Top Banner

of 28

2.LapPend 02 Amdal Belitung Andira

Oct 10, 2015

Download

Documents

Pak Long Naufal
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB I

Laporan PendahuluanPenyusunan AMDAL (UKL/UPL) Gedung DPRD Kabupaten Belitung

Tahun 2010

Bab 2Rencana Kegiatan

2.1 DESKRIPSI PROYEK

2.2.1. Lokasi Rencana Kegiatan

Lokasi rencana kegiatan berada di wilayah administrasi Kecamatan Tanjung Pandan, Desa Lesung Batang, Kabupaten Belitung.2.2.2. Data Teknis Luas areal lahan lokasi rencana pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung adalah seluas 13248.41 m2, dengan kondisi lahan kosong, berkontur dengan kemiringan rata-rata 1,5 - 2. Berdasarkan dokumen DED Perencanaan teknis, Gedung DPRD Kabupaten Belitung dibangun 2 lantai dengan total luas bangunan adalah 2.816 m2, yang terdiri dari lantai satu seluas 2.090 m2 dan lantai dua seluas 726,44 m2.Dalam penyusunan masterplan-nya, susunan blok bangunan seoptimal mungkin mengikuti kontur existing lahan, yang disusun berdasarkan hirarki fungsi bangunan dan ruangan. Gambar 2.1 SITE PLAN

Gambar 2.2 POTONGAN LINGKUNGAN

2.2 PENDEKATAN PENYUSUNAN UKL dan UPL

UKL dan UPL pada hakekatnya merupakan suatu penelitian terapan, dengan demikian kaedah yang bersifat rasional dan ilmiah harus menjadi bagian integral dalam proses penyusunannya.

Secara garis besar penyusunan dokumen UKL dan UPL terdiri dari beberapa tahapan kegiatan utama antara lain sebagai berikut :

1) Proses penentuan dampak potensial;

2) Penetapan rencana kegiatan yang akan ditelaah;

3) Penetapan komponen lingkungan yang akan terkena dampak;

4) Penetapan batas wilayah studi;

5) Penentuan metoda pengumpulan dan analisis data, serta lokasi pengambilan sampel;

6) Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).

2.2.1. Proses Penentuan Dampak Potensial

Penentuan dampak potensial merupakan proses terpenting dalam penyusunan UKL dan UPL, karena melalui proses ini dapat dihasilkan dampak potensial yang dipandang relevan untuk ditelaah secara mendalam.

Proses penentuan dampak potensial dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan kegiatan yaitu :

Identifikasi dampak potensial : Pada tahap ini dampak potensial di inventarisasi dan disusun dalam bentuk daftar uji sederhana (check list/matrik dan bagan alir).

Metode : Identifikasi dampak potensial diperoleh dari serangkaian hasil diskusi, konsultasi baik dengan pemrakarsa maupun pelaku institusi antara lain : Dinas PU Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan masyarakat disekitar lokasi proyek, Tim konsultan, Tim Teknis Daerah (BLHD), Bapeda dan Pemkab Belitung dan Pemko Tanjung Pandan. Penentuan dampak potensial: Penentuan dampak potensial pada tahap ini bertujuan untuk membatasi dampak potensial yang tidak relevan atau tidak potensial, setiap komponen/indikator lingkungan yang secara potensial akan terkena dampak ditentukan atas dasar analisis dan disusun dengan Pedoman Penyusunan UKL dan UPL serta mengacu pada Peraturan Pemerintah yang berlaku meliputi : Sumber dampak

Jenis dampak dan ukurannya

Sifat dan tolak ukur dampak

Sedangkan uraian rinci mengenai Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) berkaitan langsung dengan sifat kegiatan utama proyek pembangunan mencakup :

Jenis dampak yang dipantau

Lokasi pemantauan

Waktu pemantauan

Cara pemantauan

Metode : Metode yang dipakai untuk penentuan dampak potensial adalah interaksi kelompok (rapat konsultasi publik/ public consultation meeting) antara kosultan penyusun UKL dan UPL, pemrakarsa dan tim teknis Daerah (Bapedalda, Bapeda Prov. Kepulauan Bangka Belitung, Pemkab Belitung dan Pemko Tanjung Pandan).

Penetapan dampak potensial: Penetapan dampak potensal pada tahap ini mengelompokkan dan mengorganisir dampak untuk diupayakan pengelolaan dan pemantauannya, selanjutnya dirumuskan secara utuh dan lengkap perihal : Keterkaitan rencana kegiatan pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung dengan dampak potensial.

Pengelompokkan sifat khas kegiatan yang menimbulkan dampak potensial terhadap indikator lingkungan.

Metode : Pengelompokkan dampak kegiatan terhadap lingkungan menggunakan bagan alir.

2.2.2. Tinjauan Rencana Kegiatan

Kegiatan pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung akan ditelaah dan terbagi dalam 3 (tiga) tahapan kegiatan yaitu/: prakonstruksi/ perencanaan, konstruksi dan pasca konstruksi/pemeliharaan. Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tahap Pra-konstruksi

Kegiatan pada tahap pra-konstruksi/perencanaan antara lain:

1) Kegiatan Perencanaan ;

2) Survei dan Pengukuran ;

3) Pembebasan lahan.b. Tahap Konstruksi

Kegiatan pada tahap konstruksi antara lain :

1) Mobilisasi Tenaga Kerja;

2) Mobilisasi Alat Berat;

3) Pembuatan, pengoperasian base camp, bengkel, gudang;

4) Pengangkutan bahan material;

5) Pekerjaan teknis konstruksi pelebaran jalan.

c. Tahap Pasca Konstruksi

Kegiatan pada tahap ini adalah :

1) Pengoperasian Gedung;

2) Pemeliharaan Gedung.

2.2.3. Tinjauan Komponen Lingkungan Hidup

Rona lingkungan yang akan ditelaah dalam penyusunan UKL dan UPL ini meliputi tiga komponen pokok lingkungan yang terdiri dari komponen biogeofisik-kimia, sarana dan prasarana umum, serta aspek sosial-ekonomi dan budaya masyarakat.

Komponen lingkungan yang akan ditelaah adalah sebagai berikut:

1) Komponen Biogeofisik-Kimia

a. Iklim

Komponen iklim terdiri dari tipe iklim, suhu (maksimum, minimum, dan rata-rata), kelembaban, curah hujan dan jumlah hari hujan, keadaan angin (arah dan kecepatan), intensitas radiasi matahari untuk jangka waktu 10 tahun terakhir (1999 -2009).

b. Debu dan Kebisingan

Parameter kandungan debu ;

Tingkat kebisingan serta periode kejadiannya.

c. Geologi dan Lahan

Parameter geologi dan lahan antara lain terdri dari :

Topografi dan bentuk lahan (morfologi);

Struktur geologi.

d. Hidrologi

Parameter hidrologi yang di teliti antara lain terdiri dari:

Potensi sedimentasi dan riwayat banjir.

Karakteristik fisik badan air/ sungai dan drainase;

Rata-rata debit maksimum dan minimum;

2) Prasarana dan utilitas

Parameter prasarana dan utilitas yang di teliti antara lain :

a. Fasilitas Sosial

Inventarisasi utilitas umum pada lokasi ruas kegiatan (PLN, Telkom, Drainase, Air Minum, Air Limbah dan sebagainya);

Inventarisasi fasilitas umum disekitar lokasi kegiatan proyek (rumah penduduk, pasar, tempat peribadatan, toko, warung dan lainnya).

b. Kondisi lalu lintas

Volume lalu lintas harian rata-rata (LHR);

Inventarisasi jenis kendaraan.

3) Komponen Biologi

Parameter biologi pada daerah pasang surut diwilayah studi yang diteliti antara lain :a. Karakteristik biota darat - flora dan fauna (vegetasi dan satwa) ;

b. Kondisi Biota Daerah Aliran Sungai.

4) Komponen Sosial Ekonomi Dan Budaya Yang Ditelaah

Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya dimaksud pada studi UKL dan UPL untuk memperoleh informasi detail tentang penduduk yang dapat terkena dampak akibat pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung, antara lain:

a. Sosial

Parameter sosial diwilayah studi yang diteliti antara lain: Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan pendidikan;

Jarak tempuh rata-rata ke pusat pasar;

Sebaranan kepadatan penduduk.

b. Ekonomi

Komponen ekonomi meliputi parameter :

Potensi dan pendapatan daerah;

Status kepemilikan dan penggunaan tanah;

Matapencaharian dan pendapatan masyarakat.

c. Budaya

Komponen budaya yang dikaji dalam studi ini meliputi parameter:

Adat istiadat atau pola kebiasaan yang berlaku;

Proses sosial (kerjasama, akomodasi, konflik) dikalangan masyarakat;

Sikap dan persepsi masyarakat terhadap peningkatan dan pembangunan jembatan.

2.3 KEGIATAN PENGUMPULAN INFORMASI DAN DATA

2.3.1. Reconnaissance Survey

Pada awal kegiatan studi penyusunan dokumen study AMDAL (UKL/UPL) Pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung, Tahun Anggaran 2010, dilakukan survey pengenalan atau pengintaian pada daerah sasaran studi untuk memperoleh informasi/ data tentang :

1) Isu Pokok, mencakup:

a. Kualitas lingkungan hidup

b. Kepemilikan Lahan terkait pembebasan lahan

c. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat

2) Wilayah Studi UKL/UPL:

a. Batas tapak proyek

b. Batas administratif

c. Batas ekologis

Pelaksanaan reconnaissance survey dilakukan melalui pengamatan lapangan dengan kunjungan ke lokasi (site visit) untuk mendapatkan informasi dan gambaran visual wilayah studi yang merupakan kegiatan orientasi pengintaian atau pengenalan keadaan existing lingkungan sekitar kegiatan rencana proyek.2.3.2. Pengumpulan Data SekunderTahap selanjutnya simultan dengan survey pengintaian/ pengenalan daerah sasaran studi dilakukan pengumpulan data-data sekunder dari instansi terkait pemerintah daerah dan bila ada termasuk studi kelayakan Pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung, yang akan melengkapi informasi/ data dari hasil survey pengintaian/ pengenalan daerah sasaran studi sebelumnya berdasarkan keadaan existing dari :

1) Rona Lingkungan Hidup Awal

a. Biogeofisik

b. Sosial ekonomi

c. Adat Istiadat/ Budaya2) Isu Pokok

a. Status Kepemilikan Lahan

b. Peruntukan Lahan/Tata Guna Lahan

c. Pemanfaatan Sumber Daya Alam

d. Kualitas Lingkungan Hidup

e. Kepentingan Ekonomi Masyarakat

f. Kehidupan Sosial Dan Kesehatan Masyarakat

Data tersebut akan diperoleh baik dari studi/perencanaan yang telah ada serta updating dengan data statistik tahun 2008/2009 serta data time series dari instansi-instansi terkait lainnya.3) Wilayah Studi UKL/UPL

Batas wilayah studi akan diperoleh dari overlay data/ peta:

a. Batas Tapak Proyek/ Kegiatan ;Yaitu batas berdasarkan rencana penanganan pada lahan rencana kegiatan proyek, yang didukung oleh data kuantitatif peta dan masterplan serta data dokumen DED Gedung Kabupaten Belitung, secara visual dapat dilihat pada foto rekaman hasil reconnaissance survey.b. Batas Ekologis

Adalah batas ekologis dengan adanya kegiatan lalu lintas pada ruas-ruas jalan di Kabupaten Belitung yang menjadi rute pengadaan dan pengangkutan alat-alat maupun material kegiatan konstruksi, yang berpengaruh pada komponen lingkungan hidup yang membutuhkan pengelolaan dan pemantauan. Batas ekologis menggunakan alat kuantitatif / kualitatif peta hidrologi, topografi, geologi dan sebaran serta karakteristik flora dan fauna.c. Batas Wilayah Sosial

Merupakan batas ruang dari sebaran permukiman dan peruntukan ruang kegiatan ekonomi masyarakat yang diperoleh dari data/ peta tata ruang wilayah yang berada didalam batas ekologis.d. Batas Administratif

Adalah batas ruang studi berdasarkan letak lokasi studi didalam wilayah administrasi yang akan mencakup beberapa kecamatan dari Kabupaten Belitung.

TABEL 2.1JENIS DATA SEKUNDER DAN SUMBER DATA

Jenis Data

Sumber Data/InstansiFungsi Data

1. Data Teknis Perencanaan DED Gedung DPRD Kabupaten Belitung

2. Data Studi Kelayakan (FS) Pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung.3. Data Statistik Kecamatan Tanjung Pandan dan Kabupaten Belitung tahun 20084. Data rawa, biologi, pasang surut dan banjir

5. Data Geologi dan Gempa

6. Data iklim (temperatur Udara, Kelembaban, curah hujan, keadaan angin dll).

7. RUTRW dan Potensi Wilayah Kabupaten Belitung. Provinsi Bangka Belitung.8. Peta Peta :

a. Peta Administrasi Kecamatan

b. Peta Pembangunan Lahan

c. Peta Topografi

d. Peta Geologi

e. Peta Rawa dan Pasang Surut

f. Peta Drainase dan Banjir Dinas PU Kabupaten Belitung.

Dinas PU Kabupaten Belitung.

Dinas Statistik Provinsi Kep. Bangka Belitung, Kabupaten Belitung, Kecamatan dan Kelurahan

Bakosurtanal, Pusat Penelitian Tanah Bogor (LPT), LIPI tahun 2006

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi DPE, Bandung

Stasiun Pengamatan Metereologi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten Belitung

Bapeda TK I dan TK-II Kabupaten BelitungBakosurtanal, Pusat Penelitian Geologi DPE, Pusat Penelitian Tanah Bogor, RUTRW Kabupaten Belitung/ Kodya Tanjung Pandan.

Bahan penyusun deskripsi rencana kegiatan, pembangunan Gedung DPRD Kab.BelitungData penyusun deskripsi rencana kegiatan, pembangunan Gedung DPRD Kab.BelitungBahan data Sosial ekonomi dan Budaya, prasarana dan utilitas (penyusunan rona lingkungan)

Bahan data rona lingkungan hidrologi, tanah, banjir dan penggunaan lahan

Bahan data rona lingkungan Geologii, Morfologi, Gempa

Bahan data rona lingkungan (iklim) Bahan pendukung penyusunan rona lingkungan dan analisis data.

Bahan pendukung penyusunan rona lingkugan dan analisis data.

2.3.3. PENGUMPULAN DATA PRIMER (SURVEY)

1) Pengumpulan Data Primer

Kegiatan pengumpulan data primer diperoleh melalui pengamatan lapangan (in-situ), data primer yang akan dikumpulkan meliputi data primer komponen geofisik-kimia, kondisi arus lalu lintas, sarana dan utilitas, sosial ekonomi dan budaya. Untuk jelasnya pengambilan data primer dari seluruh sampel untuk masing-masing komponen lingkungan dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Komponen Biogeofisik- kimia

Data Iklim dan Kualitas Udara

Data iklim yang akan dikumpulkan meliputi parameter :

Temperatur, kelembaban udara, curah hujan, jumlah hari hujan, kecepatan dan arah angin.

Metoda : Data iklim merupakan data sekunder yang dikumpulkan dari Stasiun Meterologi dan Geofisika Departemen Perhubungan terdekat (Stasiun Meteorologi dan Geofisika, Provinsi Bangka Belitung).Data kualitas udara yang akan dikumpulkan meliputi parameter:

Debu dan Kebisingan.

Metoda : parameter Kebisingan dan Debu dilakukan pengukuran sampel langsung dilapangan, metode dan peralatan pengukuran kualitas udara dan kebisingan yang akan diteliti serta lokasi pengambilan sampel direncanakan pada 3 (lokasi) stasiun pengambilan sampel tertera pada Tabel. 2.2.Tabel 2.2Parameter, Metode Dan Peralatan Pengukuran

Kualitas Udara Dan Kebisingan

No

ParameterMetode AnalisaPeralatanLokasi Sampel

1 .DebuGravimetrikHigh volume sampler

SU-1- : Pinggir jalan jalur transpotasi

di sekitar pemukiman

SU-2- : Permukiman penduduk

2.Tingkat KebisinganPembacaan langsungSound level meter

Sumber: Kualitas udara ambien : PP 41 Tahun 1999 , Emisi sumber tidak bergerak :

KepMen.LH No.13/MenLH/11/1995 Kebisingan : KepMen LH No.48/MenLH/11/1996

Metoda Analisis : Data primer hasil pengukuran dibandingkan dengan penggunaan baku mutu udara untuk parameter debu mengacu kepada PP No. 41 Tahun 1999 dan Kebisingan mengacu pada Kepmen.LH No : KEP-48/MENLH/11/1996, seperti disajikan pada Tabel.2.3 berikut : Tabel. 2.3.Baku Mutu Udara Ambien Debu dan Kebisingan

No.

ParameterSatuanBMLACUAN

1.DebuMg/m30,23PP No. 41/1999

2.Kebisingan dBA55Kepmen.LH. No. KEP-48/ MENLH/11/1996

Keterangan : BML = Baku Mutu Lingkungan

Sumber: Kualitas udara ambien : PP 41 Tahun 1999 , Emisi sumber tidak bergerak :

KepMen.LH No.13/MenLH/11/1995 Kebisingan : KepMen LH No.48/MenLH/11/1996

Morfologi (Bentang Alam)

Pengumpulan data Morfologi Lahan (Bentang Alam) meliputi parameter :

Struktur Geologi dan Topografi

Tekstur, Struktur dan Jenis Tanah

Bentuk Morfologi

Metoda : Pengumpulan data morfologi lahan dilakukan dengan interpretasi peta dan pengamatan/observasi lapangan baik terhadap kondisi fisiografi maupun keunikan lahan rawa pengaruh pasang surut pada lokasi rencana pembangunan/ pelebaran ruas jalan dengan cara mengamati kondisi visual lahan dan ekosistem yang akan mengalami perubahan., dan didukung penafsiran peta Topografi dan Geologi skala 1 : 250.000 Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Penetapan lokasi sampling pengamatan/observasi lapangan aspek morfologi lahan (Bentang Alam) berada 200 - 500 meter di kiri dan kanan lahan rencana pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung.Metoda Analisis : Analisis data dilakukan dengan cara :

Superimpose peta pada lahan dan ekosistem yang akan mengalami perubahan dan daerah rawan gempa.

Analisisi deskriptif dan interprestasi kuantitatif sebelum dan setelah adanya kegiatan pembangunan jembatan.

Analogi (non-formal) terhadap kegiatan sejenis di daerah lain. Hidrologi

Data hidrologi yang diperlukan meliputi parameter :

Gradien daerah pengaliran (drainase) dan riwayat banjir

Debit maksimum dan minimum

Pasang surut aliran sungai

Metoda : Pengamatan kondisi hidrologi areal kegiatan pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung dilakukan melalui pengukuran langsung kelapangan dan wawancara dengan masyarakat di sekitar DAS dan dengan peta dasar Topografi skala 1 : 100.000 sebagai data sekunder pendukung.

Debit sungai sesaat, tingkat sedimentasi, luas penampang sungai dilakukan langsung pengamatan pada DAS, kecepatan aliran permukaan air sungai diukur langsung dilapangan dengan menggunakan current meter (pelampung permukaan) Metoda Analisis : Analisis data dilakukan dengan menggunakan Metoda matematis untuk mendapatkan kondisi hidrologi diwilayah studi, seperti digambarkan pada tabel berikut ini.Tabel 2.4 Lokasi Pengambilan Sampel Hidrologi dan Analisis data

No.Model Analisis Data

L o k a s i

1.Debit dan Beban Sedimen

Q = 0,8 x A x V

Q = Debit aliran (m3/detik)

A = Luas penampang sungai (m2)

V = Kecepatan aliran (m/detik)

0,8 = Faktor koreksi pengukuran

-

2.Debit Sungai Bulanan

Q = 0,278 x C x I x A

Q = Debit sungai (m3/detik)

I = Intensitas curah hujan max(mm/jam)

A = Luas daerah pengaliran (Km2)

C = Koefisien limpasan

-

3.Sedimentasi :

C = Ci - Ai

---------

A

C = Kandungan sedimen

Ci = Bobot jenis penggunaan lahan

Ai = Luas penggunaan ahan (Km2)

A = Luas daerah pengaliran (Km2)

-

4.Bobot Sedimentasi :

Qs = 0,0864 x Q x C

Qs = Beban sedimentasi (ton/hari

Q = Debit sungai

C = Kandungan sedimen tersuspensi

(mg/lt) -

Sumber : Model analisis data, Sasrodarsono dan Takeda, 1983

b. Prasarana dan Utilitas

Fasilitas Sosial

Data fasilitas sosial yang terdapat diwilayah studi pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung, diinventarisasi meliputi :

Inventarisasi sarana/utilitas umum pada lokasi jembatan (PLN, Telkom, Drainase, Air Minum, Air Limbah dan sebagainya);

Inventarisasi fasilitas umum disekitar lokasi pembangunan/ pelebaran ruas jalan (rumah penduduk, pasar, tempat peribadatan, toko, warung dan lainnya)

Metoda : Data fasilitas soaial dihimpun dari data sekunder yang diperoleh dari data statistik Pemerintahan Kecamatan maupun tingkat Kelurahan dan desa yang berada diwilayah studi antara lain :

Kondisi utilitas umum (PLN,Telkom,Air Bersih,Drainase, dll)

Fasilitas pasar, rumah penduduk, toko, warung, tempat peribadatan yang berada disekitar wilayah studi.

Kunjungan langsung ke lokasi studi dilakukan untuk memperoleh gambaran fasilitas sosial disekitar lokasi rencana pembangunan Gedung DPRD dengan berkoordinasi dengan Dinas PU Pemprov dan Dinas terkait terutama bila terdapat kemungkinan fasilitas sosial yang terkena rencana pembebasan lahan.

Metoda Analisis : Informasi data yang telah terkumpul berupa sajian data tabulasi dan penjelasan deskriptif tentang kondisi fasilitas sosial disekitar rencana proyek pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung.

Kondisi lalu lintas

Data kondisi lalu lintas yang dihimpun adalah parameter :

Volume lalu lintas harian rata-rata;

Inventarisasi jenis kendaraan;

Metoda : Data kondisi lalu lintas dihimpun dari data sekunder yang bersumber dari data survei BMS tahun 2008.

Metoda Analisis : Informasi data yang telah terkumpul berupa sajian data tabulasi dan penjelasan deskriptif tentang kondisi volume lalu lintas disekitar rencana lokasi proyek pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung.

Komponen Biologi/Rawa Pasang SurutParameter biologi pada daerah pasang surut diwilayah studi yang diteliti antara lain :

Karakteristik flora dan fauna

Kodisi Biota Air

Metoda : Pengambilan data primer dilaksanakan dengan pengamatan langsung in-situ, dilakukan inventarisasi dan identifikasi dengan pengamatan viual dipandu dengan peta rawa dan pasang surut yang dproduksi Bakosurtanal dan Pusat Penelitian Tanah Bogor.

Lokasi pengamatan dilakukan pada empat (4) titik lokasi, yaitu ;

(1) Areal dimana terdapat perladangan penduduk yang mewakili vegetasi budidaya (2) Areal yang mewakili kondisi vegetasi DAS dan rawa (3) Areal yang mewakili vegetasi dekat perkampungan dan(4) Persawahan.

Pengumpulan data sekunder dilakukan terhadap laporan dan hasil penelitian Biologi yang pernah ada sebelumnya di lokasi studi ataupun studi literatur lainnya yang diambil dari berbagai instansi terkait seperti LIPI dan lainnya.

Metoda Analisis : Analisis data dilaksanakan dengan menggunakan kunci determinasi untuk mengetahui jenis. Selanjutnya dilakukan perkiraan jumlah dan keberadaan jenis di lokasi studi untuk dapat menentukan jenis yang dominan dan mengetahui keberadaan jenis biota darat yang dilindungi undang-undang serta untuk mengetahui keberadaaan komponen biota darat yang menjadi ciri khas daerah yang hidup di lokasi studi.

c. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya

Sosial

Pengumpulan data sosial masyarakat dilakukan dengan pengumpulan data sekunder antara lain parameter :

Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan pendidikan;

Jarak tempuh rata-rata ke pusat pasar dan kantor;

Sebaran kepadatan penduduk ;

Metoda : Pengumpulan data primer dilakukan melalui serangkaian wawancara dengan masyarakat asli disekitar wilayah studi rencana pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung, meliputi tokoh formal, informal serta wawancara dengan masyarakat pendatang, terutama indikator jarak tempuh rata-rata ke pusat pasar dan kantor.

Data sekunder (statistik) dihimpun dari beberapa instansi terkait, mulai dari tingkat desa, kecamatan sampai kabupaten, yang mencakup aspek demografi, struktur penduduk, pendidikan, fasilitas sosial dan ekonomi serta sebaran kepadatan penduduk.

Wilayah pengumpulan data meliputi wilayah desa yang berada disekitar kawasan rencana proyek pembangunan. Jumlah responden ditetapkan sebanyak 10% dari jumlah Kepala Keluarga setiap desa.

Metoda Analisis :

Dalam menganalisis data sosial masyarakat untuk data yang bersifat kualitatif akan dikemukakan secara deskriptif dan data yang bersifat kuantitatif akan ditabulasi silang dan dianalisis secara deskriptif. Kriteria penilaian diacu pada kondisi sosial pada daerah tersebut, karena tidak dijumpai kriteria penilaian yang bersifat lebih umum, maka metoda analisis akan lebih banyak bersifat kualitatif. EkonomiSebagai indikator ekonomi dalam studi ini diperlukan data, meliputi parameter :

Potensi dan pendapatan daerah;

Status kepemilikan dan penggunaan tanah;

Mata pencaharian dan pendapatan masyarakat;Metoda : Data sekunder diatas diperoleh dari Statistik daerah (BPS) Kecamatan maupun Kabupaten Belitung, Bapeda dan laporan studi yang pernah dilakukan dilokasi kegiatan.

Data primer diperoleh melalui wawancara dengan mengacu kepada kuesioner atau pedoman wawancara yang telah dipersiapkan. Penentuan responden dan informan dilakukan secara purposive sampling pada aparat terkait Pemprov dan Kabupaten Belitung, aparat Kecamatan, desa dan masyarakat didalam wilayah studi. Metoda Analisis :

Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang, seperti status kepemilikan dan penggunaan tanah, analisis data mengunanakan metoda kuantitatif terhadap data yang terukur. Kriteria penilaian diacu pada kondisi data yang tersedia, manakala tidak dijumpai kriteria penilaian yang bersifat lebih umum, maka metoda analisis akan lebih banyak bersifat kualitatif. Budaya

Parameter komponen budaya yang digunakan dalam studi ini meliputi :

Adat istiadat dan pola kebiasaan yang berlaku;

Proses sosial (kerjasama, konflik) dikalangan masyarakat;

Sikap dan persepsi masyarakat terhadap kegiatan proyek pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung;

Metoda : Data sekunder diperoleh dari studi tentang Budaya dan Monografi daerah, BPS Kabupaten Belitung, Kecamatan dan studi yang pernah dilakukan dilokasi kegiatan. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan mengacu kepada kuesioner atau pedoman wawancara yang telah dipersiapkan. Penentuan responden dilakukan secara purposive sampling pada wilayah studi (10% dari jumlah penduduk), terutama pada sebaran wilayah pemukiman/perkampungan terdekat dengan rencana kegiatan proyek pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung.

Metoda Analisis :

Data yang telah ditabulasi selanjutnya dianalisis dengan metoda non formal secara deskriptif, Kriteria penilaian diacu pada kondisi data yang tersedia, manakala tidak dijumpai kriteria penilaian yang bersifat lebih umum, maka metoda analisis akan lebih banyak bersifat analogi yang digunakan untuk mempelajari fenonema dan karakteristik lokasi kegiatan.2.4 IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL

Identifikasi dampak merupakan pengkajian perubahan yang ditimbulkan oleh kegiatan proyek pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung terhadap komponen lingkungan, metoda identifikasi dampak dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Matriks interaksi digunakan untuk mengidentifikasi dampak yang diprakirakan terjadi dari setiap komponen kegiatan proyek pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi terhadap komponen lingkungan geofisika-kimia, prasarana dan utilitas, sosial ekonomi dan sosial budaya.

Diagram alir digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan dampak lingkungan orde pertama, dan adanya dampak orde kedua, dan seterusnya, dari setiap komponen rencana kegiatan pada tahap persiapan, operasi, dan pasca operasi.

2.5 PRAKIRAAN DAMPAK POTENSIAL

Metode yang akan digunakan dalam prakiraan dampak potensial adalah berupa metode formal (seperti : model matematika, penggunaan baku mutu lingkungan dan penera kualitas lingkungan) dan metode non formal berupa analogi dan penilaian para ahli.a. Metode Formal

Metode ini digunakan untuk memprakirakan dampak dari parameter yang sifat-sifat sistemnya dapat dikenali atau diestimasi dengan menggunakan model formulasi dan model matematika atau mengacu pada peraturan-peraturan yang berlaku seperti : baku mutu air bersih, baku mutu air limbah, trend pendapatan, penurunan muka tanah (subsidence) dan lainnya.

Metode Matematis

Dalam metode ini, hubungan sebab akibat yang mengambarkan dampak potensial yang diakibatkan proyek pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung terhadap lingkungan akan dirumuskan secara kuatitatif dengan menggunakan model matematika. Komponen/sub komponen/ parameter lingkungan yang dapat digunakan dengan metode ini terutama adalah yang memiliki baku matematis seperti: hidrologi (debit dan sedimentasi, pasang surut DAS, banjir dan lainnya), metode formal dibedakan atas dua model, yaitu :

Model Deskriptif Internal

Metode ini dibangun atas dasar teori dan asumsi pada suatu kondisi tertentu. Biasanya dalam model ini diberikan dalam bentuk persamaan dan pertidaksamaan.

Model Empiris

Metode empiris merupakan formulasi sebab akibat yang dibangun atas dasar penelitian dan pengamatan secara statistik dan telah diuji kebenaran formulasi tersebut untuk fenomena yang sama.

Metode Eksperimental.

Metoda eksprimental digunakan terutama untuk komponen fisik-kimia seperti kesuburan tanah dan kualitas air.

Metode Non-Formal

Metode non formal dipergunakan apabila suatu kasus tidak dapat didekati dengan metode formal yang ada, karena melanggar kaidah-kaidah formal, misalnya keterbatasan atau kurangnya data dan informasi yang diperlukan, metode ini biasa digunakan untuk memprakirakan dampak sosial antara lain : proses sosial (kerjasama dan konflik), persepsi masyarakat, tata nilai yang berlaku dalam masyarakat, metode non formal dapat dibedakan: analogi ini pada prinsipnya merujuk kepada kejadian yang pernah terjadi untuk kasus yang sama, sehingga fenomena yang telah terjadi pada kejadian tersebut juga dianggap berlaku pada kejadian lain. Kegiatan dan studi lingkungan mengenai pembangunan/ pelebaran ruas jalan telah banyak dilakukan dan dianalisis oleh para ahli, sehingga prakiraan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan di tempat lain dengan kondisi lingkungan yang hampir sama akan dijadikan pertimbangan dalam merumuskan dampak potensial.

Metode Penilaian Para Ahli

Prakiraan dampak yang ditetapkan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan para ahli apabila terdapat parameter yang sangat terbatas datanya atau informasinya sangat kurang. Penilaian dari pengalaman para ahli digunakan untuk kejadian atau kemungkinan yang akan terjadi atas dasar intuitif atau pengalaman profesi. Besarnya potensial dinilai berdasarkan perubahan lingkungan rona awal menjadi kualitas lingkungan setelah ada kegiatan.

Kualitas lingkungan rona awal didasarkan kepada hasil observasi atau hasil perhitungan dengan formulasi dari komponen lingkungan yang terkena dampak, perubahan lingkungan akibat kegiatan diprediksi dengan analogi atau formulasi selanjutnya dibandingkan dengan nilai baku mutu lingkungan yang ada atau berdasarkan pengalaman para ahli.Pendekatan ini digunakan Baku Mutu Lingkungan (BML) yang secara formal telah ada atau diterbitkan oleh pemerintah serta baku mutu lingkungan hasil proyeksi yang diinginkan atau disepakati.

2.6 PENETAPAN DAMPAK POTENSIAL

Penetapan dampak potensial dimaksudkan sebagai penelaahan untuk mengevaluasi arah dan kecenderungan seluruh dampak yang diprakirakan akan terjadi. Penetapan dampak potensial dilakukan melalui penelaahan secara holistik terhadap hasil prakiraan dampak.

Penetapan dampak potensial merupakan cara pandang secara holistik terhadap dampak lingkungan yang terjadi. Karena itu dampak lingkungan tidak dapat dipandang secara parsial, sehingga pengelolaan lingkungan merupakan tindakan manajemen yang mempunyai sasaran, strategik dan terorganisir.

Metode yang digunakan adalah metode bagan alir sederhana yang bersifat lintas disiplin untuk digunakan sebagai :

Dasar untuk arahan pengambilan keputusan penyusunan AMDAL / Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung;

Mengakomodir keragaman jenis parameter/indikator lingkungan yang terkena dampak;

Dampak potensial yang telah dikelompokkan selanjutnya menjadi simpul pemecahan dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).

UKL memuat upaya penanganan dampak potensial yang bersifat negatif dan juga positif, sedangkan UPL mencakup rencana pemantauan dampak potensal. Penyusunan UKL dan UPL adalah untuk meningkatkan manfaat dari rencana kegiatan pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung dengan memperbesar dampak positif dan memperkecil dampak negatif yang diprakirakan terjadi pada komponen lingkungan biogeofisika-kimia, prasarana dan utilitas, biologi, sosial ekonomi dan budaya akibat rencana kegiatan pada tahap pra-konstruksi/perencanaan, konstruksi, operasi, dan pasca operasi.

2.7 PERUMUSAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Merupakan konsep materi dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan disusunnya Matrik Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup dari jasa konsultansi Paket Pekerjaan Study UKL/UPL Pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung Tahun Anggaran 2010.2.8 PENYUSUNAN DOKUMEN UKL DAN UPL

Disusun dalam rangka perencanaan Pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung Tahun Anggaran 2010 dan mengacu pada kebijakan, peraturan/ketentuan yang berlaku dalam rangka menunjang pembangunan yang berwawasan lingkungan, maka bagi rencana usaha yang tidak ada dampak pentingnya atau secara teknologi sudah dapat dikelola dampak pentingnya dengan disusunnya dokumen UKL dan UPL. Karena kegiatan Pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Belitung termasuk kategori tidak ada dampak penting dan atau secara teknologi sudah dapat dikelola dampak pentingnya, sehingga berdasarkan identifikasi, dan rumusan konsep pengelolaan dan pemantauan lingkungan serta Matrik Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup, maka akan tersusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Dan Upaya Pemantauan Lingkungan.

PAGE 14PT. ANDIKA PERSADA RAYA

Planning, Design, Supervisor, Management