Page 1
1
ANALISIS TRAFIK PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI
SELULAR BERBASIS CDMA 2000 1X DI WILAYAH
SEMARANG KOTA
SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh :
Nama : EKO BUDIYONO
NIM : 5301401028
Prodi : S-1 Pendidikan Teknik Elektro
Jurusan : Teknik Elektro
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
Page 2
2
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Analisis Traffic pada Sistem Telekomunikasi Selular
Berbasis CDMA20001X diwilayah Semarang Kota, telah dipertahankan
dihadapan sidang panitia ujian Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri
Semarang yang diselenggarakan pada :
Hari : Senin
Tanggal : 31 Juli 2006
Ketua Sekretaris
Drs. Djoko Adi Widodo, M.T Drs. R. Kartono, M.PdNIP. 131 570 064 NIP. 131 474 229
Pembimbing I Penguji I*
Ir. Ulfa Mediaty Arief,M.T. Ir. Ulfa Mediaty Arief,M.T.NIP. 132205929 NIP.132205929
Pembimbing II Penguji II*
Dhidik Prastiyanto,S.T,M.T. Dhidik Prastiyanto,S.T,M.T.NIP. 132307268 NIP. 132307268
Penguji III*
Drs.Sugeng Purbawanto,M.T NIP.130404315
Dekan Fakultas Teknik
Prof. Dr. SoesantoNIP. 130 875 753
Page 3
3
ABSTRAK
Eko Budiyono, 2006. Analisis Traffic pada Sistem Telekomunikasi SelularBerbasis CDMA20001X diwilayah Semarang Kota. Skripsi S1. Program StudiPendidikan Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.
Sistem komunikasi selular adalah sistem komunikasi wireless dimanasubscriber bisa bergerak dalam suatu coverege jaringan yang luas, sehinggasubscriber yang melakukan komunikasi tidak mengalami drop call karenadidaerah blankspot. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui seberapa besarpengaruh radius sel, daya pancar, dan jumlah panggilan terhadap kepadatan aruspembicaraan (Trafik) drop call.
CDMA (Code Devision Multiple Access).adalah teknologi akses multiuserdimana masing-masing user menggunakan kode yang unik dalam mengakseskanal yang terdapat dalam sistem. Analisis arus pembicaraan (traffic) pada sistemwireles dapat diketahui dengan menganalisa call attempt, call success, callcompletion, drop call.. Dengan adanya tentang analisis tentang arus pembicaraantersebut akan memberi beberapa keuntungan seperti sinyal yang dihasilkan bagus,kemungkinan terjadi drop call kecil, kecilnya interferensi antar BTS, sehinggapelanyanan yang dihasilkan semakin memuaskan karena pelanggan telepon tanpakabel semakin banyak.
Metode analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan asosiatif darianalisis menggunakan SPSS for windows release 11.5 yang diperoleh denganpersamaan regresi : Y = 239,751 – 14,308X1 – 5,339X2 + 0,01169X3.
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh pula koefisien determinasisecara simultal (R2) sebesar 0,774, yang berarti bahwa faktor radius sell, dayapancar dan jumlah panggilan memberikan kontribusi terhadap jumlah drop callsebesar 77,4%, selebihnya 22,6% dari kejadian drop call dipengaruhi faktor lainyang tidak dikaji dalam penelitian ini. Sedangkan ditinjau dari pengaruh masing-masing variable bebas terhadap variable terikat diketahui bahwa besarnyapengaruh radius sell terhadap drop call sebesar 19,25%, pengaruh daya pancarterhadap kejadian drop call sebesar 4,37% dan pengaruh jumlah panggilanterhadap kejadian drop call sebesar 53,79%.
Kesimpulannya adalah pada dasarnya unjuk kerja atau perfomansi sistemselular baik berbasis sistem CDMA dan GSM (Global Sistem for MobileCommunication) dapat diukur dengan melihat parameter-parameter ini harusdilakukan pengujian secara periodik. Parameter ini antara lain: Call AnsweredRatio, Call Success Ratio, Call Completion Ratio, Drop Call. Tingkat drop callyang besar diakibatkan karena masalah area cakupan. Bila (Base stationTransceiver System) BTS bekerja dengan daya maksimal, maka akan terjadioverlap yang besar, sehingga diperlukan pengurangan radius cakupan untukmasing-masing BTS.
Page 4
4
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS. Ar Ra’d : 11).
Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yag telah
diusahakannya (An Najm : 39)
Barangsiapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya yang
ditunjukan untuk mencari ridho Allah bahkan hanya untuk mendapatkan
kedudukan/kekayaan duniawi maka ia tidak akan mendapatkan baunya surga
nanti pada hari kiamat (riwayat Abu Hurairah radhiallahu anhu)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena
kepadaNyalah kami menyembah dan kepadaNyalah kami mohon pertolongan.
Sekaligus sebagai ungkapan terima kasihku kepada :
Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan motivasi dalam hidupku
Adik-adikku (Yuni dan Atik) yang selalu memberikan inspirasi dalam hidupku
Ulfa tercinta, terima kasih atas semuanya
Teman-teman PTE 2001
Ikhwan dan Akhwat di UNNES
Pihak Kandatel Semarang
Page 5
5
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Ta’ala, Tuhan pencipta alam
semesta pengatur hidup dan kehidupan manusia, yang menguasai alam raya
beserta isinya serta yang memberikan kasih sayangNya kepada setiap
makhlukNya. Sehingga dengan keridloanNya skripsi dengan judul “Analisis
Trafik pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA20001X di wilayah
Semarang Kota” dalam rangka menyelesaikan studi Strata Satu untuk mencapai
gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dapat
diselesaikan. Untuk itu ucapan terima kasih disampaikan kepada;
1 Prof. A.T Soegito, SH, MM, selaku Rektor Universitas Negeri Semarang.
2 Prof. Dr. Soesanto, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
3 Drs. Djoko Adi Widodo, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Elekto
Universitas Negeri Semarang.
4 Ir. Ulfa Mediaty Arief, M.T, Dosen Pembimbing I
5 Dhidik Prastiyanto,S.T, M.T, Dosen Pembimbing II
6 Bapak Sutrino, Kepala Kandatel dan semua pihak-pihak Kandatel
Semarang yang telah memberikan ijin untuk penelitian di Telkom Flexi.
7 Keluarga besar penulis (Bpk Sulaiman, Ibu Subinik, kedua adik, pak lek
sekalian, Mbah sekalian, Almr (mbah Sadikin, mbah yulaikah, mbah
keno), Bpk mujiono sekalian) yang banyak membantu pembuatan media
pembelajaran ini dan yang banyak memberi semangat lebih.
Page 6
6
8 Kekasih saya Ulfa Qomariyah S,Pd yang memberikan suport materi atau
yang mendukung terselesainya Skripsi ini.
9 Teman-teman (PTE 2001) yang telah memberikan sumbangsih pikiran,
semangat juga do’a, hingga ter selesianya Skripsi ini.
10 Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu
dan memberikan dorongan dalam penyelesaian skripsi.
Masukan berupa saran dan kritik sangat diharapkan untuk perbaikan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
dunia pendidikan pada khususnya.
Semarang, 2006
Penulis
Page 7
7
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................ i
PENGESAHAN.............................................................................................. ii
ABSTRAK...................................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................. iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK...................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.............................................................................. 3
C. Pembatasan Masalah............................................................................. 4
D. Rumusan Masalah................................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian................................................................................ 5
G. Penegasan Istilah................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Latar Belakang ................................................................................. 7
B. Sistem Code Division Multiple Access............................................. 13
C. Elemen Sistem Code Division Multiple Access ................................ 15
D. Pengkodean Sistem Code Division Multiple Access ......................... 18
E. Teknologi spektrum Tersebar Code Division Multiple Access.......... 19
Page 8
8
F. Gambaran Umum SCBS-408L ......................................................... 22
G. Traffik.............................................................................................. 27
H. Propagasi Loss ................................................................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian............................................................................. 31
B. Metode Pengumpulan Data............................................................... 33
C. Kladifikasi Data ............................................................................... 34
D. Metode Analisis Data ....................................................................... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Call Attempt ....................................................................... 38
B. Analisis Call Success........................................................................ 39
C. Analisis Call completion .................................................................. 39
D. Analisis Block call ........................................................................... 40
E. Analisis Drop Call............................................................................ 41
F. Perhitungan Radius Sel..................................................................... 43
G. Menurunkan Daya Pancar................................................................. 46
H. Analisis faktor-faktor Drop Call ....................................................... 48
I. Regresi ............................................................................................. 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 53
B. Saran................................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Page 9
9
DAFTAR LAMPIRAN
A. Informasi Site TELKOM Semarang ................................................. 57
B. Analisis Regresi ............................................................................... 58
C. Persiapan Analisis Regresi ............................................................... 62
D. Data Drop Call Per Sector ................................................................ 63
E. Data Occupancy ............................................................................... 67
F. Data Teknis Forword Budget............................................................ 68
G. Data Teknis Reverse Budget............................................................. 69
Page 10
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Memasuki tahun 2002, perkembangan sistem komunikasi selular semakin
meningkat dengan pesatnya. Kelebihan utama yang dimiliki generasi ketiga
adalah kemampuan transfer data yang cepat atau memiliki bit rate yang tinggi.
Tingginya bit rate yang dimiliki menyebabkan banyak operator CDMA dapat
menyediakan berbagai aplikasi multimedia yang lebih baik dan bervariasi, dan
menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Bayangkan saja, hanya dengan
sebuah handphone, kita memiliki fasilitas kamera, video, komputer, stereo dan
radio. Selain itu, berbagai fasilitas hiburan pun bisa dinikmati seperti video klip,
keadaan lalu lintas secara real time, teleconference, bahkan sekadar memesan
tempat di restoran, cukup dengan menekan tombol di handphone. (Wawan
Saprudin, Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro ITB)
Hal ini akan disebabkan mobilitas manusia yang semakin tinggi sehingga
dibutuhkan sarana komunikasi yang cepat dan efisien. Dengan kemajuan jaman
seperti saat ini komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai macam diantaranya
yaitu dengan menggunakan gelombang bunyi yang memanfaatkan media udara,
gelombang bunyi memang dapat merambat hingga beberapa radius meter, namun
sangat dipengaruhi kuat dan arah kecepatan angin. Dengan menggunakan listrik
sebagai alat komunikasi dapat mengatasi kesulitan jarak atau cuaca.. Komunikasi
listrik menggunakan arus maupun tegangan listrik untuk membawa informasi
Page 11
11
yang dikirim oleh pengirim ke penerima dengan menggunakan media kabel logam
yang dialiri listrik, bentuk komunikasi (komunikasi radio) listrik menggunakan
gelombang elektromagnetik yang dapat menggunakan kabel atau udara. Teknologi
CDMA membuat kapasitas suatu sel menjadi lebih besar dibanding sistem GSM
karena pada sistem CDMA, setiap panggilan komunikasi memiliki kode-kode
tertentu sehingga memungkinkan banyak pelanggan menggunakan sumber radio
yang sama tanpa terjadinya gangguan interferensi dan cross talk. Sumber radio
dalam hal ini adalah frekuensi dan time slot yang disediakan untuk tiap sel.
(Wawan Saprudin, Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro
ITB)
Alokasi frekuensi radio yang tersedia semakin lama akan semakin padat.
Kondisi demikian ini akan dapat menyebabkan permintaan hubungan komunikasi
yang sangat besar tidak bisa dilayani melalui jaringan yang berbasis lintas radio.
Untuk dapat melakukan komunikasi diberbagai daerah khususnya daerah
kota dan pinggiran kota dengan kepadatan 10-10000 pelanggan per-kilometer
persegi yang belum ada jaringan tembaganya dapat dilakukan dengan
mengguanakan jaringan akses radio yang dinamakan telepon tanpa kabel.
Teknologi multiple access yang baru yaitu Code Divion Multiple Access
(CDMA). Pada sistem TDMA pembagian kanal didasarkan pada satuan waktu.
Pada sistem FDMA (Frekuensi Division Multiple Access), pembagian alokasi
frekuensi pada suatu sel untuk digunakan masing-masing pelanggan di sel
tersebut, sehingga saat pelanggan melakukan pembicaraaan memiliki frekuensi
sendiri (Laboraterium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro TTB,
Page 12
12
Wawan Saprudin). Sedangkan sistem CDMA, kanal dibagi berdasar alokasi kode-
kode unik yang ditentukan untuk masing-masing pengguna. Pada teknologi ini
sinyal informasi akan disebar oleh sinyal penebar. Pada CDMA, sinyal informasi
pada transmitter decoding dan disebar dengan bandwidth 1,25 MHz (spead
spectrum), kemudian pada sisi repeater dilakukan decoding sehingga didapatkan
sinyal informasi yang dibutuhkan.
Pada telepon wereless dengan system CDMA dapat diketahui trafik
pembicaraan dengan menganalisa semua parameter-parameter yang ada seperti
analisa call attempt, call success, call completion, block call, drop call. Dengan
analisis ini akan didapatkan berbagai peningkatan guna mengoptimalkan
jaringannya secara efisien apakah perlu adanya penambahan sirkit atau komponen
penunjang lainnya
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Drop call merupakan suatu parameter didasarkan pada ketidak pastian
jaringan mengalami putus hubungan saat terjadi panggilan oleh terminal Mobile
Station oleh jaringan dalam waktu 100 detik selama periode panggilan untuk tiap
terminal Mobile Station.
Faktor penyebab Quality of Service diatas saling terkait satu dengan yang
lain. Akan tetapi hal yang paling mempengaruhi tingkat kenaikan prosentase drop
call adalah daya cakupan sel. Dimana kenaikan prosentase drop call tersebut
dapat diakibatkan oleh dua hal yaitu daya cakupan yang kurang optimal dan daya
cakupan yang maksimal. Apabila daya cakupan sel kurang optimal maka akan
Page 13
13
terdapat daerah blank spot sehingga pada daerah-daerah tersebut akan terjadi
hilangnya sinyal (loss signal). Hal ini menjadikan suatu permasalahan tersendiri
yang perlu dikaji, sehingga peneliti bermaksud untuk mengkaji masalah-masalah
tersebut. Dengan dapat diketahuinya permasalahan yang terjadi, maka diharapkan
faktor kegagalan pada saat drop call dapat diketahui dan kegagalan yang terjadi
pada saat berkomunikasi dapat ditekan seminimal mungkin.
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas dalam hal ini ialah bagaimana cara mengatasi
trafik pembicaraan khususnya dalam mengatasi masalah drop call yang
diakibatkan oleh pengaruh radius sel, daya pancar, dan jumlah panggilan pada
telepon tanpa kabel yang berbasis CDMA dan hanya dibatasi di wilayah kota
Semarang.
1.4 RUMUSAN MASALAH
Dari pembatasan masalah tersebut diatas maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Seberapa besar penyebab coverage area terhadap drop call kegagalan
komunikasi pada jaringan CDMA.
2. Bagaimana cara untuk mengurangi overlap yang terjadi.
Page 14
14
1.5 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
radius sel, daya pancar, dan jumlah panggilan terhadap kepadatan arus
pembicaraan (Trafik) drop call sehinggga subscriber yang melakukan komunikasi
tidak mengalami kegagalan dalam berkomunikasi (drop call).
1.6 MANFAAT PENELITIAN
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang akan dilakukan
ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan
bidang elektronika khususnya bidang sistem komunikasi selular.
2. Dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan pada sistem CDMA
3. Dapat mengetahui sector mana yang paling banyak diduduki atau banyak
digunakan subscriber di wilayah Semarang
4. Mengetahui estimasi drop call per-sector Semarang .
1.7 PENEGASAN ISTILAH
Untuk memberikan gambaran yang jelas serta agar tidak terjadi salah tafsir
dalam penelitian yang berjudul “Analisis Trafik pada Sistem Telekomunikasi
Selular Berbasis CDMA 2000 1X” ini, maka diperlukan penegasan istilah sebagai
berikut :
Page 15
15
1. Analisis
Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 37) adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya)
untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
Analisis yang dimaksudkan disini adalah penyelidikan terhadap Analisis Trafik
CDMA 2000 1X
2. CDMA (Code Division Multiple Access)
CDMA (Code Division Multiple Access) adalah teknologi akses jamak
dimana masing-masing user menggunakan kode yang unik dengan mengakses
kanal yang terdapat dalam sistem. Pada CDMA, sinyal informasi pada transmitter
decoding dan disebar dengan bandwidth sebesar 1,25 MHz (Spreed spectrum),
kemudian pada sisi repeater dilakukan decoding sehingga didapat sinyal
informasi yang dibutuhkan. Teknologi CDMA membuat kapasitas suatu sel
menjadi lebih besar dibanding sistem GSM Karena pada sistem CDMA, setiap
panggilan komunikasi memiliki kode-kode tertentu sehingga memungkinkan
banyak pelanggan menggunakan sumber radio yang sama tanpa terjadi gangguan
interferensi dan cross talk. Sumber radio dalam hal ini adalah frekuensi dan time
slot yang disediakan untuk tiap sel (Sumber: www.telkom.co.id, Sistiawan)
Page 16
16
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Latar Belakang
Dunia mengenal dua kubu selular digital, yaitu GSM dan CDMA. Dari
populasinya, GSM lebih unggul dibanding CDMA karena ia digunakan lebih
awal, tahun 1990-an, dan menerapkan standard terbuka yang dapat dikembangkan
siapa saja. CDMAOne (IS-95) digunakan umum mulai tahun 1995 dan baru
meledak ketika versi lanjutannya dikembangkan,CDMA 2000-1X pada bulan
Oktober 2000.Kehadiran telepon selular berbasis teknologi CDMA memang
menimbulkan permasalahan pada sisi operator selular berbasis GSM. Bagaimana
tidak, ketika hampir seluruh operator GSM mulai mengaktifkan layanan GPRS
yang mengedepankan layanan always connected kejaringan dan kemampuan
mengirim data, suara dan gambar serta tentunya koneksi ke Internet, ternyata
justru kehadiran CDMA menjadi sebuah booming yang lebih heboh dan bahkan
sampai sekarang jumlah pelanggan semakin bertambah dengan cepat. Terutama
karena layanan ini menjanjikan tarif yang lebih murah.
Sejarah perkembangan teknologi jaringan wireless hingga saat ini dibagi
menjadi tiga generasi yang masing-masing disebut generasi-1 (1G), generasi-2
(2G), dan generasi-3 (3G). Generasi-1 dimulai pada akhir tahun 1970-an di
Amerika (di Eropa pada awal tahun 1980-an).
Page 17
17
2.1 Grafik perkembangan jaringan wereless didunia
Advanced Mobile Phone Service (AMPS) pertama kali diperkenalkan di
New Jersey dan Chicago pada tahun 1978. AMPS merupakan sistem telepon
wireless analog yang untuk ukuran waktu itu cukup sukses di Amerika. AMPS
berhasil memberikan pelayanan telepon bergerak yang dapat menjangkau
sebagian besar daratan Amerika Serikat. Namun AMPS masih banyak memiliki
kelemahan, yaitu antara lain dalam hal mobilitas pengguna yang sangat terbatas
karena belum adanya kemampuan handover yang menyebabkan pembicaraan dari
pengguna akan segera terputus apabila dia berada di luar jangkauan area, efisiensi
yang sangat kecil karena keterbatasan kapasitas spektrum yang menyebabkan
hanya sedikit pengguna saja yang dapat berbicara dalam waktu bersamaan, dan
sistem ini tidak dapat dioptimasi lebih lanjut karena keterbatasan kemampuan
kompresi dan pengkodean data.
Selain dari hal-hal tersebut, sistem ini harus mempergunakan perangkat dan
peralatan yang berat dan tidak praktis serta masih sangat mahal untuk ukuran
Page 18
18
waktu itu. Generasi-1 telepon wireless untuk kawasan Eropa ditandai dengan
diluncurkannya paling tidak sembilan standard sistem analog di awal tahun 1980-
an, seperti Nordic Mobile Telephony (NMT) di Skandinavia, Total Access
Communications System (TACS) di Inggris, C450 di Jerman, dll., dimana satu
sama lain tidak saling berinterkoneksi. Banyaknya standard jaringan yang muncul
menjadikan kemampuan jelajah dari masing-masing jaringan yang sangat terbatas
disamping efisiensi dari sistem sendiri yang masih sangat kecil.
Generasi-2 (2G) telepon wireless dipelopori dari kawasan Eropa yang
diawali pada kebutuhan bersama terhadap satu sistem jaringan baru yang dapat
menjadi standard jaringan yang berlaku dan dapat diterapkan di seluruh kawasan
Eropa. Dalam sistem baru juga harus terdapat kemampuan yang dapat
mengantisipasi mobilitas pengguna serta kemampuan melayani lebih banyak
pengguna untuk menampung penambahan jumlah pelanggan baru. Karena hal ini
tidak dapat dilakukan dengan mempertahankan sistem analog, maka kemudian
diputuskan untuk merombak sistem dan menggantinya dengan sistem digital.
Standard baru diperkenalkan dengan nama Global Standard for Mobile
Communications (GSM). GSM pada awalnya adalah kepanjangan dari Groupe
Speciale Mobile, sebuah badan gabungan dari para ahli yang melakukan studi
bersama untuk menciptakan standard GSM tersebut. Generasi-2 (2G) di Amerika
Serikat ditandai dengan diluncurkannya standard jaringan baru yang juga
bersistem digital yang diberi nama Digital AMPS (D-AMPS) (disebut juga TDMA
– Time Division Multiple Access). Sistem digital lainnya yang muncul di Amerika
adalah IS-95 atau CDMA-One, yang merupakan sistem digital yang berbasis
Page 19
19
teknologi CDMA (CodeDivision Multiple Access) dan diperkenalkan oleh
Qualcomm pada pertengahan 1990-an.
Untuk negara-negara di benua Asia, pertama kali mereka mengadopsi sistem
telepon wireless digital dengan menerapkan teknologi jaringan GSM. Khusus di
negara Jepang, berkembang sistem Personal Digital Cellular (PDC) yang mereka
kembangkan sendiri dan hanya berlaku di negeri itu. Jepang sendiri hingga saat ini
telah mengembangkan sendiri sistem digital selularnya hingga meninggalkan
negara-negara di kawasan lainnya ditandai dengan kemajuan layanan dan terus
bertambahnya jumlah pelanggan di jaringan mereka, namun demikian sistem yang
mereka kembangkan tetaplah sistem yang eksklusif dan hanya berlaku di Jepang
saja. Diperkenalkannya sistem telepon wireless selular digital memberikan
beberapa kelebihan, yaitu antara lain suara yang dihasilkan menjadi lebih jernih,
efisiensi spektrum/frekuensi yang menjadi meningkat, serta kemampuan optimasi
sistem yang ditunjukkan dengan kemampuan kompresi dan pengkodean data
digital. Handset yang diperlukan untuk sistem ini juga menjadi sangat simpel,
kecil, dan ringan, karena digunakannya chip digital untuk SIM (subscriber
identification module).
Teknologi chip digital juga memungkinkan penambahan fitur-fitur baru
sebagai layanan tambahan, seperti voice mail, call waiting, dan short message
service (SMS). SMS sendiri merupakan fitur GSM yang paling poluler hingga
saat ini. Hingga bulan September 2001, diketahui penggunaan SMS di dunia
mencapai 23 milyar kiriman pesan SMS per bulan (www.gsmworld.com). Hingga
pertengahan tahun 2002 terhitung jumlah pelanggan telepon wireless (telepon
Page 20
20
selular) digital 2G terbanyak yang masih dikuasai oleh jaringan GSM (lihat grafik
2.2). Jumlah pelanggan GSM bertambah 10 juta tiap bulannya dan tersebar di
Eropa, Asia, Australia dan sebagian Amerika Utara. Pada tahun 2000 GSM mulai
mengembangkan pasar dan infrastruktur di Amerika Selatan.
Grafik2.2 jumlah pelanggan telepon selular
Teknologi wireless generasi-3 (3G) hingga saat ini dikembangkan oleh
suatu kelompok yang diakui dan merupakan kumpulan para ahli dan pelaku bisnis
yang berkompeten dalam bidang teknologi wireless di dunia. Kesepakatan 3G
tertuang dalam International Mobile Telecommunications 2000 (IMT 2000) dan
antara lain memutuskan bahwa standard 3G akan bercabang menjadi tiga standard
sistem yang akan diberlakukan di dunia, yaitu Enhanced Datarates for GSM
Evolution (EDGE), Wideband-CDMA (WCDMA), dan CDMA2000. Teknologi
3G diperkenalkan pada awalnya adalah untuk tujuan sebagai berikut :
1. Menambah efisiensi dan kapasitas jaringan
2. Menambah kemampuan jelajah (roaming)
Page 21
21
3. Mencapai kecepatan transfer data yang lebih tinggi
4. Peningkatan kualitas layanan (Quality of Service QOS)
5. Mendukung kebutuhan internet bergerak (mobile internet)
Teknologi CDMA dipelopori oleh Qualcomm, menyajikan kapasitas suara
dan data yang sangat baik untuk jaringan telepon tetap maupun telepon selular.
Karena keunggulan tersebut, CDMA merupakan landasan dari pelayanan
teknologi 3G. CDMA bekerja dengan mengkonversi suara menjadi informasi
digital, yang ditransmisikan sebagai sinyal radio melalui jaringan wireless.
Dengan menggunakan kode yang unik untuk membedakan tiap-tiap panggilan
yang bebeda, CDMA memungkinkan lebih banyak pengguna untuk saling berbagi
gelombang udara pada waktu yang bersamaan, tanpa crosstalk atau interferensi.
CDMA diperkenalkan secara komersial pada tahun 1995, CDMA merupakan
salah satu teknologi wireless yang tumbuh dengan sangat cepat. Pada tahun 1999,
Internationa lTelecommunications Union (ITU) menetapkan CDMA sebagai basis
dari sistem wireless 3G. Saat ini pelanggan CDMA di dunia mencapai lebih dari
180 juta orang.
Teknologi CDMA adalah teknologi yang tercanggih. Produsen-produsen
peralatan telekomunikasi terkemuka telah memutuskan untuk menggunakan
teknologi CDMA sebagai teknologi generasi ke tiga (3G), yaitu teknologi tanpa
kabel yang mampu mengirimkan data pada kecepatan hingga 2 Mbps.. Dalam
jangka panjang, CDMA dan teknologi-teknologi lainnya seperti GSM akan
dibandingkan berdasarkan pada biaya total per pelanggan dari jaringan
Page 22
22
infrastruktur dan harga pesawat telefon.Dengan 3G, komunikasi murah dan
berkualitas bukan impian belaka.
2.2 Sistem CDMA (Code Division Multiple Access)
Sistem CDMA tidak meangalokasikan frekuensi ataupun waktu dalam slot
user, tetapi memberikan hak kepada semua user untuk menggunakan keduanya
secara simultan. Untuk melakukan hal ini, sistem CDMA menggunakan suatu
sistem komunikasi yang dikenal dengan nama Spread Spectrum. Setiap user
diberikan kode yang menyebar bandwidth sinyalnya dalam suatu cara sehingga
hanya kode yang sama saja yang dapat me-recover sinyal pada receiver. Metode
ini memiliki properti dimana sinyal yang tidak diinginkan dengan kode yang
berbeda yang ikut disebar, akan terlihat seperti noise di receiver. Keuntungan
CDMA untuk Personal Communication Service (PCS) adalah kemampuannya
untuk mengakomodasi banyak user pada waktu dan frekuensi yang sama. Ada dua
cara dalam memisahkan user dalam sistem CDMA.
Tujuan dari sistem komunikasi multiple access adalah :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan suara sehingga dapat mendekati kualitas
sistem wireline
2. Meningkatkan coverage wilayah geografis dari sistem
3. Mengusahakan biaya peralatan yang rendah
4. Mengurangi jumlah penggunaan radio site yang tidak bergerak
CDMA mengubah penampilan dari komunikasi selular dengan cara :
1. Meningkatkan kapasitas traffic telepon (Erlang)
Page 23
23
2. Memperbaiki kualitas suara dan mengeliminasi pengaruh dari multipath
ading
3. Mengurangi terjadinya panggilan yang drop akibat kesalahan handoff
4. Menyediakan mekanisme transport yang reliable untuk komunikasi data,
seperti faksimili dan traffic internet.
5. Mengurangi jumlah site yang dibutuhkan untuk mendukung jumlah traffic
yang diberikan.
6. Mempermudah pemilihan site.
7. Mengurangi biaya operasi karena cell site yang dibutuhkan lebih sedikit.
8. Mengurangi daya rata-rata sinyal yang dikirimkan.
9. Mengurangi interferensi terhadap divais elektronika lainnya.
10. Mengurangi resiko bagi kesehatan.
Sumber: (www.radar.ee.itb.ac/kuliah_wereless bab 2/ main.html)
Standar IS_95 menggunakan dua jenis operasi yaitu bias maju dan bias
mundur. Standar IS_95 menempatkan sinyal spektrum tersebar dengan lebar pita
1,25 Mhz dalam masing-masing arah. Pada sistem CDMA terdapat mekanisme
handoff dimana terminal membangun hubungan stasiun utama baru sebelum
memutuskan hubungan dengan stasiun utama. Saat panggilan terjadi dalam
kondisi soft handoff terminal menstranmisikan sinyal suara tekodekan kedua
stasiun utama secara serentak, kedua stasiun utama mengirimkan sinyal
demodulasinya kedalam saklar yang mengukur kualitas dua sinyal tersebut dan
mengirim salah satu dari dua sinyal tersebut (yang tebaik) ke decoder suara.
Proses sebaliknya terjadi dalam arah maju, saklar mengirim sinyal suara
Page 24
24
terkodekan kedua stasiun utama dan proses demodulasi sinyal terjadi pada stasiun
utama.
Sistem selular CDMA merupakan sistem akses jamak yang berdasarkan
sistem pengkodean. Tiap pengguna memperoleh kode tertentu (unik) yang
digunakan untuk mengkodekan sinyal informasinya. Penerima mengetahui
deretan kode pengguna, menkodekan kembali sinyal yang diterimanya setelah
memperbaiki data asli. Lebar pita dari sinyal kode jauh lebih beras dari lebar pita
sinyal informasinya. Proses modulasi dengan menyebarkan spektrum dari sinyal
yang disebut modulasi spread spectrum
2.3 Elemen sistem CDMA (Code Division Multiple Access)
2.3.1 Diversitas
Pada sistem telepon selular analog adanya lintasan jamak menyebabkan
adanya fading. Pada sistem CDMA fading yang timbul berkurang karena
penerimaan yang tidak saling bergantung. Sinyal-sinyal yang berbeda lintasan
(Multipath) dapat diterima secara terpisah dengan rake receiver hal ini
menyebabkan berkurangnya efek dari Multipath fading. Meskipun demikian
Multipath fading ini tidak dapat benar-benar dihilangkan karena adanya Multipath
yang tidak dapat diproses oleh demodulator, Multipath seperti ini kadang-kadang
dapat muncul dan menghasilkan fading.
Diversitas adalah usaha untuk mengurangi fading. Ada tiga tipe diversitas
yang sering digunakan yaitu Diversitas waktu, dapat dilakukan dengan jalan
interleaving dan koreksi kesalahan. Diversitas frekuensi dilakukan dengan
Page 25
25
menyebar spectrum pada pita frekuensi yang jauh lebih besar. Diversitas ruang:
antena penerima lebih dari satu
2.3.2 Power Kontrol
Akibat mekanisme propagasi, sinyal yang diterima oleh base station dari
sebuah mobile station yang dekat dengan base station akan jauh lebih kuat dari
pada sinyal yang diterima dari mobile station lain yang terletak pada perbatasan
sel.
Karenanya mobile station yang jauh akan didominasi oleh mobile station
yang dekat dengan base station jika ini terjadi, kapasitas sistem akan turun dengan
signifikan. Untuk mencapai kapasitas yang optimum, semua sinyal tanpa
tergantung pada jaraknya ke base station, harus diterima base station dengan
mean daya yang sama. Solusi untuk masalah ini adalah dengan power kontrol,
yang berusaha agar mean daya yang diterima base station tetap konstan untuk tiap
mobile station. Maka dari itu kinerja mekanisme power control merupakan salah
satu faktor yang penting dalam perencanaan sistem selular CDMA.
2.3.3 Daya pancar rendah
Mengurangi Eb/No (perbandingan daya sinyal dengan interferensi) berarti
mengurangi daya pancar yang diperlukan untuk mengatasi derau dan interferensi.
Dengan pengurangan ini berarti stasiun penerima akan mengurangi daya keluaran
yang berarti mengurang biaya dan daya yang rendah bagi sistem CDMA
dibandingkan dengan sistem AMPS ataupun TDMA. Pengurangan daya juga
dapat meningkatkan jangkauan.
Page 26
26
Daya pancar yang rendah ini disebabkan karena adanya pemanfaatan deteksi
aktivitas suara, dimana data informasi dipancarkan dengan laju yang tinggi hanya
pada saat ada pembicaraan sedangkan pada saat jedah laju data yang dipakai
rendah.
2.3.4 Kerahasian
Sinyal CDMA yang diacak menghasilkan sistem kerahasiaan yang tinggi dan
membuat sistem selular digital ini lebih bertahan terhadap cross-talk. Kanal suara
digital juga mempunyai sistem enkripsi tertentu. Meskipun sistem Code Division
multiple access (CDMA) sudah memiliki tingkat privacy yang tinggi, sistem ini
masih tetap mungkin untuk dikembangkan dengan menggunakan teknik
pengacakan (encryption) yang ada
2.3.5 Soft handoff
Sistem soft handoff pada sistem CDMA merupakan suatu kelebihan. Sistem
soft handoff adalah sebagai berikut: apabila suatu stasiun penerima melakukan
pembicaraan maka stasiun penerima tersebut akan terus memantau sel
disekitarnya dan membandingkan dengan sinyal dari sel tempatnya berada.
Apabila sel pada tempatnya berada melemah sedangkan sinyal pada sel menguat
maka proses handoff akan dimulai. Pada CDMA hubungan dengan sel lama tidak
diputuskan sampai mobile station benar-benar mantap dilayani oleh sel yang
baru. Sistem soft handoff memiliki keuntungan yaitu mengurangi jumlah
panggilan yang tiba-tiba putus yang terjadi karena handoff juga proses yang
begitu halus sehingga pelanggan tidak akan terganggu karena tidak merasa telah
pindah sel.
Page 27
27
2.3.6 Soft Capacity
Pada sistem Code Division multiple access (CDMA), hubungan antara
jumlah pengguna dengan tingkat pelayanan (grade of service) tidak begitu tajam,
sebagai contoh , operator dari sistem dapat mengijinkan meningkatnya bit error
rate sampai batas toleransi tertentu, dengan demikian terjadi peningkatan jumlah
pelanggan yang dapat dilayani selama jam tersibuk. Kemampuan ini sangat
berguna khususnya untuk mencegah terjadinya pemutusan pembicaran pada
proses Handover karena kekurangan kanal. Pada sistem Code Division multiple
access (CDMA), panggilan tetap dapat dilayani dengan peningkatan bit error rate
yang masih dapat diterima sampai panggilan lain berakhir.
2.4 Pengkodean sistem CDMA (Code Division Multiple Access)
Cara kerja CDMA dapat dimisalkan ketika dalam suatu ruangan terdapat
beberapa pasangan manusia yang mempunyai bahasa percakapan yang berbeda
satu sama lain, sedangkan udara pada ruangan tersebut dianggap sebagai frekuensi
pembawa dan bahasa percakapan tersebut sebagai sistem pengkodenya karena
percakapan tersebut berlangsung secara bersamaan, maka dalam bahasa tersebut
bahasa percakapan dari pasangan lain yang terdengar oleh kita dianggap noise.
Setiap ada pasangan baru dengan bahasa percakapan yang lain dapat bersama-
sama berkomunikasi dalam ruangan tersebut sampai suara pasangan yang lain
terdengar terlalu keras.
CDMA merupakan teknik modulasi dan metode akses yang bekerja
berdasarkan komunikasi spektrum tersebar, sistem ini mempunyai kapasitas kanal
Page 28
28
jauh lebih besar dengan kualitas suara lebih baik dan dengan frekuensi yang sama
dapat digunakan kembali dalam tiap sel dan sektornya.
Teknologi CDMA memakai teknologi spektrum tersebar, dimana setiap
sinyal informasi disebar secara menyeluruh kedalam lebar pita frekuensi yang
sangat lebar hal ini menyebabkan sinyal informasi sulit untuk dideteksi atau
didefinisikan orang lain sehingga keamanan dari sinyal informasi terjamin tanpa
harus dilakukan pelacakan sinyal.
2.5 Teknologi Spektrum Tersebar CDMA (Code Division Multiple Access)
Dalam komunikasi radio sering terjadi penyadapan pembicaraan oleh
pesawat radio lain, tetapi dengan teknilogi spektrum tersebar penyadapan dapat
diatasi karena data yang dikirim pada spektrum tersebar tersebar panyadapan
dapat diatasi karena data yang dikirim pada spektrum tersebaradalah ata acak
yang dikenal dengan noise, jadi jika penerima tidak mengetahui kode yang
digunakan untuk mengacak data maka penerima hanya menerima sinyal noise
saja. Spektrum tersebar digunakan karena sinyal yang ditransmisikan memiliki
lebar pita yang lebih lebar dari lebar sinyal informasi.
Sistem spektrum tersebar dapat digunakan untuk akses jamak CDMA. Sistem
CDMA suatu akses jamak yang dapat dilakukan pada frekuensi dan waktu yang
sama dengan mengguanakan kode yang berbeda. Dengan menggunakan sebuah
kode yang unik sinyal informasi dipancarkan tersebar dibeberapa frekuensi secara
bersamaan, karena tersebar maka daya sinyal di tiap-tiap frekuensi tersebut
menjadi sangat kecil sehingga hampir tidak bisa dibedakan dengan noise. Sinyal
Page 29
29
informasi seperti ini hanya bisa dideteksi oleh penerima yang memiliki kode
penyebar yang sama. Dengan demikian sinyal informasi ini tahan terhadap
bermacam gangguan.
Radio spektrum tersebar tanpa kabel memiliki kecepatan transmisi yang
beragam dari 2 Mbps- 11 Mbps jarak jangkauan antara 2 radio spektrum tersebar
ini bisa mencapai 64 Km. Selain menjadi komunikasi dari satu kesatu tempat juga
bisadigunakan secara satu kebanyak tempat, hal ini dilakukan dengan
mengguanakan satu antenna dengan daya yang lebih besar fungsi sebagai satasiun
utama.
a. Kreteria Sistem komunikasi sebagai sistem spektrum tersebar adalah:
1. Lebar pita yang ditransmisikan ditentukan oleh semua fungsi yang
tersebar dan sinyal ini harus dikenal oleh penerima
2. Lebar pita sinyal yang ditransmisikan harus jauh lebih besar dari sinyal
informasi
b. Ciri-ciri sistem spektrum tersebar yaitu:
1. Bersifat akses jamak yaitu pada pita frekuensi yang digunakan dapat
dipakai secara bersamaan oleh beberapa pemancar lain. Ciri ini harus
dipenuhi karena penggunaan lebar pita yang lebar sehingga tidak terjadi
pemborosan kanal frekuensi hal ini dapat digunakan pada CDMA dimana
masing-masing pemakai menetapkan suatu kode khusus. Masing-masing
pemakai tersebut juga harus memiliki satu kode yang khusus pula agar
pesan yang dikirim dapat dipisah-pisahkan satu sama lain pada sisi
terima.
Page 30
30
2. Anti pembajakan yaitu sifat yang relative tahan terhadap pengaruh sinyal
lain mengingat padatnya kanal frekuensi komunikasi yang ada sehingga
kemungkinan terjadi pencampuran sinyal lain sangat besar. Salah satunya
pembajakan pulsa yang dapat mengacaukan keseluruhan informasi jika
pulsa tersebut lebih panjang dari satu bit pesan, akibatnya akan terjadi
kemungkinan kesalahan, salah satu cara untuk mengatasinya dengan
menggunakan kode pembetukan kesalahan.
3. Keserasian
Keserasian informasi dimana hanya penerima yang memiliki kode yang
sama dapat memahami pesan yang dikirim, sifat inimengingat perlunya
kerahasiaan informasi seperti pada bidang militer dan komersial yang
lainnya.
Menurut Peter Stavroulakis (2003: 136), selain mempunyai sifat – sifat
seperti hal tersebut, sistem Code Division Multiple access (CDMA) juga
mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan, antara lain
Keunggulan Sistem CDMA (Code Division Multiple Access)
1. Pembangkitan sinyal lebih mudah
2. Tidak ada sinkronisasi antar pengguna
3. Meningkatkan kualitas suara dan kapasitas sel
4. Tahan tedapat interferensi frekuensi lain
5. tidak dapat disadap sehingga keamanan berkomunikasi terjaga
6. Lebih tahan terhadap sinyal yang datang
Page 31
31
Menurut Ramjee Prasad dan Marina Ruggieri (2003: 53), keuntungan utama
dari sistem Code Division Multiple access (CDMA) berasal dari kemampuan rata-
rata interferensinya. Kemampuan terbatas oleh power interferensinya. Jumlah
interferensi yang terjadi tidak relevan, seperti halnya pada power tiap-tiap user.
Interferensi adalah penjumlahan sejumlah besar sinyal bertentangan yang
memudar dengan bebas.
Kelemahan Sistem CDMA (Code Division Multiple Access)
1. Daya yang diterima oleh stasiun utama dari pengguna dekat lebih tinggi
dibandingkan dengan daya yang diterima dari pengguna yang lokasinya
jauh
2. Untuk penerimaan yang benar, kesalahan sinkronisasi dari urutan kode
yang dibangkitkan dan urutan kode yang diterima kecil.
3. Pengguna yang dekat dengan stasiun utama akan membangkitkan
interferensi yang besar bagi pengguna yang jauh dari stasiun utama
sehingga menyulitkan penerimaan sinyal.
2.6 Gambaran Umum SCBS-408L
SCBS-408L, base transceiver station (BTS) dijaringan, berfungsi
menghubungkan CDMA 2000 1X dengan mobile station (MS) dibawah kendali
base station control (BSC).
SCBS-408L menghubungkan mobile station melalui udara, dan mendukung
IS-2000 dengan cammon air interface (CAI). Dengan kata lain, SCBS-
408Lmenyediakan suatu layanan dengan standar IS-2000 .
Page 32
32
SCBS-408L menggunakan teknologi ATM untuk berkomunikasi dengan
BSC. Protokol komunikasi ATM menambahkan addressed overhead bit pada
setiap pesan agar penggunaan link terbatas dapat secara efesien. Selain itu,
SCBS-408L menggunakan link E1/T1 dengan BSC, dengan demikian semua
sinyal kendali dan sinyal traffic diproses dengan stabil dan cepat, maka SCBS-
408L dapat menyediakan jaringan yang lebih dapat diandalkan
SCBS-408L dipasang di dalam ruangan, yang mengguanakan tipe omni
maupun sektor tergantung kondisi lokasi instalasi. Ketika menggunakan omni,
dapat menyediakan maksimum 7 FA pada rak dasar sendiri. Ketika menggunakan
tipe sektor, dapat meyediakan maksimum 7 FA setiap sektor jika rak perluasan
dipasang pada SCBS-408L.
2.6.1 Konfigurasi Jaringan
SCBS-408L dikendalikan ileh BSC via kabel dan terhubung dengan mobile
station via radio untuk melaksanakan fungsinya menghubungkan panggilan
CDMA2000 1X. Jaringan terdiri dari:
2.6.1.1 Mobile Switching Center (MSC)
MSC adalah sistem Switching dijaringan. Sistem ini berfungsi
mengadakan panggilan antara mobile station sendiri dengan yang lain dan
menyediakan jasa tambahan dalam hubungan dengan sistem yang lain.
2.6.1.2 Home Location Register (HLR)
HLR adalah suatu data base yang menyimpan dan mengatur informasi
langganan CDMA 2000 1X dan mempunyai stuktur dan konfigurasi
toleransi kesalahan yang menyediakan proses database real time. HLR
Page 33
33
melaksanakan fungsinya berinteraksi dengan MSC, pusat layanan pesan
singkat, pusat kendali jaringan , dan pusat pelanggan.
2.6.1.3 Data Core Network (DCN)
DCN adalah suatu jaringan terpisah yang diperlukan untuk menyediakan
pelanggan mobile dengan jasa paket data komunikasi seperti internet.
DCN terdiri dari PDSN (packet Data Serving Node),router pintu gerbang,
NMS (Network Management Sistem). PDSN menyediakan hubungan atara
BSC dan DCN.
2.6.1.4 Inter Working Function (IWF)
IWF adalah suatu sistem yang diperlukan untuk menyediakan pelanggan
mobile dengan rangkaian jasa komunikasi data seperti fax dan modem
serta mempunyai suatu modem khusus di dalamnya. Atas permintaan MS
atau PSTN untuk data rangkaian, IWF menyediakan jasa menyediakan
sumber utama modem.
2.6.1.5 Base station Manager (BSM)
BSM menyediakan fungsi operasi dan memelihara untuk BSC dan BTS,
BSM menyediakan suatu graphical User Interface (GUI) yang mudah
digunakan oleh operator untuk memeriksa status sistem dan membuat
perintah untuk menjalankan proses tertentu.
2.6.1.6 Base station Controller (BSC)
BSC menghubungkan data dan panggilan suara antar BTS dan MSC.
Untuk panggilan suara, berfungsi sebagai vecoder dan menyediakan
Page 34
34
pemeliharaan dan operasi ke BSS (Base station System) di bawah kendali
BSM
2.6.1.7 Base station Transceiver System (BTS)
BTS menyediakan pelangganan mobile layanan komunikasi mobile
dengan bantuan mobile station via radio. Alat penghubung antara base
station dan mobile station mengikuti standar IS-2000
2.6.2 Fasilitas SCBS-408L
SCBS-408L mendukung berbagai tipe fasilitas jaringan berikut, mencakup
proses panggilan dasar :
2.6.2.1 Kapasitas Langganan Besar
SCBS-408L menggunakan suatu kartu saluran sangat terintegrasi untuk
mengakomodasi sampai 648 saluran (saluran suara) pada suatu rak dasar
tersendiri. Jika dua rak perluasan ditambahkan, kapasitas meningkat tiga
kali lipat. Sebagai tambahan, SCBS-408L dapat digunakan sebagai tipe
omni atau sektor dengan suber saluran yang sama yang dapat dipilih dan
digunakan untuk penyatuan saluran . Seperti halnya mendukung alokasi
saluran berbeda , SCBS-408L dapat secara efesien dikendalikan oleh
sumber.
2.6.2.2 Stuktur Modul Sistem
SCBS-408L terdiri dari modul perangkat keras. Oleh karena itu, relokasi
dapat dengan mudah diterapkan pada sistem yang terpasang dengan
pemasangan modul yang sesuai tanpa merubah kofigurasi sebelumnya.
Perangkat lunak yang bekerja dalam SCBS-408L’S processor mudah
Page 35
35
diprogram ulang. Oleh karena itu, penambahan dan modifikasi fungsi
perangkat lunak dapat dilakukan dengan perubahan modul perangkat lunak
yang dapat diterapkan, maka perubahan sistem dan gangguan layanan
dapat diperkecil secara simultan.
2.6.2.3 Pengoprasian Sistem yang Mudah
Operator dapat mengendalikan SCBS-408L dengan mudah melalui BSM
dalam kantor. BSM diterapkan dengan graphic interface sedemikian rupa
sehingga operator dapat memonitor status sistem dengan mudah dan
mengambil tindakan sesuai.
2.6.2.4 Alat Pelengkap
SCBS-408L terdiri dari alat bantu untuk meningkatkan fungsi fungsi dasar
radio pada kebijaksanaan operator. Hpping Pilot Beacon mendukung inter-
frekuensi stabil handoff yang sulit. BTS Test Unit (BTU) memungkinkan
operator untuk menguji status dan kemampuan SCBS-408L menggunakan
berbagai metoda.
2.6.3 Konfigursi Sistem
SCBS-408L perangkat keras terdiri dari empat blok fungsional .
2.6.3.1 Blok kendali BTS
Blok kendali BTS beroperasi dan menjaga BTS. Ini juga menghubungkan
antara BTS dan BSC, dan menyediakan jalur komunikasi antara masing-
masing processor BTS. Blok kendali BTS menhasilkan dan menyediakan
jam untuk BTS.
Page 36
36
2.6.3.2 Blok Elemen Saluran
Blok elemen saluran memodulasi sinyal baseband, yang mana diterima
dari blok kendali BTS, ke dalam sinyal IF, dan memodulasi sinyal IF,
yang mana diterima dari blok transceiver,menjadi sinyal baseband dan
men-transcodes-nya ke sel ATM untuk transmisi kepada blok kendali BTS
2.6.3.3 Blok Tansceiver
Blok transceiver mengkonversi ke atas frekuensi sinyal IF yang diterima
dari saluran blok proses, dan mengkonversi kebawah frekuensi sinyal
CDMA20001X yang diterima dari blok RF untuk demodulasi ke dalam
sinyal IF.
2.6.3.4 Blok Frekuensi Radio
Untuk melaksanakan ini, blok RF menfilter bandwidth yang sesuai dari
sinyal yang diterima dari blok transceiver, dan menyatukan frekuensi
untuk dipancarkan antenna. Juga menfilter bandwidth yang sesuai dari
sinyal yang diterima dari antena, memperkuat sinyal, dan
mendistribusikannya pada blok transceiver.
2.7 Traffic
Secara sederhana traffic dapat diartikan sebagai pemakaian. Pemakaian
yang diukur dengan waktu (berapa lama, kapan), yang tentunya dikaitkan dengan
apa yang dipakai dan dari mana, ke mana. Dalam sistem telepon,
permintaan/panggilan yang datang biasanya tak dapat ditentukan terlebih dahulu
Page 37
37
tentang kapan dan berapa lama suatu pembicaraan telepon berlangsung atau
berapa lama suatu perlengkapan/saluran diduduki.
Nilai traffic dari suatu berkas saluran adalah banyaknya (lamanya) waktu
pendudukan yang diolah oleh berkas saluran tersebut. Mengenai traffic ini dikenal
volume tafik : Jumlah waktu pendudukan
intensitas traffic : Jumlah waktu pendudukan per satuan
waktu
Pada perencanaan suatu sistem selular kita perlu mengetahui besarnya
intensitas traffic yang dapat ditawarkan pelanggan. Intensitas traffic (E) dapat
dihitung sebagai berikut :
E = .th Erlang (Danish Mathematician)
dimana :
= jumlah panggilan yang datang (panggilan/jam)
th= waktu pendudukan rata-rata (jam/panggilan)
1 Erlang = 1 kanal digunakan secara kuntinu
contoh: asumsikan terdapat 100 user yang mempunyai traffic penggunaan telepon
berikut:
sehingga total rafik 3.5 Erlang.
Page 38
38
100 user menggunakan 3.5 Erlang = 35 mE per user
2.7.1 Karakteristik Traffic
1. Pada telepon selular jumlah traffic rata-rata setiap user adalah 25 – 35 mE.
Pengukuran traffic ini dilakukan pada jam sibuk.
2. Secara umum jam sibuk berlaku dari jam 10.00 sampai 12.00 dan 13.00
sampai 15.00. Dalam kontek ini jam tidak berarti 60 menit tetapi berarti
periode.
3. Kenaikan traffic tiap user lambat.
4. User lebih lama manggunakan telepon dalam keadaan diam dari pada
bergerak.
2.7.2 Mengapa kita perlu mengetahui traffic
1. Dengan mengetahui traffic puncak pada jam sibuk, kita dapat mengukur
dimensi sistem wirelees yang akan dibangun, terutama Grade of service
(GOS) sistem. Jika dimensi sistem tidak mendukung traffic maka user
akan mengalami bloking pada saat pemanggilan.
2. Grade of sevice (GOS) adalah probabilitas panggilan yang diblok selama
jam sibuk. Pada sistem wireless, target disain biasanya 2% (0.02) atau
kurang. Jika ingin bersaing dengan bisnis wireline (misalnya loe-tier PCS)
maka GOS yang ditawarkan harus 1% atau kurang.
3. Dari tabel traffic kita dapat menentukan jumlah kanal minimum yang
diperlukan untuk GOS yang telah ditentukan.
Sumber: (www.radar.ee.itb.ac/kuliah_wereless bab 2/ main.html)
Page 39
39
2.8 Propagasi loss
Propagasi loss mencakup semua perlemahan yang diperkirakan akan dialami
sinyal ketika berjalan dari Base station ke Mobile Station. Adanya pemantulan
dari beberapa obyek dan pergerakan mobile station menyebabkan kuat sinyal yang
diterima oleh mobile station bervariasi dan sinyal yang diterima tersebut
mengalami path loss. Path loss akan membatasi kinerja dari system komunikasi
bergerak sehingga memprediksikan Path loss merupakan bagian yang penting
dalam perencanaan system komunikasi bergerak. Path loss yang terjadi pada
sinyal yang diterima dapat ditentukan melalui model propagasi tertentu . model
propagasi biasanya memprediksikan rata-rata kuat sinyal yang diterima oleh
mobile station.pada jarak tertentu dari base station ke mobile station. Disamping
itu model probagasi juga berguna untuk mempekirakan daerah cakupan sebuah
base station sehingga ukuran sel dari base station dapat ditentukan. Model
propagasi juga dapat menentukan daya maksimum yang dapat dipancarkan untuk
menghasilkan kualitas pelayanan yang sama pada frekuensi yang berbeda.
Perkiraan rugi lintasan propagasi yang dilalui oleh gelombang yang terpancar
dapat dihitung.
Page 40
40
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Berdasarkan tingkat eksplanasi atau tingkat penjelasannya yaitu bagaimana
variabel-variabel yang diteliti itu akan menjelaskan obyek yang akan diteliti
melalui data yang terkumpul, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri,
yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang
lain (Sugiyono, 1998 : 11).
Penelitian yang bersifat deskriptif ingin mencari jawaban dari pertanyaan
dalam permasalahan tentang proses terjadinya Drop call pada sistem Code
Division Multiple Access (CDMA) khususnya pada Telkom Flexi dan faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya Drop call.
1) Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian yang digunakan untuk menyusun skripsi ini
dilakukan di salah satu operator Code Division Multiple Access
(CDMA) di wilayah Semarang, yang dilakukan pada :
Tempat : PT. TELKOM Flexi Semarang.
Waktu : 4 – 9 Desember 2005.
2) Populasi dan Sampel
Hadi (1993) mendefenisikan populasi sebagai sebuah obyek benda
yang dapat berupa manusia, hewan, gejala maupun peristiwa yang
Page 41
41
mempunyai karakteristik tertentu suatu penelitian. Sedangkan menurut
Arikunto (1998), populasi adalah keseluruhan obyek penelitian.
Pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah
keseluruhan obyek penelitian yang dapat berupa benda seperti,
manusia, hewan, dan gejala-gejala, peristiwa ataupun nilai tes.
Penelitian ini populasinya adalah semua Base Transceiver Station
(BTS) yang terdapat di wilayah Semarang kota. Sampel merupakan
bagian dari populasi yang akan mewakili populasi. Berdasarkan
jumlah dari populasi tersebut, kemudian diambil delapan belas Base
Transceiver Station (BTS) yang sebagai sampel. Teknik sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengambil data Base
Transceiver Station (BTS) yang sedang mengalami drop call.
3) Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 1998). Variabel yang menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah :
a) Trafik drop call per-sector semarang.
b) Data statistic.
• Data statistic parameter- Parameter Trafik,
o Call attempt.
o Call success.
o Call completion.
o Drop call
Page 42
42
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Keberhasilan pengumpulan data sangat
dipengaruhi meode pengumpulan data yang digunakan. Data yang terkumpul
akan digunakan sebagai bahan Analisisyang ditetapkan.
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode :
1) Metode Pengamatan atau Observasi
Metode observasi menurut Sutrisno Hadi (1986) adalah suatu proses
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses
biologis dan psikologis. Disini penulis langsung mengadakan observasi
atau penelitian pada salah satu operator CDMA yaitu PT. TELKOM
FLEXI Semarang. Dalam observasi ini peneliti memperoleh data
tentang unjuk kerja dari drop call yang dapat dilihat dari segi :
• Nilai Radius sel, Call attempt, Jumlah panggilan. Membandingkan
pengaruh dari Radius sel, Call attempt, Jumlah panggilan masuk
yang terjadi pada daerah cakupan semarang
2) Interview atau Wawancara
Menurut Sugiyono (2004 : 130) metode interview/wawancara yaitu
suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengatakan secara
langsung kepada informan atau responden dengan mendasarkan diri
pada laporan tentang diri sendiri self report, atau setidak-tidaknya pada
pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
Page 43
43
Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan pegawai
PT. TELKOM FLEXI Semarang, sehingga lebih leluasa menanyakan
sesuatu yang berkaitan dengan objek yang diteliti.
3) Studi Pustaka
Pengertian studi pustaka menurut Sutrisno Hadi (1989:65) yaitu
informasi diperoleh dengan jalan membaca, mencatat secara sistematis
fenomena-fenomena yang dibaca dari sumber tertentu. Penulis
melengkapi dengan membaca dan mempelajari buku-buku serta
referensi yang relevan dengan masalah yang dibahas.
3.3 Klasifikasi Data
1) Menurut Sumbernya :
• Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki, 1995:55).
Data ini diperoleh dari wawancara, observasi atau penelitian.
• Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diselenggarakan sendiri
pengumpulnya oleh peneliti (Marzuki, 1995:56). Data ini diperoleh
dari bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
2) Menurut Jenisnya :
• Data Kualitatif
Page 44
44
Yaitu data yang bukan berbentuk bilangan atau angka tetapi dalam
bentuk keterangan atau informasi (Marzuki, 1995:55), jadi data
tersebut tidak dapat diukur secara langsung, data ini diperoleh
dengan cara pengamatan, interview dengan pimpinan maupun
pihak-pihak yang berwenang.
• Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan
(Marzuki, 1995:55). Data ini adalah data yang diperoleh dari
lapangan.
3.4 Metode Analisis Data
Analisis data dalam suatu penelitian sangat penting, karena dengan analisis
data yang nantinya dapat diambil kesimpulan (Sutrisno Hadi, 1995:466).
Menganalisis data, sebenarnya yang diutamakan adalah mengorganisasi data,
namun dalam penelitian ini yang tepenting adalah mengintepretasikan data.
Berdasarkan pengolahan data yang telah melalui data fisik maupun non fisik akan
dilakukan intepretasi sehingga mampu merangkai data-data yang terkumpul
secara keseluruhan.
Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan, perihal dan rumusan-rumusan yang diperoleh dalam penelitian. Proses
analisis data dalam penelitian ini terdapat beberapa tahap, yang pertama dilakukan
dengan membaca data-data, tabel-tabel atau angka-angka yang diperoeh dari
laporan mingguan drop call per sector. Yang kedua, menganalisis seberapa besar
Page 45
45
pengaruh jumlah panggilan (call_attempt) terhadap tingkat Drop Call. Pengaruh
ini dianalisis diketahui dengan menggunakan analisis Regresi.
Regresi merupakan salah satu analisis yang cukup penting yang berkaitan
dengan masalah permodelan matematik dari suatu pasangan data pengamatan.
Selain hal tersebut hubungan antar pasangan variable tersebut dapat menunjukkan
hubungan dari dua atau lebih variable tersebut. Secara umum, dalam analisis
regresi menggunakan kuadrat terkecil (least square method) untuk mencari
kecocokan garis regresi dengan data sample yang diamati.
Metode analisis yang digunakan adalah Menggunakan analisis komparatif
dan asosiatif
Untuk mengetahui lebih jelas tentang diagram alir penelitian dapat dilihat
pada gambar 3.1.
Page 46
46
Gambar.3.1 Diagram alir penelitian.
Analisis data callattempt
grafik hasilPerhitunganradius sel
Mulai
Data traffic drop callper-sector area operasisurabaya
Analisis data callcompletion rate
Analisis blockcall
Call completioncall completion
Occupancy = daerah erlangterpakai / erlang tersedia
Analisis Dropcall
grafik Jumlahpanggilan
grafik hasilPerhitungan dayapancar
Hubungan radius sel,daya pancar dan jumlahpanggilan dalam grafik
Selesai
Page 47
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya dilakukan
penganalisaan data, karena data-data yang telah diperoleh sebagian besar telah
diolah maka dalam menganalisa data tersebut hanya melakukan perbandingan
dengan mengacu pada batasan-batasan yang telah ditentukan PT.Telkom.
4.1 Analisis Call Attempt
Call attempt atau total Call menunjukan banyaknya panggilan yang datang
dalam per-jam. Kedatangan panggilan ini dalam sistem selular memiliki Pattern
Random trafik. Di Telkom Flexi sentral dengan BHCA (Busy Hour Call Attempt)
sekitar 50.000 call maka maksimum call yang dilayani/diproses oleh sentral
tersebut dalam waktu yang bersamaan 50.000 call. Dari grafik 4.1 dari kedua BTS
bawah ini dalam rentang waktu antara jam 12.00-11.00AM menunjukan bahwa
call attempt yang paling banyak yaitu di BTS johar sampai mencapai 6649 call.
Grafik 4.1 Grafik call attempt jam12.00AM-11.00PM
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
12:00AM
2:00AM
4:00AM
6:00AM
8:00AM
10:00AM
12:00PM
Jam
Jumlah Call
Simpang lima
Johar
Page 48
48
4.2 Analisis Call Success
Definisi Call success adalah panggilan yang telah berhasil masuk sampai
dengan nada panggil (Ring Back Tone). Dari data yang ada nilai Call success rata-
rata adalah cukup bagus yaitu 96%.
4.3 Analisa Call completion
Call completion adalah jumlah panggilan yang telah terhubung atau
tersambung. Dari data yang diperoleh nilai Call completion dari tiap-tiap BTS
adalah sudah baik yaitu 98%. Analisa Call completion rate dapat diperoleh dari
perhitungan rumus :
Call completion = %100Xansuccessjmlpanggil
onancompletijmlpanggil
Misal : BTS - Simpang lima
Call completion rate = %96,97%100636754623636
=X (1)
Dari rumus diatas dapat diperoleh hasil seperti pada grafik dibawah ini:
Grafik. 4.2 Grafik call completion rate
93,5 94 94,5 95 95,5 96 96,5 97 97,5 98 98,5
0
3
6
9
14
18
BTS
call rate (%)
call caompletion
Page 49
49
Dari grafik 4.2 yang muncul diatas maka masih diperoleh beberapa BTS yang
memiliki prosentase Call completion yang rendah terdapat di BTS Gunungpati
yaitu 98,38%. Hal ini diakibatkan beberapa hal yaitu: lemahnya kuat sinyal yang
diterima oleh MS nilaio
c
IE
atau level daya minimum dimana MS masih bisa
melakukan panggilan dan komunikasi.
4.4 Analisis block call
Block call dapat diartikan sebagai panggilan yang tidak terhubung atau
terputus karena tidak adanya free channel untuk menerima panggilan masuk
Analisis ini dilakukan untuk mencari apakah blok Call terjadi karena tidak
tersedianya saluran pada BTS (Occupancy). Persetanse Occupancy dapat dihitung
dengan rumus :
% occupancy = %100XDETersediaDETerpakai (2)
Grafik. 4.3 Grafik occupancy blok call
0 10 20 30 40 50 60 70 80
0
3
6
9
14
18
BTS
call (%)
occupancy
Page 50
50
Dari grafik 4.3 dapat dilihat masalah ketersediaan kanal dapat
diakomodasi semua, hal ini bisa dilihat dari tabel dengan % Occupancy sangat
bagus karena daerah yang dipakai tidak melebihi daerah yang telah disediakan.
4.5 Analisis Drop Call
Parameter ini didasarkan pada ketidak pastian jaringan mengalami putus
hubungan saat terjadi panggilan oleh terminal MS oleh jaringan dalam waktu 100
detik selama periode panggilan untuk tiap terminal MS.
Faktor penyebab Quality of Service diatas saling terkait satu dengan yang
lain. Umtuk itu dalam menganalisis sistem CDMA tidak dapat dipisahkan antara
yang satu dengan yang lainnya. Ada suatu hubungan antara area cakupan,
kapasitas sistem dan kualitas suara dimana saling mempengaruhi sehingga ketika
salah satu perfomansi dinaikan maka dua yang lainnya akan menurun
Dari sisi trafik nilai besarnya drop call sudah ditentukan yaitu kurang dari 2
%. Dari data yang didapat dihitung dengan menggunakan rumus :
% drop call = %100Xananswerjmlpanggilangagaljmlpanggil (3)
Page 51
51
0 0,5 1 1,5 2 2,5
0
3
6
9
14
18
BTS
Jumlah (%)
Grafik. 4.4 hasil analisa Drop call Rate (%)
Dari perhitungan melalui persamaan (3) dapat dilihat ada beberapa BTS yang
memiliki prosentase drop call yang cukup tinggi lebih dari 2% yaitu pada BTS
simpang Lima dan BTS Grand Candi, Tinggi drop call tersebut diakibatkan oleh
beberapa faktor. Akan tetapi hal yang paling mempengaruhi tingkat kenaikan
prosentase drop call adalah daya cakupan sel. Dimana kenaikan prosentase drop
call tersebut dapat diakibatkan oleh dua hal yaitu daya cakupan yang kurang
optimal dan daya cakupan yang maksimal. Apabila daya cakupan sel kurang
optimal maka akan terdapat daerah blank spot sehingga pada daerah-daerah
tersebut akan terjadi hilangnya sinyal (loss signal) sehingga akses pembicaraan
terputus dan akan terjadi drop call sehingga perlu penambahan daya pancar.
4.6 Analisis Coverage Area
Dengan melihat tingginya tingkat kenaikan drop call yang diakibatkan karena
faktor kualitas sinyal, maka perlu dilakukan analisa untuk meningkatkan
Page 52
52
perfomansi dari jaringan tersebut dengan melakukan optimasi BTS yaitu
perbaikan luas cakupan area.
Luas cakupan area yang didapat ditangani oleh Base Station, dapat diatur
dengan menaikan atau menurunkan daya pancar. Tetapi pada analisa coverage
area ini akan menghitung besarnya radius sel daya yang diterima oleh MS pada
radius yang didapatkan dari perhitungan . Besarnya radius sel sangat bergantung
dari besarnya path loss. Nilai redaman maksimum arah reverse bertujuan untuk
menentukan jarak maksimum MS terdapat Base Station yang sedang
menanganinya dimana komunikasinya berjalan dengan baik. Sedangkan arah
forward untuk mengetahui seberapa jauh Base Station mampu melanyani MS
serta menentukan kualitas layanan
Radius sel maksimum yang diperoleh perangkat menggunakan pendekatan
model Okomura Hatta. Dengan mengguanakan parameter-parameter yang
terdapat pada lampiran untuk menentukan coverage dari masing-masing BTS.
Parameter tambahan yang diperlukan adalah :
Frekuensi kerja : 826,11 MHz
Tinggi antenna MS :105m
4.7 Perhitungan Radius Sel
Didalam menghitung radius sel perlu diketahui area dimana BTS itu berada.
Di are semarang terdapat 3 daerah BTS yaitu daerah urban, sub urban, dan rural.
Perhitungan radius sel dilakukan per BTS dimana di area semarang terdapat 18
Page 53
53
BTS. Ketiga daerah tersebut mempunyai persamaan yang berbeda yaitu sebagai
berikut:
Daerah Urban :
−
++−−= −
)log(55,69,44)()log(82,13)log(
log 211
b
mbMKM h
hahfCCLR (4)
Daerah Sub Urban:
−
−−++−−= −
)log(55,69,44)()log(82,13)log(
log 211
b
mmbMKM h
KChahfCCLR
Dengan Cm = 0, K = 4,528
log22
−
−
f (5)
Daerah Rural:
−
−−++−−= −
)log(55,69,44)()log(82,13)log(
log 211
b
mmbMKM h
KChahfCCLR
Dengan Cm = 0 K= -4,78 [ ] 94,35)log(33,18)log( 2 −+ ff (6)
Dimana :
[ ] [ ]8,0)log(56,17,0)log(1,1)( −−−= fhfha mm
= [ ] [ ]8,0)11,826log(56,15,17,0)11,826log(1,1 −−−
= 0,013
72,95428
11,826log228
log22
−=−
−
−=
fK Suburban
[ ] 94,35)log(33,18)log(78,4 2 −+−= ffK Rural
= [ ] 94,35)11,826log(33,18)11,826log(78,4 2 −+−
Page 54
54
= -23,14
Tabel Perhitungan Radius Sel
BTS Marfologi Hb (Tinggi Antena) RKM
24-Simpang lima urban 48 m 2,18 Km24-Johar urban 40 m 2,06 Km24-Majapahit sub urban 40 m 3,43 Km24-Gombel sub urban 40 m 3,43 Km24-Tugu sub urban 35 m 3,29 Km24-Genuk sub urban 34 m 3,26 Km24-Grand candi sub urban 37 m 3,35 Km24-Banyumanik sub urban 64 m 3,98 Km24-Tambakaji rural 35 m 6,66 Km24-Sampangan sub urban 36 m 3,32 Km24-Gunung Pati rural 60 m 7,9 Km24-Sindang Mulyo rural 50 m 7,46 Km24-Mijen rural 70 m 8,29 Km24-Kalipancur sub urban 45 m 3,56 Km24-Madukoro sub urban 50 m 3,68 Km24-Pudak Payung sub urban 48 m 3,63 Km24-Tlogosari sub urban 50 m 3,68 Km24-Unnes sub urban 50 m 3,68 Km
Setelah mendapatkan radius dari masing-masing BTS yang ada pada area
semarang, ternyata terdapat overlap yang sangat besar dan hampir semua terdapat
site tetangga. Hal ini dikarenakan BTS memancarkan dayanya secara maksimal.
Maka pada studi kasus ini akan berusaha untuk memperbaiki jaringan agar tidak
menjadi overlap yang tidak terlalu besar, karena dengan overlap dapat
menyebabkan meningkatnya tingkat interferensi. Overlap dapat diperkecil dengan
menurunkan daya pancar pada Base Station
Page 55
55
4.8 Menurunkan Daya Pancar
Menurunkan daya pancar adalah cara yang biasa dilakukan karena paling
mudah. Hal ini pertama yang harus ditentukan adalah menentukanradius sel yang
baru yang diinginkan tetapi melalui asumsi yang nyata yaitu melihat jarak antara
BTS terdekat. Dengan menentukan daya jarak pancar yang baru (RKM) dapat
ditentukan redaman maksimal (persamaan 6) sehingga daya pancar yang baru
dapat diketahui sehingga interferensi antar BTS yang dapat mengakibatkan drop
call dapat dikurangi.
Redaman Maksimal
)(log82,13)log(21 mbH hahfCCL −−+=
[ ] KCRh KMm ++−+ )log()log(55,69,44 (7)
Dimana :
[ ] [ ]8,0)log(56,17,0)log(1,1)( −−−= fhfha mm
= [ ] [ ]8,0))11,826log((56,15,17,0)11,826log(1,1 −−−
= 0,013
72,95428
11,826log228
log22
−=−
−
−=
fK Suburban
[ ] 94,35)log(33,18)log(78,4 2 −+−= ffK Rural
= [ ] 94,35)11,826log(33,18)11,826log(78,4 2 −+−
= -23,14
Page 56
56
Daya Pancar
npenetratiosoftHORRH LGLGRSLEIRPL −+−+−= (8)
TT LGPEIRP −+= parameter lihat spec antenna
Tabel Perhitungan Daya pancarSebelum SesudahBTS Marfologi
LH RKM PT LH RKM baru PT
24-Simpang lima urban 137.4 2,18 Km 33.4 137.4 2,18 Km 33.424-Johar urban 137.4 2,06 Km 33.4 137.4 2,06 Km 33.424-Majapahit sub urban 137.4 3,43 Km 33.4 137.4 3,43 Km 33.424-Gombel sub urban 137.4 3,43 Km 33.4 135.5 3,43 Km 31.524-Tugu sub urban 137.4 3,29 Km 33.4 137.4 3,29 Km 33.424-Genuk sub urban 137.4 3,26 Km 33.4 137.4 3,26 Km 33.424-Grand candi sub urban 137.4 3,35 Km 33.4 134 3,35 Km 3024-Banyumanik sub urban 137.4 3,98 Km 33.4 137.4 3,98 Km 33.424-Tambakaji rural 137.4 6,66 Km 33.4 132.7 6,66 Km 28.724-Sampangan sub urban 137.4 3,32 Km 33.4 137.4 3,32 Km 33.424-Gunung Pati rural 137.4 7,9 Km 33.4 135.9 7,9 Km 31.924-Sindang Mulyo rural 137.4 7,46 Km 33.4 129.7 7,46 Km 25.724-Mijen rural 137.4 8,29 Km 33.4 133.9 8,29 Km 29.924-Kalipancur sub urban 137.4 3,56 Km 33.4 137.4 3,56 Km 33.424-Madukoro sub urban 137.4 3,68 Km 33.4 137.4 3,68 Km 33.424-Pudak Payung sub urban 137.4 3,63 Km 33.4 137.4 3,63 Km 33.424-Tlogosari sub urban 137.4 3,68 Km 33.4 137.4 3,68 Km 33.424-Unnes sub urban 137.4 3,68 Km 33.4 134.7 3,68 Km 30.7
Dalam teknologi komunikasi selular permasalahan coverage area sangat
diperhatikan hal ini dikarenakan jarak antara satu BTS dengan BTS lain tidak
terlalu jauh sehingga hal ini dapat mengakibatkan adanya area overlap dalam
penerimaan sinyal yang dapat mengakibatkan interferensi yang dapat
mengakibatkan dropcall.
Dari data teknis prangkat BTS dapat diketahui bahwa hampir semua
pemakai daya menggunakan daya maksimal, yang mungkin dengan tujuan
coverage area yang dicakup bisa semakin luas tetapi pada kenyataanya masalah
Page 57
57
interferensi menjadi masalah utama . Oleh karena itu dapat dianalisa dengan cara
menentukan jarak pancar BTS baru sehingga pemakaian daya untuk masing-
masing BTS mencapai daya yang didial dimana dapat meminimalkan interferensi
yang terjadi .
4.9 Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Drop Call
Dalam rangka menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi drop call,
maka digunakan rumus statistik regresi bergada tiga preditor. Dalam hal ini untuk
keperluan analisis regresi bergada digunakan perhitungan komputasi SPSS for
windows release 11.5. berdasarkan hasil analisis tersebut diporoleh persamaan
regresi : Y = 239,751 – 14,308X1 – 5,339X2 + 0,01169X3.
Model regresi ini diuji kebermaknaannya menggunakan uji t, diperoleh
thitung untuk variabel radius sell sebesar -1,711 > -ttabel (-3,34) dengan p value
sebesar 0,109 > 0,05, yang berarti tidak ada pengaruh radius sell terhadap drop
call. Nilai thitung untuk daya pancar sebesar -0,837 > -ttabel (-3,34) dengan p value
sebesar 0,417 > 0,05, yang berarti tidak ada pengaruh daya pancar terhadap drop
call, sedangkan thitung untuk jumlah panggilan sebesar 4,627 > ttabel (3,34) dengan
p value sebesar 0,000 < 0,05, yang berarti secara signifikan ada pengaruh jumlah
panggilan terhadap drop call.
Koefisien regresi X1 yang bertanda negatif tersebut menunjukkan bahwa
arah hubungan antara radius sell dengan drop call berbentuk negatif, yang artinya
setiap terjadi kenaikan 1 satuan radius sell, maka akan diikuti menurunnya drop
call sebesar 4,308 dengan asumsi bahwa daya pancar dan jumlah panggilan tetap.
Page 58
58
Koefisien regresi X2 yang bertanda negatif tersebut menunjukkan bahwa arah
hubungan antara daya pancar dengan drop call bersifat negatif, yang artinya
terjadi kenaikan 1 satuan daya pancar, maka akan diikuti menurunnya drop call
sebesar 4,339 dengan asumsi bahwa radius sell dan jumlah panggilan tetap.
Sedangkan harga koefisien regresi X3 yang bertanda positif tersebut menunjukkan
bahwa arah hubungan antara jumlah panggilan dengan drop call berbentuk
positif, yang artinya setiap terjadi kenaikan 1 satuan jumlah panggilan, akan
diikuti kenaikan drop call sebesar 0,01169 dengan asumsi bahwa radius sell dan
daya pancar tetap.
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh pula koefisien determinasi
secara simultal (R2) sebesar 0,774, yang berarti bahwa faktor radius sell, daya
pancar dan jumlah panggilan memberikan kontribusi terhadap jumlah drop call
sebesar 77,4%, selebihnya 22,6% dari kejadian drop call dipengaruhi faktor lain
yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Sedangkan ditinjau dari pengaruh masing-
masing variable bebas terhadap variable terikat diketahui bahwa besarnya
pengaruh radius sell terhadap drop call sebesar 19,25%, pengaruh daya pancar
terhadap kejadian drop kall sebesar 4,37% dan pengaruh jumlah panggilan
terhadap kejadian drop call sebesar 53,79%.
Berdasarkan hasil tersebut maka dalam rangka mengurangi kejadian drop call
dapat dilakukan dengan cara meningkatkan radius sell dari jaringan sebab
factor ini mampu menurunkan kejadian panggilan sebesar 19,25%. Selain itu
upaya lain yang dapat dilakukkan dalam rangka mengurangi kejadian drop call
adalah dengan mengurangi beban panggilan dengan menambah jumlah STO
Page 59
59
yang sebanding dengan jumlah pelanggan yang dilayani sebab beban panggilan
yang melebihi kapasitas jaringan ini akan mengakibatkan kegagalan panggilan
sebesar 53,79%.
y = 1552.5x-2.605
R2 = 0.67
0
50
100
150
200
250
300
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Radius Sel (Km)
Dro
p ca
ll
Grafik 4.5 pengaruh radius sel terhadap drop call
Dari data yang telah dihitung untuk pengaruh radius sel terhadap drop call lihat
grafik 4.5 dapat disimpulkan semakin besar radius sel yang dipancarkan maka
akan berpengaruh besar pula terhadap drop call. Bertambahnya mobile station
yang baru atau mobile etation aktif akan menikatkan interferensi internal yang
terjadi pada sel tersebut sehingga menyebabkan terjadinya penurunan radius sel
yang cukup tinggi, yang proposional terhadap kerapatan pelanggan. Semakin jauh
mobile station dari base station maka daya yang diperlukan atau daya yang
dipancarkan semakin semakin besar, hal ini untuk mengimbangi besarnya path
loss yang terjadi. Untuk mobile station yang tidak mendapatkan sambungan ke
base station maka daya sama dengan nol atau mobile station mengalami putus
komunikasi Apabila terdapat beberapa sel yang bersebelahan mengalami kenaikan
Page 60
60
trafik yang menyebabkan menciutnya sel maka daerah perbatasan sel-sel tersebut
akan menjadi daerah yang tak tercakup (Gatot Susanto,2003:154-156).
y = 0.0105e0.2604x
R2 = 0.2056
0
50
100
150
200
250
300
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Daya Pancar (dBm)
Dro
p ca
ll
Grafik 4.6 pengaruh daya pancar terhadap drop call
Besarnya daya pancar maksimum dari MS tergantung pada kelas mobile
station yang digunakan. Sedangkan pada BS (base station) daya pancar
maksimum tergantung dari perencanaan yang dilakukan. Besarnya daya pancar.
Besarnya daya pancar BS ini tergantung dari jumlah kanal yang digunakan dalam
sebuah sel dan faktor ketinggian antenna. Dari grafik 4.6 kita dapat simpulkan
bahwa drop call semakin besar, dipengaruhi oleh semakin besarnya daya pancar
yang dipancarkan.(Gatot Susanto,2003:213)
Page 61
61
y = -2E-10x3 + 5E-06x2 - 0.008x + 2.5185R2 = 0.8649
-50
0
50
100
150
200
250
300
0 5000 10000 15000 20000
Jumlah Panggilan
Dro
p ca
ll
Grafik 4.7 pengaruh jumlah panggilan terhadap drop call
Dilihat dari grafik 4.7 dapat diartikan bahwa semakin banyak jumlah panggilan
yang masuk dalam waktu yang sama maka akan mengakibatkan meningkatnya
drop call. Dimana pengaruh jumlah pangggilan sangat signifikan terhadap drop
call, jika dilihat melalui perhitungan menggunakan SPSS (X3) kurang dari 0.5
dimana dikatakan signifikan yaitu kurang dari 0.5
Page 62
62
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari analisa dan perhitungan Arus pembicaraan pada SCBA_408L, maka
dapat disimpulkan bahwa:
5.1.1 Pada dasarnya unjuk kerja atau perfomansi sistem selular baik berbasis
sistem CDMA maupun GSM dapat diukur dengan melihat parameter
Quality of service (QoS) jaringan dan parameter-parameter ini harus
dilakukan pengujian serta analisis secara periodik. Parameter ini antara
lain:
a. Call Answered Ratio
b. Call Success Ratio
c. Call Completion Ratio
d. Drop Call
5.1.2 Faktor buruknya perfomansi suatu jaringan sistem selular saling terkait satu
dengan yang lainnya. Untuk itu dalam menganalisis CDMA tidak bisa
dipisahkan satu dengan yang lainnya.
5.1.3 Permasalahan yang timbul dalam sistem ini bermacam-macam mulai dari
kapasitas sistem, kualitas suara dan area cakupan.
5.1.4 Dalam analisis ini tingkat drop call tinggi hal ini diakibatkan karena
masalah area cakupan. Bila BTS bekerja dengan daya maksimal, maka
Page 63
63
akan terjadi overlap yang besar antara sitenya sehingga diperlukan adanya
pengurangan radius cakupan untuk masing-masing BTS
5.1.5 Pengurangan radius sel cakupan ini dilakukan dengan melakukan
penurunan daya pancar untuk masing-masing sector.
5.1.6 Perbaikan luas cakupan area yang dapat ditangani oleh Base Station, dapat
diatur dengan menaikan atau menurunkan daya pancar.
5.2 Saran
5.2.1 Dari analisis yang diperoleh, maka masih diperlukan adanya pengaturan
pemantauan daya pancar untuk tiap-tiap BTS. Khususnya di wilayah area
Semarang
5.2.2 Untuk mengetahui kinerja suatu jaringan maka diperlukan pengamatan
secara berkala dan periodik sehingga bila terjadi permasalahn dapat segera
diatasi
Page 64
64
DAFTAR PUSTAKA
Amitava Mukherjee, Samprakash Bandyopadhayay, Debashis Saha. 2003.Location Management and Routing in Mobile Wireless NetworksNorwood: ARTECH HOUSE, INC
Burns, Paul. 2003. softwere Defined Radio For 3G. Norwood: ARTECHHOUSE, INC
Depdikbud. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan danKebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka
Janevski, Toni, 2003. Traffic Analysis and Design of Wireless IP Networks.Norwood: ARTECH HOUSE, INC
Korhonen, Jura. 2003. Introduction to 3G Mobile Communication SecondEdition, Norwood: ARTECH HOUSE, INC
Ramjee Prasad dan Maina Ruggieri, 2003. Technology Trends in WirelessCommunication. Norwood: ARTECH HOUSE, INC
Riaz Ismailzadeh dan Masao Nakogawa. 2003. TDD-CDMA for WirelessCommunication. Norwood: ARTECH HOUSE, INC
Santoso, Gatot.2004 Sistem Selular CDMA. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono.2004. Metode Penelitian Bisnis Bandung: CV Alfabeta
Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Sesuatu Pendekatan Praktek.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Stavroulakis, Peter.2003. Interference Analysis and Reduction for WirelessSystems. Norwood: ARTECH HOUSE, INC
Wahana Komputer & ANDI offset. 2002. 10 Model Penelitian dan PengolahanDengan APSS 10.5. Yogyakarta: ANDI OFFSET