Top Banner

of 23

3 KESETIMBANGAN KIMIA

Oct 18, 2015

Download

Documents

Putri Andhika

LAPORAN KESETIMBANGAN KIMIA
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

KESETIMBANGAN KIMIA____________________________________________

A. JUDUL PERCOBAAN : KESETIMBANGAN KIMIA

B. TANGGAL PERCOBAAN : 4 April 2013 (12.30 WIB)

C. SELESAI PERCOBAAN : 4 April 2013 (15.00 WIB)

D. TUJUAN PERCOBAAN : Mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam larutan

E. TINJAUAN PUSTAKA :1. Pengertian KesetimbanganKeadaan Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak lagi mengalami perubahan, sebab zat-zat diruas kanan terbentuk dan terurai kembali dengan kecepatan yang sama. Keadaan kesetimbangan ini bersifat dinamis, artinya reaksi terus berlangsung dalam dua arah dengan kecepatan yang sama. Pada keadaan kesetimbangan tidak mengalami perubahan secara mikrokopis (perubahan yang dapat diamati atau diukur). Kesetimbangan kimia dibedakan atas kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Pada kesetimbangan homogen semua zat yang ada dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang sama ada dalam bentuk gas, larutan. Sedangkan kesetimbangan heterogen semua zat-zat yang ada dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang berbeda dalam bentuk padat-gas, padat-larutan.Pada reaksi yang berlangsung bolak balik, ada saat dimana laju terbentuknya produk sama dengan laju terurainya kembali produk menjadi reaktan. Pada keadaan ini, biasanya tidakterlihat lagi ada perubahan.Keadaan reaksi dengan laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi baliknya (ke kiri) dinamakan keadaan setimbang. Reaksi yangberada dalam keadaan setimbang disebut Sistem Kesetimbangan. Perhatikan reaksiberikut :CuSO4. 5H2O CuSO4+ 5H2OLaju reaksi ke kanan = Laju reaksi ke kiri

Ciri-Ciri Kesetimbangan Kimia: Hanya terjadi dalam wadah tertutup, pada suhu dan tekanan tetap Reaksinya berlangsung terus-menerus (dinamis) dalam dua arah yang berlawanan Laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi balik (ke kiri) Semua komponen yang terlibat dalam reaksi tetap ada Tidak terjadi perubahan yang sifatnya dapat diukur maupun diamati.Kesetimbangan Kimia Bersifat DinamisReaksi yang berlangsung setimbangbersifat dinamis, artinya reaksinya berlangsung terus-menerus dalam dua arah yang berlawanan dan dengan laju reaksi yang sama. Contoh kesetimbangan dinamis dalam kehidupan sehari-hari dapat digambarkan padaproses penguapan air. Bila air dipanaskan dalam wadah tertutup rapat, airnya lama kelamaan akan habis berubah menjadi uap air. Tetapi belum sempat habis, uap air yangnaik ke atas mengalami kejenuhan sehingga akan jatuh kembali menjadi embun. Apabila dibiarkan terus-menerus, kecepatan menguapnya air akan sama dengan kecepatan mengembunnya uap air menjadi air. Pada saat itu, tercapai keadaan setimbang dimana tidak nampak lagi adanya perubahan ketinggian air dalam wadah tertutup tersebut.Karena kesetimbangan bersifat dinamis, maka suatu reaksi yang berada dalam keadaan setimbang dapat mengalami gangguan oleh faktor-faktor tertentu yang mengakibatkan terjadi pergeseran kesetimbangan.Pergeseran KesetimbanganSuatu sistem dalam keadaan setimbang cendrung mempertahankan kesetimbangannya, sehingga bila ada pengaruh dari luar maka sistem tersebut akan berubah sedemikian rupa agar segera diperoleh keadaan kesetimbangan lagi.Seorang kimiawan berkebangsaan Perancis, Henri Le Chatelier, menemukan bahwa jika reaksi kimia yang setimbang menerima perubahaan keadaan (menerima aksi dari luar), reaksi tersebut akan menuju pada kesetimbangan baru dengan suatu pergeseran tertentu untuk mengatasi perubahan yang diterima (melakukan reaksi sebagai respon terhadap perubahan yang diterima). Hal ini disebut Prinsip Le Chatelier.Ada tiga faktor yang dapat mengubah kesetimbangan kimia, antara lain :1. Pengaruh Perubahan Konsentrasi Terhadap KesetimbanganPerhatikan reaksi pembentukan gas amonia berikut :N2(g)+ 3H2(g) 2NH3(g) H = -92 kJ

Aksi yang diberikanArah pergeseran

N2 ditambahN2 dikurangiKe kanan(produk bertambah)Ke kiri(produk berubah menjadi reaktan)

H2 ditambahH2 dikurangiKe kanan(produk bertambah)Ke kiri(produk berubah menjadi reaktan

NH3 ditambahNH3 dikurangiKe kiri(produk berubah menjadi reaktan)Ke kanan(produk bertambah)

Jika konsentrasi salah satu zat ditambah, maka sistem akan bergeser dari arah zat tersebut.Jika konsentrasi salah satu zat dikurangi, maka sistem akan bergeser ke arah zat tersebut.2. Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap KesetimbanganSecara kualitatif pengaruh suhu dalam kesetimbangan kimia terkait langsung dengan jenis reaksi eksoterm atau reaksi endoterm. Reaksi eksothermis adalah reaksi bersifat spontan, tidak memerlukan energi melainkan justru menghasilkan energi(H reaksi negatif), sedangkan Reaksi endothermis adalah reaksi yang membutuhkan energi/ kalor untukbisa bereaksi(H positif). Sistem kesetimbangan yang bersifat eksothermis ke arah kanan dan endothermis ke arah kiri.Jika suhu dinaikkan, maka reaksi akan bergeser ke kiri yaitu reaksi yang bersifatendothermis. Sebaliknya bila suhu reaksi diturunkan maka reaksi akan bergeser ke kanan yaitu reaksiyang bersifat eksothermis. Menaikan suhu, sama artinya kita meningkatkan kalor atau menambah energi ke dalam sistem, kondisi ini memaksa kalor yang diterima sistem akan dipergunakan, oleh sebab itu reaksi semakin bergerak menuju arah reaksi endoterm. Begitu juga sebaliknya.3. Pengaruh Perubahan Tekanan atau Volume Terhadap KesetimbanganPada proses Haber Reaksi terjadi dalam ruangan tertutup dan semua spesi adalah gas. Sehingga Perubahan tekanan dan volume hanya berpengaruh pada sistem kesetimbangan antara fasa gas dengan gas. Sedang sistem kesetimbangan yang melibatkan fasa cair atau padat,perubahan tekanan dan volum dianggap tidak ada.Menurut hukum gas ideal, bahwa tekanan berbanding lurus dengan jumlah mol gas dan berbanding terbalik dengan volum. Jika tekanan diperbesar maka jumlah mol juga bertambah, dan volume akan mengecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molnya lebih kecil. Begitu juga sebaliknya jika tekanan diperkecil maka jumlah mol juga akan kecil, dan volume akan besar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molnya lebih besar.Perhatikan reaksi berikut :N2(g)+ 3H2(g) 2NH3(g) H = -92 kJ Jika tekanan diperbesar (volume mengecil) maka kesetimbangan akan bergeser ke arahkanan, sebab jumlah molnya lebih kecil yaitu 2 mol. Jika tekanan dikurangi (volume bertambah), maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri,karena jumlah molnya lebih besar yaitu 4 molDengan demikian, dengan meningkatkan tekanan akan (mengurangi volume ruangan) pada campuran yang setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi yang mengandung jumlah molekul gas yang paling sedikit. Sebaliknya, menurunkan tekanan (memperbesar volume ruangan) pada campuran yang setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi yang mengandung jumlah molekul gas yang paling banyak. Sementara untuk reaksi yang tidak mengalami perubahan jumlah molekul gas (mol reaktan = mol produk), faktor tekanan dan volume tidak mempengaruhi kesetimbangan kimia.KATALISATORUntuk mempercepat proses kesetimbangan kimia,sering dipergunakan zat tambahan lain yaitu katalisator. Dalam sistem kesetimbangan, katalisator tidak mempengaruhi letak kesetimbangan, katalisator hanya berperan mempercepat reaksi yang berlangsung, mempercepat terjadinya keadaan setimbang, pada akhir reaksi katalisator akan terbentuk kembali. Katalis tidak dapat menggeser kesetimbangan kimia.Perhatikan reaksi dibawah ini :N2(g) + 3H2(g) 2 NH3(g)Apakah pengaruhnya jika suatu reaksi yang sudah dalam keadaan stimbang ditambahkan katalus ke dalamnya. Katalis akan mempercepat laju pembentukan NH3, tetapi juga akan sekaligus mempercepat laju penguraian menjadi gas N2 dan gas H2. Pengaruh ini sama kuatnya. Katalisator dalam dunia industri umumnya logam, namun dalam makhluk hidup katalisator didapat dari dalam tubuhnya yang dikenal dengan dengan biokatalisator atau enzim.

F. RANCANGAN PERCOBAAN:

1. Alat dan Bahan Alat Tabung reaksi Pipet tetes Gelas kimia50 mL Tabung reaksi besar Pipet ukur5 mL Bahan Fe(NO3)30,1 M K2Cr2O7 NH4OH0,5 M NaH2PO4 KSCN0,02 M / 1 M NaOH0,5 M NaNO30,1 M Pb(NO3)20,2 M NH4Cl0,5 M H2SO4pekat / 1 M MgCl20,2 M FeSO4 jenuh

2. Langkah Percobaan1) Kesetimbangan Besi (III) Tiosinat (Rodanida)a. Masukkan 5 mL KSCN 0,002 M ke dalam gelas kimia, kemudian tambahkan 2 tetes Fe(NO3)3 0,1 M dan dikocok sampai rata.b. Larutan diatas kemudian didstribusikan secara merata kedalam 4 tabung reaksi, yaitu :Tabung1 : disimpan sebagai pembandingTabung2 : ditambah 3 tetes KSCN 1 MTabung3 : ditambah 3 tetes Fe(NO3)3 0,1 MTabung4 : ditambah satu butir kecil NaH2PO4Amati dan catat semua perubahan yang terjadi serta tuliskan reaksi yang terjadi!

2) Kesetimbangan Natrium Dikromata. Dalam dua tabung reaksi (I dan II) masing-masing diisi dengan 1 mL K2Cr2O7 0,1 M dan simpan tabung 1 sebagai pembandingb. Ke dalam tabung II tambahan NaOH 0,5 M tetes demi tetes sampai terjadi perubahan (hitung jumlah tetes NaOH yang ditambahkan!)c. Ke dalam tabung II tambahan HCl 0,5 M yang jumlah tetesan nya sama dengan NaOH (pada langkah 1b). Apakah warna larutan kembali seperti semula ?d. Catat semua pengamatan saudara serta tuliskan reaksi yang terjadi

3) a. Ke dalam 1 mL larutan MgCl2 0,2 M tambahkan 1 mL NH4OH 0,5 M catat perubahan apa yang terjadi!b. Ke dalam 1 mL larutan MgCl2 yang lain ditambahkan 1 mL larutan NH4OH, kemudian tambahkan 1 mL larutan NH4Cl. Catat apa yang terjadi dan bandingkan hasilnya dengan hasil pada langkah 2a!

4) a. Ke dalam 1 mL larutan NaNO3 tambahkan 5 tetes H2SO4 dan 5 tetes FeSO4 jenuhb. Teteskan melalui dinding tabung 10 tetes H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi!

5) a. Masukkan 2 mL Pb(NO3)2 0,5 M ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan beberapa tetes H2SO4 1 M dan beberapa tetes alcohol sampai terbentuk endapan.b. Panaskan endapan yang terbentuk sampai larut kembali. Biarkan larutan sampai dingin dan amati apakah endapan yang telah larut akan terbentuk kembali

3. Alur Percobaan1. Kesetimbangan Besi (III) Tiosinat (Rodanida5 mL KSCN 0,02M

dimasukan kedalam gelas kimia ditambahkan 2 tetes Fe(NO3)3Larutan KSCN + Fe(NO3)3

didistribusikan secara merata ke dalam 4 tabung reaksiTabung1Tabung 2Tabung 3Tabung 4

disimpan - ditambah - ditambah - ditambah sebagai 3 tetes kan 3 tetes kan butir larutan KSCN 1M Fe(NO3)3 kecil pemban- NaH2PO4 dingLarutan Merah KecklatanLarutan Merah Kecoklatan (+)Larutan Merah Kecoklatan (++)Larutan Tidak Berwarna

2. Kesetimbangan Natrium DikromatTabung21mL K2Cr2O7 0,1M

Tabung11mL K2Cr2O7 0,1M

disimpan sebagai - ditambahkan NaOH pembanding tetes demi tetes hingga terjadi Larutan Berwarna JinggaLarutan Berwarna Kuning

ditambahkan HCl 0,5M yang jumlah tetesanya sama dengan jumlah tetesan NaOHLarutan Berwarna Jingga

3. 1mL MgCl20,2M1mL MgCl20,2M

ditambahkan 1mL - dimasukkan 1mLNH4OH 0,5M NH4OH dicatat perubahan - ditambahkan 1mLyang terjadi NH4Cl dicatat apa yang terjadiEndapanLarutEndapan putih Mg(OH)2 berbentuk gelatin

Dibandingkan

4. 1 mL NaNO3

ditambah 5 tetes H2SO4 ditetesi 5 tetes FeSO4 jenuhLarutan Keruh

ditetesi 1 mL H2SO4 pekat melalui dinding diamati perubahan yang terjadiTerbentuk cincin coklat

5. 2 mL Pb(NO3)2

dimasukan kedalam tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes H2SO4 ditambahkan beberapa tetes alcohol sampai terbentuk endapanEndapan Putih PbSO4

dipanaskan sampai endapan larut kembali didiamkan sampai dingin diamati apakah endapan yang telah larut terbentuk kembaliEndapan Putih PbSO4 terbentuk kembali

H. ANALISIS DATA

Pada percobaan pertama yaitu kesetimbangan Besi (III) tiosianat (Rodanida), larutan KSCN (tidak berwarna) direaksikan dengan Fe(NO3)3 (putih kekuningan) menghasilkan warna jingga kecoklatan. Larutan pada tabung 1 ini disimpan sebagai larutan pembanding. Pada tabung 2, saat ditambahkan KSCN menghasilkan warna merah kecoklatan (++). Pada tabung 3, saat ditambahkan Fe(NO3)3 menghasilkan warna merah kecoklatan (+). Pada tabung 4, saat ditambahkan butir kecil NaH2PO4 (putih) menghasilkan larutan tidak berwarna. Reaksi :

3KSCN (aq) + Fe(NO3)3 (aq) 3KNO3 (aq) + Fe(SCN)3 (aq)Fe(SCN)3 (aq) + 3KNO3 (aq) + NaH2PO4 3KSCN (aq) + 2NaNO3(aq) + FePO4

Pada percobaan kedua yaitu kesetimbangan Natrium dikromat, larutan K2Cr2O7 (jingga) disimpan dalam tabung 1 sebagai pembanding. Pada tabung 2, larutan K2Cr2O7 (jingga) direaksikan dengan NaOH (tidak berwarna) menghasilkan warna larutan berwarna kuning. Setelah itu ditambahkan dengan HCl (tidak berwarna) yang jumlah tetesannya sama dengan jumlah NaOH, larutan berubah warna kembali menjadi jingga.Reaksi : Saat ditambah NaOH2Cr2O72- (aq) + 2OH- (aq) 2CrO42- (aq) + H2O (aq)

Reaksi : Saat ditambah HCl2CrO42- (aq) + 2H+ (aq) 2HCrO4- (aq) 2Cr2O72- (aq) + H2O (aq)Pada percobaan ketiga yaitu pada tabung 1, MgCl2 (tidak berwarna) direaksikan dengan NH4OH (tidak berwarna) menghasilkan larutan yang bening. Pada tabung 2, MgCl2 (tidak berwarna) direaksikan dengan NH4OH (tidak berwarna) dan setelah itu ditambahkan NH4Cl (tidak berwarna) menghasilkan larutan bening dan terdapat sedikit gel pada larutan.

Reaksi :MgCl2 (aq) + 2 NH4OH (aq) Mg(OH)2 (s) + 2 NH4Cl (aq)

MgOH2 (aq) + 2NH4OH (aq) + 2 NH4Cl (aq) MgCl2 (aq) + 4 NH4OH (aq)

Pada percobaan keempat, yaitu larutan NaNO3 (tidak berwarna) direaksikan dengan H2SO4 (tidak berwarna) lalu ditambahkan FeSO4 jenuh (tidak berwarna) menghasilkan larutan keruh. Setelah ditambahkan H2SO4 pekat (tidak berwarna) melingkar pada dinding tabung, larutan berubah warna menjadi coklat muda.Reaksi : 2NaNO3 (aq) + H2SO4 (aq) Na2SO4 (aq) + 2HNO3 (aq)

2NaNO3 (aq) + H2SO4 (aq) + FeSO4 (aq) Na+ + [Fe(NO)]2+ + 2SO42- + H2O2NO3- + 4H2SO4 + 6 Fe2+ 6Fe3+ + 2NO + 4SO42- + 4H2OFe2+ + NO [Fe(NO)] 2+

Cincin coklat

Pada percobaan kelima, yaitu larutan PbNO3 (tidak berwarna) direaksikan dengan H2SO4 (tidak berwarna) menghasilkan larutan keruh dan terdapat endapan putih. Setelah ditambahkan etanol, larutan menjadi semakin keruh dan endapan putih menjadi lebih banyak. Saat dipanaskan, endapan menjadi larut dan setelah didiamkan sampai dingin, endapan putih terbentuk kembali. Reaksi : Pb(NO3)2 (aq) + H2SO4 (aq) PbSO4 (s) + 2HNO3 (aq)C2H4 (aq) + H2O (l) C2H5OH (aq)

I. PEMBAHASAN DAN DISKUSIPada percobaan pertama yaitu kesetimbangan Besi III tiosianat (Rodanida), secara teori penambahan Fe(NO3)3 menimbulkan larutan berwarna merah kecoklatan. Tetapi hasil percobaan pada tabung 1, yang diperoleh adalah larutan berwarna jingga kemerahan. Hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan larutan berwarna merah kecoklatan diperlukan konsentrasi Fe(NO3)3 yang tinggi sedangkan dalam percobaan hanya digunakan Fe(NO3)3 0,1 M. Pada penambahan KSCN, secara teori larutan yang dihasilkan berwarna merah kecoklatan (+). Tetapi dalam percobaan pada tabung 2, larutan yang dihasilkan berwarna merah kecoklatan (++). Pada tabung 3, yaitu penambahan Fe(NO3)3, secara teori didapatkan larutan berwarna merah kecoklatan (++). Tetapi pada percobaan didapatkan larutan berwarna merah kecoklatan (+). Hal ini disebabkan karena konsentarasi KSCN yang digunakan 1M sedangkan Fe(NO3)3 0,1 M sehingga warna larutan pada tabung 2 yang diperoleh lebih pekat dibanding pada tabung 3. Dalam tabung 2 dan 3, terjadi penambahan konsentrasi pada produk, maka reaksi akan bergeser kearah reaktan. Pada tabung 4, yaitu penambahan butir NaH2PO4, secara teori larutan tak berwarna karena NaH2PO4 sebagai inhibator, yaitu pengganggu kesetimbangan dengan cara membentuk larutan asam. Pada hasil percobaan, menghasilkan larutan tak berwarna. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan H2PO4- pada produk mengakibatkan kesetimbangan akan terganggu (menghambat) sehingga tidak terjadi pergeseran kesetimbangan. Larutan yang. NaH2PO4 merupakan salah satu ortofosfat primer. Dalam percobaan pertama, menunjukkan pengaruh konsentrasi pada kesetimbangan kimia.Pada percobaan kedua, penambahan NaOH mengubah larutan K2Cr2O7 yang berwarna jingga menjadi berwarna kuning. Hal ini dikarenakan ion Cr2O72- yang berwarna jingga diubah menjadi ion CrO42- yang berwarna kuning. Kromat logam biasanya adalah zat-zat padat berwarna yang menghasilkan larutan kuning bila dapat larut dalam air. Penambahan HCl menggeser kesetimbangan ke arah reaktan, sehingga larutan yang berwarna kuning menjadi berwarna jingga kembali. Penambahan ion H+ pada produk berakibat bertambahnya konsentrasi produk dan berkurangnya konsentrasi reaktan, sehingga kesetimbangan bergeser kearah reaktan. Larutan Cr2O72- (dikromat) berwarna orange, adanya penambahan OH- menyebabkan perubahan reaksi menjadi CrO42- (kromat) yang berwarna kuning. Setelah itu pada CrO42- (kromat) ditambahkan ion H+ menyebabkan perubahan reaksi menjadi Cr2O72- (dikromat) kembali dan larutan berwarna orange. Asam mineral encer, yaitu ion-ion hidrogen, kromat berubah menjadi dikromat, yang terakhir ini menghasilkan larutan yang orange. Perubahan ini dibalikkan oleh alkali, yaitu oleh ion-ion hidroksil.2Cr2O72- + 2OH- 2CrO42- + H2O H+(Kesetimbangan bergeser kearah reaktan)Dalam percobaan kedua menunjukkan pengaruh volume pada kesetimbangan kimia.Pada percobaan ketiga, penambahan NH4OH pada larutan MgCl2 menimbulkan endapan Mg(OH)2 yang merupakan gelatin berwarna putih. Penambahan NH4Cl menggeser kesetimbangan ke arah reaktan sehingga endapan Mg(OH)2 larut. Hal ini disebabkan karena endapan Mg(OH)2 yang terbentuk seperti gelatin tidak larut dalam reagensia berlebihan, tetapi mudah larut dalam garam-garam amonium. Sehingga ketika terjadi penambahan larutan garam ammonium (NH4Cl) menjadikan endapan larut. Endapan larut ini dikarenakan penambahan konsentrasi garam ammonium menyebabkan konsentrasi ion-hidroksil akan berkurang sehingga hasil kali kelarutan Mg(OH)2 tidak terlampaui. Dengan demikian magnesium larut dalam larutan ammonia dengan adanya ammonium klorida dan larutan kembali tidak berwarna seperti semula. Selain itu akibat penambahan NH4Cl pada produk mengakibatkan konsentrasi produk meningkat sehingga reaksi bergeser ke reaktan. Tetapi dalam percobaan yang dilakukan, penambahan NH4OH pada larutan MgCl2 tidak menimbulkan endapan putih dan pada saat penambahan NH4Cl tidak terjadi perubahan yaitu hanya terdapat sedikit gel pada larutan. Hal ini diduga dikarenakan larutan yang kami gunakan saat praktikum telah mengalami kerusakan karena berdasarkan hasil percobaan dari 3 kelompok berbeda dengan percobaan yang sama, mengalami kegagalan. Dalam percobaan ketiga menunjukkan pengaruh penambahan konsentrasi pada produk.Pada percobaan keempat, penambahan H2SO4 dan FeSO4 jenuh pada larutan NaNO3 mengubah larutan yang tidak berwarna menjadi keruh. Secara teori penambahan 10 tetes H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi pada larutan tersebut, akan membentuk cincin berwarna coklat. Tetapi dalam percobaan yang didapat adalah larutan berubah menjadi coklat muda. Hal ini diduga dikarenakan larutan yang kami gunakan saat praktikum telah mengalami kerusakan, FeSO4 yang digunakan kurang jenuh, dikarenakan pada saat penetesan H2SO4 pekat yang melingkar melalui dinding tabung menetes di tengah, tidak tepat pada dindingnya (tidak rata) karena berdasarkan hasil percobaan dari 3 kelompok berbeda dengan percobaan yang sama, mengalami kegagalan yaitu tidak terbentuk cincin coklat. Sebuah cincin coklat akan terbentuk pada tempat dimana kedua cairan bertemu.2NaNO3 (aq) + H2SO4 (aq) Na2SO4 (aq) + 2HNO3 (aq)2NaNO3 (aq) + H2SO4 (aq) + FeSO4 (aq) Na+ + [Fe(NO)]2+ + 2SO42- + H2O2NO3- + 4H2SO4 + 6 Fe2+ 6Fe3+ + 2 NO + 4SO42- + 4H2O Fe2+ + NO [Fe(NO)] 2+

Cincin coklat

Cincin coklat ini disebabkan oleh pembentukan [Fe(NO)] 2+. Dalam percobaan keempat menunjukkan pengaruh katalis terhadap kesetimbangan kimia.Pada percobaan kelima, penambahan 1 tetes H2SO4 pada larutan Pb(NO3)2 menimbulkan endapan PbSO4 yang berwarna putih. Setelah adanya penambahan alkohol menyebabkan larutan semakin keruh dan endapan putih bertambah banyak. Hal ini disebabkan karena hasil kali kelarutan atau Ksp-nya lebih rendah. Reaksi pembentukan endapan merupakan reaksi eksoterm. Pemanasan mengakibatkan pergeseran reaksi ke arah endoterm yaitu reaktan, sehingga saat pemanasan mengakibatkan endapan larut dan setelah pendinginan mengakibatkan endapan putih terbentuk kembali. Dalam percobaan kelima menunjukkan pengaruh suhu terhadap kesetimbangan kimia.Pb(NO3)2 (aq) + H2SO4 (aq) PbSO4 (s) + 2HNO3 (aq)

Endapan putih

J.KESIMPULANDari percobaan praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa:1. Kesetimbangan kimia adalah reaksi kimia yang berlangsung dalam arah bolak-balik (reversible). Keadaan kesetimbangan dipengaruhi beberapa faktor antara lain perubahan konsentrasi, tekanan, volume, temperatur/suhu, dan katalis.2. Dalam percobaan 1 yaitu Kesetimbangan Besi(III) Tiosinat (Rodanida), menunjukkan pengaruh konsentrasi pada kesetimbangan kimia.3. Dalam percobaan 2 yaitu Kesetimbangan Natrium Dikromat, menunjukkan pengaruh volume pada kesetimbangan kimia.4. Dalam percobaan 3, menunjukkan pengaruh penambahan konsentrasi pada produk pada kesetimbangan kimia.5. Dalam percobaan 4, menunjukkan pengaruh katalis terhadap kesetimbangan kimia.6. Dalam percobaan 5, menunjukkan pengaruh suhu terhadap kesetimbangan kimia.

K. JAWABAN PERTANYAAN1. Dengan anggapan sistem kesetimbangan untuk reaksi:H2 + I2 2HIJika 23 gram I2 dan 0,5 gram H2 dipanaskan pada 450C sampai kesetimbangan tercapai, tentukan berat I2 jika berat mula-mula 8,95 gram. Hitunglah konsentrasi HI dan H2 dalam campuran itu jika volume sistem 1 Liter?Diket:massa I2= 23 gram. Mr I2= 254 g/molMassa H2= 0,5 gram. Mr H2= 2 g/molBerat mula-mula= 8,95 gramVolume= 1 literSuhu= 450CDitanya: a. Konsentrasi HIb. Konsentrasi H2Jawab:mol I2= = Mol H2 =

H2+ I2 2HIm0,250,09 -r0,090,090,18s0,16 -0,18a. Konsentrasi HI = b. Konsentrasi H2 =

2. Sistem kesetimbangan akan bergeser ke arah mana bila:a. Volume sistem diperbesar: Bila volume diperbesar maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien yang besar.b. Temperatur sistem dinaikkan: Jika suhu atau temperatur dinaikkan, maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm (yang menyerap kalor, H=positif).

L.DAFTAR PUSTAKAG.Svehla.1985.Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitaif Makro dan Semimikro Edisi Lima Bagian I. Jakarta: PT Kalman Media PusakaG.Svehla.1985.Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitaif Makro dan Semimikro Edisi Lima Bagian II. Jakarta: PT Kalman Media PusakaHill, Petrucci. et al. 2005. General Chemistry Fourth Edition. USA: Pearson Prentice Hall.Tim Kimia Dasar. 2010. Kimia Dasar II. Surabaya : Unesa University PressTim Kimia Dasar. 2013. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Lanjut. Surabaya : Unesa University Press

M.LAMPIRANa. Dokumentasi

1. Alat dan Bahan

2. Percobaan 1

Larutan KSCN + Fe(NO3)3 yang akan didistribusikan ke dalam 4 tabung reaksi

Setelah didistribusikan dalam 4 tabung reaksi

Tabung 2: Ditambah 3 tetes KSCN 1 M, menjadi berwarna jingga kecoklatan (++)Tabung 1: Larutan berwarna jingga kecoklatan

Tabung 4: Ditambah butir kecil NaH2PO4, larutan menjadi tidak berwarnaTabung 3: Ditambah 3 tetes Fe(NO3)3 0,1 M, menjadi berwarna jingga kecoklatan (+)

Tabung 2 dan Tabung 3 dibandingkan3. Percobaan 2Tabung 2: 1 ml K2Cr2O7 0,1 M ditetes 10 tetes NaOH, menjadi berwarna kuningTabung 1: 1 ml K2Cr2O7 0,1 M berwarna jingga

Tabung 2 setelah berwarna kuning, ditetesi HCl 0,5 M 10 tetes, menjadi jingga kembali

Perbandingan Tabung 1 dengan Tabung 2 ketika tabung 2 berwarna kuning

Perbandingan Tabung 1 dengan tabung 2 ketika tabung 2 berwarna jingga kembali

4. Percobaan 3

Tabung 1: MgCl2 + NH4OH 0,5 M= bening

Tabung 2: MgCl2 + 1 ml NH4OH 0,5 M + 1 ml NH4Cl= bening, terdapat gel sedikit pada larutan

Tabung 1 dan Tabung 2 dibandingkan

5. Percobaan 4

Setelah Ditetesi 10 tetes H2SO4 pekat melingkar melalui dinding tabung, warna larutan menjadi coklat muda

Ditetesi 10 tetes H2SO4 pekat melingkar melalui dinding tabungNaNO3 + 5 tetes H2SO4 + 5 tetes FeSO4 jenuh : menjadi larutan keruhNaNO3 tidak berwarna

6. Percobaan 5Setelah didinginkan: endapan putih terbentuk kembaliLarutan dipanaskanSetelah dipanaskan: endapan larutDitetesi alkohol 2 tetes: semakin keruh, endapan putih lebih banyakPb(NO3)2 + 1 tetes H2SO4 1 M= keruh, ada endapan putih

22