.8LUBRICATING OIL SUPPLY AND DRAIN SYSTEM1LS
IVELECTRICAL BOP
4.1Auxiliary Transformer1Lot6 Sets (service 2 units, house 1
unit, Intake & Dam, Station power supply sistem (6.3);
11kV/400V= 2 sets, 400V/20kV = 2 set; 20kV/400 = 2 sets)
4.2MV Switchgear2Set11 kV
4.3Station Power Supply1LotBattery, UPS, PDC, LV Panel
4.4Neutral Grounding Resistor (NGR)2Set
4.5Lighting & Accessories1Lot
4.6Control and protection1LotPLC, SCADA
4.7Cables & Accessories1LotCable Power, control, instrument,
cable tray & Bus Duct
4.8Main Earthing1LotGrounding dan lightning
4.9Communication System1LotPHBX, CCTV, Paging
4.10Automatic Synchronizing Panels2Set
4.1120 kV distribution line (5 km)10Km
4.1220kV Switchgear1Set20 kV distribution line
4.13Fire alarm system1Lot
4.14Telemetering System1Lot
4.15Geotechnic Instruments1Lot
4.16Electrical Installation, Testing & Tools1Lot
VTURBINE & GENERATOR (2 x 35 MW)
5.1Turbine 2Set
5.2Generator2Set11 kV, 35 MVA, 50 Hz
5.3Main Inlet Valve2Set
5.4Governor2Set
5.5Exciter2Set
5.6Turbine Generator Automation Component2Set
5.7Transformer 11kV/275kV - 90 mVA1Set
5.8Transportation1Lot
5.9Test & Commissioning1Lot
VITRANSMISSION LINE
6.1Land Acquisiton4Ha
6.2275 KV Transmisi Pamona - Poso-1 SS6Km
6.3275 KV Poso-1 Substation1Lot
6.4275 KV Pamona Substation 2 Ext Bay1Lot
6.520 KV Distribution Line (6 Km)1Lot
3.3 Jaringan TransmisiPLTA akan dilengkapi 2 unit turbin,
masing-masing 35 MW Vertical Francis Turbine, 35 MW Generator dan
akan dihubungkan ke sebuah 90,000 kVA 11/275kV Main
Transformer.Energi listrik yang dihasilkan pembangkit akan
disalurkan melalui 275 kV Poso-1 Switchyard. 275 kV double circuit
transmission line dengan panjang sekitar 6 km akan dibangun dari
Poso-1 Substation ke Pamona Substation. 275 kV Poso-1 Substation
dan 275 kV Pamona Substation dengan kapasitas 210 MVA dirancang dan
dibangun untuk mengakomodasi energi listrik yang dihasilkan
PLTA.
3.4 Rencana Produksi
Kapasitas PLTA Poso-1 adalah sebesar 2 X 35 MW dan hari operasi
dalam 1 tahun adalah 365 hari. Secara rinci berikut ini adalah
rencana produksi PLTA Poso-1:
Tabel 3.2Rencana Produksi PLTA
Poso-1DESCRIPTIONPROJPROJPROJPROJPROJPROJPROJ
2019202020212022202320242025
PRODUCTION
Net Plant Guarantee (kW)50,100 50,100 50,100 50,100 50,100
50,100 50,100
- Power plant #1 (kW)25,050 25,050 25,050 25,050 25,050 25,050
25,050
- Power plant #2 (kW)25,050 25,050 25,050 25,050 25,050 25,050
25,050
45090
Time / Year (hours)
- Operational Power Plant #1 (hour)8,760 8,760 8,760 8,760 8,760
8,760 8,760
- Operational Power Plant #2 (hour)8,760 8,760 8,760 8,760 8,760
8,760 8,760
73%73%73%73%73%73%73%
Availability Factor
- Power plant #1 (%)90%90%90%90%90%90%90%
- Power plant#2 (%)90%90%90%90%90%90%90%
Time Operation / Year (hours)
- Operational Power Plant #1 (hour)7,884 7,884 7,884 7,884 7,884
7,884 7,884
- Operational Power Plant #2 (hour)7,884 7,884 7,884 7,884 7,884
7,884 7,884
Gross Energy Production per Year
- Power Plant #1 (kWh)197,494,200 197,494,200 197,494,200
197,494,200 197,494,200 197,494,200 197,494,200
- Power Plant #2 (kWh)197,494,200 197,494,200 197,494,200
197,494,200 197,494,200 197,494,200 197,494,200
Total Gross Energy Production394,988,400 394,988,400 394,988,400
394,988,400 394,988,400 394,988,400 394,988,400
100.0%
Annual Energy for Sales
- Power Plant #1 (kWh)197,494,200 197,494,200 197,494,200
197,494,200 197,494,200 197,494,200 197,494,200
- Power Plant #2 (kWh)197,494,200 197,494,200 197,494,200
197,494,200 197,494,200 197,494,200 197,494,200
Total Annual Energy for Sales394,988,400 394,988,400 394,988,400
394,988,400 394,988,400 394,988,400 394,988,400
SALES PRICE
- Based Load Tariff (Cent / kWh)9.50 9.50 9.50 9.50 9.50 9.50
9.50
- Power Plant #1 (kWh)18,762 18,762 18,762 18,762 18,762 18,762
18,762
- Power Plant #2 (kWh)18,762 18,762 18,762 18,762 18,762 18,762
18,762
TOTAL SALES (USD,000)37,524 37,524 37,524 37,524 37,524 37,524
37,524
3.5 Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Air
Adapun sistem PLTA yang akan digunakan oleh PT Poso Energi Satu
Pamona adalah dengan menggunakan Run of River yang dilengkapi
Regulating Dam, dimana PT Poso Energi Satu Pamona akan memanfaatkan
aliran air Sungai Poso yang debitnya diatur oleh Regulating Dam
untuk menggerakan turbin yang selanjutnya akan menggerakkan
generator dan menghasilkan listrik.
Secara umum proses produksi energi listrik pada PLTA pada semua
sistem sebagaimana dijelaskan diatas adalah sama, yaitu
memanfaatkan energi kinetik pada aliran air untuk menghasilkan
energi mekanik yang mampu menggerakkan turbin dan kemudian akan
menggerakkan generator dan membangkitkan energi listrik. Secara
umum skema proses produksi energi listrik pada PLTA adalah sebagai
berikut:Gambar 3.9Skema Ilustrasi PLTA dengan Sistem Run Of River
dengan Regulating Dam
Deskripsi proses produksi listrik di PLTA dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Pond Head
Merupakan kolam tampungan air yang biasanya berada pada lokasi
dengan titik ketinggian yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
mesin-mesin pembangkit PLTA. Kolam tampungan air ini berfungsi
untuk mengumpulkan potensial energi tenaga air sebelum disalurkan
ke penstock.
2. PenstockPipa pesat yang berfungsi untuk mengalirkan air dalam
volume tertentu sehingga diperoleh air yang memiliki laju dan
tekanan yang lebih besar. Laju dan tekanan yang ditimbulkan oleh
air di dalam pipa pesat ini merupakan energi kinetik yang akan
menggerakkan turbin.3. TurbinBerfungsi sebagai motor penggerak
generator. Turbin digerakkan oleh tumbukan dengan air dari dalam
penstock. Energi yang dihasilkan oleh turbin adalah energi mekanis
yang kemudian menggerakkan generator.
4. Generator
Generator berfungsi untuk menghasilkan listrik setelah
digerakkan oleh turbin. Energi yang dihasilkan adalah energi
elektrikal.Gambar 3.10Layout Plan PLTA Poso-1
Gambar 3.11Regulating Dam
3.6 Kontraktor EPCKontraktor EPC pembangunan PLTA Poso-1 yang
telah dijajaki oleh PT Poso Energi Satu Pamona dalam rangka
pembangunan proyek adalah HYDROCHINA, SINOHYDRO dan CNTIC. Adapun
profil HYDROCHINA adalah sebagai berikut:Profil Perusahaan
Nama Perusahaan
: HYDROCHINA
Alamat
: No.2 Beixiaojie Liupukang Dewai Beijing China,100120
Website
: www.hydrochina.com.cn
Tel
: +86-10-5197 3399
Fax
: +86-10-8208 4665E-mail
: [email protected] melakukan alih teknologi dan
kerjasama dengan berbagai organisasi internasional dan
perusahaan-perusahaan di bidang hydropower dan teknologi konservasi
air, teknologi tenaga angin, penelitian ilmiah, dan
sebagainya.HYDROCHINA telah melaksanakan desain, konsultasi,
kontrak E & M atau subkontrak teknik, dan manajemen proyek, di
bidang perencanaan wilayah sungai, proyek pemeliharaan air,
infrastruktur, transportasi, dll.
Beberapa pengalaman proyek HYDROCHINA diluar negeri meliputi
:Tabel 3.3Hydropower Development Planning
ProjectsNo.ProyekNegaraPlanned Installed Capacity (MW)
1Federal Nmaikha River planningMyanmar10,000
2Shweli River hydropower development planningMyanmar1,500
3Nam Loi River hydropower development planningMyanmar1,000
4Shweli River III hydropower development planningMyanmar400
5Nam Hka River hydropower development planningMyanmar300
Tabel 3.4E&M Contracting or Subcontracting Projects
No.ProyekNegaraPlanned Installed Capacity (MW)
1Complete E&M engineering for Quang Tri Hydropower
ProjectVietnam68
2Complete E&M engineering for Se San 4 Hydropower
ProjectVietnam360
3Complete E&M engineering for Son La Hydropower
ProjectVietnam2,400
4Complete E&M engineering for Song Tranh 2 Hydropower
ProjectVietnam190
5Complete E&M engineering for Feke 2 Hydropower
ProjectTurkey70
6Complete E&M engineering for Burcbendi Hydropower
ProjectTurkey28
7Gate and lifter supply for Serangoon Hydropower
ProjectSingapore
Tabel 3.5Hydropower Projects of Investigation & Design
No.ProyekNegaraPlanned Installed Capacity (MW)
1Investigation and design for Bakun Hydropower
StationMalaysia2,400
2Investigation and design for Barotha Hydropower
ProjectPakistan1,475
3Investigation and design for Hutgyi Hydropower
ProjectMyanmar1,320
4Investigation and design for Pak Lay Hydropower
ProjectLaos1,320
5Investigation and design for Pak Ben Hydropower
ProjectLaos1,230
6Feasibility study on the Kunlong Hydropower
ProjectMyanmar1,200
7Investigation and cascades design on Nam Ou RiverLaos1,140
8Investigation and design for Zungeru Hydropower
ProjectNigeria950
9E&M design for Tishrin Hydropower ProjectSyria630
10Investigation and design for SHWELI Hydropower
ProjectMyanmar600
11E&M design for Garolim tidal power ProjectKorea520
12Design and technology services for Rudbar Lorestan Hydropower
ProjectIran450
13Design for BUI Hydropower ProjectGhana400
14Feasibility study on Kariba Hydropower ProjectZambia360
15Investigation and design for Tekeze Hydropower
ProjectEthiopia300
16Investigation and design for Hydropower
ProjectKazakstan300
17Investigation and design for MEMVEELE Hydropower
ProjectCameroon200
18Investigation and design for Kamchay Hydroelectric
ProjectCambodia194.1
19Investigation and design for Paulaung 2 Hydropower
ProjectMyanmar180
20Design for Asahan No.1 Hydropower ProjectIndonesia180
21Investigation and design for the up Paulaung Hydropower
ProjectMyanmar140
22Investigation and design for Allai Khwar Hydropower
ProjectPakistan121
23Design for Fan Hydropower ProjectEthiopia97
24Investigation and design for JINNAH Hydropower
ProjectPakistan96
25Investigation and design for Paudusm Hydropower
ProjectVietnam80
26Investigation and design for Khan Khwar Hydropower
ProjectPakistan72
27Investigation and design for Lagdo Hydropower
ProjectCameroon72
28Investigation and design for Kaduli Hydropower
ProjectGeorgia26
29Investigation and design for Taleghan Hydro-junction
ProjectIran17.8
30Investigation and design for Kesem DamEthiopiaThe dam is 95m
in height and the capacity of the reservoir is 0.5 billion cubic
meters
Tabel 3.6Projects Consulted by HYDROCHINA
No.ProyekNegaraPlanned Installed Capacity (MW)
1Consultancy for metal structure at Bakun Hydropower
ProjectMalaysia2,400
2Design consultancy for RCC dam at Huoi Guang-Ban Chat
Hydropower ProjectVietnam220/520
3Design consultancy at Tongnai 4 Hydropower
ProjectVietnam340
4Consultancy for the construction supervision at Ban Ve
Hydropower ProjectVietnam340
5Consultancy at Srepok III Hydropower ProjectVietnam220
6Consultancy for the supervision work at A Vuong Hydropower
ProjectVietnam210
7Design consultancy for Song Tranh 2 Hydropower
ProjectVietnam190
8Design consultancy at An Khe-Kanak Hydropower
ProjectVietnam173
9Consultancy at Song Bung 4 Hydropower ProjectVietnam156
10Consultancy at Song Bung 2 Hydropower ProjectVietnam108
3.7 Jadwal Pembangunan Proyek
Adapun pembangunan proyek rencananya akan dimulai pada akhir
triwulan I tahun 2015 sampai dengan triwulan IV tahun 2018 dan
diharapkan akan beroperasi pada awal triwulan I tahun 2019.3.8
Kesimpulan
1. PT Poso Energi Satu Pamona pada saat ini berencana membangun
PLTA Poso-1 Tahap 1 dengan kapasitas sebesar 2 x 35 MW. PLTA Poso-1
direncanakan menggunakan Regulating Dam dengan sumber air dari
Sungai Poso. Listrik yang dihasilkan akan disalurkan ke Pamona
Substation.2. Dalam rangka untuk pemilihan jalur dan memperoleh
data-data yang dibutuhkan untuk desain sampai laporan ini dibuat
telah dilakukan 21 titik pemboran dengan panjang 673 m dengan
insitu test berupa DPT/SPT sebanyak 204 test dan permeability test
sebanyak 107 test. Pada sekitar rencana lokasi PLTA Poso-1 juga
telah dilakukan pemetaan geologi lapangan dimana pekerjaan ini
sangat diperlukan untuk memperoleh pemahaman tentang geometri dan
macam dari blok dan matrik olistrostrome ataupun melange sehingga
bisa membuat metode penggalian yang sesuai.3. Spesifikasi teknis
PLTA Poso-1 adalah sebagai berikut:Kapasitas Pembangkit
Rated Capacity : 2 x 35 MW extandable 4 x 35 MW
Hidrologi
Daerah tangkapan : 1754,7 km2
Rata-rata curah hujan tahunan : 3284mm/tahun
Luas tampungan : 362 km2
Elevasi air tertinggi : EL.+510,50 m
Elevasi air terendah : EL.+508,50 m
Elevasi air banjir 100 tahun : EL.+511,00 m
Debit rata-rata : 126,60 m3/det
Debit kompensasi lingkungan : 5 m3/det
Debit dengan kehandalan 90% alami : 60 m3/det
Debit dengan kehandalan 90% regulated: 125 m3/det
Debit banjir 100 tahun alami : 870.66 m3/det
Debit banjir 100 tahun regulated : 850 m3/det
Head
Gross head : 56.5 m
Rated head : 50 m
Energi tahunan
Kapasitas 70 MW (tahap-1)
- Energi primer : 408 GWh
- Energi sekunder : 13 GWh
Kapasitas 70 MW + 70 MW (tahap-2)
- Energi primer : 408 GWh
- Energi sekunder : 30 GWh4. Sistem PLTA yang akan digunakan
oleh PT Poso Energi Satu Pamona adalah dengan menggunakan Run of
River yang dilengkapi Regulating Dam, dimana PT Poso Energi Satu
Pamona akan memanfaatkan aliran air Sungai Poso yang debitnya
diatur oleh Regulating Dam untuk menggerakan turbin yang
selanjutnya akan menggerakkan generator dan menghasilkan listrik.5.
Kapasitas PLTA Poso-1 adalah sebesar 2 X 35 MW dan hari operasi
dalam 1 tahun adalah 365 hari. Secara rinci berikut ini adalah
rencana produksi PLTA Poso-1 :Rencana Produksi PLTA Poso-1
6. Pembangunan proyek rencananya akan dimulai pada akhir
triwulan I tahun 2015 sampai dengan triwulan IV tahun 2018 dan
diharapkan akan beroperasi pada awal triwulan I tahun 2019.
PLTA POSO
PAGE III-38