ARSITEKTUR DAN FILOSOFI Studi Teori Mandiri Ar .641 A – Mengenal Filosofi Tadao Ando – Peter Kwan/22407099 Page 1 STUDI TEORI MANDIRI AR. 641 A A R S I T E K T U R D A N F I L O S O F I BAB I PENDAHULUAN JURUSAN ARSITEKTUR FALKUTAS TEKNIK SISPIL & PERENCANAAN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA 2010
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ARSITEKTUR DAN FILOSOFI
Studi Teori Mandiri Ar .641 A – Mengenal Filosofi Tadao Ando – Peter Kwan/22407099 Page 1
STUDI TEORI MANDIRI
AR. 641 A
A R S I T E K T U R D A N F I L O S O F I
BAB I
PENDAHULUAN
JURUSAN ARSITEKTUR
FALKUTAS TEKNIK SISPIL & PERENCANAAN
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2010
ARSITEKTUR DAN FILOSOFI
Studi Teori Mandiri Ar .641 A – Mengenal Filosofi Tadao Ando – Peter Kwan/22407099 Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
Pada abad 21 dunia arsitek seakan-akan tidak mempunyai tujuan dan gaya yang baku
dalam berarsitektur. Dimana jawaban yang selalu muncul selalu tidak pasti dan cenderung
menimbulkan masalah baru. Bagaimana arsitektur dapat merespon permasalahn lingkungan
sekitar yang terus berkembang ?Mengapa bangunan yang dibangun meninggalkan bentukan
tradisional tanpa alasan yang jelas?. Ketika angka kelahiran manusia naik drastis dan kualitas
hidup manusia mengalami penurunan, maka dibutuhkan seorang arsitek yang kreatif yang bisa
menjadi penengah masalah yang ada tanpa meninggalkan manusia dan lingkungan yang terus
berkembang.
Tadao Ando adalah salah satu penciptanya ide tersebut, beliau adalah praktisi arsitektur
kelahiran Osaka, Jepang peraih Pritzker Architecture Prize 1995 . Beliau ini tidak pernah
menempuh pendidikan formal arsitektur. Ando memiliki pandangan dan gaya arsitekturnya
sendiri yang didapatkannya dari “his direct experiences, not taught intellectualism”(RMIT
Architecture Wiki, 2008) . Ando belajar otodidak dengan membaca buku arsitektur dan
mengamati bangunan arsitektural di penjuru Jepang, Eropa dan Amerika lebih intens dari yang
orang biasa bisa lakukan. Arsitektur Ando adalah suatu bentuk orisinalitas dan tidak terikat
dengan konvensi yang ada.
“… his powerful inner vision, ignores whatever movements, schools or styles that might be
current, creating buildings with form and composition related to the kind of life that will be
lived there.” (The Pritzker Architecture Prize, 1995)
Ando memperlakukan setiap karyanya sebagai sebuah ”places of habitation not as abstract
design in a landscape”(Lacy dalam The Pritzker Architecture Prize, 1995)). Ando tidak
berangkat dari sebuah konsep abstrak, metafora, atau gaya arsitektur tertentu dan juga tidak
mengejar bentuk fisik semata dalam merancang karyanya, melainkan fokus pada usahanya
menciptakan sebuah tempat tertentu yang akan ditinggali oleh pribadi tertentu.
“The value of (this building) as architecture does not necessary come from some stylistic
method or abstract concept aimed at…it comes instead from a fundamental way of thinking
ARSITEKTUR DAN FILOSOFI
Studi Teori Mandiri Ar .641 A – Mengenal Filosofi Tadao Ando – Peter Kwan/22407099 Page 3
about building a house for an inhabitant. Ando’s approach is to connect the art of building to
the art of living.” (Taki dalam The Pritzker Architecture Prize, 1995)
Ando dikenali karyanya dengan bentukan yang berasal dari geometri dasar yang sederhana.
Ketika ditanya tentang apa arti arsitektur baginya, Ando menjawab ”chohatsu suru hako”, yang
bila diartikan dalam Bahasa Inggris adalah ”a box that provokes” (The Pritzker Architecture
Prize, 1995). Ini mengantarkan pemahaman bahwa dalam setiap penciptaan karyanya bukan
pencapaian bentuk yang dituju oleh Ando, melainkan apa yang bisa dihadirkan dari keberadaan
bentuk tersebut, sesederhana apapun bentuknya.
”I care not for interesting forms but for the spatiality of forms. Through the medium of simple
geometrical forms, I seek to introduce a diversity of intentions and emotions and to take into
account intangible factors…” (Ando, 1988)
Kreativitas karya Ando terlihat memukau justru karena muncul dari kesederhanaan bentuk.
Baginya bentuk fisik tidak berarti apa-apa, karena ruang yang ia hadirkan memiliki makna yang
lebih maya sekaligus kaya dibanding bentuk fisik yang sespektakuler apapun. Ini adalah
karakteristik utama dari Tadao Ando, “…using a geometric simplicity which reveals a subtlety
and richness in spatial articulation.” (www.greatbuildings.com, 2007).
Ando menyebutkan dua fitur sebagai karakter utama dalam karyanya, “a use of limited
material, which have their texture exposed, and a ambiguous articulation of the function of
space” (Ando, 1977). Dua atribut utama ini dikembangkan Ando dalam bangunan yang
dirancang untuk menjalin “komunikasi langsung” dengan alam, yakni dengan menghadirkan
elemen alami dari alam. Aspek alami (emptiness) seperti cahaya, angin, dan air adalah apa yang
dicoba dihadirkan Ando ke dalam ruang bentuknya karya-karyanya. Untuk itu Ando seringkali
mengadopsi metode enclosed space dalam karyanya, “the primary significance of enclosure is
the creation of a place for oneself, an individual zone, within society” (Ando, 1977) sebutnya.
Walau terdengar sebaliknya, di tangan Ando ketertutupan dan keterpisahan ini mampu
membuat komunikasi itu terasa dramatis dan puitis.
Sense of sanctuary dalam tiap karya bangunnya memiliki hubungan keruangan yang
dipandunya dengan dinding sebagai elemen utama. Dinding dalam karya Ando sebagian besar
adalah beton yang ditinggalkannya polos (exposed).
ARSITEKTUR DAN FILOSOFI
Studi Teori Mandiri Ar .641 A – Mengenal Filosofi Tadao Ando – Peter Kwan/22407099 Page 4
“At times walls manifest a power that borders on the violent. They have the power to divide
space, transfigure place, and create new domains. Walls are the most basic elements of
architecture, but they can also be the most enriching.” (Ando, 1984)
Elemen dinding (materiality) adalah salah satu unsur vokal yang digunakan Ando dalam
penciptaan provokasi ruang dalam karyanya . Keberadaan beton-polos-monokrom yang
melingkupi immobile enclosed space Ando menghadirkan kesan sunyi dan khidmat, sehingga
ketika sedikit saja elemen alami dimasukkan ke dalamnya, sensasi yang dihadirkan menjadi
amat dramatis dan puitis. Eksperimen dalam aspek alami yang disusupkan dalam artikulasi
bentuk-ruang tertutupnya inilah yang memberikan salah satu definisi chohatsu suru hako-nya
Ando. Sebagaimana dikatakan Ando,
“I do not believe architecture should speak too much, it should remain silent and let nature in
the guise of sunlight and wind speak…They activate space, make us aware of the season, and
nurture within us a finer sensitivity.” (Ando, 1984)
“Such things as light and wind only have meaning when they are introduced inside a house in a
form cut off from the outside world. The isolated fragments of light and air suggest the entire
natural world. The forms I have created have altered and acquired meaning through
elementary nature (light and air) that give indications of the passage of time and the changing
of the seasons, and through connections with human life. Although many possibilities for
different kinds of development are inherent in space, I prefer to manifest these possibilities in
simple ways…” (Ando, 1982)
Konsep arsitektur Ando berorientasi pada manifestasi alam pada bentuk-ruangnya yang
sederhana, ”his focus upon nature as the essential counterform to his architecture”(Frampton
dalam The Pritzker Architecture Prize, 1995) . Saat komunikasi antara bangunan dan alam ini
terjadi maka bentuk-ruang pun melebur dalam batasan yang mengabur namun pada saat yang
sama malah makin menjelas.
“… when they agree with my aesthetic image, walls become abstract, are negated, and
approach the ultimate limit of space. Their actuality is lost, and only the space they enclose
gives a sense of really existing. Under these conditions, volumes and projected lights alone
float into prominence as hints of the spatial composition.”(Ando, 1982).
ARSITEKTUR DAN FILOSOFI
Studi Teori Mandiri Ar .641 A – Mengenal Filosofi Tadao Ando – Peter Kwan/22407099 Page 5
John Moris Dixon menyebut karya Ando sebagai sesuatu yang bersifat reductivist namun “…
the effect is not to deprive us of sensory richness. Far from it. All of his restraints seem aimed
at focusing our attention on the relationships of his ample volumes, the play of light on his
walls, and the processional sequences he develops.”(Dixon dalam The Pritzker Architecture
Prize, 1995).
Tadao Ando menghadirkan arsitekturnya dalam “simplest way imaginable, without clever
superimpositions or intermixing, as a collage of pure geometric signs. All excess is spurned,
and frugality is exercised in making the composition” (Dal Co, 1995). Dengan bentuk geometri
dasar yang sederhana serta detail material yang menolak warna dan elemen dekoratif tak
berarti, memang wajar bila Tadao Ando menganggap dirinya sebagai modernis, tapi bukan
minimalis yang selama ini kita kenal. Ini karena Ando menghadirkan sesuatu yang lain yang
lebih memukau sebagai hasil pendekatan “simplistis”nya. Komposisi geometris karya Ando
menjadi lebih berarti bukan karena wujudnya namun karena daya dukungnya akan kehadiran
sesuatu yang lain yang mewujud karena bentuk-ruang tersebut. Karya Ando memang sebuah
provokasi ruang.
Dalam laporan ini nantinya akan membahas lebih mendalam mengenai Tadao Ando,
karya-karyanya, dan latar belakang biografinya dalam upaya membawa arsitektur modern ke
arah “simplicity” yang dianggap lebih manusiawi dan universal. Selain itu, dengan mengenal
filosofi desain Tadao Ando maka diharapkan bisa menjadi suatu referensi dalam proses desain
kita selanjutnya.
ARSITEKTUR DAN FILOSOFI
Studi Teori Mandiri Ar .641 A – Mengenal Filosofi Tadao Ando – Peter Kwan/22407099 Page 6
STUDI TEORI MANDIRI
AR. 641 A
A R S I T E K T U R D A N F I L O S O F I
BAB II
TADAO ANDO
DAN KARYA-KARYANYA
JURUSAN ARSITEKTUR
FALKUTAS TEKNIK SISPIL & PERENCANAAN
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2010
ARSITEKTUR DAN FILOSOFI
Studi Teori Mandiri Ar .641 A – Mengenal Filosofi Tadao Ando – Peter Kwan/22407099 Page 7
BAB II
TADAO ANDO DAN KARYA-KARYANYA
Ketika Ando mengamati aliran air dari sungai isuzu mengalir di kuil Ise. Ando
menemukan bahwa air itu selalu mengalir dengan indah. Pola air tersebut membuatnya lupa
bahwa waktu telah berlalu begitu lama. Pola air yang selalu mengalir di dinding pembatas
tersebut membuat perasaan nyaman. Hal itu dikarenakan oleh air yang berasal dari alam terus
berubah dan tidak berhenti mengalir. Air mempunyai kekuatan tersembunyi yang berdampak
pada kehidupan makhluk hidup. Air mempunyai warna monokrom dan cenderung bening(tanpa
warna). Faktanya, warna monokrom alam adalah sebuah bayangan benda jadi air itu dapat
dikatakan sebagai kaca. Kesimpulannya Ando mengerti adanya hubungan antara air dan jiwa
manusia adalah suatu hal yang tidak terpisahkan.
Tadao Ando mencoba menemukan arti arsitek modern dengan mempelajari arsitek
Jepang yang cenderung menyangkut hubungan antara manusia dan alam dan arsitektur barat,
sebelum akhirnya dia menemukan teori simplicity yang mendunia. Karya-karya beliau yang
terkenal adalah:
1.Row House in Sumiyoshi, Osaka, Japan.
2. Meditation Space, Paris, Prancis.
3. Church Of The Light, Ibaraki, Osaka, Japan.
4. Awaji-Yumebutai, Tsuna, Hyogo, Japan.
5. Foundation Francois Pinault Pour I’Art Contemporary, Prancis.
Beliau yang sampai sekarang terus mempengaruhi dunia dengan teori “simplicity”nya ini
lahir di Osaka tahun 1941. Ando merupakan salah satu arsitek yang belajar secara autodidak, dan
melakukan perjalanan ke Amerika, Eropa, dan Afrika. Tahun 1969, Ando mendirikan Tadao
ARSITEKTUR DAN FILOSOFI
Studi Teori Mandiri Ar .641 A – Mengenal Filosofi Tadao Ando – Peter Kwan/22407099 Page 8
Ando & Associates di Osaka. Ketika ditanya tentang bagaimana beliau menyukai dunia
arsitektur, beliau mengatakan pada umur 14 tahun. Pada waktu itu beliau merasa tertarik dari
aroma kayu dan perkerjaan tukang kayu disebelah rumahnya. Ando bersama temanya pula
membuat denah rancangan bangunan sebesar 23 meter persegi. Kegiatan in sama dengan Mies
van der Rohe diawal karirnya yang bermain dengan susunan batu, tukang kayu, dan plaster
bangunan.
Pada umur 17 tahun, Ando menekuni bidang tinju professional. Perjalanan luar negeri
pertamanya adalah ketika dia bertanding dengan lawan di Bangkok,Thailand. Dalam tinju ini
beliau mendapat pengalaman perasaan tertekan dan kesunyian dalam bertanding sendiri. Hal ini
yang dijadikan dasar oleh beliau untuk menciptakan karya-karya yang kreatif dengan tidak
melupakan tekanan dan pertautan dalam desain karyanya.
Pada umur 20 tahun, Ando menemukan buku karya arsitektur Le Corbusier. Dia belajar
dengan sungguh-sungguh dari buku tersebut dan berharap dapat menjadi arsitek seperti Le
Corbusier tersebut.. Antara umur 24 sampai 28 tahun, dia terbang keliling dunia. Uang hasil dari
bertinju tersebut, pertama digunakan untuk pergi ke Moskow melalui jalur kereta api trans-
siberia. Setelah itu, Ando melanjutkan perjalannya ke Finlandia, Spanyol, Itali, dan beberapa
negara eropa. Dalam perjalanan pulangnya, dia melewati Madagaskar dan India. Perjalanan
tersebut Ando mendapat pengalama tersendiri tentang alam sekitar dan masyarakat seperti
bangunan. Dari perjalannya Ando sangat terinspirasi ole arsitek Alvar-Alto dimana bangunannya
menyatu dengan lingkungan sekitar termasuk iklim setempat seperti yang Ando rasakan pada
bangunan Michelangelo. Beberapa tahun setelahnya dia melanjutkan studi mandirinya ke
Vienna, Paris, dan Amerika dimana dia merasa tempat tersebut layak untuk dia dapat belajar
mengenai arsitektur.
Tahun 1969, ketika Ando berusia 28 tahun, dia mendirikan kantor Tadao Ando &
Associates di Osaka. Pada tahun-tahun pertamanya Ando berkonsentrasi pada bangunan rumah
kecil. Hal tersebut dilakukan terus hingga karya arsitek Ando mendapat pengakuan di Jepang.
Momentumnya adalah ketika Ando mendapatkan penghargaan yang pertama dalam sejarah
tentang bangunan rumah tinggal dari proyek rumah tinggal Row House in Sumiyoshi pada tahun
1976. Saat itu Ando berusia 35 tahun, rumah tersebut menampilkan karakteristik Ando dalam
berarsitektur bagi dunia arsitektur: upayanya dalam membuat keindahan dari model dinding
ARSITEKTUR DAN FILOSOFI
Studi Teori Mandiri Ar .641 A – Mengenal Filosofi Tadao Ando – Peter Kwan/22407099 Page 9
beton yang diexposed, penggunaan bentukan goemetri yang ketat, respek bangunan tersebut
kepada lingkungan sekitar, penyatuan bangunan tersebut dengan alam sekitar yang bersifat
abstrak, dan memberikan wajah baru pada kehidupan manusia modern. Rumah tersebut
mempunyai luasan 65 meter persegi dan mendapat penghargaan dari Architectural Institute of
Japan pada tahun 1980. Hal ini menunjukkan bahwa bangunan ini mendapat apresiasi yang
tinggi dan merupakan penghargaan bangunan pertama kali untuk sebuah rumah tinggal.
Diantara karya rumah tinggal yang menawan adalah Glass Block House(1979), Khosino
Residence (1989, mendapat penghargaan Award Isoya Yoshida), dan Rokko Housing(1983,
mendapat penghargaan award Japanese Cultural Design). Selanjutnya karya-karya Ando juga
mengarah ke bangunan komersil antara lain Rose Garden(1977), festival(1984), Times(1984),
Galleria Akka(1988), dan Collezione(1989). Juga masih banyak lagi karya-karyanya terutama
bagi kota Osaka hingga tidak heran Ando juga turut membuat ruang public di kota tersebut dan
juga bagi dunia.
Teori Ando dimulai dari bentukannya yang selalu baru dan tidak dibuat-buat dan
berkembang dengan memberi gravitasi pada bangunannya. Topik ini sedang berkembang banyak
dosen dan siswa yang membahasnya dan menyatakan bahwa ini adalah awal dari arsitektur
modern yang sangat penting bagi perkembangan arsitektur modern.
Beliau hingga kini juga aktif menerbitkan buku tentang karya arsitekturnya berdasarkan
teori simplicity-nya antara lain: Tadao Ando:Minimalism, Electa Moniteur, Paris,1982; Tadao
Ando: Buildings, Project, Writings, Rizzoli, New York, 1984; GA Architects 8, Tadao Ando,
A.D.A., edita Tokyo, 1987; Tadao Ando : The Yale Studio & Current Works, Rizzoli, New
York, 1989.
Teori Ando
“The Simplicity of Perfection”
1. Materialty
Kekuatan material beton yang memberi batas sebuah ruang
ARSITEKTUR DAN FILOSOFI
Studi Teori Mandiri Ar .641 A – Mengenal Filosofi Tadao Ando – Peter Kwan/22407099 Page 10
2. Tactility
Dinding yang tebal menjadi lembut untuk disentuh, dinding yang seolah-olah angkuh
tetapi mengaku adanya cahaya, angin, dan manusia yang tinggal di dalamnya.
3. Emptiness
Dimana hanya cahaya dan ruang yang mengelilingi manusia.
Enso, merupakan lingkaran misterius dari biksu Buddha Zen yang terdiri dari satu
goresan yang menyimbolkan kekosongan, kesatuan, dan pencerahan. Lingkaran dan
bentukan geometri menjadi dasar arsitek seorang Ando. Hal ini hampir sama dengan
karya arsitektur Barat, dimana Phanteon di Roma menjadi isnpirasi Ando. Bentukan yang
simple dengan permainan cahaya dan material membuat sesuatu yang menajubkan. Juga
penjara di Piranesi Carceri, dimana bentukan vertical yang dinamis membuat konstras
dengan bidang horizontal. Ini merupakan ciri arsitektur Jepang dimana sesuatu yang tidak
geometri dan irregular itu berasal dari alam. Tadao Ando mengatakan bahwa inti dari
pekerjaannya memasukkan semua macam ide ruang berbeda hingga menghasilkan ruang
yang menyatu dan menajubkan.
Unsur 6 elemen utama dalam Simplicity of Perfection
ARSITEKTUR DAN FILOSOFI
Studi Teori Mandiri Ar .641 A – Mengenal Filosofi Tadao Ando – Peter Kwan/22407099 Page 11
Selected Works
Azuma House, Kobe, Japan (1975)
This narrow row house is simple concrete building. Its façade is blank except for a doorway.
Inside, the living areas surround an inner atrium that admits light. The structure protects
residents from the chaos of urban life yet admits natural elements of light to allow them to re-
connect with nature.
Chikatsu-Asuka Historical Museum, Osaka (1990-94)
This museum, which exhibits burial mound culture and tombs, is designed as a hill to view
the surrounding excavation site. Its roof is a large stepped plaza enclosing a darkened tomb-
like interior. Visitors are guided to the top of the roof by wide stone steps and a strong
diagonal wall.
Children’s Museum, Himeji, Japan (1987-1989)
Situated on a hill overlooking a lake, this museum has three parts – a main museum, a plaza,
and a workshop complex – linked by a long pathway. Ando incorporates water in several
pools and a dramatic stepped fan-shaped waterfall.
Church of the Light, Ibaraki, Japan (1987-1989)
Perhaps Ando’s most famous work, the Church of the Light uses concrete and light to create
a moving sanctuary. The building is composed of two rectangles sliced through by diagonal
walls. Visitors travel along the angled wall between the volumes to the chapel entry, where
they must turn 180 degrees to align themselves with the chapel itself. On the alter end of the
structure, Ando has pierced the concrete wall in a simple cruciform, allowing vivid slits of
light to penetrate into the minimalist space, the rays moving over time with the course of the
sun.
Church on the Water, Hokkaido, Japan (1985-1988)
Located in a rural area and seeming to grow naturally from the hillside, the Church on the
Water has a plan with two intersecting squares. Visitors enter into the small glazed upper
space then descend into the chapel through a narrow darkened curving stairway. At the
bottom is the sanctuary with a harmonious vista through the fully-glazed wall to the hills and
a serene lake with a cross arising from its surface. The window-wall can be rolled aside,
opening the interior of the church fully to nature. The chapel creates an introspective mood.
ARSITEKTUR DAN FILOSOFI
Studi Teori Mandiri Ar .641 A – Mengenal Filosofi Tadao Ando – Peter Kwan/22407099 Page 12
Collezione, Tokyo, Japan (1986-1987)
A commercial complex, this steel and reinforced concrete project consists of a number of
interlocking geometric forms. A staircase spirals around and between the volumes.
International Library of Children’s Literature, Tokyo (2002)
This addition to a Renaissance style library originally built in 1906 uses concrete and glass to
effectively juxtapose the old with the new. The transparency of the glass allows the old
structure to be fully realized.
Kidosaki House, Tokyo, Japan (1982-1986)
This suburban residence, designed as a multi-family dwelling, consists of a cubic volume
surrounded by a protective perimeter wall. The exterior and interior spaces provide a
sanctuary for the families yet allow privacy in the separate living quarters.
Koshino House, Ashiya, Japan (1979-1981)
Koshino House, set partly underground on a wooded mountain slope, consists of two
reinforced concrete structures on either side of a central courtyard. Light slots in the walls
and skylights create patterns of sunlight on the walls.
Meditation Space, UNESCO Headquarters, Paris, France (1994-1995)
This small single-storey, reinforced concrete space is dedicated to prayer for eternal, global
peace for people of all ethnic, religious, cultural, or historical backgrounds. The space is
serene and solemn.
Modern Art Museum, Fort Worth, Texas ( 2002)
This concrete and glass museum arises directly out of a 2-acre pool, demonstrating Ando’s
continuing ability to juxtapose mass with water and light. Built on a modular plan and using
only white and gray, the building is well-ordered and calm. Ando sets up a rhythm of
contrasting volumes, densities, and lightings to impart energy to the visitor.
Naoshima Contemporary Art Museum, Naoshima Island, Japan (1988-1990)
Sited on a bluff above a quiet beach, this museum welcomes visitors arriving by boat with a
stepped plaza leading up to the stone rubble walled building. Visitors enter the gallery into a
two-story underground gallery 50 meters long, but only 8 meters wide. Because more than
half of the complex is underground, the structure becomes part of the natural landscape.
ARSITEKTUR DAN FILOSOFI
Studi Teori Mandiri Ar .641 A – Mengenal Filosofi Tadao Ando – Peter Kwan/22407099 Page 13
Nariwa Museum, Nariwa, Japan (1992-1994)
This museum is a box surrounded by a protective wall built from old stones. Visitors ascend
an angled ramp around the concrete box to approach the entrance and are treated to a view of
a planted slope and a large expanse of water. The museum is a place where nature, culture
and history are intertwined.
Old/New Rokko Restaurant, Kobe, Japan (1985-1986)
Built on a steep gradient, this multi-storey complex was composed around three ancient trees.
The space, an intersecting rectangle and semi-circle, has large expanses of glass to create
sense of being in nature.
Oxy Unagidani, Osaka, Japan (1986-1988)
This commercial complex consists of an off-square building surrounded on two sides by a
stairwell and building-height concrete wall. One side of the building is fully glazed. The
photograph shows Ando’s signature concrete work.
Pulitzer Foundation for the Arts, St. Louis, Missouri ( 1997-2001)
The Pulitzer Foundation for the Arts building is a massive rectilinear concrete structure with
cantilevered rooflines reminiscent of Frank Lloyd Wright’s Robie House. Ando introduced
his method of forming concrete to the U.S. in this museum. Hand-constructed concrete forms
were sealed and polished to create the smooth shiny concrete surface that is Ando’s
trademark.
Rokko Housing, Kobe, Japan (1981-83 and 1985-89)
This housing complex is built on a steep slope overlooking the city. Ando created apartments
using a grid of 5.2 meter cubes, some enclosed, some open. The complex features a central
staircase from top to bottom. Each of the units is unique despite the overall uniformity of the