Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar nasional pendidikan, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah ditegaskan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan
tersebut disusun standar nasional pendidikan, terdiri atas: standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah ditegaskan bahwa
setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian proses
pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum, pada Lampiran IV: Pedoman Umum Pembelajaran,
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang
terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum
memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 1
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh
peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang mengacu
pada silabus, yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun
kelompok. Sedangkan strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru
dalam mengembangkan pendekatan, teknik, dan instrumen penilaian proses
dan hasil belajar yang autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu
menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pembelajar
lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori
pembelajar cepat.
Pada tahun pelajaran 2013/2014 Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan
kurikulum 2013 secara terbatas untuk 1.270 SMA pada 295 kabupaten/kota di
33 provinsi untuk kelas X. Selanjutnya melalui edaran Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8 November 2013,
ditetapkan bahwa tahun pelajaran 2014/2015 semua satuan pendidikan,
termasuk seluruh SMA sebanyak 12.633 di 34 provinsi wajib melaksanakan
Kurikulum 2013 pada kelas X dan XI. Guna mendukung implementasi
pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah mengadakan pelatihan guru,
menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran
kelompok A (wajib) dan kelompok B (wajib), sedangkan untuk mata pelajaran
kelompok C (peminatan) menggunakan buku yang dibuat oleh penerbit yang
sudah dilegalisasi Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).
Untuk menyiapkan kemampuan guru Biologi dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaian autentik
menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain
dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah
pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh
karena itu diperlukan rambu-rambu/panduan yang bisa memfasilitasi guru
Biologi secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan
melaksanakan pembelajaran menggunakan berbagai metode, strategi, dan
model, serta merancang penilaiannya.
B. Tujuan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 2
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru Biologi dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memanfaatkan buku guru dan
buku teks untuk peserta didik. Secara khusus naskah ini bertujuan untuk
memberi rambu-rambu bagi guru Biologi dalam:
1. menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar;
2. mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari
silabus mata pelajaran Biologi;
3. mengembangkan kegiatan pembelajaran Biologi dengan pendekatan
saintifik;
4. mengembangkan indikator pencapaian kompetensi dan penilaian;
5. merancang penilaian autentik mata pelajaran Biologi.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:
1. Penjelasan tentang pembelajaran kompetensi;
2. Langkah-langkah pembelajaran saintifik pada mata pelajaran Biologi;
3. Penilaian autentik dalam pembelajaran iologi;
4. Penjelasan tentang Analisis Kompetensi;
5. Contoh hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian Pendidikan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 3
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang
Implementasi Kurikulum
9. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
156928/MPK.A/KR/2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013
10.Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri Nomor 420/176/SJ dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0258/MPK.A/KR/2014 tentang
Implementasi Kurikulum 2013.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 4
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
BAB II
PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK
A. Prinsip
Pembelajaran Kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan
memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran
dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong
peserta didik lebih mampu dalam mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan perolehannya.
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan
memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus
dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan kompetensi pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga kompetensi tersebut
memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh
melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh
melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
Pencapaian kompetensi tersebut berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang
dilaksanakan. Penguatan pendekatan saintifik diterapkan melalui model
pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik
individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan model
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning).
Prinsip pembelajaran pada Kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1)
dari peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) dari guru
sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
belajar; (3) dari pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 5
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) dari pembelajaran berbasis konten
menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) dari pembelajaran parsial menjadi
pembelajaran terpadu; (6) dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal
menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) dari
pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan
keseimbangan antara keterampilan fisikal (hard skills) dan keterampilan mental
(soft skills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10)
pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani); (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah
guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang
budaya peserta didik.
Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut aktivitas
pembelajaran bukan sekadar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang
dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga.
Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan
mendorong kemampuan berpikir peserta didik hingga situasi baru yang tak
terduga. Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan
keingintahuan peserta didik, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan langkah
sebagai berikut:
1. Menyajikan atau mengajak peserta didik mengamati fakta atau fenomena secara
langsung dan/atau rekonstruksi sehingga peserta didik mencari informasi,
membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut;
2. Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip,
hukum, dan teori;
3. Mendorong peserta didik aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen;
4. Memaksimalkan pemanfaatan teknologi dalam mengolah data, mengembangkan
penalaran dan memprediksi fenomena;
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 6
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam mengomunikasikan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki melalui presentasi dan/atau unjuk
karya dengan aplikasi pada situasi baru yang terduga sampai tak terduga.
Untuk mengukur ketercapaian kompetensi peserta didik, dilakukan penilaian yang
mengacu kepada Kurikulum 2013, yaitu penilaian autentik. Penilaian autentik
merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari
masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan peserta
didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga
komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas,
gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak
instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari
pembelajaran.
B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik pada Mata Pelajaran Biologi
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-
langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model
pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya
kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan
kemampuan berpikir kreatif peserta didik (Alfred De Vito, 1989). Model
pembelajaran yang diperlukan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan
untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik
(Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara
akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu
pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model
pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model
pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam
sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan
pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta
didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam
proses pembelajaran, guru sebagai fasilitator yang membimbing dan
mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 7
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran
melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para
ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan
demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta,
membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya.
Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan
peserta didik dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan
(Semiawan: 1992).
Model ini juga mencakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur
dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap peserta didik belajar
bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran
berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta
didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas
pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga
lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir
tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih
diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam menggali
informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai
organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun
kompetensi dasar peserta didik melalui pengembangan keterampilan proses
sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap.
Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk
belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk
membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain
and Evans: 1990).
Sesuai dengan karakteristik Biologi sebagai bagian dari natural science,
pembelajaran biologi harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berpikir
ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
dan mengomunikasikan.
1. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran Biologi berkaitan erat
dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 8
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
Proses mengamati mencakup kegiatan yang memaksimalkan penggunaan
seluruh indera untuk mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan
atau menyimak. Obyek yang diamati adalah materi faktual (yang berbentuk
fakta), yaitu fenomena atau beristiwa yang dapat diamati secara langsung
atau dalam bentuk gambar, film, video, dan sebagainya.
Contohnya: Dalam pembelajaran Biologi “KD 3.10 Menganalisis data
perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi
kehidupan”, sekelompok peserta didik mengamati tempat pembuangan
sampah di lingkungan sekitar pasar. Fakta yang diperoleh dari hasil
pengamatan ini antara lain adalah adanya tumpukan berbagai sampah
kertas, plastik, botol dan kaleng bekas tempat minuman, sampah sayuran
dan buah-buahan yang membusuk, bau sampah menusuk hidung, banyak
lalat beterbangan di sekitar sampah, dan sebagainya.
2. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun
pengetahuan peserta didik berupa konsep, prinsip, prosedur, hukum dan
teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannya agar peserta didik memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi secara kritis (critical thinking skill), logis,
dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja
kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang
kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk
dengan menggunakan bahasa daerah.
Pada contoh di atas kegiatan menanya dapat terjadi dalam diskusi antar
peserta didik sewaktu mengamati tempat pembuangan sampah tadi.
Pertanyaan antara lain dapat berupa: “Mengapa sampah-sampah sayuran
dan buah-buahan dapat membusuk?”, “Bagaimana agar tumpukan sampah
tidak menimbulkan bau busuk dan mencemari lingkungan?”, “Bagaimana
membuat sampah menjadi barang-barang yang bermanfaat ?”
3. Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta
didik untuk memperkuat pemahaman konsep, prinsip, dan prosedur dengan
mengumpulkan data, mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja
ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melakukan
eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data.
Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan automasi
sangat disarankan dalam kegiatan ini.
Lanjutan dari contoh di atas peserta didik dapat menggali data dari berbagai
sumber, seperti buku-buku referensi, internet, dsb, mengenai penyebab
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 9
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
membusuknya sayuran dan buah-buahan, cara mengurangi (reduce)
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh berbagai macam sampah
(limbah), cara memanfaatkan kembali botol plastik dan kaleng bekas tempat
minuman (reuse), dan cara melakukan daur ulang kertas serta
memanfaatkan sampah sayuran/buah-buahan untuk pupuk (recycle).
Selanjutnya peserta didik diharapkan akan termotivasi untuk
merencanakan/merancang dan melakukan kegiatan/percobaan guna
mengurangi dampak pencemaran lingkungan bagi kehidupan.
4. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir
dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh diklasifikasikan, diolah, dan
ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang
oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga
peserta didik melakukan aktivitas antara lain menganalisis data,
mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan
memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau
praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan peserta
didik memiliki keterampilan berpikir kritis tingkat tinggi (higher order critical
thinking skills) hingga berpikir metakognitif.
Selanjutnya dari contoh di atas, peserta didik menganalisis/mengolah
berbagai data yang diperoleh sehingga dapat menyimpulkan bahwa
pencemaran lingkungan dapat diatasi antara lain dengan melakukan reduce,
reuse, dan recycle.
5. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil
konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau
grafik. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mampu mengomunikasikan
pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta berkreasi melalui
presentasi, membuat laporan, dan/atau unjuk karya.
Pada contoh di atas peserta didik menyajikan rancangannya untuk
mengatasi masalah pencemaran lingkungan dan menjelaskan cara
(prosedur) untuk mendaur ulang sampah kertas atau sampah
sayuran/buah-buahan. Lebih jauh lagi peserta didik dapat mengajukan
proyek misalnya “Pemanfaatan sampah/limbah untuk mengurangi
pencemaran lingkungan dan menghasilkan barang-barang yang bernilai
ekonomi”. Rancangan proyek dilengkapi dengan kalkulasi biaya dan cara
memasarkan hasil karyanya.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 10
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
Kelima pengalaman belajar (mengamati, menanya, mengumpulkan data,
mengasosiasi dan mengomunikasikan) tersebut harus dibelajarkan kepada
peserta didik melalui model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi
biologi.
Model-model tersebut antara lain, Inquiry Based Learning, Discovery Based
Learning, Problem Based Learning, dan Project Based Learning.
Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai pelaksanaan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Pemilihan
model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut.
1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Untuk pengetahuan
faktual dan konsepetual, guru dapat memilih Discovery Learning, sedangkan
untuk pengetahuan prosedural Project Based Learning dan Problem Based
Learning.
2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar
dari KI- 4. Untuk keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery
Learning dan Problem Based Learning, sedangkan untuk keterampilan
konkrit menggunakan Project Based Learning.
3. Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap religious (KI-1) maupun
sikap sosial (KI-2)
Contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai dengan dimensi
pengetahuan dan keterampilan tampak pada tabel 1 berikut;
Tabel 1
Dimensi
PengetahuanDimensi Keterampilan
Abstrak Konkrit
Faktual Discovery Learning Discovery Learning
Konseptual Discovery Learning Discovery Learning
Prosedural Discovery Learning
Problem Based Learning
Discovery Learning
Problem Based
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 11
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
Learning
Metakognitif
Discovery Learning
Project Based Learning
Problem Based Learning
Discovery Learning
Project Based Learning
Problem Based Learning
C. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Biologi
Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber
sebagaimana tertulis dalam materi pelatihan guru implementasi Kurikulum 2013
adalah sebagai berikut: (1) American Library Association mendefinisikan
penilaian autentik sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi,
motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam
pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik sebagai
penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman
kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian
autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-
aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas
artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar
sesama melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena
penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar
peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba,
membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada
tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk
menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran di SMA.
Penilaian autentik memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik
untuk menerapkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah
dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen,
mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat
karangan, dan diskusi kelas.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 12
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian
portofolio dan penilaian proyek. Penilaian autentik disebut juga penilaian
responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik
yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan
tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian
autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu
pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil
pembelajaran.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan
program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan
konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan
untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian
Pendidikan.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap
dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri,
dan/atau penilaian antar teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes
lisan, dan/atau penugasan. Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian
proyek, dan penilaian portofolio.
1. Penilaian Sikap
Dalam Kurikulum 2013, kompetensi sikap meliputi sikap spiritual dan sikap
sosial. Contoh Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Biologi yang berkaitan
dengan Kompetensi Inti sikap sipritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2):
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
KI-1 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli (gotongroyong, kerjasama,toleran,damai), santun, responsif dan
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 13
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan.
pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan, jurnal, penilaian diri, dan
penilaian antar teman.
Pengamatan dapat dilakukan pada saat aktivitas pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan. Pengamatan sikap
dalam Biologi seperti berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi dapat dilakukan pada kegiatan kerja kelompok. Sedangkan
pengamatan sikap sikap teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,
dan tanggung jawab, dapat dilakukan saat melaksanakan percobaan
(eksperimen) biologi.
Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas
yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan
peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal yang dibuat oleh
guru Biologi dapat berisi perilaku peserta didik baik yang positif maupun
negatif, dilengkapi dengan waktu terjadinya perilaku tersebut. Jurnal dapat
memuat penilaian terhadap peserta didik pada aspek tertentu secara
kronologis. Contoh jurnal yang dibuat oleh guru Biologi kelas X:
No
WaktuNama
Peserta Didik
Kejadian / Perilaku Tindak lanjut
1
Senin, 24 Maret 2014Pkl. 09.10
RaniMelaporkan bahwa dia memecahkan kaca obyek pada waktu praktik di laboratorium
Diberikan apresiasi karena kejujurannya
2 Senin, 24 Rudi
Meninggalkan laboratorium setelah
Dipanggil untuk membersihkan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 14
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
Maret 2014Pkl. 10.15
praktikum, tanpa membersihkan meja dan alat-alat yang sudah digunakan
meja praktikum dan alat- alat yang sudah digunakan, serta diberi pembinaan
Penilaian-diri (self assessment) merupakan suatu teknik penilaian di mana
peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam
mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk
mengukur kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian
mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 16
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
tertulis berbentuk uraian sedapat mungkin bersifat komprehentif, sehingga
mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik.
Pada tes tertulis berbentuk uraian, hendaknya guru Biologi memberi
kesempatan peserta didik untuk menuliskan jawabannya sendiri yang
berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai
yang sama. Tes tertulis berbentuk uraian pada mata pelajaran Biologi
biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka
(extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini
sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam
ini memberi kesempatan pada guru untuk mengukur hasil belajar peserta
didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks.
Tes Lisan.
Tes lisan adalah tes yang menuntut peserta didik memberikan jawaban
secara lisan. Meskipun jawabannya secara lisan bukan berarti bahwa
pertanyaan yang diajukan hanya menyangkut tingkat berpikir rendah (low
order thinking), tetapi dapat juga diajukan pertanyaan yang menuntut
penalaran dan berpikir kritis. Oleh karena itu dalam melaksanakan tes lisan,
guru Biologi perlu menyiapkan daftar pertanyaan yang disampaikan melalui
tanya jawab secara langsung dengan peserta didik. Contoh pertanyaan pada
tes lisan:
a. Berikan contoh sebuah rantai makanan pada ekosistem sawah!
b. Dari contoh tersebut jelaskan apa yang akan terjadi pada kosumen I jika
konsumen II mengalami penurunan jumlah populasi!
Penugasan.
Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai
dengan karakteristik tugas. Contoh penugasan: “membuat rancangan untuk
mengatasi kerusakan lingkungan”.
3. Penilaian Keterampilan
Ada dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan
kompetensi lulusan tingkat SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 17
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
ranah konkret. Pada ranah abstrak cenderung pada keterampilan seperti
menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada
kemampuan mental (berpikir) tanpa bantuan alat. Sedangkan untuk ranah
konkret cenderung pada kemampuan fisik seperti menggunakan alat,
mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan alat.
Penilaian aspek keterampilan dapat dilakukan melalui tes praktik, proyek,
atau portofolio.
Tes Praktik.
Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik pada waktu
melakukan praktik Biologi. Dalam tes praktik perlu dibuat rubrik penilaian,
yaitu daftar kriteria yang menunjukkan kinerja dan aspek-aspek atau
konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu. Penilaian digunakan
untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik
melakukan praktik di laboratorium, misalnya praktik mengenai “Pengaruh
limbah cair terhadap perilaku ikan.” Contoh rubrik penilaiannya sebagai
berikut:
NO
ASPEK YANG DINILAI
PENILAIAN1 2 3
1 Merangkai alat Rangkaian alat tidak benar
Rangkaian alat benar, tapi tidak rapi
Rangkaian alat benar dan rapi
2 Pengamatan Pengamatan tidak cermat
Pengamatan cermat tetapi mengandung interpretasi
Pengamatan cermat dan tidak mengandung interpretasi
3 Data yang diperoleh
Data tidak lengkap
Data lengkap, tetapi tidak terorganisir atau ada yang salah tulis
Data lengkap, terorganisir, dan ditulis dengan benar
4 Kesimpulan Tidak benar atau tidak sesuai tujuan
Sebagian kesimpulan ada yang salah atau tidak sesuai tujuan
Semua benar atau sesuai tujuan
4. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 18
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Penilaian
proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan sampai dengan
akhir proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang
perlu dinilai. Pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang
memerlukan perhatian khusus dari guru.
a. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
b. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta
didik.
c. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan
oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk
proyek. Kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan
rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan
penyiapan laporan.
Contoh penilaian proyek Biologi: “Membuat produk daur ulang limbah.”
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian
khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai
kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian secara
analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk
menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada
apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.
5. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa
karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh
peserta didik.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 19
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, penilaian terhadap hasil karya
peserta didik dalam menyusun atau membuat laporan praktikum Biologi
selama satu semester. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik
dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti
berikut ini.
a. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
b. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang
akan dibuat.
c. Peserta didik menyusun portofolio pembelajaran.
d. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik yang sudah
dipilih pada tempat yang sesuai, disertai catatan waktu
pengumpulannya.
e. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
f. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
g. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.
Contoh penilaian portofolio:
1. Ruang lingkup:
a. Karya portofolio yang dikumpulkan adalah seluruh hasil laporan
praktikum biologi kelas X semester 1.
b. Setiap laporan hasil praktikum dikumpulkan selambat-lambatnya satu
minggu setelah peserta didik melaksanakan praktikum.
c. Penilaian karya portofolio terpilih dilaksanakan satu minggu sebelum
Ulangan Akhir Semester 1.
2. Uraian tugas portofolio
a. Buatlah laporan praktikum Biologi untuk seluruh kegiatan praktikum
selama semester 1.
b. Penilaian laporan praktikum meliputi: persiapan, pelaksanaan, dan
hasil praktik.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 20
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
c. Pilihlah (peserta didik bersama guru) tiga karya portofolio terbaik
untuk dinilai.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 21
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
BAB III.
ANALISIS KOMPETENSI
A. Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, kompetensi inti dan kompetensi
dasar. Kegiatan awal yang harus dilakukan oleh guru dalam menyiapkan
pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi tersebut. Dari
hasil analisis akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua
mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah
pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat
kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran
tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA
adalah sebagai berikut.
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
Dalam upaya mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah
ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan kompetensi
lulusan dikelompokkan menjadi beberapa Tingkat Kompetensi. Tingkat
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 22
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai
kompetensi lulusan yang telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi Lulusan.
Tingkat kompetensi untuk SMA meliputi dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi
ke-lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke-enam
untuk kelas XII. Uraian Kompetensi Inti untuk Tingkat Kompetensi 5 (kelas X –
XI) sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap
Spiritual
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
Pengetahua
n
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
Keterampila
n
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku (buku guru dan
buku siswa)
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 23
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku secara umum
dapat digambarkn dengan bagan 1 sebagai berikut;
Penjelasan Bagan 1;
1. Kegiatan diawali dengan analisis keterkaitan antar KI dan KD sebagai
berikut;
a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan
yang harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran
(though curriculum) yang akan memberikan pengalaman belajar
secara langsung (direct teaching) kepada peserta didik.
b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religious dan sikap social
yang harus dicapai peserta didik sebagai dampak pengiring (nurturant
effects) yang merupakan pengalaman belajar tidak langsung (indirect
teaching)
c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil pembelajaran
secara utuh atau teerpadu.
2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media
a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan silabus atau buku
dengan mempertimbangkan keluasan dan/atau kedalaman materi
pembelajaran.
b. Sumber/Alat/media; jika hasil kajian analisis memiliki perbedaan
dengan yang tercangtum di salabus, maka dilakukn peneyesuain
dengn hasil kajian (sesuai karakteristik materi pemebelajaran)
3. Mengembangkan Materi Pembelajaran
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 24
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD-3. Guru
dapat mengembangkan materi pembelajaran yang sudah tercntum di
silabus atau buku sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam
silabus atau buku, serta kompetensi dasar yang termuat dalam
kompetensi inti ketiga (pengetahuan).
Linearisasi Kompetensi Dasar (KD) dari KI-3 dan KI-4 sesuai materi pokok yang
terdapat dalam silabus adalah sebagai berikut; .
Kompetensi Dasar(KI 3)
Kompetensi Dasar(KI 4)
Materi Pokok (Dalam Silabus)
3.1Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.
4.1Menyajikan data tentang objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatikan aspek keselamatan kerja serta menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis.
Ruang lingkup biologi Permasalahan biologi
pada berbagai objek biologi, dan tingkat organisasi kehidup-an
Cabang-cabang ilmu dalam biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di masa depan
Manfaat mempelajari biologi bagi diri sendiri dan lingkungan, serta masa depan peradaban bangsa
Metode Ilmiah: mengidentifikasi masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, menentukan variabel, mengolah data, mengomunikasikan
Keselamatan KerjaDan seterusnya ,,,
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam
silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam KI-3 (pengetahuan). Dalam
penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linieritas
dengan KI-4 (keterampilan).
Hasil pengembangan materi pembelajaran kimia dikelompokkan dalam empat
kategori, yaitu:
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 25
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
a. Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca,
disentuh, atau diamati. Contoh fakta adalah peristiwa pelapukan,
metabolisme, es mencair dan air menguap, besi berkarat, dan sebagainya.
b. Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan
kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang
saling berhubungan. Contoh konsep adalah reaksi, larutan, endapan, dan
sebagainya.
c. Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep
yang berkaitan. Prinsip Kimia bersifat analitik, sebab merupakan
generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh. Termasuk ke dalam
kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas. Contoh prinsip adalah
hukum Dalton, persamaan reaksi, dan sebagainya.
d. Prosedur, merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis
dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari
kompetensi pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran kimia, langkah
kerja ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi
pokok. Contoh: percobaan elektrolisis, percobaan menentukan kecepatan
reaksi, dan lain-lain.
4. Mengembangkan Alternatif Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data,
mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.
5. Merumuskan Indikator Pencapaian
Dalam penyusunan indikator pencapaian perlu diperhatikan hal-hal berikut ini
a. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang terukur,
didalamnya terdapat dua unsur, yaitu tingkat kompetensi dan konten
(pengetahuan dan keterampilan)
b. Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar,
materi pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus
c. Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal
yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan
dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai
target pencapaian kompetensi sesuai dengan karakteristik dan daya
dukung sekolah dan lingkungannya
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 26
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
d. Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan
e. Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi/
mencipta
f. Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta
g. Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai kompetensi
dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi lulusan
6. Mengembangkan Alternatif Penilaian (Penilaian Autentik)
a. Penilaian aspek sikap melalui pengamatan, penilaian diri, penilaian sebaya,
dan/atau jurnal. Penilaian sikap melalui pengamatan menggunakan lembar
pengamatan atau daftar periksa (checklist) pengamatan yang memuat
aspek sikap yang diamati. Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada
indikator sikap yang dijabarkan dari KD-KD pada KI-1 dan KI-2 pada saat
dilakukan analisis kompetensi. Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya
mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam rangka
pengembangan nilai karakter bangsa. Penjabaran penilaian sikap dalam
tabel analisis perlu direlasikan/dihubungkan dengan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan peserta didik.
b. Penilaian aspek pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau
penugasan. Pemilihan bentuk penugasan dijabarkan dalam tabel analisis
menjadi aspek-aspek yang digunakan dalam penilaian. Aspek penilaian
tugas bermanfaat dalam mengembangkan rubrik dan pedoman penskoran.
c. Penilaian aspek keterampilan melalui tes praktik, proyek dan penilaian
portofolio. Penilaian keterampilan mencakup dua ranah keterampilan yang
dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat SMA yang
diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkret. Jabaran penilaian
keterampilan pada tabel analisis merinci aspek penilaian yang dilakukan
dan dihubungkan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta
didik.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 27
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 28
Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari
4.1
Menyajika
Permasalahan biologi pada berbagai objek biologi, dan tingkat organisasi kehidupan
Cabang-cabang ilmu dalam biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di masa depan
Manfaat mempelajari biologi bagi diri sendiri dan
Faktaartikel tentang berbagai permasalahan biologi
Konsep cabang-
cabang ilmu dalam biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di masa depan
Manfaat mem-pelajari biologi bagi diri sendiri dan lingkungan, serta masa depan peradapan bangsa.
Metode
MengamatiMengamati atau mendiskusikan kehidupan masa kini yang berka-itan dengan biologi seperti kedokteran, gizi, lingkungan, makanan, penyakit, ser ta karir dll yang ber-hubungan dengan biologi
Menanya:Peserta didik dimotivasi untuk membuat pertanyaan tentang: Kaitan
kedokteran, gizi, lingkungan, makanan,
Mengidentifikasi permasalahan biologi pada berbagai objek biologi, dan tingkat orga-nisasi kehidupan.
Menjelaskan permasalahan biologi pada berbagai objek biologi, dan tingkat organisasi kehidupan
Menjelaskan cabang-cabang ilmu dalam biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di
Tes Tertulis : PG Essai
Merancang desain percobaan sederhana sesuai urutan kerja ilmiah
Melakukan percobaan sederhana sesuai desain yang telah dirancang sebelumnya
Mengkomunikasikan hasil percobaan sederhana berkaitan yang menggam
Penugasan: menilai kemampuan peserta didik dalam membuat laporan ilmiah dengan menggunakan ru-brik penilaian laporan ilmiah
Penugasan menyusun makalah ru-ang lingkup biologi, kerja ilmiah dan keselamatan kerja, serta rencana
Melaksanakan percobaan dengan menerapkan prosedur keselamatan kerja dengan penuh tanggung jawab
menunjukkan sikap ilmiah saat mengamati, melaporkan secara lisan dan saat diskusi dengan menggunakan lembar pengamatan disertai
Observasi dengan menggunakan skala Sikap
Jujur Teliti Disiplin Saling
menghargai
Rasa ingin tahu
Kerjasama
Demokratis
(dilaksanakan pada saat mengamati, melaporkan secara lisan dan saat diskusi
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 29
n data tentang objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatikan aspek keselamatan kerja serta menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis
lingkungan, serta masa depan pera-daban bangsa
Metode Ilmiah: mengidektifikasi masalah, membuat hi-potesis, merancang percobaan, menentukan variabel, mengolah data, mengko-munikasikan
Keselamatan Kerja
ilmiah
Prinsip : Langkah
metode ilmiah
Prinsip Keselamatan Kerja di laboratorium
ProsedurDesain percobaan sesuai langkah kerja ilmiah
penyakit, serta karir dll yang berhubungan dengan biologi.
Yang akan dipelajarinya tentang karakteristik, cara mempelajari Biologi,metode ilmiah dan keselamatan kerja,serta karir berbasis biologi?
Mengumpulkan data(Eksperimen/Eksplorasi)
masa depan Menjelaskan
manfaat mempelajari biologi bagi diri sendiri dan ling-kungan, serta masa depan pera-dapan bangsa.
Menganalisis komponenkomponen metode ilmiah dalam permasalahan biologi.
Menjelaskan aspek-aspek keselamatan kerja laboratorium biologi.
Melaksanakan secara tanggung jawab aspek kese-lamatan kerja di
barkan urutan kerja ilmiah
Membuat laporan hasil penelitian dengan format laporan ilmiah sederhana menyusun makalah yang berisi tentang ruang lingkup biologi, kerja ilmiah dan kese-lamatan kerja, serta ren-cana penge-mbangan karir masa depan
pe-ngembangan karir masa depan berbasis biologi
rubrik penilaian
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 30
Membaca teks atau melihat video tentang kasus-kasus pada kedokteran, gizi, lingkungan, makanan, penya-kit, serta karir dll yang berhubungan dengan biologi dan mendiskusikan kaitanya dengan biologi
Melakukan studi literatur tentang cabang-cabang biologi, obyekbiologi, per-masalahan biologi dan profesi yang berbasis biologi
laboratorium.
Membuat desain kegiatan percobaan sederhana untuk mempelajari kerja ilmiah.
Melakukan percobaan sederhana dengan menggunakan kerja ilmiah.
Mengkomunikasikan hasil percobaan sederhana beraitan dengan kerja ilmiah
Membuat laporan hasil penelitian dengan menggunakan format laporan ilmiah
berbasis biologi
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 31
(distimulir dengan contoh-contoh dan diperdalam dengan tugas mandiri)
Membaca karya tulis ilmiah biologi sebagai bahan analisis tentang kerja seo-rang peneliti biologi dan menganalisis komponen-komponen dalam karya tulis ilmiah dikaitkan dengan metode ilmiah dalam biologi
sederhana (tugas mandiri)
Menjelaskan tentang ruang lingkup biologi, kerja ilmiah dan kese-lamatan kerja, serta rencana pengembangan karir masa depan berbasis biologi.
Diskusi aspek-aspek keselamatan kerja laboratorium biologi dan menyepakati
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 32
Mendiskusikan hasil-hasil pengamatan dan kegiatan tentang ruang lingkup biologi, cabang-cabang biologi, pengembangan karir dalam biologi, kerja ilmiah dan keselamatan kerja untuk membentuk/memperbaiki pemahaman tentang ruang lingkup biologi
Mengkomunikasikan Mengkomunik
asikan secara lisan tentang ruang lingkup biologi, kerja ilmiah dan keselamatan kerja, serta rencana pengembangan karir masa
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 35
Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan peranya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
4.5
Merencanakan dan melaksa-nakan penga-matan tentang ciri-ciri
Protista Ciri-ciri
umum protista.
Ciri-ciri umum Protista mirip jamur (jamur lendir/ Slime Mold.
Ciri-ciri umum Protista mirip tumbuhan (Alga)
Ciri-ciri umum Protista mirip hewan (Protozoa)
Peran Protista dalam kehidupan
Fakta Berbagai
organisme protista
Konsep Ciri umum
protista. Ciri-ciri
umum Protista mirip jamur (jamur lendir/ Slime Mold.
Ciri-ciri umum Protista mirip tumbuhan (Alga)
Ciri-ciri umum Protista mirip hewan (Protozoai
Prinsip :Perbedaan antara protista
MengamatiMengamati suatu foto berwarna/gambar/ animasi berbagai macam protista
MenanyaPeserta didik dimotivasi untuk membuat pertanyaan tentang: Organisme
protista pada gambar
Nama kelompok organisme
Habitat protista
Mengumpulkan Data (Eksperimen/Mengeksplorasi) Membuat
kultur Paramecium
Mengidentifikasi macam-macam protista dari gambar
Mengelompokan macam-macam protista berdasarkan karakteristik (alat gerak, cara mencari makanan)
Melakukan pengamatan struktur jamur air dan jamur lendir
Menggambar hasil pengamatan
Mendiskusikan hasil pengamatan dan mengidentifikasi jenis protista yang ditemukan
TesTertulisuntuk menilai pemahaman dan kedalaman konsep ciri dan dasar klasifikasi protista Hasil charta yang digambarnya untuk melihat pemahaman tentang protista
Laporan pengamatan berbentuk gambar dan ulasan
Hasil menulis laporan praktikum
Rubrik penilaian : Laporan
pengamatan
Kerja praktikum
Laporan Praktikum
ObservasiPerforma saat melakukan pengamatan
Sikap Ilmiah : kerja
keras tanggung
jawab disiplin toleransi
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 37
Membandingkan hasil pengamatan dengan gambar/charta/foto/film berbagai jenis organisme golongan Protista
Membuat kesimpulan tentang ciri protista
MengkomunikasikanMenyusun laporan tertulis hasil penga-matan dan hasil diskusi dirangkum untuk memahami konsep keanekaragaman protista dan dasar pengelompoka
ciri-ciri protista mirip tumbuhan berdasarkan gambar
Mendiskusikan ciri-ciri protista mirip tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan
Mengklasifikasikan protista mirip tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan
Menyimpulkan protista mirip tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan
Mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 39
tista dalam kehidu-pan,menguntung-kan atau merugikan
artikel Membuat
kesimpulan tentang peran protista
Mempresentasikan peran protista
Mengumpulkan Data (Eksperimen/ Mengeksplorasi)Menganalisis berbagai artikel yang berhubungan dengan peran protista dalam kehidupan baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi manusia dan lingkungan
Mengasosiasikan Mengaitkan
berbagai
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 42
MengamatiMengamati berbagai macam hewan verte-brata di lingkungan-nya baik yang hidup di dalam atau di luar rumah, di tanah, air laut dan danau, atau yang di pepohonan atau melalui gambar/film
MenanyaPeserta didik menanyakan t atau melalui tentang: Begitu
banyaknya jenis hewan, apa persamaan
Mengidentifikasi ciri-ciri morfologi anatomi hewan kelas pisces
Mengklasifikasikan hewan kelas pisces
Merancang budi daya ikan tawar (contoh ikan mas)
Mengidentifikasi ciri-ciri morfologi anatomi hewan kelas amphibia
Mengklasifikasikan hewan kelas amphibia
Mengidentifikasi ciri-ciri
Test:Tertulis ten-tang: ciri dan klasifikasi he-wan vertebra-ta dan perba-ndingan kom-pleksitas sis-tem organ hewan-hewan vertebrata
Mengkomuni-kasikan ten-tang ciri-ciri vertebrata
Menyajikan data dalam bentuk tabel yang berisi tentang perbandingan kompleksitas sistem organ hewan-hewan vertebrataa
Rubrik penilaian presentasi dan Tabel perbandingan kompleksitas sistem organ vertebrata
Mengembangkan sikap ilmiah dalam kegiatan pembelajaran
Observasi dengan menggunakan skala Sikap Jujur Teliti Disipli Saling
menghargai
Rasa ingin tahu
kerjasama
demokratis
(dilaksanakan pada saat mengamati, melaporkan secara
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 47
kosa kata baru berkaitan dengan vertebrata dalam menjelaskan tentang kompleksitas ciri yang digunakan sebagai dasar pengelompokan keanekaragaman vertebrata
Menjelaskan ciri-ciri hewanvertebrata dengan menggu-nakan peta
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 49
hasil diskusi dari penga-matan untuk mem-buat kesimpulan tentang peran hewan Invertebrata dan Vertebrata dalam ekosistem dan ekonomi masyarakat serta ilmu pengetahuan.
Menganalisis ke-mungkinan bila ter-jadi pemanfaatan hewan-hewan ter-sebut yang bernilai ekonomi tetapi tidak
Membuktikan peranan cacing tanah dalam menyuburkan tanah
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 52
dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan
4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan
dari perubahan lingkungan
pencemaran
daur ulang limbah
upaya peles-tarian ling-kungan
banjir, dan kerusakan lingkungan
Konsep Kerusakan
lingkungan/pencemaran lingkungan
Keseimbangan lingkungan.
Pelestarian lingkungan
Penangguangan kerusakan lingkungan
Prinsip Pencemara
n limbah keseimban
gan lingangan
Prosedur pengolahan
limbah daur ulang
limbah
kumuh, banjir, dan kerusakan lingkungan
Menanya Siswa
mendiskusikan hasil temuan yang didapatkan dari proses mencermati tayangan gambar/foto/ film yang berkaitan dengan Keseimbangan lingkungan, Perubahan lingkungan, dan Pencemaran lingkungan.
Siswa mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan pencemaran dan perubahan
lingkungan
Menjelaskan
pelestarian
lingkungan
Menentukan
jenis-jenis
limbah
Menganalisis
proses daur
ulang
perusakan lingkung
Mengolah data ketidakseimbangan lingkungan, penyebab ketidakseimbangan lingkungan, serta dampaknya bagi kehidupan manusia dari ekonomi, kesehatan, kesejahteraan dan kebahagiaan manusia.
Melakuk
n Inisiatif Tenggang
rasa
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 54
kanMenyimpulkan hasil pengamatan, diskusi, pengumpulan infor-masi serta studi literatur tentang dampak kerusakan lingkungan penyebab, pencega-han serta penanggu-langannya.
kasikan usulan atau himbauan tindakan nyata upaya pelestarian lingkungan
Mengomunikasi-kan Usulan/
himbauan tindakan nyata pelestarian lingkungan dan hemat energi yang harus dilakukan di tingkat sekolah dan tiap individu
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 57
peserta didik yang dilakukan di rumah, sekolah, dan area pergaulan peserta didik
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang kerusakan lingkungan penyebab dan penanggulangannya.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 58
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
BAB IV
PENUTUP
Efektivitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar,
artinya bahwa semakin efektif kegiatan pembelajaran maka hasil belajar
semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektif pembelajaran
maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu
proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung.
Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta
didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan
keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber
belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan
kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan
mengomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan
analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam
menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada tiga
kompetensi yaitu kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi
dasar. Dari analisis itu akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi
selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam
kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan
pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun
pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.
Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang
menyangkut KD-KD dari KI-3 (pengetahuan) dan KI-4 (keterampilan).
Keduanya dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses
pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1
dan KI-2 yang merupakan kompetensi sikap religius dan sikap sosial.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 59
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik
secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang
terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar
KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai secara terintegrasi.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaian autentik
menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara
lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang memuat fakta,
konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah
alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian
autentik. Sedangkan strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru
dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil
belajar dengan pendekatan autentik.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 60
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541.
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara)
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar Pproses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 61
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik
Lampiran 1: Contoh RPP Biologi dengan pendekatan saintifik
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 12 Bandung
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/Genap
Materi Pokok : Perubahan Lingkungan
Alokasi Waktu : 5 x 3 JP
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,