TERAPI CAIRAN DAN TRANSFUSI KONSEP UTAMA 1. Walaupun waktu-paruh cairan kristaloid didalam intravascular adalah 20-30 menit, kebanyakan cairan koloid mempunyai waktu paruh antara 3-6 jam. 2. Pasien dengan hematocrit normal bisanya ditransfusi hanya setelah kehilangan darah lebih dari 10-20% dari volume darahnya. Ini berdasarkan kondisi medis pasien dan prosedur pembedahan. 3. Reaksi transfusi yang paling berat yaitu yang berhubungan dengan inkompatibilitas ABO, antibody yang didapat secara alami dapat bereaksi melawan antigen dalam transfusi (asing), mengaktifkan komplemen,dan mengakibatkan hemolysis intravascular. 4. Pada pasien yang dianestesi, manifestasi dari reaksi hemolytic akut adalah kenaikan temperatur, tachycardia yang tak dapat dijelaskan,hypotensi, hemoglobinuria dan oozing difus dari lapangan operasi 5. Transfusi leukocit termasuk produk darah dapat menjadi immunosuppressive. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TERAPI CAIRAN DAN TRANSFUSIKONSEP UTAMA
1. Walaupun waktu-paruh cairan kristaloid didalam intravascular adalah
20-30 menit, kebanyakan cairan koloid mempunyai waktu paruh
antara 3-6 jam.
2. Pasien dengan hematocrit normal bisanya ditransfusi hanya setelah
kehilangan darah lebih dari 10-20% dari volume darahnya. Ini
berdasarkan kondisi medis pasien dan prosedur pembedahan.
3. Reaksi transfusi yang paling berat yaitu yang berhubungan dengan
inkompatibilitas ABO, antibody yang didapat secara alami dapat
bereaksi melawan antigen dalam transfusi (asing), mengaktifkan
Contoh: berapa kebutuhan cairan pemeliharaan untuk anak 25 kg? Jawab: 40+20+5=65 ml/jam
PREEXISTING DEFICIT
Pasien yang akan dioperasi setelah semalam puasa tanpa intake cairan akan
menyebabkan defisit cairan sebanding dengan lamanya puasa. Defisit ini dapat
diperkirakan dengan mengalikan normal maintenance dengan lamanya puasa.
Untuk 70 kg, puasa 8 jam, perhitingannya (40+20+50)ml/jam x 8 jam atau 880
ml. ( Pada kenyataannya, defisit ini dapat kurang sebagai hasil dari konservasi
ginjal)
Kehilangan cairan abnormal sering dihubungkan dengan defisit
preoperative. Perdarahan preoperative, muntah , diuresis dan diare sering
dihubungkan.
9
mengarahkan dan janga waktu prosedur yang berhub. dg pembedahan [itu].
Pembagian kembali fluids-often [yang] internal [disebut/dipanggil] " spacing"-can
ketiga menyebabkan pergeseran cairan raksasa(masive) dan intravascular
penghabisan menjengkelkan. Traumatized, dibuat marah/dikobarkan, atau kena
infeksi/menyebar jaringan/tisu ( [seperti/ketika] terjadi dengan membakar,
pembedahan berhub. dg pembedahan luka-luka/kerugian luas, atau radang selaput
perut) dapat menyita sejumlah [yang] besar mengalir dalam interstitial
[ruang;spasi] nya dan kaleng translocate mengalir ke seberang serosal permukaan
( ascites) atau ke dalam bowel satuan cahaya. Hasil adalah suatu peningkatan
wajib di (dalam) suatu nonfunctional komponen extracellular kompartemen,
[sebagai/ketika/sebab] cairan ini tidak siap berimbang dengan sisa dari
kompartemen [itu]. Pergeseran Cairan ini tidak bisa dicegah dengan restriksi
cairan dan kompartemen cairan intrasel dan extrasel fungsional. Disfungsi s
sebagai hasil dari hypoxia dapat menyebabkan peningkatan volume cairan
intracel, juga lebih jauh kompartemen extrasel yang fungsional. Pada akhirnya,
hilangnya cairan limfe mungkin terjadi selama diseksi retroperitoneal luas.
Penggantian cairan intraoperatif
Terapi cairan intraoperatif meliputi kebutuhan cairan dasar dan
penggantian deficit cairan preoperative seperti halnya kehilangan cairan
intraoperative ( darah, redistribusi dari cairan, dan penguapan). Pemilihan jenis
cairan intravena tergantung dari prosedur pembedahan dan perkiraan kehilangan
darah. Pada kasus kehilangan darah minimal dan adanya pergeseran cairan, maka
maintenance solution dapat digunakan. Untuk semua prosedur yang lain Ringer
Lactate biasa digunakan untuk pemeliharaan cairan. Idealnya, kehilangan darah
harus digantikan dengan cairan kristaloid atau koloid untuk memelihara volume
cairan intravascular ( normovolemia) sampai bahaya anemia berberat lebih
(dibanding) resiko transfusi. Pada kehilangan darah dapat diganti dengan
10
transfuse sel darah merah. Transfusi dapat diberikan pada Hb 7-8 g/dL
(hematocrit 21-24%).
Hb <7 g/dL cardiac output meningkat untuk menjaga agar transport
Oksigen tetap normal. Hb 10 g/dL biasanya pada pasien orang tua dan penyakit
yang berhubungan dengan jantung dan paru-paru. Batas lebih tinggi mungkin
digunakan jika diperkirakan ada kehilangan darah yang terus menerus. Dalam
prakteknya, banyak dokter memberi Ringer Laktat kira-kira 3-4 kali dari
banyaknya darah yang hilang, dan cairan koloid dengan perbandingan 1:1 sampai
dicapai Hb yang diharapkan.
Table 29-5. Average blood volumes.
AGE BLOOD VOLUMENEONATES PREMATURE 95 ML/KG FULL-TERM 85 ML/KGINFANTS 80 ML/KGADULTS MEN 75ML/KG WOMAN 65 ML/KG
Pada keadaan ini kehilangan darah dapat diganti dengan Packed red
blood cell.
Banyaknya transfusi dapat ditentukan dari hematocrit preoperatif dan
dengan perkiraan volume darah ( Tabel 29-5). Pasien dengan hematocrit normal
biasanya ditransfusi hanya setelah kehilangan darah >10-20% dari volume darah
mereka. Sebenarnya tergantung daripada kondisi pasien] dan prosedur dari
pembedahan . Perlu diketahui jumlah darah yang hilang untuk penurunan
hematocrit sampai 30%, dapat dihitung sebagai berikut:
Estimasi volume darah dari Tabel 29-5.
11
Estimasi volume sel darah merah ( RBCV) hematocrit preoperative
( RBCVpreop).
Estimasi RBCV pada hematocrit 30% ( RBCV30%), untuk menjaga
volume darah normal .
Memperkirakan volume sel darah merah yang hilang ketika . hematocrit
30%; RBCVlost= RBCVpreop-RBCV30%.
Perkiraan jumlah darah yang hilang = RBCV lost X 3
CONTOH
Seorang perempuan 85 kg mempunyai suatu hematocrit preoperatif 35%.
Berapa banyak jumah darah yang hilang untuk menurunkan hematocritnya sampai
30%?
Volume Darah yang diperkirakan= 65 mL/kg x 85 kg= 5525 ml.
RBCV35%= 5525 x 35%= 1934 mL.
RBCV30%= 5525 x 30%= 1658 mL
Kehilangan sel darah merah pada 30%= 1934- 1658= 276 mL.
Perkiraan jumlah darah yang hilang = 3 x 276 mL= 828 mL.
Oleh karena itu, transfusi harus dipertimbangkan hanya jika pasien
kehilangan darah melebihi 800 ml. Transfusi tidak direkomendasikan sampai
terjadi penurunan hematocrit hingga 24% ( hemoglobin< 8.0 g/dL), tetapi ini
diperlukan untuk menghitung banyaknya darah yang hilang,contoh pada penyakit
jantung dimana diberikan transfusi jika kehilangan darah 800 mL .
Table29-6. Redistribusi dan evaporasi kehilangn cairan saat pembedahan.
DERAJAT DARI TRAUMA JARINGAN PENAMBAHAN CAIRAN
MINIMAL (contoh hernioraphy) 0 – 2 ML/KG
SEDANG ( contoh cholecystectomy) 2 – 4 ML/KG
BERAT (contohreseksi usus) 4 – 8 ML/KG
12
Petunjuk lain yang biasa digunakan sebagai berikut: ( 1) satu unit sel darah
merah sel akan meningkatkan hemoglobin 1 g/dL dan hematocrit 2-3% (pada
orang dewasa); dan ( 2) 10mL/kg transfusi sel darah merah akan meningkatkan
hemoglobin 3g/dL dan hematocrit 10%.
Menggantikan hilangnya cairan redistribusi dan
evaporasi
Sebab kehilangan cairan ini dihubungkan dengan ukuran luka dan tingkat
manipulasi dan pembedahan, dapat digolongkan menurut derajat trauma jaringan.
Kehilangan cairan tambahan ini dapat digantikan menurut Tabel 29-6, berdasar
pada apakah trauma jaringan adalah minimal, moderat, atau berat. Ini hanyalah
petunjuk, dan kebutuhan yang sebenarnya bervariasi pada masing-masing pasien
► TRANSFUSI
GOLONGAN DARAH
Membran sel darah merah berisi sedikitnya 300 faktor penentu antigenic
berbeda. Sedikitnya 20 antigen golongan darah terpisah dapat dikenal; tanda dari
masing-masing adalah di bawah control genetic dari chromosom loci. Kebetulan,
hanya ABO dan Rh Sistem yang penting pada transfusi darah. Setiap orang
biasanya menghasilkan antibody ( alloantibodies). Antibodi bertanggung jawab
untuk reaksi-reaksi dari transfusi. Antibodi dapat menjadi “alami” atau sebagai
respon atas sensitisasi dari suatu kehamilan atau transfusi sebelumnya.
SISTEM ABO Kromosomal untuk sistem ABO ini menghasilkan dua alleles: A dan B. Masing-masing merepresentasikan suatu enzim yang merupakan modifikasi dari suatu permukaan sel glycoprotein, menghasilkan antigen yang berbeda. (Sebenarnya, ada berbagai varian A dan B.) Hampir semua individu tidak mempunyai A atau B " natural" yang menghasilkan antibody [ sebagian besar immu-noglobulin M ( IgM)] melawan antigens ( Tabel 29-7) di dalam tahun pertama kehidupan. Antigen H adalah precursor dari system ABO tetapi
13
diproduksi oleh suatu chromosom tempat berbeda. Tidak adanya antigen H( hh genotype, juga disebut Bombay pheno-type) mencegah munculny gen A atau B; individu dengan kondisi sangat jarang ini akan mempunyai anti-A, anti-B, dan anti-H antibodi.
Sistem Rh
Sistem Rh ditandai oleh dua gen yang menempati chromosome. Ada
sekitar 46 Rh-berhubungan dengan antigens, tetapi secara klinis, ada lima antigen
utama ( D, C, c, E, dan e) dan menyesuaikan dengan antibody .Biasanya, ada atau
tidak allele yang paling immunogenic dan umum, D antigen, dipertimbangkan.
Kira-Kira 80-85% tentang populasi orang kulit putih mempunyai antigen D.
Individu yang kekurangan allele ini disebut Rh-Negative dan biasanya antibodi
akan melawan antigen D hanya setelah terpapar oleh ( Rh-Positive) transfusi
sebelumnya atau kehamilan ( seorang Ibu Rh-Negative melahirkan bayi Rh-
Positive).
Sistem Lain
Sistem lain ini meliputi antigen Lewis, P, li, MNS, Kidd, Kell, Duffy,
Lutheran, Xg, Sid, Cartright, YK, dan Chido Rodgers antigens. Kebetulan,
dengan beberapa perkecualian ( Kell, Kidd, Duffy, Dan), alloantibodi melawan
sistem ini jarang menyebabkan reaksi hemolytic serius.
TES KOMPATIBILITAS
Tujuan tes ini adalah untuk memprediksi dan untuk mencegah reaksi
antigen-antibody sebagai hasil transfusi sel darah merah. Donor dan penerima
donor darah harus di periksa adanya antibody yang tidak baik.
14
Table29-7. Golongan darah ABO
TIPE Adanya antibodi dalam serum Insidensi* A anti– B 45% B anti – A 8% AB - 4% O anti A, anti–B 43%* angka rata-rata pada orang di Eropa
TES ABO-RH
Reaksi Transfusi yang paling berat adalah yang berhubungan dengan
inkompatibilitas ABO; antibody yang didapat secara alami dapat bereaksi
melawan antigen dari transfusi (asing), mengaktifkan komplemen, dan
mengakibatkan hemolisis intravascular. Sel darah merah pasien diuji dengan
serum yang dikenal mempunyai antibody melawan A dan B untuk menentukan
jenis darah. Oleh karena prevalensi secara umum antibodi ABO alami, konfirmasi
jenis darah kemudian dibuat dengan menguji serum pasien melawan sel darah
merah dengan antigen yang dikenal.
Sel darah merah pasien juga diuji dengan antibody anti-D untuk
menentukan Rh. Jika hasilnya adalah Rh-Negative, adanya antibodi anti-D d
dapat diuji dengan mencampur serum pasien dengan sel darah merah Rh
(+).Kemungkinan berkembangnya antibodi anti-D setelah paparan pertama pada
antigen Rh adalah 50-70%.
Crossmatching
Suatu crossmatch transfusi: sel donor dicampur dengan serum penerima.
Crossmatch mempunyai tiga fungsi: ( 1) Konfirmasi jenis ABO dan Rh ( kurang
dari 5 menit), ( 2) mendeteksi antibodi pada golongan darah lain , dan ( 3)
mendeteksi antibody dengan titer rendah atau tidak terjadi aglutinasi mudah.
Yang dua terakhir memerlukan sedikitnya 45 menit.
Screening Antibodi
15
Tujuan test ini adalah untuk mendeteksi dalam serum adanya antibodi
yang biasanya dihubungkan dengan reaksi hemolitik non-ABO. Test ini ( dikenal
juga Coombs Tes tidak langsung) memerlukan 45 menit dan dengan mencampur
serum pasien dengan sel darah merah dari antigen yang dikenal; jika ada antibodi
spesifik, membran sel darah merah dilapisi, dan penambahan dari suatu antibodi
antiglobulin menghasilkan aglutinasi sel daraah. Screening ini rutin dilakukan
pada seluruh donor darah dan dilakukan untuk penerima donor sebagai ganti dari
crossmatch .
Type & Crossmatch versus Type & Screen
Timbulnya suatu reaksi hemolytic yang serius setelah transfusi dari
ABO- dan Rh-Compatible Transfusi dengan screening negatif tetapi tanpa
crossmatch kurang dari 1%. Crossmatching, bagaimanapun, meyakinkan
pentingnya kemanan yang optimal dan mendeteksi adanya antibody yang lain
yang muncul dalam screening. Crossmatch kini dilakukan hanya untuk prosedur
operasi elektif dg kemungkinan transfusi darah. Oleh karena waktunya sekitar 45
menit jika sebelumnya prosedur dua type dan screen telah didokumentasikan,
pada beberapa Center telah memulai crossmatch secara komputer.
Pemesanan darah untuk operasi
Kebanyakan rumah sakit menyusun daftar operasi yang akan dilakukan
dan yang maksimum jumlah unit yang dapat dicrossmatch preoperati. Seperti
pada praktek mencegah berlebihan Crossmatching darah. Daftar pada umumnya
didasarkan pada masing-masing pengalaman institusi. Suatu crossmatch-to-
transfusion perbandingan kurang dari 2.5:1 dipertimbangkan bisa diterima. Hanya
suatu type and screen dilakukan jika timbulnya transfusi untuk suatu prosedur
kurang dari 10%. Jika transfusi diperlukan, dilakukan cross-match . Pinjaman
secara khas dibuat untuk pasien anemic dan mereka yang mempunyai kelainan
pembekuan.
TRANSFUSI DALAM KEADAAN DARURAT
16
Ketika pasien sedang exsanguinating, kebutuhan transfusi terjadi sebelum
penyelesaian suatu crossmatch, penyaringan , atau bahkan identifikasi tipe darah.
Jika jenis darah pasien sudah dikenal, dilakukan crossmatch kurang dari 5menit,
akan mengkonfirmasikan kompatibilitas ABO. Jika jenis darah penerima tidak
dikenal dan transfusi harus dimulai sebelum penentuan, jenis O Rh-Negative
darah mungkin bias digunakan,
BANK DARAH
Darah dari pendonor disaring untuk mengeluarkan zat-zat yang dapat
mempengaruhi kondisi medis yang kurang baik bagi penerima donor. Hematocrit
ditentukan, jika >37% untuk allogeneic atau 32% untuk donor autologous, darah
dikumpulkan, diidentifikasi, disaring untuk antibodi, dan dilakukan pengujian
adanya Hepatitis B, Hepatitis C, sipilis,human T cell leukemia virus ( HTLV)-1
dan HTLV-2, dan Human immunodeficiency virus ( HIV)-1 dan HIV-2.
Kebanyakan pusat penelitian sedang melakukan tes terhadap asam nucleat virus
RNA untuk mendeteksi Hepatitis B dan C dan virus HIV ,dan sedang melakukan
deteksi terhadap West Nile Virus. Ada test yang sangat sensitif, dan mereka perlu
membatasi virus dengan window positif tetapi test negatif.
Pertama, darah dikumpulkan kemudian tambahkan larutan anticoagulant.
Larutan yang paling umum digunakan adalah CPDA-1, yang berisi sitrat sebagai
antikoagulan (berikatan dengan Calcium), fosfat sebagai buffer, dextrose sebagai
sumber energi sel darah merah, dan adenosine sebagai precursor dari sintesa ATP.
Darah dengan CPDA-1- dapat disimpan untuk 35 hari, setelah kelangsungan
hidup sel darah merah dengan cepat berkurang. Sebagai alternatif, penggunaan
AS-1 ( Adsol) atau AS-3 ( Nutrice) meluas umur rata-rata 6 minggu.
Semua unit yang dikumpulkan dipisahkan ke masing-masing komponen,
yang diberi nama, sel darah merah, platelets, dan plasma.
Ketika disentrifuge, 1 unit Whole blood utuh menghasilkan sekitar 250
mL packed red blood cel ( hematocrit 70%); mengikuti penambahan larutan
saline, volume suatu unit packed red cell sering mencapai 350 mL. Sel darah
17
merah secara normal disimpan pada 1-6°C. Sel darah merah dapat dibekukan
dalam larutan glycerol hypertonis sampai 10 tahun. Teknik yang belakangan pada
umumnya disediakan untuk penyimpanan darah dengan phenotypes jarang.
Supernatant disentrifuge untuk menghasilkan platelets dan plasma. 1 Unit
platelets yang diperoleh biasanya berisi 50-70 mL plasma dan dapat disimpan
pada 20- 24°C untuk 5 hari. Sisa plasma supernatant diproses dan dibekukan
untuk menghasilkan Fresh frozen plasma; pembekuan cepat mencegah inaktifasi
faktor pembekuan ( V dan VIII). Pencairan yang lambat dari Fresh frozen plasma
menghasilkan suatu gelatin presipitat ( cryo-precipitate) yang berisi faktor VIII
dan fibrinogen dengan konsentrasi tinggi. Ketika dipisahkan, cryoprecipitate ini
dapat dibekukan kembali untuk disimpan. Satu unit darah menghasilkan sekitar
200 mL plasma, yang mana dapat dibekukan untuk disimpan; sekali ketika, harus
ditransfusi dalam 24 jam. Platelets boleh sebagai alternatif untuk mencapai
plateletpheresis, yang ekuivalen dengan enam unit reguler dari pasien .
TRANSFUSI INTRAOPERATIVE
Packed Red Blood Cells
Transfusi darah sebaiknya diberikan packed red cell, dan dapat
mengoptimalkan penggunaan dan pemanfaatan bank darah. Packed Red Blood
Cell ideal untuk pasien yang memerlukan sel darah merah tetapi tidak
penggantian volume ( misalnya, pasien anemia dengan congestive heart failure).
Pasien yang dioperasi memerlukan cairan seperti halnya sel darah merah;
kristaloid dapat diberikan dengan infuse secara bersama-sama dengan jalur
intravena yang kedua untuk penggantian volume cairan.
Sebelum transfusi, masing-masing unit harus diperiksa secara hati-hati
dicek dengan kartu dari bank darah dan identitas dari penerima donor darah.
Tabung transfusi berisi 170-J.m untuk menyaring gumpalan atau kotoran. Dengan
ukuran sama dan saringan berbeda digunakan untuk mengurangi leukocyte isi
18
untuk mencegah febrile reaksi transfusi febrile pada pasien yang sensitif. Darah
untuk transfusi intraoperative harus dihangatkan sampai 37°C. terutama jika lebih
dari 2-3 unit yang akan ditransfusi; jika tidak akan menyebabkan hypothermia.
Efek tambahan hypothermia dan secara khas 2,3-diphosphoglycerate ( 2,3-DPG)
konsentrasi rendah dalam darah yang disimpan dapat menyebabkan suatu
pergeseran kekiri ditandai hemoglobin-oxygen kurva-disosiasi ( lihat Bab 22) dan,
menyebabkan hipoxia jaringan. Penghangat darah harus bisa menjaga suhu darah
> 30°C bahkan pada aliran rata-rata sampai 150 ml/menit
FRESH FROZEN PLASMA
Fresh Frozen Plasma ( FFP) berisi semua protein plasma, termasuk semua
ArthritisAseptic necrosis of femoral headSmall bone infarcts in hand and feet (dactylitis)Biconcave ("fishmouth") vertebraeOsteomyelitis SkinChronic ulcers
exsive gejala di (dalam) kapal lebih besar dapat menghasilkan
thromboses menghasilkan splenic, cerebral, berkenaan dengan paru-
paru, hepatic, berkenaan dengan ginjal, dan, lebih sedikit biasanya,
myocardial infarctions.
Krisis Aplastic: Anemia dalam ( Hb 2-3 g/dL) dapat dengan cepat terjadi
ketika produksi sel darah merah di dalam sumsum tulang ditekan.
Infeksi/Peradangan Dan defisiensi Folate dapat berperan. Beberapa
pasien menjadi leukopenia.
Krisis Splenic: Penyatuan darah [yang] mendadak di (dalam) limpa
dapat terjadi bayi dan anak-anak muda dan dapat menyebabkan life-
threatening hypotension. Mekanisme adalah pikir untuk;menjadi parsial
atau melengkapi;menyudahi keadaan macet [dari;ttgt] pengeringan
pembuluh darah dari limpa.
Bagaimana mendiagnosa anemia sickle sel ?
Sel darah merah dari pasien dengan anemia sickle cell dapat membentuk bulan
sabi setelah penambahan reagen oxygen consuming ( metabisulfite) atau suatu
cairan ionic hipertonik bersifat ion hyper-tonic ( test solubilitas). Konfirmasi
dengan hemoglobin electrophoresis.
Apa yang terbaik dipersiapkan pada pasien dengan sickle cell anemia yang akan dioperasi?
Persiapan preoperative yang optimal adalah yang diinginkan untuk semua pasien
yang mengalami operasi. Pasien harus terhidrasi dengan baik, infeksi harus
dikontrol, dan konsentrasi hemoglobin harus pada level ynag bisa diterima.
35
Terapi transfusi preoperative bersifat individualis pada pasien dan pada
prosedur pembedahan. Transfusi tukar parsial sebelum operasi besar pada
umumnya dianjurkan. Tidak sama dengan transfusi biasa, tranfusi tukar
menurunkan viscositas darah.. Mereka juga meningkatkan oxygen-carrying
capacity dan menurunkan kemungkinan sickling. Tujuan dari transfusi biasanya
untuk mencapai hematocrit 35-40% dengan 40-50% hemoglobin normal
( HbAJ). Walaupun keuntungan-keuntungan transfusi tukar pada pasien
mengalami anesthesia dapat diterangkan, itu membantu pasien melewati krisis.
Apakah ada pertimbangan khusus selama intraoperative?
Keadaan yang mungkin dapat menimbulkan desaturasi hemoglobin atau
keadaan aliran yang rendah harus dihindari. Segala usaha harus dilakukan untuk
menghindari hypothermia dan hyperthermia, acidosis, dan bahkan derajat ringan
dari hypoxemia, hypotension, atau hypovolemia. Informasi-
hidrasi yang banyak dan pemberian tekanan oksigen yang tinggi(>50%) juga dibutuhkan. Mekanisme kompensasi yang utama pada pasien ini adalah peningkatan dari cardiac output yang harus dijaga selama operasi berlangsung. Monitoring terhadap central venous pressure (CVP) atau tekanan pembuluh arteri paru dengan saturasi oksigen pembuluh vena yang tercampur mungkin berguna pada beberapa pasien. Alkalosis ringan dapat membantu menghindari sickling, tetapi meskipun hanya alkalosis respiratorik yang moderate mungkin mempunyai efek samping terhadap aliran darah ke otak. Banyak juga klinisi yang menghindari pemakaian tourniquet. Tidak ada penelitian yang mendukung atau menolak pemakain dari tehnik anesthesia regional atau umum.
Apakah ada pertimbangan khusus selama ostoperatif?
Prinsip yang sama yang digunakan selama masa intraoperatif juga dijadikan pegangan untuk masa postoperative. Kematian pada perioperatif paling sering terjadi pada periode postoperative. Hipoksemia dan komplikasi pada paru menjadi factor resiko yang utama. Pemberian suplemen oksigen, penanganan nyeri yang optimal, fisioterapi untuk paru-paru, dan ambulasi lenih awal sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi tersebut.
Apakah yang manjadi hal yang signifikan dari sickle cell anemia dan
thalassemia pada pasien yang sama?
Kombinasi dari HbS dan Thalassemia, biasanya sickle {S-Thalassemia},
mempunyai suatu variable dan efek dari beratnya penyakit yang tidak dapat
36
diperkirakan. Secara umum, kombinasi ini cenderung menjadi lebih ringan pada
pasien kulit hitam disbanding ras Mediterranian.
Apakah Patofisiologi dari Thalassemia?
Thalassemia adalah kelainan herediter pada produksi satu atau lebih subunit dari
hemoglobin. Pasien dengan thalassemia mungkin dapat membentuk HbA normal
tetapi mengalami penurunan jumlah produksi dari rantai orft. Keparahan dari
kelainan ini tergantung pada subunit yang terganggu dan derajatnya dimana
produksi hemoglobin juga terganggu. Gejala mungkin tidak ada atau bisa berat.
Pasien dengan thalassemia-a mengalami penurunan jumlah produksi dari sub
unit-a, sedangkan pasien dengan fi-thalassemia menurun jumlah produksinya
pada subunit-f. Pembentukan hemoglobin dengan subunit yang abnormal dapat
mengganggu membrane sel darah merah dan menyebabkan hemolisis dengan
derajat yang bervariasi sama dengan hemopoiesis yang tidak efektif. Hal ini
dapat menyebabkan hipertrofi dari sumsum tulang dan seringkali menyebabkan
tulang yang abnormal. Hipertrofi dari maksila dapat menyebabkan intubasi
trachea menjadi sulit. Thalassemia sering terjadi pada orang-orang Asia
Tenggara, Afrika, ras Mediterranian, dan India.
Apakah yang dimaksud dengan penyakit Hemoglobin C?
Substitusi asam glutamate oleh lisin pada kromosom 6 pada subunit-f menyebabkan terbebntuknya hemoglobin C (HbSC). Sekitar 0,05% orang hitam di amerika memiliki gen untuk HbC. Pasien HbC yang homozigot umumnya hanya mengalami hemolitik ringan dan splenomegali. Keadaan ini sangat jarang menimbulkan komplikasi yang signifikan. Kecenderungan HbC untuk mengkristal pada lingkungan yang hipertonis mungkin bertanggung jawab terhadap terjadinya hemolisis dan memiliki cirri-ciri dengan ditemukannya target sel pada apus darah tepi.
Apa yang merupakan arti genotype Hbsc?
Hampir 0,1% orang hitam amerika merupakan heterozigot untuk HbS dan HbC
(HbSC) secara terus-menerus. Pada pasien ini biasanya mengalami anemia
hemolitik yang moderate. Beberapa pasien kadang-kadang mengalami krisis
nyeri, infark spleen, dan disfungsi hepar. Manifestasi pada mata yang sama
37
dengan lainnya yang berhubungan dengan penyakit HbSS biasanya jarang.
Wanita dengan HbSS mempunyai resiko komplikasi yang tinggi pada trimester
ketiga kehamilan dan saat melahirkan.
Apa yang adalah hemoglobin E?
Hemoglobin E disebabkan oleh substitusi tunggal pada rantai-D dan merupakan
variasi hemoglobin yang terbanyak kedua di dunia. Keadaan ini paling sering
terjadi pada pasien yang berasal dari daerah Asia Tenggara. Meskipun affinitas
oksigen normal, akibat dari terjadinya substitusi akan menyebabkan gangguan
dari produksi rantai-D (sama seperti Thalassemia-fi). Pasien dengan kelainan
homozigot ditandai dengan mikrositosis dan adanya sel target, tetapi tidak selalu
disertai anemia dan jarang terdapat manifestasi yang lain.
Apakah hal yang signifikan dalam pemeriksaan hematologist untuk
defisiensi glucose-6- phosohat dehidrogenasi?
Secara normal sel darah merah akan diproteksi terhadap zat-zat aksidator.
Golongan sulfahidril pada hemoglobin juga dijaga dengan menurunkan
glutation. Hal ini disebabkan oleh NADPH ( penurunan nicotinamide adenine
dinucleotide phosphate) dimana NADPH ini sendiri dibentuk oleh metabolisme
glukosa pada saat pembentukan dari heksosa monofosfat. Glukosa-6-phosphat
dehidrogenase adalah enzim yang penting pada jalur reaksi ini. Kelainan pada
jalur ini menyebabkan jumlah yang tidak adekuat dari gluthation yang, dimana
secara potensial dapat muncul pada saat oksidasi dan presipitasi hemoglobin
pada sel darah merahnya dan hemolisis.
Abnormalitas pada G6PD relative biasa. Lebih dari 400 varian telah ditemukan.
Tergantung fungsi dari enzim yang mengalami abnormalitas, manifestasi klinis
yang timbul cukup bervariasi.
Sel Darah merah sumur secara normal yang melindungi dari mengoksidasi agen.
Sulfhydryl menggolongkan pada [atas] hemoglobin dilindungi oleh glutathione
38
yang dikurangi. Yang belakangan diperbaharui oleh NADPH ( yang dikurangi
nico-tinamide adenine dinudeotide fosfat), yang
Table29-9. Obat/Racun untuk menghindari pasien dengan G6Pd1 Kekurangan.
Obat/Racun yang boleh menyebabkan hemolysis
Sulfonamides Antimalarial Obat/Racun Nitrofurantoin Cuka Nalidixic Probenecid Aminosalicylicacid Phenacetin AcetanilidCuka Ascorbic ( di (dalam) dosis besar) Vitamin K Methylene biru Quinine2 Quinidine3 Chloramphenicol Penicillamine Dimercaprol Lain obat/racun Prilocaine Nitroprusside
' G6Pd, Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase2 May jadilah menyelamatkan pasien dengan A" varian3 Should dihindarkan oleh karena potensi mereka untuk menyebabkan
Methemoglobinemia
[dirinya] sendiri diperbaharui oleh metabolisme glukosa di (dalam) hexose
Praktek Petunjuk untuk komponen darah therapy: suatu laporan oleh
Masyarakat Amerika Anesthesiologists Gugus Tugas pada [atas] Komponen
Darah Therapy. Punggung bukit/bubungan Taman, IL: Masyarakat Amerika
Anesthesiologists. Anesthesiology 1996;84:732.
Perkongsian/Gabungan Rumah sakit Universitas Pusat Kemajuan Praktek
Klinis: Penilaian Teknologi: Zat putih telur, Nonprotein Koloid, dan solusi
40
kristaloid. Anak sungai Pohon ek, IL, Mei 2000. Petunjuk evidence-based
sempurna yang bermanfaat untuk memandu cairan [yang] kedalam pembuluh
darah dierapy sepanjang perioperative periode.
Van Hilten JA, van tidak Pengairan LMG, van Bockel JH, et al: Efek
transfusi dengan butir-butir darah merah menyaring untuk memindahkan
leucocytes: percobaan/pengadilan dikendalikan randomised di (dalam) pasien
[yang] mengalami perawatan utama. BMJ 2004;328:1281. Tinjauan ulang [yang]
baik efek transfusing leukocyte-poor RBCS.
29.7
JENIS [YANG] SECARA ALAMI TERJADI
41
ZAT DARAH PENYERANG KUMAN DI (DALAM) SERUM MENYINGGUNG/MENGENAKAN* Suatu ANTI- B 45% B ANTI- Suatu 8% AB- 4% O ANTI- A,Anti- B 43% * Tingkat tarip didasarkan pada para orang [dari;ttg] europen barat ancesty