Top Banner
25 BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses penelitian. Atau ilmu yang membahas metode ilmiah dalam mencari, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan (Adi, 2004 : 1) Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriftif kuantitatif dengan teknik analisis isi ( content analysis) Menurut wibowo, analisis isi adalah suatu metode untuk mengobservasi dan mengukur isi komunikasi, sebagai pengganti observasi perilaku masyarakat secara langsung atau peneliti soal respon sikap masyarakat, metode wawncara, atau investigasi produk-produk komunikasi (2004 : 27 ). Sementera Holsti (1969 : 14), mendenifisikan analisi isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dilakukan secara objektif dan identifikasi sistematis dari karakteristik pesan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi isi, yakni prosedur pengelompokan tanda. Dalam hal ini yang akan dikelompokan dan dihitung adalah jenis kekerasannya sehingga akan ditemukan di tiap episodenya. Kekerasan apa saja yang paling dominan yang tayang pada reality show. Barelson dikutip Alex Sobur dalam Wibowo (2004 : 31) mengungkapkan pendekatan dasar untuk menerapkan teknik analisis isi yakni : 1. Memilih contoh (sample) atau keseluruhan isi
15

3. 1. Metode Penelitianeprints.umm.ac.id/53195/4/BAB III.pdf3. 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang – jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses

Dec 10, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 3. 1. Metode Penelitianeprints.umm.ac.id/53195/4/BAB III.pdf3. 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang – jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang – jenjang yang harus dilalui

dalam suatu proses penelitian. Atau ilmu yang membahas metode ilmiah dalam

mencari, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan (Adi, 2004 : 1)

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriftif

kuantitatif dengan teknik analisis isi ( content analysis)

Menurut wibowo, analisis isi adalah suatu metode untuk mengobservasi dan

mengukur isi komunikasi, sebagai pengganti observasi perilaku masyarakat secara

langsung atau peneliti soal respon sikap masyarakat, metode wawncara, atau

investigasi produk-produk komunikasi (2004 : 27 ).

Sementera Holsti (1969 : 14), mendenifisikan analisi isi adalah suatu teknik

penelitian untuk membuat inferensi yang dilakukan secara objektif dan identifikasi

sistematis dari karakteristik pesan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi isi, yakni prosedur

pengelompokan tanda. Dalam hal ini yang akan dikelompokan dan dihitung adalah

jenis kekerasannya sehingga akan ditemukan di tiap episodenya. Kekerasan apa saja

yang paling dominan yang tayang pada reality show.

Barelson dikutip Alex Sobur dalam Wibowo (2004 : 31) mengungkapkan

pendekatan dasar untuk menerapkan teknik analisis isi yakni :

1. Memilih contoh (sample) atau keseluruhan isi

Page 2: 3. 1. Metode Penelitianeprints.umm.ac.id/53195/4/BAB III.pdf3. 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang – jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses

26

2. Menetapkan kerangka teori acuan eksternal yang relevan dengan tujuan

pengajian

3. Memilih satuan unit analisis (kata,kalimat,gambar,urutan,dan

sebagainya)

4. Menyesuaikan isi dengan kerangka kategori per satuan unit yang

terpilih.

5. Mengungkapkan hasil sebagai distributor menyeluruh dari semua

satuan atau percontohan dalam hubungannya dengan frekuensi

keterjadian hal-hal yang dicari untuk acuan.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat sesuatu

individu, keadaan gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi

penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala

dengan gejala yang lain dalam masyarakat ( Abdurrahman, 2005:22). Dengan

penelitian kuantitatif, peneliti menghitung frekuensi mengenai jenis kekerasan yang

muncul serta mengambil kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan dan dihitung

kemudian menjelaskan hasil perolehan dari data tersebut. Dimana dengan hasil ini bisa

diketahui frekuensi kemunculan yang paling sering mengenai kekerasan.

Menurut Wimmer dan Dominick (2000 : 136-138) ada beberapa manfaat dari

analisis isi, yaitu:

1. Menggambarkan isi komunikasi

Yaitu mengungkapkan kecenderungan yang ada pada isi komunikasi, baik

melalui cetak maupun elektronik.

Page 3: 3. 1. Metode Penelitianeprints.umm.ac.id/53195/4/BAB III.pdf3. 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang – jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses

27

2. Menguji hipotesis tentang karakteristik pesan

3. Membandingkan isi media dengan dunia nyata.

Yaitu melakukan pengujian terhadap isi media dengan kenyataan yang ada

dalam kehidupan yang nyata.

4. Memperkirakan gambaran media terhadap kelompok-kelompok tertentu di

masyarakat.

5. Mendukung studi efek media massa.Yaitu penggunaan analisis isi ini seringkali

digunakan sebagai sarana untuk memulai riset efek media massa.

Penelitian ini dikhususkan pada analisis isi tentang benuk- bentuk kekerasan

pada sebuah tayangan reality show ”Katakan Putus”. Analisis isi didefinisikan oleh

Kerlinger sebagai teknik penelitian untuk melukiskan isi komunikasi yang nyata,

objektif, sistematis dan kuantitatif.

3.2. Unit Analisis Isi

Krippendorff (2007:97), mendefenisikan unit analisi sebagai apa yang

diobservasi, dicatat dan dianggap sebagai data, memisahkan menurut batas-batasnya

dan mengindetifikasi untuk analisis berikutnya. Unit analisis merupakan bahan

penilitian yang menjadi bahan penelitian yang menjadi titik berat penelitian. Unit

analisis secara sederhana dapat digambarkan sebagai bagian apa dari isi yang kita teliti

dan kita pakai untuk menyimpulkan isi dari suatu teks.

Dalam penelitian ini, bentuk unit analisis yang digunakan oleh peneliti adalah

unit pencatatan. Unit ini berkaitan dengan bagian apa dari isi yang dicatat, dihitung,

dan dianalisis (Eriyanto, 2011:64). Jika unit sampling hanya menetukan apa isi apa

Page 4: 3. 1. Metode Penelitianeprints.umm.ac.id/53195/4/BAB III.pdf3. 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang – jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses

28

yang dianalisis, sementara unit pencatatan berbicara mengenai bagian apa dari isi yang

akan dicatat, dihitung, dan dianalisis. Unit analisi pada penelitian ini adalah adegan

bentuk- bentuk kekerasan yang ditayangkan pada Reality Show Katakan Putus pada

tanggal 8 November 2016 – 11 November 2016.

Ada empat jenis unit pencatatan, namun dalam penelitian ini peneliti

menggunakan unit pencatatan jenis unit sintaksis. Unit sintaksis adalah unit analisis

yang menggunakan elemen atau bagian bahasa dari suatu isi. Untuk bahasa gambar

(film, sinetron televisi, film kartun, dan iklan televisi), bahasa ini dapat berupa

potongan adegan (scene) dan sebagainya (Eriyanto, 2011:71). Yang menjadi unit

analisis dalam penelitian ini adalah adegan dalam tayangan reality show Katakan Putus

di Trans TV.

3.3. populasi dan Sample

3.3.1. Populasi

Menurut arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (2006:130).

Sedangkan gozali mendefinisikan populasi sebagai suatu himpunan dari seluruh

elemen yang akan dipelajari untuk kemudahan ditarik kesimpulan tentangnya (

2005:146).

Populasi dalam penelitian ini adalah pada tayangan reality show “Katakan Putus” yang

terdapat pada tanggal 8, 9, 10, 11 November 2016 hal tersebut dikarenakan peneliti

menemukan kesulitan dalam mencari keseluruhan jumlah episode yang

Page 5: 3. 1. Metode Penelitianeprints.umm.ac.id/53195/4/BAB III.pdf3. 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang – jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses

29

ditayangkan. Diharapkan dari Reality Show tersebut dapat diteliti kandungan unsur

kekerasan yang ditampilkan.

3.3.2. Sample

Sample adalah sebagian dari populasi yang merupakan perwakilan.karena itu

meneliti sample hasilnya akan relative sama jika peneliti dilakukan terhadap populasi

(Kriyantono, 2006:5)

Dalam mengambil sample, peneliti menggunakan teknik pengambilan sample

dari seluruh populasi penelitian (total sampling). Artinya sampling di ambil dari

keseluruhan populasi ( Eriyanto, 2006:18) istilah lain total sampling adalah

sensus.teknik ini umumnya dilakukan terhadap populasi yang elemen sedikit, yang

memungkinkan semua dapat dijangkau dengan biaya dan waktu yang tersedia. Sensus

dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara menyeluruh, menggunakan seluruh

populasi sebagai objek penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik total sampling dengan

mengambil seluruh sampel dari populasi dan mengategorikan semua sampel yaitu

tayangan reality show “katakan Putus” dari tanyangan tanggal 8 November 2016, 9

November 2016, 10 November 2016, 11 November 2016. Teknik ini umumnya

dilakukan terhadap populasi sedikit, sensus dilakukan dengan cara mengumpulkan data

secara menyeluruh, menggunakan seluruh populasi sebagai objek penelitian.

Dengan cara menggunakan teknik total sampling atau sensus ini diharapkan

dapat menghindari keseluruhan sampling (sampling eror) dan mendapatkan akurasi

atau tingkat kebenaran data yang diharapkan mendekati 100 persen.

Page 6: 3. 1. Metode Penelitianeprints.umm.ac.id/53195/4/BAB III.pdf3. 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang – jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses

30

3.4. Metode Pengukuran

Penelitian ini menggunakan skala nominal, yaitu skala yang berisi gejala yang hanya

dapat digolong-golongkan secara terpisah atau secara katagori. Penggolongan itu dapat

dilakukan antara lain dalam bentuk jenis atau keadaan yang dapat bervariasi menurut

jumlah atau frekuensinya.

Televisi merupakan media audio dan visual. Hal ini sangat membantu dalam

proses penelitian menggunakan analisis isi. Analisis isi hanya akan melakukan analisis

terhadap pesan-pesan yang tampak saja, karena itulah pesan yang dianalisis adalah

tayangan yang mengacu kepada katagorisasi perkataan atau perbuatan yang tidak

mencerminkan sikap baik yang ditayangkan baik secara verbal maupun non verbal.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah:

1. Menonton dan mengumpulkan reality show bertemakan cinta, dalam tahap ini

peneliti menonton, mengcopy tayangan dari setiap sampel penelitian.

2. Mengamati prilaku yang ditayangkan dalam reality show

3. Mengamati dialog reality show.

4. Menggunakan lembar koding untuk memasukkan data-data yang telah

dikumpulkan berdasarkan kategori yang ditetapkan.

Page 7: 3. 1. Metode Penelitianeprints.umm.ac.id/53195/4/BAB III.pdf3. 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang – jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses

31

5. Membuat kesimpulan berdaarkan penghitungan statistic dari data yang telah di

kumpulkan.

3.6. Teknik Analisis Data

Keseluruhan data yang diperoleh dan dikumpulkan akan dianalisa berdasarkan

teori yang terkait. Pada akhirnya keseluruhan dan data tersebut akan

dideskripsikan dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan suatu pembahasan

data yang bersifat desk

riftif, tahapannya adalah :

1. Menyeleksi reality show yang akan diteliti.

2. Menyusun indikator kekerasan, data yang kemudian akan dituangkan

melalui table koding.

3. Melaksanakan penelitian dengan cara melihat tayangan yang akan kemudian

dikelompokan berdasar table koding yang telah dibuat.

4. Menganalisa dan menginterpretasikan data yang telah terkumpul.

5. Membuat kesimpulan berdaarkan penghitungan statistic dari data yang telah

dikumpulkan.

Teknik analisis datanya menggunakan teknik distribusi frekuensi untuk

mengetahui frekuensi kemunculan masing-masing ketegori dengan cara

mengcupture beberapa sample yang mengandung unsur-unsur kekerasan,

Page 8: 3. 1. Metode Penelitianeprints.umm.ac.id/53195/4/BAB III.pdf3. 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang – jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses

32

lalu kemudian di analisa di tarik kesimpulan yang mewakilinya. Pembuatan alat ukur

atau kategori yang akan digunakan untuk analisis didasarkan pada rumusan masalah

atau pertanyaan penelitian dan ancaman tertentu. Kemudian, pengumpulan atau coding

data, dilakukan dengan menggunakan lembar pengkodean (coding sheet) yang sudah

dipersiapkan.

Pengkodean sendiri adalah suatu proses pengklasifikasian tanggapan

atau jawaban menjadi kategori yang lebih bermakna setelah semua data

diproses, kemudian diinterpretasikan maknanya (silalahi, 2009:322).

3.7. Defenisi Konsep dan Operasional Kategori

3.7.1. Defenisi Konsep

Konsep merupakan abstaksi tentang fenomena social yang dirumuskan

melalui generalisasi dari sejumlah karekterstik peristiwa atau keadaan

fenomena sosial tertentu. Konsep dibentuk melalui proses abstraksi, yakni

menari dari intisari dari ide-ide tentang fenomena social

(Eriyanto,2011:181).

Suatu konsep merupakan sejumlah pengertian atau cirri-ciri yang

berkaitan dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan hal-hal

sejenis. Konsep diciptakan dengan mengelompokkan objek-objek atau

peristiwa yang mempunyai cirri-ciri yang sama. Ini berarti, konsep

Page 9: 3. 1. Metode Penelitianeprints.umm.ac.id/53195/4/BAB III.pdf3. 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang – jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses

33

merupakan sejumlah karakteristik yang menjelaskan suatu objek, kejadian,

gejala, kondisi, atau situasi yang dinyatakan dalam suatu kata atau symbol

(silalahi 2009:12).

Konsep menempati posisi yang penting dalam penelitian ilmu sosial,

termaksuk dalam analisis isi kuantitatif. Konsep adalah bahasa yang dipakai

oleh ahli dalam menggambarkan atau mengabstraksikan suatu gejala.

Dengan adanya konsep, para ahli dapat berbicara tentang gejala yang sama,

melakukan replikasi penelitian yang satu Segmen lain (Eriyanto, 2011:75).

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan kekerasan sebagai konsep.

Konsep tersebut kemudian diturunkan menjai satuan-satuan yang dapat

dilihat dan diamati secara empiris. Peneliti memulai dari gagasan ide, yang

ditgurunkan menjadi lebih konkret sehingga dapat dilihat lebih empiris

(Neuman,2003:172).

Setelah konsep ditentukan, peneliti melakukan konseptualisasi, yakni

proses memberfi arti dari konsep (Neuman,2003:173). Umumnya,

konseptualisasi ini dilakukan dengan membuat definisi atas konsep. Definisi

atas konsep ini dikenal sebagai definisi konseptual

Menurut Frankfort-Nachmias dalam Eriyanto (2011:76), defenisi konseptual

harus memenuhi beberapa persyaratan. Pertama , defenisis haruslah

memasukkan atribusi unik dari apa yang didefenisikan. Ia harus

Page 10: 3. 1. Metode Penelitianeprints.umm.ac.id/53195/4/BAB III.pdf3. 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang – jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses

34

memasukkan samua kasus dan mengeluarkan kasus yang tidak tercakup,

kedua, defenisi haruslah jelas tidak menimbulkan multitasfsiran antara satu

orang dan orang lainnya.

3.8.2. Operasionalisasi Kategori

Proses oprasionalisasi adalah kegiatan menurunkan dari abstraksi ke konkret, hal

ini karena analisis isi hanya dapat dilakukan dengan mengamati aspek-aspek yang

konkret yang terlihat secara nyata dan dapat diobservasikan oleh peneliti. Konsep yang

abstrak karenanya dioperasionalkan menjadi indictor – indicator yang dapat diamati

secara empiris (Eriyanto, 2011:177).

Setiap defenisi oprasional tersebut, diturunkan kedalam seperangkat aturan atau

proses pencatatan. Seperti ketika dalam tayangan reality show yang di amati

menunjukan jenis-jenis kekerasan (fisik, psikologis, seksual,financial, dan fungsional)

dicatat sebagai tayangan yang mengandung bentuk-bentuk kekerasan. Dengan

operasionalisasi ini, konsep “kekerasan” yang abstrak menjadi konkret dan secara

empiris dapat diamati dalam tayangan reality show (Eriyanto, 2011:78).

Berikut ini merupakan indikator-indikator mengenai kekerasan yang diambil dari

defenisi yang dijelaskan menurut (Sunanto 2009 : 137) dalam buku Televisi,

Kekerasan, dan wanita. mengenai bentuk-bentuk kekerasan yang antara lain :

1. Kekerasan fisik adalah kekerasan yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban

dengan cara memukul, mendorong, menampar, serta perbuatan lain yang relevan.

Yang termasuk dalam kekerasan fisik adalah :

Page 11: 3. 1. Metode Penelitianeprints.umm.ac.id/53195/4/BAB III.pdf3. 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang – jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses

35

a. Mendorong dinilai jika pelaku mendorong tubuh korban hingga terjatuh.

Kekerasan ini akan digolongkan pada kekerasan jenis mendorong.

b. Memukul dinilai jika pelaku memukul hinga tampak memar dan luka.

c. Penamparan dinilai dengan perbuatan menampar bagian pipi korban hingga

mengalami luka maupun yang tidak tampak lukanya.

2. Kekerasan psikologis adalah kekerasan yang dilakukan oleh pelaku terhadap

mental korban dengan cara membentak, menyumpah, mengancam,

merendahkan, memerintah, melecehkan, menguntit dan memata-matai, atau

tindakan lain yang menimbulkan rasa takut (termaksuk yang diarahkan kepada

orang-orang dekat kornam, misalnya keluarga, anak, suami, teman, atau orang

tua). Kekerasan psikologis yang dimaksud disini adalah perbuatan seperti :

a. Ancaman dinilai jika pelaku mengeluarkan kata-kata yang bernada

ancaman. Misalnya kata-kata “Awas kau”, “saya bunuh kau” dan

seterusnya. Ancaman yang di golongkan ini baik yang dilakukan secara

verbal maupun non verbal.

b. Kata-kata yang merendahkan dinilai jika pelaku mengeluarkan kata-kata

yang merendahkan nilai dari seseorang. Misalnya “Dasar orang miskin”,

dan sebagainya.

c. Kata-kata yang merendahkan dinilai jika pelaku mengeluarkan kata-kata

dengan nada tinggi.

Page 12: 3. 1. Metode Penelitianeprints.umm.ac.id/53195/4/BAB III.pdf3. 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang – jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses

36

d. Menyumpah dinilai jika pelaku mengeluarkan kata-kata yang

menginginkan sesuatu yang buruk terhadap korban.

e. Memerintah yang dinilai jika perlu memerintah korban untuk berbuat yang

baik tidak baik.

3. Kekerasan financial adalah tindakan mengambil, mencuri uang, merugikan

keuangan, tidak memberi pemenuhan kebutuhan finansial. Kekerasan finansial

yang dimaksud disini adalah :

a. Mencuri uang dengan sengaja atau harta benda tanpa sepengetahuan.

b. Menahan atau tidak memberi kebutuhan finansial korban.

c. Meminta uang kepada korban dengan mengelabui korban

4. Kekerasan fungsional adalah memaksa melalukan sesuatu yang tidak sesuai

dengan keinginan, menghalangi atau menghambat aktivitas ataupekerjaan

tertentu, memaksa kehadiran tanpa dikehendaki, membantu tanpa dikehendaki

dan lain-lain yang relevan. Kekerasan fungsional yang dimaksud disini :

a. Memaksa melakukan sesuatu yang tidak sesuai keinginan.

b. Menghalangi dan menghambat aktivitas pekerjaan tertentu .

c. Memaksa kehadiran tanpa dikenhendaki.

d. Membantu tanpa dikehendaki.

Page 13: 3. 1. Metode Penelitianeprints.umm.ac.id/53195/4/BAB III.pdf3. 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang – jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses

37

5. Kekerasan relational adalah kekerasan yang berakibat negative pada hubungan

antar personal atau hubungan sosial di tengah masyarakat, seperti

menggunjingkan, mempermalukan, menyudutkan, melainkan tanggung jawab,

dan mengutamakan kepentingan diri sendiri. Kekerasan relational yang

dimaksud disini adalah :

a. Menggunjingkan teman/saudara

b. Mempermalukan teman saudara

c. Menyudutkan teman/saudara

d. Melainkan tanggung jawab

e. Mengutamakan kepentingan sendiri.

6. Kekerasan seksual adalah melakukan tindakan yang mengarah ajakan/desakan

seksual seperti menyentuh, meraba, mencium dan atau melakukan tindakan-

tindakan lain yang tidak dikehendaki, ucapan- ucapan yang merendahkan dan

melecehkan dengan mengarah pada aspek jenis kelamin/seks korban, memaksa

hubungan seks tanpa persetujuan korban, memaksa melakukan aktivitas-

aktivitas seksual yang tidak disukai, kekerasan seksual yang dimaksud disini

adalah perbuatan seperti :

a. Menyentuh bagian seksual.

b. Meraba bagian tubuh korban secara paksa

Page 14: 3. 1. Metode Penelitianeprints.umm.ac.id/53195/4/BAB III.pdf3. 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang – jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses

38

c. Mengucapkan ucapan-ucapan yang merendahkan dan melecehkan.

d. Mencium, memeluk, memengang tangan atau bagian tubuh yang lainnya

tanpa persetujuan.

3.8. Uji Reliabilitas

Suatu alat ilmu pengetahuan harus handal (reliable) terutama ketika

peneliti lain, dalam waktu dan keadaan yang berbeda memnerapkan teknik yang

sama terhadap data yang sama, maka hasilnya harus sama. Reabilitas adalah

indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur (kategorisasi) dapat

dipercaya atau diandalkan bila dipakai lebih dari satu kali mengukur gejala

yang sama. Kategori ini berjumlah relative banyak sehingga diperlukam uji

reabilitas untuk mengukur konsistensi kategori (Bungin, 2005 :159). Oleh

Karena itu sebelum penelitian dilakukan, peneliti akan meminta dua orang yang

lain (peneliti bantu) untuk melakukan pengkodingan terhadap tayangan

kekerasan atau disebut sebagai coder atau hakim. perhitungan uji reliabilitas

katagorisasi akan dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan

oleh R. Hostly (Wimmer & Dominick, 1997: 128) (dalam Bungin, 2004 : 160),

yaitu:

Reabilitas =

Atau

Page 15: 3. 1. Metode Penelitianeprints.umm.ac.id/53195/4/BAB III.pdf3. 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah ilmu mengenai jenjang – jenjang yang harus dilalui dalam suatu proses

39

C.R =

Keterangan:

C.R = Coefficient Realiability

M = Jumlah pernyataan yang disetujui oleh dua pengkode

N1, N2 = Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkode dan peneliti.

Walau belum ada standar penelitian yang absolut, ambang penerimaan yang

secara luas dipakai 75%. Jika kesesuaian diantara pengkoding tidak mencapai 75%,

maka katagori perlu dibuat lebih spesifik lagi (Chadwick, 1992 : 282)