1 Ref 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989 tentang instalasi penyalur petir Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi bahaya sambaran langsung 2. SNI 225 2000 (PUIL 2000) Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi bahaya sambaran tidak langsunglangsung Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Ref1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989 tentang instalasi penyalur petir Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi bahaya sambaran langsung
2. SNI 225 2000 (PUIL 2000) Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi bahaya sambaran tidak langsunglangsung
Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
2
+ + + + + ++ + + + +
+ + + + + +
- - - - - - -- - - - - - - - - - - - -
+ + + + + ++ + + + +
+ + + + + +
- - - - - - -- - - - - - - - - - - - -
PELEPASAN MUATAN LISTRIKPELEPASAN MUATAN LISTRIK-- DARI AWAN KE AWANDARI AWAN KE AWAN
-- DARI AWAN KE BUMIDARI AWAN KE BUMI
3
Sasaran
OBYEK YANG TERTINGGI
Arus : 5.000 ~ 200.000 A Panas: 30.000 oC
AWAN KE AWAN
AWAN KE BUMI
KERUSAKAKERUSAKAN N
• THERMITHERMIS, S,
• ELEKTRIELEKTRIS, S,
• MEKANIMEKANISS,
4
Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhi syarat dapat mengundang bahaya Grounding tidak sempurna
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIRA : Peruntukan bangunan (-10 0 1 2 3 5 15)B : Struktur konstruksi ( 0 1 2 3 )C : Tinggi bangunan ( 0 2 3 4 5 - 10)D : Lokasi bangunan ( 0 1 2)E : Hari guruh ( 0 1 2 3 4 - 7)
R = A + B + C + D + E< 11 ABAIKAN = 11 KECIL= 12 SEDANG= 13 AGAK BESAR= 14 BESAR> 14 SANGAT BESAR
PERTIMBANGAN PEMASANGAN INSTALASI PENYALUR PETIR
15
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIRA : Peruntukan bangunan
Rumah tinggal 1Bangunan umum 2Banyak orang 3Instalasi gas,minyak, rumah sakit : 5Gudang handak : 15
B : Struktur konstruksi Steel structure 0Beton bertulang, kerangka baja atap logam1Beton bertulang, atap bukan logam 2Kerangka kayu atap bukan logam 3
C : Tinggi bangunan
16
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
C : Tinggi bangunans/d 6 m 0
12 m 217 m 325 m 435 m 550 m 670 m 7100 m 8140 m 9200 m 10
17
PENERIMA (AIR TERMINAL)1. Dipasang pada tempat yang akan tersambar.2. Daerah terlindung3. Tinggi lebih dari 15 cm dari sekitar4. Jumlah dan jarak harus diatur (daerah
perlindungan 112 derajat)
Penerima dapat berupa :a. Logam bulat panjang yang terbuat dari tembagab. hiasan-hiasan pada atap, tiang-tiang, cerobong
logam yang disambung dengan instalasi penyalur petir.
c. Atap–atap dari logam yang disambung secara elektris.
18
19
SYARAT-SYARAT PEMASANGAN PENGHANTAR PENURUNAN
1. Dipasang sepanjang bubungan ke tanah.2. Diperhitungkan pemuaian dan penyusutan.3. Jarak antara alat pemegang penghantar maximal
dibawah atap dalam bangunan.5. Jika ada, penurunan dipasang pada bagian yang
terdekat pohon, menonjol.6. Memudahkan pemeriksaan.7. Jika digunakan pipa logam, pada kedua ujung harus
disambung secara elektris.8. Dipasang minimal 2 penurunan.9. Jarak antar kaki penerima dan titik percabangan
penghantar maximal 5 meter.
20
BAHAN PENGHANTAR PENURUNANa. Kawat tembaga penampang min. 50 mm2 & Tebal
minimal 2 mm.b. Bagian atap, pilar, dinding, tulang baja yang
mempunyai massa logam yang baik.c. Khusus tulang beton harus memnuhi :
a. Sudah direncanakan untuk itub. Ujung-ujung tulang baja mencapai garis
permukaan air dibawah tanah.d. Kolom beton yang digunakan sebagai penghantar
adalah kolom beton bagian luar.e. Pipa penyalur air hujan + minimal dua pengantar
penurusan khusus.f. Jarak antar penghantar
a. Tinggi < 25 m max. 20 mb. Tinggi 25 – 50 m max (30 – (0,4xtinggi bangunan)c. Tinggi > 50 m max 10 meter.
21
SYARAT PEMBUMIAN/TAHANAN PEMBUMIANa. Dipasang sedemikian sehingga tahanan
pembumian terkecil.b. Sebagai elektroda bumi dapat digunakan
a. Tulang baja dari lantai kamar, tiang pancang (direncanakan).
b. Pipa logam yang dipasang dalam bumi secara tegak.
c. Pipa atau penghantar lingkar yang dipasang dalam bumi secara mendatar.
d. Pelat logam yang ditanam.e. Bahan yang diperuntukkan dari pabrikan
(spesifikasi sesuai standar)c. Dipasang sampai mencapai permukaan air
dalam bumi.d. Masing-masing penghantar dari suatu instalasi
yang mempunyai beberapa penghantar harus disambungkan dengan elektroda kelompok.
22
e. Terdapat sambungan ukur.f. Jika keadaan alam tidak memungkinkan,
• Masing-masing penghantar penurunan harus disambung dengan penghantar lingkar yang ditanam dengan beberapa elektroda tegak atau mendatar sehingga jumlah tahan pembumian bersama memenuhi syarat.
• Membuat suatu bahan lain (bahan kimia dan sebagainya) yang ditanam bersama dengan elektroda sehingga tahan pembumian memenuhi syarat.
g. Elektroda bumi yang digunakan untuk pembumian instalasi listrik tidak boleh digunakan untuk pembumian instalasi penyalur petir.
23
BANGUNAN YANG MEMPUNYAI ANTENA1. Antena harus dihubungkan dengan instalasi
penyalur petir dengan penyalur tegangan lebih, kecuali berada dalam daerah perlindungan.
2. Jika antena sudah dibumikan, tidak perlu dipasang penyalur tegangan lebih.
3. Jika antena dipasang pada bangunan yang tidak mempunyai instalasi petir, antena harus dihubungkan melalui penyalur tegangan lebih.
4. Pemasangan penghantar antara antena dan penyalur petir sedemikian menghindari percikan bunga api.
5. Jika suatu antena dipasang pada tiang logam, tiang tersebut harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir.
6. Jika antena dipasang secara tersekat pada suatu tiang besi, tiang besi ini harus dihubungkan dengan bumi.
24
CEROBONG YANG LEBIH TINGGI DARI 10 Ma. Instalasi penyalur petir yang terpasang di
cerobong tidak boleh dianggap dapat melindungi bangunan yang berada disekitarnya.
b. Penerima harus dipasang menjulang min 50 cm di atas pinggir cerobong.
c. Alat penangkap bunga api dan cincin penutup pinggir bagian puncak dapat digunakan sebagai penerima petir.
d. Instalasi penyalur petir dari cerobong min harus mempunyai 2 penurunan dengan jarak yang sama satu sama lain.
e. Tiap penurunan harus disambungkan langsung dng penerima.
25
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN1. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara
agar selalu bekerja dengan tepat, aman dan memenuhi syarat.
2. Instalasi penyalur petir petir harus diperiksa dan diuji :1. Sebelum penyerahan dari instalatir kepada
pemakai.2. Setelah ada perubahan atau perbaikan
(bangunan atau instalasi)3. Secara berkala setiap dua tahun sekali.4. Setelah ada kerusakan akibat sambaran
petir.3. Dilakukan oleh pegawai pengawas, Ahli K3
atau PJK3 Inspeksi.
4. Pengurus atau pemilik wajib membantu (penyedian alat)
26
Dalam pemeriksaan dan pengujian hal yang perlu diperhatikan :
a. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang dapat menimbulkan karat.
b. Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima, penghantar
c. Sambungan-sambungand. Tahanan pembumian dari masing-masing
elektroda maupun elektorda kelompok.e. Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan
diperbaiki.f. Tahanan pembumian dari seluruh sistem
pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm.g. Dilakukan pengukuran elektroda