28 Universitas Kristen Petra 3. PERENCANAAN BANGUNAN 3.1 Tinjauan Umum 3.1.1 Tinjauan Terhadap Sekolah Berdasarkan sistem pendidikannya, sekolah di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu sekolah nasional dan sekolah internasional. Sekolah nasional adalah sekolah yang mengacu dan mengikuti aturan dan sistem pendidikan nasional yang dibuat oleh pemerintah Indonesia. Sedangkan sekolah internasional adalah sekolah yang merujuk pada sistem dari sebuah negara tertentu (Dwi Sunu Pebruanto, 2004). Seiring perjalanan waktu, perkembangan zaman, dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (baca: globalisasi) yang begitu pesat, dirasakan bahwa sistem pendidikan nasional yang kita anut selama ini sudah tidak mampu lagi mengakomodir perkembangan kurikulum dan managemen pembelajaran mutakhir. Ini disebabkan bahwa sistem pendidikan nasional kita terjebak pada hal-hal yang bersifat administrative-oriented, kaku, yang tidak mendorong dan memberi peluang kepada sekolah untuk melakukan inovasi dan kreativitas. Semua aspek dilihat dari sisi administrasi. Format ditentukan; dari perencanaan pembelajaran (silabus, program tahunan, program semester, analisis materi pelajaran, satuan pelajaran, rencana pembelajaran, metode pembelajaran, model tagihan), bentuk rapor, sampai format akreditasi. Semuanya serba seragam. Bahkan kualitas interaksi pembelajaran pun dilihat dari sisi administrasi ini. Maka jangan heran, kalau sekolah kita selama ini terjebak dalam rutinitas berkepanjangan yang membosankan. Dan itu tidak akan meningkatkan mutu pendidikan. Menyadari kondisi sekolah yang demikian, maka muncullah beragam kritikan konstruktif dari kalangan masyarakat peduli pendidikan sebagai ekspresi keprihatinan dan ketidakpuasan mereka. Tidak hanya mengkritik, mereka pun mencari model sistem managemen sekolah yang dapat mengelola kurikulum dan sistem pendidikan nasional yang tidak saja berbasis sekolah dan masyarakat tetapi juga memenuhi standar nasional bahkan internasional.
155
Embed
3. PERENCANAAN BANGUNAN · 28 Universitas Kristen Petra 3. PERENCANAAN BANGUNAN 3.1 Tinjauan Umum 3.1.1 Tinjauan Terhadap Sekolah Berdasarkan sistem pendidikannya, sekolah di Indonesia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
28 Universitas Kristen Petra
3. PERENCANAAN BANGUNAN
3.1 Tinjauan Umum
3.1.1 Tinjauan Terhadap Sekolah
Berdasarkan sistem pendidikannya, sekolah di Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu sekolah nasional dan sekolah
internasional.
Sekolah nasional adalah sekolah yang mengacu dan mengikuti aturan dan
sistem pendidikan nasional yang dibuat oleh pemerintah Indonesia. Sedangkan
sekolah internasional adalah sekolah yang merujuk pada sistem dari sebuah
negara tertentu (Dwi Sunu Pebruanto, 2004).
Seiring perjalanan waktu, perkembangan zaman, dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (baca: globalisasi) yang begitu pesat, dirasakan bahwa
sistem pendidikan nasional yang kita anut selama ini sudah tidak mampu lagi
mengakomodir perkembangan kurikulum dan managemen pembelajaran
mutakhir. Ini disebabkan bahwa sistem pendidikan nasional kita terjebak pada
hal-hal yang bersifat administrative-oriented, kaku, yang tidak mendorong dan
memberi peluang kepada sekolah untuk melakukan inovasi dan kreativitas.
Semua aspek dilihat dari sisi administrasi. Format ditentukan; dari
perencanaan pembelajaran (silabus, program tahunan, program semester, analisis
materi pelajaran, satuan pelajaran, rencana pembelajaran, metode pembelajaran,
model tagihan), bentuk rapor, sampai format akreditasi. Semuanya serba seragam.
Bahkan kualitas interaksi pembelajaran pun dilihat dari sisi administrasi ini. Maka
jangan heran, kalau sekolah kita selama ini terjebak dalam rutinitas
berkepanjangan yang membosankan. Dan itu tidak akan meningkatkan mutu
pendidikan.
Menyadari kondisi sekolah yang demikian, maka muncullah beragam
kritikan konstruktif dari kalangan masyarakat peduli pendidikan sebagai ekspresi
keprihatinan dan ketidakpuasan mereka. Tidak hanya mengkritik,
mereka pun mencari model sistem managemen sekolah yang dapat mengelola
kurikulum dan sistem pendidikan nasional yang tidak saja berbasis sekolah dan
masyarakat tetapi juga memenuhi standar nasional bahkan internasional.
penerangan panggung, dan sebagainya. • Site Development/Pengembangan Tapak
Meliputi semua pekerjaan yang dibutuhkan yang berada dalam batas tapak
dan mulai dari jarak lima kaki dari pinggir bangunan misalnya pematangan
Universitas Kristen Petra
56
tanah dan pengurugan, pemagaran, jalan dan parkir, utilitas, pengembangan
landscape, lapangan atletik, jalan setapak, penerangan tapak, perabotan jalan,
grafika pada tapak, fabrik pengolahan buangan pada tapak, perabotan jalan,
kondisi pondasi yang luar biasa. • Total Construction / Konstruksi Total
Biaya ini menggambarkan anggaran konstruksi keseluruhan, biasanya
merupakan lelang dasar dokumen kontrak. • Site Acquisition and Demolition/Penyediaan tapak dan penggusuran
Uang yang dianggarkan untuk membeli tapak proyek dan atau penggusuran
struktur yang ada. • Moveable Equipment
Kategori ini mencakup semua butir perlengkapan yang dapat digerakkan dan
perabotan-perabotan, tetapi tidak termasuk perlengkapan operasional seperti
mikroskop, buku-buku perpustakaan, dan sebagainya yang dibeli dari dana
operasional. • Fees/Tarif
Merupakan biaya-biaya jasa arsitektur dan engineering dan jasa-jasa
konsultan • Contingency/Cadangan Darurat
Merupakan persentasi dari biaya-biaya konstruksi total yang diikutsertakan
sebagai cadangan darurat pelelangan, dan cadangan konstruksi • Administrative Cost/Biaya Administrasi
Merupakan butir-butir pasal yang ditanggung oleh pemilik pada waktu proses
perencanaan misalnya faktor-tarif legal, survey tapak, pengujian tanah,
asuransi, pengujian material. Biaya administrasi ini terdiri dari Permanent
Financing Cost yang mencakup biaya memperoleh pinjaman seperti
investment banker fee yang menjurus kepada pengeluaran bond (kertas
berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang menyatakan bahwa
uang telah dipinjamkan kepada perusahaan itu dan akan dibayarkan kembali
dengan bunganya) atau sebagai construction loan fee yang dikaitkan kepada
Universitas Kristen Petra
57
banker hipotik, dan Interim Financing Cost yang mencakup semua biaya
keuangan konstruksi untuk meminjam dana konstruksi yang besarnya
berbeda-beda sesuai dengan lama waktu konstruksi.
• Total Budget/ Anggaran total
Menggambarkan anggaran total yang dibutuhkan untuk menempati fasilitas
baru dan atau daerah-daerah yang diperbaiki.
Analisa perkiraan biaya harus sejauh mungkin menyeluruh dan realistis
tanpa keraguan akan apa yang membentuk anggaran total yang dibutuhkan. Saat
luas netto total sebuah proyek ditentukan, maka mudah untuk mencapai efisiensi
yang wajar dan luas kotor keseluruhannya. Luas ini, dikalikan dengan biaya
satuan yang realistis akan menghasilkan biaya bangunan yang diperkirakan yang
mana tergantung perkiraan-perkiraan berbagai butir biaya lainnya. Penggunaan persentasi sejenis sebagai kendali akan menuju kepada
anggaran total yang dibutuhkan. Meskipun demikian, persentasi-persentasi ini
tidak konstan. Mereka harus disesuaikan secara terbalik pada tingkat biaya satuan
yang lebih tinggi dan lebih rendah. Walaupun begitu, persentasi yang
dicantumkan dibawah menunjukkan jangkauan variasi yang biasa, tergantung
pada jenis bangunan dan faktor-faktor lain.
Universitas Kristen Petra
58
Tabel 3.1 Building Cost
Universitas Kristen Petra
59
Sumber : Ariyoto, Kresnohadi. Feasibilty Study : Teknik Evaluasi Gagasan Usaha. Jakarta: Mutiara, 1978, p46
3.1.6.2 INDEKS BIAYA BANGUNAN
Biaya bangunan (baris A dari analisa biaya bangunan) tergantung pada luas
netto total (jumlah keperluan ruang), ratio efisiensi yang wajar dari luas netto
terhadap luas kotor, dan biaya per meter persegi ditingkatkan sampai mid-
konstruksi.
Universitas Kristen Petra
60
3.1.6.3 Jenis-Jenis Kualitas
Jenis-jenis kualitas dipengaruhi oleh biaya per meter persegi dan biaya satuan,
Biaya per meter persegi mewakili kualitas material, sistem dan konstruksi -
kualitas struktur arsitekturnya tetapi luas netto total dan efisiensi bangunan juga
menggambarkan aspek-aspek kualitas fungsional dan spatial.
3.1.6.4 Efisiensi Bangunan
• Nett Asignable Areas/ Luas Netto yang Dapat Diperuntukkan
Mencakup jumlah luas semua ruang-ruang fungsional yang dibutuhkan untuk
melayani program dasar
• Unasigned Areas/Luas Yang Tidak Diperuntukkan
Terdiri dari semua ruang lainnya dalam bangunan, khususnya daerah sirkulasi,
daerah mekanikal, toilet umum, kloset, janitor, gudang yang tidak dapat
diperuntukkan, dinding dan parkir.
• Gross Area /Luas Kotor
Pada hakekatnya menggambarkan jumlah luas yang dapat diperuntukkan dan
luas yang tidak dapat diperuntukkan
• Eficiency Ratio/ Ratio Efisiensi :
Rasio luas netto yang dapat dierptuntukkan terhadap luas yang yang tidak
diperuntukkan yang dinyatakan sebagai persentasi dari luas kotor. Dalam
tahap programming, ratio ini digunakan untuk memproyeksikan kebutuhan
luas kotor total dengan menggunakan kebutuhan luas netto sebagai titik
tolaknya. Metode yang termudah untuk melakukan ini adalah dengan
membagi luas netto dengan persentasi yang menunjukkan luas netto itu.
3.1.6.5 Efisiensi dan Kualitas
Ada aspek tertentu dari kualitas yang secara terbalik proporsional terhadap
sebuah bangunan . Oleh karena itu penting sekali untuk meramalkan dan
menentukan efisiensi yang wajar untuk menunjang kualitas yang diharapkan.
Dengan skala tertinggi dan terendah diujung-ujungnya, penentuan nilai dapat
dibuat mengenai kualitas yang dimaksudkan dan efisiensi yang wajar yang dapat
Universitas Kristen Petra
61
diasumsikan bagi tujuan -tujuan perencanaan. Lebih lanjut, skala ini dapat
diperluas untuk memberikan jangkauan tingkat kualitas yang lebih luas.
3.1.6.6 Komponen Sejenis Ruang yang Tidak Dapat Diperuntukkan
Untuk memungkinkan perbedaan pada jenis-jenis bangunan antara
bangunan-bangunan kelembagaan (institusional) dan umum (civic) maka
distribusi daerah-daerah yang tidak diperuntukkan, yang diperlihatkan dibawah
ini dinyatakan sebagai persentasi-persentasi sejenis atau tipikal dari luas kotor . Denah sirkulaisi mencakup koridor-koridor interior, jalan setapak eksterior
beratap (1/2 dari luas seluruhnya) dan koridor-koridor maya, yang merupakan
derah sirkulasi yang tidak didefinisikan melaui daerah yang diperuntukkan,
seperti pathway melaui ruang lobby yang diprogramkan. Perhatikan bahwa
daerah-daerah sirkulasi , sejauh ini adalah komponen satu-satunya yang terbesar
dari ruang yang tidak diperuntukkan. Daerah mekanikal dan didnding, partisi dan struktur masing-masing dapat
meningkat hingga 12% dalam bangunan-bangunan monumental. Komponen
lainnya dari ruang yang tidak diperuntukkan dapat beragam dari 2% hingga 5%.
Persentasi-persentasi ini dapat digunakan sebagai pedoman hingga persentasi
yang wajar dapat diasumsikan bagi sebuah proyek tertentu
3.1.6.7 Ratio yang Wajar
Perbedaan dalam besaran ruang yang diutamakan, tingkat penghunian,
kebutuan sirkulasi dan kebutuhan mekanikal khusus mengarah kepada rasio-
rasio efisiensi yang berlainan untuk berbagai bangunan
Rasio-rasio efisiensi berikut ini adalah beralasan bagi jenis-jenis bangunan
yang dicantumkan hingga mereka dapat diubah oleh kondisi-kondisi khusus.
Universitas Kristen Petra
62
Tabel 3.2. Rasio
Sumber : Ariyoto, Kresnohadi. Feasibilty Study : Teknik Evaluasi Gagasan
Usaha. Jakarta: Mutiara, 1978, p46
3.1.6.8 Kualitas Konstruksi
Tingkat kualitas konstruksi digambarkan oleh angka biaya satuan seperti
biaya per meter persegi kotor. Biaya-biaya satuan ini hanya menggambarkan
tingkat kualitas konstruksi. Kualitas rata-rata menggambarkan konstruksi yang
berstandar baik dengan servis mekanikal elektrikal yang memadai dan tingkat
penyelesaian rata-rata.
3.1.7 Bangunan Sebagai Integrasi Multi Sistem
Dalam teori integrasi, tujuan utama dari integrasi adalah mereduksi jumlah
waktu, material, energi dan ruang (konservasi waktu, energi dan ruang) yang
Universitas Kristen Petra
63
digunakan dalam suatu bangunan sekaligus meningkatkan jumlah aktifitas yang
dapat dilakukan di dalamnya. Hasil yang akan dicapai adalah suatu keseimbangan. Tujuan berikutnya adalah mencapai kinerja total bangunan yang optimal
baik kinerja spasial, kinerja termal, kualitas udara dalam ruang, kinerja akustik,
kinerja visual, dan integritas bangunan. Terdapat empat sistem utama yang secara deskriptif dapat mewakili suatu
bangunan seutuhnya yaitu sistem struktur bangunan (S) , sistem selunbung
bangunan (E), sistem interior bangunan (I), dan sistem mekanikal bangunan (M). Ekspansi geometrik dari keempat sistem utama ini menghasilkan sebelas
kemungkinan. Variasi dari kombinasi dua, tiga empat sistem yaitu :
kombinasi dua sistem (S+E,S+M,S+I,E+M,E+I,M+I)
kombinasi tiga sistem (S+E+M,S+E+I,E+M+I,S+M+I)
kombinasi empat sistem (S+E+M+I) Keterkaitan antara sistem-sistem utama dapat dinyatakan dengan diagram
yang disebut The Tetrahedron System yang menempatkan masing-masing dari
keempat sistem tersebut pada salah satu titik simpul tetrahedron sehingga
memungkinkan untuk dikaji secara analitis potensi teoritis masing-masing sistem
yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain secara seimbang. Terdapat beebrapa level integrasi yang secara kronologis dari yang
sederhana sampai tertinggi meliputi remote, touching, connected, meshed, unified.
Tingkatan tertinggi yakni unified integration terjadi bilamana sistem-sistem
dipadukan sedemikian rupa sehingga masing-masing sistem mempunyai bentuk
fisik dari sistem yang lain dan tidak dapat dibedakan lagi. Semakin tinggi suatu
bangunan semakin besar kemungkinan integrasi diantara sistem-sistem utama
tadi.
3.2 Konsep Desain
3.2.1Analisa Studi Kelayakan
3.2.1.1 Ikhtisar
Universitas Kristen Petra
64
• Landasan Gagasan Usaha
Revolusi digital telah menyebabkan terjadinya transformasi sosial.
Gelombang ini muncul dalam bentuk generasi baru yang belajar, bekerja,
berkomunikasi, berbelanja dan menciptakan komunitas dengan cara yang
sama sekali berbeda dengan generasi sebelumnya. Komputer dan media-
media digital menjadi bagian yang integral dalam interaksi dan kehidupan
sehari-hari mereka. Sebagai akibatnya, generasi ini menjadi penuh dengan
rasa ingin tahu, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, berani melawan hal-
hal yang umum terjadi, smart, terfokus, mampu beradaptasi, dan berorientasi
global.
Perubahan ini menciptakan kebiasaan belajar baru yang disebut sebagai
interactive learning. Disini, para pembelajar menikmati interaksi dan koneksi
yang lebih banyak dengan orang lain. Mereka berdiskusi dan belajar satu
dengan yang lain dengan guru sebagai partisipan. Bermacam-macam forum
digital memungkinkan mereka untuk melakukan brainstorming, debat dan
saling berbagi informasi dengan orang-orang di seluruh penjuru dunia.
Di Indonesia, hal ini direspons dengan munculnya sekolah-sekolah
unggulan yang berorientasi global. Sekolah-sekolah semacam ini meyediakan
waktu lebih banyak bagi anak-anaknya untuk menggunakan komputer dan
Bahasa Inggris. Tidak jarang, kurikulum yang mereka gunakan pun adalah
hasil dari waralaba dengan salah satu institusi pendidikan formal di negara-
negara lain. Ditambah dengan rancunya kurikulum pendidikan dasar di
Indonesia saat ini, para pelaku pendidikan, khususnya di sektor swasta, mulai
mempertimbangkan untuk mengembangkan usaha di sektor ini.
Bentuk sekolah semacam ini mengalami perkembangan pesat di kota-
kota besar di Indonesia. Beberapa sekolah yang sudah memiliki brand di mata
publik, khususnya Jakarta, antara lain : High Scope Indonesia (HSI),
Madania, Global Jaya, Pelita Harapan, dan Binus School. Tidak jarang pula
ditemui Sekolah Nasional Plus yang telah memiliki murid hingga jenjang
pendidikan tinggi. Sayangnya, belum ada Sekolah Nasional Plus yang
beroperasi hingga jenjang SMU di Surabaya.
Universitas Kristen Petra
65
• Pengertian Sekolah Nasional Plus
Dalam proyek ini, Sekolah nasional Plus adalah sekolah yang
mengguankan kurikulum hasil dari waralaba (franchise) dengan sebuah
institusi pendidikan formal yang telah mapan di salah satu negara bagian di
Amerika Serikat. Bahasa Inggris digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Setiap hari juga selalu disediakan waktu khusus untuk menggunakan
educational software. Sebagian siswa yang bersekolah di sini adalah anak-
anak ekspatriat yang ada di Indonesia, namun mayoritas siwanya tetap berasal
dari Indonesia.
Untuk menunjang statusnya, sekolah nasional plus juga menggunakan
tenaga pengajar dari luar negeri. Selain itu, sekolah semacam ini juga
menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah di luar negeri. Dengan kerja
sama itu, siswa yang bersekolah di sini bisa meneruskan ke sekolah-sekolah
tertentu di luar negeri tanpa harus turun kelas (down grade). Kerja sama ini
juga memudahkan proses tukar menukar guru dan siswa serta adopsi
kurikulum maupun teknik mengajar.
Metoda mengajar yang diterapkan adalah metode dua arah. Para murid
diajar aktif dan berani mengungkapkan pendapat. Metode ini menggunakan
sistem reward dan punishment.
Anak-anak yang bersekolah di sini tidak diberikan pekerjaan rumah
untuk dibawa pulang. Setiap mereka diberi tugas untuk membaca sebuah
buku setiap hari untuk didiskusikan keesokan harinya. Setiap minggu
diberikan satu weekly project yang harus diselesaikan dalam waktu satu
minggu.
• Pemilihan Lahan
Izin untuk usaha ini terbuka dan kota Surabaya diperkirakan merupakan
tempat yang baik untuk usaha ini karena Surabaya adalah kota terbesar kedua
di Indonesia setelah Jakarta. Di Jakarta sudah banyak sekolah yang
menerapkan sistem seperti ini sedangkan di Surabaya, penerapan sistem
pendidikan yang seperti ini baru saja dimulai. Bangunan-bangunan yang ada
Universitas Kristen Petra
66
digunakan untuk menampung kegiatan belajar mengajar hanya di tingkat
pendidikan dasar.
Selain itu, melihat perkembangan pembangunan sekolah-sekolah
semacam ini yang telah ada di Surabaya, didapati kecenderungan yang tinggi
untuk mendirikan bangunan tersebut di dalam sebuah kawasan real-estate.
Hal ini memberikan keuntungan bagi kedua pihak dimana pihak real-estate
diuntungkan dengan adanya bangunan publik yang akan “menghisap massa”
dan dapat menarik orang untuk datang ke kawasan tersebut. Jika kawasan
tersebut ramai maka harga tanah dan properti yang ada di atasnya akan
memiliki kecenderungan yang tinggi untuk meningkat.
Selain itu, dengan memilih lahan di dalam sebuah kawasan real-estate,
pihak pemilik sekolah diuntungkan karena proses pengesahan kepemilikan
atas tanah akan berlangsung lebih cepat dan mudah. Mereka tidak perlu
melakukan pembebasan lahan, menyiapkan AMDAL, dan sebagainya. Selain
itu, harga tanah di dalam sebuah real estate akan jauh lebih murah jika
dibandingkan dengan harga tanah di sisi jalan besar.
Hal lain yang juga menjadi pertimbangan adalah jumlah keluarga,
dengan kondisi ekonomi menegah ke atas, yang memiliki anak-anak usia
sekolah. Daerah dengan komposisi masyarakat yang didominasi oleh
keluarga golongan ini akan lebih potensial bagi pendirian bangunan ini.
Dengan melihat hal-hal tersebut di atas, dan diperkuat dengan
Masterplan Surabaya 2000, mengenai perkembangan kawasan pendidikan,
maka didapati bahwa Bagian Surabaya yang paling potensial untuk
pelaksanaan proyek ini adalah Surabaya Barat, tepatnya di dalam salah satu
kawasan real estate yang sedang berkembang di sana.
• Lingkup Proyek
Lingkup proyek adalah penentuan batasan-batasan dari pekerjaan
pembangunan yang akan diliput oleh proyek. Bangunan sekolah ini akan
menampung aktivitas belajar-mengajar untuk pendidikan lanjutan yaitu
Sekolah Menengah Pertama (SMP )
Universitas Kristen Petra
67
Fasilitas sekolah memperhatikan perkembangan motorik kasar anak.
Area berkumpul didesain sangat luas dan aman. Fasilitas seperti dapur, ruang
makan, dan toilet sangat dijaga kebersihannya. Alat-alat makan disteril
dengan air mendidih sebelum digunakan.
Lingkungan dalam sekolah didesain untuk menjadi lingkungan yang
sangat aman. Tidak ada yang dapat masuk ke dalam lingkungan sekolah tanpa
sepengetahuan dan seijin petugas di sekolah. Termasuk juga para pedagang
makanan dilarang berjualan di depan sekolah.
Selain untuk sekolah, bangunan ini juga direncanakan untuk
menampung aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan setelah jam belajar-
mengajar selesai berupa kegiatan ekstra-kurikuler untuk para siswa sekolah
tersebut.
Proyek ini dalam jangka pendek direncanakan berskala lokal yaitu unuk
kawasan Surabaya barat, jika berhasil akan meluas hingga ke seluruh
Surabaya.
• Tujuan Proyek
Sekolah ini direncanakan untuk menjadi sebuah tempat yang
membangkitkan suasana yang menyenangkan sehingga proses belajar dapat
dinikmati dan belajar tidak lagi menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan.
Hal ini dicapai dengan menggunakan pendekatan terhadap perilaku
penggunanya sehingga akhirnya gedung sekolah ini dapat menjadi sebuah
tempat yang tidak asing lagi bagi mereka.
• Membuka Usaha
Berdasarkan hal-hal di atas akan dijajagi usaha membuka sebuah
Sekolah Menengah Pertama Nasional Plus di Surabaya Sejumlah modal
berupa uang tunai telah tersedia untuk usaha ini dan siap ditanam jika
perhitungan menyimpulkan bahwa proyek ini dapat dilaksanakan
Untuk merealisasi maksud tersebut, hendak dibuat evaluasi segi-segi
pasar, teknis, yuridis, manajemen, dan finansiil dari gagasan usaha ini
Universitas Kristen Petra
68
3.2.1.2 Evaluasi Pasar
Evaluasi ini akan membahas apakah jasa pelayanan yang diciptakan oleh
proyek ini akan memenuhi kebutuhan lingkungannya akan jasa ini. Faktor-faktor
yang diperhitungkan antara lain : kebutuhan akan jasa ini pada masa yang lalu
hingga saat ini dan permintaan akan jasa ini di masa yang akan datang
berdasarkan daya beli yang mampu direalisir oleh perkembangan ekonomi
• Kebutuhan
Kelompok usia yang akan dijangkau adalah usia 12-15 tahun yaitu
anak-anak usia Sekolah Menengah Pertama. Selain itu, kelompuk anak ini
juga adalah anak-anak yang berasal dari keluarga golongan ekonomi menegah
ke atas. Hal ini mengingat fungsi bangunan yang adalah sekolah dan
mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk biaya operasional penyelenggaraan
pendidikan tersebut.
• Kebutuhan Yang Akan Dipenuhi
Usaha yang akan dijalankan ini mengambil bagian pasar 30% saja.
yaitu khususnya keluarga-keluarga yang berdomisili di daerah Surabaya
Barat.
• Saingan Usaha
Di kawasan Surabaya Barat, sekolah semacam ini belum banyak
didirikan. Hanya ada tiga sekolah yang telah memulai usahanya. Sekolah
pertama adalah IPH (Intan Permata Hati). Sekolah ini berlokasi di Plasa Segi
8. Sekolah kedua adalah Great Crystal School. Sekolah ini berlokasi di
Puncak Permai Square dan yang ketiga adalah IVY School. Sekolah ini
berlokasi di Plasa Graha Family.
Dari ketiga sekolah tersebut, hanya Great Crystall School dan IVY
School yang benar-benar berpusat di Surabaya Barat. Sedangkan sekolah IPH
yang ada di Surabaya Barat adalah cabang dari IPH-Nginden. Saat ini, Great
Crystall School sudah merencanakan pendidikan hingga ke jenjang SMP
namun belum memiliki kegiatan belajar mengajar hingga ke jenjang tersebut
Universitas Kristen Petra
69
sedangkan IVY School baru saja memulai usaha ini dan saat ini hanya
memiliki kelas hingga tingkat Kindergaten, namun mereka merencanakan
untuk menambah kelas hingga SD kelas 6.
• Sasaran dan Selera
Sasaran adalah keluarga dengan kondisi ekonomi menegah ke atas,
yang memiliki anak-anak usia sekolah. dan mampu membayar tarif sekolah
yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tarif di sekolah nasional biasa
3.2.1.3 Evaluasi Teknis
• Lokasi Usaha
Bangunan untuk usaha pendidikan ini akan di dirikan di dalam kawasan
salah satu real-estate yang ada di Surabaya tepatnya di Royal Residence-
Surabaya pada area yang diperuntukkan bagi usaha pendidikan (site terlampir)
Bangunan ini akan menempati lahan seluas 17.000 m2
• Luas Ruang dan Jenis Ruang Yang Diperlukan
Untuk mengetahui luas areal/lahan yang dibutuhkan untuk proyek ini,
perhitungan luas lantai bangunan menjadi faktor utama yang mempengaruhi.
Luasan bangunan total didapat dengan menghitung luas tiap-tiap ruang yang
ada pada bangunan ini. Secara garis besar perkiraan kebutuhan ruang dan
luasannya dapat pada tabel luasan ruang.
• Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air diusahakan dari aliran air minum kota (PDAM). Jika
kapasitas air yang dapat disediakan oleh PDAM tidak mencukupi maka akan
digunakan air dari sumur pompa sebagai tambahan. Air bersih ini akan
disimpan pada tandon atas untuk kemudian dipompa ke lantai-lantai yang
membutuhkan.
Penggunaan tandon atas memiliki beberapa kelebihan. Salah satunya
adalah penghematan dalam penggunaan listrik. Jika listrik mati air bisa tetap
dialirkan tanpa bantuan pompa. Hal ini akan membuat pompa lebih tahan
Universitas Kristen Petra
70
lama. Untuk tandon atas, kapasitasnya adalah gabungan dari kapasitas air
bersih dan air kebakaran. Tandon atas ini dibagi menjadi dua ruangan agar
pengurasan dapat dilakukan lebih mudah dan agar distribusi air selama
pengurasan tetap berjalan.
Untuk pemipaan, air disalurkan melalui pipa yang ada dalam shaft. Pipa
yang digunakan adalah pipa jenis GIP (Galvanized Iron Pipe). Pemilihan jenis
pipa ini disesuaiakan dengan tekanan kerja pada pipa.
Pompa distribusi yang digunakan adalah pompa sentrifugal dengan
penggerak motor listrik dan motor diesel. Pompa utama diperlengkapi dengan
pompa cadangan dan jockey. Jockey berfungsi untuk memacu air sedangkan
pompa cadangan berfungsi sebagai partner bagi pompa utama.
• Kebutuhan Listrik
Sistem distribusi tenaga listrik dimulai dari supply tegangan menengah
20 kV dari jaringan PLN yang terdekat dan diterima di panel TM (tegangan
menegah) yang ada di ruang utilitas. Dari panel TM supply daya akan
ditransfer ke panel distribusi utama (main distribusion panel-MDP) TR
(tegangan rendah) melalui beberapa unit transformator penurun tegangan
dengan kapasitas yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Sistem distribusi
ini akan menggunkan tipe radial dimana tiap pusat beban akan langsung di-
suplly dari panel distribusi utama TR melalui kabel daya
Khusus untuk beban pemadam kebakaran seperti pompa hidran dan
semua peralatan penunjang baik untuk peringatan, pemadaman dan evakuasi
harus menggunakan kabel tahan api.
Sistem proteksi yang digunakan unutk mengurangi/menghilangkan
bahaya lanjut dari suatu gangguann pada sistem distribusi listrik adalah
tanah (earth fault), proteksi daya balik (power reverse), proteksi sambaran
petir (lightning stroke) dan surja hubung (switching surge)
Universitas Kristen Petra
71
Grounding sistem listrik akan digunakan sistem TN-C dan TN-S.
Grounding khusus harus disiapkan untuk peralatan yang sensitif seperti
komputer, PABX, dan CCTV
Semua sistem yang menyangkut keselamatan seseorang mendapatkan
prioritas utama antara lain : sitem deteksi kebakaran, fan untuk peresurisasi,
fan utnuk menghisap asap, pompa kebakaran sistem komunikasi untuk
evakuasi.
Selain itu, daya listrik darurat akan didistribusikan pada Lampu
penerangan (50-60 %), power outlets /receptacle (100 %), sistem tata udara
dengan kapasitas agak berkurang
• Alat Transportasi
Melihat bervariasinya kebutuhan masing-masing jenjang pendidikan
akan alat transportasi maka dibutuhkan satu buah mobil.
• Rencana Layout Ruang Dan Bangunan
Disertakan skema kasar untuk memberikan gambaran pembagian ruang
(terlampir)
• Perihal Para Siswa
Dilakukan generalisasi terhadap para siswa yaitu siswa SMP secara
umum dengan segala aspek perkembangannya
3.2.1.4. Evaluasi Management
• Struktur Organisasi
Universitas Kristen Petra
72
Tabel 3.3. Struktur Organisasi
• Deskripsi Tugas-Tugas
The Board of Education merupakan dewan pengelola yang menyusun,
menetapkan langkah-langkah kebijakan dan arah gerak dari sekolah yang
bersangkutan terutama dalam masalah-masalah program pendidikan yang
dijalankan. Tugas lainnya adalah melakukan pengawasan secara menyeluruh
terhadap jalannya sekolah
Superintendent bertanggung jawab terhadap semua aspek pelaksanaan,
usaha-usaha peningkatan mutu yang dilakukan dan seluruh kegiatan belajar
dan mengajar yang dilaksanakan di sekolah, bertugas membawahi principal
dari SD hingga SMA, sebagai koordinator bidang administrasi, bussines,
maintenance dan facilities serta memberi pertanggungjawaban kepada pihak
The Board of Education
THE BOARD OF EDUCATION
SUPERINTENDENT
Maintenance Staff Maintenance
Assistant
Adminis-trative
Assistant
Business Manager
Security
Information
Staff
Accounting
Cashier
Principal Elementary
School Principal High
School Principal
Middle School
Guidance Councellor
Guidance Councellor
Guidance Councellor
Teaching Staff Pre-
Kindergarten Teaching Staff Kindergarten
Teaching Staff Teaching Staff
Facilities Staff Facilities
Assistant
Universitas Kristen Petra
73
Principal adalah koordinator dari para guru, bertugas untuk meminta
pertanggungjawaban dari para guru, bertanggung jawab penuh dalam
pelaksanaan peraturan sekolah dan kurikulum
Teaching Staff bertanggung jawab penuh kepada principal terutama
dalam masalah pelaksanaan kurikulum, dan juga sebagai tenaga pengajar
Guidance Counsellor merupakan pihak yang memberi bimbingan dan
nasihat pada siswa, memberi informasi pada siswa dalam usaha unutk
meningkatkan pengetahuan, memberi informasi kepada pihak sekolah dan
orang tua mengenai perkembangan siswa yang bersangkutan
Administration Assistant bertugas sebagai koordinator bagian
administrasi, bertanggung jawab atas masalah data dan arsip, membawahi
sejumlah staff administrasi, bertugas memberi informasi pada pihak luar
mengenai sekolah yang bersangkutan
Administration Staff bertanggung jawab kepada administration
assistant, bertugas dalam pengolahan data dan arsip
Information staff bertugas memberi info pada pihak yang
membutuhkan, bertanggung jawab kepada administration assistant
Bussiness Manager bertugas sebagi koordinator bagian finansial
sekolah, mengontrol besarnya pemasukan dan pengeluaran sekolah, memberi
pertanggungjawaban kepada superintendent
Sekuriti bertugas mengawasi sirkulasi keluar dan masuk lingkungan
sekolah selama kegiatan belajar/mengajar, bertanggung jawab kepada
Administration Assistant, menjaga keamanan lingkungan sekolah
Accounting Staff bertugas melakukan pencatatan finansial yang terjadi,
memberi pertanggungjawaban kepada Bussiness Manager.
Cashier bertugas melakukan pencatatan terhadap sirkulasi uang yang
terjadi, memberi pertanggungjawaban kepada Business Manager
Maintenance Assistant bertugas untuk mengkoordinir penyediaan
perabot dan peralatan yang dibutuhkan bagi kegiatan belajar/mengajar,
bertanggung jawab terhadap masalah pemeliharaan dan perbaikan fisik
bangunan dan fasilitas yang ada, memberi pertanggungjawaban kepada
superintendent
Universitas Kristen Petra
74
Maintenance Staff bertugas menagani masalah teknis bangunan,
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan perbaikan dan pemeliharaan
bangunan, menyediakan peralatan dan perabot yang diperlukan sesuai
permintaan, bekerja di bawah pimpinan Maintenance Assistant
Facilities Assistant bertugas mengkoordinasi penggunaan fasilitas-
fasilitas diluar fasilitas kelas yang dipakai bersama, bertanggung jawab
kepada superintendent
Facilities Staff bertugas mengelola pemakaian fasilitas-fasilitas pada
bangunan, bertanggung jawab kepada Facilities Assistant
• Sistem dan Prosedur
Sistem dan prosedur akan ditetapkan kemudian terutama dalam segi
keuangan dan yang lain yang dianggap penting misalnya dalam hal pembelian
material pengajaran.
3.2.1.5. Evaluasi Yuridis
• Badan Usaha
Bentukan badan usaha akan berupa yayasan dan anggaran dasarnya akan
dibuat bersama-sama partner usaha.
Untuk menetapkan personalia penanggung jawab usaha akan dicari
seseorang yang mampu dan sanggup memimpin usaha ini dan bertanggung
jawab pada yayasan. Orang tersebut akan menerima gaji dan bonus
Status Usaha merupakan gabungan modal uang dan keterampilan. Jenis
Usaha adalah usaha jasa pendidikan yang akan berdomisili di Royal
Residence-Surabaya.
• Izin-Izin
Dalam persoalan perizinan saat ini tidak ada masalah dan sampai saat ini
izin masih terbuka
• Perjanjian-Perjanjian
Perjanjian akan dipikirkan kemudian.
Universitas Kristen Petra
75
• Pajak-Pajak
Usaha ini akan dikenakan pajak PPn 5% dan pajak perseroan 45% yang
ditarik pada akhir tahun pada keadaan usaha memperoleh keuntungan
3.2.1.6 Evaluasi Finansiil
• Kebutuhan Modal Investasi
Modal investasi diperlukan untuk :
Biaya Bangunan
Nett Area : Efficiency Ratio = Gross Area
13.698 m2 : 0,7 = 19.568 m2
Gross Area x Unit Cost = Building Cost
Unit Cost = Rp 1.500.000 x 1,265 = Rp 1.897.500
19.568 x Rp 1.897.500 = Rp 37.130.280.000
Fixed Equipment
12% x Biaya Bangunan =
12% x Rp 37.130.280.000 = Rp 4.455.633.600
Pengembangan Tapak
15% x Biaya Bangunan =
15% x Rp 37.130.280.000 = Rp 5.569.542.000
Konstruksi Total
Biaya Bangunan + Perlengkapan Tetap + Pengembangan Tapak =
Rp 37.130.280.000 + Rp 4.455.633.600+ Rp 5.569.542.000 =
Rp 47.155.455.600
Penyediaan Tapak
Luas tanah x harga per m2 =
18.132,3 m2 x Rp 1.200.000 = Rp 21.758.760.000
Perlengkapan Bergerak
12 % x Biaya Bangunan =
12% x Rp 37.130.280.000 = Rp 4.455.633.600
Tarif
7 % x Biaya Bangunan =
7% x Rp 37.130.280.000 = Rp 2.599.119.600
Universitas Kristen Petra
76
Cadangan Darurat
10% Biaya Bangunan =
10% x Rp 37.130.280.000 = Rp 3.713.028.000
Biaya Administrasi
1% x Biaya Bangunan =
1 % x Rp 37.130.280.000 = Rp 371.302.800
Biaya Total =
Biaya Konstruksi + Penyediaan Lahan + Perlengkapan Bergerak + Tarif
+ Cadangan Darurat + Biaya Administrasi =
Rp 80.053.299.600
Rekapitulasi
Biaya bangunan……………Rp 37.130.280.000
Perlengkapan Tetap……….Rp 4.455.633.600
Pengembangan Tapak……..Rp 5.569.542.000
Konstruksi Total…………..Rp 47.155.455.600
Penyediaan Tapak…………Rp 21.758.760.000
Perlengkapan Bergerak…… Rp 4.455.633.600
Tarif………………………..Rp 2.599.119.600
Cadangan Darurat………….Rp 3.713.028.000
Biaya Administrasi …………Rp 371.302.800
Anggaran total……………..Rp 127.208.755.200
3.2.2 Analisa Kebutuhan Ruang
Rekapitulasi : Luas Total Fasilitas Utama : 2258.28 m2
Luas Total Labolatorium : 359,32 m2
Luas Total Fasilitas Olah Raga 836,82 m2
Luas Total Fasilitas Penunjang 1196,14 m2
Luas Fasilitas Pelengkap Pendidikan : 1384.95 m2
Luas Total Fasilitas Pelengkap Non Pendidikan : 132,19 m2
Luas Fasilitas Pelengkap : 838,57 m2
Luas total Fasilitas Administratif : 324.76 m2
Universitas Kristen Petra
77
Luas total Fasilitas Service : 4276.95 m2
Perhitungan kebutuhan untuk masing-masing ruangan dapat dilihat di lampiran. 3.2.3 Analisa Perilaku Siswa SMP
Universitas Kristen Petra
61
KARAKTER ISTIK ANAK
SMP
PENJABARAN PENGARUH TEKNOLOGI
DIGITAL
KESULITAN PERILAKU YANG
MENDUKUNG
KEBUTUHAN RUANG
TUNTUTAN DESAIN
Heterogen
Anak SMP yang mendaftar dapat berasal dari SD mana saja dan mereka akan memperoleh banyak teman baru.
Mereka tidak lagi mementingkan suku, ras dan agama
Anak-anak harus diperlakukan sebgai individu yang berbeda, tidak disamaratakan dengan teman-teman lainnya dalam kelompok tersebut
Anak-anak dapat dikelompok kan dalam kelompok-kelompok untuk belajar bersama-sama
Kelas-kelas Tempat untuk berkumpul bersama
Fasilitas yang disediakan harus lebih banyak, kualitas dan kuantitas tenagapenagjar ditingkatkan
Minat setiap nank sudah terlihat dan mereka akan menemui anak dengan minat yang berbeda.
Kesempatan untuk memperoleh informasi di bidang yang mereka minati melalui radio, TV, majalah, buku,
Mereka akan mengembangakn diri dan mencari tahu sesuai dengan bidang yang mereka minati
Perpustakaan Computer centre Kelas Ruang-ruang untuk diskusi
Ruang kelas tidak sekedar menajdi kelas tetapi juga menjasi “subject centre” misalnya: science centre, mathematic centre, etc
Aktivitas kelompok sangat menarik mereka dan mereka dapat menghabiskan seluruh waktunya hanya untuk beraktivitas dengan teman-temannya.
dotA e-mail chatting
Perilaku mereka akan menyesuaikan dengan tuntutan dari kelompoknya masing-masing
Melalui kelompok ini anak-anak belajar mengenai moral dan bagaimana perilaku yang benar untuk bersosialisasi
Ruang-ruang private untuk kelompok-kelompok kecil
“kitty corner”
Universitas Kristen Petra
62
KARAKTERIS
TIK ANAK SMP
PENJABARAN PENGARUH TEKNOLOGI
DIGITAL
KESULITAN PERILAKU YANG
MENDUKUNG
KEBUTUHAN RUANG
TUNTUTAN DESAIN
ADOLESENCE Pertumbuhan fisik
Anak-anak perempuan mengalami kematangan fisik lebih dahulu. Anak-anak perempuan pada umumnya lebih tinggi dan lebih berat daripada anak laki-laki.
Anak-anak yang “dewasa lebih dahulu” atau “terlambat dewasa” dapat megalami perlakuan yang berbeda dari kelompoknya dan menyebabkan mereka merasa “tertolak”
Merka mau dibimbing orang yang mereka anggap sebagai sosok yang dewasa dan mereka hormati/idolakan
Ruang-ruang khusus untuk bimbingan dan konseling
Butuh ruang dimana siswa dapat berdiskusi dengan gurunya secara pribadi
Perkembangan fisik anak pada usia dan jenis kelamin yang sama bisa sangat berbeda
Universitas Kristen Petra
63
KARAKTERIS
TIK ANAK SMP
PENJABARAN PENGARUH TEKNOLOGI
DIGITAL
KESULITAN PERILAKU YANG
MENDUKUNG
KEBUTUHAN RUANG
TUNTUTAN DESAIN
Tanda-tanda seksual primer dan sekunder mulai berkembang.
Iklan-iklan yang meunjukkan “kesempurnaan fisik”, hubungan antara fisik yang menarik dengan popularitas,
Ketidakpopuleran akan menghasilkan perasaan kesepian
Perkembangan mental dan intelegensi
Akan ditemui perkembangan mental dan intelegensi yang berbeda-beda antara anak dalam satu kelas.
Aktivitas harus diesuaikan dengan kematangan tiap murid. Aktivitas yang diberikan sebelum mereka siap akan menghasilkan konflik, tingkat penguasaan yang rendah, atau penguasaan yagn akan segera dilupakan.
Ruang bimbingan khusus
Di dalam tiap kelas harus disediakan ruang bimbingan khusus untuk 1 guru dan maksimal 2 siswa
Universitas Kristen Petra
64
KARAKTERISTIK ANAK
SMP
PENJABARAN PENGARUH TEKNOLOGI
DIGITAL
KESULITAN PERILAKU YANG
MENDUKUNG
KEBUTUHAN RUANG
TUNTUTAN DESAIN
Beberapa anak membutuhkan waktu belajar yang lebih lma
Butuh ruan belajar privat di tiap kelas untuk guru emmbimbing satu atau dua orang secara khusus
Perkembagnan moral dan emosional
Anak-anak sedang engalami badai emosional dan stress dikarenakan perubahan fisik dan tekanan dari lingkungan yang mereka alami
Positif : Media-media digital dapat dijadikan sarana unutk menumpahkan emosi Negative : media digital menambah stress dengan menyajikan fantasi-fantasi yagn mustahil untuk dipenuhi
Mengganggu konsentrasi belajar
Universitas Kristen Petra
65
KARAKTERISTIK ANAK
SMP
PENJABARAN PENGARUH TEKNOLOGI
DIGITAL
KESULITAN PERILAKU YANG
MENDUKUNG
KEBUTUHAN RUANG
TUNTUTAN DESAIN
ADOLESCENCE CULTURE
Peer culture
Teman sebaya memberi pengaruh yang sangat penting Mereka lebih mempercayai dan “mendengarkan” perkataan teman-teman mereka
Informasi dari Guru menjadi “tidak begitu penting”
Arahkan mereka untuk mencari tahu dan memperoleh informasi dari teman-teman mereka (saling memberi tahu)
Ruang kelas
Kelas harus didesain agar mereka daapt belajar secara berkelompok dengan nyaman dan membuat mereka merasa “diterima”
Partisipasi dalm kegitan oleh raga menjadi sarana bagi siswa laki-laki untuk memperoleh statusnya
e-sport : winning eleven
Mereka seringkalimenghabiskan waktu lebih untuk “berolahraga” daripada untuk belajar
Lapangan outdoor
Desain tempat untuk berolah raga : “to see and to be seen”
Universitas Kristen Petra
66
KARAKTERISTIK ANAK
SMP
PENJABARAN PENGARUH TEKNOLOGI
DIGITAL
KESULITAN PERILAKU YANG
MENDUKUNG
KEBUTUHAN RUANG
TUNTUTAN DESAIN
Hubungan yang sukses denagn anak laki-laki menjadi simbol status bagi anak perempuan.
Ruang-ruang privat untuk bersosialisasi
Ruagn-ruang privat yang terawasi
Kesuksesan dalam pelajaran dihargai secara berbeda dan seringkali menghasilkan penghukuman dari kelompoknya
Aktivitas social
Jalan-jalan ke mall, pertandingan olehraga sekolah, berkendaraan bersama, perayaan-perayaan, keluar malam, OSIS
Aktivitas social bersaing dengan aktivitas untuk belajar (dalam hal waktu)
Ruang / zona khusus untuk siswa
pengawasan
Mereka menghabiskan uang sakunya untuk aktivitas ini
Universitas Kristen Petra
67
KARAKTERISTIK ANAK SMP
PENJABARAN PENGARUH TEKNOLOGI DIGITAL
KESULITAN PERILAKU YANG MENDUKUNG
KEBUTUHAN RUANG
TUNTUTAN DESAIN
Timbul konflik anatara orang tua dengan teman-teman mereka katrena orang tua tidak suka dengan teman-teman mereka.
Media massa
Remaja adalah pangsa pasar yang paling ideal untuk media komunikasi
Media massa menjadi kontributor utama yang akan mengkonfrontasikan kepercayaan, sikap dan tingkah laku mereka
Penggunaan media digital dpat menimbulkan miss-komunikasi dengan orang tua mereka yang melihat sisi negatif dari informasi yang disampaikan oleh media tersebut
Universitas Kristen Petra
68
KARAKTERIS
TIK ANAK SMP
PENJABARAN PENGARUH TEKNOLOGI
DIGITAL
KESULITAN PERILAKU YANG
MENDUKUNG
KEBUTUHAN RUANG
TUNTUTAN DESAIN
Mereka sedang membangun rasa percaya diri mereka
Skills are intellectual Mereka yang tidak cakap secara fisik akan berusaha untuk membangun kemampuan otak dan pengetahuan mereka dan hal ini sangat dipermudah dengan adanya media-media digital
(salah satunya) Electronic pollution Radiasi dari monitor dan peralatan elektronika lainnya
(salah satunya) Yang berkembang adalah hand-eye coordination
Anak prempuan ingin berteman dekat dengan anak laki-laki sedangkan kebudayaan yang ada tidak mengizinkan mereka untuk “memulai lebih dahulu”
Universitas Kristen Petra
69
KARAKTERIS
TIK ANAK SMP
PENJABARAN PENGARUH TEKNOLOGI
DIGITAL
KESULITAN PERILAKU YANG
MENDUKUNG
KEBUTUHAN RUANG
TUNTUTAN DESAIN
Home ,school and community centered
Mereka menginginkan ruangan yang dapat menjadi milik mereka pribadi dan tempat untuk menyimpan barang-barang pribadi mereka
Computer memnuat belajar jadi personal (personalized learning)
Beberapa computer di tiap kelas
Mereka sedang menanti masa dimana mereka tidak perlu lagi “meminta izin” kepada orang tua unutk melakukan segala sesuatunya
Mereka belum dapat menerima perubahan secara katastropik
Universitas Kristen Petra
70
KARAKTERISTIK ANAK
SMP
PENJABARAN PENGARUH TEKNOLOGI
DIGITAL
KESULITAN PERILAKU YANG
MENDUKUNG
KEBUTUHAN RUANG
TUNTUTAN DESAIN
Mereka menyukai ssuatu yang instant dan tidak menyukai proses
Universitas Kristen Petra
101
3.3 Perencanaan Bangunan
3.3.1 Fasilitas Bangunan
Fasilitas-fasilitas yang ada pada proyek dapat dibagi sebagai berikut :
Fasilitas utama yang terdiri dari ruang-ruang kelas dan ruang guru
Gambar 3.1 General Classrooms
Fasiltas penunjang yaitu gymnasium dan perpustakaan
Gambar 3.2 Gymnasium
Universitas Kristen Petra
102
Gambae 3.3 Library
Fasilitas pelengkap yaitu auditorium dan kantin
Gambar 3.4 Meeting Room
Fasilitas administrative berupa kantor-kantor pengelola
Fasiltias service
Luasan fasilitas hasil perancangan lebih besar daripada perhitungan luasan
bangunan pada perencanaan karena adanya beberapa faktor yaitu :
Universitas Kristen Petra
103
Bentukan masa bangunan disesuaikan dengan modul bangunan
Penggunaan konsep sirkulasi yang membuat suatu atrium yang luas dengan
void yang memungkinkan orang di lantai satu dapat melihat ke lantai dua, dimana
dalam perhitungan semula hal ini dihitung hanya sebagai hall kecil saja.
Gambar 3.5 Hall di depan kelas
3.3.2 Pola Penataan Massa Bangunan
Bangunan direncanakan sebagai bangunan satu massa yang terdiri dari
bangunan entrance, bangunan administrasi, ruang-ruang kelas, kantin,
perpustakaan, dan gymnasium. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
pengawasan antar fasilitas.
Universitas Kristen Petra
104
Gambar 3.6 Site Plan
Bentuk bangunan diambil dari perilaku siswa ketika belajar yaitu dari konsep
“moving class” itu sendiri dimana bentukan yang linier cenderung membuat orang
untuk bergerak (D.K. Ching).
Penataan ruang dipengaruhi oleh modul kelas.
Mengingat fungsi dari ruang-ruang tersebut sebagian besar adalah sebagai
ruang kelas yang memerlukan privacy-nya masing-masing maka ruang tidak
didesain untuk menjadi ruang-ruang yang menyatu (unbroken space) sehingga
dengan demikian setiap peserta didik akan lebih mudah untuk berkonsentrasi.
Namun, mengingat tahap perkembangan anak SMP yang telah mulai untuk
berpikir secara abstrak maka penataan zona-zona belajar di dalam kelas tidak
dibatasi dengan partisi fisik sehingga terjadi open plan arrangement di dalam
kelas.
Ruang sirkulasi yang menghubungkan ruang-ruang yang ada dalam bangunan
akan menempati luas sekitar 30% dari luas bangunan. Sedangkan bentuk dari
ruang-ruang sirkulasi ini adalah berupa koridor.. Selain itu sirkulasi berupa
koridor akan cenderung membuat orang yang berada didalamnya untuk bergerak
sehingga diharapkan setelah keingintahuan anak tersebut terangsang, mereka akan
bergerak untuk mencari jawaban atas keingintahuan tersebut.
Universitas Kristen Petra
105
Peletakan bangunan di atas tapak juga dipengaruhi oleh peraturan daerah
setempat yaitu GSB sehingga bangunan dimundurkan 5 meter dari jalan. Pola lalu lintas di luar tapak mempengaruhi peletakan pintu masuk baik
pintu masuk utama maupun pintu masuk samping (side enterance). Peletakan
pintu masuk ini akan mempengaruhi orientasi bangunan . Main enterance
bangunan akan dihadapkan ke jalan utama namun pintu masuk bagi kendaraan
bermotor dipisahkan sehingga tidak terjadi kemacetan.
Bangunan di sekitar tapak tidak mempengaruhi orientasi bangunan karena di
sekitar tapak belum terdapat landmark.
Gambar 3.7. Perspektif Bird Eye View
3.3.3 Bentuk dan Tampilan Bangunan
Bangunan dirancang untuk kontras dengan lingkungan sekitarnya namun
tidak ekstrem sehingga masih terlihat kesinambungan atara bangunan dengan
kawasannya. Karena Royal Residence adalah kawasan real estate yang
menggunakan style klasik maka bangunan ini juga menggunakan style klasik,
namun ada tuntutan agar bangunan ini menjadi landmark. Oleh karena itu
bangunan harus terlihat lebih megah sehingga akhirnya dipilih style klasik yang
mengarah pada puri (castle) di zaman klasik
Universitas Kristen Petra
106
Bangunan dirancang agar memberikan kesan bahwa anak-anak aman
didalamnya. Oleh karena itu bangunan harus terkesan kokoh
Gambar 3.8. Tampak Depan
Bangunan juga dirancang agar agar timbul kesan bahwa anak-anak tidak
perlu takut untuk masuk ke dalamnya. Hal ini dicapai dengan menggunakan
permainan skala khususnya pada pintu masuk. Skala yang digunakan adalah skala
manusia dan bukan skala monumental/keagungan.
Gambar 3.9 Perspektif Entrance
Bangunan sengaja didesain mengikuti tipologi sekolah pada umumnya agar
dapat menunjukkan bahwa bangunan ini adalah sekolah formal namun memiliki
nilai plus
Universitas Kristen Petra
107
Denah merupakan bentuk geometris yang menyatakan kesederhanaan.
Gambar 3.10 Lay Out Plan
Bentuk yang menjadi point of interest diletakkan pada ending dari
keseluruhan sirkulasi linier. Didalamnya adalah perpustakaan. Bentuk ini menjadi
point of interest karena ukurannya yang lebih besar dan tinggi serta kemiringan
atapnya yang lebih curam Dengan demikian, gedung ini akan menonjol dalam skala urban dan dapat
menjadi salah satu marketing tools yang efektif untuk membangun brand dan
memperkuat positioning sekolah di mata publik. Selain itu, bangunan ini akan
menjadi landmark pada skyline Surabaya Barat dan menjadi salah satu ikon yang
akan menegaskan progres dan perkembangan ekonomi finansial yang signifikan
dari kawasan ini.
3.3.4 Penataan Ruang dalam Bangunan
Susunan dan pengelompokan ruang diatur menurut kebutuhan dari tiap
zoning. Bagian selatan yang berbatasan dengan jalan local primer digunakan
untuk fasilitas umum yaitu auditorium, gymnasium, kantin dan loading dock
dimana persyaratan dari kedua fasilitas ini tidak menuntut ketenangan.
Universitas Kristen Petra
108
Bagian barat tepatnya di sisi belakang tapak digunakan untuk kelas-kelas
karena daerah ini adalah daerah yang paling tenang. Bagian timur tapak di sebelah
belakang digunakan untuk kolam. Adanya kolam disini dimaksudkan sebagai
perluasan sungai yang mengalir di sisi timur tapak.
Gambar 3.11 Penataan Ruang
Gambar 3.12 Perspektif Kolam
Universitas Kristen Petra
109
3.3.5 Sistem Struktur
Struktur yang digunakan adalah struktur rangka dengan kolom dan balok
beton. Pada ruang konferensi digunakan balok beton prestress untuk memenuhi
tuntutan akan bentangan yang lebar. Sedangkan dimensi untuk balok yang lain
merupakan kelipatan 18 cm dimana 18 cm adalah modul kayu bekisting yang
umum digunakan di lapangan.
Gambar 3.13 Axonometri Struktur
Pemilihan sistem struktur juga dipengaruhi oleh modul kelas
Rangka atap terdiri dari kuda-kuda, gording, penggantung gording dan ikatan
angin atap . Karena bentangan yang cukup lebar maka untuk kuda-kuda
digunakan baja WF 300x150x6.5x9, sedangkan utnuk gording digunakan baja
Light LIP Channel ukuran 150x50x20x3,2, Ikatan angin atap menggunakan besi
polos diameter 10 mm dan penggantung gording juga menggunakan besi polos
diameter 10 mm
Universitas Kristen Petra
110
Gambar 3.14 Detail Kuda-Kuda Baja
Setiap sudut denah digunakan sebagai zona service. Zona ini menggunakan
modul 6x7. Selain karena tuntutan dari tampilan bangunan, zona ini juga secara
fungsional berperan sebagai tempat untuk shaft. Akibat modul yang berbeda maka
digunakan beberapa buah balok konsol sepanjang 1 meter yang menumpu pada,
kolom di zona ini.
Universitas Kristen Petra
111
Gambar 3.15 Peletakan Zona Service
Selain itu, akibat peruabhan ini maka pada beberapa tempat dinding dibuat
rata lunas, bukan as ke as.
Dasar pemilihan pondasi adalah efektif dan efisien. Efektif berarti sesuai
dengn daya dukung, efisien berarti menyangkut nilai ekonomis, pelaksanaan
mudah, hemat perawatan dan berkaitan dengan nilai investasi proyek di masa
depan. Oleh karena itu digunakan pondasi tiang pancang beton produksi PT.
Beton Elemenindo Perkasa.
Universitas Kristen Petra
112
Gambar 3.16 Rencana Pondasi
3.3.6 Pemilihan Bahan Bangunan
Bahan bangunan dipilih untuk memperkuat kesan klasik. Oleh karena tiu
tidak digunakan bahan-bahan yang mengkilat. Material utama yang akan
digunakan sebagai wall cladding adalah batu granit mentah warna kuning
sedangkan untuk atap akan digunakan bahan berupa tegola. Untuk skylight
Universitas Kristen Petra
113
digunakan polikarbonat yang berwarna cokelat. Warna cokelat dipilih selain agar
tidak menimbulkan panas yang berlebihan pada void juga agar tidak mengganggu
tampilan atap secara keseluruhan.
3.3.7 Perlengkapan Pelayanan dan Utilitas Bangunan
Meliputi perlengkapan mekanikal, elektrikal dan pelayanan untuk
transportasi di dalam bangunan, yang berpengaruh terhadap perancangan
bangunan juga tentang peletakan, jumlah, jarak satu dengan yang lain serta
persyaratan yang disesuaikan dengan dasar perancangannya
3.3.7.1 Uraian Singkat Perencanaan Tata Udara Dan Ventilasi Mekanis (Air
Conditioning And Mechanical Ventilation Design Features) Secara
Konseptual
Perencanaan instalasi tata udara untuk suatu bangunan umumnya bertujuan
mengkondisikan udara di dalam ruangan untuk kenyamanan penghuni dan atau
untuk memenuhi persyaratan peralatan yang terpasang di ruangan tertentu. Sistem pengkondisian penataan udara dalam suatu bangunan meliputi usaha-
usaha antara lain sebagai berikut :
• Menurunkan suhu udara di dalam ruangan sehingga tercapai suatu suhu
ruangan yang secara standard maupun permintaan memenuhi
• Menurunkan kelembaban relatif di ruangan sehingga dicapai suatu kondisi
yang secara standard atau permintaan memenuhi
• Mengatur agar kualitas udara yang bersirkulasi di dalam ruangan cukup bersih
dengan standard yang lazim berlaku
• Memberi udara segar ke dalam ruangan dengan jumlah yang memenuhi
standard sesuai dengan kebutuhan dan fungsi ruangan
• Mengatur aliran udara di dalam ruangan sehingga distribusinya merata
• Mengatur dengan sistem ventilasi mekanis agar pertukaran udara di ruangan-
ruangan tetap memenuhi syarat
• Mengatur bila terjadi kebakaran agar asap yang timbul dapat
dikendalikan/dikeluarkan (smoke exhaust)
• Mengatur bila terjadi kebakaran agar tangga/jalan keluar (escape route) bebas
asap dengan sistem presurisasi
Universitas Kristen Petra
114
Gambar 3.17 Peletakan Ruang AHU
Untuk gymnasium, sistem AC yang digunakan adalah CAV with reheat
karena kegiatan di dalam gymnasium adalah kegiatan yang membuat orang
berkeringat sehingga kelmbaban di dalam ruangan ini relatif tinggi
Untuk ruang-ruang kelas digunakan system AC central karena jumlah orang
di dalam setiap ruangan adalah tetap dan kegiatan yagn dilakukan di dalam setiap
ruangan relatif sama serta waktu penggunaan setiap ruagan adalah sama
3.3.7.2 Uraian Singkat Instalasi Sistem Listrik Secara Konseptual
• Uraian Singkat Sistem
Sistem distribusi tenaga listrik dimulai dari supply tegangan menengah
20 kV dari jaringan PLN yang terdekat dan diterima di panel TM yang ada di
ruang utilitas pengguna. Dari panel TM suplly daya akan ditransfer ke panel
distribusi utama (main distribusion panel-MDP) TR melalui beberapa unit
transformator penurun tegangan dengan kapasitas yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan .
Universitas Kristen Petra
115
Sistem distribusi akan menggunkan tipe radial dimana tiap pusat beban
akan langsung di-suplly dari panel distribusi utama TR melalui kabel daya
Khusus untuk beban pemadam kebakaran seperti pompa hidran dan
semua peralatan penunjang baik untuk peringatan, pemadaman dan evakuasi
menggunakan kabel tahan api.
Sistem proteksi yang digunakan unutk mengurangi/menghilangkan
bahaya lanjut dari suatu gangguan pada sistem distribusi adalah proteksi arus
hubung singkat (short circuit), proteksi beban lebih (over load), proteksi
gangguan tegangan (over/under voltage), proteksi gangguan arus tanah (earth
fault), proteksi daya balik (power reverse), proteksi sambaran petir (lightning
stroke) dan surja hubung (switching surge)
Grounding sistem listrik akan digunakan sistem TN-C dan TN-S.
Grounding khusus harus disiapkan untuk peralatan yang sensitif seperti
komputer, PABX, CCTV
Sistem penangkal petir menggunakan penhantar penurunan dengan
coaxial cable yang dihubungkan langsung ke elektroda pentahanan.
• Distribusi Daya Listrik Darurat
Daya listrik darurat akan didstribusikan pada semua sistem yang
menyangkut keselamatan seseorang mendapatkan prioritas utama antara lain :
sitem deteksi kebakaran, fan untuk peresurisasi, fan utnuk menghisap asap,
pompa kebakaran sistem komunikasi untuk evakuasi, Lampu penerangan 50-
60 %, Power outlets (receptacles) 100 %, Sistem tata udara dengan kapasitas
agak berkurang
Gambar 3.18 Skema Distribusi Listrik
Universitas Kristen Petra
116
Gambar 3.19 Letak Ruang MDP
.
MDP diletakkan pada massa yang berada di tengah agar kabel-kabel yang
menghubungkan MDP dengan tiap-tiap massa tidak terlalu panjang.
Semua kabel dilewatkan di bawah tanah agar tidak muncul banyak tiang
listrik di dalam site. Oleh karena itu disediakan cable trench dengan kedalaman 1
meter.
3.3.7.3 Uraian Singkat Instalasi Plumbing Secara Konseptual
• Sistem air bersih
Sumber utama air bersih diambil dari PAM dan sebagai cadangan
apabila aliran dalam PAM terganggu disediakan sumur dalam (deep well)
Untuk meningkatkan kualitas dari air PAM dan sumur dalam
dipergunakan saringan pasir , dimana fungsi saringan pasir adalah untuk
menyaring partikel-partikel halus yang terbawa dalam aliran
Kapasitas tangki air terdiri dari tangki persediaan air untuk kebutuhan
air bersih selama satu hari serta cadangan air pemadam kebakaran untuk 60
menit pemompaan terus menerus
Universitas Kristen Petra
117
Air bersih didapat dari PDAM. Dari PDAM, air bersih masuk ke dalam
meter air kemudian disalurkan dan disimpan di tandon bawah. Dari tandon
bawah air dipompa ke tandon atas. Dari tandon atas, penggunaan air terbagi
menjadi dua. Yang pertama air masuk ke pipa-pipa distribusi dan kemudian
didistribusikan ke lantai-lantai. Yang kedua, air digunakan untuk sistem
pemadam kebakaran
. Sistem pendistribusian yang digunakan adalah sistem down feed
dengan tandon atas. Penggunaan tandon atas memiliki kelebihan yaitu lebih
hemat listrik. Jika listrik mati air bisa tetap jalan sehingga pompa tidak cepat
rusak. Kapasitas tandon atas adalah gabungan dari kapasitas untuk air bersih
dan untuk air kebakaran. Tandon ini dibagi menjadi dua ruangan untuk
mempermudah pengurasan dan agar distribusi air selama pengurasan tetap
berjalan.
Untuk pemipaan, air disalurkan melalui pipa yang melalui shaft. Pipa
yang digunakan adalah pipa jenis GIP (Galvanized Iron Pipe). Pemilihan jenis
pipa ini menyesuaiakan dengan tekanan kerja pada pipa
Pompa distribusi yang digunakan adalah pompa sentrifugal dengan
penggerak motor listrik dan motor diesel. Pompa utama dilengkapi dengan
pompa cadangan dan jockey. Jockey untuk memacu air, sedangkan pompa
cadangan untuk partner bagi pompa utama.
Gambar 3.20 Skema Distribusi Air Bersih
Pengaruh sistem distribusi air pada perencanaan bangunan
zoning : pengelompokan daerah disesuaikan dengan perlengkapannya
dan sistem yang ada. Dipilih jarak yang terpendek.
struktur : integrasi pemipaan dengan struktur, peralatan terutama tandon
memberikan beban tambahan pada struktur.
Universitas Kristen Petra
118
Perhitugan volume kebutuhan air bersih dan dimensi tandon dapat
diuraikan sebagai berikut :
Kebutuhan air per hari :
Perpustakaan dengan kapasitas 360 orang (100 liter/orang /hari, 6 jam
efektif) perhitungan: 360 x 50 =18000 liter = 18 meter kubik
Kelas-kelas denga kapasitas 360 orang (50 liter/orang/hari , 6 jam
efektif). Perhitungan : 360x50= 18000 liter = 18 meter kubik
kantor pengelola dengan kapasitas 50 orang (100 liter/orang/hari, 8 jam
efektif) PErhitungan = 50x100=5000 liter = 5 meter kubik
Kafetaria dengan kapasitas 360 orang (60 liter/orang/hari, 6 jam efektif).
Perhitugnan : 360x60=21600 liter =21,6 meter kubik